• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN WORKSHOP NASIONAL ITEM DEVELOPMENT BIDAN gelombang 2 Komponen 2 Proyek HPEQ

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN WORKSHOP NASIONAL ITEM DEVELOPMENT BIDAN gelombang 2 Komponen 2 Proyek HPEQ"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN

WORKSHOP NASIONAL ITEM DEVELOPMENT BIDAN

gelombang 2

Komponen 2 Proyek HPEQ

Direktorat Akademik

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi

Kementerian Pendidikan Nasional

Hotel JW Marriott Medan, 22 – 23 Juli 2010

(2)

1. Pendahuluan

Upaya peningkatan sistem ujian pada pendidikan tenaga kesehatan, khususnya bidan, menjadi salah satu fokus komponen 2 proyek HPEQ, yaitu proses pembuatan soal ujian yang berkualitas, komprehensif, dan sesuai dengan tingkat kompetensi yang diharapkan. Lebih spesifik lagi, hal ini sejalan dengan fokus komponen 2.2, yaitu memperbaiki metodologi dan manajemen ujian berbasis nasional. Salah satu metode ujian yang akan digunakan adalah ujian tertulis dengan dukungan teknologi berbasiskan komputer atau disebut juga sebagai Computer-Based Testing (CBT). Untuk itu, diperlukan suatu upaya untuk membuat suatu bank soal yang sangat kredibel baik dari segi sistemnya maupun soal – soal yang terkandung didalamnya.

Salah satu upaya yang telah dilakukan dalam mencapai hal tersebut adalah pelaksanaan workshop item development dan item review untuk menghimpun sekumpulan soal dari para item writer di regional AIPKIND. Workshop item development nasional untuk profesi bidan sebelumnya pernah dilakukan pada tanggal 17-18 April 2010 di Bali. Mengingat output yang dihasilkan pada workshop yang pertama kurang optimal (hanya diperoleh kurang lebih 50 soal yang berhasil direview), maka perlu dilaksanakan serangkaian workshop item development lanjutan yang diselenggarakan secara luas dan berkesinambungan untuk menghasilkan soal-soal yang berkualitas. Kegiatan ini perlu melibatkan seluruh institusi pendidikan bidan sebagai upaya peningkatan sumber daya manusia, terutama staf pengajar dalam membuat soal yang berkualitas. Dengan demikian, proses ujian di tingkat nasional dapat diiringi dengan berkembangnya sistem ujian di setiap institusi pendidikan bidan yang pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan proses belajar peserta didik dan meningkatkan nilai capaian dari ujian ini. Selain itu, kegiatan ini perlu dilaksanakan secara berkesinambungan dalam rangka mempercepat pencapaian KPI komponen 2, terutama dalam hal implementasi CBT yang semula ditargetkan untuk diimplementasikan pada tahun 2014.

2. Tujuan

a. Meningkatkan jumlah soal ujian tulis untuk bidan yang berkualitas, yang selanjutnya akan direview oleh expert untuk diinputkan pada bank soal.

b. Meningkatkan jumlah dan kemampuan para item writer dalam membuat soal ujian tulis yang memenuhi syarat untuk digunakan sebagai ujian yang bersifat regional maupun nasional.

c. Meningkatkan jumlah item writer yang eligible dari berbagai wilayah AIPKIND d. Membentuk koordinator pengumpul soal di masing-masing wilayah

(3)

3. Luaran dan Dampak

1. Terkumpulnya sejumlah soal ujian tulis yang berkualitas, yang selanjutnya akan di review dan di simpan dalam bank soal

2. Terkumpulnya sejumlah pembuat soal uji tulis yang berkualitas dan selanjutnya akan terpilih menjadi pembuat soal tingkat nasional

3. Terpilihnya koordinator pengumpul soal di tiap wilayah AIPKIND

4. Rancangan perencanaan sistem pengelolaan bank soal dan strategi pelaksanaan pelatihan item development secara mandiri

4. Metode Pelaksanaan Workshop

Pada pelaksanaan workshop, sekuensial kegiatan yang dilaksanakan adalah pelatihan membuat soal, item review terhadap soal yang telah terkumpul, pembentukan koordinator wilayah pengembangan item bank dan penyusunan rencana sistem pengelolaan bank soal dan rencana tindak lanjut workshop item development secara mandiri di wilayah regional. Participation rate peserta yang hadir cukup baik, yaitu 80 %. Peserta yang hadir sejumlah 32 orang yang terdiri dari 26 anggota AIPKIND dan 6 orang anggota IBI.

No. Nama Institusi

1. Jumiarni Ilyas Ketua AIPKIND

2. Ni Nyoman SAD AIPKIND/ St. Carolus Jakarta

3. Sri Rahayu AIPKIND/ Poltekkes Depkes Malang Jur. Kebidanan 4. Lisma Evareny AIPKIND D III/Poltekkes Bukit Tinggi Padang 5. Tri Novi Kurniati AIPKIND/ UNIBRAW

6. Syaniah Umar S1 Kebidanan FK UNHAS 7. Diana Hartaty Anggraeni PP IBI – Jakarta

8. Lina Rahmiati Poltekkes Bandung 9. JM Metha Poltekkes Kemenkes Riau 10. Werna Nontji PSIK FK UNHAS

11. Sukarni Akkes Prodi Kebidanan Pem.Kab 4. Utara 12. Sajabibi Indriani PS S1 Kebidanan FK UNAIR, Poltekkes Sub 13. Utin Siti Candra Sari Poltekkes Kal. Bar

14. Elda Yusefni Jurusan Kebidanan Poltekkes Padang 15. Tut Barkinah PD IBI/ Banjarmasin

16. Titik Hindriati PD IBI/ Poltekkes Keb. Jambi 17. Waode Aliah IBI Sulawesi Selatan

18. Melinda Agus Poltekkes Padang 19. Betty Mangkuji Poltekes Sumatera Utara 20. Devi Syarief STIKES Mercu Bakti Jaya, Padang 21. Ros Rahmawati AIPKIND / STIKES Mercu Bakti, Padang 22. Hartuti Akbid Pelita Andalas

23. Supri Nuryani AKBID Abdi Persada Banjarmasin

24. K. Kasiati Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Sub 25. Dona F. Pandiangan

26. Kolifah STIKES Pemkab. Jombang

27. Rinawati Sembiring D3 Kebidanan STIKES Mutiara Indonesia 28. Yetti L. Irawan Jurusan Kebid.STIK Carolus JKT

(4)

29. Dewi Purwaningsih Jurusan Kebid.Poltekkes Bandung 30. Siti Nurliza Poltekkes Bandung

31. Gita Nirmala PP IBI – Jakarta 32. Nurjaqin IBI UNHAS

Pada pelaksanaannya, 8 orang peserta tidak dapat hadir karena suatu hal yang tidak dapat ditinggalkan dan pemberitahuan yang dianggap mendadak. Sayangnya, para peserta yang tidak hadir tidak mengumpulkan soal-soal pada workshop kali ini. Para item writer yang terpilih sebagai koordinator item writer dari wilayah masing-masing ini mengemban amanah untuk mengkoordinir pengumpulan soal di wilayahnya masing-masing.

Untuk mempermudah proses review soal, para item writer dibagi menjadi 4 kelompok kecil. Pembagian kelompok tidak didasarkan oleh wilayah item writer, karena belum ada pembagian wilayah yang pasti dan supaya hubungan antar peserta lebih akrab. Rencana awal akan ada pembagian menjadi 5 kelompok. Oleh karena ada 8 peserta yang tidak hadir, maka para item writer hanya dibagi ke dalam 4 kelompok. Dalam mereview soal, para item writer dipandu dan didampingi oleh 4 orang fasilitator, yaitu Dewi Purwaningsih, Dewi Masyithah, Ike R Husen, dan Gita Nirmala. Pada workshop kali ini sudah terlihat kemandirian profesi bidan dalam hal fasilitator yang bertugas, meskipun masih dibantu oleh 2 orang tim UKDI.

5. Hasil Kegiatan

Workshop ini diawali pengarahan dari perwakilan fasilitator mengenai hal-hal yang akan dikerjakan selama workshop beserta penentuan target yang akan dicapai. Masing-masing peserta sudah membawa 15 soal untuk kemudian direview dalam pertemuan kali ini. Sosialisasi blue print dan hasil kesepakatannya oleh LO komponen 2 bidan dilakukan kembali, karena ada beberapa peserta baru dalam workshop ini. Selanjutnya diberikan materi mengenai item development dan item review oleh narasumber.

Pada tahap review soal, koordinator komponen mengingatkan kembali agar dalam mereview soal para peserta mengikuti keenam tinjauan yang telah disepakati dalam blue print. Berdasarkan pengamatan, masih banyak soal ujian yang kualitasnya belum optimal. Hal ini disebabkan karena belum ada acuan yang pasti (standar kompetensi bidan – baik D3 maupun S1) bagi penulis soal uji kompetensi. Standar kompetensi bidan masih dalam proses penelitian oleh komponen 1 dan baru akan selesai pada bulan Desember 2010. Dalam standar kompetensi tersebut akan dibedakan kompetensi bidan D3 dan bidan S1.

Sementara ini penyusunan soal oleh masing-masing peserta masih berdasarkan hasil kesepakatan workshop nasional item development di Bali. Kesepakatan baru di Batam mengenai blue print juga menjadi salah satu faktor yang menyebabkan penulisan soal kali ini tidak optimal. Kesepakatan tersebut menitik beratkan acuan soal kepada soal reasoning bukan mengenai soal recall. Selain itu belum ada persamaan persepsi mengenai istilah-istilah yang akan digunakan dalam uji kompetensi bidan. Selama dalam tahap review soal peserta tampak antusias dalam pembahasan. Peserta juga tampak mulai memahami cara membuat soal yang baik dengan arahan dari fasilitator dan narasumber. Namun beberapa soal memakan waktu review yang cukup lama karena tidak ada dari peserta yang membawa buku acuan atau buku referensi. Selain itu, ada beberapa perbedaan prosedur tindakan medis antara beberapa wilayah yang mengakibatkan belum tercapainya kesepakatan mengenai jawaban soal.

(5)

Berdasarkan hasil workshop yang telah dilaksanakan selama 2 hari, output dari workshop item development Bidan secara umum adalah sebagai berikut :

NO KOMPONEN TARGET REALISASI

1. Jumlah soal yang terkumpul dalam workshop 495 405 2. Jumlah soal yang direview dalam workshop 405 62 3. Jumlah soal yang memenuhi kriteria soal yang baik 62 56 4. Jumlah institusi yang berkontribusi mengirim soal 33 27 5. Jumlah peserta workshop 33 28

6. Jumlah narasumber 2 2

Berdasarkan hasil rekapitulasi output workshop secara umum, dapat disimpulkan bahwa pencapaian target workshop ini belum optimal. Hal ini dapat dilihat dari jumlah soal yang berhasil terkumpul, jumlah soal yang berhasil direview maupun jumlah soal yang memenuhi kriteria soal yang baik. Permasalahan paling mendasar yang muncul adalah sangat minimnya jumlah soal yang berhasil direview, yaitu hanya sekitar 13 % dari target yang ditentukan.

Faktor utama penyebab rendahnya pencapaian target review soal, terkait beberapa permasalahan sebagai berikut :

1. Belum adanya persamaan istilah yang akan digunakan dalam soal pada profesi Bidan. 2. Para peserta tidak membawa bahan referensi yang cukup untuk membahas materi soal

secara komprehensif.

3. Masih ada beberapa prosedur tindakan medis yang berbeda di daerah yang satu dengan daerah yang lainnya.

Tiga masalah kunci tersebut membuat waktu yang dibutuhkan untuk mereview soal menjadi cukup lama. Kurang optimalnya pencapaian workshop perlu ditindak lanjuti dengan pembuatan persamaan istilah dan kesepakatan mengenai prosedur tindakan medis. Sebaiknya peserta membawa referensi yang cukup guna memperlancar pembahasan soal-soal uji kompetensi. Hal lain yang perlu dicermati dalam workshop kali ini

adalah jumlah soal yang dipersiapkan oleh masing-masing institusi. Dalam diagram disamping ini, terlihat bahwa kontribusi soal oleh tiap institusi tidak sama. Lebih jelas lagi dapat kita cermati pada diagram di bawah ini. Terlihat bahwa ada instiusi yang sangup membuat 55 soal. Kontributor terbesar tersebut adalah dari anggota AIPKIND dari UB. Di lain pihak, ada satu institusi yang hanya membawa 4 soal saja, yaitu Poltekkes Riau. Kontribusi tiap institusi ini perlu dicermati, agar tercipta pemerataan kontribusi masing-masing institusi dalam pembuatan soal uji kompetensi.

Target Realisasi

REALISASI REVIEW SOAL

13 % < 15 15-30 > 30

KONTRIBUSI SOAL

48 %

4 %

48 %

(6)

Jumlah soal yang terkumpul sudah mendekati target yang ditetapkan sebelumnya. Yakni 15 soal untuk masing-masing institusi. Namun target belum dapat tercapai dikarenakan ada beberapa institusi yang tidak hadir dan tidak menyumbangkan soal pada workshop kali ini.

0 20 40 60 A IP K IN D / S t. C a ro lu s Ja k a rt a A IP K IN D / U B M a la n g A IP K IN D D I II / P o lt e k k e s … P P I B I/ P o lt e k k e s B a n d u n g A k a d e m i K e b id a n a n P K … S 1 K e b id a n a n U n h a s P D I B I/ J a m b i A IP K IN D / M a k a ss a r A IP K IN D / U B M a la n g A IP K IN D / P o lt e k k e s R ia u A IP K IN D / U n h a s M a k a ss a r A IP K IN D / P o lt e k k e s P a d a n g P o lt e k k e s P a d a n g P o lt e k k e s S u m a te ra U ta ra D 3 S ti k e s M u ti a ra I n d o n e si a P P I B I/ J a k a rt a P D I B I/ B a n ja rm a si n Ju ru sa n K e b id a n a n S ti k e s … A k b id P e li ta A n d a la s A k b id A b d i P e rs a d a … K a rn in g si h A IP K IN D / U n a ir S u ra b a y a A IP K IN D / P o n ti a n a k S ti k e s Jo m b a n g A k b id T ia ra P u tr i B a n d u n g A k b id P o lt e k k e s S u ra b a y a S ti k e s M e rc u P a d a n g Target Realisasi

JUMLAH SOAL - WS ITEM DEVELOPMENT BIDAN (gel. 2)

Selanjutnya, soal-soal yang telah berhasil terkumpul direview oleh tiap item writer dengan berpedoman pada template review dan enam tinjauan yang disepakati dalam pembahasan blue print di Batam. Berdasarkan rekapitulasi jumlah soal yang berhasil direview, item writer dari kelompok 1 dinilai paling produktif karena paling banyak mereview soal. Pada dasarnya, pencapaian jumlah soal yang direview ini dibatasi oleh waktu pelaksanaan workshop. Apabila diberi alokasi waktu lebih lama, maka jumlah soal yang direview juga akan semakin banyak. Berikut adalah rekapitulasi item development pada workshop kali ini.

TABEL REKAPITULASI ITEM DEVELOPMENT

Nama Institusi Kel Target Soal Review Sri Rahayu AIPKIND/ UB Malang

1

15 30 5 Lisma Evarini AIPKIND D III/ Poltekkes Bukit Tinggi Padang 15 15 2 Lina Rahmiyati PP IBI/ Poltekkes Bandung 15 23 2 Sukarni Akademi Kebidanan PK Lhoksumawe 15 15 5 Syaniah Umar S1 Kebidanan Unhas 15 15 2 Titik Hindriati PD IBI/ Jambi 15 15 3 Waode Aliah AIPKIND/ Makassar

2

15 16 2 Tri Novi K..W. AIPKIND/ UB Malang 15 55 J.M Metha AIPKIND/ Poltekkes Riau 15 4 Werna Nontji AIPKIND/ Unhas Makassar 15 10 Elda Yusefni AIPKIND/ Poltekkes Padang 15 20 3 Melinda Agus Poltekkes Padang 15 20 3 Betty Mangkuji Poltekkes Sumatera Utara 15 10 3 Rinawati S. D3 Stikes Mutiara Indonesia 15 10 3 Ni Nyoman SAD AIPKIND/ St. Carolus Jakarta 3 15 15 3

(7)

Diana Hartati PP IBI/ Jakarta 15 15 3 Tut Barkinah PD IBI/ Banjarmasin 15 7

Ros Rahmawati Jurusan Kebidanan Stikes Muhammadiyah

Palembang 15 8

Hartuti Akbid Pelita Andalas 15 7

Supri Nuryani Akbid Abdi Persada Banjarmasin 15 8 2

Karningsih Karningsih 15 7 5

Sajabibi AIPKIND/ Unair Surabaya

4

15 10 2 Utin Siti

Chandra AIPKIND/ Pontianak 15 20 3 Kholifah Stikes Jombang 15 10 2 Siti Nurliza Akbid Tiara Putri Bandung 15 20 5 Kasiati Akbid Poltekkes Surabaya 15 10 2 Devi Syarief Stikes Mercu Padang 15 10 2

Berdasarkan soal-soal yang telah direview, maka dipilih soal-soal yang memenuhi kriteria baik dan layak untuk dimasukkan ke dalam item bank nasional. Semua soal yang telah direview oleh semua kelompok memiliki criteria baik dengan perbaikan yang dilakukan pada saat mereview soal tersebut. Hanya saja, pada kelompok satu, ada enam soal yang dirasa perlu dikembalikan kepada pembuat soal untuk perbaikan soal yang lebih komprehensif dan menyeluruh. Pada dasarnya, dengan skenario perhitungan optimis, apabila semua soal yang terkumpul dapat direview, maka diharapkan akan terkumpul 405 soal kriteria baik yang dapat menjadi input untuk item bank nasional.

Bedasarkan analisa tim monev, pencapaian target jumlah institusi yang berkontribusi, jumlah soal yang terkumpul, dan jumlah jumlah item writer yang berpartisipasi sudah mendekati target yang disepakati bersama. Di sisi lain, analisis kinerja tiap wilayah AIPKIND belum dapat dilakukan, karena peserta yang diundang belum mewakili tiap regional AIPKIND. Oleh karena itu, workshop kali ini juga melaksanakan pembentukan wilayah keja item development bidan beserta penanggung jawabnya masing-masing. Penetapan wilayah kerja ini didasarkan pada propinsi yang ada di Indonesia. Berikut adalah wilayah-wilayah kerja item development bidan yang sudah disepakati.

No. Wilayah Nama Penanggung Jawab

1. Makasar Waode Aliayah Werna Nontyi Ros Saniah Nuryaqin 2. DKI Jakarta Diana Hartati Gita Nirmla Ni Nyoman SAD Karningsih 3. Jabar Lina Rahmiati Dewi purwaningsih Siti Noerliza

(8)

Eva Lismareni Hertuti Linda Agus 5. Jambi Titi Tati Nurti 6. Aceh Sukarni 7. Jatim Sri Rahayu Novi Sajabibi Kholifah

8. Kalsel Supri Nuryani

Tut Barkinah

9. Kalbar Utin

10. Riau JM Metha

11. Sumatera Utara Rina

Betty Mangkuji

Berdasarkan kesepakatan tersebut, sebaiknya masing-masing koordinator wilayah dapat menyusun plan of action yang strategis untuk memperbaiki kinerja masing-masing wilayah dalam hal implementasi mekanisme item development & review yang pada akhirnya berkontribusi pada peningkatan kualitas uji kompetensi bidan dan lulusannya. Analisis ini juga dapat dijadikan input evaluasi diri dari tim item development bidan dan dapat dijadikan dasar pemetaan kemampuan IBI atau AIPKIND dan strategi yang seharusnya diterapkan untuk tiap wilayah kerja item development bidan dalam meningkatkan kualitas pelaksanaan uji kompetensi yang akan berdampak positif pada kualitas lulusan uji kompetensi bidan. Disparitas yang cukup besar untuk kontribusi tiap institusi dalam mengumpulkan soal juga perlu direduksi karena hal ini dapat menurunkan variasi soal dan dampaknya item bank nasional menjadi kurang representatif.

AIPKIND wilayah diharapkan dapat menerapkan prinsip Encouraging, Enabling dan Assisting terhadap tiap institusi dalam mengimplementasikan mekanisme item development dan item review. Hal ini diharapkan dapat membantu koordinator wilayah untuk bergerak secara mandiri dalam mengkoordinir para item writer di tiap wilayah, dalam rangka meningkatkan kualitas dan produktivitas para item writer dalam menghasilkan soal yang eligible.

6. Refleksi

Setelah dilakukan analisa hasil kegiatan, selanjutnya perlu dilakukan refleksi sebagai bentuk evaluasi pelaksanaan workshop ditinjau dari perspektif peserta, fasilitator, dan tim monev secara umum. Melalui refleksi ini diharapkan akan teridentifikasi root of causes dari kinerja institusi yang kurang optimal dalam workshop ini. Berikut adalah refleksi pelaksanaan workshop dari beberapa perspektif tersebut :

Gambaran Umum

• Mekanisme item development yang sekarang dilaksanakan oleh setiap institusi masih berjalan secara individual dan belum menyeluruh. Sejalan dengan hal ini, perlu dilakukan

(9)

pertemuan tiap wilayah kerja yang baru saja terbentuk supaya setiap institusi dapat bekerja sama dalam membuat soal sesuai dengn wilayah kerjanya.

• Partisipasi institusi dalam mengumpulkan soal masih belum merata, masih didominasi oleh institusi yang mewakili wilayah.

Beberapa hal yang perlu diimprove dari pelaksanaan workshop ini adalah : • Mekanisme pengumpulan soal sebaiknya dibuat berjenjang

• Belum ada institusi yang menyelenggarakan workshop item development

• Sebagian besar peserta workshop belum memahami betul blue print dan mekanisme pembuatan soal dengan baik.

• Perlu adanya kesepakatan bersama dalam istilah yang digunakan di soal ujian dan beberapa prosedur tindakan medis yang masih menjadi perdebatan.

• Perlunya rujukan nasional pengetahuan bidan untuk membuat soal dengan standar nasional. Fasilitator

• Kemampuan dan partisipasi peserta sangat antusias untuk menyiapkan tugas yang diminta dan memahami cara membuat soal dengan baik

• Usulan :

 IBI dan AIPKIND perlu menentukan standar kompetensi bidan (baik D3 maupun S1) sebagai acuan utama pembuatan soal uji kompetensi.

 IBI dan AIPKIBD dapat melakukan workshop serupa yang dilaksanakan secara mandiri dengan narasumber dari FK setempat yang telah melakukan workshop CBT, sehingga workshop yang dilaksanankan dapat menghasilkan SDM yang terlatih.

 Dalam membuat soal, sebaiknya ada buku rujukan primer yang menjadi standar nasional kebidanan.

 Sebaiknya pembagian grup didasarka dalam wilayah kerja.

 Sebaiknya perlu dilakukan workshop dengan durasi waktu yang lebih lama agar terdapat cukup waktu untuk mereview soal.

Peserta

• Kendala yang dihadapi dalam mengikuti workshop

− Undangan terlalu mendadak sehingga kesulitan mengumpulkan soal dari institusi. − Materi workshop sebaiknya telah dibagikan sebelum workshop berlangsung.

− Pada saat workshop berlangsung, sebaiknya ada materi berupa hardcopy yang diberikan, supaya peserta lebih memahami materi dari narasumber.

− Soal yang sudah disiapkan masih banyak yang harus dirapikan lagi karena belum sesuai format

• Hal-hal yang mendukung dalam workshop

− Narasumber dan proyek HPEQ telah memfasilitasi dengan baik • Usulan

− sebelum acara, sebaiknya materi sudah diberikan pada peserta − diperlukan latihan secara rutin dan berkesinambungan

− perlu mendapatkan materi dari narasumber untuk panduan telaah soal

− sebaiknya hardcopy dari materi yang sedang diajarkan dibagikan, supaya lebih mudah memahami

(10)

− hasil perlu ditindaklanjuti sesuai dengan kesepakatan − untuk menilai peserta sebaiknya diperlukan alat khusus

− perlu ada waktu untuk berwisata bila sudah selesai untuk mengenal kota medan − undangan harap diberitahukan lebih awal

− perlu ada tindak lanjut, supaya yang diperoleh sekarang bisa digunakan secara komprehensif

Tim Monev : Feedback Peserta

Feedback form didistribusikan oleh tim monev kepada seluruh peserta untuk menjaring “voice of customer” peserta terkait satisfaction level terhadap aspek-aspek pelaksanaan workshop. Dari 23 kuesioner yang kembali ke tim monev, 89 % responden menyatakan pelaksanaan workshop sangat memuaskan. Pencapaian yang sangat positif ini merupakan kontribusi dari berbagai pihak, terutama fasilitator, panitia dan para item writer yang sangat cooperative.

Analisa lebih lanjut terhadap feedback peserta, kepuasan terbesar peserta dirasakan terhadap output workshop, dimana peserta merasa mendapatkan added value yang besar, sehingga workshop ini dinilai dapat meningkatkan kemampuan mereka dalam mereview soal yang baik. Fasilitas yang diberikan selama workshop dan pelayanan panitia juga dinilai sangat memuaskan. Faktor yang dinilai kurang memuaskan adalah dari sisi fasilitator yang kurang fokus untuk mendampingi tiap kelompok item writer. Hal ini dikarenakan mereka harus berbagi tugas untuk memback-up fasilitator yang berhalangan hadir.

01 00 00 00 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 1 7 2 5 11 2 2 2 2 2 21 16 21 18 10 21 21 21 21 21

REKAP FEEDBACK FORM WORKSHOP NASIONAL ITEM DEVELOPMENT BIDAN MEDAN 22 - 23 Juli 2010

tidak sesuai cukup sesuai sesuai paling sesuai

0% 11%

89%

PROPORSI SATISFACTION LEVEL

kurang memuaskan cukup memuaskan sangat memuaskan

(11)

7. Rencana Tindak Lanjut

Berdasarkan analisa output kegiatan, evaluasi pelaksanaan workshop, refleksi dan feedback dari peserta workshop beberapa hal yang dapat direkomendasikan sebagai bentuk improvement dan rencana tidak lanjut untuk menjaga sustainability output dan outcome dari workshop ini adalah sebagai berikut :

• Perlu pemberdayaan wilayah untuk menyelenggarakan workshop regional dengan fasilitasi dari AIPKIND atau IBI wilayah masing-masing. Ketua AIPKIND pusat perlu menghimbau AIPKIND wilayah untuk hal tersebut.

• Tiap AIPKIND wilayah perlu menghimbau masing-masing institusi untuk meningkatkan partisipasi dalam setiap workshop item development

• Penyusunan mekanisme item development yang terstandar, khususnya untuk institusi pendidikan bidan yang baru atau masih belum berkembang.

• Penegasan tugas koordinator wilayah sehingga mekanisme berjenjang dapat berjalan. Perlu penugasan formal kepada koordinator wilayah sebagai dasar dalam menjalankan tugas. Koordinator wilayah diharapakan dapat menjadi “motor” kegiatan item development dan item review di wilayah masing-masing. Inisiatif dari tiap koordinator sangat diharapkan, tanpa menunggu undangan dari proyek HPEQ.

• Untuk mempermudah koordinasi item writer nasional, maka akan dibuat mailing list sebagai wadah untuk sharing informasi.

• Untuk menindaklanjuti soal-soal yang telah berhasil terkumpul dari workshop ini, masing-masing institusi yang hadir di dalam workshop ini harus menambahakan 100 soal dalam waktu dua minggu untuk kemudian direview dalam workshop yang akan dilaksanakan oleh bidan secara mandiri.

8. Penutup

Upaya peningkatan kualitas dan kuantitas pembuatan soal diharapkan dapat terjadi bukan hanya di tingkat nasional, tapi lebih jauh sampai ke tingkat Institusi Pendidikan. Untuk itu diharapkan bahwa para peserta workshop yang terpilih dapat menjadi calon narasumber untuk pelatihan yang diadakan di tingkat regional dan lokal. Dengan demikian upaya percepatan pembuatan soal yang berkualitas ini dapat berjalan dengan baik dan memiliki dampak yang lebih bermakna.

Gambar

TABEL REKAPITULASI ITEM DEVELOPMENT

Referensi

Dokumen terkait

Harsono (2015: 59) menjelaskan kelincahan ( aqility ) adalah kemampuan untuk mengubah arah dengan cepat dan tepat pada waktu bergerak tanpa kehilangan keseimbangan dan

Klindamisin diserap hampir sempurna pada pemberian oral. Adanya makanan dalam lambung tidak banyak mempengaruhi absorpsi obat ini. Klindamisin merupakan

Pada focusing arah vertikal dilakukan dengan mengatur sudut masing-masing kristal agar difraksi neutron dari monokromator terpusat menuju sampel. Pad a rancangan ini digunakan lima

Para Dosen Jurusan Psikologi Islam yang turut ikhlas membantu dan memberikan ilmu pengetahuan yang bermanfaat, sehingga penulis dapat menyelesaikan studi di

Kepada masyarakat Desa Bangun Jaya, Dusun Sentuk yang telah menerima kami dengan terbuka dan ramah selama pelaksanaan KKN sehingga apa yang telah saya program dalam

Pengukuran beban ran beban kerja psikologis dapat dibagi menjadi dua metode yaitu pengukuran beban kerja psikologis kerja psikologis dapat dibagi menjadi dua metode yaitu

Jenis arang yang terakhir dan sudah banyak terdapat dimasyarakat adalah briket arang. Briket arang adalah arang yang terbuat dari arang jenis lain yang dihaluskan

Sehingga hewan yang pada saat penyembelihan tidak diucapkan nama Allah atau diucapkan basmalah, baik karena lupa atau karena sengaja, hukumnya tidak sah menurut