• Tidak ada hasil yang ditemukan

Narasi Capaian IKU 2018 ASISTEN DEPUTI AGRIBISNIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Narasi Capaian IKU 2018 ASISTEN DEPUTI AGRIBISNIS"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Narasi Capaian IKU 2018

ASISTEN DEPUTI AGRIBISNIS

INDIKATOR KINERJA:

REKOMENDASI HASIL KOORDINASI DAN SINKRONISASI KEBIJAKAN AGRIBISNIS

(2)

LAPORAN KINERJA INTERIM TRIWULAN II TAHUN 2018

Sasaran Indikator Kinerja

Output Fisik

Kinerja (%)

Progress Capaian

(%)

Keterangan Target Realisasi

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Tersusunnya Paket

Rekomendasi Hasil Koordinasi dan Sinkronisasi Kebijakan Agribisnis

Jumlah Paket Rekomendasi Kebijakan

Peningkatan Usaha Agribisnis

1 1 75,00% 44,89% Dalam tahap

pelaksanaan

Jumlah Paket Rekomendasi

Kebijakan Penguatan Kelembagaan

Agribisnis

1 1 75,00% 44,89% Dalam tahap

pelaksanaan

Petunjuk pengisian :

Kolom (1) : diisi sasaran strategis atau sasaran program atau sasaran kegiatan yang direncanakan dalam Renstra atau perencanaan kinerja tahunan.

Kolom (2) : diisi dengan ukuran kinerja atau indikator kinerja yang merupakan ukuran kuantitatif dari tercapainya sasaran strategis yang diukur tersebut pada kolom 1. Penulisan indikator kinerja disertai dengan satuannya, misalnya : presentase rekomendasi yang terimplementasi (%), Indeks iklim organisasi (Skala 1-5) dll

Kolom (3) : diisi dengan rencana capaian atau rencana hasil kerja secara kuantitatif (berupa angka), misalnya 10 Paket Rekomendasi.

Kolom (4) : diisi dengan realisasi dari hasil kerja secara kuantitatif (berupa angka), misalnya 8 Paket Rekomendasi.

Kolom (5) : diisi dengan progress capaian yang dilaporkan pada kolom 4, misalnya 1 Paket rekomendasi telah selesai sebesar 50% dari target yang ditetapkan.

Kolom (6) : diisi dengan % capaian realisasi anggaran berdasarkan realisasi Surat Perintah Membayar (SPM)/Surat Permintaan Pencairan Dana (SP2D).

Kolom (7) : diisi dengan penjelasan singkat atas realisasi capaian kinerja, misalnya; alasan kenapa target tidak tercapai, realisasi yang jauh melampaui target, penjelasan angka-angka yang dijadikan dasar perhitungan, hal-hal lain yang relevan, dan lain-lain, beserta dokumen pendukung pengukuran kinerja.

(3)

Latar Belakang

Agribisnis merupakan salah satu sektor yang penting, handal, dan populis dalam mendorong nilai tambah ekonomi nasional serta mengatasi krisis pangan, energi, lingkungan dan kemiskinan yang mengancam sendi-sendi kehidupan bangsa Indonesia.

Agribisnis yang berkeadilan, berdaulat dan berkelanjutan perlu ditetapkan sebagai dasar pengembangan agribisnis di Indonesia.

Para pelaku agribisnis masih menghadapi tantangan dalam pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi yang maju untuk meningkatkan produktivitas sumberdaya alam dan manusia. Pengembangan agribisnis tidak dapat lagi hanya mengandalkan kemampuan alami dengan teknologi konvensional, tetapi diperlukan teknologi inovatif, peningkatan skala usaha, kelembagaan sosial-ekonomi yang kondusif dan penguatan sumberdaya manusia serta lembaga riset agribisnis.

Sesuai dengan Permenko No. 5 tahun 2015, Asisten Deputi Agribisnis melaksanakan tugas dan fungsi menyiapkan koordinasi dan sinkronisasi perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan serta pengendalian pelaksanaan kebijakan Kementerian/Lembaga yang terkait dengan isu di bidang agribisnis, dan menyiapkan koordinasi, sinkronisasi, dan perumusan kebijakan di bidang penanggulangan kemiskinan petani.

Capaian Indikator Kinerja Utama

REKOMENDASI HASIL KOORDINASI DAN SINKRONISASI KEBIJAKAN AGRIBISNIS

Rekomendasi hasil koordinasi dan sinkronisasi kebijakan agribisnis terdiri atas 2 rekomendasi, yaitu:

1. Rekomendasi kebijakan peningkatan usaha agribisnis

 Peningkatan usaha melalui model bisnis klaster padi Triwulan I

Peningkatan usaha melalui model bisnis klaster padi bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan meningkatkan skala ekonomi serta meningkatkan pendapatan petani padi. Untuk pengembangan klaster komoditas padi, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian telah menyusun konsep klaster bisnis padi dengan 8 (delapan) pilar, yaitu: 1) Perubahan Paradigma Agribisnis, 2) Konsolidasi Kelembagaan, 3) Adopsi Inovasi Teknologi, 4) Kemudahan Akses Pembiayaan, 5) Pelibatan Off taker, 6) Penerapan IT, 7) Dukungan Logistik dan 8) Sinergi.

“Asisten Deputi Agribisnis melalui fungsi koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian kebijakan menerapkan strategi: adanya pengaturan mengenai konsepsi, arah, dan rencana pengembangan usaha dan kelembagaan agribisnis yang secara prinsip dilaksanakan oleh K/L terkait”

Tersusunnya Paket

Rekomendasi Hasil Koordinasi dan Sinkronisasi Kebijakan

Agribisnis

(4)

Dari 8 (delapan) pilar konsep klaster bisnis padi untuk merumuskan rekomendasi kebijakan peningkatan usaha agribisnis pada tahap perencanaan difokuskan kepada 5 (lima) pilar konsep klaster bisnis padi, yaitu:

a. Perubahan Paradigma Agribisnis, yaitu perlunya; Dari lahan kecil menjadi konsolidasi lahan (skala ekonomi yang efisien) yang dikelola dengan corporate farming; Dari bisnis budidaya menjadi bisnis integrasi hulu–hilir (value chain); Dari tanaman padi menjadi mixed farming

b. Adopsi Inovasi Teknologi, meliputi; Kebaruan input produksi; Kebaruan praktik budidaya; Kebaruan teknologi pasca panen; Kebaruan packaging (kemasan).

c. Kemudahan Akses Pembiayaan, meliputi; Usahatani (input produksi, alsintan); Pasca panen,dryer, penggilingan padi dan gudang; Pengolahan produk turunan padi; Asuransi pertanian

d. Pelibatan Off taker, meliputi; Penjamin hasil produksi sekaligus sebagai avails, dan Mendukung melalui pendampingan

e. Penerapan IT; Pemetaan lahan dan pelaku usaha, dan Sistem informasi pertanian terintegrasi pada petani.

Adapun kegiatan yang telah dilakukan untuk mencapai rekomendasi peningkatan usaha melalui model bisnis klaster padi adalah sebagai berikut:

No Kegiatan Tanggal

1 Penyusunan rencana dan identifikasi model pengembangan

kawasan di bidang pertanian yang ada di K/L 19 Januari 2018 2 Kunjungan lapang peningkatan usaha petani karet di Kab.

Batanghari 23-25 Januari

2018 3 Penyusunan kerangka acuan kerja kegiatan peningkatan usaha

melalui model bisnis klaster padi 29 Januari 2018

4 Rapat pilot project korporasi petani 1 Februari 2018 5 Penyusunan konsep klaster bisnis padi 12 Maret 2018 6 Kunjungan lapang faktor-faktor penentu suksesnya

penyerapan KUR untuk sektor pertanian dan AUTP di Demak 14-16 Maret 2018

Triwulan II

Peningkatan usaha melalui model bisnis klaster padi dilakukan dengan menyusun kriteria penentuan lokasi klaster bisnis padi dan melakukan kunjungan lapang ke lokasi calon pilot project, rekomendasi kriteria untuk penyusunan model bisnis klaster padi antara lain:

a. Kelembagaan; untuk mengetahui pihak-pihak yang ada (existing) dan menjadi penggerak dalam pengelolaan klaster bisnis padi di lokasi

(5)

b. Komitmen dari Pemerintah; untuk mengetahui peranan dan fungsi K/L serta Pemerintah Daerah dalam mengembangkan klaster bisnis padi di lokasi c. Keberadaan Off taker; untuk mengetahui keberadaan dan peranan dari Off

taker dalam menjamin hasil produksi di lokasi

d. Lokasi, terdiri dari Aksesabilitas; untuk mengetahui keterjangkauan lokasi dan akses pasar dan Budidaya; untuk mengetahui pola budidaya padi di lokasi

Adapun kegiatan yang telah dilakukan untuk mencapai rekomendasi peningkatan usaha melalui model bisnis klaster padi adalah sebagai berikut:

No Kegiatan Tanggal

1 Rapat koordinasi pengembangan klaster padi, penentuan

kriteria lokasi klaster 3 Mei 2018

2 Kunjungan lapang pembiayaan KUR klaster bisnis padi di Kab.

Indramayu 5 Mei 2018

3 Kunjungan lapangan calon lokasi klaster bisnis padi di Kab.

Mesuji 28 - 31 Mei

2018 4 Kunjungan lapangan calon lokasi klaster bisnis padi di Kab.

Karanganyar 28 - 30 Mei

2018 5 Kunjungan lapangan calon lokasi klaster bisnis padi di Kab.

Tabanan 4 - 6 Juni 2018

6 Kunjungan lapangan calon lokasi klaster bisnis padi di Kab.

OKU Timur 4 - 7 Juni 2018

Triwulan III

Identifikasi pengembangan usaha dan kerjasama, dilakukan dengan menyusun rencana aksi klaster bisnis padi untuk 3 (tiga) lokasi calon klaster bisnis padi, yaitu Kabupaten Ponorogo, Kabupaten Mesuji dan Kabupaten Karanganyar.

Rencana aksi klaster bisnis padi tersebut merupakan kompilasi dokumen Matrik Rencana Aksi Pembangunan Kawasan Perdesaan, Proposal BUMDESMA dan RPKP Karanganyar dari Kemendes PDTT, dan dokumen Mekanisme Penyusunan Action Plan sesuai Permentan 18/2018 dari Kementerian Pertanian.

Rencana aksi tersebut menggambarkan Program, Jenis kegiatan, Indikator (Output dan Outcome) dan Instansi terkait. Program dalam rencana aksi klaster bisnis padi yang direkomendasikan oleh Kemenko Perekonomian mencakup 4 (empat) aspek pokok, yaitu: (1) Hulu/Input Produksi, (2) Produksi, (3) Hilir, (4) Penunjang.

Dalam rangka memperkaya materi rekomendasi terkait pengembangan usaha agribisnis dan model bisnis klaster secara umum, juga dilakukan kegiatan lain seperti kunjungan lapang untuk mengetahui peran asuransi pertanian (AUTP) untuk komoditas padi.

(6)

Adapun kegiatan yang telah dilakukan untuk mencapai rekomendasi peningkatan usaha melalui model bisnis klaster padi adalah sebagai berikut:

No Kegiatan Tanggal

1 Rapat penyiapan bahan rencana aksi klaster bisnis padi 26 Juli 2018 2 Rapat kebijakan AUTP di Depok (Kementan) 3 Agustus 2018 3 Kunjungan lapang peran asuransi usaha pertanian (AUTP) padi

di Kabupaten Tuban, sebagai salah satu referensi pendukung klaster bisnis padi

6-8 Agustus 2018

2. Rekomendasi kebijakan penguatan kelembagaan agribisnis

 Penguatan kelembagaan model bisnis klaster padi di lokasi pilot project Triwulan I

Dari 8 (delapan) pilar konsep klaster bisnis padi untuk merumuskan rekomendasi kebijakan penguatan kelembagaan agribisnis pada tahap perencanaan difokuskan kepada 3 (tiga) pilar konsep klaster bisnis padi, yaitu:

a. Konsolidasi kelembagaan, yaitu perlunya; Pengelola kelompok sebagai organisasi bisnis, Penguatan/kohesi kelembagaan petani, Edukasi petani menjadi entrepreneur, Pendampingan dan kemitraan

b. Dukungan Logistik, meliputi: Sistem logistik yang efisien, Pemasaran online c. Sinergi, meliputi; meliputi: Visi bersama, Implementasi kegiatan secara

terpadu diantara pelaku dan pendukung

Proses perumusan rekomendasi kebijakan kelembagaan model bisnis klaster padi di lokasi pilot project dilaksanakan dengan tahapan:

a. Perencanaan dan pengkajian masalah model bisnis klaster padi b. Penentuan tujuan model bisnis klaster padi

c. Penyusunan model kelembagaan bisnis klaster padi d. Penentuan kriteria model bisnis klaster padi

Adapun kegiatan yang telah dilakukan untuk mencapai rekomendasi penguatan kelembagaan model bisnis klaster padi di lokasi pilot project adalah sebagai berikut:

No Kegiatan Tanggal

1 Penyusunan rencana dan identifikasi model kelembagaan

kawasan di bidang pertanian yang ada di K/L 19 Januari 2018 2 Kunjungan lapang model kelembagaan klaster bisnis padi di

Kab. Karawang 23-25 Januari

2018 3 Penyusunan kerangka acuan kerja kegiatan model kelembagaan

klaster bisnis padi 5 Februari 2018

4 Penyusunan konsep model kelembagaan klaster bisnis padi 12 Maret 2018

(7)

Triwulan II

Dalam rangka perumusan rekomendasi penguatan kelembagaan model bisnis klaster padi, Kemenko Perekonomian melakukan kunjungan lapang atau survei lokasi ke 8 (delapan) lokasi bersama Kementerian Pertanian, dan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi untuk diusulkan/direkomendasikan sebagai calon lokasi percontohan (pilot project) klaster bisnis padi, yaitu:

1) Kab. Lombok Timur-NTB 2) Kab. Ponorogo-Jatim 3) Kab. Tabanan-Bali

4) Kab. Karanganyar-Jateng

5) Kab. Hulu Sungai Selatan-Kalses 6) Kab. Barru-Sulses

7) Kab. OKU Timur-Sumsel 8) Kab. Mesuji-Lampung

Berdasarkan hasil koordinasi dan kunjungan lapangan atau survei lokasi bersama dengan Tim dari Kementerian Pertanian, dan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. Dari 8 (delapan) usulan calon lokasi yang telah diidentifikasi dengan mengolah data hasil kuisioner, ditetapkan/direkomendasikan 5 (lima) daerah yang dapat dikembangkan sebagai calon lokasi percontohan Klaster Bisnis Padi, yaitu Kabupaten Ponorogo Jawa Timur, Kab. Karanganyar Jawa Tengah, Kab. Mesuji Lampung, Kab. Barru Sulawesi Selatan, dan Kab. Hulu Sungai Selatan Kalimantan Selatan.

Adapun kegiatan yang telah dilakukan untuk mencapai rekomendasi penguatan kelembagaan model bisnis klaster padi di lokasi pilot project adalah sebagai berikut:

No Kegiatan Tanggal

1 Kunjungan lapang pengembangan integrasi klaster bisnis padi

dan OVOP di Kab. Indramayu 3-5 Mei 2018

2 Rapat progres pelaksanaan OVOP dan Prukades 05 April 2018 3 Kunjungan lapang model bisnis kalster padi dengan BUMDESMa

dan Gapoktan di Kab. Karanganyar 7-9 Mei 2018

4 Rapat pembahasan calon lokasi percontohan klaster bisnis padi 8 Mei 2018 5 Rapat koordinasi penentuan calon lokasi percontohan klaster

bisnis padi 15 Mei 2018

6 Rapat penentuan calon lokasi percontohan klaster bisnis padi 18 Mei 2018 7 Rapat identifikasi dan penyusunan kuisioner penentuan lokasi

percontohan klaster 21 Mei 2018

8 Rapat pemantapan teknis kunjungan lapang klaster bisnis padi 22 Mei 2018 9 Kunjungan lapang calon lokasi klaster bisnis padi di Kab.

Ponorogo 28-31 Mei 2018

(8)

10 Kunjungan lapang calon lokasi klaster bisnis padi di Kab.

Lombok Timur 29-31 Mei 2018

11 Rapat koordinasi hasil kunjungan lapang ke lokasi calon pilot

project klaster padi 25 Juni 2018

Triwulan III

Dalam pelaksanaan konsep klaster bisnis padi, Kemenko Bidang Perekonomian melakukan sinergi dengan berbagai K/L, Pemda, BUMN dan swasta. Sinergi ini dilakukan mengingat bahwa banyak lembaga maupun institusi yang sudah melakukan kegiatan ke arah klasterisasi tani padi atau suatu komoditi tertentu, misalnya Kementerian Pertanian dengan konsep kawasan pengembangan komoditi. Kementerian Desa dan PDT dengan konsep OVOP dan Prukades (Produk Unggulan Kawasan Perdesaan), PT Mitra Bumbdes Nasional (PT BMN) dengan pola kemitraan (PT MBN, Bumdes, Gapoktan, Bulog).

Untuk melaksanakan salah satu pilar klaster bisnis padi yaitu konsolidasi kelembagaan klaster bisnis padi, sebagai tindak lanjut diperlukan diskusi yang komprehensif, terpadu dan terfokus. Diskusi tersebut melibatkan pihak-pihak terkait dengan klaster bisnis padi seperti K/L, Pemda, BUMN, Perguruan Tinggi, swasta dan pelaku usaha padi lainnya.

Adapun kegiatan yang telah dilakukan untuk mencapai rekomendasi penguatan kelembagaan model bisnis klaster padi di lokasi pilot project adalah sebagai berikut:

No Kegiatan Tanggal

1 Rapat persiapan pelaksanaan pilot project klaster bisnis padi 16 Juli 2018 2 Kunjungan lapang model bisnis klaster padi PT. Mitra Bumdes

Nusantara di Kac. Indramayu 2-14 Agustus

2018 3 FGD konsolidasi kelembagaan klaster bisnis padi di Kab.

Ponorogo 26 s.d 28

September 2018

ooOoo

Referensi

Dokumen terkait

Mendeskripsikan atau memaparkan nilai rasa yang terdapat dalam diksi yang digunakan kaum waria dalam berkomunikasi dengan sesamanya di tengah masyarakat... 1.4

Untuk mendorong efektivitas kebijakan tersebut, Asdep Penguatan Pasar Dalam Negeri dan Tertib Usaha menetapkan suatu paket rekomendasi sebagai hasil (output)

Peningkatan usaha melalui model bisnis klaster padi dilakukan dengan menyusun kriteria penentuan lokasi klaster bisnis padi dan melakukan kunjungan lapang ke

Tes ini menghasilkan rekaman ventilasi responden dalam kondisi yang melibatkan usaha normal dan maksimal. Rekaman yang diperoleh disebut „spirogram‟ yang akan

Pada proses ini bahan keramik dihaluskan hingga membentuk bubuk, lalu dicampur dengan pengikat (binder) organic kemudian dimasukkan ke dalam cetakan dan ditekan hingga mencapai

Teratai Prima pada saat berangkat sama dengan kondisi 2 dalam laporan ini (Kapal dengan muatan dan penumpang penuh siap berangkat (comsumable 98 %)).. Kondisi 2 menunjukan

Dalam rangka meningkatkan pemberdayaan usaha mikro, kecil, dan menengah, Pemerintah memandang perlu dikembangkannya akses pembiayaan dari perbankan dan lembaga

Dalam rangka pelaksanaan salah satu kegiatan Jabodetabek Urban Transportation Policy Integration (JUTPI) Phase 2 dan untuk meningkatkan koordinasi teknis dari