LAPORAN AKHIR PENELITIAN KOMPETITIF UNGGULAN DIPA TAHUN 2015
PENERAPAN
PENDEKATAN SAINTIFIK DAN NORMATIF DALAM PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK
Oleh:
Dr. H. MUNDIR, M.Pd NIP: 1963 1103 199903 1 002
KEMENTERIAN AGAMA RI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
HALAMAN IDENTITAS & PENGESAHAN PROPOSAL
1. a. Judul Penelitian : Penerapan Pendekatan Saintifik dan Normatif dalam Pembelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah
b. Jenis penelitian : Kualitatif / Lapangan c. Kategori Penelitian : Individu
2. Peneliti
Nama Lengkap : Dr. H. Mundir, M.Pd
NIP : 19631103 199903 1 002
Pangkat : Pembina Tk. I (IV/b)
Jabatan : Lektor Kepala
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Jurusan : Pendidikan Islam
Vak Wajib : Metode Penelitian
4. Lokasi Penelitian : Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ath-har Dusun Kebonsari Desa Benculuk Kecamatan Cluring Kabupaten Banyuwangi
5. Biaya : 14.000.000,00 (Empat Belas Juta Rupiah)
6. Sumber Dana : DIPA IAIN Jember 2015
Jember, 30 November 2015
Kepala LP2M Peneliti
Muhibbin, S.Ag, M.Si Dr. H. Mundir, M.Pd
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Swt. atas limpahan taufiq, hidayah, dan
inayah-Nya laporan akhir hasil penelitian ini dapat terselesaikan.
Sholawat dan salam semoga tercurahkan kepada baginda Nabi Agung
Muhammad Saw., para sahabat, tabi in, tabi i t-tabi in, dan melimpah
kepada ummatnya, amiin.
Karya tulis ini merupakan laporan akhir hasil penelitian yang
berjudul Penerapan Pendekatan Saintifik dan Normatif dalam
Pembelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah. Judul ini
mengindi-kasikan bahwa penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif
yang dilakukan dalam rangka mengeksplorasi berbagai hal terkait dengan
penerapan pendekatan saintifik dan normatif dalam pembelajaran Aqidah
Akhlak di Madrasah, mulai dari perencanaan pembelajaran, pelaksanaan,
hingga evaluasinya.
Banyak pihak terkait yang membantu penyelesaian penelitian ini.
Untuk itu, patut kiranya disampaikan terima kasih kepada mereka.
Mereka antara lain adalah Rektor IAIN Jember, Kepala LP2M, kepala
Madrasah Ibtidaiyah Nurul Athhar dan Al Fatah, dewan guru, karyawan,
dan siswa di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Athhar dan Al Fatah. Semoga
bantuan mereka dicatat oleh Allah sebagai amal sholeh, amiin.
Akhirnya, diharapkan hasil penelitian ini menjadi dasar dan
motivator bagi peneliti dalam pengembangan keilmuan dan
profesionalisme, dan juga bagi pihak-pihak yang berkepentingan.Ami>n. Jember, 30 November 2015 Peneliti
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGESAHAN ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Fokus Penelitian ... 7
C. Tujuan Penelitian ... 7
D. Manfaat Penelitian ... 8
BAB II KAJIAN TEORITIK ... 10
A. Penelitian Terdahulu ... 10
B. Kajian Teori ... 13
1. Pendekatan Pembelajaran ... 14
2. Pendekatan Saintifik ... 16
3. Pendekatan Normatif ... 19
4. Mata Pelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah ... 21
BAB III METODE PENELITIAN ... 25
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 25
B. Lokasi Penelitian ... 25
C. Kehadiran Peneliti ... 26
D. Sumber Data dan Subyek Penelitian ... 26
E. Teknik Pengumpulan Data ... 29
F. Analisis Data ... 29
BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS ... 31
A. Gambaran Obyek Penelitian ... 31
B. Penyajian Data dan Analisis ... 33
1. Perencanaan Pendekatan Saintifik dan Normatif dalam Pembelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah ... 33
2. Penerapan Pendekatan Saintifik dan Normatif dalam Pembelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah ... 42
3. Evaluasi Pembelajaran Aqidah Akhlak yang Menggunakan Pendekatan Saintifik dan Normatif di Madrasah Ibtidaiyah ... 47
C. Pembahasan Temuan ... 50
1. Perencanaan Pendekatan Saintifik dan Normatif dalam Pembelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah ... 51
2. Penerapan Pendekatan Saintifik dan Normatif dalam Pembelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah ... 58
3. Evaluasi Pembelajaran Aqidah Akhlak yang Menggunakan Pendekatan Saintifik dan Normatif di Madrasah Ibtidaiyah ... 62
BAB V PENUTUP ... 64
A. Kesimpulan ... 64
C. Saran-saran ... 67
DAFTAR PUSTAKA ... 70
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Perbedaan dan Persamaan .. 13
2.2 Keterkaitan antara Langkah Pembelajaran dengan Kegiatan
Belajar dan Maknyanya . 17
3.1 Nama Nama Informan Penelitian 27
1
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH
Aqidah-Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah merupakan salah satu
mata pelajaran rumpun Pendidikan Agama Islam (selanjutnya disingkat
PAI) yang mempelajari tentang keyakinan atau rukun iman. Objek
kajian ini dikaitkan dengan pengenalan dan penghayatan terhadap
nama-nama Allah SWT, serta penciptaan suasana keteladanan dan
pembiasaan dalam mengamalkan akhlak mulia atau akhlak yang baik,
dan adab Islami melalui pemberian contoh-contoh perilaku yang baik
dan cara mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Secara substansial mata pelajaran Aqidah-Akhlak memiliki
kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk
mempraktikkan al-akhlakul karimah dan adab Islami dalam kehidupan
sehari-hari sebagai manifestasi dari keimanannya kepada Allah,
malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir,
serta Qada dan Qadar. Al-akhlak al-karimah ini sangat penting untuk
dipraktikkan dan dibiasakan sejak dini oleh peserta didik dalam
kehidupan sehari-hari, terutama dalam rangka mengantisipasi dampak
negatif era globalisasi dan krisis multidimensional yang melanda
bangsa dan negara Indonesia.
Mata Pelajaran Akidah-Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah bertujuan
untuk membekali peserta didik agar dapat: a) menumbuh-kembangkan
aqidah melalui pemberian, pemupukan, dan pengembangan
pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta
pengalaman peserta didik tentang aqidah Islam sehingga menjadi
2
kepada Allah SWT, dan b) mewujudkan manusia Indonesia yang
berakhlak mulia dan menghindari akhlak tercela dalam kehidupan
sehari-hari baik dalam kehidupan individu maupun sosial, sebagai
manifestasi dari ajaran dan nilai-nilai akidah Islam.1
Mata Pelajaran Akidah-Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah
merupakan gabungan dari materi aqidah dan materi akhlak. Materi
aqidah lebih menekankan pada aspek keyakinan dan ketuhanan. Aspek
ini sering disebut dengan sikap spiritual (kecerdasan spiritual), atau
disebut kompetensi inti-1, KI). Sedangkan materi akhlak lebih
menekankan pada aspek perilaku sebagai bentuk manifestasi dari
keyakinan dan ketuhanan, yang mengkondisikan lahirnya sikap sosial
(kecerdasan sosial), atau sering disebut kompetensi inti-2, KI-2).
Apabila pendidik berhasil menanamkan aqidah yang kokoh
kepada peserta didik sejak dini (sekolah tingkat dasar, madrasah
ibtidaiyah) melalui pembelajarannya, maka akhlak (perilaku) peserta
didik akan menjadi mulia (baik) karena baik dan buruknya akhlak
(perilaku) peserta didik sangat dipengaruhi oleh kualitas aqidahnya.
Aqidah merupakan urusan hati yang bersifat abstrak dan tidak dapat
diobservasi, namun indikasinya dapat dilihat dari akhlak (perilaku).
Oleh karena itu, akhlak memiliki korelasi yang kuat dengan aqidah.
Apabila aqidah (dalam hati) kokoh atau kuat, maka akhlak (perilaku)
menjadi mulia atau baik, begitu pula sebaliknya. Inilah yang pernah
disampaikan oleh Rasulullah Muhammad saw. melaluiHadis\nya.2
1 Peraturan Menteri Agama RI No. 912 Tahun 2013 Tentang Kurikulum Madrasah 2013 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab(Jakarta: Kemenag RI, 2013), 38.
3
Artinya: Dari Abu Abdillah Nu man bin Basyir radhiallahuanhu dia berkata, Saya mendengar Rasulullah shallallahu`alaihi wa
sallam bersabda: Ketahuilah bahwa dalam diri ini terdapat
segumpal daging, jika dia baik maka baiklah seluruh tubuh ini dan jika dia buruk, maka buruklah seluruh tubuh; ketahuilah bahwa dia adalah hati . (Riwayat Bukhari dan Muslim).
Akidah, keyakinan atau keimanan ada di dalam hati dan
merupakan dasar atau pondasi dalam beragama. Pengamalan terhadap
syariah atau fikih dalam bentuk ibadah/ muamalah dan
akhlak/perilaku senantiasa berangkat dari akidah, karena pengamalan
tersebut merupakan manifestasi dan konsekuensi dari keyakinan dan
keimanan. Akhlak merupakan sikap hidup dan kepribadian hidup
manusia, yang mengatur hubungan manusia dengan Allah SWT (ibadah
mahd}oh)dan hubungan manusia dengan manusia lainnya (ibadah goiru
mahd}oh). Sikap hidup dan kepribadian hidup mansia akan
terijawantahkan dalam sistem kehidupannya (politik, ekonomi, sosial,
pendidikan, kekeluargaan, kebudayaan/ seni, ilmu pegetahuan dan
teknologi, olahraga/ kesehatan, dan lain-lain) yang dilandasi oleh
akidah yang dimiliki. Apabila akidah kokoh, maka pengamalan
ibadahpun menjadi kuat dan istiqomah, baik ibadah yang langsung
berhubungan dengan Allah maupun yang berhubungan dengan sesame
4
Madrasah Ibtidaiyah (MI) merupakan pendidikan dasar yang
diselenggarakan oleh Kementerian Agama. Dengan memprogram mata
pelajaran Akidah Akhlak di MI, pemerintah bermaksud membangun
keimanan yang kokoh bagi peserta didik sebagai dasar untuk
berperilaku kepada Allah SWT dan kepada sesama manusia.
Pertanyaan sekarang adalah, bagaimana cara membangun keimanan
yang kokoh tersebut bagi para peserta didik? Apakah keimanan itu
dibangun melalui pembelajaran dengan pendekatan saintifik (ilmiah,
pendekatan berbasis proses keilmuan), dengan cara mengamati,
menanya, mengumpulkan informasi/mencoba, menalar/mengasosiasi,
dan mengkomunikasikan.3 Ataukah keimanan itu dibangun dengan
pendekatan normatif (agama) dengan cara menjelaskan sebuah
fenomena alam melalui dalil nash al-Qur an atau Hadis\. Ataukah
dengan menggunakan kedua pendekatan tersebut secara
komplemnenter? Begitu juga halnya dengan upaya membiasakan
akhlak yang mulia, haruskah pembiasaan itu dilakukan melalui
pendekatan saintifik, melalui pendekatan normatif, atau dengan kedua
pendekatan tersebut secara komplemnenter?
Pada tataran praktis, kadangkala masih ditemukan hambatan
ketika pendekatan saintifik diterapkan secara bedampingan dengan
pendekatan normatif dalam menjelaskan sebuah pengetahuan
(termasuk persoalan akidah atau keyakinan/keimanan, dan akhlak atau
perilaku). Sebab kedua pendekatan tersebut memiliki metode berfikir
yang berbeda. Pendekatan saintifik, dengan basis filsafat
mengedepankan logika empirisme, sehingga sesuatu yang dikatakan
benar adalah sesuatu yang dapat diukur berdasarkan rasio dan dapat
5
dibuktikan secara empiris. Sebaliknya, pendekatan normatif yang
berbasis kepada ajaran agama menyatakan bahwa yang benar adalah
sesuatu yang secara normatif memang dikatakan benar oleh ajaran
agama.4
Perbedaan pendekatan ini memunculkan perdebatan panjang
antara pendukung keduanya. Bahkan masing-masing kelompok
terjebak pada kesempitan subyektivitasnya, saling mengklaim
kebenaran dan saling menyerang. Kaum saintifik memandang bahwa
kebenaran normatif (agama) adalah kebenaran imajiner dan tidak lebih
dari mimpi, sementara kaum normatif (agama) memandang bahwa
kebenaran saintifik adalah kebenaran materi yang tidak dapat
mengantarkan pada kebahagiaan hakiki. Namun akhir-akhir ini,
muncul pandangan perlunya menyandingkan pendekatan saintifik
dengan pendekatan normatif dalam pembelajaran demi pemantapan
aqidah dan pembiasaan akhlak. Persoalan aqidah (keyakinan,
keimanan) ternyata tidak saja dapat didekati dengan pendekatan
normatif, namun juga dapat didekati dengan pendekatan saintifik.
Begitu pula persoalan pembiasaan terhadap akhlak mulia, juga dapat
didekati dengan kedua pendekatan tersebut. Menghadirkan
pendekatan saintifik di sisi pendekatan normatif dalam pembelajaran
Aqidah Akhlak merupakan sebuah upaya untuk memantapkan
keyakinan/keimanan yang tidak saja dapat diterima dan diyakini oleh
hati nurani, namun juga dapat diterima oleh logika atau rasio.
Lebih jauh apabila dilakukan penelusuran kepustakaan terhadap
hasil penelitian yang terkait dengan pembelajaran Aqidah Akhlak,
ternyata banyak pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan
6
dalam pembelajaran Aqidah dan Akhlak, di antaranya adalah
pendekatan moral reasoning (pertimbangan moral), pendekatan sains,
integrasi pendekatan sains dan agama, pendekatan qalbu, rasio, dan
keteladanan, pendekatan pembiasaan, keteladanan, dan pemberian
pahala atau sanksi (reward or punishment).5
Madrasah Ibtidaiyah Nurul Athhar dusun Kebonsari desa
Benculuk dan Madrasah Ibtidaiyah Al Fatah desa Sraten kecamatan
Cluring Kabupaten Banyuwangi merupakan salah satu Madrasah
Ibtidaiyah yang berada di daerah pedesaan yang telah menggunakan
kurikulum 2013 (K-13) untuk kelas I dan kelas IV semester ganjil tahun
pelajaran 2014/2015, namun pada semester genap kembali
menggunakan kurikulum KTSP.6 Menurut penuturan guru kelas I dan
IV, pembelajaran Aqidah Akhlak sejak masih menggunakan kurikulum
tingkat satuan pendidikan (KTSP) diupayakan senantiasa
menggunakan strategi pembelajaran aktif, bahkan sejatinya sudah
menggunakan pendekatan saintifik di samping pendekatan normatif.
Hanya saja pendekatan saintifik dimaksud langkah-langkahnya tidak
serinci seperti yang terdeskripsikan pada K-13 yang menggunakan
langkah 5 M (mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/
mencoba, menalar/mengasosiasi, dan mengomunikasikan).7 Guru
Aqidah Akhlak mencoba menjelaskan rukun iman (untuk kelas I) dan
indahnya nama-nama Allahal-Asma>u al-Husna>(kelas IV) berdasarkan
teks ayat al-Qur an danHadis\ disertaidengan contoh realitas keimanan
5Sejumlah pendekatan ini merupakan hasil penelusuran terhadap penelitian terdahulu yang terungkap dalam sub bab Telaah Pustaka.
6Hal ini dilakukan dalam rangka mematuhi Permendikbud RI No. 160 Tahun 2014 tentang Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 Dan Kurikulum 2013, Pasal 1, yaitu satuan pendidikan dasar dan pendidikan menengah yang melaksanakan Kurikulum 2013 sejak semester pertama tahun pelajaran 2014/2015 kembali melaksanakan Kurikulum Tahun 2006 mulai semester kedua tahun pelajaran 2014/2015 sampai ada ketetapan dari Kementerian untuk melaksanakan Kurikulum 2013
7
7
dan al-Asma>u al-Husna> dalam kehidupan sehari-hari yang rasional
dan dapat dipahami oleh peserta didik. Setelah K-13 digunakan dalam
pembelajaran Aqidah Akhlak, maka pendekatan saintifik menjadi lebih
terarah, terrinci, jelas, dan melengkapi pendekatan normatif yang
selama ini sudah dilakukan.8 Berdasarkan latar belakang tersebut,
penelitian kali ini mengambil judul penerapan pendekatan saintifik dan
normatif dalam pembelajaran aqidah akhlak di Madrasah Ibtidaiyah.
B. FOKUS PENELITIAN
Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan
masalah/fokus penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut.
1. Bagaimana langkah-angkah perencanaan pendekatan saintifik dan
normatif dalam pembelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah
Ibtidaiyah?
2. Bagaimana penerapan pendekatan saintifik dan normatif dalam
pembelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah?
3. Bagaimana evaluasi pembelajaran Aqidah Akhlak yang
menggnakan pendekatan saintifik dan normatif di Madrasah
Ibtidaiyah?
C. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan perumusan masalah/fokus penelitian, maka tujuan
dan manfaat kontribusi penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut.
1. Menganalisis dan mendeskripsikan perencanaan pendekatan
saintifik dan normatif dalam pembelajaran Aqidah Akhlak di
Madrasah Ibtidaiyah.
8
2. Menganalisis dan mendeskripsikan penerapan pendekatan saintifik
dan normatif dalam pembelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah
Ibtidaiyah.
3. Menganalisis dan mendeskripsikan evaluasi pembelajaran Aqidah
Akhlak yang menggnakan pendekatan saintifik dan normatif di
Madrasah Ibtidaiyah?
D. MANFAAT PENELITIAN
Berdasarkan tujuan penelitian yang telah dirumuskan, penelitian
ini diprediksi memiliki manfaat/kontribusi sebagai berikut.
1. Penelitian ini mampu menemukan berbagai upaya guru mata
pelajaran Aqidah Akhlak dalam rangka meningkatkan mutu
perencanaan, proses/pelaksanaan pembelajaran dan hasil belajar
Aqidah Akhlak khususnya, dan pembelajaran pendidikan agama
Islam secara umum di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ath-har dusun
Kebonsari desa Benculuk dan Madrasah Ibtidaiyah Al Fatah desa
Sraten kecamatan Cluring kabupaten Banyuwangi.
2. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi bagi para pemerhati
pendidikan dalam rangka peningkatan mutu perencanaan, proses/
pelaksanaan pembelajaran dan hasil belajar mata pelajaran Aqidah
Akhlak khususnya, dan pembelajaran pendidikan agama Islam
secara umum.
3. Penelitian ini menjadi salah satu upaya peningkatan kualifikasi
keilmuan di bidang penelitian tentang peningkatan mutu
perencanaan, proses/pelaksanaan pembelajaran dan hasil belajar
mata pelajaran Aqidah Akhlak khususnya, dan pembelajaran
9
4. Penelitian ini akan menambah khazanah keilmuan bagi peneliti
terkait dengan berbagai upaya untuk meningkatkan mutu
perencanaan, proses/pelaksanaan pembelajaran dan hasil belajar
mata pelajaran Aqidah Akhlak khususnya, dan pembelajaran
10
BAB II
KAJIAN KEPUSTAKAAN
A. PENELITIAN TERDAHULU
Terkait dengan telaah pustaka, ditemukan sejumlah penelitian terdahulu yang berkonsentrasi terhadap pembelajaran Aqidah Akhlak sebagai berikut. Pertama, hasil penelitian Siti Muti ah dengan judul Implementasi Pendekatan Moral Reasoning (Pertimbangan Moral) dalam Pembelajaran Aqidah Akhlak di SMPIT Al Mukminun Ngrambe Kabupaten Ngawi (2013).1 Berdasarkan hasil analisis deskriptif terungkap bahwa
pelaksanaan pembelajaran Aqidah Akhlak melalui pendekatan moral reasoning (pertimbangan moral) sudah sesuai dengan karakteristik pembelajaran Aqidah Akhlak. Guru Aqidah Akhlak telah merancang pembelajaran melalui kegiatan di kelas mandiri, luar kelas melalui mentoring dan studi kasus (belajar dari permasalahan). Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pembelajaran Aqidah Akhlak adalah pemahaman dan pembiasaan keagamaan anak didik yang rendah khusunya dalam baca, tulis al-Qur an, serta pengamalan ibadah sehari-hari.
Kedua, hasil penelitian Achmad Arifuddin dengan judul
Pendidikan Aqidah Melalui Pendekatan Sains: Telaah Materi Buku Mengenal Allah Lewat Akal Karya Harun Yahya(2008).2Dengan penelitian pustaka
(library reseach), penelitian menunjukkan hasil bahwa pendidikan
1 Siti Muti’ah. Implementasi Pendekatan Moral Reasoning (Pertimbangan Moral) dalam Pembelajaran Aqidah Akhlak di SMPIT Al Mukminun Ngrambe Kabupaten Ngawi (Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta: 2013), 3.
11
Aqidah melalui pendekatan sains dalam buku Mengenal Allah Lewat Akal, memuat materi Aqidah aspek Ilahiyah (ketuhanan); baik tauhid rububiyah, tauhid uluhiyah, maupun tauhid asma was-sifat. Ketiga asas ini dijelaskan mengunakan pendekatan sains modern dengan bahasa lugas, persuasif dan mudah dimengerti meskipun bagi orang awam. Dalam menjelaskan materi Harun Yahya mengunakan beberapa metode diantaranya: tanya jawab, demonstrasi, dan Amsal.
Ketiga, hasil penelitian Karwadi dengan judulIntegrasi Paradigma Sains dan Agama dalam Pembelajaran Aqidah (Ketuhanan): Telaah Teoritis dari Perspektif Kurikulum Integratif(2008).3Melalui penelitian literer atau
library research, hasil penelitian menunjukkan bahwa integrasi antara paradigma sains dan agama dalam mengajarkan persoalan aqidah bukan hanya mungkin, tetapi merupakan sebuah keharusan. Perpaduan tersebut memungkinkan masalah aqidah tidak dipandang secara dogmatis semata, sebaliknya ia dapat dijelaskan secara rasional, sebagaimana dilakukan oleh kalangan saintis. Hal ini menjadi tuntutan pendidikan Islam sekarang, sebab dalam perspektifintegrated curriculum
pembelajaran hams dilakukan dengan menggunakan paradigma
integratif-interkonektif, baik pada ranah filofosis, materi, stategi maupun metode.
Keempat, hasil penelitian Syahril Umamit dengan judul
Pembelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Yogyakarta II (2009). Dengan menggunakan pendekatan kualitatif fenomenologis dan jenis penelitian deskriptif, hasil penelitian menunjukkan bahwa
12
pendektan pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran Aqidah Akhlak adalah pendekatan pendekatan qalbu, rasio, dan keteladanan.4
Kelima, hasil penelitian Selly Sylviyanah dengan judulPembinaan Akhlak Mulia Pada Sekolah Dasar: Studi Deskriptif pada Sekolah Dasar Islam Terpadu Nur al-Rahman (2012).5 Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pelaksanaan pembinaan akhlak mulia pada SDIT Nur al-Rahman menggunakan tiga metode yaitu pembiasaan, keteladanan, serta pemberian pahala dan sanksi (reward dan punishment). Metode pembiasaan meliputi pembisasaan menerapkanasmaul husna values, 5S (senyum, salam, sapa sopan dan santun), berinteraksi dengan al-Qurán melaluiTilawah Tahfiz} Qur’án(TTQ), shalat berjamaah di masjid, puasa sunah, serta membiasakan hidup bersih dan disiplin. Dalam pelaksanan pembinaan akhlak mulia pada SDIT Nur al-Rahman selain dilakukan oleh pihak sekolah sebagai pendidik, orang tua peserta didik ikut bekerjasama dengan pihak sekolah yaitu dengan menuliskan perkembangan anaknya pada buku penghubung yang berupa amalan sehari-hari sepertiŞ}alat dan membaca al-Qurán. Hal ini dimaksudkan agar pihak sekolah dapat memantau perkembangan peserta didik di rumah maupun di lingkungan tempat tinggalnya.
Sejumlah penelitian di atas memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang sedang dilaporkan. Perhatikan tabel 1 berikut.
4 Syahril Umamit. Pembelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Yogyakarta II. Tesis. Yogyakarta: Pascasarjana, Universitas Negeri Yogyakarta, 2009), hal. v
13
Tabel 1
Perbedaan dan Persamaan
Penelitian Terdahulu dengan Penelitian Yang Akan Dilakukan
Persamaan (library research)
Jenis penelitian: penelitian lapangan (field research)
Penelitian III
Sama-Sumber Data: Penelitian Terdahulu
B. KAJIAN TEORI
14
1. Pendekatan Pembelajaran
Kurikulum dalam pengertian sempit diartikan sebagai sekumpulan mata pelajaran. Secara luas, kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (UU No 20 tahun 2003 pasal 1 ayat (19).6
Berdasarkan pengertian tersebut, ada dua dimensi kurikulum, yang pertama adalah rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, sedangkan yang kedua adalah cara yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran.7 Pendekatan
pembelajaran masuk dalam dimensi kurikulum yang kedua, yaitu cara yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran.
Pendekatan pembelajaran merupakan jalan yang akan ditempuh oleh pendidik dan peserta didik dalam mencapai tujuan instruksional untuk satuan instruksional tertentu.8 Pendekatan
pembelajaran adalah suatu titik tolak atau sudut pandang mengenai terjadinya proses pembelajaran secara umum berdasarkan cakupan teoritik tertentu.9 Pendekatan pembelajaran merupakan titik tolak
atau sudut pandang terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, yang mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatar-belakangi metode pembelajaran dengan cakupan
6Undang-Undang Republik Indonesia No 20 tahun 2003 tentangSistem Pendidikan Nasional (Jakarta: Sekretaris Negara Republik Indonesia, 2003), hal. 2
7Lampiran Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 912 Tahun 2013 Tentang Kurikulum Madrasah 2013 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab(Jakarta: Kementerian Agama Republik Indonesia, 2003), hal. 2
15
teoretis tertentu. Ketepatan dalam pemilihan suatu pendekatan akan menjadi pedoman dalam pemilihan strategi, metode dan media pembelajaran.10
Pada tataran praktis (termasuk dalam proses pembelajaran mata pelajaran Aqidah Akhlak), terdapat banyak pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan, misalnya: pendekatan sintesis analisis sintesis (SAS), cara belajar siswa aktif (CBSA), pendekatan proses, contextual teaching and learning (CTL), pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM), pendekatan sains atau saintifik, pendekatan normatif, dan lain-lain.
Semua pendekatan adalah bagus dan memiliki karakteristik masing-masing dilengkapi dengan sisi plus-minus yang dimilikinya. Oleh karena itu, tidak ada satu pendektan yang lebih unggul dari pendektan yang lain. Yang diperlukan dalam hal ini adalah ketepatan pilihan terhadap sebuah pendektan pembelajaran, dan bahkan ketepatan dalam mengkolaborasikan atau mengintegrasikan dua atau lebih pendakatan dalam sebuah proses pembelajaran. Memang sudah saatnya dilakukan integrasi dalam pendekatan pembelajaran pelajaran agama Islam (termasuk Aqidah Akhlak). Bahkan sejatinya tidak hanya integrasi pada aspek pendekatan tetapi juga integrasi aspek filosofis, integrasi aspek metode dan pendekatan riset, integrasi aspek materi, integrasi aspek strategi, dan integrasi aspek evalasi.11
10Milan Rianto.Pendekatan, Strategi, dan Metode Pembelajaran. Bahan Ajar Diklat Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan SMA Jenjang Dasar (Malang: Depidinas Dirjen Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pusat Pengembangan Penataran Guru IPS dan PMP 2006), hal. 4
16
Namun pada kesempatan ini hanya akan dideskripsikan tentang 2 (dua) pendekatan yang terakhir, yaitu pendekatan saintifk dan pendekatan normatif, karena kedua pendekatan itulah yang menjadi fokus kajian penelitian.
2. Pendekatan Saintifik
Pendekatan saintifik disebut pula dengan pendekatan ilmiah (scientific appoach), yaitu sebuah pendekatan pembelajaran yang didalamnya terdapat 5 (lima) langkah atau komponen: mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/mencoba, menalar/mengaso-siasi, dan mengkomunikasikan.12 Pendekatan saintifik merujuk
pada metode-metode atau teknik-teknik investigasi atas sutu dan beberapa fenomena/gejala, memperoleh pengetahuan baru, atau mengoreksi dan memadukan pengetahuan sebelumnya. Untuk dapat disebut ilmiah, metode pencarian (method of inquiry) harus berbasis pada bukti-bukti dari objek yang dapat diobservasi, empiris, dan terukur dengan prinsip-prinsip penalaran yang spesifik. Karena itu, metode ilmiah memuat serangkaian aktivitas pengumpulan data melalui observasi atau ekperimen, mengolah informasi atau data, menganalisis, kemudian memformulasi, dan menguji hipotesis.
Islam. Artikel pada Seminar Nasional tanggal 15-16 Oktober 2014 oleh PPs UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Prodi PI.
17
Kelima langkah pendekatan saintifik di atas dapat dirinci dalam berbagai kegiatan belajar untuk mengembangkan kompetensi peserta didik seperti pada tabel 2 berikut.
Tabel 2
Keterkaitan antara Langkah Pembelajaran dengan Kegiatan Belajar dan Maknanya dari apa yang diamati, atau pertanyaan untuk kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan lain selain buku teks
18 singkat dan jelas, dan mengembangkan kemampuan
berbahasa yang baik dan benar
19
Pendekatan saintifik diprediksi mampu mengembangkan 3 (tiga) ranah pembelajaran, yaitu ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan sebagai berikut.13
1) Ranah sikap, berkembang melalui proses afeksi, menerima, menjalankan, menghargai, menghayati sampai mengamalkan. 2) Ranah pengetahuan, berkembang melalui aktivitas mengetahui,
memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, sampai mencipta.
3) Ranah keterampilan, berkembang melalui kegitan mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyajikan, dan mencipta.
Pembelajaran saintifik tidak hanya memandang hasil belajar sebagai muara akhir, namum proses pembelajaran dipandang sangat penting. Dengan lima langkah pembelajaran yang dimiliki, pendekaan saintifik mampu mengkondisikan proses pembelajaran menjadi semakin menantang dan menyenangkan. Materi pelajaran yang semula hanya berhenti pada tataran dogmatis, kini telah mampu diterima secara rasional dan empiris.
3. Pendekatan Normatif
Pendekatan normatif adalah pendekatan pembelajaran yang lebih berfokus pada norma-norma atau aturan-aturan yang secara tekstual telah termaktub dalam sumber ajaran Islam yaitu al-Qur an danHadis}.Benar dan salah, baik dan buruk selalu merujuk kepada ajaran norma yang ada. Dalam pembelajaran Aqidah dan akhlak, penjelasan yang terkait dengannya senantiasa dikembalikan kepada teks-teks al-Qur an danHadis}, serta tidak dikaitkan dengan realitas kehidupan nyata secara rasional, empiris dan kontekstual. Apabila
20
di dalam al-Qur an dan Hadis} tidak ditemukan teks-teks atau keterangan tentang suatu masalah yang sedang dikaji, maka dirujuklah pendapat para pakar yang telah terbukukan dalam berbagai kitab. Mereka tidak melakukan terobosan dalam bentuk inovasi dalam rangka menemukan jawaban terhadap masalah tersebut. Oleh karena itu pendukung pendekatan normatif sering disebut dengan kaum tekstualis dan tradisionalis. Pendekatan ini dapat pula disebut pendekatan bayani (sebagai lawan dari pendekatan burhani).14
Pendekatan normatif menjelaskan Aqidah dan Akhlak berdasarkan informasi wahyu yang tertulis dalam al-Qur an dan
Hadis}, serta kitab-kitab yang ditulis oleh para ulama terdahulu. Secara umum, eksistensi keimanan berkaitan dengan hal hal yang ghaib, mulai dari Allah hingga qodlo dan qodar, semuanya ghaib, dalam arti tidak dapat diobservasi, immateri, trancenden dan seterusnya diakui secara bulat tanpa banyak mengajukan pertanyaan. Karena keghaiban inilah, persoalan rukun Iman bukan wilayah akal untuk menjelaskannya, melainkan wilayah keyakinan yang didasarkan kepada wahyu. Namun demikian, sesuai dengan keberadaan Islam sebagai agama yang menghargai akal dan ilmu pengetahuan, wahyu juga memerintahkan manusia untuk menggunakan akal pikiran dan belajar dari alam agar dapat meningkatkan pengetahuan tentang Allah dan keimanan kepada-Nya.
Begitu juga halnya dengan akhlak. Akhlak adalah sebuah persoalan perilaku manusia yang baik dan buruknya telah
21
ditetapkan oleh ajaran Islam. Setiap perilaku yang telah ditetapkan oleh al-Qur an maupunHadis}sebagai perbuatan yang buruk, maka keputusan itu harus diterima, dengan tanpa mempertimbangkan apakah keputusan itu bersifat rasional atau tidak, dan empirik atau tidak.
Namun disisi lain, al-Qur an danHadis} telah menunjukkan bahwa akhlak Islam bukan hanya hasil pemikiran terhadap teks-teks nash al-Qur an dan Hadis} dan lepas dari realitas kehidupa, melainkan merupakan persoalan yang terkait dengan akal, ruh, hati, jiwa, realitas, dan tujuan yang telah digariskan oleh ajaran Islam. Dengan demikian, akhlak mulia merupakan sistem perilaku yang diwajibkan dalam agama Islam melalui al-Quran danHadis}dengan memperhatikan kondisi akal, ruh, hati, jiwa, realitas, dan tujuan yang telah digariskan oleh ajaran Islam.
4. Mata Pelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah
Mata Pelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah merupakan bagian dari mata pelajaran dalam rumpun Pendidikan Agama Islam (PAI) yang terdiri dari al-Qur an Hadis}, Aqidah Akhlak, Fiqh, dan Sejarah Kebudayaan Islam.
22
adab Islami dalam kehidupan sehari-hari sebagai manifestasi dari keimanannya kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-kitab-kitab-Nya, hari akhir, serta Qada dan Qadar. Al-akhlak al-karimah ini sangat penting untuk dipraktikkan dan dibiasakan sejak dini oleh peserta didik dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam rangka mengantisipasi dampak negatif era globalisasi dan krisis multi dimensional yang melanda bangsa dan Negara Indonesia.
Mata Pelajaran Akidah-Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah bertujuan untuk membekali peserta didik agar dapat: a) menumbuh-kembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan, dan pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang aqidah Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT; dan b) mewujudkan manusia Indonesia yang berakhlak mulia dan menghindari akhlak tercela dalam kehidupan sehari-hari baik dalam kehidupan individu maupun sosial, sebagai manifestasi dari ajaran dan nilai-nilai aqidah Islam.
23
1) Aspek akidah (keimanan) meliputi:
a) Kalimatt{ayyibahsebagai materi pembiasaan, meliputi:La> ila>ha illalla>h, basmalah, alhamdulilla>h, subha>nalla>h, Alla>hu
Akbar, ta’awwuz}, ma>sya Alla>h, assala>mu’alaikum, s}alawat,
tarji’, la> haula wala> quwwata illa>billa>h,danistigfa>r. b) Al-asma> al-husna>sebagai materi pembiasaan, meliputi:al-Ahad,
al-Khaliq, ar-Rahma>n, ar-Rahi>m, as- Samai’, ar-Razza>q,
Mugni>, Hami>d, asy-Syaku>r, Quddu>s, ash-Shamad,
al-Muhaimin, al-‘Azhi>m, al- Kari>m, Kabi>r, Ma>lik,
al-Ba>t}in, al-Wa>li>, al-Muji>b, al-Wahha>b, al-’Ali>m, az}
-Z}a>hir, ar-Rasyi>d, al-Ha>di, as-Sala>m, al-Mu’min, al-Lat}i>f,
al-Ba>qi, al-Bas}i>r, al-Muhyi, al-Mumi>t, al-Qawi>, al-Haki>m,
al-Jabba>r, al-Mus}awwir, al-Qadi>r, al-Gafu>r, al-Afuww,
ash-Shabu>r,danal-Hali>m.
c) Iman kepada Allah dengan pembuktian sederhana melalui kalimat thayyibah, al-asma> al-husna> dan pengenalan terhadap salat lima waktu sebagai manifestasi iman kepada Allah.
d) Meyakini rukun iman (iman kepada Allah, Malaikat, Kitab, Rasul dan Hari akhir serta Qad}a dan Qadar Allah)
2) Aspek akhlak meliputi:
a) Pembiasaan akhlak karimah (mahmudah) secara berurutan disajikan pada tiap semester dan jenjang kelas, yaitu: disiplin, hidup bersih, ramah, sopan-santun, syukur nikmat, hidup sederhana, rendah hati, jujur, rajin, percaya diri, kasih sayang, taat, rukun, tolong-menolong, hormat dan patuh, sidik, amanah, tablig, fathanah, tanggung jawab, adil, bijaksana, teguh pendirian, dermawan, optimis, qana ah, dan tawakal. b) Mengindari akhlak tercela (maz}mumah) secara berurutan
24
kotor, berbicara jorok/kasar, bohong, sombong, malas, durhaka, khianat, iri, dengki, membangkang, munafik, hasud, kikir, serakah, pesimis, putus asa, marah, fasik, dan murtad. 3) Aspek adab Islami, meliputi:
a) Adab terhadap diri sendiri, yaitu: adab mandi, tidur, buang air besar/kecil, berbicara, meludah, berpakaian, makan, minum, bersin, belajar, dan bermain.
b) Adab terhadap Allah, yaitu: adab di masjid, mengaji, dan beribadah.
c) Adab kepada sesama, yaitu: kepada orang tua, saudara, guru, dan teman
25
BAB III
METODE PENELITIAN
A. PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN
Penelitian ini dirancang dengan menggunakan pendekatan
kulit tif, dengan jenis penelitian fenomenologi.Pendekatan kualitatif
jenis fenomenologi digunakan dengan pertimbangan bahwa penelitian ini dilakukan pada latar alamiah, untuk mengungkap pengalaman guru Aqidah Akhlak yang sangat pribadi dan laten yang sangat mungkin berbeda dari satu guru ke guru yang lain, menggunakan manusia sebagai instrumen utama, dan lebih mementingkan proses dari pada hasil.1 Studi kasus dipilih dengan pertimbangan penelitian
dapat dilakukan secara fleksibel (lentur) sesuai temuan di lapangan, dan memungkinkan adanya upaya menetapkan karakteristik yang holistik.
B. LOKASI PENELITIAN
Penelitian ini mengambil lokasi 2 (dua) Madrasah Ibtidaiyah (MI), yaitu MI Nurul Athhar Kebonsari dan MI Al Fatah Sraten kecamatan Cluring kabupaten Banyuwangi Jawa Timur.
Kedua MI ini dipilih sebagai setting penelitian karena kedua MI ini diakui sebagai MI yang berada di wilayah pedesaan, namun memiliki kualitas pembelajaran yang cukup membanggakan. Salah satu indikasinya adalah bahwa kedua MI ini berstatus takreditasi dengan peringkat A.
26
Di sisi lain kedua MI ini sudah melakukan kurikulum 2013, sekalipun MI Nurul Athhar kembali melaksanakan kurikulum KTSP sejak semester genap tahun akademik 2014/2015, sementara MI Al Fatah tetap melaksanakan kurikulum 2013 husus pada mata pelajaran rumpun agama (Aqidah Akhlak, Al Qur an Hadits, Fiqh, dan Sejarah Kebudayaan Islam).
C. KEHADIRAN PENELITI
Kehadiran Peneliti. Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai instrumen utama yaitu sebagai pelaksana, pengamat, dan sekaligus sebagai pengumpul data tanpa bantuan orang lain. Kehadiran peneliti disamping sebagai instrumen juga menjadi faktor penting dalam seluruh kegiatan penelitian. Karena kedalaman serta ketajaman analisis data tergantung pada peneliti. Peneliti dalam penelitian kualitatif merupakan instrumen utama di samping instrumen yang lain. Oleh karena itu, kehadiran peneliti di sini sengaja diinformasikan kepada pihak-pihak terteliti (subyek penelitian) dalam rangka membangun komunikasi intensif dengan mereka. Sehingga data yang diperlukan terkait dengan fokus penelitian dapat terkumpul secara maksimal.
D. SUMBER DATA DAN SUBYEK PENELITIAN
27
pembelajaran Aqidah Akhlak di MI Nurul Athhar dan MI Al Fatah? dan bagaimana evaluasi pembelajaran aqidah akhlak yang menggnakan pendekatan saintifik dan normatif di MI Nurul Athhar dan MI Al Fatah?
Subjek penelitian kali ini adalah guru mata pelajaran Aqidah Akhlak di MI Nurul Athhar dusun Kebonsari desa Benculuk dan MI Al Fatah desa Sraten kecamatan Cluring kabupaten Banyuwangi. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa di kedua lembaga pendidikan ini, guru Aqidah Akhlak telah mencoba menerapkan K-13 (kurikulum 2013) dan (KTSP) kurikulum 2016) dalam proses pembelajaran. Di samping guru, yang menjadi subjek penelitian adalah kepala sekolan kedua madrasah tersebut.
Khusus K-13 tetap dilaksanakan sampai sekarang oleh guru Aqidah Akhlak di MI Al Fatah, sementara itu guru Aqidah Akhlak di MI Nurul Athhar pernah melaksanakan K-13 pada semester ganjil tahun pelajaran 2014/2015 dan kembali menggunakan KTSP pada semester genap tahun pelajaran 2014/2015. Hal ini merupakan keunikan dan keistimewaan yang dimiliki kedua madrasah tersebut. Berikut ini adalah nama-nama informan yang manjadi sumber data sekaligus subyek penelitian.
Tabel 3.1
Nama Nama Informan Penelitian
No Nama Informan Keterangan
1 2 3
1 Muslih, S.Pd.I Kepala MI Nurul Athhar
28
1 2 3
3 H. Mas ud, S.Pd.I Guru Aqidah Akhlak Kls IV MI Nurul Athhar
4 Muhammad Nizar, S.Pd.I Kepala MI Al Fatah
5 Ekmalasari, S.Pd.I Guru Aqidah Akhlak Kls I MI Al Fatah
6 Aslihah, S.Pd.I Guru Aqidah Akhlak Kls IV MI Al Fatah
Sumber Data: Hasil Penentuan Informan di MI Nurul Athhar dan MI Al Fatah Tahun Akademik 2015/2016
E. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Metode pengumpulan data yang digunakan meliputi observasi non-partisipan, wawancara, dan metode dokumenter. Semua metode tersebut digunakan untuk mengumpulkan data terkait dengan perencanaan pendekatan saintifik dan normatif dalam pembelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah, penerapan pendekatan saintifik dan normatif dalam pembelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah, dan evaluasi pembelajaran Aqidah Akhlak yang menggunakan pendekatan saintifik dan normatif di Madrasah Ibtidaiyah.
Dengan observasi non-partisipan didapat data tentang: 1. awal waktu masuk dan akhir waktu pulang sekolah,
2. pelaksanaan sholat dhuha,
3. pelaksanaan pengajian TPQ (Taman Pendidikan al-Qur an), 4. awal pelaksanaan proses pembelajaran di kelas,
5. waktu istirahat, dan
29
Dengan wawancara didapat data tentang:
1. perencanaan pendekatan saintifik dan normatif dalam pembelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Athhar dan Al Fatah,
2. penerapan pendekatan saintifik dan normatif dalam pembelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Athhar dan Al Fatah, dan
3. evaluasi pembelajaran Aqidah Akhlak yang menggunakan pendekatan saintifik dan normatif di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Athhar dan Al Fatah.
Dengan metode dokumenter didapat data tentang: 1. jadwal pelajaran MI Nurul Athhar dan Al Fatah,
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Aqidah Akhlak, kelas I dan IV, 3. profil MI Nurul Athhar dan Al Fatah, dan
4. berbagai kegiatan ekstra keagamaan di MI Nurul Athhar dan Al Fatah.
F. ANALISIS DATA
nlisis Data. Teknik analisis data penelitian ini menggunakan
teknik analisis kualitatif interaktif model Miles dan Huberman. Teknik ini terdiri atas pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.2 Teknik ini dilakukan sejak
pengumpulan data hingga penulisan laporan hasil penelitian.
G. KEABSAHAN DATA
Uji Keabsahan Data. Uji keabsahan data dilakukan dalam rangka meyakinkan pembaca bahwa temuan penelitian ini adalah berkenaan
30
dengan perencanaan pendekatan saintifik dan normatif dalam pembelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Athhara dan MI Al Fatah, penerapan pendekatan saintifik dan normatif dalam pembelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah, dan evaluasi pembelajaran aqidah akhlak yang menggnakan pendekatan saintifik dan normatif di Madrasah Ibtidaiyah.
Dengan demikian, jika penelitian ini diulang kembali, akan menghasilkan temuan dan kesimpulan yang sama atau mendekati sama. Bahkan lebih dari itu, temuan penelitian ini benar-benar berdasarkan apa yang ditemukan di lapangan, bukan karena bias, motivasi, kepentingan, dan perspektif peneliti.
Untuk menyelesaikan permasahan tersebut, ada beberapa strategi yang ingin dilakukan, di antaranya adalah sejumlah strategi yang ditawarkan oleh Lincoln dan Guba berikut.3
1. Menunjukkan kredibilitas dengan cara memperpanjang keterlibatan di lapangan, melakukan pengamatan terfokus, dan triangulasi.
2. Membuat transferabilitas (tck description ).
3. Dependabilitas (penjelasan tentang adanya perubahan metode). 4. Konfirmabilitas (audit kesesuaian hasil analisis data dengan data
mentah, audit interpretasi dengan informan atau subyek terteliti). Audit ini dilakukan dengan 2 (dua) teknik, yaitu teknik pengecekan anggota (member check) dan teknikFocus Group Discussion (FGD). Dari sejumlah strtegi tersebut kali ini yang digunakan untuk menguji keabsahan data adalah triangulasi sumber dan triangulasi metode.
31
YAJIAN DATA DAN ANALISIS
A. GAMBARAN OBYEK PENELITIAN
32
3. OD>B:6: : 112825006071
4. OD>E:G C : 111235100210
5. OPDO : 60715865
6. M8:6: < :Q8. R:Ay76D=: 84 =OI. 01 S4A :
11. Luas Bangunan : 678 m²
12. Status Gedung : Permanen milik sendiri 13. NPWP : 00.759.411.2-627.000
14. Email : mialfatahsraten@yahoo.co.id 15. Nama Kepala Sekolah : Muhamad Nizar, S.Pd.I
33
YZ[\] ^ ^ \_ \]. `\ aZ] ^ bZY\_ c\ a Z]Z YZ[d_ b Z_ \] Y e] ^\] bZ] ^_ \b \_feYZb \gZbef\_ cZfy\] ^YZhef iaec ]y\jk\Zbdhfe YZ_ \bl.
m. nopYAJIAN DATA DAN ANALISIS
`\Y\gd[[\ [he]y\qZ\ ]Y\b \Y\]\] aZgZgYZh\h\f_ \]Y\b \Y\b \ Y\]\]\ aZgZgY\b\ge r\f\Z]b e ^f\ aY\]ciaZgb Z_, gefb \[efdfdb\]gegd\Z Ye ] ^\] dfdb\] si_dg t\g\ a\c Y\] bdqd\] he ]eaZbZ\] y\] ^ be a\c YZfdtdg_ \]. lfbZ]y\ \]b \f\ \]\ aZgZg Y\b\Y\] he ]y\qZ\]Y\b\ b ZY\_ YZh\h\f_ \]ge r\f\b efhZg\c, ]\ td] YZh\h\f_ \]ge r\f\Z]b e ^f\ a Y\] ciaZgb Z_, te]q\YZ g\b d _ eg\bd\] y\] ^ b ZY\_ YZhZg\c _ \]. ubd qd^ \ [ef\fb Z [\c v\Y\b \y\] ^YZh\h\f_ \]YZgZ]Z \Y\ a\c Y \b\y\] ^bea\c te] ^\ a\ tZ \] \ aZgZg Y\a\ t [e] b d_ feYd_gZ Y \b \jh\h\f\] Y\b \jY\]
wefZsZ_ \gZY\ a\ tf\] ^_\he ]\fZ_ \]_ egZthda\ ].
1. Perencanaan Pendekatan Saintifik dan Normatif dalam Pembelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah
x\b \ he a\q\f\] lyZY \c l_ c a\_ tefdh\_ \] t\b \ he a\q\f\]
YZ x \Yf\g\c u[b ZY \Zy\c y\] ^ te ] ^ ^\[ d] ^_ \] t\b efZ lyZY\c
y\Zbd b \ dcZYj _ e Z t\] \ ], Y\] _ ek\_ Z] \] Ye ]^\] t\befZ l_ c a\_
y\Zbd hefZ a\_d, [\Z_ hefZ a\_d befc\Y \h laa\c, b efc \Y\h geg\t\j Y\] befc\Y \h aZ] ^_d]^\]. x \b efZ y\] ^ b ef_\] Y d] ^ Y\ a\ t t\b\ he a\q\f\]lyZY \cl_ c a\_\Y\ a\cge [\ ^\Z[efZ_ db.
34
1 Dokumentasi, Kementerian Agama Republik Indonesia. Buku Guru Akidah Akhlak Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013 Madrasah Ibtidaiyah I. (Jakarta: Direktorat Pendidikan Madrasah Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Republik Indonesia, 2014), hal. vi –xi. Baca juga Kementerian Agama Republik Indonesia.Buku Siswa Akidah Akhlak Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013 Madrasah Ibtidaiyah I. (Jakarta: Direktorat Pendidikan Madrasah Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Republik Indonesia, 2014), hal. v–vi.
35 Asma> al-Husna> (al-Rahma>n, al-Rahi>m dan as-Sami’), 4)
¼» ¹Â » ¹¸Æ à ¿Î¸ º-ÿθ º Ë ÆÆ¸Ç (al-Rahma>n, al-Rahi>m ·¸¹ as-Sami)
lilla>hi wa inna> ilaihi ra>ji’u>n, 2) al-Asma> al-H{usna>
(al-Az}i>m, al-Ha>di>, al-‘Adlu, al-Hakam),3) ¿¼¸ ¹Ä »½¸· ¸Ä ¿º¸ ¾-Ä ¿º¸ ¾
7) al-Asma> al-H{usna> (al-Sala>m, al-Mu'min, al-Lat}i>f), 8) iman
kepada Nabi dan Rasul, 9) sifat wajib Rasul (s}idiq, amanah, tablig,
fat}anah), 10) ¸·¸ ¾ º»ÁǸ·¸½ º»¼¸¹ (Ç ÈÁ¼¸ º ·¸¹ ¾»Á ¾À¸ º ¾¸ ¿Ä
3 Dokumen, Muhammad Taufiq. Akidah Akhlak untuk Madrasah Ibtidaiyah Kelas I
36
3) al-asma> Al-Husna> (al-Ahad danal-Khaliq),
4) kalimat t}ayyibah Basmalah, dan
5) al-Asma>al-Husna> (Rahman, Rahi>m,
al-4Dokumen, Muhammad Taufiq. Akidah Akhlak untuk Madrasah Ibtidaiyah Kelas IV
(Semarang: CV. Aneka Ilmu, 2009), hal. ix – x. Lihat contoh RPP Aqidah Akhlak Kelas I dan IV K-3 dan KTSP.
5Wawancara dengan Muslih, S.Pd.I, (kepala MI Nurul Athhar), H. Mas’ud, S.Pd.I (Guru
37
1 2
Kelas IV, materinya:
1) kalimatt}ayyibah(inna> lilla>hi wa inna> ilaihi ra>ji’u>n,
2) al-Asma> al-H{usna> (Az}i>m, Ha>di>, al-‘Adlu, al-Hakam), 3) iman kepada kitab-kitab
Allah,
4) al-Asma> al-H{usna> (sala>m, Mu'min, al-Lati>f), dan
5) iman kepada Nabi dan Rasul.
Kelas IV, materinya:
1) Akhlak terpuji (hormat, patuh, meneladani sikap sabar dan tabah Siti Masyit}ah),
2) akhlaktercela (kisah S|a’labah
dan kisah Qoru>n). 3) kalimatt}ayyibah
(assala>mu’alaikum ww.), 4) sifat wajib Rasul (s}idiq,
amanah, tablig, fat}anah), 5) adab terhadap teman (hormat
dan berbuat baik kepada teman),
6) akhlak mulia RasulUlul ‘Azmi, dan
38 7Wawancara dengan En. Hasanah Idris, S.Pd.I (Guru Aqidah Akhlak kelas I, 05 Sep.
2015)
8 Wawancara dengan Aslihah, S.Pd.I (Guru Aqidah Akhlak kelas IV, 19 September
39
10Wawancara dengan Muhammad Nizar, S.Pd.I (Kepala MI Al-Fatah Sraten, 19 Sep.
40
efg h ife g fjfk. lgm ngf o pq j rg fq sg hq s tpg q pf nfoff u yf u n q foh vf uf u nq f u oh jf t uyf wo puyfoxs r qpk f ehg f uj hj yf eh zh ursn pg xf u nofj sqi {mtpknsg sj pvfg fx p g n f urhf u;s}olat
d}uha dan s}olat z}uhur berjamaah dilanjutkan dengan kultum; az\an dan iqomah mtpk j hj yf j pvfg f x pgnf u rhf u: z p u nf|hf u 11Wawancara dengan Muslih, S.Pd.I (Kepala MI Nurul Athhar, 29 Agustus 2015) 12Wawancara dengan Muhammad Nizar, S.Pd.I (Kepala MI Al-Fatah Sraten, 19 Sep.
41
( ), s}olat
d}uha berjamaah dan s}olat z}uhur .
13
Di MI Nurul Athhar materi Aqidah Akhlak ini telah disepakati dan direncanakan sejak awal tahun pelajaran untuk diwujudkan dalam berbagai bentuk seperti berjabat tangan dengan guru piket saat baru datang atau memasuki pintu gerbang sekolah, sholat dhuha berjamaah, mengaji al-Qur an melalui TPQ di sekolah, dan sholat dhuhur berjamaah.14
Berdasarkan paparan data di atas, dapat dipahami bahwa langkah-langkah perencanaan pendekatan saintifik dan normatif dalam pembelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah telah dilakukan, khususnya perencanaan untuk pembelajaran di dalam kelas. Namun sebenarnya masih ada lagi perencanaan pembelajaran yang memang dirancang bersama oleh para dewan guru bersama kepala Madrasah untuk pembelajaran di luar kelas dalam bentuk praktik rutin setiap hari. Berikut ini adalah hasil perencanaan pembelajaran yang telah dilakukan.
a. Memperhatikan materi pelajaran Aqidah Akhlak yang ada dalam buku paket (yang disusun berdasarkan kurikulum 2013 atau K-13 maupun kurikulum KTSP). Selanjutnya materi tersebut dikaji dan dicermati untuk menentukan kemungkinan pendekatan pembelajaran yang tepat antara pendekatan santifik atau normatif.
b. Memperhatikan RPP yang sudah ada di dalam buku paket K-13 atau RPP bendelan untuk dipelajari dan dicermati, dan selanjutnya dijadikan dasar untuk melakukan pembelajaran
13Wawancara dengan Ekmalasari, S.Pd.I (Guru Aqidah Akhlak, Kelas I, 19 September
2015)
14 Wawancara dengan En. Hasanah Idris (Guru Aqidah Akhlak, Kelas I, 29 Agustus
42
¡ ¢ £ ¤ ¥ ¦§ ¡ £ ¨© © y ¢ § ª «§ £ (¤¥ ¦§ ¡ £print out).
«. © ¬¡ ¡ £§ £ ¦ ¤ ¢ ¡ª¡ £ ¬§¥ ¥§ ¤ £¡ £ §y¡ ¬¡ ¨ ©© ¤ ¥ ¦§ ¡ £ ¨©© y ¢ § ª «§ £ (¤¥ ¦§ ¡ £print out), ¥ £¢¡ª ¡«¡ £ ¡¥§¥¦ «¥§ «§ª ¥ ¨©© y ¢ ¤¥ ¦¡ £¡ £§ ®-13 ¡ ¨©© y ¢ § ª¦§ § ¤, ¡ ¡ £ ¯ £ ¬ª ¡ ¡ £ ¥§ ¢¯ª. °§¥§ ª ¡ ¨©© ¦ª ¡ ¬¡¬¡ ¬§ §¤± § ¤ £ ¬ § ¥¦§ ¤¯ª
¦§ª ¤¤¡.
d. ²§ ª § « £ ª £ £ ¥ § ª ³´ ± ³£± ¤ £ ¬§ ¯ £ µ¤
¬§¥§¬ § ª ¢¯ ¤. ©ª £ £ §ª¬§ ¦¡ ¤¥ ¦§ ¡ £ ¢ ¢ § µ £ ¡,s}olat d}uha berjamaah, mengaji TPQ, membaca
al-Asma> al-Husna>, ¦§ ª ¯¦ ¢ § ¢ §µ ¢¡ª ¡,
s}olat z}uhur berjamaah.
2. ¶·¸·¹ º»º¸ ¶·¸¼ ·½º¾ º¸ ¿ ºÀ¸¾ÀÁÀ ½ ¼ º¸ Âà ¹Äº¾ÀÁ ¼ ºÅº Ä ¶·ÄÆ ·ÅºÇº¹ º¸ÈÉÀ¼ºÊÈ ½Êź½¼ÀË º¼ ¹ ºÌºÊÍ Æ ¾À¼ ºÀyºÊ
Τ¥ ¬¡¦ ¦¦ ª£ § ¢ § § ª
§ § £ ¬ Ï£ Ъ ¥ Ï ¤¥ § ¥¦§ ¤¯ª ³´ ±
³£± ¤ £ ² ª ¬± Ѧ y±. ©§ § ª ¬§¦¡± § §£ §¥¦§¤¯ª ¬§§ ª ¦ ¬y ¬§ ¤¤¡ § ª ¬ £ ¤§¦ ± ± ¡ ¤¡ ¥§ ¤¤¡ § y¡ ¬¡ ¨§ « ©§¤ £ ¬ ©§¥¦§ ¤¯ª (¨©©) § ¢ ¦§ª ¦ ¢ Òª ¬yÓ ³ ¨©© y ¢ ¬¡ ¬¡ § ¢ § § £ ¬ Ï£ ¡ ®-13 y ¢ ¦§ ª ¬ª£ Ъ ¥ Ï ¡®Ô°©.
43
44 17Wawancara dengan Ekmalasari, S.Pd.I (Guru Aqidah Akhlak Kelas I, 10 Sep. 2015) 18Wawancara dengan Aslihah, S.Pd.I (Guru Aqidah Akhlak Kelas IV, 26 September
2015)
45
yang berkah dan manfaat.21
Penuturan kepala MI Al Fatah Sraten terkait dengan pengkondisian praktik materi Aqidah Akhlak di lingkungan Madrasah ini ternyata juga diterapkan oleh kepala MI Nurul Athhar Kebonsari. Berikut penuturan kepala madrasah dan dewan guru Aqidah Akhlak.
Program itu dapat saya kelompokkan ke dalam kelompok program ekstrakurikuler keagamaan dan ekstrakurikuler nonkeagamaan. Program-program itu merupakan pengkondisian untuk mengamalkan materi Aqidah Akhlak sejak dari Madrasah. Program ekstrakurikuler keagamaan
20Wawancara dengan Muhammad Nizar, S.Pd.I (Kepala MI Al Fatah, 19 September
2015)
21Wawancara dengan Muhammad Nizar, S.Pd.I (Kepala MI Al Fatah, 19 September
46
22Wawancara dengan Muslih, S.Pd.I (kepala MI Nurul Athhar, 29 Agustus 2015) 23Wawancara dengan H. Mas’ud (Guru AqidahAkhlak Kelas IV, 29 Agustus 2015) 24Dokumen (foto), pelaksanaan jabat tangan saat hadir pagi di Madrasah, sholat dhuha
47
YZ [\ ]^\ _ Y` Y]a Yb ]`bcb _
[\ ]^\ _ Y` Y] a Yb ] `bcb_ ^bdbebf g]`g_ d\h i\eYjYkY] lmb^ Yf
l_feY_ ^ \ ]nY] hY`\kb yY]n o\]^\kg]n iba Y Y`Yg h g^ Yf ^bj\eYa _ Y]a \oYkYkYabp]Ye^\]nY]h\]n ng]Y _ Y]`YfYdY] 5 q,
yYb`g `YfYd h\]nYhY`b, h\]Y]yYr h\]ngh dge_ Y] b]cpkhYab/h\ ] opiYr h\ ] YeYk/h\]nYa p ab Yab, ^ Y] ` YfYd h\]n_phg]b_ Ya b _ Y]. sg kg lmb^ Yf l_feY_eYf yY]n h\]n \`Yfgb hY`\kb hY] Y yY]n o\]^\kg]n iba Y Y`Yg hg^ Yf ^bj\eYa _ Y]a\ oYkYkYabp] YeY`Yg`b^Y_.
i. [\ ]^\ _ Y` Y]]pkhY`bc
[\ ]^\ _ Y` Y] ]pkhY`bc ^ YdY` ^bdY]^ Y]n a \iYn Yb _ \iYeb _ Y]
d\ ]^\ _ Y` Y] a Yb] `bcb _ yY]n ^ YdY` ^ bdY]^ Y]n a\iYn Yb d\ ]^\ _ Y` Y] yY]n a Yeb]n h\e\]n_ Ydb. [\]^\_ Y` Y] ]pkhY`bc ^b `\kYd_Y] dY^ Y d\h i\eYjYkY] lmb^Yf l_feY_ yY]n hY`\kb ]yY h\ ]g] `g` g]`g_ ^bj\eYa _Y] a \ oYkY ]pkhY`bc, ^p nhY`ba, YdYY^Y]yYrY` Yga\oYkY`\ _a `gYe.
o. [\ ]^\ _ Y` Y][kY_ `b _
[\ ]^\ _ Y` Y] dkY_`b _ h\kg dY_ Y] d\ ]^\ _ Y`Y] d\h i\eYjYkY]
yY]n e\ibf h\]\_ Y] _ Y] dY^ Y Yad\ _ d\]n YhYeY] hY`\kb lmb^ Yf l_feY_ ^ YeYh _\fb^g dY] a\fYkb-fYkb yY]n ^ bhgeYb ^ Ykb eb]n_g]nY] a\_peYf. t\ ]nY] fYkYdY], _\ibYa YY] d\ ]nYhYeY] b ]b Y_ Y] i\keY]jg` ^ YeYh _\fb^g dY] ^b ^ YeYh
_\egYknY^ Y]^b`\]nYf-`\ ]nYfhYayYkY_ Y`.
3. uv wxuasi Pembelajaran Aqidah Akhlak yang Menggunakan Pendekatan Saintifik dan Normatif di Madrasah Ibtidaiyah
[ Y^ Y ag i iYi b ]b ^bdYdYk_Y] ^Y`Y `\k_ Yb ` ^\]n Y] \yYegYa b
48
tidak memerlukan evaluasi dalam bentuk tes. Karena menurut saya tidak ada satu mata pelajaran pun (termasuk pelajaran Aqidah Akhlak yang lebih menekankan sikap sosial dan spiritual) yang merasa tidak perlu dengan aspek pengetahuan. Pengetahuan harus menjadi dasar setiap sikap dan keterampilan.25
Kutipan wawancara tersebut menginformasikan bahwa evaluasi dilakukan dalam bentuk tes dan nontes, sementara instrument nontes diberi porsi yang lebih banyak.
49
nontes. Tes dilakukan secara tertulis melalui tes formatif, sumatif dan UTS/UAS. Sedangkan nontes kami lakukan melalui observasi atau wawancara terkait dengan pengamalan materi tersebut di lingkungan madrasah maupun dalam kehidupan sehari-hari di rumah dan masyarakat. Khusus nontes kami bekerja sama dengan siswa melalui penilaian teman sejawat, dan bekerja dengan wali murid untuk mengevaluasi perilaku siswa di rumah atau di masyarakat.26
Dari kutipan di atas diketahui bahwa evaluasi dilakukan melalui test dan nontest. Evaluasi model test sering digunakan dalam tes formatif, sumatif dan UTS/UAS. Sedangkan evaluasi nontest dilakukan melalui penilaian teman sejawat dan penilaian wali murid atau anggota masyarakat terhadap perilaku siswa di rumah atau di tengah-tengah masyarakat.
Evaluasi test membutuhkan instrument dalam bentuk test sedangkan evalusi nontest membutuhkan instrument dalam bentuk nontest, seperti observasi atau wawancara. Berikut penuturan informan.
Aspek pengetahuan diukur atau dinilai dengan instrument tes yang memerlukan jawaban benar atau salah, sedangkan aspek sikap dan keterampilan diukur dengan instrument nontes yang membutuhkan jawaban deskriptif, bukan benar atau salah. Instrumen yang digunakan dapat berupa pilihan ganda, benar salah, dan isian singkat untuk tes, dan dapat berupa wawancara, observasi dan dokumentasi untuk nontes.27
50
± ²³´ µ ²µ ²³²¶ · ²¶ ²¶²¸´¹´¹ · ²º ² ·´ ²º²¹ ·²µ ²º ·´µ ²» ²¼´
½²»¾² ¿ À²¸Á²¹ ´ µ¿¼½¿¸²Â²³ ²¶ ÃÄ´· ²» ÃÅ» ¸²Å y²¶Æ ¼¿¶Æ Æ Á¶ ²Å²¶ µ¿¶·¿Å²º ²¶ ¹ ²´ ¶º´Ç´Å · ²¶ ¶È ³ ¼ ²º´Ç · ´ ɲ· ³ ²¹ ²»
ʽº´· ²´y²» ·´ ¸²Å ÁŲ¶ · ²¸²¼ ½¿¶ºÁÅ º¿¹ º · ²¶ ¶È¶ º¿¹ º. Ë¿¹ º ·´ ¸²Å ÁŲ¶ Á¶ ºÁÅ ¼¿¶Æ ÁÅ Á³ Å¿¼ ²¼µÁ²¶ ÅÈƶ´º´Ç ¹¿¼¿¶ º²³ ²
¶È¶ º¿¹ º ·´Æ Á¶ ²Å²¶ Á¶ ºÁÅ ¼¿¶Æ ÁÅ Á³ Å¿¼²¼µÁ²¶ ²Ç¿ ź´Ç · ²¶
µ¹´ÅÈ ¼ÈºÈ ³´Å. Ë¿¹ º·´ ¸²Å ÁŲ¶ µ ²· ² ¾²ÅºÁº¿¹ ºÇȳ¼ ²º´Ç, ¹Á¼²º´Ç, Ì ËÍ · ²¶ ÌÃÍ. Í¿¼¿¶ º ²³ ² ´ ºÁ ¶È¶ º¿¹ º ½²¶y²Å · ´¸²Å ÁŲ¶ ·²¸² ¼ ½¿¶ ºÁÅ ¾²¾²¶Î²³ ² · ²¶ Ƚ¹¿³À²¹´ º¿³ »²·²µ µ ³ ²Åº´Å ²º ²Á
µ¿¶Æ²¼²¸²¶ ¼²º¿³´ ÃÄ´· ²» ÃÅ» ¸²Å · ²¸²¼ ½ ¿¶ ºÁÅ Å¿»²·´ ³ ²¶ ·´
É ²·³ ²¹ ²», Å ¿·´¹´µ ¸´ ¶² ¶ · ²¸²¼ ½¿³½²³´¹ ·´ »²¸²¼ ²¶ ¼ ²· ³ ²¹ ² » ¹¿½¿¸Á¼¼²¹ÁÅÅ¿¸²¹, ¼¿¼½²Î²al-Asma> al-Husna>,s}olat d}uha ½¿³Â²¼²²»· ²¶s}olat z}uhur½¿³Â²¼ ²²».
Ï¿¶¿³ ²µ ²¶ ¿ À²¸Á²¹´ ·¿¶Æ²¶ ´ ¶¹ º³Á¼¿¶ º º¿¹ º · ²¶ ¶È¶ º¿¹ º
º¿³» ²· ²µ ¹´¹¾²Ð ¹¿Â²Å · ²³´ Å ¿¹´ ²µ ²¶ ¼¿³¿ Ų · ²¸²¼ ¼¿¶Æ´Å Áº´
µ¿¼½¿¸²Â²³ ²¶, ¹¿¸²¼ ² µ ³È ¹¿¹ µ¿¼½¿¸²Â²³²¶ »´¶Æ Ʋ » ²¹´ ¸ ²Å»´ ³ µ¿¼½¿¸²Â²³²¶, ½²´Å ·²¸²¼ ½¿¶ºÁÅ ÅÈƶ º´Ç, ²Ç¿ ź´Ç, ¼²ÁµÁ¶ µ¹´ÅÈ ¼ÈºÈ ³´Å. ʶ´¸²» ¹¿ ²º´ ¶y² y²¶Æ ·´¹¿ ½ Áº µ¿¶´¸²´ ²¶ ·¿¶Æ²¶ µ¿¶·¿ Ųº ²¶È º¿¶ º´Å²º ²Áotentic assessment.
28
C. PEMBAHASAN TEMUAN
Ï ²· ² ¹Á½ ½²½ ´ ¶´ ·´µ²µ ²³Å²¶ º¿¶ º²¶Æ µ¿¼½²» ²¹ ²¶ º¿¼Á²¶,
y²´ ºÁº¿¼Á²¶µ¿¶¿¸´ º´²¶ º¿³Å²´ º·¿¶Æ²¶ÇÈÅ Á¹µ¿¶¿¸´ º´ ²¶ y²¶Æº¿¸²» ·´ º¿º²µÅ²¶ ¹¿ ½¿¸Á¼ ¶y²Ñ Ò ¸¿» Ų³¿¶ ² ´ ºÁ, µ¿¼½²» ²¹ ²¶ º¿¼Á²¶ ´ ¶ ´ º¿³Å²´º ·¿¶Æ²¶ Ï¿³¿¶Î²¶ ²²¶ Ï¿¶·¿Å²º²¶ Ͳ´ ¶ º´Ç´Å · ²¶ Óȳ¼ ²º´Ç
28Hasil wawancara dengan sejumlah informan: kepala MI Nurul Athhar, Kepala MI Al
51
ÔÕÖÕ× ØÙ×ÚÙ ÖÕ ÛÕ ÜÕÝ ÞßàÔ Õá Þâá ÖÕ â Ôà ã ÕÔ ÜÕäÕá å ÚæàÔÕàyÕá, çÙÖÕ âä ÕÝÕÕÝ, ÔÕÝÙèÕÖéÕä àÝyÕê
1. ëìí ìî ïðîððî ëìî ñìò ðóðî ôð õîó õö õò ñðî ÷ø íùðó õö ñðúð ù ëìùû ìúðüð íðîýþ õñðÿýòÿúð òñõ ð ñ íð ðÿ ûó õñð õyðÿ
Ù ÚÕÕà×ÕÝÕáÕä àÖçÕçÕ ÜÕÝÔ ÕÝÕÝÕÖà äàäÔÕ æÕçÕÔÕäéÚÚÕÚ
ä Ù ÚÙ Öé×ÝyÕ Ôà æÙ×éâ ÕÝ ÚÕá Õ ÖÕ ÝâÕá-ÖÕÝâÕá çÙÜÙÝ ÕÝÕÕÝ çÙ ÝÔ Ù âÕ æÕÝ äÕàÝ æàà â Ô ÕÝ Ý Ü×Õ æà ÔÕÖÕ× çÙ × ÚÙÖÕ ÛÕ ÜÕÝÞßàÔÕá
Þ âá ÖÕ âÔ àã ÕÔÜÕä ÕáåÚæàÔÕàyÕáæÙ ÖÕáÔ àÖÕ âéâÕÝäÙÚÕÕàÚÙ Üà âéæ. Õê ã Ù ×çÙÜáÕ æà âÕÝ ×Õ æÙÜà çÙÖÕ ÛÕ ÜÕÝ ÞßàÔÕá Þâá ÖÕ â yÕÝ ÕÔÕ Ô ÕÖÕ× ÚéâéçÕ â Ù æ (yÕÝÔàäéäéÝ ÚÙÜÔ ÕäÕ Ü âÕÝ -13 ×Õéç éÝ Ø) éÝ æéâ ä ÙÖÕÝÛéæ ÝyÕ Ôà âÕ Ûà âÙ ×éÝâàÝÕÝ çÙ ÝÔÙâÕ æÕÝ çÙ ×ÚÙ ÖÕ ÛÕ ÜÕÝ yÕÝ æÙçÕ æ ÕÝ æÕ ÜÕ çÙ ÝÔ Ù âÕ æÕÝ äÕÝ æàà â Õ æÕé Ý Ü×Õ æà.
Ú. ã Ù ×çÙÜáÕ æà âÕÝØØ yÕÝäéÔ ÕáÕÔ ÕÔàÔÕÖÕ ×ÚéâéçÕ âÙæ
-13 Õ æÕé ØØ ÚÙÝ ÔÙ ÖÕÝ éÝ æéâ ÔàçÙÖÕ ÛÕ Üà ÔÕÝ ÔàÙ Ü×Õ æà, ÔÕÝ ä ÙÖÕÝ ÛéæÝyÕ Ôà ÛÕ Ôà âÕÝ ÔÕäÕ Ü éÝ æéâ ×ÙÖÕ âéâÕÝ çÙ ×ÚÙ ÖÕ ÛÕ ÜÕÝ Ô ÕÝ Ôà æéÕÝâ ÕÝ ÔÕÖÕ× ÚÙÝ æéâ ØØ yÕÝ æÙÜÙ æÕ â (Ô ÕÖÕ× ÚÙ Ý æéâprint out).
. ØÕÔ Õ äéÕ æé âÙ æàâÕ ÕçÕ ÚàÖÕ éÜé æàÔÕ â ä Ù×çÕ æ ×ÙÖÕ âéâÕÝ çÙ ÝyéäéÝ ÕÝ Ø Ø Ô ÕÖÕ× ÚÙÝ æéâ ØØ yÕÝ æÙÜÙæÕ â (Ô ÕÖÕ× ÚÙ Ý æéâ print out), ×Õ âÕ éÜé éâéç ×Ù× ÚÕÕ ÔÕÝ ×ÙÝ Ù Ü×Õ æà ØØ yÕÝ ÕÔÕ Ôà ÔÕÖÕ× Úéâé çÕ âÙ æ -13 Õ æÕé ØØ yÕÝ æÙ Ü ÚÙÔÙ Ö, éÝ æéâ Ôà ÛÕÔ àâ ÕÝ ÔÕäÕ Ü éÝ æéâ ×Ù ÝÕ ÛÕ Ü. Ù×ÙÝ æÕ ÜÕ à æé ØØ ÚÕ Üé Ôà äéäéÝ äÙæÙ ÖÕá çÙÖÕ âä ÕÝÕÕ Ý
çÙ ×ÚÙ ÖÕ ÛÕ ÜÕÝÚÙ ÜÖÕÖé.
Ôê ã ÙÜÙÝ ÕÝÕ âÕÝ çÜÕ âæàâ ×Õ æÙÜà ÞßàÔÕá Þ âáÖÕ â äÙ ÛÕ â Õ ÕÖ
52
Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Yogyakarta II (2009).
#* , -"y **
%, ! ",
y.
30
29Kementerian Agama RI.Silabus Mata Pelajaran PAI dan Bahasa Arab Kurikulum 2013
Madrasah Intidaiyah (MI) Kelas I dan IV (Jakarta: Direktorat Pendidikan Madrasah Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, 2014), hal. 5
30Syahril Umamit.Pembelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN)
53
/0102342 442 50 6708 494142 4: 484; 1467<-146 7< y42= ; 41 <> :?54@< ;? 4@4< :?9 4:? A42 :4>41 74=? = <1 < :48 46
6 08 4A>424A42 506 708 49 4142. B 547?8 4 501023 42442 506708 494142 @08 4; :?@0@45A42 60 2== < 24A42 50 2:0A4@42
>4?2@ ?C? A, 2D1 6 4@? C, :42514A@ ? A, 6 4A4508 4A>42 442506708 49 4142 A0@01465?8 4250>01@4:?:?A< 2@<A6 0294:?4;8??86<4= 46 4G>8 46
(mutafaqqih fiddin) : 42/4@4< 60 29 4:? 6 <>8?6 y42= :454@ 6 02=46 48A4249 41424=46 4G>846:48 46A0 ;?:< 542>0 ;41?-; 41?; : 42 6 0 2=06742=A42 51?74:? 4A;84A<8 A41?64; 74=? 50>01@4
54
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memerhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. 32
Dalam hadis Nabi Saw. terdapat beberapa hadis} terkait dengan perencanaan dan atau persiapan. Di atantaranya adalah hadis berikut.33
32 http://muhsinhar.staff.umy.ac.id/tafsir-al-quran-surat-al-hasyr-59-18-2/ (online)
diak-ses, kamis tanggal 19 November 2015
33 http:// library.islamweb.net/ newlibrary/ display_book.php?idfrom=11743 & idto=
55
ﻦ ﻣ ﺬ ﺧ و ء ﺎ ﺴ ﻤ ﻟ ا ﺮ ﻈ ﺘ ﻨ ﺗ ﻼ ﻓ ﺖ ﺤ ﺒ ﺻ أ ا ذ إ و ح ﺎ ﺒ ﺼ ﻟ ا ﺮ ﻈ ﺘ ﻨ ﺗ
(ي ر ﺎ ﺨ ﺒ ﻟ ا ه ا و ر )
de fghyi:
jikg klhlegki hadis} mieg Ali bin Abdillah, kami menerima
hadis dari Muhammad bin Abdur Rahman Abu Munzir al Tofawiy dari Sulaiman al A masy berkata: telah menyampaikan hadis kepada saya Mujahid dari Abdullah bin Umar r.a. berkata: Rasulullah menepuk pundak saya lalu bersabda: Hendaklah engka di dunia ini bagikan orang asing atau orang yang sedang menempuh perjalanan. Sementara itu Ibnu Umar berkata: apabila engkau berada di waktu sore, maka janganlah engkau menanti hari esok pagi, dan begitu pula apabila engkau berada di pagi hari, maka janganlah engkau menanti waktu sore hari. Ambillah (sebuah perencanaa) dari kondisi sehatmu untuk waktu sakitmu, dan dari hidupmu untuk waktu kematianmu (HR. Bukhari).
Kutipan ayat al Qur an dan hadis} di atas menunjukkan betapa pentingnya sebuah perencanaan atau persiapan yang harus dilakukan sekarang dalam rangka mengantisipasi, memprediksi dan menyambut pekerjaan pada hari yang akan datang. Dengan begitu, diharapkan apa yang dilakukan benar-benar sesuai harapan yang telah ditetapkan, atau paling tidak dapat mendekati harapan.
56
57
35Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar