• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh konsentrasi belajar dan gaya belajar terhadap hasil belajar siswa kelas VIII pada mata pelajaran IPA di SMP Negri 1 Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh konsentrasi belajar dan gaya belajar terhadap hasil belajar siswa kelas VIII pada mata pelajaran IPA di SMP Negri 1 Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016."

Copied!
197
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENGARUH KONSENTRASI BELAJAR DAN BERBAGAI GAEA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII PADA PELAJARAN IPA DI SMP NEGERI 1 EOGEAKARTA TAHUN AJARAN

2015/2016

Regina Risa Dewi Universitas Sanata Dharma

2016

TeUah diUakukan peneUitian untuk mengetahui pengaruh konsentrasi beUajar dan berbagai gaya beUajar terhadap hasiU beUajar IPA siswa keUas VIII E dan VIII F di SMP Negeri 1 Yogyakarta pada semester 2 tahun ajaran 2015/2016. Desain peneUitian ini adaUah peneUitian deskriptif kuantitatif dengan anaUisa koreUasi. Berdasarkan hasiU peneUitian yang teUah diUakukan menunjukkan bahwa siswa memiUiki tingkat konsentrasi yang sangat baik yakni 37,2% dengan kUasifikasi tinggi dan 60,4% dengan kUasifikasi sedang. Dari hasiU anaUisa yang teUah diUakukan disimpuUkan bahwa tidak ada pengaruh antara konsentrasi beUajar siswa dengan hasiU beUajar IPA siswa keUas VIII. Sedangkan untuk gaya beUajar, terbagi menjadi 4 yakni gaya beUajar diverger, assimiUator, konverger dan akomodator. Siswa yang memiUiki gaya beUajar tipe diverger sebanyak 11 orang, tipe assimiUator sebanyak 13 orang, tipe konverger sebanyak 5 orang dan tipe akomodator sebanyak 14 orang. Tiap gaya beUajar ini memiUiki tingkatan yang berbeda – beda. HasiU anaUisa yang teUah diUakukan menunjukkan tidak ada pengaruh antara gaya beUajar diverger, assimiUator, konverger ataupun akomodator dengan hasiU beUajar IPA siswa. HaU ini kemungkinan disebabkan oUeh banyak faktor, diantaranya adaUah cara mengajar guru, gangguan konsentrasi yang diaUami oUeh siswa dan keikutsertaan siswa daUam bimbingan beUajar di Uuar sekoUah.

(2)

ABSTRACT

THE EFFECT OF VARIOUS CONCENTRATION STUDE AND LEARNING STELES TO THE LEARNING OUTCOMES OF CLASS VIII FOR SCIENT SUBJECT IN SMP NEGERI 1 EOGEAKARTA ACADEMIC

EEAR 2015/2016 VIII, VIII E,F for scient subject in SMP Negeri 1 Yogyakarta in the 2nd haUf of the schooU year 2015/2016. This study design in descriptive quantitative research with correUation anaUysis. Based on the research that has been done shows that students have very good concentration UeveU that is 37,2% with a high cUassification and 60,4% with moderate cUassification. From the anaUysis that has been done is concUuded that there is no correUation between the concentration of student Uearning outcomes in cUass VIII. As for the Uearning styUe, which is divided into four they are Uearning styUes diverger, assimiUator, konverger, and akomodator. Students who have a Uearning styUe types diverger are 11 peopUe, the type assimiUator are 13 peopUe, 5 peopUe konverger types and types akomodator are 14 peopUe. Each of these Uearning styUeshave different UeveUs. The resuUt of the anaUysis have shown no correUation between Uearning styUes diverger, assimiUator, konverger or akomodator with student Uearning outcomes scient subject. This is UikeUy caused by many factors, incUuiding the way teachers teach, concentration probUem experienced by student and student participation in tutoring outside of schooU.

(3)

i

PENGARUH KONSENTRASI BELAJAR DAN BERBAGAI GAYA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII PADA PELAJARAN IPA DI SMP NEGERI 1 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN

2015/2016

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

OLEH :

REGINA RISA DEWI NIM : (121424010)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(4)

i

PENGARUH KONSENTRASI BELAJAR DAN BERBAGAI GAYA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII PADA PELAJARAN IPA DI SMP NEGERI 1 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN

2015/2016

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

OLEH :

REGINA RISA DEWI NIM : (121424010)

PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(5)

ii

SKRIPSI

PENGARUH KONSENTRASI BELAJAR DAN BERBAGAI GAYA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII PADA PELAJARAN IPA DI SMP NEGERI 1 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN

2015/2016

Oleh :

Regina Risa Dewi

NIM : 121424010

Telah disetujui oleh

Pembimbing

(6)
(7)

iv

PERSEMBAHAN

Ku persembahkan karya tulis ini teruntuk :

1. Bapak Nanang Setia Karno dan Ibu Sulastri tercinta sebagai kedua orang tua saya yang senantiasa memberikan doa, dukungan dan motivasi terbaiknya untuk penulis.

2. Adik saya Pius Febrian Rahman Agung yang selalu memberikan semangatnya.

3. Simbah putri Kamsiyah yang selalu memanjatkan doa – doa terbaiknya. 4. Seluruh keluarga besar Gombong dan Cilacap.

(8)

v

MOTTO

“ Bertaqwalah pada Allah, maka Allah akan mengajarimu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu” (QS. Al- Baqarah ayat 282)

“Barang siapa bersungguh – sungguh, sesungguhnya kesungguhannya itu adalah untuk dirinya sendiri” (QS. An-Ankabut ayat 6)

“ Hidup adalah perjuangan”

“Tidak ada apapun di dunia ini yang bisa mengalahkan ketekunan (Calvin Coolidge)”

(9)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 13 Juni 2016 Penulis

(10)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma

Nama : Regina Risa Dewi

NIM : 121424010

Demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

“PENGARUH KONSENTRASI BELAJAR DAN BERBAGAI GAYA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII PADA PELAJARAN IPA DI SMP NEGERI 1 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016”

Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata

Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,

mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan

mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis

tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya

selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Dibuat di : Yogyakarta

Pada tanggal :13 Juni 2016

Yang menyatakan

(11)

viii

ABSTRAK

PENGARUH KONSENTRASI BELAJAR DAN BERBAGAI GAYA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII PADA PELAJARAN IPA DI SMP NEGERI 1 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN

2015/2016 Regina Risa Dewi Universitas Sanata Dharma

2016

Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh konsentrasi belajar dan berbagai gaya belajar terhadap hasil belajar IPA siswa kelas VIII E dan VIII F di SMP Negeri 1 Yogyakarta pada semester 2 tahun ajaran 2015/2016. Desain penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif dengan analisa korelasi. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa siswa memiliki tingkat konsentrasi yang sangat baik yakni 37,2% dengan klasifikasi tinggi dan 60,4% dengan klasifikasi sedang. Dari hasil analisa yang telah dilakukan disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh antara konsentrasi belajar siswa dengan hasil belajar IPA siswa kelas VIII. Sedangkan untuk gaya belajar, terbagi menjadi 4 yakni gaya belajar diverger, assimilator, konverger dan akomodator. Siswa yang memiliki gaya belajar tipe diverger sebanyak 11 orang, tipe assimilator sebanyak 13 orang, tipe konverger sebanyak 5 orang dan tipe akomodator sebanyak 14 orang. Tiap gaya belajar ini memiliki tingkatan yang berbeda – beda. Hasil analisa yang telah dilakukan menunjukkan tidak ada pengaruh antara gaya belajar diverger, assimilator, konverger ataupun akomodator dengan hasil belajar IPA siswa. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh banyak faktor, diantaranya adalah cara mengajar guru, gangguan konsentrasi yang dialami oleh siswa dan keikutsertaan siswa dalam bimbingan belajar di luar sekolah.

(12)

ix

ABSTRACT

THE EFFECT OF VARIOUS CONCENTRATION STUDY AND LEARNING STYLES TO THE LEARNING OUTCOMES OF CLASS VIII FOR SCIENT SUBJECT IN SMP NEGERI 1 YOGYAKARTA ACADEMIC

YEAR 2015/2016 VIII, VIII E,F for scient subject in SMP Negeri 1 Yogyakarta in the 2nd half of the school year 2015/2016. This study design in descriptive quantitative research with correlation analysis. Based on the research that has been done shows that students have very good concentration level that is 37,2% with a high classification and 60,4% with moderate classification. From the analysis that has been done is concluded that there is no correlation between the concentration of student learning outcomes in class VIII. As for the learning style, which is divided into four they are learning styles diverger, assimilator, konverger, and akomodator. Students who have a learning style types diverger are 11 people, the type assimilator are 13 people, 5 people konverger types and types akomodator are 14 people. Each of these learning styleshave different levels. The result of the analysis have shown no correlation between learning styles diverger, assimilator, konverger or akomodator with student learning outcomes scient subject. This is likely caused by many factors, incluiding the way teachers teach, concentration problem experienced by student and student participation in tutoring outside of school.

(13)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah swt. yang telah

memberikan rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Pengaruh Konsentrasi Belajar Dan Gaya Belajar Siswa Terhadap Hasil

Belajar Siswa Kelas VIII Pada Pelajaran IPA Di SMP Negeri 1 Yogyakarta

Tahun Ajaran 2015/2016”. Skripsi ini adalah syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada program studi Pendidikan Fisika di Universitas

Sanata Dharma.

Penulis menyadari jika skripsi ini dapat diselesaikan berkat bimbingan dan

dan dukungan dari beberapa pihak yang berperan penting dalam penyelesaian

skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Allah swt. yang telah memberikan rahmatNya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

2. Bapak Rohandi, Ph.D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak Dr. Marcellinus Andy Rudhito, S.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

4. Bapak Dr. Ign. Edi Santosa, M.S, selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Fisika.

5. Ibu Ir. Sri Agustini Sulandari,M.Si, sebagai Dosen Pembimbing Skripsi dan

Dosen Pembimbing Akademik yang sabar dan penuh pengertian dan

(14)

xi

6. Segenap dosen program studi Pendidikan Fisika dan karyawan JPMIPA yang

telah memberikan arahan dan bimbingan dalam penyelesaian skripsi ini.

7. Bapak Drs. Siswanto,M.Pd selaku guru mata pelajaran IPA di SMP Negeri 1

Yogyakarta yang telah membimbing penulis dengan memberikan kritik dan

saran dalam upaya pelaksanaan penelitian dan penyelesaian penulisan skripsi.

8. Siswa kelas VIII E dan VIII F SMP Negeri 1 Yogyakarta atas partisipasi dan

kerjasama dalam pelaksanaan peneltian.

9. Keluarga tercinta Bapak Nanang Setia Karno, Ibu Sulastri, Pius Febrian

Rahman Agung yang selalu memberikan semangat, motivasi, dukungan dan

doa dalam penyelesaian penelitian dan skripsi.

10. Sahabat – sahabat terbaikku Fidelia Destyari D.I, Adventa Eklesiawati,

Ririn Meilita, Mariati Daeli, Francisca Mei, dan Selpha Wiwit, Bartolomeus

Delfian, Paskalis yang membantu, memberikan dukungan pada peneliti.

11. Serta semua pihak yang telah mendukung penulis dalam menyelesaikan

penelitian dan skripsi ini.

Penulis menyadari jika dalam penulisan skripsi ini masih ada beberapa

kesalahan ataupun kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan

saran dari pembaca yang membangun terhadap skripsi ini. Semoga skripsi ini

berguna dan bermanfaat bagi para pembaca.

Yogyakarta, 13 Juni 2016 Penulis

(15)

xii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

(16)

xiii

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Penelitian ………

B. Data Hasil Penelitian ………..

C. Analisa Data dan Pembahasan ………

(17)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kisi – kisi Kuisioner Konsentrasi Belajar ………... 23

Tabel 2. Kisi – kisi Angket Gaya Belajar ………. 24

Tabel 3. Kisi – kisi Pertanyaan Wawancara ……….. 26

Tabel 4. Klasifikasi Konsentrasi Belajar ………... 29

Tabel 5. Klasifikasi Gaya Belajar ………. 30

Tabel 6. Distribusi Gaya Belajar Siswa Kelas VIII E dan VIII F ……… 37

Tabel 7. Distribusi Gaya Belajar Diverger, Konsentrasi dan Hasil Belajar Siswa ………. 38

Tabel 8. Distribusi Gaya Belajar Asimilator, Konsentrasi dan Hasil Belajar Siswa ………. 39

Tabel 9. Distribusi Gaya Belajar Konverrger, Konsentrasi dan Hasil Belajar Siswa ………. 39

Tabel 10. Distribusi Gaya Belajar Akomodator, Konsentrasi dan Hasil Belajar Siswa ………. 39

Tabel 11. Skor Konsentrasi Belajar ……….. 41

Tabel 12. Skor Gaya Belajar Diverger ………. 42

Tabel 13. Skor Gaya Belajar Asimilator ……….. 44

Tabel 14. Skor Gaya Belajar Akomodator ………... 45

Tabel 15. Skor Gaya Belajar Konverger ……….. 46

Tabel 16. Skor Hasil Belajar ……… 47

Tabel 17. Uji Normalitas Gaya Belajar Diverger ……… 48

Tabel 18. Uji Normalitas Gaya Belajar Asimilator ………. 49

Tabel 19. Uji Normalitas Gaya Belajar Konverger ………. 49

Tabel 20. Uji Normalitas Gaya Belajar Akomodator ……….. 50

Tabel 21. Uji Normalitas Gaya Konsentrasi Belajar ………. 50

Tabel 22. Uji Normalitas Hasil Belajar (UTS) ………. 50

Tabel 23. Uji Normalitas Hasil Belajar Gaya Belajar Diverger ……… 51

Tabel 24. Uji Normalitas Hasil Belajar Gaya Belajar Asimilator ……… 51

Tabel 25. Uji Normalitas Hasil Belajar Gaya Belajar Konverger ………….. 51

Tabel 26. Uji Normalitas Hasil Belajar Gaya Belajar Akomodator ………… 52

Tabel 27. Uji F Dependent ……….. 52

Tabel 28. Uji Anova Dependent Gaya Belajar ……….. 53

Tabel 29. Uji Korelasi Spearman Gaya Belajar Diverger dan Hasil Belajar…. 53 Tabel 30. Uji Korelasi Spearman Gaya Belajar Asimilator dan Hasil

(18)

xv

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1. Distribusi Persentase Konsentrasi Belajar ………. 41

Grafik 2. Distribusi Persentase Gaya Belajar Diverger ……… 43

Grafik 3. Distribusi Persentase Gaya Belajar Asimilator ……….. 44

Grafik 4. Distribusi Persentase Gaya Belajar Akomodator ……….. 45

Grafik 5. Distribusi Persentase Gaya Belajar Konverger ……….. 46

(19)

xvi

DAFTAR GAMBAR

(20)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Ijin Permohonan Penelitian ……… 70

Lampiran 2. Surat Ijin Pelaksanaan Penelitian ……… 71

Lampiran 3. Kisi – kisi Kuisioner Gaya Belajar dan Konsentrasi Belajar …. 72 Lampiran 4. Kuisioner Konsentrasi Belajar ……….. 75

Lampiran 5. Angket Gaya Belajar Siswa ………... 76

Lampiran 6. Daftar Pertanyaan Wawancara ……… 78

Lampiran 7. Validasi Instrumen ……… 79

Lampiran 8. Data Gaya Belajar Siswa ………. 115

Lampiran 9. Data Konsentrasi Belajar Siswa ……….. 123

Lampiran 10. Data Nilai UTS Siswa ………... 125

Lampiran 11. Soal UTS ……… 127

Lampiran 12. Rekapan Hasil Wawancara ………. 134

Lampiran 13. Data Analisa Video ………. 147

(21)

1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kegiatan belajar mengajar adalah suatu proses belajar yang dilakukan oleh

seseorang untuk memperoleh ilmu pengetahuan, sedangkan mengajar adalah suatu

proses menstransfer ilmu pengetahuan kepada orang lain untuk mengembangkan

kemampuan berpikir orang tersebut. Di sekolah kegiatan belajar mengajar

dilakukan sesuai dengan aturan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dari dinas

pendidikan. Dalam hal ini guru berperan sebagai fasilitator belajar siswa dalam

melaksanakan kegiatan belajar siswa, di kegiatan belajar ini guru juga

menyampaikan materi pelajaran pada siswa agar siswa mampu mengembangkan

pengetahuannya. Sedangkan siswa adalah orang yang melaksanakan kegiatan

belajar untuk dirinya sendiri agar kemampuannya berkembang.

Kegiatan belajar mengajar di sekolah dilaksanakan secara bersama – sama

oleh sejumlah siswa di kelas, sehingga di kelas membentuk suatu komunitas

kelas. Komunitas siswa di kelas inilah yang juga menentukan kondisi di kelas

tersebut, apabila di kelas itu di tempati oleh mayoritas siswa yang rajin belajar

maka akan membentuk kondisi dan warna kelas yang fokus terhadap materi

pelajaran dan belajar dengan sungguh – sungguh. Sebaliknya apabila di kelas

tersebut di tempati oleh siswa yang mayoritas kurang rajin dan malas maka akan

(22)

saat pelajaran berlangsung, sehingga akan mempengaruhi konsentrasi dalam

melaksanakan kegiatan belajar di kelas.

Pengalaman yang diperoleh peneliti dalam kegiatan Program Pengalaman

Lapangan (PPL) adalah mengetahui kondisi di kelas karena proses pengamatan

dan observasi yang dilakukan sebelum mengajar. Setelah melakukan observasi ini

peneliti memperhatikan gaya belajar dan konsentrasi siswa yang berbeda - beda

saat pelajaran IPA. Peneliti telah melakukan observasi di kelas VIII E dan VIII F.

Di kelas tersebut memiliki kondisi kelas yang berbeda saat pelajaran IPA

berlangsung. Di kelas VIII E cenderung memiliki kondisi kelas yang kurang

tenang dan ramai daripada kelas VIII F. Setiap siswa di kelas memiliki gaya

belajar yang berbeda – beda bergantung dengan kecenderungan yang dia miliki

untuk belajar. Sedangkan konsentrasi belajarnya pun berbeda – beda tergantung

juga dengan kemampuan yang dimiliki siswa untuk memusatkan perhatian

terhadap materi pelajaran yang dijelaskan oleh guru. Hal inilah yang menarik

minat peneliti untuk melakukan penelitian untuk mengetahui gaya belajar yang

dimiliki oleh masing – masing siswa, konsentrasi belajar siswa di kelas dan hasil

belajar yang dicapai oleh siswa. Kemudian setelah mengetahui hal ini peneliti

ingin mengetahui pengaruh konsentrasi dan berbagai gaya belajar siswa terhadap

hasil belajar yang dicapai oleh siswa.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah pengaruh konsentrasi belajar siswa terhadap hasil belajar

(23)

2. Bagaimanakah pengaruh gaya belajar terhadap hasil belajar siswa pada

mata pelajaran IPA kelas VIII E dan VIII F di SMP Negeri 1 Yogyakarta ?

C. Batasan Masalah

Agar pengkajian masalah dalam penelitian tidak terlalu luas, maka diperlukan

batasan masalah. Adapun batasan masalahnya adalah sebagai berikut :

1. Subyek penelitian adalah siswa kelas VIII E dan VIII F di SMP Negeri 1

Yogyakarta pada semester II, tahun ajaran 2015/2016.

2. Obyek penelitiannya yaitu :

a. Pengaruh konsentrasi belajar dan hasil belajar siswa

b. Pengaruh gaya belajar dan hasil belajar siswa.

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh konsentrasi belajar siswa terhadap hasil

belajar IPA siswa kelas VIII E dan VIII F di SMP Negeri 1 Yogyakarta.

2. Untuk mengetahui pengaruh i gaya belajar terhadap hasil belajar siswa

pada mata pelajaran IPA kelas VIII E dan VIII F di SMP Negeri 1

Yogyakarta.

E. Hipotesa Penelitian

Berdasarkan permasalahan penelitian ini yaitu tentang pengaruh gaya belajar

terhadap hasil belajar siswa dan konsentrasi belajar siswa terhadap hasil prestasi

belajar siswa pada pembelajaran IPA yang diukur melalui nilai hasil belajar siswa.

Ada dua hipotesis yang berlaku dalam penelitian ini, yaitu:

1. Ho : tidak ada pengaruh antara gaya belajar siswa terhadap hasil belajar

(24)

H1 : ada pengaruh antara gaya belajar siswa terhadap hasil belajar siswa.

2. Ho : tidak ada pengaruh antara konsentrasi belajar siswa terhadap hasil

belajar siswa.

H1 : ada pengaruh antara konsentrasi belajar siswa terhadap hasil belajar

siswa.

F. Manfaat Penelitian 1. Bagi guru dan siswa

a. Mengetahui gaya belajar yang dimiliki oleh siswa.

b. Mengetahui tingkat konsentrasi siswa selama pelajaran berlangsung.

c. Mengetahui pengaruh gaya belajar terhadap hasil belajar siswa dan

konsentrasi terhadap hasil belajar siswa.

2. Bagi peneliti

a. Mengetahui kondisi dan pengaruh gaya belajar belajar siswa di kelas.

(25)

5

BAB II

LANDASAN TEORI A. Belajar

Belajar atau learning merupakan fokus utama dalam psikologi pendidikan.

Suryabrata (1984) dan Masrun dan Martinah (1972) mengemukakan bahwa pada

dasarnya belajar merupakan sebuah proses untuk melakukan perubahan perilaku

seseorang, baik lahiriah maupun batiniah. Perubahan menuju kebaikan, dari yang

jelek menjadi baik. Proses perubahan tersebut sifatnya relatif permanen dalam

artian bahwa kebaikan yang diperoleh berlangsung lama dan proses perubahan

tersebut dilakukan secara adaptif, tidak mengabaikan kondisi lingkungannya.

Perubahan tersebut terjadi karena adanya akumulasi pengalaman seseorang ketika

melakukan interaksi dengan lingkungan sekitarnya. (Ghufron, 2013: 4)

Menurut Cronbach “learning is shown by a change in behavior as a result of

experience”. Belajar adalah perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman.

(Suprijono, 2015 : 2)

Alsa (2005) berpendapat bahwa belajar adalah tahapan perubahan perilaku

yang relative menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi individu dan

lingkungannya. Upaya perubahan aspek lahiriah dan batinian dalam proses belajar

tersebut menurut Bloom (1956) meliputi tiga komponen;kognitif, afektif, dan

psikomotorik. Pada aspek kognitif, potensi yang perlu dikembangkan adalah

potensi berpikir para peserta didik dengan melatih mereka untuk memahami

(26)

mengevaluasi berbagai masalah yang ada di sekitarnya.

Pada aspek afektif, peserta didik perlu dilatih untuk peka dengan kondisi

lingkungan sekitarnya. Sedangkan pada aspek psikomotorik, peserta didik perlu

dilatih untuk mengimplementasikan perubahan – perubahan yang terjadi dalam

aspek kognitif dan afektif dalam perilaku nyata dalam kehidupan sehari – hari.

(Ghufron, 2013: 4 – 5)

Belajar menurut pandangan B. F. Skinner (1958) adalah suatu proses adaptasi

atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progressif. Belajar juga

dipahami sebagai suatu perilaku , pada saat orang belajar , maka responnya

menjadi lebih baik. Sebaliknya bila ia tidak belajar maka responnya menurun. Jadi

belajar ialah suatu perubahan dalam kemungkinan atau peluang terjadinya respon.

(Sagala, 2014 : 14)

Proses belajar IPA ditandai dengan adanya perubahan pada individu yang

belajar, baik berupa sikap, perilaku, pengetahuan, pola pikir, dan konsep nilai

yang dianut. (Wisudawati & Sulistyowati, 2013 : 31)

Pembelajaran IPA adalah interaksi antara komponen – komponen

pembelajaran dalam bentuk proses pembelajaran untuk mencapai tujuan yang

berbentuk kompetensi yang ditetapkan. (Wisudawati & Sulistyowati, 2013 : 26)

B. Konsentrasi Belajar

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia konsentrasi merupakan pemusatan

perhatian atau pikiran pada suatu hal. Konsentrasi belajar berasal dari kata

konsentrasi dan belajar. Hornby dan Siswoyo (1993:69) mendefinisikan

(27)

atau aktivitasnya). Konsentrasi belajar juga dapat disimpulkan sebagai pemusatan

perhatian dalam proses perubahan tingkah laku yang dinyatakan dalam bentuk

penguasaan, penggunaan, dan penilaian terhadap atau mengenai sikap dan nilai –

nilai, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai bidang

studi.

Konsentrasi adalah pemusatan perhatian dan kesadaran sepenuhnya kepada

materi pelajaran yang sedang dipelajari dengan mengeyampingkan semua hal

yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan kegiatan tersebut. Bila seseorang

tidak bisa berkonsentrasi, proses tersebut tidak berjalan dengan baik sehingga

kemungkinan besar tidak dapat menyerap, menyimpan, dan mengingat kembali

informasi dengan baik. (Olivia, 2010). Sedangkan menurut The Liang Gie (1983)

konsentrasi adalah pemusatan pikiran terhadap suatu hal dengan

mengenyampingkan semua hal lainnya yang tidak berhubungan. Dalam belajar

konsentrasi berarti pemusatan pikiran terhadap suatu mata pelajaran dengan

menyampingkan semua hal lainnya yang tidak berhubungan dengan pelajaran

tersebut. Blerkom (2008) juga menjelaskan jika konsentrasi adalah memusatkan

perhatian pada apa yang dilakukan.

Ciri – ciri siswa yang dapat berkonsentrasi belajar berkaitan dengan perilaku

belajar yang meliputi perilaku kognitif, perilaku afektif dan perilaku

psikomotorik. Karena belajar merupakan aktivitas yang berbeda – beda pada

berbagai bahan pelajaran, maka perilaku konsentrasi belajar tidak sama pada

(28)

klasifikasi perilaku belajar yang digunakan untuk mengetahui ciri – ciri siswa

yang dapat berkonsentrasi belajar sebagai berikut.

1. Perilaku kognitif, yaitu perilaku yang menyangkut masalah pengetahuan,

informasi, dan masalah kecakapan intelektual. Pada perilaku kognitif ini, siswa

yang memiliki konsentrasi belajar dapat ditengarai dengan:

a. kesiapan pengetahuan yang dapat segera muncul bila diperlukan

b. komprehensif dalam penafsiran informasi

c. mengaplikasikan pengetahuan yang diperoleh

d. mampu mengadakan analisis dan sintesis pengetahuan yang diperoleh.

2. Perilaku afektif, yaitu perilaku yang berupa sikap dan apersepsi. Pada perilaku ini,

siswa yang memiliki konsentrasi belajar dapat ditengarai :

a. Adanya penerimaan, yaitu tingkat perhatian tertentu

b. Respon, yaitu keinginan untuk mereaksi bahan yang diajarkan

c. Mengemukakan suatu pendangan atau keputusan sebagai integrasi dari suatu

keyakinan, ide dan sikap seseorang.

3. Perilaku psikomotor, pada perilaku ini siswa yang berkonsentrasi dapat ditengarai

dengan:

a. Adanya gerakan anggota badan yang tepat atau sesuai dengan petunjuk guru

b. Komunikasi non verbal seperti ekspresi muka dan gerakan – gerakan yang penuh

arti.

4. Perilaku berbahasa, pada perilaku ini siswa yang memiliki konsentrasi belajar

dapat ditengarai adanya aktivitas berbahasa yang terkoordinasi dengan baik dan

(29)

Surya (2009) menyebutkan jika konsentrasi belajar adalah pemusatan daya

pikiran dan perbuatan pada suatu objek yang dipelajari dengan menghalau atau

menyisihkan segala hal yang tidak ada hubungannya dengan objek yang

dipelajari. Rendahnya kualitas prestasi belajar seseorang, sebagian besar

disebabkan oleh lemahnya kemampuan siswa untuk melakukan konsentrasi

belajar.

Konsentrasi adalah suatu proses pemusatan pikiran kepada suatu objek

tertentu. Dengan adanya pengertian tersebut, timbullah suatu pengertian lain

bahwa di dalam melakukan konsentrasi, orang harus berusaha keras agar segenap

perhatian panca indera dan pikirannya hanya boleh terfokus pada satu objek saja.

(Hakim,2005:1)

Gangguan konsentrasi belajar dapat disebabkan oleh hal – hal berikut ini:

a. Faktor internal

Faktor internal merupakan faktor penyebab gangguan konsentrasi yang berasal

dari dalam diri seseorang. Faktor internal ini terbagi menjadi dua, yaitu :

1) Faktor jasmaniah

Faktor penyebab gangguan konsentrasi ini bersumber pada dari kondisi

jasmani seseorang yang tidak dalam kondisi normal atau mengalami gangguan

kesehatan, misalnya mengantuk, lapar, haus, gangguan panca indera, gangguan

pencernaan, gangguan jantung, gangguan pernafasan, gangguan syaraf, dan otak,

(30)

2) Faktor rohaniah

Faktor penyebab gangguan konsentrasi berawal dari mental seseorang yang

sedang mengalami berbagai macam gangguan, mulai dari gangguan mental ringan

(saat pribadi seseorang masih berada dalam batas normal) sampai pada gangguan

mental berat (saat pribadi orang tersebut sudah berada dalam kondisi abnormal).

Berikut beberapa gangguan mental yang dapat menimbulkan gangguan

konsentrasi seseorang, yaitu:

i. tidak tenang dan tidak betah diam yang bersumber dari pembawaan atau masalah

tertentu.

ii. Ada kecenderungan mudah gugup.

iii. Emosional, tidak sabar, dan selalu sering bersikap terburu – buru.

iv. Mudah tergoda pada sesuatu yang terlihat dan terdengar di sekitar lingkungan.

v. Ada kecenderungan untuk mudah cemas setiap kali mengerjakan sesuatu yang

penting.

vi. Mudah grogi di tengah lingkungan orang banyak, seperti di kampus atau kantor.

vii. Tidak dapat mengendalikan khayalan, ingatan masa lalu, dan pikiran – pikiran

yang muncul saat mengerjakan sesuatu.

viii. Tidak percaya diri yang mengakibatkan timbulnya bayangan takut gagal dan yang

mencemaskan.

ix. Sedang mengalami gangguan mental tertentu, seperti stress, trauma, frustasi

(31)

b. Faktor eksternal

Faktor eksternal merupakan factor penyebab gangguan konsentrasi yang berasal

dari luar diri seseorang, yaitu dari lingkungan di sekitar orang tersebut berada.

Faktor gangguan eksternal yang sering dialami adalah adanya rasa tidak nyaman

dalam melakukan berbagai kegiatan yang memerlukan konsentrasi penuh, seperti

belajar, bekerja, dan beribadah. Contoh – contoh gangguan tersebut adalah:

1) Ruangan kerja yang terlalu sempit

2) Tata letak barang yang tidak teratur

3) Adanya aroma yang tidak sedap

4) Suhu udara yang terlalu panas

5) Hubungan yang kurang harmonis dengan orang – orang yang sering berada dalam

lingkungan yang sama. (Hakim, 2005: 10)

Guru yang setiap harinya berinteraksi dengan peserta didik, tentunya memiliki

pengalaman yang sangat unik dari masing – masing peserta didik. Ada peserta

didik yang memiliki kemampuan bernalar dengan baik yang ditunjukkan oleh

kemampuannya berargumentasi dan menjawab pertanyaan secara runtut dan

mudah dipahami, ada peserta didik yang kurang mampu mengungkapkan

pendapatnya dengan baik sekalipun sebenarnya peserta didik tersebut memahami

isi dan makna persoalannya, serta ada pula yang sulit mengungkapkan

pendapatnya. Di pihak lain, ada peserta didik yang memiliki cara belajar sambil

mendengarkan radio atau mendengarkan lagu/music dan ada juga yang belajar

dengan menyepi jauh dari kebisingan, belajar sambil tiduran, belajar sendiri,

(32)

belajar dengan cara membaca keras, bahkan ada yang hanya diam saja sambil

menyimak bahan bacaan atau pun bentuk – bentuk belajar lainnya sesuai dengan

gaya belajar masing – masing. Gaya berpikir dan belajar adalah cara

menggunakan kemampuan yang dimiliki peserta didik. ( Surna & Panderiot, 2014

: 191)

C. Gaya Belajar

Gunawan menyebutkan jika gaya belajar adalah cara – cara yang lebih kita

sukai dalam melakukan kegiatan berpikir, memproses dan mengerti suatu

informasi. (Ghufron, 2010: 11) Sedangkan Kolb (dalam Ridding dan Rayner,

2002) mengatakan bahwa gaya belajar merupakan metode yang dimiliki individu

untuk mendapatkan informasi, sehingga pada prinsipnya gaya belajar merupakan

bagian integral dalam siklus belajar aktif. Menurut Kolb (1981) bahwa perbedaan

gaya belajar yang dipilih individu menunjukkan cara tercepat dan terbaik bagi

setiap individu dalam upaya menyerap sebuah informasi dari luar dirinya.

(Ghufron, 2010: 43-44)

David Kolb mengemukakan adanya 4 kuadran (a-d) kecenderungan seseorang

dalam proses belajar, yaitu :

1. Kuadran perasaan/pengalaman konkret

Individu belajar melalui perasaan, dengan menekankan segi – segi

pengalaman konkret, lebih mementingkan relasi dengan sesama dan sensivitasnya

terhadap perasaan yang lain. Individu pada kuadran ini cenderung suka dengan hal

– hal atau pengalaman – pengalaman baru dan ingin segera mengalaminya.

(33)

berusaha keras memecahkan permasalahan yang dihadapinya dengan bertukar

pikiran dengan teman – temannya, tetapi akan merasa bosan jika masalah itu

membutuhkan waktu yang lama.

2. Kuadran Pengamatan/Refleksi Pengamatan

Individu belajar melalui pengamatan, penekanannya mengamati sebelum

menilai, menyimak suatu perkara dari berbagai perspektif, dan selalu menyimak

makna dari hal – hal yang diamati. Dalam proses belajar individu akan

menggunakan pikiran dan perasaannya untuk membentuk opini atau pendapat.

Individu yang berada pada kuadran ini melihat masalah dari berbagai perspektif,

mengumpulkan sebanyak – banyaknya data yang berhubungan dengan

permasalahan dari berbagai sumber, sehingga terkadang terlihat suka menunda –

nunda menyelesaikan masalah. Namun, sebenarnya hati – hati, sebelum membuat

keputusan atau melakukan sebuah langkah. Suka melihat atau mengamati perilaku

orang lain. Berpikiran apa yang dilakukan saat ini harus minimal sama atau lebih

baik dari apa yang dilakukan sebelumnya.

3. Kuadran pemikiran/Konseptual Abstrak

Individu belajar melalui pemikiran dan lebih terfokus pada analisis logis dari

ide – ide, merencanakan secara sistematis, dan pemahaman intelektual dari situasi

atau perkara yang dihadapi. Dalam proses belajar, individu akan mengandalkan

perencanaan sistematis serta mengembangkan teori dan ide untuk menyelesaikan

masalah yang dihadapinya. Dalam berpikir cenderung objektif dengan pendekatan

(34)

4. Kuadran Tindakan/Eksperimen Aktif

Individu belajar melalui tindakan, cenderung kuat dalam segi kemampuan

melaksanakan tugas, berani mengambil resiko dan mempengaruhi orang lain

lewat perbuatannya. Dalam proses belajar, individu akan menghargai keberhasilan

dalam menyelesaikan pekerjaan, pengaruhnya pada orang lain, dan prestasinya.

Individu ini merespon sesuatu sebuah tantangan sebagai suatu kesempatan.

Menurut Kolb, tidak ada individu yang gaya belajarnya secara mutlak

didominasi oleh salah satu saja dari kuadran tadi. Yang biasanya terjadi adalah

kombinasi dari dua kuadran membentuk kecenderungan atau orientasi belajar.

Empat kuadran di atas membentuk 4 kombinasi gaya belajar seperti pada gambar

(35)

Gambar 1. Dimensi Struktur Model Proses Pembelajaran Dikutip dari :

Kolb,D. A. 1984.

Penjelasan pada model gaya belajar di atas adalah sebagai berikut :

a. Gaya Diverger

Gaya belajar merupakan kombinasi dari perasaan dan pengamatan. Individu

dengan tipe dirverger unggul dalam melihat situasi dari banyak sudut pandang

yang berbeda. Pendekatan pada setiap situasi adalah mengamati dan bukan

(36)

b. Gaya Assimilator

Gaya belajar assimilator merupakan kombinasi dari berpikir dan mengamati.

Individu dengan tipe assimilator memiliki kelebihan dalam memahami berbagai

sajian informasi yang dikumpulkan dari berbagai sumber, dan di pandang dari

berbagai perspektif dirangkum dalam suatu format yang logis, singkat dan jelas.

c. Gaya Konverger

Gaya belajar konverger merupakan kombinasi dari berpikir dan berbuat.

Individu dengan tipe konverger unggul dalam menemukan fungsi praktis dari

berbagai ide dan teori. Biasanya mereka punya kemampuan yang baik dalam

pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. Mereka juga cenderung untuk

menyukai tugas – tugas teknis (aplikatif) daripada masalah social. Merespon suatu

tantangan sebagai sebuah kesempatan apa yang akan diperbuatnya tetap melalui

suatu pemikiran yang logis, runtut, matang, objektif, analitis.

d. Gaya Akomodator

Gaya belajar akomodator merupakan kombinasi dari perasaan dan tindakan.

Individu dengan tipe ini memiliki kemampuan belajar baik dari hasil pengalaman

nyata yang dilakukannya sendiri. Dalam usaha memecahkan masalah, mereka

biasanya mempertimbangkan factor – factor manusia daripada analisis teknis,

namun tetap berusahan keras memecahkan masalahnya dengan lebih memilih cara

bertukar pikiran dengan orang – orang di sekitarnya, atau orang – orang lebih

(37)

Setiap orang memiliki dan mengembangkan gaya belajar tersendiri yang

dipengaruhi oleh tipe kepribadian, kebiasaan atau habit, serta berkembang sejalan

dengan waktu dan pengalaman. (Ghufron, 2010: 101)

D. Hasil Belajar

Belajar dan mengajar sebagai suatu proses mengandung tiga unsur yang dapat

dibedakan, yakni tujuan pengajaran (instruksional), pengalaman (proses) belajar

mengajar dan hasil belajar. (Sudjana,1989 : 2)

Proses adalah kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam mencapai tujuan

pengajaran, sedangkan hasil belajar adalah kemampuan – kemampuan yang

dimiliki oleh siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Dalam sistem

pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan , baik tujuan kurikuler maupun

tujuan intstruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom

yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif,

ranah afektif, dan ranah psikomotoris. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil

belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan,

pemahaman,aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut

kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat

tinggi. Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni

penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi dan inernalisasi. Ranah

psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar ketrampilan dan kemampuan

bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotoris, yakni (a) gerakan refleks, (b)

ketrampilan gerakan dasar, (c) kemampuan perseptual, (d) keharmonisan atau

(38)

interpretative. Ketiga ranah tersebut menjadi obyek penilaian hasil belajar.

Diantara ketiga ranah itu, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para

guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai

peajaran. Dalam ranah kognitif ada lima tipe hasil belajar, yaitu : pengetahuan,

pemahaman, aplikasi, analisis dan sintesis.

1. Tipe hasil belajar : pengetahuan

Tipe hasil belajar pengetahuan ini termasuk kognitif tingkat rendah yang

paling rendah. Namun, tipe hasil belajar ini menjadi prasyarat bagi tipe hasil

belajar berikutnya. Hafal menjadi prasyarat bagi pemahaman. Misalnya hafal

suatu rumus akan menyebabkan paham bagaimana menggunakan rumus tersebut;

hafal kata – kata akan memudahkan membuat kalimat.

2. Tipe hasil belajar : pemahaman

Tipe hasil belajar yang lebih tinggi daripada pengetahuan adalah pemahaman.

Misalnya menjelaskan dengan susunan kalimatnya sendiri sesuatu yang pernah di

baca ataupun di dengarnya, memberi contoh lain dari yang telah di contohkan,

atau menggunakan petunjuk penerapan pada kasus lain. Pemahaman dapat

dibedakan ke dalam tiga kategori, yakni tingkat terendahnya adalah pemahaman

terjemahan, tingkat kedua adalah pemahaman penafsiran, dan pemahaman yang

ketiga adalah pemahaman ekstrapolasi.

3. Tipe hasil belajar : aplikasi

Aplikasi adalah penggunaan abstraksi pada situasi kongkret atau situasi

khusus. Abstraksi tersebut mungkin berupa ide, teori, atau petunjuk teknis.

(39)

4. Tipe hasil belajar : analisis

Analisis adalah usaha memilah suatu integritas menjadi unsur – unsur atau

bagian – bagian sehingga jelas hierarkinya dan atau susunannya. Anlisis

merupakan kecakapan yang kompleks, yang memanfaatkan kecakapan dari ketiga

tipe sebelumnya. Dengan analisis diharapkan seseorang mempunyai pemahaman

yang komprehensif dan dapat memilahkan integritas menjadi bagian yang terpadu,

untuk beberapa hal memahami prosesnya, untuk hal lain memahami cara

bekerjanya dan untuk yang lain lagi memahami sistematikanya.

5. Tipe hasil belajar : sintesis

Penyatuan unsur – unsur atau bagian – bagian ke dalam bentuk menyeluruh

disebut sintesis. Berpikir berdasar pengetahuan hafalan, berpikir pemahaman,

berpikir aplikasi, dan berpikir analisis dapat dipandang sebagai berpikir

konvergen yang satu tingkat lebih rendah daripada berpikir devergen. Dalam

berpikir konvergen, pemecahan atau jawabannya akan sudah diketahui

berdasarkan yang sudah dikenalnya.

6. Tipe hasil belajar : evaluasi

Evaluasi adalah pemberian keputusan tentang nilai sesuatu yang mungkin

dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara bekerja, pemecahan, metode, materil.

Dilihat dari segi tersebut maka dalam evaluasi perlu adanya suatu kriteria atau

standar tertentu.

(Sudjana, 2004 : 22-28)

Hasil belajar adalah pola – pola perbuatan, nilai – nilai, pengertian –

(40)

hasil belajar mencakup kemampuan kemampuan kognitif, afektif, dan

psikomotorik. Dan yang harus diingat hasil belajar adalah perubahan perilaku

secara keseluruhan bukan hanya satu aspek potensi kemanusiaan saja. Artinya

hasil pembelajaran yang dikategorisasi oleh para pakar pendidikan sebagaimana

tersebut di atas tidak dilihat secara secara fragmentaris atau terpisah, melainkan

komprehensif. (Supriyono,2015:7)

E. Nilai Hasil Belajar

Nilai hasil belajar mata pelajaran IPA siswa kelas VIII E dan VIII F

rencananya diambil dari nilai tes yang dilakukan peneliti, tetapi karena

terbatasnya waktu kemudian menggunakan nilai Ulangan Tengah Semester (UTS)

(41)

21

BAB III

METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian

Penelitian yang dilakukan ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif karena

pada penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana pengaruh konsentrasi

belajar siswa terhadap hasil belajar siswa dan gaya belajar siswa terhadap hasil

belajar siswa melalui analisis dan deskripsi. Dalam penelitian ini satu kelas terdiri

dari 35 siswa. Tiap siswa memiliki tingkat konsentrasi belajar yang berbeda –

beda sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar. Untuk melihat pengaruh

konsentrasi dan gaya belajar terhadap hasil belajar siswa dilakukan dengan

melalui angket dan tes yang dijadikan sebagai parameter penilaian yang

dikerjakan oleh siswa. Sedangkan untuk memperkuat data kuantitatif yang

diperoleh maka dilakukan wawancara dan merekam video.

Penelitian ini merupakan penelitian mengenai pengaruh konsentrasi belajar

terhadap hasil belajar siswa dan gaya belajar siswa terhadap hasil belajar siswa

kelas VIII E dan VIII F di SMP Negeri 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016.

B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Tempat melaksanakan penelitian ini adalah di SMP Negeri 1 Yogyakarta.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini adalah awal bulan Maret sampai bulan April 2016

(42)

C. Sampel

1. Subyek Penelitian

Subyek penelitian yang dilakukan adalah siswa kelas VIII E dan VIII F

SMP Negeri 1 Yogyakarta.

2. Obyek Penelitian

Obyek penelitian yang dilakukan adalah konsentrasi belajar siswa, gaya

belajar siswa dan hasil belajar siswa kelas VIII E dan VIII F SMP Negeri 1

Yogyakarta.

D. Teknik Pengambilan Data dan Instrumen Penelitian

Dalam penelitian yang dilakukan ini menggunakan 4 teknik pengambilan data,

dan 4 instrumen yakni :

1. Survei

Survei adalah kumpulan pertanyaan yang disusun dengan jelas untuk

mendapatkan jawaban dari subjek tentang hal, kegiatan, pendapat,

kebiasaan yang ingin diketahui oleh peneliti. Model survei sering disebut

model angket atau kuesioner. Survei dapat dilakukan langsung pada subjek

dan menyebarkan survei; atau dapat juga dilakukan secara tidak langsung

melalui orang lain, telepon, faksimili, email ataupun online via komputer.

(43)

a. Pertanyaan pilihan ganda atau tertutup. Siswa hanya harus memilih

jawaban yang sudah disediakan. Model pertanyaan ini akan

memudahkan dalam menganalisis.

b. Pertanyaan terbuka. Siswa dapat leluasa menjelaskan jawabannya.

Model pertanyaan ini lebih sulit menganalisisnya karena jawabannya

dapat bermacam – macam dan alasannya juga sangat terbuka.

(Suparno, 2008: 54)

Instrumen yang digunakan dalam teknik pengambilan data survey adalah

kuisioner dan angket. Kuisioner dan angket ini di buat untuk mengetahui

dan mengukur konsentrasi belajar siswa dan gaya belajar yang dimiliki

oleh masing – masing siswa. Indikator gaya belajar berkaitan dengan jenis

– jenis gaya belajar yang ada. Kuisioner dan angket ini dibuat dengan

model tertutup, yakni siswa memilih sendiri jawaban yang telah

disediakan yang sesuai dengan kondisi yang mereka alami. Kisi – kisi

kuisioner konsentrasi belajar dapat dilihat pada tabel 1 dan angket gaya

belajar siswa pada tabel 2,sedangkan untuk kisi – kisi secara lengkap

kuisioner konsentrasi belajar dan gaya belajar ditunjukkan pada lampiran

3.

Tabel 1. Kisi – Kisi Kuisioner Konsentrasi Belajar

Dimensi Indikator Nomor item

(44)

Menjaga

Pada angket konsentrasi hasil belajar skor maksimal untuk tiap indikator

adalah 4, sedangkan skor minimal untuk tiap indikator adalah 1. Apabila

siswa berkonsentrasi penuh selama pelajaran berlangsung maka skor

maksimal yang diperoleh siswa dalam kuisioner tersebut adalah 52 dan

apabila tidak berkonsentrasi sama sekali , memperoleh skor minimal 13.

Tabel 2. Kisi – Kisi Angket Gaya Belajar

Dimens

assimilator 9,10,11,12, 13, 14,15,16 Gaya

Sedangkan untuk angket gaya belajar siswa, setiap pernyataan memiliki

kriteria penskoran yang sama dengan konsentrasi. Skala yang digunakan

adalah skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat,

dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam

penelitian , fenomena social ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti,

(45)

maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel.

Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak dalam penyusunan

item – item instrumen dalam bentuk penrnyataan. Jawaban setiap item

instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat

positif sampai sangat negative. (Sugiyono, 2013:93)

Untuk keterangan SS (Sangat Setuju) memiliki skor yang bernilai 4,

S(Setuju) skornnya adalah 3, untuk TS (Tidak Setuju) skornya 2 dan STS (

Sangat Tidak Setuju) skornya 1. Skor tertinggi dalam tiap indikator angket ini

untuk masing – masing gaya belajar adalah 32 dan skor terendahnya adalah 8.

Dalam hal ini ada 4 macam gaya belajar, yang mana tiap gaya belajar terdiri

dari 8 item.

2. Observasi Langsung

Dalam observasi langsung, peneliti langsung mengamati subyek atau hal

yang mau diteliti, terjun langsung dengan melihat, merasakan, mendengarkan,

berpikir tentang subyek atau hal yang diteliti. Observasi langsung adalah cara

yang sangat baik untuk mendapatkan data karena peneliti langsung tahu situasi

nyata yang diteliti. Menurut Milis ada tiga macam pengamatan langsung, yaitu

:

a. Pengamat sebagai partisipan aktif.

b. Peneliti menjadi pengamat aktif

c. Menjadi pengamat pasif.

(46)

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah menjadi pengamat pasif

ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung di kelas. Observasi ini bertujuan

untuk menguatkan hasil pengisian kuisioner konsentrasi belajar siswa.

Pengamatan yang diperoleh oleh peneliti diperoleh melalui pengamatan

langsung selama mengamati kegiatan belajar di kelas dan video yang berisi

rekaman kegiatan belajar di kelas.

3. Wawancara

Wawancara atau interview adalah kegiatan yang menuntut peneliti

mengadakan pembicaraan terencana terhadap siswa atau subyek yang diteliti,

dengan pertanyaan lisan yang telah disiapkan untuk mendapatkan data yang

diinginkan. Subyek atau siswa diharapkan menjawab pertanyaan – pertanyaan

yang diajukan. Dalam menyusun materi interview untuk siswa guna menggali

suatu persoalan, diharapkan dibuat secara singkat, jelas dan tidak

membosankan. (Suparno,2008:50)

Wawancara ini bertujuan untuk menguatkan hasil angket dan kuisioner

yang didapatkan mengenai gaya belajar dan konsentrasi belajar siswa di kelas

pada mata pelajaran IPA.

Tabel 3. Kisi – Kisi Pertanyaan Wawancara

Dimensi Indikator Nomor item

(47)

Cara belajar IPA

Peneliti dapat juga menggunakan metode tes untuk mendapatkan data dari

subjek atau siswa kalau memang itu sesuai dengan topik persoalan yang

hendak diteliti. Misalnya, untuk mengukur kemampuan siswa berpikir nalar

dalam mempelajari Biologi, penenliti dapat membuat tes penalaran yang

sesuai dengan materi pelajaran Biologi yang hendak di teliti.

(Suparno,2008:60)

Tes ini dilakukan untuk mengukur hasil belajar yang telah di capai oleh

siswa dan seberapa paham siswa terhadap materi pembelajaran yang telah

dipahami selama kegiatan belajar IPA berlangsung. Soal tes yang digunakan

untuk mengukur hasil belajar siswa ada pada lampiran 16.

E. Validitas Instrumen

Validitas menunjukkan bahwa data yang kita ambil sungguh mengukur yang

memang ingin diukur. Menurut McNiff, mengungkapkan bahwa validitas akan

menentukan apakah hasil penelitian dapat diterima sebagai pengetahuan atau

tidak. (Suparno, 2008)

Validitas isi mengukur apakah isi instrumen yang akan digunakan sungguh

(48)

merepresentasikan isi yang mau dites. Untuk melihat apakah tes kita itu valid

secara isi dapat ditentukan minimal dengan dua cara, yaitu :

1. Dengan minta penilaian ahli, apakah memang tes itu sungguh sesuai dengan

isi yang mau dites.

2. Dengan menggunakan kisi – kisi yang menunjukkan bahwa instrumen itu

memang memuat semua isi yang mau diteskan, bukan hanya sebagian saja.

(Suparno,2014: 65)

F. Metode Analisis Data

Data yang diperoleh berupa data kuantitatif dan kualitatif, Data kuantitatif

diperoleh dari survey angket dan kuisioner di kelas dan tes hasil belajar siswa.

Untuk data kualitatif diperoleh dari hasil wawancara dan analisa video yang

diperoleh selama melakukan observasi. Hasil wawancara dan analisa video ini

digunakan untuk memperkuat data kuantitatif dari hasil observasi keseriusan

belajar siswa di kelas. Analisis data kuantitatif untuk angket/kuisioner, yaitu :

1. Angket/Kuisioner

( ) = ∑ ℎ 100

2. Klasifikasi Konsentrasi, Gaya Belajar Siswa dan Hasil Belajar Siswa

Untuk melihat tingkat konsentrasi, gaya belajar dan hasil belajar siswa

yang dimiliki oleh siswa maka dilakukan dengan menganalisa hasil

yang diperoleh sebagai berikut (Suparno,2014:72) :

a. Konsentrasi Belajar

Dalam kuisioner konsentrasi belajar terdiri dari 13 indikator,

(49)

Skor maksimal : 13 x 4 = 52

Skor minimal : 13 x 1 = 13

Range : 52-13 = 39

Pembagian interval

Skor tersebut diklasifikasikan menjadi 5 interval, maka lebar

intervalnya adalah 39 : 5 = 7,8 atau jika dibulatkan menjadi 8.

Tabel 4. Klasifikasi Konsentrasi Belajar

Interval Skor Variabel Konsentrasi Klasifikasi

(50)

Skor tersebut diklasifikasikan menjadi 5 interval, maka lebar

intervalnya adalah 24 : 5 = 4,8 atau jika dibulatkan menjadi 5.

Tabel 5. Klasifikasi Gaya Belajar

Interval Skor Variabel Gaya Belajar Klasifikasi

32 – 37 Sangat Tinggi

26 – 31 Tinggi

20 – 25 Sedang

14 – 19 Rendah

8 – 13 Sangat Rendah

3. Pengelompokkan Statistika Berdasarkan Bentuk Parameternya

a. Statistika Parametrik

Statistika parametric adalah statistika yang mempertimbangkan

jenis sebaran/distribusi normal dan memiliki varians homogen. Uji

statistic yang dapat digunakan pada statistic parametric, yaitu : uji

z, uji t, korelasi pearson, one or two way anova test, analisis

regresi, dll.

b. Statistika Nonparametrik

Statistik nonparametric adalah bagian statistic yang parameter

populasinya atau datanya tidak mengikuti suatu distribusi tertentu

atau memiliki distribusi yang bebas dari persyaratan dan

variansnya tidak perlu homogeny. Uji statistic yang dapat

digunakan pada statistic nonparametric, yaitu : uji tanda peringkat

(51)

Kruskal-Wallis, Uji Korelasi Rank Spearman, Kendall Tau, Uji Chi

Kuadrat, dll. (Sofyan, 2014: 3)

4. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kondisi data

yang kita peroleh. Uji normalitas data dengan X2 dilakukan dengan cara

membandingkan kurva normal yang terbentuk dari data yang telah terkumpul

dengan kurva normal. Dalam hal ini uji yang digunakan adalah uji

Kolmogorov Smirnov. Uji ini digunakan untuk menguji ‘goodness of fit’

antardistribusi sampel dan distribusi lainnya. Uji ini membandingkan

serangkaian data pada sampel terhadap distribusi normal serangkaian nilai

dengan mean dan standar deviasi yang sama. Uji ini dilakukan untuk

mengetahui kenormalan distribusi. (Siregar, 2014: 245)

Uji ini dilakukan dengan menggunakan SPSS 20, dengan analisis dan

kaidah pengujian adalah sebagai berikut :

a. Jika probabilitas (sig) >0,05 maka signifikan.

b. Membandingkan (sig) dengan taraf signifikansi (α), jika nilai sig>0,05

maka signifikan.

c. Kesimpulan maka data terdistribusi normal. (Siregar, 2014: 256)

5. Uji ANOVA

Tujuan dilakukan One Way Anova test untuk mengukur apakah ada

perbedaan nilai rata – rata dari ketiga sampel.

a. Hipotesis dalam kasus ini :

(52)

Hi : ada perbedaan nilai rata – rata dari ketiga sampel.

b. Pengambilan keputusan

1) Kriteria pengambilan keputusan berdasarkan perbandingan antara

Fhitung dan Ftabel. Jika Fhitung ≤ Ftabel, maka Ho diterima.

2) Kriteria keputusan yang diambil berdasarkan nilai probabilitas.

 Jika probabilitas (sig) ≥ α maka Ho diterima.  Jika probabilitas (sig) ≤ α maka Ho ditolak

(Siregar,2014:214)

6. Menghitung Koefisien Korelasi

a. Korelasi Pearson

Untuk dapat mengetahui adanya pengaruh antara konsentrasi belajar

siswa dan hasil belajar, gaya belajar dan hasil belajar dapat dilakukan

dengan menganalisa menggunakan program SPSS 20 atau menghitung

secara manual koefisien korelasi Pearson. Apabila hasil rcrit < rxy

perhitungan, maka ada korelasi antara konsentrasi belajar siswa dengan

hasil belajar siswa.

(53)

5) rcrit(koefisien critical) dicari dari table korelasi. Dan dari daerah

Bila /robs/>/rcrit/ maka signifikan.

b. Korelasi Spearman Rank

Untukmengetahui pengaruh antar variabel untuk data yang tidak

normal dilakukan dengan analisa korelasi Spearman Rank. Secara

perhitungan rumusnya adalah sebagai berikut :

= 1 − ( − 1)6 ∑

dengan :

ρ = rho

n = jumlah sampel

bi = pengurangan rangking X1 dengan rangking X2

Kriteria :

Jika ρ hitung> ρ tabel (lihat tabel rho) maka Ho ditolak.

(54)

34

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilakukan pada siswa kelas VIII E dan VIII F di SMP Negeri 1

Yogyakarta pada tanggal 8 Maret 2016 – 20 April 2016. Jumlah siswa di kelas

VIII E terdiri dari 35 siswa dan untuk kelas VIIIF terdiri dari 34 siswa. Dalam

penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gaya belajar yang dimiliki oleh siswa

serta pengaruh antara gaya belajar, konsentrasi belajar terhadap hasil belajar

siswa. Berikut adalah tabel proses pelaksanaan penelitian yang dilakukan di SMP

Negeri 1 Yogyakarta.

No Hari,tanggal Waktu Kegiatan

(55)
(56)

6. Selasa, 12 April 2016

1. Pelaksanaan penelitian di kelas VIII E

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di kelas VIII E, peneliti melakukan

pengamatan terhadap situasi belajar IPA siswa kelas VIIE yang nampak

kurang tenang saat pelajaran berlangsung. Tetapi, sebagian besar siswa

nampak memperhatikan penjelasan guru saat pelajaran berlangsung. Ada

beberapa siswa yang duduk di lantai dan maju di depan papan tulis karena

merasa kurang jelas dalam melihat tulisan di papan tulis. Siswa di kelas ini

nampak juga antusias memperhatikan penjelasan guru dan bertanya ketika

mereka kurang memahami materi yang disampaikan guru. Pada penelitian

(57)

siswa di kelas tersebut saat jam pelajaran akan berakhir. Sedangkan pada

penelitian kedua di kelas tersebut, peneliti membagikan kuisioner konsentrasi

belajar siswa setelah pelajaran IPA berlangsung. Kuisioner konsentrasi belajar

ditunjukkan pada lampiran 4 dan untuk angket gaya belajar ditunjukkan pada

lampiran 5.

2. Pelaksanaan penelitian di kelas VIII F

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti di kelas VIII F,

nampak jika di kelas ini kondisi kegiatan belajar mengajar siswa di kelas

nampak lebih tenang. Siswa di kelas VIII F cenderung aktif bertanya apabila

ada hal – hal yang masih belum mereka pahami. Pertanyaan – pertanyaan

inilah yang mengindikatorkan juga jika siswa di kelas tersebut berkonsentrasi

selama guru menjelaskan. Penelitian pertama dilakukan dengan mengamati

kondisi kegiatan belajar IPA, kemudian membagikan angket gaya belajar pada

siswa setelah pelajaran selesai. Dan pada penelitian yang kedua dilakukan juga

hal yang sama yakni mengamati kegiatan belajar siswa, kemudian di akhir

pelajaran membagikan kuisioner konsentrasi belajar siswa. Kuisioner

konsentrasi belajar ditunjukkan pada lampiran 4 dan untuk angket gaya belajar

ditunjukkan pada lampiran 5.

B. Data Hasil Penelitian 1. Gaya Belajar

Pada tabel berikut merupakan data mengenai gaya belajar yang dimiliki

(58)

Tabel 6. Distribusi Gaya Belajar Siswa Kelas VIII E dan VIII F

Berdasarkan analisa data yang telah dilakukan gaya belajar tunggal yang

dimiliki oleh siswa kelas VIII E dan VIII F tersebar dalam tabel di atas. Gaya

belajar yang terbanyak dimiliki oleh siswa adalah gaya belajar akomodator,

sedangkan gaya belajar yang paling sedikit dimiliki oleh siswa adalah gaya

belajar konverger. Jumlah seluruh siswa yang memiliki gaya belajar tunggal

adalah 43 siswa dari jumlah siswa keseluruhan 69 siswa.

2. Konsentrasi Belajar

Berdasarkan data gaya belajar tunggal yang dimiliki oleh siswa kelas VIII

E dan VIII F maka data konsentrasi belajar yang diambil dalam penelitian ini

mengikuti gaya belajar tunggal yang dimiliki oleh siswa. Hal ini bertujuan

untuk mengetahui korelasi antara gaya belajar, konsentrasi dan hasil belajar

yang dimiliki oleh siswa. Berikut ini merupakan tabel skor konsentrasi dan

hasil belajar yang dimiliki oleh masing – masing siswa dengan distribusi gaya

belajar yang dimiliki oleh siswa. Tes hasil belajar diambil melalui nilai

ulangan tengah semester yang diselenggarakan oleh pihak sekolah karena

terbatasnya waktu penelitian, sementara berdasarkan rencana penelitian yang

(59)

waktu dalam pengambilan tes hasil belajar, maka peneliti kemudian

menggunakan nilai UTS untuk mengukur hasil belajar siswa.

Tabel 7. Distribusi Gaya Belajar Diverger, Konsentrasi dan Hasil Belajar Siswa

(60)

Tabel 9. Distribusi Gaya Belajar Konverger, Konsentrasi dan Hasil

Tabel 10. Distribusi Gaya Belajar Akomodator, Konsentrasi dan Hasil Belajar Siswa

Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan, klasifikasi mengenai

(61)

Tabel 11. Skor Konsentrasi Belajar Interval Skor Variabel

Konsentrasi Klasifikasi Frekuensi %

49 – 57 Sangat Tinggi 0 0%

Grafik 1. Distribusi Persentase Konsentrasi Belajar

Dari hasil tersebut diketahui jika persentase skor terbanyak untuk

konsentrasi belajar adalah 60,4% terletak pada tingkatan sedang yakni pada

(62)

skor pada tingkatan tinggi dengan interval 40-48 sebesar 37,2% dengan

jumlah frekuensi 16 siswa. Sementara untuk persentase skor pada tingkat

rendah dengan interval 22-30 adalah 2,32% dengan frekuensi siswa 1 orang.

2. Klasifikasi Skor Gaya Belajar

Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan, klasifikasi mengenai gaya

belajar siswa adalah sebagai berikut :

a. Gaya Diverger

Tabel 12. Skor Gaya Belajar Diverger Interval Skor Variabel

Gaya Belajar Klasifikasi Frekuensi %

32 – 37 Sangat Tinggi 0 0%

26 – 31 Tinggi 3 27,27%

20 – 25 Sedang 8 72,72%

14 – 19 Rendah 0 0%

8 – 13 Sangat

Rendah

(63)

Grafik 2. Distribusi Persentase Gaya Belajar Diverger

Dari hasil tersebut diketahui jika persentase skor terbanyak untuk gaya

belajar diverger adalah 72,72% terletak pada tingkatan sedang yakni pada

interval 20-25 dengan jumlah frekuensinya 8 siswa. Dan untuk persentase

skor pada tingkatan tinggi dengan interval 26-31 sebesar 27,27% dengan

jumlah frekuensi 3 siswa.

b. Gaya Asimilator

Tabel 13. Skor Gaya Belajar Asimilator Interval Skor Variabel

Gaya Belajar Klasifikasi Frekuensi %

(64)

Rendah

Grafik 3. Distribusi Persentase Gaya Belajar Asimilator

Dari hasil tersebut diketahui jika persentase skor terbanyak untuk gaya

belajar assimilator adalah 61,53% terletak pada tingkatan tinggi yakni

pada interval 26-31 dengan jumlah frekuensinya 8 siswa. Dan untuk

persentase skor pada tingkatan sedang dengan interval 20-25 sebesar

38,46% dengan jumlah frekuensi 5 siswa.

c. Gaya Akomodator

Tabel 14. Skor Gaya Belajar Akomodator Interval Skor Variabel

Gaya Belajar Klasifikasi Frekuensi %

(65)

14 – 19 Rendah 0 0%

8 – 13 Sangat

Rendah

0 0%

Grafik 4. Distribusi Persentase Gaya Belajar Akomodator

Dari hasil tersebut diketahui jika persentase skor terbanyak untuk

konsentrasi belajar adalah 60% terletak pada tingkatan tinggi yakni pada

interval 26-31 dengan jumlah frekuensinya 3 siswa. Dan untuk persentase

skor pada tingkatan sedang dengan interval 20-25 sebesar 40% dengan

jumlah frekuensi 2 siswa.

Grafik Distribusi Persentase Gaya

Belajar Akomodator

32 – 37 26 – 31 20 – 25 14 – 19 8 – 13

(66)

d. Gaya Konverger

Tabel 15. Skor Gaya Belajar Konverger Interval Skor Variabel

Gaya Belajar Klasifikasi Frekuensi %

32 – 37 Sangat Tinggi 2 14,28%

Dari hasil tersebut diketahui jika persentase skor terbanyak untuk gaya

belajar konverger adalah 78,5% terletak pada tingkatan sedang yakni pada

(67)

skor pada tingkatan tinggi dengan interval 26-31 sebesar 7,14% dengan

jumlah frekuensi 1 siswa. Sementara untuk persentase skor pada tingkatan

sangat tinggi dengan interval 32-37 sebesar 14,28% dengan jumlah

frekuensi 2 siswa.

3. Klasifikasi Skor Hasil Belajar

Tabel 16. Skor Hasil Belajar Interval Skor Variabel

Tes Hasil Belajar Klasifikasi Frekuensi %

81 – 100 Sangat Tinggi 9 20,93%

61 – 80 Tinggi 34 79,07%

41 – 60 Sedang 0 0%

21 – 40 Rendah 0 0%

0 – 20 Sangat

Rendah

(68)

Grafik 6. Distribusi Persentase Hasil Belajar

Dari hasil tersebut menunjukkan jika persentase terbanyak untuk hasil

belajar siswa terletak pada tingkatan tinggi dengan interval 61-80 yakni

sebesar 79,07%. Frekuensi hasil belajar pada tingkatan tinggi sebanyak 34

siswa. Sementara untuk hasil belajar pada tingkatan sangat tinggi terdapat

9 siswa, dengan persentase 20,93% dan terletak pada interval 81 – 100.

4. Uji Normalitas Data a. Gaya Belajar

1) Diverger

Tabel 17. Uji Normalitas Gaya Belajar Diverger

Uji Normalitas

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistik df Sig. Statistik df Sig.

skordiverger 0,159 11 0,200* 0,925 11 0,360

(69)

Berdasarkan tabel 17 menunjukkan jika skor gaya belajar

diverger terdistribusi dengan normal.

2) Asimilator

Tabel 18. Uji Normalitas Gaya Belajar Asimilator

Uji Normalitas

*. This is a lower bound of the true significance. a. Lilliefors Significance Correction

Berdasarkan tabel 18 menunjukkan jika skor gaya belajar

diverger terdistribusi dengan normal.

3) Konverger

Tabel 19. Uji Normalitas Gaya Belajar Konverger

Uji Normalitas

Berdasarkan tabel 19 menunjukkan jika skor gaya belajar

(70)

4) Akomodator

Tabel 20. Uji Normalitas Gaya Belajar Akomodator

Uji Normalitas

akomodator terdistribusi tidak normal.

b. Konsentrasi Belajar

Tabel 21. Uji Normalitas Konsentrasi Belajar Uji Normalitas

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistik df Sig. Statistik df Sig.

konsentrasi 0,166 43 0,004 0,949 43 0,057

a. Lilliefors Significance Correction

Berdasarkan grafik 21 menujukkan jika skor konsentrasi

Gambar

Grafik 4. Distribusi Persentase Gaya Belajar Akomodator …………………..
Gambar 1. Dimensi Struktur Model Proses Pembelajaran …………………
Gambar 1. Dimensi Struktur Model Proses Pembelajaran Dikutip dari :
Tabel 1. Kisi – Kisi Kuisioner Konsentrasi Belajar
+7

Referensi

Dokumen terkait

Simpulan penelitian ini adalah penerapan alat bantu pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar lompat jauh gaya schnepper pada siswa kelas VIII G SMP Negeri

penulisan skripsi yang berjudul “ Pemanfaatan Media Audio Visual Da lam Meningkatkan Hasil Belajar Lempar Cakram Gaya Menyamping Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji:1) pengaruh aktivitas belajar terhadap prestasi belajar IPA siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Juwangi Boyolali, 2) pengaruh

Adakah pengaruh kedisiplinan belajar siswa dan tingkat intelligence quotient terhadap prestasi belajar mata pelajaran Ekonomi siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Mojolaban tahun

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran IPA Terpadu kelas VIII yaitu Anak Agung Putri Udiari, S.Pd dan para siswa di SMP Negeri 2 Tegallalang

Untuk dapat memperoleh data yang objektif atau valid tentang korelasi motivasi belajar dengan hasil belajar IPA siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Lubuklinggau, maka dalam penelitian ini

VOL:3,NO:1,TAHUN:2022 529 Hasil penelitian yang diperoleh terhadap faktor penyebab kesulitan belajar siswa kelas VIII pada mata pelajaran IPA di SMP Negeri 10 Tanjungpinang ditinjau

ANGKET ANALISIS SIKAP SISWA SMP KELAS VIII TERHADAP MATA PELAJARAN IPA No Pernyataan SS S T S STS Implikasi Sosial dari IPA 1 Pembelajaran IPA membuat saya lebih tertarik memahami