• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Dasar, materi tata surya diberikan saat anak duduk dibangku kelas 6. Materi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Dasar, materi tata surya diberikan saat anak duduk dibangku kelas 6. Materi"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu pelajaran pokok untuk anak-anak yang duduk di bangku Sekolah Dasar. Salah satu materi yang diajarkan dalam mata pelajaran IPA adalah pengetahuan tata surya. Menurut Kurikulum 2006 yang sekarang digunakan Lembaga Pendidikan di Sekolah Dasar, materi tata surya diberikan saat anak duduk dibangku kelas 6. Materi tata surya sebenarnya bisa dibilang cukup kompleks, karena harus mempelajari seluruh planet yang termasuk dalam anggota tata surya hingga benda-benda langit lainnya. Walaupun cukup kompleks, tetapi mempelajari tata surya dan ilmu astronomi penting, terutama untuk anak-anak. Banyak sekali manfaat yang bisa didapat dari mempelajari ilmu astronomi, seperti yang dikatakan oleh Drs. Widya Sawitar, seorang astronom, salah satu manfaat dan fungsi yang didapat anak dari belajar ilmu astronomi adalah selain penambahan ilmu juga dapat mengembangkan imajinasi. Kemudian, menurut Ninok Leksono, yang juga seorang astronom, pada Sahabat Nestle, astronomi dapat menumbuhkan minat anak terhadap alam sekitar. Hal ini dapat menjadikan anak sebagai sosok yang peduli dan mencintai alam. Selain itu, Ninok menambahkan, dengan mempelajari ilmu astronomi, anak akan berusaha mencari jawaban atas pertanyaannya sendiri. Dari situ, anak akan termotivasi untuk menganalisis permasalah untuk menemukan jawabannya. Menurut wawancara yang penulis lakukan dengan guru Sekolah Dasar, belajar tata surya dapat membantu menyadarkan anak untuk tidak sekedar

(2)

tinggal di bumi, tetapi paham tentang bumi sebagai tempat tinggal mereka dan apa saja yang ada di luar bumi.

Di bangku Sekolah Dasar, materi tata surya dikenalkan dalam bentuk buku pelajaran IPA yang tercampur dengan materi lain di luar ilmu astronomi, seperti perkembangbiakan makhluk hidup hingga ekosistem. Biasanya, materi tata surya dalam buku pelajaran yang digunakan anak-anak Sekolah Dasar berisi banyak teks dan beberapa ilustrasi, tetapi dengan cara yang kurang menarik. Warna yang digunakan dalam buku pembelajaran tersebut juga terbatas, kurang lebih hitam putih, tidak berwarna.

Pada dasarnya, semua manusia lebih cepat menangkap atau memahami informasi yang disampaikan dari bentuk visual dibandingkan hanya dengan sebuah teks atau suara, terlebih anak-anak lebih tertarik mempelajari sesuatu yang disajikan secara ilustratif. Seperti yang dikatakan oleh Muktiono (2003), anak dengan usia 6-8 tahun yang sebagian besar merupakan anak yang baru masuk sekolah, mungkin hanya mampu membaca dengan lancar sebelum menginjak kelas satu, dan buku yang cocok untuk anak umur 6-8 tahun adalah buku-buku bergambar dengan plot cerita yang kuat, disertai dengan sedikit pengembangan karakter tokoh-tokohnya, sedangkan untuk anak usia 9-12 tahun, buku-buku ilustrasi yang bagus dan menarik sangat penting, dengan tujuan agar mereka bisa mengapreasiasi gambar-gambar tersebut, sehingga cita-rasa estetika mereka juga terlatih (hlm. 66). Menurut Muktiono, buku-buku dengan ilustrasi yang menarik dapat memberi anak pengalaman estetika (hlm. 67). Selain itu juga, Wiedemann (1980, hlm. 32), menemukan sebuah esensi dari apa yang perlu

(3)

dikomunikasikan melalui suatu karya gambar. Menurut riset yang penulis lakukan kepada 148 anak-anak Sekolah Dasar yang tersebar di daerah Jakarta, 94 anak lebih menyukai belajar dengan buku yang bergambar, 34 anak menyukai tulisan semua, dan sisanya menyukai keduanya.

Berdasarkan riset penulis ke 5 toko buku besar yang ada di daerah Jakarta, belum ada buku tata surya yang bersifat interaktif dan memiliki karakter pendukung menggunakan Bahasa Indonesia. Lebih banyak buku tata surya, kebanyakan hanya berfokus pada bumi, dalam Bahasa Inggris. Penulis juga mewawancarai guru Sekolah Dasar yang mengatakan sebaiknya membuat buku tata surya menggunakan Bahasa Indonesia, karena anak akan cenderung lebih mengerti bahasa ibu mereka, Bahasa Inggris dapat digunakan untuk penambahan. Dari fenomena tersebut, maka diperlukan buku ilustrasi interaktif tata surya dilengkapi dengan karakter pendukung dalam Bahasa Indonesia sebagai referensi buku pendamping untuk membantu anak memahami tata surya.

1.2. Rumusan Masalah

Bagaimana merancang buku ilustrasi interaktif tata surya untuk anak usia 8-11 tahun di Jakarta?

1.3. Batasan Masalah

Batasan yang penulis lakukan untuk penelitian perancangan buku ilustrasi interaktif untuk anak usia 8-11 tahun di Jakarta, sebagai berikut:

1. Target Primer

(4)

b. Geografi: tinggal di wilayah Jakarta

c. Psikografi: aktif dan memiliki rasa ingin tahu

2. Objek Bahasan

Penulis membatasi bahasan yang ada di dalam perancangan buku ilustrasi interaktif ini hanya pada susunan tata surya, seperti matahari dan 8 planet yang mengelilinginya, yaitu merkurius, venus, bumi, mars, jupiter, saturnus, uranus, dan neptunus.

1.4. Tujuan Tugas Akhir

Merancang buku ilustrasi interaktif tata surya untuk anak usia 8-11 tahun di Jakarta.

1.5. Manfaat Perancangan 1. Penulis

Manfaat untuk penulis adalah agar penulis mengetahui cara merancang sebuah buku ilustrasi interaktif tata surya untuk anak Sekolah Dasar di Jakarta.

2. Masyarakat Luas

Manfaat bagi masyarakat luas adalah khususnya bagi anak-anak yang duduk di bangku Sekolah Dasar, agar lebih memahami lagi ilmu astronomi khususnya sistem tata surya dan anggota tata surya yang bukan merupakan planet, sehingga anak tidak sekedar tinggal di bumi tetapi paham tentang bumi mau pun apa saja yang ada di luar bumi.

(5)

3. Universitas

Manfaat bagi sesama mahasiswa desain grafis, agar lebih memahami cara merancang buku ilustrasi interaktif. Selain itu, penulis merancangan buku ilustrasi interaktif ini sesuai dengan materi yang penulis telah pelajari, sehingga diharapkan dapat menjadi referensi bagi mahasiswa UMN lainnya.

1.6. Metodologi Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data selalu digunakan dalam setiap kegiatan penelitian. Dalam hal ini, pengumpulan akan menghasilkan sebuah data yang kemudian dianalisis ketika data terkumpul dan diuraikan (Basuki, 2010, hlm. 147). Metode pengumpulan data yang penulis gunakan untuk mengumpulkan data yang digunakan dalam pengerjaan tugas akhir ini adalah sebagai berikut: 1.6.1. Data Primer

1. Observasi

Observasi adalah bukan suatu hal yang baru dalam sebuah penelitian. Sebuah obeservasi informal penting untuk dilaksanakan karena sangat bermanfaat bagi tahap awal suatu perencanaan. Sebuah observasi mampu menjelaskan masalah suatu penelitian, dan terbukti bermanfaat dalam mempertimbangkan suatu metode yang paling tepat dan berpengaruh dalam perancangan ke depannya (Basuki, 2010, hlm. 148). Dalam hal ini penulis menjalankan observasi dengan melakukan pengamatan terhadap fenomena pentingnya anak usia 8-11 tahun mempelajari ilmu astronomi terutama sistem tata surya di Jakarta. Selain itu, penulis melakukan pengamatan pada buku anak-anak tentang tata surya yang di jual di toko

(6)

buku yang ada di Jakarta untuk mengetahui buku-buku tentang tata surya yang sudah ada di toko buku dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. 2. Wawancara

Wawancara dapat terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu wawancara terstruktur, semi-terstruktur, dan mendalam (Basuki, 2010, 170). Dalam hal ini penulis menggunakan wawancara terstuktur, yaitu menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya dan pertanyaan yang sama diajukan ke semua responden dengan urutan yang sama (hlm. 171). Penulis mengamati tentang ketertarikan dan pentingnya anak usia 8-11 tahun dalam mempelajari tata surya agar penulis dapat menerapkan hasil survei ke dalam perancangan buku ilustrasi interaktif tata surya ini. Penulis mengumpulkan informasi dengan cara mewawancarai anak-anak dan guru-guru IPA di Sekolah Dasar yang ada di Jakarta untuk mengetahui ketertarikan, pentingnya, dan manfaat anak dalam mempelajari tata surya. Selain itu, untuk mengetahui ketertarikan tontonan dan bacaan anak sebagai referensi yang penulis gunakan untuk membuat karakter.

3. Studi Pustaka

Pengumpulan data dari ebook, buku, jurnal, skripsi, dan internet. Data yang penulis dapatkan adalah dari teori desain, teori buku, teori ilustrasi, dan teori tata surya. Teori desain, penulis menggunakan teori dari Digital Design for Print and Web oleh John DiMarco dan Exploring the Elements of Design (Third Edition) oleh Poppy Evans dan Mark A. Thomas. Teori buku, penulis menggunakan teori dari Book Design oleh

(7)

Andrew Haslam dan Aku Cinta Buku oleh Joko D. Muktiono, untuk teori ilustrasi penulis menggunakan teori dari Basic Illustration 03: Text and Image oleh Mark Wigan, The Fundamentals of Illustration oleh Lawrence Zeegen dan Crush, dan Digital Design for Print and Web oleh John DiMarco. Sedangkan untuk teori tata surya penulis menggunakan teori dari Menjelajahi Tata Surya oleh Gunawan Admiranto dan Sistem Tata Surya oleh Sema Gul.

1.6.2. Data Sekunder

Penulis melakukan studi eksisting melalui pembelajaran terhadap buku interakif dan buku ilustrasi yang dijual dan beredar di masyarakat. Dari studi eksisting, penulis menemukan referensi sebagai berikut:

1. Let’s Count! (Lift the Flap Book – SAMi Flip and Find) karya SAMi yang diterbitkan oleh Blue Apple Books pada 2013, serta Bart Simpson’s Manual of Mischief (The Vault of Simpsonology) karya Matt Groening yang diterbitkan oleh Insight Editions sebagai referensi teknik pop-up dan teknik pewarnaan.

2. Star Wars Pop-Up Guide to the Galaxy karya Matthew Reinhart yang diterbitkan oleh Orchard Books pada 2007, serta The Lorax Pop-Up! karya Dr. Seuss dan pop-up oleh David A. Carter yang diterbitkan oleh Robin Corey Books pada 2012 sebagai referensi buku pop-up.

3. Gravity Falls Dipper’s and Mabel’s Guide to Mystery and Nonstop Fun! (Guide to Life) karya Disney Book Group yang diterbitkan oleh Disney Press, sebagai referensi pembuatan karakter.

(8)

4. Fakta Lengkap Ruang Angkasa oleh Cynthia Pratt Nicolson dan Bill Slavin yang diterbitkan oleh PT Elex Media Komputindo pada 2014 sebagai data yang penulis gunakan untuk perancangan buku ilustrasi interaktif ini.

1.7. Metode Perancangan

Dalam sebuah perancangan terdapat sebuah tradisi akademik dalam bidang desain dan senirupa yang sudah ada sejak dulu, dan tradisi akademik ini menjadi bagian dalam proses perancangan yang umumnya mengadopsi nilai-nilai estetika modern sebagai bagian yang tidak dapat dipisahkan dari proses perancangan (Sachari, 2007, hlm. 173). Metode perancangan yang penulis gunakan dalam tugas akhir ini adalah sebagai berikut:

1. Perumusan Masalah

Mengamati fenomena ketertarikan dan pentingnya anak yang duduk di bangku Sekolah Dasar mempelajari sistem tata surya. Kemudiam masalah dipersempit dengan membatasi ruang lingkup demografi, fokus pada kalangan menengah ke atas dan daerah Jakarta.

2. Menentukan Tujuan

Penulis menentukan tujuan yang ingin dicapai dengan perancangan buku ilustrasi interaktif tata surya untuk anak Sekolah Dasar di Jakarta.

3. Mengumpulkan data

Penulis mengumpulkan data dengan cara observasi, wawancara, studi pustaka, dan studi eksisting.

(9)

Proses pengembangan ide kreatif yang dilakukan dengan cara mind mapping dibantu dengan data yang didapat dari data primer dan data sekunder.

5. Evaluasi

Ide-ide yang didapat dari proses brainstorming diolah. 6. Sketsa

Gambaran kasar tentang ide desain buku dan desain karakter yang digunakan dalam buku ilustrasi interaktif. Selain itu, sketsa halaman yang didapat dari tahap-tahap sebelumnya.

7. Visualisasi

Perancangan dan pengimplementasian ide yang didapat dari tahap-tahap sebelumnya ke dalam bentuk buku ilustrasi interaktif.

(10)

1.8. Skematika Perancangan

Gambar

Gambar 1.1. Skematika Perancangan

Referensi

Dokumen terkait

a. Bulan tidak dapat mengeluarkan cahaya. Di bulan terdapat kehidupan. Suhu udara di bulan bisa mencapai 100 derajat celsius. Bulan adalah sebuah bola batu yang berputar di angkasa.

- Aktiviti ini membolehkan murid membina kemahiran menaakul untuk membuat keputusan di samping menganalisis maklumat atau data yang diberi seta menyelesaikannya. e)

Sifat fisik makanan merupakan hal yang penting karena makanan yang bersifat lunak seperti bubur atau campuran semiliquid membutuhkan sedikit pengunyahan, menyebabkan debris lebih

dan juga lakon lainnya yang belum diteliti cukup banyak sang dalang melontarkan kritik sosial yang dikemas dalam bentuk (1) perumpamaan, (2) plesetan berbentuk singkatan, (3)

Beberapa penelitian terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi alat destilasi air enegi surya yang telah dilakukan diantaranya: pengaruh temperatur udara sekitar, jumlah

Hasil dari penelitian adalah aplikasi informasi dan pemasaran bersifat online yang berisi tentang pengertian batu mulia, berbagai macam produksi, dan informasi

93 Selain itu, masing-masing kepala pemerintahan ini dilindungi oleh sejumlah pengawal (bodyguard) dan ia sendiri dan keluarganya bebas dari kerja rodi. 128 Perluasan dalam

Pada tugas akhir ini telah dirancang dan direalisasikan sebuah sistem pembangkit listrik mini tenaga sampah yang berfungsi untuk menghasilkan arus listrik yang efisien yang