• Tidak ada hasil yang ditemukan

03 BAB-III Isu strategis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "03 BAB-III Isu strategis"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III. ISU-ISU STRATEGIS

BAB III. ISU-ISU STRATEGIS

3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Lampung

Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 8 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Lampung, Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Lampung menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang penanaman modal. Dan mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang penanaman modal dan perizinan yang menjadi kewenangannya, tugas dekonsentrasi dan tugas pembantuan yang diberikan pemerintah kepada Gubernur serta tugas lain sesuai dengan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Gubernur berdasarkan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Lampung menyelenggarakan pelayanan perizinan dan non perizinan secara terpadu (one stop service). Dengan perangkat SPIPISE (Sistem Pelayanan Informasi dan Perizinan Investasi Secara Elektronik) lebih menunjang terhadap pelayanan publik. Berkaitan dengan hal tersebut pada tahun 2012 Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Lampung masuk dalam 10 besar terbaik Penyelenggara Perizinan Terpadu Satu Pintu (PTSP) di bidang penanaman modal provinsi.

Ekonomi Lampung menunjukkan perkembangan yang terus meningkat. Hal ini dapat dilihat pada tabel Pertumbuhan Ekonomi pada tahun 2008-2015 ber-fluktuatif antara 5-6%. Walaupun pertumbuhan ekonomi Lampung berada di atas pertumbuhan ekonomi nasional, dapat dikatakan pertumbuhan ekonomi Lampung termasuk lambat. Kondisi ini perlu mendapat perhatian agar dapat tumbuh lebih berarti lagi.

Laju pertumbuhan ekonomi periode 2010-2011 mengalami kenaikan yang signifikan, bahkan jika diperhatikan berdasarkan skenario target yang telah ditetapkan menunjukan bahwa realisasi telah melampaui target. Secara berturut-turut dari 2010-2012, Laporan Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Provinsi Lampung sebesar 5,88%; 6,43% dan 6,48%. (Rencana Kerja Perangkat Daerah (RKPD) Provinsi Lampung 2009). Pada tahun 2013 pertumbuhan ekonomi Provinsi Lampung mengalami penurunan pertumbuhan ekonomi sebesar 0,51 dibanding tahun 2012, sehingga pertumbuhan ekonomi Provinsi Lampung tahun 2013 menjadi 5,97%. Dan pada tahun berikutnya terus menurun (lebih jelas pada tabel)

(2)

(PMTDB). Sedangkan hubungan antara PMTDB dan Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) dapat digambarkan melalui indikator Incremental Capital Output Ratio (ICOR), yang merupakan ratio (perbandingan) antara PMTDB dengan pertumbuhan PDRB. Semakin besar nilai ICOR menunjukkan bahwa semakin besar pula nilai investasi yang dibutuhkan untuk meningkatkan output PDRB, demikian pula sebaliknya

Grafik Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Lampung terhadap Nasional Tahun 2008-2015

Data : Badan Pusat Statistik

Perkembangan realisasi investasi Penanaman Modal Asing (PMA) Provinsi Lampung dalam lima tahun terakhir (2012 − 2016) mengalami fluktuasi. Nilai investasi terendah tercatat pada tahun 2013 yaitu sebesar Rp.1.911.179.096.866. namun ditahun-tahun berikutnya kembali investasi naik, dan yang tertinggi pada tahun 2016 yaitu sebesar Rp. 7.205.183.900.000

Tabel Perkembangan investasi PMA (Penanaman Modal Asing) dan PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri )

TAHUN PMA PMDN Jumlah

Rp. Proyek Rp. Proyek Rp. Miliar 2012 3.943.045.116.000 146 1.045.195.201.000 176 4.988.240.317.000 2013 468.802.453.000 53 1.442.376.643.866 23 1.911.179.096.866 2014 1.642.845.750.000 81 3.463.251.750.000 42 5.106.097.500.000 2015 3.221.577.500.000 69 1.102.292.500.000 32 4.323.870.000.000 2016 1.173.373.570.000 141 6.031.810.330.000 103 7.205.183.900.000

Pertumbuhan Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) dapat dipacu dengan meningkatkan nilai investasi baik yang berasal dari dalam maupun luar negeri. Angka yang menunjukkan besarnya investasi yang dibutuhkan untuk meningkatkan 1 unit output adalah Incremental Capital Output Ratio (ICOR).

(3)

perkembangan Incremental Capital Output Ratio (ICOR) Provinsi Lampung cenderung menurun selama tiga tahun terakhir. Lebih jelas pada tabel berikut.

Tabel Perkembangan nilai Incremental Capital Output Ratio (ICOR) Lampung 2014-2016 Uraian 2014 2015 2016 Pembentukan Modal Tetap Bruto Atas Dasar Harga Konstan

(PMTB ADHK) (Milyar Rupiah)

30,66 30,08 30,64

Pendapatan Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan (PDRB ADHK) (Milyar Rupiah)

28,78 31,19 34,3

Rasio Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) dan Pendapatan Dosmetik Regional Bruto (PDRB)

106,5 96,44 89,32

Pertumbuhan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) 5,70 7,36 8,61 Pertumbuhan ekonomi 5,08 5,13 5,15 Incremental Capital Output Ratio (ICOR) (%) 2,09 1,87 1,73 Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung

Incremental Capital Output Ratio (ICOR) Provinsi Lampung antara tahun 2014 sampai dengan tahun 2016 rata-rata berada pada kisaran 2,19. Indikator Incremental Capital Output Ratio (ICOR) yang dikatakan efisien adalah ketika Incremental Capital Output Ratio (ICOR) tersebut berada pada kisaran 3%. Artinya pada tiga tahun terakhir, 2011 ̶

2016 walaupun nilai ICOR menurun, investasi di Provinsi Lampung dapat dikatakan efisien.

Ada beberapa permasalahan yang dihadapi oleh Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Lampung yaitu :

1. Data peluang investasi yg belum update;

2. Belum terpenuhinya sarana dan prasarana yang mendukung pelayanan publik sesuai dengan standard pelayanan;

3. Standard pelayanan dan SOP yang belum update;

4. Masih terdapat perizinan dan non perizinan yang belum terpadu dalam Dinas Penanaman Modal dan PTSP Provinsi Lampung;

5. Belum tercukupinya sumber daya aparatur penanaman modal dan perizinan yang kompeten.

Untuk itu pada tahun periode 2015-2019 Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Lampung akan melakukan :

1. Peningkatan kebijakan pengembangan penanaman modal berbasis kewilayahan dan potensi daerah;

2. Fasilitasi peningkatan pelayanan penanaman modal, antara lain melalui percepatan implementasi Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) di bidang penanaman modal dan Sistem Pelayanan Informasi dan Perizinan Investasi Secara Elektronik (SPIPISE) di seluruh kabupaten/kota serta penetapan kualifikasi Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) di bidang penanaman modal;

3. Melakukan penyeragaman Standar Operasional Prosedur (SOP) Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) seluruh kabupaten/kota se-Provinsi Lampung;

(4)

intensif, terintegrasi, terpadu dan terfokus, di dalam dan luar negeri, dengan melibatkan sektor-sektor unggulan daerah, usaha kecil dan menengah, melakukan penyebarluasan potensi penanaman modal daerah-daerah melalui media cetak dan elektronik yang berskala nasional;

5. peningkatan kapasitas sumber daya aparatur penanaman modal di daerah antara lain pendidikan dan pelatihan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) di bidang penanaman modal, maupun kemampuan dalam berbahasa.

3.2. Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah

Visi Provinsi Lampung

Visi pembangunan jangka menengah daerah yang telah diterjemahkan dalam sasaran pokok dan arah kebijakan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Lampung menjadi acuan bagi kepala daerah dan wakil kepala daerah dalam merumuskan visinya pada periode lima tahun ke depan dan bagaimana mewujudkan visi tersebut pada 2015 ̶ 2019.

Visi tersebut dibangun guna mendorong semangat bagi seluruh pemangku kepentingan (stakeholders) untuk berperan serta dalam membangun dan mewujudkan Provinsi Lampung yang maju disegala aspek kehidupan, serta terciptanya kehidupan masyarakat yang sejahtera dan mandiri. Dengan demikian kemajuan akan mendorong terwujudnya kesejahteraan dan kemandirian sebagai tujuan akhir.

Visi Provinsi Lampung Tahun 2005-2025, sebagai mana yang termuat dalam RPJMD Provinsi Lampung 2015-2019 adalah

“LAMPUNG MAJU DAN SEJAHTERA 2019 ”

Maju mempunyai konotasi modern atau industrialized. Kemajuan mencakup domain perekonomian, iptek dan inovasi, pendidikan, dan civilization (politik dan hukum). Perekonomian yang maju umumnya berbasis industri, perdagangan, dan jasa, didukung oleh infrastruktur yang mantap dan memadai. Proses produksi didukung oleh penerapan sains dan teknologi yang kental. Tingkat pendapatan masyarakat tinggi dengan pembagian yang lebih adil dan merata.

(5)

Sejahtera mempunyai konotasi whealthy atau prosperous. Masyarakat yang sejahtera berarti secara ekonomi makmur, dengan pembagian yang lebih adil dan merata. Jumlah penduduk terkendali (laju pertumbuhan lebih rendah) derajat kesehatan tinggi, angka harapan hidup tinggi, dan kualitas pelayanan sosial lebih baik. Masyarakat sejahtera terjamin hak-haknya dan berkesempatan sama untuk meningkatkan hidup, memperoleh pekerjaan, pendidikan, kesehatan, dan pelayanan sosial, serta kebutuhan dasar yang layak.

Masyarakat Lampung akan memanfaatkan secara optimal segala bentuk peluang dan kesempatan pada wilayah lain di Indonesia bahkan di luar negeri untuk kemajuan demi terwujudnya masyarakat yang makmur. Pada era globalisasi sekarang masyarakat Lampung akan meningkatkan kemampuan dari yang sudah ada dalam mekanisme perdagangan bebas. Sebagai bangsa pejuang, semua elemen pemangku kepentingan akan berjuang secara proaktif untuk keluar dari keterpurukan sehingga menjadi sejajar dengan masyarakat yang lebih maju di luar Provinsi Lampung dengan senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai kebangsaan seperti yang termaktub dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Tahun 1945.

Untuk menjadi daerah yang maju syarat yang harus dipenuhi adalah peningkatan kualitas sumberdaya manusia, pemanfatan sumberdaya alam secara berkelanjutan, penciptaan iklim usaha kondusif untuk peningkatan investasi, peningkatan kemampuan aparatur pemerintahan yang mendukung terwujudnya organisasi berkewirausahaan (entrepreneuring government), pemanfaatan Iptek dan inovasi secara optimal, ketersediaan infrastruktur fisik serta infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi.

Misi Provinsi Lampung

Untuk mewujudkan Visi Pembangunan Jangka Menengah Provinsi Lampung Tahun 2015 2019, dirumuskan 5 (lima) Misi sebagai berikut :

1. Meningkatkan Pembangunan ekonomi dan memperkuat kemandirian daerah; 2. Meningkatkan infrastruktur untuk pengembangan ekonomi dan pelayanan sosial;

3. Meningkatkan kualitas pendidikan, kesehatan, iptek dan inovasi, budaya masyarakat, dan kehidupan beragama yang toleran.

4. Meningkatkan pelestarian SDA dan kualitas lingkungan hidup yang berkelanjutan. 5. Menegakkan supremasi hukum, mengembangkan demokrasi berbasis kearifan lokal,

dan memantapkan kepemerintahan yang baik dan antisipatif.

3.3 Penentuan Isu-Isu Strategis

Ada beberapa hal yang menjadi isu, yang akan ditangani pada 5 tahun kedepan antara lain :

a. Promosi peluang dan potensi Provinsi Lampung

(6)

Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Lampung, ada beberapa hal yang dilakukan untuk melakukan promosi antara lain :

− Pameran baik di dalam daerah, di luar provinsi, bahkan sampai keluar negeri; − Menyelenggarakan pertemuan dengan calon investor;

− Membangun website

b. Penyelenggaraan perizinan dan non perizinan secara terpadu (one stop service)

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Lampung membentuk Pelayanan Terpadu Satu Pintu sebagaimana yang diatur berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2009 tentang Pelayanan Terpadu Satu Pintu di Bidang Penanaman Modal.

Guna mendukung pelayanan terhadap masyarakat, PTSP didukung dengan SPIPISE (Sistem Pelayanan Informasi dan Perizinan Investasi Secara Elektronik) yang merupakan sistem pelayanan perizinan dan non perizinan yang terintegrasi dengan BKPM. Dengan menggunakan SPIPISE diharapkan proses pelayanan kepada masyarakat dapat diselenggarakan dalam waktu singkat dan tanpa dibebankan biaya kepada masyarakat.

c. Pemantauan, pengawasan dan pembinaan pelaksanaan penanaman modal di Provinsi Lampung

Gambar

Tabel Perkembangan investasi PMA (Penanaman Modal Asing) dan PMDN (PenanamanModal Dalam Negeri )

Referensi

Dokumen terkait

Unit Organisasi : Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Sub Unit Organisasi : Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu U P B : Dinas Penanaman Modal

Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Malang. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu. Pelayanan Terpadu Satu

Kualitas Pelayanan Publik dalam Perizinan di Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Kantor Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPMP2T) Kabupaten

Sensor MLX90614 merupakan sensor yang digunakan untuk mengukur suhu dengan memanfaatkan radiasi gelombang infra merah.. Sensor ini didesain khusus untuk mendeteksi

Proses pembelajaran IPA di kelas harus dapat memberikan pengalaman ilmiah kepada siswa, memberikan kesempatan bekerjasama, mengembangkan keterampilan berpikir untuk

Perizinan dan Non Perizinan dari Bupati kepada Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Dalam Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Sistem Elektronik

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN PADANG LAWAS UTARAARIAN LEPAS.. DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYAERIZINA PADANG

PELAYANAN TERPADU SATU PINTU (PTSP) DI BIDANG PENANAMAN MODAL PELAYANAN TERPADU SATU PINTU (PTSP) DI BIDANG PENANAMAN MODAL PELAYANAN TERPADU SATU PINTU (PTSP) DI BIDANG PENANAMAN