MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PENCERMINAN
BANGUN DATAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH PADA SISWA
KELAS IV SDN 28 BONGOMEME
KABUPATEN GORONTALO
SKRIPSIDiajukan Sebagai Prasyarat Mengikuti Ujian Sarjana Pendidikan Pada Fakultas Ilmu Pendidikan
Oleh
OLAN M LASENA
NIM : 151 412 232PROGRAM STUDI S-1 PGSD
JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2013
MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PENCERMINAN
BANGUN DATAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH PADA SISWA
KELAS IV SDN 28 BONGOMEME
KABUPATEN GORONTALO
SKRIPSIDiajukan Sebagai Prasyarat Mengikuti Ujian Sarjana Pendidikan Pada Fakultas Ilmu Pendidikan
Oleh
OLAN M LASENA
NIM : 151 412 232PROGRAM STUDI S-1 PGSD
JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2013
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“Jika kamu menginginkan sesuatu pikirkanlah akibatnya, jika baik kerjakanlah tetapi jika tidak tinggalkanlah.” (HR. Ubadan Ibnu Shamit)
”Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati
supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.”
(Q. S Al Ashr : 1-3)
”Semua orang berkembang karena pengalaman apabila mereka menjalaninya dengan kejujuran dan kesungguhan.”
Kupersembahkan hasil karya skripsiku ini untuk:
1. Ibunda Nety Ismail dan Ayahanda Musu Lasena yang tercinta. Terima kasih atas semua kasih sayang, do’a, serta nasihat yang telah engkau berikan. 2. Adik dan kakakku, dik Ayun, Kak Roys, dan kak Oman. Terima kasih atas
dukungan, kasih sayang, dan semangatnya selama ini.
3. Nur’Afni R Lasena ponakanku tersayang, yang selalu menjadi penyemangat bagiku
4. Sahabat-sahabatku semua. Terima kasih atas dukungan yang telah kalian berikan selama ini.
ALMAMATERKU TERCINTA TEMPAT AKU MENIMBA ILMU UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia yang telah dilimpahkan-nya, sehingga penulis memperoleh kekuatan baik lahir maupun batin dalam menyusun dan merampungkan sskripsi ini..
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam pennyusunan skripsi ini sebagai manusia biasa, tentunya tidak akan luput dari hambatan dan kesalahan yang dihadapi oleh penulis namun berkat karunia dan ridho Allah SWT, serta bimbingan dosen dan bantuan semua pihak, sehingga skripsi ini bisa selesai tepat pada waktunya. Oleh karena ittu, dengan segala kerendahan hati, melalui kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada: 1. Dr. H. Syamsu Qamar Badu,M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri
Gorontalo.
2. Prof. Dr. H. Sarson W.Dj. Pomalato,M.Pd, Eduart Wolok, ST. MT, Dr Fence Wantu, SH, MH, Prof. Dr. H. Hasanudin Fatsah, M.Hum, masing-masing selaku Pembantu Rektor I, II, III dan Pembantu Rektor IV Universitas Negeri Gorontalo.
3. Prof. Dr. H. Abdul Haris PanaI, S.Pd. M.Pd, selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo, yang telah bersedia memberikan iziin dalam melaksanakan penelitian ini.
4. Dra. Hj. Rena L. Madina, M.Pd, Prof. Dr. H. Ansar Made, S.Pd, M.Si, Drs. H. Haris Mahmud, S.Pd. M.Si, masing-masing selaku Pembantu Dekan I,II dan III Fakultas Ilmu Pendidikan.
5. Dra. Hj. Hakop Walangadi, M.Si, dan Dra. Hj. Evi Hasyim, M.Pd, selaku ketua jurusan dan sekertaris Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo.
6. Drs Perry Zakaria, M.Pd dan Ismail Pioke, S.Pd. M.Pd selaku dosen pembimbing I dan II telah memberikan bimbingan, petunjuk, serta pengarahan selama penulisan skripsi ini.
7. Dr. Hj. Asni Ilham S.Pd M.Si dan Dra. Samsiar RivaI, S.Pd, M.Pd selaku penguji I dan II yang telah memberikan pengarahan dalam pelaksanaan ujian seminar hasil dan skripsi.
8. Staf Dosen dan Staf tata usaha Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo yang telah banyak memberikan ilmu kepada saya.
9. Susanto A Napu, S.Pd selaku kepala sekolah SDN 28 Bongomeme Kabupaten Gorontalo yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian ini. 10. Seluruh staf SDN 28 Bongomeme Kabupaten Gorontalo yang telah banyak
membantu sehingga penelitian ini dapat berjalan lancer.
11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan dorongan/semangat serta bantuan selama penulisan skripsi ini. Semoga bantuan dan bimbingan serta petunjuk yang diberikan oleh berbagai pihak akan mendapat imbalan yang setimpal dari Allah SWT.
Akhirnya semoga bantuan, bimbingan dan petunjuk yang di berikn oleh semua pihak dan mendapat imbalan yang setimpal dari yang Maha Besar Ilahi Rabbbi dan semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-nya kepada kita sekalian, Amin ya rabbal alamin.
Gorontalo, juni 2013
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL……… LOGO UNG………. HALAMAN JUDUL……… i SURAT PERNYATAAN………... ii LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING……… ii LEMBAR PENGESAHAN... ABSTRAK……… ABSTRACT…...……….. MOTTO DAN PERSEMBAHAN………... KATA PENGANTAR………. DAFTAR ISI……… DAFTAR TABEL……… DAFTAR LAMPIRAN………
BAB I PENDAHULUAN………1
1.1 Latar Belakan Masalah……… 1.2 Identifikasi Masalah………... 1.3 Rumusan Masalah………... 1.4 Cara Pemecahan Masalah……… 1.5 Tujuan Penelitian……….... 1.6 Manfaat Penelitian………... BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN………...
2.1 Kajian Teoritis……….... 2.1.1 Hakekat Pemahaman Konsep.………..
2.1.2 Konsep Pencerminan Bangun Datar………
2.1.3 Model Pembelajaran kooperatif Tipe Make A Match…… 2.1.4 Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Make A Match……….. 2.1.5 Kajian Yang Relevan………. 2.2 Hipotesis Tindakan………. 2.3 Indikator……….. BAB III METODE PENELITIAN………..
3.1 Latar Dan Karasteristik Subyek Penelitian………. 3.1.1 Lokasi Penelitian……….. 3.1.2 Karasteristik Subyek Penelitian……… 3.2 Variabel Penelitian………. 3.3 Prosedur Penelitian………. 3.4 Teknik Pengumpulan Data………... 1 1 3 4 4 5 5 6 6 6 7 11 13 14 16 16 i ii iii iv v vi vii viii ix x 17 17 17 17 17 18 18
3.5 Analisis Data……… BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………
1.1 Deskripsi Hasil Penelitian……….…………..……… 4.1.1 Hasil Tindakan Siklus I………. ………...…………
4.1.1.1 Hasil Kesiapan Pelaksanaan Penelitian…………. 4.1.1.2 Hasil Pelaksanaan Tindakan Penelitian………...… 4.1.1.3 Hasil Pantauan Dan Evaluasi…………...……….. 4.1.1.4 Hasil Analisis Dan Refleksi…….……….... 4.1.2 Hasil Tindakan Siklus II………..
4.1.2.1 Hasil Kesiapan Pelaksanaan Penelitian………...… 4.1.2.2 Hasil Pelaksanaan Penelitian Siklus II..………...… 4.1.2.3 Hasil Pantauan Dan Evaluasi………...… 4.2 Pembahasan………. BAB V PENUTUP...………. 5.1 Simpulan………. 5.2 Saran………. DAFTAR PUSTAKA……… 20 21 21 22 22 22 25 28 30 30 31 34 36 39 39 39 41
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman Tabel 1 Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Siklus I……...……… Tabel 2 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus I………...……….………….
Tabel 3 Hasil Tes/Evaluasi Belajar Siswa Siklus I…...………
Tabel 4 Hasil Pantauan Guru Dan Siswa Siklus I……….………...……….
Tabel 5 Hasil Evaluasi Belajar Siswa Siklus I………...…………
Tabel 6 Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Siklus II ………
Tabel 7 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus II………
Tabel 8 Hasil Tes/Evaluasi Belajar Siswa Siklus II………...
Tabel 9 Hasil Pantauan Guru Dan Siswa Siklus II………...……….
Tabel 10 Hasil Evaluasi Belajar Siswa Siklus II………. Tabel 11 Perbandingan Hasil Siklus I Dan Siklus II………
23 24 25 26 27 31 32 33 34 35 36
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
LAMPIRAN I : Format Wawancara……….
LAMPIRAN II : Kisi-Kisi Instrumen Penelitian……….
LAMPIRAN III : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I……….
LAMPIRAN IV : Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I………
LAMPIRAN V : Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I………
LAMPIRAN VI : Hasil Evaluasi Belajar Siswa Siklus I………. LAMPIRAN VII : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II………….. LAMPIRAN VIII : Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II……….. LAMPIRAN IX : Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II……….
LAMPIRAN X : Hasil Evaluasi Belajar Siswa Siklus II………
LAMPIRAN XI : Dokumentasi Pembelajaran………
43 44 46 55 57 59 60 70 72 74 75
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pada masa lalu, pembelajaran matematika pada siswa sekolah dasar lebih menekankan ingatan dan penguasaan keterampilan dasar matematika secara prosedural. Dewasa ini cara pembelajaran tersebut dipandang sebagai cara pembelajaran konvensional karena dianggap kurang mengembangkan potensi-potensi yang ada pada diri siswa secara optimal. Sedang dalam pandangan pembelajaran matematika dewasa ini banyak para ahli yang mengemukakan bahwa salah satu faktor utama dalam pembelajaran matematika adalah pemahaman siswa terhadap konsep matematika yang dapat mengembangkan gagasan dan kemampuan berpikir siswa.
Untuk dapat mengembangkan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep matematika secara baik, mereka memerlukan kegiatan-kegiatan praktis. Dengan cara menggali gagasan dan konsep matematika melalui kegiatan praktis itu dapat melibatkan siswa untuk berpikir lebih mudah memahami dan menjadikan suatu konsep matematika sebagai bagian dari pengetahuannya.
Disisi lain, banyak pula para ahli yang mengemukakan bahwa pembelajaran matematika akan menjadi lebih efektif jika dilakukan dalam suasana kerja kelompok. Siswa akan lebih banyak belajar jika dalam suasana yang memungkinkan mereka melakukan gagasan-gagasan bersama dengan siswa yang lain dari pada bekerja seorang diri. Hal ini bukan berarti bahwa siswa tidak perlu diberi kesempatan untuk bekerja sendirian dalam menyelesaikan tugas
matematika. Melatih siswa untuk mengkonstruksi pengetahuannya secara mandiri itu tetap penting, tetapi mereka juga perlu diberi kesempatan dalam mengetahui secara pasti untuk menguji kembali suatu gagasan baru yang telah mereka pahami melalui cara kerja sama.
Khususnya dalam pemahaman konsep pencerminan bangun datar yang diajarkan pada siswa kelas IV sekolah dasar, mereka perlu memahami secara mandiri terhadap konsep tersebut. Namun disisi lain, meskipun siswa telah memahami konsepnya, mereka masih mengalami kesulitan untuk menentukan secara pasti terhadap kemungkinan-kemungkinan bangun yang terbentuk sebagai hasil pencerminan dari suatu bangun yang mereka telah ketahui.
Pada kenyataan di lapangan, sesuai hasil pengamatan yang dilakukan peneliti terhadap pembelajaran materi pencerminan bangun datar pada siswa kelas IV SDN 28 Bongomeme menunjukkan hasil belajar siswa masih rendah. Hal ini jelas terlihat bahwa dari 24 siswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran, hanya terdapat 7 siswa yang memperoleh nilai 70 ke atas.
Rendahnya hasil belajar siswa yang dikemukakan di atas, menurut hasil pengamatan penulis dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut antara lain ; Kurangnya perhatian siswa terhadap materi pencerminan bangun datar yang diajarkan oleh guru, Siswa mengalami kesulitan dalam memahami konsep pencerminan bangun datar yang disajikan guru dalam bentuk ceramah, Siswa mengalami kesulitan menentukan benar tidaknya hasil pencerminan suatu bangun datar tertentu.
Mencermati persoalan atau kesulitan siswa dalam pembelajaran yang diuraikan di atas, penulis cenderung memilih model pembelajaran tipe Make A
Match dalam pembelajaran. Model pembelajaran ini pertama kali dikembangkan
oleh Lorn Curran (1995) dalam mencari variasi model berpasangan. Dengan memakai media kartu soal dan jawaban, setiap siswa diajak memikirkan jawaban dari soal yang dipegang. sedangkan pada siswa yang lain harus memikirkan soal dari jawaban yang diterima sekaligus mencari pasangan masing-masing atas soal dari jawaban kartunya. Model pembelajaran ini dapat mendidik siswa untuk bergerak cepat dan tangkas dalam memahami pertanyaan, selain harus berpikir cerdik untuk memperoleh jawaban dari tugas yang diberikan. Strategi dalam pembelajaran mencari pasangan inilah yang mungkin akan membantu meningkatkan pemahaman konsep pencerminan bangun datar pada siswa.
Berdasarkan uraian tersebut, penulis mengadakan penelitian dengan formulasi judul “Meningkatkan Pemahaman Konsep Pencerminan Bangun Datar Melalui Model Pembelajaran cooperative Tipe Make A Match Pada Siswa Kelas IV SDN 28 Bongomeme Kabupaten Gorontalo”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dalam penelitian ini dapat diidentifikasi permasalahan sebagai berikut :
a) Siswa tidak memperhatiakn materi pencerminan bangun datar yang diajarkan oleh guru
b) Siswa mengalami kesulitan dalam memahami konsep pencerminan bangun datar yang disajikan dalam bentuk ceramah
c) Siswa mengalami kesulitan dalam menentukan benar tidaknya hasil pencerminan suatu bangun datar tertentu
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut “Apakah pemahaman konsep pencerminan bangun datar dapat meningkat dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match pada siswa kelas IV SDN 28 Bongomeme Kab. Gorontalo”.
1.4 Cara Pemecahan Masalah
Upaya dalam rangka meningkatkan pemahaman siswa di kelas IV SDN 28 Bongomeme, maka dalam penelitian tindakan kelas ini penulis menggunakan model pembelajaran cooperative tipe make a match sebagai alternatif pemecahan masalah dengan langkah –langkah sebagai berikut :
- Guru menyiapkan bebrapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk seri review, sebaliknya satu bagian kartu berisi soal dan bagian lainnya berisi jawaban
- setiap siswa mendapat satu buah kartu
- setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya
- setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin
- setiap satu babak, kartu dikocok lagi agar setiap siswa mendapat kartu yang berbeda dengan sebelumnya.
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan utama penelitian ini adalah untuk meningkatkan pemahaman konsep pencerminan bangun datar melalui model pembelajaran cooperative tipe
make a match pada siswa kelas IV SDN 28 Tahun Pelajaran 2012/2013
Bongomeme Kabupaten Gorontalo.
1.6 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut:
1) Bagi Siswa : Meningkatkan pemahaman siswa dalam pelajaran matematika khususnya pada konsep pencerminan bangun datar.
2) Bagi Guru : Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu guru untuk mengetahui cara mengajar/strategi pembelajaran yang dapat memperbaiki dan meningkatkan sistem pembelajaran di kelas, sehingga permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh guru dapat teratasi.
3) Bagi Sekolah : Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan sumbangan pikiran yang baik dalam rangka meningkatkan mutu proses belajar mengajar. 4) Bagi Peneliti: Meningkatkan pengetahuan dan wawasan dalam penelitian
BAB II
KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN
2.1 Kajian Teoretis
2.1.1 Hakekat Pemahaman Konsep
Menurut kamus lengkap Bahasa Indonesia pemahaman adalah sesuatu hal yang di pahami dan di mengerti dengan benar. Ernawati (2003;8) mengemukakan bahwa “Pemahaman adalah kemampuan menangkap pengertian-pengertian seperti mampu mengungkapkan suatu materi yang disajikan dalam bentuk lain, mampu memberikan interpretasi dan mampu mengklasifikasikannya”. Menurut Hamalik (2003;48) bahwa “pemahaman adalah kemampuan melihat hubungan antara berbagai faktor atau unsur dalam situasi yang problematis”.
http://cirukem.org/pendidikan.cirukem/penelitian/&q=arti+dari+pemahaman+dala m+pembelajaran/html. (diakses tanggal 27 februari 2013)
Bloom (dalam Uzer, 2006:35) menjelaskan “pemahaman mengacu pada kemampuan memahami makna materi, aspek ini satu tingkat diatas pengetahuan dan merupakan tingkat berpikir yang rendah”.
Mulyasa (2007:80) mendefinisikan “pemahaman adalah kemampuan untuk memahami ide-ide yang diekspresikan dengan kata-kata atau bunyi atau simbol, serta untuk belajar”.
www.masbied.com>home>ensiklopedia>2011>definisi-pemahaman-menurut-para-ahli.html (diakses tanggal 27 februari 2013)
Suharsimi (2009:118) menyatakan bahwa pemahaman (comprehension) adalah bagaimana seorang memperthankan, membedakan, menduga (estimates),
menerangkan, memperluas, menyimpulkan, menggeneralisasikan, memberikan contoh, menuliskan kembali, dan memperkirakan.
http://megasiana.com/cirukem/pemahaman-siswa-dalam-proses-belajar.html (diakses tanggal 21 juni 2013)
Patria (2007:21) mengatakan bahwa apa yang dimaksud dengan pemahaman konsep adalah kemampuan siswa yang berupa penguasaan sejumlah materi pelajaran, dimana siswa tidak sekedar mengetahui atau mengingat sejumlah konsep yang dipelajari, tetapi mampu mengungkapkan kembali dalam bentuk lain yang mudah dimengerti. Memberikan interprestasi data dan mampu mengaplikasikan konsep yang sesuai dengan struktur kognitif yang dimilikinya. http://mediaharja.blogspot.com/2011/11/pemahaman-konsep.html (diakses tanggal 8 juli 2013)
Dari penjelasan para ahli di atas maka yang dimaksud dengan pemahaman konsep adalah kemampuan yang dimiliki seseorang untuk mengemukakan kembali ilmu yang diperolehnya baik dalam bentuk ucapan maupun tulisan kepada orang sehingga orang lain tersebut benar-benar mengerti apa yang disampaiakan.
2.1.2 Konsep Pencerminan Bangun Datar
Soetopo (2004:154-155) mengemukakan bahwa “pencerminan suatu benda akan menghasilkan bayangan yang sama bentuk dan ukurannya dengan benda yang dicerminkan tersebut, jarak benda ke cermin sama dengan jarak bayangan ke cermin, bagian kiri benda akan menjadi bagian kanan pada bayangannya. Benda yang terletak di depan cermin di atas memiliki bentuk, ukuran, dan tinggi
yang sama dengan bayangannya. Bagian kanan benda sama dengan bagian kiri bayangannya”.
Karim, dkk (2008:3.38) Mengatakan bahwa “Untuk menentukan bayangan bangun datar terhadap cermin tersebut yakni dengan menarik suatu garis lurus dari titik A tegak lurus cermin (digambarkan dengan garis). A
Perpotongannya adalah titik P, ukurlah jarak titik A ke titik P, tetapkan titik A1 yaitu suatu titik yang terletak pada perpanjangan AP dan jarak AP sama dengan PA1, begitupula dengan titik B, C, dan D. Misalkan titik-titik hasilnya adalah B1, C1, dan D1. Selanjutnya hubungkan titik A1 dengan B1 , B1 dengan C1, C1 dengan D1 dan D1 dengan A1. Maka diperoleh gambar suatu bangun A1 B1 C1 D1 yang kongruen dengan bangun datar ABCD. Bangun datar A1 B1 C1 D1 yang diperoleh disebut bayangan dari bangun datar ABCD.
Pencerminan dapat diperoleh melalui langkah-langkah sebagai berikut: a) Tentukanlah terlebih dahulu sumbu cerminnya atau sumbu simetri
b) Tarik garis tegak lurus pada sumbu cermun dari tiap-tiap sudut bangun (titik) yang hendak dibuat pencerminannya
c) Jarak antara titik sudut bangun dengan titik sudut pencerminannya harus sama terhadap sumbu simetri.
A P D P B P C P P A1 P D1 P B1 P C1
Suatu pencerminan ditentukan oleh suatu garis, dan garis ini disebut sumbu pencerminan. Akhmad Turodi (2010:46) mengemukakan bahwa “ Dengan menempatkan sebuah cermin yang diletakkan di depan suatu bangun di sebaliknya akan terlihat bangun yang serupa. Dengan demikian, bangun datar di sebelah kiri cermin akan terlihat disebelah kanan cermin”.
Agar pencerminan ini mudah dipahami, maka dapat dilihat pada gambar sebagai berikut: 1. Persegi a b b1 a 1 d c c1 d1 2. Persegi Panjang a b b b1 a1 d c c1 d1 3. Segi Tiga a a1 b c c1 b1
4. Jajar Genjang a b b1 a1 d c c1 d1 5. Trapesium a b b1 a1 d c c1 d1 6. Belah Ketupat a a d b b1 d1 c c1 7. Layang-Layang a a1 d b b1 d1 c c1
Selain cermin datar dapat juga dicoba dengan melipat kertas, garis bekas lipatan pada kertas dianggap sebagai cermin, apabila kertas dilipat sama besar, maka terlihat bahwa lipatan sebelah kiri sama dengan lipatan sebelah kanan.
Dari penjelasan di atas disimpulkan sifat pencerminan adalah “jarak benda asli dengan benda pada bayangan sama”.
2.1.3 Model Pembelajaran Cooperative Tipe Make A Match
2.1.3.1 Pengertian Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Pembelajaran kooperatif merupakan sistem pengajaran yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dalam tugas-tugas yang terstruktur. Sugandi (dalam Tukiran, dkk, 2011;55) mengemukakan bahwa Pembelajaran kooperatif dikenal dengan pembelajaran secara berkolompok. Tetapi belajar kooperatif lebih dari sekedar belajar kelompok atau kerja kelompok karena dalam belajar kooperatif ada struktur dorongan atau tugas yang bersifat kooperatif sehingga memungkinkan terjadinya interdepedensi efektif diantara anggota kelompok. Jadi model pembelajaran kooperatif adalah kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerja sama, saling membantu mengkonstruksi konsep, menyelesaikan persoalan, atau inkuiri.
Nurani-mustintin.blogspot.com/2012.pembelajaran-kooperatif-tipe-make-a
match.html (diakses tanggal 02 maret 2013)
2.1.3.2 Pengertian Make A Match
Murniasih Dkk (2010;58) Mengemukakan bahwa model pembelajaran make
a match dimana siswa disuruh untuk mencari pasangan kartu yang merupakan
poin. Jadi, make a match atau mencari pasangan adalah model pembelajaran kooperatif dengan cara mencari pasangan soal/jawaban yang tepat, siswa yang sudah menemukan pasangannya sebelum batas waktu akan mendapat poin. Pasangan-pasangan yang sudah terbentuk wajib menunjukkan pertanyaan-pertanyaan jawaban dan dibacakan didepan kelas.
2.1.3.3 Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe make a match 1) Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik
yang cocok untuk seri review, sebaliknya satu bagian kartu berisi soal dan bagian lainnya berisi jawaban
2) setiap siswa mendapat satu buah kartu
3) setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan soal atau jawabannya
4) setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin
5) setiap satu babak, kartu dikocok lagi agar setiap siswa mendapat kartu yang berbeda dengan sebelumnya.
2.1.3.4 Kelebihan Dan Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Make A Match
a. Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match
Kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe make a match adalah sebagai berikut :
1) Mampu menciptakan suasana belajar aktif dan menyenangkan.
3) Mampu meningkatkan hasil belajar siswa mencapai taraf ketuntasan belajar secara klasikal.
4) Proses pembelajaran akan menarik.
b. Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match
Selain memiliki kelebihan, model pembelajaran kooperatif tipe make a
match juga memiliki kelemahan, yaitu :
1) Diperlukan bimbingan dari guru untuk melakukan kegiatan.
2) Waktu yang tersedia perlu dibatasi jangan sampai siswa bermain-main dalam pembelajaran.
3) Guru perlu persiapan alat dan bahan yang memadai.
2.1.4 Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Pada Materi Pencerminan Bangun Datar
Pembelajaran matematika tentang suatu konsep pencerminan bangun datar melalui model pembelajaran kooperatif tipe make a match adalah penyajian materi dengan cara membagi siswa secara berpasangan.
Dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe make a match pada materi pencerminan bangun datar pertama yang dilakukan oleh guru adalah menjelaskan materi kepada siswa, yakni dengan mengenalkan terlebih dahulu macam-macam bangun datar. Setelah itu guru menjelaskan kepada siswa langkah-langkah menetukan bayangan bangun datar pada cermin dalam hal ini cermin digambarkan dengan sumbu simetri. Setelah guru selesai menjelaskan materi secara jelas kepada siswa, guru memberikan pertanyaan yang sudah disediakan dalam bentuk kartu soal, dimana soal yang ada pada kartu tersebut sudah ada
pasangan jawabannya pada kartu jawaban. Guru membagikan kartu tersebut kepada masing-masing siswa dan setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan soal atau jawabannya. Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu akan mendapatkan poin. Setiap satu babak, kartu dikocok lagi agar setiap siswa mendapatkan kartu yang berbeda dengan sebelumnya. Setelah itu guru mengumpulkan kembali kartu dan menyimpulkan materi.
2.1.5 Kajian Penelitian Yang Relevan
Ratna Satyawati (2009;iv), ”Upaya Meningkatkan Minat Belajar Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Jetis Bantul Dengan Model
Cooperative Learning Tipe Make A Match”, Penelitian yang dilakukan dalam
pembelajaran matematika dengan model cooperative learning tipe make a match di kelas VIII E SMP Negeri I Jetis Bantul ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses pembelajaran matematika dengan menggunakan model cooperative
learning tipe make a match dan meningkatkan minat belajar siswa kelas VIII E
SMP Negeri 1 Jetis Bantul dalam pembelajaran matematika. Minat yang diamati meliputi empat aspek yaitu ketertarikan, keingintahuan, rasa senang, dan perhatian.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Sebelum dilakukan tindakan, siswa mengisi angket yang digunakan untuk mengetahui minat belajar matematika. Penelitian dilakukan dalam dua siklus. Siklus I terdiri dari tiga pertemuan dan siklus II terdiri dari empat pertemuan. Pada setiap akhir siklus melakukan pengisian angket dan mengerjakan tes prestasi. Data hasil
penelitian diperoleh dari hasil observasi aktivitas belajar matematika siswa ketika tindakan dilakukan, hasil angket sebelum pembelajaran, hasil angket setelah siklus I dan hasil angket setelah siklus II, serta hasil tes prestasi siswa setelah siklus I dan siklus II.
Penelitian ini menyimpulkan (1) Proses cooperative learning tipe make a
match yang dapat meningkatkan minat belajar siswa sebagai berikut: (a) Siswa
dikelompokkan secara heterogen, setiap kelompok terdiri dari empat orang dan diberi LKS untuk didiskusikan, (b) Sebagai sesi review, setiap siswa memperoleh dua buah kartu yang berisi kartu soal dan kartu jawab yang bukan pasangannya, setiap siswa mencari kartu jawaban dari kartu soal yang dipegang yang berada pada teman satu kelompok atau dua kelompok lain yang telah ditentukan sebelumnya, jika seluruh anggota kelompok telah menemukan pasangan kartu yang cocok, maka kelompok tersebut memberi tanda, jika ada siswa yang tidak dapat mencocokkan kartunya, akan mendapat hukuman yang telah disepakati bersama, siswa juga boleh bergabung dengan 2 atau 3 siswa lainnya yang memegang kartu yang cocok. (2) Dengan cooperative learning tipe make a
match, minat belajar matematika siswa mengalami peningkatan. Berdasarkan
hasil observasi, minat belajar matematika siswa setelah siklus I 63,3% dan setelah siklus II naik menjadi 81,4%. Berdasarkan hasil angket, minat belajar siswa sebelum tindakan, setelah siklus I dan setelah siklus II berturut-turut 59,3%, 61,5%, dan 67,8%. Meningkatnya minat belajar matematika siswa berdampak pada hasil tes prestasi siswa, yang ditunjukan dengan meningkatnya rata-rata hasil tes prestasi siswa dari 75,6 pada siklus I menjadi 78,2 pada siklus II.
2.2 Hipotesis Tinadakan
Hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : “Jika digunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match maka pemahaman konsep pencerminan bangun datar pada siswa kelas IV akan meningkat”.
2.3 Indikator
Penelitian tindakan ini dinyatakan berhasil bila terjadi peningkatan kualitas belajar mengajar yang ditandai dengan :
1) pemahaman belajar siswa minimal 75 % dari seluruh siswa yang dikenai tindakan memperoleh nilai 70 ke atas pada materi sajian.
2) Aktifitas Guru dalam pembelajaran harus tuntas minimal 70 % kriteria minimal baik.
3) Aktifitas Siswa dalam pembelajaran harus tuntas minimal 70 % kriteria minimal baik.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Latar dan Karasteristik Subyek Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian
Penelitian tindakan ini dilaksanakan di SDN 28 Bongomeme Kecamatan Bongomeme Kabupaten Gorontalo pada tahun ajaran 2012/ 2013 dalam jangka waktu 3 bulan.
3.1.2 Karasteristik Subyek Penelitian
Sebagai subyek penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN 28 Bongomeme sebanyak 24 orang dengan rincian 13 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan. Memperhatikan hasil observasi awal, kelas tersebut merupakan kelas yang berprestasi sedang, dan pemahaman belajarnya pada matematika berbeda-beda.
3.2 Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini meliputi :
1) Variabel Input, yakni siswa kelas IV SDN 28 Bongomeme Kec Bongomeme Kab. Gorontalo tahun pelajaran 2012/2013, guru kelas dan sumber belajar 2) Variabel Proses, yakni keberlangsungan penerapan model pembelajaran tipe
make a match dalam pembelajaran materi Pencerminan bangun datar
3) Variabel Output, yakni meningkatkan pemahaman konsep pencerminan bangun datar melalui model pembelajaran kooperatif tipe make a match yang diukur dengan indikator mengidentifikasi pencerminan bangun datar dan menentukan sifat-sifat pencerminan bangun datar.
3.3 Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian akan di uraikan sebagai berikut : 3.3.1 Persiapan
a. Mengadakan konsultasi dalam hal permohonan kepada kepala sekolah, guru, dan pihak-pihak yang terkait dalam penelitian yang dilaksanakan di sekolah tersebut.
b. Menentukan instrumen penelitian, alat pemantau dalam pengumpulan data. c. Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
d. Menyiapkan lembar observasi aktivasi guru e. Menyiapkan lembar observasi aktivasi siswa f. Menyiapkan lembar evaluasi belajar siswa
3.3.2 Pelaksanaan Tindakan
Dalam kegiatan penelitian ini yang bertindak sebagai pemberi tindakan adalah peneliti sendiri. Dalam pelaksanaannya, peneliti dibantu oleh teman sejawat yang melakukan observasi selama tindakan pembelajaran berlangsung. Dalam pelaksanaanya, observasi dilakukan berdasarkan panduan pada lembar observasi yang telah disiapkan.
3.3.3 Tahap Pemantaun dan Evaluasi
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, selanjutnya diadakan pemantauan terhadap aspek-aspek yang dikembangkan dalam proses pembelajaran yang telah direncanakan, sehingga melalui pantauan yang dilakukan dapat ditentukan aspek mana yang telah dikembangkan secara optimal atau yang belum optimal.
3.3.4 Tahap Analisis dan Refleksi 3.3.4.1 Tahap Analisis
Berdasarkan hasil penelitian akan dilakukan analisis terhadap kelemahan-kelemahan dalam kegiatan pembelajaran serta capaian indikator yang telah ditetapkan. Sehingga dengan melalui hasil analisis dapat ditentukan hal-hal yang perlu diperbaiki dalam proses pembelajaran dan bagaimana perbaikan itu dilakukan. Hasil perbaikan yang dilakukan menjadi refleksi terhadap pembelajaran terhadap siklus berikutnya.
3.3.4.2 Tahap Refleksi
Berdasarkan hasil analisis terhadap kelemahan-kelemahan dalam kegiatan pembelajaran tersebut akan dilakukan upaya perbaikan sebagai tindak lanjut untuk peningkatan pemahaman siswa sesuai dengan capaian indikator yang telah ditetapkan.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data penelitian tinadakan kelas ini meliputi :
1) Teknik observasi guru dalam melaksanakan pembelajaran yang digunakan untuk menilai seluruh aspek kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru
2) Teknik observasi siswa yang digunakan untuk mengamati dan menilai seluruh aktivitas siswa pada setiap pembelajaran
3) Tes tertulis digunakan untuk memperoleh data hasil belajar siswa berdasarkan penilaian pada setiap siklus pembelajaran
4) Dokumentasi dilakukan di SDN 28 Bongomeme Kec. Bongomeme Kab. Gorontalo tempat penelitian yang digunakan sebagai sumber bukti informasi
3.5 Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini dilaksanakan secara kuantitatif dengan mendeskripsikan hasil-hasil kegiatan yang dilaksanakan oleh siswa maupun guru dalam penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe make a match.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Hasil Penelitian
Sebagaimana dikemukakan pada bahasan bab II sebelumnya bahwa hipotesis penelitian ini dibuktikan dengan mengacu pada indikator kinerja yang telah ditetapkan pada bahasan bab II sebelumnya. Indikator kinerja tersebut adalah minimal 75 % dari seluruh siswa yang dikenai tindakan memperoleh nilai 70 ke atas. Untuk pencapaian indikator yang dimaksud maka kegiatan penelitian ini dapat terlaksana melalui dua siklus. Namun sebelumnya penelitian ini diawali dengan observasi awal terhadap subyek penelitian yang menjadi sumber pengumpulan data awal sebagai dasar dalam penelitian tindakan kelas (PTK).
Dari hasil observasi awal yang dilakukan oleh peneliti di kelas IV SDN 28 Bongomeme Kabupaten Gorontalo bahwa permasalahan yang ditemukan adalah rendahnya pemahaman siswa terhadap pencerminan bangun datar dengan kategori mampu sejumlah 7 orang atau persentase 29,17 % sedangkan yang tidak mampu sejumlah 17 orang atau persentase 70,83 %.
Dari hasil observasi awal dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah kurang tepat diterapkan pada materi pencerminan bangun datar. Oleh karena itu perlu adanya perubahan metode atau model pembelajaran yang dilkasanakan oleh guru pada materi pencerminan bangun datar agar siswa lebih aktif dalam pembelajaran dan mencapai pemahaman yang diharapkan. Adapun model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran kooperatif tipe make a match dalam pelaksanaan tindakan kelas
yaitu tindakan siklus I dan siklus II. Tindakan siklus II dilakukan apabila pada siklus I siswa belum mencapai indikator kinerja yang telah ditetapkan.
4.1.1 Hasil Tindakan Siklus I
Tindakan siklus I ini dilaksanakan pada hari senin tanggal 13 Mei 2013 diikuti oleh seluruh siswa yang telah ditetapkan sebagai subyek penelitian.
Sesuai prosedur penelitian yang telah diuraikan pada bahasan bab III sebelumnya, maka kegiatan penelitian ini dilakukan dengan melalui empat tahap. Keempat tahap tersebut adalah tahap persiapan, pelaksanaan, pantauan, dan evaluasi serta tahap analisis dan refleksi. Hasilnya dijelaskan dengan rincian sebagai berikut :
4.1.1.1 Hasil Kesiapan Pelaksanaan Penelitian Siklus I
Untuk kesiapan pelaksanaan penelitian ini telah dilakukan kolaborasi dan diskusi bersama antara peneliti dengan supervasior dalam mengadakan kegiatan-kegiatan yang hasilnya adalah menyusun Rencana Pelaksanaan Tindakan Pembelajaran , (Lampiran III), menyusun Lembar Observasi Aktivitas Guru, (Lampiran IV), menyusun Lembar Observasi Aktivitas Siswa, (Lampiran V), dan menyusun Lembar Evaluasi Belajar Siswa, (Lampiran VI)
4.1.1.2 Hasil Pelaksanaan Tindakan Penelitian Siklus I
Pelaksanaan tindakan pada siklus 1 pada konsep pencerminan bangun datar melalui model pembelajaran tipe make a match pada siswa kelas IV SDN 28 Bongomeme diperoleh hasil sebagai berikut :
a. Hasil Pengamatan Aktivitas Guru
Hasil pengamatan aktivitas guru dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 1. Hasil pengamatan Aktivitas Guru Siklus I
NO ASPEK YANG DINILAI Kualifikasi
4 3 2 1
I Pra Pembelajaran
1. Kesiapan ruang, alat dan media pembelajaran
2. Memeriksa kesiapan siswa √
√
II Menbuka Pembelajaran
1. Kesesuaian kegiatan apersepsi dengan materi ajar 2. Menyampaikan Kompetensi ( tujuan ) yang akan dicapai
√ √
III Kegiatan Inti Pembeljaran A. Penguasaan Materi Pelajaran
1. Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran
2. Menyampaikan materi ajar sesuai dengan hirarki belajar
B. Pendekatan/ Strategi Belajar
1. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi ( tujuan ) yang akan dicapai
2. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa
3. Melaksanakan pembelajaran secara runtut 4. Menguasai kelas
5. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu yang telah dialokasikan
C. Penggunaan Model Pembelajaran Make A Match
1. Menunjukan keterampilan dalam menggunakan model pembelajaran make a match
2. Menghasilkan pesan
3. Menggunakan Model pembelajaran secara efektif dan efesian
D. Pemanfaatan Yang Menantang dan Memacu Keterlibatan Siswa
1. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran
2. Merespon positif partisipasi siswa
3. Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa 4. Menumbuhkan keceriaan dan antusisme siswa dalam
belajar
E. Penggunaan Bahasa
1. Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar 2. Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar
F. Penilaian Proses Dan Kemampuan
1. Memantau kemajuan belajar
2. Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi (tujuan) √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ IV Penutup
1. Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa
2. Melaksanakan tindak lanjut
√ √
Jumlah 5 18 1
Persentase 20,83 75 4,17
b. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa
Hasil pengamatan aktivitas siswa dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 2. Hasil pengamatan aktivitas siswa Siklus I
NO ASPEK YANG DINILAI Kualifikasi
4 3 2 1
I Pra Pembelajaran
1. Siswa Menempati tempat duduknya masing-masing 2. Kesiapan menerima pelajaran
√ √
II Menbuka Pembelajaran
1. Siswa mampu menjawab pertanyaan apersepsi 2. Mendengarkan secara seksama saat dijelaskan
kompetensi yang hendak dicapai
√ √
III Kegiatan Inti Pembeljaran A. Penjelasan Materi Pelajaran
1. Memperhatikan dengan serius ketika dijelaskan materi pelajaran
2. Aktif bertanya saat proses penjelasan materi 3. Adanya interaksi positif antar siswa
4. Adanya interaksi positif antar siswa-guru, siswa-materi pelajaran
B. Pendekatan/ Strategi Belajar
1. Siswa terlibat aktif dalam kegiatan belajar 2. Siswa memberikan pendapatnya ketika diberikan
kesempatan
3. Aktif mencatat berbagai penjelasan yang diberikan 4. Siswa termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran
dengan tenang dan tidak terasa tertekan
5. Siswa merasa senang dalam menerima pelajaran
C. Penggunaan Model Pembelajaran Make A Match
1. Adanya interaksi positif antar siswa dengan model pembelajaran make a match
2. Siswa tertarik pada materi yang disajikan dengan model pembelajaran make a match
3. Siswa tampak aktif mencari pasangan soal atas jawaban dari kartu yang diberikan dan sebaliknya.
D. Penggunaan Bahasa
1. Siswa mampu mengemukakan pendapatnya dengan lancar
2. Siswa mampu mengajukan pertanyaan dengan lugas
E. Penilaian Proses Dan Kemampuan
1. Siswa terasa terbimbing
2. Siswa mampu menjawab dengan benar pertanyaan-pertanyaan yang diberikan guru
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ IV Penutup
1. Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa
2. Melaksanakan tindak lanjut
√ √
Jumlah 1 18 3
Persentase 4,55 81,81 13,64
Keterangan :
4 : Amat Baik 2 : Cukup 3 : Baik 1 : Kuran
c. Hasil Tes/Evaluasi Belajar siswa
Hasil tes/evaluasi belajar siswa dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3. Hasil tes/evaluasi belajar siswa Siklus I No Nama Siswa No. Soal Nilai Tuntas 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Bobot / Skor Ya Tidak 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
1 ABD. RAHMAN A. AHILI 10 - - 10 - 10 - 10 - 10 50 √ 2 YISMAN A. SIKO 10 - 10 - - 10 10 10 - - 50 √ 3 IRFAN A. YUSUF - - 10 - 10 10 10 10 - - 50 √ 4 IKBAL H. PAKAYA - 10 10 - 10 - 10 - 10 10 60 √ 5 ADAM Y. MOOWALI - 10 - - - 10 10 10 - - 40 √ 6 ROLAN R. DJAPAR 10 - 10 10 10 10 10 10 - - 70 √ 7 ROIS H. ISE 10 - 10 - 10 - - 10 10 10 60 √ 8 REVAN S. LASENA 10 - 10 - 10 - 10 10 10 10 70 √ 9 ADRIYANTO U. THALIB 10 - 10 10 - - 10 10 10 10 70 √ 10 ADAM I. KARIM 10 - 10 10 - - 10 10 10 10 70 √ 11 BRAYENALDI D. PAKAYA - 10 10 10 10 - 10 - 10 10 70 √ 12 RAHMAN R. SAYIU 10 - 10 10 10 10 10 10 - - 70 √ 13 RISMANTO D. AHILI 10 10 - - 10 - - 10 10 10 60 √ 14 SISKAWATI R. NUNGGA 10 - 10 10 10 - 10 - - - 50 √ 15 NURLIN Y. MOOWALI - 10 - 10 - 10 - 10 10 10 60 √ 16 JARIA R. TOOLI - - 10 - 10 10 - - 10 10 50 √ 17 SUSANTI I. RUSDIN 10 10 10 10 10 10 10 - 10 - 80 √ 18 SARTIN A. YUSUF 10 10 10 10 10 - - 10 - 10 70 √ 19 NATALIA IBRAHIM 10 10 10 - 10 10 10 10 10 - 80 √ 20 NELVI R. SAYIU 10 - 10 - - - 10 10 10 10 60 √ 21 MARYAM S. ISMAIL 10 - - 10 - - - 10 10 10 50 √ 22 NURNANINGSIH K. DOLI 10 10 - 10 10 10 10 10 10 - 80 √ 23 FATMA IGRIS 10 10 10 10 10 10 10 10 - - 80 √ 24 JEHIN J. DUSU 10 10 10 10 10 - - 10 - - 60 √ Jumlah 1510 11 13 Rata-Rata 62,92 45,83 54,17
4.1.1.3 Hasil Pantauan dan Evaluasi Siklus I a. Hasil Aktivitas Kegiatan Guru dan Siswa
Aktivitas kegiatan guru selama pelaksanaan pembelajaran siklus 1 dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Tabel 4. Hasil Pantauan Aktivitas guru dan siswa siklus 1
Kriteria Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Kualifikasi Ferkuensi % Kualifikasi Frekuensi %
Sangat baik 4 - - 4 -
Baik 3 5 20,83 3 1 4,55
Cukup 2 18 75 2 18 81,81
Kurang 1 1 4,17 1 3 13,64
24 100 22 100
Berdasarkan hasil diatas dapat diketahui bahwa aspek-aspek keaktivan yang dicapai oleh guru selama pembelajaran pada siklus I tergolong kriteria “baik” sebanyak 5 aspek atau 20,83 %, kriteria “cukup” sebanyak 18 aspek atau 75 %, dan kriteria “kurang” sebanyak 4, 17 %. Sedangkan aspek-aspek keaktifan yang dicapai oleh siswa selama pembelajaran pada siklus 1 tergolong kriteria “baik” sebanyak 1 aspek atau 4,55 %, tergolong kriteria “cukup” sebanyak 18 aspek atau 81,81 %, dan tergolong kriteria “kurang” sebanyak 3 orang atau 13,64 %.
Dari kegiatan guru dan siswa selama masa pembelajaran berlangsung dapat dilihat pada grafik berikut :
Grafik 1. Aktifitas guru dan siswa siklus 1
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
Amat Baik Baik Cukup Kurang
5 18 1 20,83 75 4,17 1 18 3 4,55 81,81 13,64 Aktivitas Guru
Persentase Aktivitas Guru
Aktivitas Siswa
b. Hasil Evaluasi Belajar Siswa
Hasil evaluasi belajar siswa yang diperoleh selama pembelajaran siklus 1 dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 5. Hasi evaluasi belajar siswa siklus 1
Kriteria Nilai Jumlah Siswa %
Tinggi 70 - 100 11 orang 45,83
Sedang 65 - 60 6 orang 25
Rendah < 60 7 orang 29,17
24 orang 100
Berdasarkan hasil diatas jumlah siswa tergolong kriteria “tinggi” sebanyak 11 orang siswa atau 45,83 %, tergolong “sedang” 6 orang atau 25 %, dan siswa tergolong “rendah” sebanyak 7 orang atau 29,17 %. Selanjutnya siswa yang tergolong tuntas 11 orang atau 45,83 %.
Dari data diatas, hasil yang dicapai belum mencapai ketuntasan klasikal pada siklus 1, maka penggunaan model pembelajaran tipe make a match pada pemahaman konsep pencerminan bangun datar belum optimal untuk mencapai harapan yang diinginkan. Hal ini mungkin disebabkan siswa masih belum memahami konsep pecerminan bangun datar melalui pembelajaran tipe make a
match. Untuk itu peneliti mengambil kesimpulan perlu adanya tindak lanjut
penelitian pada siklus II.
Dilihat dari kegiatan siswa selama masa pembelajaran berlangsung dapat dilihat pada grafik berikut :
Grafik 2 : pemahaman Siswa Siklus 1
4.1.1.4 Hasil Analisis Dan Refleksi a. Hasil analisis
Berdasarkan hasil pantauan aktivitas guru dan siswa serta hasil tes/evaluasi belajar siswa selama pembelajaran pada siklus 1 masih terdapat kekurangan maupun kelemahan-kelemahan yang masih perlu diperbaiki dalam setiap aspek pembelajaran, hal ini terlihat pada indikator kinerja yang ditetapkan yakni minimal 75 % dari seluruh siswa yang dikenai tindakan memperoleh nilai 70 ke atas belum tercapai.
Kelemahan-kelemahan dalam kegiatan pembelajaran tersebut antara lain : 1) Pra pembelajaran : sebagian siswa masih belum siap dalam menerima
pelajaran;
2) Membuka pelajaran : siswa tidak mampu menjawab pertanyaan apersepsi;
3) Kegiatan inti pembelajaran : siswa tidak memperlihatkan dengan serius ketika dijelaskan materi pelajaran, kurangnya keaktivan siswa dalam 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
Tinggi Sedang Rendah
11 6 7 45,83 25 29,17 Jumlah Siswa Persentase
bertanya saat proses penjelasan materi , serta tidak adanya interaksi positf antar siswa;
4) Pendekatan/model pembelajaran : siswa kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran, siswa tidak memberikan pendapatnya ketika diberikan kesempatan, siswa juga kurang termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran;
5) Penggunaan Model Pembelajaran / sumber belajar : kurangnya interaksi positif antar siswa dengan model pembelajaran tipe make a match, kurangnya ketertarikan siswa terhadap materi yang disajikan dengan model pembelajaran make a match, siswa juga telihat kurang aktif mencari pasangan soal atas jawaban yang di dapatnya.
6) Penggunaan bahasa : siswa tidak mampu mengemukakan pendapatnya dengan lancar, siswa tidak mampu mengajukan pertanyaan dengan lugas; 7) Penilaian proses dan kemampuan : siswa tidak mampu mnjawab dengan
benar pertanyaan-pertanyaan yang diberikan guru;
Dari berbagai kelemahan-kelemahan yang dihadapi pada siklus 1 maka akan diadakan perbaikan-perbaikan dengan mengoptimalkan penggunaan model pembelajaran agar bisa menarik perhatian siswa dan siswa akan lebih antusias dalam menerima pelajaran.
b. Hasil Refleksi
Berdasarkan kelemahan-kelemahan yang terjadi pada siklus 1, dan melihat pemahaman siswa tentang konsep pencerminan bangun datar belum mencukupi standar indikator kinerja, maka akan diadakan perbaikan-perbaikan kearah
peningkatan pemahaman siswa pada siklus II. Perbaikan-perbaikan tersebut adalah sebagai berikut :
1) Mengubah soal maupun jawaban pada kartu yang telah disediakan sebelumnya dengan soal maupun jawaban yang sesuai dengan materi yang diberikan.
2) Mengoptimalkan pemberian apersepsi untuk upaya mengungkap kemampuan prasyarat siswa.
3) Menyajikan materi dengan jelas agar siswa bisa memahaminya.
4) Mengoptimalkan penggunaan model pembelajaran tipe make a match untuk menarik perhatian siswa.
5) Mengoptimalkan bimbingan terhadap siswa yang mengalami kesulitan dalam mencari pasangan jawaban atas soal yang didapatnya ataupun sebaliknya. 6) Mamotivasi siswa untuk aktif menyimpulkan hasil pembelajaran.
7) Mengelola waktu pembelajaran secara efektif dan efesien.
4.1.2 Hasil Tindakan Siklus II
Hasil pembelajaran siklus II berkaitan dengan materi pencerminan bangun datar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dengan rincian sebagai berikut :
4.1.2.1 Hasil Kesiapan Pelaksanaan Penelitian Siklus II
Seperti yang telah dilakukan pada siklus I, maka kesiapan pelaksaan penelitian pada siklus II peneliti menyiapkan berbagai hal yang berkaitan dengan pelaksaan kegiatan. Antara lain menyusun kembali Rencana Pelaksaan Pembelajaran Siklus II. (Lampiran VII), menyusun lembar observasi aktivitas
guru siklus II. (Lampiran VIII), menyusun lembar observasi aktivitas siswa Siklus II. (Lampiran IX), dan menyusun lembar tes/evaluasi belajar siswa Siklus II. (Lampiran X)
4.1.2.2 Hasil Pelaksanaan Tindakan Penelitian Siklus II
Pelaksanaan tindakan pada siklus II pada konsep pencerminan bangun datar melalui model pembelajaran tipe make a match pada siswa kelas IV SDN 28 Bongomeme diperoleh hasil sebagai berikut :
a. Hasil Pengamatan Aktivitas Guru
Hasil pengamatan aktivitas guru dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 6. Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Siklus II
NO ASPEK YANG DINILAI Kualifikasi
4 3 2 1
I Pra Pembelajaran
1. Kesiapan ruang, alat dan media pembelajaran 2. Memeriksa kesiapan siswa
√ √
II Menbuka Pembelajaran
1. Kesesuaian kegiatan apersepsi dengan materi ajar 2. Menyampaikan Kompetensi ( tujuan ) yang akan
dicapai
√ √
III Kegiatan Inti Pembeljaran A. Penguasaan Materi Pelajaran
1. Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran 2. Menyampaikan materi ajar sesuai dengan hirarki
belajar
B. Pendekatan/ Strategi Belajar
1. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi ( tujuan ) yang akan dicapai
2. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa
3. Melaksanakan pembelajaran secara runtut 4. Menguasai kelas
5. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu yang telah dialokasikan
C. Penggunaan Model Pembelajaran Make A Match
1. Menunjukan keterampilan dalam menggunakan model pembelajaran make a match
2. Menghasilkan pesan
3. Menggunakan Model pembelajaran secara efektif dan efesian
D. Pemanfaatan Yang Menantang dan Memacu Keterlibatan Siswa √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
1. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran
2. Merespon positif partisipasi siswa
3. Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa 4. Menumbuhkan keceriaan dan antusisme siswa dalam
belajar
E. Penggunaan Bahasa
1. Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar 2. Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar
F. Penilaian Proses Dan Kemampuan
1. Memantau kemajuan belajar
2. Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi (tujuan) √ √ √ √ √ √ √ √ IV Penutup
1. Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa
2. Melaksanakan tindak lanjut
√ √
Jumlah 24
Persentase 100
Ket : 4= Amat Baik 3= Baik 2= Cukup = Kurang b. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa
Hasil pengamatan aktivitas siswa dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 7. hasil pengamatan aktivitas siswa Siklus II
NO ASPEK YANG DINILAI Kualifikasi
4 3 2 1
I Pra Pembelajaran
1. Siswa Menempati tempat duduknya masing-masing 2. Kesiapan menerima pelajaran
√ √ II Menbuka Pembelajaran
1. Siswa mampu menjawab pertanyaan apersepsi
2. Mendengarkan secara seksama saat dijelaskan kompetensi yang hendak dicapai
√ √ III Kegiatan Inti Pembeljaran
A. Penjelasan Materi Pelajaran
1. Memperhatikan dengan serius ketika dijelaskan materi pelajaran
2. Aktif bertanya saat proses penjelasan materi 3. Adanya interaksi positif antar siswa
4. Adanya interaksi positif antar siswa-guru, siswa-materi pelajaran
B. Pendekatan/ Strategi Belajar
1. Siswa terlibat aktif dalam kegiatan belajar
2. Siswa memberikan pendapatnya ketika diberikan kesempatan 3. Aktif mencatat berbagai penjelasan yang diberikan
4. Siswa termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran dengan tenang dan tidak terasa tertekan
5. Siswa merasa senang dalam menerima pelajaran C. Penggunaan Model Pembelajaran Make A Match 1. Adanya interaksi positif antar siswa dengan model
pembelajaran make a match
2. Siswa tertarik pada materi yang disajikan dengan model pembelajaran make a match
3. Siswa tampak aktif mencari pasangan soal atas jawaban dari kartu yang diberikan dan sebaliknya.
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
D. Penggunaan Bahasa
1. Siswa mampu mengemukakan pendapatnya dengan lancar 2. Siswa mampu mengajukan pertanyaan dengan lugas E. Penilaian Proses Dan Kemampuan
1. Siswa terasa terbimbing
2. Siswa mampu menjawab dengan benar pertanyaan-pertanyaan yang diberikan guru
√ √ √ √ IV Penutup
1. Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa 2. Melaksanakan tindak lanjut
√ √
Jumlah 19 3
Persentase 86,36 13,64
Ket : 4= Amat Baik 3= Baik 2= Cukup = Kurang c. Hasil Tes/Evaluasi Belajar siswa
Hasil tes/evaluasi belajar siswa dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 8. Hasil tes/evaluasi belajar siswa siklus II No Nama Siswa No. Soal Nilai Tuntas 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Bobot / Skor Ya Tidak 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
1 ABD. RAHMAN A. AHILI 10 10 10 10 - 10 - 10 - 10 70 √
2 YISMAN A. SIKO 10 - 10 - - 10 10 10 - - 60 √ 3 IRFAN A. YUSUF - - 10 - 10 10 10 10 - - 60 √ 4 IKBAL H. PAKAYA - 10 10 - 10 - 10 - 10 10 60 √ 5 ADAM Y. MOOWALI - 10 - 10 - 10 10 10 - 10 60 √ 6 ROLAN R. DJAPAR 10 10 10 10 10 10 10 10 - - 80 √ 7 ROIS H. ISE 10 10 10 - 10 - - 10 10 10 70 √ 8 REVAN S. LASENA 10 - 10 - 10 - 10 10 10 10 70 √ 9 ADRIYANTO U. THALIB 10 10 10 10 10 - 10 10 10 10 90 √ 10 ADAM I. KARIM 10 - 10 10 - - 10 10 10 10 70 √ 11 BRAYENALDI D. PAKAYA 10 10 10 10 10 - 10 - 10 10 80 √ 12 RAHMAN R. SAYIU 10 10 10 10 10 10 10 10 - - 80 √ 13 RISMANTO D. AHILI 10 10 10 - 10 10 - 10 10 10 80 √ 14 SISKAWATI R. NUNGGA 10 10 10 10 10 10 10 10 - - 80 √ 15 NURLIN Y. MOOWALI 10 10 - 10 - 10 - 10 10 10 70 √ 16 JARIA R. TOOLI 10 10 10 - 10 10 - - 10 10 70 √ 17 SUSANTI I. RUSDIN 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 100 √ 18 SARTIN A. YUSUF 10 10 10 10 10 10 - 10 - 10 80 √ 19 NATALIA IBRAHIM 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 100 √ 20 NELVI R. SAYIU 10 10 10 - 10 - 10 10 10 10 80 √ 21 MARYAM S. ISMAIL 10 10 - 10 - 10 - 10 10 10 70 √ 22 NURNANINGSIH K. DOLI 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 100 √ 23 FATMA IGRIS 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 100 √ 24 JEHIN J. DUSU 10 10 10 10 10 10 10 10 - 10 90 √ Jumlah 1850 20 4 Rata-Rata 77,08 83,33 16,67
4.1.2.3 Hasil Pantauan dan Evaluasi
a. Hasil Aktivitas Kegiatan Guru dan Siswa
Aktivitas kegiatan guru selama pelaksanaan pembelajaran siklus II dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Tabel 9. Hasil pantauan aktivitas guru dan siswa siklus II
Kriteria Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Kualifikasi Ferkuensi % Kualifikasi Frekuensi %
Sangat baik 4 24 100 4 19 86,36
Baik 3 3 3 13,64
Cukup 2 2
Kurang 1 1
24 100 22 100
Berdasarkan hasil diatas dapat diketahui bahwa aspek-aspek keaktivan yang dicapai oleh guru selama pembelajaran pada siklus II tergolong kriteria “amat baik” sebanyak 24 aspek atau 100 %. Sedangkan aspek-aspek keaktivan yang dicapai oleh siswa selama pembelajaran pada siklus II tergolong kriteria “amat baik” sebanyak 19 aspek atau 86,36 % dan tergolong kriteria “baik” sebanyak 3 aspek atau 13,64 %. Hal ini telah menunjukkan peningkatan dari hasil yang diperoleh pada siklus I.
Dari kegiatan guru dan siswa selama masa pembelajaran berlangsung dapat dilihat pada grafik berikut :
Grafik 3. Aktivitas guru dan siswa Siklus II
a. Hasil Evaluasi Belajar Siswa Siklus II
Hasil evaluasi belajar siswa yang diperoleh selama pembelajaran siklus II dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 10. Hasil evaluasi belajar siswa siklus II
Kriteria Nilai Jumlah Siswa %
Tinggi 70 - 100 20 Orang 83,33
Sedang 65 - 60 4 Orang 16,67
Rendah < 60
24 Orang 100
Berdasarkan hasil diatas jumlah siswa tergolong kriteria “tinggi” sebanyak 20 orang siswa atau 83,33 %, dan siswa tergolong “sedang” 4 orang atau 16,67 %,. Selanjutnya siswa yang tergolong tuntas 20 orang atau 83,33 %. Hal ini menunjukkan peningkatan terhadap pemahaman siswa sehingga tidak perlu lagi mengadakan tindak lanjut.
Hasil evaluasi belajar siswa pada siklus II dapat dilihat pada grafik berikut : 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Amat Baik Baik Cukup Kurang
24 100 19 3 86,36 13,64 Aktivasi Guru
Persentasi aktivitas guru Aktivasi Siswa
Grafik 4. Hasil evaluasi siswa siklus II
Tabel 11 : Perbandingan Hasil Siklus I dan Siklus II
Kriteria Siklis 1 (%) Siklus 2 (%)
Tinggi 45,83 83,33
Sedang 25 16,67
Rendah 29,17 -
Ketuntasan 45,83 83,33
Dari tabel 7 pada kolom 3 dapat diamati bahwa terjadi peningkatan kriteria “Tinggi” dan terjadi pengurangan siswa yang tergolong “Rendah”. Selanjutnya terdapat peningkatan ketuntasan dari siklus 1 ke siklus 2.
4.2 Pembahasan
Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN 28 Bongomeme yang dilakukan dalam meningkatkan pemahaman konsep pencerminan bangun datar dengan indikator kinerja Pemahaman belajar siswa minimal 75 % dari seluruh siswa yang dikenai tindakan memperoleh nilai 70 ke atas pada materi sajian telah terwujud
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
Tinggi Sedang Rendah
20 4 83,33 16,67 Jumlah Siswa Persentase
dengan mengoptimalkan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe make a
match dalam kegiatan pembelajaran baik pada siklus I maupun siklus II.
Hasil Penelitian Tindakan Kelas ini bertitik tolak pada perkembangan hasil belajar siswa Kelas IV SDN 28 Bongomeme Kecamatan Bongomeme pada materi pencerminan dan situasi pembelajaran saat tindakan kelas. Hasil belajar siswa pada siklus I ditunjukkan oleh nilai rata-rata siswa yang masih mencapai nilai 60 ke bawah dari 24 siswa yakni 13 siswa atau 54,17 % tidak tuntas dan siswa yang mencapai nilai 70 ke atas 11 orang atau 45,83 % tuntas.
Aktivitas guru pada situasi pembelajaran saat tindakan siklus I secara keseluruhan dari 24 aspek yang diamati, terdapat 5 aspek (20,83 %) yang mecapai kategori baik, 18 aspek (75 %) kategori cukup, dan 1 aspek kategori kurang. Sedangkan Aktivitas siswa secara keseluruhan dari 22 aspek yang diamati, terdapat 1 aspek (4,55 %) yang mencapai kategori baik, 18 aspek (81,81 %) kategori cukup dan 3 aspek (13,64 %) kategori cukup.
Pada sisklus II hasil belajar siswa yang mencapai nilai tuntas dengan nilai 70 keatas dari 24 siswa yakni 20 siswa (83,33 %) dan 4 siswa (16,67 %) mendapat nilai 60 ke bawah atau tidak tuntas.
Aktivitas guru pada situasi pembelajaran saat tindakan siklus II secara keseluruhan dari 24 aspek yang diamati menacapai 100 % kategori amat baik. Sedangkan Aktivitas siswa secara keseluruhan dari 22 aspek yang diamati, terdapat 19 aspek (86,36 %) yang mencapai kategori amat baik, dan 3 aspek (13,64 %) kategori baik.
Berdasarkan hasil-hasil tersebut, maka dapat dilihat bahwa pada akhir tindakan siklus II telah terjadi peningkatan pemahaman siswa dalam materi pencerminan bangun datar. Hal ini ditunjukkan oleh angka presentase siswa yang mencapai tingkat ketuntasan penguasaan materi makin meningkat dari siklus I sampai pada siklus II.
Jika dibandingkan dengan indikator kinerja yang telah ditetapkan untuk dicapai pada penelitian ini yaitu 75 % dari siswa yang dapat menguasai materi pencerminan bangun datar dengan tingkat penguasaan minimal 70, maka dengan hasil yang telah diperoleh sampai dengan akhir tindakan siklus II menunjukkan bahwa indikator kinerja sudah dicapai. Hal ini berdasarkan perbandingan hasil siklus I dan siklus II, dimana hasil pada siklus I yang tuntas adalah 45,83 % dari jumlah siswa yang dikenai tindakan, sedangkan pada siklus II telah terjadi peningkatan siswa yang tuntas menjadi 83,33 % dari jumlah siswa yang dikenai tindakan.
Berdasarkan hasil-hasil ini ternyata hipotesis penelitian tindakan yang menyatakan bahwa “Jika digunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a
match maka pemahaman konsep pencerminan bangun datar pada siswa kelas IV
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa: “ Dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match pemahaman konsep pencerminan bangun datar pada siswa di kelas IV SDN 28 Bongomeme Kecamatan Bongomeme Kabupaten Gorontalo meningkat”. Hal tersebut menunjukkan hasil-hasil yang diperoleh pada tindakan siklus I sampai siklus II yang memperlihatkan peningkatan yang cukup baik dalam hal indikator kinerja yang diharapkan tercapai 75 % sesudah tindakan siklus II benar-benar tercapai.
5.2 Saran
Berdasarkan beberapa simpulan tersebut dapat disarankan ha-hal sebagai berikut :
a. Bagi siswa
Meningkatkan pemahaman siswa dalam pelajaran matematika khusunya pada materi pencerminan bangun datar.
b. Bagi Guru
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu guru untuk mengetahui cara mengajar dengan menggunakan model-model pembelajaran yang sesuai dengan materi yang dapat memperbaiki dan meningkatkan sistempembelajaran di kelas, sehingga permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh guru dapat teratasi.
c. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan sumbangan pikiran yang baik dalam rangka meningkatkan mutu proses belajar mengajar.
d. Bagi Peneliti
DAFTAR PUSTAKA
Abadia, 1987. Matematika SD. Jakarta. UT
Buchori dkk, 2004.Gemar Belajar Matematika 3. Aneka Ilmu: Semarang
Eri , Murniasih. Dkk. 2010 101 Tips Belajar Efektif Dan Menyenangkan, Semarang : PT. Sindur Akses
Fazri, EM Zul. Senja, Ratu Aprilia.2008 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Aneka Ilmu: Semarang
Gunarti, Winda. Suryani, Lilis. dan Muis, Azizah. 2008 Metode Pengembangan
Perilaku Dan Kemampuan Dasar Anak Usia Dini, Jakarta:
Universitas Terbuka
http://cirukem.org/pendidikan.cirukem/penelitian/&q=arti+dari+pemahaman+dala m+pembelajaran/html.
http://megasiana.com/cirukem/pemahaman-siswa-dalam-proses-belajar.html
Hudojo,2005.Pengembangan kurikulum dan pembelajaran
matematika.Universitas Negeri Malang: Malang
Iskandar. 2011. Aritmetika untuk PGSD. Jakarta. Bestari
Karim, Muchtar A. 2008 Pendidikan Matematika 11, Jakarta: Universitas Terbuka Marmi, Soetopo. 2004 Matematika Progresif, Jakarta : Pustaka Widya Utama Maufur, Hasan Fauzi. 2010 Sejuta Jurus Mengajar Mengasyikan. Semarang : PT.
Sindur Akses
Nurani – http://mustintin.blogspot.com/2012 Pembelajaran Kooperatif Tipe Make
A Match.html
Pomalingo, Nelson, dkk. 2009. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Gorontalo Universitas Negeri Gorontalo
Satyawati, Ratna. 2009 Upaya Meningkatkan Minat Belajar Matematika Siswa
Kelas VIII E SMP Negeri 1 Jetis Bantul, Skripsi; Universitas Negeri