• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

9

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Pengertian Pemasaran

Dalam setiap perusahaan, aktifitas di bidang pemasaran mutlak dilaksanakan,

karena pemasaran merupakan faktor yang paling penting dalam usaha memberikan

kepuasan terhadap kebutuhan konsumen. Perusahaan berusaha agar produk atau jasa

yang mereka hasilkan dapat terjual dengan maksimal di pasaran.

Pengertian pemasaran adalah fungsi bisnis yang mengidentifikasikan

keinginan dan kebutuhan yang belum terpenuhi sekarang dan mengukur seberapa

besar pasar yang akan dilayani, menentukan pasar mana yang paling baik dilayani

oleh organisasi dan menentukan berbagai produk/jasa dan program yang tepat untuk

melayani pasar tersebut. Dengan demikian, pemasaran berperan sebagai penghubung

antara kebutuhan masyarakat dengan pola jawaban ekonomi yang diperlukan.

Pemasaran mengarah jauh lebih banyak kegiatan daripada yang disadari oleh

kebanyakan orang. Pemasaran dipelajari dan dipraktekkan dengan berbagai alasan,

sehingga pemasaran telah dan akan terus didefinisikan dengan berbagai cara untuk

(2)

10

Definisi pemasaran menurut Kotler & Keller (2007 : 6) adalah : “Suatu proses

sosial yang didalamnya individu atau kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.” Sedangkan pemasaran menurut Jeff Madura (2001 : 83) adalah : “Tindakan beberapa perusahaan untuk

merencanakan dan melaksanakan rancangan produk, penentuan harga, distribusi dan promosi”.

Dari definisi tersebut diatas dapat diambil kesimpulan bahwa pemasaran

bertitik tolak dari kebutuhan dan keinginan konsumen, dimana dalam memenuhi

kebutuhan dan keinginannya itu manusia berhubungan dengan orang lain untuk

melakukan proses pertukaran maupun penawaran.

Menurut William J. Stanton (2005 : 5) : “Pemasaran adalah sistem

keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial”.

Jadi, pemasaran merupakan hal yang amat mendasar sehingga tidak dapat

dianggap sebagai fungsi tersendiri, karena pemasaran mencakup seluruh kegiatan

perusahaan dalam beradaptasi dengan lingkungan secara kreatif dan menguntungkan.

Dan pemasaran bekerjasama dengan pasar untuk mewujudkan transaksi yang

(3)

11

Konsep inti pemasaran adalah pertukaran nilai diantara dua pihak yaitu

pembeli dan penjual. Hal ini membuktikan bahwa dalam perencanaan pemasaran,

terutama kita bertugas untuk :

1. Memahami kebutuhan dan keinginan pelanggan potensial saat ini.

2. Memilih dan mengembangkan produk yang saling memuaskan para pelanggan

tersebut dalam batas-batas sumber daya.

3. Mengembangkan suatu program untuk menyampaikan kepada para pelanggan

mengenai manfaat dari produk yang dihasilkan.

4. Menjamin bahwa produk sampai ke tangan pelanggan.

2.2. Manajemen Pemasaran

Pengertian manajemen pemasaran menurut Kotler & Keller (2007 : 15)

adalah: “Sebagai suatu seni dan ilmu untuk memilih pasar sasaran serta

mendapatkan, mempertahankan dan menambah jumlah pelanggan melalui penciptaan, penyampaian dan pengkomunikasian nilai pelanggan yang unggul”.

2.3. Bauran Pemasaran

Bauran pemasaran (Marketing Mix) menurut Phillip Kotler (2005 : 18) adalah:

“Seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus-menerus mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran”.

(4)

12

Adapun menurut Lamb, dkk (2001 : 55) adalah : “Panduan strategi produk,

distribusi, promosi dan penentuan harga yang untuk menghasilkan pertukaran yang saling memuaskan dengan pasar yang ditujunya”.

Pemasaran merupakan kegiatan yang terdiri dari berbagai variabel yang

berkaitan dan menunjang satu sama lain dengan tujuan agar mendapatkan tanggapan

pasar yang ditujunya secara positif. Kegiatan-kegiatan tersebut berada dalam kendali

seorang pimpinan sehingga dapat dikoordinasikan dan diarahkan untuk mencapai

tujuan perusahaan. Kombinasi dari berbagai variabel yang saling berhubungan

sebagai satu kesatuan tersebut dikenal dengan istilah Bauran Pemasaran (Marketing

Mix).

Sebuah perusahaan harus dapat mengkombinasikan variabel-variabel yang

ada dalam bauran pemasaran dengan tepat dan merencanakannya dengan

pertimbangan yang matang agar dapat berhasil di bidang pemasaran. Hal ini

disebabkan karena bauran pemasaran merupakan suatu konsep strategi perusahaan

yang berhubungan dengan masalah bagaimana menetapkan bentuk penawaran pada

segmen pasar tertentu.

Selain memilih kombinasi yang terbaik dari ke-empat elemen bauran

pemasaran tersebut agar dapat melaksanakan program pemasaran secara efektif.

(5)

13

pemasaran itu dilakukan secara efektif pula. Uraian lebih lanjut mengenai

variabel-variabel bauran pemasaran tersebut adalah sebagai berikut :

a. Produk (Product)

Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan,

dibeli atau dikonsumsi. Di dalamnya sudah termasuk objek-objek fisik, jasa,

pengalaman, event, tempat, kepemilikan, organisasi, informasi dan ide.

Elemen-elemen yang ada di dalam produk yaitu:

1) Mutu (quality)

Mutu merupakan titik perhatian konsumen dalam melakukan pemilihan

terhadap suatu barang. Oleh karena itu, mutu produk merupakan hal yang

perlu mendapatkan perhatian utama dari perusahaan atau produsen, mengingat

mutu suatu produk, berkaitan erat dengan masalah kepuasan konsumen yang

merupakan tujuan dari kegiatan pemasaran yang dilakukan perusahaan.

2) Unsur-unsur tambahan (features)

Sebagian besar produk dapat ditawarkan dengan feature yang berbeda-beda

yang melengkapi fungsi dasar produk. Feature merupakan salah satu alat

untuk membedakan produk perusahaan dari produk pesaingnya melalui

pemberian nilai tambah pada produk sehingga dapat merubah produk menjadi

(6)

14

3) Merek (brand)

Merek merupakan suatu tanda atau simbol yang memberikan identitas suatu

barang atau jasa tertentu yang dapat berupa kata-kata, gambar, ataupun

kombinasi dari keduanya.

Para pembeli sering mengasumsikan merek dagang sebagai jaminan mutu

yang dapat memberikan kepuasan kepada mereka, oleh karena itu mereka

bersedia membayar lebih hanya untuk mendapatkan barang atau jasa dengan

merek tertentu. Selain itu, beberapa orang merasa dirinya tergolong dalam

suatu kelas sosial tertentu, hanya karena memiliki atau menggunakan barang

atau jasa dengan merek tertentu.

4) Jaminan (warranties)

Semua penjual secara hukum bertanggung jawab untuk memenuhi harapan

pembeli yang normal atau masuk akal. Jaminan merupakan pernyataan

formal dari kinerja produk yang diharapkan oleh pengusaha. Jaminan adalah

tanggungan perusahaan yang bersangkutan terhadap kelainan-kelainan produk

dari standar yang telah ditentukan, dengan catatan bahwa konsumen

menggunakan sesuai dengan ketentuan penggunanya. Jaminan juga diberikan

oleh perusahaan karena efek samping dari produk serta kelalaian perusahaan.

Jaminan lebih banyak berlaku untuk barang-barang yang bersifat tahan lama,

sedangkan untuk barang konsumsi dapat berupa jaminan ganti rugi kepada

(7)

15

5) Gaya (style)

Gaya (style) menggambarkan penampilan dan perasaan yang ditimbulkan oleh

produk itu bagi pembeli. Estetika memainkan peran utama bagi

produk-produk tertentu. Gaya (style) memiliki keunggulan karena menciptakan

kekhasan yang sulit ditiru. Biasanya digunakan untuk barang-barang yang

disukai konsumen dalam waktu tertentu atau barang-barang yang mengarah

pada fasion.

6) Kemasan (packaging)

Kemasan (packaging) sebagai semua kegiatan merancang dan memproduksi

wadah untuk produk. Kemasan yang dirancang dengan baik dapat

menciptakan kenyamanan dan nilai promosi. Kemasan merupakan hal

pertama yang dihadapi pembeli menyangkut produk dan mampu mengubah

pembeli untuk membeli atau tidak. Untuk mencapai tujuan pemasaran merek

dan memuaskan keinginan konsumen, komponen estetik dan fungsional

kemasan harus dipilih secara cermat. Pertimbangan estetis berhubungan

dengan ukuran, bentuk, bahan, warna, tulisan, dan grafik kemasan.

7) Ukuran (size)

Perusahaan dalam menentukan ukuran suatu produk didasari oleh keinginan

pasar dan biasanya konsumen ditawarkan beberapa jenis pilihan ukuran

(8)

16

8) Pilihan (option)

Option merupakan tambahan yang dapat memberikan kanyamanan serta menambah daya tarik bagi konsumen, perusahaan perlu memberikan pilihan

produk sehingga mereka dapat menentukan dan mengembangakan pilihan

sesuai dengan selera mereka, dengan tetap mempercayakan produk tersebut

sebagai produk kepuasannya.

9) Pelayanan purna jual (after sell services)

Pelayanan purna jual yang dilakukan oleh perusahaan setelah menjual

produknya pada konsumen. Pelayanan dapat berupa perbaikan ataupun

penyediaan suku cadang dari produk khusus untuk barang-barang industri,

maupun pelayanan terhadap keluhan konsumen tentang produk yang

dibelinya.

b. Harga (Price)

Dalam suatu kegiatan pemasaran, tidak dapat dipungkiri bahwa harga merupakan

faktor yang amat menentukan dalam pengambilan keputusan pembelian seorang

konsumen. Walaupun dalam kenyataannya harga bukanlah satu-satunya faktor

yang mutlak mempengaruhi hal di atas. Walaupun demikian, dalam menentukan

harga jual produknya, perusahaan harus mempertimbangkan dengan matang dan

menetapkan segmen pasar yang akan dipilih. Sebab, apabila perusahaan

(9)

17

akan kehilangan konsumennya. Misal, apabila perusahaan menetapkan harga

yang terlalu tinggi, maka konsumen akan berpikir dua kali sebelum membeli

produk tersebut dan kemungkinan beralih ke produk lain yang sejenis dengan

mutu yang sama tetapi dengan harga yang lebih murah. Sebaliknya, apabila

perusahaan menetapkan harga yang terlalu rendah, lama-kelamaan perusahaan

terseubt akan mengalami kerugian akibat pendapatan yang lebih sedikit dibanding

pengeluaran perusahaan.

Dari uraian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa masalah penetapan harga

ini adalah masalah yang sensitif dan amat penting, dalam artian bahwa penetapan

harga merupakan penentu keberhasilan perusahaan.

c. Distribusi (Place)

Produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan memerlukan strategi penyaluran

atau distribusi yang tepat. Produk yang didistribusikan, memerlukan tempat yang

cocok dengan karakteristik produk tersebut. Baik tempat untuk menyimpan

maupun tempat untuk menjual produk tersebut.

Keputusan-keputusan tentang saluran distribusi merupakan keputusan yang amat

kompleks dan penuh tantangan dan resiko. Setiap saluran menetapkan tingkat

penjualan dan biaya yang berbeda. Oleh karena itu, apabila perusahaan telah

memilih saluran distribusi tertentu maka perusahaan harus konsisten

(10)

18

mengidentifikasi cara-cara yang digunakan untuk mencapai pasar sasarannya agar

konsumen dapat memperoleh produk tersebut dengan mudah.

d. Promosi (Promotion)

Promosi banyak digunakan oleh suatu perusahaan untuk mengenalkan produknya

kepada masyarakat. Apabila barang yang diproduksi merupakan produk baru,

dalam arti bahwa produk tersebut belum pernah ada yang mempromosikan dan

memasarkan sebelumnya.

Selain itu, promosi juga banyak digunakan sebagai sarana komunikasi dengan

konsumen, karena promosi merupakan suatu proses yang berlanjut yang dapat

menimbulkan rangkaian kegiatan pemasaran lainnya.

Pada dasarnya, tujuan utama dari promosi yang dilakukan oleh perusahaan tetap

bermuara pada tujuan untuk memperoleh laba yang sebesar-besarnya. Untuk

mencapai tujuan tersebut, promosi yang dilakukan haruslah diarahkan untuk dapat

mempengaruhi tingkat pengetahuan dan sikap pembeli terhadap suatu produk

yang ditawarkan agar berminat untuk membeli. Dengan demikian, promosi

(11)

19

2.4. Pengertian Persepsi dan Proses Pembentukan Persepsi 2.4.1 Persepsi

Individu yang termotivasi pasti akan melakukan suatu perbuatan karena

dipengaruhi oleh persepsinya terhadap situasi atau keadaan yang dihadapinya. Dua

orang yang mengalami dorongan keadaan dan situasi tujuan yang sama mungkin akan

berbuat sesuatu yang agak berbeda-beda, hal ini dipengaruhi oleh persepsi konsumen

itu sendiri.

Semua orang atau individu menerima sebuah obyek rangsangan melalui

penginderaan, yakni arus masuk melalui kelima alat indra manusia yaitu penglihatan,

pendengaran, perabaan, pembauan dan perasaan. Namun masing-masing akan

menanggapi, mengorganisasi dan menafsirkan informasi sensoris ini menurut cara

masing-masing individu. Persepsi konsumen tentang suatu produk berpengaruh

terhadap tingkat penjualan produk dan ikut menentukan berhasil tidaknya sasaran dan

tujuan yang telah ditentukan perusahaan tersebut.

Pengertian persepsi dalam kehidupan sehari-hari adalah suatu pandangan atau

tanggapan yang dipertimbangkan konsumen terhadap sesuatu yang dilihat dan

dirasakan. Namun para ahli penasaran mengartikan persepsi adalah sebagai

informasi, diantaranya pengertian persepsi yang dikemukakan oleh Philip Kottler

(2002 : 198 ) adalah “persepsi adalah proses yang digunakan seseorang individu

(12)

20

guna menciptakan gambaran yang memiliki arti”. Definisi lain mengenai persepsi yang dikemukakan oleh Charles W. Lamb (2001 : 142) dalam buku manajemen

pemasaran, analisis, perencanaan implementasi dan pengendalian adalah : “salah

satu cara untuk menampilkan atau membuat grafik dalam satu atau lebih dimensi dan lokasi-lokasi produk, merk-merk atau kelompok-kelompok produk dalam benak pelanggan”.

Dari kedua pengertian mengenai persepsi dapat disimpulkan bahwa proses

persepsi tidak lepas dari penginderaan, karena proses penginderaan merupakan proses

pendahulu dari persepsi kemudian masukan-masukan informasi (stimulus) yang

diterima oleh indera penerima diseleksi, diorganisasikan dan untuk mendapatkan

suatu gambaran yang diorganisasikan dan ditafsirkan untuk mendapatkan suatu

gambaran yang bermakna tentang sesuatu. Dengan kata lain persepsi tergantung

bukan hanya pada sifat-sifat rangsangan fisik, tetapi juga pada rangsangan dengan

sekelilingnya (gagasan keseluruhan atau gestalt) dan kondisi dalam diri orang atau

individu tersebut.

Munculnya persepsi yang berbeda terhadap obyek rangsangan yang sama

karena tiga proses yang berkenaan dengan persepsi yakni :

1. Perhatian Selektif

Orang menanggapi sejumlah besar rangsangan dalam kehidupannya

(13)

21

atau individu dihadapkan dengan kurang lebih 50 iklan setiap harinya dan

mustahil bagi seseorang untuk menggapai semua iklan tersebut, sebagian iklan

atau rangsangan akan tersaring keluar untuk itu berarti para pemasar harus

bekerja keras untuk menarik perhatian konsumen dalam menciptakan atau

membuat iklan produknya agar pesan itu menonjol diantara berbagai rangsangan

dari para pesaing.

2. Perubahan Makna Secara Selektif

Rangsangan yang diperhatikan oleh konsumen tidak selalu sesuai dengan apa

yang dimaksud dari pesan tersebut, setiap orang mencoba untuk menserasikan

informasi yang diterima dengan keadaan mental individu pada saat itu.

Perubahan makna cenderung orang untuk mengartikan informasi sesuai dengan

pengertian sendiri.

3. Ingatan Selektif

Seseorang akan banyak melupakan sesuatu yang telah mereka pelajari, dan

cenderung mengingat kembali informasi-informasi yang mendukung sikap dan

kepercayaannya.

Ketiga faktor tersebut mempunyai makna bahwa para pemasar harus bekerja

keras dalam menyampaikan pesan-pesan mereka kepada konsumen, hal ini

menjelaskan alasan pemasar menggunakan sebuah drama dan pengulangan dalam

(14)

22

terhadap brand akan terbentuk dari informasi mengenai brand atau dari

pengalamannya dimasa lalu.

2.4.2 Pengertian Persepsi

Sejak lahirnya manusia atau orang secara langsung menerima rangsangan dari

luar dan dalam dirinya melalui alat indera yang dimiliki. Demikian juga dengan

pembentukan persepsi yang terjadi dalam diri manusia terdahulu melalui alat indera.

1. Stimuli (Rangsangan)

Stimuli adalah segala sesuatu yang diterima oleh alat indera yaitu mata, lidah,

telinga dan kulit. Dalam pemasaran, stimuli dapat diperoleh dari produk, iklan

atau toko.

Stimuli merupakan proses yang bersifat alamiah (fisik), setiap rangsangan yang

masuk akan terus ke otak oleh indera penerima dan proses ini disebut proses

fisikologis. Otak memproses dengan bantuan bahan persepsi untuk disadari

sehingga terjadilah kesadaran yaitu alat indera memperhatikan benda yang

menjadi sumber rangsangan tersebut, proses psikologis memerlukan waktu yang

singkat sekali diterima stimulus oleh indera penerima (Sensory Receptor) terjadi

respon langsung yang disebut (Sensation) untuk membentuk perhatian seseorang.

Agar dapat disadari individu, stimulus harus cukup kuat sebab jika tidak cukup

kuat bagaimana pun besarnya perhatian dari individu terhadap stimulus tidak akan

(15)

23

2. Attention

Dalam memperhatikan sesuatu, terjadi pemusatan atau konsentrasi dari seluruh

aktifitas manusia. Manusia dapat memperhatikan banyak obyek sekaligus dalam

satu waktu, dan sudah tidak semua obyek mendapat perhatian yang sama.

Dengan demikian perhatian merupakan penyeleksian dari rangsangan-rangsangan

yang diterima.

3. Interpretation

Adalah cara seseorang dalam membentuk pengertian di dalam dirinya tentang

suatu obyek yang telah diperhatikan sebelumnya.

4. Response

Adalah kesan-kesan yang ditinggal dalam diri seseorang setelah diterimanya,

hasil penginterpretasian yaitu berupa pengertian terhadap obyek telah

diperhatikan. Persepsi seseorang tergantung dari bagaimana kesan-kesan yang

diperolehnya.

5. Perception

Merupakan proses yang didahului oleh penginderaan, yaitu diterima stimulus oleh

sensory receptory. Kemudian rangsangan-rangsangan yang telah diterima diseleksi, diorganisir dan diinterpresikan informasinya.

(16)

24 2.5. Pengertian Manajemen Aset

Saat ini dalam ilmu properti berkembang suatu teori baru yang dikenal dengan

Manajemen Aset. W. Connellan Britton & M. Crofts (1989) mengatakan “define

good aset management in terms of measuring the value of properties (asets) in monetary terms and employing, the minimum amount of expenditure on its management”.

Management Aset itu sendiri telah berkembang cukup pesat. Bermula dengan

orientasi yang statis, kemudian berkembang menjadi dinamis, inisiatif, dan strategis.

Tabel 2.1

Perkembangan Manajemen Aset

Sumber : The Development of Local Authority Property Management, RICS, 1998

Tampilan tersebut di atas memberikan penjelasan proses transformasi

Manajemen Aset dalam perspektif substansial. Manajemen Aset memiliki ruang

lingkup utama untuk mengontrol biaya, pemanfaatan ataupun penggunaan aset dalam

Post War-Static Management - Kontrol Biaya - Kontrol property

yang tak digunakan

Dynamic Management - Proactive management - Nilai aset - Akuntabilitas pengelolaan aset - Land audit - Property review/survey - Aplikasi IT dalam pengelolaan Post War-Static Management - Economic, efficient &

effective management - Monitoring operasionalisasi

aset

- Monitoring kerja

operasional dan investasi - Corporation or privatisation

(17)

25

mendukung operasional Perusahaan. Selain itu, ada upaya pula untuk melakukan

inventarisasi aset-aset yang belum dimanfaatkan. Namun dalam perkembangan ke

depan ruang lingkup manajemen aset lebih berkembang dengan memasukkan aspek

nilai aset, akuntabilitas pengelolaan aset, land audit yaitu audit atas pemanfaatan

aplikasi sistem informasi dalam pengelolaan aset dan optimalisasi pemanfaatan aset.

Perkembangan yang terbaru, Manajemen Aset bertambah ruang lingkupnya hingga

mampu memantau kinerja operasional aset dan juga strategi investasi untuk

optimalisasi aset.

Gambar 2.1 Alur Management Aset

Sumber : Manajemen Aset, Doli D. Siregar, 2004 INVENTARISASI ASET LEGAL AUDIT PENILAIAN ASET OPTIMALISASI PEMANFAATAN ASET SISTEM INFORMASI ASET

(18)

26

Manajemen Aset sendiri dapat dibagi dalam lima tahapan kerja, yaitu

inventarisasi aset, legal, audit, penilaian aset, optimalisasi aset dan pengembangan

SIMA (Sistem Informasi Manajemen Aset).

Kelima tahapan kerja ini saling berhubungan dan terintegrasi. Hal ini dapat

dijelaskan sebagai berikut :

1. Inventarisasi Aset.

Inventarisasi aset terdiri atas dua aspek, yaitu inventarisasi fisik dan yuridis/legal.

Aspek fisik terdiri atas bentuk, luas, lokasi, volume/jumlah, jenis, alamat dan

lain-lain. Sedangkan aspek yuridis adalah status penguasaan, masalah legal yang

dimiliki, batas akhir penguasaan dan lain-lain. Proses kerja yang dilakukan

adalah pendataan, kodifikasi/labeling, pengelompokan dan

pembukuan/administrasi sesuai dengan tujuan Manajemen Aset.

2. Legal Audit

Legal audit merupakan satu lingkup kerja Manajemen Aset yang berupa

inventarisasi status penguasaan aset, sistem dan prosedur penguasaan atau

pengalihan aset, identifikasi dan mencari solusi atas permasalahan legal, dan

strategi untuk memecahkan berbagai permasalahan legal yang terkait dengan

penguasaan ataupun pengalihan aset. Permasalahan legal yang sering ditemui

antara lain status hak penguasaan yang lemah, aset dikuasai pihak lain,

(19)

27

3. Penilaian Aset

Penilaian aset merupakan satu proses kerja untuk melakukan penilaian atas aset

yang dikuasi. Biasanya ini dikerjakan oleh konsultan penilaian yang independen.

Hasil dari nilai tersebut akan dapat dimanfaatkan untuk mengetahui nilai

kekayaan maupun informasi untuk penetapan harga bagi aset yang ingin disewa,

dikerjasamakan atau dijual.

4. Optimalisasi Aset

Optimalisasi aset merupakan proses kerja dalam manajemen aset yang bertujuan

untuk mengoptimalkan potensi fisik, lokasi, nilai, jumlah/volume, legal dan

ekonomi yang dimiliki aset tersebut. Dalam tahapan ini, aset-aset yang dikuasi

Perusahaan diidentifikasi dan dikelompokan atas aset yang memiliki potensi dan

tidak memiliki potensi. Aset yang memiliki potensi dapat dikelompokan

berdasarkan sektor-sektor unggulan yang menjadi tumpuan dalam strategi

pengembangan ekonomi Perusahaan, baik dalam jangka pendek, menengah

maupun jangka panjang. Tentunya kriteria untuk menentukan hal tersebut harus

terukur dan transparan. Sedangkan aset yang tidak dapat dioptimalkan, harus

dicari faktor penyebabnya. Apakah faktor permasalahan legal, fisik, nilai

ekonomi yang rendah ataupun faktor lainnya. Hasil akhir dari tahapan ini adalah

rekomendasi yang berupa sasaran, strategi dan program untuk mengoptimalkan

(20)

28

5. Pengawasan dan Pengendalian

Pengawasan dan pengendalian pemanfaatan dan pengalihan aset merupakan satu

permasalahan yang sering menjadi hujatan kepada Perusahaan saat ini. Satu

sarana yang efektif untuk meningkatkan kinerja aspek ini adalah pengembangan

SIMA. Melalui SIMA, transparansi kerja dalam pengelolaan aset sangat terjamin

tanpa perlu adanya kekhawatiran akan pengawasan dan pengendalian yang lemah.

Dalam SIMA, keempat aspek ini diakomodasi dalam sistem dengan

menambahkan aspek pengawasan dan pengendalian. Sehingga setiap penanganan

terhadap satu aset, termonitor jelas, mulai dari lingkup penanganan hingga siapa

yang bertanggung jawab menanganinya. Hal ini yang diharapkan akan

meminimalkan KKN (Kolusi, Korupsi dan Nepotisme) dalam tubuh Perusahaan.

2.6. Peran Manajemen Aset dalam Pemberdayaan Ekonomi Perusahaan Setelah memahami bagaimana ruang lingkup Manajemen Aset, tentunya

dalam konteks pemberdayaan ekonomi Perusahaan perlu dimasukkan konsep

Manajemen Aset ini dalam strategi optimalisasi aset secara integral. Hal ini menjadi

syarat dalam rangka membangun keunggulan kompetitif (competitive advantages)

dari Perusahaan untuk mengantisipasi persaingan dengan Perusahaan lain maupun

(21)

29

Penerapan konsep Manajemen Aset dalam rangka pemberdayaan ekonomi

Perusahaan memiliki ruang lingkup yang lebih luas. Ruang lingkup tersebut

terangkum dalam “Enam Langkah Manajemen Aset Perusahaan” berikut ini :

1. Identifikasini Potensi Ekonomi Perusahaan.

Dalam ruang lingkup ini terdiri atas upaya :

a. Studi Potensi Ekonomi di Masing-Masing Unit Perusahaan

1. Identifikasi potensi ekonomi masing-masing Unit Perusahaan.

2. Analisis optimalisasi pemanfaatan potensi ekonomi masing-masing Unit

Perusahaan.

3. Strategi optimalisasi potensi ekonomi masing-masing Unit Perusahaan.

4. Rekomendasi dan program optimalisasi potensi ekonomi masing-masing

Unit Perusahaan.

Manfaat dari studi ini adalah perusahaan memahami dengan baik kemampuan

dirinya dilihat dari potensi ekonomi yang dimiliki. Melalui hasil studi ini,

diharapkan terbentuk strategi optimalisasi potensi ekonomi Perusahaan yang

terintegrasi serta terjabarkan dalam berbagai infrastruktur kebijakan yang ada.

b. Pengembangan Sistem Informasi Potensi Ekonomi di Masing-Masing Unit

Perusahaan.

Hasil dari studi potensi ekonomi masing-masing unit Perusahaan perlu lebih

didayagunakan dengan menginformasikan hal ini kepada berbagai pihak yng

(22)

30

kesatuan yang akan lebih memberikan manfaat studi yang dilakukan. Adapun

ruang lingkup pengembangan sistem informasi tersebut adalah:

1) Review sistem informasi yang telah ada di Perusahaan.

2) Melakukan kajian atas kebutuhan pengguna (user requirements).

3) Pengembangan sistem informasi yang optimal dengan mempertimbangkan

sistem informasi yang ada dan memaksimalkan terpenuhinya kebutuhan

pengguna jasa.

4) Integrasi sistem informasi tersebut ke jaringan internet di internal

Perusahaan.

5) Instalasi sistem yang telah dikembangkan.

6) Pelatihan kepada operator dan pengguna sistem

2. Optimalisasi Aset Perusahaan

Perusahaan biasanya memiliki aset yang berada di bawah penguasaannya.

Namun, cukup banyak aset yang belum dioptimalkan dalam rangka meningkatkan

pendapatan Perusahaan.

a. Studi Optimalisasi Aset Perusahaan, yaitu :

1) Identifikasi aset-aset Perusahaan.

2) Pengembangan database aset Perusahaan.

3) Studi highest & best use atas aset-aset Perusahaan.

(23)

31

b. Perantara Investasi, yaitu :

1) Memasarkan aset-aset Perusahaan yang potensial dan kerjasama dengan

investor.

2) Membuat dan memandu dalam MOI (Memorandum of Invesment) antara

Perusahaan dan Investor.

3) Memberikan jasa konsultasi kepada Perusahaan berkenaan dengan

kerjasama dengan investor.

4) Peningkatan Kemampuan Manajemen Pengelolaan di Seluruh Unit

Perusahaan.

Masing-masing Unit Perusahaan dibawah koordinir kantor pusat (head office)

harus mengelola dengan baik aset yang dimiliki. Dengan berbagai

keterbatasan dan kekuatan yang dimiliki, aspek manajemen di masing-masing

Unit Perusahaan menjadi satu aspek yang penting.

3. Penilaian Harta Kekayaan Perusahaan

Penilaian saat ini merupakan salah satu indikator utama dalam pengembangan

kekayaan Perusahaan. Pemahaman akan nilai, menjadi basis bagaimana

keberhasilan upaya optimalisasi atas aset maupun potensi ekonomi yang dimiliki.

a. Penilaian atas aset Perusahaan :

(24)

32

2) Memberikan rekomendasi nilai yang dapat dipergunakan untuk berbagai

hal seperti optimalisasi aset, tanggungan pinjaman Perusahaan dan

lain-lain.

b. Penilaian atas potensi ekonomi :

1) Melakukan penilaian atas semu potensi ekonomi di seluruh Unit

Perusahaan.

2) Penilaian ini sangat terkait dengan studi potensi ekonomi di

masing-masing Unit Perusahaan.

Gambar

Gambar 2.1  Alur Management Aset

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk menganalisa KualitasProduk, Harga dan Kualitas Pelayanan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan konsumen

Berdasarkan potensi, peluang dan tantangan terkait konservasi jenis ramin, telah dilakukan penelitian konservasi ramin melalui penyediaan bibit stek ramin pada

Terkait aksi aremania yang tergabung di MMGa kemarin, Wali kota Malang sutiaji berharap kedepannya tidak ada arema a atau arema B.. Menurutnya, semuanya

Perusahaan SNVT Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air Pompengan Jeneberang SUL-SEL di dalam usahanya untuk meningkatkan hasil produktivitas kerja para karyawannya,

Simpulan Penelitian: Tidak terdapat perbedaan yang bermakna pada volume dan konsentrasi sperma antara kelompok perokok dan bukan perokok di Klinik Permata Hati

Jika buffer piece memiliki edge yang sudah benar dan semua edge belum pada posisinya, tukar buffer dengan edge lain yang belum pada posisinya.. Tahap ini membawa

Berdasar pada beberapa kajian yang telah dilakukan, artikel ini lebih menitikberatkan peranan puri dan elitenya dalam politik di masa kontemporer dengan mengusung

Pelaksanaan pada penelitian ini menggunakan pembelajaran berbasis STEAM yang dirancang khusus proses kegiatan pembelajarannya untuk menstimulasi kemampuan berpikir