• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Efisiensi, efektifitas dan produktifitas adalah kata-kata yang sering

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Efisiensi, efektifitas dan produktifitas adalah kata-kata yang sering"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Efisiensi, efektifitas dan produktifitas adalah kata-kata yang sering dilontarkan dalam beberapa dekade belakangan ini, baik dari pihak konsumen pada umumnya maupun bagi produsen pada khususnya. Hal ini dilakukan untuk menyambut datangnya era globalisasi yang tinggal sebentar lagi. Era globalisasi ini menyebabkan industri yang ada di Indonesia berlomba untuk dapat menghasilkan barang dengan nilai yang tinggi dan berharga cukup pantas dan bersaing dengan barang sejenis dari luar, yang dipercaya pada era globalisasi ini akan bebas masuk ke Indonesia.

Saat ini industri sepatu di Indonesia sedang mengalami penurunan pemesanan, khususnya untuk sepatu dengan merek dari luar (export oriented). Hal ini disebabkan karena adanya negara pesaing yang sudah lama maupun yang baru mulai mencoba bergerak dalam industri ini membuat dengan waktu pemesanan yang singkat, harga yang relatif lebih murah dan mutu yang hampir sama dengan yang dibuat Indonesia. Agar dapat bersaing dengan mereka maka produsen sepatu di Indonesia harus dapat :

1. Meminimalkan harga produk tanpa mengurangi mutu produk tersebut. 2. Mempercepat waktu proses produksi untuk barang yang dihasilkan.

Dengan kata lain produsen harus dapat mengefisienkan proses produksi dalam perusahaannya khususnya untuk proses yang membutuhkan waktu terpanjang. Usaha

(2)

ini dapat dilakukan dengan mengurangi proses yang tidak bernilai tambah bagi konsumen sehingga dapat mengurangi biaya yang berasal dari waktu proses tersebut itu sendiri dan dari sumberdaya manusia yang secara tidak langsung akan berkurang karena adanya pengurangan proses produksi tersebut.

Ada beberapa metode manajemen yang ditujukan untuk meningkatkan kemampuan bersaing perusahaan dengan fokus pada biaya, kepuasan pembeli, kecepatan proses, penambahan kapasitas tanpa menambah sumberdaya, dan peningkatan mutu barang yang diproduksi diantaranya adalah Continuous

Improvement yang menitik beratkan pada perubahan kearah yang lebih baik secara

bertahap, Lean Manufacturing yang merupakan suatu upaya untuk dapat meminimasi penggunaan sumberdaya baik uang, material, manusia, mesin dan waktu, serta

Process Reengineering yang menitik beratkan pada perubahan yang radikal dari

proses yang ada, tetapi tidak menggunakan mesin baru ataupun teknologi baru. PT. Prima Inreksa Industries (selanjutnya disebut PT. PIN), sebagai salah satu perusahaan pembuat sepatu di Indonesia juga tidak terlepas dari persaingan dengan produsen sepatu lainnya baik dari dalam maupun luar negeri. PT. PIN melibatkan banyak pekerja dan sangat bergantung pada keterampilan orang bukannya tergantung pada kecepatan mesin seperti pada industri otomotif ataupun elektronik. PT. PIN dipercaya oleh salah satu perusahaan sepatu terbesar didunia yaitu Adidas untuk memproduksi beberapa model sepatu mereka, khususnya sepatu dengan model klasik. Walaupun demikian PT. PIN tetap harus berusaha untuk melakukan perubahan dalam proses produksinya agar dapat menghasilkan produk dengan harga dan waktu

(3)

pemesanan yang baik, serta dapat memenuhi kapasitas produksi yang dialokasikan oleh Adidas.

1.2. Pokok Permasalahan

Sesuai dengan kebutuhan era globalisasi yang akan memberikan pengaruh pada industri di Indonesia, dapat dilihat bahwa sistem yang sekarang digunakan tidak dapat memenuhi kebutuhan era globalisasi yang membutuhkan produk dengan harga yang rendah atau bersaing dengan pasar internasional dengan waktu pembuatan yang cepat. Pada PT. PIN harga yang rendah dan bersaing hanya mungkin terwujud dengan mengurangi biaya operasional perusahaan yang sekitar 35% berasal dari biaya upah buruh langsung sedangkan 50% dialokasikan untuk biaya pembelian material dan sisanya adalah biaya lain-lain termasuk utilitas.

Sedangkan kecepatan waktu pembuatan sepatu ditentukan dengan mengurangi pekerjaan yang tidak diperlukan, menggabungkan pekerjaan yang memiliki kedekatan dan mungkin untuk digabungkan sesuai dengan waktu pekerja, serta mengurangi

work in process (selanjutnya WIP) yang terjadi didalam proses produksi, khususnya

pada bagian yang memiliki WIP terbesar dan waktu pembuatan produk yang lambat yaitu, bagian upper (cutting dan sewing) sampai assembly. WIP yang terjadi pada bagian cutting termasuk stock yang ada di gudang jadi bagian cutting rata-rata adalah 21.000 pasang / hari. Sedangkan untuk bagian sewing adalah 22.990 pasang / hari, dan untuk bagian assembly terjadi WIP sebanyak 16.800 pasang/ hari. Jika ditotal untuk keseluruhan bagian cutting, sewing dan assembly maka didapat WIP yang

(4)

sangat besar yaitu 60.790 pasang/ hari. Besarnya WIP membuat terbuangnya waktu proses secara percuma, juga membuat tidak efisiennya penggunaan ruang yang ada, banyak telihat barang setengah jadi bertumpuk pada tiap bagian. Sistem yang ada sekarang menggunakan sistem penyimpanan stock sementara pada tiap akhir proses Perlakuan ini terjadi karena layout proses produksi menggunakan sistem by proses yang artinya pembagian departemen pada bagian produksi berdasarkan proses yang ada seperti cutting, sewing dan assembly. Sehingga terjadi pemilahan barang untuk didistribusikan ke tahapan proses berikutnya yang letaknya jauh antara satu dengan yang lainnya.

Besarnya WIP menyebabkan semakin lamanya waktu produksi dari pembuatan satu pasang sepatu. Satu pasang sepatu sekarang memiliki waktu produksi 29 jam kerja (3,625 hari) yang terdiri dari bagian cutting 10 jam (WIP 21.000/ kapasitas departemen (210*10)), sewing 11 jam (WIP 22.990/ kapasitas departemen (55*38))dan assembly 8 jam (WIP 16.800/ kapasitas departemen (210*10)).

Lamanya waktu produksi menghasilkan kapasitas produksi dalam satu bulan yang rata-rata adalah 360.000 pasang sepatu/ bulan dengan jumlah line produksi 10

line pada bagian assembly dan didukung oleh 38 line sewing serta 10 line cutting.

Kapasitas ini sangat kecil jika dibandingkan dengan sumberdaya manusia yang ada (3.500 orang untuk bagian cutting, sewing dan assembly) dengan produktifitasnya hanya 85,7 pasang sepatu/orang/bulan dan jika dihitung perhari adalah hanya 3,4 pasang sepatu/orang/hari. Hal ini tidak dapat memenuhi kebutuhan Adidas yang mengalokasikan lebih dari 400.000 pasang sepatu/ bulan dan jika tidak diterima semua akan memungkinkan Adidas untuk memberikan order tersebut kepada

(5)

perusahaan lain dan bahkan mungkin keseluruhan order bulan selanjutnya akan direlokasi ke perusahaan lain yang sanggup untuk mengerjakan keseluruhan order mengingat peralatan yang ada sangat terbatas (peralatan disediakan oleh pikhak Adidas).

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah mencari cara untuk dapat meminimasi WIP dengan melihat akar penyebab terjadinya penumpukan WIP yaitu maching barang/

part, jumlah tenaga kerja, meningkatkan hasil produksi/ line/ jam dan mempercepat

waktu produksi (lead time). Yang secara keseluruhan diharapkan dapat meningkatkan produktifitas karyawan yang saat ini dinilai sangat kecil.

Juga tidak menutup kemungkinan untuk merubah layout dari keseluruhan proses pada bagian-bagian yang terkait serta merubah struktur organisasi perusahaan yang ada sekarang khususnya untuk bagian produksi dalam rangka meningkatkan produktifitas karyawan.

Manfaat dari diadakannya penelitian ini adalah untuk meningkatkan produktifitas karyawan yang pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan kapasitas produksi keseluruhan pabrik dalam waktu satu bulan dari rata-rata 360.000 pasang sepatu menjadi 450.000 pasang sepatu perbulan.

(6)

1.4. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini akan membuktikan bagaimana rekayasa ulang proses produksi akan sangat berguna untuk meningkatkan produktifitas dalam suatu perusahaan. Rekayasa ulang akan difokuskan lebih pada :

1. Proses produksi yang ada untuk membuat bagian upper sampai pada

assembly line. Bagian upper yang dimaksud disini adalah bagian cutting

dan sewing. Jadi ada tiga bagian yang akan di rekayasa ulang.

2. Perubahan pada proses produksi akan lebih kepada bagaimana cara

mengurangi WIP dan waktu produksi dengan menggunakan perubahan layout yang akan berimbas pada perubahan organisasi.

3. Penelitian dilakukan terhadap model sepatu tertentu saja yang merupakan model sepatu yang pasti dikerjakan dalam setiap bulan dan model tersebut memang sudah dialokasikan oleh adidas untuk dikerjakan di PT. PIN saja. Model tersebut adalah model Superstar. 4. Penelitian ini akan mengabaikan proses yang ada pada bagian

purchasing, gudang material, dan subcontract. Karena proses pada

bagian tersebut tergantung dari supplier yang ditunjuk oleh buyer (Adidas). Pada saat ini PIN belum pernah mengalami masalah dalam proses purchasing dan gudang material yang artinya material selalu siap sebelum dilakukan proses produksi.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan terjadinya penetapan perda larangan kantong plastik yang di keluarkan oleh pemerintahan kota Banjarmasin tersebut, tentulah banyak merugikan bukan hanya

Dari beberapa faktor yang mempengaruhi laba tersebut, faktor yang menurut penulis perlu membutuhkan perhatian adalah beban penyusutan sarana gerak, karena beban

Vincent Gasperz dalam bukunya Organizational Excellence mengungkapkan bahwa penerapan sistem manajemen kinerja atau alat bantu pengukuran kinerja seperti ISO,

Perkiraan nilai (tidak pasti) dari setiap lembar saham biasa yang didasarkan atas asumsi bahwa semua aktiva perusahaan dapat dilikuidasi menurut nilai

1) Pedagang pengumpul (local assembler), yaitu pedagang yang membeli hasil – hasil pertanian dari petani-petani produsen, kemudian hasil itu dikumpulkan pada suatu tempat atau

Tujuan penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan masukan kepada masyarakat umumnya dan dunia Pasar Modal khususnya tentang mengapa Otoritas Jasa Keuangan lebih sering

Kuda pejantan tidak perlu diberi pakan tambahan berupa telur karena kebutuhan nutrisinya sudah tercukupi dari konsentrat dan rumput yang diberikan, sedangkan kuda induk

Pabrikan lainnya yang mengeluarkan sepeda motor kelas skuter matik 110 CC adalah Yamaha dengan produk Mio Soul, dari segi mesin Mio Soul tetap mengusung mesin dari Mio sebelumnya,