• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Permainan sepak bola merupakan salah satu cabang olahraga yang terkenal dan sangat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Permainan sepak bola merupakan salah satu cabang olahraga yang terkenal dan sangat"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Hakikat permainan Sepak Bola

Permainan sepak bola merupakan salah satu cabang olahraga yang terkenal dan sangat digemari oleh hampir seluruh masyarakat di dunia. Baik dewasa, remaja, dan anak – anak, bahkan putera maupun puteri. Sepak bola merupakan olahraga yang praktis dan memerlukan teknik dan taktik yang khusus, karena sepak bola merupakan olahraga berkelompok. Kondisi fisik yang prima sangatlah menunjang penampilan bagi pemain sepak bola. Penampilan fisik yang buruk tentunya akan berdampak buruk juga bagi teknik dan taktik.

Untuk permainan sepak bola ini, belum ada kesepakatan tentang siapa dan dari mana permainan sepak bola berasal. Banyak pendapat para penulis yang menuliskan dan membuktikan bahwa permainan sepak bola berasal dari Negara mereka masing – masing. Ada yang menuliskan dari inggris, ada yang mengatakan dari Perancis, Cina, dan, Itali. Selama tahun 1800-an, olahraga ini dibawa oleh pelaut, pedagang, dan tentara Inggris ke berbagai belahan dunia. Pada tahun 1904, asosiasi tertinggi sepak bola dunia (FIFA) dibentuk dan pada awal tahun 1900-an, berbagai kompetisi dimainkan diberbagai negara. Piala dunia pertama kali tahun 1930 di uruguay dan masuk ke olimpiade pada tahun 1900

Pada dasarnya, satu tim sepak bola terdiri dari 1 orang penjaga gawang, 2-3 orang pemain bertahan, (fullbacks), 2-4 orang pemain tengah, dan 1-3 orang penyerang. Penjaga gawang adalah satu-satunya pemain yang boleh menggunakan tangan untuk melindungi gawang dari serangan lawan. Umumnya, penjaga gawang mengenakan pakaian yang berbeda dengan pemain

(2)

lainnya. Pemain bertahan memiliki tugas utama untuk menghentikan serangan lawan. Pemain tengah biasanya terdiri dari pemain tengah penyerang yang bermain dekat dengan penyerang dan pemain tengah bertahan yang bermain dekat dengan pemain bertahan. Penyerang memiliki tugas utama untuk mencetak gol ke gawang lawan.

Lama permainan sepak bola normal adalah 2 × 45 menit, ditambah istirahat selama 15 menit di antara kedua babak. Jika kedudukan sama imbang, maka diadakan perpanjangan waktu selama 2×15 menit, hingga didapat pemenang, namun jika sama kuat maka diadakan adu penalty. Wasit dapat menentukan berapa waktu tambahan di setiap akhir babak sebagai pengganti dari waktu yang hilang akibat pergantian pemain, cedera yang membutuhkan pertolongan, ataupun penghentian lainnya. Waktu tambahan ini disebut sebagai injury time atau stoppage time.Arsenal_holic (2012)

Dalam pertandingan profesional, terdapat 4 petugas yang memimpin jalannya pertandingan, yaitu wasit, 2 penjaga garis, dan seorang petugas di pinggir tengah lapangan. Wasit memiliki peluit yang menandakan apakah saat berhenti atau memulai memainkan bola. Dia juga bertugas memberikan hukuman dan peringatan atas pelanggaran yang terjadi di lapangan. Masing-masing penjaga garis bertanggung jawab mengawasi setengah bagian dari lapangan Mereka membawa bendera dengan warna terang untuk menandakan adanya pelanggaran, bola keluar, ataupun offside. Biasanya mereka akan bergerak mengikuti posisi pemain belakang terakhir.

2.1.2 Pengertian Pelatihan

Pengetahuan tentang olahraga sepak bola sampai pada hal-hal yang terperinci, baik segi teknik, taktik, peraturan pertandingan, sistem latihan teori dan metodologi latihan adalah mutlak

(3)

harus dikuasai oleh pelatih. Prestasi maksimal seorang atlet mungkin tercapai apabila pelatihnya benar-benar mengetahui tentang kepelatihan. Dengan demikian pelatih harus mengetahui dan memahami apa itu Latihan, apa tujuan dari suatu latihan, dan prinsip-prinsip Latihan.

Latihan adalah sebagai kegiatan yang di lakukan dalam jangka waktu lama,sistematik dan progresif sesuai dengan tingkat kemampuan individu, dengan tujuan untuk membentuk fungsi fisiologi dan psikologis yang memenuhi syarat untuk tugas – tugas kegiatan olahraga Bompa, dalam Hadjarati (2010: 38). Selanjutnya Suharno, dalam Hadjarati (2010 : 3) mengatakan pelatihan adalah proses penyempurnaan fisik dan mental atlit secara teraatur, terarah, meningkat, dan berulang – ulang waktunya.

.Latihan merupakan aktivitas olahraga yang sistematis dalam waktu yang lama ditingkatkan secara progresif dan individual yang mengarah kepada ciri-ciri fungsi psikologis dan fisiologis manusia untuk mencapai sasaran yang ditentukan (Bompa, dalam Hadjarati 2010 ; 34).

2.1.3 Prinsip - Prinsip Latihan

Menurut Pate, Rotela dan McClenaghan, dalam Hadjarati(2010 : 38) latihan didefinisikan sebagai peran serta yang sistematis dalam latihan yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas fungsional fisik dan daya tahan latihan.

Untuk memungkinkan meningkatkan prestasi olahraga, latihan harus berpedoman pada teori-teori dan prinsip-prinsip latihan tertentu. karena tanpa berpedoman pada teori dan prinsip latihan yang benar, latihan dapat menjurus pada latihan yang tidak sistematis-metodis, sehingga peningkatan prestasi olahraga yang diharapkan dari berlatih sukar diperoleh (Hadjarati 2010 : 38) Prinsip-prinsip latihan menurut Bompa, dalam Hadjarati (2010 : 38) meliputi 7 prinsip yaitu : (1) Prinsip aktif dan kesungguhan berlatih, (2) Prinsip Perkembangan menyeluruh, (3)

(4)

P0rinsip spesialisasi, (4) Prinsip individualisasi, (5) Prinsip variasi latihan, (6) Prinsip model dan proses latihan, (7) Prinsip overload atau penambahan beben latihan.

Beberapa prinsip latihan yang perlu diperhatikan, menurut Harsono, dalam Hadjarati ( 2010 : 40 ) adalah sebagai berikut :

1. Latihan harus didasarkan pada prinsip beban ( overload )

2. Latihan harus didasarkan pada prinsip beban lebih, tidak ada dua orang yang persis sama. setiapa orang berbeda dalam fisik, kemampuan, aspek psikologis,adaptasi terhadap yang lain – lain.

3. Latihan harus didiasarkan pada prinsip perkembangan multilateral (menyeluruh ) 4. Kualitas atau mutu latihan harus diperhatikan baik pada waktu melatih teknik,

keterampilan gerak, taktik maupun fisik.

5. Untuk menghindari kemungkinan kebosanan dalam latihan, harus diciptakan variasi dalam latihan.

6. Usahakan untuk menciptakan suasana keceriaan ( enjoyment ) dalam latihan. 7. Latihan sedikitnya 3 kali dalam seminggu.

8. Beban latihan harus mampu memberikan pengaruh positip terhadap atlet yang dipilih.

Agar latihan dapat berkualitas, haruslah diperhatikan pemberian latihan. Pemberian latihan yang terlalu lama dapat melelahkan, bahkan akan menimbulkan bahaya bagi pemain. Pemain akan memandang setiap latihan dianggap sebagai siksaan dan hari-hari latihan berikutnya di tatap penuh dengan keengganan. Lebih baik latihan yang waktunya pendek dan berisi.

2.2 Kajian Latihan Small Sided Games 3 v 3

Small Sided games (SSG) adalah suatu permainan sepak bola yang dimainkan dengan pemain kurang dari sebelas dan merupakan cara terbaik bagi pemain untuk menggabungkan hampir semua elemen permainan (Montana Flathead Rapids, 2010 : 8). Small sided games (permainan sisi kecil) adalah permainan sepak bola yang dimainkan pada bidang yang lebih kecil

(5)

dan dengan pemain lebih sedikit daripada permainan dewasa 11 lawan 11. Permainan 3 lawan 3 adalah contoh dari small sided games (Snow dan Thomas, 2009 : 5).

Dalam small sided games handbook, FFA (Federation Football Australia) mengatakan Small Sided Games (SSG) modifikasi dari bentuk sepak bola sebelas lawan sebelas, dirancang untuk memenuhi kebutuhan pemain di bawah usia 13 tahun yang sangat berbeda perkembangan karakteristik dari pemain dewasa. Hampir tanpa kecuali, pemain junior di negara-negara sepak bola dunia diperkenalkan ke permainan melalui SSG. Seperti Brasil, Perancis, Inggris, Skotlandia, Irlandia, Belanda, Jerman, Jepang, Amerika Serikat dan Korea semua memperkenalkan pemain junior mereka menggunakan pendekatan ke permainan ini. Penelitian telah dilakukan tentang manfaat dari SSG di negara-negara ini.

Small sided games 3 lawan 3 adalah variasi dari sepak bola dimainkan antara dua tim. Setiap tim hanya boleh mempunyai 3 pemain di lapangan. Gaya sepak bola ini merupakan salah satu bentuk pelatihan dalam small sided games. Jika dibandingkan dengan permainan lengkap dengan tim yang lebih besar, lapangan yang digunakan ini lebih kecil daripada ukuran lapangan sepak bola sebenarnya. Ukuran lapangannya adalah 15 meter minimal dan 25 maksimal untuk lebar dan 20 meter minimal dan 30 meter maksimal panjang untuk 3 lawan 3. (Snow dan Thomas, 2009 : 39). Untuk lebih jelas lapangan dan ukuran untuk small sided 3v3

Gambar 2.1. Lapangan Small sided games 3v3 15 m lebar dan 20 m panjang (soccer interactive, 2010 : 1).

(6)

Dalam pelaksanaannya, small sided games juga mempunyai peraturan dalam permainan. Diantaranya ukuran lapangan yang telah dijelaskan diatas, lama sebuah permainan, waktu istirahat, dan ukuran bola. Durasi sebuah permainan dan waktu istirahat, tampaknya disesuaikan dengan tingkat usia pemain sepak bola. Didalam NCYSA Handbook (2009 : 4) menjelaskan durasi permainan, usia pemain, waktu istirahat dan ukuran bola untuk small sided games, yang dijelaskan dalam tabel 2.1 berikut :

Tabel 2.1. Durasi Bermain dan Ukuran Bola (NCYSA, 2009 : 4

Age Division Minutes/Half Halftime Ball Sizes

U19, U18, U17 45 minutes 15 Minutes 5

U16, U15 40 minutes 15 Minutes 5

U14, U13 35 minutes 15 Minutes 5

U12, U11 30 minutes 15 Minutes 4

U10, U9 25 minutes 15 Minutes 4

Dengan mengetahui durasi permainan, maka pelatih dapat memberikan sebuah pelatihan dengan small sided games sesuai dengan usia atlet yang di latih, agar tidak terjadi sebuah kesalahan dalam menerapkan atau memberikan sebuah pelatihan. Filosofi small sided games adalah bagaimana membuat pemain sepak bola muda bermain sepak bola dengan senang. Dalam pelatihan dengan bentuk ini membuat pemain lebih banyak kontak dengan bola, lebih berani dalam mendribel bola untuk melewati lawan, selalu melakukan pergerakan, cepat dalam mengambil keputusan dan dapat meningkatkan kebugaran.

Reilly dan Gilbourne dalam Impellizzeri (2010 : 1), mengatakan Small sided games adalah pelatihan yang paling umum digunakan oleh pelatih untuk melatih sepak bola. Sedangkan

(7)

pada small sided games masa lalu terutama diusulkan untuk pelatihan kemampuan teknis dan taktis, penggunaan bentuk pelatihan khusus sebagai latihan aerobik yang efektif mulai berkembang di tim sepak bola profesional dan amatir. Small sided games (SSG) merupakan hal yang perlu dalam pengajaran dan pelatihan sepakbola, memberikan perkembangan fisiologis dan taktis yang baik untuk pemain muda (Hill, et al., Rampanini et al. dalam Folgado, 2010 : 4). 2.3 Kondisi Fisik

Pengertian kondisi fisik dalam olahraga dapat dilihat dalam arti sempit dan luas, dalam arti sempit merupakan keadaan yang meliputi kekuatan, kecepatan dan daya tahan. Sedangkan dalam arti luas meliputi kekuatan, daya tahan, kelenturan (fleksibility) dan koordinasi Jonath dan Krempel dalam Farmolodi (2008). Tugas pelatih adalah bagaimana meningkatkan kemampuan kondisi fisik atlet melalui suatu proses latihan. Sedangkan (Harsono, dalam Farmologi, 2008) menyatakan, kondisi fisik adalah kemampuan fungsional dari organ tubuh agar dapat melakukan aktifitas fisik secara maksimal.

Kondisi fisik merupakan satu kesatuan utuh dari komponen-komponen yang tidak dapat dipisahkan begitu saja baik dalam hal peningkatan maupun pemeliharaannya. Secara umum komponen kondisi fisik setiap cabang olahraga yang banyak menggunakan aktivitas jasmani tidaklah jauh berbeda, komponen itu adalah komponen biomotor dasar yang antara satu dengan lainnya selalu ada keterkaitan untuk membentuk suatu komponen kondisi fisik yang lebih berkualitas sesuai dengan tuntutan kebutuhannya.

Kondisi fisik yang prima merupakan suatu hal yang penting dalam masa persiapan sebuah tim untuk mencapai prestasi yang optimal. seperti yang telah di paparkan di atas, maka kondisi fisik pemain sepak bola yang kurang baik akan meningkat, setelah melakukan latihan fisik yang terprogram dengan baik dan benar.

(8)

Menurut Nossek, dalam Hadjarati (2010) ada 7 kualitas fisik yang bersifat dasar yang harus dibina untuk dapat meningkatkan prestasi pemain, yaitu : kecepatan (speed), kekuatan (strength), ketahanan (endurance), kelentukan (flexibility), keseimbangan (balance), keleincahan (agility), reaksi (reaction).

Menurut pendapat sajoto, dalam Hadjarati (2010 : 3) dikatakan bahwa komponen kondisi fisik secara umum adalah sebagai berikut :

1. Kekuatan (Strength) 2. Daya Tahan (Endurance)

3. Daya Tahan Otot (Muscular Power) 4. Kecepatan (Speed) 5. Kelentukan (Flexibility) 6. Kelincahan (Agility) 7. Koordinasi (Coordination) 8. Keseimbangan (Balance) 9. Ketepatan (Accuracy) 10. Reaksi (Reaction)

Selain kesepuluh unsur kondisi fisik di halaman sebelumnya menurut Suharno, dalam Hadjarati(2010 : 3) menambahkan satu komponen lagi yaitu stamina dari10 unsur kondisi fisik.

Dari ketiga pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa unsur kondisi fisik meliputi : kekuatan, daya tahan, daya ledak, kecepatan, kelentukan, keseimbangan, kelincahan , ketepatan, koordinasi, reaksi, dan stamina.

2.3.1 Daya Tahan Kardiovaskuler (Cardiovasculer Endurance)/VO2Max.

Dalam suatu pertandingan atau kompetisi seorang pemain sepak bola dituntut mampu bermain selama pertandingan berlangsung tanpa mengalami kelelahan yang berarti dalam melaksanakan teknik dan taktik dalam sepak bola. Daya tahan adalah keadaan atau kondisi

(9)

tubuh yang mampu bekerja dalam suatu pertandingan atau latihan tanpa mengalami kelelahan yang berarti atau berlebihan.

Arsil, Dalam Farmologi (2008), menjelaskan bahwa ”daya tahan dalam sepakbola merupakan kesanggupan tubuh untuk melakukan aktifitas selama berlangsungnya permainan”. Permainan sepakbola adalah permainan yang dilakukan dengan cepat dalam lapangan yang luas dan pemain dituntut bergerak dan aktif selama permainan berlangsung. Menurut Fox dan Arsil dalam Farmologi (2008). menyatakan bahwa:

”Secara fisiologis daya tahan berhubungan dengan kemampuan jantung dan organ pernafasan, kemampuan jantung dapat menambah volume semenit untuk transfer oksigen dan zat-zat yang dipergunakan dalam sistim metabolisme dengan adanya ketahanan jantung dalam bekerja maka pompa darah akan lebih lancar sehingga sel-sel yang memerlukan aliran darah dapat dipenuhi sesuai dengan keperluan”.

Farmolodi dalam http://blogspot.com, (2012) daya tahan dalam sepak bola merupakan kesanggupan tubuh untuk melakukan aktifitas selama berlangsungnya permainan”. Permainan sepakbola adalah permainan yang dilakukan dengan cepat dalam lapangan yang luas dan pemain dituntut bergerak dan aktif selama permainan berlangsung. seseorang yang VO2Max baik,

memiliki jantung efesien, paru-paru yang efektif, peredaran darah yang baik pula yang dapat mensuplay otot-otot, sehingga yang bersangkutan dapat berkerja secara kontinyu tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan.

2.4 Kajian Penelitian yang Relevan

Pada penelitian sebelumnya Oleh Farmolodi bahwa faktor kondisi fisik memegang peranan penting untuk pencapaian sebuah prestasi yang baik, karena kondisi fisik merupakan dasar utama bagi atlet untuk bisa bermain dengan baik dan memperoleh kemenangan. Dalam penelitian Sigit

(10)

Nugroho.menyimpulkan bahwa Tanpa adanya latihan fisik, maka prestasi yang diinginkan dan diharapkan akan sulit didapat. Karena kondisi fisik dalam sepakbola adalah pondasi yang harus dimiliki oleh seorang pemain, karena tanpa adanya kondisi fisik yang baik maka seorang pemain sepak bola akan cepat mengalami kelelahan.

Kerangka Berfikir

Dari beberapa kajian teori yang telah diuaraikan sebelumnya, maka penulis menyimpulkan bahwa unsur kondisi fisik meliputi : kekuatan, daya tahan, daya ledak, kecepatan, kelentukan, keseimbangan, kelincahan , ketepatan, koordinasi, reaksi, dan stamina, sangat menunjang dalam meningkatkan prestasi sepak bola. Dari beberapa pendapat para ahli bahwa untuk meningkatkan kardiovaskuler endurance dibutuhkan sebuah metode latihan berupa small sided games .

Small sided games merupakan suatu latihan dan juga permainan yang bisa di jadikan sebagai modal dalam meningkatkan kardiovaskuler endurance, dimana dalam suatu permainan sepak bola selalu melakukan pergerakan yang berulang – ulang yang membutuhkan ketahanan fisik pemain.

2.6 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan permasalahan, kajian teoritis dan temuan ilmiah yang telah diurakan diatas, maka hipotesis penelitian yang diajukan adalah sebagai berikut :

 Terdapat pengaruh pelatihan small sided games terhadap peningkatan cardiovascular endurance pada siswa putera SMP Negeri 2 Telaga.

Gambar

Gambar 2.1. Lapangan Small sided games 3v3 15 m lebar dan 20 m panjang (soccer interactive,  2010 : 1)
Tabel 2.1. Durasi Bermain dan Ukuran Bola (NCYSA, 2009 : 4

Referensi

Dokumen terkait

Membuat kesimpulan tentang kelebihan dan kekurangan jenis-jenis Tugas 1.Membuat rangkuman tentang poros penggerak roda ( macam, cara kerja, komponen) 2. Membuat laporan

Pengujian dilakukan dengan cara menyusun beberapa router menjadi topologi mesh dan tree, dengan jumlah router 16, 32 dan 64.Hasil simulasi menunjukan pada topologi mesh dan

Beberapa tahapan pemahaman bilangan anak usia dini menurut Supartini adalah (1) konsep jumlah yang merupakan awal bagi anak untuk memahami konsep bilangan secara

dilontarkan. Disaat merasakan sesuatu, apakah manis, pahit, asin atau asam; bathin harus sadar akan hal ini. Selanjutnya dikala tubuh merasakan sentuhan, apakah yang lembut

Pada bab ini dikemukakan rencana program, kegiatan serta pendanaan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten

penyusunan kurikulum yang berbasis pada kompetensi yang diusulkan, dimulai dengan langkah-langkah berikut : (1) penyusunan profil lulusan, yaitu peran dan fungsi yang diharapkan

NO NOMOR PESERTA NAMA PESERTA MAPEL ASAL SEKOLAH KAB/KOTA KETERANGAN.. 1 12050123920330 IIN

Paraplegia pada penyakit yang sudah tidak aktif/sembuh terjadi oleh karena tekanan  pada jembatan tulang kanalis spinalis atau oleh pembentukan jaringan fibrosis yang  progresif