BAB IV
PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN
4.1. Tema Pembangunan Daerah
Pemerintah Daerah melalui mekanisme perencanaan telah menyusun langkah
langkah pembangunan untuk mencapai sasaran pembangunan 5 (lima) tahun dalam RPJMD 2010-2015 yaitu mewujudkan visi “ Masyarakat Ponorogo Yang Sejahtera, Aman, Berbudaya, Berkeadilan Berlandaskan Nilai-Nilai KeTuhanan dalam rangka Mewujudkan Rahayuning Bumi Reyog”. Adapun langkah-langkah tersebut dituangkan dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) yang disusun setiap
tahun sebagai perwujudan penjabaran dari RPJMD.
Penyusunan tema pembangunan didasarkan kondisi perkembangan ekonomi baik
perekonomian dunia, nasional dan peluang pertumbuhan ekonomi daerah. Kondisi
ekonomi global masih belum membaik, disebabkan masih rentannya proses
pemulihan negara-negara eropa yang terlilit krisis utang dan perlambatan
perekonomian di negara negara maju. Bahkan diperkirakan pertumbuhan ekonomi
dunia pada tahun 2013 akan tumbuh 1,9persen saja. Sementara itu negara negara
Asia akan menjadi penopang pertumbuhan dunia ditengah krisi global yang
diperkirakan mampu tumbuh sebesar 7,1 persen.
Ditengah tengah kondisi ekonomi global yang tidak menentu , perekonomian
domestik harus tetap terjaga dengan fundamental yang kokoh dan daya saing yang
lebih baik. Kondisi ini tentunya akan menjadi suatu keharusan bagi Kabupaten
Ponorogo untuk terus bekerja keras dan bersaing dengan daerah daerah lain.
Langkah langkah ini dapat dilakukan dengan meningkatkan daya saing,
memperbaiki kinerja ekonomi daerah yang didukung struktur ekonomi yang kuat,
mengembangkan pusat pusat pertumbuhan yang tersebar di seluruh wilayah.
Pada tahun 2014, tema pembangunan daerah Kabupaten Ponorogo adalah “Memperkuat Perekonomian Daerah
Secara menyeluruh tema pembangunan daerah selama pelaksanaan RPJMD
kabupaten Ponorogo 2010 – 2014 adalah sebagaimana tertuang dalam gambar
berikut:
Gambar 4.1
Tema Pembangunan Daerah Kabupaten Ponorogo Yang Tertuang Dalam RKPD
Pemberdayaan Masyarakat Yang Didukung Tata Kelola Pemerintahan yang Baik Guna Mendorong Pertumbuhan Ekonomi dalam Upaya meningkatkan pelayanan Publik dan Kesejahteraan Masyarakat
2011
emberdayaan Masyarakat Yang di dukung Pelayanan Publik Yang Efektif Guna Mendorong Pertumbuhan
Ekonomi Menuju Rahayuning Bumi Reyog 2012
Percepatan dan Perluasan Pertumbuhan Ekonomi Dalam Rangka Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Ponorogo Yang Lebih Baik Menuju Rahayuning Bumi Reyog
Memperkuat perekonomian Daerah Bagi Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Ponorogo Yang lebih Baik
Meuju Rahayuning Bumi reyog 2014
Kebijakan Pemerintah daerah dalam rangka perkuatan ekonomi daerah
yang pada RKPD tahun 2014 ini difokuskan pada empat aspek yang merupakan
komponen penting untuk mendukung penguatan ekonomi, sebagaimana ilustrasi
berikut:
Gambar 4.2
Aspek-aspek yang yang mendukung perkuatan pembangunan ekonomi Kabupaten
Ponorogo Tahun 2014
Peningkatan daya saing untuk mendukung penguatan ekonomi daerah akan dititik
beratkan kepada isue strategis:
1. Percepatan pembangunan infrastruktur perdesaan
2. Pemeliharaan jalan dan jembatan
3. Pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan infrastruktur
4. Penciptaan lapangan kerja bagi tenaga kerja potensial (muda)
1. Peningkatan ketahanan pangan dalam mendukung program Pemerintah
pencapaian surplus beras 10 juta ton.
2. Peningkatan elektrifikasi dan konversi energy
Peningkatan dan perluasan kesejahteraan rakyat akan ditik beratkan pada isue
strategis :
1. Peningkatan pembangunan sumber daya manusia (SDM)
2. Percepatan pengurangan kemiskinan (mensinergikan klaster 1-4)
3. Pengurangan pengangguran
4. Percepatan pembangunan Millenium Development Goals (MDGs)
5. Meningkatkan kesejahteraan petani
Pemantapan Stabilitas Sosial Politik dititik beratkan pada isue stategis:
1. Persiapan pemilihan umum Kepala Daerah
2. Pelaksanaan pemilihan umum Legislatif
3. Perbaikan kinerja birokrasi
Masing masing pendukung penguatan ekonomi tersebut memiliki kerangka dan jalur
keterkaitan yang berbeda-beda untuk menghasilkan ekonomi daerah yang lebih
berdaya saing dan lebih berdaya tahan. Dalam upaya untuk meningkatkan daya saing
diperlukan langkah langkah konkrit untuk melakukan harmonisasi kerangka kebijakan
melalui:
a. Memperkuat koordinasi antar pelaku pembangunan (stake holder)
b. Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi dan sinergi antar daerah, antar ruang,
antar waktu dan antar fungsi pemerintah
c. Mengoptimalkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan
d. Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif berkeadilan
dan berkelanjutan.
Isue strategis yang sangat penting bagi Kabupaten Ponorogo adalah pembangunan
pertumbuhan ekonomi daerah karena mampu menekan biaya tinggi, menurunkan tingkat
kemiskinan dan meningkatkan kualitas hidup. Namun demikian dengan keterbatasan
kemampuan keuangan daerah maka diperlukan kerjasama antara seluruh komponen,
Pemerintah pusat, Pemerintah daerah dan swasta disinergikan dengan baik dalam
mendukung pembangunan sehingga menambah nilai yang bermanfaat untuk rakyat.
Disisi peningkatan daya tahan ekonomi, masyarakat dan pemerintah daerah memiliki
peranan penting dalam membangun ketahanan pangan dimulai dari proses produksi,
distribusi, pengolahan pangan, pemasaran termasuk juga penyimpanan pasca panen yang
benar. Peran pemerintah sangat diperlukan dalam memberikan insentif untuk tetap
menjaga ketahanan pangan melalui regulasi, penciptaan iklim investasi dan pembangunan
prasarana publik.
Pengembangan SDM menjadi salah satu isue sentral pembangunan daerah untuk
mendukung upaya peningkatan dan perluasan kesejahteraan rakyat, dimana Pemerintah
bersama sama Pemerintah Daerah harus memastikan bahwa layanana pendidikan
tersedia secara memamdai dan dapat diakses oleh seluruh masyarakat. Satuan
pendidikan mulai jenjang pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi harus mampu
mengakomidir setiap anaj usia sekolah yang memerlukan layanan pendidikan. Bahkan
layanan pendidikan harus dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat baik didaerah
pinggiran bahkan yang bermukin didaerah di daerah terpencil. Pemerintah dan
pemerintah daerah wajib membangun infrastruktur pendidikan untuk mendukung layanan
pendidikan yang bermutu bagi masyarakat wilayah tersebut sehingga kinerja pendidikan
menjadi semakin meningkat.
Dalam rangka memantabkan stabilitas politik, langkah utama yang diperlukan dan sangat
mendesak dilakukan adalah memberikan fasilitasi dan dukungan sepenuhnya kepada
penyelenggaraan pemilu dalam melaksanakan amanat perundang undangan untuk
menyelenggarakan pemilu legislatif 2014 dan persiapan PEMILUKADA 2015. Sementara
itu perbaikan kinerja birokrasi menjadi hal yang sangat penting dan perlu mendapatkan
perhatian pemerintah daerah, yang slah satunya dengan mulai penerapan e-procurement
atau layanan pengadaan barang jasa secara elektronik (LPSE).
Langkah langkah peemerintah daerah dalam mendukung penguatan perekonomian
1. Melakukan sinkronisasi RPJMD dan RKPD dengan prioritas Nasional dan propinsi
2. Menitikberatkan penganggaran pada peningkatan belanja modal untuk
mendukung daya saing daerah
3. Memonitor pelaksanaan rencana pembangunan dan pelaksanaan pembangunan
utamanya yang terkait dengan upaya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi
daerah.
4.2. Prioritas dan Sasaran Program Pembangunan Daerah
Dengan memperhatikan isue strategis yang ada dengan merespon kondisi terkini
seperti bagaimana meningkatkan daya saing daerah pada sektor-sektor produk
lokal seperti pertanian dan pariwisata guna mendukung peningkatan daya tahan
perekonomian daerah yang didukung pemantapan stabilitas politik menjelang dan
pada saat pelaksanaan pemilu legislatif dan pilpres sehingga tujuan pembangunan
akan dapat diwujudkan yakni meningkatkan dan sekaligus memperluas
kesejahteraan masyarakat Ponorogo kearah yang lebih baik.
Sebagaimana penajbaran RPJMD 2010-2015, pembangunan daerah dalam RKPD
2013 dan RKPD 2014 yang dituangkan ke dalam 13 prioritas pembangunan daerah
dan 3 prioritas pembangunan lainnya, termasuk didalamnya prakarsa-prakarsa baru
yang terintegrasi dengan RPJMD dan RKPD untuk menanggapi situasi kekinian dan
menjaga momentum positif yang telah dicapai sebagai hasil pembangunan selama
ini. Adanya prakarsa baru tersebut menunjukkan adanya daerah yang selalu siap
mengantisipasi dan merespon berbagai perkembangan yang terjadi serta
melakukan perubahan untuk kemajuan pembangunan yang lebih baik.
Ketiga belas prioritas pembangunan dan 3 prioritas lainnya tersebut merupakan
upaya pemerintah daerah dalam menjawab dan upaya untuk mengatasi berbagai
isue-isue strategis yang muncul selama ini guna mewujudkan perkuatan
perekonomian daerah yang lebih berpihak pada rakyat dengan tetap
memperhatikan pemerataan dan keadilan bagi masyarakat pada skala luas. Tentu
saja dalam menghadapi berbagai isue strategis tersebut ada tantangan dan
solusi pemecahannya sehingga akan berdampak positif dan sekaligus memberikan
energi positif bagi pembangunan dimasa-masa yang akan datang.
Berikut kerangka prioritas pembangunan Kabupaten Ponorogo tahun 2014 yang
tertuang dalam RKPD 2014.
Gambar 4.3
1. Infrastruktur
Pembangunan infrastruktur menjadi bagian integral dari pembangunan nasional.
Infrastruktur merupakan sarana menghubungkan antar wilayah sehingga
infrastruktur akan menggerakkan pembangunan ekonomi. Kondisi infrastruktur
yang memadai akan mengurangi biaya produksi, mengurangi biaya pasca
panen dll sehingga akan mampu meningkatkan nilai tambah dan semakin
meningkatkan pula daya saing produk barang yang dihasilkan. Kegiatan sektor
transfortasi merupakan tulang punggung pola distribusi baik barang maupun
penumpang. Infrastruktur lainnya seperti kelistrikan dan telekomunikasi terkait
dengan upaya modernisasi bangsa penyediaannya merupakan salah satu
aspek terpenting dalam meningkatkan produktivitas sektor produksi.
Ketersediaan sarana perumahan dan pemukiman antara lain air minum dan
sanitasi, secara luas dan merata serta pengelolaan sumber daya air yang
berkelanjutan menentukan tingkat kesejahteraan masyarakat. Sejak lama
infrastruktur diyakini merupakan pemicu pembangunan suatu kawasan. Dalam
semakin penting untuk diperhatikan. Pengalaman menunjukkan bahwa
infrastruktur transfortasi berperan besar dalam membuka isolasi wilayah serta
ketersediaan pengairan merupakan prasyarat pembangunan pertanian dan
sektor-sektor lainnya.Kondisi pelayanan dan penyediaan infrastruktur yang
meliputi transfortasi, ketenagalistrikan, energi, telekomunikasi, informatika,
sumberdaya air, perumahan, pelayanan air minum penyehatan lingkungan
mengalami penurunan baik kuantitas maupun kulitasnya. Hal ini akan
berdampak luas terhadap berbagai aspek kehidupan yang ujung-ujungnya akan
berdampak negatif terhadap upaya peningkatan kesejahteraan rakyat. Oleh
karena itu rehabilitasi dan pembangunan kembali berbagai infrastruktur yang
rusak, serta peningkatan kapasitas dan fasilitas baru akan menyerap biaya yang
cukup besar sehingga tidak dapat dipikul oleh pemerintah sendiri. Untuk itu
mencari solusi inovatif guna menanggulangi masalah perawatan dan perbaikan
infrastruktur merupakan masalah mendesak untuk diselesaikan.
Panjang jalan Kabupaten Ponorogo adalah 916,11 km dengan kondisi jalan
baik baru mencapai 422,00 km kondisi sedang sepanjang 212,84 km rusak
sepanjang 150,79 km dan rusak berat mencapai 130,48 km. Tentu saja kondisi
semacam ini akan menganggu arus perkonomian apabila tidak mendapatkan
perhatian yang serius oleh pemerintah daerah dalam rangka memperkuat
perekonomian daerah.
Sumber: Kemen Pu dan BPS Ponorogo
2. Penanganan Kemiskinan
Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Ponorogo selama kurun waktu
2009-2011 mengalami penurunan sebesar 18.467 jiwa dimana pada tahun 2009
jumlah penduduk miskin sebesar 127.514 jiwa dan pada tahun 2011 ini
menurun menjadi sejulah 109.792 jiwa. Keberhasilan menurunkan angka
kemiskinan yang cukup signifikan ini merupakan kerja keras semua element
bangsa dalam menjaga komitment terhadap kesejahteraan masyarakat
Ponorogo.
Tabel 4.2
Jumlah dan Prosentase Penduduk Miskin di Kabupaten Ponorogo Tahun 2009 – 2011
Uraian 2009 2010 2011
Jumlah Penduduk Miskin 127.514 jw 113.006 jw 109.792 jw Prosentase penduduk Miskin
Kemiskinan terlihat dari rendahnya tingkat pendapatan, kurangnya konsumsi
kalori yang diperlukan dan melebarnya kesenjangan. Kemiskinan yang menimpa
masyarakat berhubungan erat dengan status sosial ekonomi dan potensi
wilayah. Faktor sosial ekonomi merupakan faktor yang berasal dari dalam diri
masyarakat sendiri dan cenderung melekat pada pribadi seseorang seperti:
tingkat pendidikan dan ketrampilan yang rendah, rendahnya aksesibilitas
terhadap kesehatan dan juga pendidikan. Hal ini akan berdampak pada
penentuan aksesibilitas masyarakat miskin dalam memanfaatkan peluang
peluang ekonomi dalam menunjang kehidupannya. Ada tiga komponen
penyebab keterbelakangan dan kemiskinan masyarakat yakni: (1) rendahnya
taraf hidup; (2) rendahnya rasa percaya diri dan (3) terbatsnya kebebasan.
Rendahnya taraf hidup disebabkan oleh rendahnya tingkat pendapatan,
rendahnya pendapatan disebabkan rendahnya produktifitas kerja, rendahnya
produktifitas kerja disebabkan oleh tingginya tingginya pertumbuhan tenaga
kerja yang tidak dibarengi peluang kerja, tingginya angka pengangguran, dan
rendahnya investasi.
Tingginya jumlah penduduk miskin di Kabupaten Ponorogo merupakan masalah
yang harus diupayakan penanggulangannya. Penanggulangan kemiskinan
memerlukan upaya yang bersifat pemberdayaan. Pemberdayaan masyarakat
miskin ini akan menjadi penting karena akan mendudukkan mereka bukan
sebagai obyek melainkan subyek dalam rangka penanggulangan kemiskinan.
Untuk meningkatkan posisi tawar masyarakat miskin, diperlukan berbagai upaya
pemberdayaan agar masyarakat miskin lebih berkesempatan untuk
berpartisipasi dalam proses pembangunan. Selain itu diperlukan upaya
pemberdayaan agar masyarakat miskin dapat berpartisipasi dalam kegiatan
ekonomi sehingga mengubah pandangan terhadap masyarakat miskin dari
beban (liabilities) menjadi potensi (Asset).
Management program-program kemiskinan dan pengangguran harus dilakukan
dengan lebih baik. Banyak program kemiskinan dan pengangguran milik
pemerintah Pusat, Propinsi dan Kabupaten yang saling tumpang tindih sehingga
efesiensi dan efektivitas program sangat rendah. Untuk itu pengelolaan program
yang lebih baik sudah merupakan keniscayaan yang saat ini diperlukan,
mengingat dana pembangunan kita semakin terbatas. Program untuk rakyat
miskin seharusnya dapat dipetakan sehingga menjadi mosaik yang bagus dilihat
dari bentuk, ragam dan warna artinya: tidak perlu adanya penyeragaman
(standarisasi) tetapi yang diperlukan adalah koordinasi yang efisien dan efektif.
Lokasi, target, macam dan besarnya bantuan tentu bisa menjadi kualifikasi
mengelompokkan program. Mengingat Kabupaten Ponorogo ini cukup luas
dengan penduduk yang cukup besar managemen program ini sangat penting.
Secara nasional tingkat pengangguran terbuka (TPT) cenderung terus menurun
pada tahun 2008 TPT nasional sebesar 8,46% dan pada tahun 2012 bulan
Februari telah mencapai 6,32%. Tidak Demikian dengan Kabupaten Ponorogo
TPT justru mengalami peningkatan dari tahun 2009 sebesar 3,45%, pada tahun
2010 sebesar 3,83% menjadi sebesar 4,37% pada tahun 2011. Kondisi ini
terjadi karna tidak berimbangnya antara jumlah pencari kerja dengan peluang
lapangan kerja yang ada, atau dapat juga disebabkan oleh rendahnya tingkat
ketrampilan dari pencari kerja yang ada sementara peluang kerja yang ada
mensyaratkan dengan ketrampilan tertentu.
Pengangguran merupakan masalah sosial yang dapat dipecahkan dengan
meciptakan lapangan kerja secara berkesinambungan. Dampak yang
ditimbulkan akibat adanya pengangguran yang tidak tertangani akan
menyebabkan krisis sosial yang multidimensional. Secara ekternal penyebab
sulitnya mencari pekerjaan diantaranya: (a) Krisis ekonomi yang menyebabkan
macetnya perusahaan dalam menjalankan roda bisnis oragisasinya. (b) Lulusan
dunia pendidikan yang tidak link dan match dengan dunia kerja. Banyaknya
lulusan tidak sesuai dengan tenaga kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan/
lowongan yang ada, hal ini disebabkan rendahnya kompetensi tenaga kerja
yang ada. (c) Rendahnya mobilitas masyarakat artinya masyarakat tidak
berusaha untuk mencari kerja ditempat lain yang membutuhkan tenaga kerja.
Disamping faktor ekternal yang tidak kalah pentingnya adalah faktor internal
pencari kerja/ orang yang bersangkutan. Rendahnya ketrampilan yang dimiliki
seseorang dan rendahnya prestasi yang dimiliki (Kompetensi) merupakan
penyebab seseorang sulit mencari atau mendapatkan pekerjaan. Untuk meraih
suskses seseorang mau tidak mau harus melakukan upaya transformasi
keuanggulan komparatif menjadi keunggulan kompetitif melalui peningkatan
produktifitas. Untuk mencapai hal tersebut diperlukan pribadi pribadi yang
memiliki wawasan yang luas, terampil, disiplin, sanggup menghasilkan
karya-karya terbaik dan berdaya saing. Disamping itu perlu juga ditingkatkan
kecerdasan akademik, kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual sehingga
percaya diri yang pada akhirnya mampu untuk mengantisipasi dan mengatasi
berbagi persoalan/ hambatan yang ada.
4. Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi
Dalam upaya memperkuat pertumbuhan ekonomi daerah, momentum
pertumbuhan yang dibarengi oleh pemertaan mempunyai peranan sangat
penting didalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hal ini dapat mudah
dipahami bahwa dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi disertai dengan
pemertaan pertumbuhan maka akan meningkatkan pendapatan masyarakat
sehingga akan meningkat pula kesejahteraan masyarakatnya. Perekonomian
Kabupaten Ponorogo pada Tahun 2014 ditargetkan mampu tumbuh berkisar
6,52 naik 0,22 point dari tahun 2013 ditagetkan mampu tumbuh sebesar 6,34
persen sebagaimana proyeksi yang ada pada Peraturan Daerah Kabupaten
Ponorogo Nomor 10 Tahun 2010 tentang RPJMD Kabupaten Ponorogo Tahun
2010 – 2015. Dengan memperhatikan capaian pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Ponorogo pada tahun 2011 yang mencapai 6,21. Dengan melihat
kondisi sektor dominan yang memberikan kontribusi terhadap PDRB kabupaten
Ponorogo yaitu sektor Pertanian, maka pada sektor ini harus diberikan
perhatian khusus untuk lebih didorong perkembangan dan pertumbuhannya
baik dari sisi mutu produk, kwantitas produk dan ketersediaan produk secara
kontinuitas (secara terus menerus) serta lalulintas barang senantiasa terjaga.
Dengan kontribusinya sektor pertanian yang mencapai 35,73% terhadap total
PDRB Kabupaten Ponorogodengan tingkat pertumbuhan 3,26% menandakan
bahwa sektor pertanian secara luas dengan sub-sub sektornya yang mencakup
subsektor perkebunan, hortikultura, perikanan, tanaman pangan dan kehutanan
harus senantiasa dijaga dan sekaligus dipacu agar mampu mendorong
pertumbuhan ekonomi Kabupaten Ponorogo sesuai terget dan harapan kita
semua. Sektor lain yang memberikan kontribusi yang cukup berarti terhadap
27,63% dengan tingkat pertumbuhan 8,57% dan jasa – jasa memberikan
kontribusi sebesar 14,05% dengan tingkat pertumbuhan sebesar 5,13%.
Tabel 4.1
Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Sektoral Sektor-sektor PDRB Kabupaten
Ponorogo tahun 2011
NO SEKTOR PERTUMBUHAN INFLASI
1 Pertanian 3,26 10,57
2 Pertambangan dan Galian 4,20 5,20
3 Industri pengolahan 5,71 12,48
4 Listrik, Gas & air bersih 6,08 4,03
5 Bangunan 5,50 5,23
6 Perdagangan Hotel & Restoran 8,57 7,96 7 Transfortasi & Komunikasi 9,68 11,48 8 Keuangan, persewaan dan jasa 7,71 14,53
9 Jasa-jasa 5,13 7,34
Kabupaten Ponorogo 6,21 6,23
Sumber: BPS kab. Ponorogo 2012
5. Perluasan aksesibiltas pelayanan pendidikan
Kualitas SDM merupakan faktor kunci dalam mencapai keberhasilan
pembangunan daerah dan keunggulan daya saing lokal. Ketersediaan SDM
bermutu sangat menentukan kemampuan suatu suatu daerah dalam memasuki
era pasar bebas yang menuntut kemampuan daya saing tinggi. Oleh karenanya
peran pendidikan sangat penting dan strategis dalam menghasilkan SDM yang
berkualitas, yang ditandai dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan tegnologi.
Terkait dengan kualitas pendidikan, ada bebrapa indikator yang perlu
diperhatikan yaitu: (1) rata-rata lama sekolah; (2) jenjang pendidikan tertinggi
yang ditamatkan; (3) tingkat keberaksaraan dan (4) jumlah dan kualifikasi guru.
Pendidikan merupakan kebutuhan dasar bagi setiap warga negara yang harus
tersedia, terjangkau dan sekaligus berkualitas serta berbasis budaya
berkarakter bangsa. Pendidikan sebagai upaya dalam rangka meningkatkan
kualitas hidup manusia yang pada intinya memanusiakan, mendewasakan serta
kenyataannya pendidikan bulakanlah suatu upaya yang sederhana, melainkan
suatu kegiatan yang dinamis dan penuh tantangan. Pendidikan akan selalu
berubah seiring dengan perubahan jaman. Setiap saat pendidikan selalu
menjadi fokus perhatian dan bahkan tak jarang menjadi sasaran ketidak puasan
karena pendidikan menyangkut investasi dan kondisi kehidupan yang akan
datang melainkan juga menyangkut suasana kehidupan saat ini. Itulah
sebabnya pendidikan senantiasa memerlukan upaya perbaikan dan
peningkatan sejalan dengan semakin tingginya kebutuhan dan tuntutan
kehudupan masyarakat.
Sekolah sebagai intitusi/ lembaga pendidikan, merupakan wadah atau tempat
proses pendidikan dilakukan. Sekolah memiliki sistem yang komplek dan
dinamis. Dalam kegiatannya sekolah adalah tempat yang bukan hanya sekedar
tempat berkumpulnya guru dan murid, melainkan berada dalam satu tatanan
sistem yang rumit dan saling terkait. Oleh karenanya sekolah dipandang
sebagai suatu organisasi yang membutuhkan pengelolaan. Lebih dari itu
kegiatan inti organisasi sekolah adalah mengelola sumber daya manusia yang
diharapkan menghasilkan lulusan yang berkualitas sesuai dengan tuntutan
kebutuhan masyarakat, serta pada gilirannya lulusan sekolah diharapkan dapat
memberikan kontribusi pada pembangunan bangsa.
6. Perluasan aksesibiltas pelayanan kesehatan
Status kesehatan dan gisi masyarakat terus menunjukkan kemajuan yang
ditandai dengan meningkatkanya umur harapan hidup, menurunnya angka
kematian bayi. Selain itu upaya pengendalian kualitas penduduk dilaksanakan
dengan program keluarga berancana (KB) yang berkontribusi sangat signifikan
dalam peningkatan kualitas SDM. Upaya pemerataan dan keterjangkauan
pelayanan kesehatan yang bermutu belum optimal. Hal ini disebabkan begitu
kompleknya permasalahan kesehatan yang ada saat ini mulai dari infrastruktur
kesehatan yang belum memadai, terbatasnya penganggaran dan juga tenaga
medis maupun paramedis. Pembangunan kesehatan diarahkan pada
dalam rangka mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya,
yang ditandai dengan: Meningkatnya umur harapan hidup, menurunnya angka
kematian bayi, menurunnya angka kematian ibu melahirnkan dan menurunnya
prevalensi gizi kurang pada anak balita. Strategi yang dapat dilaksanakan agar
tujuan yang ditentukan dapat terealisasi antara lain: (a) Menggerakan dan
memberdayakan masyarakat hidup sehat, (b) Meningkatkan akses masyarakat
terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas; (c) Meningkatkan sistem
surveilans, monitoring dan informasi kesehatan dan (d) Meningkatkan
pembiayaan kesehatan
7. Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola
Reformasi birokrasi dilakukan untuk mewujudkan tatakelola kepemerintahan
yang baik dalam mengemban amanah rakyat. Reformasi birokrasi pada
hakikatnya merupakan upaya untuk melakukan pembaharuan dan perubahan
mendasar terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan terutama
menyangkut aspek-aspek kelembagaan, tatalaksana dan sumberdaya apartur.
Reformasi birokrasi merupakan langkah strategis untuk membangun aparatur
negara agar lebih berdaya guna dan berhasil guna dalam mengemban tugas
pemerintahan dan pembangunan. Reformasi birokrasi merupakan proses
pembaharuan yang dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan. Dengan
reformasi birokrasi ditujukan untuk:
a. Menghilangkan praktek kolusi, korupsi dan nepotisme (KKN).
b. Meningkatnya kualitas pelayanan publik sehingga sesuai harapan
masyarakat.
c. Meningkatnya efektifitas, efiensi dan produktifitas birokrasi
pemerintahan
d. Meningkatnya transparansi dan akuntabilitas birokrasi pemerintahan
Dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir , sejak tahun 2001 hingga tahun
2011 sudah terjadi ratusan kejadian bencana di Kabupaten Ponorogo. Sebagian
besar dari kejadian bencana tersebut merupakan bencana banjir dan longsor.
Tak terhitung betapa besarnya kerugian yang diakibatkan oleh bencana
tersebut, baik dari sisi materiil maupun imateriil. Jika menyimak jenis bencana
yang terjadi sebagian besar sebenarnya lebih diakibatkan oleh kesalahan dalam
pengelolaan lingkungan hidup. Belajar dari pengalaman, kiranya sudah saatnya
mengajak masyarakat untuk akrab dengan bencana, terutama bagi masyarakat
yang berada pada wilayah rawan bencana.
9. Iklim investasi dan usaha
Untuk memperkuat dan mempercepat pembangunan ekonomi diperlukan
peningkatan investasi dan penanaman modal untuk mengolah potensi ekonomi
menjadi kekuatan ekonomi riil dengan menggunakan modal yang berasal baik
dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Kebijakan penanaman modal
selayaknya selalu mendasari ekonomi kerakyatan yang melibatkan
pengembangan bagi usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi. Untuk
mendorong penanaman modal diperlukan iklim penanaman modal yang
kondusif, promotif, memberikan kepastian hukum, keadilan dan efisien dengan
tetap memperhatikan kepentingan ekonomi nasional. Dengan adanya
penanaman modal diharpakan akan berdampak pada: meningkatnya
pertumbuhan ekonomi, terciptanya lapangan kerja, meningkatkan daya saing
dunia usaha, mendorong pengembangan ekonomi kerakyatan, mengolah
ekonomi potensial menjadi kekuatan riil dan goalnya akan mampu
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
10. Pariwisata, Seni dan Budaya serta Inovasi
Potensi pariwisata Kabupaten Ponorogo cukup potensial untuk dikembangkan.
Pengembangan sektor pariwisata didasarkan pada potensi yang ada meliputi
pariwisata berkarakter budaya, pariwisata berkarakter potensi alam dan juga
Reyog yang telah mendunia, dan terus dikembangkan untuk dapat dijual ke
mancanegara. Wisata alam juga cukup untuk dikembangkan seperti Telaga
Ngebel, air terjun pletuk, guwa lawa dan juga wisata religi yang cukup potensial
seperti Pondok Modern Gontor, Makam batorokathong, tempat ziarah masjid
Tegal sari dan lain-lainnya yang masih harus dikembangkan.
Tabel 4.2
Perkembangan Potensi Pariwisata di Kabupaten Ponorogo
Tahun 2009 - 2012
11. Kesetaraan Gender dan Perlindungan Anak
Indonesia telah mencapai kemajuan dalam meningkatkan kesetaraan dan
keadilan pendidikan bagi penduduk laki-laki dan perempuan. Hal itu dapat
terlihat dari semakin membaiknya rasio partisipasi pendidikan dan tingkat melek
huruf penduduk perempuan terhadap penduduk lai-laki, kontribusi perempuan
dalam sektor non pertanian, serta partisipasi perempuan dibidang politik dan legislatif. Untuk mencapai target MDG’s kebijakan yang diambil adalah mewujudkan persamaan akses pendidikan yang bermutu dan berwawasan
gender bagi semua anak laki-laki dan perempuan, menurunkan buta huruf
penduduk dewasa terutama penduduk perempuan melalui peningkatan kinerja
pendidikan pada setiap jenjang pendidikan baik melalui pendidikan sekolah
fungsional bagi penduduk dewasa dan meningkatkan kemampuan
kelembagaan dalam mengelola dan mempromosikan pendidikan berwawasan
gender.
12. Ketahanan pangan dan energi
Merujuk pada Undang-Undang Pangan Nomor 7 tahun 1996, Ketahanan
Pangan merupakan kondisi dimana terpenuhinya kebutuhan pangan bagi rumah
tangga yang tercermin dari tersedianya pangan secara cukup, baik dari jumlah
maupun mutunya, aman, merata dan terjangkau. Sedangkan ketahanan energi
adalah kondisi terpenuhinya energi bagi rumah tangga, komersial, transfortasi
dan industri yang cukup baik jumlah maupun mutunya, dengan harga yang
terjangkau baik dalam kondisi normal maupun krisis dan darurat energi.
Ketahanan pangan merupakan tantangan yang cukup besar bagi
negara-negara ASEAN karena bisa dilihat dari fenomena Global saat ini dimana harga
pangan dan enrgi cenderung semakin meningkat di pasar dunia bahkan dalam
enam bulan terakhir harga pangan dan minyak bumi naik secara sistematis.
Kenaikan harga pangan yang terus melambung akan memberikan dampak
negatif bagi kesejahteraan rakyat bahkan akan dapat meningkatkan jumlah
kemiskinan di masyarakat. Dalam menghadapi krisi pangan di ASEAN,
dilaksanakan ASEAN Integrated Food Security Frame Work yakni suatu
penelitian dan pengembangan serta investasi dalam bidang pangan yang
secara khusus memformulasikan cadangan pangan di ASEAN. Nyaris tidak ada
kegiatan di masyarakat yang lepas dari peran penting energi, bahkan setiap
aktifitas ekonomi membutuhkan energi. Oleh karena itulah ketahanan energi
akan menentukan ketahanan ekonomi. Dalam menghadapi krisis energi ini
sangat diperlukan solusi inovatif dengan meningkatkan keanekaragaman
sumber energi dan mengurangi konsumsi energi yang berlebihan serta
mengurangi dampak-dampak negatifnya pada lingkungan.
Dalam rangka memperkuat perekonomian daerah dan peningkatan produksi
pangan terutama padi yang merupakan makanan pokok bangsa Indonesia
pangan untuk mencukupi kebutuhan setiap tahunnya. Target pemerintah untuk
mencapai surplus produksi beras sebesar 10 juta ton menjadi sangat penting
bagi daerah untuk memperkuat perekonomian dalam menyediakan dan
memantapkan produksi padi di Kabupaten Ponorogo.
Tabel 4.2
Potensi Produksi Padi dan Prediksi Kebutuhan beras Kabupaten Ponorogo Tahun 2010 – 2014
Sumber: Kantor Ketahanan Pangan Ponorogo, 2012
13. Politik Hukum dan Keamanan dan Ketertiban
Sistem dan politik hukum di Indonesia pada dasarnya sangat menentukan arah
kebijakan pembangunan nasional secara keseluruhan yang akan dilaksanakan
dalam satu periode. Karena arah kebijakan pembangunan tertuang dalam
berbagai peraturan perundang undangan, dan dalam undang-undang dan
peraturan daerah yang tertuang dalam program legislasi daerah (Prolegda).
Berbagai langkah dalam mewujudkan supremasi hukum antara lain dengan
pembenahan sistem dan politik hukum melalui langkah-langkah penguatan
subtansi hukum baik dalam bentuk peraturan perundang undangan maupun
kekayaan kearifan lokal. Dalam kehidupan berdemokrasi tetap membutuhkan
kesejahteraan masyarakat maka diperlukan keamanan dan ketertiban yang