• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Perencanaan Produksi Agregat untuk Menghasilkan Biaya Minimum pada Pabrik Tahu Lembang, Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Perencanaan Produksi Agregat untuk Menghasilkan Biaya Minimum pada Pabrik Tahu Lembang, Bandung."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

v Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

Planning on any type of business is needed. Planning itself can be distinguished based of its duration; there are short term, medium term and long term planning. Planning is prepared for the future needs. The accuracy of a plan is determined by a good and accurate forecasting. For that reason, forecasts are prepared for Tofu Lembang Bandung Factory. The data is taken from the past data among 20 months. Then, all the data are tested using several statistical methods to get the best one. The best method for forecasting method is Linear Trend method because most reflect the accuracy of forecasting. This forecasting method is then used as the basis for the preparation of aggregate production planning. There are several strategies that used; the first one is the level strategy with a maximum of 2 hours overtime for 20 days regardless of safety stock, the second is level strategy with inventory regardless of safety stock, the third is aggregate planning strategy by adjusting the level of employment regardless of safety stock. The three strategies above are then compared with the strategy operated by the company to obtain the minimum cost. After comparing the three strategies above, the minimum cost is obtained by adjusting the level of workforce strategy regardless of safety stock. This strategy can be used by Lembang Tofu Factory for 10 months ahead.

(2)

vi Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK

Perencanaan pada jenis usaha apapun sangat dibutuhkan. Perencanaan tersebut dapat dibedakan berdasarkan jangka waktunya, yaitu jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Perencanaan disusun untuk waktu mendatang. Keakuratan sebuah perencanaan ditentukan oleh peramalan yang baik dan akurat. Untuk itu, disusun sebuah peramalan pada Pabrik Tahu Lembang Bandung. Data yang tersedia adalah data 20 bulan yang lalu. Data yang ada kemudian diolah menggunakan beberapa metode statistika untuk mendapatkan metode terbaik. Metode peramalan yang terbaik adalah metode Trend Linier, karena paling mencerminkan keakuratan peramalan. Peramalan tersebut kemudian dijadikan dasar untuk penyusunan perencanaan produksi agregat. Ada beberapa strategi yang dipakai, yaitu strategi tenaga kerja tetap dengan lembur maksimal 2 jam selama 20 hari tanpa memperhitungkan safety stock, strategi tenaga kerja tetap dengan inventory tanpa memperhitungkan safety stock, serta strategi perencanaan agregat dengan menyesuaikan tingkat tenaga kerja tanpa memperhitungkan safety stock. Ketiga strategi tersebut kemudian dibandingkan dengan strategi yang dijalankan perusahaan untuk memperoleh biaya yang paling minimum. Melalui perbandingan dari ketiga strategi di atas didapatkan bahwa strategi menyesuaikan tingkat tenaga kerja tanpa memperhitungkan safety stock adalah yang terbaik untuk memperoleh biaya minimum. Strategi ini dapat dijalankan oleh Pabrik Tahu Lembang selama 10 bulan ke depan.

(3)

vii Universitas Kristen Maranatha

1.4 Kegunaan Penelitian... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Pengertian Manajemen Operasi ... 9

2.2 Peramalan ... 10

2.2.1 Pengertian Peramalan ... 11

2.2.2 Ciri Peramalan ... 12

2.2.3 Langkah-Langkah Pembuatan Peramalan ... 13

2.2.4 Teknik Peramalan ... 14

2.2.5 Ketelitian Peramalan ... 18

2.3 Perencanaan Produksi ... 20

2.3.1 Pengertian Perencanaan Produksi ... 20

2.3.2 Tujuan Perencanaan Produksi ... 21

2.3.3 Fungsi Perencanaan Produksi ... 22

2.4 Perencanaan Agregat ... 23

2.4.1 Tujuan Perencanaan Agregat ... 24

2.4.2 Karakteristik Perencanaan Produksi Agregat ... 25

2.4.3 Langkah-Langkah Perencanaan Produksi Agregat ... 26

2.5 Kerangka Pemikiran ... 28

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Sejarah Singkat Perusahaan ... 33

3.2 Struktur Organisasi dan Uraian Tugas ... 35

3.2.1 Struktur Organisasi... 35

3.2.2 Uraian Tugas ... 37

3.3 Bahan-Bahan yang Digunakan ... 38

3.4 Proses Produksi ... 42

(4)

viii Universitas Kristen Maranatha BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Penjualan Produk ... 49

4.2 Data Jam Kerja Normal ... 51

4.3 Data Hari Kerja Normal ... 53

4.4 Data Lain-Lain ... 54

4.5 Biaya-Biaya Perencanaan Agregat ... 54

4.6 Peramalan Data Penjualan... 55

4.6.1 Single Moving Average ... 55

4.6.2 Single Exponential Smoothing ... 57

4.6.3 Trend Linier ... 58

4.6.4 Pengukuran Kesalahan Peramalan ... 59

4.7 Perencanaan Produksi Berdasarkan Kebijakan Perusahaan 62 4.8 Penyusunan Rencana Agregat ... 65

4.9 Perbandingan Strategi yang Digunakan ... 76

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 78

5.2 Saran ... 78 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(5)

ix Universitas Kristen Maranatha DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Data Produksi dan Penjualan Tahu Goreng Lembang Periode Januari-Juni 2010

Tabel 4.1 Penjualan Tahu Goreng Tahun 2009-2010 Tabel 4.2 Perhitungan Indeks Musim Tahun 2009-2010 Tabel 4.3 Jam Kerja Normal Per Hari

Tabel 4.4 Hari Kerja Normal

Tabel 4.5 Peramalan dengan Single Moving Average 3 Bulan Tabel 4.6 Peramalan Single Exponential Smoothing dengan α = 0,5 Tabel 4.7 Peramalan Permintaan dengan Metode Trend Linier Tabel 4.8 Peramalan Permintaan dengan Metode Trend Linier

Tabel 4.9 Peramalan Permintaan Tahu Goreng Lembang Tahun 2011

Tabel 4.10 Perencanaan Agregat dengan Menggunakan Strategi yang Selama ini Dijalankan oleh Perusahaan Tahun 2011

Tabel 4.11 Perencanaan Agregat dengan Menggunakan Strategi Tenaga Kerja Tetap dengan Lembur Maksimal 2 Jam, Tanpa Memperhitungkan Safety Stock Tahun 2011

Tabel 4.12 Perencanaan Agregat dengan Menggunakan Strategi Tenaga Kerja Tetap dengan Inventory dan Sub Kontrak, Tanpa Memperhitungkan Safety Stock Tahun 2011

(6)
(7)

xi Universitas Kristen Maranatha DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pemikiran Perencanaan Agregat Gambar 3.1 Struktur Organisasi Pabrik Tahu Lembang

Gambar 3.2 Operations Process Chart Pabrik Tahu Lembang

(8)

xii Universitas Kristen Maranatha DAFTAR LAMPIRAN

(9)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN

Pada era globalisasi ini, setiap perusahaan menghadapi situasi serta permasalahan yang sama, yaitu persaingan dalam industrinya sehingga perusahaan harus memiliki strategi untuk dapat meraih keunggulan kompetitif dari usaha yang dijalaninya. Hal ini tidaklah mudah dilakukan, karena perusahaan harus memiliki skill manajerial yang bagus untuk dapat terus memenangkan persaingan. Perusahaan juga harus terus-menerus melakukan inovasi pada produknya dan melakukan continuous improvement setiap waktu untuk mempertahankan pasarnya. Hal ini dilihat ibarat dua sisi mata uang yang memiliki dampak positif dan negatif bagi pelaku pasar.

(10)

Bab I Pendahuluan 2

Universitas Kristen Maranatha Persaingan dapat terjadi pada perusahaan apa saja, baik manufaktur maupun jasa, baik perusahaan skala kecil, menengah, maupun besar. Untuk itu perlu dilakukan manajemen operasi pada proses produksinya untuk melihat apakah kegiatan manufaktur/ jasa nya sudah berjalan dengan baik serta memahami berbagai indikator dalam manajemen operasi yang dapat mempengaruhi keberhasilan suatu perusahaan. Selain itu diperlukan juga peranan operasi yang bertanggung jawab menghasilkan barang atau jasa dalam perusahaan. Manajemen operasi merupakan serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input menjadi output. (Heizer and Render, 2006:4).

Tujuan operasi yang efektif adalah mampu menciptakan produk/ jasa melalui proses mengubah input menjadi output dengan menggunakan sumber daya yang ada secara efisien dan tepat guna. Agar perusahaan dapat berproduksi secara efektif dan efisien maka perusahaan harus dapat membuat suatu rencana produksi yang baik dan benar serta akurat. Perencanaan produksi ini bertujuan untuk mempersiapkan kegiatan produksi yang akan dilakukan sehingga perusahaan dapat menyediakan barang sesuai dengan permintaan yang ada setiap bulannya dan dengan biaya yang efisien serta dalam jangka waktu yang tepat sehingga kepuasan dan loyalitas pelanggan dapat terjaga.

(11)

Bab I Pendahuluan 3

Universitas Kristen Maranatha adalah perencanaan yang dibuat untuk jangka waktu kurang dari 3 bulan. (Schroeder, 2004:140).

Perencanaan agregat termasuk ke dalam perencanaan jangka menengah. Perencanaan agregat merupakan dasar tindakan perusahaan agar produksi dapat berjalan dengan lancar dan tepat waktu. Tujuan perencanaan agregat adalah merencanakan jadwal induk produksi untuk beberapa periode mendatang, merencanakan kondisi optimum ketersediaan sumber daya terhadap ekspektasi permintaan produk, serta pengembangan strategi pengembangan sumber daya tersebut. (Kusuma, 2004:51).

Perencanaan agregat ini dapat memperkirakan tingkat produksi selama 12 bulan yang akan datang dan dengan membuat perencanaan agregat ini dapat ditentukan banyaknya bahan baku yang diperlukan, penggunaan jumlah tenaga kerja yang tepat dan lain sebagainya, sehingga proses produksi dapat dilaksanakan dengan biaya yang minimum.

(12)

Bab I Pendahuluan 4

Universitas Kristen Maranatha produksinya dengan kombinasi tenaga kerja serta bahan baku yang sesuai dengan kebutuhan untuk meningkatkan efisiensi.

Berdasarkan uraian-uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang mendalam di Pabrik Tahu Lembang dan hasilnya diwujudkan dalam bentuk skripsi dengan judul “ANALISIS PERENCANAAN PRODUKSI AGREGAT UNTUK MENGHASILKAN BIAYA MINIMUM PADA PABRIK

TAHU LEMBANG, BANDUNG”

1.2 IDENTIFIKASI MASALAH

Terdapat beberapa jenis tahu yang dipasarkan oleh pemilik, antara lain tahu goreng, tahu takus kotak, tahu takus panjang, dan tahu kasur. Keempat jenis produk tersebut berasal dari bahan baku yang sama yaitu kedelai dan susu serta melewati proses produksi yang sama pada tahap awalnya. Karyawan bagian produksi juga diambil dari luar sebagai tenaga ahli berjumlah 6 orang dengan besar upah Rp. 10000/ 1 kali produksi. Mengingat luasnya cakupan masalah pada penelitian ini serta keterbatasan waktu penelitian dan pengetahuan maka penulis melakukan pembatasan masalah dengan maksud agar penelitian yang dilakukan dapat lebih terarah, sehingga hasil analisis diharapkan akan menjadi lebih baik. Penelitian dibatasi pada jenis produk tahu goreng karena memiliki penjualan yang lebih besar dibandingkan dengan jenis produk tahu lainnya.

(13)

Bab I Pendahuluan 5

Universitas Kristen Maranatha Tabel 1.1 Data Produksi dan Penjualan

Untuk produk tahu goreng Lembang

Periode Januari 2010 – Juni 2010

Bulan Produksi

(14)

Bab I Pendahuluan 6

Universitas Kristen Maranatha perusahaan bisa menyesuaikan tingkat produksinya berdasarkan peramalan penjualan yang dilakukan, untuk mencapai tingkat biaya minimum yang mungkin dicapai perusahaan apabila perusahaan membuat perencanaan agregat yang baik.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana penerapan perencanaan produksi agregat pada Pabrik Tahu Lembang saat ini?

2. Strategi perencanaan agregat apa yang sesuai untuk diterapkan pada Pabrik Tahu Lembang?

3. Bagaimana peranan perencanaan agregat dalam meningkatkan efisiensi biaya produksi?

Beberapa asumsi yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah: 1. Mesin dan tenaga kerja bekerja dalam kondisi normal

2. Tidak ada penundaan dalam pemenuhan pesanan

3. Tingkat ketidakhadiran karyawan dianggap sama dengan nol

(15)

Bab I Pendahuluan 7

Universitas Kristen Maranatha 1.3 TUJUAN PENELITIAN

Beberapa tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk memberikan gambaran mengenai kebijakan perencanaan produksi pada Pabrik Tahu Lembang saat ini.

2. Untuk menentukan strategi perencanaan agregat yang sesuai untuk diterapkan pada Pabrik Tahu Lembang.

3. Untuk menjelaskan peranan perencanaan produksi dalam meminimumkan biaya produksi.

1.4 KEGUNAAN PENELITIAN

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan bagi beberapa pihak: 1. Penulis

 Memperdalam pengetahuan penulis khususnya pada bidang manajemen operasi

yang berhubungan dengan perencanaan produksi.

 Mengembangkan pengetahuan serta pemahaman penulis untuk mengaplikasikan

segala pengetahuan ke dalam permasalahan yang terjadi di lapangan yang sebenarnya.

 Menjalin relasi dan hubungan baik dengan industri, khususnya Pabrik Tahu

Lembang.

2. Pabrik Tahu Lembang

 Sebagai usulan mengenai perencanaan produksi bulanan pada tahun mendatang

(16)

Bab I Pendahuluan 8

Universitas Kristen Maranatha 3. Pihak lain

 Sebagai referensi untuk penelitian sejenis.

 Sebagai tambahan informasi mengenai penyelesaian kasus di dunia nyata

khususnya masalah perencanaan produksi. 4. Bagi Fakultas

 Memberikan koleksi karya ilmiah yang dapat digunakan sebagai bahan acuan atau

(17)

78 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Selama ini perencanaan produksi yang dilakukan Pabrik Tahu Lembang hanya berdasarkan intuisi dan pengalaman saja, yaitu dengan tingkat tenaga kerja tetap dengan pengeluaran biaya sebesar Rp. 71.672.765,39

2. Perencanaan produksi agregat yang dipilih adalah strategi menyesuaikan tingkat tenaga kerja tanpa memperhitungkan safety stock, yang memberikan biaya total relevan terkecil, yaitu sebesar 55.272.405,94 dan tidak bertentangan dengan kebijakan pabrik.

3. Dengan menggunakan strategi tersebut di atas, Pabrik Tahu Lembang dapat meningkatkan efisiensi dan menghemat biaya sebesar Rp. 16.400.359,45 (Rp. 71.672.765,39 – Rp. 55.272.405,94).

5.2Saran

(18)

Bab V Kesimpulan dan Saran 79

Universitas Kristen Maranatha Beberapa saran yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut :

1. Dalam menghasilkan tahu, sebaiknya pabrik mengacu pada perencanaan produksi agregat agar memudahkan pelaksanaan produksi. Oleh karena itu sebaiknya pabrik mulai membuat perencanaan produksi agregat.

2. Pada tahun 2011, strategi yang dapat diterapkan pada Pabrik Tahu Lembang yaitu strategi perencanaan agregat dengan menyesuaikan tingkat tenaga kerja, tanpa memperhitungkan safety stock, karena dapat memberikan total biaya relevan yang lebih rendah.

3. Apabila strategi perencanaan agregat dengan menyesuaikan tingkat tenaga kerja terasa sulit untuk dijalankan, maka dapat dipilih alternatif strategi lain, yaitu strategi perencanaan agregat dengan menggunakan strategi tenaga kerja tetap dengan inventory dan subkontrak, tanpa memperhitungkan safety stock.

4. Apabila pada masa yang akan datang terjadi perubahan tingkat upah, biaya persediaan, biaya sub kontrak, dan kebijakan pabrik lainnya, pabrik sebaiknya meninjau kembali apakah strategi yang digunakan masih tetap menghasilkan total biaya relevan yang paling rendah.

(19)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Assauri, Sofjan, Manajemen Produksi dan Operasi, edisi revisi, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta, 2004.

Chase, Richard, B., Nicholas J. Aquilano, and F. Robert Jacobs, Operations

Management For Competitive Advantage. 10 th edition, McGraw-Hill, New

York, 2004.

Hanna, Mark D., and W. Rocky Newman, Integrated Operations Management, Prentice-Hall.Inc, New Delhi, 2002.

Heizer, Jay, Barry Render, Operations Management, 8 th edition, Prentice-Hall.Inc, New Jersey, 2006.

Irawan, Tedy. Usulan Perencanaan Produksi Agregat Untuk Meningkatkan

Efisiensi di Pabrik Kerupuk X, Bandung. Skripsi Fakultas Ekonomi.

Universitas Kristen Maranatha-Bandung, 2008.

Jogiyanto, Metodologi Penelitian Bisnis, BPFE-YOGYAKARTA, Yogyakarta, 2007.

Krajewski, Lee J. And Larry P. Ritzman, Operations Management: Strategy and

Analysis, 5 th edition, Addisson-Wesley Publishing Company Inc., New

(20)

Universitas Kristen Maranatha Kusuma, Hendra, Manajemen Produksi, edisi 3, ANDI-Yogyakarta, Yogyakarta,

2004.

Schroeder, Roger G., Operations Management: Contemporary Concepts and Cases. 4 th edition, McGrawHill, New York, 2004.

Gambar

Tabel di atas menjelaskan mengenai aktivitas produksi dan penjualan Pabrik

Referensi

Dokumen terkait

Sejak muncul dan berkembangnya pengaruh Hindu di Kalimantan Timur terjadi banyak perubahan dalam tata pemerintahan, yaitu dari kepala suku menjadi kerajaan yang dipimpin oleh

Pengolahan QFD fase II mendapatkan part kritis cabinet sebagai bagian yang membutuhkan biaya paling tinggi sehingga part ini digunakan sebagai prioritas untuk melakukan value

Berdasarkan Gambar A.2 jarak wilayah paling barat dan wilayah paling timur Desa B adalah 6 km dan jarak wilayah paling utara dan wilayah paling selatan Desa B adalah 3 km.

Pemeriksaan penunjang seper ti CT Scan sinus par anasal juga sangat dibut uh sebelum dilakukan tindakan oper asi, kar ena dengan pemeriksaan ini kita bisa

[r]

Kegiatan PPL merupakan kegiatan yang sangat penting bagi mahasiswa kependidikan sebagai seorang calon guru. Kegiatan ini memberikan kesempatan bagi mahasiswa sebagai

Hasil cetak laporan merupakan output dari sistem pengajuan judul tugas akhir atau skripsi yang berisi kode acc, kode pengajuan, nama, nim, serta nama dosen

Dengan frekuensi penggal yang sama, nilai capture range tapis orde satu cenderung lebih besar dibandingkan tapis orde dua seperti yang digunakan di makalah