• Tidak ada hasil yang ditemukan

INTEGRAL RIEMANN BERNILAI BARISAN. (Skripsi) Oleh PURNOMO AJI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "INTEGRAL RIEMANN BERNILAI BARISAN. (Skripsi) Oleh PURNOMO AJI"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

INTEGRAL RIEMANN BERNILAI BARISAN

(Skripsi)

Oleh

PURNOMO AJI

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2016

(2)

ABSTRAK

INTEGRAL RIEMANN BERNILAI BARISAN

Oleh

PURNOMO AJI

Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui apakah definisi Integral Riemann pada barisan masih berlaku atau tidak jika suatu fungsi di tersebut dirubah menjadi bernilai barisan . Penelitian diawali dengan menstransformasikan fungsi nilai mutlak | | di menjadi fungsi norma ‖ ‖ di . Berdasarkan definisi dan teorema-teorema integral Riemann yang ada pada , akan dibuktikan bahwa definisi dan teorema-teorema integral Riemann yang ada pada masih berlaku jika fungsinya menjadi fungsi yang terdefinisi di barisan dengan mencari dan membuktikan teorema-teorema yang mendukung bahwa fungsi barisan

memenuhi syarat bahwa fungsi tersebut terintegral Riemann.

(3)

ABSTRACT

INTEGRAL RIEMANN BERNILAI BARISAN

By

PURNOMO AJI

Research was conducted to determine whether the definition

ofthe Riemann Integral row is still valid or if a function on is converted into value-row . The study begins with an absolute value function can transform |. | in be a function ofthe norm ‖ ‖ in . Based on the definitions and theorems of Riemann integral exist in , will be proven that the definitions and theorems of Riemann integral exist in valid if the function becomes a function defined in the row by finding and proving theorems to support that row function qualify that the function Riemann integral.

(4)

INTEGRAL RIEMANN BERNILAI BARISAN

Oleh

PURNOMO AJI

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA SAINS

Pada

Jurusan Matematika

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2016

(5)
(6)
(7)
(8)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di desa Papanrejo, kecamatan Abung Timur, Kabupaten Lampug Utara, Privinsi Lampung. Penulis adalah anak ketiga dari pasangan Bapak Satiran dan Ibu Ratisem.

Penulis menyelesaikan pendidikan sekolah dasar (SD) pada tahun 2005 di SD Negeri 1 Papanrejo Kecamatan Abung Timur, Lampung Utara. Pendidikan sekolah menengah pertama di SMP Negeri 1 Bungamayang Lampung Utara pada tahun 2008, pendidikan sekolah menengah atas di SMA Negeri 2 Kotabumi Lampung Utara pada tahun 2011. Penulis melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi dan terdaftar sebagai mahasiswa angkatan 2012 Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.

(9)

MOTTO

“Wahai orang-orang yang beriman! Bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga dan

bertaqwalah kepada Allah agar kamu beruntung.” (Q.S. Ali Imran : 200)

“Sesunguhnya bersama kesulitan ada kemudahan” (Q.S. Al-Insyirah : 5-6)

(10)

PERSEMBAHAN

Dengan segala kerendahan hati dan rasa syukur, aku persembahkan karya kecil ku ini untuk-Mu ya Allah, yang selalu memberikan rahmat dan hidayah sehingga skripsi ini

dapat diselesaikan.

Untuk ibu, bapak, kakakku dan adiku yang selalu memberikan dukungan, kasih sayang, dan tempat istimewa

di hati kalian, yang selalu memberikanku motivasi untuk tetap semangat dalam melakukan segala aktivitas.

Kepada teman-temanku, yang telah memberi warna indah di setiap langkah juangku, yang tak pernah henti memberi

dorongan dan arahan.

(11)

SANWACANA

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan tugas akhir sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana sains di

Universitas Lampung ini. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, penuntun jalan bagi seluruh umat

manusia.

Diselesaikannya penulisan skripsi yang berjudul “Integral Riemann Bernilai

Barisan ” ini tidak terlepas dari doa, bimbingan, dukungan serta saran dari

berbagai pihak yang telah membantu. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Muslim Ansori, M.Si., selaku dosen pembimbing utama yang telah meluangkan waktu untuk membimbing, mengarahkan, dan memotivasi penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

2. Bapak Drs. Suharsono S., M.S., M.Sc., Ph.D., selaku dosen pembimbing kedua yang telah memberikan pengarahan dalam proses penyusunan skripsi ini.

3. Bapak Agus Sutrisno, S.Si., M.Si., selaku dosen penguji atas kritik dan saran yang membangun untuk skripsi ini.

(12)

4. Ibu Ir. Netti Herawati, M.Sc.,Ph.D., selaku pembimbing akademik yang telah membimbing penulis selama mengikuti perkuliahan di Jurusan Matematika FMIPA Universitas Lampung.

5. Bapak Drs. Tiryono Ruby, M.Sc., selaku Ketua Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.

6. Bapak Prof. Warsito, S.Si.,DEA.,Ph.D., selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.

7. Dosen, staff, dan karyawan Jurusan Matematika FMIPA UNILA yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan bantuan kepada penulis.

8. Ibu, bapak, kakak, dan adik tercinta yang selalu mendoakan dan menyemangatiku.

9. Sahabat seperjuangan di Matematika angkatan 2012, dan keluarga besar Matematika FMIPA UNILA.

10. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini, semoga mendapat imbalan yang sesuai dari Allah SWT.

Penulis menyadari skripsi ini jauh dari sempurna dan penulis juga berharap penelitian ini dapat berguna dan bermanfaat bagi pembaca, aamiin.

Bandar Lampung, 25 Juli 2016 Penulis

(13)

DAFTAR ISI

Halaman

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dan Masalah ... 1

1.2 Tujuan Penelitian ... 2

1.3 Batasan Masalah ... 2

1.4 Manfaat Penelitian ... 3

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Integral Atas dan Integral Bawah Darboux ... 4

2.2 Integral Darboux ... 11

2.3 Teorema Bolzano Weierstrass ... 18

2.4 Integral Riemann ... 23

2.5 Ruang Barisan ... 38

III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ... 39

3.2 Metode Penelitian ... 39

3.3 Langkah-langkah Penelitian ... 39

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Integral Riemann Bernilai Barisan ... 40

V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 59

5.2 Saran ... 60

(14)

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dan Masalah

Integral adalah salah satu konsep penting dalam Matematika yang dikemukakan pertama kali oleh Isac Newton dan Gottfried Wilhelm Leibniz pada akhir abad ke-17. Selanjutnya konsep ini pada tahun 1850 diteliti secara lebih mendalam oleh Bernhard Riemann. Riemann mendefinisikan integral suatu fungsi pada domain berupa interfal tertutup dan terbatas pada himpunan bilangan real sebagai luas daerah dibawah kurva dari fungsi tersebut. Untuk menentukan luas daerah tersebut diawali dengan membagi interval dimana fungsi terdefinisi menjadi subinterval-subinterval yang banyaknya berhingga. Kemudian dibentuk poligon-poligon dengal lebar dan tinggi untuk pada daerah dibawah kurva dari fungsi tersebut. Selanjutnya ditentukan luas polgon-poligon di atas kurva dinotasikan dengan ∑ dan luas polygon-poligon di bawah kurva dinotasikan dengan ∑ dimana { },

{ } dan . Dengan penghampiran bahwa poligon tersebut banyaknya menuju tak hingga, maka luas daerah di bawah kurva atau dengan kata lain integral dari suatu fungsi dapat ditentukan jika limit dari jumlah poligon di atas kurva dan limit dari jumlah poligon di bawah kurva bernilai sama. Cara Riemann mendefinisikan integral seperti di atas disebut pendefisian integral secara konstruktif.

(15)

2 Pada tahun 1875, integral Riemann dimodifikasi oleh Jean Gaston Darboux (1842-1917) dengan mengunakan jumlah atas dan jumlah bawah. Integral Darboux ini lebih mudah dipahami daripada integral Riemann itu sendiri, dan ternyata dapat diperlihatkan bahwa integral Darboux ekuivalen dengan integral Riemann.

Pada pendefinisian integral Riemann tersebut, selisih limit jumlah atas atau jumlah bawah dengan nilai integralnya mengunakan nilai mutlak | |. Selanjutnya peneliti tertarik bagaimana jika nilai integralnya diubah menjadi barisan . Hal ini dimungkinkan yaitu dengan mengubah nilai mutlak | | menjadi norma ‖ ‖ pada . Permasalahanya adalah, apakah definisi integral Riemann masih berlaku atau tidak?

1.2 Tujuan Penelitan

Tujuan dari penelitian ini adalah mengkonstruksikan integral Riemann bernilai barisan .

1.3 Batasan Masalah

Dalam penelitian ini, penulis hanya akan membahas integral Riemann yang bernilai barisan .

(16)

3

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penulisan ini adalah:

1. Menambah pengetahuan tentang masalah integral Riemann dan teorema-teorema yang berkaitan mengenai integral Riemann.

2. Dapat memberikan kontribusi pemikiran untuk memperluas dan memperdalam wawasan di bidang analisis.

(17)

4

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Integral Atas dan Integral Bawah Darboux

Jika diketahui selang , maka himpunan terurut { } dengan merupakan partisi (partition) atau partisi

Riemann pada . Selanjutnya, disebut selang bagian ke- dan

disebut panjang selang bagian ke- , dan ‖ ‖ { } disebut norma (norm) partisi , (Rudin, 1987).

Jika dan masing-masing partisi pada dan , maka dikatakan partisi merupakan penghalus (refinement) partisi . Partisi pada yang paling sederhana (kasar) adalah { } yang dihaluskan oleh partisi pada yang lain.

Teorema 2.1.1 Jika dan masing-masing merupakan partisi pada selang dan maka ‖ ‖ ‖ ‖ (Darmawijaya, 2006).

Bukti: Jika partisi { }

maka terdapat bilangan asli dengan sehingga

(18)

5 Karena maka tepat salah satu terjadi:

 dalam keadaan seperti ini maka diperoleh ‖ ‖ ‖ ‖

 merupakan himpunan bagian sejati dari himpunan . Jadi ada dan untuk suatu . Dalam keadaan ini tentu

‖ ‖ ‖ ‖

Dari dua hasil yang diperoleh dapat disimpulkan atau terbukti bahwa ‖ ‖ ‖ ‖

Perlu dicatat bahwa jika dan masing-masing merupakan partisi pada selang maka untuk setiap , selalu berlaku

Contoh:

Misalkan

{ } { }

dan

{ }

masing-masing partisi pada selang dengan

‖ ‖ ‖ ‖ ‖ ‖

mudah dilihat bahwa dan

(19)

6

Jumlah atas dan jumlah bawah

Jika diketahui fungsi terbatas { } partisi pada titik sebarang, { } dan { }, maka diperoleh untuk setiap Karena fungsi terbatas pada , maka ada bilangan dan sehingga { } dan { } dan berakibat bilangan dan ada, dan berlaku

Definisi 2.1.2 Bilangan

Disebut Jumlah Riemann (Riemann Sum) fungsi pada bilangan

Disebut Jumlah Darboux Bawah (Lower Darboux Sum) fungsi pada , dan bilangan

Disebut Jumlah Darboux Atas (Upper Darboux Sum) fungsi pada , (Darmawijaya, 2006).

Di atas telah disebutkan bahwa fungsi terbatas maka dan masing-masing ada (hingga). Hal ini berakibat bilangan-bilangan , , dan ada untuk setiap partisi pada Oleh karena itu diperoleh teorema dibawah ini.

(20)

7

Teorema 2.1.3 Jika fungsi terbatas, maka untuk setiap partisi

pada , diperoleh masing-masing ada, dan , dengan { } { }, (Darmawijaya, 2006).

Bukti:

Nilai dan masing-masing bergantung pada partisi , tepatnya setiap partisi pada menentukan tepat satu nlai dan tepat satu nilai . Sedangkan nilai tidak hanya bergantung pada partisi saja tetapi juga bergantung pada pemilihan titik Meskipun demikian, apapun pemilihan , Teorema 2.1.3 tetap berlaku. Sifat lebih lanjut tentang hubungan nilai tiga jenis jumlah, yaitu jumlah Riemann dan jumlah Darboux tersebut di atas tertuang ke dalam teorema di bawah ini.

Teorema 2.1.4 Jika fungsi terbatas, masing-masing partisi pada dan maka

, (Darmawijaya, 2006).

Bukti: Mengingat teorema 2.1.3 maka akan ditunjukan dan

.

 Katakan { }. Jika untuk suatu ada

sehingga

{ } { } dengan

(21)

8 Mudah dipahami bahwa untuk setiap dengan

Diperoleh suku ke- dari terpecah menjadi suku dari , dengan hubungan sebagai berikut:

( )

dengan

dengan

Oleh karena itu, dengan menjumlahkan seluruh dapat disimpulkan

 Katakan { }. Jika untuk suatu ada

sehingga

{ } { } dengan

Mudah dipahami bahwa untuk setiap dengan Diperoleh suku ke- dari terpecah menjadi suku dari , dengan hubungan sebagai berikut:

( )

(22)

9 dengan

dengan

Oleh karena itu, dengan menjumlahkan seluruh dapat disimpulkan

Karena terbukti dan , maka dengan demikian terbukti bahwa

Jika koleksi semua partisi pada , dan didefinisikan dua himpunan bilangan:

{ } { } dan diperoleh teorema dibawah ini.

Teorema 2.1.5 Jika fungsi terbatas maka:

terbatas ke atas dan dikatakan terintegral Darboux bawah (lower Darboux integrable) pada .

terbatas ke bawah dan dikatakan terintegral Darboux atas ( upper Darboux integrable) pada , (Darmawijaya, 2006).

Bukti: Karena fungsi terbatas maka { } dan

{ } masing-masing ada. Menurut teorema 2.1.3 dan teorema 2.1.4, maka untuk setiap partisi pada berlaku

(23)

10 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terbatas ke atas dengan salah satu batas aatasnya adalah dan terbatas ke bawah dengan salah satu batas bawahnya adalah

Berdasarkan teorema 2.1.5 maka dapat disusun pengertian-pengertian sebagai berikut.

Definisi 2.1.6 Diketahui fungsi terbatas, maka bilangan:

( ) ∫ ( ) ∫

( ) ∫ ( ) ∫

, (Darmawijaya, 2006).

Teorema 2.1.7 Jika fungsi terbatas, maka ( ) ∫ ( ) ∫

(Darmawijaya, 2006).

Bukti: Karena fungsi terbatas, maka menurut teorema 2.1.5 ( ) ∫ dan ( ) ∫ ada. Oleh karena itu, untuk setiap bilangan terdapat partisi dan

pada sehingga berlaku

( ) ∫ ( ) ∫

Karena partisi pada dan maka diperoleh dari diperoleh

(24)

11 ( ) ∫ ( ) ∫

yang berarti

( ) ∫ ( ) ∫

2.2 Integral Darboux

Telah diperlihatkan bahwa setiap fungsi yang terbatas pada suatu selang tentu terintegral Darboux atas dan terintegral Darboux bawah pada selang dan selalu berlaku ( ) ∫ ( ) ∫

Definisi 2.2.1 Diketahui fungsi terbatas pada , jika ( ) ∫ ( ) ∫

maka dikatakan terintegral Darboux (Darboux Integrable) pada , dan bilangan

∫ ( ) ∫ ( ) ∫

disebut Integral Darboux fungsi pada , (Darmawijaya, 2006).

Teorema di bawah ini merupakan salah satu kriteria apakah suatu fungsi terintegral Darboux atau tidak.

Teorema 2.2.2 Fungsi yang terbatas pada terintegral Darboux pada

jika dan hanya jika untuk setiap bilangan terdapat partisi pada sehingga berlaku (Darmawijaya, 2006).

(25)

12

Bukti:

Syarat perlu: Diketahui fungsi terintegral Darboux pada , maka ∫ ( ) ∫ ( ) ∫

Oleh karena itu untuk setiap bilangan terdapat partisi pada sehingga berlaku

∫ ( ) ∫

dan

( ) ∫ ∫

karena merupakan partisi pada dan , maka diperoleh

dari kedua hasil di atas, maka diperoleh

( ) ∫ ( ) ∫

yang berakibat

Syarat cukup: Diketahui bahwa untuk setiap bilangan terdapat partisi pada , sehingga

Telah diketahui dari definisi 2.1.6 dan teorema 2.1.7 selalu berlaku

(26)

13 dan ketaksamaan terakhir berakibat ( ) ∫ ( ) ∫ untuk setiap , yang berarti

( ) ∫ ( ) ∫

Beberapa fungsi yang terintegral Darboux.

Tiga teorema di bawah ini memperlihatkan tiga contoh penting fungsi-fungsi yang terintegral Darboux pada selang tertutup

Teorema 2.2.3 ∫ (Darmawijaya, 2006). Bukti:

Diambil sebarang bilangan dan sebarang partisi {

}. Karena untuk setiap , maka diperoleh , untuk setiap Oleh karena itu diperoleh

yang berakibat atau menurut teorema 2.2.2 fungsi terintegral Darboux pada , maka

(27)

14 ∫ { }

∫ { }

Diambil sebarang fungsi yang monoton dan terbatas. Jika fungsi konstan maka sudah terbukti. Jika fungsi naik monoton pada , untuk sebarang bilangan yang diambil lebih dahulu, dibentuk partisi {

} pada dengan ‖ ‖ Karena fungsi naik monoton, maka . Oleh karena itu, diperoleh

∑ ∑{ } ∑{ } { } yang berarti, menurut teorema 2.2.2 maka fungsi naik monoton dan terbatas, dan terintegral Darboux pada Bukti sejalan untuk fungsi turun monoton dan terbatas.

Teorema 2.2.4 Setiap fungsi kontinu pada suatu selang tertutup terintegral

Darboux pada selang itu, (Darmawijaya, 2006).

Bukti: Diketahui fungsi kontinu pada selang tertutup . Fungsi kontinu

(28)

15 yang tak bergantung pada sehingga untuk setiap

dengan | | berakibat (A) | |

Diambil sebarang partisi { } pada dengan || || Jadi untuk setiap Karena fungsi kontinu pada setiap selang bagian , dan terdapat

sehingga . Karena | | maka menurut A, berlaku

(B) | |

untuk setiap Oleh karena itu, diperoleh

∑ ∑{ }

(29)

16

Teorema 2.2.5 Setiap fungsi yang terbatas dan kontinu pada suatu selang

tertutup kecuali di beberapa titik, maka fungsi tersebut terintegral Darboux pada selang tertutup itu, (Darmawijaya, 2006).

Bukti: Diambil sebarang fungsi terbatas yang kontinu pada selang tertutup

kecuali di titik . Tak mengurangi arti jika dianggap

Karena fungsi terbatas pada maka

{ } { } ada.

Untuk bilangan sebarang diambil bilangan positif dengan { } Menurut teorema 2.2.3 karena fungsi kontinu pada selang-selang tentu ada partisi berturut-turut pada selang tersebut, sehingga

untuk setiap . Bentuk partisi jelas bahwa partisi pada jika

{ } dan { } maka diperoleh ∑{ } ∑

(30)

17 ∑ ∑

asalkan Dengan kata lain, dapat dikontruksikan partisi pada sehingga berakibat

yang berarti terbukti bahwa fungsi terintegral Darboux pada

Akibat 2.2.6 Jika fungsi terbatas dan untuk setiap kecuali

dibeberapa titik, maka fungsi terintegral Darboux pada dan ∫ , (Darmawijaya, 2006).

Dengan tiga teorema di atas, banyak jenis fungsi dengan secara mudah dapat ditentukan apakah fungsi itu terintegral Darboux pada selang tertutup atau tidak.

(31)

18

2.3 Teorema Bolzano Weierstrass

Sebelum membahas tentang teorema Bolzano Weierstrass, ada baiknya terlebih dahulu membahas beberapa teorema di bawah ini yang merupakan landasan dasar dari teorema Bolzano Weierstrass.

Teorema 2.3.1 (Barisan Monoton)

Barisan monoton { } konvergen jika dan hanya jika { } terbatas. Lebih lanjut (i) Jika { } naik monoton dan terbatas ke atas, maka

{ } { } (ii) Jika { } turun monoton dan terbatas ke bawah, maka

{ } { } (Berberian, 1996).

Bukti:

(i) Diambil sebarang barisan monoton { }. Jika { } konvergen, maka ada bilangan sehingga

{ }

jadi { } terbatas. Sebaliknya, jika { } terbatas ke atas, sebut sebagai suprimumnya, maka { }. Maka untuk setiap bilangan nyata ada bilangan asli sehingga

karena { } naik monoton dan terbatas ke atas, maka

(32)

19 untuk setiap bilangan asli Dari hasil A dan B diperoleh, untuk setiap bilangan asli berlaku

atau

| |

dengan kata lain terbukti bahwa

{ }

(ii) Diambil sebarang barisan monoton { }. Jika { } konvergen, maka ada bilangan sehingga

{ }

jadi { } terbatas. Sebaliknya, jika { } terbatas ke atas, sebut sebagai infirmumnya, dengan

{ }

maka untuk setiap bilangan nyata terdapat bilangan asli sehingga

karena { } naik monoton dan terbatas ke atas, maka

untuk setiap bilangan asli Dari hasil A dan B diperoleh, untuk setiap bilangan asli berlaku

atau

(33)

20 dengan kata lain terbukti bahwa

{ }

jadi terbukti bahwa barisan monoton { } konvergen jika dan hanya jika { } terbatas.

Teorema 2.3.2 (Teorema Selang Susut)

Jika barisan selang tertutup { } mempunyai sifat-sifat (i) untuk setiap (ii)

maka terdapat satu bilangan nyata untuk setiap , (Darmawijaya, 2006).

Bukti: Karena untuk setiap bilangan asli diperoleh

barisan { } naik monoton dan terbatas ke atas dan barisan { } turun monoton dan terbatas ke bawah. Menerut teorema 3.3.1 { } konvergen ke suprimumnya dan { } konvergen ke infrimumnya, jadi dan dengan { } dan { }. Maka salah satu pernyataan berikut benar atau

 Untuk tidak mungkin, sebab jika maka mengingat syarat (ii) diperoleh suatu kontradiksi, yaitu:

 Untuk juga tidak mungkin, sebab jika maka mengingat syarat (ii) diperoleh suatu kontradiksi, yaitu:

(34)

21

 Sehingga pernyataan adalah yang paling tepat.

Diambil , akan iperlihatkan untuk setiap bilangan asli . Karena { } diperoleh untuk setiap bilangan asli . Karena { } diperoleh untuk setiap bilangan asli . Jadi, dapat disumpulkan bahwa atau untuk setiap bilangan asli Ketungalan cukup jelas karena ketungalan atau ketungalan

Teorema 2.3.3 Setiap barisan bilangan nyata paling sedikit mempunyai satu

barisan bagian yang monoton, (Darmawijaya, 2006).

Bukti: Diambil sebarang bilangan nyata { }, maka terdapat tiga kemungkinan,

paling sedikit satu terjadi, yaitu:

(i) Untuk setiap ada sehingga dan Jika hal ini terjadi, maka terdapat barisan bagian { } { } yang konstan, maka { } barisan monoton.

(ii) Untuk setiap ada sehingga dan Jika hal ini terjadi, maka terdapat barisan bagian { } { } yang naik monoton.

(iii) Untuk setiap ada sehingga dan Jika hal ini terjadi, maka terdapat barisan bagian { } { } yang turun monoton.

(35)

22

Teorema 2.3.4 (Teorema Bolzano Weierstrass)

Setiap barisan bilangan nyata yang terbatas mempunyai barisan bagian yang konvergen, (Darmawijaya, 2006).

Bukti: Diambil sebarang barisan { } yang terbatas. Menurut teorema 2.3.3

{ } mempunyai barisan { } bagian yang monoton. Jadi { } barisan yang monoton terbatas. Oleh karena itu, menurut teorema 2.3.1 { } konvergen.

Teorema Bolzano Weierstrass dapat juga dibuktikandengan mengunakan teorema selang susut. Teorema Bolzano Weierstrass mengatakan bahwa jika { } barisan yang terbatas, maka setiap barisan bagianya yang konvergen tidak perlu

mempunyai limit yang sama. Tetapi jika setiap barisan bagianya yang konvergen itu mempunyai limit yang sama, maka barisan aslinya akan konvergen ke limit yang sama.

(36)

23

2.4 Integral Riemann

Telah diketahui bahwa jika fungsi f : [a,b] terbatas dan P partisi pada [a,b], maka berakibat

L ( f ; P ) U ( f ;P )

George Friedrich Bernhard Riemann mengunakan untuk menyusun integralnya (Rudin, 1987).

Definisi 2.4.1 (Integral Riemann)

Fungsi f : [a,b] dikatakan terintegral Riemann (Riemann Integrable) pada [a,b] jika terdapat bilangan A sehingga untuk setiap bilangan terdapat bilangan sehingga jika P = { a = x0, x1,...,xn = b } partisi pada [a,b] dengan ‖ ‖ berakibat

| | | ∑

|

A disebut nilai integral Riemann fungsi f pada [a,b], (Darmawijaya, 2006).

Perlu diingat bahwa pengambilan [ xi-1,xi ] sebarang, dan ‖ ‖ = maks { ,

i= 1,2,…,n }. Sehingga menurut definisi 2.4.1 fungsi f terintegral Riemann pada [a,b] jika dan hanya jika

‖ ‖ ‖ ‖ ∑

Teorema 2.4.2 Jika f terintegral Riemann pada [a,b], maka nilai integralnya

(37)

24

Bukti: Jika A1 dan A2 merupakan nilai integral Riemann pada [a,b], maka untuk sebarang bilangan < 0 terdapat bilangan 1 < 0 dan 2 < 0 sehingga jika

P1 = { a = x0, x1, … , xn = b } dan P2 = { a = x0, x1, … , xn = b } adalah partisi

dari [a,b] dengan || P1 || < 1 dan | |P2 || < 2, berturut-turut maka berakibat

| ∑

| | ∑

|

diambil = min { 1, 2 }, partisi P = { a = = b } dengan || P || < dan [ Zi-1, Zi]. Karena || P || i dengan i = 1,2 maka diperoleh

| | | ∑

| |∑

|

yang berarti dan bukti selesai.

Menurut definisi 2.4.1 dan teorema 2.4.2 jika fungsi f terintegral Riemann pada [ a,b ] dengan nilai integral Riemannya A, yang dapat ditulis dengan

∫ ∫ tunggal.

Teorema 2.4.3. Jika fungsi terintegral Riemann pada , maka

terbatas pada (Darmawijaya, 2006).

Bukti: Andaikan fungsi f tak terbatas ke atas pada , maka untuk setiap

bilangan asli terdapat sehingga

(38)

25 Untuk setiap partisi { }, tentu . Hal ini beratri

‖ ‖

(tidak ada) yang dengan kata lain fungsi tak terintegral Riemann pada . Bukti sejalan, apabila diandaikan tak terbatas kebawah.

Teorema 2.4.4. ( Kriteria Cauchy )

Diketahui fungsi terbatas. Fungsi terintegral Riemann pada jika dan hanya jika untuk setiap bilangan terdapat bilangan sehingga jika dan partisi pada dengan ‖ ‖ dan ‖ ‖ berakibat | | (Berberian, 1996).

Bukti:

Syarat perlu: Jika terintegral Riemann pada , maka ada bilangan

sehingga untuk setiap bilangan terdapat bilangan sehingga jika partisi pada dengan ‖ ‖ berakibat

| |

Diambil sebarang dua partisi dan pada dengan ‖ ‖ dan ‖ ‖ berakibat

(39)

26

Syarat cukup: Menurut yang diketahui untuk bilangan 1 terdapat bilangan

sehingga jika dan masing-masing partisi pada dengan ‖ ‖ dan ‖ ‖ berakibat | |

Tulis sebagai koleksi semua partisi pada dengan

‖ ‖

untuk setiap Diambil , untuk setiap diperoleh

| |

atau

jadi, himpunan bilangan nyata

{ }

terbatas. Jika angota banyaknya hingga, maka merupakan fungsi tangga dan oleh karena itu terintegral Riemann pada Jika fungsi bukan fungsi tangga, maka merupakan himpunan bilangan terbatas yang banyak

angotanya tak hingga. Menurut teorema 2.3.4. (Teorema Bolzano-Weierstrass), mempunyai paling sedikit satu titik limit, namakan titik limit itu

Hal ini berarti untuk setiap bilangan terdapat sehingga

| |

(40)

27 Teorema 2.4.3. mengatakan bahwa setiap fungsi yang tak terbatas pada suatu selang tertutup tak akan terintegral Riemann pada selang itu. Teorema dibawah ini akan menunjukan ekuivalensi antara integral Riemann dan integral Darboux.

Teorema 2.4.5. Fungsi terintegral Riemann jika dan hanya jika terintegral

Darboux pada selang tertutup yang sama. Lebih lanjut

∫ ∫

(Berberian, 1996).

Bukti:

Syarat perlu: Jika fungsi terintegral Riemann pada , maka ada bilangan

∫ sehingga untuk setiap bilangan terdapat bilangan dan jika { } partisi pada dengan ‖ ‖

berakibat | | | ∑ | atau

Perlu diingat bahwa pemilihan sebarang. Karena

{ }

(41)

28 { }

ada, maka untuk setiap dapat dipilih sehingga

( )

( )

setelah dikalikan dengan kemudian dijumlahkan, diperoleh

oleh karena itu

yang berakibat

atau fungsi terintegral Darboux pada

Syarat cukup: Karena terintegral Darboux pada selang , maka untuk

setiap bilangan terdapat partisi pada sehingga berlaku

Tetapi telah diketahui bahwa

berdasarkan tiga ketidaksamaan terakhir, dapat disimpulkan bahwa

(42)

29 yang berarti bahwa fungsi terintegral Riemann pada , dan

∫ ∫

Setelah diketahui adanya ekuivalensi antara integral Riemann dan integral Darboux, maka akan diselidiki sifat-sifatnya lebih lanjut. Untuk menyingkat penulisan perlu diadakan kesepakatan bersama bahwa jika tidak ada kerancuan atau maksud tertentu, untuk selanjutnya yang dimaksud dengan perkataan fungsi

yang terintegral adalah fungsi yang terintegral Riemann atau fungsi yang

terintegral Darboux dan

∫ ∫ ∫

Himpunan semua fungsi yang terintegral Riemann atau terintegral Darboux pada selang tertutup berturut-turut ditulis dengan

Jadi, jika terintegral pada ditulis dengan

dan untuk lebih menyingkat nilai integralnya maka dapat ditulis dengan ∫ ∫ Jadi

(43)

30 Mudah dipahami bahwa untuk setiap partisi { } pada , sebarang konstanta untuk setiap , selalu berlaku:

1. 2. 3. asalkan 4. asalkan 5. asalkan 6. asalkan 7. 8.

Teorema 2.4.6. R merupakan ruang linear untuk setiap dan

Lebih lanjut

i. ∫ ∫

ii. ∫ ∫ ∫

(Stewart, 2002).

Bukti: Karena , maka menurut teorema 2.4.3. fungsi dan fungsi

masing-masing terbatas pada Namakan

(44)

31 dan

{| | }

karena , maka untuk setiap bilangan terdapat bilangan sehingga jika partisi pada dengan ‖ ‖ berakibat

|∫ |

|∫ |

selanjutnya diperoleh

i. | ∫ | | ∫ | | | |∫ | | |

Dengan kata lain terbukti bahwa dan

∫ ∫

ii. | ∫ ∫ | |∫ ∫ | |∫ | |∫ |

Dengan kata lain, terbukti bahwa dan

∫ ∫ ∫

Menurut akibat 2.2.6. jika fungsi terbatas dan untuk setiap , kecuali dibeberapa titik, maka fungsi terintegral dan

(45)

32

Teorema 2.4.7. Jika , fungsi terbatas pada , dan

kecuali di beberapa titik, maka , dan

∫ ∫

(Berberian, 1996).

Bukti: Karena fungsi terbatas pada dan untuk setiap

, maka fungsi mempunyai sifat terbatas pada dan untuk setiap , kecuali dibeberapa titik. Oleh karena itu menurut akibat 2.2.6 fungsi terintegral dan

∫ ∫ ∫ ∫ ∫ ∫

Teorema 2.4.8 Jika dan untuk setiap , maka

(Berberian, 1996).

Bukti: Karena untuk setiap dan , maka untuk

setiap partisi { } pada diperoleh dengan

{ } { } Hal ini berakibat

(46)

33

Teorema 2.4.9 Jika dan untuk setiap maka

∫ ∫

(Berberian, 1996).

Bukti: Dibentuk fungsi Mudah difahami bahwa dan

untuk setiap Menurut teorema 2.4.8 diperoleh

∫ ∫ ∫ ∫

atau terbukti bahwa

∫ ∫

Teorema 2.4.10 Diketahui dan terbatas.

jika dan hanya jika dan . Dalam hal ini

∫ ∫ ∫

(Stewart, 2002).

Bukti:

Syarat perlu: Karena , maka untuk setiap bilangan terdapat

partisi pada , sehingga

dibentuk { } Jelas bahwa dan dengan partisi pada dan partisi pada Oleh karena itu diperoleh

(47)

34 dari diperoleh { } { } yang berakibat dengan kata lain terbukti bahwa dan . Lebih lanjut

∫ { }

{ } { } { }

∫ ∫

Syarat cukup: Karena dan , maka nilai-nilai limit dibawah

ini ada:

‖ ‖ ∫ ‖ ‖

dengan merupakan partisi pada dan merupakan partisi pada jelas bahwa partisi pada Oleh karena itu

‖ ‖ ‖ ‖

‖ ‖ ‖ ‖

(48)

35

Catatan: Syarat cukup dapat dibuktikan dengan memanfaatkan bahwa fungsi

terintegral Darboux pada maupun pada

Teorema 2.4.11 Jika fungsi terintegralkan pada serta fungsi

kontinu pada dan untuk setiap maka fungsi terintegral pada (Berberian, 1996).

Bukti: Karena kontinu pada selang tertutup maka terbatas disana.

Jadi, { } ada. Lebih lanjut, fungsi kontinu seragam pada Oleh karena itu untuk sebarang bilangan terdapat bilangan sehingga jika | | berakibat

| |

Diambil { } Karena fungsi terintegral pada , maka terdapat partisi pada sehingga berlaku

katakana { } dan { } { } { } { }

dibedakan indeks tersebut menjadi dua kelompok yang terpisah { } {

Jika maka diperoleh | | dan berakibat

(49)

36 | ( ) |

oleh karena itu

dan

jika maka diperoleh Oleh karena itu ∑

jika maka diperoleh dan

{ }

oleh karena itu, untul diperoleh ∑

dari dapat disimpulkan

dengan kata lain terbukti fungsi terintegral pada

(50)

37

Teorema 2.4.12 Jika , maka (Gaughan, 1998).

Bukti: karena , maka untuk setiap bilangan terdapat bilangan

sehingga jika partisi pada dengan ‖ ‖ berakibat

|∫ | |∫ | selanjutnya diperoleh |(∫ ∫ ) | |∫ ∫ | |∫ ∫ ∫ ∫ | |∫ (∫ ) (∫ )| | (∫ ) (∫ )| | (∫ )| | (∫ )|

(51)

38

2.5 Ruang Barisan

Definisi 2.5.1

Deberikan yaitu koleksi semua barisan bilangan real, jadi: { ̅ { } }

a. Untuk setiap bilangan real dengan didefinisikan { { } ∑ | | } dan norm pada yaitu

‖ ‖ (∑| |

)

b. Untuk didefinsikan { { } ∑ | | } dan norm pada yaitu

‖ ‖ ∑| |

c. Untuk didefinisikan { { } | | } dan norm pada yaitu

‖ ‖ | | (Darmawijaya, 2007).

(52)

39

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung pada semester ganjil tahun ajaran 2015-2016.

3.2 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi pustaka, yaitu dengan mengkaji buku-buku dan jurnal-jurnal yang berkaitan dengan penelitian ini.

3.3 Langkah-Langkah Penelitian

Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

 Mengetahui definisi tentang integral Riemann dan teorema-teorema yang berkaitan dengan integral Riemann.

 Menganti fungsi nilai mutlak | | di dengan fungsi norma ‖ ‖ di .

 Membuktikan apakah definisi dan teorema-teorema yang terkait dengan integral Riemann bernilai barisan .

(53)

59

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Pada penelitian ini telah berhasil dikonstruksikan integral Riemann untuk fungsi-fungsi bernilai barisan yang merupakan pengembangan dari integral Riemann fungsi-fungsi bernilai real

Fungsi ̅ dikatakan terintegal Riemann pada jika ada bilangan ̅ sehingga untuk setiap bilangan terdapat bilangan sehingga jika { } partisi pada dengan ‖ ‖ berakibat

‖ ̅ ‖ ‖ ̅ ∑ ̅ ‖ ∑ | ∑ |

dengan ̅ dan ̅ , ̅ disebut nilai

integral Riemann fungsi ̅ pada .

Perlu diingat bahwa pengambilan sebarang dan ‖ ‖

{ }. Selanjutnya fungsi ̅ terintegral Riemann pada jika dan hanya jika

(54)

60 ‖ ‖ ‖ ‖ ∑ ̅ ̅

Jika ̅ terintegral Riemann pada , maka nilai integralnya tunggal. Fungsi ̅ terintegral Riemann pada jika dan hanya jika masing-masing terintegral Riemann pada .

5.2 Saran

Pembahasan skripsi ini hanya berfokus pada integral Riemann yang bernilai barisan , sehingga penulis menyarankan agar dilakukan penelitian yang lain.

(55)

61

DAFTAR PUSTAKA

Berberian, S.K. 1996. Fundamental of real Analysis. Unyversity of Texas, USA.

Darmawijaya, Soeparna. 2006. Pengantar Analisis Real. Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

Darmawijaya, Soeparna. 2007. Pengantar Analisis Abstrak. Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

Gaughan, Edward, D. 1998. Introduction to Analysis. Fifth Edition. New Mexico State University, Mexico.

Rudin, Walter. 1987. Principles of Mathematical Analysis. Third Edition. McGraw-Hill, New York.

Stewart, J. 2002. Kalkulus. Edisi keempat, Jilid 1. Alih Bahasa oleh I Nyoman Susila dan Hendra Gunawan. Erlangga, Jakarta.

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Integral dengan batas tertentu atau luas daerah dibawah kurva dalam range yang finitive dapat ditentukan dengan tiga buah fungsi yang dimiliki matlab yaitu :.. trapz quad

Penulis akan mencoba melakukan implementasi dari algoritma divide and conquer, yaitu terhadap permasalahan menghitung luas daerah di bawah kurva sembarang fungsi,

Merupakan konsep yang berhubungan dengan proses perhitungan luas suatu daerah di bawah kurva yang batas-batas dari daerah tersebut diketahui.. Jika diketahui

antara kurva fungsi y = f (x ) dengan sumbu-x bagian kurva yang berada di bawah sumbu-x memberi kontribusi positif pada luas bidang yang dihitung; sedangkan dalam menghitung

Jadi, setiap fungsi terbatas, terdefinisi pada himpunan E berukuran berhingga jika mempunyai integral atas dan bawah yang sama, maka fungsi terintegral Lebesgue.. Selanjutnya

Merupakan konsep yang berhubungan dengan proses perhitungan luas suatu daerah di bawah kurva yang batas-batas dari daerah tersebut diketahui.. Jika diketahui