• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENCANA KERJA PEMBINAAN KELEMBAGAAN PUSAT UNGGULAN IPTEK TAHUN 2019

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RENCANA KERJA PEMBINAAN KELEMBAGAAN PUSAT UNGGULAN IPTEK TAHUN 2019"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

i

RENCANA KERJA PEMBINAAN

KELEMBAGAAN

PUSAT UNGGULAN IPTEK

TAHUN 2019

BALAI PENELITIAN TANAMAN

REMPAH DAN OBAT

FOKUSUNGGULAN:

STANDARISASI BUDIDAYA, PENGOLAHAN HASIL DAN BENIH

TANAMAN REMPAH DAN OBAT

BALAI PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT

JL. TENTARA PELAJAR NO. 3. BOGOR

(2)

i

LEMBARPENGESAHAN

PROPOSAL PEMBINAAN KELEMBAGAAN PUSAT UNGGULAN IPTEK TAHUN 2019

Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat

FokusUnggulan

STANDARISASI BUDIDAYA, PENGOLAHAN HASIL DAN BENIH

TANAMAN REMPAH DAN OBAT

Telahdiperiksadandisetujuiuntukdiusulkanpada KegiatanPusatUnggulanIptekTahun2019

Bogor, Februari2019

(3)

ii

RINGKASAN EKSEKUTIF

Tanaman rempah dan obat (TRO) merupakan komoditas perkebunan yang berpotensi sebagai penghasil devisa dan pendapatan banyak keluarga petani, oleh karena itu potensinya perlu ditingkatkan melalui peningkatan produktivitas, diversifikasi produk, meningkatkan mutu sehingga produk TRO Indonesia memiliki akses pasar yang lebih luas. Revitalisasi pengelolaan organisasi penelitian TRO, dengan potensi yang ada diarahkan untuk memecahkan permasalahana, antara lain: meningkatkan produktivitas, menjamin kelangsungan produk, dan mutu produk TRO yang sesuai dengan pasar dunia. Balittro sebagai UPT dengan tupoksi penghasil iptek dan inovasi perlu melakukan koordinasi dengan stakeholder guna memfokuskan pada kemajuan TRO nasional. Secara umum permasalahan yang perlu ditangani terkait dengan pengembangan rempah adalah: 1) kelembagaan, (2) sumber daya, (3) jaringan, (4) litbangrap Iptek, dan (5) diseminasi serta pemanfaatan hasil.

Berdasarkan analisis SWOT, strategi pengembangan Litkajibangrap-Iptek dirumuskan strategi pengembangan lembaga PUI (Standarisasi Budidaya, Pengolahan Hasil dan Benih) TRO dalam tahun 2017-2021 sebagai berikut: (a) Menyusun program penelitian dan pengembangan TRO berdasarkan prioritas dan kebutuhan pasar; (b) Memprioritaskan kegiatan penelitian untuk peningkatan produktivitas, antisipasi terhadap dampak perubahan iklim, dan pemanfaatan lahan sub optimal; (c) Kegiatan penelitian budidaya dengan fokus ramah lingkungan;(d) Memprioritaskan kegiatan penelitian pengembangan produk yang dapat meningkatkan nilai tambah, daya saing serta diversifikasi produk; (e) Peningkatan diseminasi, publikasi, dan lisensi invensi hasil litbang TRO; (f)Memperluas jejaring kerjasama penelitian dengan lembaga nasional/internasional; (g) Peningkatan kuantitas dan kualitas sumber daya manusia, fasilitas dan anggaran penelitian serta penerapan sistem manajemen mutu dalam rangka memacu peningkatan inovasi teknologi yang dihasilkan.

Untuk menjamin tercapainya tujuan Balittro sebagai PUI (Standarisasi Budidaya, Pengolahan Hasil dan Benih) TRO ada lima topik sasaran yang akan diperhatikan dan ditingkatkan kinerjanya, yaitu: (1) Penguatan kapasitas dan kapalibilitas lembaga, (2) Pengembangan SDM, (3) Memperluas jejaring kelembagaan, (4) Menguatkan fokus dan pengembangan penelitian, dan (5) Penguatan kemampuan diseminasi.

Agroekologi, keragaman genetik, dan sumber daya alam lainnya yang mendukung pengembangan TRO sebagai sumber ekonomi penting di Indonesia perlu didukung dengan keberadaan SDM dan kelembagaan yang mampu mensinergikan semua potensi yang ada.Keberadaan pusat unggulan, dalam hal ini PUI tanaman rempah menjadi keniscayaan dalam mewujudkan Indonesia sebagai pusat IPTEK (Standarisasi Budidaya, Pengolahan Hasil dan Benih) yang diakui secara internasional TRO.

(4)

iii

KATA PENGANTAR

Segala Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kemudahan kepada Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balittro) dalam menyelesaikan Proposal Pusat Unggulan IPTEK tanaman rempah dan obat sehingga proposal ini dapat digunakan sebagai panduan garis besar arah perkembangan inovasi teknologi tanaman rempah dan obat.

Proposal Pusat Unggulan IPTEK TRO (Standarisasi Budidaya, Pengolahan Hasil dan Benih) berisi latar belakang permasalahan yang dihadapi, strategi-strategi pencapaian, analisis situasi, output dan dampak secara langsung terhadap para pengguna baik petani, pemangku kebijakan, masyarakat umum baik nasional dan international.

Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balittro) mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak terkait yang telah membantu dalam penyelesaian proposal pusat uggulan IPTEK tanaman rempah dan obat. Kami menyadari bahwa proposal ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna perbaikan dan pemantapan masterplan dimasa mendatang.

Bogor, Februari 2019

Kepala Balai,

(5)
(6)

v

DAFTAR ISI

Halaman

RINGKASAN EKSEKUTIF ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... iv DAFTAR TABEL ... v DAFTAR GAMBAR ... vi BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1 1.2. Permasalahan ... 3 1.3. Tujuan Kegiatan ... 5

1.4. Sasaran dan Hasil Kegiatan ... 5

1.5. Ruang Lingkup ... 6

1.6. Kerangka Umum Pembinaan Kelembagaan... 7

BAB II. PROFIL LEMBAGA 2.1. Visi dan Misi Lembagai ... 7

2.2. Tugas dan Fungsi Lembaga ... 8

2.3. Kapasitas Lembaga Saat Ini : ... 8

2.3.1. Sourcing Capacity ... 8

2.3.2. R & D Capacity ... 14

2.3.3. Disseminating Capacity... ... 15

2.4. Kondisi yang Diinginkan Lembaga... 16

BAB III. STRATEGI DAN KEGIATAN PENGEMBANGAN KAPASITAS LEMBAGA 3.1. Penguatan Kapasitas Internal Lembaga (Sourcing – Absorptive Capacity) 22 3.2. Penguatan Kapasitas Riset Dan Pengembangan (Research And Development Capacity) ... 23

3.3. Penguatan Kapasitas Diseminasi (Disseminating Capacity) ... 23

3.4. SINERGI ... 24

BAB IV. KERANGKA PELAKSANAAN KEGIATAN 4.1. Rancangan Kegiatan ... 27

4.2. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan ... 31

(7)

vi

DAFTAR TABEL

Tabel Hal

1. Rekapitulasi peneliti menurut bidang keahlian dan jenjang/ tingkat pendidikan

9

2. Fasilitas Kebun Percobaan pendukung dan komoditas unggulan 12 3. Koleksi Plasma nutfah Tanaman Rempah dan Obat Balittro 13

4 Rencana Kegiatan PUI TRO 2019 27

5 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan 32

(8)

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Hal

1. Komposisi jumlah jabatan fungsional pegawai Balittro tahun 2018 9 2. Komposisi SDM Balittro berdasarkan jenjang Fungsional peneliti 10 3. Bagan model pengembangan kapasitas diseminasi 16 4. Jumlah pegawai pensiun pada tahun 2017-2019 19

(9)

1

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. LatarBelakang

Komoditas rempah dan obat mempunyai nilai ekonomi dan peranan yang cukup penting di Indonesia karena berperan sebagai sumber pendapatan negara, penyerap tenaga kerja dan penyumbang pendapatan petani.Peluang pasar Indonesia untuk memasok bahan baku rempah dan obat ke pasar dunia masih sangat terbuka, hal ini dikarenakan kesadaran masyarakat yang tinggi untuk menggunakan bahan baku alami dalam industri makanan (perisa alami), aroma, kosmetika. Seiring dengan kemajuan industri farmasi, kosmetika, dan parfum, komoditas rempah dan obat tidak hanya digunakan sebatas komoditas perdagangan, tetapi berkembang menjadi komoditas ekslusif dalam mengikuti selera dan gaya hidup konsumen.

Komoditas rempah Indonesia memiliki daya saing yang cukup baik di pasar global. Indonesia menduduki peringkat ke-4 eksportir rempah dunia denganpangsa 8,8% di tahun 2015, berada di bawah India, Vietnam dan Tiongkok(Trade Map, 2016). Pada tahun 2015 rempah Indonesia mencatatkan surplus neraca perdagangan luar negerisebesar USD 801,1 juta. Surplus tersebut meningkat signifikandibandingkan dengan capaian tahun 2014 sebesar USD 561,5 juta.Lada, kayu manis dan pala merupakan kontributor utama ekspor Indonesia dengan pangsa masing-masing sebesar 62,8%; 12,4% dan 11,9% dari total ekspor rempah Indonesia di tahun 2015.Data BPS periode Januari hingga November 2016, mencatat nilai total ekspor rempah Indonesia 653,3 juta USD, dan nilai ekspor tahun 2017 diperkirakan meningkat.Amerika Serikat masih menjadi negara tujuan ekspor rempah rempah Indonesia tertinggi, dan periode Janurari-November 2017 tercatat total nilai ekspor 165,7 juta USD; diikuti berturut turut Vietnam 97,5 juta USD; India 72,8 juta USD; Belanda 38,6 juta USD; Jerman 32,1 juta USD; Singapura 22,9 juta USD; Perancis 19,1 juta USD; Jepang 18,5 juta USD; Malaysia 11,6 juta USD; dan Pakistan 8,2 juta USD (Kementerian Pertanian, 2017). Selain itu, Indonesia hingga saat ini masih mendominasi pasar rempah Uni Eropa. Komoditas rempah yang menjadi andalan ekspor antara lain: lada, pala, cengkeh, dan lain-lain (BPS, 2016).

Pada tahun 2015 Indonesia mengekspor tanaman obat seperti temu-temuan (jahe dan temu lawak) sebesar 30,204 ton dengan nilai US$ 20.481.576 (Pusdatin, 2015). Komoditas atsiri (nilam dan serai wangi) sampai saat ini merupakan andalan ekspor atsiri Indonesia yang mampu memenuhi 90% kebutuhan dunia untuk minyak nilam dan 30% untuk minyak seraiwangi.

Tanaman rempah berdasarkan manfaat terdiri atas ±54 jenis tanaman rempah, dari jumlah tersebut hanya 12 jenis yang merupakan tanaman perdagangan. Kementerian

(10)

2 Pertanian dan Dewan Rempah Indonesia pada tahun 2014 memprioritaskan pala, lada, dan panili sebagai komoditas unggulan dalam rangka mengembalikan kejayaan rempah Indonesia di mata dunia. Renstra Ditjenbun 2015 - 2019 (Ditjenbun, 2015) juga telah menetapkan tiga komoditas rempah yaitu lada, pala dan cengkeh diantara 16 komoditas perkebunan yang akan dikembangkan secara intensifikasi, ekstensifikasi, rehabilitasi dan diversifikasi. Sedangkan pada program tahun 2017-2019 pemerintah pengembangan lada, pala, cengkeh dan kayumanis.

Jahe sebagai tanaman obat mempunyai banyak kegunaan baik sebagai rempah, bumbu penyedap, bahan baku industri obat tradisional, fitofarmaka, makanan dan minuman kesehatan, serta produk kosmetik dan perawatan tubuh. Kebutuhan jahe untuk konsumsi dan rumah tangga diperkirakan 35.000 - 40.000 ton/tahun. Seiring dengan meningkatnya kebutuhan terhadap bahan baku obat, maka permintaan terhadap bahan tanaman untuk pengembangan areal tanam juga meningkat.

Temulawak juga merupakan tanaman obat yang banyak dimanfaatkan dalam industri jamu dan minuman kesehatan. Lebih dari 40 produk jamu menggunakan temulawak sebagai salah satu bahan bakunya (Kemala et al., 2013). Banyak manfaat kesehatan dari temulawakantara laindapat merangsang sekresi empedu dan pankreas, meningkatkan stamina, memelihara fungsi hati,mengurangi radang sendi, dan menurunkan lemak darah.

Nilam merupakan tanaman atsiriIndonesia yang penting.Minyak nilam (Patchouli oil) sebagai fiksatif dalam industri parfum, kosmetik dan obat yang tidak dapat digantikan oleh produk sintetik.Hampir semua provinsi di Indonesia merupakan sentra produksi nilam yang didominasi oleh perkebunan rakyat. Ekspor minyak nilam ke Perancis sebagai ekportir utama mencapai US $ 14 – 17 juta.

Indonesia sebagai negara yang kaya akan sumber daya genetik,keberadaan inovasi teknologi budidaya spesifik lokasi dan teknologi pengolahan hasil yang tepat guna/sasaran, menjadikan Indonesia mampu mengoptimalkan daya saing ekspor di pasar rempah dan obat dunia, melalui peningkatan produksi dan mutu yang memenuhi kriteria standar Internasional dengan harga produk yang kompetitif. Penggunaan varietas unggul, penerapan inovasi teknologi budidaya dan teknologi pengolahan produk tepat guna, pembentukan kelembagaan, serta memberikan bimbingan dan pendampingan kepada petani dan pedagang untuk melaksanakan Good Agricultural Practices (GAP) dan Good Handling Practices(GHP) yang tepat, maka revitalisasi peranan rempah dan obat dalam mendukung perekonomian nasional dapat segera terwujud.

Balittro sebagai lembaga penelitian yang diberi mandat untuk melaksanakan penelitian sesuai dengan program Balitbangtan telah banyak menghasilkan teknologi

(11)

3 dengan prioritas:1) perakitan varietas unggul tanaman Rempah dan Obat (produksi tinggi, toleran cekaman biotik dan abiotik), 2) perakitan teknologi budidaya pendukung tanaman rempah dan obat untuk meningkatkan produktivitas dan mutu, serta antisipasi dampak perubahan iklim (biotik dan abiotik, dan 3) teknologi pengembangan produk (bahan baku) dan formula untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing. Namun demikian, hasil-hasil litbang IPTEK tanaman rempah dan obat belum dimanfaatkan secara optimal oleh pengguna, sehingga peningkatan produktivitas dan kualitas TRO belum dicapai secara maksimal.

1.2. Permasalahan

Permasalahan umum yang dihadapi Indonesia di pasar dunia untuk komoditas TRO adalah: kelangsungan ekspor yang tidak terjamin dan mutu produk belum memenuhi standar internasional. Kelangsungan eksport sangat dipengaruhi oleh produktivitas yang berkelanjutan. Untuk hal tersebut diperlukan benih unggul, teknologi budidaya dan pengolahan ditingkat petani. Kontaminasi mikroba seperti jamur aflatoxin, serta residu pestisida juga sering menjadi kendala dalam eksport khususnya rempah-rempah. komoditas TRO Indonesia, baik bentuk segar maupun kering kalah bersaing dengan negara produsen lainnya seperti: Vietnam, India, Srilangka, dan Madagaskar.

Balittro sebagai lembaga litbang mempunyai potensi yang sangat besar dalam mengatasi permasalahan komoditas TRO di perdagangan dunia, sehingga produk TRO nasional mampu bersaing dengan negara produsen lainnya.Balittro diharapkan mampu menjadi lembaga rujukan dalam pengembangan teknologi dan inovasi berbasis tanaman rempah dan obat (TRO),dengan memanfaatkan seluruh potensi dan sumber yang ada (SDM, sarana/prasarana, sumber daya genetik), baik nasional maupun internasional. Namun demikian, masih banyak hal yang harus dibenahi antara lain: (1) kelembagaan, (2) sumber daya, (3) jaringan, (4) litbangrap Iptek, (5) diseminasi dan pemanfaatan hasil, sehingga teknologi dan inovasi yang telah dihasilkan oleh Balittro bisa dimanfaatkan secara optimal oleh pengguna teknologi (perguruan tinggi, litbang sejenis, pemerintah (Pemda, Disbun dll), pihak industri, kelompok tani dan lain sebagainya), baik nasional maupun internasional.

Kelembagaan

Dari sisi kelembagaan (manajemen dan sarana/prasarana) Balittro mempunyai kapabilitas yang kuat sebagai lembaga Pusat Unggulan Iptek (PUI) TRO (Standarisasi Budidaya, Pengolahan Hasil dan Benih), namun ada beberapa poin yang perlu dibenahi, sehingga hasil penelitian dan pengembangan TRO optimal dan dapat dimanfaatkan

(12)

4 dengan baik oleh pengguna IPTEK. Managemen ISO 9001:2015 diperoleh pada tangal 20 Desember tahun 2017 yang berlaku sampai 14 Desember tahun 2020. Sistem manajemen ISO perlu terus menerus diperbaiki dan diimplementasikan secara optimal. Sejak 9 Agustus 2018 sampai dengan8 Agustus 2021, Balittro telah ditetapkan sebagai pranata penelitian dan pengembangan yang telah memenuhi pedoman KNAPPP 02:2017untuk mendukung penelitian dan pengembangan agar inovasi teknologi TRO yang dihasilkan lebih terukur dan terstandarbaik nasional maupun internasional.

Dari segi sarana prasarana Balittro mempunyai potensi yang sangat besar sebagai Pusat Unggulan IPTEK (PUI). Balittro memiliki laboratorium, kebun percobaan (KP), unit produksi benih sumber (UPBS) dan koleksi plasma nutfah (PN) yang sangat memadai.Namun demikian masih perlu pembenahan terutama dari segi sistem manajemen dan penambahan beberapa instrumen laboratorium.

Sumber Daya

Sumber daya (manusia dan anggaran/biaya) merupakan faktor penentu yang sangat penting dalam menghasilkan teknologi dan inovasi berstandar Internasional yang dapat dimanfaatkan oleh pengguna (peneliti, penentu kebijakan, pihak industri, pelaku usaha dan petani).Balittro sebagai lembaga litbang memiliki sumber daya manusia (SDM) yang memadai dari segi kualitas (jenjang pendidikan dan kepakaran) maupun kuantitas.Namun demikian terdapat suatu kesenjangan antara jumlah SDM senior dengan yunior, baik untuk tenaga peneliti, teknisi maupun administrasi. Saat ini komposisi jumlah peneliti senior lebih banyak dibanding peneliti yunior (kerucut terbalik). Hal ini menyebabkan terlambatnya pengkaderan untuk tenaga peneliti, teknisi dan administrasi, apalagi tiga tahun ke depan, banyak dari tenaga peneliti, teknisi dan administrasi yang memasuki usia pensiun.

Dari segi penganggaran, Balittro sebagai lembaga riset yang berada di bawah Kementerian Pertanian, sumber anggaran berasal dari dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yaitu DIPA Badan Litbang Pertanian dan kerja sama riset antara lain dalam bentuk Kerja sama Penelitian, Pengkajian, dan Pengembangan Pertanian Strategis (KP4S) dan InSINASdan non riset dengan swasta. Namun demikian anggaran penelitian yang dialokasikan secara umum masih terbatas dan belum mencukupi untuk melaksanakan penelitian yang terdisain secara lengkap (uji kelayakan, uji skala produksi, standarisasi dll) sesuai permintaan pengguna terutama pelaku usaha.

(13)

5 Salah satu bentuk kegiatan untuk mempercepat proses diseminasi teknologi adalah dengan memperluas jejaring kerjasama baik riset maupun non riset. Balittro telah menjalin kerjasama dengan berbagai pihak dalam upaya pemasyarakatan teknologi yang telah dihasilkan. Namun demikian kerjasama riset nasional dan internasional perlu ditingkatkankhususnya kerjasama dengan pihak industri untuk pemanfaatan hasil riset.

Dari segi produk yang dihasilkan, sampai saat ini produk Balittro umumnya dalam bentuk benih sumber dan produk primer.Untuk meningkatkan keterpakaian produk dalam upaya peningkatan nilai tambah dan daya saing komoditas TRO, perlu ditingkatkan kerjasama penelitian pengolahan hasil menjadi produk jadi (penelitian hilir), baik secara nasional maupun internasional.

Litbangrap IPTEK

Balittro telah banyak menghasilkan varietas unggul dan teknologi budidaya pendukung untuk meningkatkan produktivitas dan antisipasi terhadap cekaman biotik dan abiotik. Namun demikian, hasil-hasil litbang IPTEK TRO sebagian besar belum dimanfaatkan secara optimal oleh pengguna,sehingga peningkatan produktivitas dan kualitas TRO belum dicapai secara maksimal. Keterbatasan sosial ekonomi masyarakat petani menjadi kendala dalam penggunaan benih bermutu dan penerapan suatu teknologi sehingga produksi dan mutu produk rendah dan tidak memenuhi kriteria pasar Internasional.

Diseminasi dan Pemanfaatan Hasil

Salah satu hal penting yang harus dimiliki sebagai Pusat Unggulan IPTEK adalah kemampuan untuk menghilirkan hasil-hasil riset baik melalui publikasi, gelar teknologi dan komersialisasi hasil riset. Sebagai sarana publikasi bagi para peneliti, Balittro telah memiliki publikasi ilmiah dengan sistem ejournal. Peneliti Balittro juga menulis pada berbagai jurnal nasional maupun internasional dan turut berpartisipasi pada kegiatan pertemuan ilmiah nasional maupun internasional. Namun demikian, teknologi dan inovasi TRO belum banyak diakses dan dimanfaatkan secara maksimal di lembaga internasional (peneliti, industri). Untuk mengantisipasi hal tersebut peneliti perlu didorong untuk mempublikasikan hasil risetnya di jurnal internasional yang terindeks dan berkualitas.

1.3. TujuanKegiatan

Menjadikan Balittro sebagai lembaga Pusat Unggulan IPTEK (PUI) Standarisasi Budidaya, Pengolahan Hasil dan Benih Tanaman Rempah dan Obat, yang mampu menghasilkan produk iptek dan inovasi berbasis demand driven berstandar Internasional.

(14)

6 Sasaran dan indikator kinerja penguatan kelembagaan tahun 2019 meliputi: 1. Penguatan kapasitas dan kapabilitas Balittro sebagai lembaga PUI TRO melalui

penerapan sistem mutu managemen (ISO 9001:2015dan akreditasi KNAPPP). 2. Peningkatan kerja sama riset non riset (Nasional dan Internasional) dengan lembaga

litbang lainnya di bidang inovasi teknologi dan pengembangan produk berbasis TRO yang dapat meningkatkan efisiensi, nilai tambah, daya saing, jumlah kunjungan lembaga maupun pakar internasional dan jumlah peneliti Balittro yang menjadi pembicara dan pemakalah di forum ilmiah internasional.

3. Peningkatan efektivitas diseminasi hasil litbang dengan indikator kinerja,yaitu tersedianya (i) e-journal systemyangterakreditasi untuk media publikasi primer, (ii) publikasi di jurnal internasional dan nasional terakreditasi, (iii) kontrak alih teknologi, dan (iv) HKI (Paten dan PVT).

1.5. RuangLingkup

Pada tahun 2017-2021 kegiatan penguatan kelembagaan yang akan dilakukan mencakup:

a. Pengembangan manajemenmeliputipenyempurnaan sistem manajemen melalui penguatan (anggaran, sarana prasarana, program penelitian, hasil penelitian) serta peningkatan akses informasi berbasispengembangan jaringan informasi melalui jaringan internet dan intranet;

b. Pengembangan kapasitas sumberdaya manusia (SDM) melalui pelatihan jangka pendek dan jangka panjang di dalam dan luar negeri;

c. Pengembangan kegiatan penelitianyang berfokus pada: (1) perakitan varietas unggul tanaman Rempah dan Obat (produksi tinggi, toleran cekaman biotik/OPT dan abiotik), (2) perakitan teknologi budidaya untuk meningkatkan produktivitas, mutu, dan antisipasi dampak perubahan iklim (biotik dan abiotik) yang ramah lingkungan, serta(3) teknologi pengembangan produk (diversifikasi) dan formula untuk meningkatkan nilai tambah komoditas TRO; (4) Kelembagaan tata niaga/pemasaran yang efektif

d. Pengembangan kerjasama riset dan non riset dengan lembaga litbang sejenis, pihak industri, pelaku usaha lainnyadi bidang inovasi teknologi dan pengembangan produk berbasis TRO, baik nasional maupun internasional.

e. Pengembangan diseminasi hasil litbang melalui Sistem Diseminasi Multi-Channel (SDMC) meliputi penyebaran hasil riset, pertemuan ilmiah, penguatan media, peningkatan publikasi nasional dan internasional, media publik, pameran dan gelar teknologi.

(15)

7

1.6. KerangkaUmumPembinaanKelembagaan

Untuk mendukung Balittro sebagai Lembaga PUI (Standarisasi Budidaya, Pengolahan Hasil dan Benih TRO), akan dilakukan pembinaan kelembagaan yang difokuskan pada tiga komponen yaitu: Absortive Capacity, Research and Development Capacity dan Disseminating Capacity. Untuk Absortive Capacity Balittro akan melakukan penguatan pada: 1). Peningkatan tata kelola organisasi; 2). Pengembangan kompetensi SDM; 3). Peningkatan dukungan pada sarana prasarana,; 4). Penguatan tata kelola anggaran; serta 5).Pengembangan jaringan dan akses informasi. Untuk Research and Development Capacity akan dilakukan fokus penguatan pada: (1) strategi dan implementasi penguatan kapasitas dan kapabilitas SDM dlm pelaksanaan riset, (2) dukungan pelaksanaan riset unggulan lembaga, (3) penguatan produk berbasis riset unggulan, (4) penguatan kerangka kerjasama yang mendukung, (5) dukungan perolehan publikasi nasional dan internasional, (6) penguatan sertifikasi Buletin berbasis OJS.UntukDisseminating Capacity akan dilakukan melalui penguatan (1)pengembangan basis data produk unggulan, (2) penguatan kerjasama hilirisasi, (3) penguatan kerjasama Riset – Non Riset, (4) penyusunan analisis economic benefit atas produk unggulan dan social impact pada masyarakat, (5) dukungan penguatan jaringan lembaga.

(16)

8

BAB 2.PROFILLEMBAGA

2.1. VisidanMisiLembaga Visi

Menjadi Balai Berkelas Dunia dalam Penelitian dan Pengembangan Tanaman Rempah, Obat dan Aromatik.

Misi dan Tujuan

Untuk mewujudkan VISI tersebut, Balittro menyusun MISI :

a. Menghasilkan dan mengembangkan inovasi teknologi tanaman rempah, obat dan atsiri

b. Meningkatkan kualitas dan optimalisasi pemanfaatan sumberdaya penelitian tanaman rempah, obat dan atsiri.

c. Mengembangkan jaringan kerjasama dalam dan luar negeri dalam rangka penguasaan Iptek dan peningkatan peran Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat dalam pembangunan perkebunan.

d. Meningkatkan mutu dan intensitas komunikasi/diseminasi teknologi tanaman rempah, obat dan atsiri

2.2. TugasdanFungsiLembaga

Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balittro), sebelumnya bernama Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik (SK Nomor 06/Per-mentan/OT.140 /3/2006), ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 64/Permentan/OT.140/10/2011, mempunyai tugas pokok dan fungsi sebagai berikut: 1. Melaksanakan penelitian genetika, pemuliaan, perbenihan dan pemanfaatan plasma

nutfah tanaman rempah, obat, aromatik, dan jambu mete

2. Melaksanakan penelitian morfologi, fisiologi, ekologi, entomologi, dan fitopatologi tanaman rempah, obat, aromatik, dan jambu mete

3. Melaksanakan penelitian komponen teknologi sistem dan usaha agri-bisnis tanaman rempah, obat, aromatik, dan jambu mete

4. Melaksanakan penelitian penanganan hasil tanaman rempah, obat, aromatik, dan jambu mete

5. Memberikan pelayanan teknis penelitian tanaman rempah, obat, aromatik dan jambu mete.

6. Menyiapkan kerjasama, informasi, dokumentasi, serta penyebarluasan dan pendayagunaan hasil penelitian tanaman rempah, obat, aromatik, dan jambu mete 7. Melaksanakan urusan tata usaha dan rumah tangga balai.

(17)
(18)

10

2.3. KapasitasLembagaSaat Ini: 2.3.1. Sourcing – Absorptive Capacity Sumber Daya Manusia

Untuk menjalankan tugas dan fungsinya, Balittro memiliki tenaga yang handal dan profesional dalam melaksanakan program penelitian dan pengembangan TRO, serta mendiseminasikan hasil risetnya dalam bentuk publikasi baik nasional maupun internasional, apabila dilihat dari segi jumlah pegawai, jenjang pendidikan dan bidang kepakaran.

Sampai bulan November 2018, Balittro didukung oleh 231 pegawai yang terdiri dari 18 orang S3, 16 orang S2 dan 55 orang S1, 8 orang D3, serta 134 orang D1 ke bawah.Berdasarkan tingkat pendidikan Balittro memiliki SDM yang sangat memadai, namun belum mencapai komposisi rasio ideal yaitu S1:S2:S3=4:2:1. Rasio pegawai Balittro berdasarkan tingkat pendidikan S1, S2 dan S3 saat ini adalah: 6,5:1,4:2,0. Komposisi pegawai berdasarkan komposisi peneliti menurut bidang keahlian dan jenjang pendidikan dapat dilihat padaTabel1.

Tabel 1. Rekapitulasi peneliti menurut bidang keahlian dan jenjang/ tingkat pendidikan

No. Bidang kepakaran Tingkat pendidikan

S3 S2 S1

1. Pemuliaan dan Genetika Tanaman 3 3 9

2. Budidaya Tanaman 4 3 7

3. Fisiologi Tanaman 2 2 0

4. Hama dan Penyakit Tanaman 9 7 5

5. Sosial Ekonomi Pertania 2

6. Paska Panen 4

7. Sistem Usaha Pertanian 1

Jumlah 61

Dari segi kuantitas,Balittro memiliki jumlah pegawai yang cukup besar (110 pegawai) dalam mendukung pelaksanakan tugas dan fungsinya. Namun demikian terdapat kesejenjangan antara jumlah peneliti (61 orang) dan teknisi litkayasa (52 orang). Penambahan jumlah teknisi diperlukan untuk optimalisasi pelaksanaan kegiatan penelitian.

Berdasarkan jabatan fungsional SDM Balittro diklasifikasikan menjadi enam kelompok yaitu: (1) Peneliti, (2) Teknisi Litkayasa, (3) Pranata humas, (4) Arsiparis, (5) Pustakawan dan (6) Fungsional umum. Fungsional pegawai yang belum ada untuk mendukung peningkatan kapasitas dan strategi internal SDM adalah fungsional pranata komputer untuk memperkuat kegiatan diseminasi berbasis teknologi informasi dan peneliti bidang pasca panen mengingat bidang tersebut sangat dibutuhkan untuk menunjang penelitian. Komposisi jumlah pegawai berdasarkan jabaran fungsional dapat dilihat pada Gambar 1.

(19)

11

Gambar 1.Komposisi jumlah jabatan fungsional pegawai Balittro tahun 2018

Formasi Jabatan Peneliti : 1. Peneliti utama : 13 2. Peneliti Madya :20 3. Peneliti Muda : 8 4. Peneliti Pertama :17

Berdasarkan komposisi klasifikasi jabatan fungsional peneliti, Balittro juga mempunyai potensi yang sangat besar sebagai lembaga PUI Standarisasi Budidaya, Pengolahan Hasil dan Benih TRO. Balittro mempunyai 61 orang peneliti, dengan komposisi: peneliti madya (24,36%), kemudian diikuti oleh peneliti utama (15,22%), peneliti muda (14,21%), peneliti pertama (12,18%) dan dan peneliti non klasifikasi (2,3%). Berdasarkan komposisi tersebut, Balittro perlu memacu para peneliti untuk bisa naik ke jenjang fungsional yang lebih tinggi, khususnya untuk peneliti madya menjadi peneliti utama. Di samping klasifikasi tersebut Balittro juga memiliki 3 orang Profesor Riset. Komposisi SDM Balittro berdasarkan jenjang fungsional peneliti dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Komposisi SDM Balittro berdasarkan jenjang Fungsional peneliti

0 20 40 60 80 100 120 140 135 61 53 1 1 1 15; 22% 24; 36% 14; 21% 12; 18% 2; 3% Peneliti Utama Peneliti Madya Peneliti Muda Peneliti Pertama Peneliti Non Kelas

(20)

12 Berdasarkan jejaring mitra kerjasama dan keterlibatan peneliti dalam dalam organisasi dan forum komunikasi ilmiah, Balittro juga mempunyai SDM yang handal dalam mendukung pengembangan PUI Standarisasi Budidaya, Pengolahan Hasil dan Benih TRO. Peneliti Balittro telah menjadi inisiator atau deklarator pembentukan Kelompok Kerja Nasional Tanaman Obat Indonesia (POKJANASTOI),Dewan Rempah Indonesia (DRI), Dewan Atsiri Indonesia (DAI), Dewan Jamu Indonesia, Jamu Brand, dan Perhimpunan Bahan Alam (Perhiba), serta ikut menjadi anggota Forum Komunikasi Internasional: International Pepper Community (IPC) sebanyak 9 peneliti, dan International Society for Horticultral Science (ISHS) sebanyak 3 peneliti. Selain itu beberapa peneliti Balittro juga menjadi anggota lintas sektor, yaitu Tim Penilai dan Pelepas (TP2V) Tanaman Perkebunan, anggota Komisi Perlidungan Varietas Tanaman (PVT), Anggota TP2S (Tim Pembinaan Pengawasan dan Sertifikasi) Benih Perkebunan, Anggota Otoritas Kompeten Pertanian Organik (OKPO), Anggota Tim Perijinan, Permohonan Pemasukan dan PengeluaranSumberdaya Genetik (SDG) Pertanian untuk Penelitian,Komisi drafting Codex pala, dan Komisi Pestisida.

Ketersediaan Dukungan Sarana Prasana dan Tingkat pemanfaatannya Laboratorium

Balittro juga memiliki fasilitas laboratorium yang memadai untuk mendukung pelaksanaan kegiatan penelitian dan pengembangan yang terdiri dari: laboratorium pengujian, laboratorium pemuliaan tanaman, laboratorium ekofisiologi dan laboratorium proteksi. Saat ini laboratorium pengujian tanaman rempah dan obat saat ini telah memperoleh sertifikasi ISO/IEC 17025 : 2005 sejak tahun 2005 dan hingga saat ini telah empat kali direakreditasi oleh Komisi Akreditasi Nasional (KAN) laboratorium. Ruang lingkup pengujian terdiri atas 90 jenis pengujian.Sertifikasi yang dihasilkan dalam satu tahun mencapai 400-500 sertifikat.Sebagian besar digunakan masyarakat untuk standarisasi mutu produk tanaman rempah dan obat, dan juga penelitian.

Balittro juga memiliki empat laboratorium penelitian yaitu: laboratorium pemuliaan tanaman, ekofisiologi tanaman, proteksi, dan teknologi benih. Laboratorium pemuliaan tanaman pada saat ini mampu melakukan:(1) karakterisasi morfologi, anatomi, dan evaluasi potensi keunggulan plasma nutfah, (2) perbanyakan tanaman dan konservasiplasma nutfah secara in vitro, (3) induksi mutasi, (4) induksi keragaman somaklonal, (5) analisis keragaman genetik dan identifikasi varietas berbasis molekuler. Laboratorium teknologi benih: mampu untuk melakukan pengujian mutu fisiologi, fisik, dan penyimpanan benih.

(21)

13 Laboratorium ekofisiologi mampu melakukanpengujian tanaman antara lain: (1) analisis kebutuhan hara, (2) biofertilizer, (3) respirasi dan fotosintesis, (4) anatomi jaringan tanaman, (5) analisis hormonal, dan (6) teknologi perbanyakan tanaman, serta (7) teknologi pasca panen.Laboratorium proteksi tanaman (fitopatologi dan entomologi) mampu melakukan: (1) penelitian deteksi dan identifikasi serangga hama, vektor dan musuh alami, serta patogen(jamur, bakteri, nematoda dan virus) TRO, (2) teknologi pengendalian OPT, (3) formulasi biopestisida dan pestisida nabati, (4) ekobiologi OPT, (5) uji ketahanan tanaman terhadap OPT, dan (6) koleksi isolat-isolat jamur, bakteri penyebab penyakit, dan agens pengendalian hayati seperti, Beauveria, Metharrizium, Trichoderma, Pseudomonas fluorescens dan lainnya. Namun demikian laboratorium tersebut di atas masih perlu dibenahi, baik dengan penambahan peralatan baru, perbaikan ruangan, dan perbaikan manajemen.

Kebun Percobaan dan Rumah Kaca

Balittro sebagai PUI Standarisasi Budidaya, Pengolahan Hasil dan Benih TRO juga memiliki fasilitas 7 (tujuh) kebun percobaan (KP) dengan kondisi agroklimat berbeda. Kebun Percobaan tersebut yaitu Cikampek,Cibinong, Cimanggu, Sukamulya, Laing, Cicurug dan Manoko, berfungsi sebagai pendukung kegiatan penelitian, konservasi koleksi plasma nutfah dan sumber daya genetik, produksi benih sumber,show window teknologi serta sarana diseminasi kepada masyarakat. Setiap KP mempunyai komoditas unggulan sesuai dengan persyaratan agroklimat masing-masing komoditas, di samping komoditas pendukung lain yang cukup strategis, seperti yang tersaji pada Tabel2.

Tabel 2.Fasilitas Kebun Percobaan pendukung dan komoditas unggulan

No Kebun Percobaan Luas (ha) Ketinggian tempat (m dpl)

Lokasi Komoditas Unggulan

Dataran rendah

1 KP. Cikampek 7 50 Cikampek Jambu Mete, Kayumanis, tanaman obat dan aromatik

2 KP. Cibinong 5.13 125 Cibinong Tanaman obat (jahe, temulawak), lada, cengkeh

3 KP. Cimanggu 8 254 Bogor Cengkeh, Kayu manis,tan obat 4 KP. Sukamulya 40 350 Sukabumi Lada, Vanili, Pala, Jahe

Dataran menengah

5 KP Laing 60 450 Sumatera

Barat

Kayu manis, Cengkeh, Gambir, serai wangi, nilam, Klausena

6 KP. Cicurug 9 550 Sukabumi Pala, Kapolaga, Tanaman obat (antara lain Jahe, Temulawak)

Dataran tinggi

7 KP. Manoko 15 1200 Bandung

Seraiwangi, Akar wangi,Mentha, Nilam, Purwoceng, Pegagan, Kumis Kucing

(22)

14 Namun demikian, tujuh KP lingkup Balittro tersebut masih perlu pembenahan, terutama dari segi manajemen, anggaran, disain kebun dan program pengembangan khususnya untuk bioindustri. Pengembangan kebun tersebut bertujuan untuk menjadikan kebun sebagai unit yang produktif sehingga bisa membantu biaya operasional kebun, karena sampai saat ini pendanaan untuk pemeliharaan kebun induk, kebun koleksi plasma nutfah dan biaya operasional kebun lainnya masih bergantung pada anggaran APBN yang terbatas. Di samping Kebun Percobaan, Balittro juga mempunyai fasilitas rumah kaca yang dibagi berdasarkan kegiatan riset, yaitu ekofisiologi, perbenihan, pemuliaan dan proteksi tanaman, sebanyak tujuh rumah kaca.

Unit Produksi Benih Sumber (UPBS)

Balittro juga mempunyai suatu unit produksi benih sumber, yang bertujuan untuk memperbanyak dan mendistribusikan benih dasar (foundation seeds) maupun benih pokok (stock seeds) yang diperbanyak dari benih penjenis (breeder seeds), dari varietas unggul yang telah dilepas oleh pemulia, sehingga sampai ke pengguna (Balai benih, penangkar/produsen benih swasta, perorangan maupun kelompok tani produsen benih). Produksi benih sumber dilakukan melalui proses sertifikasi di bawah pengawasan instansi yang berwenang. Penyebaran benih tanaman rempah, obat dan atsiri ke seluruh wilayah indonesia didukung oleh ketersediaan kebun induk sebagai sumber benih yang memiliki kejelasan genetis dan kualitas mutu benih. Pada tahun 2013 terdapat 96 pengguna yang memanfaatkan jasa UPBS untuk mendapatkan varietas unggul TRO dengan teknologi budidaya (SOP). Pada tahun 2014 dan 2015, masing-masing terdapat 101 dan 55 pengguna. Pada tahun 2015 UPBS telah mendistribusikan benih lada sebanyak 25.000 stek, benih pala sebanyak 1.850 pohon, benih jahe sebanyak 23.100 kg, benih temulawak 4.647 kg, benih cengkeh 2.500 pohon, benih serai wangi 400.000 anakan, dan benih nilam 153.550 stek.Pada tahun 2017, UPBS telah mendistribusikan benih lada sebanyak 71.674 bibit, cengkeh 10 bibit, pala 554 bibit, vanili 1000 bibit, jahe 1235 kg, temulawak 222 kg, nilam 109.889 setek dan serai wangi 81.300 anakan.

Koleksi Plasma Nutfah (PN)

Balittro mempunyai koleksi plasma nutfah yang tersebar di tujuh Kebun Percobaan. Koleksi tersebut merupakan sumber genetik dalam rangka menyiapkan varietas unggul baru TRO. Sampai akhir tahun 2018, Balittro memiliki koleksi PN tanaman rempah,obat dan atsiri dengan jumlah 569 jenis dan 7.305 aksesi. Koleksi plasma nutfah TRO (lada, cengkeh, pala, jahe, temu lawak, nilam dan serai wangi) dapat dilihat pada Tabel3.

(23)

15

Tabel3. Koleksi Plasma nutfah Tanaman Rempah dan Obat Balittro

No Komoditas Jumlah aksesi

1 Lada 89 2 Cengkeh 341 3 Pala 320 4 Jahe 76 5 Temu lawak 76 6 Nilam 71 7 Serai wangi 21

Kapasitas Tata Kelola Anggaran

Balitro juga sudah menyusun SOP pengelolaan anggaran sebagai bagian dari dokumen sistem mutu ISO9001:2015. Pelaksanaan laporan keuangan secara terpadu melalui aplikasi. Implementasi SOP dan sudah menyusuaikan dengan aplikasi online. Pada tahun 2017 untuk pengembangan kompetensi SDM, staf Balittro sudah mengikuti Diklat pengelolaan anggaran sebanyak 3 orang.

Perolehan Akreditasi, Standardisasi,dan Sertifikasi

Dalam rangka meningkatkan perolehan akreditasi, Standarisasi dan Sertifikasi, maka pada tahun 2017 Balittro sudah memperoleh: (1) Sertifikat ISO 9001:2015, (2) Sertifikati ISO ISO/IEC 17025 : 2005 dan akreditasi KAN No. LP 256, pada Laboratorium pengujian (3) Sertifikat akreditasi Buletin Tanaman Rempah dan Obat, (5) Sertifikasi kebun induk dan kebun benih, dan (6) Sertifikat mutu benih sumber. Pada tahun 2017, Balittro mengajukan akreditasi pranata penelitian dan pengembangan.

Kapasitas Akses Informasi

Website Balittro memiliki fungsi sebagai media penyaluran informasi berupa hasil teknologi, publikasi, kegiatan penelitian dan non-penelitian untuk dimanfaatkan oleh para pegawai internal, akademisi, pengajar, pengguna teknologi dan juga masyarakat umum. Fitur publikasi pada website membatu para peneliti balittro maupun peneliti non-balittro untuk memperkenalkan dan mempublikasikan penelitian dan teknologi kepada pengguna. Pada fitur layanan terdapat informasi mengenai laboratorium uji Balittro yang telah terakreditasi untuk pengujian mutu, serta informasi pelatihan bagi para petani atau pengguna teknologi.

(24)

16 Balittro memiliki kapasitas untuk melalukan penelitian tanaman rempah dan obat, baik untuk disiplin ilmu plasma nutfah dan pemuliaan, teknologi budidaya, proteksi tanaman, penanganan hasil panen dan perbenihan.

Sesuai dengan Rencana Strategis Badan Litbang Pertanian tahun 2015-2019, kegiatan litbang perkebunan, maka kegiatan penelitian tanaman rempah dan obat diharapkan mempunyai capaian output selama lima tahun ke depan sebagai berikut: 1. Tersedianya varietas unggul baru TRO (lada, cengkeh, pala, jahe, temu lawak, nilam

dan serai wangi) yang mampu meningkatkan produktivitas tanaman, toleran cekaman biotik (serangan OPT) dan abiotik (kondisi kekeringan, basah, naungan).

2. Tersedianya teknologi budidaya pendukung komoditas TRO lada, cengkeh, pala, jahe, temu lawak, nilam dan serai wangi (pemupukan, pengendalian OPT) yang ramah lingkungan dengan memanfaatkan bahan organik, bakteri endofit, musuh alami dan pestisida nabati, untuk meningkatkan produktivitas dan mutu.

3. Tersedianya teknologi budidaya mendukung pengembangan TRO (lada, cengkeh, pala, jahe, temu lawak, nilam dan serai wangi) di lahan sub optimal melalui pengelolaan air, hara, pembenah tanah, dan pemanfaatan cover crop.

4. Tersedianya teknologi pengembangan produk olahan: lada putih, lada hitam, reduksi kandungan aflatoksin pada pala, dan formula biopestisida (nabati dan agen hayati). 5. Tersedianya teknologi produksi benih sehat

6. Tersedianya informasi kelayakan usaha tani dan sistem kelembagaan TRO 7. Publikasi nasional terakreditasi dan publikasi internasional yang terindeks global. 8. Kerjasama riset baik nasional maupun internasional dalam rangka meningkatkan

aktivitas riset.

Jumlah aktivitas riset Balittro pada tahun 2017 cukup banyak, terdiri dari 7 proposal Rencana Penelitian Tingkat Peneliti (RPTP) dari dana APBN, dan 7 proposal penelitian Kerjasama *(Balittro sebagai penanggungjawab), dan 4 proposal penelitian (Balittro sebagai anggota).Untuk meningkatkan jumlah aktivitas riset, maka Lembaga PUI TRO, akan meningkatkan kerjasama riset baik nasional maupun internasional.

Pada tahun 2017, capaian publikasi Balittro untuk publikasi nasional terakreditasi adalah sebanyak 4 publikasi, dan publikasi Internasional terindeks sebanyak 7 publikasi. Untuk meningkatkan jumlah perolehan publikasi nasional dan internasional, maka langkah-langkah yang akan dilakukan antara lain adalah: mempertahankan akreditasi majalah ilmiah Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, mengadakan pelatihan penulisan publikasi ilmiah baik untuk nasional maupun internasional, mengikuti dan/atau mengadakan pelatihan bahasa Inggris, dan membina calon peneliti/peneliti pertama

(25)

17 dalam pelaksanaan penelitian dan penulisan dan merancang penelitian supaya bisa memetakan output tahunan (output antara) berupa publikasi.

2.3.3.Disseminating Capacity

Lingkup kegiatan diseminasi yang sudah dilakukan diantaranya seminar, lokakarya, ekspose, magang teknologi, pameran, kunjungan, pendampingan, perpustakaan, dan publikasi hasil penelitian (Gambar 4).Sejalan dengan kemajuan media informasi, Balittro juga memiliki website http://balittro.litbang.deptan.go.idsebagai sarana untuk memperluas jangkauan sasaran pengguna.

Publikasi yang diterbitkan secara regular oleh Balittro adalah Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, terbit 2 kali setahun dan media cetak lainnya, seperti sirkuler, monograf, prosiding dan leaflet. Diseminasi juga dilakukan dalam bentuk kerjasama sebagai narasumber dengan pemerintah Daerah, Swasta dan Ditjen teknis terkait. Laboratorium Uji mutu Teknologi dan Inovasi Diseminasi Seminar Layanan Perpustakaan Magang dan Pelatihan Ekpose dan Pameran Unit Pengelola Benih Sumber Petak Pamer dan

Taman Science International Buletin TRO Warta Balittro Sirkuler Teknologi Website Nasional Booklet Pendampingan Publikasi

(26)

18

Gambar 3. Bagan model pengembangan kapasitas diseminasi

2.4. KondisiyangDiinginkanLembaga Penguatan kelembagaan

Balittro memiliki potensi yang besar sebagai Pusat Unggulan Tanaman Rempah dan Obat dengan melihat semua potensi dan fasilitas yang dimiliki antara lain fasilitas laboratorium (uji, pemuliaan, ekofisiologi, proteksi), kebun percobaan, rumah kaca, unit produksi sumber. Sebagai lembaga penelitian nasional, Balittro terus melakukan peningkatan kompetensinya dalam bidang penelitian dan pengembangan (litbang) TRO dan dan sarana prasana pendukungnya. Balittro mempunyai visi, hasil litbang yang dihasilkannya lebih diterima baik secara kualitas dan kuantitas oleh lembaga-lembaga internasional maupun nasional yang ada. Keberadaan Balittro lebih dikenal karena hasil penelitiannya, bukan sebagai lembaga yang secara resmi ditunjuk untuk mengatasi permasalahan budidaya terkait tanaman rempah dan obat.

Untuk mendukung Balittro sebagai Lembaga PUI (Standarisasi Budidaya, Pengolahan Hasil dan Benih) TRO, perlu dilakukan pembenahan renovasi ruang laboratorium dan pengembangan instrumennya. Untuk renovasi ruangan difokuskan pada pengembangan laboratorium analisis molekular dan mikroteknik terpadu. Pengembangan instrumen laboratorium difokuskan pada penguasaan teknologi baru, misalnya teknologi kultur jaringan perbanyakan tanaman berkayu, deteksi pohon pala jantan-betina secara molekuler, analisis komponen kimia dan toksin di dalam produk rempah dan obat (mutu). Pengembangan juga dilakukan dengan menganti instrumen yang sudah tua dan tidak efisien.

Pengembangan kebun percobaan dilakukan dengan program revitalisasi kebun lingkup TRO (KP Laing, Sukamulya dan Cikampek) dengan kegiatan bioindustri berbasis TRO, dengan memanfaatkan seluruh sumber daya yang ada di dalam kebun secara optimal untuk menghasilkan suatu produk primer maupun jadi yang bisa meningkatkan nilai tambah dan sumber pendapatan bagi kebun itu sendiri. Pengembangan konsep Bioindustri berkelanjutan bertujuan untuk menjadikan kebun suatu unit usaha yang terintegrasi, dengan komponen sub-sistem pertanian, sub-sistem bio industri dan sub sistem konsumsi, sehingga menjadi KP yang produktif. Konsep bioindustri serai wangi dengan ternak akan dikembangkan di KP. Laing, konsep bioindustri lada dan serai wangi di KP. Sukamulya dan konsep bioindustri jambu mente dan serai wangi di KP. Cikampek.

(27)

19 Untuk penguatan kelembagaan pada tahun 2017, Balittro akan melakukan pengembangan meliputi: pengembangan manajemen, pengembangan sumber daya manusia, pengembangan kegiatan penelitian, pengembangan jejaring kerja sama, serta pengembangan diseminasi hasil litbang. Sasaran yang diharapkan dari kegiatan tersebut adalah (1) penguatan dan tersedianya sistem informasi manajemen pranata penelitian dan pengembangan untuk mempercepat akses informasi internal maupun publik; (2) pengembangan jejaring kerjasama litbang nasional dan internasional dengan indikator kinerja meningkatnya jumlah kunjungan lembaga maupun pakar internasional dan peneliti Balittro yang menjadi pembicara dan pemakalah di forum ilmiah internasional; dan (3) peningkatan efektivitas diseminasi hasil litbang dan pengembangan pusat eksibisi dengan indikator kinerja tersedianya (i) open journal system dan digital object identifier (DOI) untuk media publikasi primer, (ii) publikasi di jurnal internasional dan jurnal nasional terakreditasi, (iii) kontrak bisnis dan (iv) paten HKI. Dengan tercapainya sasaran tersebut, diharapkan pengakuan atas hasil litbang Balittro baik dari sisi ilmiah (scientific recognition) maupun dampak (impact recognition)akan semakin meningkat.

Di bidang pengelolaaan manajemen Balittro akan mengimplementasikan dan mempertahankan sertifikat ISO 9001:2015, dan mengajukan akreditasi sistem manajemen mutu melalui Komisi Nasional Akreditasi Pranata Penelitian Pengembangan (KNAPPP). Dari sisi pendanaan, dengan adanya PUI diharapkan akan ada dukungan pendanaan yang akan difokuskan pada penguatan kelembagaan, pengembangan SDM, pengembangan jaringan internasional, kegiatan riset, serta pendayagunaan hasil riset dalam rangka penguatan sistem inovasi nasional sehingga Balittro sebagai lembaga PUI TRO diakui baik secara nasional maupun internasional. Sumber pendanaan lain juga diperkuat dengan memperbanyak mitra kerjasama penelitian dengan para stakeholders baik pemerintah maupun pelaku usaha. Untuk meningkatkan efiensi penggunaan anggaran (biaya operasioal), akan dilakukan perbaikan pengelolaan anggaran menjadi sistem sentralisasi.

Pengembangan SDM

Peningkatan kompetensi SDM merupakan persyaratan mutlak, dalam upaya mewujudkan Balittro sebagai Pusat Unggulan IPTEK TRO, sehingga diharapkan mampu berperan sebagai inisiator dan mediator teknologi yang diakui pada skala nasional dan internasional.Oleh karena itu, Balittro dalam 5 tahun ke depan membutuhkan peningkatan SDM, yang akan dicapai melalui peningkatankemampuan dan profesionalisme SDM yang ada, serta dengan meningkatkan jumlah SDM.

(28)

20 Pengembangan SDM Balittro dilakukan dari aspek kualitas dan kuantitas pegawai.Peningkatan kualitas SDM dilakukan dalam upaya menjamin tersedianya tenaga profesional dalam melaksanakan program penelitian. Peningkatan kualitas dan profesionalisme SDM dilakukan dengen mendorong pegawainya untuk mengikuti jenjang pendidikan yang lebih tinggi S1, S2 dan S3 khususnya untuk tenaga peneliti, sehingga rasio pegawai dapat mencapai komposisi yang ideal (S1:S2:S3 = 4:2:1). Di samping meningkatkan jenjang pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, pegawai juga didorong untuk mengikuti training jangka pendek: Scientis Exchenge (SE), training, Post Doctoral, pelatihan dan magang, untuk meningkatkan keahlian dan profesionilisme sebagai peneliti. Pada tahun 2015, Balittro telah mengirim 1 orang peneliti untuk mengikuti program Post Doctoral di University of Reading United Kingdom, dan 2 orang peneliti untuk mengikuti program SE di Wageningen University, the Netherlands.

Pengembangan SDM juga dilakukan dengan penambahan jumlah pegawai. Penambahan dilakukandalam rangka kaderisasi, agar pada saat pegawai mencapai usia pensiun tugasnya dapat digantikan oleh pegawai yang lebih muda. Kaderisasi disiapkan sedini mungkin dan disesuaikan dengan kebutuhan Balittro agar tidak terjadi stagnasi apabila terjadi alih tugas atau pensiun. Secara ideal sistem kaderisasi dan pembinaan adalah dalam bentuk kerucut, dimana SDM yang berusia muda secara kuantitas lebih banyak daripada SDM yang berusia tua. Tiga tahun ke depan, SDM Balittro cukup banyak yang akan memasuki usia pensiun. Jumlah pegawai yang akan memasuki usia pensiun untuk kurun waktu 2017-2019 dapat dilihat pada Gambar 2.4.

Gambar 4. Jumlah pegawai pensiun pada tahun 2017-2019

Pengembangan dan Penguatan Jaringan Kerjasama

Pada kurun waktu 2013-2018, peneliti Balittro telah menjadi anggota Forum komunikasi Internasional yaitu: International Pepper Community (IPC) sebanyak 9peneliti, International Sosiety and Horticultral Science (ISHS) sebanyak 3 peneliti, dan International Conference and Exhibition on Nutraceutical and Fungsional Foods

3 3 8 1 5 12 10 0 2 4 6 8 10 12 14 S3 S2 S1 D3 SMA SMK <SMA

(29)

21 sebanyak 2 peneliti. Untuk kerjasama riset Internasional pada tahun 2017, Balittro memiliki 3 kerja sama riset internasional.

Program Balittro ke depan, akan menggiatkan bentuk kerjasama riset nasional dan internasional, baik dengan lembaga litbang lainnya maupun dengan pihak industri/pelaku usaha. Kerjasama non riset dalam bentuk pelatihan, bimbingan teknis, nara sumber, pinjam pakai peralatan dan bentuk kerjasama lainnya, juga lebih ditingkatkan. Selain itu, untuk lebih mendorong kerjasama dengan stakeholder, maka perencanaan program penelitian harus lebih banyak melibatkan pihak stakeholder agar riset yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan pengguna (demand driven).

Pengembangan Litbang

Sesuai dengan Rencana Strategis Badan Litbang Pertanian tahun 2015-2019, kegiatan litbang perkebunan, maka kegiatan penelitian tanaman rempah dan obat diharapkan mempunyai capaian output selama lima tahun ke depan (2017-2021) sebagai berikut:

1. Tersedianya varietas unggul baru TRO (lada, cengkeh, pala, jahe, temu lawak, nilam dan seraiwangi) yang mampu meningkatkan produktivitas tanaman, toleran cekaman biotik (serangan OPT) dan abiotik (kondisi kekeringan, basah, naungan).

2. Tersedianya teknologi budidaya pendukung komoditas TRO lada, cengkeh, pala, jahe, temu lawak, nilam dan serai wangi (pemupukan, pengendalian OPT) yang ramah lingkungan dengan memanfaatkan bahan organik, bakteri endofit, musuh alami dan pestisida nabati, untuk meningkatkan produktivitas dan mutu.

3. Tersedianya teknologi budidaya mendukung pengembangan TRO (lada, cengkeh, pala, jahe, temu lawak, nilam dan serai wangi) di lahan sub optimal melalui pengelolaan air, hara, pembenah tanah, dan pemanfaatan cover crop.

4. Tersedianya teknologi pengembangan produk olahan: lada putih, lada hitam, reduksi kandungan aflatoksin pada pala, dan formula biopestisida (nabati dan agen hayati). 5. Tersedianya teknologi produksi benih sehat

6. Tersedianya informasi kelayakan usaha tani dan sistem kelembagaan TRO

7. Meningkatnya jumlah publikasi di jurnal ilmiah nasional dan internasional serta Hak Kekayaan Intelektual (HKI).

8. Meningkatnya diseminasi dan adopsi teknologi pascapanen serta kerjasama nasional dan internasional.

Program Diseminasi Hasil-Hasil Kegiatan a. Pengembangan Publikasi

(30)

22 Publikasi terhadap teknologi yang telah dihasilkan perlu ditingkatkan, karena sebagai lembaga PUI TRO, diharapkan dapat menjadi rujukan berbagai lembaga litbang lainnya maupun pihak industri/pelaku usaha.Publikasi terhadap teknologi yang dihasilkan harus bisa di akses oleh pengguna IPTEK (peneliti, mahasiswa, pelaku usaha, pengambil kebijakan dll).Ke depannya Balittro mampu mengelola publikasi ilmiah (Buletin Tanaman Rempah dan Obat) berbasis ejournal terakreditasi LIPI dan mempunyai DOI.

Balittro juga terus mendorong peneliti untuk dapat mempublikasikan hasil risetnya di berbagai jurnal internasional yang terindeks scopus atau terindeks lainnya. Balittro juga akan mengupayakan penyelenggaraan workshop/seminar tingkat nasional dan internasional, sehingga dapat memperluas informasi tentang teknogi dan inovasi TRO, perkembangan dan perdagangan TRO dunia, serta dapat memperluas jejaring mitra kerjasama.

Pada tahun 2013, terdapat 3 peneliti Balittro yang mempublikasikan hasil penelitiannya di jurnal internasional.Pada tahun 2014 dan 2015, masing-masing terdapat 3 dan 7 publikasi Internasional.Pada tahun 2017 terdapat 7 publikasi internasional.Tahun-tahun berikutnya diharapkan capaian publikasi Internasional semakin meningkat, seiring dengan peningkatan kegiatan pelatihan penulisan, kursus bahasa Inggeris, insentif bagi peneliti dalam penerbitan publikasi dan pembinaan terhadap peneliti yunior.

b. Peningkatan HKI Teknologi

Program litbang Balittro disusun berdasarkan kebutuhan pengguna dan permintaan pasar (demand driven), sehingga teknologi yang dihasilkan bisa dimanfaatkan secara maksimal oleh pengguna (petani, pelaku usaha, industri).Hal ini diharapkan dapat meningkatkan Hak atas Kekayaan Intelektual atas inovasi dan teknologi yang dihasilkan melalui lisensi berupa paten, merk dagang atau perlindungan varietas (PVT).

Pada tahun 2013, peneliti Balittro memiliki 2 perolehan paten, dan 2 perolehan merek. Pada tahun 2014, dan pada tahun 2015 terdapat 1 perolehan paten dan dua pendaftaran PVT. Pada tahun 2017, Balittro memperoleh 2 perolehan PVT dan 2 usulan paten.

(31)

23

BAB 3. STRATEGI DAN KEGIATAN PENGEMBANGAN KAPASITAS LEMBAGA

Penerapan strategi pencapaian target bertujuan untuk mendapatkan langkah kerja sistematis dalam rangka mencapai kondisi fokus unggulan lembaga PUI TRO sesuai dengan yang diharapkan.Untuk itu dilakukan perumusan strategi berdasarkan analisis SWOT yang telah dilakukan berdasarkan kodisi saat ini lembaga. Cakupan strategi meliputi :Absortive Capacity, Research and Development Capacity dan Disseminating Capacity. Strategi yang terbentuk akan menjadi acuan program dan rancangan kegiatan PUI TRO dalam melaksanakan perencanaan kegatan jangka pendek (3 tahun), kegiatan jangka menengah (5 tahun) dan strategi jangka panjang (15 tahun). Adapun strategi yang dirumuskan dilakukan penggambaran matrik strategi berdasar faktor-faktor yang dimiliki lembaga sesuai matrik strategi berikut.

Berdasarkan analisis SWOT, strategi pengembangan Litkajibangrap-Iptek dirumuskan berdasarkan Stregth – Opportunity (S-O) dan Weakness – Opportunity (W-O), dapat dirumuskan strategi pengembangan lembaga PUI TRO dalam tahun 2017-2021 sebagai berikut:

3.1 Penguatan Kapasitas Internal Lembaga (Sourcing – Absorptive Capacity)

Dalam rangka pembinaan kelembagaan, Balittro akan melakukan penguatan pada: 1). Peningkatan tata kelola organisasi; 2). Pengembangan komptensi SDM; 3).Peningkatan dukungan pada sarana prasarana; 4).Penguatan tata kelola anggaran; serta 5).Pengembangan jaringan dan akses informasi.

3.1.1. Penguatan Kapasitas dan Kapabilitas Lembaga

Dalam upaya peningkatan kapasitas dan kapabilitas lembaga, akan dilakukan pembenahan dalam sistem managemen antara lain: (1) Perbaikan sistem manajemen mutu (Melanjutkan dan memperbaiki implementasi ISO 9001:2015, dan Inisiasi akreditasi KNAPPP).

3.1.2. Pengembangan Kapasitas Sumber Daya Manusia Internal Lembaga

Peningkatan kapasitas SDM antaralain berupa dukungan kapasitas SDM internal lembaga, melalui pelatihan kompetensi SDM untuk memperkuat kemampuan peneliti dan teknisi laboratorium, dan dukungan untuk peningkatan jenjang kompetensi fungsional.

3.1.3. Peningkatan dukungan sarana dan prasarana

(32)

24 penyusunan SOP, bantuan untuk sertifikasi lab uji dan bantuan untuk kalibrasi alat.

3.1.4 Penguatan tata kelola anggaran

Penguatan tata kelola anggaran, meliputi penyusunan SOP mekanisme pengelolaan anggaran dan peningkatan kompetensi SDM dalam pengelolaan anggaran.

3.1.5 Pengembangan jaringan dan akses informasi

Pengembangan jaringan dan akses informasi, antara lain meliputi pengembangan basis data, pemeliharaan website, penyusunan SOP pemanfaatan informasi lembaga serta penguatan dan peningkatan kapasitas SDM dalam pengembangan akses informasi.

3.2 Penguatan Kapasitas Riset Dan Pengembangan (Research And Development Capacity)

Penguatan kapasitas riset dan pengembangan akan dilakukan pada dua komponen yaitu penguatan fokus riset dan penguatan produktivitas riset. Untuk keberlanjutan pemanfaatan produk riset, Balittro akan memanfaatkan anggaran APBN intenal dan BPATP (Balai Pengelola Alih Teknologi) yang memiliki mandat pengelolaan dan proses alih teknologi hasil litbang pertanian.

Penguatan fokus riset akan dilakukan melalui Focus Group Discussion (FGD) untuk penguatan kapasitas dan kapabilitas SDM dlm pelaksanaan riset, menetapkan fokus unggulan, penyusunan roadmap dan implementasi roadmap fokus unggulan, serta dukungan pelaksanaan riset agar menghasilkan produk riset yang berkualitas.

Penguatan produktivitas riset akan diprioritaskan pada bantuan untuk memperoleh publikasi nasional – internasional, bantuan sertifikasi jurnal ilmiah, bantuan pelaksanaan riset S3 terutama untuk analisis laboratorium serta dukungan perolehan paten dan HKI (BPATP).

3.3. Penguatan Kapasitas Diseminasi (Disseminating Capacity)

Peningkatan kapasitas diseminasi akan dilakukan melalui: 1). Penguatan kerangka diseminasi; dan 2).Keberlanjutan dan perluasan diseminasi produk unggulan; dan 3). Produktivitas diseminasi. Penguatan kerangka diseminasi meliputi pengembangan basis data produk unggulan seperti varietas, pestisida nabati, pupuk hayati dan produk herbal lainnya berbasis TRO; dan untuk penguatan kerjasama hilirisasi akan dilakukan dengan cara studi banding, promosi dan rapat koordinasi dengan pihak pengguna. Penguatan kerjasama hilirisasi akan diselaraskan dengan program BPATP.

(33)

25 Penguatan pada kegiatan keberlanjutan dan perluasan diseminasi produk unggulan akan dilakukan melalui penguatan kerjasama riset – non riset, dukungan penguatan jaringan lembaga, dan penguatan national references. Sesuai dengan tupoksi Balittro, penguatan kerjasama riset-non riset akan dilakukan melalui FGD, workshop dan rapat koordinasi dengan pengguna. Untuk kegiatan dukungan penguatan jaringan lembaga dilakukan melalui FGD dan workshop inisiasi kerjasama serta mengundang narasumber terkait. Untuk penguatan produktivitas diseminasi akan dilakukan melalui FGD, membangun basis data komptensi peneliti, bantuan pembuatan poster dan katalog produk unggulan, bantuan untuk memperoleh surat keterangan pengakuan dari pengguna mengenai produk unggulanTRO.

3.4. SINERGI

Sinergi riset 2019 merupakan kegiatan lanjutan dan usulan baru. Sinergi riset antar lembaga untuk menghasilkan beberapa produk dan teknologi yaitu : obat herbal terstandar anti malaria, aroma terapi penenang untuk mengatasi insomnia berbasis jeruk, zat pengatur tumbuh alami berbasis rumput laut, identifikasi jamur akar putih, dan senyawa metabolite sekunder pada agen hayati. Produk kesehatan dan keindahan rambut berbasis herbalyang meliputi beberapa lembaga.

Rencana anggaran biaya akan diusulkan oleh masing-masing lembaga sesuai dengan peran dan kegiatan yang akan dilaksanakan.

Usulan balittro sebagai berikut :

1. Aroma terapi penenang untuk mengatasi insomnia berbasis tanaman rempah dan atsiri

Rp. 70.000.000,-

2. Obat herbal terstandar anti malaria

Rp. 35.000.000,-

3. Zat pengatur tumbuh alami berbasis rumput laut

Rp. 35.000.000,-

4. Identifikasi senyawa metabolite sekunder pada produk agens hayati untuk mengendalikan penyakit tanaman

(34)

26

1. Kesehatan Obat

Output Akhir : Aroma terapi penenang untuk mengatasi insomnia berbasis tanaman rempah dan atsiri

PROSES LEMBAGA KEUNGGULAN

INPUT BALITTRO Pakar Minyak Atsiri

BALITJESTRO Plasma Nutfah Tanaman Jeruk PROSES BALITTRO Ektraksi Minyak Atsiri

BALITTRO Formulasi Aroma Terapi

PUSLIT KIMIA LIPI Isolasi Dan Identifikasi Senyawa Aktif

TabelTahapan Sinergi

No TAHAPAN KEGIATAN PERAN

BALITJESTRO BALITTRO PUSLIT KIMIA LIPI

1. Penyediaan Bahan Baku Dari Tanaman

Jeruk V

2. Ekstraksi Minyak Atsiri Dari Jeruk V 3. Analisis Komponen Kimia Minyak V

4. Isolasi Dan Identifikasi Senyawa Aktif V

5. Formulasi Aroma Terapi V

2. Kesehatan Obat

Output Akhir : Obat Herbal Terstandar Anti Malaria Berbasis TanamanLangkah

PROSES LEMBAGA KEUNGGULAN

INPUT BALITTRO Sdm Pemulia Dan Budidaya BALITTRO Laboratorium Uji

BPPTHHBK Tanaman Bidara Laut BB BIOGEN Lab. Dna Fingerprint

PROSES BALITTRO Teknologi Perbanyakan Tanaman BALITTRO Pemuliaan Dan Budidaya Tanaman BPPTHHBK Isolasi Senyawa Aktif

BALITTRO Ekstraksi Skala Riset

BBIA Ekstraksi Scaleup

BBPASCAPANEN Nano Teknologi

PSTNT BATAN Teknologi Labeling Melalui Isotop EIJKMEN Screening Dan Efikasi Anti Malaria OUTPUT PSTNT BATAN Layanan Uji Praklinis

(35)

27

Tabel Tahapan Sinergi

No TAHAPAN KEGIATAN PERAN BALI TTRO BPPT HHBK BB BIOGE N BB IA BB PASCAPA NEN EIJK MEN PSTNT BATAN PAIR BATAN 1 Eksplorasi V V 2 Identifikasi Spesies Dan Dna V

3 Ekstraksi Skala Riset V V

4 Formulasi V

5 Uji Efikasi Dan

Screening V 6 Skrining Fitokimia V 7 Uji Praklinis V 8 Pengawetan Produk V 9 Budidaya Untuk Penyediaan Bahan Baku V 10 Ekstraksi Scaleup V 3. Kesehatan Obat

Output Akhir : Zat pengatur tumbuh alami berbasis rumput laut PROSES LEMBAGA KEUNGGULAN

INPUT BALITTRO Pakar ZPT

PPIK Prototype Formula ZPT Alami

PROSES BALITTRO Analisis Hormon/ZPT

Tabel Tahapan Sinergi

No TAHAPAN KEGIATAN PERAN

BALITTRO BBRPPBKL

1. Ekstraksi Dan Formulasi V

2. Narasumber ZPT V

3. Analisis Hormon Pada ZPT/Pupuk Alami Rumpul Laut V

4. Kesehatan Obat

Output Akhir : Identifikasi senyawa metabolite sekunder PROSES LEMBAGA KEUNGGULAN

INPUT BALITTRO Agens hayati efektif mengendalikan penyakit PUSLIT KIMIA LIPI Pakar isolasi dan iIdentifikasi senyawa kimia PROSES BALITTRO Pengujian senyawa metabolit terhadap penyakit

(36)

28

Tabel Tahapan Sinergi

No TAHAPAN KEGIATAN PERAN

BALITTRO Puslit Kimia LIPI

1. Screening mikroba antagonis spktrum luas/kuat V

2. Kultur mikroba antagonis terpilih V

4. Isolasi senyawa metabolit sekunder V

5. Pengujian senyawa murni metabolite sekunder V

(37)

29

BAB 4. KERANGKAPELAKSANAANKEGIATAN

4.1. Rancangan Kegiatan

Tabel 4. Rencana Kegiatan PUI TRO 2019

BULAN URAIAN KEGIATAN

URAIAN KEBERHASILAN (OUTPUT) TARGET CAPAIAN REALISASI CAPAIAN

B01 FGD penyusunan proposal berdasarkan TKT Undangan, Daftar

hadir, Notulen 100 100

B02 Penyusanan dan Updating SOP Internal Balai Undangan, Daftar

hadir, Notulen 10 10

Koordinasi dalam rangka penyusunan SOP pemanfaatan sarana laboratorium

Undangan, Daftar

hadir, Notulen 20 20

Rapat Koordinasi dalam rangka penyusunan SOP pengelolaan anggaran berdasarkan peraturan terbaru

Undangan, Daftar

hadir, Notulen 20 20

Koordinasi dalam rangka pembaharuan data website Undangan, Daftar

hadir, Notulen 10 10

FGD dan rapat internal kelti untuk

focusing kegiatan penelitian Undangan, Daftar

hadir, Notulen 20 20

Pemetaan produk yang siap diinput Undangan, Daftar

hadir, Notulen 10 10

Pengumpulan dan penyusunan deskripsi varietas atau produk yang akan diinput

Undangan, Daftar

hadir, Notulen 10 10

Editing naskah basis data yang akan diinput Undangan, Daftar

hadir, Notulen 10 10

Pemetaan hilirisasi produk Undangan, Daftar

hadir, Notulen 10 10

Penguatan produk yang sudah

dipetakan untuk siap dihilirisasikan Undangan, Daftar

hadir, Notulen 10 10

Pemetaan mitra potensial Undangan, Daftar

hadir, Notulen 10 10

B03 Penyusanan dan Updating SOP Internal Balai Undangan, Daftar

hadir, Notulen 10 20

Pelatihan SDM audit internal KNAPPP Undangan, Daftar

hadir, Notulen 50 50

Seminar Arah Penelitian TRO dalam menghadapi Revolusi Industri 4.0

Undangan, Daftar

hadir, Notulen 100 100

Pelatihan Tim Keuangan Undangan, Daftar

hadir, Notulen 50 50

Inisiasi usulan akreditasi UPBS Undangan, Daftar

hadir, Notulen 40 40

Pembuatan profil PUI Balittro dalam bentuk audio visual Undangan, Daftar

(38)

30

Koordinasi dalam rangka pembaharuan data website Undangan, Daftar

hadir, Notulen 10 20

Sertifikasi benih TRO dan kebun induk Undangan, Daftar

hadir, Notulen 20 20

Bantuan analisa riset Undangan, Daftar

hadir, Notulen 50 50

Pemetaan produk yang siap diinput Undangan, Daftar

hadir, Notulen 10 20

Pengumpulan dan penyusunan deskripsi varietas atau produk yang akan diinput

Undangan, Daftar

hadir, Notulen 10 20

Editing naskah basis data yang akan diinput Undangan, Daftar

hadir, Notulen 10 20

Pemetaan hilirisasi produk Undangan, Daftar

hadir, Notulen 10 20

Penguatan produk yang sudah

dipetakan untuk siap dihilirisasikan Undangan, Daftar

hadir, Notulen 10 20

Pemetaan mitra potensial Undangan, Daftar

hadir, Notulen 10 20

Promosi produk nanopestisida dan bioprotektor Undangan, Daftar

hadir, Notulen 20 20

Pengumpulan data diseminasi dan penyebaran produk TRO Undangan, Daftar

hadir, Notulen 10 20

B04 Penyusanan dan Updating SOP Internal Balai Undangan, Daftar

hadir, Notulen 10 30

Audit internal KNAPPP Undangan, Daftar

hadir, Notulen 50 50

Tinjauan kinerja internal Undangan, Daftar

hadir, Notulen 50 50

Tinjauan manajemen mutu Undangan, Daftar

hadir, Notulen 50 50

Pelatihan SDM audit internal ISO 9001:2015 Undangan, Daftar

hadir, Notulen 50 50

Koordinasi dalam rangka penyusunan SOP pemanfaatan sarana laboratorium

Undangan, Daftar

hadir, Notulen 20 40

Rapat Koordinasi dalam rangka penyusunan SOP pengelolaan anggaran berdasarkan peraturan terbaru

Undangan, Daftar

hadir, Notulen 20 40

Koordinasi dalam rangka pembaharuan data website Undangan, Daftar

hadir, Notulen 10 30

Pelatihan OJS untuk peneliti Undangan, Daftar

hadir, Notulen 100 100

Pelatihan pengembangan website Undangan, Daftar

hadir, Notulen 50 50

FGD dan rapat internal kelti untuk

focusing kegiatan penelitian Undangan, Daftar

hadir, Notulen 20 40

Inisiasi Seminar Internasional mengenai komoditas Rempah 2021

Undangan, Daftar

Gambar

Gambar 2. Komposisi SDM Balittro berdasarkan jenjang Fungsional peneliti 020406080100120140135615311115; 22%24; 36%14; 21%12; 18%2; 3%Peneliti UtamaPeneliti  MadyaPeneliti MudaPeneliti PertamaPeneliti Non Kelas
Gambar 4. Jumlah pegawai pensiun pada tahun 2017-2019  Pengembangan dan Penguatan Jaringan Kerjasama
Tabel Tahapan Sinergi
Tabel 4. Rencana Kegiatan PUI TRO 2019
+2

Referensi

Dokumen terkait

Status Siaga Darurat Sebagaimana Dimaksud Adalah Dalam Rangka Siagan Darurat Penanganan Bencana Asap Akibat Kebakaran Hutan dan Atau Lahan di Provinsi Kalimantan

- Bahwa berdasarkan Hasil Perhitungan Kerugian Negara oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Sumatera Utara, sesuai dengan Laporan Nomor :

0510 1 Direkomendasikan kepada Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sleman agar mengusulkan kepada Direktorat P2TK PAUDNI Ditjen PAUDNI Kementerian Pendidikan

dengan tingkat pengaruh yaitu ada pengaruh tetapi cukup berarti, mutasi pegawai pada Dinas Perumahan Kawasan Pemukiman dan Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi

masing-masing ruang ke dalam suatu pola keseluruhan yanga utuh. PekeIjaan ini disebut menyusun organisasi ruang. Seringkali pekeIjaan pekeIjaan organisasi ruang ini akan

Berdasarkan hasil pengolahan data, diperoleh hasil pengaruh teknologi informasi, kompensasi guru, dan budaya organisasi terhadap kinerja guru secara bersama-sama

Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa faktor penghambat penting yang paling berpengaruh dalam implementasi K3 di Propinsi Sulawesi Utara adalah faktor perencanan anggaran (X1),

Dengan adanya pengaturan dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata mengenai akta otentik dapat dijadikan pembuktian yang sempurna, dan akta yang dibuat oleh Notaris merupakan akta