Parameter dan Cara Uji Obat
Tradisional
Standardisasi
Standardisasi adalah serangkaian
parameter, prosedur dan cara
pengukuran yang hasilnya
merupakan unsur-unsur terkait
paradigma mutu kefarmasian, mutu artian memenuhi syarat standar (kimia, biologi, dan farmasi), termasuk jaminan (batas-batas)
stabilitas sebagai produk
kefarmasian umumnya.
Pengertian standardisasi juga berarti proses menjamin bahwa produk akhir obat (obat, ekstrak atau produk ekstrak) mempunyai
nilai parameter tertentu yang konstan dan ditetapkan (dirancang dalam formula)
Standardisasi
Simplisia Pasca Panen Budidaya Ekstrak Standarisasi - Proses - Kimia - Biologi - Farmasi - MikrobiologiProduk Bahan Alam terstandar
- Farmakope Indonesia - Farmakope Herbal Indonesia -Materia Medika Indonesia -Monografi Ekstrak Tumbuhan Obat Indonesia - Standar Pemilihan Bahan Baku - Standar Pengawasan Produk -Mutu -Aman -Berkualitas Persaingan Pasar >> Evaluasi produk
Acuan Standard
Standardisasi
Bahan Baku
Standardisasi Bahan
Baku
valid
Tidak valid
Validasi
– Suatu tindakan pembuktian dengan cara yang sesuai bahwa tiap bahan, proses, prosedur, kegiatan, system, perlengkapan atau mekanisme yang digunakan dalam
produksi dan pengawasan mutu akan senantiasa mencapai hasil yang diinginkan secara konsisten.
Mengapa perlu distandardisasi?
Quality
Efficacy
Safety
Parameter Mutu
Parameter Non
Spesifik
Parameter
Spesifik
No. PARAMETER NON SPESIFIK PARAMETER SPESIFIK 1 Susut pengeringan & Berat jenis Identitas
2 Kadar air Organoleptik
3 Kadar abu Senyawa terlarut dalam pelarut tertentu 4 Sisa pelarut Uji kandungan kimia ekstrak
a. Pola kromatogram
b. Kadar total golongan kandungan kimia
c. Kadar kandungan kimia tertentu 5 Residu pestisida
6 Cemaran logam berat 7 Cemaran mikroba
Parameter
Spesifik
A. Parameter spesifik
Parameter yang mempunyai batasan yang berbeda untuk tiap bahan baku
1. Identitas
a. Nama Ekstrak
b. Nama Latin Tumbuhan
c. Bagian tumbuhan yang digunakan d. Nama Indonesia Tumbuhan
2. Organoletik : bentuk, warna, bau, rasa
3. Senyawa terlarut dalam pelarut tertentu :
a. Kadar senyawa yang larut dalam air b. Kadar senyawa yang larut dalam etanol
4. Pola Kromatogram (KLT, Krom. Gas, KCKT) 5. Kadar Total Golongan Kandungan Kimia 6. Kadar kandungan kimia tertentu
SENYAWA TERLARUT DALAM
PELARUT TERTENTU
– Parameter senyawa terlarut yaitu melarutkan ekstrak dengan
pelarut (alkohol atau air) untuk ditentukan jumlah solute
yang identik dengan jumlah senyawa kandungan secara
gravimetri.
– Dalam hal tertentu dapat diukur senyawa terlarut dalam
pelarut lain misalnya heksan, diklorometan, metanol.
Tujuannya yaitu memberikan gambaran awal jumlah
senyawa kandungan
Uji Kandungan Kimia Ekstrak
1. Pola kromatogram
2. Kadar total golongan kandungan kimia
3. Kadar kandungan kimia
Pola kromatogram mempunyai tujuan untuk
memberikan gambaran awal komponen kandungan kimia berdasarkan pola kromatogram kemudian
dibandingkan dengan data baku yang ditetapkan terlebih dahulu.
Cara: Ekstrak ditimbang, diekstraksi dengan pelarut tertentu dan cara tertentu, kemudian dilakukan analisis kromatogram sehingga
memberikan pola kromatogram yang khas.
2. Kadar
total
golongan
kandungan
kimia
Memberikan informasi komposisi senyawa kandungan (jenis dan kadar).
Dengan penerapan metode : spektrofotometri, densitimetri, titrimetri,
grafimetri atau lainnya dapat ditetapkan kadar golongan kandungan
kimia. Metode yang digunakan harus sudah teruji validitasnya terutama
3. Kadar
kandungan
kimia
tertentu
Penetapan dengan menggunakan metode tertentu yang spesifik dengan kandungan senyawa kimia yang akan ditetapkan.
Parameter Non
Spesifik
1. Susut pengeringan
Susut pengeringan merupakan pengukuran sisa zat setelah pengeringan pada temperatur 105O C selama 30 menit atau sampai konstan, yang dinyatakan dalam
persen.
Dalam hal khusus (jika bahan tidak mengandung minyak menguap/atsiri dan sisa pelarut organik) identik dengan kadar air, yaitu kandungan air berada di
atmosfer/lingkungan udara terbuka.
Tujuannya yaitu memberikan Batasan maksimal (rentang) tentang besarnya senyawa yang hilang pada proses pengeringan
2. Bobot Jenis
– Parameter bobot jenis yaitu masa persatuan volume pada suhu kamar tertentu (25ºC) yang ditentukan dengan alat khusus
piknometer atau alat lainnya.
– Tujuannya yaitu memberikan batasan tentang besarnya massa per satuan volume yang merupakan parameter khusus ekstrak cair
3. Kadar air
– Parameter kadar air yaitu pengukuran kandungan air yang
berada di dalam bahan, dilakukan dengan cara yang tepat
diantara cara titrasi, destilasi, atau gravimetri.
– Tujuannya yaitu memberikan batasan maksimal atau
METODE PENETAPAN
KADAR AIR
Khusus minyak atsiri dan zat lain yang mudah menguap tidak dianjurkan untuk menetapkan kadar air dengan
gravimetri 1. Cara Titrasi 2.Cara Destilasi 3.Cara Gravimetri Karl Fischer Destilasi
4. Kadar abu
Penentuan kadar abu dilakukan untuk memberikan gambaran kandungan mineral internal dan eksternal yang berasal dari proses awal sampai diperoleh
simplisia dan ekstrak baik yang berasal dari tanaman secara alami maupun kontaminan selama proses, seperti pisau yang digunakan telah berkarat).
Prinsip : Tanur, 450-500°C. senyawa organic menguap , rusak.
5. Sisa Pelarut
Memberikan jaminan bahwa selama proses tidak
meninggalkan sisa pelarut yang memang seharusnya
tidak boleh ada (Depkes RI, 2000)
METODE :
1. Cara Destilasi (Penetapan Kadar Etanol)
2. Cara Kromatografi Gas - Cair
6. Cemaran logam berat
– Menentukan kandungan logam berat secara spektroskopi serapan atom (SSA) atau lainnya yang lebih valid.
– Tujuannya untuk memberikan jaminan bahwa ekstrak tidak
mengandung logam berat tertentu (Hg, Pb, Cd, As, dll) melebihi nilai yang ditetapkan karena berbahaya bagi kesehatan.
– Nilai atau rentang yang diperbolehkan terkait dengan kemurnian dan kontaminasi
7. Cemaran mikroba
– Pemeriksaan meliputi : ALTB, MPN Coliform, Uji angka kapang khamir dan uji cemaran aflatoksin.
– Menentukan adanya mikroba yang patogen secara analisis mikrobiologis.
– Tujuannya untuk memberikan jaminan bahwa ektrak tidak boleh mengandung mikroba patogen dan tidak mengandung mikroba non patogen melebihi batas yang ditetapkan karena berpengaruh pada stabilitas ekstrak dan berbahaya bagi kesehatan.
– Nilai atau rentang yang diperbolehkan terkait dengan kemurnian dan kontaminasi
Batas Cemaran Mikroba dalam ekstrak
Penggunaan Mikroba Patogen Bakteri/gram Jamur/gramORAL
0
10
510
3TOPIKAL
0
10
710
4Menurut WHO
Mikroba Patogen
Obat Dalam Obat Luar
Salmonella Staphylococcus aureus
Escherichia coli Pseudomonas aeruginosa.
Staphylococcus aureus Candida albicans
Pseudomonas aeruginosa. Clostridium perftingens Bacillus antracis.
Semua mikroba yang dapat menimbulkan penyakit.
“Cemaran mikroba
patogen harus negatif di
dalam semua sediaan
obat tradisional”
Angka Lempeng Total (ALT)
– Angka lempeng total harus ditekan sekecil mungkin.
– Meskipun mikroba tersebut tidak membahayakan bagi kesehatan, tetapi
kadang-kadang karena pengaruh sesuatu dapat menjadi mikroba yang
membahayakan. Angka lempeng total tersebut dapat digunakan sebagai
petunjuk sampai tingkat berapa industri tersebut melaksanakan Cara
Pembuatan Obat Tradisional yang Baik.
– Makin kecil angka lempeng total bagi setiap produk, makin tinggi nilai
penerapan CPOTB di lndustri tersebut.
Angka yang menunjukkan jumlah bakteri mesofil dalam
tiap 1 ml/1g sediaan obat tradisional yang diperiksa.
UJI NILAI
DUGA
TERDEKAT
(MPN)
COLIFORM
Pertumbuhan bakteri coliform setelah
cuplikan diinokulasikan pada media cair
yang sesuai, adanya reaksi fermentasi
dan pembentukan gas di dalam tabung
durham.
ANGKA KAPANG DAN KHAMIR
– Jumlah kapang (jamur) dan khamir yang besar ,
menunjukkan kemunduran dari mutu obat
traditional.
– Co: Aspergilus flavus dapat menghasilkan
aflatoksin.
AFLATOKSIN
Aflatoksin selain meracuni organ tubuh
bersifat karsinogenik.
Residu pestisida
Prinsip : Menentukan sisa kandungan pestisida yang mungkin saja pernah ditambahkan atau mengkontaminasi pada bahan simplisia pembuatan ekstrak (Depkes RI, 2000)
Tujuan
: Memberikan jaminan bahwa ekstrak tidak mengandung pestisida
melebihi nilai yang ditetapkan karena berbahaya (toksik) bagi kesehatan
(Depkes RI, 2000)
Metode : KLT
Standardisasi
Standardisasi Proses Produksi
Standardisasi adalah proses dalam menetapkan atau merumuskan dan merevisi standar yang dilaksanakan
secara tertib.
Proses produksi adalah dimana semua kegiatan pembuatan mulai dari pengadaan bahan awal
termasuk penyiapan bahan baku, pengolahan sampai pengemasan
Standar Produksi merupakan pedoman yang dapat dipergunakan untuk melaksanakan proses produksi, memberikan data sebagai
dasar untuk pengambilan keputusan-keputusan dalam berproduksi, serta memberikan manfaat seperti penghematan
Parameter proses produksi
Pengeringan simplisia • Sinar matahari • Oven pengering • Diangin-anginkan Pembuatan serbuk • serbuk • dirajang Metode Ekstraksi • Cara Panas • Cara DinginParameter proses produksi
Pemekatan Ekstrak• Rotavapor
• Tangas air
Pengeringan Ekstrak• Spray dryer
• oven
Pembuatan Sediaan • Tablet/Pil • Kapsul • Sirop/Suspensi • Salep/KrimStandardisasi
Produk
Standardisasi Produk Jadi
Validasi
Waktu
Hancur
Kekerasan Keseragaman bobot KerapuhanUji
Batas
MikrobaUji
Disolusi
Tablet/ PilMakin cepat daya
hancur
(pil,tablet,kapsul )
Makin besar dan makin cepat zat aktif yang diserap
oleh tubuh
Makin cepat obat tradisional tersebut diserap
oleh tubuh