LANDASAN KONSEPTUAL PERANCANGAN TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dalam Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur
Periode Februari 2016
MUSEUM TRANSPORTASI DARAT DI BALI
Oleh :
ANAK AGUNG KRESNA MAHADHIPA
1204205088
UNIVERSITAS UDAYANA
FAKULTAS TEKNIK
▸ Baca selengkapnya: rpph tema : transportasi darat mobil
(2)LANDASAN KONSEPTUAL PERANCANGAN TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dalam Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur
Periode Februari 2016
MUSEUM TRANSPORTASI DARAT DI BALI
Oleh :
ANAK AGUNG KRESNA MAHADHIPA
1204205088
Dosen Pembimbing:
1. Prof. Ir. Ngakan Putu Sueca, MT., Ph.D.
2. I Wayan Wiryawan, ST., MT.
UNIVERSITAS UDAYANA
FAKULTAS TEKNIK
TUGAS AKHIR MUSEUM TRANSPORTASI DARAT DI BALI
ANAK AGUNG KRESNA MAHADHIPA
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS UDAYANA
FAKULTAS TEKNIK - JURUSAN ARSITEKTUR
Jalan Kampus Bukit Jimbaran - Bali (0361) 703384, 703320 Fax : 703384
www.ar.unud.ac.id
PERNYATAAN
Judul Tugas Akhir : Museum Transportasi Darat di Bali
Nama : Anak Agung Kresna Mahadhipa
NIM : 1204205088
Program Studi : Arsitektur
Periode : Pebruari 2016
Dengan ini saya menyatakan bahwa Tugas Akhir ini tidak terdapat karya pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi. Sepanjang
pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau
diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah ini dan
disebutkan di dalam daftar pustaka.
Denpasar, 20 April 2016
ABSTRAK
ABSTRACT
Museum is a place to store, maintain, and preserve cultural heritage for the
purposes of research, education, and recreation. Currently the number of visitor
to the museum is increasingly rare. They think that museum is a place that is
outdated and boring to visit. The design of the museum today should resolve these
problems so that the museum will not lose competitiveness with other public
facilities. Land Transportation Museum is exhibiting a collection of development
of land transportation in Indonesia from time to time, the museum has different
atmosphere in general. Presentation of the collection is divided into three zones
where visitors can go to each zones by using trains. The museum is on the theme “Educative Technology” that harness of technology development for education. In addition to providing information about the collection of land transportation,
the traffic garden also providing education and recreation to childrens.
Keywords: museum, transportation, zone, education
ABSTRAK
Museum merupakan tempat menyimpan, merawat, dan melestarikan warisan
budaya untuk tujuan penelitian, edukasi dan rekreasi. Saat ini jumlah kunjungan
masyarakat ke museum sudah semakin jarang. Mereka menganggap museum
terkesan kuno dan sangat membosankan untuk dikunjungi. Perancangan museum
saat ini sebaiknya mengatasi permasalahan tersebut agar museum nantinya tidak
kalah saing dengan fasilitas umum lainnya. Museum Transportasi Darat yang
memamerkan koleksi perkembangan alat transportasi darat di indonesia dari
masa ke masa, menampilkan suasana museum yang berbeda pada umumnya.
Penyajian koleksi yang dibagi menjadi tiga zona dengan pengunjung yang dapat
mengendarai kereta untuk menuju zona lainnya. Museum ini mengusung tema “Teknologi Edukatif“ yang memanfaatkan perkembangan teknologi sebagai sarana edukasi. Selain pemberian informasi mengenai koleksi transportasi darat,
adanya taman lalu lintas memberikan edukasi dan juga rekreasi kepada anak–
anak.
Museum Transportasi Darat di Bali | i
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang
Maha Esa karena atas berkat rahmat Beliau, penyusunan Laporan Landasan
Konseptual Perancangan Seminar Tugas Akhir dengan judul “Museum Transportasi Darat di Bali” ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Tujuan dari penyusunan laporan ini adalah untuk melengkapi syarat – syarat dalam
penyelesaian Tugas Akhir, agar dapat mengikuti Studio Tugas Akhir.
Pada kesempatan ini, saya menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang
telah membantu secara langsung maupun tidak langsung dalam proses penyusunan
dan penyelesaian laporan ini. Terimakasih saya sampaikan kepada :
1. Bapak Prof. Ir. Ngakan Putu Gede Suardana, MT., Ph.D., selaku Dekan
Fakultas Teknik Universitas Udayana.
2. Ibu Dr. Ir. Anak Agung Ayu Oka Saraswati, MT., selaku Ketua Jurusan
Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana.
3. Bapak I Putu Sugiantara, ST., selaku Pembimbing Akademik, Fakultas Teknik,
Universitas Udayana.
4. Bapak Dr. Ir. Syamsul Alam Paturusi, MSP., selaku Dosen Koordinator Mata
Kuliah Seminar Tugas Akhir, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas
Udayana.
5. Bapak Prof. Ir. Ngakan Putu Sueca, MT., Ph.D., selaku Dosen Pembimbing I,
terimakasih atas bimbingan dan masukannya.
6. Bapak I Wayan Wiryawan, ST., MT., selaku Dosen Pembimbing II, terimakasih
atas bimbingan dan masukannya.
7. Bapak Ir. I Wayan Gomudha, MT., selaku Dosen Penguji I.
8. Bapak Ir. I Nengah Lanus, MT., selaku Dosen Penguji II.
9. Bapak Dr. I Dewa Gede Agung Diasana Putra, ST., MT., selaku Dosen Penguji
III.
10.Rekan – rekan mahasiswa Arsitektur angkatan 2012 dan mahasiswa Seminar
Museum Transportasi Darat di Bali | ii 11.Seluruh keluarga, terutama bapak, ibu, dan adik (Anak Agung Made Suastika,
Anak Agung Sri Indrayani, dan Anak Agung Yoga Bhaskara), terimakasih atas
dukungan semangat dan doa yang diberikan.
12.Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, yang telah
memberikan bantuan dan dukungan yang sangat besar dalam penyusunan dan
penyelesaian laporan ini.
Semoga penyusunan laporan ini memberi manfaat dan informasi yang dapat
menambah wawasan dan pengetahuan bagi mahasiswa – mahasiswa lainnya. Akhir
kata saya ucapkan terimakasih.
Denpasar, 28 Desember 2015 Penulis,
Museum Transportasi Darat di Bali | iii
1.4.1 Metode Pengumpulan Data... 5
1.4.2 Metode Analisis Data ... 5
BAB II PEMAHAMAN TERHADAP MUSEUM TRANSPORTASI DARAT 2.1 Pemahaman Terhadap Museum ... 6
2.1.1 Pengertian Museum ... 6
2.1.2 Fungsi, Peranan dan Tugas Museum ... 7
2.1.3 Klasifikasi Museum ... 8
2.1.4 Persyaratan Museum ... 8
2.1.5 Koleksi Museum ... 11
2.1.6 Jenis Pameran Museum ... 14
2.1.7 Struktur Organisasi Museum ... 15
2.1.8 Pengunjung Museum ... 16
2.2 Pemahaman Terhadap Transportasi Darat ... 17
2.2.1 Pengertian Transportasi Darat ... 17
2.2.2 Sejarah Penemuan Alat Transportasi Darat ... 17
2.2.3 Perkembangan Transportasi Darat di Indonesia ... 19
2.2.4 Jenis Mobil Klasik di Indonesia ... 25
2.2.5 Jenis Sepeda Motor Klasik di Indonesia ... 26
2.3 Tinjauan Proyek Sejenis ... 28
2.3.1 Museum Subak Sanggulan ... 28
2.3.2 Museum Bali ... 31
Museum Transportasi Darat di Bali | iv
2.3.4 Museum Angkut ... 35
2.3.5 LeMay America’s Car Museum ... 38
2.3.6 Simpulan Tinjauan Proyek Sejenis ... 40
2.4 Spesifikasi Umum Museum Transportasi Darat di Bali ... 40
2.4.1 Pengertian Museum Transportasi Darat ... 41
2.4.2 Tujuan Museum Transportasi Darat ... 41
2.4.3 Karakteristik Pelaku dan Kegiatan ... 41
2.4.4 Klasifikasi Museum Transportasi Darat ... 42
2.4.5 Koleksi Museum Transportasi Darat ... 42
2.4.6 Jam Operasional Museum Transportasi Darat ... 42
2.4.7 Fasilitas Museum Transportasi Darat ... 42
BAB III STUDI PENGADAAN MUSEUM TRANSPORTASI DARAT DI BALI 3.1 Prospek Museum Transportasi Darat di Gianyar ... 43
3.1.1Peningkatan Jumlah Kendaraan Bermotor di Gianyar ... 44
3.1.2Tingginya Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Gianyar... 45
3.1.3Tingginya Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Museum di Gianyar .... 45
3.1.4Banyaknya Sekolah Negeri dan Swasta di Gianyar ... 46
3.1.5Objek Wisata di Kabupaten Gianyar... 47
3.1.6Tinjauan Peraturan Daerah ... 48
3.2 Potensi Kabupaten Gianyar Dalam Studi Pengadaan ... 49
3.2.1Strength (Potensi) ... 49
3.2.2Opportunity (Peluang) ... 50
3.3 Permasalahan & Pemecahannya dalam Studi Pengadaan ... 51
3.3.1Weakness (Hambatan) ... 51
3.3.2Threat (Ancaman / Tantangan) ... 51
3.4 Spesifikasi Khusus Museum Transportasi Darat ... 53
3.4.1Fungsi Museum Transortasi Darat ... 53
3.4.2Lingkup Pelayanan Museum Transportasi Darat ... 53
3.4.3Karakteristik Pelaku dan Kegiatan ... 53
3.4.4Fasilitas Museum Transportasi Darat... 54
Museum Transportasi Darat di Bali | v
3.4.6Koleksi Museum Transportasi Darat ... 56
3.4.7Lokasi Museum ... 58
BAB IV PEMROGRAMAN RUANG 4.1 Tema ... 60
4.1.1Pendekatan Tema ... 61
4.1.2Penentuan Tema ... 61
4.1.3Penjabaran Tema ... 61
4.2 Program Fungsional ... 62
4.2.1Identifikasi Fungsi ... 62
4.2.2Program Aktivitas ... 63
4.2.3Alur Kegiatan ... 65
4.2.4Kebutuhan Ruang ... 66
4.2.5Studi Kapasitas Pelaku Kegiatan ... 67
4.3 Program Performansi ... 72
4.3.1Kelompok Ruang Utama ... 72
4.3.2Kelompok Ruang Pelayanan Umum ... 73
4.3.3Kelompok Ruang Pelayanan Teknis Koleksi ... 74
4.3.4Kelompok Ruang Pengelola ... 75
4.3.5Kelompok Ruang Penunjang... 76
4.4 Program Arsitektural ... 77
4.4.1Jenis dan Besaran Ruang ... 77
4.4.2Rekapitulasi Besaran Ruang ... 83
4.4.3Hubungan Ruang ... 85
4.4.4Sirkulasi Ruang ... 87
4.4.5Organisasi Ruang ... 89
4.5 Program Tapak ... 90
4.5.1Kebutuhan Luas Tapak ... 90
4.5.2Tinjauan Taman Nusa Gianyar ... 90
4.5.3Analisis Pemilihan Tapak ... 91
Museum Transportasi Darat di Bali | vi
BAB V KONSEP PERANCANGAN MUSEUM TRANSPORTASI DARAT DI BALI
5.1 Konsep Perancangan Tapak ... 100
5.1.1Konsep Entrance Tapak ... 100
5.1.2Konsep Zoning Tapak ... 102
5.1.3Konsep Bentuk Massa ... 103
5.1.4Konsep Pola Massa dan Orientasi Massa... 104
5.1.5Konsep Pola Sirkulasi Tapak ... 105
5.1.6Konsep Parkir ... 106
5.1.7Konsep Ruang Luar... 107
5.1.8Konsep Utilitas Tapak ... 109
5.2 Konsep Perancangan Bangunan ... 111
5.2.1Konsep Entrance Bangunan ... 111
5.2.2Konsep Zoning Bangunan ... 112
5.2.3Konsep Pola Sirkulasi Dalam Bangunan ... 113
5.2.4Konsep Tampilan Bangunan ... 114
5.2.5Konsep Ruang Dalam ... 115
5.2.6Konsep Sistem Struktur ... 116
5.2.7Konsep Utilitas Bangunan... 117
DAFTAR PUSTAKA ... 124
DAFTAR GAMBAR
1.1 Alur Metode Perancangan...42.1 Penggunaan Cahaya Alami pada Museum ... 10
2.2 Perletakan Panel Koleksi pada Museum ... 10
2.3 Display Koleksi 2D dan 3D ... 10
2.4 Sirkulasi Ruang Pameran... 11
2.5 Pencahayaan pada Ruang Pameran ... 12
2.6 Tata Letak Berdasarkan Sudut Pandang Manusia ... 13
2.7 Jenis Lampu Halogen dan Fluorescent ... 14
2.8 Struktur Organisasi Museum Pemerintah ... 15
Museum Transportasi Darat di Bali | vii
2.10 Struktur Organisasi Pengelolaan Museum ... 16
2.11 Penggunaan Eretan oleh Bangsa Mesir ... 18
2.12 Roda Kayu Bangsa Sumeria... 18
2.13 Kereta Perang Bangsa Romawi ... 18
2.14 Transportasi Dokar dan Pedati ... 19
2.15 Perubahan Bentuk Sepeda dari Masa ke Masa ... 19
2.16 Sepeda Pria / Opa Fiets ... 20
2.17 Sepeda Wanita / Oma Fiets ... 20
2.18 Sepeda Angkut Ringan ... 20
2.19 Sepeda Angkut Berat... 20
2.20 Sepeda Rangka Silang ... 20
2.21 Sepeda Rangka Angsa ... 20
2.22 Mobil Benz Phaeton dari Jerman ... 21
2.23 Lokomotif Karya Richard Trevithic & George Stephenson ... 21
2.24 Kereta Api Pertama di Indonesia ... 21
2.25 Becak dengan Pengemudi di Belakang dan Samping ... 22
2.26 Becak dengan Pengemudi di Depan ... 22
2.27 Transportasi Bemo ... 22
2.28 Transportasi Bajaj ... 23
2.29 Transportasi Kancil ... 23
2.30 Transportasi Trem ... 24
2.31 Transportasi Helicak ... 24
2.32 Transportasi Oplet ... 24
2.33 Transportasi Bus Tingkat ... 25
2.34 Miniatur Sistem Irigasi Subak ... 29
2.35 Gedung Ruang Pameran ... 29
2.36 Ruang Pameran Museum Subak Sanggulan ... 29
2.37 Ruang Audio Visual ... 30
2.38 Ruang Tata Usaha dan Perpustakaan ... 30
2.39 Denah Ruang Pameran Museum Subak Sanggulan ... 30
2.40 Struktur Organisasi Museum Subak Sanggulan ... 31
Museum Transportasi Darat di Bali | viii
2.42 Ruang Gedung Timur & Ruang Pameran ... 32
2.43 Ruang Gedung Buleleng ... 32
2.44 Ruang Gedung Karangasem ... 32
2.45 Ruang Gedung Tabanan ... 33
2.46 Denah Museum Bali ... 33
2.47 Struktur Organisasi Museum Bali ... 33
2.48 Museum Becak Indonesia ... 34
2.49 Ruang Pameran Indoor ... 34
2.50 Ruang Pameran Outdoor ... 35
2.51 Denah Museum Becak Indonesia ... 35
2.52 Zona Hall Utama dan Zona Edukasi ... 36
2.53 Zona Pecinaan Batavia dan Gudang Batavia ... 36
2.54 Zona Gangster Town dan Zona Italia... 37
2.55 Zona London dan Zona Hollywood ... 37
2.56 Pasar Apung ... 37
2.57 ATM Centre dan Mobil Pengantar Gratis ... 37
2.58 Denah Museum Angkut ... 38
2.59 LeMay America’s Car Museum ... 39
2.60 Ruang Pameran LeMay America’s Car Museum ... 39
2.61 Denah LeMay America’s Car Museum ... 39
3.1 Peta Pulau Bali ... 44
3.2 Peta Kabupaten Gianyar ... 44
3.3 Peningkatan Jumlah Kendaraan Bermotor di Gianyar ... 44
3.4 Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Gianyar ... 45
3.5 Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Beberapa Museum di Gianyar ... 46
3.6 Jumlah Sekolah Negeri dan Swasta Menurut Jenisnya di Gianyar ... 46
3.7 Jumlah Objek Wisata di Kabupaten Gianyar Tahun 2013 ... 47
3.8 Prinsip Tata Bangunan Arsitektur Tradisional Bali ... 49
3.9 Struktur Organisasi Pengelolaan Museum Transportasi Darat ... 56
4.1 Alur Kegiatan Pengunjung ... 65
4.2 Alur Kegiatan Pengelola ... 66
Museum Transportasi Darat di Bali | ix
4.4 Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Gianyar ... 68
4.5 Miniatur dan Foto Penunjang Koleksi ... 72
4.6 Hubungan Ruang Makro ... 85
4.7 Hubungan Ruang Utama ... 85
4.8 Hubungan Ruang Pelayanan Umum ... 86
4.9 Hubungan Ruang Pelayanan Teknis Koleksi ... 86
4.10 Hubungan Ruang Pengelola ... 87
4.11 Hubungan Ruang Penunjang ... 87
4.12 Sirkulasi Ruang ... 88
4.20 Keadaan Topografi, Geologi, dan Hidrologi Tapak... 95
4.21 Kondisi Iklim Tapak ... 96
4.22 Kondisi Jaringan Jalan Taman Bali ... 96
4.23 Kondisi Kebisingan pada Tapak ... 97
4.24 Kondisi Jaringan Utilitas pada Tapak ... 97
4.25 Kondisi Vegetasi di dalam Tapak ... 98
4.26 View Tapak ... 98
4.27 Kesimpulan Tapak ... 99
5.1 Konsep Entrance Tapak ... 101
5.2 Konsep Tampilan Entrance Tapak... 101
5.3 Zoning Tapak Berdasarkan Zonasi Kebisingan ... 102
5.4 Konsep Zoning Tapak ... 103
5.5 Konsep Bentuk Massa ... 103
5.6 Konsep Pola Massa dan Orientasi Massa ... 104
5.7 Konsep Pola Sirkulasi Tapak ... 106
Museum Transportasi Darat di Bali | x
5.9 Konsep Parkir Alternatif 2 ... 107
5.10 Konsep Parkir 450 dan 900 ... 107
5.11 Pohon Trembesi, Ketapang, Palem, dan Flamboyan ... 108
5.12 Paving, Lampu Taman, Bangku Taman, dan Patung Mobil Klasik... 108
5.13 Konsep Ruang Luar... 109
5.14 Keadaan Utilitas di Sekitar Tapak... 109
5.15 Alur Distribusi Air Bersih ... 110
5.16 Alur Distribusi Listrik ... 110
5.17 Sistem Jaringan Telepon ... 110
5.18 Konsep Entrance Bangunan ... 111
5.19 Konsep Zoning Bangunan Utama dan Pelayanan Umum ... 112
5.20 Konsep Zoning Bangunan Pengelola, Teknis Koleksi & Servis ... 112
5.21 Konsep Pola Sirkulasi Bangunan Utama dan Pelayanan Umum ... 113
5.22 Konsep Pola Sirkulasi Bangunan Pengelola, Teknis Koleksi & Servis ... 114
5.23 Konsep Tampilan Bangunan ... 115
5.24 Konsep Ruang Pameran Zona Edukasi 1 dan 2 ... 116
5.25 Konsep Sub Struktur ... 117
5.26 Konsep Supper Struktur ... 117
5.27 Konsep Upper Struktur ... 117
5.28 Konsep Pencahayaan Ruangan ... 118
5.29 Konsep Penghawaan Ruangan ... 119
5.30 Konsep Penyediaan Air Bersih ... 119
5.31 Konsep Sistem Pembuangan Air Kotor, Buangan, dan Hujan ... 120
5.32 Konsep Sistem Pemadam Kebakaran ... 120
5.33 Konsep Sistem Penangkal Petir ... 121
5.34 Konsep Sistem Keamanan ... 121
5.35 Konsep Sistem Komunikasi ... 122
5.36 Konsep Sistem Akustik ... 122
Museum Transportasi Darat di Bali | xi
DAFTAR TABEL
2.1 Klasifikasi Museum ... 8
2.2 Jenis Mobil Klasik di Indonesia ... 25
2.3 Jenis Sepeda Motor Klasik di Indonesia ... 27
2.4 Jumlah Kunjungan Museum Subak Sanggulan Tahun 2015 ... 28
2.5 Simpulan Tinjauan Proyek Sejenis ... 40
3.1 Kesimpulan Rekomendasi Pemecahan Permasalahan ... 52
3.2 Koleksi Zona Edukasi 1 ... 57
3.3 Koleksi Zona Edukasi 2 ... 57
3.4 Koleksi Zona Hiburan ... 58
4.1 Fungsi, Aktivitas, Civitas, dan Kebutuhan Ruang ... 63
4.2 Kebutuhan Ruang Museum Transportasi Darat ... 66
4.3 Kapasitas Pengelola Museum Transportasi Darat... 69
4.4 Jenis dan Ukuran Koleksi pada Zona Edukasi 1 ... 70
4.5 Jenis dan Ukuran Koleksi pada Zona Edukasi 2 ... 70
4.6 Jenis dan Ukuran Koleksi pada Zona Hiburan ... 71
4.7 Program Performansi Kelompok Ruang Utama ... 72
4.8 Program Performansi Kelompok Ruang Pelayanan Umum ... 73
4.9 Program Performansi Kelompok Ruang Pelayanan Teknis Koleksi ... 74
4.10 Program Performansi Kelompok Ruang Pengelola ... 75
4.11 Program Performansi Kelompok Ruang Penunjang ... 76
4.12 Studi Besaran Ruang ... 77
4.13 Rekapitulasi Besaran Kelompok Ruang... 84
4.14 Pembagian Lantai Bangunan ... 84
4.15 Pembobotan Kriteria Pemilihan Tapak ... 93
Museum Transportasi Darat di Bali | 1
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam bab pendahuluan ini akan dibahas mengenai pandangan awal tentang judul
yang diambil yaitu “Museum Transportasi Darat di Bali”. Adapun hal yang dibahas dalam bab ini yaitu latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, dan
metode perancangan.
1.1 Latar Belakang
Museum merupakan tempat menyimpan, merawat, dan melestarikan warisan
budaya untuk tujuan penelitian, edukasi, dan rekreasi. Berbagai jenis museum
banyak ditemui saat ini mulai dari museum arkeologi, kesenian, dan teknologi.
Museum transportasi merupakan museum teknologi yang memamerkan berbagai
jenis transportasi di Indonesia dari tradisional sampai yang modern. Transportasi
sebagai alat pemindah suatu barang dari tempat ke tempat yang lain sudah ada pada
jaman Paleolithic yang diawali dengan berjalan kaki kemudian dibantu dengan
Museum Transportasi Darat di Bali | 2 Perkembangan transportasi diawali dengan adanya penemuan roda pada sekitar
3500 tahun sebelum masehi yang digunakan untuk memindahkan suatu barang.
Penemuan roda ini mengawali penemuan beragam alat transportasi darat seperti
kereta kuda, sepeda, dan kendaraan bermotor. Perkembangan transportasi darat
semakin pesat ketika abad XIX yaitu saat Revolusi Industri yang ditunjang oleh
penemuan mesin uap oleh James Watt. Perpaduan roda dan mesin uap mengubah
sejarah transportasi darat yang ditandai dengan penemuan lokomotif kereta api.
Sejak saat itu, munculah berbagai jenis transportasi darat di Indonesia mulai dari
transportasi yang menggunakan tenaga hewan sampai yang menggunakan mesin.
Di Bali khususnya, alat transportasi darat mengalami peningkatan sebesar 9,26%
dengan jumlah 3 juta unit kendaraan bermotor, berdasarkan data Badan Pusat
Statistik Provinsi Bali. Hal ini menandakan, alat transportasi darat berkembang
pesat seiring perkembangan jaman dengan berbagai bentuk dan model baru tiap
tahunnya. Sehingga semakin berkurangnya penggunaan alat transportasi darat yang
dulunya masih menggunakan tenaga hewan karena masyarakat sekarang lebih
cenderung mengikuti trend yang ada. Hanya saja sebagian masyarakat khususnya
anak – anak saat ini menjadi kurang mengetahui alat – alat transportasi darat pada
jaman dulu yang sempat beroperasi di Indonesia, baik itu transportasi yang masih
menggunakan tenaga hewan ataupun yang sudah menggunakan teknologi mesin.
Berbagai upaya dilakukan untuk melestarikan alat – alat transportasi darat di
Indonesia yang saat ini hampir tidak lagi digunakan. Mulai dari pemberian pelajaran
di sekolah kepada anak – anak tentang alat transportasi di Indonesia. Sampai adanya
berbagai jenis komunitas – komunitas pencinta dan penggemar alat transportasi
seperti KOSTI (KOmunitas Sepeda Tua Indonesia) yang merupakan wadah untuk
melestarikan sepeda tua di Indonesia. PPMKI (Perhimpunan Penggemar Mobil
Kuno Indonesia) sebagai komunitas yang bersifat non komersil untuk melestarikan
mobil kuno di Indonesia. VTC (Vespa Tua Community) yang merupakan komunitas
pencinta vespa tua di Indonesia dan HMT (Himpunan Motor Tua) merupakan
komunitas pencinta motor tua di Indonesia. Komunitas – komunitas tersebut secara
tidak langsung memperkenalkan kembali alat – alat transportasi Indonesia pada
Museum Transportasi Darat di Bali | 3 Untuk memperkenalkan kembali dan melestarikan, serta memberikan informasi
mengenai alat transportasi darat di Indonesia kepada masyarakat, maka dari itu
diperlukan sebuah museum khusus yaitu Museum Transportasi Darat sebagai badan
/ lembaga yang memberikan pendidikan dan pelestarian terhadap alat transportasi
darat di Indonesia. Museum ini nantinya akan memamerkan berbagai jenis alat
transportasi darat di Indonesia berdasarkan perkembangannya dari tahun ke tahun.
Sehingga pengunjung dapat menikmati perkembangan transportasi dari masa ke
masa yang dibagi menjadi beberapa zona dan pengunjung juga dapat mengendarai
transportasi tertentu untuk menuju zona – zona yang lain, serta adanya taman lalu
lintas sebagai sarana edukasi kepada anak – anak. Adanya inovasi – inovasi yang
baru, membuat museum terkesan hidup, tidak kuno sehingga tidak membosankan
untuk dikunjungi.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, terdapat beberapa permasalahan yang dapat
dirumuskan terkait perancangan Museum Transportasi Darat di Bali, antara lain :
1. Bagaimana mendesain sebuah museum agar terkesan hidup dan tidak
membosankan untuk dikunjungi ?
2. Bagaimana merancang Museum Transportasi Darat agar memberikan edukasi
mengenai taman lalu lintas kepada anak – anak ?
3. Bagaimana membuat zona – zona museum agar menjadi satu kesatuan / unity ?
4. Bagaimana menciptakan suasana museum sesuai dengan koleksi yang
dipamerkan sehingga pengunjung merasa seperti bernostalgia ?
5. Bagaimana mengatasi pengaruh iklim dan lingkungan setempat terhadap
koleksi museum melalui desain agar terhindar dari kerusakan ?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan laporan ini sebagai acuan mendesain sebuah Museum
Transportasi Darat di Bali adalah merancang sebuah Museum Transportasi Darat
agar terkesan hidup dan tidak membosankan untuk dikunjungi yaitu dengan adanya
inovasi – inovasi baru seperti pembagian zona koleksi berdasarkan tema sehingga
pengunjung merasa seperti bernostalgia dan pengunjung dapat mengendarai
Museum Transportasi Darat di Bali | 4 nantinya akan menjadi satu kesatuan / unity sehingga tidak terkesan terpisah.
Adanya edukasi mengenai taman lalu lintas kepada anak – anak sehingga mereka
sejak dini akan mengetahui peraturan mengenai rambu – rambu lalu lintas yang
nantinya meminimalisir terjadinya kecelakaan di jalan. Serta selain melestarikan
dan memamerkan koleksi, juga menjaga koleksi museum dari pengaruh iklim dan
lingkungan setempat agar terhindar dari kerusakan.
1.4 Metode Perancangan
Adapun metode perancangan yang digunakan dalam penulisan laporan ini yaitu
mendeskripsikan alur perancangan yang dimulai dari latar belakang masalah
sampai dengan terciptanya konsep perencanaan dan perancangan. Gambar alur
metode perancangan dapat dilihat pada gambar 1.1.
Pada gambar 1.1 dijabarkan tentang proses perancangan yang diawali dengan latar
belakang sebagai dasar pengadaan sebuah Museum Transportasi Darat, selanjutnya
didapatkan beberapa rumusan masalah dan tujuan terkait proyek, dan untuk
menjawab masalah – masalah tersebut diperlukan data atau sumber yang
didapatkan melalui studi banding dan studi literatur, yang kemudian di analisis
secara kualitatif dan kuantitatif. Setelah itu didapatkan spesifikasi umum proyek
berdasarkan data – data tersebut. Selanjutkan menganalisa lokasi proyek yang akan
direncanakan, dan didapatkan spesifikasi khusus proyek. Kemudian menentukan
Latar
Museum Transportasi Darat di Bali | 5 program tapak, program ruang serta tema yang akan digunakan, dari tema tersebut
akan melahirkan konsep perencanaan dan perancangan proyek Museum
Transportasi Darat.
1.4.1Metode Pengumpulan Data
Untuk menjawab permasalahan - permasalahan tersebut, penulis mendapatkan dan
mengumpulkan data – data melalui studi banding dan studi literatur.
1. Observasi / Studi Banding Objek Sejenis
Metode observasi dilakukan dengan pengamatan langsung terhadap lokasi, dan
fasilitas objek sejenis yang dilakukan langsung di lapangan. Penulis melakukan
studi banding ke beberapa museum sebagai objek sejenis yaitu Museum Bali,
Museum Subak Sanggulan, Museum Becak Indonesia dan Museum Angkut.
2. Studi Literatur
Studi literatur dilakukan dengan mencari teori – teori yang berkaitan dengan
judul tugas tentang Museum Transportasi Darat yang didapatkan dari media
cetak berupa buku tentang museum dan transportasi, maupun media elektronik
berupa artikel dan video mengenai museum dan transportasi.
1.4.2Metode Analisis Data
Setelah mendapatkan dan mengumpulkan data, kemudian data – data tersebut
dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif.
1. Metode Analisis Kualitatif
Metode analisis kualitatif dilakukan dengan menganalisis data dengan cara
mendeskripsikan data dan membuat diagramatik seperti menyimpulkan
beberapa studi banding, penjelasan mengenai perkembangan transportasi dari
masa ke masa, dan menganalisa tapak.
2. Metode Analisis Kuantitatif
Metode analisis kuantitatif dilakukan dengan menganalisis data dengan cara
perhitungan matematis seperti menghitung jumlah civitas, kapasitas dan luasan
Museum Transportasi Darat di Bali | 6
BAB II
PEMAHAMAN TERHADAP MUSEUM
TRANSPORTASI DARAT
Dalam bab ini akan dibahas mengenai beberapa pemahaman yang berkaitan dengan
Museum Transportasi Darat, kajian terhadap proyek sejenis, serta spesifikasi umum
tentang Museum Transportasi Darat di Bali.
2.1 Pemahaman Terhadap Museum 2.1.1 Pengertian Museum
Secara etimologi kata “Museum” diambil dari Bahasa Yunani Klasik yaitu “Muze” yang berarti kumpulan Sembilan Dewi sebagai lambang ilmu dan kesenian
(Wikipedia Indonesia). Saat ini, pengertian museum memiliki arti yang luas
berdasarkan pemikiran setiap individu maupun lembaga. Berikut beberapa
pengertian museum menurut beberapa para ahli dan lembaga.
Museum Transportasi Darat di Bali | 7
1. Menurut A. C. Parker (Ahli Permuseuman Amerika), Museum adalah sebuah
lembaga yang secara aktif melakukan tugas menjelaskan dunia, manusia, dan
alam.
2. Menurut International Council of Museum, Museum adalah lembaga non profit
yang bersifat permanen yang melayani masyarakat dan bertugas untuk
mengumpulkan, melestarikan, meneliti, mengkomunikasikan, dan
memamerkan warisan sejarah manusia yang berwujud benda dan tidak benda
beserta lingkungannya, untuk tujuan pendidikan, penelitian, dan hiburan.
3. Menurut Amir Sutaarga, Museum adalah tempat untuk mengumpulkan,
menyimpan, merawat, melestarikan, mengkaji, mengkomunikasi bukti materil
hasil budaya manusia, alam dan lingkungannya.
4. Menurut Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 1995 Pasal 1 Ayat (1), Museum
adalah lembaga sebagai tempat penyimpanan, perawatan, pengamanan, dan
pemanfaatan benda – benda bukti materil hasil budaya manusia serta alam dan
lingkungannya untuk menunjang upaya perlindungan dan pelestarian kekayaan
budaya bangsa.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian museum
adalah suatu lembaga yang bersifat tetap dengan tujuan memamerkan, merawat,
menyimpan, mengumpulkan, mengamankan, meneliti dan mengkomunikasikan
benda – benda sejarah hasil budaya manusia, alam dan lingkungannya yang
berfungsi sebagai sarana edukasi, rekreasi dan budaya.
2.1.2Fungsi, Peranan dan Tugas Museum
Adapun fungsi, peranan dan tugas museum menurut Amir Sutaarga dalam bukunya
yang berjudul “Pedoman Penyelenggaraan dan Pengelolaan Museum” yaitu :
1. Fungsi Museum
Sebagai sarana dokumentasi, sebagai sarana peragaan, sebagai sarana edukasi,
sebagai sarana penelitian dan kajian, sebagai sarana rekreasi dan konservasi.
2. Peranan Museum
Pembinaan pelestarian kebudayaan, media pendidikan non formal, menunjang
kegiatan pendidikan masyarakat dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa,
Museum Transportasi Darat di Bali | 8
3. Tugas Museum
Memberikan pelayanan edukatif, penyampaian sumber informasi kepada
pengunjung, melakukan pengumpulan, preservasi, dan konservasi,
menyelenggarakan pameran yang atraktif dan informatif, menyelenggarakan
kegiatan yang bersifat mendidik bagi pengunjung, melaksanakan penelitian
terhadap koleksi yang dimiliki.
2.1.3Klasifikasi Museum
Jenis museum diklasifikasikan menurut status hukum, ruang lingkup wilayah, dan
disiplin ilmu seperti pada tabel 2.1. (Sutaarga, 1983)
Tabel 2.1 : Klasifikasi Museum
Berdasarkan Status Hukum Berdasarkan Ruang
Lingkup Wilayah
Berdasarkan Disiplin Ilmu
Museum Pemerintah
Museum yang diselenggarakan dan dikelola oleh pemerintah yaitu pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
Museum Nasional
Museum yang koleksinya berasal, mewakili, dan berkaitan dengan seluruh wilayah Indonesia yang bernilai nasional.
Museum Umum
Museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan bukti materil manusia dan lingkungannya yang berkaitan dengan berbagai cabang seni, disiplin ilmu dan teknologi.
Museum Swasta
Museum yang diselenggarakan dan dikelola oleh pihak swasta baik itu perseorangan maupun yayasan.
Museum Provinsi
Museum yang koleksinya berasal, mewakili, dan berkaitan dengan wilayah provinsi tertentu.
Museum Khusus
Museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan bukti materil manusia dan lingkungannya yang berkaitan dengan satu cabang seni, disiplin ilmu dan teknologi.
Museum Lokal
Museum yang koleksinya berasal, mewakili, dan berkaitan dengan wilayah kabupaten / kotamadya tertentu.
Sumber : Sutaarga, 1983
2.1.4Persyaratan Museum
Menurut Amir Sutaarga dalam bukunya yang berjudul “Pedoman Penyelenggaraan
dan Pengelolaan Museum”, terdapat persyaratan – persyaratan berdirinya sebuah
museum yang meliputi :
1. Persyaratan Lokasi
a. Lokasi strategis yaitu mudah dijangkau oleh jalur pejalan kaki maupun jalur
kendaraan.
Museum Transportasi Darat di Bali | 9 c. Lokasi tidak berada dekat dengan daerah pantai untuk menghindari proses
penggaraman yang dapat menimbulkan kerusakan pada koleksi.
d. Lokasi tidak berada di daerah yang rawan gempa dan tidak dekat dengan getaran
seperti jalan raya yang dilalui oleh kendaraan angkutan berat yang dapat
menimbulkan kerusakan pada koleksi.
2. Persyaratan Bangunan
a. Bangunan dikelompokan dan dipisahkan sesuai fungsi dan aktivitasnya,
ketenangan dan keramaian, serta keamanannya.
b. Pintu masuk utama diperuntukan bagi pengunjung dan pintu masuk khusus
diperuntukan bagi pengelola museum.
c. Area semi publik terdiri dari bangunan administrasi yaitu perpustakaan dan
ruang rapat.
d. Area privat terdiri dari laboratorium konservasi, studio preparasi, dan storage.
e. Area publik terdiri dari ruang pameran, auditorium, gift shop, cafetaria, ticket
box, penitipan barang, lobby, dan tempat parkir.
f. Bangunan utama sebagai kegiatan pameran harus memuat benda – benda
koleksi yang dipamerkan, mudah dalam pencapaian baik dari luar maupun
dalam, memiliki daya tarik sebagai bangunan utama, dan memiliki sistem
keamanan yang baik.
g. Bangunan auditorium harus mudah dicapai oleh umum, dan dapat dipakai untuk
ruang pertemuan, diskusi serta ceramah.
h. Bangunan khusus terletak di tempat yang kering, mempunyai pintu masuk
khusus, memiliki sistem keamanan yang baik.
i. Bangunan administrasi terletak pada lokasi yang strategis baik dalam
pencapaian umum maupun terhadap bangunan lainnya.
3. Persyaratan Ruang
a. Pencahayaan dan Penghawaan
Pencahayaan dan penghawaan di dalam museum harus diperhatikan untuk
membantu memperlambat proses pelapukan dari koleksi. Kelembaban pada
ruangan adalah 50% dengan suhu 210C - 260C dan intensitas cahaya sebesar 50
Museum Transportasi Darat di Bali | 10
Gambar 2.1 : Penggunaan Cahaya Alami pada Museum Sumber : Sutaarga, 1983
b. Ergonomi dan Tata Letak
Perletakan koleksi pada ruang pameran museum harus diperhatikan untuk
memudahkan pengunjung dalam melihat, menikmati dan mengapresiasi koleksi
yang dipamerkan seperti pada gambar 2.2.
Gambar 2.2 : Perletakan Panel Koleksi pada Museum Sumber : Sutaarga, 1983
Koleksi dua dimensi mempunyai arah pandang satu arah, dan koleksi tiga
dimensi mempunyai arah pandang dari segala arah. Oleh karena itu, sistem
penyajian yang dinikmati dari satu arah pandang ditata dalam satu bidang,
sistem penyajian yang dinikmati dari dua arah pandang ditata berderet, dan
sistem penyajian yang dinikmati dari segala arah pandang ditata secara
berkelompok atau tunggal. Display koleksi 2D dan 3D dapat dilihat pada
gambar 2.3.
Museum Transportasi Darat di Bali | 11 c. Jalur Sirkulasi di dalam Ruang Pameran
Jalur sirkulasi di dalam ruang pameran harus dapat menyampaikan informasi
kepada pengunjung dan membantu pengunjung memahami koleksi yang
dipamerkan. Penentuan jalur sirkulasi bergantung pada alur cerita yang ingin
disampaikan dalam pameran seperti pada gambar 2.4.
Gambar 2.4 : Sirkulasi Ruang Pameran Sumber : Sutaarga, 1983
2.1.5Koleksi Museum
Koleksi merupakan sesuatu yang akan dipamerkan di museum yang disajikan di
ruang pameran, disimpan di gudang, dan dilestarikan di ruang konservasi atau dikaji
di ruang peneliti.
1. Prinsip dan Persyaratan Sebuah Koleksi (Rapini, 1994)
a. Memiliki nilai sejarah, nilai ilmiah dan nilai estetika.
b. Dapat diidentifikasi mengenai bentuk, tipe, fungsi, makna dan asal secara
historis.
2. Jenis Benda Koleksi (http://library.binus.ac.id)
a. Benda asli yaitu benda yang mempunyai nilai sejarah, ilmiah dan estetika serta
dapat diidentifikasi mengenai bentuk, tipe, fungsi dan sebagainya.
b. Benda reproduksi yaitu benda buatan baru dengan cara meniru benda asli.
Macam – macam benda reproduksi antara lain, Replika (benda tiruan yang
diproduksi dengan memiliki sifat – sifat benda yang ditiru), Miniatur (benda
tiruan yang diproduksi dengan memiliki bentuk dan warna yang sama dengan
benda asli), dan Referensi (diperoleh dari rekaman atau fotocopy suatu buku
mengenai sejarah dan lainnya.
c. Benda penunjang yaitu benda yang dapat dijadikan pelengkap pameran untuk
Museum Transportasi Darat di Bali | 12
3. Penataan Koleksi Museum (Direktorat Museum, 2010)
a. Tematik yaitu menyajikan koleksi dengan tema dan sub tema.
b. Taksonomik yaitu menyajikan koleksi museum dalam suatu kelompok atau
sistem klasifikasi.
c. Kronologis yaitu menyajikan koleksi menurut jamannya yaitu dari jaman dulu
hingga sekarang.
4. Penyajian Koleksi Museum
a. Metode Penyajian (Depdiknas, 2000)
Terdapat tiga macam metode penyajian koleksi museum yaitu Metode
Intelektual adalah cara penyajian koleksi museum yang mengungkapkan
informasi tentang guna, arti, dan fungsi koleksi museum. Metode Romantik
adalah cara penyajian koleksi museum yang mengungkapkan suasana tertentu
yang berhubungan dengan koleksi yang dipamerkan. Sedangkan Metode Estetik
adalah cara penyajian koleksi museum yang mengungkapkan nilai artistik yang
ada pada koleksi museum.
b. Standar Metode Penyajian (Depdikbud Dirjen Kebudayaan, 1993/1994)
1) Ukuran Vitrin dan Panil
Standar ukuran vitrin dan panil menyesuaikan dengan tinggi rata – rata orang
Indonesia, dengan tinggi vitrin 210 cm, alas terendah 65 – 70 cm, dan tebal 50
cm.
2) Tata Cahaya
Benda koleksi anorganik bebas dari ukuran cahaya. Benda koleksi organik yang
peka terhadap cahaya seperti lukisan, tekstil tidak boleh melebihi 50 lux,
sedangkan benda koleksi organik yang kurang peka terhadap cahaya seperti
kayu, bambu dapat mencapai 150 lux. Pencahayaan pada ruang pameran dapat
dilihat pada gambar 2.5.
Museum Transportasi Darat di Bali | 13
3) Tata Warna
Untuk ruang pameran menggunakan warna netral seperti warna krem, abu –
abu, dan warna pastel.
4) Tata Letak
Untuk membuat tata letak yang baik harus memperhatikan proporsi,
keseimbangan, kesatuan, kontras, harmonis, ritme dan klimaks seperti pada
gambar 2.6.
Gambar 2.6 : Tata Letak Berdasarkan Sudut Pandang dan Jarak Pandang Manusia Sumber : Neufert, 2002
5) Tata Pengamanan
Pengamanan pada koleksi museum menggunakan kaca vitrin agar tahan
terhadap benturan, dan menahan debu / kotoran yang masuk ke dalam koleksi
serta mencegah dari bahaya pencurian. Selain penggunaan vitrin pada koleksi,
di ruang pameran dipasang peralatan pengamanan seperti kamera JE 7542
Vidichip CCD, TV Monitor, Passive Infra Red, dan Flush Mound Door Contact.
6) Labelling / Penamaan
Label merupakan sarana komunikasi untuk memberikan informasi mengenai
koleksi museum kepada pengunjung. Label untuk pameran dibedakan menjadi
label judul, subjudul, pengantar, kelompok dan individu.
7) Foto Penunjang
Foto – foto penunjang diletakkan dekat dengan koleksi museum dengan ukuran
standar yaitu tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil.
5. Perawatan Koleksi Museum
Museum Transportasi Darat di Bali | 14
a. Iklim dan Lingkungan
Iklim di Indonesia umumnya lembab dengan curah hujan yang cukup tinggi.
Iklim yang terlalu lembab menyebabkan berkembangnya jamur dan bakteri
pada koleksi. Kelembaban relatif pada ruang pameran adalah 50% dengan suhu
210C - 260C. Faktor lingkungan dipengaruhi oleh udara di kota yang tercemar
dengan polusi. Salah satu cara mengurangi dampak polusi yaitu dengan
memanfaatkan fungsi taman lindung.
b. Cahaya
Cahaya sangat mempengaruhi koleksi yang dipamerkan pada museum. Jenis
koleksi anorganik umumnya tidak peka terhadap cahaya tetapi jenis koleksi
organik sangat peka terhadap cahaya. Lampu pijar paling banyak mengeluarkan
ultra violet / radiasi yang dapat menimbulkan perubahan bahan dan warna pada
koleksi, sedangkan lampu fluorescent paling rendah mengeluarkan radiasi.
Jenis lampu halogen dan fluorescent dapat dilihat pada gambar 2.7.
Gambar 2.7 : Jenis Lampu Halogen dan Fluorescent Sumber : Neufert, 2002
c. Serangga dan Mikroorganisme
Cara mencegah kerusakan benda koleksi akibat serangga ataupun
mikroorganisme yaitu dengan cara fumigasi berupa jenis zat kimia yang
menguap pada suhu biasa, misalnya paradichiro benzene, carbon disulphine,
carbon tetrachloride. Selain itu dapat dilakukan penyemprotan insektisida yang
berupa larutan mengandung DDT, gammexane, mercuric chloride, dan lain –
lain.
2.1.6Jenis Pameran Museum
Berdasarkan pengertian, jangka waktu pelaksanaan, serta jenis dan sifatnya,
Museum Transportasi Darat di Bali | 15
1. Pameran Tetap
Pameran yang diselenggarakan dalam jangka waktu 2 sampai 4 tahun dengan
tema pameran sesuai dengan jenis, visi, dan misi museum.
2. Pameran Khusus atau Temporer
Pameran yang diselenggarakan dalam waktu relatif singkat antara mingguan
hingga bulanan yang bertujuan untuk menunjang pameran tetap.
3. Pameran Keliling
Pameran yang diselenggarakan diluar museum pemilik koleksi dalam jangka
waktu tertentu dan dikelilingkan dari suatu tempat ke tempat lainnya.
2.1.7Struktur Organisasi Museum
Berdasarkan kepemilikannya museum dibedakan menjadi dua yaitu museum
pemerintah dan museum swasta. Kedua museum tersebut mempunyai struktur
organisasi dan cara kerjanya masing – masing. Adapun contoh bagan struktur
organisasi museum pemerintah, swasta dan pengelolaan museum secara umum.
(Sutaarga, 1983)
1. Struktur Organisasi Museum Pemerintah (lihat gambar 2.8)
Gambar 2.8 : Struktur Organisasi Museum Pemerintah Sumber : Sutaarga, 1983
2. Struktur Organisasi Museum Swasta (lihat gambar 2.9)
Gambar 2.9 : Struktur Organisasi Museum Swasta Sumber : Sutaarga, 1983
Badan Pemerintah
Unit Pembinaan Teknis Permuseuman
Museum Museum Museum Museum
Badan Pendiri
Badan Penasehat
Badan Pengurus
Badan Pengawas
Museum Transportasi Darat di Bali | 16 3. Struktur Organisasi Pengelolaan Museum (lihat gambar 2.10)
Gambar 2.10 : Struktur Organisasi Pengelolaan Museum Sumber : Sutaarga, 1983
Pengelola museum terdiri dari :
a. Kepala Museum, penanggung jawab museum.
b. Tenaga Tata Usaha, menangani bidang kearsipan, kepegawaian, keuangan, dan
registrasi koleksi.
c. Tenaga Pengelola Koleksi, menangani koleksi museum.
d. Tenaga Konservasi, merawat koleksi museum.
e. Tenaga Preparasi, mengatur penyajian pameran.
f. Tenaga Bimbingan, mempublikasikan koleksi museum kepada publik.
2.1.8Pengunjung Museum
1. Kategori pengunjung yang datang ke museum dapat dibagi menjadi tiga yaitu :
(Sutaarga, 1991/1992)
a. Pengunjung pelaku studi yang menguasai bidang ilmu tertentu yang berkaitan
dengan koleksi museum untuk menambah wawasan mereka.
b. Pengunjung yang mempunyai tujuan tertentu, yang tertarik akan suatu hal
berkaitan dengan koleksi museum.
c. Pengunjung yang bertujuan rekreasi untuk mencari kesenangan.
2. Motivasi pengunjung yang datang ke museum dibedakan berdasarkan
kepentingannya yaitu : (Direktorat Museum, 2010)
a. Pengunjung yang ingin melihat – lihat koleksi museum (estetis).
b. Pengunjung yang ingin melihat pameran museum yang dapat membawa ke
alam lain dari lingkungan mereka sehari – hari (romantik).
c. Pengunjung yang datang ke museum untuk kepentingan ilmiah atau studi.
Museum Transportasi Darat di Bali | 17
d. Pengunjung yang datang hanya sekedar untuk rekreasi dan menambah wawasan
kebudayaan.
2.2 Pemahaman Terhadap Transportasi Darat 2.2.1Pengertian Transportasi Darat
Menurut (Kadir, 2006), transportasi berasal dari Bahasa latin yaitu transportare,
trans yang berarti seberang, dan portare berarti mengangkut dan membawa. Jadi
transportasi adalah suatu kegiatan yang mengangkut barang atau penumpang dari
suatu tempat ke tempat yang lain. Pengertian transportasi menurut (Steenbrink,
1974), transportasi adalah perpindahan orang atau barang dengan menggunakan
alat atau kendaraan dari tempat yang terpisah (http://eprints.undip.ac.id). Dari
beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan transportasi merupakan suatu
kegiatan memindahkan barang atau penumpang dari suatu tempat asal ke tempat
tujuan dengan sarana maupun tanpa sarana.
Menurut (Warpani, 1990), transportasi darat merupakan alat transportasi yang
beroperasi di darat. Transportasi darat sering dianggap dengan transportasi jalan
raya (http://eprints.undip.ac.id). Jadi transportasi darat adalah perpindahan orang
atau barang dari satu tempat ke tempat tujuan dengan menggunakan kendaraan yang
berlangsung di darat atau di jalan raya.
2.2.2Sejarah Penemuan Alat Transportasi Darat
Transportasi darat yang ada saat ini telah mengalami banyak perkembangan, baik
dalam segi bentuk / model, teknologi, dan kemampuannya. Dari masa ke masa, alat
– alat transportasi darat terus mengalami penyempurnaan. (Wismulyani, 2008)
1. Penemuan Roda
Sebelum ditemukannya roda, manusia hanya mengandalkan kakinya untuk
bepergian. Jangkauan perjalanan manusia dalam sehari pulang balik, paling banyak
hanyalah 24 hingga 32 km. Selanjutnya, kendaraan darat yang pertama adalah
batang pohon yang dilubangi dan digunakan oleh pemburu zaman batu untuk
membawa bangkai binatang ke tempat tinggalnya. Sekitar 5000 tahun sebelum
masehi, alat angkutan darat ini berkembang menjadi eretan yaitu papan datar di atas
Museum Transportasi Darat di Bali | 18
Gambar 2.11 : Penggunaan Eretan oleh Bangsa Mesir Sumber : Wismulyani, 2008
Penemuan roda pertama kali ditemukan di Sungai Tigris dan Eufrat sekitar 3500
SM oleh bangsa Sumeria. Mereka membuat sebuah kereta jenazah dengan
menggunakan dua buah roda berdiameter 60 cm. Roda tersebut terbuat dari papan
yang disambung dengan kayu melintang lalu dibulatkan dengan perkakas tembaga
primitif jaman dulu. Kereta tersebut tidak bisa dibelokkan ke kiri dan ke kanan, jika
dibelokkan kereta tersebut harus diangkat dan digeser. (lihat gambar 2.12)
Gambar 2.12 : Roda Kayu Bangsa Sumeria Sumber : Wismulyani, 2008
2. Perkembangan Roda
Seiring perkembangan jaman, manusia mulai menyempurnakan bentuk roda yang
ditemukan oleh bangsa Sumeria. Roda pada jaman kuno, mencapai puncak
teknologinya pada masa kekaisaran Romawi. Pada masa itu ditemukannya kereta
kuda untuk kegiatan berperang seperti pada gambar 2.13.
Gambar 2.13 : Kereta Perang Bangsa Romawi Sumber : https://id.wikipedia.org
3. Penemuan Kendaraan Bermesin
Kendaraan bermesin pertama kali ditemukan pada saat Revolusi Industri.
Museum Transportasi Darat di Bali | 19 oleh James Watt. Adanya roda dan mesin uap mengubah sejarah perkembangan
transportasi, dengan ditandai adanya penemuan kereta api yang bertenaga uap.
Sejak saat itu, manusia mulai menggunakan mesin untuk menjalankan kendaraan
mereka.
2.2.3Perkembangan Transportasi Darat di Indonesia
Perkembangan transportasi darat di Indonesia mengalami perkembangan yang
sangat pesat dari masa ke masa. Berikut dijelaskan beberapa alat transportasi darat
di Indonesia dari masa ke masa menurut Endar Wismulyani dalam bukunya yang
berjudul “Transportasi di Indonesia dari Masa ke Masa”.
1. Kereta dengan Tenaga Binatang
Awalnya bangsa Indonesia menggunakan kereta kuda sebagai alat transportasi yang
digunakan oleh kaum bangsawan pada masa itu. Penggunaan transportasi kereta
kuda dan sapi saat ini sudah jarang digunakan oleh masyarakat. Tetapi di beberapa
wilayah Indonesia masih ditemukan alat transportasi ini seperti di Jawa yang
disebut dengan Andong dan di Bali disebut dengan Dokar. (lihat gambar 2.14)
Gambar 2.14 : Transportasi Dokar dan Pedati Sumber : Wismulyani, 2008
2. Sepeda
Di Indonesia perkembangan sepeda dibawa oleh kolonial Belanda pada saat itu
mereka menggunakan sepeda sebagai alat transportasi di Indonesia. Perkembangan
sepeda saat ini masih digunakan oleh sebagian masyarakat untuk kegiatan olahraga
yang mengalami perubahan bentuk / model sepeda yang berbeda dari sepeda jaman
dulu. Sepeda klasik / kuno yang diproduksi oleh Eropa dari tahun keluaran 1940 –
1950 dikenal di Indonesia dengan berbagai sebutan seperti sepeda onthel, jengki,
kumbang dan sundung. (lihat gambar 2.15)
Museum Transportasi Darat di Bali | 20 Variasi sepeda onthel diklasifikasikan berdasarkan gender, alat angkut, dan desain
rangka. (www.sepedaonthel.com)
a. Gender, sepeda onthel dibedakan menjadi sepeda pria / opa fiets (lihat gambar
2.16), dan sepeda wanita / oma fiets (lihat gambar 2.17).
b. Alat angkut, sepeda onthel dibedakan menjadi sepeda angkut ringan / transport
fiets (lihat gambar 2.18), dan sepeda angkut berat / bak fiets (lihat gambar 2.19).
c. Desain rangka, sepeda onthel dibedakan menjadi sepeda rangka silang /
kruisframe fiets (lihat gambar 2.20), dan sepeda rangka angsa / swan fiets (lihat
gambar 2.21).
Gambar 2.16 : Sepeda Pria / Opa Fiets Sumber : www.sepedaonthel.com
Gambar 2.17 : Sepeda Wanita / Oma Fiets Sumber : www.sepedaonthel.com
Gambar 2.18 : Sepeda Angkut Ringan Sumber : www.sepedaonthel.com
Gambar 2.19 : Sepeda Angkut Berat Sumber : www.sepedaonthel.com
Gambar 2.20 : Sepeda Rangka Silang
Museum Transportasi Darat di Bali | 21
3. Mobil
Mobil merupakan kendaraan beroda empat yang sudah menggunakan mesin.
Sejarah mobil dimulai ketika ditemukan kendaraan tenaga uap pada abad XVIII.
Mobil pertama kali ada di Indonesia dimiliki oleh Sunan Solo dan Sultan Bone
dengan jenis Mobil Benz Phaeton dari Jerman yang dibuat pada tahun 1894 seperti
pada gambar 2.22. Seiring perkembangan waktu, berbagai jenis mobil masuk ke
Indonesia dengan model dan beragam merek.
Gambar 2.22 : Mobil Benz Phaeton dari Jerman Sumber : Wismulyani, 2008
4. Kereta Api
Sejarah perkeretaapian dimulai saat ditemukannya mesin uap oleh James Watt.
Nicolas Cugnot membuat kendaraan beroda tiga berbahan bakar uap yang disebut
dengan kuda besi. Kemudian Richard Trevithick membuat mesin lokomotif yang
dirangkai dengan kereta. Selanjutnya George Stephenson melakukan
penyempurnaan pada lokomotif sehingga lebih efektif, berdaya besar, dan mampu
menarik kereta lebih banyak. (lihat gambar 2.23 dan 2.24)
Gambar 2.23 : Lokomotif Karya Richard Trevithic dan George Stephenson Sumber : Wismulyani, 2008
Museum Transportasi Darat di Bali | 22
5. Becak
Becak merupakan alat transportasi beroda tiga yang berada di Indonesia. Kapasitas
transportasi ini adalah dua orang penumpang dan satu orang pengemudi. Di
Indonesia terdapat dua jenis becak yang digunakan yaitu becak dengan pengemudi
di belakang yang biasanya ada di Jawa seperti Yogyakarta, Surakarta, Bandung dan
kota di Jawa lainnya. Selain itu terdapat becak dengan pengemudi di samping atau
di depan yang biasanya ditemukan di Sumatra. Becak ini biasanya menggunakan
sepeda sebagai kemudi ataupun sepeda motor. (lihat gambar 2.25 dan 2.26)
Gambar 2.25 : Becak dengan Pengemudi di Belakang dan di Samping Sumber : Wismulyani, 2008
Gambar 2.26 : Becak dengan Pengemudi di Depan Sumber : Wismulyani, 2008
6. Bemo
Bemo merupakan salah satu jenis becak motor yang ada di Indonesia. Bemo mulai
beroperasi sejak tahun 1961 hingga sampai saat ini. Bemo dapat ditemukan di
beberapa daerah di Jakarta dan Bandung. Kapasitas bemo sekitar 7 orang. Gambar
transportasi bemo dapat dilihat pada gambar 2.27.
Museum Transportasi Darat di Bali | 23 7. Bajaj
Bajaj merupakan kendaraan beroda tiga yang banyak ditemui di Jakarta.
Sebenarnya bajaj berasal dari India, dan nama bajaj sendiri merupakan merek salah
satu perusahaan otomotif di India yaitu Bajaj Auto. Kapasitas penumpang bajaj
adalah dua orang. (lihat gambar 2.28)
Gambar 2.28 : Transportasi Bajaj Sumber : Wismulyani, 2008
8. Kancil
Kancil merupakan singkatan dari “Kendaraan Angkutan Niaga Cilik Irit Lincah”.
Kancil adalah sebuah kendaraan bermotor beroda empat yang merupakan hasil
modifikasi atau gabungan dari bemo dan bajaj. Karena bemo dan bajaj tidak
diizinkan lagi beroperasi di Jakarta, maka terciptalah mobil kancil. Kapasitas
penumpang mobil kancil yaitu tiga orang. Transportasi ini dapat digunakan dalam
jangkauan jarak yang dekat. (lihat gambar 2.29)
Gambar 2.29 : Transportasi Kancil Sumber : Wismulyani, 2008
9. Trem
Transportasi ini mulai beroperasi di Jakarta pada masih Jakarta dikenal dengan
nama Batavia. Awalnya trem menggunakan tenaga kuda, selanjutnya menggunakan
tenaga uap, dan kemudian diganti menggunakan tenaga listrik yang dikenal dengan
Museum Transportasi Darat di Bali | 24 dianggap tidak cocok berada di Jakarta (www.boombastis.com). Gambar trem
dapat dilihat pada gambar 2.30.
Gambar 2.30 : Transportasi Trem Sumber : www.boombastis.com
10.Helicak
Helicak merupakan singkatan dari helicopter dan becak. Transportasi ini mulai
beroperasi di Jakarta pada tahun 1971. Kapasitas transportasi ini yaitu dua orang
penumpang dengan pengemudi dibagian belakang. Helicak dilarang beroperasi lagi
pada tahun 1987 karena kecelakaan lebih rentan dialami oleh penumpang
(www.boombastis.com). Gambar helicak dapat dilihat pada gambar 2.31.
Gambar 2.31 : Transportasi Helicak Sumber : www.boombastis.com
11.Oplet
Oplet sudah ada sejak tahun 1950an. Transportasi ini mempunyai dua bagian yaitu
bagian untuk supir dengan pintu samping dan bagian belakang untuk penumpang.
Lantai dan jendela oplet terbuat dari kayu dan atapnya terbuat dari seng. Ijin operasi
transportasi ini sudah dicabut sejak tahun 1979 (www.boombastis.com). Gambar
oplet dapat dilihat pada gambar 2.32.
Museum Transportasi Darat di Bali | 25 12.Bus Tingkat
Transportasi ini sudah ada sejak tahun 1980an dan berhenti beroperasi tahun 1996.
Hal tersebut dikarenakan tingkat keamanan yang kurang maksimal dan tidak stabil
karena posisi titik beratnya yang tinggi, sehingga hanya bisa beroperasi di jalan
yang datar (www.boombastis.com). Gambar bus tingkat dapat dilihat pada gambar
2.33.
Gambar 2.33 : Transportasi Bus Tingkat Sumber : www.boombastis.com
2.2.4Jenis Mobil Klasik di Indonesia
Berikut akan dipaparkan beberapa jenis mobil klasik yang sempat beroperasi di
Indonesia yang memiliki nilai sejarah seperti pada tabel 2.2.
(www.mobil-klasikantik.com)
Tabel 2.2 : Jenis Mobil Klasik di Indonesia
No Nama Mobil Tahun Keterangan Gambar
1 Buick 8 1938 Mobil Kepresidenan pertama RI
2 Chrysler Imperial 1938 Mobil keluarga Presiden Soekarno yang
digunakan untuk menjemput anak – anaknya yang bersekolah di Perguruan Cikini 3 Cadillac 48 1948 Mobil koleksi Presiden
Soekarno
Museum Transportasi Darat di Bali | 26
5 Chrysler Crown
Imperial
1962 Mobil koleksi Presiden Soekarno
6 Chrysler Windsor 1961 Mobil koleksi Presiden Soekarno
7 De Soto 1942 1942 Mobil yang digunakan oleh Wakil Presiden RI Moh. Hatta
8 Mercedes Benz 600 1960 Mobil Presiden Soekarno yang digunakan dalam mengemban tugas kenegaraan
9 Morris Mini Cooper 1959 Mobil koleksi Presiden Soekarno
10 Oldsmobile 98 1940 Mobil koleksi Presiden Soekarno
11 Lincoln
Cosmopolitan
1948 Mobil koleksi Presiden Soekarno
12 Zil 111 1958 Mobil koleksi Presiden Soekarno
13 Ford Thunderbird 1950 Mobil milik Soekarno yang diberikan kepada istrinya Dewi Soekarno
Sumber : www.mobil-klasikantik.com
2.2.5Jenis Sepeda Motor Klasik di Indonesia
Berikut akan dipaparkan beberapa jenis sepeda motor klasik yang sempat
beroperasi di Indonesia sebelum tahun 1965 seperti pada tabel 2.3.
Museum Transportasi Darat di Bali | 27
Tabel 2.3 : Jenis Sepeda Motor Klasik di Indonesia
No Nama Motor Tahun Negara Produksi Gambar
1 Ducati 1956 Italia
2 HMW 1949 Austria
3 Zundapp 1951 Jerman
4 Norton 1952 Inggris
5 Ariel 1944 Inggris
6 Jawa (Janecek &
Wanderer)
1929 Ceko
7 Puch 1953 Austria
8 Triumph 1951 Inggris
Museum Transportasi Darat di Bali | 28
10 Harley Davidson 1951 Amerika Serikat
11 Vespa 1954 Italia
Sumber : www.kompasiana.com
2.3 Tinjauan Proyek Sejenis 2.3.1Museum Subak Sanggulan
1. Lokasi Museum Subak Sanggulan
Museum Subak Sanggulan terletak di Jalan Gatot Subroto, Desa Sanggulan,
Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan, Bali.
2. Jam Operasional Museum Subak Sanggulan
Museum Subak Sanggulan buka setiap hari yaitu dari hari senin sampai minggu
dari pukul 08.00 – 16.30 wita, sedangkan khusus untuk hari jumat buka sampai
pukul 12.30 wita.
3. Jumlah Kunjungan Museum Subak Sanggulan
Jumlah kunjungan teramai biasanya pada bulan Mei – Juni saat para siswa
liburan semester. Sedangkan pada bulan Januari – April, kunjungan wisatawan
ke Museum Subak Sanggulan tidak terlalu ramai seperti pada tabel 2.4.
Tabel 2.4 : Jumlah Kunjungan Museum Subak Sanggulan Tahun 2015
No Bulan Mancanegara Domestik Jumlah
1 Januari 69 77 146
2 Februari 117 15 132
3 Maret 65 249 314
4 April 42 60 102
5 Mei 81 490 571
6 Juni 196 2.483 2.679
7 Juli 122 9 131
8 Agustus 151 38 189
9 September 118 44 162
Total 961 3.465 4.426
Museum Transportasi Darat di Bali | 29
4. Koleksi Museum Subak Sanggulan
Koleksi Museum Subak berjumlah 250 buah yang terdiri dari alat pertanian
tradisional Bali seperti alat pemotong, penumbuk padi, dan pembajak sawah.
Selain itu terdapat miniatur rumah petani tradisional Bali.
5. Fasilitas Museum Subak Sanggulan
a. Museum Terbuka menampilkan Miniatur Sistem Irigasi Subak. (lihat gambar
2.34)
Gambar 2.34 : Miniatur Sistem Irigasi Subak Sumber : Observasi Lapangan, 8 Oktober 2015
b. Ruang Pameran menampilkan benda – benda pertanian yang digunakan oleh
petani tradisional Bali dulu hingga saat ini.(lihat gambar 2.35 dan 2.36)
Gambar 2.36 : Ruang Pameran Museum Subak Sanggulan Sumber : Observasi Lapangan, 8 Oktober 2015
c. Ruang Audio Visual menampilkan film Subak yang menceritakan aktivitas
Subak di Bali. (lihat gambar 2.37)
Museum Transportasi Darat di Bali | 30
Gambar 2.37 : Ruang Audio Visual Sumber : Observasi Lapangan, 8 Oktober 2015
d. Rumah Petani Tradisional Bali yang menampilkan miniatur rumah tradisional
Bali yang merupakan fungsi penunjang museum ini.
e. Ruang Tata Usaha dan Perpustakaan (lihat gambar 2.38)
Gambar 2.38 : Ruang Tata Usaha dan Perpustakaan Sumber : Observasi Lapangan, 8 Oktober 2015
6. Suasana Museum Subak Sanggulan
Tampilan bangunan Museum Subak Sanggulan masih menerapkan langgam
Arsitektur Tradisional Bali baik dari segi konsep, ornamen dan material.
Museum Transportasi Darat di Bali | 31 Suasana pada ruang pameran terkesan natural dengan permainan warna cokelat
dan putih pada elemen lantai, dinding dan plafon. Untuk sirkulasi ruang
pameran menggunakan pola menyebar, yaitu pengunjung yang datang langsung
bebas berkeliling melihat koleksi, jadi tidak diarahkan untuk melihat koleksi
yang satu dengan koleksi yang lainnya.
7. Struktur Organisasi Museum Subak Sanggulan (lihat gambar 2.40)
2.3.2Museum Bali
1. Lokasi Museum Bali
Museum Bali terletak di pusat kota Denpasar tepatnya di Jalan Let.Kol Wisnu,
Denpasar, Bali.
2. Jam Operasional Museum Bali
Museum Bali buka dari hari Senin – Minggu yaitu dari pukul 07.30 – 15.30
wita. Sedangkan khusus untuk hari Jumat museum ini buka dari pukul 07.30 –
13.00 wita.
3. Jumlah Kunjungan Museum Bali
Jumlah kunjungan teramai Museum Bali pada saat liburan semester yaitu
sekitar bulan juni. Sedangkan setiap harinya pengunjung yang datang ke
museum, selain berkunjung ke museum untuk melihat koleksi, pengunjung
yang datang ke museum ini untuk keperluan foto prawedding.
4. Koleksi Museum Bali
Koleksi yang terdapat dalam Museum Bali berupa koleksi pra sejarah, sejarah,
peralatan senjata, rumah tangga dan upacara, seni rupa, tari dan tabuh, naskah
kuno dan uang bolong.
Museum Transportasi Darat di Bali | 32 5. Fasilitas Museum Bali
a. Ruang Informasi dan Tiket (lihat gambar 2.41)
Gambar 2.41 : Ruang Informasi dan Tiket Sumber : Observasi Lapangan, 8 Oktober 2015
b. Ruang Gedung Timur Atas dan Bawah (lihat gambar 2.42)
Gambar 2.42 : Ruang Gedung Timur Atas dan Bawah & Ruang Pameran Sumber : Observasi Lapangan, 8 Oktober 2015
c. Ruang Gedung Buleleng (lihat gambar 2.43)
Gambar 2.43 : Ruang Gedung Buleleng & Ruang Pameran Sumber : Observasi Lapangan, 8 Oktober 2015
d. Ruang Gedung Karangasem (lihat gambar 2.44)
Museum Transportasi Darat di Bali | 33
e. Ruang Gedung Tabanan (lihat gambar 2.45)
Gambar 2.45 : Ruang Gedung Tabanan & Ruang Pameran Sumber : Observasi Lapangan, 8 Oktober 2015
Gambar 2.46 : Denah Museum Bali Sumber : Seraya, 1984
6. Suasana Museum Bali
Tampilan dan bentuk bangunan Museum Bali masih mencirikan Arsitektur
Tradisional Bali dengan adanya saka / tiang sebagai struktur bangunan dan juga
material yang digunakan yaitu material lokal. Suasana ruang pameran masih
sangat terasa unsur tradisinya. Elemen ruang menggunakan bahan dan warna
yang memberikan kesan tradisional seperti pada elemen lantai menggunakan
terakota berwarna cokelat kemerahan dan juga ukiran – ukiran kayu pada area
vitrin. Untuk sirkulasi ruang pameran bersifat linier, jadi pengunjung diarahkan
untuk melihat koleksi seperti pada ruang Gedung Karangasem.
7. Struktur Organisasi Museum Bali (lihat gambar 2.47)
Kepala
Sub. Bag. TU
Seksi Edukasi dan Preparasi Seksi Koleksi
dan Konservasi
Museum Transportasi Darat di Bali | 34
2.3.3Museum Becak Indonesia
1. Lokasi Museum Becak Indonesia
Museum Becak Indonesia terletak di Jalan Mertanadi Kompleks Pertokoan
Sunset Paradise No. 169 Kuta, Badung, Bali.
2. Jam Operasional Museum Becak Indonesia
Museum Becak Indonesia buka dari hari Senin – Sabtu. Pada hari Senin –
Jumat, museum ini buka dari pukul 09.00 – 17.00 wita. Sedangkan untuk hari
Sabtu, buka dari pukul 09.00 – 15.00 wita.
3. Jumlah Kunjungan Museum Becak Indonesia
Pengunjung yang datang ke Museum Becak adalah orang – orang yang
menginap di Hotel Losari. Karena museum ini berada dalam satu gedung
dengan Hotel Losari. Tetapi masyarakat umum juga dapat berkunjung ke
museum ini untuk melihat koleksi becak yang ada di Indonesia.
4. Koleksi Museum Becak Indonesia
Koleksi yang dipamerkan di dalam museum ini yaitu berbagai jenis becak yang
ada di Indonesia, antara lain : Becak Makassar, Becak Surabaya, Becak
Pekalongan, Becak Ambon, Becak Semarang, Becak Yogyakarta, Becak SMK
Yogyakarta, dan Becak Anak – anak.
5. Fasilitas Museum Becak Indonesia
a. Lobby Hotel yang Dijadikan Ruang Pameran Indoor (lihat gambar 2.48 & 2.49)
Gambar 2.48 : Museum Becak Indonesia Sumber : Observasi Lapangan, 11 Oktober 2015
Museum Transportasi Darat di Bali | 35
b. Swimming Pool yang Dijadikan Ruang Pameran Outdoor (lihat gambar 2.50)
Gambar 2.50 : Ruang Pameran Outdoor Sumber : Observasi Lapangan, 11 Oktober 2015
c. Restoran
d. Ruang Rapat
Gambar 2.51 : Denah Museum Becak Indonesia Sumber : Observasi Lapangan, 11 Oktober 2015
6. Suasana Museum Becak Indonesia
Tampilan bangunan Museum Becak Indonesia terkesan modern karena museum
ini merupakan satu gedung dengan area hotel. Suasana pada ruang pameran juga
berkesan mewah dan penggunaan dominan berwarna putih sehingga
memberikan kesan bersih dan elegan. Untuk sirkulasi ruang pameran
menggunakan pola linier yang mengarahkan pengunjung untuk melihat koleksi
dari ruang pameran indoor ke ruang pameran outdoor.
2.3.4Museum Angkut
1. Lokasi Museum Angkut
Museum Angkut terletak di Jalan Terusan Sultan Agung No. 2, Kota Batu, Jalan
Sultan Agung, Kecamatan Batu, Jawa Timur. Museum ini dibangun di atas