• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. teori pengembangannya dan harus disesuaikan dengan materi ajarnya (Cahyadi,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA. teori pengembangannya dan harus disesuaikan dengan materi ajarnya (Cahyadi,"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

12 BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori

1. Pengertian Pengembangan

Pengembangan media pembelajaran adalah proses dari serangkaian kegiatan yang dilaksanakan agar menghasilkan sebuah media yang sesuai dengan teori pengembangannya dan harus disesuaikan dengan materi ajarnya (Cahyadi, 2019:69). Pengembangan merupakan peroses memperluas dan memperdalam pengetahuan yang telah ada, contohnya mengembangkan media pembelajaran agar menarik minat peserta didik (Hanafi, 2017). Berdasarkan kedua pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa, pengembangan media ialah sebuah proses yang dilakukan untuk menghasilkan produk media yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik agar memudahkan mereka dalam mengembangkan potensi dan pengetahuan yang ada dalam diri mereka.

Pengembangan media sangat dibutuhkan karena perkembangan teknologi yang pesat membut banyak sekali inovasi baru dalam perkembangan media pembelajaran. Penelitian pengembangan memiliki banyak metode salah satunya metode yang dikemukakan oleh Lee & Owen. Pengembangan Lee & Owen adalah model pengembangan yang dikhususkan untuk mengembangkan multimedia (Lee

& Owens, 2004). Pengembangan model ini sangat sistematis dan cocok digunakan untuk pengembangan media yang berbasis multimedia.

(2)

2. Media Pembelajaran a. Pengertian Media

Media dapat diartikan sebagai perantara antara pengirim informasi yang memiliki fungsi sebagai pemilik sumber atau resources dan penerima informasi receiver (Pribadi, 2017:15). Media merupakan bentuk perantara yang digunakan

manusia untuk menyampaikan atau menyebarkan ide, pendapat atau gagasan, sehingga ide, pendapat atau gagasan dapat tersampaikan kepada penerima dengan baik (Arsyad, 2014). Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa media berfungsi sebagai perantara untuk menyampaikan pesan dari pemberi sumber informasi kepada penerima pesan untuk memudahkan penyampaiannya.

Pembelajaran berperan sebagai seperangkat peristiwa yang dirancang sedemikian rupa oleh guru untuk memprakasai dan mendukung kegiatan belajar mengajar (Gasong, 2018:5). Pembelajaran merupakan suatu interaksi yang terjadi antara peserta didik dengan pendidik, dengan menggunakan bantuan bahan ajar, penyampaian materi melalui metode, strategi pembelajaran dan sumber belajar dalam suatu lingkungan belajar (Pane dan Darwis Dasopang, 2017:334). Dengan ini, pembelajaran juga dapat diartikan sebagai proses kegiatan belajar mengajar yang telah dirancang dengan memanfaatkan perlengkapan berupa media atau fasilitas penunjang untuk mempengaruhi tercapainya tujuan pembelajaran.

Media pembelajaran adalah alat, sarana dan sebuah penghubung untuk menyebarkan atau menyampaikan pesan dan gagasan agar merangsang pikiran, perasaan dan minat siswa dalam proses belajar mengajar (Cahyadi, 2019:3).

Media pembelajaran adalah alat bantu perantara yang digunakan untuk membantu

(3)

proses pembelajaran dan berfungsi untuk memperjelas makna pesan yang ingin disampaikan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik (Cecep Kustandi, dkk 2020:6). Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran mempunyai peran penting sebagai alat bantu dan perantara dalam penyampaian materi yang diberikan oleh guru kepada peserta didik. Sehingga pemilihan media pembelajaran yang tepat sangat penting agar dapat memaksimalkan penggunaan media untuk mencapai tujuan pembelajaran.

b. Jenis-Jenis Media Pembelajaran

Media pembelajaran sangat beragam sehingga guru dapat memilih media yang akan digunakan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapi. Jenis- Jenis Media Pembelajaran menurut Adi Cahyadi (2019:47) diantaranya media audio, media visual, media audio visual, media multimedia, dan media realita.

Melalui jenis media pembelajaran di atas dapat dijabarkan sebagai berikut : 1) Media Audio

Media yang isi pesannya hanya diterima melalui indra pendengaran berupa pesan verbal (bahasa lisan atau kata-kata) dan nonferbal (bunyi-bunyi dan vokalisasi). Contohnya : radio, MP3, CD audio, dan lainnya.

2) Media Visual

Media yang penyampaian isi pesanya menghandalkan indra pengelihatan.

Contohnya : gambar, foto, poster, kartun, grafik, dan lainnya.

3) Media Audio-Visual

Media ini biasanya sering disebut juga dengan media video. Dalam media video sendiri memiliki dua unsur yang saling bersatu yaitu audio dan visual. Melaului audio peserta didik dapat menerima pesan pembelajaran

(4)

melalui pendengaran, sedangkan melalui unsur visual peserta didik menerima pesan melalui bentuk visualisasi. Contohnya : video, televisi, sound slide, filem dan lainnya.

4) Media Multimedia

Media multimedia identik dengan media berbasis komputer dan internet serta mempunyai unsur yang lengkap seperti, animasi.

5) Media Realita

Media yang dapat dilihat secara nyata di lingkungan alam dan digunakan dalam keadaan hidup maupun sudah diawetkan. Contohnya : spesimen, binatang, herbarium dan lainnya.

Sedangkan menurut Arsyad (dalam Jalinus dan Ambiyar, 2016:16) mengklasifikasikan jenis-jenis media pembelajaran menjadi tiga yaitu, media grafis, media audio, media proyeksi diam, dan media permainan dan simulasi.

Berikut jenis-jenis media pembelajaran menurut Jalinus (2016:16):

1) Media Grafis, media yang penyampaian pesan informasinya melalui simbol-simbol visual dan melibatkan rangsangan indra pengelihatan.

Media grafis memiliki sifat konkrit dan dapat mengatasi keterbatasan ruang dan waktu, serta membantu memperjelas masalah dalam bidang apapun.

2) Media audio, jenis media yang penyampaian pesannya disampaikan melalui simbol-simbol auditif (verbal dan nonverbal), yang melibatkan rasangan indra pendengaran. Media audio memiliki sifat komunikasi satu arah dan sangat sesuai untuk pembelajaran musik dan bahasa.

(5)

3) Media proyeksi diam, media proyeksi diam memerlukan bantuan alat (misalnya proyektor) dalam penyampaiannya. Penyampaiannya adakalanya berupa visualnya saja atau disertai dengan rekaman audio.

4) Media permainan dan simulasi, ciri dari media ini adalah dengan melibatkan pembelajaran secara aktif dalam proses pembelajaran serta dapat memberikan umpan balik secara langsung.

Berdasarkan paparan diatas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran yang digunakan bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Penyampaian media juga bisa dilakukan melalui visualisasi, audio, maupun audio-visual sesuai dengan karakteristik masing-masing.

c. Manfaat Media Pembelajaran

Media pembelajaran dimanfaatkan oleh guru sebagi alat bantu dalam pembelajaran, untuk menciptakan kegiatan belajar mengajar yang menyenangkan dan membantu mempermudah peserta didik dalam memahami materi yang bersifat abstrak. Menurut Ani Cahyadi (2019:26) media pembelajaran memiliki manfaat sebagai berikut :

1) Untuk memperjelas materi agar tidak hanya berupa verbalitas atau dalam bentuk kata-kata lisan.

2) Dapat mengatasi keterbatasan ruang dan waktu. Misalnya; peristiwa yang terjadi dimasa lampau dapat ditampilkan melalui rekaman atau dapat berupa media video, dan beberapa konsep yang terlalu luas (gempa bumi, tsunami, gunung berapi, iklim dan lainnya) yang dapat divisualkan dalam bentuk gambar atau rekaman.

3)

(6)

Manfaat media pembelajaran menurut Rohani (2019:85), sebagai berikut : 1) Media pembelajaran dapat memberikan pengalaman belajar secara

langsung dan konkrit untuk peserta didik.

2) Memudahkan guru ketika menjelaskan sesuatu yang tidak mungkin ditunjukan secara langsung di dalam kelas contohnya hewan-hewan buas dan peristiwa alam lainnya.

3) Memberikan informasi baru dan akuran, contohnya informasi yang didapat dari majalah, buku bacaan dan peristiwa yang sedang hangat dibicaran masyarakat.

4) Memperluas wawasan peserta didik dengan mengajak mereka untuk mengamati, melihat, dan menggunakan media secara langsung.

5) Peserta didik lebih fokus dalam belajar dan meningkatkan motivasi belajar mereka.

6) Meningkatkan cara berpikir kritis dan positif bagi perserta didik.

Berdasarkan paparan para ahli diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa, manfaat media pembelajaran bagi peserta didik untuk menarik minat mereka agar lebih berkosentrasi dan memberikan kemudahan bagi perseta didik untuk memahami konteks isi materi pembelajaran melalui visualisasi media. Media pembelajaran membantu peserta didik untuk berinteraksi secara langsung dengan objek yang dipelajarinya serta membantu mereka dalam mempelajari materi yang bersifat abstrak dan materi yang sulit dipahami. Sedangkan manfaat media pembelajaran bagi guru untuk memudahkan dalam penyampaian materi dalam proses pembelajaran terutama materi yang tidak dapat dijelaskan melalui lisan.

(7)

d. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran

Pemilihan media pembelajaran dapat disesuaikan dengan faktor kebutuhan peserta didik, sehingga pemilihan media yang tepat sangat mempengaruhi keberhasilan dari suatu pembelajaran. Berikut kriteria pemilihan media menurut Falahudin (2014:112) :

1) Tujuan penggunaan, Menganalisis tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

Apakah tujuan tersebut digunakan untuk ranah kognitif, afektif atau pesikomotorik. Kemudian menentukan jenis rangsangan yang akan ditekankan. Jika kedua faktor tersebut telah ditentukan maka jenis media penelitian dapat ditentukan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

2) Sasaran penggunaan media. Menentukan sasaran yang akan menggunakan media, mulai dari karakteristik, motivasi dan minat belajar peserta didik.

3) Karakteristik media. Mengetahui kelemahan dan kelebihan media yang akan dipakai agar pemilihan media dapat disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik.

4) Waktu. Memikirkan berapa lama waktu yang dibutuhkan dalam pembuatan media pembelajaran dan memperkirakan berapa lama waktu yang digunakan dalam penggunaan media ketika proses pembelajaran.

5) Biaya. Mempertimbangkan biaya yang dibutuhkan ketika pembuatan media. Jika media yang dikembangkan memerlukan banyak biaya sebagiknya mencari alternatif media lainnya. Hal ini dikarenakan media tidak bersifat memaksa.

(8)

6) Ketersediaan. Menggunakan media yang ada di sekitar kita. Jika diperlukan pembuatan media baru, juga harus memikirkan ketersediaan alat dan bahan serta waktu tenaga yang diperlukan.

Menurut Cecep Kustandi (2020:30) pemilihan media dapat memperhatikan enam kriteria, sebagai berikut :

1) Menyesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai. Media dipilih dengan menyesuaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan mengacu pada salah satu atau semua ranah penilaian kognitif.

2) Sesuai dengan isi pembelajaran yang bersifat fakta, konsep, prinsip atau generalisasi. Media tidak hanya menonjolkan unsur tampilan yang manarik saja. Sehingga pemilihan media juga harus memperhatikan isi konteks dan konten materi yang ingin disampaikan kepada peserta didik.

3) Bersifat praktis, luwes dan awet. Media pembelajaran tidak bersifat memaksa dalam segi waktu, dana dan sumber lainnya untuk memproduksinya. Kriteria ini memudahkan guru untuk memilih media yang ada, mudah diperoleh dan dapat membuatnya sendiri.

4) Ketrampilan guru dalam menggunakan media. Guru harus bisa menggunakan media dalam proses pembelajaran agar penyampaian materi dan sistematika penggunaan media mudah dipahami oleh peserta didik.

5) Pengelompokan sasaran. Media harus diperhatikan sasaran penggunaannya untuk kelompok besar, kelompok sedang, atau kelompok kecil. Hal ini dikarenakan media yang efektif digunakan untuk kelompok besar belum tentu sama keefektifannya ketika digunakan dalam kelompok kecil.

(9)

6) Mutu teknis. Pengembangan media dalam segi visual atau gambar dan tampilannya harus memperhatikan teknis tertentu.

Berdasarkan paparan diatas dapat disimpulkan bahwa hendaknya guru memperhatikan dan selektif dalam pemilihan media pembelajaran yang akan digunakan untuk mendampingi peserta didik. Pemilihan media yang tepat akan membuat tercapainya tujuan pembelajaran dan peserta didik juga dapat terbantu dengan pemanfaatan media ketika proses belajar mengajar dilakukan.

3. Sparkol Video Scribe

Software video scribe dikembangkan oleh perusahaan asal Inggris pada tahun 2012 dan digunakan lebih dari 250.000 orang pada April 2014. Software ini dapat digunakan sebagai media berbasis teknologi yang mempunyai banyak aplikasi unik dengan tampilan menarik, sehingga cocok digunakan untuk media pembelajaran agar proses pembelajaran lebih menyenangkan Muskania (2019:79). Video scribe merupakan perangkat lunak yang mempunyai latar berwarna putih berisikan narasi digunakan untuk mendesain animasi yang dapat dikembangkan menjadi salah satu media pembelajaran agar lebih menarik minat peserta didik (Munawwarah, 2019:434).

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa video scribe merupakan sebuah perangkat lunak yang bisa digunakan untuk membuat sebuah animasi dan dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran agar proses pembelajaran lebih menarik. Video scribe termasuk kedalam aplikasi multimedia yang tampilannya menghasilkan foto, teks, musik, dan beground yang dapat dipilih sendiri sehingga peserta didik bisa memahami materi yang diberikan oleh guru.

(10)

Keunggulan dari media video scribe yaitu; dapat membantu peserta didik untuk menemukan pengetahuan baru dengan mengamati dan memaknai materi yang ada dalam videoscribe, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik (Fransisca, 2018:1918). video scribe juga mempunyai tampilan yang lebih menarik, dapat dibuat sesuai dengan keinginan, waktu penayangannya juga dapat diatur sesuai kebutuhan, biaya lebih efisien, dan dapat ditampilkan online maupun offline. Selain kelebihan, video scribe juga memiliki kekurangan salah satunya pengistalanya software yang rumit bagi pemula (Muskania dkk, 2019:79).

Media sparkol video scribe termasuk media yang cukup praktis, efisien dan murah dalam segi biaya, sehingga banyak digunakan dalam pembuatan media animasi. Kesimpulan dari pendapat para ahli diatas, penggunaan media videoscribe memiliki banyak keunggulan salah satunya dapat meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar peserta didik. Hal ini dikarenakan tampilan dari media ini dapat dibuat sesuai dengan kebutuhan dan didesain dengan tampilan yang diinginkan untuk menarik minat peserta didik.

4. Kalimat Tanya Adik Simba

Salah satu teknik yang dapat digunakan dalam pembelajaran adalah Journalist Questions (5W 1H) atau yang biasanya disingkat dengan adiksimba.

Adik simba atau kalimat tanya merupakan sebuah teknik pembelajaran yang memberikan pengalaman langsung bagi peserta didik untuk mengidentifikasi informasi penting dengan penggunaan kata tanya (Priyanto dkk, 2018:21).

Kalimat tanya atau 5w 1 h sendiri yang digunakan diantaranya; siapa, apa, kapan, dimana, mengapa, dan bagaimana.

(11)

Ditinjau dari segi sintaksis, kalimat tanya dapat dikatakan sebagai salah satu jenis kalimat bahasa Indonesia dengan ciri-ciri tertentu, yaitu, berorientasi tanya, berstruktur sintaktik kalimat tanya (menggunakan kata tanya, partikel tanya, pembalikan urutan) dan juga berdistribusi tanya (Pandean : 2018:79).

Teknik Adik simba merupakan sebuah teknik atau pendekatan yang mengarahkan peserta didik untuk mengidentifikasi informasi penting dengan menggunakan kalimat tanya 5w 1h (What, Who, Where, When, Why, How) (Priyanto dkk, 2018).

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahawa kalimat tanya atau adik simba adalah kalimat dalam bahasa Indonesia yang menanyakan sesuatu yang bertujuan untuk memperoleh jawaban atau keterangan yang diinginkan. Pada penggunaan teknik adiksimba, guru dapat meminta peserta didik untuk menganalisis materi yang diajarkan dangan menggunakan apa, siapa, dimana, kapan, mengapa, dan bagaimana untuk memperoleh informasi penting yang bisa didapatkan. Dalam kalimat tanya mempunyai unsur-unsur 5w 1h, sebagai berikut ;

1) What yang berarti apa, unsur ini dugunakan untuk menanyakan hal apa yang ingin dibahas atau tema apa yang akan dibahas.

2) Who yang berarti siapa, unsur ini digunakan untuk menanyakan seseorang atau tokoh yang dibahas.

3) When yang berarti kapan, unsur ini dugunakan untuk menanyakan tentang waktu terjadinya sebuah peristiwa dalam berita atau fakta peristiwa.

4) Where yang berarti di mana, unsur ini dugunakan untuk menanyakan tempat terjadinya sebuah peristiwa.

(12)

5) Why yang berarti kapan, unsur ini dugunakan untuk menanyakan mengapa peristiwa itu terjadi atau alasan terjadinya peristiwa.

6) How yang berarti bagaimana, unsur ini dugunakan untuk menanyakan proses terjadinya peristiwa atau bagaimana peristiwa tersebut terjadi.

5. Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik merupakan sebuah pembelajaran yang bertujuan untuk memberikan pengalaman bermakna kepada peserta didik, dengan menggunkaan tema yang disusun dengan mengaitkan beberapa mata pelajaran.

Pembelajaran tematik adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan sistem untuk memungkinkan peserta didik, secara individu maupun kelompok agar aktif menggali dan menemukan konsep dan prinsip keilmuan secara holistik, otentik, dan bermakna (Majid, 2017:80). Pembelajaran tematik merupakan sebuah pendekatan pembelajaran yang terintegrasi berbagai mata pelajaran yang dipadukan ke dalam tema untuk pembelajaran yang bermakna bagi peserta didik (Akbar, 2016:17).

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran tematik memiliki karakteristik pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, memberikan pengalan secara langsung, mempunyai pemisah mata pelajaran tidak begitu jelas, dan mempunyai prinsip bermain sambal belajar. Selain itu, pembelajaran tematik dapat disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan peserta didik. Dengan pembelajaran tematik peserta didik dapat memperoleh pembelajaran yang bermakna dan dapat mengembangkan potensi yang ada dalam diri mereka. Penilaian dalam pembelajaran tematik juga menerapkan tiga aspek

(13)

utama yaitu, afektif (sikap), kognitif (pengetahuan), dan pesikomotorik (keterampilan).

B. Kajian Penelitian yang Relevan

Berikut beberapa penelitian relevan yang membahas tentang media video scribe dan penggunaan adiksimba atau kalimat tanya dalam pembelajaran :

Tabel 2. 1 Penelitian Relevan

No. Nama Judul Persamaan Perbedaan

1. Agustinus Sugeng

Priyanto, dkk (2018)

Peningkatan Keaktifaan dan Hasil Belajar Peserta

Didik dalam

Pembelajaran PPKn Melalui Pendekatan Adiksimba Berbasis Gerai Informasi

Menggunakan teknik dan pendekatan adiksimba dalam pembelajaran

Media yang

digunakan berbeda, dan materi lebih berpusat pada pelajaran PPKn, sedangakan peneliti menggunkan

pembelajaran tematik.

2. Asyis Fahma (2019)

Efektivitas Media Pembelajaran

Videoscribe Pada Tema Makanan Sehat Subtema 1 Pembelajaran 5 Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Kelas V SD Muhammadiyah Bodon.

Media yang digunakan sama yaitu media videoscribe.

Materi yang digunakan berbeda dan media yang peneliti gunakan menggunakan perpaduan dari teknik adiksimba.

3. Khumaida Rahmaah (2020)

Pengembangan Media Videoscribe Tematik Berbasis Kompetensi Abad 21 Tema 7 Subtema 1 Pembelajaran 1 Kelas V SD Negeri Ledug.

Menggunakan media videoscribe dan materi sama yaitu Tema 7 Peristiwa dalam Kehidupan.

Berbasis kompetensi atau 5E, sedangkan peneliti menggunkan teknik adiksimba.

C. Kerangka Pikir

Hasil wawancara dengan kepala sekolah dan guru kelas V di SD Negeri Lamong, proses pembelajaran di kelasa V sudah berjalan dengan baik. Kondisi sarana dan prasarana di SD Negeri Lamong sudah memadai dan sudah adanya layar proyektor. Namun, penggunaan media yang berbasis teknologi masih kurang maksimal. Selain itu, di masa pandemik covid-19 yang belum usai ini banyak hal

(14)

yang dikhawatirkan dengan penularan virus tersebut. Sehingga pembelajaran akan dilakukan secara daring dan luring untuk kedepannya. Peserta didik masih rendah dalam menggunakan kalimat tanya yang sesuai dengan kaidah Bahas Indonesia dengan menggunakan aspek; apa, dimana, kapan, siapa, mengapa dan bagaimana.

Sehingga dengan adanya permasalah tersebut diperlukannya media yang berbasis video scribe agar memudahkan pembelajaran, baik pembelajaran daring atau luring dapat digunakan. Hal ini sesuai dengan karakteristik media video pembelajaran yang dapat mengatasi keterbatasan ruang dan waktu serta dapat digunakan dimanpun. Penggunaan media ini diharapkan dapat membantu guru agar mempermudah pemberian materi pembelajaran dan memudahkan peserta didik memahami materi. Berikut bagan kerangka penelitian yang digambarakan sebagai berikut :

(15)

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir

Gambar 2. 1 Kerangka Pikir Kondisi Ideal

Dalam proses pembelajaran, penggunaan media sangat berpengaruh untuk meningkatkan motivasi belajar dan memudahkan peserta didik dalam mengolah informasi yang didapkan ketika pembelajaran.

Kondisi Lapangan

Sarana dan prasaranan juga cukup memadai akan tetapi, pengembangan media berbasis IT kurang maksimal.

Analisis Kebutuhan

Perlunya inovasi dalam pengembagan media berbasis teknologi sebagai alat bantu pembelajaran untuk meningkatkan minat belajar dan membantu peserta didik agar lebih mudah memahami materi yang diajarkan dalam tema 7 peristiwa dalam kehidupan subtema 2 peristiwa kebangsaan seputar proklamasi kemerdekaan.

Penelitian Pengembangan Model Lee & Owens (2004:3) Dalam pengembangan model Lee & Owens memiliki lima tahap yaitu : (1) Analisis, (2) Desain, (3) Pengembangan, (4) Implementasi, dan (5) Evaluasi.

Solusi

Pengembangan media videoscribe adiksimba pada tema 7 Peristiwa dalam Kehidupan subtema 2 kelas 5 di SD Negeri Lamong.

Masalah

Berdasarkan kesimpulan hasil wawancara dengan guru kelas. Penggunaan media kurang maksimal terutama untuk media pembelajaran ketika daring. Sehingga penyampaian materi kepada siswa kurang maksimal. Masih rendahnya penggunaan kalimat tanya dalam pembelajaran. Sehingga banyak hasil belajar mereka yang kurang maksimal selama pembelajaran daring berlangsung, terutama dalam mempelajari teks narasi dan mencari informasi penting dalam teks narasi.

Referensi

Dokumen terkait

Yaki akan melompat dari satu pohon ke pohon yang lain, sesekali berhenti untuk mengambil buah- buahan atau menangkap hewan-hewan kecil, dan pada akhirnya berhenti

Pencarian pinjaman ini dilakukan setelah perseroan melakukan penawaran umum terbatas (rights issue) pada Mei 2015 dengan total dana yang dikumpulkan mencapai Rp5,3 triliun, dimana

Setyadi (2017) menyebutkan bahwa penerapan mobile learning yang dilakukan dalam pembelajaran matematika mempunyai beberapa manfaat atau kelebihan yang menjadi

Dari beberapa definisi tersebut diatas penulis menyimpulkan bahwa pengertian manajemen produksi dan operasi adalah merupakan usaha – usaha pengelolaan sumber daya

Data sekunder pada penelitian antara lain adalah Peta Penggunaan Lahan, Peta dan Data Kependudukan, Peta Administrasi, Peta Pola Sungai, Peta Jaringan Jalan, Peta Ket- inggian, Peta

Hasil penelitian Wahyunie et al (2012) menunjukkan bahwa ketahanan penetrasi pada sistem olah tanah intensif lebih keras jika dibandingkan dengan penerapan olah tanah

Sebagaimana diketahui bahwa makna ibadah di dalam Islam adalah luas menyangkut segala aktivitas kehidupan yang ditujukan untuk memperoleh ridla Allah, maka fungsi Masjid

1) Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Media harus dipilih berdasarkan tujuan instruksional secara umum mengacu pada salah satu gabungan dari dua atau tiga ranah