• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2016 DAN 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2016 DAN 2017"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

KABUPATEN PESISIR SELATAN 14 BAB II

EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2016 DAN 2017

2.1. Gambaran Umum Daerah 2.1.1. Kondisi Geografis

2.1.1.1. Posisi

Kabupaten Pesisir Selatan jika dilihat secara geografis Kabupaten Pesisir Selatan terletak pada garis 0059’-2028,6´ Lintang Selatan dan 100019´-101018´

Bujur Timur. Luas daratan ± 5.749,89 km², panjang garis pantai ± 234 km. Pesisir Selatan secara administratif yaitu :

 Sebelah Utara berbatasan dengan Kota Padang

 Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Muko-Muko Provinsi Bengkulu

 Sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Indonesia dan

 Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Solok, Kabupaten Solok Selatan dan (Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh) Provinsi Jambi.

(2)

KABUPATEN PESISIR SELATAN 15 2.1.1.2. Wilayah Administratif

Berdasarkan wilayah administratif, Kabupaten Pesisir Selatan memiliki 15 wilayah Kecamatan, 182 Nagari dan 480 kampung. Secara rinci jumlah nagari dan kampung per kecamatan dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1.1

Luas Wilayah Administrasi Kabupaten Pesisir Selatan

No Kecamatan

Luas (Km²)

2010

Luas (Km²)

2012

Jumlah Nagari 2010

Jumlah Nagari 2011

Jumlah Nagari 2012 A. Wilayah Darat 5.749,89 5.749,89 76 182 182

1. Koto XI Tarusan 425,63 425,63 12 23 23

2. Bayang 77,50 77,50 4 17 17

3. IV Nagari Bayang Utara 250,74 250,74 4 6 6

4. IV Jurai 373,8 373,8 6 20 20

5. Batang Kapas 359,07 359,07 5 9 9

6. Sutera 445,65 445,65 4 12 12

7. Lengayang 590,60 590,60 9 9 9

8. Ranah Pesisir 564,39 564,39 4 10 10

9. Linggo Sari Baganti 315,41 315,41 7 16 16

10. Pancung Soal 471,10 426,1 8 10 10

11. Airpura 314 10 10

12. Basa Ampek Balai Tapan 677,50 300,93 8 10 10

13. Ranah Ampek Hulu Tapan 376.57 10 10

14. Lunang Silaut 929,50 564 5 28 28

15. Silaut 365,5 10 10

B. Wilayah Laut 84,312 84,312 - - -

Gambar 1.1

Luas Wilayah Administrasi Kabupaten Pesisir Selatan

Sumber : Pesisir Selatan Dalam Angka, 2016

(3)

KABUPATEN PESISIR SELATAN 16 2.1.1.3. Topografi

Topografi Pesisir Selatan berada pada dataran rendah dan perbukitan yang merupakan perpanjangan Bukit Barisan dengan ketinggian antara 0-1.000 meter di atas permukaan laut. Kota Painan yang merupakan ibukota kabupaten berada pada ketinggian 3 meter dari permukaan laut dan untuk kota kecil lain pada umumnya terletak pada lokasi yang rendah kecuali daerah Asam Kumbang, Kecamatan IV Nagari Bayang Utara berada pada ketinggian 60 meter di atas permukaan laut.

Secara rinci dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 1.2

Ketinggian Beberapa Tempat dari Permukaan Laut di Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2016

No. Nama Tempat Tinggi

1 Silaut 14 meter

2 Lunang 30 meter

3 Tapan 25 meter

4 Inderapura 15 meter

5 Air Haji 7 meter

6 Balai Selasa 4 meter

7 Kambang 2 meter

8 Surantih 3 meter

9 Pasar Kuok 5 meter

10 Painan 3 meter

11 Salido 3 meter

12 Pasar Baru 4 meter

13 Asam Kumbang 60 meter

14 Tarusan 3 meter

Sumber : Pesisir Selatan Dalam Angka 2016

2.1.2. Gambaran Umum Demografis 2.1.2.1. Jumlah Penduduk

Penduduk Kabupaten Pesisir Selatan pada tahun 2016 berjumlah 450.186 orang yang terdiri dari 223.093 orang laki-laki dan 227.093 orang perempuan.

Secara rinci jumlah penduduk Kabupaten Pesisir Selatan per Kecamatan dapat dilihat dari tabel berikut ini :

(4)

KABUPATEN PESISIR SELATAN 17 Tabel 1.3

Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2016

No Kecamatan Laki-Laki Perempuan Jumlah

1 2 3 4 (3+4)

1 Silaut 7.381 6.750 14.131

2 Lunang 10.470 10.078 20.548

3 Basa Ampek Balai Tapan 6.688 6.788 13.476

4 Ranah Ampek Hulu Tapan 7.269 7.270 14.539

5 Pancung Soal 12.902 12.549 25.451

6 Airpura 7.760 7.645 15.405

7 Linggo Sari Baganti 22.212 22.252 44.464

8 Ranah Pesisir 14.779 15.618 30.397

9 Lengayang 25.688 26.860 52.548

10 Sutera 24.571 24.699 49.270

11 Batang Kapas 15.440 15.990 31.430

12 IV Jurai 22.603 23.075 45.678

13 Bayang 17.753 19.192 36.945

14 IV Nagari Bayang Utara 3.492 3.822 7.314

15 Koto XI Tarusan 24.985 24.505 48.590

Jumlah 223.093 227.093 450.186

Sumber: Pesisir Selatan Dalam Angka, 2016

2.1.2.2. Komposisi Penduduk menurut Pekerjaan

Penduduk Kabupaten Pesisir Selatan yang berumur 15 tahun ke atas, pada umumnya bermata pencaharian sebagai petani, 48,50% dan sektor jasa 18,44%.

Komposisi penduduk menurut pekerjaan selengkapnya disajikan pada tabel dibawah ini:

Tabel 1.4

Komposisi Penduduk menurut Pekerjaan Tahun 2016

No Lapangan Usaha Jumlah Penduduk Persentase

1 2 3 4

1 Pertanian, Kehutanan, Perikanan 75.603 48,50

2 Industri Pengolahan 8.342 5,35

3 Perdagangan, Hotel dan Restoran 24.079 15,45

4 Jasa-jasa 28.750 18,44

5 Lainnya 19.120 12,26

Total 155.894 100,00

Sumber: BPS, Pesisir Selatan Dalam Angka, 2016

(5)

KABUPATEN PESISIR SELATAN 18 2.1.2.3. Komposisi Penduduk menurut Pendidikan

Menurut pendidikan, komposisi penduduk Kabupaten Pesisir Selatan yang berumur 15 tahun ke atas, 21,97 % berpendidikan SMA Selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1.5

Komposisi Penduduk menurut Pendidikan Tahun 2016

No Tingkat Pendidikan Jumlah Penduduk Persentase

1 2 3 4

1 Tidak/ Belum Sekolah 29.411 16,66

2 Sekolah Dasar 38.262 21,67

3 SLTP 35.669 20,22

4 SMA 38.792 21,97

5 SMK 12.792 7,33

6 Diploma I/II/III Akademi Diploma I/II/III 2.880 1,63

7 Universitas 18.550 10,51

Total 176.356 100,00

Sumber: BPS, Pesisir Selatan Dalam Angka, 2016

2.1.3. Kondisi Ekonomi

2.1.3.1. Potensi Unggulan Daerah 1. Tanaman Pangan dan Holtikultura

Target Pemerintah Pusat untuk mencapai swasembada pangan (padi, jagung dan kedelei) tahun 2016 diupayakan dengan meluncurkan program Upaya Khusus (UPSUS) dengan berbagai kegiatan yang menunjang peningkatan produksi mulai dari benih, pupuk, alsintan sampai pasca panen ke daerah - daerah. Provinsi Sumatera Barat khususnya Kabupaten Pesisir Selatan sebagai sentra beras dengan luas baku sawah terbesar di Sumatera Barat yaitu 31.225 Ha, mendapat kucuran dana baik yang bersifat APBN ataupun Dekon.

Pencapaian produksi padi di tahun 2016 sebanyak 274,124 Ton turun 13,62%

dari tahun 2015 sebanyak 317.373 Ton. Penurunan produksi padi disebabkan oleh adanya perbaikan irigasi pada daerah irigasi yang mengairi sawah dengan kapasitas besar sehingga terjadi tunda tanam sekitar 11.500 Ha yaitu pada DI Batang Bayang yang mempengaruhi tanam sekitar 300 Ha, DI Ampiang Parak 1.300 Ha, DI Lubuak Sariak 823 Ha, DI Koto Salapan 2.000 Ha, DI Lubuak Buayo 2.700 Ha, DI Malepang 1.813 Ha dan DI Ampang Tulak 1.370 Ha serta

(6)

KABUPATEN PESISIR SELATAN 19 rusaknya kepala bandar akibat tertimbun lonsor di Pondok Baru dan Tabek Tongga mempengaruhi luas tanam sawah 1.200 Ha.

Pesisir Selatan juga merupakan daerah sentra jagung di sumatera Barat selain Pasaman Barat dengan luas tanam pertahun ± 20.785 Ha. Produksi jagung meningkat 37,62% dari tahun 2016 yaitu 154.229 Ton.

Komoditi Hortikultura, Kabupaten Pesisir Selatan mempunyai 3 komoditi yang sedang diminati oleh petani karena nilai ekonomi yang tinggi yaitu manggis, cabe merah dan bawang merah dataran rendah. Manggis dikembangkan seluas 17 Ha, cabe merah seluas 40 Ha dan bawang merah seluas 75 Ha. Pesisir Selatan merupakan sentra manggis ke 2 setelah Kabupaten 50 Kota. Bawang Merah Dataran Rendah Pesisir Selatan. Salah satunya daerah yang mengembangkannya di Provinsi Sumatera Barat dan mampu menghasilkan 12 ton /Ha .

2. Peternakan

Populasi sapi tahun 2016 sebanyak 80.851ekor, meningkat dibandingkan tahun 2016 sebanyak 80.146ekor, populasi kerbau meningkat dari 8.271 ekor tahun 2016 menjadi 8.336 ekor tahun 2016, populasi ayam buras meningkat dari 779.819 ekor tahun 2016 menjadi 785.356 ekor tahun 2016, populasi ayam pedaging meningkat dari 552.500 ekor tahun 2016 menjadi 690.625 ekor tahun 2016 dan populasi itik meningkat dari 147.921 ekor tahun 2016 menjadi 149.400 ekor tahun 2016.

3. Perkebunan

Produksi Perkebunan Tahun 2014 menunjukan hasil yang menggembirakan yaitu Produksi kelapa sawit tahun 2016 sebanyak 73.560 ton, gambir sebanyak 5.423 ton, gambir dan pala sebanyak 532 ton.

4. Perikanan

Program pembangunan kelautan dan perikanan yang dilakukan telah menunjukan hasil–hasil yang nyata. Hal ini dapat terlihat dari jumlah produksi perikanan dimana Produksi perikanan tangkap pada tahun 2016 sebanyak 34.439,9 ton, meningkat dibandingkan tahun 2016 yaitu berjumlah 33.996,7

(7)

KABUPATEN PESISIR SELATAN 20 ton. Sedangkan untuk Produksi perikanan Budidaya Tahun 2016 berjumlah 12.210 ton meningkat dibandingkan tahun 2016 sebesar 10.327 ton.

5. Pariwisata

Pesisir Selatan memiliki potensi wisata unggulan, yaitu kawasan mandeh, puncak bukit langkisau yang satu kesatuan dengan Carocok Painan, Air Terjun Bayang Sani, Pincuran boga, Pasir Putih Kambang, Pantai Sumedang dan Jembatan Akar Bayang Utara.

Perkembangan sektor pariwisata menunjukkan perkembangan yang sangat signifikan, hal ini dapat dilihat dari tingkat kunjungan wisatawan baik lokal maupun mancanegara. Tercatat kenaikan yang sangat signifikan terhadap kunjungan wisatawan terutama pada kawasan Pantai Carocok. Pada tahun 2016 jumlah kunjungan wisatawan lokal atau nusantara sebanyak 1.980.000 orang.

2.1.3.2. Pertumbuhan Ekonomi

Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pesisir Selatan dalam kurun waktu 2010-2013 selalu mengalami peningkatan, dan pada tahun 2014 dan 2016 terjadi sedikit penurunan. Pada tahun 2011 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pesisir Selatan sebesar 5,78 persen meningkat menjadi 5,81 persen pada tahun 2013 dan pada tahun 2014 mengalami penurunan menjadi 5,80 persen dan di tahun 2016 menjadi 5,73. Hal ini menunjukan bahwa adanya perlambantan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Pesisir Selatan. Akan tetapi permasalahan ini tidak hanya dialami oleh Kabupaten Pesisir Selatan tetapi justru terjadi perlambatan pertumbuhan ekonomi dibeberapa daerah dan bahkan secara nasional. Faktor penyebab perlambatan tersebut antara lain; menurunnya belanja pemerintah secara umum, rendahnya laju investasi dan menurunnya komsumsi rumah tangga.

Tingginya inflasi bahan makanan tentu menyedot dan menghabisi porsi pendapatan masyarakat untuk dapat menyisihkan porsi belanja barang-barang non-makanan.

Berikut tabel Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2011-2016.

(8)

KABUPATEN PESISIR SELATAN 21 Tabel 1.6

Pertumbuhan Ekonomi

Kab. Pesisir Selatan Tahun 2011-2016

No Tahun Pertumbuhan (%)

1 2 3

1 Tahun 2011 5.78

2 Tahun 2012 5.82

3 Tahun 2013 5.90

4 Tahun 2014 5,80

5 Tahun 2016 5,73

Sumber: BPS, Pesisir Selatan Dalam Angka, 2016

Begitu juga dengan PDRB perkapita penduduk Kabupaten Pesisir Selatan berdasarkan atas harga berlaku dalam kurun 2011-2016 cenderung naik. Tahun 2011 PDRB per Kapita Kabupaten Pesisir Selatan sebesar Rp. 15,19 juta rupiah naik menjadi Rp. 20,58 juta rupian pada tahun 2016.

Tabel 1.7

PDRB Perkapita Kabupaten Pesisir Selatan Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2011-2016

(Juta Rupiah)

No Tahun PDRB per Kapita ADHB

1 2 3

1 Tahun 2011 15.19

2 Tahun 2012 16.77

3 Tahun 2013 18.54

4 Tahun 2014 20.58

5 Tahun 2015 20.58

6 Tahun 2016 23,77

Sumber: BPS, Pesisir Selatan Dalam Angka, 2016

2.2. Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD sampai Tahun Berjalan dan Realisasi RPJMD

Pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Pesisir Selatan dilaksanakan secara sinergis baik dengan dukungan dana dari Pusat maupun dari Propinsi.

Pentahapan pembangunan di tingkat daerah direncanakan dalam RPJP untuk jangka waktu 20 tahun, RPJMD untuk periode 5 tahunan dan RKPD untuk jangka waktu satu tahun.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), merupakan rencana pemerintah yang diaktualisasikan dalam kebijakan dan program tahunan, dengan memanfaatkan seluruh sumber daya pembangunan di daerah, dan tetap

(9)

KABUPATEN PESISIR SELATAN 22 memperhatikan konsistensi perencanaan jangka menengah dan jangka panjang.

Untuk menilai kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah, yang diimplementasikan dalam RKPD dilakukan melalui proses evaluasi kinerja pembangunan daerah. Melalui evaluasi kinerja pelaksanaan pembangunan akan dihasilkan informasi kinerja yang dapat menjadi masukan bagi proses perencanaan dan penganggaran yang didukung oleh ketersediaan informasi dan data yang lebih akurat.

Selanjutnya perencanaan pembangunan tersebut kemudian dilaksanakan dalam periode tahunan melalui program/kegiatan pembangunan. Namun demikian dalam pelaksanaannya, program pembangunan yang telah disusun mempunyai potensi tidak memberikan hasil sesuai dengan target yang telah direncanakan.

Untuk itu, diperlukan evaluasi program pembangunan untuk melihat bagaimana pencapaian tujuan sebuah program/kegiatan dikaitkan dengan proses/tahapan perencanaan sebelumnya.

Setiap program pembangunan dengan berbagai kegiatan di dalamnya pada dasarnya merupakan unsur yang dibutuhkan untuk mewujudkan prioritas-prioritas yang telah ditetapkan dalam RPJMD, sehingga keberadaan kegiatan yang capaian fisiknya kurang dari 100% akan berdampak tidak optimalnya capaian prioritas yang terkait dalam RPJMD. Kebijakan atau tindakan perencanaan dan penganggaran perlu diambil untuk mengatasi faktor-faktor penyebab tersebut.

Oleh karena itu, evaluasi kinerja kebijakan dan program, merupakan bagian penting untuk menilai pencapaian program dan kegiatan terhadap tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, yang pada gilirannya menjadi bahan masukan bagi penyusunan rencana kebijakan dan program selanjutnya. Dalam hal evaluasi terhadap rencana kerja tahun 2017 dapat dilihat pada lampiran berikut ini :

Referensi

Dokumen terkait

kawasan ini terletak pada daerah yang relatif rendah dengan ketinggian. elevasi antara 1,50 sampai 2,50 meter di atas permukaan air laut

Meningkatnya intensitas pendampingan perencanaan pendidikan di tingkat Kabupaten / Kota, Propinsi, dan di tingkat pusat oleh Bappeda dan Dinas Pendidikan serta Depdiknas

Dilihat berdasarkan ketinggian wilayah kota Kendari di atas permukaan laut, kecamatan Mandonga merupakan wilayah tertinggi berada pada ketinggian 30 meter di atas

Daerah pertanaman ini umumnya terletak pada ketinggian lebih dari 400 meter di atas permukaan laut dengan suhu udara yang baik bagi tanaman teh adalah suhu yang berkisar

Penelitian ini menganalisa nilai warna minyak sawit mentah yang diperoleh dari kebun kelapa sawit yang berada pada ketinggian 800 meter diatas permukaan laut

Lokasi penelitian dilakukan di desa Kanreapia, Kecamatan Tinggi Moncong Kabupaten DT .II Gowa yang terletak di Pegunungan Bawakaraeng dengan ketinggian 1500 meter dari permukaan

Kawasan rawan bencana gempa bumi di Provinsi Jawa Timur berada di wilayah: Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Blitar, Kabupaten Bondowoso, Kabupaten Jember, Kabupaten Jombang,

SD N 2 Gedongsari Kecamatan Jumo terletak di timur Kecamatan Wonoboyo yang terletak pada ketinggian tanah rata – rata 685 meter di atas permukaan air laut,