ABSTRAK
PENGARUH KONSENTRASI BELAJAR DAN BERBAGAI GAEA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII PADA PELAJARAN IPA DI SMP NEGERI 1 EOGEAKARTA TAHUN AJARAN
2015/2016
Regina Risa Dewi Universitas Sanata Dharma
2016
TeUah diUakukan peneUitian untuk mengetahui pengaruh konsentrasi beUajar dan berbagai gaya beUajar terhadap hasiU beUajar IPA siswa keUas VIII E dan VIII F di SMP Negeri 1 Yogyakarta pada semester 2 tahun ajaran 2015/2016. Desain peneUitian ini adaUah peneUitian deskriptif kuantitatif dengan anaUisa koreUasi. Berdasarkan hasiU peneUitian yang teUah diUakukan menunjukkan bahwa siswa memiUiki tingkat konsentrasi yang sangat baik yakni 37,2% dengan kUasifikasi tinggi dan 60,4% dengan kUasifikasi sedang. Dari hasiU anaUisa yang teUah diUakukan disimpuUkan bahwa tidak ada pengaruh antara konsentrasi beUajar siswa dengan hasiU beUajar IPA siswa keUas VIII. Sedangkan untuk gaya beUajar, terbagi menjadi 4 yakni gaya beUajar diverger, assimiUator, konverger dan akomodator. Siswa yang memiUiki gaya beUajar tipe diverger sebanyak 11 orang, tipe assimiUator sebanyak 13 orang, tipe konverger sebanyak 5 orang dan tipe akomodator sebanyak 14 orang. Tiap gaya beUajar ini memiUiki tingkatan yang berbeda – beda. HasiU anaUisa yang teUah diUakukan menunjukkan tidak ada pengaruh antara gaya beUajar diverger, assimiUator, konverger ataupun akomodator dengan hasiU beUajar IPA siswa. HaU ini kemungkinan disebabkan oUeh banyak faktor, diantaranya adaUah cara mengajar guru, gangguan konsentrasi yang diaUami oUeh siswa dan keikutsertaan siswa daUam bimbingan beUajar di Uuar sekoUah.
ABSTRACT
THE EFFECT OF VARIOUS CONCENTRATION STUDE AND LEARNING STELES TO THE LEARNING OUTCOMES OF CLASS VIII FOR SCIENT SUBJECT IN SMP NEGERI 1 EOGEAKARTA ACADEMIC
EEAR 2015/2016 VIII, VIII E,F for scient subject in SMP Negeri 1 Yogyakarta in the 2nd haUf of the schooU year 2015/2016. This study design in descriptive quantitative research with correUation anaUysis. Based on the research that has been done shows that students have very good concentration UeveU that is 37,2% with a high cUassification and 60,4% with moderate cUassification. From the anaUysis that has been done is concUuded that there is no correUation between the concentration of student Uearning outcomes in cUass VIII. As for the Uearning styUe, which is divided into four they are Uearning styUes diverger, assimiUator, konverger, and akomodator. Students who have a Uearning styUe types diverger are 11 peopUe, the type assimiUator are 13 peopUe, 5 peopUe konverger types and types akomodator are 14 peopUe. Each of these Uearning styUeshave different UeveUs. The resuUt of the anaUysis have shown no correUation between Uearning styUes diverger, assimiUator, konverger or akomodator with student Uearning outcomes scient subject. This is UikeUy caused by many factors, incUuiding the way teachers teach, concentration probUem experienced by student and student participation in tutoring outside of schooU.
i
PENGARUH KONSENTRASI BELAJAR DAN BERBAGAI GAYA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII PADA PELAJARAN IPA DI SMP NEGERI 1 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN
2015/2016
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika
OLEH :
REGINA RISA DEWI NIM : (121424010)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
i
PENGARUH KONSENTRASI BELAJAR DAN BERBAGAI GAYA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII PADA PELAJARAN IPA DI SMP NEGERI 1 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN
2015/2016
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika
OLEH :
REGINA RISA DEWI NIM : (121424010)
PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
ii
SKRIPSI
PENGARUH KONSENTRASI BELAJAR DAN BERBAGAI GAYA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII PADA PELAJARAN IPA DI SMP NEGERI 1 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN
2015/2016
Oleh :
Regina Risa Dewi
NIM : 121424010
Telah disetujui oleh
Pembimbing
iv
PERSEMBAHAN
Ku persembahkan karya tulis ini teruntuk :
1. Bapak Nanang Setia Karno dan Ibu Sulastri tercinta sebagai kedua orang tua saya yang senantiasa memberikan doa, dukungan dan motivasi terbaiknya untuk penulis.
2. Adik saya Pius Febrian Rahman Agung yang selalu memberikan semangatnya.
3. Simbah putri Kamsiyah yang selalu memanjatkan doa – doa terbaiknya. 4. Seluruh keluarga besar Gombong dan Cilacap.
v
MOTTO
“ Bertaqwalah pada Allah, maka Allah akan mengajarimu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu” (QS. Al- Baqarah ayat 282)
“Barang siapa bersungguh – sungguh, sesungguhnya kesungguhannya itu adalah untuk dirinya sendiri” (QS. An-Ankabut ayat 6)
“ Hidup adalah perjuangan”
“Tidak ada apapun di dunia ini yang bisa mengalahkan ketekunan (Calvin Coolidge)”
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 13 Juni 2016 Penulis
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma
Nama : Regina Risa Dewi
NIM : 121424010
Demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
“PENGARUH KONSENTRASI BELAJAR DAN BERBAGAI GAYA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII PADA PELAJARAN IPA DI SMP NEGERI 1 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016”
Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata
Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan
mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis
tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Dibuat di : Yogyakarta
Pada tanggal :13 Juni 2016
Yang menyatakan
viii
ABSTRAK
PENGARUH KONSENTRASI BELAJAR DAN BERBAGAI GAYA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII PADA PELAJARAN IPA DI SMP NEGERI 1 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN
2015/2016 Regina Risa Dewi Universitas Sanata Dharma
2016
Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh konsentrasi belajar dan berbagai gaya belajar terhadap hasil belajar IPA siswa kelas VIII E dan VIII F di SMP Negeri 1 Yogyakarta pada semester 2 tahun ajaran 2015/2016. Desain penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif dengan analisa korelasi. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa siswa memiliki tingkat konsentrasi yang sangat baik yakni 37,2% dengan klasifikasi tinggi dan 60,4% dengan klasifikasi sedang. Dari hasil analisa yang telah dilakukan disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh antara konsentrasi belajar siswa dengan hasil belajar IPA siswa kelas VIII. Sedangkan untuk gaya belajar, terbagi menjadi 4 yakni gaya belajar diverger, assimilator, konverger dan akomodator. Siswa yang memiliki gaya belajar tipe diverger sebanyak 11 orang, tipe assimilator sebanyak 13 orang, tipe konverger sebanyak 5 orang dan tipe akomodator sebanyak 14 orang. Tiap gaya belajar ini memiliki tingkatan yang berbeda – beda. Hasil analisa yang telah dilakukan menunjukkan tidak ada pengaruh antara gaya belajar diverger, assimilator, konverger ataupun akomodator dengan hasil belajar IPA siswa. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh banyak faktor, diantaranya adalah cara mengajar guru, gangguan konsentrasi yang dialami oleh siswa dan keikutsertaan siswa dalam bimbingan belajar di luar sekolah.
ix
ABSTRACT
THE EFFECT OF VARIOUS CONCENTRATION STUDY AND LEARNING STYLES TO THE LEARNING OUTCOMES OF CLASS VIII FOR SCIENT SUBJECT IN SMP NEGERI 1 YOGYAKARTA ACADEMIC
YEAR 2015/2016 VIII, VIII E,F for scient subject in SMP Negeri 1 Yogyakarta in the 2nd half of the school year 2015/2016. This study design in descriptive quantitative research with correlation analysis. Based on the research that has been done shows that students have very good concentration level that is 37,2% with a high classification and 60,4% with moderate classification. From the analysis that has been done is concluded that there is no correlation between the concentration of student learning outcomes in class VIII. As for the learning style, which is divided into four they are learning styles diverger, assimilator, konverger, and akomodator. Students who have a learning style types diverger are 11 people, the type assimilator are 13 people, 5 people konverger types and types akomodator are 14 people. Each of these learning styleshave different levels. The result of the analysis have shown no correlation between learning styles diverger, assimilator, konverger or akomodator with student learning outcomes scient subject. This is likely caused by many factors, incluiding the way teachers teach, concentration problem experienced by student and student participation in tutoring outside of school.
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah swt. yang telah
memberikan rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Pengaruh Konsentrasi Belajar Dan Gaya Belajar Siswa Terhadap Hasil
Belajar Siswa Kelas VIII Pada Pelajaran IPA Di SMP Negeri 1 Yogyakarta
Tahun Ajaran 2015/2016”. Skripsi ini adalah syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada program studi Pendidikan Fisika di Universitas
Sanata Dharma.
Penulis menyadari jika skripsi ini dapat diselesaikan berkat bimbingan dan
dan dukungan dari beberapa pihak yang berperan penting dalam penyelesaian
skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Allah swt. yang telah memberikan rahmatNya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
2. Bapak Rohandi, Ph.D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma.
3. Bapak Dr. Marcellinus Andy Rudhito, S.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
4. Bapak Dr. Ign. Edi Santosa, M.S, selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Fisika.
5. Ibu Ir. Sri Agustini Sulandari,M.Si, sebagai Dosen Pembimbing Skripsi dan
Dosen Pembimbing Akademik yang sabar dan penuh pengertian dan
xi
6. Segenap dosen program studi Pendidikan Fisika dan karyawan JPMIPA yang
telah memberikan arahan dan bimbingan dalam penyelesaian skripsi ini.
7. Bapak Drs. Siswanto,M.Pd selaku guru mata pelajaran IPA di SMP Negeri 1
Yogyakarta yang telah membimbing penulis dengan memberikan kritik dan
saran dalam upaya pelaksanaan penelitian dan penyelesaian penulisan skripsi.
8. Siswa kelas VIII E dan VIII F SMP Negeri 1 Yogyakarta atas partisipasi dan
kerjasama dalam pelaksanaan peneltian.
9. Keluarga tercinta Bapak Nanang Setia Karno, Ibu Sulastri, Pius Febrian
Rahman Agung yang selalu memberikan semangat, motivasi, dukungan dan
doa dalam penyelesaian penelitian dan skripsi.
10. Sahabat – sahabat terbaikku Fidelia Destyari D.I, Adventa Eklesiawati,
Ririn Meilita, Mariati Daeli, Francisca Mei, dan Selpha Wiwit, Bartolomeus
Delfian, Paskalis yang membantu, memberikan dukungan pada peneliti.
11. Serta semua pihak yang telah mendukung penulis dalam menyelesaikan
penelitian dan skripsi ini.
Penulis menyadari jika dalam penulisan skripsi ini masih ada beberapa
kesalahan ataupun kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran dari pembaca yang membangun terhadap skripsi ini. Semoga skripsi ini
berguna dan bermanfaat bagi para pembaca.
Yogyakarta, 13 Juni 2016 Penulis
xii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
xiii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian ………
B. Data Hasil Penelitian ………..
C. Analisa Data dan Pembahasan ………
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Kisi – kisi Kuisioner Konsentrasi Belajar ………... 23
Tabel 2. Kisi – kisi Angket Gaya Belajar ………. 24
Tabel 3. Kisi – kisi Pertanyaan Wawancara ……….. 26
Tabel 4. Klasifikasi Konsentrasi Belajar ………... 29
Tabel 5. Klasifikasi Gaya Belajar ………. 30
Tabel 6. Distribusi Gaya Belajar Siswa Kelas VIII E dan VIII F ……… 37
Tabel 7. Distribusi Gaya Belajar Diverger, Konsentrasi dan Hasil Belajar Siswa ………. 38
Tabel 8. Distribusi Gaya Belajar Asimilator, Konsentrasi dan Hasil Belajar Siswa ………. 39
Tabel 9. Distribusi Gaya Belajar Konverrger, Konsentrasi dan Hasil Belajar Siswa ………. 39
Tabel 10. Distribusi Gaya Belajar Akomodator, Konsentrasi dan Hasil Belajar Siswa ………. 39
Tabel 11. Skor Konsentrasi Belajar ……….. 41
Tabel 12. Skor Gaya Belajar Diverger ………. 42
Tabel 13. Skor Gaya Belajar Asimilator ……….. 44
Tabel 14. Skor Gaya Belajar Akomodator ………... 45
Tabel 15. Skor Gaya Belajar Konverger ……….. 46
Tabel 16. Skor Hasil Belajar ……… 47
Tabel 17. Uji Normalitas Gaya Belajar Diverger ……… 48
Tabel 18. Uji Normalitas Gaya Belajar Asimilator ………. 49
Tabel 19. Uji Normalitas Gaya Belajar Konverger ………. 49
Tabel 20. Uji Normalitas Gaya Belajar Akomodator ……….. 50
Tabel 21. Uji Normalitas Gaya Konsentrasi Belajar ………. 50
Tabel 22. Uji Normalitas Hasil Belajar (UTS) ………. 50
Tabel 23. Uji Normalitas Hasil Belajar Gaya Belajar Diverger ……… 51
Tabel 24. Uji Normalitas Hasil Belajar Gaya Belajar Asimilator ……… 51
Tabel 25. Uji Normalitas Hasil Belajar Gaya Belajar Konverger ………….. 51
Tabel 26. Uji Normalitas Hasil Belajar Gaya Belajar Akomodator ………… 52
Tabel 27. Uji F Dependent ……….. 52
Tabel 28. Uji Anova Dependent Gaya Belajar ……….. 53
Tabel 29. Uji Korelasi Spearman Gaya Belajar Diverger dan Hasil Belajar…. 53 Tabel 30. Uji Korelasi Spearman Gaya Belajar Asimilator dan Hasil
xv
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1. Distribusi Persentase Konsentrasi Belajar ………. 41
Grafik 2. Distribusi Persentase Gaya Belajar Diverger ……… 43
Grafik 3. Distribusi Persentase Gaya Belajar Asimilator ……….. 44
Grafik 4. Distribusi Persentase Gaya Belajar Akomodator ……….. 45
Grafik 5. Distribusi Persentase Gaya Belajar Konverger ……….. 46
xvi
DAFTAR GAMBAR
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Ijin Permohonan Penelitian ……… 70
Lampiran 2. Surat Ijin Pelaksanaan Penelitian ……… 71
Lampiran 3. Kisi – kisi Kuisioner Gaya Belajar dan Konsentrasi Belajar …. 72 Lampiran 4. Kuisioner Konsentrasi Belajar ……….. 75
Lampiran 5. Angket Gaya Belajar Siswa ………... 76
Lampiran 6. Daftar Pertanyaan Wawancara ……… 78
Lampiran 7. Validasi Instrumen ……… 79
Lampiran 8. Data Gaya Belajar Siswa ………. 115
Lampiran 9. Data Konsentrasi Belajar Siswa ……….. 123
Lampiran 10. Data Nilai UTS Siswa ………... 125
Lampiran 11. Soal UTS ……… 127
Lampiran 12. Rekapan Hasil Wawancara ………. 134
Lampiran 13. Data Analisa Video ………. 147
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Kegiatan belajar mengajar adalah suatu proses belajar yang dilakukan oleh
seseorang untuk memperoleh ilmu pengetahuan, sedangkan mengajar adalah suatu
proses menstransfer ilmu pengetahuan kepada orang lain untuk mengembangkan
kemampuan berpikir orang tersebut. Di sekolah kegiatan belajar mengajar
dilakukan sesuai dengan aturan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dari dinas
pendidikan. Dalam hal ini guru berperan sebagai fasilitator belajar siswa dalam
melaksanakan kegiatan belajar siswa, di kegiatan belajar ini guru juga
menyampaikan materi pelajaran pada siswa agar siswa mampu mengembangkan
pengetahuannya. Sedangkan siswa adalah orang yang melaksanakan kegiatan
belajar untuk dirinya sendiri agar kemampuannya berkembang.
Kegiatan belajar mengajar di sekolah dilaksanakan secara bersama – sama
oleh sejumlah siswa di kelas, sehingga di kelas membentuk suatu komunitas
kelas. Komunitas siswa di kelas inilah yang juga menentukan kondisi di kelas
tersebut, apabila di kelas itu di tempati oleh mayoritas siswa yang rajin belajar
maka akan membentuk kondisi dan warna kelas yang fokus terhadap materi
pelajaran dan belajar dengan sungguh – sungguh. Sebaliknya apabila di kelas
tersebut di tempati oleh siswa yang mayoritas kurang rajin dan malas maka akan
saat pelajaran berlangsung, sehingga akan mempengaruhi konsentrasi dalam
melaksanakan kegiatan belajar di kelas.
Pengalaman yang diperoleh peneliti dalam kegiatan Program Pengalaman
Lapangan (PPL) adalah mengetahui kondisi di kelas karena proses pengamatan
dan observasi yang dilakukan sebelum mengajar. Setelah melakukan observasi ini
peneliti memperhatikan gaya belajar dan konsentrasi siswa yang berbeda - beda
saat pelajaran IPA. Peneliti telah melakukan observasi di kelas VIII E dan VIII F.
Di kelas tersebut memiliki kondisi kelas yang berbeda saat pelajaran IPA
berlangsung. Di kelas VIII E cenderung memiliki kondisi kelas yang kurang
tenang dan ramai daripada kelas VIII F. Setiap siswa di kelas memiliki gaya
belajar yang berbeda – beda bergantung dengan kecenderungan yang dia miliki
untuk belajar. Sedangkan konsentrasi belajarnya pun berbeda – beda tergantung
juga dengan kemampuan yang dimiliki siswa untuk memusatkan perhatian
terhadap materi pelajaran yang dijelaskan oleh guru. Hal inilah yang menarik
minat peneliti untuk melakukan penelitian untuk mengetahui gaya belajar yang
dimiliki oleh masing – masing siswa, konsentrasi belajar siswa di kelas dan hasil
belajar yang dicapai oleh siswa. Kemudian setelah mengetahui hal ini peneliti
ingin mengetahui pengaruh konsentrasi dan berbagai gaya belajar siswa terhadap
hasil belajar yang dicapai oleh siswa.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah pengaruh konsentrasi belajar siswa terhadap hasil belajar
2. Bagaimanakah pengaruh gaya belajar terhadap hasil belajar siswa pada
mata pelajaran IPA kelas VIII E dan VIII F di SMP Negeri 1 Yogyakarta ?
C. Batasan Masalah
Agar pengkajian masalah dalam penelitian tidak terlalu luas, maka diperlukan
batasan masalah. Adapun batasan masalahnya adalah sebagai berikut :
1. Subyek penelitian adalah siswa kelas VIII E dan VIII F di SMP Negeri 1
Yogyakarta pada semester II, tahun ajaran 2015/2016.
2. Obyek penelitiannya yaitu :
a. Pengaruh konsentrasi belajar dan hasil belajar siswa
b. Pengaruh gaya belajar dan hasil belajar siswa.
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh konsentrasi belajar siswa terhadap hasil
belajar IPA siswa kelas VIII E dan VIII F di SMP Negeri 1 Yogyakarta.
2. Untuk mengetahui pengaruh i gaya belajar terhadap hasil belajar siswa
pada mata pelajaran IPA kelas VIII E dan VIII F di SMP Negeri 1
Yogyakarta.
E. Hipotesa Penelitian
Berdasarkan permasalahan penelitian ini yaitu tentang pengaruh gaya belajar
terhadap hasil belajar siswa dan konsentrasi belajar siswa terhadap hasil prestasi
belajar siswa pada pembelajaran IPA yang diukur melalui nilai hasil belajar siswa.
Ada dua hipotesis yang berlaku dalam penelitian ini, yaitu:
1. Ho : tidak ada pengaruh antara gaya belajar siswa terhadap hasil belajar
H1 : ada pengaruh antara gaya belajar siswa terhadap hasil belajar siswa.
2. Ho : tidak ada pengaruh antara konsentrasi belajar siswa terhadap hasil
belajar siswa.
H1 : ada pengaruh antara konsentrasi belajar siswa terhadap hasil belajar
siswa.
F. Manfaat Penelitian 1. Bagi guru dan siswa
a. Mengetahui gaya belajar yang dimiliki oleh siswa.
b. Mengetahui tingkat konsentrasi siswa selama pelajaran berlangsung.
c. Mengetahui pengaruh gaya belajar terhadap hasil belajar siswa dan
konsentrasi terhadap hasil belajar siswa.
2. Bagi peneliti
a. Mengetahui kondisi dan pengaruh gaya belajar belajar siswa di kelas.
5
BAB II
LANDASAN TEORI A. Belajar
Belajar atau learning merupakan fokus utama dalam psikologi pendidikan.
Suryabrata (1984) dan Masrun dan Martinah (1972) mengemukakan bahwa pada
dasarnya belajar merupakan sebuah proses untuk melakukan perubahan perilaku
seseorang, baik lahiriah maupun batiniah. Perubahan menuju kebaikan, dari yang
jelek menjadi baik. Proses perubahan tersebut sifatnya relatif permanen dalam
artian bahwa kebaikan yang diperoleh berlangsung lama dan proses perubahan
tersebut dilakukan secara adaptif, tidak mengabaikan kondisi lingkungannya.
Perubahan tersebut terjadi karena adanya akumulasi pengalaman seseorang ketika
melakukan interaksi dengan lingkungan sekitarnya. (Ghufron, 2013: 4)
Menurut Cronbach “learning is shown by a change in behavior as a result of
experience”. Belajar adalah perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman.
(Suprijono, 2015 : 2)
Alsa (2005) berpendapat bahwa belajar adalah tahapan perubahan perilaku
yang relative menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi individu dan
lingkungannya. Upaya perubahan aspek lahiriah dan batinian dalam proses belajar
tersebut menurut Bloom (1956) meliputi tiga komponen;kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Pada aspek kognitif, potensi yang perlu dikembangkan adalah
potensi berpikir para peserta didik dengan melatih mereka untuk memahami
mengevaluasi berbagai masalah yang ada di sekitarnya.
Pada aspek afektif, peserta didik perlu dilatih untuk peka dengan kondisi
lingkungan sekitarnya. Sedangkan pada aspek psikomotorik, peserta didik perlu
dilatih untuk mengimplementasikan perubahan – perubahan yang terjadi dalam
aspek kognitif dan afektif dalam perilaku nyata dalam kehidupan sehari – hari.
(Ghufron, 2013: 4 – 5)
Belajar menurut pandangan B. F. Skinner (1958) adalah suatu proses adaptasi
atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progressif. Belajar juga
dipahami sebagai suatu perilaku , pada saat orang belajar , maka responnya
menjadi lebih baik. Sebaliknya bila ia tidak belajar maka responnya menurun. Jadi
belajar ialah suatu perubahan dalam kemungkinan atau peluang terjadinya respon.
(Sagala, 2014 : 14)
Proses belajar IPA ditandai dengan adanya perubahan pada individu yang
belajar, baik berupa sikap, perilaku, pengetahuan, pola pikir, dan konsep nilai
yang dianut. (Wisudawati & Sulistyowati, 2013 : 31)
Pembelajaran IPA adalah interaksi antara komponen – komponen
pembelajaran dalam bentuk proses pembelajaran untuk mencapai tujuan yang
berbentuk kompetensi yang ditetapkan. (Wisudawati & Sulistyowati, 2013 : 26)
B. Konsentrasi Belajar
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia konsentrasi merupakan pemusatan
perhatian atau pikiran pada suatu hal. Konsentrasi belajar berasal dari kata
konsentrasi dan belajar. Hornby dan Siswoyo (1993:69) mendefinisikan
atau aktivitasnya). Konsentrasi belajar juga dapat disimpulkan sebagai pemusatan
perhatian dalam proses perubahan tingkah laku yang dinyatakan dalam bentuk
penguasaan, penggunaan, dan penilaian terhadap atau mengenai sikap dan nilai –
nilai, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai bidang
studi.
Konsentrasi adalah pemusatan perhatian dan kesadaran sepenuhnya kepada
materi pelajaran yang sedang dipelajari dengan mengeyampingkan semua hal
yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan kegiatan tersebut. Bila seseorang
tidak bisa berkonsentrasi, proses tersebut tidak berjalan dengan baik sehingga
kemungkinan besar tidak dapat menyerap, menyimpan, dan mengingat kembali
informasi dengan baik. (Olivia, 2010). Sedangkan menurut The Liang Gie (1983)
konsentrasi adalah pemusatan pikiran terhadap suatu hal dengan
mengenyampingkan semua hal lainnya yang tidak berhubungan. Dalam belajar
konsentrasi berarti pemusatan pikiran terhadap suatu mata pelajaran dengan
menyampingkan semua hal lainnya yang tidak berhubungan dengan pelajaran
tersebut. Blerkom (2008) juga menjelaskan jika konsentrasi adalah memusatkan
perhatian pada apa yang dilakukan.
Ciri – ciri siswa yang dapat berkonsentrasi belajar berkaitan dengan perilaku
belajar yang meliputi perilaku kognitif, perilaku afektif dan perilaku
psikomotorik. Karena belajar merupakan aktivitas yang berbeda – beda pada
berbagai bahan pelajaran, maka perilaku konsentrasi belajar tidak sama pada
klasifikasi perilaku belajar yang digunakan untuk mengetahui ciri – ciri siswa
yang dapat berkonsentrasi belajar sebagai berikut.
1. Perilaku kognitif, yaitu perilaku yang menyangkut masalah pengetahuan,
informasi, dan masalah kecakapan intelektual. Pada perilaku kognitif ini, siswa
yang memiliki konsentrasi belajar dapat ditengarai dengan:
a. kesiapan pengetahuan yang dapat segera muncul bila diperlukan
b. komprehensif dalam penafsiran informasi
c. mengaplikasikan pengetahuan yang diperoleh
d. mampu mengadakan analisis dan sintesis pengetahuan yang diperoleh.
2. Perilaku afektif, yaitu perilaku yang berupa sikap dan apersepsi. Pada perilaku ini,
siswa yang memiliki konsentrasi belajar dapat ditengarai :
a. Adanya penerimaan, yaitu tingkat perhatian tertentu
b. Respon, yaitu keinginan untuk mereaksi bahan yang diajarkan
c. Mengemukakan suatu pendangan atau keputusan sebagai integrasi dari suatu
keyakinan, ide dan sikap seseorang.
3. Perilaku psikomotor, pada perilaku ini siswa yang berkonsentrasi dapat ditengarai
dengan:
a. Adanya gerakan anggota badan yang tepat atau sesuai dengan petunjuk guru
b. Komunikasi non verbal seperti ekspresi muka dan gerakan – gerakan yang penuh
arti.
4. Perilaku berbahasa, pada perilaku ini siswa yang memiliki konsentrasi belajar
dapat ditengarai adanya aktivitas berbahasa yang terkoordinasi dengan baik dan
Surya (2009) menyebutkan jika konsentrasi belajar adalah pemusatan daya
pikiran dan perbuatan pada suatu objek yang dipelajari dengan menghalau atau
menyisihkan segala hal yang tidak ada hubungannya dengan objek yang
dipelajari. Rendahnya kualitas prestasi belajar seseorang, sebagian besar
disebabkan oleh lemahnya kemampuan siswa untuk melakukan konsentrasi
belajar.
Konsentrasi adalah suatu proses pemusatan pikiran kepada suatu objek
tertentu. Dengan adanya pengertian tersebut, timbullah suatu pengertian lain
bahwa di dalam melakukan konsentrasi, orang harus berusaha keras agar segenap
perhatian panca indera dan pikirannya hanya boleh terfokus pada satu objek saja.
(Hakim,2005:1)
Gangguan konsentrasi belajar dapat disebabkan oleh hal – hal berikut ini:
a. Faktor internal
Faktor internal merupakan faktor penyebab gangguan konsentrasi yang berasal
dari dalam diri seseorang. Faktor internal ini terbagi menjadi dua, yaitu :
1) Faktor jasmaniah
Faktor penyebab gangguan konsentrasi ini bersumber pada dari kondisi
jasmani seseorang yang tidak dalam kondisi normal atau mengalami gangguan
kesehatan, misalnya mengantuk, lapar, haus, gangguan panca indera, gangguan
pencernaan, gangguan jantung, gangguan pernafasan, gangguan syaraf, dan otak,
2) Faktor rohaniah
Faktor penyebab gangguan konsentrasi berawal dari mental seseorang yang
sedang mengalami berbagai macam gangguan, mulai dari gangguan mental ringan
(saat pribadi seseorang masih berada dalam batas normal) sampai pada gangguan
mental berat (saat pribadi orang tersebut sudah berada dalam kondisi abnormal).
Berikut beberapa gangguan mental yang dapat menimbulkan gangguan
konsentrasi seseorang, yaitu:
i. tidak tenang dan tidak betah diam yang bersumber dari pembawaan atau masalah
tertentu.
ii. Ada kecenderungan mudah gugup.
iii. Emosional, tidak sabar, dan selalu sering bersikap terburu – buru.
iv. Mudah tergoda pada sesuatu yang terlihat dan terdengar di sekitar lingkungan.
v. Ada kecenderungan untuk mudah cemas setiap kali mengerjakan sesuatu yang
penting.
vi. Mudah grogi di tengah lingkungan orang banyak, seperti di kampus atau kantor.
vii. Tidak dapat mengendalikan khayalan, ingatan masa lalu, dan pikiran – pikiran
yang muncul saat mengerjakan sesuatu.
viii. Tidak percaya diri yang mengakibatkan timbulnya bayangan takut gagal dan yang
mencemaskan.
ix. Sedang mengalami gangguan mental tertentu, seperti stress, trauma, frustasi
b. Faktor eksternal
Faktor eksternal merupakan factor penyebab gangguan konsentrasi yang berasal
dari luar diri seseorang, yaitu dari lingkungan di sekitar orang tersebut berada.
Faktor gangguan eksternal yang sering dialami adalah adanya rasa tidak nyaman
dalam melakukan berbagai kegiatan yang memerlukan konsentrasi penuh, seperti
belajar, bekerja, dan beribadah. Contoh – contoh gangguan tersebut adalah:
1) Ruangan kerja yang terlalu sempit
2) Tata letak barang yang tidak teratur
3) Adanya aroma yang tidak sedap
4) Suhu udara yang terlalu panas
5) Hubungan yang kurang harmonis dengan orang – orang yang sering berada dalam
lingkungan yang sama. (Hakim, 2005: 10)
Guru yang setiap harinya berinteraksi dengan peserta didik, tentunya memiliki
pengalaman yang sangat unik dari masing – masing peserta didik. Ada peserta
didik yang memiliki kemampuan bernalar dengan baik yang ditunjukkan oleh
kemampuannya berargumentasi dan menjawab pertanyaan secara runtut dan
mudah dipahami, ada peserta didik yang kurang mampu mengungkapkan
pendapatnya dengan baik sekalipun sebenarnya peserta didik tersebut memahami
isi dan makna persoalannya, serta ada pula yang sulit mengungkapkan
pendapatnya. Di pihak lain, ada peserta didik yang memiliki cara belajar sambil
mendengarkan radio atau mendengarkan lagu/music dan ada juga yang belajar
dengan menyepi jauh dari kebisingan, belajar sambil tiduran, belajar sendiri,
belajar dengan cara membaca keras, bahkan ada yang hanya diam saja sambil
menyimak bahan bacaan atau pun bentuk – bentuk belajar lainnya sesuai dengan
gaya belajar masing – masing. Gaya berpikir dan belajar adalah cara
menggunakan kemampuan yang dimiliki peserta didik. ( Surna & Panderiot, 2014
: 191)
C. Gaya Belajar
Gunawan menyebutkan jika gaya belajar adalah cara – cara yang lebih kita
sukai dalam melakukan kegiatan berpikir, memproses dan mengerti suatu
informasi. (Ghufron, 2010: 11) Sedangkan Kolb (dalam Ridding dan Rayner,
2002) mengatakan bahwa gaya belajar merupakan metode yang dimiliki individu
untuk mendapatkan informasi, sehingga pada prinsipnya gaya belajar merupakan
bagian integral dalam siklus belajar aktif. Menurut Kolb (1981) bahwa perbedaan
gaya belajar yang dipilih individu menunjukkan cara tercepat dan terbaik bagi
setiap individu dalam upaya menyerap sebuah informasi dari luar dirinya.
(Ghufron, 2010: 43-44)
David Kolb mengemukakan adanya 4 kuadran (a-d) kecenderungan seseorang
dalam proses belajar, yaitu :
1. Kuadran perasaan/pengalaman konkret
Individu belajar melalui perasaan, dengan menekankan segi – segi
pengalaman konkret, lebih mementingkan relasi dengan sesama dan sensivitasnya
terhadap perasaan yang lain. Individu pada kuadran ini cenderung suka dengan hal
– hal atau pengalaman – pengalaman baru dan ingin segera mengalaminya.
berusaha keras memecahkan permasalahan yang dihadapinya dengan bertukar
pikiran dengan teman – temannya, tetapi akan merasa bosan jika masalah itu
membutuhkan waktu yang lama.
2. Kuadran Pengamatan/Refleksi Pengamatan
Individu belajar melalui pengamatan, penekanannya mengamati sebelum
menilai, menyimak suatu perkara dari berbagai perspektif, dan selalu menyimak
makna dari hal – hal yang diamati. Dalam proses belajar individu akan
menggunakan pikiran dan perasaannya untuk membentuk opini atau pendapat.
Individu yang berada pada kuadran ini melihat masalah dari berbagai perspektif,
mengumpulkan sebanyak – banyaknya data yang berhubungan dengan
permasalahan dari berbagai sumber, sehingga terkadang terlihat suka menunda –
nunda menyelesaikan masalah. Namun, sebenarnya hati – hati, sebelum membuat
keputusan atau melakukan sebuah langkah. Suka melihat atau mengamati perilaku
orang lain. Berpikiran apa yang dilakukan saat ini harus minimal sama atau lebih
baik dari apa yang dilakukan sebelumnya.
3. Kuadran pemikiran/Konseptual Abstrak
Individu belajar melalui pemikiran dan lebih terfokus pada analisis logis dari
ide – ide, merencanakan secara sistematis, dan pemahaman intelektual dari situasi
atau perkara yang dihadapi. Dalam proses belajar, individu akan mengandalkan
perencanaan sistematis serta mengembangkan teori dan ide untuk menyelesaikan
masalah yang dihadapinya. Dalam berpikir cenderung objektif dengan pendekatan
4. Kuadran Tindakan/Eksperimen Aktif
Individu belajar melalui tindakan, cenderung kuat dalam segi kemampuan
melaksanakan tugas, berani mengambil resiko dan mempengaruhi orang lain
lewat perbuatannya. Dalam proses belajar, individu akan menghargai keberhasilan
dalam menyelesaikan pekerjaan, pengaruhnya pada orang lain, dan prestasinya.
Individu ini merespon sesuatu sebuah tantangan sebagai suatu kesempatan.
Menurut Kolb, tidak ada individu yang gaya belajarnya secara mutlak
didominasi oleh salah satu saja dari kuadran tadi. Yang biasanya terjadi adalah
kombinasi dari dua kuadran membentuk kecenderungan atau orientasi belajar.
Empat kuadran di atas membentuk 4 kombinasi gaya belajar seperti pada gambar
Gambar 1. Dimensi Struktur Model Proses Pembelajaran Dikutip dari :
Kolb,D. A. 1984.
Penjelasan pada model gaya belajar di atas adalah sebagai berikut :
a. Gaya Diverger
Gaya belajar merupakan kombinasi dari perasaan dan pengamatan. Individu
dengan tipe dirverger unggul dalam melihat situasi dari banyak sudut pandang
yang berbeda. Pendekatan pada setiap situasi adalah mengamati dan bukan
b. Gaya Assimilator
Gaya belajar assimilator merupakan kombinasi dari berpikir dan mengamati.
Individu dengan tipe assimilator memiliki kelebihan dalam memahami berbagai
sajian informasi yang dikumpulkan dari berbagai sumber, dan di pandang dari
berbagai perspektif dirangkum dalam suatu format yang logis, singkat dan jelas.
c. Gaya Konverger
Gaya belajar konverger merupakan kombinasi dari berpikir dan berbuat.
Individu dengan tipe konverger unggul dalam menemukan fungsi praktis dari
berbagai ide dan teori. Biasanya mereka punya kemampuan yang baik dalam
pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. Mereka juga cenderung untuk
menyukai tugas – tugas teknis (aplikatif) daripada masalah social. Merespon suatu
tantangan sebagai sebuah kesempatan apa yang akan diperbuatnya tetap melalui
suatu pemikiran yang logis, runtut, matang, objektif, analitis.
d. Gaya Akomodator
Gaya belajar akomodator merupakan kombinasi dari perasaan dan tindakan.
Individu dengan tipe ini memiliki kemampuan belajar baik dari hasil pengalaman
nyata yang dilakukannya sendiri. Dalam usaha memecahkan masalah, mereka
biasanya mempertimbangkan factor – factor manusia daripada analisis teknis,
namun tetap berusahan keras memecahkan masalahnya dengan lebih memilih cara
bertukar pikiran dengan orang – orang di sekitarnya, atau orang – orang lebih
Setiap orang memiliki dan mengembangkan gaya belajar tersendiri yang
dipengaruhi oleh tipe kepribadian, kebiasaan atau habit, serta berkembang sejalan
dengan waktu dan pengalaman. (Ghufron, 2010: 101)
D. Hasil Belajar
Belajar dan mengajar sebagai suatu proses mengandung tiga unsur yang dapat
dibedakan, yakni tujuan pengajaran (instruksional), pengalaman (proses) belajar
mengajar dan hasil belajar. (Sudjana,1989 : 2)
Proses adalah kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam mencapai tujuan
pengajaran, sedangkan hasil belajar adalah kemampuan – kemampuan yang
dimiliki oleh siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Dalam sistem
pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan , baik tujuan kurikuler maupun
tujuan intstruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom
yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif,
ranah afektif, dan ranah psikomotoris. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil
belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan,
pemahaman,aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut
kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat
tinggi. Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni
penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi dan inernalisasi. Ranah
psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar ketrampilan dan kemampuan
bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotoris, yakni (a) gerakan refleks, (b)
ketrampilan gerakan dasar, (c) kemampuan perseptual, (d) keharmonisan atau
interpretative. Ketiga ranah tersebut menjadi obyek penilaian hasil belajar.
Diantara ketiga ranah itu, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para
guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai
peajaran. Dalam ranah kognitif ada lima tipe hasil belajar, yaitu : pengetahuan,
pemahaman, aplikasi, analisis dan sintesis.
1. Tipe hasil belajar : pengetahuan
Tipe hasil belajar pengetahuan ini termasuk kognitif tingkat rendah yang
paling rendah. Namun, tipe hasil belajar ini menjadi prasyarat bagi tipe hasil
belajar berikutnya. Hafal menjadi prasyarat bagi pemahaman. Misalnya hafal
suatu rumus akan menyebabkan paham bagaimana menggunakan rumus tersebut;
hafal kata – kata akan memudahkan membuat kalimat.
2. Tipe hasil belajar : pemahaman
Tipe hasil belajar yang lebih tinggi daripada pengetahuan adalah pemahaman.
Misalnya menjelaskan dengan susunan kalimatnya sendiri sesuatu yang pernah di
baca ataupun di dengarnya, memberi contoh lain dari yang telah di contohkan,
atau menggunakan petunjuk penerapan pada kasus lain. Pemahaman dapat
dibedakan ke dalam tiga kategori, yakni tingkat terendahnya adalah pemahaman
terjemahan, tingkat kedua adalah pemahaman penafsiran, dan pemahaman yang
ketiga adalah pemahaman ekstrapolasi.
3. Tipe hasil belajar : aplikasi
Aplikasi adalah penggunaan abstraksi pada situasi kongkret atau situasi
khusus. Abstraksi tersebut mungkin berupa ide, teori, atau petunjuk teknis.
4. Tipe hasil belajar : analisis
Analisis adalah usaha memilah suatu integritas menjadi unsur – unsur atau
bagian – bagian sehingga jelas hierarkinya dan atau susunannya. Anlisis
merupakan kecakapan yang kompleks, yang memanfaatkan kecakapan dari ketiga
tipe sebelumnya. Dengan analisis diharapkan seseorang mempunyai pemahaman
yang komprehensif dan dapat memilahkan integritas menjadi bagian yang terpadu,
untuk beberapa hal memahami prosesnya, untuk hal lain memahami cara
bekerjanya dan untuk yang lain lagi memahami sistematikanya.
5. Tipe hasil belajar : sintesis
Penyatuan unsur – unsur atau bagian – bagian ke dalam bentuk menyeluruh
disebut sintesis. Berpikir berdasar pengetahuan hafalan, berpikir pemahaman,
berpikir aplikasi, dan berpikir analisis dapat dipandang sebagai berpikir
konvergen yang satu tingkat lebih rendah daripada berpikir devergen. Dalam
berpikir konvergen, pemecahan atau jawabannya akan sudah diketahui
berdasarkan yang sudah dikenalnya.
6. Tipe hasil belajar : evaluasi
Evaluasi adalah pemberian keputusan tentang nilai sesuatu yang mungkin
dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara bekerja, pemecahan, metode, materil.
Dilihat dari segi tersebut maka dalam evaluasi perlu adanya suatu kriteria atau
standar tertentu.
(Sudjana, 2004 : 22-28)
Hasil belajar adalah pola – pola perbuatan, nilai – nilai, pengertian –
hasil belajar mencakup kemampuan kemampuan kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Dan yang harus diingat hasil belajar adalah perubahan perilaku
secara keseluruhan bukan hanya satu aspek potensi kemanusiaan saja. Artinya
hasil pembelajaran yang dikategorisasi oleh para pakar pendidikan sebagaimana
tersebut di atas tidak dilihat secara secara fragmentaris atau terpisah, melainkan
komprehensif. (Supriyono,2015:7)
E. Nilai Hasil Belajar
Nilai hasil belajar mata pelajaran IPA siswa kelas VIII E dan VIII F
rencananya diambil dari nilai tes yang dilakukan peneliti, tetapi karena
terbatasnya waktu kemudian menggunakan nilai Ulangan Tengah Semester (UTS)
21
BAB III
METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian
Penelitian yang dilakukan ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif karena
pada penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana pengaruh konsentrasi
belajar siswa terhadap hasil belajar siswa dan gaya belajar siswa terhadap hasil
belajar siswa melalui analisis dan deskripsi. Dalam penelitian ini satu kelas terdiri
dari 35 siswa. Tiap siswa memiliki tingkat konsentrasi belajar yang berbeda –
beda sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar. Untuk melihat pengaruh
konsentrasi dan gaya belajar terhadap hasil belajar siswa dilakukan dengan
melalui angket dan tes yang dijadikan sebagai parameter penilaian yang
dikerjakan oleh siswa. Sedangkan untuk memperkuat data kuantitatif yang
diperoleh maka dilakukan wawancara dan merekam video.
Penelitian ini merupakan penelitian mengenai pengaruh konsentrasi belajar
terhadap hasil belajar siswa dan gaya belajar siswa terhadap hasil belajar siswa
kelas VIII E dan VIII F di SMP Negeri 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016.
B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian
Tempat melaksanakan penelitian ini adalah di SMP Negeri 1 Yogyakarta.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini adalah awal bulan Maret sampai bulan April 2016
C. Sampel
1. Subyek Penelitian
Subyek penelitian yang dilakukan adalah siswa kelas VIII E dan VIII F
SMP Negeri 1 Yogyakarta.
2. Obyek Penelitian
Obyek penelitian yang dilakukan adalah konsentrasi belajar siswa, gaya
belajar siswa dan hasil belajar siswa kelas VIII E dan VIII F SMP Negeri 1
Yogyakarta.
D. Teknik Pengambilan Data dan Instrumen Penelitian
Dalam penelitian yang dilakukan ini menggunakan 4 teknik pengambilan data,
dan 4 instrumen yakni :
1. Survei
Survei adalah kumpulan pertanyaan yang disusun dengan jelas untuk
mendapatkan jawaban dari subjek tentang hal, kegiatan, pendapat,
kebiasaan yang ingin diketahui oleh peneliti. Model survei sering disebut
model angket atau kuesioner. Survei dapat dilakukan langsung pada subjek
dan menyebarkan survei; atau dapat juga dilakukan secara tidak langsung
melalui orang lain, telepon, faksimili, email ataupun online via komputer.
a. Pertanyaan pilihan ganda atau tertutup. Siswa hanya harus memilih
jawaban yang sudah disediakan. Model pertanyaan ini akan
memudahkan dalam menganalisis.
b. Pertanyaan terbuka. Siswa dapat leluasa menjelaskan jawabannya.
Model pertanyaan ini lebih sulit menganalisisnya karena jawabannya
dapat bermacam – macam dan alasannya juga sangat terbuka.
(Suparno, 2008: 54)
Instrumen yang digunakan dalam teknik pengambilan data survey adalah
kuisioner dan angket. Kuisioner dan angket ini di buat untuk mengetahui
dan mengukur konsentrasi belajar siswa dan gaya belajar yang dimiliki
oleh masing – masing siswa. Indikator gaya belajar berkaitan dengan jenis
– jenis gaya belajar yang ada. Kuisioner dan angket ini dibuat dengan
model tertutup, yakni siswa memilih sendiri jawaban yang telah
disediakan yang sesuai dengan kondisi yang mereka alami. Kisi – kisi
kuisioner konsentrasi belajar dapat dilihat pada tabel 1 dan angket gaya
belajar siswa pada tabel 2,sedangkan untuk kisi – kisi secara lengkap
kuisioner konsentrasi belajar dan gaya belajar ditunjukkan pada lampiran
3.
Tabel 1. Kisi – Kisi Kuisioner Konsentrasi Belajar
Dimensi Indikator Nomor item
Menjaga
Pada angket konsentrasi hasil belajar skor maksimal untuk tiap indikator
adalah 4, sedangkan skor minimal untuk tiap indikator adalah 1. Apabila
siswa berkonsentrasi penuh selama pelajaran berlangsung maka skor
maksimal yang diperoleh siswa dalam kuisioner tersebut adalah 52 dan
apabila tidak berkonsentrasi sama sekali , memperoleh skor minimal 13.
Tabel 2. Kisi – Kisi Angket Gaya Belajar
Dimens
assimilator 9,10,11,12, 13, 14,15,16 Gaya
Sedangkan untuk angket gaya belajar siswa, setiap pernyataan memiliki
kriteria penskoran yang sama dengan konsentrasi. Skala yang digunakan
adalah skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat,
dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam
penelitian , fenomena social ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti,
maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel.
Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak dalam penyusunan
item – item instrumen dalam bentuk penrnyataan. Jawaban setiap item
instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat
positif sampai sangat negative. (Sugiyono, 2013:93)
Untuk keterangan SS (Sangat Setuju) memiliki skor yang bernilai 4,
S(Setuju) skornnya adalah 3, untuk TS (Tidak Setuju) skornya 2 dan STS (
Sangat Tidak Setuju) skornya 1. Skor tertinggi dalam tiap indikator angket ini
untuk masing – masing gaya belajar adalah 32 dan skor terendahnya adalah 8.
Dalam hal ini ada 4 macam gaya belajar, yang mana tiap gaya belajar terdiri
dari 8 item.
2. Observasi Langsung
Dalam observasi langsung, peneliti langsung mengamati subyek atau hal
yang mau diteliti, terjun langsung dengan melihat, merasakan, mendengarkan,
berpikir tentang subyek atau hal yang diteliti. Observasi langsung adalah cara
yang sangat baik untuk mendapatkan data karena peneliti langsung tahu situasi
nyata yang diteliti. Menurut Milis ada tiga macam pengamatan langsung, yaitu
:
a. Pengamat sebagai partisipan aktif.
b. Peneliti menjadi pengamat aktif
c. Menjadi pengamat pasif.
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah menjadi pengamat pasif
ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung di kelas. Observasi ini bertujuan
untuk menguatkan hasil pengisian kuisioner konsentrasi belajar siswa.
Pengamatan yang diperoleh oleh peneliti diperoleh melalui pengamatan
langsung selama mengamati kegiatan belajar di kelas dan video yang berisi
rekaman kegiatan belajar di kelas.
3. Wawancara
Wawancara atau interview adalah kegiatan yang menuntut peneliti
mengadakan pembicaraan terencana terhadap siswa atau subyek yang diteliti,
dengan pertanyaan lisan yang telah disiapkan untuk mendapatkan data yang
diinginkan. Subyek atau siswa diharapkan menjawab pertanyaan – pertanyaan
yang diajukan. Dalam menyusun materi interview untuk siswa guna menggali
suatu persoalan, diharapkan dibuat secara singkat, jelas dan tidak
membosankan. (Suparno,2008:50)
Wawancara ini bertujuan untuk menguatkan hasil angket dan kuisioner
yang didapatkan mengenai gaya belajar dan konsentrasi belajar siswa di kelas
pada mata pelajaran IPA.
Tabel 3. Kisi – Kisi Pertanyaan Wawancara
Dimensi Indikator Nomor item
Cara belajar IPA
Peneliti dapat juga menggunakan metode tes untuk mendapatkan data dari
subjek atau siswa kalau memang itu sesuai dengan topik persoalan yang
hendak diteliti. Misalnya, untuk mengukur kemampuan siswa berpikir nalar
dalam mempelajari Biologi, penenliti dapat membuat tes penalaran yang
sesuai dengan materi pelajaran Biologi yang hendak di teliti.
(Suparno,2008:60)
Tes ini dilakukan untuk mengukur hasil belajar yang telah di capai oleh
siswa dan seberapa paham siswa terhadap materi pembelajaran yang telah
dipahami selama kegiatan belajar IPA berlangsung. Soal tes yang digunakan
untuk mengukur hasil belajar siswa ada pada lampiran 16.
E. Validitas Instrumen
Validitas menunjukkan bahwa data yang kita ambil sungguh mengukur yang
memang ingin diukur. Menurut McNiff, mengungkapkan bahwa validitas akan
menentukan apakah hasil penelitian dapat diterima sebagai pengetahuan atau
tidak. (Suparno, 2008)
Validitas isi mengukur apakah isi instrumen yang akan digunakan sungguh
merepresentasikan isi yang mau dites. Untuk melihat apakah tes kita itu valid
secara isi dapat ditentukan minimal dengan dua cara, yaitu :
1. Dengan minta penilaian ahli, apakah memang tes itu sungguh sesuai dengan
isi yang mau dites.
2. Dengan menggunakan kisi – kisi yang menunjukkan bahwa instrumen itu
memang memuat semua isi yang mau diteskan, bukan hanya sebagian saja.
(Suparno,2014: 65)
F. Metode Analisis Data
Data yang diperoleh berupa data kuantitatif dan kualitatif, Data kuantitatif
diperoleh dari survey angket dan kuisioner di kelas dan tes hasil belajar siswa.
Untuk data kualitatif diperoleh dari hasil wawancara dan analisa video yang
diperoleh selama melakukan observasi. Hasil wawancara dan analisa video ini
digunakan untuk memperkuat data kuantitatif dari hasil observasi keseriusan
belajar siswa di kelas. Analisis data kuantitatif untuk angket/kuisioner, yaitu :
1. Angket/Kuisioner
( ) = ∑ ℎ 100
2. Klasifikasi Konsentrasi, Gaya Belajar Siswa dan Hasil Belajar Siswa
Untuk melihat tingkat konsentrasi, gaya belajar dan hasil belajar siswa
yang dimiliki oleh siswa maka dilakukan dengan menganalisa hasil
yang diperoleh sebagai berikut (Suparno,2014:72) :
a. Konsentrasi Belajar
Dalam kuisioner konsentrasi belajar terdiri dari 13 indikator,
Skor maksimal : 13 x 4 = 52
Skor minimal : 13 x 1 = 13
Range : 52-13 = 39
Pembagian interval
Skor tersebut diklasifikasikan menjadi 5 interval, maka lebar
intervalnya adalah 39 : 5 = 7,8 atau jika dibulatkan menjadi 8.
Tabel 4. Klasifikasi Konsentrasi Belajar
Interval Skor Variabel Konsentrasi Klasifikasi
Skor tersebut diklasifikasikan menjadi 5 interval, maka lebar
intervalnya adalah 24 : 5 = 4,8 atau jika dibulatkan menjadi 5.
Tabel 5. Klasifikasi Gaya Belajar
Interval Skor Variabel Gaya Belajar Klasifikasi
32 – 37 Sangat Tinggi
26 – 31 Tinggi
20 – 25 Sedang
14 – 19 Rendah
8 – 13 Sangat Rendah
3. Pengelompokkan Statistika Berdasarkan Bentuk Parameternya
a. Statistika Parametrik
Statistika parametric adalah statistika yang mempertimbangkan
jenis sebaran/distribusi normal dan memiliki varians homogen. Uji
statistic yang dapat digunakan pada statistic parametric, yaitu : uji
z, uji t, korelasi pearson, one or two way anova test, analisis
regresi, dll.
b. Statistika Nonparametrik
Statistik nonparametric adalah bagian statistic yang parameter
populasinya atau datanya tidak mengikuti suatu distribusi tertentu
atau memiliki distribusi yang bebas dari persyaratan dan
variansnya tidak perlu homogeny. Uji statistic yang dapat
digunakan pada statistic nonparametric, yaitu : uji tanda peringkat
Kruskal-Wallis, Uji Korelasi Rank Spearman, Kendall Tau, Uji Chi
Kuadrat, dll. (Sofyan, 2014: 3)
4. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kondisi data
yang kita peroleh. Uji normalitas data dengan X2 dilakukan dengan cara
membandingkan kurva normal yang terbentuk dari data yang telah terkumpul
dengan kurva normal. Dalam hal ini uji yang digunakan adalah uji
Kolmogorov Smirnov. Uji ini digunakan untuk menguji ‘goodness of fit’
antardistribusi sampel dan distribusi lainnya. Uji ini membandingkan
serangkaian data pada sampel terhadap distribusi normal serangkaian nilai
dengan mean dan standar deviasi yang sama. Uji ini dilakukan untuk
mengetahui kenormalan distribusi. (Siregar, 2014: 245)
Uji ini dilakukan dengan menggunakan SPSS 20, dengan analisis dan
kaidah pengujian adalah sebagai berikut :
a. Jika probabilitas (sig) >0,05 maka signifikan.
b. Membandingkan (sig) dengan taraf signifikansi (α), jika nilai sig>0,05
maka signifikan.
c. Kesimpulan maka data terdistribusi normal. (Siregar, 2014: 256)
5. Uji ANOVA
Tujuan dilakukan One Way Anova test untuk mengukur apakah ada
perbedaan nilai rata – rata dari ketiga sampel.
a. Hipotesis dalam kasus ini :
Hi : ada perbedaan nilai rata – rata dari ketiga sampel.
b. Pengambilan keputusan
1) Kriteria pengambilan keputusan berdasarkan perbandingan antara
Fhitung dan Ftabel. Jika Fhitung ≤ Ftabel, maka Ho diterima.
2) Kriteria keputusan yang diambil berdasarkan nilai probabilitas.
Jika probabilitas (sig) ≥ α maka Ho diterima. Jika probabilitas (sig) ≤ α maka Ho ditolak
(Siregar,2014:214)
6. Menghitung Koefisien Korelasi
a. Korelasi Pearson
Untuk dapat mengetahui adanya pengaruh antara konsentrasi belajar
siswa dan hasil belajar, gaya belajar dan hasil belajar dapat dilakukan
dengan menganalisa menggunakan program SPSS 20 atau menghitung
secara manual koefisien korelasi Pearson. Apabila hasil rcrit < rxy
perhitungan, maka ada korelasi antara konsentrasi belajar siswa dengan
hasil belajar siswa.
5) rcrit(koefisien critical) dicari dari table korelasi. Dan dari daerah
Bila /robs/>/rcrit/ maka signifikan.
b. Korelasi Spearman Rank
Untukmengetahui pengaruh antar variabel untuk data yang tidak
normal dilakukan dengan analisa korelasi Spearman Rank. Secara
perhitungan rumusnya adalah sebagai berikut :
= 1 − ( − 1)6 ∑
dengan :
ρ = rho
n = jumlah sampel
bi = pengurangan rangking X1 dengan rangking X2
Kriteria :
Jika ρ hitung> ρ tabel (lihat tabel rho) maka Ho ditolak.
34
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilakukan pada siswa kelas VIII E dan VIII F di SMP Negeri 1
Yogyakarta pada tanggal 8 Maret 2016 – 20 April 2016. Jumlah siswa di kelas
VIII E terdiri dari 35 siswa dan untuk kelas VIIIF terdiri dari 34 siswa. Dalam
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gaya belajar yang dimiliki oleh siswa
serta pengaruh antara gaya belajar, konsentrasi belajar terhadap hasil belajar
siswa. Berikut adalah tabel proses pelaksanaan penelitian yang dilakukan di SMP
Negeri 1 Yogyakarta.
No Hari,tanggal Waktu Kegiatan
6. Selasa, 12 April 2016
1. Pelaksanaan penelitian di kelas VIII E
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di kelas VIII E, peneliti melakukan
pengamatan terhadap situasi belajar IPA siswa kelas VIIE yang nampak
kurang tenang saat pelajaran berlangsung. Tetapi, sebagian besar siswa
nampak memperhatikan penjelasan guru saat pelajaran berlangsung. Ada
beberapa siswa yang duduk di lantai dan maju di depan papan tulis karena
merasa kurang jelas dalam melihat tulisan di papan tulis. Siswa di kelas ini
nampak juga antusias memperhatikan penjelasan guru dan bertanya ketika
mereka kurang memahami materi yang disampaikan guru. Pada penelitian
siswa di kelas tersebut saat jam pelajaran akan berakhir. Sedangkan pada
penelitian kedua di kelas tersebut, peneliti membagikan kuisioner konsentrasi
belajar siswa setelah pelajaran IPA berlangsung. Kuisioner konsentrasi belajar
ditunjukkan pada lampiran 4 dan untuk angket gaya belajar ditunjukkan pada
lampiran 5.
2. Pelaksanaan penelitian di kelas VIII F
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti di kelas VIII F,
nampak jika di kelas ini kondisi kegiatan belajar mengajar siswa di kelas
nampak lebih tenang. Siswa di kelas VIII F cenderung aktif bertanya apabila
ada hal – hal yang masih belum mereka pahami. Pertanyaan – pertanyaan
inilah yang mengindikatorkan juga jika siswa di kelas tersebut berkonsentrasi
selama guru menjelaskan. Penelitian pertama dilakukan dengan mengamati
kondisi kegiatan belajar IPA, kemudian membagikan angket gaya belajar pada
siswa setelah pelajaran selesai. Dan pada penelitian yang kedua dilakukan juga
hal yang sama yakni mengamati kegiatan belajar siswa, kemudian di akhir
pelajaran membagikan kuisioner konsentrasi belajar siswa. Kuisioner
konsentrasi belajar ditunjukkan pada lampiran 4 dan untuk angket gaya belajar
ditunjukkan pada lampiran 5.
B. Data Hasil Penelitian 1. Gaya Belajar
Pada tabel berikut merupakan data mengenai gaya belajar yang dimiliki
Tabel 6. Distribusi Gaya Belajar Siswa Kelas VIII E dan VIII F
Berdasarkan analisa data yang telah dilakukan gaya belajar tunggal yang
dimiliki oleh siswa kelas VIII E dan VIII F tersebar dalam tabel di atas. Gaya
belajar yang terbanyak dimiliki oleh siswa adalah gaya belajar akomodator,
sedangkan gaya belajar yang paling sedikit dimiliki oleh siswa adalah gaya
belajar konverger. Jumlah seluruh siswa yang memiliki gaya belajar tunggal
adalah 43 siswa dari jumlah siswa keseluruhan 69 siswa.
2. Konsentrasi Belajar
Berdasarkan data gaya belajar tunggal yang dimiliki oleh siswa kelas VIII
E dan VIII F maka data konsentrasi belajar yang diambil dalam penelitian ini
mengikuti gaya belajar tunggal yang dimiliki oleh siswa. Hal ini bertujuan
untuk mengetahui korelasi antara gaya belajar, konsentrasi dan hasil belajar
yang dimiliki oleh siswa. Berikut ini merupakan tabel skor konsentrasi dan
hasil belajar yang dimiliki oleh masing – masing siswa dengan distribusi gaya
belajar yang dimiliki oleh siswa. Tes hasil belajar diambil melalui nilai
ulangan tengah semester yang diselenggarakan oleh pihak sekolah karena
terbatasnya waktu penelitian, sementara berdasarkan rencana penelitian yang
waktu dalam pengambilan tes hasil belajar, maka peneliti kemudian
menggunakan nilai UTS untuk mengukur hasil belajar siswa.
Tabel 7. Distribusi Gaya Belajar Diverger, Konsentrasi dan Hasil Belajar Siswa
Tabel 9. Distribusi Gaya Belajar Konverger, Konsentrasi dan Hasil
Tabel 10. Distribusi Gaya Belajar Akomodator, Konsentrasi dan Hasil Belajar Siswa
Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan, klasifikasi mengenai
Tabel 11. Skor Konsentrasi Belajar Interval Skor Variabel
Konsentrasi Klasifikasi Frekuensi %
49 – 57 Sangat Tinggi 0 0%
Grafik 1. Distribusi Persentase Konsentrasi Belajar
Dari hasil tersebut diketahui jika persentase skor terbanyak untuk
konsentrasi belajar adalah 60,4% terletak pada tingkatan sedang yakni pada
skor pada tingkatan tinggi dengan interval 40-48 sebesar 37,2% dengan
jumlah frekuensi 16 siswa. Sementara untuk persentase skor pada tingkat
rendah dengan interval 22-30 adalah 2,32% dengan frekuensi siswa 1 orang.
2. Klasifikasi Skor Gaya Belajar
Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan, klasifikasi mengenai gaya
belajar siswa adalah sebagai berikut :
a. Gaya Diverger
Tabel 12. Skor Gaya Belajar Diverger Interval Skor Variabel
Gaya Belajar Klasifikasi Frekuensi %
32 – 37 Sangat Tinggi 0 0%
26 – 31 Tinggi 3 27,27%
20 – 25 Sedang 8 72,72%
14 – 19 Rendah 0 0%
8 – 13 Sangat
Rendah
Grafik 2. Distribusi Persentase Gaya Belajar Diverger
Dari hasil tersebut diketahui jika persentase skor terbanyak untuk gaya
belajar diverger adalah 72,72% terletak pada tingkatan sedang yakni pada
interval 20-25 dengan jumlah frekuensinya 8 siswa. Dan untuk persentase
skor pada tingkatan tinggi dengan interval 26-31 sebesar 27,27% dengan
jumlah frekuensi 3 siswa.
b. Gaya Asimilator
Tabel 13. Skor Gaya Belajar Asimilator Interval Skor Variabel
Gaya Belajar Klasifikasi Frekuensi %
Rendah
Grafik 3. Distribusi Persentase Gaya Belajar Asimilator
Dari hasil tersebut diketahui jika persentase skor terbanyak untuk gaya
belajar assimilator adalah 61,53% terletak pada tingkatan tinggi yakni
pada interval 26-31 dengan jumlah frekuensinya 8 siswa. Dan untuk
persentase skor pada tingkatan sedang dengan interval 20-25 sebesar
38,46% dengan jumlah frekuensi 5 siswa.
c. Gaya Akomodator
Tabel 14. Skor Gaya Belajar Akomodator Interval Skor Variabel
Gaya Belajar Klasifikasi Frekuensi %
14 – 19 Rendah 0 0%
8 – 13 Sangat
Rendah
0 0%
Grafik 4. Distribusi Persentase Gaya Belajar Akomodator
Dari hasil tersebut diketahui jika persentase skor terbanyak untuk
konsentrasi belajar adalah 60% terletak pada tingkatan tinggi yakni pada
interval 26-31 dengan jumlah frekuensinya 3 siswa. Dan untuk persentase
skor pada tingkatan sedang dengan interval 20-25 sebesar 40% dengan
jumlah frekuensi 2 siswa.
Grafik Distribusi Persentase Gaya
Belajar Akomodator
32 – 37 26 – 31 20 – 25 14 – 19 8 – 13
d. Gaya Konverger
Tabel 15. Skor Gaya Belajar Konverger Interval Skor Variabel
Gaya Belajar Klasifikasi Frekuensi %
32 – 37 Sangat Tinggi 2 14,28%
Dari hasil tersebut diketahui jika persentase skor terbanyak untuk gaya
belajar konverger adalah 78,5% terletak pada tingkatan sedang yakni pada
skor pada tingkatan tinggi dengan interval 26-31 sebesar 7,14% dengan
jumlah frekuensi 1 siswa. Sementara untuk persentase skor pada tingkatan
sangat tinggi dengan interval 32-37 sebesar 14,28% dengan jumlah
frekuensi 2 siswa.
3. Klasifikasi Skor Hasil Belajar
Tabel 16. Skor Hasil Belajar Interval Skor Variabel
Tes Hasil Belajar Klasifikasi Frekuensi %
81 – 100 Sangat Tinggi 9 20,93%
61 – 80 Tinggi 34 79,07%
41 – 60 Sedang 0 0%
21 – 40 Rendah 0 0%
0 – 20 Sangat
Rendah
Grafik 6. Distribusi Persentase Hasil Belajar
Dari hasil tersebut menunjukkan jika persentase terbanyak untuk hasil
belajar siswa terletak pada tingkatan tinggi dengan interval 61-80 yakni
sebesar 79,07%. Frekuensi hasil belajar pada tingkatan tinggi sebanyak 34
siswa. Sementara untuk hasil belajar pada tingkatan sangat tinggi terdapat
9 siswa, dengan persentase 20,93% dan terletak pada interval 81 – 100.
4. Uji Normalitas Data a. Gaya Belajar
1) Diverger
Tabel 17. Uji Normalitas Gaya Belajar Diverger
Uji Normalitas
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistik df Sig. Statistik df Sig.
skordiverger 0,159 11 0,200* 0,925 11 0,360
Berdasarkan tabel 17 menunjukkan jika skor gaya belajar
diverger terdistribusi dengan normal.
2) Asimilator
Tabel 18. Uji Normalitas Gaya Belajar Asimilator
Uji Normalitas
*. This is a lower bound of the true significance. a. Lilliefors Significance Correction
Berdasarkan tabel 18 menunjukkan jika skor gaya belajar
diverger terdistribusi dengan normal.
3) Konverger
Tabel 19. Uji Normalitas Gaya Belajar Konverger
Uji Normalitas
Berdasarkan tabel 19 menunjukkan jika skor gaya belajar
4) Akomodator
Tabel 20. Uji Normalitas Gaya Belajar Akomodator
Uji Normalitas
akomodator terdistribusi tidak normal.
b. Konsentrasi Belajar
Tabel 21. Uji Normalitas Konsentrasi Belajar Uji Normalitas
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistik df Sig. Statistik df Sig.
konsentrasi 0,166 43 0,004 0,949 43 0,057
a. Lilliefors Significance Correction
Berdasarkan grafik 21 menujukkan jika skor konsentrasi