• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

34 3.1 Setting dan Subyek Penelitian

Setting dalam penelitian ini meliputi subyek penelitian, tempat penelitian, waktu penelitian, dan siklus PTK sebagai berikut:

1. Setting Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SD Negeri 03 Kalimangggis Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung untuk mata pelajaran matematika pada awal semester II tahun ajaran 2014/2015, yaitu pada bulan Maret sampai dengan bulan April 2015. Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender akademik sekolah, karena PTK memerlukan beberapa siklus yang membutuhkan proses belajar mengajar efektif di kelas.

2. Subyek Penelitian

Dalam PTK ini yang akan menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas V tahun pelajaran 2014/2015 yang terdiri dari 20 orang siswa terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan.

3.2 Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari beberapa sumber, yakni siswa dan peneliti sebagai guru.

1. Siswa

Untuk mendapakan data tentang motivasi belajar dan hasil belajar serta aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar.

2. Peneliti sebagai Guru

Untuk melihat tingkat keberhasilan implementasi pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran make a match dalam

(2)

topik pecahan, motivasi belajar dan hasil belajar aktivitas siswa dalam proses pembelajaran.

3.3 Variabel Penelitian

Berdasarkan kajian teori, maka dapat ditetapkan variabel-variabel penelitian. Dalam penelitian ini digunakan 2 variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat.

1. Variabel bebas (x)

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran make a match. Model pembelajaran make a match merupakan kegiatan siswa untuk mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban soal sebelum batas waktunya, siswa yang dapat mencocokkan kartunya akan diberi point dan yang tidak berhasil mencocokkan kartunya akan diberi hukuman sesuai dengan yang telah disepakati bersama. Guru lebih berperan sebagai fasilitator dan ruangan kelas juga perlu ditata sedemikian rupa, sehingga menunjang pembelajaran kooperatif.

2. Variabel terikat (y)

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah motivasi dan hasil belajar. Menurut Mc Donald dalam Djamarah (2011:18) motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi sesorang yang ditandai dengan timbulnya efektif dan reaksi untuk mencapai tujuan. Jadi semakin tinggi motivasi belajar siswa, maka akan meningkatkan hasil belajar yang tinggi pula.

3.4 Prosedur / Langkah-langkah PTK

Rancangan yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Menurut Arikunto, dkk (2009: 3) bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas

(3)

terdapat empat tahap penting yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.

Gambar 3.1 Prosedur PTK

Rancangan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, menurut Arikunto, dkk (2009: 3) dengan tahapan sebagai berikut:

a. Perencanaan

Arikunto (2006 : 17) menjelaskan bahwa dalam tahap perencanaan peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. b. Pelaksanaan Tindakan Perencanaan Refleksi

?

Pelaksanaan Perencanaan Siklus II Pelaksanaan Refleksi Perencanaan Pengamatan SIKLUS I

(4)

Tahap kedua dari penelitian tindakan adalah pelaksanaan tindakan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan dikelas. Hal yang perlu diingat adalah bahwa dalam tahap kedua ini pelaksana guru harus ingat dan berusaha menaati apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan, tetapi harus pula berlaku wajar, tidak dibuat-buat (Arikunto, 2006 : 18).

c. Observasi

Observasi adalah kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat (Arikunto, 2009: 19).

d. Refleksi

Refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah terjadi dan apa yang sudah dilakukan (Arikunto, 2006:99).

Siklus I

a. Perencanaan

Dalam tahapan perencanaan ini meliputi:

1. Membuat skenario pembelajaran sesuai dengan tindakan dalam bentuk RPP lengkap.

2. Membuat lembar observasi 3. Membentuk dan menyiapkan tim.

4. Penulis menetapkan indikator ketercapaian hasil penelitian sebagai berikut :

a) Hasil belajar dengan KKM ≥68 100%

b) Observasi motivasi belajar siswa dengan rata-rata ≥4 100% c) Angket motivasi belajar siswa dengan rata-rata ≥4 100% d) Observasi tindakan guru dan peserta didik dengan rata-rata ≥4

b. Pelaksanaan Tindakan

Tahapan pertama dalam pelaksanaan model pembelajaran make a match pada topik pecahan adalah guru menjelaskan materi, pada tahap

(5)

kedua adalah tahap pembagian kelompok pada tahap ini siswa dibagi menjadi 2 kelompok (kelompok A pemegang kartu soal dan kelompok B pemegang kartu jawaban), setelah itu guru memberi kesempatan siswa untuk memikirkan jawaban dari kartu yang dipegang selama 2 menit.

Tahap ketiga guru memberi tanda game mencari pasangan dimulai. Setelah mendapatkan soal/jawaban pasangannya, siswa duduk secara berpasangan dan memberi kesempatan siswa untuk mengoreksi kembali jawaban dari kartu yang dipegang. Dalam proses ini guru hanya sebagai fasilitator dan motivator bagi siswa.

Tahap keempat gurumemberikan kesempatan kepada tiap pasangan untuk presentasi hasil yang diperoleh dari game make a macthdi depan kelas kemudian menempelkan kartu soal dan kartu jawaban pada papan karton yang sudah tersedia. Begitu seterusnya sampai semua pasangan melakukan presentasi.

Guru menanggapi hasil presentasi peserta didik tentang kebenaran dan kecocokan pasangan soal jawaban dengan melakukan tanya jawab.Dalam proses ini terjadinya interaksi guru dengan siswa dan siswa dengan siswa.

c. Observasi

Pada tahap ini dilaksanakan observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran yaitu:

a) Guru mengamati pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan siswa sesuai skenario pembelajaran yang telah direncanakan.

b) Guru mengamati siswa dalam menemukan pasangan jawaban/soal dan memberikan observer mengamati motivasi belajar siswa.

c) Menyusun hasil pengamatan dalam lembar observasi yang telah disiapkan.

(6)

d. Refleksi

Pada tahap ini peneliti dan pengamat segera menganalisa pelaksanaan PTK setelah kegiatan belajar mengajar berakhir, sebagai bahan refleksi.

Selanjutnya peneliti mengadakan refleksi dalam pelaksanaan pembelajaran, dan bila melalui penerapan model pembelajaran make a match, motivasi belajar dan hasil belajar masih rendah atau kurang pada pembelajaran matematika topik pecahan di SD N 03 Kalimanggis Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung, yang dapat dilihat daari kriteria pencapaian indikator keberhasilannya. Maka, sebagai tindakan dalam merefleksi dilakukan bentuk tindakan pengulangan (remidi), pemantapan (pengayaan) terhadap proses belajar mengajar selanjutnya sampai pada hasil tujuan yang telah dirumuskan berhasil.

Siklus II

Seperti halnya siklus pertama, siklus kedua pun terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.

a. Perencanaan

Peneliti membuat rencana pembelajaran berdasarkan hasil refleksi siklus pertama.

b. Pelaksanaan Tindakan

Guru melaksanakan model pembelajaran make a match pada topik pecahan berdasarkan rencana pembelajaran hasil refleksi pada siklus pertama.

c. Observasi

Peneliti dan pengamat melakukan pengamatan aktivitas siswa pada pembelajaran pecahan dengan menggunakan model pembelajaran make a match.

d. Refleksi

(7)

3.5 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data 3.5.1 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data adalah angket, pengamatan atau observasi, dan tes. Setiap teknik tersebut ada kekurangannya namun dapat ditunjang oleh teknik yang lain sehingga yang satu dengan yang lain saling melengkapi. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:

1. Angket

Angket yang digunakan pada penelitian ini merupakan angket tertutup, artinya angket yang pengisiannya hanya memberikan centang atau menyilang pada kolom yang telah tersedia dari beberapa item yang telah ditentukan oleh peneliti. Angket yang diberikan pada siswa kelas V SD Negeri 03 Kalimanggis Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung untuk mengetahui motivasi belajar siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran make a match. Aspek yang digunakan dalam angket motivasi belajar siswa adalah kesungguhan belajar, adanya konsistensi dalam belajar, dan adanya arah dalam belajar.

Sistem skoring dalam penelitian ini menggunakan skala Likert yang terdiri dari lima jawaban alternatif, yaitu sangat setuju (5), setuju (4), cukup setuju (3), kurang setuju (2), dan tidak setuju (1). Semakin tinggi skor yang diperoleh siswa, maka semakin tinggi motivasi belajar siswa dan semakin rendah skor yang diperoleh siswa, maka semakin rendah motivasi belajar siswa.

2. Observasi

Iskandar (2011:68) menjelaskan bahwa “observasi merupakan pengamatan (pengambilan data) untuk memotret seberapa jauh efek tindakan yang telah mencapai sasaran”. Dari segi keterlibatan observer (orang yang melakukan observasi), observasi dilakukan dengan observasi partisipan yaitu suatu proses pengamatan dilakukan oleh observer. Peneliti menggunakan model pembelajaran make a match

(8)

guna untuk memperoleh data tenang keadaan SD Negeri 03 Kalimanggis Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung juga mengetahui ativitas siswa hubungannya dengan motivasi belajar dan hasil belajar siswa terhadap materi selama proses belajar mengajar. Observasi dilakukan pada siswa kelas V SD Negeri 03 Kalimanggis tahun pelajaran 2014/2015.

3. Tes

Suharsimi Arikunto (2010: 193) berpendapat bahwa, “Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok”. Tes dilakukan peneliti untuk mengetahui keberhasilan tindakan dan tingkat keberhasilan prestasi belajar siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.

Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis dalam bentuk tes objektif yang meliputi tes isian singkat dan digunakan untuk mengukur pemahaman siswa dalam ranah kognitif. Tes diberikan setelah pelaksanaan siklus I dan siklus II.

3.5.2 Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk mendapatkan data yang diperlukan, terdiri dari: instrumen angket, observasi, dan tes.

1. Instrumen angket

Instrumen angket digunakan untuk mengetahui motivasi belajar siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar menggunakan model pembelajaran make a match. Angket akan diisi siswa sebelum dan sesudah melaksanakan pembelajaran dengan model pembelajaran make a match, untuk mengetahui perubahan motivasi belajar siswa sebelum menggunakan model pembelajaran make a match dan sesudah menggunakan model pembelajaran make a match. Angket

(9)

motivasi sebelum uji validitas dan reliabilitas dibuat 30 item, adapun kisi-kisi angket motivasi belajar siswa secara rinci sebagai berikut:

Tabel 3.1

Kisi-Kisi Angket Motivasi Belajar Siswa Kelas V SD N 03 Kalimanggis Mata Pelajaran Matematika Topik Pecahan Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015

No Aspek Indikator No Item Jumlah

1. Kesungguhan belajar a. Sungguh-sungguh mengikuti pelajaran 1, 2, 3, 4, 5, 8, 13, 21 8 b. Melaksanakan kegiatan belajar

sesuai jadwal. 16, 17, 18, 22 4 2. Adanya konsistensi dalam belajar

a. Melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar.

7, 11, 12, 19, 20, 23, 25, 29

8

b. Tidak suka menunda tugas atau pekerjaan.

14, 15, 24 3 3. Adanya arah

dalam belajar

a. Kesiapan mengikuti tugas atau pekerjaan.

5, 9, 10, 26 4 b. Mencapai Kompetensi Dasar. 27, 28, 30 3

Jumlah 30

2. Instrumen Observasi

Observer bertugas melakukan pengamatan dan penilaian terhadap kegiatan belajar mengajar dengan model pembelajaran make a match melalui pengisian lembar observasi yang diisi oleh observer selama proses belajar mengajar berlangsung. Adapun kisi-kisi lembar observasi pelaksanaan proses belajar mengajar dengan model pembelajaran make a match adalah sebagai berikut:

(10)

Tabel 3.2

Kisi-Kisi Observasi Pelaksanaan Model Pembelajaran Make A Match Kegiatan

Pembelajaran Indikator Aspek yang Diamati

Pra pembelajaran

a. Kesiapan ruang, alat, dan media pembelajaran

a. Menyiapkan ruang, alat, dan media sesuai dengan model pembelajaran make

a match

b. Memeriksa kesiapan siswa b. Menyiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran

Kegiatan Awal

a. Melakukan kegiatan apersepsi a. Guru melakukan apersepsi sesuai dengan model pembelajaran make a

match

b. Memotivasi b. guru melakukan motivasi agar peserta didik menghayati pentingnya materi yang akan disajikan

c. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai

c. Guru menyampaikan tujuan yang akan dicapai sesuai dengan model

pembelajaran d. Menyampaikan

langkah-langkah pembelajaran

d. Guru menyampaikan langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan model pembelajaran make a match

Kegiatan Inti

A. Penguasaan Materi Pelajaran

1. Menunjukkan penguasaan

materi materi 1. Guru dapat menguasai materi dalam pembelajarannya menggunakan model pembelajaran make a match

2. Mengaitkan materi dengan

pengetahuan yang lain 2. Guru dapat mengaitkan materi yang disajikan dengan pengetahuan yang lain 3. Menyampaikan materi sesuai

dengan hierarki belajar.

3. Menyampaikan materi sesuai dengan langkah-langkah model pembelajaran

make a match

4. Mengaitkan materi dengan realitas/kenyataan kehidupan

4. Guru mengkaitkan materi

pembelajaran yang disampaikan dengan kenyataan kehidupan sesuai dengan karakteristik model pembelajaran make a

(11)

B. Pendekatan / strategi pembelajaran

1. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai

1. Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah disampaikan menggunakan model pembelajaran make a match

2. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkat

perkembangan dan kebutuhan siswa.

2. Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik

3. Melaksanakan model pembelajaran make a match

3. Guru melaksanakan model pembelajaran make a match

a. Eksplorasi

a. Guru bertanya kepada peserta didik untuk membangun pemikiran tentang materi yang akan diajarkan

b. Elaborasi

a. Guru menjelaskan materi b. Guru membagi siswa menjadi 2 kelompok

c. Guru membagi kartu soal dan jawaban pada setiap siswa

d. Guru memberi kesempatan siswa untuk memikirkan jawaban dari kartu yang dipegang.

e. Guru memberi tanda game mencari pasangan dimulai.

f. Guru memberi kesempatan siswa untuk mengoreksi kembali hasil kerja peserta didik bersama pasangannya.

c. Konfirmasi

a. Guru memberikan kesempatan kepada pasangan untuk presentasi di depan kelas kemudian menempelkan kartunya pada papan karton.

b. Guru menanggapi hasil presentasi peserta didik tentang kebenaran dan kecocokan pasangan soal jawaban. 4. Menguasai Kelas 4. Menguasai Kelas

(12)

a. Mengarahkan perhatian. a. Guru mengarahkan perhatian peserta didik ketika peserta didik mulai jenuh.

b. Mendampingi siswa melaksanakan tugas kelompok.

b. Guru mendampingi peserta didik ketika mengerjakan tugas kelompok. c. Merespon pertanyaan dari

siswa.

c. Guru merespon pertanyaan dari siswa.

5. Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual sesuai isi pembelajaran.

5. Guru melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual sesuai isi

pembelajaran menggunakan model pembelajaran make a match 6. Melaksanakan pembelajaran

yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif.

6. Guru melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif.

7. Melaksanakan pembelajaran sesuai waktu yang telah dialokasikan.

7. Guru melaksanakan pembelajaran sesuai waktu yang telah dialokasikan.

C. Pemanfaatan media pembelajaran/ sumber belajar

1. Menunjukkan keterampilan dalam pengguanaan media.

1. Guru menunjukkan keterampilan dalam pengguanaan media.

2. Menghasilkan pesan yang menarik.

2. Guru menghasilkan pesan yang menarik.

3. Menggunakan media secara efektif dan efisien.

3. Guru menggunakan media secara efektif dan efisien.

4. Melibatkan siswa dalam memanfaatkan media.

4. Guru melibatkan siswa dalam memanfaatkan media.

D. Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa

1. Menumbuhkan partisi pasi aktif siswa dalam pembelajaran.

1. Guru menumbuhkan partisi pasi aktif siswa dalam pembelajaran.

2. Merespon positif partisipasi siswa.

2. Guru merespon positif partisipasi siswa.

3. Memfasilitasi terjadinya interaksi guru, siswa dan sumber belajar.

3. Guru memfasilitasi terjadinya interaksi guru, siswa dan sumber belajar.

4. Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa.

4. Guru menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa.

(13)

5. Menunjukan hubungan antar pribadi yang kondusif.

5. Guru menunjukan hubungan antar pribadi yang kondusif.

6. Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar.

6. Guru menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar.

E. Penilaian proses dan hasil belajar

1. Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar.

1. Guru menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar.

2. Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar.

2. Guru menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar.

F. Penggunaan bahasa

1. Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar.

1. Guru menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar.

2. Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar.

2. Guru menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar.

3. Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai.

3. Guru menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai.

Kegiatan Akhir

1. Melakukan kesimpulan pembelajaran dengan melibatkan siswa.

1. Guru menyampaikan kesimpulan pembelajaran dengan melibatkan siswa. 2. Memberikan

penguatan/penghargaan pada siswa.

2. Guru memberikan

penguatan/penghargaan pada siswa. 3. Melaksanakan tindak lanjut. 3. Guru memberikan tindak lanjut.

3. Instrumen Tes

Instrumen tes digunakan untuk membuat kriteria dalam mengukur keberhasilan pembelajaran dengan model pembelajaran make a match. Jika sudah terjadi peningkatan hasil belajar maka penelitian diartikan berhasil. Tes dilakukan padasetiap akhir siklus dengan tujuan mengetahui tingkat keberhasilan proses belajar mengajar. Dalam instrumen tes terdapat kisi-kisi soal evaluasi siklus I dan soal evaluasi siklus II, sebelum uji validitas dan reliabilitas dibuat

(14)

masing-masing 25 soal. Adapun instrumen kisi-kisi soal evaluasi adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3

Kisi-Kisi Soal Tes Siklus I

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Nomor Soal

5. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah. 5.2 Menjumlahkan dan mengurangkan berbagai bentuk pecahan. 5.2.1 Pecahan dijelaskan berdasarkan jenisnya. 10, 14 5.2.2 Penjumlahan pecahan

dengan penyebut yang berbeda dijelaskan berdasarkan cara kerjanya.

2, 3

5.2.3 Cara kerja penyelesaian penjumlahan pecahan dengan penyebut yang berbeda digunakan untuk menemukan hasilnya.

4, 17

5.2.4 Pengurangan pecahan dengan penyebut yang berbeda dijelaskan berdasarkan cara kerjanya.

1, 8, 12, 15

5.2.5 Cara kerja penyelesaian pengurangan pecahan dengan penyebut yang berbeda digunakan untuk menemukan hasilnya.

16, 18, 19, 20, 21

5.2.6 Penjumlahan dan pengurangan pecahan dengan penyebut yang berbeda dijelaskan berdasarkan cara kerjanya.

5, 6, 7

5.2.7 Cara kerja penyelesaian penjumlahan dan pengurangan pecahan dengan penyebut yang berbeda digunakan untuk menemukan hasilnya.

9,10, 11, 13

5.2.8 Cara kerja penyelesaian penjumlahan dan pengurangan pecahan terhadap masalah sehari-haridigunakan untuk menemukan hasilnya.

22, 23, 24, 25

(15)

Tabel 3.4

Kisi-Kisi Soal Tes Siklus II

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Nomor Soal

5. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah. 5.3 Mengalikan dan membagi berbagai bentuk pecahan.

5.3.1 Perkalian pecahan biasa dengan pecahan biasa dijelaskan berdasarkan cara kerjanya.

1, 2, 7, 8

5.3.2 Cara kerja penyelesaian perkalian pecahan biasa dengan pecahan biasa digunakan untuk menemukan hasilnya.

9, 10, 11, 13

5.3.3 Pembagian pecahan biasa dengan pecahan biasa dijelaskan berdasarkan cara kerjanya.

3, 4, 5

5.3.4 Cara kerja penyelesaian pembagian pecahan biasa dengan pecahan biasa digunakan untuk menemukan hasilnya.

6, 12, 14

5.3.5 Perkalian pecahan biasa dengan pecahan campuran dan sebaliknya dijelaskan berdasarkan cara kerjanya.

15, 16

5.3.6 Cara kerja penyelesaian perkalian pecahan biasa dengan pecahan campuran dan sebaliknya digunakan untuk menemukan hasilnya.

17, 23, 24

5.3.7 Pembagian pecahan biasa dengan pecahan campuran dan sebaliknya dijelaskan berdasarkan cara kerjanya.

18, 19, 20

5.3.8 Cara kerja penyelesaian pembagian pecahan biasa dengan pecahan campuran dan sebaliknya digunakan untuk menemukan hasilnya.

21, 22, 25

(16)

3.6 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Uji coba instrumen penelitian ini meliputi uji validitas dan uji reliabilitas. uji validitas dan uji reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan sudah valid atau belum. Jika instrumen sudah valid maka instrumen tersebut dapat digunakan untuk menguji tingkat keberhasilan suatu pembelajaran.

Menurut (Widoyoko:2009), validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan suatu instrumen, sedangkan reliabilitas adalah ukuran konsistensi internal dari indikator-indikator sebuah variable bentukan yang menunjukkan derajad sampai dimana masing-masing indikator itu mengindikasikan sebuah variabel yang umum. Cara menganalisis validitas dan reliabilitas intrumen menggunakan komputer dilakukan dengan menggunakan program SPSS (Statistical Package for Social Sciences) dengan urutan langkah-langkah yaitu membuka SPSS 16.0 kemudian memasukkan data (entry data), selanjutnya mengolah data dengan cara Analyze- Scale- Reliability Analysis- Scale if item deleted- Continue- Ok dan yang terakhir menganalisis output atau hasilnya.

Menurut (Widoyoko:2009) suatu item, dinyatakan valid atau layak digunakan apabila Corrected Item-Toral Correlation lebih besar atau sama dengan 0,3 (≥0,3). Menurut Kaplan dalam Widoyoko (2009:155) suatu instrumen dikatakan reliabel jika mempunyai koefisien Alpha sekurang-kurangnya 0,7.

Uji validitas dan reliabilitas dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur tingkat motivasi belajar siswa dan menguji instrumen tiap item soal yang nantinya akan digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan pada pembelajaran dalam evaluasi siklus I dan siklus II pada pembelajaran matematika kelas V SD Negeri 03 Kalimanggis. Hasil uji validitas dan reliabilitas soal dapat dilihat pada lampiran.

Sebelum dibagikan kepada peserta didik, terlebih dahulu angket motivasi dan soal evaluasi diuji coba sehingga diperoleh butir soal yang

(17)

valid. Hasil uji validitas angket motivasi yang valid dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 3.5

Hasil Uji Validitas Angket

Bentuk instrument

Item Soal Valid Tidak Valid

Skala 1-5 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,1 2,13,14,15,16,17,18,19, 20,21,22,23,24,25,26,27 ,28,29,30 1,2,4,5,7,9,10,14,15,16,20,21 ,23,24,25,26,27,28,29,30 3,6,8,11,12, 13,17,18,19 ,22

Dari hasil uji validitas terdapat 10 butir pernyataan yang tidak valid, yaitu butir nomor 3,6,8,11,12,13,17,18,19,22. Sehingga 20 instrument motivasi belajar dinyatakan valid.

Hasil uji validitas tes yang valid untuk siklus I dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 3.6

Hasil Uji Validitas Tes yang Valid untuk Siklus I

Bentuk instrument

Item Soal Valid Tidak Valid

Isian Singkat 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,1 2,13,14,15,16,17,18,19, 20,21,22,23,24,25 1,2,3,5,7,8,9,10,11,12,13,14, 15,16,17,18,19,21,23,24,25 4,6,20,22 Tabel 3.7

Hasil Uji Validitas Tes yang Valid untuk Siklus II

Bentuk instrument

Item Soal Valid Tidak

Valid Isian Singkat 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,1 2,13,14,15,16,17,18,19, 20,21,22,23,24,25 1,2,3,4,5,7,8,10,13,14,15,16, 17,18,19,20,21,23,24,25 6,9,11,12, 22 3.7 Indikator Keberhasilan

Dengan melihat latar belakang permasalahan dan untuk meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar siswa, maka di pergunakan indikator sebagai berikut:

(18)

1. Proses Pelaksanaan

Proses pelaksanaan dalam penelitian ini merupakan indikator ketercapaian dalam proses pembelajaran terhadap implementasi model pembelajaran make a match yang digunakan. Rentang penilaian menggunakan skor 1-5, yaitu: skor 1 (sangat kurang), skor 2 (kurang), skor 3 (cukup), skor 4 (baik), skor 5 (sangat baik). Peneliti memberikan patokan dalam pelaksanaan pembelajaran rata-rata ≥4 (baik) dan per item ≥3 (cukup) dari model pembelajaran make a match yang diterapkan dalam pembelajaran.

2. Indikator Hasil

Indikator keberhasilan dari penelitian ini adalah: a. Motivasi Belajar Siswa

Rentang penilaian menggunakan skor 1-5, yaitu: skor 1 (sangat kurang), skor 2 (kurang), skor 3 (cukup), skor 4 (baik), skor 5 (sangat baik). Penelitian berhasil jika 100% dari jumlah keseluruhan siswa motivasi belajarnya meningkat dengan mencapai rata-rata ≥4 (baik) dan per item ≥3 (cukup) dari indikator yang diterapkan dalam pembelajaran.

b. Hasil Belajar

Peneliti memberikan patokan 100% dari jumlah keseluruhan siswa hasil belajarnya meningkat dengan mencapai nilai KKM (≥68).

3.8 Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dan deskripsi kuantitatif, karena data yang diperolehakan di analisis adalah berbentuk kata-kata atau penjelasan (deskripsi kualitatif) dan berbentuk angka-angka (deskripsi kuantitatif). Untuk keperluan analisis data kualitatif diperoleh dari lembar observasi, sedangkan untuk keperluan analisis data kuantitatif diperoleh dari tes yaitu tes tertulis yang berbentuk isian singkat.

(19)

Untuk mengukur kemampuan guru pengguaan model pembelajaran make a match dianalisis dengan cara menghitung rata-ratanya, sebagai berikut:

1. Mengukur penguasaan guru dalam pembelajaran

a. Berdasarkan jumlah item indikator pada model pembelajaran make a match maka digunakan rumus sebagai berikut:

Rata-rata = ∑𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑡𝑒𝑚

b. Untuk mengukur penguasaan guru dalam siklus I digunakan rumus berikut:

Nilai = ∑ 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑡𝑒𝑚𝑢𝑎𝑛 1 𝑑𝑎𝑛 2 2

c. Untuk mengukur penguasaan guru dalam siklus II digunakan rumus berikut:

Nilai = ∑ 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑡𝑒𝑚𝑢𝑎𝑛 1 𝑑𝑎𝑛 2 2

Dengan kriteria nilai:

1 : sangat kurang 4 : baik 2 : kurang 5 : sangat baik 3 : cukup

Untuk mengukur motivasi belajar siswa dianalisis dengan cara menghitung rata-ratanya, sebagai berikut:

1. Mengukur observasi motivasi belajar

a. Berdasarkan jumlah item indikator pada observasi motivasi belajar, maka digunakan rumus sebagai berikut:

Rata-Rata = ∑ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑠𝑒𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 9

b. Untuk mengukur hasil observasi motivasi belajar siswa dalam pembelajaran siklus I digunakan rumus berikut:

Nilai = ∑ 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑡𝑒𝑚𝑢𝑎𝑛 1 𝑑𝑎𝑛 2 2

(20)

c. Untuk mengukur hasil observasi motivasi belajar siswa dalam pembelajaran siklus II digunakan rumus berikut:

Nilai = ∑ 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑡𝑒𝑚𝑢𝑎𝑛 1 𝑑𝑎𝑛 2 2

Dengan kriteria nilai:

1 : sangat kurang 4 : baik 2 : kurang 5 : sangat baik 3 : cukup

2. Mengukur angket motivasi belajar

a. Berdasarkan jumlah item indikator pada angket motivasi belajar, maka digunakan rumus sebagai berikut:

Rata-rata = ∑𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ

20

b. Untuk mengukur hasil angket motivasi belajar siswa dalam pembelajaran siklus I digunakan rumus berikut:

Nilai = ∑ 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑡𝑒𝑚𝑢𝑎𝑛 1 𝑑𝑎𝑛 2 2

c. Untuk mengukur hasil angket motivasi belajar siswa dalam pembelajaran siklus II digunakan rumus berikut:

Nilai = ∑ 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑡𝑒𝑚𝑢𝑎𝑛 1 𝑑𝑎𝑛 2 2

Dengan kriteria nilai:

1 : sangat kurang 4 : baik 2 : kurang 5 : sangat baik 3 : cukup

3. Mengukur motivasi belajar

Berdasarkan rata-rata yang diperoleh dari hasil observasi dan angket motivasi belajar, maka diperoleh hasil digunakan rumus sebagai berikut:

Rata-rata = ∑𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑜𝑏𝑠𝑒𝑟𝑣𝑎𝑠𝑖 𝑑𝑎𝑛 𝑎𝑛𝑔𝑘𝑒𝑡 2

Dengan kriteria nilai: 1 : sangat kurang 2 : kurang

(21)

3 : cukup 4 : baik 5 : sangat baik

Untuk mengetahui hasil belajar matematika siswa dianalisis dengan cara menghitung ketuntasan belajarnya sebagai berikut:

1. Menghitung nilai

Nilai = ∑ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎

∑ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 x 100

2. Menghitung rata – rata nilai:

Untuk menghitung rata-rata nilai menggunakan rumus: 𝑥𝑖 = ∑ 𝑥

𝑁 Keterangan :

Xi : rata-rata nilai ∑𝑥 : jumlah seluruh nilai N : jumlah siswa

3. Menghitung ketuntasan belajar klasikal Presentase = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠 𝑏𝑒𝑙𝑎𝑗𝑎𝑟

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 x 100%

Dikatakan tuntas belajar secara klasikal jika 100% pupulasi kelas telah tuntas belajar.

Gambar

Gambar 3.1   Prosedur PTK

Referensi

Dokumen terkait

7) Setiap siswa mendapat sebuah kartu, kemudian setiap siswa diberi kesempatan untuk mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya (soal jawaban)

Pada hari ke-8, 27 ekor tikus Wistar dibagi menjadi 3 kelompok; dimana masing-masing kelompok terdiri dari 9 ekor tikus yang ditentukan secara acak, yaitu kelompok

Dalam penelitian ini, dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok eksperimen adalah siswa yang diberikan perlakuan ( treatment ) dengan memberikan model cooperative

Apabila dari pertanyaan pertama mendapatkan jawaban terdapat pengaruh, maka tahap berikutnya adalah menjawab pertanyaan penelitian kedua, seberapa besar kerugian

5. Isi pada kolom yang sudah tersedia nama-nama siswa dan isi kunci jawaban dalam butir soal. Analisis satu persatu jawaban masing-masing siswa. Setelah selesai, kemudian

Dengan menggunakan hasil angket dan lembar jawaban siswa laki-laki dan perempuan, akan dideskripsikan kemampuan metakognisi kedua gender tahap per tahap dan

Agar menjadikan suasana pembelajaran yang kondusif dalam kegiatan pembelajaran dilakukan, dengan dibagi menjadi dua kelompok dalam dua kegiatan, kelompok satu anak

menggunakan metode Proposed new method disimpulkan bahwa jumlah total hewan coba yang dibutuhkan tiga belas ekor yang dibagi menjadi tiga tahapan.27-31 Tahap 1 : 4 kelompok dengan