• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Resa Sindi Harja, 2014

Pengetahuan lokal mengenai botani dalam peribahasa bahasa Indonesia yang berkaitan dengan tumbuhan (kajian antropolinguistik)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

26 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Sumber Data Penelitian

Lofland (dalam Kuswarno, 2008: 60) menyatakan bahwa sumber yang utama dalam penulisan kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan, seperti dokumen, dan lain-lain. Hal tersebut berbeda dengan penelitian kuantitatif yang menggunakan proses statistika dalam pengolahan data-data yang berupa angka.

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini berupa kumpulan peribahasa bahasa Indonesia yang telah dibukukan. Peribahasa tersebut bersumber dari buku kumpulan peribahasa yang berjudul Kamus Peribahasa karya J. S. Badudu (2008), 700 Peribahasa Indonesia dan Tambahannya karya Gandasudirja (1986), dan Bunga Rampai Peribahasa dan Pantun karya Hidayat (2004).

Pemilihan sumber data tersebut didasarkan pada pengalaman J. S. Badudu sebagai pakar bahasa Indonesia dan merupakan guru besar linguistik untuk Universitas Padjadjaran Bandung sehingga penulis menilai bahwa pemahaman beliau mengenai bahasa Indonesia sangat kuat. Hal tersebut dibuktikan oleh beliau dengan menulis beberapa buku mengenai bahasa Indonesia, seperti Pelik-pelik

Bahasa Indonesia, Membina Bahasa Indonesia Baku (2 jilid), Bahasa Indonesia: Anda bertanya? Inilah jawabnya, Ejaan Bahasa Indonesia, Kamus Peribahasa, Kamus Ungkapan, dan lain-lain.

Kamus Peribahasa yang penulis pilih ini memiliki kelebihan dibandingkan

dengan kamus-kamus peribahasa bahasa Indonesia yang lainnya. Kelebihan tersebut terletak pada aspek makna. Aspek makna yang disajikan dalam Kamus

Peribahasa tersebut terdiri atas dua arti, yaitu arti sebenarnya dan arti kiasan,

serta setiap peribahasa tersebut diberi kesimpulan sehingga makna peribahasa-peribahasa tersebut semakin lengkap.

(2)

Resa Sindi Harja, 2014

Pengetahuan lokal mengenai botani dalam peribahasa bahasa Indonesia yang berkaitan dengan tumbuhan (kajian antropolinguistik)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Selanjutnya, penggunaan dokumen 700 Peribahasa Indonesia dan

Tambahannya karya Gandasudirja (1986) dan Bunga Rampai Peribahasa dan Pantun karya Hidayat (2004) sebagai sumber data dalam penelitian ini adalah

pelengkap dari dokumen utama. Data-data yang bersumber dari dokumen utama perlu ditambah dari data-data dokumen pelengkap agar data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini terpenuhi. Data-data tersebut merupakan data primer atau utama.

Selanjutnya, sumber data sekunder atau penunjang dalam penelitian ini diambil dari persepsi penutur bahasa Indonesia saat ini. Penutur bahasa Indonesia saat ini meliputi siswa-siswi sekolah menengah atas negeri se-Kota Bandung.

B. Data atau Korpus Penelitian

Data atau korpus dalam penelitian kali ini meliputi data primer dan data sekunder. Berikut adalah uraian-uraiannya.

1) Data primer dalam penelitian ini adalah lema peribahasa bahasa Indonesia yang menggunakan unsur tumbuhan, jenis-jenis tumbuhan, dan hal-hal yang berkaitan dengan tumbuhan. Pemilihan peribahasa tersebut dilatarbelakangi keunikan unsur tumbuhan,jenis-jenis tumbuhan, dan hal-hal yang berkaitan dengan tumbuhan yang jarang digunakan atau dipahami dalam tuturan sehari-hari, seperti miang, punggur, bijan, telang, embacang, aur, gaharu, dan

mumbang.

2) Data sekunder dalam penelitian ini adalah persepsi penutur bahasa Indonesia saat ini mengenai peribahasa bahasa Indonesia.

C. Metode Penelitian

Penelitian ini berhubungan dengan bahasa (peribahasa) dan ilmu pengetahuan lokal. Oleh sebab itu, penelitian ini menggunakan pendekatan antropolinguistik. Selanjutnya, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode etnografi komunikasi.

(3)

Resa Sindi Harja, 2014

Pengetahuan lokal mengenai botani dalam peribahasa bahasa Indonesia yang berkaitan dengan tumbuhan (kajian antropolinguistik)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Etnografi komunikasi adalah pengajian peranan bahasa dalam perilaku komunikatif suatu masyarakat, seperti cara-cara bagaimana bahasa dipergunakan dalam masyarakat yang berbeda-beda kebudayaan (Kuswarno, 2008: 11). Secara sempit, metode etnografi komunikasi ini meliputi bahasa lisan karena dalam aplikasinya penulis dituntut untuk mengikuti kehidupan masyarakat yang akan diteliti, termasuk tuturannya.

Namun, Hymes (1972; 1973; 1980) mengungkapkan bahwa metode etnografi komunikasi tidak hanya meliputi bahasa lisan, tetapi juga meliputi bahasa tulisan. Hal tersebut sejalan dengan Kuswarno (2008: 59) yang menyebutkan bahwa etnografi komunikasi yang meliputi bahasa tulisan atau interpretasi teks adalah ilmu atau seni yang diaplikasikan pada tulisan dan bukan ujaran, dan khususnya pada teks-teks. Dari interprerasi teks tersebut, penulis akan menemukan informasi mengenai pola-pola penggunaan bahasa, dan kebudayaan orang-orang yang membacanya.

Selain itu, metode lain yang mendukung penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif ini merupakan metode yang akan mendeskripsikan hal-hal yang akan dibahas secara sistematis sesuai dengan fakta yang ada.

D. Definisi Operasional

Pada bagian ini, penulis akan mendeskripsikan beberapa definisi operasional dari beberapa istilah yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini.

1) Pengetahuan lokal mengenai botani adalah ilmu pengetahuan lokal masyarakat Melayu tentang karakteristik tumbuhan yang terdapat pada morfologi atau bagian-bagian tumbuhan.

2) Peribahasa bahasa Indonesia yang berkaitan dengan tumbuhan adalah satuan bahasa yang digunakan sebagai perumpaan dan nasihat yang menggunakan unsur tumbuhan yang meliputi akar, batang, daun, buah, bunga, pucuk, putik, jenis-jenis tumbuhan, dan hal-hal yang berhubungan dengan tumbuhan.

(4)

Resa Sindi Harja, 2014

Pengetahuan lokal mengenai botani dalam peribahasa bahasa Indonesia yang berkaitan dengan tumbuhan (kajian antropolinguistik)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3) Antropolinguistik adalah ilmu makro linguistik yang mengaitkan faktor di luar bahasa, seperti budaya atau ilmu pengetahuan lokal (local knowledge), seperti pengetahuan ilmu tumbuhan (botani).

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah kartu data dan lembaran format pertanyaan. Berikut adalah rincian dari instrumen yang digunakan dalam penelitian ini.

1. Kartu Data

Kartu data ini memuat bentuk peribahasa, unsur pembentuk, fungsi sintaksis unsur pembentuk, makna, karakter tumbuhan atau unsur tumbuhan, dan keterangan. Berikut adalah contoh kartu data yang digunakan dalam penelitian ini.

No.

Bentuk Peribahasa Unsur Pembentuk

Fungsi Sintaksis Unsur Pembentuk Makna

Karakter Tumbuhan Keterangan

Tabel 3.1 Contoh kartu data.

2. Lembaran Format Pertanyaan

Contoh format pertanyaan yang digunakan dalam penelitian ini merupakan format pertanyaan yang diadaptasi dari format pertanyaan oleh Sudana, dkk. (2012). Format pertanyaan tersebut disajikan pada bagian lampiran. Format pertanyaan tersebut berupa format mengenai peribahasa bahasa Indonesia yang

(5)

Resa Sindi Harja, 2014

Pengetahuan lokal mengenai botani dalam peribahasa bahasa Indonesia yang berkaitan dengan tumbuhan (kajian antropolinguistik)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

akan diberikan kepada 100 responden. Penulis mengambil 100 responden karena mengacu pada teori Hendry (2010). Hendry (2010) menyebutkan bahwa dalam pemilihan survey dibutuhkan responden minimal 100.

Responden merupakan orang-orang yang sengaja melaporkan perilaku dan pemikiran mereka sendiri (Kuswarno, 2008: 64). Responden tersebut meliputi penutur bahasa Indonesia saat ini yang masih duduk di bangku sekolah menengah atas negeri di Kota Bandung.

Pemilihan responden tersebut berdasarkan pada pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya mengenai peribahasa yang sudah tidak diajarkan secara eksplisit sehingga penulis menilai siswa-siswi sekolah menengah atas tidak tahu secara jelas mengenai peribahasa. Selain itu, pemilihan siswa-siswi sekolah menengah atas sebagai responden karena usia siswa-siswi tersebut termasuk usia ‘matang’ dan remaja. Seperti yang diungkapkan oleh Darajat (1990: 23) bahwa remaja merupakan masa peralihan di antara masa kanak-kanak dan dewasa yang mengalami perkembangan fisik dan psikisnya, serta cara berpikir. Cara berpikir itulah yang akan memengaruhi remaja dalam berbahasa. Alasan lain yang lebih menguatkan penulis untuk memilih anak-anak sekolah menengah atas sebagai reponden adalah kemunculan tulisan Rahardjo (2011) mengenai anaknya yang duduk di kelas dua SMA yang menyatakan bahwa menggunakan peribahasa itu identik dengan bermain drama.

F. Teknik Pengumpulan Data

Cresweel mengemukakan tiga teknik utama dalam pengumpulan data studi etnografi komunikasi, yaitu partisipan observer, wawancara, dan telaah atau analisis dokumen (Kuswarno, 2008: 47-48). Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data dengan telaah atau analisis dokumen dan wawancara untuk mengumpulkan data primer dan penyebaran format pertanyaan kepada responden untuk mengumpulkan data sekunder.

(6)

Resa Sindi Harja, 2014

Pengetahuan lokal mengenai botani dalam peribahasa bahasa Indonesia yang berkaitan dengan tumbuhan (kajian antropolinguistik)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bentuk lain dari analisis dokumen ini adalah content analysis and semiotic

analysis. Kuswarno (2008: 60) mengungkapkan bahwa yang dimaksud dengan content analysis dalam penelitian etnografi komunikasi adalah upaya-upaya

menginterpretasikan makna dari teks, selain mengadakan perhitungan terhadap kode dan kategori-kategori yang khusus. Lalu, yang dimaksud dengan semiotic

analysis adalah upaya untuk menangkap makna dari kata.

Tidak semua dokumen dapat menjadi bahan analisis, dokumen yang dimaksud haruslah dokumen yang dapat mengungkapkan bagaimana subjek penulisan mendefinisikan dirinya sendiri, lingkungan dan situasi yang dihadapinya pada suatu saat, dan bagaimana kaitan antara definisi diri tersebut dalam hubungannya dengan orang-orang di sekelilingnya dengan tindakan-tindakannya itu (Kuswarno, 2008: 59).

Selanjutnya, teknik wawancara dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam. Teknik ini sama dengan teknik wawancara tidak berstruktur. Oleh sebab itu, pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada narasumber tidak memiliki alternatif respon yang ditentukan sebelumnya (Kuswarno, 2008: 54).

Untuk mengumpulkan data sekunder, penulis akan menyebarkan lembaran format pertanyaan dengan teknik simple random sampling (pengambilan sampel secara acak sederhana) (Fraenkel dan Wallen: 1990). Sesuai dengan batasan masalah, penulis mengambil populasi dari sekolah menengah atas negeri di Kota Bandung. Dari 27 sekolah menengah atas negeri di Kota Bandung, penulis akan mengundi sekolah tersebut berdasarkan rayon. Selanjutnya, penulis akan mendapatkan empat nama sekolah menengah atas negeri dan mengampil 25 siswa-siswi dari masing-masing sekolah tersebut sehingga berjumlah 100 responden.

Penulis menggunakan teknik simple random sampling tersebut karena penulis menganggap bahwa populasi siswa-siswa sekolah menengah atas atau sederajat itu homogen. Pernyataan penulis tersebut dilatarbelakangi oleh tidak masuknya peribahasa bahasa Indonesia sebagai kurikulum saat ini. Oleh sebab itu, penulis menganggap bahwa pada umumnya siswa-siswi sekolah menengah atas

(7)

Resa Sindi Harja, 2014

Pengetahuan lokal mengenai botani dalam peribahasa bahasa Indonesia yang berkaitan dengan tumbuhan (kajian antropolinguistik)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

negeri tidak mengetahui peribahasa bahasa Indonesia, khususnya peribahasa bahasa Indonesia yang berkaitan dengan tumbuhan.

G. Teknik Pengolahan Data

Pada tahap ini, setelah penulis mengumpulkan data melalui analisis dokumen, penulis akan melakukan hal-hal berikut.

1) Proses pemilihan data didasarkan pada data peribahasa yang hanya menggunakan unsur tumbuhan, jenis-jenis tumbuhan, dan hal-hal yang berkaitan dengan tumbuhan.

2) Setelah itu, penulis akan memperoleh data yang diinginkan dan akan dilanjutkan pada pengisian kartu data yang meliputi, bentuk peribahasa, unsur pembentuk, makna, dan karakter tumbuhan.

3) Kemudian, penulis akan mendeskripsikan data-data tersebut yang meliputi bentuk peribahasa, makna, dan karakter tumbuhan.

4) Tahap selanjutnya, penulis akan mendeskripsikan fungsi sosial-budaya yang terdapat dalam peribahasa tersebut dan cerminan pengetahuan lokal mengenai botani yang meliputi karakter tumbuhan atau unsur tumbuhan tersebut. 5) Untuk mengolah data sekunder, penulis akan mengklasifikasikan

jawaban-jawaban yang dipilih dari format pertanyaan tersebut.

6) Kemudian, pada akhirnya, penulis akan mengetahui persepsi penutur bahasa Indonesia saat ini mengenai peribahasa bahasa Indonesia.

7) Dari pendeskripsian-pendeskripsian tersebut, penulis akan mengambil simpulan dan membuat rekomendasi.

Gambar

Tabel 3.1 Contoh kartu data.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian sesungguhnya perhatian terhadap kesehatan masyarakat dan upaya mencegah dan menangani wabah penyakit yang beredar di masyarakat Kota Cirebon telah

Dalam konteks ekonomi syariah, sengketa yang tidak dapat diselesaikan baik melalui sulh} (perdamaian) maupun secara tah}ki<m (arbitrase) dapat diselesaikan

Untuk kronologis menurut pendapat kami, peneliti sudah menjelaskan secara terperinci, hal tersebut dapat dilihat dari: Penjabaran peristiwa dilematis antara

Zeorin, senyawa yang diisolasi dari Aegle marmelos Correa, mampu menunjukkan efek penghambatan terhadap pelepasan mediator sel mast yaitu enzim -hexosaminidase dengan

kutu al-arba’ah sebagai pegangan.. syari’at secara mandiri. Mereka mengatakan bahwa iamam mempunyai ilham yang sebanding dengan wahyu bagi Rasulullah saw. Dengan definisi

4,7,8 berdasarkan kuesioner responden paling banyak memiliki lama menyirih 6-10 tahun sebanyak 17 orang (40,4%).Berdasarkan uji korelasi menggunakan chi-square test,

Karena anak menghabiskan banyak waktu dengan bermain dan berolah raga dengan teman-teman sebaya, maka anak yang keterampilannya dalam bidang tersebut melebihi anggota kelompok yang

Faktor yang menyebabkan mahasiswa PPL mengalami kesulitan saat melaksanakan ouyou renshuu adalah maha- siswa PPL memberikan masukan dan ungkapan baru yang bisa digunakan