• Tidak ada hasil yang ditemukan

II TINJAUAN PUSTAKA. Usaha ternak kelinci peternakan memerlukan pendekatan untuk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "II TINJAUAN PUSTAKA. Usaha ternak kelinci peternakan memerlukan pendekatan untuk"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

6

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Aspek Strategi Pengembangan

Usaha ternak kelinci peternakan memerlukan pendekatan untuk mengapresiasikan akan pentingnya peranan, ciri-ciri, sifat-sifat dan nilai ternak kelinci antara lain:

− Berorientasi pada peternak sebagai pelakuutama agribisnis peternakan serta mengacupada dinamika perkembangan global dansemangat desentralisasi.

− Menjamin agar produk yang dihasilkanmempunyai daya saing sesuai kebutuhanpasar dan ramah lingkungan melaluipromosi dan pameran ternak.

Sedangkan strategi yang akandikembangkan adalah mengacu kepadakebijaksanaan pemerintah seperti halnya padajenis ternak lainnya dengan membentuknetworking atau keterkaitan dan keterikatanantar subsistem mulai dari pra-produksi, prosesproduksi dan pasca-produksi serta saranapendukung yang antara lain meliputi:

− Pemberdayaan peternak dengan membentukkelompok untuk mempermudah aksesmemperoleh kredit dengan bunga rendah.

− Mengembangkan peternakan yang efisien, terintegrasi serta melibatkan masyarakat.

− Mengembangkan ketersediaan sumberpakan lokal, sehingga biaya pakan murahdan sumber bibit yang lebih terjaminketersediaannya.

(2)

− Pengembangan industri kompos danmeningkatkan mutu pengolahan limbah dankotoran yang mempunyai nilai tambah.

− Peningkatan efisiensi pemasaran ternak danhasil ikutan melalui usaha pemasaranbersama dan memperpendek rantaipemasaran.

− Promosi bahwa daging ternak kelincimerupakan “organic farming“.

− Pengembangan usaha melalui keterkaitanindustri penyamakan kulit dengan budidayaternak. (Hutasuhut, 2005)

Secara umum kelinci dikembangkan sesuai dengan tujuan produksi yaitu sebagai penghasil daging (New Zealand White, Flemish Giant, dan Californian), daging dan kulit-bulu (Rex dan Satin), serta fancy (Hotot, Dwarf, Lops dan Lyon). Peternak kelinci di Kabupaten Magelang banyak mengembangkan kelinci sebagai penghasil daging, seperti Flemish Giant, English Spot, dan New Zealand

White(Brahmatiyo et al., 2006).

Raharjo dan Thahir (2002) menyatakan bahwa sasaran pengembangan peternakan di era globalisasi meliputi pengembangan peternakan yang menyertakan usaha skala kecil, memberdayakan peternakan rakyat, serta melibatkan koperasi dan industri.Sementara itu pengembangan agribisnis kelinci penghasil fur bermutu tinggi memerlukan usaha promosi yang intensif dan kemampuan memasuki pasar atau bahkan menciptakan pasar dari potensi yang telah tersedia.

2.2. Tinjauan Aspek Pemasaran

Menurut Rahardi (1993), prospek pasar dapat dilihat dari produk usaha peternakan yang terus-menerus memiliki nilai pasar yang tinggi, permintaan pasar tinggi (dalam dan luar negeri), dan sedang dibutuhkan oleh pasar. Pasar adalah

(3)

terminal terakhir produk suatu usaha bisnis yang dapat dinikmati oleh konsumen. Seorang pengusaha sebelum mendirikan usaha bisnisnya perlu perencanaan pasar terlebih dahulu sehingga potensi pasar dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya Menurut Sumiarti (2004), kegiatan yang penting dalam beternak kelinci yaitu memasarkan hasilnya yang berupa kelinci anak sebagai binatang kesayangan, bibit kelinci yang dijual sebagai induk dan pejantan, kelinci afkir, kelinci yang produktif dijual kepada perusahaan pengolahan hasil untuk dijadikan abon, dendeng, bakso, sosis, nugget, tas, topi, dan kerajinan lainnya, kotoran dan urin sebagai pupuk tanaman.

2.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi strategi pemasaran: 1. Lingkungan mikro perusahaan

Lingkungan mikro perusahaan terdiri dari para pelaku dalam lingkungan yang langsung berkaitan dengan perusahaan yang mempengaruhi kemampuannya untuk melayani pasar, yaitu:

a. Perusahaan

Yaitu struktur organisasi perusahaan itu sendiri. Strategi pemasaran yang diterapkan oleh bagian manajemen pemasaran harus memperhitungkan kelompok lain di perusahaan dalam merumuskan rencana pemasarannya, seperti manajemen puncak, keuangan perusahaan, penelitian dan pengembangan, pembelian, produksi, dan akuntansi serta sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan, karena manajer pemasaran juga harus bekerja sama dengan para staff di bidang lainnya.

(4)

b. Pemasok (Supplier)

Para pemasok adalah perusahaan-perusahaan dan individu yang menyediakan sumber daya yang dibutuhkan oleh perusahaan dan para pesaing untuk memproduksi barang dan jasa tertentu. Kadang kala perusahaan juga harus memperoleh tenaga kerja, peralatan, bahan bakar, listrik dan faktor-faktor lain dari pemasok.Perkembangan dalam lingkungan pemasok dapat memberi pengaruh yang amat berarti terhadap pelaksanaan pemasaran suatu perusahaan.

Manajer pemasaran perlu mengamati kecenderungan harga dari masukanmasukan terpenting bagi kegiatan produksi perusahaan mereka.Kekurangan sumber-sumber bahan mentah, pemogokan tenaga kerja, dan berbagai kcjadian lainnya yang berhubungan dengan pemasok dapat mengganggu strategi pemasaran yang dilakukan dan dijalankan perusahaan.

c. Para Perantara Pemasaran

Para perantara pemasaran adalah perusahaan-perusahaan yang membantu perusahaan dalam promosi, penjualan dan distribusi barang/jasa kepada para konsumen akhir. Para perantara pemasaran ini meliputi :

- Perantara, adalah perusahaan atau individu yang membantu perusahaan untuk menemukan konsumen. Mereka terbagi dua macam, yaitu agen perantara seperti agen, pialang dan perwakilan produsen yang mencari dan menemukan para pelanggan dan/atau mengadakan perjanjian dengan pihak lain, tetapi tidak memiliki barang atau jasa itu sendiri.

(5)

- Perusahaan Distribusi Fisik, perusahaan seperti ini membantu perusahaan dalam penyimpanan dan pemindahan produk dari tempat asalnya ketempat-tempat yang dituju.

- Para Agen Jasa Pemasaran, seperti perusahaan atau lembaga penelitian pemasaran, agen periklanan, perusahaan media, dan perusahaan konsultan pemasaran,kesemuanya membantu perusahaan dalam rangka mengarahkan dan mempromosikan produknya ke pasar yang tepat.

- Perantara Keuangan, seperti bank, perusahaan kredit, perusahaan asuransi, dan perusahaan lain yang membantu dalam segi keuangan.

d. Para Pelanggan

Yaitu pasar sasaran suatu perusahaan yang menjadi konsumen atas barang atau jasa yang ditawarkan perusahaan apakah individu-individu, Iembaga-lembaga, organisasi-organisasi, dan sebagainya.

e. Para Pesaing

Dalam usahanya melayani kelompok pasar pelanggan, perusahaan tidaklah sendiri. Usaha suatu perusahaan untuk membangun sebuah sistem pemasaran yang efisien guna melayani pasar gelati disaingi oleh perusahaan lain.

Sistem pemasaran dan strategi yang diterapkan perusahaan dikelilingi dan dipengaruhi oleh sekelompok pesaing. Para pesaing ini perlu diidentifikasi dan dimonitor segala gerakan dan tindakannya didalam pasar.

(6)

f. Masyarakat Umum

Sebuah perusahaan juga harus memperhatikan sejumlah besar lapisan masyarakat yang tentu saja besar atau kecil menaruh perhatian terhadap kegiatan-kegiatan perusahaan, apakah mereka menerima atau menolak metode-metode dari perusahaan dalam menjalankan usahanya, karena kegiatan perusahaan pasti mempengaruhi minat kelompok lain, kelompok-kelompok inilah yang menjadi masyarakat umum. Masyarakat umum dapat memperlancar atau sebaliknya dapat sebagai penghambat kemampuan perusahaan untuk mencapai sasarannya.

2. Lingkungan Makro

Lingkungan makro terdiri dari kekuatan-kekuatan yang bersifat kemasyarakatan yang lebih besar dan mempengaruhi semua pelaku dalam lingkungan mikro dalam perusahaan, yaitu:

a. Lingkungan Demografis/Kependudukan

Lingkungan demografis/kependudukan menunjukkan keadaan dan permasalahan mengenai penduduk, seperti distribusi penduduk secara geografis, tingkat kepadatannya, kecenderungan perpindahan dari satu tempat ke tempat lain, distribusi usia, kelahiran, perkawinan, ras, suku bangsa dan struktur keagamaan. Ternyata hal diatas dapat mempengaruhi strategi pemasaran suatu perusahaan dalam memasarkan produknya karena publiklah yang membentuk suatu pasar. b. Lingkungan Ekonomi

Lingkungan ekonomi menunjukkan sistem ekonomi yang diterapkan, kebijakan-kebijakan pemerintah yang berkenaan dengan ekonomi, penurunan dalam pertumbuhan pendapatan nyata, tekanan inflasi yang berkelanjutan,

(7)

perubahan pada pola belanja konsumen, dan sebagainya yang berkenaan dengan perkonomian.

c. Lingkungan Fisik

Lingkungan fisik menunjukkan kelangkaan bahan mentah tertentu yang dibutuhkan oleh perusahaan, peningkatan biaya energi, peningkatan angka pencemaran, dan peningkatan angka campur tangan pemerintah dalam pengelolaan dan penggunaan sumber-sumber daya alam

d. Lingkungan Teknologi

Lingkungan teknologi rnenunjukkan peningkatan kecepatan pertumbuhan teknologi, kesempatan pembaharuan yang tak terbatas, biaya penelitian dan pengembangan, yang tinggi, perhatian yang lebih besar tertuju kepada penyempurnaan bagian kecil produk daripada penemuan yang besar, dan semakin banyaknya peraturan yang berkenaan dengan perubahan teknologi.

e. Lingkungan sosial/budaya

Lingkungan ini menunjukkan keadaan suatu kelompok masyarakat mengenai aturan kehidupan, norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat, pandangan masyarakat dan lain sebagainya yang merumuskan hubungan antar sesama dengan masyarakat lainnya serta lingkungan sekitarnya. (Anonimous, 2011).

(8)

2.4. Manfaat Ternak Kelinci

Manfaat dari beternak kelinci diantaranya :

- Sebagai sumber pangan. Menurut Satrio (2000), di Jawa Barat terutama didataran tinggi seperti Lembang, daging kelinci diolah dalam bentuk sate kelinci. Selain itu kelinci dapat diolah menjadi sosis, nugget, bakso, dendeng, abon, dan lain-lain.

- Sebagai penghasil kulit-bulu. Menurut Sumadia dan Rossuartini (2003), kelinci Rexdan kelinci Satin menghasilkan kulit-bulu yang berkualitas baik, indah, menarik, dan mempunyai nilai ekonomi yang tinggi. Kulit kelinci banyak dimanfaatkan untuk pembuatan kerajinan interior mobil, boneka, mainan anakanak, selendang, tas wanita, aksesoris rambut, sepatu bayi, topi, mantel, dan sarung tangan.

- Sebagai ternak kesayangan. Jenis kelinci hias eksotis mempunyai bentuk dan ukuran tubuh kecil, lucu, serta warna bulu indah, tebal, dan lembut. Ras kelinci hias seperti Angora, Lyon, Mini Rex, Lops, Fuzzy, Dutch, dan lain-lain.

- Sebagai hewan percobaan. Ternak kelinci banyak digunakan oleh perguruan tinggi, farmasi, dan lembaga-lembaga penelitian. Ras kelinci yang biasa digunakan adalah New Zealand White.

- Sebagai pupuk. Kelinci menghasilkan pupuk bermutu tinggi untuk produk sayuran dan tanaman hias terutama yang ditanam dalam pot.

Menurut Abidin (2003), ternak kelinci memiliki karakteristik yang menguntungkan antara lain : rasa dagingnya lezat dan bergizi tinggi; kelinci dapat hidup dengan kondisi pakan seadanya, misalnya limbah sayuran dari pasar atau

(9)

limbah pertanian; tidak memerlukan lahan yang luas dan pembuatan kandang yang mahal; cepat berkembang biak; saat dewasa (umur 4-6 bulan) dapat melahirkan sampai 10 kali dalam satu tahun dengan jumlah perkelahiran 4-12 ekor; tidak ada agama apapun yang melarang umatnya untuk mengkonsumsi daging kelinci; selama kandang dalam keadaan bersih dan kondisi pakan tercukupi, kelinci tidak mudah terserang penyakit; kulit-bulu kelinci dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku aneka kerajinan; kotoran dan urin kelinci merupakan pupuk kandang yang tinggi unsur hara; pertumbuhan kelinci tidak kalah dari pertumbuhan ayam broiler. Menurut Sarwono (2002), kelinci memiliki potensi besar sebagai ternak penghasil daging. Secara teoritis, sepasang induk kelinci dapat menghasilkan 80 kg daging dalam satu tahun.

Menurut Sumadia dan Rossuartini (2003), kelinci adalah salah satu ternak penghasil daging yang potensial, karena kandungan lemak dan kolesterol yang relatif rendah dibandingkan dengan daging yang berasal dari ternak lain. Menurut Imam (2006), kadar kolesterol kelinci sekitar 164 mg/100 gr daging, sedangkan ayam, sapi, domba, dan babi berkisar 220—250 mg/100 gr daging dan kandungan proteinnya mencapai 21 persen sementara ternak lain hanya 17-20 persen. Dengan demikian kelinci mempunyai peluang untuk dikembangbiakkan sebagai ternak penghasil daging sekaligus menambah penghasilan bagi masyarakat, khususnya masyarakat pedesaan.

2.5. Kendala Pengembangan Peternakan Kelinci

Pada tahun 1980-an pengembangan ternak kelinci mempunyai kendala pada komoditas pasar. Pasar daging kelinci saat itu kurang terbina, sehingga

(10)

peternak kurang intensif menangani ternak kelincinya (Abidin, 2003).Raharjo dan Thahir (2002) menyatakan bahwa kendala utama agribisnis kelinci adalah pemasaran yang kurang populer yang disebabkan tidak tersedianya produk sehingga kurang dikenal pasar, dan rendahnya preferensi terhadap daging kelinci (bunny syndrome).Dari segi produksi, masalah yang dihadapi adalah rendahnya produktivitas, mortalitas yang tinggi dan mutu hasil terutama pada pemeliharaan skala kecil masih rendah.

Menurut Satrio (2005), kelinci mempunyai potensi besar sebagai alternative sumber daging dan produk turunannya. Namun dalam kenyataannya jumlah peternak dan penyedia daging kelinci masih terbatas.Hal ini diduga karena tidak adanya penjajagan kepastian pasar dan daya dukung sosial, dimana masyarakat mencari kelinci sebagai hewan kesayangan sehingga tidak terbiasa mengkonsumsi daging kelinci.

2.6. Landasan Teori

Perencanaan strategis merupakan proses analisis, perumusan, dan evaluasi strategis yang bertujuan agar perusahaan dapat melihatsecara objektif kondisi-kondisi eksternal dan internal untuk mampu mengantisipasiperubahan yang terjadi. Perencanaan strategis penting untuk menghasilkan produkyang sesuai dengan keinginan konsumen dengan dukungan yang optimal darisumberdaya yang ada agar dapat meningkatkan daya saing.

Kegiatan yang paling penting dalam proses analisis adalah memahami seluruh informasi yang terdapat pada suatu kasus, menganalisis situasi untuk mengetahui isu apa yang sedang terjadi, dan memutuskan tindakan apa yang harus segera dilakukan untuk memecahkan masalah. Analisi ini dapat dilakukan dengan

(11)

menggunakan analisis SWOT (strength, weakness, opportunity and threath). Analisis SWOT ini adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan yang di dasarkan pada logika yang dapt dimaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunies), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats).( Rangkuti, 1997 )

Dengan demikian perencana strategi (strategic planner) harus menganalisis faktor-faktor strategi usaha (kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman) dalam kondisi saat ini.Hal ini disebut dengan analisis situasi.Model yang paling populer untuk analisis situasi adalah Analisis SWOT (Rangkuti, 2006). Analisis SWOT merupakan alat analisis situasi yang penting yang dapat membantu pembuat kebijakan mengembangkan empat strategi usaha, yaitu;

1. Strategi SO, yaitu menciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang.

2. Strategi WO, yaitu menciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untukmemnafaatkan peluang.

3. Strategi ST, yaitu menciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untukmengatasi ancaman, dan

4. Strategi WT, yaitu menciptakan strategi yang dapat meminimalkan kelemahandan menghindari ancaman.

(12)

2.7. Kerangka Pemikiran

Salah satu jenis ternak yang mempunyai potensi besar untuk dikembangkan adalah ternak kelinci.Selama ini, peternakan kelinci di Indonesia masih diusahakan sebagai peternakan yang bersifat sambilan yang kegiatan dan manajemennya masih sangat sederhana.Sebagai alternatif usaha, peternakan kelinci sebenarnya dapat dikembangkan dalam bentuk perusahaan peternakan, sasaran produksi kelinci dapat ditingkatkan sesuai target, mutu, dan permintaan pasar yang berkembang.

Kabupaten Karo merupakan salah satu yang menjadi sentra pengembangan usahaternak kelinci di Sumatera Utara.Hal ini di didukung oleh ketersediaan sumberdaya baik sumberdaya alam, sumberdaya manusia, maupun sumberdaya penunjang lainnya. Untuk menentukan alternatif strategi pengembangan usahaternak kelinci diperlukan metode analisis yang tepat, strategi pengembangan ini dianalisis dengan menggunakan matriks SWOT.

(13)

Secara sistematis, kerangka pemikiran dapat digambarkan sebagai berikut:

Keterangan :

: Menyatakan hubungan : Menyatakan pengaruh

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran Usaha Ternak Kelinci

di Kabupaten Karo

Faktor Internal Faktor Eksternal

Strategi Pengembangan Pemasaran Usahaternak Kelinci di Kabupaten Karo Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness) Peluang (Opportunity) Ancaman (Thread) Matriks SWOT

Gambar

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran Usaha Ternak Kelinci

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Dana internal yang merupakan cumulative net income yang dihasilkan perusahaan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap pembiayaan defisit perusahaan manufaktur

Tujuan unluru penelitian ini adalah untuk menipelajari keikutsertaan pasangan usia subur dalam program Keluarga Berencana pada saat krisis ekonomi. Secara khusus tujuan

Suatu metode pendeteksi tepi dikatakan baik jika metode tersebut berhasil mendeteksi tepi dengan tepat, artinya tidak menyatakan suatu piksel yang bukan tepi sebagai tepi

Pendekatan yang digunakan penulis yaitu kualitatif dan metode deskriptif untuk menemukan tujuan dari penelitian ini yaitu diantaranya mengetahui komunikasi persuasif yang

terhadap motivasi belajar peserta didik pada mata pelajaran PAI di SMP Negeri 3 Sungguminasa sebesar 49,5%. Penelitian ini berimplikasi sebagai berikut: 1) Pada dasarnya

Pemesanan obat pada situs ini berdasarkan non-resep selain itu situs ini juga menawarkan berbagai macam kemudahan dan kenyamanan baik dari segi pelayanan sampai mutu obat yang

Dalam menjalankan tugas-tugasnya seorang guru juga dituntut untuk menguasai beberapa kompetensi, yaitu kompe- tensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan