• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KEPEMIMPINAN, KECERDASAN EMOSIONAL DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI SERTA DAMPAKNYA PADA KINERJA SEKRETARIAT DAERAH ACEH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH KEPEMIMPINAN, KECERDASAN EMOSIONAL DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI SERTA DAMPAKNYA PADA KINERJA SEKRETARIAT DAERAH ACEH"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Volume 2, No. 1, November 2013 - 108

PENGARUH KEPEMIMPINAN, KECERDASAN EMOSIONAL

DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA

PEGAWAI SERTA DAMPAKNYA PADA

KINERJA SEKRETARIAT DAERAH ACEH

Ratna Murida1, Mukhlis Yunus2, Amri2

1Magister Manajemen Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 2Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) pengaruh kepemimpinan, kecerdasan emosional dan budaya organisasi baik secara simultan maupun parsial terhadap kinerja pegawai pada Sekretariat Daerah Aceh (2) Untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan, kecerdasan emosional dan budaya organisasi baik secara simultan maupun parsial terhadap kinerja organisasi Sekretariat Daerah Aceh, (3) untuk mengetahui besarnya pengaruh kinerja pegawai terhadap kinerja organisasi Sekretariat Daerah Aceh, (4) Untuk mengetahui besarnya pengaruh tidak langsung kepemimpinan, kecerdasan emosional dan budaya organisasi terhadap kinerja organisasi melalui kinerja pegawai Sekretariat Daerah Aceh. Lokasi penelitian di lakukan pada Sekretariat Daerah Aceh, dengan jumlah responden sebanyak 123 orang pegawai, dimana teknik pengambilan sampel dilakukan dengan teknik proportional random sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemimpinan, kecerdasan emosional, budaya organisasi baik secara simultan maupun parsial berpengaruh terhadap kinerja pegawai pada Sekretariat Daerah Aceh. Hasil penelitian terhadap hipotesis kedua menunjukkan bahwa kepemimpinan, kecerdasan emosional, budaya organisasi baik secara simultan maupun parsial berpengaruh terhadap kinerja organisasi pada Sekretariat Daerah Aceh. Pembuktian hipotesis ketiga menunjukkan bahwa kinerja pegawai juga mempunyai pengaruh terhadap peningkatan kinerja organisasi pada Sekretariat Daerah Aceh. Hasil penelitian juga membuktikan bahwa terdapat pengaruh tidak langsung kepemimpinan, kecerdasan emosional dan budaya organisasi terhadap kinerja organisasi melalui kinerja pegawai Sekretariat Daerah Aceh.

Kata Kunci: Kepemimpinan, Kecerdasan Emosional, Budaya Organisasi, Kinerja Pegawai dan Kinerja Organisasi

I. PENDAHULUAN

Saat ini, fenomena yang berkaitan dengan kinerja organisasi pada Sekretariat Daerah Aceh adalah rendahnya kinerja organisasi dalam merealisasikan program-program pemerintah yang berkaitan langsung dengan masyarakat. Hal ini tergambar dari tidak tercapainya sasaran kinerja tahunan yang telah ditetapkan. Sasaran target kerja rata-rata yang dicapai hanya berkisar 84.54% dari rencana kerja. Capaian itu terlihat dari realisasi anggaran pada Sekretariat Daerah Aceh . Selama periode 2008-2012, anggaran total untuk Sekretariat Daerah Aceh dialokasikan sebesar Rp 750,74 milyar dengan realisasi

sebesar Rp 634,64 milyar atau 84,54%. Sedangkan realisasi anggaran untuk tahun 2013 sampai dengan Juni sebesar Rp 116,10 milyar atau 50,03% dari pagu yang dialokasikan sebesar Rp 232,06 milyar.

Rendahnya kinerja pegawai pada Sekretariat Daerah Aceh dapat dilihat dengan adanya pegawai yang masuk dan pulang kantor tidak tepat waktu. Indikasi lainnya adalah masih ada pegawai menandatangani daftar hadir padahal yang bersangkutan tidak berada di ruangan. Disamping itu, para pegawai juga tidak melaksanakan pekerjaan sebagaimana tugas pokok dan tanggung jawab yang diberikan. Kondisi tersebut dapat

(2)

109 - Volume 2, No. 1, November 2013 mempengaruhi pelayanan kepada masyarakat seperti tidak terlaksananya tugas pelayaanan yang telah diberikan oleh pimpinan kepada setiap pegawai, penanganan dan konfirmasi terhadap surat-surat masuk maupun keluar yang masih kurang baik serta penggunaan anggaran organisasi yang belum mencapai standar yang diharapkan oleh organisasi.

Setiap organisasi selalu mengharapkan agar produktivitas kerja para pegawainya dapat terus meningkat. Namun dalam kenyataannya, yang mendukung untuk mencapai tujuan tersebut, sering kurang mendapat perhatian,dan tidak adanya usaha-usaha yang dilakukan untuk meningkatkan semangat kerja dan kegairahan bekerja para pegawai. Memang diakui, ada beberapa pegawai akan bekerja dengan baik jika diawasi. Tetapi akan berbeda halnya jika para pegawai bekerja dengan kemauannya sendiri atau dengan semangat kerja yang baik. Oleh karena itu peran kepemimpinan sangat dibutuhkan untuk meningkatkan semangat dan kegairahan tersebut.

Perilaku seorang pemimpin dalam mengarahkan bawahan dapat dikelompokkan dalam komunikasi satu arah dan komunikasi dua arah. Seorang pemimpin untuk mempengaruhi dan mengarahkan pegawai dapat dirumuskan sejauhmana seorang pemimpin melibatkan dalam komunikasi satu arah. Bentuk pengaruh dan pengarahan dalam komunikasi satu arah ini antara lain menetapkan peranan yang seharusnya dilakukan pengikut, memberitahukan tentang apa yang seharusnya dikerjakan, dan melakukan pengawasan secara

ketat. Perilaku mendukung adalah sejauhmana seorang pemimpin melibatkan diri dalam komunikasi dua arah, misalnya mendengar, menyediakan dukungan, memudahkan interaksi, dan melibatkan para pegawai dalam pengambilan keputusan, artinnya kepemimpinan pada Sekretariat Daerah (Setda) Aceh masih perlu adanya inovasi berupa terobosan-terobosan yang dapat mempengaruhi, mendorong maupun mengarahkan pegawai agar bisa semangat dalam bekerja sehingga dapat berkinerja tinggi sesuai dengan harapan organisasi.

Kecerdasan emosional mencakup pengendalian diri pegawai terhadap hal-hal yang harus dilakukan maupun dihindari dalam menjalankan pekerjaan. Kecerdasan emosional tergambar dengan adanya semangat dalam bekerja, ketekunan serta kemampuan untuk memotivasi diri sendiri, tidak mudah frustasi, kesanggupan untuk mengendalikan dorongan hati dan emosi, tidak melebih – lebihkan kesenangan mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stress tidak melumpuhkan kemampuan berpikir, untuk membaca perasaan terdalam orang lain (empati) dan berdoa, untuk memelihara hubungan dengan sebaik–baiknya, kemampuan untuk menyelesaikan konfliks, serta untuk memimpin orang–orang yang dikuasai dorongan hati yang kurang memiliki kendali diri. Fakta dari masih rendahnya kecerdasan emosional yang dimiliki oleh pegawai dapat dilihat dari kurangnya pegawai dalam mengendalikan emosi, pegawai kurang mampu mengenal orang lain secara baik serta

(3)

Volume 2, No. 1, November 2013 - 110 pegawai kurang mampu memotivasi diri

sendiri. Disamping itu, pegawai kurang mampu memotivasi dirinya sendiri, serta pegawai kurang mampu menjaga hubungan antara pimpinan maupun hubungan sesama pegawai.

Secara umum, kesuksesan organisasi Sekretariat Daerah (Setda) Aceh dapat terlihat dari kinerjanya secara keseluruhan. Hal tersebut tergambar dari optimalisasi pencapaian tujuan dari suatu organisasi dapat diwujudkan sesuai dengan target yang telah direncanakan. Pencapaian kinerja organisasi tidak terlepas dari adanya peran sumber daya manusia. Hal ini terjadi karena manusia merupakan salah satu aset penting dari sebuah organisasi. Sehingga kepemimpinan dan pegawai yang mempunyai kemampuan dalam hal ini kecerdasan emosional maupun budaya organisasi dalam meningkatkan kinerja pegawai dalam menjalankan tugas dan fungsinya, sehingga akan tercapai kinerja yang diharapkan oleh organisasi.

II. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengaruh kepemimpinan, kecerdasan emosional dan budaya organisasi baik secara simultan maupun parsial terhadap kinerja pegawai pada Sekretariat Daerah Aceh.

2. Bagaimana pengaruh kepemimpinan, kecerdasan emosional dan budaya organisasi baik secara simultan maupun parsial terhadap kinerja organisasi Sekretariat Daerah Aceh.

3. Bagaimana pengaruh kinerja pegawai terhadap kinerja organisasi Sekretariat Daerah Aceh.

4. Berapa besar pengaruh tidak langsung kepemimpinan, kecerdasan emosional dan budaya organisasi terhadap kinerja organisasi Sekretariat Daerah Aceh melalui kinerja pegawai.

III. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan, kecerdasan emosional dan budaya organisasi baik secara simultan maupun parsial terhadap kinerja pegawai pada Sekretariat Daerah Aceh.

2. Untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan, kecerdasan emosional dan budaya organisasi baik secara simultan maupun parsial terhadap kinerja organisasi Sekretariat Daerah Aceh.

3. Untuk mengetahui besarnya pengaruh kinerja pegawai terhadap kinerja organisasi Sekretariat Daerah Aceh.

4. Untuk mengetahui besarnya pengaruh tidak langsung kepemimpinan, kecerdasan emosional dan budaya organisasi terhadap kinerja organisasi melalui kinerja pegawai Sekretariat Daerah Aceh.

IV. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Organisasi

Beberapa pakar ilmu manajemen memberikan definisi kinerja organisasi secara berbeda, namun pada intinya adalah sama, hal ini seperti diutarakan oleh Wibowo, (2009:4),

(4)

111 - Volume 2, No. 1, November 2013 bahwa kinerja organisasi merupakan implementasi dari rencana yang telah disusun tersebut. Implementasi kinerja dilakukan oleh sumber daya manusia yang memiliki kemampuan, kompetensi, motivasi dan kepentingan. Kinerja organisasi juga ditunjukkan oleh bagaimana proses berlangsungnya kegiatan untuk mencapai tujuan tersebut.

Sedangkan konsep kinerja (Performance) dapat didefinisikan sebagai sebuah pencapaian hasil atau degree of

accomplishtment (Keban, 2004). Hal ini berarti

bahwa, kinerja suatu organisasi itu dapat dilihat dari tingkatan sejauh mana organisasi dapat mencapai tujuan yang didasarkan pada tujuan yang sudah ditetapkan sebelumnya.

Berdasarkan pemaparan berbagai teori di atas tentang kinerja organisasi dapat disimpulkan bahwa kinerja organisasi merupakan gabungan kinerja dari masing-masing individu dalam mencapai tujuan organisasi. Hal ini sesuai juga dengan tujuan dari organisasi yaitu pencapaian kinerja secara bersama-sama yang dilakukan oleh pegawai.

Indikator dari kinerja organisasi berdasarkan pendapat Ambar (2003:77) adalah masukan (input), proses (process), keluaran (output), hasil (outcomes), manfaat (benefit) dampak (impact).

Kinerja Pegawai

Soedjono (2005:94) menyebutkan 7 (tujuh) kriteria yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja pegawai secara individu

yakni : (1) Kualitas. Hasil pekerjaan yang dilakukan mendekati sempurna atau memenuhi tujuan yang diharapkan dari pekerjaan tersebut. (2) Kuantitas. Jumlah yang dihasilkan atau jumlah aktivitas yang dapat diselesaikan. (3) Ketepatan waktu, yaitu dapat menyelesaikan pada waktu yang telah ditetapkan serta memaksimalkan waktu yang tersedia untuk aktivitas yang lain. (4) Efektivitas. Pemanfaatan secara maksimal sumber daya yang ada pada organisasi untuk meningkatkan keuntungan dan mengurangi kerugian. (5) Kemandirian, yaitu dapat melaksanakan kerja tanpa bantuan guna menghindari hasil yang merugikan. (6) Komitmen kerja, yaitu komitmen kerja antara pegawai dengan organisasinya dan (7) tanggung jawab pegawai terhadap organisasinya.

Kepemimpinan

Beberapa pendapat mengenai kepemimpinan salah satunya adalah pendapat yang dikemukakan oleh Rivai (2004:115), bahwa kepemimpinan itu adalah upaya mempengaruhi banyak orang melalui komunikasi untuk mencapai tujuan, cara mempengaruhi orang dengan petunjuk atau perintah, tindakan yang menyebabkan orang lain bertindak atau merespons dan menimbulkan perubahan positif, kekuatan dinamis penting yang memotivasi dan mengkoordinasikan organisasi dalam rangka mencapai tujuan, kemampuan untuk menciptakan rasa percaya diri dan dukungan diantara bawahan agar tujuan organisasional dapat tercapai.

(5)

Volume 2, No. 1, November 2013 - 112 Pendapat tersebut jaga diperkuat oleh

Siagian (2002:62) menyatakan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain (para bawahannya) sedemikian rupa sehingga orang lain itu mau melakukan kehendak pemimpin meskipun secara pribadi hal itu mungkin tidak disenanginya. Robbins (2006:39) mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah sebagai kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok kearah tercapainya tujuan.

Kecerdasan Emosional

Emotional intelligence mencakup

pengendalian diri, semangat, dan ketekunan serta kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi frustasi, kesanggupan untuk mengendalikan dorongan hati dan emosi, tidak melebih–lebihkan kesenangan mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stress tidak melumpuhkan kemampuan berpikir, untuk membaca perasaan terdalam orang lain (empati) dan berdoa, untuk memelihara hubungan dengan sebaik–baiknya, kemampuan untuk menyelesaikan konfliks, serta untuk memimpin orang–orang yang dikuasai dorongan hati yang kurang memiliki kendali diri Cooper dan Sawaf, (2002).

Salovey & Mayer, (2006), mendefinisikan kecerdasan emosi menjadi 5 (lima) wilayah utama : (1) Mengenali emosi diri (2) Mengelola emosi (3) Memotivasi diri sendiri (4) Mengenali emosi orang lain (5) Membina hubungan. Dari pendapat Goleman (2004) dapat disimpulkan bahwa kecerdasan

emosional akan memberikan kesadaran, yakni kesadaran diri atau awareness, yang merupakan kemempuan emosi paling penting untuk melatih semua control. Kecerdasan emosional menjadikan seseorang mampu untuk mengenali diri, berempati, mencintai, berasosiasi dan dapat menyambut kesedihan dan kegembiraan secara lepas.

Budaya Organisasi

Budaya organisasi dapat digambarkan secara khas kaitannya dengan cara orang-orang berpikir, yang mengarahkan kepada bagaimana mereka bertindak. Budaya organisasi menurut Peter dan Watermen (2006:41), Budaya organisasi sebagai suatu pola dari asumsi-asumsi dasar yang ditemukan, diciptakan, atau dikembangkan oleh suatu kelompok tertentu dengan maksud agar organisasi belajar mengatasi atau menanggulangi masalah-masalah yang timbul akibat adaptasi eksternal dan integrasi internal yang sudah berjalan dengan cukup baik, sehingga, perlu diajarkan kepada anggota-anggota baru sebagai cara yang benar untuk memahami, memikirkan dan merasakan berkenaan dengan masalah-masalah tersebut. Jones (2000:158) menjelaskan bahwa budaya organisasi ialah suatu bentuk acuan interaksi para anggota organisasi dan bentuk acuan interaksi dengan pihak luar

Indikator budaya organisasi menurut Schermerhorn (2003) meliputi antara lain: kepatuhan terhadap aturan yang berlaku dalam lingkungan organisasi, anggapan terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh pegawai,

(6)

113 - Volume 2, No. 1, November 2013 penyelesaian pekerjaan yang dilakukan oleh pegawai dengan tepat waktu, ketepatan waktu dalam menjalankan pekerjaan seperti masuk dan pulang kantor tepat waktu dan pola komunikasi yang terjalin antara bawahan dengan pimpinan.

Hipotesis

Ha1 : Kepemimpinan, kecerdasan emosional

dan budaya organisasi baik secara simultan maupun parsial berpengaruh terhadap kinerja pegawai pada Sekretariat Daerah (Setda) Aceh.

Ha2 : Kepemimpinan, kecerdasan emosional

dan budaya organisasi baik secara simultan maupun parsial berpengaruh terhadap kinerja organisasi Sekretariat Daerah (Setda) Aceh.

Ha3 : Kinerja pegawai berpengaruh terhadap

kinerja organisasi Sekretariat Daerah (Setda) Aceh.

Ha4 : Terdapat pengaruh tidak langsung

kepemimpinan, kecerdasan emosional dan budaya organisasi terhadap kinerja organisasi Sekretariat Daerah Aceh melalui kinerja pegawainya.

V. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian dilakukan pada Sekretariat Daerah Aceh sedangkan yang menjadi objek penelitian adalah Pengaruh Kepemimpinan, Kecerdasan Emosional dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai Serta Dampaknya Pada Kinerja Sekretariat Daerah (Setda) Aceh.

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai pada Sekretariat Daerah Aceh yaitu sebanyak 581 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode by probability sampling technique, dengan jumlah sampel sebanyak 123 orang.

C. Operasional Variabel

 Kepemimpinan (X1), proses mempengaruhi

dalam menentukan tujuan organisasi, motivasi perilaku untuk mencapai tujuan mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya.

 Kecerdasan Emosional (X2), Kemampuan

untuk memonitor perasaan dan emosi dirinya dan orang lain untuk membedakan antara keduanya, dan menggunakan informasi tersebut untuk mengarahkan pikiran dan tindakan seseorang.

 Budaya Organisasi (X3), Sistem penyebaran

kepercayaan dan nilai-nilai yang berkembang dalam suatu organisasi dan mengarahkan perilaku anggota-anggota organisasi

 Kinerja pegawai (Y), Prestasi kerja yakni perbandingan antara hasil kerja yang secara nyata dengan standar kerja yang ditetapkan dalam melaksanakan tugas sebagai pegawai.

 Kinerja Organisasi (Z), Sejauh mana organisasi dapat mencapai tujuan yang didasarkan pada tujuan yang sudah ditetapkan sebelumnya.

(7)

Volume 2, No. 1, November 2013 - 114

Hasil Penelitian dan Pembahasan Karakteristik Responden

Kkrakteristik responden dalam penelitian ini meliputi jenis kelamin responden, tingkat usia responden, pendidikan terakhir responden, dan status perkawinan maupun penghasilan dari responden. Berdasarkan hasil penelitian, penulis mengidentifikasi karakteristik responden seperti pada tabel 1:

Tabel 1.Karakteristik Responden

No. Uraian Frek Persen

1. Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan 80 43 65.0 35.0 2. Usia responden:  < 20 tahun  20 s/d 29 tahun  30 s/d 39 tahun  40 s/d 49 tahun  > 50 tahun 0 22 57 36 8 0.0 17.0 46.3 29.3 6.5 3. Status perkawinan Menikah Belum menikah 84 39 68.3 31.7 4. Pendidikan terakhir SLTA Diploma Sarjana Pascasarjana 24 30 63 6 19.5 24.4 51.2 4.9 5. Masa Kerja < 3 tahun 3 - 8 tahun 9 - 14 tahun 15 - 20 tahun > 21 tahun 22 31 33 30 7 17.9 25.2 26.8 24.4 5.7 5. Penghasilan 2.000.000 - 2.999.999,- 3.000.000 - 3.999.999,- 4.000.000 - 4.999.999,- 5.000.000 - 5.999.999,- > Rp. 6.000.000,- 19 26 25 22 31 15.4 21.1 20.3 17.9 25.2 Jumlah 123 100.0

Sumber : Data Primer, 2013 (diolah)

Pengaruh Kepemimpinan, Kecerdasan Emosional dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai Pada Sekretariat Daerah Aceh

Secara simultan variabel kepemimpinan, kecerdasan emosional, dan budaya organisasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai Sekretariat Daerah Aceh. Hal ini ditandai oleh nilai Fhitung > Ftabel

(68,938 > 2,690) pada tingkat signifikansi 0,000. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa secara simultan kepemimpinan, kecerdasan emosional, dan budaya organisasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai Sekretariat Daerah Aceh.

Hasil penelitian ini memberikan implikasi bahwa kepemimpinan yang berlaku di Sekretariat Daerah Aceh dapat berdampak terhadap peningkatan kinerja pegawai, kemudian kecerdasan emosional yang dimiliki oleh pegawai juga dapt berdampak terhadap peningkatan kinerja serta budaya organisasi juga berdampak terhadap peningkatan kinerja pegawai Sekretariat Daerah Aceh

.

Pengaruh Parsial Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai

Berdasarkan hasil olahan data dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan secara positif berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai pegawai Sekretariat Daerah Aceh. Hal ini ditandai oleh nilai signifikan 0,000 < 0,05.

Pengaruh Parsial Kecerdasan Emosional Terhadap Kinerja Pegawai

Kemudian variabel kecerdasan emosional secara positif berpengaruh signifikan

(8)

115 - Volume 2, No. 1, November 2013 terhadap kinerja pegawai pegawai Sekretariat Daerah Aceh. Hal ini ditandai oleh nilai signifikan 0,015 < 0,05.

Pengaruh Parsial Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai

Hasil penelitian terhadap variabel budaya organisasi dengan nilai signifikan 0,005 < 0,05. Hasil penelitian terhadap variabel budaya organisasi juga diperoleh nilai koefisien beta sebesar 0,256, Hasil analisis ini menunjukkan bahwa variabel kepemimpinan, kecerdasan emosional, dan budaya organisasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai Sekretariat Daerah Aceh.

Pengaruh Kepemimpinan, Kecerdasan Emosional dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Organisasi Pada Sekretariat Daerah Aceh

Hasil penelitian secara simultan variabel kepemimpinan, kecerdasan emosional dan budaya organisasi serta kinerja pegawai berpengaruh signifikan terhadap kinerja organisasi Sekretariat Daerah Aceh. Hal ini ditandai oleh nilai Fhitung > Ftabel (62,562 >

2,690) pada tingkat signifikansi 0,0001.

Hal ini berarti variabel kepemimpinan, kecerdasan emosional, budaya organisasi dan kinerja pegawai secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja organisasi Sekretariat Daerah Aceh. Besarnya pengaruh secara simultan dari keempat variabel ini dapat dilihat dari nilai koefisien determinasinya. Koefisien determinasi (R2) pengaruh keempat

variabel ini terhadap kinerja organisasi adalah

sebesar 0,612, artinya sebesar 61,2% perubahan didasarkan kinerja organisasi dapat dijelaskan oleh perubahan dari variabel kepemimpinan dan kecerdasan emosional, budaya organisasi dan kinerja pegawai, sedangkan selebihnya sebesar 0,388 artinya sebesar 38,8% dijelaskan oleh faktor lain diluar variabel kepemimpinan, kecerdasan emosional, budaya organisasi dan kinerja pegawai

Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Kinerja Organisasi

Hasil penelitian secara deskriptif terhadap variabel kepemimpinan diperoleh nilai rerata sebesar 4,462, dimana responden mempunyai persepsi positif terhadap variabel kepemimpinan. Hasil pengujian hipotesis terhadap variabel kepemimpinan secara positif berpengaruh signifikan terhadap kinerja organisasi Sekretariat Daerah Aceh. Hal ini ditandai oleh nilai signifikan 0,000 < 0,05

Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Kinerja Organisasi

Hasil penelitian secara deskriptif terhadap variabel kecerdasan emosional diperoleh nilai rerata sebesar 4,512, dimana responden mempunyai persepsi positif terhadap variabel kecerdasan emosional. Hasil penelitian terhadap variabel kecerdasan emosional berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja organisasi Sekretariat Daerah Aceh. Hasil ini ditunjukkan oleh nilai signifikannya yang sebesar 0,022 < 0,05.

(9)

Volume 2, No. 1, November 2013 - 116

Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Organisasi

Hasil penelitian secara deskriptif terhadap variabel budaya organisasi diperoleh nilai rerata sebesar 3,886, dimana responden mempunyai persepsi positif terhadap variabel budaya organisasi. Hasil penelitian terhadap variabel budaya organisasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja organisasi Sekretariat Daerah Aceh. Hal ini ditandai oleh nilai signifikan 0,009 < 0,05.

Pengaruh Kinerja Pegawai Terhadap Kinerja Organisasi

Pengaruh kinerja pegawai (Y) memiliki koefisien jalur sebesar 0,979 dengan p=0,000. Pada tingkat signifikansi α=5% atau 0,05 maka nilai p 0,001 < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa, pengaruh kinerja pegawai (Y) terhadap kinerja organisasi Sekretariat Daerah Aceh (Z) adalah positif dan signifikan. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis ketiga secara parsial dapat disimpulkan bahwa kinerja pegawai berpengaruh signifikan terhadap kinerja organisasi pegawai Sekretariat Daerah Aceh.

VI. Kesimpulan dan Saran A. Kesimpulan

1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemimpinan, kecerdasan emosional, budaya organisasi baik secara simultan maupun parsial berpengaruh terhadap kinerja pegawai pada Sekretariat Daerah Aceh.

2. Hasil penelitian terhadap hipotesis kedua menunjukkan bahwa kepemimpinan, kecerdasan emosional, budaya organisasi baik secara simultan maupun parsial berpengaruh terhadap kinerja organisasi pada Sekretariat Daerah Aceh.

3. Hasil penelitian juga membuktikan bahwa kinerja pegawai juga mempunyai pengaruh terhadap peningkatan kinerja organisasi pada Sekretariat Daerah Aceh.

4. Hasil penelitian juga membuktikan bahwa terdapat pengaruh tidak langsung kepemimpinan, kecerdasan emosional dan budaya organisasi terhadap kinerja organisasi melalui kinerja pegawai Sekretariat Daerah (Setda) Aceh.

B. Saran – Saran

1. Dalam rangka meningkatkan kinerja pegawai pegawai pada Sekretariat Daerah Aceh berdasarkan variabel kepemimpinan, hendaknya pimpinan dapat menciptakan disiplin bagi setiap pegawai dalam bekerja 2. Kecerdasan emosional pegawai pada

Sekretariat Daerah Aceh yang perlu mendapatkan perhatiaan adalah pegawai harus mampu menempatkan diri pada sudut pandang orang lain dan menghargai.

3. Masalah budaya organisasi hendaknya juga menjadi perhatian pimpinan, terutama masalah anggapan pegawai terhadap pekerjaan yang harus dilakukan sesuai dengan kemampuan dan tanggung jawab sesuai tugas dan fungsinya.

(10)

117 - Volume 2, No. 1, November 2013 4. Dalam rangka meningkatkan kinerja

pegawai pegawai, hendaknya perlu mendapatkan perhatian adalah pegawai harus dapat memanfaatkan secara maksimal (efektivitas) sumber daya yang ada pada organisasi untuk meningkatkan kinerja

VII. DAFTAR PUSTAKA

Ambar Teguh, Sulistiyani dan Rosidah, (2003), Manajemen Sumber Daya Manusia, Konsep, Teori dan Pengembangan dalam Konteks Organisasi Publik, Graha Ilmu, Yogyakarta Cooper dan Sawaf, (2002), Executive EQ,

Kecrdasan Emosional Dalam

Kepemimpinan dan Organisasi, Alih Bahasa

Alex Tri Kontjoro, Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Goleman Daniel. (2004). Emotional Intelligence. Alih Bahasa Alex Tri Kuncoro W. Jakarta, Gramedia

Keban, (2004), Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. PT. Remaja Rosdakarya, Jakarta. Watermen dan Peter (2006), Culture Organization,

Rineka Cipta, Jakarta.

Rivai Vehitzal, (2004), Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi: PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Salovey & Mayer, (2006), Emotional Intellegent,: Whay Can Matter More Than IQ, NY. Bantam Book.

Schermerhorn John R. (2003) Manajemen. Edisi Bahasa Indonesia. Penerbit Andi, Yogyakarta.

Siagian Sondang (2002), Manajemen Stratejik. Bumi Aksara, Jakarta.

Simanjuntak, (2005), Manajemen Kinerja, Penerbit Andi, Yogyakarta.

Soedjono (2005), Manajemen Tenaga Kerja, Penerbit Liberty, Yogyakarta.

Wibowo, (2009), Manajemen Kinerja, Edisi Kedua, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Gambar

Tabel 1.Karakteristik Responden

Referensi

Dokumen terkait

I' eta pi mas oh ban yak Ja lan jalan di Indonesia yang rusak sebclum masa pelayanannya atau d1 bawah umur rencananya Sedangkan kegunaan dan pennul..aan

Perkembangan wajah bergantung dari lima facial processes (disebut juga dengan prominences) yang terbentuk pada minggu ke-4, yaitu the single frontonasal

Simpulan hasil penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut; 1) Hasil pengujian menunjukkan pengaruh dari bukti fisik, keandalan, daya tanggap, jaminan dan empati

4.53 Sketsa kebocoran minyak pada saat tekanan 2 bar Dalam kondisi ini, bentuk semburan kebocoran langsung berbentuk seperti awan atau bulu – bulu dan tidak

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri atas dua, yaitu dokumentasi yaitu data yang didapat dari pengumpulan data dan informasi melalui buku-buku,

karakterisasi Cyclic Voltammetry untuk sampel karbon nanopori menunjukkan nilai kapasitansi sebesar 27,7 F/g sedangkan nilai kapasitansi maksimum sebesar 35,77 F/g di

Mengingat hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh positif penerapan metode bermain peran berbantuan asesmen kinerja terhadap hasil belajar IPS dan motivasi

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik menggunakan Earning Response Coefficient sebagai indikator ukuran atas tingkat abnormal return saham dalam merespon