• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "1. PENDAHULUAN Latar Belakang"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan yang sangat pesat dalam dunia usaha menimbulkan semakin ketatnya persaingan antar pelaku bisnis. Hal ini menuntut para pelaku bisnis agar dapat mengambil keputusan secara lebih cermat supaya dapat bersaing dan berkembang di masa yang akan datang. Salah satu cara untuk mengembangkan suatu perusahaan adalah dengan melakukan ekspansi, akan tetapi kendala utama dalam melakukan ekspansi adalah adanya keterbatasan sumber dana, sehingga alternatif yang dapat digunakan selain menggunakan kredit perbankan yaitu dapat melalui pasar modal.

Dalam Undang-undang no 8 tahun 1995, pasar modal didefinisikan sebagai kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek (Undang-Undang Pasar Modal, 1995). Keberadaan pasar modal di Indonesia merupakan salah satu faktor penting dalam membangun perekonomian nasional, terbukti telah banyak industri dan perusahaan yang menggunakan institusi pasar modal sebagai media untuk menyerap dana dalam memperkuat posisi keuangannya.

Nafik (2009) menjelaskan masih belum banyak masyarakat yang ingin melakukan investasi ke pasar modal karena memiliki anggapan bahwa berinvestasi ke pasar modal adalah judi. Oleh sebab itu, menimbulkan suatu permintaan yang membutuhkan pasar yang adil dan terhindar dari judi (spekulasi).

Produk yang mampu menjawabnya adalah Islamic product yang merupakan investasi berdasarkan prinsip-prinsip syariah (Nafik, 2009).

Salah satu Islamic product adalah saham syariah yang dapat dijadikan

menjadi sebuah sarana untuk mengakomodir dana dari para investor, khususnya

investor muslim. Saham syariah merupakan alternatif pengelolaan dana

berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Prinsip syariah yang harus dipenuhi antara

lain terhindarnya aktivitas pasar modal syariah dari unsur maysir (perjudian),

(2)

modal syariah merupakan fenomena baru yang sedang berkembang dalam industri lembaga keuangan di Indonesia. Menurut Soemitra (2014), hal ini dikarenakan kegiatan pasar modal berbasis syariah tidak terlepas dari perkembangan ekonomi keuangan syariah secara umum. Pasar modal berbasis syariah berkembang mengikuti perkembangan industri perbankan syariah dan asuransi syariah. Adanya kepentingan manajemen asset dan manajemen likuiditas pada kedua industri ini menimbulkan sumber dana dan produk investasi yang berbasis syariah, sehingga terjadi fenomena yang mendorong berkembangnya kegiatan pasar modal berbasis syariah. Melalui data statistik perbankan syariah, adanya peningkatan jumlah bank pembiayaan rakyat syariah yang pada tahun 2009 berada pada angka 138 bank menjadi 161 bank pada Juni 2015 (Statistik Perbankan Syariah, Juni 2015).

Pasar modal syariah merupakan salah satu alternatif instrumen investasi yang kondusif dan atraktif untuk memenuhi kebutuhan industri jasa keuangan di Indonesia. Penelitian oleh Abdul Rahim, Ahmad Noryati, dan Ahmad Ismail (2009) telah membuktikan perkembangan keuangan islam secara positif dan signifikan berkorelasi dalam pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang. Hal ini terkait pada pembiayaan dalam negeri yang diberikan oleh sektor perbankan syariah telah ditemukan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Dalam pasar modal syariah, terdapat metode screening dalam menyeleksi efek konvensional yang ingin menjadi efek syariah. Metode tersebut telah diatur berdasarkan peraturan yang dikeluarkan oleh Bapepam dan LK saat ini menjadi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yakni peraturan nomor II.K.1 tentang kriteria dan penerbitan daftar efek syariah. Salah satunya harus memenuhi 2 syarat rasio keuangan yang terdiri dari: (1) total utang yang berbasis bunga dibanding dengan total asset tidak lebih dari 45%,(2) total pendapatan bunga dan pendapatan tidak halal lainnya dibandingkan dengan total pendapatan usaha (revenue) dan pendapatan lain-lain tidak lebih dari 10% (Otoritas Jasa Keuangan, 2015).

Nilai hutang pada suatu perusahaan memiliki kaitan dengan tingkat suku

bunga yang bergantung pada kondisi moneter suatu negara, artinya bila suatu

perusahaan mengalami kondisi keuangan yang kurang baik maka akan berimbas

langsung pada pemegang saham. Menurut Weston & Copeland (1986),

(3)

penggunaan tambahan hutang mempunyai sisi positif dan negatif. Pada sisi positif, hutang akan meningkatkan tingkat hasil pengembalian (rate of return) atau profitabilitas modal pemegang saham, namun pada sisi negatif peningkatan jumlah hutang akan menimbulkan resiko yang besar, sehingga trade off (pertimbangan untung rugi) sangat menentukan risk and return suatu investasi.

Berdasarkan penelitian Ahmed (2009) dan Hassan and Kayed (2009) menyatakan bahwa bank syariah tercatat lebih tahan terhadap guncangan keuangan, moneter dan stabilitas ekonomi makro, serta krisis keuangan bisa dihindari jika prinsip- prinsip keuangan islam dipatuhi (dalam Ibrahim dan Sufian, 2014).

Pada pasar modal syariah di Indonesia terdapat wadah yang merupakan kumpulan efek (surat berharga) yang tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah yang disebut sebagai Daftar Efek Syariah (DES). DES diterbitkan oleh Bapepam LK pada tanggal 30 November 2007 dan ditinjau ulang setiap 6 bulan.

Tabel 1.1 terlihat peningkatan jumlah efek yang masuk dalam kategori syariah dari tahun 2009 hingga 2014 sebesar 74% selama 6 tahun terakhir. Hal ini memiliki dampak positif bagi investor dimana peningkatan instrumen investasi syariah di Indonesia memberikan kesempatan terbentuknya portofolio agar dapat mengurangi resiko pada suatu investasi.

Tabel 1.1

Pertumbuhan Jumlah Perusahaan pada Daftar Efek Syariah tahun 2009 hingga 2014

Masa Periodik Tanggal Jumlah Perusahaan

Periodik I 29 Mei 2009 185

Periodik II 30 Nopember 2009 196

Periodik I 27 Mei 2010 203

Periodik II 29 Nopember 2010 221

Periodik I 31 Mei 2011 225

Periodik II 30 Nopember 2011 250

Periodik I 24 Mei 2012 285

Periodik II 22 Nopember 2012 317

Periodik I 24 Mei 2013 302

(4)

Periodik II 19 Nopember 2013 328

Periodik I 20 Mei 2014 322

Sumber : Daftar Efek Syariah, OJK (2015)

Daftar Efek Syariah terdiri dari Surat Berharga Syariah Negara (SBSN), sukuk/obligasi syariah, reksa dana syariah dan saham syariah, namun jika investor hanya ingin melihat pergerakan harga saham maka terdapat Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) dan Jakarta Islamic Index (JII). JII merupakan subset dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang diluncurkan pada tanggal 3 Juli 2000.

Menurut Umam (2013), Indeks harga saham adalah indikator utama yang menggambarkan pergerakan harga saham. Indeks diharapkan memiliki lima fungsi di pasar modal yaitu trend saham, tingkat keuntungan, tolak ukur (benchmark) kinerja suatu portofolio, memfasilitasi pembentukan portofolio dengan strategi pasif, dan memfasilitasi berkembangnya produk derivatif.

Tabel 1.2. menunjukkan adanya peningkatan jumlah saham syariah yang dibuktikan dengan adanya peningkatan nilai kapitalisasi pasar pada Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) maupun pada Jakarta Islamic Index (JII). Hal ini dikarenakan saham syariah yang telah tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) telah mencapai lebih dari 50% dari seluruh saham yang tercatat (Roadmap Pasar Modal Syariah 2015-2019,2015).

Tabel 1.2

Kapitalisasi Pasar di Bursa Efek Indonesia (Rp. Milyar)

Tahun JII % ISSI % LQ 45 %

2009 937.919,08 46% - - 1.569.639,86 78%

2010 1.134.632,00 35% - - 2.119.963,65 65%

2011 1.414.983,81 40% 1.968.091,37 56% 2.332.675,26 66%

2012 1.671.004,23 40% 2.451.334,37 59% 2.552.252,91 62%

2013 1.672.099,91 40% 2.557.846,77 61% 2.539.878,32 60%

2014 1.944.531,70 37% 2.946.892,69 56% 3.337.430,00 64%

Sumber : Statistik Pasar Modal, OJK (2015)

(5)

Secara umum, perbedaan utama antara indeks konvensional dengan indeks syariah adalah terdapat kriteria khusus pada saham syariah yaitu prinsip- prinsip syariah yang harus dipenuhi. Jakarta Islamic Index (JII) dan Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) pada umumnya memiliki sistem screening dan cleaning yang sama, akan tetapi pada JII hanya menyisihkan 30 saham yang memiliki likuiditas dan kapitalisasi yang tinggi, berbeda halnya dengan ISSI yang merupakan keseluruhan saham syariah di Indonesia.

Saham merupakan salah satu bentuk investasi di pasar modal. Saham memberikan penghasilan dalam bentuk deviden, deviden diperoleh jika perusahaan mendapatkan laba, sehingga perusahaan diharuskan meningkatkan kinerja perusahaan, dimana akan berdampak pada harga saham perusahaan yang turut meningkat. Pengembalian imbal hasil (return) suatu investasi diyakini berbanding lurus dengan resikonya, semakin tinggi resiko yang didapat maka akan semakin besar return yang diperoleh (Huda dan Nasution, 2007).

Seorang investor dalam memilih investasi membutuhkan informasi yang dapat menggambarkan kondisi keseluruhan suatu perusahaan. Darmadji dan Fakhruddin (2011) menyatakan terdapat dua macam informasi yang dapat dijadikan pedoman oleh investor untuk menilai suatu saham yaitu informasi fundamental dan informasi teknikal. Informasi fundamental adalah informasi yang berhubungan dengan kondisi makro ekonomi dan kondisi industri suatu perusahaan hingga berbagai indikator keuangan dan manajemen keuangan, sedangkan informasi teknikal adalah informasi yang berhubungan dengan data atau catatan mengenai pasar itu sendiri untuk berusaha mengakses permintaan dan penawaran suatu saham tertentu maupun pasar secara keseluruhan.

Laporan keuangan merupakan informasi fundamental yang diperlukan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan yakni dengan melihat rasio-rasio keuangan. Harianto dan Sudomo (2001) menyatakan rasio keuangan berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kondisi keuangan dan kinerja perusahaan.

Menurut Ang (1997), rasio keuangan terdiri dari rasio likuiditas, rasio solvabilitas,

rasio profitabilitas, rasio aktivitas serta rasio valuasi.

(6)

Pada rasio likuiditas terdapat current ratio (CR) yang menggambarkan seberapa jauh kemampuan likuiditas perusahaan dalam kegiatan operasionalnya (kewajiban jangka pendek). Semakin tinggi nilai pada Current Ratio (CR), maka semakin likuiditas suatu perusahaan sehingga dapat menarik minat investor pada suatu perusahaan.

Pada rasio aktivitas terdapat Total Asset Turnover (TATO) menggambarkan seberapa efektif suatu perusahaan mengelola asset yang dimiliki dalam menghasilkan penjualan pada suatu perusahaan. Jika perusahaan memiliki terlalu banyak aktiva maka perusahaan akan membutuhkan biaya modal yang tinggi pula, sehingga dapat menyebabkan laba menurun (Brigham dan Houston, 2001).

Menurut Hanani (2011), Rasio keuangan yang dapat digunakan untuk memprediksi return saham antara lain Earning per Share (EPS), Return On Equity (ROE), dan Debt to Equity Ratio (DER). Pada ketiga rasio ini digunakan bagi investor yang membutuhkan informasi jangka pendek. Pada rasio profitabilitas terdapat Return On Equity (ROE) yang menggambarkan kinerja perusahaan dalam menggunakan modal yang diinvestasikan dalam menghasilkan laba bersih suatu perusahaan. Daya tarik utama bagi pemegang saham adalah profitabilitas. Pada rasio solvabilitas terdapat Debt to Equity Ratio (DER) yang menggambarkan perbandingan antara total hutang dengan total ekuitas pada suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Pada rasio valuasi terdapat Earning per Share (EPS) yang menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang terdapat pada masing-masing lembar saham perusahaan. Earning per Share (EPS) digunakan sebagai alat analisis untuk mengetahui tingkat profitabilitas sebuah perusahaan (Hanani, 2011).

Pada penelitian yang dilakukan oleh Sinatra (2010), dalam penelitiannya

terhadap Pengaruh perubahan rasio keuangan yang relevan terhadap perubahan

harga saham pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa efek

Indonesia dari 5 variabel yang diteliti yakni Current Ratio (CR), Debt to Equity

Ratio (DER), Net Profit Margin (NPM), Return On Equity (ROE), dan Devidend

(7)

Payout Ratio (DPR) menghasillan bahwa hanya variabel Current Ratio (CR) yang memiliki pengaruh secara simultan terhadap harga saham.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Fu (2014) membandingkan bagaimana kinerja saham antara saham konvensional dan saham syariah di Australia periode tahun 2001 – 2013, yang membuktikan bahwa pada saham konvensional yang berpengaruh signifikan adalah Debt to Equity Ratio (DER) dan Return On Equity (ROE), sedangkan pada saham syariah yang berpengaruh signifikan adalah Debt to Equity Ratio (DER), Return On Equity (ROE), dan Net Profit Margin (NPM). Setiawan (2013) meneliti serupa dengan Fu (2014) akan tetapi dilakukan di Indonesia, Setiawan (2013) meneliti bagaimana perbedaan pengaruh kinerja keuangan pada saham konvensional dan saham syariah di Indonesia periode tahun 2009-2011. Hasil penelitian ini menunjukkan pada saham syariah, rasio keuangan yang berpengaruh signifikan terhadap return saham pada tingkat kesalahan 10% adalah Debt to Equity Ratio (DER), Earning per Share (EPS), Price Book Value (PBV) dan Return On Equity (ROE), sedangkan Net Profit Margin (NPM) tidak berpengaruh signifikan.

Penelitian yang dilakukan pada indeks saham syariah yakni Jakarta

Islamic Index (JII) salah satu penelitiannya adalah penelitian yang dilakukan

Widodo (2007) mengenai pengaruh rasio aktivitas, rasio profitabilitas, dan rasio

pasar, terhadap return saham syariah dalam kelompok Jakarta Islamic index (JII)

tahun 2003-2005, menemukan bahwa Total Assets Turnover (TATO), Return On

Assets (ROA), Return On Equity (ROE), Earning per Share (EPS) memberikan

pengaruh positif yang signifikan terhadap return saham. Pada variabel Inventory

Turnover (ITO) meski memberikan pengaruh positif akan tetapi tidak signifikan,

sedangkan Price Book Value (PBV) memberikan pengaruh negatif. Penelitian

yang dilakukan oleh Hanani (2011) mengenai pengaruh Earning per Share (EPS),

Return On Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER) terhadap return saham

perusahaan-perusahaan dalam Jakarta Islamic Index (JII) periode tahun 2005-

2007, menemukan bahwa hanya Return On Equity (ROE) yang berpengaruh

signifikan terhadap return saham. Penelitian yang dilakukan oleh Amalina (2014)

mengenai pengaruh faktor-faktor fundamental terhadap return saham syariah pada

perusahaan yang tergabung dalam Jakarta Islamic Index (JII) menemukan bahwa

(8)

hanya hanya variabel Debt to Equity Ratio (DER), Return on Assets (ROA), dan Price Book Value (PBV) berpengaruh secara parsial dan signifikan terhadap return saham, sedangkan Current Ratio (CR) dan Total Asset Turnover (TATO) tidak berpengaruh secara parsial dan signifikan terhadap return saham.

Berdasarkan hasil penelitian diatas terdapat ketidaksamaan hasil penelitian, maka rasio keuangan yang dipergunakan peneliti adalah rasio likuiditas diwakili oleh current ratio (CR), rasio solvabilitas diwakili oleh debt to equity ratio (DER), rasio aktivitas diwakili oleh total asset turnover (TAT), rasio profitabilitas diwakili oleh return on equity (ROE), serta rasio valuasi atau rasio pasar yang diwakili oleh earnings per share (EPS). Pemilihan rasio tersebut mengacu pada penelitian yang telah dilakukan, serta pada rasio yang memiliki keterkaitan terhadap kinerja suatu perusahaan tentang efektifitas dan efisiensi perusahaan. Jika kinerja perusahaan dapat dikatakan baik, maka investor akan memiliki keyakinan untuk menanamkan dananya. Penelitian ini memiliki perbedaan pada penelitian sebelumnya yang terletak pada objek penelitian, jumlah sampel penelitian, variabel penelitian dan periode yang digunakan, maka judul dari penelitian ini adalah “Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Jakarta Islamic Index (JII) Periode 2009-2014”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka penelitian ini memiliki rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apakah Return on Equity (ROE), Current Ratio (CR), Total Asset Turnover (TATO), Debt to Equity Ratio (DER), dan Earning per Share (EPS) secara bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index periode 2009-2014?

2. Apakah Return on Equity (ROE), Current Ratio (CR), Total Asset Turnover

(TATO), Debt to Equity Ratio (DER), dan Earning per Share (EPS) secara

parsial berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan yang terdaftar di

(9)

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah :

1. Mengetahui pengaruh Return on Equity (ROE), Current Ratio (CR), Total Asset Turnover (TATO), Debt to Equity Ratio (DER), dan Earning per Share (EPS) secara simultan terhadap return saham pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index periode tahun 2009-2014.

2. Mengetahui pengaruh Return on Equity (ROE), Current Ratio (CR), Total Asset Turnover (TATO), Debt to Equity Ratio (DER), dan Earning per Share (EPS) secara parsial terhadap return saham pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index periode tahun 2009-2014.

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat kepada:

1. Bagi perusahaan yang terkait, agar dapat dijadikan bahan pertimbangan agar dapat memperbaiki dalam halnya kinerja keuangan perusahaan.

2. Bagi investor, agar dapat memberikan pengetahuan serta informasi terhadap investasi agar dapat menilai dan menelaah secara seksama kinerja keuangan suatu perusahaan khususnya pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII).

3. Bagi penulis, agar dapat menambah pengetahuan dan wawasan mengenai

analisa kinerja keuangan pada suatu perusahaan.

Gambar

Tabel  1.1  terlihat  peningkatan  jumlah  efek  yang  masuk  dalam  kategori  syariah  dari  tahun  2009  hingga  2014  sebesar  74%  selama  6  tahun  terakhir
Tabel 1.2. menunjukkan adanya peningkatan jumlah saham syariah yang  dibuktikan dengan adanya peningkatan nilai kapitalisasi pasar pada Indeks Saham  Syariah  Indonesia  (ISSI)  maupun  pada  Jakarta  Islamic  Index  (JII)

Referensi

Dokumen terkait

Penggunaan Metode Al-Barqy Dalam Upaya Peningkatan Kemampuan Membaca Huruf Hiragana (Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa kelas X7 SMAN 15 Bandung).. Universitas

Karena adanya perkembangan industri Batik Bayat mengarah yang lebih baik, dari sebelum dan sesudah terjadinya bencana gempa bumi 2006. Dampak progres dari

"Pelanggaran HAM adalah segala tindakan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang termasuk aparat negara baik disegaja maupun tidak disengaja yang dapat mengurangi,

Pada hari ini Senin tanggal Dua Puluh Sembilan bulan Agustus tahun Dua Ribu Enam Belas (29-08-2016) bertempat di Sekretariat ULP Kabupaten Sumbawa, Kelompok Kerja 43

Dalam tahun berjalan, Perusahaan dan entitas anak telah menerapkan semua standar baru dan standar revisi serta interpretasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar

Kalau mau memasukkan user agen 6069 ya tinggal masukkan di Add JID dengan format 6069@ccsby lalu klik Add, nanti akan bertambah sbb :... Kalau mau menghapus user klik kanan pada

A E N Jatimulyo Sekarjati Bangunrejo Sriwedari Pengkol Sambirejo Kedungharjo Pakah Tambakboyo Ketanggung Jagir Banyubiru Kedung gudel Kayutrejo Sekaralas Sekarputih

Universitas Sumatera Utara... Universitas