• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teknik humor dalam menangani korban verbal abuse di Mts Al-Jadid Waru Sidoarjo.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Teknik humor dalam menangani korban verbal abuse di Mts Al-Jadid Waru Sidoarjo."

Copied!
121
0
0

Teks penuh

(1)

TEKNIK HUMOR DALAM MENANGANI KORBANVERBAL ABUSEDI

MTS AL-JADID WARU SIDOARJO SKRIPSI

Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya untuk

Memenuhi Salah SatuPersyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Sosial

(S.Sos)

Oleh:

Dwi Kistian Anjar Sari B73213084

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM JURUSAN DAKWAH

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Dwi Kistian Anjar Sari (B73213084),Teknik Humor Dalam Menangani Korban Verbal Abuse di Mts Al-Jadid Waru Sidoarjo.

Fokus penelitian adalah (1) Bagaimana pelaksanaan Teknik Humor dalam menangani korban verbal abuse(2) Bagaimana hasil dari Teknik Humor dalam menangani korban

verbal abuse.

Verbal abuse adalah kata-kata yang menghina, melecehkan, mengancam dan menakut-nakuti tanpa menyentuh fisik sehingga menyebabkan korban verbal abuse mengalami dampak psikologi.

Dalam menjawab permasalahan tersebut, penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif studi kasus dengan analisis komperasi. Disini peneliti menjelaskan tentang Teknik humor dalam menangani korban verbal abuse di Mts Al-Jadid Waru Sidoarjo yaitu siswa mengalami korbanverbal abuseoleh teman-temanya. Sehingga dari perilaku tindakan verbal abusekorban mengalami a) dampak perilaku seperti, anti sosial b) dampak emosi seperti, marah, jengkel dan kecewa c) dampak psikologi seperti, tidak percaya diri. Oleh karena itu, siswa tersebut tidak mau berbaur dengan teman-temanya

Pada proses pelaksanaan konseling ini menggunakan Teknik humor. Dalam teknik humor ini ada empat tretmen yang diberikan peneliti, yaitu 1) keakraban, 2) memberikan motivasi, 4) memberikan cerita humor dan 5) refleksi.

Dari hasil penelitian bahwa Teknik humor dalam menangani korban Verbal abuse di Mts Al-Jadid Waru Sidoarjo dikatakan berhasil. Karena,pelaksanaan Teknik Humor dalam menangani korban verbal abuse di Mts Al-Jadid Waru Sidoarjo peneliti memberikan cerita humor dan hasil dari Teknik Humor dalam menangani korban verbal abuse Klien sudah menerima candaan teman-temanya, klien sudah berbaur dengan teman-temanya, lebih percaya diri, tidak marah jengkel, maupun kecewa.

(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

PENGESAHAN ... iii

MOTTO ... iv

PERSEMBAHAN ... v

PERNYATAAN OTENTITAS SKRIPSI... vii

ABSTRAK ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

BAB I: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Definisi Konsep... 7

F. Metode Penelitian ... 12

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 12

2. Sasaran dan lokasi penelitian ... 13

3. Jenis dan sumber data ... 14

4. Tahap-tahap penelitian ... 15

5. Teknik Pengumpulan Data ... 17

(8)

7. Teknik Keabsahan Data ... 22

G. Sistematika Pembahasan ... 23

BAB II: TEKNIK HUMOR DALAMMENANGANI KORBAN VERBAL ABUSEDI MTS AL- JADID WARU SIDOARJO 1. Teknik Humor ... 25

a. Pengertianteknik humor ... 25

b. Tahap-tahap humor ... 29

c. Jenis-jenis humor ... 31

d. Fungsi humor ... 32

e. Dimensi humor ... 33

2. Bimbingandankonselingislam ... 37

a. Pengertianverbal abuse... 42

b. Dampakpsikologikorbanverbal abuse... 44

c. Jenis-jenisgangguanperkembanganemosidansosialpadaanakakibat verbal abuse... 47

4. Pelaksanaan Teknik Humor dalam Konselingislam ... 49

5. Pelaksanaanteknik humor dalambimbingandankonselingislam... 55

6. Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 62

BAB III: PENYAJIAN DATA A. Deskripsi Umum Objek Penelitian ... 64

1. Visi dan Misi Mts Al–Jadid Waru Sidoarjo ... 64

2. Identitas Sekolah Mts Al- Jadid Waru Sidoarjo ... 64

3. Identitas kepala sekolah Mts Al- Jadid Waru Sidoarjo ... 66

4. Deskripsi Konselor ... 66

5. Deskripsi Klien... 68

6. Deskripsi Masalah ... 69

(9)

1. Deskripsi Proses Konseling Teknik Humor dalam

Menangani korbanVerbal Abuse... 70 2. Deskripsi hasil akhir konseling teknik humor dalam

menangani korbanverbal abuse ...88

BAB IV: ANALISIS DATA

A. Analisis Teknik Humor dalam Menangani KorbanVerbal

Abusedi MTs Al- Jadid Waru Sidoarjo ... 90 B. Analisis hasil dari Proses Konseling Teknik Humor dalam

menangani korbanVerbal Abusedi MTs Al–Jadid

Waru Sidoarjo ... 102

BAB V: PENUTUP

A. Kesimpulan ... 106 B. Saran... 107

DAFTAR PUSTAKA

(10)

Daftar Tabel

(11)

Daftar Gambar

Gambar 4.1: Konselor bertanya kepada klien mengenai tugas apa yang dikerjakan

Gambar 4.2: Klien mencoba pinjam Hp ke konselor

Gambar 4.3: Konselor menceritakan cerita humor tentang Hp Gambar

Gambar 4.4: Konselor memberikan motivasi perumpaan tentang bemo

Gambar 4.5: Konselor menyuruh klien untuk berbuat baik dengan teman- temanya

meskipun klien tetap dijaili

Gambar 4.6: Konselor menceritakan sebuah cerita humor verbal abuse kepada klien

Gambar 4.7 : Konselor menceritakan cerita humorverbal abuseKepada klien

Gambar 4.8 : Konselor masih menceritakan cerita humorverbal abuse

Gambar 4.9 : Klien mengungkapan jika dulu tidak suka di panggil domba

(12)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Manusia adalah Makhluk Allah SWT yang paling sempurna dari

makhluk-makhluk lainya dalam hal ini diperkuat dengan firman Allah SWT (QS. At-tin

Ayat 1-5). Allah SWT memilih manusia menjadi khalifah di bumi. Manusia

diciptakan dengan kondisi fisik dan psikis yang paling baik dan sempurna.

Manusia memiliki potensi yang besar untuk memberikan kemanfaatan kepada

alam. Kondisi fisik dan psikis yang sempurna beserta potensinya yang besar

perlu dipelihara untuk bisa memberikan kemanfaatan kepada alam dan

memberikan kehidupan dibumi dengan begitu manusia menjadi makhluk

termulia dihadapan Allah SWT.

Manusia yang sempurna bisa berubah menjadi manusia yang rusak dan

menjadi beban bagi masyarakat bila jasmaninya tidak dibina dan kesehatanya

tidak dipelihara. Manusia dikatakan rusak karena perilaku dan tingkah lakunya

tidak sesuai dengan ajaran yang diajarkan oleh agamanya. Di dalam surah

Asy-Syams Ayat 1-5 manusia diberi Allah SWT potensi jahat dan baik yang

artinya.

Demi matahari dan sinarnya pada pagi hari, demi bulan apabila

mengiringinya, demi siag apabila menampakanya demi malam apabila

menutupinya (gelap gulita), demi langit serta pembinaanya (yang

menakjubkan), demi bumi serta penghamparanya, demi jiwa serta

(13)

2

kejahatan dan ketakwaanya, sungguh beruntung orang yang menyucikanya

(jiwa itu), dan sungguh rugi orang yang mengotorinya.

Allah SWT menciptakan makhluknya berpasangan dengan sifat-sifat yang

bertolak belakang. Begitu dengan pribadi manusia, ia memiliki potensi jahat

dan potensi baik. Mereka yang mengembangkan potensi baiknya akan bahagia

didunia dan terutama diakhirat, dan mereka yang mengikuti potensi jahatnya

akan celaka, yaitu tidak bahagia di dunia dan di akhirat.1 Dari pengertian ayat

diatas bahwa manusia memiliki pribadi dan potensi yang berbeda-beda.

Dari sifat, karakter dan pola pikir yang dihasilkan manusia. Masing

-masing Manusia berhak memilih jalan hidupnya. Setiap manusia memiliki akal

sehat untuk melakukan tindakan yang akan dilakukanya, sehingga manusia bisa

memilih mana yang buruk dan baik. Sebaliknya manusia yang tidak

menggunakan akal sehat dia akan berbuat semena-mena. didalam surah Al-lail

menjelaskan tingkah laku manusia bermacam-macam. Allah SWT bersumpah

dengan makhluk-makhluk-Nya yang bertentangan sifatnya untuk menekankan

bahwa tingkah laku manusia bertentangan pula satu sama lainya.2 Yang

menjadi sebuah tolak ukur Manusia adalah iman dan bukti iman yaitu

perbuatan baik. Perbuatan yang baik memberikan kebaikan manusia untuk bisa

diterima masyarakat. Dalam hal ini manusia memiliki sebuah tindakan yang

akan dilakukan dalam mengatur kehidupnya.

Manusia yang beriman tidak bersedih ketika mendapatkan masalah dalam

hidupnya, meskipun didalam hatinya tidak mampu menerima cobaan yang

1

Kementerian Agama,AL-Quran dan Tafsirnya, ayat 1-5 (Jakarta: Widya Cahaya 2011), hal.676-678.

2

(14)

3

diberikan oleh Allah SWT. Sering diketahui bahwasanya jalan yang dihadapi

tidak semudah membalikan telapak tangan. Segala sesuatu yang dialami

masalah yang dihadapi oleh manusia dibumi adalah semua ujian, baik berupa

kesenangan, kesedihan, dan kesengsaraan. sebagai manusia beriman,

mengetahui bahwa ujian tersebut adalah ujian dari Allah SWT yang diberikan

bagi umatnya untuk terus taat kepada Allah SWT.

Manusia memiliki berbagai macam-macam sifat, karakter, potensi dan

perilaku yang berbeda-beda. Dari kepribadian yang berbeda-beda. Tidak

semua manusia mengendalikan sifat, karakter, potensi dan perilakunya dengan

baik. Karena manusia dalam menjalani hidup banyak hambatan-hambatan yang

dialami, seperti halnya stress, depresi, emosi tidak stabil, gelisah, takut dan

sedih. Kepribadian, karakter maupun sifat yang berbeda-beda dapat

menimbulkan perilaku yang berbeda-beda pula yakni perilaku baik dan

perilaku buruk. Salah satu perilaku buruk yang banyak terjadi dizaman modern

ini yaitu perilaku bullying.

Bullying adalah tindakan atau perilaku yang agresif disengaja. Yang

dilakukan oleh sekelompok orang atau seseorang yang berulang-ulang dan dari

waktu ke waktu terhadap seorang korban yang tidak dapat mempertahankan

dirinya dengan mudah atau sebagai penyalah gunaan kekuasan atau kekuatan

secara sistematik.3

Sebuah Studi terbaru siswa berumur 12 tahun di belanda menemukan

bahwa korban bullying lebih banyak mengalami sakit kepala, masalah tidur,

3

(15)

4

sakit perut, dan depresi dibanding yang tidak mengalami bullying.4Surat kabar

morning News pernah memberitakan beberapa kasus sebagai berikut: Tanggal

12 April 2003, seorang pelajar putri Kota Chongqing, dipanggil menghadap ke

kantor oleh wali kelasnya dan dikritik serta dikecam oleh sang wali kelas

karena datang terlambat. Setelah itu wali kelas tidak hanya memberikan

hukuman fisik kepada pelajar putri tersebut, bahkan di depan teman sekelas

lainya pelajar putri tersebut di cemooh: “Kamu tidak becus dalam pelajaran,

wajahmu juga tidak cantik, bahkan untuk menjadi ‘pelayan’ pun tidak pantas,

“Siang hari itu juga, setelah meninggalkan surat wasiat, pelajar putri yang

bermaga Ding itu bunuh diri sengan melompat dari lantai delapan gedung

sekolahnya. Dalam surat wasiatnya pelajar itu mengungkapkan kebencianya

terhadap guru dan orangtuanya.5 Dalam permasalahan ini dialami siswa

disekolah. Tidak hanya masalah pelajaran yang didapat disekolah melainkan

masalah mereka dengan siswa lainya atau dengan guru yang dimana terjadi

tindakan verbal abuse yang ada disekolah. Hal ini disebut dengan bullying di

sekolah.

Perilaku tindakan agresif yang disengaja (bulying) dapat berbentuk verbal

maupun non verbal bentuk tindakan verbal agresif non verbal seperti memukul

dan mencederai. Sedangkan bentuk tindakan agerif verbal seperti memaki,

mengeluarkan kata-kata kasar dan menghina. Dalam hal ini tindak agresif

verbal disebut juga dengan tindakanverbal abuse.

4

John W. santrock, Perkembangan Anak”,(Jakarta: Erlangga 2007).hal.251 5

(16)

5

Verbal abuseadalah semua bentuk tindakan ucapan yang mempunyai sifat

menghina, membentak, memaki6 dan membesarkan-besarkan kesalahan orang

lain merupakan tindakanverbal abuse.7

Verbal abuse bisa terjadi diberbagai sekolah yang biasanya menyebabkan

siswa menjadi korban verbal abuse. Seperti cacat fisik dan perbedaan power

yang mencolok antar korbanverbal abusedan pelaku.verbal abuseberdampak

pada psikis atau mental yang dimana korban bully merasa takut, terancam, dan

malu menghadapi lingkungan disekolah. Untuk dampak berkepanjangan

korban bully, mengingat perlakuan yang dilakukan oleh teman-temanya kepada

dirinya sehingga menimbulkan sakit hati berkepanjangan. Verbal abuse bisa

terjadi pada siswa putra dan siswi putri.

Seperti halnya di Mts Al-Jadid Waru Sidoarjo dimana salah satu siswa

sering kali di olok-olok oleh siswa lain. Karena kekurangan didalam dirinya

yang dijadikan bahan olokan. Andi adalah siswa kelas 7b di Mts Al-jadid Waru

Sidoarjo. Seringkali andi mengalami tindakanverbal abuse dari temanya. pada

tanggal 1 Desember 2016 diwaktu UAS dimulai buku andi disembunyikan

oleh temanya sehingga membuat andi bingung mencari bukunya tersebut. Saat

jam istirahat andi berjalan membeli makanan ringan dikantin tiba-tiba salah

seorang temanya mendekati andi dan ngatain banci kepada andi. setelah

ngatain andi banci temanya langsung berlari. andi sudah sering menjadi

bulan-bulanan oleh teman-temanya. Terkadang andi merasa dipermalukan oleh

6

Titik Lestari, “Verbal abuse”, (Yogyakarta: Psikosain 2016), hal.17

7

(17)

6

teman-temanya dihadapan siswa-siswa lainya. Andi merasa tidak percaya diri

saat bertemu dengan siswa dikelas maupun diluar kelas .

Dalam fenomena tersebut peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian

yang berjudul “Teknik Humor dalam Menangani Korban Verbal Abuse di Mts

Al-Jadid Waru Sidoarjo”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadikan permasalahan

dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana pelaksanaan teknik humor dalam menangani korban verbal

abusedi Mts Al-Jadid Waru Sidoarjo

2. Bagaimana hasil dari proses teknik humor dalam menangani korbanverbal

abusedi Mts Al-Jadid Waru Sidoarjo

C. Tujuan penelitian

Berdasarkan rumusan diatas penulis dan pembaca bisa mengetahui tujuan

penelitian. Juga menjawab rumusan masalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui proses pelaksanaan menangani korban verbal abuse

dengan teknik humor di Mts Al-Jadid Waru Sidoarjo

2. Untuk mengetahui hasil dari proses dalam menangani korbanverbal abuse

dengan teknik humor di Mts AL-Jadid Waru Sidoarjo

D.Manfaat penelitian

Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara

teoritis maupun praktis:

(18)

7

a. Dari penelitian ini diharapkan bisa menambah informasi dan

keilmuan serta pengetahuan baru mengenai dunia Bimbingan dan

Konseling di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.

b. Dari penelitian ini diharapkan bisa dijadikan referensi serta

pembanding bagi peneliti sebelumnya yang ingin melakukan

penelitian dengan tema yang serupa.

2. Secara Praktis

a. Diharapkan setelah penelitian ini penulis bisa memberikan

sumbangan pemikiran bagi para calon konselor serta Guru dan calon

Guru khususnya dalam bidang kasusverbal abuse.

b. Bisa membantu para korbanverbal abuseuntuk bisa mengembangkan

self confident sehingga bisa menjadi generasi penerus bangsa yang

lebih baik.

E. Definisi Konsep. 1. Teknik humor

Allport mengatakan bahwa salah satu ciri-ciri kepribadian yang

sehat yaitu kemampuan untuk mengenal dirinya sendiri secara objektif dan

mampu untuk menangkap humor terutama yang berkaitan dengan dirinya

sendiri.

Humor berasal dari kata umor yaitu you-moors cairan yang

mengalir. Secara sederhana humor didefinisikan sebagai sesuatu yang

(19)

8

tertawa.8 Efek tertawa dapat membantu untuk mengontrol tekanan darah

dengan menurunkan hormon stres serta memunculkan kondisi rileks.

Humor dapat berpengaruh terhadap kondisi psikologis.9

Didalam kamus umum bahasa Indonesia humor memiliki arti yaitu

sesuatu yang lucu atau menyenangkan hati, keadaan menggelikan hati.

Pada akhirnya untuk menjadikan humor tetap terjaga. diharapkan dapat

dipahami dan diterima oleh berbagai individu.10

James Dananjaya menyatakan bahwa humor adalah sesuatu yang

bersifat dapat menimbulkan atau menyebabkan pendengaranya merasa

tergelitik perasaan lucunya, sehingga terdorong untuk tertawa.11

Terjadinya hal ini menurut Dananjaya, karena sesuatu yang bersifat

menggelitik perasaan yang bersifat kejutanya. Dari uraian tersebut dapat

disimpulkan bahwa humor adalah suatu pemikiran yang masuk akal,

karena humor bersifat unik bisa mengundang tertawa orang melihatnya.

Humor tidak menjadi bosan jika, yang menyajikan humor secara unik

yang artinya penyaji humor membuat cerita-cerita aneh dan tingkah laku

aneh yang belum diketahui banyak orang.

8

Ayu fitriani,”Kepekaan Humor dengan Depresi Pada Remaja ditinjau dari Jenis Kelamin”, Jurnal Penenilitian psikologi, Vol. 1, No. 1 (Januari, 2012), hal. 8.

9

Viny Alviani,”Humor terhadap Stres Pada Mahasiswa tingkat Akhir yang Mengerjakan Skripsi”,(Skripsi- Universitas Brawijaya, Malang 2011) hal. 3

10

Poerwadarminta,kamus umum Bahasa Indonseia edisi ketiga,(Jakarta: Balai pustaka 2007),hal.428

11

(20)

9

Adapun yang dimaksud teknik humor dalam penelitian ini adalah

sesuatu yang dapat menyenangkan hati dan mengundang orang lain untuk

tertawa tergelitik perasaan.

Tujuan teknik humor dalam verbal abuse yaitu membantu

mengurangi gangguan psikis seperti takut, gelisah, tidak percaya diri,

depresi, stress dan sedih.

2. Verbal abus

verbal abuse adalah sebuah bentuk tindakan ucapan yang

mempunyai sifat menghina, membentak, memaki, memarahi dan menakuti

dengan mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas. 12 verbal abuse

biasanya tidak berdampak secara fisik kepada anak, tetapi dapat merusak

anak beberapa tahun kedepan. verbal abuse yang dilakukan oleh

lingkungan menimbulkan luka lebih dalam pada kehidupan dan perasaan

anak didik melebihi pemerkosaan. psikologi verbal abuse pada anak didik

adalah:

a. Anak menjadi tidak peka dengan perasaan orang lain

b. Mengganggu Perkembangan

c. Hubungan sosial terganggu

d. Gangguan emosi

e. Rendahnya Motivasi belajar

f. Bunuh diri

12

(21)

10

Murray mengelompokan bentuk-bentuk perilaku agresif menjadi

tiga yaitu:

1) bentuk emosional verbal

2) bentuk fisik bersifat sosial

3) bentuk fisik bersifat anti sosial13

Tindakan verbal abuse tidak hanya dilakukan di dunia pendidikan

melainkan ditempat umum. Hal ini mengakibatkan gangguan psikis berupa

gelisah, takut, sedih, terancam, stress, depresi dan bisa mengakibatkan

korban melakukan bunuh diri. verbal abuse sulit dihilangkan dalam

ingatan korban, dibandingkan kekerasan fisik pada umumnya karena

verbal abuselebih menyakiti psikis korban.

Verbal abuseberbentuk bentakan terhadap anak yang kurang tepat

terlebih dilakukan pada tempat umum. Selain bentakan juga bisa

berbentuk umpatan dengan kata yang kasar yang juga di lakukan di tempat

umum. Hal ini tidak etis dan tidak sopan di ucapkan kepada anak terlebih

dalam dunia pendidikan.14

Di sekolah banyak terjadinya tindakan verbal abuse yang

dilakukan siswa-siswa terhadap temanya. verbal abuse yang terjadi di

sekolah sangat tidak bermoral dan tidak mendidik bagi siswa lain dan

13

Nimade Herlinawati,“Perilaku Agresif Pada Remaja Putri yang Mengalami Abuse olehIbu”,(Skripsi- Universitas Gunadarma Jakarta, 2001),hal. 3

14

Ragil Arita,”Pengaruh Hukuman Verbal Terhadap Perkembangan Anak Pada

Kelompok di Desa Kebak, Kebak kramat, Kabupaten Karang anyar,” (Skripsi –Universitas

(22)

11

tidak patut untuk di contoh oleh siswa-siswa lain. bagi siswa yang

melakukan tindakan verbal abuse (pelaku) sangat menghibur dirinya

karena dengan mengeluarkan kata-kata kasar kepada korban suatu hal

yang menyenangkan. Dalam hal ini pelaku tidak segan-segan

memperlakukan korban didepan teman-temanya maupun dihadapan guru

yang sedang mengajar.

Verbal abusemenyebabkan anak atau siswa menjadi generasi yang

lemah, seperti agresif, apatis, pemarah, menarik diri, kecemasan berat,

gangguan tidur, ketakutan yang berlebihan, kehilangan harga diri dan

depresi verbal abuse ini apabila berlangsung terus menerus akan

memperpanjang lingkungan kekerasan.15

Dengan adanya kejadian verbal abuse didunia pendidikan atau

ditempat umum. Hal ini korban verbal abuse membutuhkan kasih sayang

dari lingkungan maupun keluarganya untuk bisa bertahan dan menghadapi

masalah yang ditimbulkan dilingkungan sekolah.16

Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwaverbal

abuse adalah perbuatan yang dilakukan oleh sekelompok atau individu

karena keterbatasan didalam diri seseorang sehingga dijadikan bahan

olokon dan menyebabkan korban verbal abuse mengalami gangguan

psikis.

15

Farida Yuni Arsih,”kekerasan kata-kata pada remaja”, (Skripsi-Universitas Dipenegoro Semarang, 2010), hal.3

16

(23)

12

Dalam hal ini mengakibatkan korban verbal abuse tidak percaya

diri. korban memilih untuk menyendiri atau menghindari lingkungan agar

tidak di gannggu oleh pelaku korbanverbal abuse.

Adapun definisiverbal abusedalam penelitian ini adalah perbuatan

melontarkan kalimat tidak pantas kepada korban, menghina,

mempermalukan di depan umum, menindas dan menyebabkan korban

mengalami gangguan atau tekanan psikis.

F. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan jenis penelitian

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk

memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian,

misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara

holistik dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada

suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai

metode alamiah.17

Sedangkan jenis penelitian ini menggunakan penelitan kualitatif

study kasus yaitu penelitian yang memusatkan diri pada unit tertentu

dari berbagai fenomena. Penelitian ini bersifat mendalam dan menusuk

sasaran penelitian. Tentunya untuk mencapai maksud ini peneliti

membutuhkan waktu yang relatif lama.

17

(24)

13

Pada cirinya yang lain, kualitatif studi kasus merupakan penelitian

eksplorasi dan memainkan peranan yang amat penting dalam

menciptakan hipotesis atau pemahaman orang tentang berbagai variabel

sosial.18

Penelitian ini digunakan untuk mengetahui study kasus serta

mendalami tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan Teknik humor

dalam menangani korbanverbal abusedi Mts Al-Jadid Waru Sidoarjo.

2. Sasaran dan Lokasi penelitian

a. Subjek

Untuk mendapatkan subjek penelitian agar dapat menggali

informasi lebih akurat maka peneliti mencari dari sumber yaitu

Siwa dan Guru di Mts Al-Jadid Waru Sidoarjo.

b. Objek

Objek adalah wilayah yang dijadikan penelitian dalam mencari

informasi dalam penelitian ini objek kajian ini adalah teknik humor

dalam menangani korban verbal abuse di Mts Al-Jadid Waru

Sidoarjo.

c. Lokasi penelitian

Lokasi adalah tempat dimana penelitian akan dilakukan. Dalam hal

ini peneliti memilih Lokasi penelitian di sekolah Mts Al-Jadid

Waru Sidoarjo.

18

(25)

14

3. Jenis dan sumber data

a. Jenis data

Data adalah pernyataan atau keterangan bahan dasar yang

dipergunakan untuk menyusun hipotesa. Yang dimaksud dengan

sumber data dalam penelitian ini adalah subyek darimana data

dapat diperoleh, berdasarkan sumbernya, jenis data dibagi menjadi

dua yaitu data primer dan sekunder.19

1) Data primer

Data primer adalah data yang diambil dari sumber data

primer atau sumber pertama di lapangan. Data primer

dalam penelitian ini adalah salah satu siswa kelas 7b Mts

Al-Jadid Waru Sidoarjo

2) Data sekunder

Sumber data sekunder adalah sumber data kedua sesudah

sumber data primer. Sumber data sekunder dapat berperan

membantu mengungkap data yang diharapkan. Data

sekunder dalam penelitian ini adalah Wali kelas, guru dan

teman klien di Mts Al-Jadid Waru sidoarjo.20

3) Sumber Data

Untuk sumber mengidentifikasi sumber data, penulis

mengklarifikasikan menjadi tiga yaitu:

19

Arikunto,”Prosedur Penilitian suatu Pendekatan Praktek”,(Jakarta: Rineka Cipta, 1996), hal.114

20

(26)

15

(1) Informan

Peneliti membuat beberapa pertanyaan yang akan

diajukan untuk responden sesuai dengan apa yang

akan diteliti, pertanyaan dilakukan dengan tatap muka

supaya peneliti lebih mengetahui intonasi dan cara

bicara responden.

(2) Peristiwa

Semua hal yang terjadi, yang bisa mendorong

terhadap penelitian ini. Dari pengamatan tersebut

peneliti dapat mengetahui.

(3) Dokumen

Dokumen merupakan bahan tertulis atau benda yang

berkaitan dengan foto, audio dan video. Yang bisa

menjadi sebuah dokumen yang mendukung dalam

penelitian ini.

4. Tahap–tahap penelitian

Untuk mempermudah dalam melakukan penelitian, tahap-tahap

yang digunakan peneliti adalah penelitian kualitatif menjadi tiga

tahapan tahapan yaitu:

a. Tahap pra-lapangan

Pada tahap pra-lapangan ini ada beberapa kegiatan yang

harus dilakukan oleh peneliti, kegiatan dan pertimbangan

(27)

16

memilih lokasi penelitian, mengurus perizinan penelitian,

menilai lokasi penelitian, memanfaatkan informan,

menyiapkan perlengkapan penelitian, dan etika penelitian.

b. Tahap kegiatan lapangan

Pada tahap lapangan ini pertama, peneliti perlu memahami

latar belakang dan persiapan diri. kedua, peneliti mulai

memasuki lapangan dimana peneliti pada tahapan ini

menjalin keakraban hubungan, mempelajari bahasa, dan

peranan peneliti. Dan ketiga, berperan serta sambil

mengumpulkan data dimana dalam tahapan ini peneliti

menerapkan teknik observasi, dan wawancara dengan alat

bantu yang digunakan dalam teknik ini seperti alat tulis,

kamera, dan tape recorder.

c. Tahap Analisis Data

Tahap analisis data adalah proses mengorganisasikan dan

mengurutkan data kedalam pola, kategori, dan satuan uraian

dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat

dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh

data. Pekerjaan dalam analisis data dalam hal ini adalah

mengatur dan mengurutkan.21

d. Tahap penulisan laporan

21

(28)

17

Meliputi kegiatan penyusunan hasil penelitian dari semua

rangkaian kegiatan pengumpulan data sampai pemberian

makna data yang kemudian dilanjutkan dengan penulisan

laporan penelitian yang sempurna yang tentunya sudah

disetujui oleh dosen pembimbing.

5. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data digunakan untuk memperoleh

data yang diperlukan, baik yang berhubungan dengan studi

literatur atau kepustakaan maupun data yang dihasilkan dari

lapangan. Untuk mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik

pengumpulan data, maka peneliti tidak mendapatkan data yang

memenuhi standar data yang ditetapkan. Pengumpulan sumber

data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber,

dan berbagai cara. Bila dilihat dari settingnya, data dapat

dikumpulkan pada setting alamiah pada laboratorium dengan

metode eksperimen, berbagai responden, pada suatu seminar,

diskusi, dijalan. Bila dilihat dari sumber datanya, maka

pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer, dan

sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang

langsung memberikan data kepada pengumpulan data, dan

sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung

memberikan data.22

22

(29)

18

Dalam pengumpulan data peneliti menggunakan teknik

sebagai berikut:

a. Observasi

Observasi adalah kemampuan seseorang untuk

menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja panca

indra mata serta dibantu dengan panca indra lainya.

Observasi partisipasi adalah pengumpulan data melalui

observasi terhadap objek pengamatan dan langsung hidup

bersama, merasakan serta berada dalam aktivitas

kehidupan objek pengamatan. Dengan demikian,

pengamat betul-betul menyelami kehidupan objek.23

Macam-macam observasi yaitu observasi partisipasif,

terus terang dan transparan, tidak terstruktur, yang dapat

memahami konteks data dalam situasi sosial. Adapun

data-data yang diambil dari metode observasi adalah:

1) Teknik humor dalam menangani korban verbal

abuse.

2) Konseling seperti apakah yang diberikan dalam

menangani korbanverbal abuse.

b. Wanwancara

Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk

tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap

23

(30)

19

muka antara pewawancara dengan responden. Wawancara

yang digunakan yaitu wawancara semi struktur yang terpacu

pada pedoman namun sifatnya masih terbuka.24 Dalam

metode ini penulis mengadakan wawancara langsung dengan

sumber data, yaitu wali kelas, guru dan teman klien di Mts

Al-Jadid Waru Sidoarjo sebagai data sekunder guna

mendapatkan data yang berkaitan dengan verbal abuse

terhadap siswa. Adapun data-data yang diambil dari metode

interviewatau wawancara adalah sebagai berikut:

1) Wali kelas terkait dengan data-data ataupun

dokumen yang dimiliki selama menjadi wali kelas

mengenai tindakan yang dilakukan oleh siswa

kepada siswa lain dalam bentuk tingkahlaku dan

perilaku.

2) Guru sebagai pembimbing siswa-siswa dalam sikap,

norma, perilaku dan tingkahlaku dalam keseharian

serta mengawasi siswa-siswa di Mts Al-Jadid Waru

Sidoarjo untuk mengetahui secara langsung perilaku

yang dilakukan oleh siswa-siswa.

3) Teman klien memahami selama dan sebelum

kejadian adanya tindakan verbal abuse yang

dilakukan oleh siswa lain.

24

(31)

20

c. Dokumen

Dokumen adalah setiap bahan tertulis ataupun film, lain dari

record, yang tidak dipersiapkan karena adanya permintaan

seorang penyidik. Dokumen biasanya dibagi atas dokumen

pribadi dan dokumen resmi.

1) Dokumen pribadi adalah catatan seseorang secara

tertulis tentang tindakan, pengalaman, dan

kepercayaanya.

2) Dokumen resmi terbagi atas dokumen internal dan

dokumen eksternal. Dokumen internal berupa

memo, pengumuman, instruksi aturan suatu

lembaga masyarakat tertentu yang digunakan

dalam kalangan sendiri. Dokumen eksternal berisi

bahan-bahan informasi yang dihasilkan oleh suatu

lembaga sosial, misalnya, majalah, bulletin,

pernyetaan dan berita yang disiarkan kepada media

massa. Dokumen eksternal dapat dimanfaatkan

untuk menelaah konteks sosial, dan

kepemimpinan.25

6. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan

data dalam pola. Kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat

25

Lexy J. moleong,”Metodologi penelitian kualitatif”, (Bandung: PT Remaja rosdakarya

(32)

21

ditemukan dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan

oleh data.26

Adapun teknik analisis yang di gunakan peneliti pada penelitian ini

menggunakan teknik analisis komperatif. Teknik ini adalah yang paling

ekstrem menerapkan strategi analisis deskriptif. Dikatakan ekstrem

karena teknik ini betul-betul menerapkan logika induktif dalam

analisisnya. Esensinya bahwa teknik analisis komperatif adalah teknik

yang digunakan untuk membandingkan kejadian-kejadian yang terjadi

di saat peneliti menganilisis kejadian tersebut dan dilakukan secara terus

menerus sepanjang penelitian dilakukan.27

Kemudian agar data yang diperoleh sesuai dengan fokus masalah.

Terdapat tiga langkah utama dalam penelitian ini , yaitu:

a. Reduksi Data

Reduksi data dimasukkan untuk menentukan data ulang sesuai

dengan permasalahan yang akan diteliti. Mengadakan reduksi

data yang dilakukan dengan jalan abtraksi yaitu usaha yang

membuat rangkuman inti, proses28dan pernyataan-pernyataan

yang perlu. Data mengenai siswa korban verbal abusedi Mts

AL-Jadid Waru Sidoarjo. Baik dari hasil penilitian lapangan

atau kepustakaan kemudian dibuat rangkuman.

26

Suharsini, arikunto,“Prosedur Penilitian Suatu Pendekatan Praktik cet 12”,(Jakarta: PT.Rhineka Cipta), hal .231

27

Burhan Bungin,”Metodologi Penelitian Soial dan Ekonomi”,(Jakarta: Kencana 2013).hal.295

28

(33)

22

b. Penyajian data

Dimaksudkan untuk memilih data yang sesuai dengan

kebutuhan peneliti tentang korbanverbal abuse. Artinya data

yang telah dirangkum tadi kemudian dipilih, sekitarnya data

mana yang diperlukan untuk penulisan laporan penelitian.

c. Verifikasi

Yaitu penjelasan tentang makna. Data yang dimaksudkan

untuk penentuan data akhir dari seluruh proses tahapan

analisis, sehingga keseluruhan permasalahan korban verbal

abuse di Mts Al-Jadid Waru Sidoarjo. Pada bagian akhir ini

akan muncul kesimpulan-kesimpulan yang mendalam secara

komperhensif dari data hasil penelitian. Jadi langkah akhir ini

digunakan untuk membuat kesimpulan

7. Teknik Keabsahan Data

a. Triangulasi

Pada penelitian ini, keabsahan data dilakukan dengan

triangulasi sumber. Untuk menguji kredibilitas data dilakukan

dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa

sumber. Data dari sumber tersebut. Tidak bisa diratakan seperti

dalam penelitian kuantitatif, tetapi dideskripsikan,

dikategorisasikan, mana pandangan yang sama, yang berbeda, dan

mana yang spesifik dari kedua sumber data tersebut. Data yang

(34)

23

kesimpulan selanjutnya akan dimintakan kesepakatan dengan

kedua sumber data tersebut.

Jadi triangulasi berarti cara terbaik untuk menghilangkan

perbedaan-perbedaan konstruksi kenyataan yang ada dalam

konteks suatu studi sewaktu mengumpulkan data tentang berbagai

kejadian dan hubungan dari berbagai pandangan. Dengan kata lain

peneliti mengecek ulang temuanya dengan jalan

membandingkanya dengan berbagai sumber, metode, atau teori.29

G. Sistematika Pembahasan

Dalam pembahasan suatu penelitian diperlukan sistematika pembahasan

yang bertujuan untuk memudahkan penelitian, langkah-langkah pembahasan

sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini terdiri dari sepuluh sub-bab antara lain latar belakang masalah,

Rumusan masalah, Tujuan penelitan, Manfaat penelitian, Definisi konsep,

Metode penelitian, Sistematika Pembahasan, Jadwal penelitian, Pedoman

Wawancara.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini terdiri dari dua sub-bab, yakni kajian Teoritik (beberapa referensi

yang digunakan untuk menelaah objek kajian), dan penelitian terdahulu yang

relevan.

29

(35)

24

BAB III PENYAJIAN PUSTAKA

Pada bab ini terdiri dari sub-bab, yakni Deskripsi umum Objek Penelitian,

Deskripsi Hasil Penelitian.

BAB IV ANALISIS DATA

Pada bab ini berisi pemaparan tentang analisis data.

BAB V PENUTUP

Pada bab ini terdiri dari Simpulan dan Saran, yang menjelaskan hasil simpulan

dari data yang dipaparkan dan saran bisa berupa rekomendasi untuk penelitian

lanjutan yang terkait dengan hasil penilitian, atau disarankan bagi

(36)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Teknik Humor

a. Pengertian Teknik Humor

Seorang peneliti humor, Rod A. Martin mendefinisikan humor

sebagai suatu penjelasan terhadap seperangkat fenomena yang

terkait dengan mencipta, mempersepsi, dan menikmati sesuatu

yang menggelikan atau lucu dan komikal, atau sesuatu ide serta

situasi.

Menurut driver humor merupakan sifat dari sesuatu atau suatu

yang kompleks yang menimbulkan keinginan untuk tertawa.30

menurut Widjaja merupakan kelucuan atau humor berlaku bagi

manusia normal untuk menghibur karena hiburan merupakan

kebutuhan mutlak bagi manusia untuk ketahanan diri dalam proses

ketahanan hidupnya. humor okritik merupakan sesuatu yang

menunjukan. Artinya mampu memberi kritik terhadap diri sendiri,

serta dapat pula secara terbuka menerima opini orang lain.31

Humor sebagai sarana komunikasi sosial.32 keanehanya,

30

Ayu Fitriani,”Kepekaan Humor dengan Depresi Pada Remaja ditinjau dari Jenis Kelamin”, Jurnal Penelitian Psikologi, Vol.1, No. 1 (Januari, 2012), hal.81.

31

Didiek Rahmanadji,”Sejarah,Teori,Jenis dan Fungsi Humor”, Jurnal Penelitian Sastra (Agustus 2007),Nomor 2 ,hal. 220.

32

(37)

26

kebodohanya, sifat pengecohnya, kejanggalanya33. humor

interpretasi timbal balik dan saling perilaku individu selama sosial

interaksi.34

Menurut Ross, humor adalah sesuatu yang membuat orang

tertawa ataupun tersenyum dan digunakan sebagai alat untuk

menarik perhatian. Lippman dan Dunn menyatakan bahwa humor

adalah segala sesuatu yang dapat meningkatkan rangsangan dan

mengarahkan pada perasaan senang dan nyaman. Humor adalah

sesuatu yang sangat berkaitan dengan respon tertawa Richman

berpendapat bahwa humor ialah sesuatu yang menimbulkan

kesenangan dan ketertarikan bagi banyak orang.35

Hormon endorphin adalah senyawa kimia yang membuat

seseorang merasa senang. Endorphin diproduksi oleh kelenjar

pituitary yang terletak di bagaian bawah otak. Hormone ini

bertindak seperti morphine. Endforfin atau endopine mampu

menimbulkan perasaan senang dan nyaman hingga membuat

seseorang berenergi. Selama ini endorphine sudah dikenal sebagai

zat yang banyak manfaatnya. Menngendalikan rasa nyeri serta sakit

yang menetap, mengendalikan perasaan stress, serta meningkatkan

system kekebalan tubuh. Endorphine sebenarnya merupakan

33

Darmasyah,Strategi Pembelajaran Menyenangkan Dengan Humor cet 3, (Jakarta: PT Bumi Aksara 2012),hal.68-190

34

James,”Measurement of Sense of Humor”,Journal Sagepub:Psychological Reports, Vol.

69, No. 2 (October 1991),hal.692. 35

(38)

27

gabungan dari endegonous dan morphine, zat yang merupakan

unsur dari protein yang diproduksi oleh sel-sel tubuh serta sistem

syaraf manusia. Dr. shigeo mengatakan, kalau seseorang berpikir

positif, senang, dan bahagia, maka otak akan mengeluarkan

hormon beta endorphine. Menariknya, menurut penelitian Dr.

shigeo hormone kebahagiaan ini memperkuat daya tahan tubuh,

menjaga sel otak tetap muda, melawan penuaan, menurunkan

agresivitas dalam hubungan antar manusia meningkatkan semangat,

daya tahan dan kreativitas. Sebaliknya, jika seseorang merasa

tertekan, marah, sedih, cemas, takut, maka ia akan mengeluarkan

hormone Nor-Adrenalin. Hormone ini merupakan racun yang

merusak jaringan dalam tubuh manusia juga semakin cepat.

Tekanan hidup mengakibatkan seseorang mengalami kesedihan,

kecemasan, dan ketakutan yang ternyata banyak merusak sel-sel

dalam tubuh manusia.36

Sigmund Freud melihat humor sebagai yang tertinggi, bentuk

yang paling dewasa dari mekanisme pertahanan manusia,dan

Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental juga

menempatkan humor sebagai yang tertinggi adaptif defense.

Menurut Freud, manusia terutama menggunakan humor dalam

situasi di mana negatifemosi muncul, seperti kesedihan. Inti humor

menurut Freud, adalah bahwa individual suku cadang dirinya

36

(39)

28

sendiri efek menyedihkan dan menyakitkan bahwa situasi

menyebabkan olehmembatalkan kemungkinan emosional kesedihan

melalui humor. Dengan cara ini, humor memungkinkan orang

untuk mengatasi situasi.37

James Dananjaya lebih lanjut menyatakan bahwa suatu yang

dapat menimbulkan atau menyebabkan pendengaranya merasa

tergelitik perasaan lucunya, sehingga terdorong untuk tertawa.

karena sesuatu yang bersifat menggelitik perasaan yang disebabkan

kejutanya, keanehanya, kebodohanya, sifat pengecohanya,

kejanggalanya, dan kenakalanya.38

Humor adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan

sebagai cara meneyelesaikan masalah, ketrampilan unutuk

menciptakan humor, kemampuan mengahargai dan menanggapi

humor serta, menanggapi orang-orang yang humoris. Pengertian

humor menurut Thorson dan Powell yaitu merupkan multidemensi

dan didalamnya termasuk kemampuan untuk membuat humor,

mengenali humor, mengapresiasikan humor, menggunakan humor

sebagai mekanismecopingdan untuk mencapai tujuan sosial.39

Humor adalah bersifat unik dan masuk akal untuk didengar dan

dilihat selama humor tersebut layak untuk didengar maupun

37

Chaya Ostrower,”Humor as a Defense Mechanism During Holocaust”, Jurnal Penelitian of Bible and Theology Vol. 69, No 2,(2015),hal.183–195

38

Darmansyah,“Strategi Pembelajaran dengan Humor cet 3”, (Jakarta: PT Bumi Akasara

2012),hal.65-66. 39

(40)

29

ditonton.Humor tidak dilakukan oleh orang-orang tertentu atau

profesional. Semua orang yang disekitar kita bisa menciptakan

humor seperti kerabat, keluarga, teman atau lingkungan sekitar.

Melakukan humor tidak membutuhkan sebuah planning, Karena

humor bisa dilakukan saat santai maupun kondisi tegang. Humor

mencairkansuasana.

Kata humor digunakan untuk menyebut:

1) Sebuah stimulus yang lucu (misalnya lelucon, film komedi,

gambar komikal, dan sebagainya yang digolongkan sebagai

materi humor).

2) Proses kognitif yang terlibat dalam menciptakan atau

mempersepsi kelucuan (berhumor atau merasakan humor).

3) emosi gembira yang terkait dengannya

4) sebuah karakteristik kepribadian yang cenderung lebih

menikmati kemampuan membuat lucu orang lain dan membuat

mereka tertawa (disebut orang humoris).40

b. Tahap-tahap humor

humor tampil mantap sebagai penyegar pikiran sekaligus

sebagai penyejuk batin, dan penyalur uneg-uneg.41Berikut ini

adalah tahapan-tahapan humor

1) Mengamati keadaan situasi atau orang-orang di lingkungan sekitar

40

Listya Istiningtyas,”Humor dalam Kajian Psikologi Islam”, Jurnal Ilmu Agama Vol. 15 No.1 (April 2016),hal.2

41

(41)

30

Untuk mengembangkan rasa humor yang baik.seseorang harus

memiliki kekuatan pengamatan yang baik.

2) Mengembangkan keterampilan komunikasi yang baik

Apabila meningkatkan rasa humor, setiap orang yang akan tampil

sebagai pelawak harus menghilangkan rasa malu atau perasaan

canggung saat menjadi pusat perhatian.

3) Membaca banyak kutipan tentang humor-humor

Banyak membaca kutipan humor ataupun membaca buku – buku sebagai inspirasi.

4) Menonton film komedi

Dalam mengembangkan humor adalah dengan menonton film

komedi.Ada banyak situasi seperti di film, yang dapat membantu

orang yang bertindak lucu.

5) Belajar dari teman-teman

Belajar dari teman-teman membantu untuk mengembangkan humor

yang baik.seseorang dapat bertindak dan berperilaku lucu karena

pengaruh dari teman-teman di sekelilingnya

6) Spontanitas

Humor harus datang secara alami dan spontanitas. Kemampuan

untuk membuat orang tertawa adalah sesuatu yang dibudidayakan

dari waktu ke waktu dan akhirnya, harus datang secara alami.42

c. Jenis-jenis Humor

42

(42)

31

Menurut Arwah setiawan dapat dibedakan menurut kriterium

“bentuk ekspresi”. Sebagai bentuk ekspresi dalam kehidupan kita, humor dibagi menjadi tiga jenis yakni:

1) Humor personal

Yaitu kecenderungan tertawa pada diri kita, misalnya bila kita

melihat sebatang pohon yang bentuknya mirip orang sedang

buang air besar.

2) Humor dalam pergaulan

Misalnya senda gurau di antara teman, kelucuan yang diselipkan

dalam pidato atau ceramah di depan umum.

3) Humor dalam kesenian atau seni humor

a) Humor lakuan, misalnya lawak, tari humor, dan pantomim

lucu.

b) Humor grafis, misalnya kartun, karikatur, foto jenaka, dan

patung lucu.

c) Humor literarur, misalnya cerpen lucu, esesi satiris, sejak

jenaka dan semacamnya.

Jika yang digunakan adalah kriterium maksud dalam

komunikasi, dalam humor ada tiga jenis komunikasi yaitu:

(1) Penyampai memang bermaksud melucu, dan penerima

menerima sebagai lelucon.

(2) penyampai tidak bermaksud melucu, namun penerima

(43)

32

(3) penyampai bermaksud melucu, namun penerima tidak

menganggap lucu.

Adapun Fungsi humor Menurut sujoko humor dapat berfungsi

untuk:

(a) Melaksanakan segala keinginan dan segala tujuan pesan

(b) Menyadarkan orang bahwa dirinya tidak selalu benar

(c) Mengajar orang melihat persoalan dari berbagai sudut

(d) Menghibur

(e) Melancarkan pikiran

(f) Membuat orang mentoleransi sesuatu

(g) Membuat orang memahami soal pelik

d. Fungsi humor

James Danandjaya mengatakan sebagai berikut. Fungsi humor

yang paling menonjol yaitu sebagai sarana penyalur perasaan yang

menekan diri seseorang. Perasaan itu bisa disebabkan oleh

macam-macam hal, seperti ketidak adilan sosial, persaingan politik,

ekonomi, suku bangsa atau golongan, dan dalam kebebasan gerak

atau kebiasaan mengeluarkan pendapat. Beberapa fungsi humor

yang sejak dulu sudah dikenal masyarakat kita antara lain, fungsi

pembijaksanaan orang dan penyegaran yang membuat orang

(44)

33

e. Dimensi Humor

Menurut Thorson dan powell, humor memiliki empat dimensi

yang terkandung di dalamnya. Berikut ini adalah keempat dimensi

tersebut:

1) Membuat humor

Suatu kemampuan dalam diri seseorang untuk melakukan

sesuatu yang lucu dan membuat sesuatu di sekitarnya menjadi

terlihat lucu.

2) Apresiasi Humor

Suatu perasaan yang ada dalam diri seseorang, dimana

seseorang tersebut mau menghargai setiap humor dan kelucuan

yang ada disekitarnya.

3) Menyalin humor

Kemampuan seseorang untuk meredakan ketegangan dan

masalah yang terjadi dalam dirinya dengan menggunakan

humor sebagai sarana.

4) Toleransi humor

Dimensi ini merupakan suatu sikap seseorang dalam

menyikapi humor yang ada disekililingnya.43

Eysenck menyatakan istilah kepekaan humor yang digunakan untuk

tiga hal berikut ini:

43

(45)

34

a) Mengkaji rasa, yaitu tingkat kesamaan diantara individu satu

dengan yang lain apresiasi terhadap materi-materi humor.

b) Jumlah rasa, yaitu menunjukan seberapa sering seseorang

tertawa dan tersenyum, serta seberapa mudah seseorang merasa

gembira.

c) Menciptakan rasa, yaitu menekankan seberapa banyak

seseorang menceritakan cerita-cerita lucu dan membuat orang

lain gembira.

Abel menjelaskan bahwa kepekaan humor meliputi aspek yaitu:

(1) Kemampuan memahami humor

(2) Kemampuan membuat humor

(3) Menyukai humor dan orang-orang humoris

Menggunakan humor untuk meredakan ketegangan dan

menggunakan humor untuk mencapai tujuan sosial.44

Dari ketegangan tersebut, dapatlah dijelaskana bahwa penyaluran

ketegangan lewat humor sangat positif karena membawa kesejahteraan

siswa. Jika semua perasaan tidak puas dan ketegangan yang dialami

tidak disalurkan, akan membawa bencana, tidak hanya bagi yang

mendedam, tetapi juga untuk orang lain atau masyarakat sekitarnya.45

Humor untuk bimbingan konseling kemampuan konselor dalam

menggunakan humor untuk sebagai cara meneyelesaikan masalah

44

Nurul Hidayah, “Kepekaan Humor dengan Depresi Pada Remaja ditinjau dari Jenis Kelamin”(Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan) Humanitas, Vol. IX No. 1 Januari 2012,Hal.81

45

(46)

35

kepada konseli, ketrampilan untuk dalam menangani masalah konseli

dengan humor. konseli mendapatkan perlakuan yang tidak

menyenangkan dari temanya dan konseli merasa tidak berdaya

mengahadapi masalah. dengan adanya humor didalam bimbingan dan

konseling, konselor mampu menjalin trust dengan konseli tanpa ada

paksaan dari pihak konselor maupun pihak lain. Sense of Humorbukan

hanya bagaimana seseorang bisa melakukan humor namun juga ada

empat hak yang perlu dikategorikan:

Pertama Kemampuan seseorang untuk menggunakan humor. Tidak

semua orang mampu menggunakan humor terlebih ketika seseorang

sedang mengalami masalah. Ada beberapa tipe kepribadian yang

berbeda dalam diri manusia. Ada yang bersifat introvet cenderung lebih

memendam masalah yang dihadapinya. Mereka tidak akan pernah

menggunakan humor sebagai salah satu jawaban. Tipe kepribadian yang

ekstovet cenderung memiliki kemampuan untuk menggunakan humor

sebagai salah satu jalan untuk mengurangi rasa kesal yang melanda.

Kedua Kemampuan seseorang untuk menciptakan humor

Penciptaan humor tentunya tidak semudah seseorang yang

membalikkan telapak tangan, orang yang mampu menciptakan humor

tentunya juga didukung karakteristik secara kuat. Karakteristik yang

dimaksud adalah bakat serta cipta humor yang tinggi. Adanya

(47)

36

dimaksud dalam humor tersebut.46 Banyak seseorang yang mampu

menghasilkan karya tentang humor (naskah) namun juga belum tentu

mampu menunjukkannya secara langsung. Seseorang yang memiliki

kemampuan menciptakan humor akan tampak walau hanya pada saat

bercerita mengulang kejadian lucu, dalam hal ini tidak ada hubungannya

dengan tipe kepribadian seseorang.

Ketiga Kemampuan seseorang untuk menanggapi humor adalah

kemampuan yang termudah yang dimaksud ada dua kategori yaitu

menghargai secara aktif dan mengahargai secara pasif. Menaggapi

secara aktif artinya adalah memberikan respon dengan menyambung

kata-kata yang juga berbau humor, artinya ada timbal balik yang

seimbang sebagai lawan. sedangkan yang dimaksud dengan menanggapi

secara pasif yaitu seseorang hanyamampu ikut tertawa dengan adanya

kelucuan yang diberikan tokoh utama. Menanggapi secara pasif inilah

yang memiliki prosentase yang lebih besar, berbeda dengan yang aktif,

tidak semua orang menanggapi humor secara aktif.

Keempat Kemampuan seseorang untuk menghargai humor.

Mengahargai tentu bukan kata-kata yang asing, semua orang mampu

menerjemahkan. Kemampuan seseorang menghargai ini akan tetapi

dengan sendirinya hanya ada beberapa hal yang ternyata juga

berpengaruh yaitumood. Seseorang yang sedang mengalamimoodyang

46

(48)

37

baik dia akan menghargai penuh, sedangkan yang bad mood akan

kurang memberikan penghargaan.47

Dapat disimpulkan bahwa humor dapat menghilangkan ketegangan

dan stress pada diri seseorang. humor dilakukan bersama rekan-rekan

kerja atau sesama teman untuk menambah atau menghasilkan kelucuan.

Humor dilakukan secara sengaja atau ketidak sengajaan sehingga

membuat humor tersebut menjadi gelak tawa bagi para pendengar

maupun pelihatnya.

2. Bimbingan dan Konseling Islam

a. Pengertian Bimbingan dan Konseling Islam

Secara etimologis, kata “Bimbingan” berasal dari terjemahan bahasa Inggris “Guidance”. Kata “Bimbingan” dapat menunjukan pada dua hal yaitu: pertama Bimbingan bisa sebagai memberikan

informasi dan Kedua Bimbingan bisa sebagai menuntun atau

mengarahkan kearah suatu tujuan.48 Sedangkan Konseling Islam

merupakan proses pemberian bantuan kepada individu agar

memiliki kesadaran sebagai hmba dan khalifah Allah yang

bertanggung jawab atas dsar norma yang bersumber dari Allah

SWT.49 Prayitno dan Erman Amti mengemukakan bahwa

bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh

47

Aquairista Stevie Pramudita Sukoco,“Hubungan Sense of Humor dengan Stres Pada Mahasiswa Baru”Jurnal PenelitianPsikologi,Vol.3 No.1, (Juli 2014), hal.3

48

Aip Badrujaman,Teori dan Aplikasi Evaluasi Program Bimbingan Konseling, (Jakarta:PT Indeks, 2011), hal.26

49

(49)

38

orang yang ahli kepada seorang atau beberapa orang individu, baik

anak-anak, remaja, maupun dewasa.50

Istilah konseling berasal dari kata “counseling” adalah kata

dalam bentuk mashdar dari“to counsel”secara etomologis berarti

“to give advice” atau memberikan saran dan nasihat. Konseling

juga memberikan arti dan juga nasihat atau memberi anjuran

kepada orang lain secara tatap muka. Jadi, counseling berarti

pemberian nasihat atau penasihatan kepada orang lain secara

individual yang dilakukan dengan tatap muka. Pengertian

konseling dalam bahasa Indonesia, juga dikenal dengan istilah

penyuluhan.

b. Jenis Layanan Bimbingan

1) Pelayanan

pengumpulan data tentang siswa dan lingkungannya

Pelayanan ini merupakan usaha untuk mengetahui diri individu

atau siswa yang seleuas-luasnya.

2) Konseling

Layanan Konseling merupakan memfasilitasi siswa untuk

memperoleh bantuan secara pribadi secara langsung.

3) Penyajian informasi dan penempatan

Penyajian informasi adalah menyajikan keterangan tentang

berbagai aspek kehidupan yang diperlukan individu.Sementara

50

(50)

39

Layanan penempatan adalah layanan bantuan yang diberikan

kepada siswa dalam rangka menyalurkan dirinya ke arah yang

tepat sesuai dengan kemampuan, minat, dan bangkat.

4) Penilaian dan Penelitian

Layanan penilaian dilaksanakan untuk mengetahui tujuan

program bimbingan apa saja yang telah dilaksanakan dapat

dicapai. Penelitian dimaksudkan untuk mengembangkan

program bimbingan.51

c. Prinsip–prinsip Bimbingan Konseling Islam

Agar proses Bimbingan Konseling Islam bisa berjalan sesuai

dengan yang diharapkan maka dalam melakukan prosesnya itu, kita

harus mempunyai prinsip yang sesuai dengan syariat islam, prinsip

itu antara lain:

1) Membantu individu untuk mengetahui, mengenal, dan

memahami keadaan dirinya sesuai dengan hakikatnya

(mengingatkan kembali kefitrahnya).

2) Membantu individu menerima keadaan dirinya

sebagaimana adanya, baik dan buruknya, kekuatan dan

kelemahannya, sebagai sesuatu yang telah ditakdirkan

oleh Allah, namun manusia hendaknya menyadari bahwa

diperlukan ikhtiar sehingga dirinya mampu bertawakal

kepada Allah SWT.

51

(51)

40

3) Membantu individu memahami keadaan ( situasi dan

kondisi) yang dihadapinya.

4) Membantu individu menemukan alternatif pemecahan

masalah.

5) Membantu individu mengembangkan kemampuanya

mengantisipasi masa depan, sehinga mampu

memperkirakan kemungkinan yang akan terjadi

berdasarkan keadaan sekarng dan yang akan terjadi,

sehingga membantu mengingat individu untuk lebih

berhati–hati dalam melakukan perbuatan dan bertindak.52

d. Fungsi Bimbingan Konseling Islam

Fungsi dari Bimbingan Konseling Islam yaitu suatu

penggerak dari peranan seorang konselor, Adapun fungsi

Bimbingan Konseling Islam sebagai berikut:

1) Fungsi pencegahan (preventif), Maksud dari pencegahan

tersebut yaitu menghindari segala sesuatu yang tidak bik

atau mejauhkan diri dari larangan Allah. Dan selain itu

pencegahan dilakukan terhadap segala gangguan mental,

spiritual, environmental (lingkungan) yang menghambat,

mengancam, atau menghalangi proses perkembangan

hidup klien.

52

(52)

41

2) Fungsi penyaluran, maksudnya mengarahakan mereka

yang (dibimbing tersebut) kepada suatu perbuatan yang

baik atau menyesuaikan dengan bakat maupun potensi

yang dipunyainya.

3) Fungsi penyembuhan, penyembuhan terhadap segala

bentuk penyakit mental dan spiritual dengan cara

referal (pelimpahan) kepada para ahlinya. Seperti

psikiater, psikolog, dan dokter umum jika asalah itu

sudah tidak memungkinkan ditangani oleh seorang

konselor.

4) Fungsi pengembangan, pengembangan ini diharapkan

orang yang dibimbing dapat ditingkatkan untuk lebih

meningkat lagi prestasinya atau bakat yang dimiliki.53

e. Tujuan Bimbingan dan Konseling Islam

Ainur Rahim mengatakan secara garis besar tujuan dari

Bimbingan dan Konseling Islam dapat dirumuskan sebagai

“membantu individu mewujudkan dirinya sebagai manusia

seutuhnya agar mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di

akhirat.54

Selain tujuan umum, Bimbingan dan Konseling Islam

memiliki tujuan Khusus, yaitu:

53

Sunarto, Bimbingan Konseling Agama Melalui Pendekatan Istigosah Dalam

Menangani Perilaku “Malima” Pada Seorang Bapak di Pondok Pesantren Mahasiswa Al -Jihad, (Skripsi, Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya, 2007), hal.17

54

(53)

42

1) Membantu Individu agar tidak menghdapai masalah

2) Membantu individu mengatasi masalah yang sedang

dihadapinya.

3) Membantu individu memelihara dan mengembangkan

situasi dan kondisi yang baik atau yang telah baik agar

tetap baik atau menjadi lebih baik, sehingga tidak akan

menjadi sumber masalah bagi dirinya dan orang lain.55

Adanya tujuan didalam konseling agar klien bisa memahami,

melihat dan menerima berbagai masalah yang ada dilingkungan.

Dengan adanya masalah tersebut akan membawa manusia menjadi

lebih baik dan selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT.

3. Verbal Abuse

a. PengertianVerbal abuse

Verbal abuse adalah semua bentuk tindakan ucapan yang

mempunyai sifat menghina, membentak, memaki56 dan

membesarkan-besarkan kesalahan orang lain merupakan tindakan

verbal abuse.57 Verbal abuse terjadi ketika orangtua menyuruh

anak untuk diam atau jangan menangis. Jika anak mulai berbicara,

ibu terus menerus mneggunakan tindakan verbal abuse seperti

“kamu bodoh”. “kamu cerewet”, “kamu kurang ajar”. Anak akan

55

Aunur Rahim Faqih,Bimbingan dan Konseling Dalam Islam(Yogyakarta: UII PRESS, 2001), hal 36-37

56

Titik Lestari, “Verbal abuse”, (Yogyakarta: Psikosain 2016), hal.17 57

(54)

43

mengingat itu semua. Verbal abuse itu berlangsung dalam satu

periode.58

Pakar psikologi meganalisis, pemahaman diri anak-anak

sangat rendah. Biasanya anak-anak memahami dirinya sendiri

berdasarkan penilaian orang lain, terutama dari keluarga yang

dikaguminya atau penilaian dari teman-temannya. Mereka sangat

meyakini setiap penilaian dari guru maupun teman-temanya. oleh

karena itu perubahan psikologi yang kecil dari guru atau

teman-temanya jika ditampilkan dari wajah maupun nada bicara bahkan

dalam wujud sindiran maupun caci maki, tanpa disadari hal itu

akan menimbulkan medan psikologis negatif pada diri anak, dan

radiasi dari medan psikologis ini dapat mengubah pemahaman

anak terhadap dunia ini.

Dalam kasus klinis yang dialami oleh para psikolog juga

didapat bahwa jika anak-anak tumbuh besar dilingkungan rumah

atau sekolah yang terbiasa menggunakan kekerasan ringan

seperti ini, akan mudah membuat anak menyangkal dirinya

sendiri, curiga, pesimis, tidak mampu menguasai luapan perasaan,

tidak dapat mengutamakan kebutuhanya sendiri secara jelas,

brutal, sakit syaraf, lari dari tanggung jawab, tidak bisa mengatasi

58

(55)

44

masalah antara personal secara sehat, secara ketergantungan

terhadap materi, dan berbagai penyakit kejiwaan lainya.59

Kekerasan merupakan tindakan yang disengaja yang

mengakibatkan cidera fisik maupun mental. Campbell dan

Humphrey mendefinisikan kekerasan anak sebagai berikut

“Setiap tindakan yang mencelakakan atau dapat mencelakakan kesehatan dan kesejahteraan yang dilakukan oleh orang yang

seharusnya bertanggung jawab terhadap kesehatan dan

kesejahteraan anak tersebut”. Anak ibarat kanvas putih yang polos siap di sapu dengan beraneka ragam warna, maka dari itu

cara mendidik anak dan membesarkan anak dalam sebuah

keluarga sangat penting.60

b. Dampak Psikologi KorbanVerbal Abuse

1) anak menjadi tidak peka dengan perasaan orang lain

Anak yang mendapatkan perlakuan kekerasan emosional secara

terus menerus akantumbuh menjadi yang tidak peka terhadap

perasaan orang lain. Mengganggu Perkembangan Anak yang

mendapatkanverbal abuseterus menerus akan memiliki citra yang

negative.

2) Hubungan sosial terganggu

Pada anak-anak ini menjadi susah bergaul dengan teman-temanya

atau dengan orang dewasa.

59

Titik Lestari, “Verbal abuse”, (Yogyakarta: Psikosain 2016), hal.22 60

(56)

45

3) Gangguan emosi

Pada anak yang sering mendapatkan perlakuan yang negatif dari

orang tuanya akan mengakibatkan gangguan emosi pada

perkembangan konsep diri yang positif, dalam mengatasi

agresif, perkembangan hubungan sosial dengan orang lain.

4) Rendahnya motivasi belajar

Anak yang mendapatkan verbal abuse berkepanjangan akan

berakibat menurunyaprestasi di sekolah dan akan mengalami

anak kurang bersemangat belajar, kurang bersemangat untuk

sekolah, tidak mengerjakan tugas sekolah dan kebiasaan

menyontek teman.61

5) Bunuh diri

Anak yang mendapatkan perkataan yang bernada negatif secara

terus menerus maka akan mengakibatkan anak menjadi lemah

mentalnya, karena masih merasa tidak ada orang di dunia ini

yang sanggup mencintainya apa adanya.62

Salah satu ciri khusus pada anak yang menjadi korban verbal

abuse adalah mereka mempunyai tingkat self confidence. Hal itu

disebabkan karena pelaku verbal abuse secara terus menerus menghina,

mengancam, dan berkata tidak pantas pada korban, atau para pelaku tidak

pernah atau tidak mau mengakui kelebihan yang dimiliki oleh sang

61

Titik lestari,Verbal Abuse,(Yogyakarta:Psikosain 2016),hal.18-20. 62

(57)

46

korban, sehingga mengakibatkan ketakutan, hilangnya rasa percaya diri,

dan hilangnya kemampuan untuk bertindak.

Dampak verbal abuse pada anak mengakibatkan berbagai dampak

fisik mengakibatkan organ-organ tubuh mengalami kerusakan, seperti

memar, luka-luka. Dampak psikologis berapa trauma psikologis, rasa

takut, rasa tidak aman, dendam, menurunya semangat belajar, daya

konsentrasi, kreativitas menurun, hilangnya inisiatif, serta daya tahan

tubuh, mental terganggu, rasa percaya diri menurun, stress, depresi.

Dampak jangka panjangnya bias terlihat menurunya prestasi belajar

siswa dan perubahan perilaku. Sedangkan dampak sosial, siswa yang

mengalami tindakan kekerasan ada penanggulangan bias saja menarik

diri dari lingkungan pergaulan, karena takut, merasa terancam dan

merasa tidak bahagia berada diantara teman-temannya. Mereka yang

mengalami verbal abuseakan cenderung jadi pendiam, sulit

berkomunikasi baik dengan guru dan sesama temanya.mereka

cenderung menutup diri dari pergaulan, sukar mempercayai orang lain.63

Verbal abuse tersebut lebih banyak mereka gunakan dalam

berinteraksi dengan teman-temannya, dibandingkan dengan kalangan

yang lain. Sementara itu, kata-kata verbal abuse lebih banyak

digunakan dalam pergaulan di lingkungan sekolah dan masyarakat.

Bahkan ada beberapa siswa yang mengaku bahwa penggunaan verbal

63

Dian Arlupi Utami , “Urgensi pendidikan karakterdalam kekerasan disekolah (School

Gambar

Tabel 4.1Data analisis Komperasi
gambar komikal, dan sebagainya yang digolongkan sebagai
Tabel 3.1
Gambar 4.1 konselor bertanya kepada klien mengenai tugas apa yang
+6

Referensi

Dokumen terkait

Hasil akhir dari penelitian ini dikategorikan berhasil, karena siswa yang dahulu tidak disiplin sekarang menjadi lebih disiplin ini disebabkan karena melakukan permainan

Dalam menjawab persoalan tersebut, peneliti mengunakan penelitian kualitatif dengan metode studi kasus yang berguna untuk mendeskripsikan dan memberikan data mengenai

Berdasarkan pengamatan peneliti terdapat sekolah-sekolah yang menarik untuk dijadikan studi kasus dalam penelitian ini, dua sekolah ini adalah MTs Bilingual Muslimat NU Pucang dan

Metode penelitian yang digunakan yaitu desain penelitian kualitatif (studi kasus). Penentuan informan, peneliti menggunakan teknik purposive dan snowball. Tehnik pengumpul data

Kemudian untuk menjawab permasalahan proses dan hasil tersebut, peneliti memilih menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Instrumen pengumpul data dilakukan

Peneliti memilih menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus berdasarkan beberapa pertimbangan : (1) Dengan pendekatan studi kasus,

Penelitian Anang lubis, dengan judul “Perencanaan Pengembangan Sekolah (Studi Kasus Di SMPN 2 Paiton Probolinggo)” dengan metode kualitatif. Hasil dari penelitian ini

Metode yang digunakan yaitu Pendekatan penelitian ini adalah Kualitatif dengan metode studi kasus , Teknik pengumpulan data yaitu; (1) Wawancara, Peneliti memwawancarai