• Tidak ada hasil yang ditemukan

Objek dan Tarif PPh 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Objek dan Tarif PPh 1"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR OBJEK DAN TARIF PAJAK PENGHASILAN

No Obyek Tarif Dasar Perhitungan Sifat

I PPh Pasal 4 ayat (2)

1. Bunga deposito dan tabungan serta diskonto SBI Dasar Hukum : PP No. 131 Tahun 2000

Pengecualian:

a. Bunga deposito dan tabungan serta diskonto SBI sepanjang jumlah deposito dan tabungan serta SBI tersebut tidak melebihi Rp 7.500.000,00 dan bukan merupakan jumlah yang dipecah-pecah. b. Bunga dan diskonto yang diterima atau diperoleh bank yang

didirikan di Indonesia atau cabang bank luar negeri di Indonesia. c. Bunga deposito dan tabungan serta diskonto SBI yang diterima

atau diperoleh Dana Pensiun yang telah disahkan Menteri Keuangan, sepanjang dananya diperoleh dari sumber pendapatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1992 Tentang Dana Pensiun.

d. Bunga tabungan pada bank yang ditunjuk Pemerintah dalam rangka pemilikan rumah sederhana dan sangat sederhana, kapling siap bangun untuk rumah sederhana dan sangat sederhana, atau rumah susun sederhana sepanjang untuk dihuni sendiri.

20% (untuk WPDN & BUT)

20% atau Tarif P3B (untuk WPLN)

Jumlah Bruto Bunga Final

2. Transaksi Saham Di Bursa Efek

Dasar Hukum : PP No. 41 Tahun 1994 jo. PP No. 14 Tahun 1997

a. Bukan Saham Pendiri b. Saham Pendiri

0,1% X Nilai Transaksi

(0,1% X Nilai Transaksi) + (0,5% X nilai saham pasar saat Penawaran Umum Perdana (IPO))

(2)

3. Bunga atau Diskonto Obligasi yang Diperdagangkan di Bursa Efek Dasar Hukum : PP No. 16 TAHUN 2009

a. Bunga Obligasi dengan kupon (interest bearing bond) 1. WP DN & BUT

2. WP LN selain BUT

b. Diskonto Obligasi dengan kupon 1. WP DN & BUT

2. WP LN selain BUT

c. Diskonto Obligasi tanpa bunga (zero coupon bond) 1. WP DN & BUT

2. WP LN selain BUT

d. bunga dan/atau diskonto dari Obligasi yang diterima dan/atau diperoleh Wajib Pajak reksadana yang terdaftar pada Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan

1. untuk tahun 2009 sampai dengan tahun 2010 2. untuk tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 3. untuk tahun 2014 dan seterusnya

Pengecualian :

a. Wajib Pajak dana pensiun yang pendirian atau pembentukannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan dan memenuhi persyaratan sebagaimana diatur dalam Pasal 4 ayat (3) huruf h Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan

b. Wajib Pajak bank yang didirikan di Indonesia atau cabang bank luar negeri di Indonesia

Jumlah bruto bunga sesuai dengan masa kepemilikan obligasi

Selisih lebih harga jual atau nilai nominal di atas harga perolehan obligasi, tidak termasuk bunga

berjalan

Selisih lebih harga jual atau nilai nominal di atas harga perolehan

obligasi

Jumlah bruto bunga sesuai dengan masa kepemilikan obligasi / Selisih lebih harga jual atau nilai nominal di

atas harga perolehan obligasi

(3)

4. Hadiah Undian

Dasar Hukum : PP No. 132 Tahun 2000

KEP-395/PJ./2001 25% Jumlah Bruto Hadiah Undian Final

5. Persewaan Tanah dan/atau Bangunan Dasar Hukum : PP No. 29 Tahun 1996 jo.

PP No. 5 Tahun 2002 10% Jumlah Bruto Final

6. Penghasilan dari Pengalihan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan Dasar Hukum : PP No. 48 Tahun 1994 jo.

PP No. 27 Tahun 1996 jo. PP No. 79 Tahun 1999 jo. PP No. 71 Tahun 2008

a. Wajib Pajak yang melakukan transaksi pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan

b. Wajib Pajak Orang Pribadi yang mengalihkan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan yang jumlah bruto nilai pengalihannya kurang dari Rp. 60 jt namun penghasilan lainnya dalam 1 tahun melebihi PTKP.

c. pengalihan hak atas Rumah Sederhana dan Rumah Susun Sederhana yang dilakukan oleh Wajib Pajak yang usaha pokoknya melakukan pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan

5%

5%

1%

Jumlah Bruto Nilai Pengalihan

Jumlah Bruto Nilai Pengalihan

Jumlah Bruto Nilai Pengalihan

(4)

7. Usaha Jasa Konstruksi

Dasar Hukum : PP No. 51 Tahun 2008 jo. PP No. 40 Tahun 2009

a. Jasa Pelaksanaan Konstruksi yang dilakukan oleh Penyedia Jasa yang memiliki kualifikasi usaha kecil

b. Jasa Pelaksanaan Konstruksi yang dilakukan oleh Penyedia Jasa yang tidak memiliki kualifikasi usaha

c. Jasa Pelaksanaan Konstruksi yang dilakukan oleh Penyedia Jasa selain Penyedia Jasa sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b

d. Jasa Perencanaan Konstruksi atau Pengawasan Konstruksi yang dilakukan oleh Penyedia Jasa yang memiliki kualifikasi usaha

e. Jasa Perencanaan Konstruksi atau Pengawasan Konstruksi yang dilakukan oleh Penyedia Jasa yang tidak memiliki kualifikasi usaha

2%

4%

3%

4%

6%

Penghasilan bruto

Penghasilan bruto

Penghasilan bruto

Penghasilan bruto

Penghasilan bruto

Final

8. Penghasilan perusahaan modal ventura dari transaksi penjualan saham atau pengalihan penyertaan modal pada perusahaan pasangan usahanya

Dasar Hukum : PP No. 4 Tahun 1995

Syarat :

a. merupakan perusahaan kecil, menengah, atau yang melakukan kegiatan dalam sektor-sektor usaha yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan; dan

b. sahamnya tidak diperdagangkan di bursa efek di Indonesia.

0,1 % Penjualan/ Pengalihan PenyertaanJumlah Bruto Nilai Transaksi

(5)

II PPh Pasal 15

Dasar Hukum : 248/KMK.04/1995 416/KMK.04/1996

3. Pelayaran dan atau Penerbangan Luar Negeri

4. WP LN yang mempunyai Kantor Perwakilan Dagang di Indonesia

5. Pihak-pihak yang melakukan kerjasama dalam bentuk Perjanjian Bangunan Guna Serah (Built Operate and Transfer)

1,2%

Jumlah Bruto dari Nilai Tertinggi antara Nilai Pasar dengan NJOP Bagian Bangunan yang Diserahkan

Final

Final

Final

Final bagi WPOP

III PPh Pasal 21

Dasar Hukum : UU Nomor 36 Tahun 2008 252/PMK.03/2008

Per-31/PJ/2012

PP No. 80 Tahun 2010 jo. 262/PMK.03/2010 16/PMK.03/2010

433/KMK.04/1994 jo. SE-17/PJ.43/1994

1. penghasilan yang diterima atau diperoleh Pegawai tetap

2. penghasilan yang diterima atau diperoleh Penerima pensiun secara teratur (Penerima pensiun berkala) berupa uang pensiun atau penghasilan sejenisnya

Pasal 17 UU PPh

Pasal 17 UU PPh

PKP = PB - (BJ + IP) – PTKP

PKP = (PB – BP) – PTKP (Biaya Pensiun sebesar 5% dari

(6)

3. penghasilan pegawai tidak tetap atau tenaga kerja lepas kecuali tenaga ahli, berupa upah harian, upah mingguan, upah satuan, upah borongan atau upah yang

a. dibayarkan secara bulanan b. tidak dibayar secara bulanan

- Apabila penghasilan sehari atau rata-rata penghasilan sehari telah melebihi Rp 200.000 sehari sepanjang penghasilan kumulatif yang diterima dalam 1 (satu) bulan kalender belum melebihi Rp 2.025.000,00

- Apabila telah memperoleh penghasilan kumulatif dalam 1 (satu) bulan kalender melebihi Rp 2.025.000,00 tetapi tidak melebihi Rp 7.000.000

- Apabila telah memperoleh penghasilan kumulatif dalam 1 (satu) bulan kalender melebihi Rp 7.000.000

Pasal 17 UU PPh

5%

5%

Pasal 17 UU PPh

PKP = PB disetahunkan – PTKP

jumlah penghasilan yang melebihi Rp 200.000,00 (dua ratus ribu)

sehari

PKP = PB – PTKP untuk jumlah hari kerja yang sebenarnya (PTKP sehari ditetapkan sebesar

PTKP setahun sesuai dengan statusnya dibagi dengan 360))

PKP = PB disetahunkan – PTKP

4. imbalan kepada bukan pegawai, antara lain berupa honorarium, komisi, fee, dan imbalan sejenisnya dengan nama dan dalam bentuk apapun sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan

a. imbalan yang tidak bersifat berkesinambungan b. imbalan yang bersifat berkesinambungan

- Memenuhi Ketentuan - Tidak Memenuhi Ketentuan

Ketentuan PER-31/PJ/2012 Pasal 13 ayat (1):

yang bersangkutan telah mempunyai Nomor Pokok Wajib Pajak dan hanya memperoleh penghasilan dari hubungan kerja dengan Pemotong PPh Pasal 21 dan/atau PPh Pasal 26 serta tidak memperoleh penghasilan lainnya

Pasal 17 UU PPh

Pasal 17 UU PPh Pasal 17 UU PPh

50% dari jumlah penghasilan bruto

PKP = (50% x PB) – PTKP 50% dari jumlah penghasilan bruto

Kumulatif

(7)

5. tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas dan bertindak untuk dan

atas namanya sendiri Pasal 17 UU PPh 50% dari jumlah penghasilan bruto Kumulatif 6. imbalan kepada peserta kegiatan, antara lain berupa uang saku, uang

representasi, uang rapat, honorarium, hadiah atau penghargaan dengan nama dan dalam bentuk apapun, dan imbalan sejenis dengan nama apapun

Pasal 17 UU PPh PB Kumulatif

7. honorarium atau imbalan yang bersifat tidak teratur yang diterima atau diperoleh anggota dewan komisaris atau dewan pengawas yang tidak merangkap sebagai pegawai tetap pada perusahaan yang sama

Pasal 17 UU PPh PB Kumulatif

8. jasa produksi , tantiem, gratifikasi, bonus atau imbalan lain yang bersifat

tidak teratur yang diterima atau diperoleh mantan pegawai Pasal 17 UU PPh PB Kumulatif 9. penarikan dana pensiun oleh peserta program pensiun yang masih

berstatus sebagai pegawai, dari dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan

Pasal 17 UU PPh PB Kumulatif

10.Honorarium yang dananya dari keuangan negara/ daerah yang diterima oleh Pejabat Negara, PNS, Anggota TNI/POLRI, serta para pensiunannya :

a. PNS Golongan I dan Golongan II, Anggota TNI dan Anggota POLRI Golongan Pangkat Tamtama dan Bintara, dan Pensiunannya; b. PNS Golongan III, Anggota TNI dan Anggota POLRI Golongan

Pangkat Perwira Pertama, dan Pensiunannya;

c. Pejabat Negara, PNS Golongan IV, Anggota TNI dan Anggota POLRI Golongan Pangkat Perwira Menengah dan Perwira Tinggi, dan Pensiunannya.

11.Uang Pesangon yang diterima atau diperoleh Pegawai yang dibayarkan sekaligus (sebagian atau seluruh pembayarannya dilakukan dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) tahun kalender) :

(8)

Uang Manfaat Pensiun, Tunjangan Hari Tua, atau Jaminan Hari Tua yang diterima atau diperoleh Pegawai yang dibayarkan sekaligus (sebagian atau seluruh pembayarannya dilakukan dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) tahun kalender)

a. s.d. Rp. 50 juta

b. > Rp. 50 juta 0%5% PBPB FinalFinal

12. Penghasilan dari pekerjaan, jasa, dan kegiatan yang diterima oleh

Tenaga Asing (Expatriate) yang telah berstatus sebagai WPDN Pasal 17 UU PPh PKP= (PB - (BJ + BP) - PTKP 13. Penghasilan dari pekerjaan yang diterima oleh Tenaga Asing

(Expatriate) yang bekerja pada Perusahaan Pengeboran Migas : a. General Manager

b. Manager

c. Supervisor/ Tool Pusher

d. Assisten Supervisor/ Tool Pusher e. Crew Lainnya

Catatan :

Bagi Penerima Penghasilan yang Dipotong PPh Pasal 21 yang tidak memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak, dikenakan pemotongan PPh Pasal 21 dengan tarif lebih tinggi 20% (dua puluh persen) daripada tarif yang diterapkan terhadap Wajib Pajak yang memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak Ket :

PKP : Penghasilan Kena Pajak PB : Penghasilan Bruto BJ : Biaya Jabatan IP : Iuran Pensiun BP : Biaya Pensiun

Pasal 17 UU PPh Pasal 17 UU PPh Pasal 17 UU PPh Pasal 17 UU PPh Pasal 17 UU PPh

(9)

IV PPh Pasal 22

Dasar Hukum : UU Nomor 36 Tahun 2008 254/KMK.03/2001 Jo 392/KMK.03/2001 Jo 236/KMK.03/2003 Jo 154/PMK.03/2007 Jo 08/PMK.03/2008 Jo 210/PMK.03/2008

1. Pembelian Barang oleh Bendaharawan dan BUMN/BUMD 1,5% Harga Pembelian 2. Impor Barang :

a. Importir mempunyai API b. Importir tidak mempunyai API c. Yang tidak Dikuasai

2,5% 7,5% 7,5%

Nilai Impor Nilai Impor Harga Jual Lelang 3. impor kedelai, gandum, dan tepung terigu oleh importir yang

menggunakan API 0,5% Nilai Impor

4. Industri Semen

5. Industri Rokok (SE - 7/PJ.03/2008)

6. Industri Kertas

7. Industri Baja

8. Industri Otomotif

9. Bahan Bakar Minyak dan Gas

0,25%

Pasal 17 UU PPh

0,1%

0,3%

0,45%

SPBU

DPP PPN

Harga Bandrol

DPP PPN

DPP PPN

(10)

a. Premium

10. Pembelian bahan-bahan berupa hasil perhutanan, perkebunan, pertanian, dan perikanan untuk keperluan industri dan ekspor dari

pedagang pengumpul 0,5%

Harga Pembelian (tidak termasuk PPN)

V PPh Pasal 23

Dasar Hukum : UU Nomor 36 Tahun 2008 244/PMK.03/2008

dipotong PPh Pasal 21

5. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta, kecuali sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta yang telah dikenai PPh Final pasal 4 (2)

6. Imbalan sehubungan dengan jasa teknik, jasa manajemen, jasa

Jumlah Bruto tidak termasuk PPN

(11)

7. Jasa lain selain jasa yang telah dipotong PPh Pasal 21, yang terdiri

dari : 2% Jumlah Bruto tidak termasuk PPN

a. Jasa penilai (appraisal) b. Jasa aktuaris

c. Jasa akuntansi, pembukuan, dan atestasi laporan keuangan d. Jasa perancang (design)

e. Jasa pengeboran (drilling) di bidang penambangan minyak dan gas bumi (migas), kecuali yang dilakukan oleh bentuk usaha tetap f. Jasa penunjang di bidang penambangan migas, berupa :

1) jasa penyemenan dasar (primary cementing) yaitu penempatan bubur semen secara tepat diantara pipa selubung dan lubung sumur

2) jasa penyemenan perbaikan (remedial cementing), yaitu penempatan bubur semen untuk maksud-maksud :

a) penyumbatan kembali formasi yang sudah kosong; b) penyumbatan kembali zona yang berproduksi air; c) perbaikan dari penyemenan dasar yang gagal; d) penutupan sumur;

(12)

4) jasa pengasaman (matrix acidizing), yaitu pekerjaan untuk memperbesar daya tembus formasi yang menaikan produktivitas dengan jalan menghilangkan material penyumbat yang tidak diinginkan

5) jasa peretakan hidrolika (hydraulic), yaitu pekerjaan yang dilakukan dalam hal cara pengasaman tidak cocok, misalnya perawatan pada formasi yang mempunyai daya tembus sangat kecil

6) jasa nitrogen dan gulungan pipa (nitrogen dan coil tubing), yaitu jasa yang dikerjakan untuk menghilangkan cairan buatan yang berada dalam sumur baru yang telah selesai, sehingga aliran yang terjadi sesuai dengan tekanan asli formasi dan kemudian menjadi besar sebagai akibat dari gas nitrogen yang telah dipompakan ke dalam cairan buatan dalam sumur

7) jasa uji kandung lapisan (drill stem testing), penyelesaian sementara suatu sumur baru agar dapat mengevaluasi kemampuan berproduksi

8) jasa reparasi pompa reda (reda repair) 9) jasa pemasangan instalasi dan perawatan 10) jasa penggantian peralatan/material

11) jasa mud logging, yaitu memasukkan lumpur ke dalam sumur

12) jasa mud engineering

13) jasa well logging & perforating

14) jasa stimulasi dan secondary decovery 15) jasa well testing & wire line service

16) jasa alat kontrol navigasi lepas pantai yang berkaitan dengan drilling

17) jasa pemeliharaan untuk pekerjaan drilling 18) jasa mobilisasi dan demobilisasi anjungan drilling

(13)

g. Jasa penambangan dan jasa penunjang di bidang penambangan selain migas :

1) jasa pengeboran 2) jasa penebasan

3) jasa pengupasan dan pengeboran 4) jasa penambangan

5) jasa pengangkutan/ sistem transportasi, kecuali jasa angkutan umum

6) jasa pengolahan bahan galian 7) jasa reklamasi tambang

8) jasa pelaksanaan mekanikal, elektrikal, manufaktur, fabrikasi dan penggalian/pemindahan tanah

9) jasa lainnya yang sejenis di bidang pertambangan umum h. Jasa penunjang di bidang penerbangan dan bandar udara:

1) bidang aeronautika, termasuk :

a) jasa pendaratan, penempatan, penyimpanan pesawat udara dan jasa lain sehubungan dengan pendaratan pesawat udara

b) jasa penggunaan jembatan pintu (avio bridge) c) jasa pelayanan penerbangan

d) jasa ground handling, yaitu pengurusan seluruh atau sebagian dari proses pelayanan penumpang dan bagasinya serta kargo, yang diangkut dengan pesawat, udara baik yang berangkat maupun yang datang, selama pesawat udara di darat

e) jasa penunjang lain di bidang aeronautika 2) bidang non-aeronatika, termasuk :

a) jasa catering di pesawat dan jasa pembersihan pantry pesawat;

b) jasa penunjang lain di bidang non-aeronautika i. Jasa penebangan hutan

j. Jasa pengolahan limbah

k. Jasa penyedia tenaga kerja (outsourcing services)

(14)

m. Jasa di bidang perdagangan surat-surat berharga, kecuali yang dilakukan oleh Bursa Efek, KSEI dan KPEI

n. Jasa custodian/penyimpanan/penitipan, kecuali yang dilakukan oleh KSEI

o. Jasa pengisian suara (dubbing) dan/atau sulih suara p. Jasa mixing film

q. Jasa sehubungan dengan software komputer, termasuk perawatan, pemeliharaan dan perbaikan

r. Jasa instalasi/pemasangan mesin, peralatan, listrik, telepon, air, gas, AC, dan/atau TV kabel, selain yang dilakukan oleh Wajib Pajak yang ruang lingkupnya di bidang konstruksi dan mempunyai izin dan/atau sertifikasi sebagai pengusaha konstruksi

s. Jasa perawatan/perbaikan/pemeliharaan mesin,perawatan,listrik, telepon,air, gas, AC, TVKable,alat transportasi/ kendaraan dan/atau bangunan selain yang dilakukan oleh Wajib Pajak yang ruang lingkupnya di bidang konstruksi dan mempunyai izin dan/atau sertifikasi sebagai pengusaha konstruksi

t. Jasa maklon; yaitu jasa pemberian jasa dalam rangka proses penyelesaian suatu barang tertentu yang proses pengerjaannya dilakukan oleh pihak pemberi jasa (disubkontrakkan), yang spesifikasi, bahan baku dan atau barang setengah jadi dan atau bahan penolong/pembantu yang akan diproses sebagian atau seluruhnya disediakan oleh pengguna jasa, dan kepemilikan atas barang jadi berada pada pengguna jasa

u. Jasa penyelidikan dan keamanan

v. Jasa penyelenggara kegiatan atau event organizer;yaitu kegiatan usaha yang dilakukan oleh pengusaha jasa penyelenggara kegiatan meliputi antara lain penyelenggaraan pameran, konvensi, pagelaran musik, pesta, seminar, peluncuran produk, konferensi pers, dan kegiatan lain yang memanfaatkan jasa penyelenggara kegiatan

(15)

x. Jasa penyediaan tempat dan / atau waktu dalam media masa, media luar ruang atau media lain untuk penyampaian informasi y. Jasa pembasmian hama

z. Jasa kebersihan atau cleaning service aa. Jasa catering atau tata boga

Catatan :

Dalam hal penerima imbalan sehubungan dengan jasa sebagaimana dimaksud di atas tidak memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak, besarnya tarif pemotongan adalah lebih tinggi 100% (seratus persen) daripada tarif sebagaimana dimaksud di atas

VI PPh Pasal 26

Dasar Hukum : UU Nomor 36 Tahun 2008 624/KMK.04/1994

SE - 25/PJ.4/1995

1. Dividen

2. Bunga termasukpremium, diskonto, dan imbalan sehubungan dengan jaminan pengembalian utang

3. Royalti, Sewa, dan Penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta

4. Imbalan sehubungan dengan jasa, pekerjaan, dan kegiatan

5. Hadiah dan Penghargaan

6. Pensiunan dan Pembayaran berkala lainnya

7. premi swap dan transaksi lindung nilai lainnya

8. keuntungan karena pembebasan utang

20% atau Tarif P3B

20% atau Tarif P3B

20% atau Tarif P3B

20% atau Tarif P3B

20% atau Tarif P3B

20% atau Tarif P3B

20% atau Tarif P3B

20% atau Tarif P3B

(16)

9. Penghasilan dari penjualan atau pengalihan harta di Indonesia,kecuali yang diatur dalam Pasal 4 ayat (2) UU PPh yang diterima WP LN selain BUT di Indonesia

10. Premi asuransi,termasuk Premi Reasuransi

a. Dibayarkan tertanggung kepada Perusahaan Asuransi di LN, baik secara langsung maupun melalui pialang

b. Dibayarkan Perusahaan Asuransi di Indonesia kepada Perusahaan Asuransi di LN, baik secara langsung maupun melalui pialang

c. Dibayarkan Perusahaan Reasuransi di Indonesia kepada Perusahaan Asuransi di LN, baik secara langsung maupun melalui pialang

20% x Perkiraan Phs Neto atau Tarif P3B

20% x 50% atau 10% atau Tarif P3B

20% x 10% atau 2% atau Tarif P3B

20% x 5% atau 1% atau Tarif P3B

Harga Jual

Premi yang Dibayar

Premi yang Dibayar

Premi yang Dibayar

Final

Final

Final

Final

11. Penghasilan dari penjualan atau pengalihan saham sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 18 ayat (3c) UU PPh 20% x Perkiraan PhsNeto atau Tarif P3B Harga Jual Final 12. Penghasilan BUT,kecuali ditanamkan kembali di Indonesia 20% atau Tarif P3B Penghasilan Kena Pajak – PPh BUT

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Penghasilan yang dimaksud dapat berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan dan pembayaran lain dengan nama apapun sehubungan dengan pekerjaan, jasa atau kegiatan yang dilakukan

Pajak Penghasilan Pasal 21 adalah pajak atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apapun sehubungan

Pajak penghasilan adalah Pajak yang dikenakan atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apapun sehubungan

PPh pasal 21 merupakan pajak penghasilan yang dikenakan atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama apapun

Pajak Penghasilan 21 atau PPh 21 adalah Pajak atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apapun

a. Pemberi kerja yang membayar gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan yang dilakukan oleh pegawai atau

Mardiasmo (2011:168) menjelaskan PPh Pasal 21 adalah pajak atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk

Honorium uang saku, hadiah atau penghargaan dengan nama dan dalam bentuk apapun komisi, beasiswa, dan pembayaran lain sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan, jasa,