TEKNIK HUMOR DALAM MENANGANI KORBANVERBAL ABUSEDI
MTS AL-JADID WARU SIDOARJO SKRIPSI
Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya untuk
Memenuhi Salah SatuPersyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Sosial
(S.Sos)
Oleh:
Dwi Kistian Anjar Sari B73213084
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM JURUSAN DAKWAH
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
ABSTRAK
Dwi Kistian Anjar Sari (B73213084),Teknik Humor Dalam Menangani Korban Verbal Abuse di Mts Al-Jadid Waru Sidoarjo.
Fokus penelitian adalah (1) Bagaimana pelaksanaan Teknik Humor dalam menangani korban verbal abuse(2) Bagaimana hasil dari Teknik Humor dalam menangani korban
verbal abuse.
Verbal abuse adalah kata-kata yang menghina, melecehkan, mengancam dan menakut-nakuti tanpa menyentuh fisik sehingga menyebabkan korban verbal abuse mengalami dampak psikologi.
Dalam menjawab permasalahan tersebut, penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif studi kasus dengan analisis komperasi. Disini peneliti menjelaskan tentang Teknik humor dalam menangani korban verbal abuse di Mts Al-Jadid Waru Sidoarjo yaitu siswa mengalami korbanverbal abuseoleh teman-temanya. Sehingga dari perilaku tindakan verbal abusekorban mengalami a) dampak perilaku seperti, anti sosial b) dampak emosi seperti, marah, jengkel dan kecewa c) dampak psikologi seperti, tidak percaya diri. Oleh karena itu, siswa tersebut tidak mau berbaur dengan teman-temanya
Pada proses pelaksanaan konseling ini menggunakan Teknik humor. Dalam teknik humor ini ada empat tretmen yang diberikan peneliti, yaitu 1) keakraban, 2) memberikan motivasi, 4) memberikan cerita humor dan 5) refleksi.
Dari hasil penelitian bahwa Teknik humor dalam menangani korban Verbal abuse di Mts Al-Jadid Waru Sidoarjo dikatakan berhasil. Karena,pelaksanaan Teknik Humor dalam menangani korban verbal abuse di Mts Al-Jadid Waru Sidoarjo peneliti memberikan cerita humor dan hasil dari Teknik Humor dalam menangani korban verbal abuse Klien sudah menerima candaan teman-temanya, klien sudah berbaur dengan teman-temanya, lebih percaya diri, tidak marah jengkel, maupun kecewa.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
PENGESAHAN ... iii
MOTTO ... iv
PERSEMBAHAN ... v
PERNYATAAN OTENTITAS SKRIPSI... vii
ABSTRAK ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI... x
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
BAB I: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Rumusan Masalah ... 6
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Manfaat Penelitian ... 6
E. Definisi Konsep... 7
F. Metode Penelitian ... 12
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 12
2. Sasaran dan lokasi penelitian ... 13
3. Jenis dan sumber data ... 14
4. Tahap-tahap penelitian ... 15
5. Teknik Pengumpulan Data ... 17
7. Teknik Keabsahan Data ... 22
G. Sistematika Pembahasan ... 23
BAB II: TEKNIK HUMOR DALAMMENANGANI KORBAN VERBAL ABUSEDI MTS AL- JADID WARU SIDOARJO 1. Teknik Humor ... 25
a. Pengertianteknik humor ... 25
b. Tahap-tahap humor ... 29
c. Jenis-jenis humor ... 31
d. Fungsi humor ... 32
e. Dimensi humor ... 33
2. Bimbingandankonselingislam ... 37
a. Pengertianverbal abuse... 42
b. Dampakpsikologikorbanverbal abuse... 44
c. Jenis-jenisgangguanperkembanganemosidansosialpadaanakakibat verbal abuse... 47
4. Pelaksanaan Teknik Humor dalam Konselingislam ... 49
5. Pelaksanaanteknik humor dalambimbingandankonselingislam... 55
6. Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 62
BAB III: PENYAJIAN DATA A. Deskripsi Umum Objek Penelitian ... 64
1. Visi dan Misi Mts Al–Jadid Waru Sidoarjo ... 64
2. Identitas Sekolah Mts Al- Jadid Waru Sidoarjo ... 64
3. Identitas kepala sekolah Mts Al- Jadid Waru Sidoarjo ... 66
4. Deskripsi Konselor ... 66
5. Deskripsi Klien... 68
6. Deskripsi Masalah ... 69
1. Deskripsi Proses Konseling Teknik Humor dalam
Menangani korbanVerbal Abuse... 70 2. Deskripsi hasil akhir konseling teknik humor dalam
menangani korbanverbal abuse ...88
BAB IV: ANALISIS DATA
A. Analisis Teknik Humor dalam Menangani KorbanVerbal
Abusedi MTs Al- Jadid Waru Sidoarjo ... 90 B. Analisis hasil dari Proses Konseling Teknik Humor dalam
menangani korbanVerbal Abusedi MTs Al–Jadid
Waru Sidoarjo ... 102
BAB V: PENUTUP
A. Kesimpulan ... 106 B. Saran... 107
DAFTAR PUSTAKA
Daftar Tabel
Daftar Gambar
Gambar 4.1: Konselor bertanya kepada klien mengenai tugas apa yang dikerjakan
Gambar 4.2: Klien mencoba pinjam Hp ke konselor
Gambar 4.3: Konselor menceritakan cerita humor tentang Hp Gambar
Gambar 4.4: Konselor memberikan motivasi perumpaan tentang bemo
Gambar 4.5: Konselor menyuruh klien untuk berbuat baik dengan teman- temanya
meskipun klien tetap dijaili
Gambar 4.6: Konselor menceritakan sebuah cerita humor verbal abuse kepada klien
Gambar 4.7 : Konselor menceritakan cerita humorverbal abuseKepada klien
Gambar 4.8 : Konselor masih menceritakan cerita humorverbal abuse
Gambar 4.9 : Klien mengungkapan jika dulu tidak suka di panggil domba
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Manusia adalah Makhluk Allah SWT yang paling sempurna dari
makhluk-makhluk lainya dalam hal ini diperkuat dengan firman Allah SWT (QS. At-tin
Ayat 1-5). Allah SWT memilih manusia menjadi khalifah di bumi. Manusia
diciptakan dengan kondisi fisik dan psikis yang paling baik dan sempurna.
Manusia memiliki potensi yang besar untuk memberikan kemanfaatan kepada
alam. Kondisi fisik dan psikis yang sempurna beserta potensinya yang besar
perlu dipelihara untuk bisa memberikan kemanfaatan kepada alam dan
memberikan kehidupan dibumi dengan begitu manusia menjadi makhluk
termulia dihadapan Allah SWT.
Manusia yang sempurna bisa berubah menjadi manusia yang rusak dan
menjadi beban bagi masyarakat bila jasmaninya tidak dibina dan kesehatanya
tidak dipelihara. Manusia dikatakan rusak karena perilaku dan tingkah lakunya
tidak sesuai dengan ajaran yang diajarkan oleh agamanya. Di dalam surah
Asy-Syams Ayat 1-5 manusia diberi Allah SWT potensi jahat dan baik yang
artinya.
Demi matahari dan sinarnya pada pagi hari, demi bulan apabila
mengiringinya, demi siag apabila menampakanya demi malam apabila
menutupinya (gelap gulita), demi langit serta pembinaanya (yang
menakjubkan), demi bumi serta penghamparanya, demi jiwa serta
2
kejahatan dan ketakwaanya, sungguh beruntung orang yang menyucikanya
(jiwa itu), dan sungguh rugi orang yang mengotorinya.
Allah SWT menciptakan makhluknya berpasangan dengan sifat-sifat yang
bertolak belakang. Begitu dengan pribadi manusia, ia memiliki potensi jahat
dan potensi baik. Mereka yang mengembangkan potensi baiknya akan bahagia
didunia dan terutama diakhirat, dan mereka yang mengikuti potensi jahatnya
akan celaka, yaitu tidak bahagia di dunia dan di akhirat.1 Dari pengertian ayat
diatas bahwa manusia memiliki pribadi dan potensi yang berbeda-beda.
Dari sifat, karakter dan pola pikir yang dihasilkan manusia. Masing
-masing Manusia berhak memilih jalan hidupnya. Setiap manusia memiliki akal
sehat untuk melakukan tindakan yang akan dilakukanya, sehingga manusia bisa
memilih mana yang buruk dan baik. Sebaliknya manusia yang tidak
menggunakan akal sehat dia akan berbuat semena-mena. didalam surah Al-lail
menjelaskan tingkah laku manusia bermacam-macam. Allah SWT bersumpah
dengan makhluk-makhluk-Nya yang bertentangan sifatnya untuk menekankan
bahwa tingkah laku manusia bertentangan pula satu sama lainya.2 Yang
menjadi sebuah tolak ukur Manusia adalah iman dan bukti iman yaitu
perbuatan baik. Perbuatan yang baik memberikan kebaikan manusia untuk bisa
diterima masyarakat. Dalam hal ini manusia memiliki sebuah tindakan yang
akan dilakukan dalam mengatur kehidupnya.
Manusia yang beriman tidak bersedih ketika mendapatkan masalah dalam
hidupnya, meskipun didalam hatinya tidak mampu menerima cobaan yang
1
Kementerian Agama,AL-Quran dan Tafsirnya, ayat 1-5 (Jakarta: Widya Cahaya 2011), hal.676-678.
2
3
diberikan oleh Allah SWT. Sering diketahui bahwasanya jalan yang dihadapi
tidak semudah membalikan telapak tangan. Segala sesuatu yang dialami
masalah yang dihadapi oleh manusia dibumi adalah semua ujian, baik berupa
kesenangan, kesedihan, dan kesengsaraan. sebagai manusia beriman,
mengetahui bahwa ujian tersebut adalah ujian dari Allah SWT yang diberikan
bagi umatnya untuk terus taat kepada Allah SWT.
Manusia memiliki berbagai macam-macam sifat, karakter, potensi dan
perilaku yang berbeda-beda. Dari kepribadian yang berbeda-beda. Tidak
semua manusia mengendalikan sifat, karakter, potensi dan perilakunya dengan
baik. Karena manusia dalam menjalani hidup banyak hambatan-hambatan yang
dialami, seperti halnya stress, depresi, emosi tidak stabil, gelisah, takut dan
sedih. Kepribadian, karakter maupun sifat yang berbeda-beda dapat
menimbulkan perilaku yang berbeda-beda pula yakni perilaku baik dan
perilaku buruk. Salah satu perilaku buruk yang banyak terjadi dizaman modern
ini yaitu perilaku bullying.
Bullying adalah tindakan atau perilaku yang agresif disengaja. Yang
dilakukan oleh sekelompok orang atau seseorang yang berulang-ulang dan dari
waktu ke waktu terhadap seorang korban yang tidak dapat mempertahankan
dirinya dengan mudah atau sebagai penyalah gunaan kekuasan atau kekuatan
secara sistematik.3
Sebuah Studi terbaru siswa berumur 12 tahun di belanda menemukan
bahwa korban bullying lebih banyak mengalami sakit kepala, masalah tidur,
3
4
sakit perut, dan depresi dibanding yang tidak mengalami bullying.4Surat kabar
morning News pernah memberitakan beberapa kasus sebagai berikut: Tanggal
12 April 2003, seorang pelajar putri Kota Chongqing, dipanggil menghadap ke
kantor oleh wali kelasnya dan dikritik serta dikecam oleh sang wali kelas
karena datang terlambat. Setelah itu wali kelas tidak hanya memberikan
hukuman fisik kepada pelajar putri tersebut, bahkan di depan teman sekelas
lainya pelajar putri tersebut di cemooh: “Kamu tidak becus dalam pelajaran,
wajahmu juga tidak cantik, bahkan untuk menjadi ‘pelayan’ pun tidak pantas,
“Siang hari itu juga, setelah meninggalkan surat wasiat, pelajar putri yang
bermaga Ding itu bunuh diri sengan melompat dari lantai delapan gedung
sekolahnya. Dalam surat wasiatnya pelajar itu mengungkapkan kebencianya
terhadap guru dan orangtuanya.5 Dalam permasalahan ini dialami siswa
disekolah. Tidak hanya masalah pelajaran yang didapat disekolah melainkan
masalah mereka dengan siswa lainya atau dengan guru yang dimana terjadi
tindakan verbal abuse yang ada disekolah. Hal ini disebut dengan bullying di
sekolah.
Perilaku tindakan agresif yang disengaja (bulying) dapat berbentuk verbal
maupun non verbal bentuk tindakan verbal agresif non verbal seperti memukul
dan mencederai. Sedangkan bentuk tindakan agerif verbal seperti memaki,
mengeluarkan kata-kata kasar dan menghina. Dalam hal ini tindak agresif
verbal disebut juga dengan tindakanverbal abuse.
4
John W. santrock, Perkembangan Anak”,(Jakarta: Erlangga 2007).hal.251 5
5
Verbal abuseadalah semua bentuk tindakan ucapan yang mempunyai sifat
menghina, membentak, memaki6 dan membesarkan-besarkan kesalahan orang
lain merupakan tindakanverbal abuse.7
Verbal abuse bisa terjadi diberbagai sekolah yang biasanya menyebabkan
siswa menjadi korban verbal abuse. Seperti cacat fisik dan perbedaan power
yang mencolok antar korbanverbal abusedan pelaku.verbal abuseberdampak
pada psikis atau mental yang dimana korban bully merasa takut, terancam, dan
malu menghadapi lingkungan disekolah. Untuk dampak berkepanjangan
korban bully, mengingat perlakuan yang dilakukan oleh teman-temanya kepada
dirinya sehingga menimbulkan sakit hati berkepanjangan. Verbal abuse bisa
terjadi pada siswa putra dan siswi putri.
Seperti halnya di Mts Al-Jadid Waru Sidoarjo dimana salah satu siswa
sering kali di olok-olok oleh siswa lain. Karena kekurangan didalam dirinya
yang dijadikan bahan olokan. Andi adalah siswa kelas 7b di Mts Al-jadid Waru
Sidoarjo. Seringkali andi mengalami tindakanverbal abuse dari temanya. pada
tanggal 1 Desember 2016 diwaktu UAS dimulai buku andi disembunyikan
oleh temanya sehingga membuat andi bingung mencari bukunya tersebut. Saat
jam istirahat andi berjalan membeli makanan ringan dikantin tiba-tiba salah
seorang temanya mendekati andi dan ngatain banci kepada andi. setelah
ngatain andi banci temanya langsung berlari. andi sudah sering menjadi
bulan-bulanan oleh teman-temanya. Terkadang andi merasa dipermalukan oleh
6
Titik Lestari, “Verbal abuse”, (Yogyakarta: Psikosain 2016), hal.17
7
6
teman-temanya dihadapan siswa-siswa lainya. Andi merasa tidak percaya diri
saat bertemu dengan siswa dikelas maupun diluar kelas .
Dalam fenomena tersebut peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian
yang berjudul “Teknik Humor dalam Menangani Korban Verbal Abuse di Mts
Al-Jadid Waru Sidoarjo”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadikan permasalahan
dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana pelaksanaan teknik humor dalam menangani korban verbal
abusedi Mts Al-Jadid Waru Sidoarjo
2. Bagaimana hasil dari proses teknik humor dalam menangani korbanverbal
abusedi Mts Al-Jadid Waru Sidoarjo
C. Tujuan penelitian
Berdasarkan rumusan diatas penulis dan pembaca bisa mengetahui tujuan
penelitian. Juga menjawab rumusan masalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui proses pelaksanaan menangani korban verbal abuse
dengan teknik humor di Mts Al-Jadid Waru Sidoarjo
2. Untuk mengetahui hasil dari proses dalam menangani korbanverbal abuse
dengan teknik humor di Mts AL-Jadid Waru Sidoarjo
D.Manfaat penelitian
Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara
teoritis maupun praktis:
7
a. Dari penelitian ini diharapkan bisa menambah informasi dan
keilmuan serta pengetahuan baru mengenai dunia Bimbingan dan
Konseling di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.
b. Dari penelitian ini diharapkan bisa dijadikan referensi serta
pembanding bagi peneliti sebelumnya yang ingin melakukan
penelitian dengan tema yang serupa.
2. Secara Praktis
a. Diharapkan setelah penelitian ini penulis bisa memberikan
sumbangan pemikiran bagi para calon konselor serta Guru dan calon
Guru khususnya dalam bidang kasusverbal abuse.
b. Bisa membantu para korbanverbal abuseuntuk bisa mengembangkan
self confident sehingga bisa menjadi generasi penerus bangsa yang
lebih baik.
E. Definisi Konsep. 1. Teknik humor
Allport mengatakan bahwa salah satu ciri-ciri kepribadian yang
sehat yaitu kemampuan untuk mengenal dirinya sendiri secara objektif dan
mampu untuk menangkap humor terutama yang berkaitan dengan dirinya
sendiri.
Humor berasal dari kata umor yaitu you-moors cairan yang
mengalir. Secara sederhana humor didefinisikan sebagai sesuatu yang
8
tertawa.8 Efek tertawa dapat membantu untuk mengontrol tekanan darah
dengan menurunkan hormon stres serta memunculkan kondisi rileks.
Humor dapat berpengaruh terhadap kondisi psikologis.9
Didalam kamus umum bahasa Indonesia humor memiliki arti yaitu
sesuatu yang lucu atau menyenangkan hati, keadaan menggelikan hati.
Pada akhirnya untuk menjadikan humor tetap terjaga. diharapkan dapat
dipahami dan diterima oleh berbagai individu.10
James Dananjaya menyatakan bahwa humor adalah sesuatu yang
bersifat dapat menimbulkan atau menyebabkan pendengaranya merasa
tergelitik perasaan lucunya, sehingga terdorong untuk tertawa.11
Terjadinya hal ini menurut Dananjaya, karena sesuatu yang bersifat
menggelitik perasaan yang bersifat kejutanya. Dari uraian tersebut dapat
disimpulkan bahwa humor adalah suatu pemikiran yang masuk akal,
karena humor bersifat unik bisa mengundang tertawa orang melihatnya.
Humor tidak menjadi bosan jika, yang menyajikan humor secara unik
yang artinya penyaji humor membuat cerita-cerita aneh dan tingkah laku
aneh yang belum diketahui banyak orang.
8
Ayu fitriani,”Kepekaan Humor dengan Depresi Pada Remaja ditinjau dari Jenis Kelamin”, Jurnal Penenilitian psikologi, Vol. 1, No. 1 (Januari, 2012), hal. 8.
9
Viny Alviani,”Humor terhadap Stres Pada Mahasiswa tingkat Akhir yang Mengerjakan Skripsi”,(Skripsi- Universitas Brawijaya, Malang 2011) hal. 3
10
Poerwadarminta,kamus umum Bahasa Indonseia edisi ketiga,(Jakarta: Balai pustaka 2007),hal.428
11
9
Adapun yang dimaksud teknik humor dalam penelitian ini adalah
sesuatu yang dapat menyenangkan hati dan mengundang orang lain untuk
tertawa tergelitik perasaan.
Tujuan teknik humor dalam verbal abuse yaitu membantu
mengurangi gangguan psikis seperti takut, gelisah, tidak percaya diri,
depresi, stress dan sedih.
2. Verbal abus
verbal abuse adalah sebuah bentuk tindakan ucapan yang
mempunyai sifat menghina, membentak, memaki, memarahi dan menakuti
dengan mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas. 12 verbal abuse
biasanya tidak berdampak secara fisik kepada anak, tetapi dapat merusak
anak beberapa tahun kedepan. verbal abuse yang dilakukan oleh
lingkungan menimbulkan luka lebih dalam pada kehidupan dan perasaan
anak didik melebihi pemerkosaan. psikologi verbal abuse pada anak didik
adalah:
a. Anak menjadi tidak peka dengan perasaan orang lain
b. Mengganggu Perkembangan
c. Hubungan sosial terganggu
d. Gangguan emosi
e. Rendahnya Motivasi belajar
f. Bunuh diri
12
10
Murray mengelompokan bentuk-bentuk perilaku agresif menjadi
tiga yaitu:
1) bentuk emosional verbal
2) bentuk fisik bersifat sosial
3) bentuk fisik bersifat anti sosial13
Tindakan verbal abuse tidak hanya dilakukan di dunia pendidikan
melainkan ditempat umum. Hal ini mengakibatkan gangguan psikis berupa
gelisah, takut, sedih, terancam, stress, depresi dan bisa mengakibatkan
korban melakukan bunuh diri. verbal abuse sulit dihilangkan dalam
ingatan korban, dibandingkan kekerasan fisik pada umumnya karena
verbal abuselebih menyakiti psikis korban.
Verbal abuseberbentuk bentakan terhadap anak yang kurang tepat
terlebih dilakukan pada tempat umum. Selain bentakan juga bisa
berbentuk umpatan dengan kata yang kasar yang juga di lakukan di tempat
umum. Hal ini tidak etis dan tidak sopan di ucapkan kepada anak terlebih
dalam dunia pendidikan.14
Di sekolah banyak terjadinya tindakan verbal abuse yang
dilakukan siswa-siswa terhadap temanya. verbal abuse yang terjadi di
sekolah sangat tidak bermoral dan tidak mendidik bagi siswa lain dan
13
Nimade Herlinawati,“Perilaku Agresif Pada Remaja Putri yang Mengalami Abuse olehIbu”,(Skripsi- Universitas Gunadarma Jakarta, 2001),hal. 3
14
Ragil Arita,”Pengaruh Hukuman Verbal Terhadap Perkembangan Anak Pada
Kelompok di Desa Kebak, Kebak kramat, Kabupaten Karang anyar,” (Skripsi –Universitas
11
tidak patut untuk di contoh oleh siswa-siswa lain. bagi siswa yang
melakukan tindakan verbal abuse (pelaku) sangat menghibur dirinya
karena dengan mengeluarkan kata-kata kasar kepada korban suatu hal
yang menyenangkan. Dalam hal ini pelaku tidak segan-segan
memperlakukan korban didepan teman-temanya maupun dihadapan guru
yang sedang mengajar.
Verbal abusemenyebabkan anak atau siswa menjadi generasi yang
lemah, seperti agresif, apatis, pemarah, menarik diri, kecemasan berat,
gangguan tidur, ketakutan yang berlebihan, kehilangan harga diri dan
depresi verbal abuse ini apabila berlangsung terus menerus akan
memperpanjang lingkungan kekerasan.15
Dengan adanya kejadian verbal abuse didunia pendidikan atau
ditempat umum. Hal ini korban verbal abuse membutuhkan kasih sayang
dari lingkungan maupun keluarganya untuk bisa bertahan dan menghadapi
masalah yang ditimbulkan dilingkungan sekolah.16
Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwaverbal
abuse adalah perbuatan yang dilakukan oleh sekelompok atau individu
karena keterbatasan didalam diri seseorang sehingga dijadikan bahan
olokon dan menyebabkan korban verbal abuse mengalami gangguan
psikis.
15
Farida Yuni Arsih,”kekerasan kata-kata pada remaja”, (Skripsi-Universitas Dipenegoro Semarang, 2010), hal.3
16
12
Dalam hal ini mengakibatkan korban verbal abuse tidak percaya
diri. korban memilih untuk menyendiri atau menghindari lingkungan agar
tidak di gannggu oleh pelaku korbanverbal abuse.
Adapun definisiverbal abusedalam penelitian ini adalah perbuatan
melontarkan kalimat tidak pantas kepada korban, menghina,
mempermalukan di depan umum, menindas dan menyebabkan korban
mengalami gangguan atau tekanan psikis.
F. Metode Penelitian
1. Pendekatan dan jenis penelitian
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian,
misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara
holistik dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada
suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai
metode alamiah.17
Sedangkan jenis penelitian ini menggunakan penelitan kualitatif
study kasus yaitu penelitian yang memusatkan diri pada unit tertentu
dari berbagai fenomena. Penelitian ini bersifat mendalam dan menusuk
sasaran penelitian. Tentunya untuk mencapai maksud ini peneliti
membutuhkan waktu yang relatif lama.
17
13
Pada cirinya yang lain, kualitatif studi kasus merupakan penelitian
eksplorasi dan memainkan peranan yang amat penting dalam
menciptakan hipotesis atau pemahaman orang tentang berbagai variabel
sosial.18
Penelitian ini digunakan untuk mengetahui study kasus serta
mendalami tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan Teknik humor
dalam menangani korbanverbal abusedi Mts Al-Jadid Waru Sidoarjo.
2. Sasaran dan Lokasi penelitian
a. Subjek
Untuk mendapatkan subjek penelitian agar dapat menggali
informasi lebih akurat maka peneliti mencari dari sumber yaitu
Siwa dan Guru di Mts Al-Jadid Waru Sidoarjo.
b. Objek
Objek adalah wilayah yang dijadikan penelitian dalam mencari
informasi dalam penelitian ini objek kajian ini adalah teknik humor
dalam menangani korban verbal abuse di Mts Al-Jadid Waru
Sidoarjo.
c. Lokasi penelitian
Lokasi adalah tempat dimana penelitian akan dilakukan. Dalam hal
ini peneliti memilih Lokasi penelitian di sekolah Mts Al-Jadid
Waru Sidoarjo.
18
14
3. Jenis dan sumber data
a. Jenis data
Data adalah pernyataan atau keterangan bahan dasar yang
dipergunakan untuk menyusun hipotesa. Yang dimaksud dengan
sumber data dalam penelitian ini adalah subyek darimana data
dapat diperoleh, berdasarkan sumbernya, jenis data dibagi menjadi
dua yaitu data primer dan sekunder.19
1) Data primer
Data primer adalah data yang diambil dari sumber data
primer atau sumber pertama di lapangan. Data primer
dalam penelitian ini adalah salah satu siswa kelas 7b Mts
Al-Jadid Waru Sidoarjo
2) Data sekunder
Sumber data sekunder adalah sumber data kedua sesudah
sumber data primer. Sumber data sekunder dapat berperan
membantu mengungkap data yang diharapkan. Data
sekunder dalam penelitian ini adalah Wali kelas, guru dan
teman klien di Mts Al-Jadid Waru sidoarjo.20
3) Sumber Data
Untuk sumber mengidentifikasi sumber data, penulis
mengklarifikasikan menjadi tiga yaitu:
19
Arikunto,”Prosedur Penilitian suatu Pendekatan Praktek”,(Jakarta: Rineka Cipta, 1996), hal.114
20
15
(1) Informan
Peneliti membuat beberapa pertanyaan yang akan
diajukan untuk responden sesuai dengan apa yang
akan diteliti, pertanyaan dilakukan dengan tatap muka
supaya peneliti lebih mengetahui intonasi dan cara
bicara responden.
(2) Peristiwa
Semua hal yang terjadi, yang bisa mendorong
terhadap penelitian ini. Dari pengamatan tersebut
peneliti dapat mengetahui.
(3) Dokumen
Dokumen merupakan bahan tertulis atau benda yang
berkaitan dengan foto, audio dan video. Yang bisa
menjadi sebuah dokumen yang mendukung dalam
penelitian ini.
4. Tahap–tahap penelitian
Untuk mempermudah dalam melakukan penelitian, tahap-tahap
yang digunakan peneliti adalah penelitian kualitatif menjadi tiga
tahapan tahapan yaitu:
a. Tahap pra-lapangan
Pada tahap pra-lapangan ini ada beberapa kegiatan yang
harus dilakukan oleh peneliti, kegiatan dan pertimbangan
16
memilih lokasi penelitian, mengurus perizinan penelitian,
menilai lokasi penelitian, memanfaatkan informan,
menyiapkan perlengkapan penelitian, dan etika penelitian.
b. Tahap kegiatan lapangan
Pada tahap lapangan ini pertama, peneliti perlu memahami
latar belakang dan persiapan diri. kedua, peneliti mulai
memasuki lapangan dimana peneliti pada tahapan ini
menjalin keakraban hubungan, mempelajari bahasa, dan
peranan peneliti. Dan ketiga, berperan serta sambil
mengumpulkan data dimana dalam tahapan ini peneliti
menerapkan teknik observasi, dan wawancara dengan alat
bantu yang digunakan dalam teknik ini seperti alat tulis,
kamera, dan tape recorder.
c. Tahap Analisis Data
Tahap analisis data adalah proses mengorganisasikan dan
mengurutkan data kedalam pola, kategori, dan satuan uraian
dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat
dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh
data. Pekerjaan dalam analisis data dalam hal ini adalah
mengatur dan mengurutkan.21
d. Tahap penulisan laporan
21
17
Meliputi kegiatan penyusunan hasil penelitian dari semua
rangkaian kegiatan pengumpulan data sampai pemberian
makna data yang kemudian dilanjutkan dengan penulisan
laporan penelitian yang sempurna yang tentunya sudah
disetujui oleh dosen pembimbing.
5. Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data digunakan untuk memperoleh
data yang diperlukan, baik yang berhubungan dengan studi
literatur atau kepustakaan maupun data yang dihasilkan dari
lapangan. Untuk mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik
pengumpulan data, maka peneliti tidak mendapatkan data yang
memenuhi standar data yang ditetapkan. Pengumpulan sumber
data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber,
dan berbagai cara. Bila dilihat dari settingnya, data dapat
dikumpulkan pada setting alamiah pada laboratorium dengan
metode eksperimen, berbagai responden, pada suatu seminar,
diskusi, dijalan. Bila dilihat dari sumber datanya, maka
pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer, dan
sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang
langsung memberikan data kepada pengumpulan data, dan
sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung
memberikan data.22
22
18
Dalam pengumpulan data peneliti menggunakan teknik
sebagai berikut:
a. Observasi
Observasi adalah kemampuan seseorang untuk
menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja panca
indra mata serta dibantu dengan panca indra lainya.
Observasi partisipasi adalah pengumpulan data melalui
observasi terhadap objek pengamatan dan langsung hidup
bersama, merasakan serta berada dalam aktivitas
kehidupan objek pengamatan. Dengan demikian,
pengamat betul-betul menyelami kehidupan objek.23
Macam-macam observasi yaitu observasi partisipasif,
terus terang dan transparan, tidak terstruktur, yang dapat
memahami konteks data dalam situasi sosial. Adapun
data-data yang diambil dari metode observasi adalah:
1) Teknik humor dalam menangani korban verbal
abuse.
2) Konseling seperti apakah yang diberikan dalam
menangani korbanverbal abuse.
b. Wanwancara
Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk
tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap
23
19
muka antara pewawancara dengan responden. Wawancara
yang digunakan yaitu wawancara semi struktur yang terpacu
pada pedoman namun sifatnya masih terbuka.24 Dalam
metode ini penulis mengadakan wawancara langsung dengan
sumber data, yaitu wali kelas, guru dan teman klien di Mts
Al-Jadid Waru Sidoarjo sebagai data sekunder guna
mendapatkan data yang berkaitan dengan verbal abuse
terhadap siswa. Adapun data-data yang diambil dari metode
interviewatau wawancara adalah sebagai berikut:
1) Wali kelas terkait dengan data-data ataupun
dokumen yang dimiliki selama menjadi wali kelas
mengenai tindakan yang dilakukan oleh siswa
kepada siswa lain dalam bentuk tingkahlaku dan
perilaku.
2) Guru sebagai pembimbing siswa-siswa dalam sikap,
norma, perilaku dan tingkahlaku dalam keseharian
serta mengawasi siswa-siswa di Mts Al-Jadid Waru
Sidoarjo untuk mengetahui secara langsung perilaku
yang dilakukan oleh siswa-siswa.
3) Teman klien memahami selama dan sebelum
kejadian adanya tindakan verbal abuse yang
dilakukan oleh siswa lain.
24
20
c. Dokumen
Dokumen adalah setiap bahan tertulis ataupun film, lain dari
record, yang tidak dipersiapkan karena adanya permintaan
seorang penyidik. Dokumen biasanya dibagi atas dokumen
pribadi dan dokumen resmi.
1) Dokumen pribadi adalah catatan seseorang secara
tertulis tentang tindakan, pengalaman, dan
kepercayaanya.
2) Dokumen resmi terbagi atas dokumen internal dan
dokumen eksternal. Dokumen internal berupa
memo, pengumuman, instruksi aturan suatu
lembaga masyarakat tertentu yang digunakan
dalam kalangan sendiri. Dokumen eksternal berisi
bahan-bahan informasi yang dihasilkan oleh suatu
lembaga sosial, misalnya, majalah, bulletin,
pernyetaan dan berita yang disiarkan kepada media
massa. Dokumen eksternal dapat dimanfaatkan
untuk menelaah konteks sosial, dan
kepemimpinan.25
6. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan
data dalam pola. Kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat
25
Lexy J. moleong,”Metodologi penelitian kualitatif”, (Bandung: PT Remaja rosdakarya
21
ditemukan dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan
oleh data.26
Adapun teknik analisis yang di gunakan peneliti pada penelitian ini
menggunakan teknik analisis komperatif. Teknik ini adalah yang paling
ekstrem menerapkan strategi analisis deskriptif. Dikatakan ekstrem
karena teknik ini betul-betul menerapkan logika induktif dalam
analisisnya. Esensinya bahwa teknik analisis komperatif adalah teknik
yang digunakan untuk membandingkan kejadian-kejadian yang terjadi
di saat peneliti menganilisis kejadian tersebut dan dilakukan secara terus
menerus sepanjang penelitian dilakukan.27
Kemudian agar data yang diperoleh sesuai dengan fokus masalah.
Terdapat tiga langkah utama dalam penelitian ini , yaitu:
a. Reduksi Data
Reduksi data dimasukkan untuk menentukan data ulang sesuai
dengan permasalahan yang akan diteliti. Mengadakan reduksi
data yang dilakukan dengan jalan abtraksi yaitu usaha yang
membuat rangkuman inti, proses28dan pernyataan-pernyataan
yang perlu. Data mengenai siswa korban verbal abusedi Mts
AL-Jadid Waru Sidoarjo. Baik dari hasil penilitian lapangan
atau kepustakaan kemudian dibuat rangkuman.
26
Suharsini, arikunto,“Prosedur Penilitian Suatu Pendekatan Praktik cet 12”,(Jakarta: PT.Rhineka Cipta), hal .231
27
Burhan Bungin,”Metodologi Penelitian Soial dan Ekonomi”,(Jakarta: Kencana 2013).hal.295
28
22
b. Penyajian data
Dimaksudkan untuk memilih data yang sesuai dengan
kebutuhan peneliti tentang korbanverbal abuse. Artinya data
yang telah dirangkum tadi kemudian dipilih, sekitarnya data
mana yang diperlukan untuk penulisan laporan penelitian.
c. Verifikasi
Yaitu penjelasan tentang makna. Data yang dimaksudkan
untuk penentuan data akhir dari seluruh proses tahapan
analisis, sehingga keseluruhan permasalahan korban verbal
abuse di Mts Al-Jadid Waru Sidoarjo. Pada bagian akhir ini
akan muncul kesimpulan-kesimpulan yang mendalam secara
komperhensif dari data hasil penelitian. Jadi langkah akhir ini
digunakan untuk membuat kesimpulan
7. Teknik Keabsahan Data
a. Triangulasi
Pada penelitian ini, keabsahan data dilakukan dengan
triangulasi sumber. Untuk menguji kredibilitas data dilakukan
dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa
sumber. Data dari sumber tersebut. Tidak bisa diratakan seperti
dalam penelitian kuantitatif, tetapi dideskripsikan,
dikategorisasikan, mana pandangan yang sama, yang berbeda, dan
mana yang spesifik dari kedua sumber data tersebut. Data yang
23
kesimpulan selanjutnya akan dimintakan kesepakatan dengan
kedua sumber data tersebut.
Jadi triangulasi berarti cara terbaik untuk menghilangkan
perbedaan-perbedaan konstruksi kenyataan yang ada dalam
konteks suatu studi sewaktu mengumpulkan data tentang berbagai
kejadian dan hubungan dari berbagai pandangan. Dengan kata lain
peneliti mengecek ulang temuanya dengan jalan
membandingkanya dengan berbagai sumber, metode, atau teori.29
G. Sistematika Pembahasan
Dalam pembahasan suatu penelitian diperlukan sistematika pembahasan
yang bertujuan untuk memudahkan penelitian, langkah-langkah pembahasan
sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini terdiri dari sepuluh sub-bab antara lain latar belakang masalah,
Rumusan masalah, Tujuan penelitan, Manfaat penelitian, Definisi konsep,
Metode penelitian, Sistematika Pembahasan, Jadwal penelitian, Pedoman
Wawancara.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini terdiri dari dua sub-bab, yakni kajian Teoritik (beberapa referensi
yang digunakan untuk menelaah objek kajian), dan penelitian terdahulu yang
relevan.
29
24
BAB III PENYAJIAN PUSTAKA
Pada bab ini terdiri dari sub-bab, yakni Deskripsi umum Objek Penelitian,
Deskripsi Hasil Penelitian.
BAB IV ANALISIS DATA
Pada bab ini berisi pemaparan tentang analisis data.
BAB V PENUTUP
Pada bab ini terdiri dari Simpulan dan Saran, yang menjelaskan hasil simpulan
dari data yang dipaparkan dan saran bisa berupa rekomendasi untuk penelitian
lanjutan yang terkait dengan hasil penilitian, atau disarankan bagi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Teknik Humor
a. Pengertian Teknik Humor
Seorang peneliti humor, Rod A. Martin mendefinisikan humor
sebagai suatu penjelasan terhadap seperangkat fenomena yang
terkait dengan mencipta, mempersepsi, dan menikmati sesuatu
yang menggelikan atau lucu dan komikal, atau sesuatu ide serta
situasi.
Menurut driver humor merupakan sifat dari sesuatu atau suatu
yang kompleks yang menimbulkan keinginan untuk tertawa.30
menurut Widjaja merupakan kelucuan atau humor berlaku bagi
manusia normal untuk menghibur karena hiburan merupakan
kebutuhan mutlak bagi manusia untuk ketahanan diri dalam proses
ketahanan hidupnya. humor okritik merupakan sesuatu yang
menunjukan. Artinya mampu memberi kritik terhadap diri sendiri,
serta dapat pula secara terbuka menerima opini orang lain.31
Humor sebagai sarana komunikasi sosial.32 keanehanya,
30
Ayu Fitriani,”Kepekaan Humor dengan Depresi Pada Remaja ditinjau dari Jenis Kelamin”, Jurnal Penelitian Psikologi, Vol.1, No. 1 (Januari, 2012), hal.81.
31
Didiek Rahmanadji,”Sejarah,Teori,Jenis dan Fungsi Humor”, Jurnal Penelitian Sastra (Agustus 2007),Nomor 2 ,hal. 220.
32
26
kebodohanya, sifat pengecohnya, kejanggalanya33. humor
interpretasi timbal balik dan saling perilaku individu selama sosial
interaksi.34
Menurut Ross, humor adalah sesuatu yang membuat orang
tertawa ataupun tersenyum dan digunakan sebagai alat untuk
menarik perhatian. Lippman dan Dunn menyatakan bahwa humor
adalah segala sesuatu yang dapat meningkatkan rangsangan dan
mengarahkan pada perasaan senang dan nyaman. Humor adalah
sesuatu yang sangat berkaitan dengan respon tertawa Richman
berpendapat bahwa humor ialah sesuatu yang menimbulkan
kesenangan dan ketertarikan bagi banyak orang.35
Hormon endorphin adalah senyawa kimia yang membuat
seseorang merasa senang. Endorphin diproduksi oleh kelenjar
pituitary yang terletak di bagaian bawah otak. Hormone ini
bertindak seperti morphine. Endforfin atau endopine mampu
menimbulkan perasaan senang dan nyaman hingga membuat
seseorang berenergi. Selama ini endorphine sudah dikenal sebagai
zat yang banyak manfaatnya. Menngendalikan rasa nyeri serta sakit
yang menetap, mengendalikan perasaan stress, serta meningkatkan
system kekebalan tubuh. Endorphine sebenarnya merupakan
33
Darmasyah,Strategi Pembelajaran Menyenangkan Dengan Humor cet 3, (Jakarta: PT Bumi Aksara 2012),hal.68-190
34
James,”Measurement of Sense of Humor”,Journal Sagepub:Psychological Reports, Vol.
69, No. 2 (October 1991),hal.692. 35
27
gabungan dari endegonous dan morphine, zat yang merupakan
unsur dari protein yang diproduksi oleh sel-sel tubuh serta sistem
syaraf manusia. Dr. shigeo mengatakan, kalau seseorang berpikir
positif, senang, dan bahagia, maka otak akan mengeluarkan
hormon beta endorphine. Menariknya, menurut penelitian Dr.
shigeo hormone kebahagiaan ini memperkuat daya tahan tubuh,
menjaga sel otak tetap muda, melawan penuaan, menurunkan
agresivitas dalam hubungan antar manusia meningkatkan semangat,
daya tahan dan kreativitas. Sebaliknya, jika seseorang merasa
tertekan, marah, sedih, cemas, takut, maka ia akan mengeluarkan
hormone Nor-Adrenalin. Hormone ini merupakan racun yang
merusak jaringan dalam tubuh manusia juga semakin cepat.
Tekanan hidup mengakibatkan seseorang mengalami kesedihan,
kecemasan, dan ketakutan yang ternyata banyak merusak sel-sel
dalam tubuh manusia.36
Sigmund Freud melihat humor sebagai yang tertinggi, bentuk
yang paling dewasa dari mekanisme pertahanan manusia,dan
Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental juga
menempatkan humor sebagai yang tertinggi adaptif defense.
Menurut Freud, manusia terutama menggunakan humor dalam
situasi di mana negatifemosi muncul, seperti kesedihan. Inti humor
menurut Freud, adalah bahwa individual suku cadang dirinya
36
28
sendiri efek menyedihkan dan menyakitkan bahwa situasi
menyebabkan olehmembatalkan kemungkinan emosional kesedihan
melalui humor. Dengan cara ini, humor memungkinkan orang
untuk mengatasi situasi.37
James Dananjaya lebih lanjut menyatakan bahwa suatu yang
dapat menimbulkan atau menyebabkan pendengaranya merasa
tergelitik perasaan lucunya, sehingga terdorong untuk tertawa.
karena sesuatu yang bersifat menggelitik perasaan yang disebabkan
kejutanya, keanehanya, kebodohanya, sifat pengecohanya,
kejanggalanya, dan kenakalanya.38
Humor adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan
sebagai cara meneyelesaikan masalah, ketrampilan unutuk
menciptakan humor, kemampuan mengahargai dan menanggapi
humor serta, menanggapi orang-orang yang humoris. Pengertian
humor menurut Thorson dan Powell yaitu merupkan multidemensi
dan didalamnya termasuk kemampuan untuk membuat humor,
mengenali humor, mengapresiasikan humor, menggunakan humor
sebagai mekanismecopingdan untuk mencapai tujuan sosial.39
Humor adalah bersifat unik dan masuk akal untuk didengar dan
dilihat selama humor tersebut layak untuk didengar maupun
37
Chaya Ostrower,”Humor as a Defense Mechanism During Holocaust”, Jurnal Penelitian of Bible and Theology Vol. 69, No 2,(2015),hal.183–195
38
Darmansyah,“Strategi Pembelajaran dengan Humor cet 3”, (Jakarta: PT Bumi Akasara
2012),hal.65-66. 39
29
ditonton.Humor tidak dilakukan oleh orang-orang tertentu atau
profesional. Semua orang yang disekitar kita bisa menciptakan
humor seperti kerabat, keluarga, teman atau lingkungan sekitar.
Melakukan humor tidak membutuhkan sebuah planning, Karena
humor bisa dilakukan saat santai maupun kondisi tegang. Humor
mencairkansuasana.
Kata humor digunakan untuk menyebut:
1) Sebuah stimulus yang lucu (misalnya lelucon, film komedi,
gambar komikal, dan sebagainya yang digolongkan sebagai
materi humor).
2) Proses kognitif yang terlibat dalam menciptakan atau
mempersepsi kelucuan (berhumor atau merasakan humor).
3) emosi gembira yang terkait dengannya
4) sebuah karakteristik kepribadian yang cenderung lebih
menikmati kemampuan membuat lucu orang lain dan membuat
mereka tertawa (disebut orang humoris).40
b. Tahap-tahap humor
humor tampil mantap sebagai penyegar pikiran sekaligus
sebagai penyejuk batin, dan penyalur uneg-uneg.41Berikut ini
adalah tahapan-tahapan humor
1) Mengamati keadaan situasi atau orang-orang di lingkungan sekitar
40
Listya Istiningtyas,”Humor dalam Kajian Psikologi Islam”, Jurnal Ilmu Agama Vol. 15 No.1 (April 2016),hal.2
41
30
Untuk mengembangkan rasa humor yang baik.seseorang harus
memiliki kekuatan pengamatan yang baik.
2) Mengembangkan keterampilan komunikasi yang baik
Apabila meningkatkan rasa humor, setiap orang yang akan tampil
sebagai pelawak harus menghilangkan rasa malu atau perasaan
canggung saat menjadi pusat perhatian.
3) Membaca banyak kutipan tentang humor-humor
Banyak membaca kutipan humor ataupun membaca buku – buku sebagai inspirasi.
4) Menonton film komedi
Dalam mengembangkan humor adalah dengan menonton film
komedi.Ada banyak situasi seperti di film, yang dapat membantu
orang yang bertindak lucu.
5) Belajar dari teman-teman
Belajar dari teman-teman membantu untuk mengembangkan humor
yang baik.seseorang dapat bertindak dan berperilaku lucu karena
pengaruh dari teman-teman di sekelilingnya
6) Spontanitas
Humor harus datang secara alami dan spontanitas. Kemampuan
untuk membuat orang tertawa adalah sesuatu yang dibudidayakan
dari waktu ke waktu dan akhirnya, harus datang secara alami.42
c. Jenis-jenis Humor
42
31
Menurut Arwah setiawan dapat dibedakan menurut kriterium
“bentuk ekspresi”. Sebagai bentuk ekspresi dalam kehidupan kita, humor dibagi menjadi tiga jenis yakni:
1) Humor personal
Yaitu kecenderungan tertawa pada diri kita, misalnya bila kita
melihat sebatang pohon yang bentuknya mirip orang sedang
buang air besar.
2) Humor dalam pergaulan
Misalnya senda gurau di antara teman, kelucuan yang diselipkan
dalam pidato atau ceramah di depan umum.
3) Humor dalam kesenian atau seni humor
a) Humor lakuan, misalnya lawak, tari humor, dan pantomim
lucu.
b) Humor grafis, misalnya kartun, karikatur, foto jenaka, dan
patung lucu.
c) Humor literarur, misalnya cerpen lucu, esesi satiris, sejak
jenaka dan semacamnya.
Jika yang digunakan adalah kriterium maksud dalam
komunikasi, dalam humor ada tiga jenis komunikasi yaitu:
(1) Penyampai memang bermaksud melucu, dan penerima
menerima sebagai lelucon.
(2) penyampai tidak bermaksud melucu, namun penerima
32
(3) penyampai bermaksud melucu, namun penerima tidak
menganggap lucu.
Adapun Fungsi humor Menurut sujoko humor dapat berfungsi
untuk:
(a) Melaksanakan segala keinginan dan segala tujuan pesan
(b) Menyadarkan orang bahwa dirinya tidak selalu benar
(c) Mengajar orang melihat persoalan dari berbagai sudut
(d) Menghibur
(e) Melancarkan pikiran
(f) Membuat orang mentoleransi sesuatu
(g) Membuat orang memahami soal pelik
d. Fungsi humor
James Danandjaya mengatakan sebagai berikut. Fungsi humor
yang paling menonjol yaitu sebagai sarana penyalur perasaan yang
menekan diri seseorang. Perasaan itu bisa disebabkan oleh
macam-macam hal, seperti ketidak adilan sosial, persaingan politik,
ekonomi, suku bangsa atau golongan, dan dalam kebebasan gerak
atau kebiasaan mengeluarkan pendapat. Beberapa fungsi humor
yang sejak dulu sudah dikenal masyarakat kita antara lain, fungsi
pembijaksanaan orang dan penyegaran yang membuat orang
33
e. Dimensi Humor
Menurut Thorson dan powell, humor memiliki empat dimensi
yang terkandung di dalamnya. Berikut ini adalah keempat dimensi
tersebut:
1) Membuat humor
Suatu kemampuan dalam diri seseorang untuk melakukan
sesuatu yang lucu dan membuat sesuatu di sekitarnya menjadi
terlihat lucu.
2) Apresiasi Humor
Suatu perasaan yang ada dalam diri seseorang, dimana
seseorang tersebut mau menghargai setiap humor dan kelucuan
yang ada disekitarnya.
3) Menyalin humor
Kemampuan seseorang untuk meredakan ketegangan dan
masalah yang terjadi dalam dirinya dengan menggunakan
humor sebagai sarana.
4) Toleransi humor
Dimensi ini merupakan suatu sikap seseorang dalam
menyikapi humor yang ada disekililingnya.43
Eysenck menyatakan istilah kepekaan humor yang digunakan untuk
tiga hal berikut ini:
43
34
a) Mengkaji rasa, yaitu tingkat kesamaan diantara individu satu
dengan yang lain apresiasi terhadap materi-materi humor.
b) Jumlah rasa, yaitu menunjukan seberapa sering seseorang
tertawa dan tersenyum, serta seberapa mudah seseorang merasa
gembira.
c) Menciptakan rasa, yaitu menekankan seberapa banyak
seseorang menceritakan cerita-cerita lucu dan membuat orang
lain gembira.
Abel menjelaskan bahwa kepekaan humor meliputi aspek yaitu:
(1) Kemampuan memahami humor
(2) Kemampuan membuat humor
(3) Menyukai humor dan orang-orang humoris
Menggunakan humor untuk meredakan ketegangan dan
menggunakan humor untuk mencapai tujuan sosial.44
Dari ketegangan tersebut, dapatlah dijelaskana bahwa penyaluran
ketegangan lewat humor sangat positif karena membawa kesejahteraan
siswa. Jika semua perasaan tidak puas dan ketegangan yang dialami
tidak disalurkan, akan membawa bencana, tidak hanya bagi yang
mendedam, tetapi juga untuk orang lain atau masyarakat sekitarnya.45
Humor untuk bimbingan konseling kemampuan konselor dalam
menggunakan humor untuk sebagai cara meneyelesaikan masalah
44
Nurul Hidayah, “Kepekaan Humor dengan Depresi Pada Remaja ditinjau dari Jenis Kelamin”(Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan) Humanitas, Vol. IX No. 1 Januari 2012,Hal.81
45
35
kepada konseli, ketrampilan untuk dalam menangani masalah konseli
dengan humor. konseli mendapatkan perlakuan yang tidak
menyenangkan dari temanya dan konseli merasa tidak berdaya
mengahadapi masalah. dengan adanya humor didalam bimbingan dan
konseling, konselor mampu menjalin trust dengan konseli tanpa ada
paksaan dari pihak konselor maupun pihak lain. Sense of Humorbukan
hanya bagaimana seseorang bisa melakukan humor namun juga ada
empat hak yang perlu dikategorikan:
Pertama Kemampuan seseorang untuk menggunakan humor. Tidak
semua orang mampu menggunakan humor terlebih ketika seseorang
sedang mengalami masalah. Ada beberapa tipe kepribadian yang
berbeda dalam diri manusia. Ada yang bersifat introvet cenderung lebih
memendam masalah yang dihadapinya. Mereka tidak akan pernah
menggunakan humor sebagai salah satu jawaban. Tipe kepribadian yang
ekstovet cenderung memiliki kemampuan untuk menggunakan humor
sebagai salah satu jalan untuk mengurangi rasa kesal yang melanda.
Kedua Kemampuan seseorang untuk menciptakan humor
Penciptaan humor tentunya tidak semudah seseorang yang
membalikkan telapak tangan, orang yang mampu menciptakan humor
tentunya juga didukung karakteristik secara kuat. Karakteristik yang
dimaksud adalah bakat serta cipta humor yang tinggi. Adanya
36
dimaksud dalam humor tersebut.46 Banyak seseorang yang mampu
menghasilkan karya tentang humor (naskah) namun juga belum tentu
mampu menunjukkannya secara langsung. Seseorang yang memiliki
kemampuan menciptakan humor akan tampak walau hanya pada saat
bercerita mengulang kejadian lucu, dalam hal ini tidak ada hubungannya
dengan tipe kepribadian seseorang.
Ketiga Kemampuan seseorang untuk menanggapi humor adalah
kemampuan yang termudah yang dimaksud ada dua kategori yaitu
menghargai secara aktif dan mengahargai secara pasif. Menaggapi
secara aktif artinya adalah memberikan respon dengan menyambung
kata-kata yang juga berbau humor, artinya ada timbal balik yang
seimbang sebagai lawan. sedangkan yang dimaksud dengan menanggapi
secara pasif yaitu seseorang hanyamampu ikut tertawa dengan adanya
kelucuan yang diberikan tokoh utama. Menanggapi secara pasif inilah
yang memiliki prosentase yang lebih besar, berbeda dengan yang aktif,
tidak semua orang menanggapi humor secara aktif.
Keempat Kemampuan seseorang untuk menghargai humor.
Mengahargai tentu bukan kata-kata yang asing, semua orang mampu
menerjemahkan. Kemampuan seseorang menghargai ini akan tetapi
dengan sendirinya hanya ada beberapa hal yang ternyata juga
berpengaruh yaitumood. Seseorang yang sedang mengalamimoodyang
46
37
baik dia akan menghargai penuh, sedangkan yang bad mood akan
kurang memberikan penghargaan.47
Dapat disimpulkan bahwa humor dapat menghilangkan ketegangan
dan stress pada diri seseorang. humor dilakukan bersama rekan-rekan
kerja atau sesama teman untuk menambah atau menghasilkan kelucuan.
Humor dilakukan secara sengaja atau ketidak sengajaan sehingga
membuat humor tersebut menjadi gelak tawa bagi para pendengar
maupun pelihatnya.
2. Bimbingan dan Konseling Islam
a. Pengertian Bimbingan dan Konseling Islam
Secara etimologis, kata “Bimbingan” berasal dari terjemahan bahasa Inggris “Guidance”. Kata “Bimbingan” dapat menunjukan pada dua hal yaitu: pertama Bimbingan bisa sebagai memberikan
informasi dan Kedua Bimbingan bisa sebagai menuntun atau
mengarahkan kearah suatu tujuan.48 Sedangkan Konseling Islam
merupakan proses pemberian bantuan kepada individu agar
memiliki kesadaran sebagai hmba dan khalifah Allah yang
bertanggung jawab atas dsar norma yang bersumber dari Allah
SWT.49 Prayitno dan Erman Amti mengemukakan bahwa
bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh
47
Aquairista Stevie Pramudita Sukoco,“Hubungan Sense of Humor dengan Stres Pada Mahasiswa Baru”Jurnal PenelitianPsikologi,Vol.3 No.1, (Juli 2014), hal.3
48
Aip Badrujaman,Teori dan Aplikasi Evaluasi Program Bimbingan Konseling, (Jakarta:PT Indeks, 2011), hal.26
49
38
orang yang ahli kepada seorang atau beberapa orang individu, baik
anak-anak, remaja, maupun dewasa.50
Istilah konseling berasal dari kata “counseling” adalah kata
dalam bentuk mashdar dari“to counsel”secara etomologis berarti
“to give advice” atau memberikan saran dan nasihat. Konseling
juga memberikan arti dan juga nasihat atau memberi anjuran
kepada orang lain secara tatap muka. Jadi, counseling berarti
pemberian nasihat atau penasihatan kepada orang lain secara
individual yang dilakukan dengan tatap muka. Pengertian
konseling dalam bahasa Indonesia, juga dikenal dengan istilah
penyuluhan.
b. Jenis Layanan Bimbingan
1) Pelayanan
pengumpulan data tentang siswa dan lingkungannya
Pelayanan ini merupakan usaha untuk mengetahui diri individu
atau siswa yang seleuas-luasnya.
2) Konseling
Layanan Konseling merupakan memfasilitasi siswa untuk
memperoleh bantuan secara pribadi secara langsung.
3) Penyajian informasi dan penempatan
Penyajian informasi adalah menyajikan keterangan tentang
berbagai aspek kehidupan yang diperlukan individu.Sementara
50
39
Layanan penempatan adalah layanan bantuan yang diberikan
kepada siswa dalam rangka menyalurkan dirinya ke arah yang
tepat sesuai dengan kemampuan, minat, dan bangkat.
4) Penilaian dan Penelitian
Layanan penilaian dilaksanakan untuk mengetahui tujuan
program bimbingan apa saja yang telah dilaksanakan dapat
dicapai. Penelitian dimaksudkan untuk mengembangkan
program bimbingan.51
c. Prinsip–prinsip Bimbingan Konseling Islam
Agar proses Bimbingan Konseling Islam bisa berjalan sesuai
dengan yang diharapkan maka dalam melakukan prosesnya itu, kita
harus mempunyai prinsip yang sesuai dengan syariat islam, prinsip
itu antara lain:
1) Membantu individu untuk mengetahui, mengenal, dan
memahami keadaan dirinya sesuai dengan hakikatnya
(mengingatkan kembali kefitrahnya).
2) Membantu individu menerima keadaan dirinya
sebagaimana adanya, baik dan buruknya, kekuatan dan
kelemahannya, sebagai sesuatu yang telah ditakdirkan
oleh Allah, namun manusia hendaknya menyadari bahwa
diperlukan ikhtiar sehingga dirinya mampu bertawakal
kepada Allah SWT.
51
40
3) Membantu individu memahami keadaan ( situasi dan
kondisi) yang dihadapinya.
4) Membantu individu menemukan alternatif pemecahan
masalah.
5) Membantu individu mengembangkan kemampuanya
mengantisipasi masa depan, sehinga mampu
memperkirakan kemungkinan yang akan terjadi
berdasarkan keadaan sekarng dan yang akan terjadi,
sehingga membantu mengingat individu untuk lebih
berhati–hati dalam melakukan perbuatan dan bertindak.52
d. Fungsi Bimbingan Konseling Islam
Fungsi dari Bimbingan Konseling Islam yaitu suatu
penggerak dari peranan seorang konselor, Adapun fungsi
Bimbingan Konseling Islam sebagai berikut:
1) Fungsi pencegahan (preventif), Maksud dari pencegahan
tersebut yaitu menghindari segala sesuatu yang tidak bik
atau mejauhkan diri dari larangan Allah. Dan selain itu
pencegahan dilakukan terhadap segala gangguan mental,
spiritual, environmental (lingkungan) yang menghambat,
mengancam, atau menghalangi proses perkembangan
hidup klien.
52
41
2) Fungsi penyaluran, maksudnya mengarahakan mereka
yang (dibimbing tersebut) kepada suatu perbuatan yang
baik atau menyesuaikan dengan bakat maupun potensi
yang dipunyainya.
3) Fungsi penyembuhan, penyembuhan terhadap segala
bentuk penyakit mental dan spiritual dengan cara
referal (pelimpahan) kepada para ahlinya. Seperti
psikiater, psikolog, dan dokter umum jika asalah itu
sudah tidak memungkinkan ditangani oleh seorang
konselor.
4) Fungsi pengembangan, pengembangan ini diharapkan
orang yang dibimbing dapat ditingkatkan untuk lebih
meningkat lagi prestasinya atau bakat yang dimiliki.53
e. Tujuan Bimbingan dan Konseling Islam
Ainur Rahim mengatakan secara garis besar tujuan dari
Bimbingan dan Konseling Islam dapat dirumuskan sebagai
“membantu individu mewujudkan dirinya sebagai manusia
seutuhnya agar mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di
akhirat.54
Selain tujuan umum, Bimbingan dan Konseling Islam
memiliki tujuan Khusus, yaitu:
53
Sunarto, Bimbingan Konseling Agama Melalui Pendekatan Istigosah Dalam
Menangani Perilaku “Malima” Pada Seorang Bapak di Pondok Pesantren Mahasiswa Al -Jihad, (Skripsi, Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya, 2007), hal.17
54
42
1) Membantu Individu agar tidak menghdapai masalah
2) Membantu individu mengatasi masalah yang sedang
dihadapinya.
3) Membantu individu memelihara dan mengembangkan
situasi dan kondisi yang baik atau yang telah baik agar
tetap baik atau menjadi lebih baik, sehingga tidak akan
menjadi sumber masalah bagi dirinya dan orang lain.55
Adanya tujuan didalam konseling agar klien bisa memahami,
melihat dan menerima berbagai masalah yang ada dilingkungan.
Dengan adanya masalah tersebut akan membawa manusia menjadi
lebih baik dan selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT.
3. Verbal Abuse
a. PengertianVerbal abuse
Verbal abuse adalah semua bentuk tindakan ucapan yang
mempunyai sifat menghina, membentak, memaki56 dan
membesarkan-besarkan kesalahan orang lain merupakan tindakan
verbal abuse.57 Verbal abuse terjadi ketika orangtua menyuruh
anak untuk diam atau jangan menangis. Jika anak mulai berbicara,
ibu terus menerus mneggunakan tindakan verbal abuse seperti
“kamu bodoh”. “kamu cerewet”, “kamu kurang ajar”. Anak akan
55
Aunur Rahim Faqih,Bimbingan dan Konseling Dalam Islam(Yogyakarta: UII PRESS, 2001), hal 36-37
56
Titik Lestari, “Verbal abuse”, (Yogyakarta: Psikosain 2016), hal.17 57
43
mengingat itu semua. Verbal abuse itu berlangsung dalam satu
periode.58
Pakar psikologi meganalisis, pemahaman diri anak-anak
sangat rendah. Biasanya anak-anak memahami dirinya sendiri
berdasarkan penilaian orang lain, terutama dari keluarga yang
dikaguminya atau penilaian dari teman-temannya. Mereka sangat
meyakini setiap penilaian dari guru maupun teman-temanya. oleh
karena itu perubahan psikologi yang kecil dari guru atau
teman-temanya jika ditampilkan dari wajah maupun nada bicara bahkan
dalam wujud sindiran maupun caci maki, tanpa disadari hal itu
akan menimbulkan medan psikologis negatif pada diri anak, dan
radiasi dari medan psikologis ini dapat mengubah pemahaman
anak terhadap dunia ini.
Dalam kasus klinis yang dialami oleh para psikolog juga
didapat bahwa jika anak-anak tumbuh besar dilingkungan rumah
atau sekolah yang terbiasa menggunakan kekerasan ringan
seperti ini, akan mudah membuat anak menyangkal dirinya
sendiri, curiga, pesimis, tidak mampu menguasai luapan perasaan,
tidak dapat mengutamakan kebutuhanya sendiri secara jelas,
brutal, sakit syaraf, lari dari tanggung jawab, tidak bisa mengatasi
58
44
masalah antara personal secara sehat, secara ketergantungan
terhadap materi, dan berbagai penyakit kejiwaan lainya.59
Kekerasan merupakan tindakan yang disengaja yang
mengakibatkan cidera fisik maupun mental. Campbell dan
Humphrey mendefinisikan kekerasan anak sebagai berikut
“Setiap tindakan yang mencelakakan atau dapat mencelakakan kesehatan dan kesejahteraan yang dilakukan oleh orang yang
seharusnya bertanggung jawab terhadap kesehatan dan
kesejahteraan anak tersebut”. Anak ibarat kanvas putih yang polos siap di sapu dengan beraneka ragam warna, maka dari itu
cara mendidik anak dan membesarkan anak dalam sebuah
keluarga sangat penting.60
b. Dampak Psikologi KorbanVerbal Abuse
1) anak menjadi tidak peka dengan perasaan orang lain
Anak yang mendapatkan perlakuan kekerasan emosional secara
terus menerus akantumbuh menjadi yang tidak peka terhadap
perasaan orang lain. Mengganggu Perkembangan Anak yang
mendapatkanverbal abuseterus menerus akan memiliki citra yang
negative.
2) Hubungan sosial terganggu
Pada anak-anak ini menjadi susah bergaul dengan teman-temanya
atau dengan orang dewasa.
59
Titik Lestari, “Verbal abuse”, (Yogyakarta: Psikosain 2016), hal.22 60
45
3) Gangguan emosi
Pada anak yang sering mendapatkan perlakuan yang negatif dari
orang tuanya akan mengakibatkan gangguan emosi pada
perkembangan konsep diri yang positif, dalam mengatasi
agresif, perkembangan hubungan sosial dengan orang lain.
4) Rendahnya motivasi belajar
Anak yang mendapatkan verbal abuse berkepanjangan akan
berakibat menurunyaprestasi di sekolah dan akan mengalami
anak kurang bersemangat belajar, kurang bersemangat untuk
sekolah, tidak mengerjakan tugas sekolah dan kebiasaan
menyontek teman.61
5) Bunuh diri
Anak yang mendapatkan perkataan yang bernada negatif secara
terus menerus maka akan mengakibatkan anak menjadi lemah
mentalnya, karena masih merasa tidak ada orang di dunia ini
yang sanggup mencintainya apa adanya.62
Salah satu ciri khusus pada anak yang menjadi korban verbal
abuse adalah mereka mempunyai tingkat self confidence. Hal itu
disebabkan karena pelaku verbal abuse secara terus menerus menghina,
mengancam, dan berkata tidak pantas pada korban, atau para pelaku tidak
pernah atau tidak mau mengakui kelebihan yang dimiliki oleh sang
61
Titik lestari,Verbal Abuse,(Yogyakarta:Psikosain 2016),hal.18-20. 62
46
korban, sehingga mengakibatkan ketakutan, hilangnya rasa percaya diri,
dan hilangnya kemampuan untuk bertindak.
Dampak verbal abuse pada anak mengakibatkan berbagai dampak
fisik mengakibatkan organ-organ tubuh mengalami kerusakan, seperti
memar, luka-luka. Dampak psikologis berapa trauma psikologis, rasa
takut, rasa tidak aman, dendam, menurunya semangat belajar, daya
konsentrasi, kreativitas menurun, hilangnya inisiatif, serta daya tahan
tubuh, mental terganggu, rasa percaya diri menurun, stress, depresi.
Dampak jangka panjangnya bias terlihat menurunya prestasi belajar
siswa dan perubahan perilaku. Sedangkan dampak sosial, siswa yang
mengalami tindakan kekerasan ada penanggulangan bias saja menarik
diri dari lingkungan pergaulan, karena takut, merasa terancam dan
merasa tidak bahagia berada diantara teman-temannya. Mereka yang
mengalami verbal abuseakan cenderung jadi pendiam, sulit
berkomunikasi baik dengan guru dan sesama temanya.mereka
cenderung menutup diri dari pergaulan, sukar mempercayai orang lain.63
Verbal abuse tersebut lebih banyak mereka gunakan dalam
berinteraksi dengan teman-temannya, dibandingkan dengan kalangan
yang lain. Sementara itu, kata-kata verbal abuse lebih banyak
digunakan dalam pergaulan di lingkungan sekolah dan masyarakat.
Bahkan ada beberapa siswa yang mengaku bahwa penggunaan verbal
63
Dian Arlupi Utami , “Urgensi pendidikan karakterdalam kekerasan disekolah (School