2 1. Pendahuluan
Pelayanan merupakan kegiatan yang terjadi dalam interaksi langsung antara pengguna layanan dengan perusahaan/organisasi penyedia layanan guna memberikan kepuasan pelanggan. Pelayanan kesehatan merupakan salah satu bentuk layanan umum yang disediakan oleh klinik. Pengguna layanan berharap mendapatkan pelayanan yang bermutu baik yaitu efisien dan efektif. Untuk mendukung pelayanan tersebut, maka diperlukan administrasi pasien yang baik. Adminstrasi pasien memberikan nilai tersendiri bagi pasien. Pasien dapat menilai kualitas klinik dari pelayanan yang diberikan. Klinik yang menjadi lokasi penelitian ini merupakan salah satu klinik penyedia layanan kesehatan kulit. Klinik dr.Joko memiliki banyak pasien dan jumlah kunjungan pasien yang cukup tinggi. Prosedur atau kegiatan administrasinya dilakukan secara manual seperti pencatatan data sehingga rentan akan kesalahan informasi dan menyebabkan pengolahan data menjadi tidak akurat. Apabila terjadi kesalahan informasi dalam administrasi pasien mulai dari registrasi pasien, pendaftaran pemeriksaan pasien, rekam medis hingga pembayaran obat maka akan mengganggu kegiatan operasionalnya. Maka dari itu, klinik harus mempunyai suatu sistem sebagai pendukung untuk melakukan pelayanan kesehatan secara efisien dan efektif.
2. Tinjauan Pustaka
Penelitian yang membahas tentang sistem pelayanan pasien telah banyak dipublikasikan, salah satunya penelitian yang memaparkan tentang sistem informasi rekam medis pasien di UPTD Puskesmas Jampang Tengah Kabupaten Sukabumi [1]. Latar belakang masalahnya adalah pengolahan data pasien belum terintegrasi satu sama lain. Dengan adanya sistem rekam medis, pihak puskesmas menjadi lebih mudah dalam pengolahan data pasien dan memperoleh laporan yang diperlukan oleh Unit Pelaksana Teknik Dinas Puskesmas terkait. Penelitian lainnya yaitu sistem informasi pelayanan kesehatan pada Puskesmas Pontang Serang Banten [2]. Dengan penerapan sistem ini, pihak puskesmas dapat mengefektifkan kinerja serta mengefisiensikan waktu dalam pengolahan data pasien, rekam medis dan data obat serta bermanfaat bagi peningkatan pelayanan kesehatan pasien. Penelitian ini menitikberatkan pada proses administrasi pasien sebagai pendukung kegiatan pelayanan kesehatan pasien di klinik. Sistem memuat tentang catatan identitas pasien, pemeriksaan fisik, diagnosis/masalah dan pengobatan pasien. Kegiatan administrasi pasien menggunakan sistem yang terkomputerisasi.
3
berhubungan satu sama lain yang membentuk satu kesatuan untuk mengintegrasikan data, memproses dan menyimpan serta mendistribusikan informasi [5].
Pelayanan merupakan suatu/serangkaian aktivitas yang bersifat tidak kasat mata (tidak dapat diraba) yang terjadi sebagai akibat adanya interaksi antara konsumen/pelanggan dengan karyawan/hal-hal lain yang disediakan oleh perusahaan pemberi layanan yang dimaksudkan untuk memecahkan masalah konsumen/pelanggan [6]. Pelayanan memiliki empat karakteristik [6] : 1)
Intangibility, jasa bersifat tidak dapat dilihat, dirasa, dicium, didengar, atau diraba
sebelum dibeli dan dikonsumsi. Konsumen dapat merasakan jasa/layanan apabila mereka sudah mengkonsumsinya; 2) Heterogeneity, layanan sangat bersifat variabel atau heterogen, artinya bentuk, kualitas dan jenisnya sangat beraneka ragam, tergantung pada siapa, kapan, dan di mana layanan tersebut dihasilkan;
3)Inseparability, barang fisik biasanya diproduksi terlebih dahulu, kemudian
dijual, baru dikonsumsi; sedangkan jasa/layanan umumnya dijual terlebih dahulu, baru kemudian diproduksi dan dikonsumsi pada waktu dan tempat yang sama;
4)Perishability, jasa/layanan adalah komoditas yang tidak tahan lama, tidak dapat
disimpan untuk pemakaian ulang di waktu datang, dijual kembali atau dikembalikan.
4
manual; 2) Pelayanan rekam medis manual dan registrasi komputerisasi, rekam medis berbasis komputerisasi, namun masih terbatas hanya pada pendaftaran, data pasien masuk dan pasien keluar termasuk meninggal. Pengolahan masih terbatas pada sistem registrasi secara komputerisasi. Sedangkan lembar administrasi dan medis masih diolah secara manual; 3) Pelayanan manajemen infomasi kesehatan terbatas, pelayanan rekam medis yang diolah menjadi informasi dan pengelolaannya secara komputerisasi yang berjalan pada satu sistem secara otomatis di unit kerja manajemen informasi kesehatan; 4)Pelayanan sistem informasi terpadu, Computerized patient Record (CPR), yang disusun dengan mengambil dokumen langsung dari sistem image dan struktur sistem dokumen yang telah berubah; 5) Pelayanan Manajemen Informasi Kesehatan dengan rekam kesehatan elektronik, sistem pendokumentasian telah berubah dari Electronic
Medical Record (EMR) menjadi Electronic Patient Record sampai dengan tingkat
yang paling akhir dari pengembangan Health Information System, yaitu Electronic
Health Information System, yakni Electronic Health Record (EHR) – Rekam
Kesehatan Elektronik. Penelitian ini membahas tentang kegiatan administrasi sebagai pendukung layanan kesehatan pasien di klinik. Sistem yang dirancang memuat tentang catatan identitas pasien, pemeriksaan fisik, diagnosis/masalah dan tindakan/pengobatan. Dapat dilihat pada proses pendaftaran pasien, daftar ulang, pemeriksaan dan pengambilan obat.
3. Metodologi Penelitian
Metode pengembangan sistem yang digunakan adalah metode prototype. Metode ini merupakan suatu metode dalam pengembangan sistem yang menggunakan pendekatan untuk membuat suatu program dengan cepat dan bertahap sehingga segera dapat dievaluasi oleh pemakai [3]. Tahapan-tahapan metode prototype adalah [3] : 1) Identifikasi kebutuhan pemakai, pada tahap ini pengembang dan pemakai saling bertemu. Kemudian bersama-sama mendefinisikan format seluruh perangkat lunak, mengidentifikasikan kebutuhan sistem; 2) Membuat prototype, pada tahap ini pengembang mulai membuat
prototype berdasarkan kebutuhan sistem yang telah disepakati antara pengguna
dan pemakai; 3) Menguji prototype pada tahap ini, pemakai melakukan pengujian
prototype dan memberikan kritik atau saran; 4) Memperbaiki prototype, pada
tahap ini, pengembang melakukan modifikasi sesuai dengan masukan pemakai; 5)Mengembangkan versi produksi, pada tahap ini pengembang menyelesaikan sistem sesuai dengan masukan terakhir pemakai.
Identifikasi Kebutuhan Pemakai
5
sekunder, merupakan data yang diperoleh dari teori-teori penunjang atau olahan dari pihak lain. Teknik yang digunakan dalam penelitian adalah : a) Observasi, merupakan pengumpulan data yang dilakukan dengan mengamati secara langsung mengenai proses bisnis pelayanan pasien klinik dr.Joko; b) Wawancara, merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara tanya jawab langsung dengan pihak yang terkait yaitu pemilik dan karyawan klinik dr.Joko. Wawancara yang dilakukan mengenai pelayanan pasien yang terjadi pada klinik dr.Joko bertujuan untuk menentukan kebutuhan yang harus dipenuhi untuk merancang aplikasi yang dibangun; c) Studi literatur, teknik pencarian data dan informasi pada buku-buku/kepustakaan sebagai bahan referensi yang berhubungan dengan materi penelitian.
Tahap Analisis
Sebelum melakukan perancangan suatu sistem yang baru, harus memahami proses bisnis yang telah ada terlebih dahulu agar dapat menilai kekurangan apa saja yang dapat diperbaiki. Penggambaran proses analisis sistem dilakukan dengan cara membuat penggambaran sistem yang telah ada dan membuat analisis kebutuhan atau Software Requirement Specification (SRS).
Gambar 1 menjelaskan proses bisnis pelayanan pasien sebelumnya klinik dr.Joko :
1. Pasien mendaftar berobat terlebih dahulu dengan cara menelepon ke klinik. Pasien menyebutkan nama pasien yang akan melakukan periksa.
2. Customer service mengajukan pertanyaan apakah pasien sudah pernah
berobat atau belum. Apabila pasien belum terdaftar, maka pasien harus mendaftar dan kemudian memberikan identitasnya, berikutnya akan dicatat oleh customer service. Sedangkan bagi pasien yang sudah pernah berobat, maka langsung menyebutkan nama dan umur. Setelah nama dan umur dicatat, customer service memberikan nomor antrian kepada pasien.
3. Nomor antrian digunakan untuk melakukan daftar ulang dan pemeriksaan. Pasien datang ke klinik untuk daftar ulang dan menyebutkan nama beserta nomor antriannya. Selanjutnya customer service mencatat dan mencentang nomor antrian pasien serta menyiapkan kartu pasien berisi data pasien beserta riwayatnya yang tertulis pada secarik kertas. Kartu pasien tersebut ditumpuk di sebuah almari berisi rak-rak.
4. Kartu pasien tersebut diserahkan ke dokter digunakan untuk pemeriksaan. Dokter memberikan konsultasi dan mencatat riwayat baru pasien. Setelah aktivitas ini, ada dua kemungkinan yaitu hanya konsultasi atau konsultasi dan pemberian resep obat. Apabila hanya konsultasi, maka pasien pulang. Jika konsultasi dan pemberian obat, maka pasien menuju ke apotek.
6 daftar ulang Cari kartupasien
Berikan
Terima resep Racik obat Catat obat keluar
Gambar 1 Proses Bisnis Sebelumnya
Hasil analisis yang menjadi permasalahan pada proses bisnis yang sudah berjalan di klinik adalah pencatatan administrasi masih manual dan belum terintegrasi, sehingga rentan terjadi kesalahan informasi dan menyebabkan pengolahan data menjadi tidak akurat. Prosedur administrasi yang baik menjadi pendukung kegiatan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien. Prosedur administrasi yang baik dapat didukung dengan system yamg terkomputerisasi. Tabel 1 dan Tabel 2 merupakan tabel perbandingan antara proses bisnis sebelumnya dengan sistem yang akan diterapkan.
Tabel 1 Proses bisinis sebelumnya
Proses Keterangan
1. Pendaftaran pasien - Pasien memberikan identitas diri (nama dan umur)
- Customer service mencatat pendaftaran pasien (nama dan umur pasien) - Cutomer service memberikan nomor antrian
2. Daftar ulang pasien - Pasien menyebutkan nama dan nomor antrian - Customer service mencatat daftar ulang pasien - Customer service mencari kartu pasien di tumpukan rak 3. Pemeriksaan - Customer service memberikan kartu pasien ke dokter
7
- Resep obat diberikan pasien dan kemudian diserahkan ke apotek 4. Pembayaran obat - Apotek menerima resep pasien
- Apotek mencatat pembelian obat - Apotek menulis nota pembayaran - Apotek menghitung total pembayaran
Tabel 1 merupakan model proses bisnis pelayanan pasien sebelumnya pada klinik. Sedangkan Tabel 2 merupakan model yang akan digunakan untuk perancangan dan implementasi sistem yang dibuat.
Tabel 2 Sistem yang akan diterapkan
Proses Keterangan
1. Pendaftaran pasien - Data pasien dimasukkan ke dalam satu database sistem untuk memudahkan semua bagian klinik dalam pencatatan dan pencarian data. ID pasien dijadikan sebagai primary key agar memudahkan pencarian. - Sistem menyediakan fasilitas untuk menginputkan ID Pasien yang
dilakukan oleh customer service. Penambahan pasien dimasukkan ke dalam tabel pendaftaran.
2. Daftar ulang pasien - Saat pasien melakukan daftar ulang, ID pasien yang termuat di dalam tabel pendaftaran pada sistem dipilih oleh customer service.
- Sistem memberikan nomor antrian pemeriksaan pasien. 3. Pemeriksaan - Dokter dapat mengetahui urutan antrian pasien melalui sistem.
- Dokter input keluhan dan diagnose pasien pada sistem. - Dokter input resep obat pasien pada sistem.
4. Pembayaran obat - Apotek memilih satu per satu pasien untuk melihat daftar obat sesuai dengan resep.
- Sistem secara otomatis menghitung total pembayaran. - Apotek mencetak nota pembayaran.
System Requirement Specifications
Kebutuhan spesifikasi sistem yang dibagi menjadi : 1) Kebutuhan input, data pasien merupakan data-data pasien beserta riwayat pemeriksaan serta riwayat obat selama melakukan pengobatan di klinik dr.Joko; 2) Kebutuhan proses, kebutuhan proses pada saat aplikasi berjalan yaitu administrasi layanan termasuk rekam medis merupakan proses pendaftaran pasien, daftar ulang, pemeriksaan (pencatatan riwayat pasien dan pemberian resep), serta penerimaan resep obat.
Customer service, dokter dan apotek terintegrasi dengan sistem; 3) Kebutuhan
output yaitu laporan pemeriksaan pasien merupakan data laporan berupa riwayat
8
Tabel 3 Hak akses pengguna sistem
Hak Akses Pengguna
Customer Service Dokter Apotek
1. Melakukan login
sebagai CS
2. Mengelola data dokter 3. Mengelola data pasien 4. Input pendaftaran pasien 5. Input daftar ulang
pasien
6. Melihat data pasien serta data pemeriksaan pasien harian
7. Back-up laporan pemeriksaan harian
1.Melakukan login sebagai dokter
2.Melihat riwayat pasien 3.Input riwayat baru pasien 4.Input resep obat dan rujukan obat (bila perlu)
1. Melakukan login
sebagai apotek 2. Mengelola data obat 3. Melihat resep obat dan
rujukan obat (bila perlu) 4. Input pembelian obat
(copy-an resep) 5. Cetak nota pembayaran 6. Melihat laporan
persediaan obat
Pembangunan Prototype Aplikasi
Hasil tahap identifikasi kebutuhan pemakai menjadi bahan yang digunakan dalam tahap perancangan sistem sebagai cara untuk mendapatkan pemecahan masalah alternatif yang dapat diusulkan dalam pengembangan sistem. Perancangan sistem informasi administrasi layanan kesehatan pasien pada klinik dr.Joko akan digambarkan dengan metode UML (Unified Modelling Language). UML digunakan unuk memodelkan sistem.
Usecase Diagram
lihat daftar pem eriks aan <<include>>
<<include>>
input rujukan obat dokter
lihat pem belian res ep obat <<include>>
lihat laporan pers ediaan obat kelola data obat input pembelian obat apotek
9
Gambar 2 menggambarkan diagram use case untuk sistem informasi administrasi layanan kesehatan pasien. Pengguna pertama yaitu customer service
yang dapat mengelola data dokter. data pasien, input pendaftaran, input daftar ulang pasien, back-up laporan pemeriksaan harian pasien. Pengguna kedua yaitu dokter yang dapat melihat pendaftaran pemeriksaan, input riwayat baru pasien,
input resep obat dan input rujukan obat. Pengguna ketiga yaitu apotek yang dapat
melihat resep obat pasien, input pembelian obat pasien, melihat rujukan obat, cetak total pembayaran obat, kelola data obat, lihat persediaan obat, back-up
laporan pembayaran obat pasien per hari..
Activity Diagram
s tart
input data pas ien
pilih dokter
klik daftar input ID pas ien
valid ? tidak
s earch data
s ave data ya
end menampilkan lis t pendaftaran
s ave data
Sistem CS
Gambar 3Activity Diagram Pendaftaran Pemeriksaan Pasien
10 s ave data
s tart
mem validas i daftar ulang pas ien
Gambar 4Activity Diagram Administrasi Layanan Pasien
Gambar 4 menggambarkan tentang activity diagram berobat pasien. Aktivitas ini merupakan rangkaian dari aktivitas pendaftaran yang tergambar pada Gambar
3. Customer service login terlebih dahulu kemudian pilih ID pasien yang sudah
11
Sequence Diagram
CS : CS
Form Pendaftaran : Us er Interface
DB : DB
2:input ID pas ien
5 : s end data
6 : s ave data ()
7: tampil lis t pendaftaran 3 : pilih dokter
4 : klik daftar 1:login
Gambar 5Sequence Diagram Pendaftaran Pemeriksaan Pasien
Gambar 5 menggambarkan tentang proses pendaftaran pemeriksaan pasien dimulai dengan customer sevice login terlebih dahulu kemudian input ID pasien. Berikutnya database akan memeriksa data pasien. Customer service klik tombol daftar, secara otomatis database akan menyimpan permintaan. Dan kemudian data tampil pada tabel pemeriksaan pasien harian.
: CS Form Pendaftaran : User Interface : DB
Form Daftar Pasien : User Interface : Form Login
2 : Pilih ID pasien
4 : Get nomor antrian 3 : Send request
5:Tampil tabel pemeriksaan 1: Login
6:Logout
Gambar 6Sequence Diagram Daftar Ulang
Gambar 6 menggambarkan tentang proses daftar ulang pasien yang diinput
customer service. Langkah pertama yaitu customer service login terlebih dahulu
12 : Dokter Form Daftar Pasien : User Interface
Form Riwayat Pemeriksaan : U...
: DB Form Resep Pasien : User Interface : Form Login
2 : pilih sesuai urutan antrian
3 : send request
4 : tam pil data 5: input riwayat pasien
6: send data
7:save data
8: input resep obat
9 : send data 10: save data 1:Login
11:Logout
Gambar 7Sequence Diagram Pemeriksaan
Gambar 7 menggambarkan proses pemeriksaan pasien oleh dokter. Sebelum menggunakan sistem, dokter harus login dahulu. Dokter dapat melihat daftar pemeriksaan melalui form daftar pasien. Kemudian dokter memilih pasien berikutnya akan direspon database. Setelah berhasil, maka akan muncul form
riwayat pemeriksaan. Dokter input riwayat maka database akan menyimpannya. Kemudian dokter input resep obat, database akan menyimpannya.
: Apotek : Form Login Form Pembayaran Obat : User Interface
: DB Form Resep Pasien : User
Interface 1:Login
2:Pilih pasien
3:send request
4:tampil
6 : Logout
5 : cetak pembayaran
Gambar 8Sequence Diagram Pembayaran Obat
Gambar 8 menggambarkan proses pembayaran obat oleh pasien. Apotek diharuskan login terlebih dahulu baru kemudian dapat melihat resep obat per pasien yang diberikan oleh dokter. Apotek pilih pasien sesuai urutan antrian,
database akan merespon. Selanjutnya data resep akan tampil di form pembayaran
13
Class Diagram
Gambar 9Class Diagram Sistem
Gambar 9 menggambarkan tentang kelas diagram aplikasi sistem informasi administrasi layanan kesehatan pasien yang memiliki tiga user yaitu customer
service, dokter dan apotek. Kelas diagram ini menjelaskan tentang rancangan
database sistem yang akan dibangun berupa kelas-kelas yang mempunyai atribut dan operasi sendiri-sendiri.
Versi Aplikasi
Versi aplikasi telah mengalami proses empat kali evaluasi berdasarkan tanggal yang tercantum pada Tabel 4. Proses evaluasi yang dilalui bertahap, mulai dari pembuatan aplikasi pada tombol insert, update, dan delete, serta menampilkan data kemudian memperbaiki eror yang terjadi hingga diterima. Versi terakhir yaitu tahap memperbaiki interface serta membuat tampilan untuk laporan.
Tabel 4. Tabel Versi aplikasi prototype
No. Versi Tanggal Update
1 01.2012 14 Maret 2012 Menambah, mengubah serta menghapus data pasien dan data
obat. Menampilkan dan mencari data pemeriksaan pasien harian.
2 02.2012 30 Maret 2012 Memperbaiki eror yang terjadi.
3 03.2012 27 April 2012 Menambah laporan persediaan stok obat.
4 04.2012 10 Mei 2012 Memperbaiki interface, menambah pengaturan akun, menambah
14 4. Implementasi Sistem
Setelah melihat hasil dari pembangunan prototype yang dirancang, maka hasil dari perancangan tersebut kemudian diimplementasikan menjadi aplikasi sistem informasi administrasi layanan kesehatan pasien. Dalam pembahasan hasil implementasi ini sudah menggunakan hasil prototype revisi (Versi 04.2012 ).
Tahapan ini merupakan tahapan akhir dalam pengembangan sistem, dimana aplikasi dapat diterapkan dalam kegiatan nyata yang berhubungan dengan sistem tersebut. Terdapat evaluasi dan perbaikan yang digunakan untuk penyempurnaan aplikasi sehingga dapat berjalan optimal sesuai dengan yang diharapkan.
Coding dan Form pada Program
Gambar 10Form Pendaftaran Pasien
Langkah awal adalah customer service login baru kemudian dapat melakukan pendaftaran pemeriksaan pasien dengan cara memasukkan ID pasien pada field ID Pasien. Terlihat pada Gambar 8 terdapat tabel yang berisi daftar pasien yang sudah melakukan pendaftaran. Tabel tersebut digunakan customer
service untuk proses selanjutnya yaitu daftar ulang pasien. Sebelum pasien
diperiksa, pasien harus melakukan daftar ulang terlebih dahulu di customer
service untuk mendapatkan nomor antrian pemeriksaan. Nomor antrian pasien ini
15
Gambar 11 FormGet Nomor Antrian
Setelah pasien melakukan daftar ulang, maka pasien akan mendapatkan nomor antrian pemeriksaan. Sistem dapat otomatis memberikan nomor antrian. Pada Gambar 11 terlihat bahwa terdapat sebuah tabel yang berisi daftar pemeriksaan pasien harian.
Gambar 12 Form Pemeriksaan
16
Gambar 13 Form Riwayat Pemeriksaan
Setelah dokter memilih satu per satu pasien maka dokter input riwayat pasien berupa anamnesa, diagnose penyakit pasien dan lain-lain sesuai kebutuhan. Setelah riwayat pasien disimpan, dokter dapat menggunakan tombol resep untuk memberikan resep obat pasien. Pada Gambar 13, riwayat pasien dapat dilihat pada tabel data riwayat pasien.
Gambar 14 Form Resep Pasien
17
Gambar 15 Form Pembayaran Obat
Resep obat pasien yang diinputkan oleh dokter dapat terbaca di bagian apotek setelah berhasil login. Apotek dapat melihat obat pasien sesuai dengan resep yang diberikan oleh dokter serta pembayaran yang harus dilakukan oleh pasien. Terlihat pada Gambar 15, terdapat tabel yang berisi obat-obat sesuai dengan resep masing-masing pasien. Form tersebut juga terdapat tombol yang dapat digunakan oleh apotek untuk melihat rujukan obat pasien yang diberikan dokter. Selanjutnya apotek dapat mencetak rujukan obat serta nota pembayaran.
Pengujian Sistem
18
Tabel 5 Pengujian Sistem
No Kondisi Skenario uji Respon Sistem Hasil
Pengujian
1. Login user -Login (kesalahan mengisi
nama pengguna dan kata sandi)
-Melanjutkan ke menu
utama sesuai dengan hak
user.
-Berhasil
2. Data dokter -Pada saat input data masih
ada yang belum diisi.
- Muncul peringatan “Isi
data dengan lengkap ”
ada yang belum diisi
- Muncul peringatan
5. Pendaftaran pemeriksaan -Id pasien yang belum
terdaftar
- Muncul peringatan “ID
Pasien tidak terdaftar”
-Data tidak bertambah
-Memilih Id pasien yang
sudah mendaftar ulang
- Muncul peringatan “Pasien
sudah mendaftar ulang”
-Data tidak bertambah
-Tidak memilih dokter - Muncul peringatan
“Masukkan data dengan lengkap”
- Data tidak bertambah
- Bila pasien yang mendaftar telah mencapai batas maksimal
- Muncul peringatan “Jumlah
pasien sudah mencapai
batas maksimal”
- Data tidak bertambah
6. Resep pasien -Memasukkan jumlah obat
dengan tanda (-)
-Tanda (-) tidak dapat terbaca
7. Pembayaran obat -Bila jumlah uang yang
dimasukkan kurang dari tagihan pembayaran - Memasukkan jumlah uang dengan tanda (-)
- Muncul peringatan “Uang
anda kurang”
- Tanda (-) tidak dapat terbaca
Tabel 5 merupakan tabel pengujian sistem yang menjelaskan tentang kondisi yang akan terjadi pada saat pengguna ingin menjalankan sistem sesuai dengan kebutuhannya. Validasi telah dilakukan ke dalam sistem sehingga sistem dapat merespon setiap tindakan yang dilakukan oleh pengguna.
19
data obat, data pendaftaran dan data pemeriksaan tidak akan ada yang sama karena sistem tidak akan memproses jika data tersebut sudah terdaftar dalam
database sistem.
Pengujian Penerimaan Pengguna
Pengujian ini dilakukan dengan metode wawancara kepada pengguna sistem. Pengguna terdiri dari tiga orang, satu orang dari bagian customer service, satu orang dokter dan satu orang lagi dari bagian apotek.
Tabel 6 Tabel Pengujian Penerimaan Pengguna
No. Operasi Sistem Respon Pengguna
1 Apakah sistem ini sudah sesuai dengan kebutuhan
pengguna klinik?
Dari tiga orang, tiga orang menjawab sudah.
2 Apakah sistem informasi layanan kesehatan pasien yang
dirancang dapat diterapkan pada klinik?
Tiga orang menjawab sistem informasi ini bisa diterapkan.
3
Apakah sistem informasi ini mudah digunakan? Tiga orang menjawab sistem informasi ini mudah
digunakan.
4 Bagaimana tampilan dari sistem informasi yang
dirancang?
Satu orang menjawab penampilan kurang menarik. Dua orang lagi menjawab cukup.
5 Apakah sudah melakukan proses administrasi layanan
dengan baik ?
Tiga orang mengatakan cukup baik.
Tabel 6 menjelaskan tentang tabel pengujian penerimaan pengguna sistem yakni pihak klinik dr.Joko. Dari hasil wawancara, dapat disimpulkan bahwa sistem ini sudah memenuhi kebutuhan pengguna. Hal ini dapat dilihat pada pertanyaan-pertanyaan mengenai sistem yaitu tentang kesesuaian dengan kebutuhan pengguna, penerapan perancangan sistem, kemudahan penggunaan sistem, tampilan sistem dan proses administrasi layanan kesehatan pasien.
Evaluasi Prototype
Tahap ini merupakan tahap pengujian sederhana yang dilakukan pengembang dengan pengguna. Pengembang melakukan evaluasi terhadap penilaian pengguna tentang prototype yang telah dibuat, bila pengguna menginginkan perubahan, maka pengembang akan merubah bagian mana saja yang akan dirubah. Terdapat beberapa perubahan dan update yang dilakukan sesuai dengan perubahan yang terjadi pada aplikasi. Versi dari awal hingga pada implementasi akhir terdapat empat versi update.
5.
Simpulan
20
melakukan aktivitas seperti pencarian dan penginputan data. Customer service
tidak lagi mencari data pasien di tumpukan rak dan mencatat pasien di buku pendaftaran. Secara otomatis sistem memberikan nomor antrian pada saat pasien daftar ulang. Berbeda dengan proses bisnis sebelumnya, nomor antrian diberikan pada saat pendaftaran. Hal ini dirasa kurang efektif karena nomor antrian menjadi tidak berfungsi sebab terkadang ada pasien yang tidak datang atau bahkan pasien dengan nomor besar datang terlebih dahulu. Customer service tidak lagi menyerahkan kartu pasien ke dokter karena dokter dapat melihat tabel pemeriksaan harian. Dokter tidak lagi mencatat riwayat pasien pada kartu pasien karena riwayat tersebut diinputkan ke dalam sistem. Begitu juga dengan resep obat, resep diinputkan ke dalam sistem. Pasien tidak lagi membawa resep obat yang diberikan dokter ke apotek karena dengan sistem resep pasien dapat terbaca di apotek. Apotek tidak lagi mencatat pembelian obat karena obat-obat pasien yang telah diinputkan oleh dokter dapat terbaca melalui sistem. Apotek juga tidak lagi menulis dan menghitung manual total pembayaran obat karena secara otomatis dapat ditampilkan oleh sistem. Melihat perbandingan antara proses bisnis sebelumnya dengan sistem yang akan diterapkan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa prosedur administrasi yang terkomputerisasi dapat meningkatkan efisien dan efektif kegiatan pelayanan kesehatan pasien yang diberikan oleh klinik.
6.
Daftar Pustaka
[1] Andi. 2010. Sistem Informasi Rekam Medis Pasien di UPTD Puskesmas
Jampang Tengah Kabupaten Sukabumi. Skripsi. Bandung. Fakultas Teknik
dan Ilmu Komputer, UNIKOM.
[2] Ahmad. 2011. Sistem Informasi Pelayanan Kesehatan pada Puskesmas
Pontang Serang Banten. Skripsi. Bandung. Fakultas Teknik dan Ilmu
Komputer, UNIKOM.
[3] Kadir, A.2003. Pengenalan Sistem Informasi, Yogyakarta:Andi. [4] Jogiyanto.1989. Analisis dan Desain,Yogyakarta:ANDI.
[5] Sutedjo D.O,Budi.2002.Perencanaan dan Pengembangan Sistem
Informasi,Yogyakarta:ANDI.
[6] Tjiptono,F.2008.Service Management : Mewujudkan Layanan Prima,Yogyakarta:ANDI.
[7] Samsuhidajat et all.(2006). Manual Rekam Medis. http://nam.or.id/ (Diakses pada tanggal 16 Juni 2012).
[8] Shofari, Bambang.2005.Pengelolaan Sistem Rekam medis. Perhimpunan Organisasi Profesional Perekammedisan, Informatika Kesehatan Indonesia. Semarang.
[9] Chintakayala, Padmini.2005x.Beginners Guide for Software Testing :