MODUL 5
PENYUSUNAN DATABASE PROFIL
PELAYANAN DASAR, RENCANA DAN
PENGANGGARAN PENCAPAIAN
STANDAR PELAYANAN MINIMAL
MODUL 5
Penyusunan Database
Profil Pelayanan Dasar, Rencana dan Pencapaian Standar Pelayanan Minimal
Diterbitkan Oleh :
Direktorat Jenderal Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri
Jl.Medan Merdeka Timur no.7-8, Jakarta - 10110
website : www.otda.kemendagri.go.id Pelindung:
Prof.Dr.H.Djohermansyah Djohan, M.A Pengarah:
Drs.Soesilo.M.Si Penanggung Jawab : DR.Kurniasih, SH, M.Si Tim Penyusun :
11. Prof. Muchlis Hamdi 2. Prof. Aris Jaenuri
3. Dr. I Made Suwandi, M.Soc, Sc 4. Dr. Halilul
5. Hani S. Rustam, SH 6. Lily Latul, SE, MPA 7. Sri Indrawati, SH, M.Si 8. Drs. Faebuadodo Hia, M.Si 9. Drs. Nyoto Suwignyo, MM 10. Yasoaro Zai, S.Sos, MM 11. William James Duggan 12. Elisabeth Laury O. Noya 13. Utoro SB Iskandar Cetakan : April 2014
Desain tata letak : Muh. Iswandhi Badillah A
Publikasi ini didanai oleh Department of Foreign Affair, Trade and Development (DFATD) melalui Proyek BASICS. Sebagian atau seluruh isi buku ini termasuk ilustrasinya, boleh diperbanyak dengan syarat disebarkan secara gratis dengan
Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmat dan karunia-Nya sehingga berbagai upaya, jerih payah dan kerja yang kita lakukan bersama untuk membangun bangsa, telah menunjukkan hasil yang cukup membanggakan bagi semua pelaku pembangunan di semua tingkatan baik Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah.
Sejak reformasi Tahun 1997, otonomi daerah di Indonesia menganut prinsip otonomi luas sebagaimana diamanatkan oleh pasal 18 UUD Republik Indonesia Tahun 1945 pasca amandemen. Prinsip otonomi luas tersebut telah memberikan ruang dan kewenangan yang sangat luas kepada pemerintah daerah untuk mengatur dan mengurus berbagai urusan pemerintahan daerah dalam rangka mensejahterakan rakyat.
Desentralisasi kewenangan kepada pemerintah daerah harus diikuti dengan tanggung jawab sertra kesungguhan daerah dalam menjalankan kewenangan tersebut sesuai dengan kebijakan nasional dan aspirasi masyarakat setempat agar cita-cita mewujudkan kesejahteraan rakyat dapat dicapai. Kewenangan yang luas harus dibarengi dengan fasilitasi, supervisi, monitoring, evaluasi, pembinaan dan pengawasan serta tanggung jawab agar otonomi luas dapat dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Sambutan
DIREKTUR JENDERAL OTONOMI DAERAH
pelayanan yang dibutuhkan oleh masyarakat sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 sesuai dengan standar yang telah ditentukan, maka Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Minimal mewajibkan kepada pemerintah daerah untuk memberikan pelayanan dasar.
Guna percepatan pelaksanaan dalam penerapan SPM oleh pemerintah daerah, Direktorat Jenderal Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri telah menyusun beberapa modul yang dapat digunakan sebagai panduan untuk mempermudah SKPD pemangku SPM di Provinsi, Kabupaten dan Kota dalam menerapkan SPM di daerahnya masing-masing.
Buku Panduan ini diharapkan dapat menjadi petunjuk bagi SKPD Pemangku SPM di daerah, sehingga bias atau distorsi dalam memahami SPM dengan Pelayanan Publik serta pengintegrasian SPM dalam Renja SKPD pemangku SPM dapat diminimalisir. Beberapa Modul tersebut diantaranya:
1. Modul 1 berisi panduan bagi daerah untuk memahami berbagai kebijakan nasional yang terkait dengan standar pelayanan minimal.
Melalui modul ini diharapkan penyelenggara pemerintahan daerah dapat memahami secara utuh dan mendalam seluruh aspek kebijakan terkait Standar Pelayanan Minimal.
2. Modul 2 berisi panduan bagi pemerintah daerah untuk menyusun langkah-langkah dan strategi untuk mempercepat penerapan standar pelayanan minimal sesuai dengan kebijakan dan target yang telah ditetapkan oleh kementerian/lembaga pemerintah non kementerian.
Percepatan penerapan standar pelayanan minimal ini adalah upaya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di daerah yang merupakan tujuan dan cita-cita otonomi daerah itu sendiri.
3. Modul 3 berisi panduan bagi pemerintah daerah dalam menyusun rencana aksi yang akan dilakukan dalam rangka mencapai target standar pelayanan yang telah ditetapkan. Setiap pemerintah daerah diharapkan mampu menyusun rencana aksi yang konkrit dan rasional dalam rangka pencapaian standar pelayanan minimal pada setiap urusan pemerintahan yang mempunyai standar pelayanan minimal.
4. Modul 4 berisi panduan bagi pemerintah daerah untuk menetapkan target tahunan pencapaian SPM dan teknik pengintegrasiannya ke
dalam dokumen rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD), rencana strategis satuan kerja perangkat daerah (Renstra SKPD), rencana kerja pemerintah daerah (RKPD), rencana kerja satuan kerja perangkat daerah (Renja SKPD), dokumen kebijakan umum anggaran (KUA), dokumen prioritas dan plafon anggaran sementara (PPAS), rencana kerja anggaran satuan kerja perangkat daerah (RKA SKPD) dan dokumen peraturan daerah tentang anggaran pendapatan dan belanja daerah (Perda APBD).
5. Modul 5 berisi panduan bagi pemerintah daerah untuk menyusun data base/profile penerapan standar pelayanan minimal didaerahnya masing-masing bagi setiap urusan pemerintahan. Database/
profil penerapan standar pelayanan minimal ini sangat penting dalam rangka evaluasi keberhasilan/kegagalan penerapan Standar Pelayanan Minimal dan sekaligus sebagai bahan dalam perencanaan pencapaian Standar Pelayanan Minimal.
6. Modul 6 berisi panduan bagi pemerintah daerah dalam menyusun laporan penerapan Standar Pelayanan Minimal setiap urusan pemerintahan di daerahnya masing-masing.
Akhirnya, harapan saya semoga modul ini sebagai panduan dalam penerapan SPM di daerah dapat menjadi pengungkit keberhasilan capaian SPM dan mampu menjawab permasalahan teknis yang terjadi dalam implementasi SPM di daerah. Semoga kerja keras kita dapat mewujudkan kesejahteraan masyarakat Indonesia dan memajukan desentralisasi dan otonomi daerah di Indonesia.
Jakarta, April 2014
DIREKTUR JENDERAL OTONOMI DAERAH,
Prof. Dr. H. DJOHERMANSYAH DJOHAN, MA.
KATA PENGANTAR
Pembinaan terhadap penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang dilakukan oleh pemerintah pusat maupun penyusunan strategi penerapan SPM oleh pemerintah daerah masih banyak menemukan kendala dan hambatan. Salah satu hambatan yang sangat mendasar adalah lemahnya data yang dapat digunakan baik dalam rangka pembinaan oleh pemerintah pusat maupun dalam rangka menyusun strategi penerapannya oleh pemerintah daerah sendiri. Oleh karena itu, modul ini bertujuan untuk memberikan pedoman dan keterampilan kepada pemerintah daerah untuk menyusun data base/profil penerapan SPM di daerah masing-masing.
Profil/data base penerapan SPM akan memberikan informasi tentang seluruh aspek-aspek strategis yang terkait dengan upaya penerapan SPM secara maksimal. Profil/data base ini dapat digunakan untuk melakukan perencanaan penerapan SPM, monitoring dan evaluasi serta pembinaan yang dilakukan oleh pemerintah pusat agar SPM dapat dicapai dengan baik di seluruh Indonesia.
Penyusunan profil/data base pelayanan dasar ini akan memuat beberapa data pokok yaitu :
1. Data kondisi pencapaian SPM saat ini;
2. Data target pencapaian SPM tahunan;
3. Data kebutuhan biaya untuk mencapai SPM tahunan;
4. Data kondisi kemampuan keuangan daerah yang tersedia;
Bagaimana langkah-langkah guna melakukan penyusunan data tersebut diatas, SKPD penanggung jawab SPM harus melakukan pendataan/survey/
inventarisasi terhadap kinerja SPM dan potensi yang dimiliki (terutama keuangan) yang dapat digunakan untuk mencapai SPM. Data kinerja penerapan SPM diperoleh dengan mengumpulkan data indikator SPM berupa data pembilang dan penyebut, selanjutnya dilakukan analisis dengan menggunakan rumus yang sudah dituangkan dalam masing-masing peraturan menteri/kepala LPNK tentang standar pelayanan minimal masing- masinng urusan wajib (15 urusan wajib). Hasil analisis ini menjadi data base pencapaian SPM setiap tahun.
setiap tahun, maska SKPD penanggung jawab atau pemangku SPM wajib melakukan analisis potensi/kemampuan sumber daya yang dimiliki oleh masing –masing daerah dengan memperhatikan target nasional yang sudah ditetapkan oleh menteri/kepala LPNK. Pentahapan pencapaian target tidak boleh mengurangin target akhir pada tahun yang sudah ditetapkan oleh pemerintah pusat. Target setiap tahun tersebut merupakan data base target pencapaian tahunan masing-masiing urusan.
Tahap selanjutnya setelah target tahun ditetapkan, SKPD penanggung jawab pelaksanaan SPM menghitung kebutuhan biaya yang diperlukan untuk mencapai target setiap tahun. Guna penghitungan kebutuhan biaya pelaknsaan SPM maka SKPD/pemangku SPM harus mengidentifikasi elemen-elemen biaya yang diperlukan untuk mencapai SPM tadi. Elemen biaya tersebut dapat menggunakan elemen biaya yang sudah ditetapkan di dalam petunjuk teknis yang sudah dikeluarkan oleh kementerian/LPNK.
Meskipun kementerian/LPNK sudah mencantumkan elemen-elemen biaya yang diperlukan untuk mencapaian SPM, namun pada umumnya elemen biaya yang dimasukkan baru berupa elemen biaya yang terkait langsung untuk menghasilkan setiap output (variable cost), sedangkan biaya yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan pelayanan SPM berupa belanja modal belum dimasukkan (fix cost), misalnya biaya pembangunan puskesmas, pembangunan gedung sekolah dll. Sebaiknya SKPD memisahkan kebutuhan biaya untuk menyediakan barang/jasa yang langsung untuk melaksanakan SPM dengan kebutuhan biaya untuk membangun sarana/
prasarana pendukung agar terlihat perbedaan kebutuhan rutin setiap tahun dengan kebutuhan investasi yang belum tentu diperlukan setiap tahun.
Hasil perhitungan kebutuhan biaya/anggaran tersebut dijadikan data base kebutuhan anggaran penerapan SPM masing-masing urusan pemerintahan terkait dengan pelayanan dasar.
Untuk melihat kemampuan daerah dalam memenuhi kebutuhan biaya yang diperlukan untuk menerapkan SPM, selanjutnya SKPD penanggung jawab SPM melakukan analisis terhadap kemampuan anggaran daerah yang dapat dialokasikan untuk penerapan SPM masing-masing urusan pemerintahan yang terkait dengan pelayanan dasar. Perhitungan kemampuan keuangan daerah tersebut dapat diilakukan dengan menggunakan dokumen perencanaan yang sudah ada atau menggunakan intrapolasi terhadap penyediaan dana yang sudah dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya.
Berdasarkan data intrapolasi tadi, SKPD dapat melakukan estimasi/perkiraan ketersediaan anggaran untuk tahun-tahun yang akan datang sesuai dengan jangka waktu pencapaian SPM yang sudah ditetapkan oleh kementerian/
menilai kesenjangan antara kebutuhan dana dan ketersediaan dana yang digunakan untuk penerapan SPM setiap urusan. Data ini dijadikan data base kemampuan keuangan penerapan SPM dan data base kesenjangan kemampuan keuangan dalam penerapan SPM.
Berdasarkan data base/profil pelayanan dasar ini, diharapkan pembinaan dan perencanaan penerapan SPM setiap urusan pemerintahan yang terkait dengan pelayanan dasar dimasa yang akan datang dapat dilakukan secara profesional dan akurat sesuai dengan kebutuhan dan kondisi setiap daerah.
Demikian diharapkan dengan membaca modul ini maka dapat mempermudah aparatur daerah pemangku SPM dalam melakukan tahapan penyusunan profil/data base pelayanan dasar.
Jakarta, April 2014
TIM PENYUSUN
DAFTAR ISI
SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL OTONOMI DAERAH i
KATA PENGANTAR iv
DAFTAR ISI vii
TEKNIS PEMBELAJARAN x BAB I PENDAHULUAN 1 1. Latar Belakang 1
2. Tujuan 2
3. Manfaat 2
4. Hasil Pelatihan 3 BAB II PENYUSUNAN DATABASE PROFIL
PELAYANAN DASAR 4
1. Tahapan Penyiapan Database Profil Pelayanan Dasar 4 2. Proses Penyusunan Profil Pelayanan Dasar 25 3. Menghitung tingkat capaian indikator SPM. 28 BAB III TAHAPAN PENYUSUNAN 35 1. Menyusun Profil Pelayanan Dasar 35 2. Menentukan Tingkat Capaian SPM 36 3. Menentukan Target Capaian SPM 42 4. Menyusun Program dan Kegiatan Pencapaian SPM 49 BAB IV PERHITUNGAN PENGANGGARAN PENCAPAIAN
SPM 69
1. Perhitungan Kebutuhan Penganggaran Pencapaian SPM 70 2. Perumusan Kebutuhan Penganggaran Tahunan 73 BAB V BAHAN DISKUSI 74 BAB VI KESIMPULAN 75 BAB VII PENUTUP
Tabel 1. Indikator, batas waktu dan penanggung jawab SPM
Bidang Kesehatan 6
di Kabupaten/ Kota 6
Tabel 2. Indikator, batas waktu dan penanggung jawab SPM
Bidang Sosial di Kabupaten/Kota 8 Tabel 3. Indikator, batas waktu dan penanggung jawab SPM
Bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
di Kabupaten/Kota 11
Tabel 4. Indikator, batas waktu dan penanggung jawab SPM
Bidang Perumahan Rakyat di Provinsi dan Kabupaten/Kota 11 Tabel 5. Indikator, batas waktu dan penanggung jawab SPM
Bidang Lingkungan Hidup di Kabupaten/Kota 12
Tabel 7. Contoh definisi operasional indikator SPM 14 Tabel 8. Contoh format database indikator 1 SPM bidang
Pelayanan Kesehatan Dasar 18
Tabel 9. Contoh format database indikator 1 SPM bidang
Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera 19 Tabel 10. Contoh format database indikator 1 SPM bidang sosial 19 Tabel 11. Contoh format database indikator 1 SPM bidang
perumahan rakyat 20
Tabel 12. Contoh format database indikator 1 SPM bidang
layanan terpadu bagi perempuan dan anak korban kekerasan 20 Tabel 13. Contoh format database indikator 1 SPM bidang
lingkungan hidup 21
Tabel 14. Contoh daftar data dan informasi untuk indikator SPM 22 Tabel 15. Perbedaan Data Primer dengan Data Sekunder 25 Tabel 16. Cakupan kunjungan ibu hamil K4 27
Tabel 17. Data CBR Kabupaten/Kota 27
Tabel 18. Jumlah penduduk kabupaten/kota 28 Tabel 19. Contoh profil pelayanan dasar indikator 1 SPM Bidang
Kesehatan 29
Tabel 20. Contoh profil pelayanan dasar indikator 1 SPM Bidang
Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera 30 Tabel 21. Contoh profil pelayanan dasar indikator 1 SPM Bidang
Sosial 31
Tabel 22. Contoh profil pelayanan dasar indikator 1 SPM Bidang
Perumahan Rakyat 32
Tabel 23. Contoh profil pelayanan dasar indikator 1 SPM Bidang
Layanan Terpadu Korban Kekerasan Bagi Perempuan dan Anak 33 Tabel 24. Contoh profil pelayanan dasar indikator 1 SPM Bidang
Lingkungan Hidup 34
Tabel 26. Tingkat capaian SPM Bidang Keluarga berencana dan
keluarga sejahtera 2 hingga 3 tahun terakhir 38 Tabel 27. Tingkat capaian SPM Bidang Sosial 2 hingga 3 tahun
terakhir 39
Tabel 28. Tingkat capaian SPM Bidang Perumahan Rakyat
2 hingga 3 tahun terakhir 40
Tabel 29. Tingkat capaian SPM Bidang Layanan terpadu bagi
perempuan dan anak korban kekerasan 2 hingga 3 tahun terakhir 41 Tabel 30. Proyeksi target capaian SPM Bidang Kesehatan
2 hingga 3 tahun kedepan 43
Tabel 31. Proyeksi target capaian SPM Bidang KBKS
2 hingga 3 tahun kedepan 44
Tabel 32. Proyeksi target capaian SPM bidang sosial
2 hingga 3 tahun kedepan 45
Tabel 33. Proyeksi target capaian SPM Bidang Perumahan Rakyat
2 hingga 3 tahun kedepan 47
Tabel 34. Proyeksi target capaian SPM Layanan Terpadu Perempuan dan Anak Korban Kekerasan 2 hingga
3 tahun kedepan 48
Tabel 35. Contoh program/ kegiatan berbasis indikator SPM 51 Tabel 36. Contoh penetapan nomenklatur program/ kegiatan SPM 56 Tabel 37. Indikasi rencana program/kegiatan SPM tahunan 65 Tabel 38. Contoh standar anggaran biaya kegiatan penerapan
dan pencapaian SPM 71
Tabel 39. Contoh proyeksi kebutuhan biaya kegiatan pencapaian
SPM Bidang Kesehatan 73
TEKNIS PEMBELAJARAN
MODUL 5 Penyusunan Database
Profil Pelayanan Dasar, Rencana dan Pencapaian Standar Pelayanan Minimal
TEMPAT :
Tempat pelatihan yang layak dan cukup untuk mengakomodasi peserta bimbingan teknis SPM
PERALATAN : 1. Peralatan infokus 2. Komputer 3. Sound sistem
SUMBER REFERENSI :
Modul manual Penyusunan Database Profil Pelayanan Dasar, Tahapan Penyusunan dan Perhitungan Penganggaran Pencapa- ian Standar Pelayanan Minimal
HANDOUT :
• Presentasi power point
• Metode presentasi yang disarankan
• Presentasi power point
• Tanggung jawab pengajar / narasumber
• Kelengkapan materi presentasi
• Ketersediaan handout
• Kejelasan penyampaian pokok permasalahan
Pembelajaran ini memberikan kompetensi komprehensif dalam memahami operasional Penyiapan Database Profil Pelayanan Dasar, Tahapan Penyusunan dan Perhitungan Penganggaran Pencapaian SPM
WAKTU : 180 menit (4 jpl) 1,5 jpl : Presentasi
2,5 jpl : Diskusi Materi dan Penugasan/Praktek Langsung
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pasal 3 ayat (2) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2007 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Pencapaian SPM menyatakan bahwa:
a. “Pemerintah Daerah dalam menentukan rencana pencapaian dan penerapan SPM mempertimbangkan:
b. kondisi awal tingkat pencapaian pelayanan dasar;
target pelayanan dasar yang akan dicapai; dan
c. kemampuan, potensi, kondisi, karakteristik, prioritas daerah dan komitmen nasional.”
Pasal 4 ayat (1) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2007 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Pencapaian Standar Pelayanan Minimal menyatakan bahwa:
“Untuk menentukan gambaran kondisi awal rencana pencapaian dan penerapan SPM, Pemerintah Daerah wajib menyusun, mengkaji dan menganalisis database profil pelayanan dasar”
Selanjutnya Pasal 4 ayat (3) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2007 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Pencapaian Standar Pelayanan Minimal menyatakan bahwa:
“Faktor kemampuan dan potensi daerah sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) digunakan untuk menganalisis:
a. penentuan status awal yang terkini dari pencapaian pelayanan dasar di Daerah;
b. perbandingan antara status awal dengan target pencapaian dan batas waktu pencapaian SPM yang ditetapkan oleh Pemerintah;
c. perhitungan penganggaran atas target pencapaian SPM, analisis standar belanja kegiatan berkatian SPM, dan satuan harga kegiatan;
d. perkiraan kemampuan keuangan dan pendekatan penyediaan dan pelayanan dasar yang memaksimalkan sumber daya daerah.”
Mengacu pada Pasal 4 ayat (1) dan Pasal 4 ayat (3) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2007 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Pencapaian Standar Pelayanan Minimal, pemerintah daerah dalam menyusun rencana pencapaian SPM perlu menentukan kondisi awal pencapaian pelayanan dasar dalam bentuk database profil pelayanan dasar, target pencapaian SPM dan perhitungan penganggaran pencapaian SPM.
Permasalahan yang penting dalam membangun database profil pelayanan dasar dan penetapan target pencapaian SPM, antara lain terkait dengan ketersediaan data, akurasi data dan pengalokasian anggaran dengan program kerja yang dilaksanakan setiap bidang SPM di daerah.
Menyikapi permasalahan tersebut, maka dalam modul penyusunan database profil pelayanan dasar, rencanan dan penganggaran pencapaian SPM akan menjelaskan langkah-langkah penyiapan database profil pelayanan dasar, tahapan penyusunan rencana pencapaian SPM dan perhitungan penganggaran penerapan SPM.
2. Tujuan
Tujuan modul penyusunan database profil pelayanan dasar, rencanan dan penganggaran pencapaian SPM guna meningkatkan kemampuan peserta bimbingan teknis dalam hal:
1. Menyiapkan database profil pelayanan dasar;
2. Menyusun rencana pencapaian SPM;
3. Menghitung perhitungan penganggaran pencapaian SPM.
3. Manfaat
Manfaat yang diharapkan dengan mempelajari materi modul penyusunan database profil pelayanan dasar, rencanan dan penganggaran pencapaian SPM dapat memberikan kemudahan kapada perserta bimbingan teknis dalam mempersiapkan langkah-langkah penyiapan database profil pelayanan dasar, rencana pencapaian SPM dan perhitungan penganggaran penerapan SPM.
4. Hasil Pelatihan
Hasil pelatihan dari modul penyusunan database profil pelayanan dasar, rencanan dan penganggaran pencapaian SPM, diharapkan :
1. Peserta bimbingan teknis dapat membuat database profil pelayanan dasar;
2. Peserta bimbingan teknis dapat menyusun rencana pencapaian SPM;
3. Peserta bimbingan teknis dapat melakukan perhitungan penganggaran pencapaian SPM.
Profil pelayanan dasar menggambarkan kondisi awal pencapaian SPM di daerah. Adapun tujuan profil pelayanan dasar adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui gambaran umum, status, kedudukan dan kinerja daerah dalam penerapan dan pencapaian SPM di daerah;
2. Mengetahui aspek-aspek apa saja yang perlu untuk segera ditangani dalam rangka penerapan dan pencapaian SPM di daerah;
3. Mengetahui status pencapaian SPM yang dilaksanakan dalam proses perencanaan dan penganggaran daerah.
Database profil pelayanan dasar dibangun berdasarkan data empiris pelayanan dasar secara reguler dan akurat dari SKPD pengampu SPM dengan mengacu pada indikator dan batas waktu SPM yang ditetapkan Kementerian/Lembaga.
1. Tahapan Penyiapan Database Profil Pelayanan Dasar
Database merupakan salah satu komponen yang penting dalam sistem informasi, karena merupakan basis/dasar dalam menyediakan informasi bagi pengguna/SKPD yang membutuhkan. Database terdiri dari data-data yang akan digunakan atau diperuntukkan bagi masing-masing pengguna/SKPD sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Tujuan pembuatan database adalah:
1. Membuat agar pengguna/SKPD mudah mendapatkan data;
2. Menyediakan tempat penyimpanan data yang relevan;
3. Menghapus data yang berlebihan;
4. Melindungi data dari kerusakan fisik;
5. Memungkinkan perkembangan lebih lanjut di dalam sistem database.
Dalam rangka menyediakan dan memudahkan pengolahan data SPM secara cepat dan akurat, maka diperlukan database profil pelayanan dasar.
Penyiapan database ini dibangun berdasarkan indikator-indikator SPM yang tertuang dalam petunjuk teknis (juknis) SPM setiap bidang yang ditetapkan Kementerian/Lembaga.
BAB II
PENYUSUNAN DATABASE
PROFIL PELAYANAN DASAR
Langkah-langkah penyiapan format database profil pelayanan dasar adalah sebagai berikut:
1. Memahami indikator kinerja, target capaian dan batas waktu capaian indikator SPM yang tertuang dalam peraturan kementerian;
2. Memahami definisi operasional tentang indikator SPM yang tertuang dalam peraturan kementerian;
3. Memahami pembilang dan penyebut setiap indikator SPM yang tertuang dalam peraturan kementerian;
4. Menyusun daftar data dan informasi yang dibutuhkan;
5. Inventarisasi SKPD sumber data indikator SPM sesuai bidangnya.
Untuk masing-masing langkah penyiapan format database profil pelayanan dasar diuraikan sebagai berikut:
1. Memahami indikator kinerja, target capaian dan batas waktu capaian indikator SPM yang tertuang dalam peraturan kementerian.
Dalam rangka penyiapan database profil pelayanan dasar, setiap SKPD pengampu SPM perlu memahami indikator, target dan batas waktu pencapaian SPM. Indikator kinerja SPM adalah tolok ukur prestasi kuantitatif dan kualitatif yang digunakan untuk menggambarkan besaran sasaran yang hendak dipenuhi dalam pencapaian SPM di Provinsi atau Kabupaten/Kota. Pada saat ini, terdapat 174 indikator SPM dari 15 bidang SPM yang telah ditetapkan oleh Kementerian/Lembaga.
Sedangkan target dan batas waktu pencapaian SPM yang ditetapkan masing-masing Kementerian/Lembaga menjadi target dan batas waktu maksimal dari target dan jangka waktu rencana pencapaian dalam penerapan SPM di daerah. Pemerintah daerah dapat menetapkan rencana pencapaian SPM di atas target dan lebih cepat dari batas waktu yang ditetapkan oleh Kementerian/Lembaga sesuai dengan kemampuan dan potensi yang dimiliki daerah. Beberapa contoh terkait dengan indikator, target dan batas waktu pencapaian SPM untuk Provinsi dan Kabupaten/Kota berdasarkan Juknis, dapat dilihat pada Tabel 1 sampai dengan Tabel 6.
Tabel 1. Indikator, batas waktu dan penanggung jawab SPM Bidang Kesehatan di Kabupaten/ Kota
No. Jenis Pelayanan
Dasar Indikator SPM Target Capaian (%) Batas Waktu Capaian
(Tahun) Satuan Kerja/ Penanggung jawab I Pelayanan
Kesehatan Dasar
1. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4. 95 2015 Dinkes Kab/Kota
2. Cakupan Ibu hamil dengan komplikasi yang ditangani. 80 2015 Dinkes Kab/Kota
3. Cakupan pertolongan persalinan oleh bidan atau tenaga
kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan. 90 2015 Dinkes Kab/Kota
4. Cakupan pelayanan Ibu Nifas 90 2015 Dinkes Kab/Kota
5. Cakupan neonatal dengan komplikasi yang ditangani 80 2010 Dinkes Kab/Kota
6. Cakupan kunjungan bayi. 90 2010 Dinkes Kab/Kota
7. Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization
(UCI). 100 2010 Dinkes Kab/Kota
8. Cakupan pelayanan anak balita. 90 2010 Dinkes Kab/Kota
9. Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak
usia 6-24 bulan keluarga miskin. 100 2010 Dinkes Kab/Kota
10. Cakupan Balita gizi buruk mendapat perawatan 100 2010 Dinkes Kab/Kota
11. Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat 100 2010 Dinkes Kab/Kota
12. Cakupan peserta KB Aktif 70 2010 Dinkes Kab/Kota
13. Cakupan Penemuan dan penanganan penderita penyakit Dinkes Kab/Kota
A. Acute Flacid Paralysis (AFP) rate per 100.000 penduduk <
15 tahun 100 2010 Dinkes Kab/Kota
B. Penemuan Penderita Pneumonia Balita 100 2010 Dinkes Kab/Kota
C. Penemuan Pasien Baru TB BTA Positif 100 2010 Dinkes Kab/Kota
D. Penderita DBD yang Ditangani 100 2010 Dinkes Kab/Kota
E. Penemuan Penderita Diare 100 2010 Dinkes Kab/Kota
14. Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin 100 2015 Dinkes Kab/Kota
II
Pelayanan Kesehatan Rujukan
15. Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat
miskin. 100 2015 Dinkes Kab/Kota
16. Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yg harus diberikan
sarana kesehatan (RS) di Kab/Kota. 100 2015 Dinkes Kab/Kota
III Penyelidikan 17. Cakupan Desa/Kelurahan mengalami KLB yang dilakukan
penyelidikan epidemiologi <24 jam 100 2015 Dinkes Kab/Kota
Dinkes Kab/Kota
IV Promosi 18. Cakupan Desa Siaga Aktif 80 2015 Dinkes Kab/Kota
Tabel 1. Indikator, batas waktu dan penanggung jawab SPM Bidang Kesehatan di Kabupaten/ Kota
No. Jenis Pelayanan
Dasar Indikator SPM Target Capaian (%) Batas Waktu Capaian
(Tahun) Satuan Kerja/ Penanggung jawab I Pelayanan
Kesehatan Dasar
1. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4. 95 2015 Dinkes Kab/Kota
2. Cakupan Ibu hamil dengan komplikasi yang ditangani. 80 2015 Dinkes Kab/Kota
3. Cakupan pertolongan persalinan oleh bidan atau tenaga
kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan. 90 2015 Dinkes Kab/Kota
4. Cakupan pelayanan Ibu Nifas 90 2015 Dinkes Kab/Kota
5. Cakupan neonatal dengan komplikasi yang ditangani 80 2010 Dinkes Kab/Kota
6. Cakupan kunjungan bayi. 90 2010 Dinkes Kab/Kota
7. Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization
(UCI). 100 2010 Dinkes Kab/Kota
8. Cakupan pelayanan anak balita. 90 2010 Dinkes Kab/Kota
9. Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak
usia 6-24 bulan keluarga miskin. 100 2010 Dinkes Kab/Kota
10. Cakupan Balita gizi buruk mendapat perawatan 100 2010 Dinkes Kab/Kota
11. Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat 100 2010 Dinkes Kab/Kota
12. Cakupan peserta KB Aktif 70 2010 Dinkes Kab/Kota
13. Cakupan Penemuan dan penanganan penderita penyakit Dinkes Kab/Kota
A. Acute Flacid Paralysis (AFP) rate per 100.000 penduduk <
15 tahun 100 2010 Dinkes Kab/Kota
B. Penemuan Penderita Pneumonia Balita 100 2010 Dinkes Kab/Kota
C. Penemuan Pasien Baru TB BTA Positif 100 2010 Dinkes Kab/Kota
D. Penderita DBD yang Ditangani 100 2010 Dinkes Kab/Kota
E. Penemuan Penderita Diare 100 2010 Dinkes Kab/Kota
14. Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin 100 2015 Dinkes Kab/Kota
II
Pelayanan Kesehatan Rujukan
15. Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat
miskin. 100 2015 Dinkes Kab/Kota
16. Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yg harus diberikan
sarana kesehatan (RS) di Kab/Kota. 100 2015 Dinkes Kab/Kota
III Penyelidikan 17. Cakupan Desa/Kelurahan mengalami KLB yang dilakukan
penyelidikan epidemiologi <24 jam 100 2015 Dinkes Kab/Kota
Dinkes Kab/Kota
IV Promosi 18. Cakupan Desa Siaga Aktif 80 2015 Dinkes Kab/Kota
Tabel 2. Indikator, batas waktu dan penanggung jawab SPM Bidang Sosial di Kabupaten/Kota
No Jenis Pelayanan Dasar Indikator SPM Target Capaian
(%) Batas Waktu
Capaian (Tahun) Satuan Kerja/ Penanggung jawab
I Pelaksanaan program/kegiatan bidang sosial:
a. Pemberian bantuan sosial bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial skala Kabupaten/ Kota
1. Persentase (%) PMKS skala kab/kota yang memperoleh bantuan sosial untuk
pemenuhan kebutuhan dasar. 80 2008-2015 Dinas/Instansi Sosial Kab/kota
b. Pelaksanaan kegiatan pemberdayaan sosial skala Kabupaten/Kota
2. Persentase (%) PMKS skala kab/kota yang menerima program pemberdayaan sosial melalui Kelompok Usaha Bersama (KUBE) atau kelompok sosial ekonomi sejenis lainnya.
80 2008-2015 Dinas/Instansi Sosial Kab/kota
II Penyediaan sarana dan prasarana sosial:
a. Penyediaan sarana prasarana pantai sosial skala kabupaten/
kota
3. Presentase (%) pantai sosial skala kabupaten/ kota yang menyediakan sarana prasarana pelayanan kesejahteraan sosial.
80 2008-2015 Dinas/Instansi Sosial Kab/kota
b. Penyediaan sarana prasarana pelayanan luar panti skala Kabupaten/Kota
4. Presentase (%) wahana kesejahteraan sosial berbasis masyarakat (WKBSM) yang menyediakan sarana prasarana pelayanan kesejahteraan sosial.
60 2008-2015 Dinas/Instansi Sosial Kab/kota
III Penanggulangan korban Bencana:
a. Bantuan sosial bagi korban bencana skala Kabupaten/Kota
5. Presentase (%) korban bencana skala kabupaten/kota yang menerima bantuan
sosial selama masa tanggap darurat 80 2008-2015 Dinas/Instansi Sosial Kab/kota
b. Evaluasi korban bencana skala Kabupaten/kota
6. Presentase (%) korban bencana skala kabupaten/kota yang dievakuasi dengan menggunakan sarana prasarana tanggap darurat lengkap
80 2008-2015 Dinas/Instansi Sosial Kab/kota
IV Pelaksanaan dan pengembangan jaminan sosial bagi penyandang cacat fisik dan mental, serta lanjut usia tidak potensial:
Penyelenggaraan jaminan sosial skala Kabupaten/Kota
7. Presentase (%) penyandang cacat fisik dan mental, serta lanjut usia tidak potensial
yang telah menerima jaminan sosial 40 2008-2015 Dinas/Instansi Sosial Kab/kota
Tabel 2. Indikator, batas waktu dan penanggung jawab SPM Bidang Sosial di Kabupaten/Kota
No Jenis Pelayanan Dasar Indikator SPM Target Capaian
(%) Batas Waktu
Capaian (Tahun) Satuan Kerja/ Penanggung jawab
I Pelaksanaan program/kegiatan bidang sosial:
a. Pemberian bantuan sosial bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial skala Kabupaten/ Kota
1. Persentase (%) PMKS skala kab/kota yang memperoleh bantuan sosial untuk
pemenuhan kebutuhan dasar. 80 2008-2015 Dinas/Instansi Sosial Kab/kota
b. Pelaksanaan kegiatan pemberdayaan sosial skala Kabupaten/Kota
2. Persentase (%) PMKS skala kab/kota yang menerima program pemberdayaan sosial melalui Kelompok Usaha Bersama (KUBE) atau kelompok sosial ekonomi sejenis lainnya.
80 2008-2015 Dinas/Instansi Sosial Kab/kota
II Penyediaan sarana dan prasarana sosial:
a. Penyediaan sarana prasarana pantai sosial skala kabupaten/
kota
3. Presentase (%) pantai sosial skala kabupaten/ kota yang menyediakan sarana prasarana pelayanan kesejahteraan sosial.
80 2008-2015 Dinas/Instansi Sosial Kab/kota
b. Penyediaan sarana prasarana pelayanan luar panti skala Kabupaten/Kota
4. Presentase (%) wahana kesejahteraan sosial berbasis masyarakat (WKBSM) yang menyediakan sarana prasarana pelayanan kesejahteraan sosial.
60 2008-2015 Dinas/Instansi Sosial Kab/kota
III Penanggulangan korban Bencana:
a. Bantuan sosial bagi korban bencana skala Kabupaten/Kota
5. Presentase (%) korban bencana skala kabupaten/kota yang menerima bantuan
sosial selama masa tanggap darurat 80 2008-2015 Dinas/Instansi Sosial Kab/kota
b. Evaluasi korban bencana skala Kabupaten/kota
6. Presentase (%) korban bencana skala kabupaten/kota yang dievakuasi dengan menggunakan sarana prasarana tanggap darurat lengkap
80 2008-2015 Dinas/Instansi Sosial Kab/kota
IV Pelaksanaan dan pengembangan jaminan sosial bagi penyandang cacat fisik dan mental, serta lanjut usia tidak potensial:
Penyelenggaraan jaminan sosial skala Kabupaten/Kota
7. Presentase (%) penyandang cacat fisik dan mental, serta lanjut usia tidak potensial
yang telah menerima jaminan sosial 40 2008-2015 Dinas/Instansi Sosial Kab/kota
Tabel 3. Indikator, batas waktu dan penanggung jawab SPM Bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera di Kabupaten/Kota
No Jenis Pelayanan
Dasar Indikator SPM Target Capaian (%) Batas Waktu Capaian
(Tahun) Satuan Kerja/ Penanggung jawab I
Komunikasi Informasi dan Edukasi Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera (KIE KB dan KS
1. Cakupan Pasangan Usia Subur yang isterinya dibawah usia
20 tahun (3,5%) 100 2014 SKPD -KB
2. Cakupan Sasaran Pasangan Usia Subur menjadi Peserta KB
aktif (65%) 100 2014 SKPD -KB
3. Cakupan Pasangan Usia Subur yang ingin ber-KB tidak
terpenuhi (unmet need) 5% 100 2014 SKPD -KB
4. Cakupan Anggota Bina Keluar-ga Balita (BKB) ber-KB
(70%) 100 2014 SKPD -KB
5. Cakupan PUS peserta KB Anggota Usaha Peningkatan Pen-dapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) yang ber-KB
(87%) 100 2014
SKPD -KB 6. Petugas Lapangan Keluarga Berencana/Penyuluh Keluarga
Berencana (PLKB/ PKB) 1 Petugas di setiap 2 (dua) desa/
kelurahan 100 2014 SKPD -KB
7. Ratio Pembantu Pembina Keluarga Berencana (PPKBD) 1
(satu) petugas di setiap desa/ kelurahan 100 2014 SKPD -KB
II Penyediaan Alat dan Obat Kontrasepsi
8. Cakupan Penyediaan alat dan obat kontrasepsi untuk
memenuhi permintaan masyarakat 30% setiap tahun 100 2014 SKPD -KB
III Penyediaan Informasi Data Mikro
9. Cakupan penyediaan informasi data mikro keluarga di
setiap desa/kelurahan 100% setiap tahun 100 2014 SKPD -KB
Tabel 4. Indikator, batas waktu dan penanggung jawab SPM Bidang Perumahan Rakyat di Provinsi dan Kabupaten/Kota
No Jenis Pelayanan Dasar Indikator SPM Target Capaian (%) Batas Waktu Capaian
(Tahun) Satuan Kerja/ Penanggung jawab I Rumah Layak Huni dan
Terjangkau
1. Cakupan ketersediaan rumah layak huni 100% 2009-2025 Dinas perumahan atau yang
menangani bidang perumahan 2. Cakupan Layanan Rumah Layak Huni Yang
Terjangkau 70% 2009-2025 Dinas perumahan atau yang
menangani bidang perumahan
II
Lingkungan yang Sehat dan Aman yang didukung dengan Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum (PSU)
3. Cakupan lingkungan yg sehat dan aman yg didukung Prasarana, sarana dan Utilitas
Umum (PSU) 100% 2009-2025 Dinas perumahan atau yang
menangani bidang perumahan
Tabel 3. Indikator, batas waktu dan penanggung jawab SPM Bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera di Kabupaten/Kota
No Jenis Pelayanan
Dasar Indikator SPM Target Capaian (%) Batas Waktu Capaian
(Tahun) Satuan Kerja/ Penanggung jawab I
Komunikasi Informasi dan Edukasi Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera (KIE KB dan KS
1. Cakupan Pasangan Usia Subur yang isterinya dibawah usia
20 tahun (3,5%) 100 2014 SKPD -KB
2. Cakupan Sasaran Pasangan Usia Subur menjadi Peserta KB
aktif (65%) 100 2014 SKPD -KB
3. Cakupan Pasangan Usia Subur yang ingin ber-KB tidak
terpenuhi (unmet need) 5% 100 2014 SKPD -KB
4. Cakupan Anggota Bina Keluar-ga Balita (BKB) ber-KB
(70%) 100 2014 SKPD -KB
5. Cakupan PUS peserta KB Anggota Usaha Peningkatan Pen-dapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) yang ber-KB
(87%) 100 2014
SKPD -KB 6. Petugas Lapangan Keluarga Berencana/Penyuluh Keluarga
Berencana (PLKB/ PKB) 1 Petugas di setiap 2 (dua) desa/
kelurahan 100 2014 SKPD -KB
7. Ratio Pembantu Pembina Keluarga Berencana (PPKBD) 1
(satu) petugas di setiap desa/ kelurahan 100 2014 SKPD -KB
II Penyediaan Alat dan Obat Kontrasepsi
8. Cakupan Penyediaan alat dan obat kontrasepsi untuk
memenuhi permintaan masyarakat 30% setiap tahun 100 2014 SKPD -KB
III Penyediaan Informasi Data Mikro
9. Cakupan penyediaan informasi data mikro keluarga di
setiap desa/kelurahan 100% setiap tahun 100 2014 SKPD -KB
Tabel 4. Indikator, batas waktu dan penanggung jawab SPM Bidang Perumahan Rakyat di Provinsi dan Kabupaten/Kota
No Jenis Pelayanan Dasar Indikator SPM Target Capaian (%) Batas Waktu Capaian
(Tahun) Satuan Kerja/ Penanggung jawab I Rumah Layak Huni dan
Terjangkau
1. Cakupan ketersediaan rumah layak huni 100% 2009-2025 Dinas perumahan atau yang
menangani bidang perumahan 2. Cakupan Layanan Rumah Layak Huni Yang
Terjangkau 70% 2009-2025 Dinas perumahan atau yang
menangani bidang perumahan
II
Lingkungan yang Sehat dan Aman yang didukung dengan Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum (PSU)
3. Cakupan lingkungan yg sehat dan aman yg didukung Prasarana, sarana dan Utilitas
Umum (PSU) 100% 2009-2025 Dinas perumahan atau yang
menangani bidang perumahan
Tabel 5. Indikator, batas waktu dan penanggung jawab SPM Bidang Lingkungan Hidup di Kabupaten/Kota
No Jenis Pelayanan Indikator SPM Target Capaian
(%) Batas Waktu Capaian
(Tahun) Satuan Kerja/ Penanggung jawab I Pelayanan Pencegahan Pencemaran
Air
Prosentase jumlah usaha dan/atau kegiatan yang mentaati persyaratan administrasi dan
teknis pencegahan pencemaran air 100% 2013 Kantor Lingkungan Hidup
II
Pelayanan Pencegahan Pencemaran Udara dari Sumber Tidak
Bergerakdan Anak Korban Kekerasan
Prosentase jumlah usaha dan/atau kegiatan sumber yang tidak bergerak yang memenuhi persyaratan administrasi dan teknis pencegahan pencemaran udara
100% 2013 Kantor Lingkungan Hidup
III Pelayanan Informasi Status Kerusakan Lahan dan/atau tanah untuk produksi Biomassa
Prosentase luasan lahan dan/atau tanah untuk produksi biomassa yang telah ditetapkan dan
diinformasikan status kerusakannya 100% 2013
Kantor Lingkungan Hidup
IV
Pelayanan Tindak Lanjut Pengaduan Masyarakat akibat adanya dugaan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup
Prosentase jumlah pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan pencemaran dan/
atau perusakan lingkungan hidup yang ditindaklanjuti
100% 2013 Kantor Lingkungan Hidup
Tabel 6. Indikator SPM Bidang Layanan Perlidungan Perempuan dan Anak Korban Kekerasan di Provinsi
No Jenis Pelayanan Dasar Indikator SPM Target Capaian
(%) Batas Waktu Capaian
(Tahun) Satuan Kerja/ Penanggung jawab I Penanganan Pengaduan/ Laporan
Korban Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak
1. Cakupan Perempuan dan Anak Korban Kekerasan yang Mendapatkan Penanganan Pengaduan oleh Petugas Terlatih di dalam Unit Pelayanan Terpadu
100% 2014 Badan/Unit PP
II Pelayanan Kesehatan Bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan
2. Cakupan Perempuan dan Anak Korban Kekerasan yang Mendapatkan Layanan Kesehatan oleh Tenaga Kesehatan Terlatih di Puskesmas Mampu Tatalaksana KtP/A dan PPT / PKT di RS
100% 2014 Dinas Kesehatan
III Rehabilitasi Sosial Bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan
3. Cakupan Layanan Rehabilitasi Sosial yang Diberikan oleh Petugas Rehabi- litasi social Terlatih Bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan di dalam Unit Pelayanan Terpadu
75% 2014 Instansi Sosial
4. Cakupan Layanan Bimbingan Rohani yang Dierikan Oleh Petugas Bimbingan Rohani Terlatih Bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan di Dalam Unit Pelayanan Terpadu
75% 2014 Kantor Agama
Tabel 5. Indikator, batas waktu dan penanggung jawab SPM Bidang Lingkungan Hidup di Kabupaten/Kota
No Jenis Pelayanan Indikator SPM Target Capaian
(%) Batas Waktu Capaian
(Tahun) Satuan Kerja/ Penanggung jawab I Pelayanan Pencegahan Pencemaran
Air
Prosentase jumlah usaha dan/atau kegiatan yang mentaati persyaratan administrasi dan
teknis pencegahan pencemaran air 100% 2013 Kantor Lingkungan Hidup
II
Pelayanan Pencegahan Pencemaran Udara dari Sumber Tidak
Bergerakdan Anak Korban Kekerasan
Prosentase jumlah usaha dan/atau kegiatan sumber yang tidak bergerak yang memenuhi persyaratan administrasi dan teknis pencegahan pencemaran udara
100% 2013 Kantor Lingkungan Hidup
III Pelayanan Informasi Status Kerusakan Lahan dan/atau tanah untuk produksi Biomassa
Prosentase luasan lahan dan/atau tanah untuk produksi biomassa yang telah ditetapkan dan
diinformasikan status kerusakannya 100% 2013
Kantor Lingkungan Hidup
IV
Pelayanan Tindak Lanjut Pengaduan Masyarakat akibat adanya dugaan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup
Prosentase jumlah pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan pencemaran dan/
atau perusakan lingkungan hidup yang ditindaklanjuti
100% 2013 Kantor Lingkungan Hidup
Tabel 6. Indikator SPM Bidang Layanan Perlidungan Perempuan dan Anak Korban Kekerasan di Provinsi
No Jenis Pelayanan Dasar Indikator SPM Target Capaian
(%) Batas Waktu Capaian
(Tahun) Satuan Kerja/ Penanggung jawab I Penanganan Pengaduan/ Laporan
Korban Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak
1. Cakupan Perempuan dan Anak Korban Kekerasan yang Mendapatkan Penanganan Pengaduan oleh Petugas Terlatih di dalam Unit Pelayanan Terpadu
100% 2014 Badan/Unit PP
II Pelayanan Kesehatan Bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan
2. Cakupan Perempuan dan Anak Korban Kekerasan yang Mendapatkan Layanan Kesehatan oleh Tenaga Kesehatan Terlatih di Puskesmas Mampu Tatalaksana KtP/A dan PPT / PKT di RS
100% 2014 Dinas Kesehatan
III Rehabilitasi Sosial Bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan
3. Cakupan Layanan Rehabilitasi Sosial yang Diberikan oleh Petugas Rehabi- litasi social Terlatih Bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan di dalam Unit Pelayanan Terpadu
75% 2014 Instansi Sosial
4. Cakupan Layanan Bimbingan Rohani yang Dierikan Oleh Petugas Bimbingan Rohani Terlatih Bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan di Dalam Unit Pelayanan Terpadu
75% 2014 Kantor Agama
Tabel 6. Indikator SPM Bidang Layanan Perlidungan Perempuan dan Anak Korban Kekerasan di Provinsi
No Jenis Pelayanan Dasar Indikator SPM Target Capaian
(%) Batas Waktu Capaian
(Tahun) Satuan Kerja/ Penanggung jawab IV Penegakan dan Bantuan Hukum
Bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan
5. Cakupan Penegakan Hukum dari Tingkat Penyidikan sampai dengan Putusan Pengadilan atas Kasus-kasus Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak
80% 2014 Polri Kejaksaan Pengadilan
6. Cakupan Perempuan dan Anak Korban
Kekerasan yang Mendapatkan Layanan
Bantuan Hukum 50% 2014 Badan/Unit PP
V Pemulangan dan Reintegrasi Sosial Bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan
7. Cakupan Layanan Pemulangan Bagi
Perempuan dan Anak Korban Kekerasan 50% 2014 Kemenlu Kemenakertrans BPNP2TKI
8. Cakupan Layanan Reintegrasi Sosial Bagi
Perempuan dan Anak Korban Kekerasan 100% 2014 Instansi Sosial
2.1 Memahami definisi operasional indikator SPM yang tertuang dalam peraturan kementerian.
Definisi operasional indikator SPM dimaksudkan untuk menjelaskan pengertian dari indikator kinerja SPM. Adapun contoh dari definisi operasional indikator SPM tersaji pada Tabel 7.
Tabel 7. Contoh definisi operasional indikator SPM
No. Jenis Pelayanan Indikator SPM Definisi Operasional
1. Pelayanan Kesehatan Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 Cakupan ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standar paling sedikit 4 kali di satu wilayah dalam kurun waktu tertentu
Cakupan kompilasi kebidanan yang ditangani
Ibu dengan komplikasi kebidanan di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu yang mendapat penanganan definitive sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan terlatih pada tingkat pelayanan pelayanan dasar dan rujukan (polindes, puskesmas, puskesmas PONED, rumah bersalin, RSIA/RSB, RSU PONEK)
2. Keluarga Berencana dan
Keluarga Sejahtera Cakupan Pasangan Usia Subur yang isterinya dibawah usia 20 tahun
Cakupan PUS yang usia istrinya di bawah 20 tahun adalah proporsi PUS yang istrinya di bawah usia 20 tahun dibandingkan dengan seluruh PUS yang ada dalam suatu wilayah. Upaya peningkatan cakupan dilakukan melalui: (1) Peningkatan akses informasi, (2) Peningkatan akses pelayanan PIK-Remaja, (3) Peningkatan kualitas dan pengelolaan, jaringan serta keterpaduan program PIK-Remaja. Sehingga remaja dapat meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku positif remaja tentang kesehatan reproduksi dan pemenuhan hak-hak reproduksi bagi remaja secara terpadu dengan memperhatikan keadilan dan kesetaraan gender.
Cakupan Sasaran Pasangan Usia Subur menjadi Peserta KB aktif
Cakupan sasaran PUS menjadi peserta KB aktif (PA) adalah jumlah peserta KB aktif (PA) dibandingkan dengan seluruh PUS dalam suatu di wilayah pada kurun waktu tertentu.
Peserta KB Aktif adalah merupakan jumlah kumulatif dari peserta KB yang terus menerus menggunakan salah satu alat, obat dan cara kontrasepsi ditambah dengan jumlah peserta KB baru pada tahun berjalan
Tabel 6. Indikator SPM Bidang Layanan Perlidungan Perempuan dan Anak Korban Kekerasan di Provinsi
No Jenis Pelayanan Dasar Indikator SPM Target Capaian
(%) Batas Waktu Capaian
(Tahun) Satuan Kerja/ Penanggung jawab IV Penegakan dan Bantuan Hukum
Bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan
5. Cakupan Penegakan Hukum dari Tingkat Penyidikan sampai dengan Putusan Pengadilan atas Kasus-kasus Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak
80% 2014 Polri Kejaksaan Pengadilan
6. Cakupan Perempuan dan Anak Korban
Kekerasan yang Mendapatkan Layanan
Bantuan Hukum 50% 2014 Badan/Unit PP
V Pemulangan dan Reintegrasi Sosial Bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan
7. Cakupan Layanan Pemulangan Bagi
Perempuan dan Anak Korban Kekerasan 50% 2014 Kemenlu Kemenakertrans BPNP2TKI
8. Cakupan Layanan Reintegrasi Sosial Bagi
Perempuan dan Anak Korban Kekerasan 100% 2014 Instansi Sosial
2.1 Memahami definisi operasional indikator SPM yang tertuang dalam peraturan kementerian.
Definisi operasional indikator SPM dimaksudkan untuk menjelaskan pengertian dari indikator kinerja SPM. Adapun contoh dari definisi operasional indikator SPM tersaji pada Tabel 7.
Tabel 7. Contoh definisi operasional indikator SPM
No. Jenis Pelayanan Indikator SPM Definisi Operasional
1. Pelayanan Kesehatan Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 Cakupan ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standar paling sedikit 4 kali di satu wilayah dalam kurun waktu tertentu
Cakupan kompilasi kebidanan yang ditangani
Ibu dengan komplikasi kebidanan di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu yang mendapat penanganan definitive sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan terlatih pada tingkat pelayanan pelayanan dasar dan rujukan (polindes, puskesmas, puskesmas PONED, rumah bersalin, RSIA/RSB, RSU PONEK)
2. Keluarga Berencana dan
Keluarga Sejahtera Cakupan Pasangan Usia Subur yang isterinya dibawah usia 20 tahun
Cakupan PUS yang usia istrinya di bawah 20 tahun adalah proporsi PUS yang istrinya di bawah usia 20 tahun dibandingkan dengan seluruh PUS yang ada dalam suatu wilayah. Upaya peningkatan cakupan dilakukan melalui: (1) Peningkatan akses informasi, (2) Peningkatan akses pelayanan PIK-Remaja, (3) Peningkatan kualitas dan pengelolaan, jaringan serta keterpaduan program PIK-Remaja. Sehingga remaja dapat meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku positif remaja tentang kesehatan reproduksi dan pemenuhan hak-hak reproduksi bagi remaja secara terpadu dengan memperhatikan keadilan dan kesetaraan gender.
Cakupan Sasaran Pasangan Usia Subur menjadi Peserta KB aktif
Cakupan sasaran PUS menjadi peserta KB aktif (PA) adalah jumlah peserta KB aktif (PA) dibandingkan dengan seluruh PUS dalam suatu di wilayah pada kurun waktu tertentu.
Peserta KB Aktif adalah merupakan jumlah kumulatif dari peserta KB yang terus menerus menggunakan salah satu alat, obat dan cara kontrasepsi ditambah dengan jumlah peserta KB baru pada tahun berjalan
Tabel 7. Contoh definisi operasional indikator SPM
No. Jenis Pelayanan Indikator SPM Definisi Operasional
3. Pemberian bantuan sosial bagi PMKS skala Kabupaten/ Kota
Persentase (%) PMKS skala kab/kota yang memperoleh
bantuan sosial untuk pemenuhan kebutuhan dasar. Pemberian bantuan sosial pemenuhan kebutuhan dasar bagi PMKS skala kabupaten/kota Persentase (%) PMKS skala kab/kota yang menerima
program pemberdayaan sosial melalui Kelompok Usaha Bersama (KUBE) atau kelompok sosial ekonomi sejenis lainnya.
Pelaksanaan keigatan pemberian social melalui Kelompok Usaha Bersama (KUBE) atau kelompok sosial ekonomi sejenis lainnya skala kabupaten/kota
4. Rumah Layak Huni dan
Terjangkau Cakupan ketersediaan rumah layak huni Cakupan ketersediaan rumah layak huni adalah cakupan pemenuhan kebutuhan rumah yang memenuhi persyaratan keselamatan bangunan dan kecukupan minimum luas bangunan serta kesehatan penghuninya.
Cakupan Layanan Rumah Layak Huni Yang Terjangkau Cakupan ketersediaan rumah layak huni yang terjangkau adalah cakupan ketersediaan rumah layak huni dengan harga yang terjangkau baik untuk dimiliki maupun disewa oleh seluruh lapisan masyakarat
5. Penanganan Pengaduan/
Laporan Korban Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak
Cakupan pengaduan/laporan Perempuan dan Anak
Korban Kekerasan Cakupan Perempuan dan Anak Korban Kekerasan yang Mendapatkan Penanganan Pengaduan
oleh Petugas Terlatih di dalam Unit Pelayanan Terpadu
Cakupan Perempuan dan Anak Korban Kekerasan Cakupan Perempuan dan Anak Korban Kekerasan yang Mendapatkan Layanan Kesehatan oleh Tenaga Kesehatan Terlatih di Puskesmas Mampu Tatalaksana KtP/A dan PPT / PKT di RS 6. Pelayanan Pencegahan
Pencemaran Air
Prosentase jumlah usaha dan/atau kegiatan yang mentaati persyaratan administrasi dan teknis pencegahan pencemaran air
Jumlah usaha dan/atau kegiatan yang mentaati persyaratan administrasi dan teknis pencegahan pencemaran air
Pelayanan Pencegahan Pencemaran Udara dari Sumber Tidak Bergerakdan Anak Korban Kekerasan
Prosentase jumlah usaha dan/atau kegiatan sumber yang tidak bergerak yang memenuhi persyaratan administrasi dan teknis pencegahan pencemaran udara
Jumlah usaha dan/atau kegiatan sumber yang tidak bergerak yang memenuhi persyaratan administrasi dan teknis pencegahan pencemaran udara
7. Dst …
Tabel 7. Contoh definisi operasional indikator SPM
No. Jenis Pelayanan Indikator SPM Definisi Operasional
3. Pemberian bantuan sosial bagi PMKS skala Kabupaten/ Kota
Persentase (%) PMKS skala kab/kota yang memperoleh
bantuan sosial untuk pemenuhan kebutuhan dasar. Pemberian bantuan sosial pemenuhan kebutuhan dasar bagi PMKS skala kabupaten/kota Persentase (%) PMKS skala kab/kota yang menerima
program pemberdayaan sosial melalui Kelompok Usaha Bersama (KUBE) atau kelompok sosial ekonomi sejenis lainnya.
Pelaksanaan keigatan pemberian social melalui Kelompok Usaha Bersama (KUBE) atau kelompok sosial ekonomi sejenis lainnya skala kabupaten/kota
4. Rumah Layak Huni dan
Terjangkau Cakupan ketersediaan rumah layak huni Cakupan ketersediaan rumah layak huni adalah cakupan pemenuhan kebutuhan rumah yang memenuhi persyaratan keselamatan bangunan dan kecukupan minimum luas bangunan serta kesehatan penghuninya.
Cakupan Layanan Rumah Layak Huni Yang Terjangkau Cakupan ketersediaan rumah layak huni yang terjangkau adalah cakupan ketersediaan rumah layak huni dengan harga yang terjangkau baik untuk dimiliki maupun disewa oleh seluruh lapisan masyakarat
5. Penanganan Pengaduan/
Laporan Korban Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak
Cakupan pengaduan/laporan Perempuan dan Anak
Korban Kekerasan Cakupan Perempuan dan Anak Korban Kekerasan yang Mendapatkan Penanganan Pengaduan
oleh Petugas Terlatih di dalam Unit Pelayanan Terpadu
Cakupan Perempuan dan Anak Korban Kekerasan Cakupan Perempuan dan Anak Korban Kekerasan yang Mendapatkan Layanan Kesehatan oleh Tenaga Kesehatan Terlatih di Puskesmas Mampu Tatalaksana KtP/A dan PPT / PKT di RS 6. Pelayanan Pencegahan
Pencemaran Air
Prosentase jumlah usaha dan/atau kegiatan yang mentaati persyaratan administrasi dan teknis pencegahan pencemaran air
Jumlah usaha dan/atau kegiatan yang mentaati persyaratan administrasi dan teknis pencegahan pencemaran air
Pelayanan Pencegahan Pencemaran Udara dari Sumber Tidak Bergerakdan Anak Korban Kekerasan
Prosentase jumlah usaha dan/atau kegiatan sumber yang tidak bergerak yang memenuhi persyaratan administrasi dan teknis pencegahan pencemaran udara
Jumlah usaha dan/atau kegiatan sumber yang tidak bergerak yang memenuhi persyaratan administrasi dan teknis pencegahan pencemaran udara
7. Dst …
3. Memahami pembilang dan penyebut setiap indikator SPM yang tertuang dalam peraturan kementerian.
Database yang dibutuhkan akan mengacu pada tingkat capaian indikator SPM setiap bidang. Tingkat capaian SPM adalah kondisi dan pencapaian standar pelayanan minimal untuk suatu pelayanan dasar di daerah. Dengan kata lain, merupakan rasio jumlah layanan yang mampu dicapai pada wilayah tertentu pada kurun waktu tertentu dengan jumlah layanan yang seharusnya diperoleh pada wilayah kerja tertentu pada kurun waktu tertentu. Tingkat capaian indikator SPM dapat diformulasikan sebagai berikut:
Berdasarkan formula tersebut, pembilang adalah jumlah layanan yang telah mampu dicapai pada wilayah tertentu pada kurun waktu tertentu dari setiap indikator SPM. Sedangkan penyebut adalah jumlah layanan yang seharusnya diperoleh di wilayah tertentu pada waktu tertentu dari setiap indikator SPM.
Adapun contoh pembilang dan penyebut setiap indikator SPM tersaji pada Tabel 8 sampai dengan Tabel 13.
Tabel 8. Contoh format database indikator 1 SPM bidang Pelayanan Kesehatan Dasar
Indikator SPM Tahun
Jumlah Ibu Hamil yg memperoleh pelayanan antenatal
K4 di satu wilayah kerja pada kurun
waktu tertentu (Orang)
Jumlah sasaran ibu hamil di satu
wilayah kerja dalam kurun waktu yang sama
(Orang) 1. Cakupan
kunjungan Ibu hamil K4
(Pembilang) (Penyebut) 2010
2011 2012
2. Cakupan Ibu hamil dengan komplikasi yang ditangani
Jml Ibu dg komplikasi kebidanan yang mendapat penanganan definitif disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu (Orang)
Jml Ibu dengan komplikasi kebidanan di satu wilayah kerja pd kurun waktu yg sama (Orang) 2010
2011 2012
Tabel 9. Contoh format database indikator 1 SPM bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
Indikator SPM Tahun
Jumlah Pasangan Usia Subur yang istrinya berusia,
20 th
Jumlah Pasangan Usia Subur yang istrinya berusia , 15
- 49 th 1. Cakupan
Pasangan Usia Subur yang isterinya dibawah usia 20 tahun
(Pembilang) (Penyebut) 2010
2011 2012
2. Cakupan Sasaran Pasangan Usia Subur menjadi Peserta KB aktif
Jumlah peserta KB aktif
Jml Ibu dengan komplikasi kebidanan di satu wilayah kerja pd kurun waktu yg sama Jumlah Pasangan Usia Subur 2010
2011 2012
Tabel 10. Contoh format database indikator 1 SPM bidang sosial
Indikator SPM Tahun
Jumlah PMKS skala provinsi yang memperoleh
bantuan sosial dalam 1 tahun
(Orang)
Jumlah PMKS skala provinsi dalam 1 tahun yang seharusnya memperoleh bantuan
sosial (Orang)
Persentase (%) Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) skala provinsi yang memperoleh bantuan sosial untuk pemenuhan kebutuhan dasar
(Pembilang) (Penyebut) 2010
2011
2012
Tabel 11. Contoh format database indikator 1 SPM bidang perumahan rakyat
Indikator SPM Tahun Jumlah Rumah Layak
Huni Jumlah Rumah 1. Cakupan
ketersediaan rumah layak huni
(Pembilang) (Penyebut) 2010
2011 2012
2. Cakupan Layanan Rumah Layak Huni Yang Terjangkau
Jumlah RT MBR yg menempati rumah layak
huni yg terjangkau
Jumlah RT MBR
2010 2011 2012
Tabel 12. Contoh format database indikator 1 SPM bidang layanan terpadu bagi perempuan dan anak korban kekerasan
Indikator SPM Tahun
Jumlah pengaduan/
laporan yang ditindaklanjuti
oleh unit pelayanan
terpadu
Jumlah pengaduan/
laporan yang masuk
ke unit pelayanan
terpadu
Cakupan Perempuan dan Anak Korban Kekerasan yang Mendapatkan
Penanganan Pengaduan oleh Petugas Terlatih di dalam Unit Pelayanan Terpadu
(Pembilang) (Penyebut) 2010
2011 2012
4 Menyusun daftar data dan informasi yang dibutuhkan.
Persiapan pengumpulan data dan informasi dilaksanakan melalui penyusunan daftar data dan informasi yang dibutuhkan (check-list) untuk masing-masing indikator SPM yang dirinci berdasarkan jenis dan unit data serta sumber data dan informasi. Check-list data disusun dan dikembangkan berdasarkan petunjuk teknis SPM yang dikeluarkan Kementerian/Lembaga dan tambahan data informasi yang relevan dengan indikator SPM. Berikut disampaikan contoh daftar data dan informasi yang dibutuhkan untuk setiap indikator SPM seperti tersaji pada Tabel 14.
Tabel 13. Contoh format database indikator 1 SPM bidang lingkungan hidup
Indikator SPM Tahun
Jumlah usaha dan/atau kegiatan yang telah mentaati persyaratan administratif
dan teknis pencegahan pencemaran air
Jumlah usaha dan/atau kegiatan yang
diawasi
Persentase jumlah usaha dan/atau kegiatan yang mentaati persyaratan administrasi dan teknis pencegahan pencemaran air
(Pembilang) (Penyebut) 2010
2011 2012
Tabel 14. Contoh daftar data dan informasi untuk indikator SPM No.Bisang SPM/ Jenis PelayananIndikator SPMJenis/Unit DataSumber Data 1.Bidang Kesehatan/ Pelayanan Kesehatan Cakupan kunjungan Ibu Hamil K4
• Jumlah Ibu hamil yang memper- oleh pelayanan antenatal di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu • Jumlah sasaran ibu hamil dalam suatu wilayah pada kurun waktu tertentu
• Dinas Kesehatan • Puskesmas • Rumah Sakit • Register Kader dan Dukun Bayi • Pemantauan Program KIA • Data statistik kesehatan 2.Bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
Cakupan Pasangan Usia Subur yang isterinya dibawah usia 20 th
• Jumlah Pasangan Usia Subur yang usia istrinya kurang dari 20 tahun. • Jumlah Pasangan Usia Subur yang usia istrinya 19 – 49 tahun.
• Pendataan Keluarga (setiap tahun); • Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) setiap tahun. 3.
Bidang Sosial/ Pemberian bantuan sosial bagi PMKS Persentase (%) PMKS skala kab/kota yang memperoleh bantuan sosial untuk pemenuhan kebutuhan dasar
• Jumlah PMKS dalam 1 tahun yang seharusnya memperoleh bantuan sosial. • Jumlah PMKS yang memperoleh bantuan sosial dalam 1 tahun
• Laporan instansi teknis terkait antara lain; (BPS, Dinas Sosial/ Kesejahteraan Sosial Provinsi, Kabupaten/Kota). • Hasil pemantauan (data prim- er). • Sumber lain yang relevan 4.
Bidang Perumahan/ Pelayanan Rumah Layak Huni dan Terjangkau Bidang Perumahan/ Pelayanan Rumah Layak Huni dan Terjangkau • Cakupan ketersediaan rumah layak huni
• Jumlah rumah di suatu wilayah kota/kab. pada kurun waktu ter- tentu • Jumlah rumah layak huni yang memenuhi kriteria kehandalan ba- ngunan menjamin kesehatan serta kecukupan luas minimum disuatu wilayah kerja pada waktu tertentu.
• Dinas Perumahan • Dinas Bina Marga dan Cipta Karya • Pengembang Perumahan • Data jumlah rumah dari BPS
Tabel 14. Contoh daftar data dan informasi untuk indikator SPM No.Bisang SPM/ Jenis PelayananIndikator SPMJenis/Unit DataSumber Data • Cakupan layanan rumah layak huni yang ter- jangkau
• Jumlah RT MBR pada kurun waktu tertentu • Jumlah RT MBR yang menempati rumah layak huni yang terjangkau pada kurun waktu tertentu
• Dinas Perumahan • Dinas Bina Marga dan Cipta Karya • Pengembang Perumahan • Data jumlah rumah dari BPS 5.
Bidang Perlindungan Perempuan dan Anak/ Pelayanan Penanganan Pengaduan/ Laporan Korban Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak Cakupan Perempuan dan Anak Korban Kekerasan yang Mendapatkan Penanganan Pengaduan oleh Petugas Terlatih di dalam Unit Pelayanan Terpadu
• Jumlahpengaduan/laporan yang ditindaklanjuti oleh unit pelayanan terpadu • Jumlah pengaduan/laporan yang masuk ke unit pelayanan terpadu
• KNPP • PPT/ PKT di RS • Puskesmas • P2TP2A • Instansi Sosial • Unit PPA di Kepolisian • RPTC, RPSA • BP4 dan lembaga-lembaga keu- matan lainnya • Komnas Perempuan, Komnas Perlindungan Anak • Badan/Unit Pemberdayaan Perem- puan • Pelayanan warga pada perwakilan RI di luar negeri • Dinas Tenaga Kerja • Badan Perlindungan dan Penempa- tan TKI Provinsi/Kabupaten/Kota • WCC, LBH • Unit lainnya pelayanan terpadu
Tabel 14. Contoh daftar data dan informasi untuk indikator SPM No.Bisang SPM/ Jenis PelayananIndikator SPMJenis/Unit DataSumber Data 6.
Bidang Lingkungan Hidup/ Pelayanan Pencegahan Pencemaran Air Prosentase jumlah usaha dan/ atau kegiatan yang mentaati persyaratan administrasi dan teknis pencegahan pencemaran air
• Jumlah usaha dan/atau kegiatan yang telah mentaati persyaratan administratif dan teknis pencegahan pencemaran air • Jumlah usaha dan/atau kegiatan yang diawasi.
• Laporan hasil pemantauan dan in- ventarisasi/identifikasi dari instansi lingkungan hidup kabupaten/kota. • Laporan instansi terkait bidang lingkungan di kabupaten/kota. • Sumber lain yang relevan. Pelayanan Pencegahan Pencemaran Udara dari Sumber Tidak Bergerakdan Anak Korban Kekerasan
Prosentase jumlah usaha dan/atau kegiatan sumber yang tidak bergerak yang memenuhi persyaratan administrasi dan teknis pencegahan pencemaran udara
• Jumlah usaha dan/atau kegiatan sumber tidak bergerak yang telah memenuhi persyaratan administratif dan teknis pengendalian pencemaran udara • Jumlah usaha dan/atau kegiatan sumber tidak bergerak yang potensial mencemari udara yang telah di inventarisasi.
• Hasil pengawasan lapangan antara lain: laporan pemerintah daerah,l- aporan PROPER. • Laporan instansi yang menangani bidang perindustrian dan perda- gangan. • Sumber lain yang relevan.
2. Proses Penyusunan Profil Pelayanan Dasar
Profil pelayanan dasar setiap bidang SPM disusun oleh masing-masing Tim Teknis SKPD Pengampu SPM. Sedangkan profil pelayanan dasar seluruh bidang SPM akan direkapitulasi oleh Tim Koordinasi Percepatan Penerapan dan Pencapaian SPM. Adapun proses penyusunan profil pelayanan dasar sebagai berikut:
1. Pengumpulan data pelayanan dasar baik primer maupun sekunder;
2. Pengolahan data dan Informasi pelayanan dasar;
3. Menghitung tingkat capaian indikator SPM;
4. Memasukan target dan batas waktu pencapaian SPM;
5. Memasukkan hasil perhitungan indikator SPM ke dalam format database profil pelayanan dasar.
Untuk masing-masing langkah penyusunan profil pelayanan dasar diuraikan sebagai berikut:
1. Pengumpulan data pelayanan dasar baik primer maupun sekunder.
Pengumpulan data diperoleh dari sumber data baik data primer maupun data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung, sementara data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber yang sudah ada. Berikut perbedaan kedua teknik pengumpulan data tersebut:
Tabel 15. Perbedaan Data Primer dengan Data Sekunder
Teknik Pengumpulan Data
Data Primer Data Sekunder
Data Primer: pengumpulan data primer oleh SKPD sesuai dengan check-list kebutuhan data yang sudah disiapkan. Pengumpulan data primer dapat dilakukan antara lain dengan cara : pencacahan, survey, interview.
Data Sekunder: mengumpulkan dokumen, laporan, data statistik yang menjadi sumber data dan informasi untuk setiap indikator SPM dari masing-masing lembaga/intansi pemilik data dan pemangku kepentingan lainnya (swasta, lembaga, masyarakat,dll).
Dilakukan secara menyeluruh mulai dari tingkatan paling rendah (RT/RW, Kelurahan), sampai pada tingkatan lebih tinggi (Kecamatan, Kota/Kab).
2. Pengolahan data dan Informasi pelayanan dasar
Pengolahan data dan informasi pelayanan dasar dimaksudkan untuk menstrukturkan data dan informasi pelayanan dasar yang diperoleh kedalam format database profil pelayanan dasar. Adapun yang perlu diperhatikan dalam kompilasi data adalah sebagai berikut:
• Kesesuaian data yang tersedia dengan jenis data yang dibutuhkan;
• Konsistensi sumber data yang digunakan;
• Konsistensi tahun data (time series);
• Memberikan perlakuan khusus bagi data SPM yang tidak tersedia atau meragukan.
Bagi data dasar indikator SPM yang tidak tersedia datanya pada waktu tertentu dapat dilakukan proyeksi atau estimasi data data dasar. Sedangkan bagi data dasar yang tidak sesuai dengan kondisi daerah atau validitasi data diragukan silakan diberi catatan atau tanda bintang. Berikut contoh perhitungan proyeksi bagi data dasar yang tidak tersedia untuk indikator 1 SPM bidang kesehatan yaitu Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 dengan cara sebagai berikut:
A. Definisi operasional indikator SPM
Cakupan kunjungan ibu hamil K-4 adalah cakupan Ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standar paling sedikit 4 kali di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
Sedangkan rumus capaian indikator Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 sebagai berikut:
B. Data yang diperlukan
Data yang dibutuhkan untuk indikator Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 tertuang dalam Tabel 16. Apabila data data indikator 1 selama 3 tahun terakhir di suatu wilayah tidak tersedia maka dapat dilakukan perhitungan dengan pendekatan angka kelahiran kasar atau Crude Birth Rate (CBR).
Tabel 16. Cakupan kunjungan ibu hamil K4 Tahun
Jml Ibu Hamil yg memperoleh pelayanan antenatal K4 di satu
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu (Orang)
Jumlah sasaran ibu hamil di satu wilayah kerja dalam kurun waktu yang
sama (Orang)
2010 19.117 27.224
2011 18.444 24.750
2012 17.612 22.955
Keterangan:
Perkiraan ibu hamil di wilayah kerja yang sama dapat dihitung dengan formula: 1,1 X Crude Birth Rate (CBR) atau Angka Kelahiran Kasar Kabupaten/Kota X Jumlah penduduk di wilayah kerja.
Tabel 17. Data CBR Kabupaten/Kota
Tahun CBR
2010
20,30
2011
19,20
2012
17,90
Sumber: _____________________
Angka Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate/CBR) adalah angka yang menunjukkan banyaknya kelahiran pada tahun tertentu per 1000 penduduk pada pertengahan tahun yang sama.
C. Cara Menghitung
Angka Kelahiran Kasar (CBR) dihitung dengan membagi jumlah kelahiran pada tahun tertentu (B) dengan jumlah penduduk pada pertengahan tahun yang sama (P).
Dimana,
CBR = Angka Kelahiran Kasar B = Jumlah kelahiran
P = Jumlah penduduk pada pertengahan tahun,
P = (Po + P1)/2, Po = jumlah penduduk pada awal tahun dan P1 = jumlah penduduk pada akhir tahun.
Misalkan jumlah kelahiran berdasarkan Susenas tahun 2010 dapat diestimasi secara tidak langsung dengan program mortpack-lite dengan menggunakan data anak lahir hidup (children ever born). Hasil estimasi menunjukkan bahwa terdapat sebanyak 4.415.122 kelahiran hidup. Dengan jumlah penduduk sebesar 217.072.346 maka CBR pada tahun 2010 sebesar = 20,3.