MENTERI
TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN
MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI IIEPUBLIK INDONESIA
NOMOR : PER-07/MEN/V/2007 TENTANG
PEDOMAN POLA KARIR DAN POLA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN FUNGSIONAL
PENGANTAR KERJA
MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : bahwa sebagai tindak lanjut dari Kepr.rtusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor KEP.06/M.PAN/2/2000 tentang Jabatan Fungsional Pengantar Kerja dan Angka Kreditnya, perlu mengatur pola karir dan pola pendidikan dan pelatihan jabatan fungsional pengantar kerja yang ditetapkan dengan Peraturan Menteri;
Mengingat Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890);
Undang-Undang Nomor l3 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4279):
Undang-Unciang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);
2.
91
4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437):
5. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 22,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3547);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan
Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Ncgara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 198, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4019);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 15, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4263);
8. Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 1999 tentang Rumpun Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil;
9. Keputusan Presiden Nomor 187/M Tahun 2004 tentang Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu sebagaimana telah beberapa kali diubah dan yang terakhir dengan Keputusan Presiden Nomor 20lP Tahun 2005;
10. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor KEP.06/M- PAN/2/2000 tentang Jabatan Fungsional Pengantar Kerja dan Angka Kreditnya;
11. Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor KEP.40/MEN/2000 dan Nomor l5.A Tahun 2000 tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Pengantar Kerja dan Angka Kreditnya;
12. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
PER.60/PAN1612005 tentang Ketentuan Lampiran I dan atau Lampiran II
Jabatan Fungsional dan Angka Kreditnya;
MEMUTUSKAN
:Menetapkan : PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMTGRASI TENTANG PEDOMAN POLA KARIR DAN POLA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN FUNGSIONAL PENGANTAR KERJA.
98
Pasal I
Dalam Peraturan Menteri yang dimaksud dengan
:l. Pengantar Kerja adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan antar kerja yang meliputi pelayanan, konsultasi, penempatan, perijinan dan informasi kepada instansi pemerintah/swasta.
Pengantar Kerja Tingkat Ahli adalah Pengantar Kerja yang mempunyai kualifikasi profesional yang pelaksanaan tugas dan fungsinya mensyaratkan penguasaan ilmu pengetahuan, metodologi dan teknik analisis di bidang pengantar kerja.
Antar Kerja adalah suatu mekanisme pelayanan kepada pencari kerja untuk memperoleh pekerjaan yang sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya baik untuk sementara waktu maupun tetap, dan di dalam maupun di luar hubungan kerja serta pelayanan kepada pemberi kerja untuk memperoleh tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhannya.
Angka Kredit adalah nilai dari tiap butir kegiatan dan/atau akumulasi nilai butir-butir kegiatan yang harus dicapai oleh pengantar kerja dan digunakan sebagai salah satu syarat untuk pengangkatan dan kenaikan jabatan/pangkat.
Penempatan Tenaga Kerja adalah hasil antar kerja yang menyatakan bahwa pencari kerja mendapatkan pekerjaan baik di dalam maupun di luar hubungan kerja.
Informasi Pasar Kerja adalah kegiatan yang memberikan keterangan mengenai kebutuhan tenaga kerja dan persediaan tenaga kerja serta karakteristik-karakteristik yang berhubungan dengan persediaan dan kebutuhan tenaga kerja secara terus menerus.
Pencari Kerja adalah tenaga kerja yang sedang menganggur dan mencari pekerjaan, maupun
yang sudah bekerja tetapi ingin pindah atau alih pekerjaan yang dinyatakan dengan aktivitasnya mendaftarkan diri kepada pelaksana penempatan tenaga kerja atau malamar pekerjaan kepada pemberi kerja.
Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja adalah instansi pemerintah yang bertanggungjawab di bidang ketenagakerjaan dan lembaga penempatan tenaga kerja swasta.
9. Pemberi Kerja adalah orang perseorangan, pengusaha, badan hukum atau badan-badan lainnya yang mempekerjakan tenaga kerja dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain.
2.
3.
4.
7.
8.
5.
6.
99
10. Pejabat yang berwenang mengangkat, membebaskan sementara dan menghentikan dalam dan dari jabatan fungsional pengantar kerja adalah Pejabat Pembina Kepegawaian yang bersangkutan atau pejabat iain yang ditunjuk.
ll. Pemberhentian adalah pemberhentian dari Jabatan Fungsional Pengantar Kerja dan bukan memberhentikan sebagai Pegawai Negeri Sipil.
12. Lembaga Pelatihan adalah Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi atau lembaga pelatihan/pembelajaran pemerintah daerah yang telah mendapat akreditasi dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
13. Instansi Pembina Jabatan Fungsional Pengantar Kerja adalah Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
14. Pendidikan dan Pelatihan Fungsional Pengantar Kerja adalah Diklat yang dipersyaratkan bagi Pegawai Negeri Sipil yang akan menduduki Jabatan Fungsional Pengantar Kerja.
15. Pendidikan dan Pelatihan Teknis Bidang Antar Kerja adalah Diklat yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan profesionalisme/keahlian serta sikap sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang antar kerja.
16. Pola Karir adalah Pola Pembinaan Pegawai Negeri Sipil yang menggambarkan alur pengembangan karir, yang menunjukkan keterkaitan dan keserasian antarajabatan, pangkat,
diklat jabatan, kompetensi serta masa jabatan seseorang Pegawai Negeri Sipil sejak pengangkatan pertama dalam jabatan tertentu sampai dengan pensiun.
17. Pola Diklat adalah kerangka pembinaan Pegawai Negeri Sipil melalui diklat, guna peningkatan dan pengembangan kompetensi (pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja) seorang Pegawai Negeri Sipil dalam menyelesaikan tugas dan pekerjaannya.
18. Jabatan Karir Terbuka adalah jabatan yang dapat diduduki oleh setiap Pegawai Negeri Sipil yang memenuhi persyaratan.
19. Pembinaan Karir adalah pembinaan dalam upaya untuk meningkatkan kedudukan seseorang dalam susunanjabatan.
20. Sertihkasi adalah suatu proses pemberian surat keterangan bagi Pegawai Negeri Sipil yang
telah lulus mengikuti diklat atau telah mengikuti uji kompetensi.
21. Jenjang Jabatan adalah tingkatan kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak seseorang dalam kaitannya dengan karir.
100
22. Kompetensi Kerja adalah kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sesuai dengan slandar yang ditetapkan.
23. Menteri adalah Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
Pasal 2
(l) Pedoman Pola Karir dan Pola Diklat Jabatan Fungsional Pengantar Kerja ini sebagai acuan
bagi Pejabat Fungsional Pengantar Kerja dan Pejabat Pembina Kepegawaian dalam melakukan pembinaan terhadap Pejabat Fungsional Pengantar Kerja.
(2) Pedoman Pola Karir dan Pola Diklat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), sebagaimana tertuang dalam Lampiran Peraturan Menteri ini.
Pasal 3
Ruang lingkup Pedoman Pola Karir dan Pola Pendidikan dan Pelatihan ini, meliputi ketentuan
yang berkaitan dengan karir Pegawai Negeri Sipil yang menduduki Jabatan Fungsional Pengantar Kerja di lingkungan instansi Pemerintah maupun instansi pemerintah daerah.
Pasal 4
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 4 Mei 2007
MENTERI
TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,
ERMAN SUPARNO
l0l
LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : PER.07/MEN/V/2007 TENTANG
PEDOMAN POLA KARIR DAN POLA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN FUNGSIONAL
PENGANTAR KERJA
BAB I
PENDAHULUAN
Untuk meningkatkan, mengembahgkan dan memperluas pelayanan terhadap pencari kerja dan pengguna tenaga kerja diperlukan Pegawai Pengantar Kerja yang profesional, berdayaguna dan berhasilguna, bersih dan berwibawa serta penuh pengabdian. Oleh karena itu peningkatan kualitas Pejabat Fungsional Pengantar Kerja melalui pendidikan dan pelatihan sangat diperlukan sebagai upaya membentuk Pejabat Fungsional Pengantar Kerja yang kompeten dan profesional.
Hal ini sesuai dengan ketentuan yang diamanatkan dalam Konvensi ILO Nomor 88 yang telah diratifikasi dengan Keputusan Presiden No. 36 Tahun 2002, yang salah satunya mengamanatkan bahwa Staf Lembaga Pelayanan Penempatan Tenaga Kerja harus diberikan pendidikan dan pelatihan yang memadai agar dapat menjalankan tugas-tugasnya. Sejalan dengan hal tersebut,
maka pembinaan Pegawai Negeri Sipil khususnya yang memangku Jabatan Fungsional Pengantar Kerja perlu dilakukan dengan sebaik-baiknya atas dasar sistem karir dan prestasi kerja.
Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi sebagai instansi pembina jabatan fungsional pengantar kerja sesuai Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 06/KEPA4.PAN/2/2000 tentang Jabatan Fungsional Pengantar Kerja dan Angka Kreditnya, berkewajiban dan mempunyai tanggungiawab untuk melakukan pembinaan dan pengembangan Pejabat Fungsional Pengantar Kerja. Untuk adanya kesamaan dalam melakukan pembinaan terhadap Pejabat Fungsional Pengantar Kerja perlu ada Pedoman Pola Karir dan Pola Diklat Pengantar Kerja. Dengan demikian diharapkan dapat menghasilkan Pejabat Fungsional Pengantar Kerja yang memiliki kualitas tertentu untuk memenuhi salah satu persyaratan jabatan baik fungsional maupun struktural di bidang antar kerja.
102
BAB II
KARIR PENGANTAR KERJA
Karir pengantar kerja merupakan jenjang jabatan dan kepangkatan bagi setiap Pegawai Negeri
Sipil yang memangku Jabatan Fungsional Pengantar Kerja, sehingga terdapat kepastian atau
jaminan bagi mereka yang memangku atau memilih jalur jabatan fungsional ini dalam
pengembangan karirnya dimasa yang akan datang.
Jabatan Fungsional Pengantar Kerja merupakan jabatan karir terbuka bagi Pegawai Negeri Sipil pusat maupun daerah yang melaksanakan fungsi-fungsi pelayanan antar kerja, meliputi pelayanan perantaraan kerja, informasi pasar kerja, penyuluhan dan bimbingan jabatan. Dalam
hal ini mengandung arti bahwa untuk kepentingan dinas dan/atau dalam rangka menambah pengetahuan, pengalaman dan pengembangan karir, seorang pengantar kerja dapat dipindahkan dan/atau pindah ke jabatan struktural atau jabatan fungsional lainnya sesuai ketentuan yang berlaku. Demikian pula sebaliknya bagi pejabat struktural, atau fungsional lainnya dapat diangkat menjadi Pejabat Fungsional Pengantar Kerja sepanjang memenuhi persyaratan untuk pengangkatan jabatan Pengantar Kerja.
Untuk meniti jenjang jabatan Pengantar Kerja dilakukan pembinaan secara sistematis, vertikal, horizontal dan diagonal melalui pendidikan dan pelatihan, uji kompetensi, pengalaman kerja yang dimiliki, penugasan serta pengembangan profesi yang sesuai dengan keahliannya.
A. Jabatan Fungsional Pengantar Kerja
Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 1999 tentang Rumpun Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil dan Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
Nomor 06/KEP/M.PAN/2/2000 tentang Jabatan Fungsional Pengantar Kerja dan Angka Kreditnya bahwa Jabatan Fungsional Pengantar Kerja termasuk dalam rumpun ilmu sosial dan yang berkaitan. Sedangkan kedudukan, tugas pokok dan fungsi Pengantar Kerja, adalah sebagai berikut
:l. Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi
a. Kedudukan
l) Pengantar Kerja merupakan pejabat pelaksana teknis fungsional yang berkedudukan sebagai pelaksana tehnis dalam melaksanakan kegiatan antar kerja yang berkedudukan pada instansi pemerintah;
2) Jabatan Fungsional Pengantar Kerja adalah jabatan karir yang hanya dapat diduduki oleh Pegawai Negeri Sipil.
103
b. Tugas Pokok
Tugas Pokok Pengantar Kerja adalah melaksanakan pelayanan dan konsultasi antar kerja dan pengembangan antar kerja.
c. Fungsi
Pengantar kerja berfungsi melakukan pelayanan kepada pencari kerja untuk memperoleh pekerjaan yang sesuai bakat, minat dan kemampuan serta pelayanan kepada pengguna tenaga kerja untuk memperoleh tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhannya.
2. Jenjang Jabatan, Pangkat dan Golongan
Pola Karir dan Pola Diklat Pengantar Kerja yang diatur dalam pedoman ini terbatas pada kategori Pengantar Kerja Ahli. Adapunjenjangjabatan, pangkat dan golongan Pengantar Kerja Ahli adalah sebagai berikut
:a. Jenjang Jabatan
Jenjang Jabatan Pengantar Kerja Ahli terdiri dari
:l) Pengantar Kerja Pertama;
2) Pengantar Kerja Muda; dan
3) Pengantar Kerja Madya
b. Jenjang Pangkat dan Golongan
Jenjang pangkat dan golongan ruang Pengantar Kerja Ahlid dari yang terrendah sampai yang tertinggi. yaitu:
I
) Pengantar Kerja Penama terdiri dari:
a) Penata Muda, golongan ruang III/a; dan b) Penata Muda Tingkat I, golongan ruang III/b'
2) Pengantar Kerja Muda terdiri dari:
a) Penata, golongan ruang III/c; dan b) Penata TK.l, golongan ruang III/d.
3) Pengantar Kerja Madya terdiri dari:
a) Pembina, golongan ruang IV/a;
b) Pembina TK.l, golongan ruang IV/b; dan c)Pembina Utama Muda, golongan ruang IV/c.
r04
B. Pembinaan Karir Jabatan Fungsional Pengantar Kerja
Pegawai Negeri Sipil yang diangkat Dalam Jabatan Fungsional Pengantar Kerja tidak dapat menduduki jabatan langkap, baik dalan jabatan struktural maupun jabatan fungsional lainnya. Dengen demikian diharapkan Pejabat Fungsional Pangantar Kerja akan dapat berkonsentrasi sepenuhnya pada bidang tugasnya, sehingga pencapaian angka kredit sebagai salah satu unsur untuk kenaikan jabatan dan perangat akan dapat terpenuhi, selanjutnya hal-hal yang terkait denganpembinaan karir pengantar tenaga kerja adalah sebagai berikut;
1. Pengangkatan Pertana Dalam Jabatan Fungsional Pengantar Kerja
a. Persysratan
Pegawai Negeri Sipil yang diangkat pertama kali dalam Jabatan Fungsional Pengantar Tenaga Kerja Ahli Harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
l) Berijazah serendah-rendahnya sarjana (Sl/D-lV) sesuai dengan kualifikasi yang ditentukan.
2) Pangkat serendah-rendahnya Penata Muda, golongan ruang (III/a);
3) Telah mengikuti dan lulus pendidikan dan pelatihan Fungsional Pengantar Kerjal
4) Setiap unsur penilaian pelaksanaan pekerjaan (DP-3) sekurang-kurangnya bemilai o'Baik" dalam I (satu) tahun terakhir;
5) Tidak sedang menjalani hukuman disiplin atau dalam proses penjatuhan hukuman disiplin tingkat sedang atau berat;
6) Untuk pengangkatan pertama berdasarkan perolehan angka kredit yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenag.
b) Tata Cara
Pegawai Negeri Sipil yang diangkat pertama kali dalamJabatan Fungsional Pengantar Kerja dilakukan oleh:
l) Menteri untuk instansi pembina kepegawaian tingkay pusat; dan
2; Gubernur/Bupati/Walikota untuk instansi pembina Kepegawaian tingkat daerah.
r05
2. Kenaikan Pangkat dan Jenjang Jabatan Fungsional Pengantar Kerja
a. Kenaikan Pangkat
' Kenaikan pangkat dalam Jabatan Fungsional Pengantar Kerja merupakan kenaikan pangkat pilihan. Persyaratan yang harus dipenuhi untuk kenaikan pangkat bagi Pejabat Fungsional Pengantar Kerja adalah sebagai berikut
l) dipenuhi angka kredit yang ditentukan untuk kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi:
2) sekurang-kurangnya telah 2 (dua) tahun dalam pangkat terakhir;
3) setiap unsur penilaian pelaksanaan pekerjaan dalam DP-3 sekurang-kurangnya bernilai "baik" dalam 2 (dua) tahun terakhir.
b. Kenaikan Jenjang Jabatan
Pejabat Fungsional Pengantar Kerja yang telah menerima kenaikan pangkat untuk golongan tetentu dapat diberikan kenaikanjabatan dengan persyaratan sebagai berikut:
1) ielah menerima keputusan kenaikan pangkat, misalnya dari;
a) Golongan III/b ke Golongan III/c; atau b) Golongan III/d ke Golongan IV/a
2) sekurang-kurangnya telah I (satu) tahun dalamjabatan terakhii;
3) dipenuhi angka kredit yang ditentukan untuk kenaikanjabatan setingkat lebih tinggi dan telah ditetapkan oleh pejabat yang berwenang;
4) setiap unsur penilaian pelaksanaan pekerjaan dalam DP-3 sekurang-kurangnya bernilai "baik" dalam I (satu) tahun terakhir;
5) tidak sedang menjalani hukuman displin atau dalam proses penjatuhan hukuman disiplin tingkat sedang atau berat.
3 Perpindahan Jabatan
Untuk kepentingan dinas dan/atau menambah pengetahuan, pengalaman, dan pengembangan karir pengantar kerja dapat dipindahkan atau dialihkan didalam jabatan struktural atau jabatan fungsional lainnya sepanjang memenuhi persyaratan jabatan.
106
Perpindahan kedalam jabatan struktural
l) Pegawai Negeri Sipil yang telah diangkat dalam jabatan Fungsional Pengantar
Kerja dapat diangkat ke dalam jabatan struktural yang berada di lingkungan unit kerja penempatan tenaga kerja;
2) Pejabat Fungsional Pengantar Kerja dapat diangkat ke dalam jabatan struktural di luar unit kerja penempatan tenaga kerja, ietapi masih dalam lingkup bidang ketenagakejaan sepanjang memenuhi persyaratan jabatan.
b. Perpindahaan ke dalamjabatan fungsional lainnya
Pejabat Fungsional Pengantar Kerja dapat dipindah/diangkat ke dalam jabatan fungsional lain dan/atau sebaliknya sepanjang memenuhi persyaratan ketentuan yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan.
c, Perpindahan dari jabatan struktural atau jabatan fungsional lainnya kedalam jabatan fungsional pengantar kerja.
Pejabat struktural atau fungsional lainnya dapat diangkat dalam Jabatan Fungsional
,
Pengantar Kerja sepanjang memenuhi persyaratan sebagai berikut:
I