• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PADA JASA PENERBANGAN “MANDALA” DI SURABAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PADA JASA PENERBANGAN “MANDALA” DI SURABAYA."

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN

PELANGGAN PADA JASA PENERBANGAN

“MANDALA” DI SURABAYA

S K R I P S I

Diajukan Untuk memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Jurusan Manajemen

Oleh :

0312010498 / FE / EM ERNA ANGGRAENI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN

JAWA TIMUR

(2)

S K R I P S I

Oleh :

0312010498 / FE / EM ERNA ANGGRAENI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN

JAWA TIMUR

(3)

i

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Dengan mengucap syukur kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan

berkat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Pengaruh kualitas layanan terhadap pelanggan konsumen pada

jasa penerbangan ”Mandala” di Surabaya” dengan baik.

Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi satu syarat

penyelesaian Program Studi Pendidikan Strata Satu, Fakultas Ekonomi, Jurusan

Manajemen, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Surabaya.

Dalam penyusunan skripsi, penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan

selesai dengan baik tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis

menghaturkan rasa terima kasih yang mendalam kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MT, selaku Rektor UPN “Veteran” Jawa

Timur.

2. Bapak Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi

UPN “Veteran” Jawa Timur.

3. Bapak Drs. Ec. Gendut Sukarno, MS, selaku Ketua Program Studi Manajemen

UPN “Veteran” Jawa Timur.

4. Ibu Dra. Ec. Nuruni Ika, MM, selaku Dosen Pembimbing yang telah

mengorbankan waktu, tenaga dan pikirannya dalam membimbing penulisan

(4)

ii

menghargai jasa Bapak dan Ibu. Namun teriring do’a semoga apa yang sudah

diberikan kepada kami akan terbalaskan dengan berkah dari sang Ilahi.

6. Yang terhormat Bapak dan Ibu, sembah sujud serta ucapan terima kasih atas

semua do’a, restu, dukungan, nasehat yang diberikan kepada penulis.

Semoga Allah SWT melimpahkan berkat dan karunia-Nya kepada semua

pihak yang telah membantu penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk

itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Akhir kata

penulis berharap, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Surabaya, Juni 2010

(5)

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

ABSTRAKSI ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 6

1.3. Tujuan Penelitian ... 6

1.4. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hasil Penelitian Terdahulu ... 8

2.2. Landasan Teori ... 9

2.2.1. Definisi Pemasaran Jasa ... 9

2.2.2. Karakteristik Jasa ... 11

2.2.3. Klasifikasi Jasa ... 11

2.2.4. Macam-Macam Jasa ... 13

(6)

iv

2.2.6. Kepuasan Konsumen ... 19

2.2.7. Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Konsumen ... 23

2.3. Model Penelitian ... 25

2.4. Hipotesis ... 26

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 27

3.1.1. Definisi Operasional ... 27

3.1.2. Pengukuran Variabel ... 29

3.2. Teknik Penentuan Sampel ... 30

3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 31

3.3.1. Jenis Data ... 31

3.3.2. Sumber Data ... 31

3.3.3. Pengumpulan Data ... 31

3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ... 32

3.4.1. Uji Reliabilitas dan Validitas ... 32

3.4.2. Uji Outlier Univariat dan Multivariat ... 32

3.4.2.1. Uji Outlier Univariat ... 33

3.4.2.2. Uji Outlier Multivariat ... 33

3.4.3. Uji Normalitas Data ... 34

(7)

v

3.4.4. Pemodelan SEM (Structural Equation Modeling) .... 34

3.4.5. Uji Hipotesis ... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Hasil Penelitian ... 39

4.1.1. Deskripsi Karakteristik Responden ... 39

4.1.2. Deskripsi Kualitas layanan (X) ... 41

4.1.2.1. Berwujud / Tangible (X1 4.1.2.2. Keandalan / Realibility (X ) ... 41

2 4.1.2.3. Daya Tanggap / Responsiveness (X ) ... 42

3 4.1.2.4. Jaminan / Assurance (X ) ... 44

4 4.1.2.5. Empati / Empathy (X ) ... 45

4.2.2. Evaluasi Reliabilitas ... 50

4.2.3. Evaluasi Validitas ... 51

4.2.4. Evaluasi Construct Reliability dan Variance Extracted ... 52

4.2.5. Evaluasi Normalitas ... 54

4.2.6. Analisis Model One – Step Approach to SEM ... 55

4.2.7. Uji Kausalitas ... 57

(8)

vi BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan ... 61

5.2. Saran ... 61

(9)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jumlah Delay Jasa Penerbangan ”Mandala” jurusan Surabaya –

Balikpapan Periode Januari – Desember 2009 ... 3

Tabel 1.2 Tingkat Kepuasan Jasa Penerbangan di Indonesia Tahun 2008 -

2009 ... 4

Tabel 4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 39

Tabel 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 39

Tabel 4.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pernah/Tidaknya

Menggunakan Jasa Penerbangan “Mandala” Di Surabaya ... 41

Tabel 4.3. Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Tangible (X1) ... 42

Tabel 4.4. Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Realibility (X2) 43

Tabel 4.5. Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Responsiveness

(X3) ... 44

Tabel 4.6. Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Assurance (X4) 45

Tabel 4.7. Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Empathy (X5) ... 46

Tabel 4.8. Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Kepuasan

Konsumen (Y) ... 47

Tabel 4.9. Residuals Statistics ... 49

Tabel 4.10. Pengujian Reliability Consistency Internal ... 50

Tabel 4.11 Standardize Faktor Loading dan Construct dengan

Confirmatory Factor Analysis ... 52

Tabel 4.12 Construct Reliability dan Variance Extracted ... 53

Tabel 4.13. Assessment Of Normality ... 54

Tabel 4.14. Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indices Model One- Step

(10)

viii

(11)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 25

Gambar 4.1. Model Pengukuran & Struktural Kualitas Layanan dan Kepuasan Pelanggan, Model: One Step Approach – Base

Model... 56

Gambar 4.2. Model Pengukuran & Struktural Kualitas Layanan dan Kepuasan Pelanggan, Model: One Step Approach –

(12)

x Lampiran 1. Kuesioner

Lampiran 2. Data Tanggapan Responden Terhadap Kualitas Layanan (X) dan Kepuasan Konsumen (Y)

(13)

PENGARUH KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN

PELANGGAN PADA JASA PENERBANGAN

“MANDALA” DI SURABAYA

Oleh :

Erna Anggraeni

Abstraksi

Masalah yang dihadapi oleh pihak jasa penerbangan ”Mandala” ditunjukkan oleh adanya keluhan para pelanggan terhadap kualitas layanan yang

diberikan. Berdasarkan Jumlah Delay Jasa Penerbangan ”Mandala” jurusan

Surabaya – Balikpapan Periode Januari – Desember 2009, diketahui bahwa

selama periode Januari -Desember 2009 sering terjadi delay pada jasa

penerbangan ”Mandala” khususnya dengan jurusan Surabaya – Balikpapan. Terjadinya delay tersebut menunjukkan bahwa layanan yang diberikan oleh pihak jasa penerbangan ”Mandala” kepada konsumennya kurang baik, yang pada akhirnya akan berdampak pada semakin turunnya kepuasan konsumen dalam menggunakan jasa penerbangan ”Mandala” di Surabaya. Berdasarkan tabel 1.2 tentang tingkat kepuasan jasa penerbangan di Indonesia, dapat diketahui bahwa

pada tahun 2009, maskapai penerbangan ”Mandala” memilik nilai TSS (Total

Satisfaction Score) terendah yang berarti tingkat kepuasan konsumen terhadap maskapai penerbangan ”Mandala” cukup rendah. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui pengaruh kualitas layanan terhadap kepuasan pelanggan

menggunakan jasa penerbangan ”Mandala” di Surabaya.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu data dikumpulkan melalui kuesioner yang dibagikan kepada responden yaitu pelanggan yang pernah menggunakan jasa penerbangan “Mandala” di Surabaya. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala interval dengan teknik

pengukuran dengan jenjang 1 - 7. Teknik non probability sampling yaitu

penarikan sampel probabilitas dimana populasi dapat diidentifikasikan secara jelas dan tepat. Metode yang digunakan adalah purposive sampling yaitu pemilihan sampel berdasarkan kriteria-kriteria tertentu. Pengambilan sampel didasari asumsi SEM bahwa besarnya sampel yaitu 5 – 10 kali parameter yang diestimasi. Pada penelitian ini ada 19 indikator, sehingga jumlah sampel yang diestimasi yaitu antara 95-190. Adapun jumlah sampel yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah sebesar 120 responden. Teknik analisis yang digunakan adalah SEM diagram yang akan mempermudah untuk melihat pengaruh kualitas layanan terhadap kepuasan pelanggan yang akan diuji.

Hasil pengujian menunjukkan bahwa kualitas pelayanan berpengaruh positif terhadap kepuasan pelanggan yang menggunakan jasa penerbangan ”Mandala” di Surabaya

(14)

1 1.1 Latar Belakang

Sektor jasa berperan penting bagi keberhasilan dalam menjalankan suatu

perekonomian dengan baik, dan berfungsi sebagai fasilitator dari

kegiatan-kegiatan produksi barang sektor manufaktur. Jasa dalam perekonomian secara

mutlak diperlukan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Jasa yang

dapat dinikmati masyarakat semakin meningkat jumlah dan jenisnya, dan salah

satunya adalah jasa infrastruktur seperti transportasi. Menurut lingkup pemasaran

jasa, transportasi termasuk bentuk jasa dengan tindakan nyata yang diarahkan

kepada konsumen yang mengarah kepada fisik manusia.

Adanya peningkatan jumlah penduduk yang terjadi di Indonesia diiringi

dengan mobilitas penduduk di kota besar untuk melakukan perjalanan baik itu

lewat udara, laut maupun darat yang cukup tinggi. Hal ini menyebabkan banyak

bermunculan jasa-jasa transportasi, baik itu lewat udara, laut maupun darat untuk

memenuhi kebutuhan konsumen yang cukup tinggi itu. Di indonesia yang

merupakan wilayah kepulauan terbentang dari sabang sampai merauke antara satu

pulau dengan pulau yang lain dipisahkan oleh laut. Transportasi sangat memegang

peranan penting untuk menunjang mobilitas penduduk dan barangnya.

Oleh karena itu pembangunan transportasi ditujukan untuk mewujudkan

transportasi nasional yang terpadu, tertib, lancar, aman, nyaman, cepat,

(15)

2

transportasi harus didahulukan dari bidang-bidang lain. Apalagi untuk dunia

bisnis modern seperti sekarang ini dimana pengangkutan selalu didahulukan

dalam perecanaannya dan kenyataan kehidupan manusia selalu tergantung dari

pengangkutan. Dapat dibayangkan manusia tanpa pengangkutan akan

menimbulkan keresahan dalam kehidupan.

Dengan banyaknya maskapai penerbangan akhir-akhir ini dibutuhkan

suatu strategi untuk dapat bertahan dalam persaingan ini. Kualitas layanan adalah

salah satu yang diandalkan oleh perusahaan jasa seperti maskapai penerbangan,

buruknya kualitas jasa atau manajemen jasa yang diberikan perusahaan kepada

para konsumen akan mengakibatkan kerugian bagi para perusahaan.

Fuadati (2006; 90) menyatakan bahwa pelayanan merupakan proses

pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain yang langsung dan pada

hakikatnya adalah serangkaian kegiatan karena itu merupakan proses menyangkut

segala usaha yang dilakukan oleh seseorang oleh seseorang dalam rangka

mencapai tujuan.

Kondisi persaingan antar maskapai penerbangan yang semakin kompetitif

mengharuskan setiap maskapai penerbangan mengkaji ulang strategi yang

digunakannya agar tidak kehilangan pelanggannya dan demi mencapai keungulan

daya saing yang berkelanjutan.

Tak semua konsumen yang kecewa dengan layanan yang diberikan oleh

perusahaan akan menyampaikan keluhannya. Kenyataannya banyak konsumen

yang tidak puas secara diam-diam beralih kepada orang lain sehingga akan

(16)

jasa tersebut dan mengalihkan pilihannya kepada perusahaan pesaing. Dalam

jangka panjang dampaknya akan menimbulkan kerugian bagi perusahaan.

Fuadati (2006; 94) menyatakan bahwa kepuasan pelanggan adalah tingkat

perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja (hasil) yang dirasakan

dibandingkan dengan harapannya. Hubungan antara kualitas layanan dengan

kepuasan pelanggan seperti yang dinyatakan oleh Boone dan Kurtz (1995: 439)

bahwa kualitas layanan menentukan kepuasan atau ketidakpuasan konsumen.

Masalah yang dihadapi oleh pihak jasa penerbangan ”Mandala”

ditunjukkan oleh adanya keluhan para pelanggan terhadap kualitas layanan yang

diberikan. Pada saat keberangkatan pesawat yang kadang-kadang tanpa adanya

informasi yang kurang jelas, dirubah jadwalnya keberangkatan atau biasa disebut

delay. Untuk tahun 2009, jasa penerbangan ”Mandala” dengan jurusan Surabaya

– Balikpapan telah terjadi 63 kali delay. Untuk delay terbanyak tahun 2009 terjadi

pada bulan Juli sebanyak 11 kali, hingga ke masalah bagasi dengan adanya barang

yang overload sehingga akhirnya barang tersebut hilang dan pihak jasa

penerbangan ”Mandala” tidak tanggap dalam menghadapi hal tersebut. (Sumber:

Jasa Penerbangan ”Mandala” di City Of Tomorrow Surabaya Tahun 2010)

Berikut ini akan disajikan data delay jasa penerbangan ”Mandala” dengan

(17)

4

Tabel 1.1

Jumlah Delay Jasa Penerbangan ”Mandala” jurusan Surabaya – Balikpapan Periode Januari – Desember 2009

Periode Jumlah Delay

Jan – 09 3 kali

Berdasarkan Tabel 1.1, diketahui bahwa selama periode Januari

-Desember 2009 sering terjadi delay pada jasa penerbangan ”Mandala” khususnya

dengan jurusan Surabaya – Balikpapan. Terjadinya delay tersebut menunjukkan

bahwa layanan yang diberikan oleh pihak jasa penerbangan ”Mandala” kepada

konsumennya kurang baik, yang pada akhirnya akan berdampak pada semakin

turunnya kepuasan konsumen dalam menggunakan jasa penerbangan ”Mandala”

di Surabaya.

Dengan adanya kekurangan-kekurangan yang terjadi pada maskapai

penerbangan”Mandala” tersebut diharapkan layanan yang akan datang dapat

(18)

mudah dikarenakan adanya faktor - faktor yang berpengaruh dimana faktor

tersebut saling berhubungan antara yang satu dengan yang lainnya.

Masalah ketidakpuasan konsumen terhadap kualitas layanan pada

maskapai penerbangan ”Mandala” diperkuat dengan data tingkat kepuasan jasa

penerbangan di Indonesia Pada Tahun 2008 – 2009. Berikut ini disajikan tabel 1.1

yang menunjukkan data tingkat kepuasan jasa penerbangan di Indonesia Pada

Tahun 2008 - 2009, adalah sebagai berikut :

Tabel 1.2

Tingkat Kepuasan Jasa Penerbangan di Indonesia Tahun 2008 - 2009

No Merek Tahun 2008 Tahun 2009

TSS Peringkat TSS Peringkat

1 Garuda (GIA) 4,249 1 4,201 1

*) ket: TSS = Total Satisfaction Score

Berdasarkan tabel 1.2 tentang tingkat kepuasan jasa penerbangan di

Indonesia, dapat diketahui bahwa pada tahun 2009, maskapai penerbangan

”Mandala” memilik nilai TSS (Total Satisfaction Score) terendah yang berarti

tingkat kepuasan konsumen terhadap maskapai penerbangan ”Mandala” cukup

rendah, sedangkan pada tahun 2008 pesawat ”Mandala” memiliki nilai TSS lebih

tinggi dibandingkan dengan nilai TSS tahun 2009 sehingga mampu menempati

(19)

6

Terjadinya penurunan kepuasan konsumen dalam menggunakan jasa

penerbangan di Indonesia merupakan fenomena yang harus segera diselesaikan

dan dicari penyebabnya. Banyak hal yang menjadi penyebab dari hal tersebut,

salah satunya adalah semakin menurunnya tingkat kualitas layanan yang diberikan

oleh pihak ”Mandala” kepada konsumennya.

Berdasarkan uraian tersebut peneliti tertarik melakukan penelitian dan

kajian yang lebih mendalam tentang hubungan kualitas layanan dan kepuasan

konsumen untuk kemudian dijadikan sebagai penelitian dengan judul “Pengaruh

kualitas layanan terhadap pelanggan konsumen pada jasa penerbangan ”Mandala” di Surabaya”.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka perumusan masalah

dalam penelitian ini adalah: Apakah kualitas layanan mempunyai pengaruh

terhadap kepuasan pelanggan menggunakan jasa penerbangan ”Mandala” di

Surabaya ?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan pada penelitian ini

adalah untuk menganalisis pengaruh kualitas layanan terhadap kepuasan

(20)

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil yang diperoleh diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua

pihak-pihak yang berkepentingan dan berhubungan dengan obyek penelitian

antara lain :

1. Bagi Peneliti

Untuk menambah wawasan dan pengalaman secara praktik di bidang

pemasaran khususnya mengenai teoritik tentang kualitas layanan dan

kepuasan pelanggan.

2. Bagi Organisasi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang menjadikan

pertimbangan dalam pemecahan masalah yang berkaitan dengan kualitas

layanan dan kepuasan pelanggan.

3. Bagi Universitas

Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat dan

menambah perbendaharaan perpustakaan serta sebagai bahan perbandingan

bagi rekan-rekan mahasiswa yang mengadakan penelitian dengan masalah

(21)

8 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang releven dengan penelitian ini adalah penelitian

yang dilakukan oleh:

1. Siti Rokhmi Fuadati (2006) dengan judul “Pengaruh Kualitas Pelayanan

Dalam Memberikan Kepuasan Konsumen PT. Gazali Inti Internasional Tours

& Travel Di Surabaya”. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh

kualitas pelayanan secara simultan maupun parsial terhadap kepuasan

konsumen PT. Gazali Inti Internasional Tours & Travel Di Surabaya. Metode

penarikan sampel dilakukan dengan menggunakan purposive random

sampling, yaitu pemilihan secara acak. Penelitian mengunakan analisis regresi

linear berganda yaitu untuk mengetahui pengaruh variabel kualitas layanan

terhadap kepuasan konsumen PT. Gazali Inti Internasional Tours & Travel Di

Surabaya. Kesimpulan yang didapat adalah bahwa variabel keandalan, daya

tanggap, kepastian dan empati memberikan pengaruh yang signifikan terhadap

kepuasan konsumen PT. Gazali Inti Internasional Tours & Travel Di

Surabaya. Sedangkan variabel berwujud (tangible) tidak mampu memberikan

pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan konsumen PT. Gazali Inti

Internasional Tours & Travel Di Surabaya

2. Hatane Samuel (2005: 74), dengan judul “Pengaruh Kepuasan Konsumen

(22)

Surabaya”. permasalahan yang dibahas dalam penelitian tersebut adalah

pengaruh faktor yang meliputi attributes related to the product, attributes

related to the service, attributes related to the purchase, memiliki pengaruh

positif terhadap habitual behavior, switching cost, satisfaction, commitment

dan liking of the brand kesimpulan yang didapat adalah bahwa kepuasan

konsumen di The Prime Steak & Ribs mendapat penilaian yang cenderung

baik, terdapat hubungan yang positif yang signifikan antara kepuasan

konsumen dengan kesetiaan merek, dengan demikian hasil penelitian

mendukung konsep teori tentang kesetiaan merek.

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Definisi Pemasaran Jasa

Swasta (1999:5) mendefinisikan pemasaran sebagai sistem keseluruhan

dari kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga,

mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan

kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.

Menurut Kotler (1997:8) pemasaran adalah suatu proses sosial dan

manajerial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang

mereka inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk

yang bernilai dengan pihak lain.

Dari pengertian-pengertian pemasaran di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa pemasaran merupakan suatu bentuk kegiatan yang mencakup unsur

(23)

10

mendistribusikan barang dan jasa tersebut kepada konsumen yang

membutuhkannya.

Definisi jasa menurut Lupiyoadi (2001:6) adalah setiap tindakan atau

kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, pada dasarnya

tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Produksi jasa

mungkin berkaitan dengan produk fisik atau tidak.

Sedangkan menurut Lupiyoadi (2001:5) jasa adalah semua aktivitas

ekonomi yang hasilnya tidak merupakan produk dalam bentuk fisik atau

konstruksi, yang biasanya dikonsumsi pada saat yang sama dengan waktu yang

dihasilkan dan memberikan nilai tambah atau pemecahan masalah yang dihadapi

konsumen. Perusahaan yang memberikan operasi jasa adalah mereka yang

memberikan konsumen produk jasa baik yang berwujud atau tidak, seperti

transportasi, hiburan, restoran dan pendidikan.

Dari beberapa pengertian diatas dikatakan bahwa jasa merupakan suatu

tindakan atau kegiatan yang tidak bisa dilihat atau tidak berwujud tetapi bisa

dirasakan dan dapat diambil manfaatnya baik bagi individu maupun organisasi.

Selain itu jasa juga dapat diberikan secara keseluruhan/ murni ataupun dikaitkan

dengan produk barang. Jasa/ pelayanan juga merupakan suatu kinerja penampilan

dan cepat hilang, lebih dapat dirasakan daripada dimiliki, serta konsumen lebih

(24)

2.2.2. Karakteristik Jasa

Meningkatnya minat dalam sektor jasa telah dibarengi dengan

ketidaksepakatan dan perdebatan tentang apa yang membentuk jasa dan apakah

pemasaran jasa merupakan bidang disiplin khusus.

Karakteristik jasa menurut Rambat Lupiyoadi (2001:6) adalah:

a. Intangibility

Jasa tidak dapat dilihat, dirasa, diraba, didengar atau dicium sebelum jasa itu

dibeli. Nilai penting dari hal ini adalah nilai tidak berwujud yang dialami

konsumen dalam bentuk kenikmatan, kepuasan atau rasa aman.

b. Unstobility

Jasa tidak mengenal persediaan atau penyimpanan dari produk yang telah

dihasilkan. Karakteristik tidak dapat (inseparability) dipisahkan mengingat

pada umumnya jasa dihasilkan dan dikonsumsi secara bersamaan.

c. Customization

Jasa juga sering kali didesai khusus untuk kebutuhan konsumen, sebagaimana

pada jasa asuransi dan kesehatan.

2.2.3. Klasifikasi Jasa

Jasa diklasifikasikan berdasarkan berbagai kriteria-kriteria, berdasarkan lima

kriteria, Tjiptono (1998:134) yaitu :

1. Berdasarkan sifat tindakan jasa

Jasa dikelompokkan ke dalam sebuah matriks yang terdiri atas dua sumbu,

(25)

12

dan intangible actions), sedangkan sumbu horisontalnya adalah penerima

jasa (manusia).

2. Berdasarkan hubungan dengan konsumen

Jasa dikelompokkan ke dalam sebuah matriks yang teridiri atas dua sumbu,

dimana sumbu vertikalnya menunjukkan tipe hubungan antara perusahaan

jasa dan konsumennya (hubungan keanggotaan dan tak ada hubungan

formal), sedangkan sumbu horisontalnya adalah sifat penyampaian jasa

(penyampaian secara berkesinambungan dan penyampaian diskret).

3. Berdasarkan sifat cusromization dan judgement dalam penyampaian jasa

Jasa dikelompokkan ke dalam sebuah matriks yang terdiri atas dua sumbu,

dimana sumbu vertikalnya menunjukkan tingkat customization adalah

tingkat judgment yang diterapkan oleh contact personal dalam memenuhi

kebutuhan konsumen industrial (tinggi dan rendah).

4. Berdasarkan sifat permintaan dan penawaran jasa

Jasa dikelompokkan ke dalam sebuah matriks yang teridiri atas dua sumbu,

dimana sumbu vertikalnya menunjukkan sejauhmana penawaran jasa

menghadapi masalah sehubungan dengan terjadinya permintaan puncak,

sedangkan sumbu horisontalnya adalah tingkat fluktuasi permintaan

sepanjang waktu (tinggi dan rendah).

5. Berdasarkan metode penyampaian jasa

Jasa dikelompokkan ke dalam sebuah matriks yang terdiri dua sumbu,

dimana sumbu vertikal menunjukkan interaksi konsumen dan perusahaan

(26)

2.2.4. Macam-Macam Jasa

Macam-macam jasa dapat dikelompokkan sebagai berikut (Alma, 2003:8):

1. Personalized Service

Jasa ini sangat bersifatt personal, yang tidak dapat dipisahkan dari orang yang

menghasilkan jasa tersebut. Oleh sebab itu pelayanannya harus langsung

ditangani sendiri oleh produsennya. Personalized service dapat digolongkan

lagi ke dalam 3 golongan yaitu :

a. Personal service adalah jasa yang sangat mengutamakan pelayanan orang

dan perlengkapannya, seperti tukang cukur, laundry, foto.

b. Marketing Personal Service. Orang-orang yang memiliki profesi dalam

marketing approachnya akan kembali lagi di lain waktu.

c. Marketing Business Service. Dalam marketing business service ini seperti

usaha akuntansi dan biro-biro konsultasi lain, sistem marketingnya juga

agak bersifat tidak langsung.

2. Financial Service, terdiri dari :

a. Banking service (bank)

b. Insurance service (asuransi)

c. Investment securities (lembaga penanaman modal)

3. Public Utility and Transportation Service

Perusahaan public utility mempunyai monopoli secara alamiah. Para

pemakainya terdiri dari :

a. Domestic Customer (konsumen lokal)

(27)

14

c. Industrial Users (industri)

d. Municipalities (kota praja, pemda)

Sedangkan dalam transportation service ialah meliputi : kereta api, kendaraan

umum, pesawat udara dan sebagainya.

4. Entertaintment

Orang yang mempunyai usaha ini bisa memperoleh pendapatan yang besar

karena mereka bisa mempengaruhi masyarakat melalui advertising seperti :

usaha dibidang olah raga, bioskop dan sebagainya.

2.2.5. Pengertian Layanan

Service didefinisikan sebagai aktivitas ekonomi yang memproduksi waktu,

tempat, form atau kegunaan psikologis. Ada yang mendefinisikan lagi service

sebagai lawan dari barang atau produk. Jika barang atau produk adalah obyek

berwujud yang dapat dibuat dan dijual atau digunakan kemudian service adalah

intangible dan dapat mengalami kerusakan (perishable). Service dibuat dan

digunakan secara simultan. Dalam beberapa tahun ini para peneliti dan analis

menggunakan satu atau lebih kriteria untuk mengkarakteristikkan service.

Parasuraman, et.al. (2000:261) telah mengidentifikasikan sejumlah kriteria

sebagai berikut :

1. Service menghasilkan keunikan intangible (tak berwujud)

Intangibe menunjukkan keunikan pelayanan yang lebih jelas daripada

(28)

2. Bersifat variabel dan non standard output

Sulit sekali bahwa tidak mungkin menstandarisasikan output dalam hal

keinginan sebelum dan selama pelayanan.

3. Dapat rusak

Kontak dengan konsumen yang tinggal dalam proses pelayanannya.

4. Service dikarakteristikan memiliki kontak dengan konsumen yang sering

dalam proses pelayanannya.

5. Labor intensiveness

Service lebih menekankan pada pendekatan personal yang dilakukan

karyawan.

6. Dezentralisation facility near customer

Service harusnya didekatkan dengan konsumen khususnya service yang

memerlukan kontak-kontak fisik dengan konsumen.

7. Measure of effectiveness

Mengukur efektivitas service merupakan hal yang lebih sulit daripada

menentukan kualitas fisik produk.

8. Quality Control Primarily Process Control

Pengendalian kualitas service melibatkan konsumen dalam banyak hal

dilakukan sebelum dan selama proses pelayanan.

9. Customer participation

Menjual ketrampilan secara langsung kepada konsumen dalam banyak jasa

konsumen membeli ketrampilan prodider namun dalam hal yang lain

(29)

16

2.2.5.1. Pengertian Kualitas Layanan

Parasuraman et.al (2000:44): “Service quality is the customer perception’s

of the superiority of the service”. Maksudnya kualitas layanan adalah persepsi

konsumen terhadap keunggulan suatu layanan. Pada dasarnya hanya konsumen

yang menilai kualitas layanan suatu badan usaha berkualitas atau tidak.

Kotler (1997:476) bahwa salah satu cara untuk membedakan dengan badan

usaha jasa yang lainnya adalah dengan memberikan kualitas layanan yang lebih

tinggi dari pesaingnya secara terus menerus.

Fuadati (2006; 90) menyatakan bahwa pelayanan merupakan proses

pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain yang langsung dan pada

hakikatnya adalah serangkaian kegiatan karena itu merupakan proses menyangkut

segala usaha yang dilakukan oleh seseorang oleh seseorang dalam rangka

mencapai tujuan

Kinner, Bernhardt, dan Krentler (1995:671) mengemukakan layanan

sebagai berikut: “Service as an intangible activity that provides the user some

degree of performance satisfaction but does not involve ownership and that, in

most cases, cannot be stored or transported”. Layanan merupakan suatu aktivitas

yang tidak berwujud dan yang memberikan suatu tingkat kepuasan bagi pemakai

jasa tersebut tetapi tidak termasuk kepemilikan, dan tidak dapat disimpan atau

dipindahkan.

Dalam bersaing, badan usaha yang sejenis pada dasarnya seringkali

terlihat sama dalam hal fasilitas ataupun jenis-jenis layanan yang diberikan

(30)

2.2.5.2. Dimensi Kualitas Layanan

Mutu merupakan istilah yang mempunyai makna yang berbeda bagi setiap

orang. Memahami dimensi mutu produk perusahaan merupakan langkah awal

dalam mengembangkan dan memelihara keunggulan produk dalam persaingan

bisnis. Ada beberapa pakar pemasaran telah mengimbangkan dimensi kualitas jasa

atau sering disebut sebagai faktor utama yang mempengaruhi atau menentukan

kualitas jasa berdasarkan pengalaman dan penelitiannya terhadap baberapa

perusahaan baik manufaktur maupun jasa. Pakar tersebut antara lain :

Menurut Tjiptono (1998:27) mengemukakan bahwa ada 8 dimensi kualitas

jasa yang dikembangkan dan dapat digunakan sebagai kerangka perencanaan

strategis dan analisis yang meliputi :

1. Kinerja (perfomance) yaitu karakteristik operasi pokok dari produk inti.

2. Ciri atau keistimewaan tambahan (features) yaitu karakateristik sekunder atau

pelengkap.

3. Keandalan (reliability) yaitu kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan

atau gagal dipakai.

4. Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to specification) yaitu sejauh

mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar-standar yang

ditentukan sebelumnya.

5. Daya tahan (durability) yang berkaitan dengan berapa lama suatu produk

dapat terus digunakan.

6. Serviceability yang meliputi kecepatan kompetensi, kenyamanan, mudah

(31)

18

7. Estetika yaitu daya tarik produk terhadap panca indera.

8. Kualitas yang dipersepsikan (perceived quality) yaitu citra dan reputasi produk

serta tanggung jawab perusahaan terhadapnya.

Fuadati (2006; 95) mengemukakan lima dimensi kualitas layanan yang

terdiri dari:

1. Kendalan (reliability) adalah kemampuan perusahaan dalam memberikan jasa

layanan yang sesuai dengan apa yang dijanjikan sehingga mampu memberikan

rasa percaya atas kekuatan informasi apa yang disampaikan kepada konsumen

Indikator yang digunakan sebagai pengukuran adalah:

a. Kemampuan memberikan jasa

b. Kesesuaian layanan dengan janji yan diberikan

c. Konsistensi layanan yang diberikan

d. Ketepatan dan kecermatan petugas dalam memberikan layanan

2. Daya tanggap (responsiveness) adalah kemauan dari karyawan untuk

memahami memberikan layanan yang cepat dan tepat. Menanggapi dan

mengatasi keluhan yang diajukan para konsumen.

Indikator yang digunakan sebagai pengukuran adalah:

a. Kemauan karyawan untuk membantu pelanggan

b. Kecepatan dan ketanggapan dalam mengatasi

c. Kesanggupan untuk menyelesaikan keluhan yang tersaji

3. Kepastian (assurance) adalah berupa kemampuan karyawan untuk

menimbulkan keyakinan dan kepercayaan terhadap janji yang telah

(32)

Indikator yang digunakan sebagai pengukuran adalah :

a. Kemampuan karyawan untuk menyakinkan pelanggan

b. Pengetahuan serta kecakapan petugas dalam memberikan layanan

c. Komunikasi efektif dengan pelanggan

4. Empati (emphaty) adalah kesediaan karyawan dan pengusaha untuk lebih

peduli dalam memberikan perhatian pribadi kepada konsumen.

Indikator yang digunakan sebagai pengukuran adalah:

a. Kepedulian petugas tentang kebutuhan konsumen

b. Perhatian secara individu kepada konsumen tanpa ada pembedaan

c. Perhatian akan keluhan konsumen yang didampaikan.

5. Berwujud (tangible) adalah berupa penampilan fisik, peralatan, dan sebagai

materi komunikasi.

Indikator yang digunakan sebagai pengukuran adalah:

a. Penampilan fasilitas fisik penyedia layanan

b. Peralatan yang digunakan

c. Media komunikasi yang digunakan

2.2.6. Kepuasan Konsumen

Dewasa ini perhatian terhadap kepuasan konsumen semakin besar,

sehingga banyak pihak yang menaruh perhatian terhadap hal tersebut. Permatuan

dan pengukuran terhadap kepuasan konsumen telah menjadi hal yang sangat

penting bagi setiap badan usaha. Hal ini dikarenakan langkah tersebut dapat

(33)

20

implementasi strategi peningkatan kepuasan. Kepuasan konsumen disebut sebagai

salah satu strategi untuk memenangkan persaingan. Secara tradisional falsafah

marketing merupakan pencapaian kepuasan konsumen. Kepuasan konsumen

adalah kemenangan jangka panjang.

Setiap individu memiliki kebutuhan dan keinginan yang harus dipenuhi

untuk mempertahankan hidupnya. Produk atau jasa dibuat untuk memenuhi apa

yang dibutuhkan dan diinginkan konsumen. Kalau hal itu sudah tercapai, berarti

kepuasan konsumen sudah terjadi dan diharapkan perusahaan akan mampu untuk

menghasilkan jasa, sesuai yang dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen.

Kotler (1997:40) mengemukakan bahwa kepuasan merupakan perasaan seseorang

yang timbul dari perbedaan antara kinerja (hasil) yang diterima konsumen dengan

harapannya. Jika kinerjanya lebih rendah dari harapannya, maka konsumen

kecewa. Jika kinerja sama dengan harapannya, maka konsumen puas. Jika

kinerjanya melebihi harapannya, maka konsumen akan sangat puas.

Mowen (1995:89) menyatakan bahwa kepuasan konsumen sebagai

keseluruhan sikap yang ditunjukkan konsumen atas barang atau jasa setelah

mereka memperoleh dan menggunakannya. Ini merupakan penilaian evaluatif

pasca pemilihan yang disebabkan oleh seleksi pembelian khusus dan pengalaman

menggunakan atau mengkonsumsikan barang atau jasa tersebut.

Fuadati (2006;94) menyatakan bahwa respon terhadap evaluasi

ketidaksesuaian yang dirasakan antara harapan sebelumnya dengan kinerja actual

(34)

perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja (hasil) yang dirasakan

dibandingkan dengan harapannya.

Konsumen membandingkan persepsi mereka atas kualitas produk setelah

menggunakan produk tersebut sesuai dengan ekspektasi kinerja produk sebelum

mereka membelinya. Tergantung pada bagaimana kinerja actual dibandingkan

dengan kinerja yang diharapkan. Mereka akan mengalami emosi yang positif,

negatif atau netral. Tanggapan emosional ini bertindak sebagai masukan atau

input dalam persepsi kepuasan atau ketidakpuasan mereka.

Berdasarkan uraian diatas bahwa kepuasan merupakan respon pemenuhan

dari konsumen. Kepuasan adalah hasil dari penilaian konsumen bahwa produk

atau pelayanan telah memberikan tingkat kenikmatan dimana tingkat pemenuhan

ini bisa lebih atau kurang. Oleh karenanya, perusahaan harus dapat memberikan

produk atau layanan yang dapat memenuhi kebutuhan atau keinginan dari

konsumen sehingga mencapai kepuasan dari konsumen dan lebih jauh lagi dapat

menciptakan kesetiaan konsumen.

Menurut Dutka (1994:41) bahwa atribut-atribut yang membentuk

kepuasan konsumen adalah :

Atribut-atribut yang berhubungan dengan produk (related to product)

meliputi: (1) value-price relationship, yang merupakan kesesuaian antara tarif

yang dibayar dengan perawatan yang diterima, (2) products design,

menggambarkan ciri-ciri suatu produk seperti harga, bentuk dan lain-lain,

(3) range of product or service membentuk kepuasan jika perusahaan mampu

(35)

22

Atribut-atribut yang berhubungan dengan jasa (related to service)

meliputi: (1) guarantee, jaminan yang diberikan terhadap layanan Asuransi

Jasaraharja Putera (2) delivery, kemampuan Asuransi Jasaraharja Putera

menyampaikan layanan; (3) complaint handling, penanganan terhadap keluhan

pelanggan yaitu keseringan menanggapi keluhan pelanggan, (4) resolution of

problems, kemampuan mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh pelanggan.

Atribut-atribut yang berhubungan dengan pembelian (related to purchase)

meliputi (1) courtesy, kesopanan karyawan; (2) ease or convenience of

acquisition, kemudahan mendapatkan informasi; (3) company reputation, reputasi

dari Asuransi Jasaraharja Putera; (4) company competence, kemampuan

perusahaan dalam menanggapi persoalan.

Menurut Samuel & Foedjawati (2005: 76) bahwa kepuasan pelanggan (Y)

yang berhubungan dengan layanan diukur oleh 4 indikator, antara lain:

1. Guarantee or warranty, merupakan jaminan yang diberikan oleh suatu

perusahaan terhadap produk yang dapat dikembalikan bila kinerja produk

tersebut tidak memuaskan

2. Delivery, merupakan kecepatan dan ketepatan dari proses pengiriman produk

dan jasa yang diberikan perusahaan terhadap konsumennya

3. Complaint handling, merupakan penanganan terhadap keluhan yang

dilakukan oleh konsumen terhadap perusahaan

4. Resolution of problem, merupakan kemampuan perusahaan dengan serius dan

(36)

2.2.7. Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Konsumen

Kualitas layanan adalah permulaan dari kepuasan konsumen. Konsumen

akan merasa puas, apabila mereka memperoleh pelayanan yang baik atau sesuai

dengan yang diharapkan. Menurut Boone dan Kurtz (1995:439) bahwa kualitas

layanan menentukan kepuasan atau ketidakpuasan konsumen.

Menurut Kotler dan Armstrong (1994:583) bahwa kualitas produk dan

kualitas layanan berpengaruh terhadap kepuasan konsumen, selain itu juga

berpengaruh menciptakan keuntungan perusahaan. Semakin tinggi kualitas

perusahaan yang diberikan kepada konsumen, semakin tinggi pula kepuasan yang

diperoleh oleh konsumen.

Dalam situasi persaingan yang semakin kompleks, kebutuhan dan

keinginan konsumen selalu meningkat diikuti dengan tingkat kemampuan tertentu

dari konsumen. Semakin tinggi tingkat kemampuan konsumen maka semakin

tinggi pula tuntutan yang diminta dalam pelayanan. Kalau tuntutannya terpenuhi

maka konsumen akan puas, yang kemudian akan melakukan permintaan ulang dan

pada akhirnya konsumen menjadi tidak mudah untuk pindah ke perusahaan lain

yang sejenis. Selain itu, konsumen yang puas juga akan membantu kita untuk

mendapatkan konsumen baru.

Hasil penelitian Fuadati (2006) menunjukkan bahwa variabel keandalan,

daya tanggap, kepastian dan empati memberikan pengaruh yang signifikan

terhadap kepuasan konsumen PT. Gazali Inti Internasional Tours & Travel Di

Surabaya. Sedangkan variabel tangible tidak mampu memberikan pengaruh yang

(37)

24

Travel Di Surabaya, sedangkan hasil penelitian Samuel (2005) yang menunjukkan

bahwa kepuasan konsumen di The Prime Steak & Ribs mendapat penilaian yang

cenderung baik, terdapat hubungan signifikan dan positif antara kepuasan

(38)
(39)

26

2.4. Hipotesis

Berdasarkan latar belakang permasalahan, perumusan masalah dan tujuan

penelitian, maka dalam penelitian diajukan hipotesis sebagai berikut: “Kualitas

layanan berpengaruh positif terhadap kepuasan pelanggan menggunakan jasa

(40)

27

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 3.1.1. Definisi Operasional

Definisi operasional variabel-variabel yang akan dibahas dalam penelitian

ini adalah :

1. Kualitas layanan (X) adalah persepsi pelanggan terhadap keunggulan suatu

layanan. Kualitas layanan (X) dibentuk oleh 5 dimensi antara lain (Fuadati,

2006: 95) :

a. Berwujud (X1

X

) yaitu berupa penampilan fisik, peralatan, dan sebagai

materi komunikasi. Instrumen pada indikator sebagai berikut :

1.1

X

Penampilan fasilitas fisik penyedia layanan

1.2

X

Peralatan yang digunakan

1.3

b. Keandalan (X

Media komunikasi yang digunakan

2

X

) adalah kemampuan perusahaan dalam memberikan jasa

layanan yang sesuai dengan apa yang dijanjikan sehingga mampu

memberikan rasa percaya atas kekuatan informasi apa yang disampaikan

kepada pelanggan. Instrumen pada indikator sebagai berikut :

2.1

X

Kemampuan memberikan jasa

2.2

X

Kesesuaian layanan dengan janji yang diberikan

2.3

X

Konsistensi layanan yang diberikan

(41)

28

c. Daya tanggap (X3

X

) adalah kemauan karyawan memahami memberikan

layanan yang cepat dan tepat. Menanggapi dan mengatasi keluhan yang

diajukan para pelanggan. Instrumen pada indikator sebagai berikut :

3.1

X

Kemauan karyawan untuk membantu pelanggan

3.2

X

Kecepatan dan ketanggapan dalam mengatasi

3.3

d. Jaminan (X

Kesanggupan untuk menyelesaikan keluhan yang tersaji

4

X

) yaitu berupa kemampuan karyawan untuk menimbulkan

keyakinan dan kepercayaan terhadap janji yang telah dikemukakan oleh

pelanggan.. Instrumen pada indikator sebagai berikut :

4.1

X

Kemampuan karyawan untuk menyakinkan pelanggan

4.2

X

Pengetahuan dan kecakapan petugas dalam memberikan layanan

4.3

e. Empati (X

Komunikasi efektif dengan pelanggan

5

X

) yaitu kesediaan karyawan dan pengusaha untuk lebih peduli

dalam memberikan perhatian pribadi kepada pelanggan. Instrumen pada

indikator sebagai berikut :

5.1

X

Kepedulian petugas tentang kebutuhan pelanggan

5.2

X

Perhatian secara individu kepada pelanggan tanpa ada pembedaan

5.3 Perhatian akan keluhan pelanggan yang disampaikan

2. Kepuasan pelanggan (Y) adalah keseluruhan sikap yang ditunjukkan

pelanggan atas barang atau jasa setelah mereka memperoleh dan

(42)

Y1

Y

Guarantee or warranty, merupakan jaminan yang diberikan oleh suatu

perusahaan terhadap produk yang dapat dikembalikan bila kinerja

produk tersebut tidak memuaskan

2

Y

Complaint handling, merupakan penanganan terhadap keluhan yang

dilakukan oleh konsumen terhadap perusahaan.

3 Resolution of problem, merupakan kemampuan perusahaan dengan

serius dan memecahkan masalah yang dihadapi oleh konsumen.

3.1.2. Pengukuran Variabel

Skala pengukuran yang digunakan adalah skala interval dengan teknik

pengukuran menggunakan Semantic Differential Scale. Analisis ini dilakukan

dengan meminta responden untuk menyatakan pendapatnya tentang serangkaian

pertanyaan yang berkaitan dengan obyek yang diteliti dalam bentuk nilai yang

berada dalam rentang dua sisi. Digunakan jenjang 7 dalam penelitian ini

mengikuti pola sebagai berikut :

Sangat tidak setuju Sangat setuju

1 7

Tanggapan atau pendapat pelanggan dinyatakan dengan memberi skor yang

berada dalam rentang nilai 1 sampai dengan 7 pada kotak yang tersedia di

(43)

30

Jawaban dengan nilai antara 1-4 berarti kecenderungan untuk tidak setuju dengan

pernyataan yang diberikan, sedangkan jawaban dengan nilai antara 5-7 berarti

cenderung setuju dengan pernyataan yang diberikan.

3.2. Teknik Penentuan Sampel a. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek atau subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2004:72).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pelanggan yang pernah

menggunakan jasa penerbangan “Mandala” di Surabaya

b. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut (Sugiyono, 2004:73). Teknik pengambilan sampel yang digunakan

adalah non probability sampling yaitu penarikan sampel probabilitas dimana

populasi dapat diidentifikasikan secara jelas dan tepat. Metode yang digunakan

adalah purposive sampling yaitu pemilihan sampel berdasarkan kriteria-kriteria

tertentu (Sugiyono, 2008: 85). Adapun kriteria-kriteria itu adalah: responden

berusia minimal 17 tahun, dan minimal pernah dua kali menggunakan jasa

penerbangan “Mandala” di Surabaya.

Jumlah sampel didasari oleh asumsi SEM bahwa besarnya jumlah sampel yaitu

5-10 kali parameternya yang di estimasi (Augusty, 2002:48). Pada penelitian ini

(44)

Adapun jumlah sampel yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah sebesar 110

responden. Hal ini dilakukan agar dapat memenuhi persyaratan jumlah minimal

sampel yang dikehendaki oleh alat analisis kuantitatif yang ditetapkan

3.3. Teknik Pengumpulan Data 3.3.1. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitan ini adalah jenis data primer yaitu

jenis data yang diperoleh dengan memberikan kuisioner secara langsung pada

pelanggan yang pernah menggunakan jasa penerbangan “Mandala” di Surabaya.

3.3.2. Sumber Data

Sumber data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah diperoleh dari

hasil pengisian kuesioner pada pada pelanggan yang pernah menggunakan jasa

penerbangan “Mandala” di Surabaya

3.3.3. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan mengadakan riset lapangan yaitu

kegiatan penelitian dengan tujuan langsung ke obyek penelitian dengan :

a. Observasi yaitu cara pengumpulan data dengan jalan pengamatan secara

langsung terhadap obyek yang diselidiki mengadakan pencatatan seperlunya.

b. Kuesioner yaitu cara pengumpulan data dengan jalan memberikan

(45)

32

c. Interview yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan mengadakan

wawancara secara langsung terhadap responden untuk mengetahui pendapat

mereka secara langsung.

3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis 3.4.1. Uji Reliabilitas dan Validitas

Variabel atau dimensi yang diukur melalui indikator-indikator dalam daftar

pertanyaan perlu dilihat reliabilitasnya dan validitasnya, dimana hal ini dijelaskan

sebagai berikut :

a. Uji Validitas

Validitas yang digunakan adalah validitas konstruk (construct validity) yang

merujuk pada sejauh mana uji dapat mengukur apa yang sebenarnya kita ukur.

b. Uji Reliabilitas

Uji ini ditafsirkan dengan menggunakan koefisien Alpha Cronbach. Jika nilai

alpha cukup tinggi (berkisar 0,50 – 0,60) dapat ditafsirkan suatu hasil

pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulangi dua kali atau lebih,

dengan kata lain instrumen tersebut dapat diandalkan. (Augusty, 2002 : 193)

3.4.2. Uji Outlier Univariat dan Multivariat

Outlier adalah observasi yang muncul dengan nilai-nilai ekstrim baik

secara univariat maupun multivariat yaitu yang muncul karena kombinasi

kharakteristik unik yang dimilikinya dan terlihat sangat jauh berbeda dari

(46)

3.4.2.1. Uji Outlier Univariat

Deteksi terhadap adanya outlier univariat dapat dilakukan dengan

menentukan ambang batas yang akan dikategorikan sebagai outlier dengan cara

mengkonversi nilai data penelitian ke dalam standar score atau yang biasa disebut

dengan z-score, yang mempunyai rata-rata nol dengan standar deviasi sebesar

satu. Bila nilai-nilai itu telah dinyatakan dalam format yang standar (z-score),

maka perbandingan antar besaran nilai dengan mudah dapat dilakukan. Untuk

sampel besar (diatas 80 observasi), pedomana evaluasi adalah nilai ambang batas

dari z-score itu berada pada rentang 3 sampai dengan 4 (Hair dkk, 1995 dalam

Augusty, 2002 : 98). Oleh karena itu apabila ada observasi-observasi yang

memiliki z-score > 3,0 akan dikategorikan sebagai outlier.

3.4.2.2. Uji Outlier Multivariat

Evaluasi terhadap multivariat ouliers perlu dilakukan sebab walaupun data

yang dianalisis menunjukkan tidak ada outlier pada tingkat univariat, tetapi

observasi itu dapat menjadi outliers bila sudah saling dikombinasikan. Jarak

Mahalanobis (the Mahalanobis distance) untuk tiap observasi dapat dihitung dan

menunjukkan jarak sebuah observasi dari rata-rata semua variabel dalam sebuah

ruang multidimensional. Uji terhadap multivariat dilakukan dengan menggunakan

kriteria Jarak Mahalanobis pada tingkat ρ < 0,001. Jarak Mahalanobis itu dapat

dievaluasi dengan menggunakan nilai χ2 pada derajat kebebasan sebesar jumlah

item yang digunakan dalam penelitian. Apabila nilai Jarak Mahalanobisnya lebih

(47)

34

3.4.3. Uji Normalitas Data

Adapun metode yang digunakan untuk mengetahui apakah data tersebut

berdistribusi normal atau tidak adalah menggunakan uji critical ratio dari

Skewness dan Kurtosis dengan ketentuan sebagai berikut :

Kriteria Pengujian :

Pedoman dalam mengambil keputusan apakah sebuah distribusi data

mengikuti distribusi normal adalah :

1. Jika nilai critical yang diperoleh melebihi rentang + 2,58 maka distribusi

adalah tidak normal.

2. Jika nilai critical yang diperoleh berada pada rentang + 2,58 maka distribusi

adalah normal.

3.4.4. Pemodelan SEM (Structural Equation Modeling)

Sebuah pemodelan SEM yang lengkap pada dasarnya terdiri dari

Measurement Model dan Structural Model. Measurement Model atau Model

Pengukuran ditujukan untuk mengkonfirmasikan sebuah dimensi atau faktor

berdasarkan indikator-indikator empirisnya. Structural Model adalah model

mengenai struktur hubungan yang membentuk atau menjelaskan kausalitas antara

faktor. (Augusty, 2002 : 34). Untuk membuat pemodelan yang lengkap beberapa

(48)

a. Pengembangan model berbasis teori.

Langkah pertama dalam pengembangan model SEM adalah pencarian atau

pengembangan sebuah model yang mempunyai justifikasi teoritis yang kuat.

Setelah itu, model tersebut divalidasi secara empirik melalui program SEM.

b. Pengembangan diagram alur untuk menunjukkan hubungan kausalitas.

Pada langkah kedua, model teoritis yang telah dibangun pada langkah pertama

akan digambarkan dalam path diagram. Path diagram tersebut memudahkan

peneliti melihat hubungan-hubungan kausalitas yang ingin diujinya.

c. Konversi diagram alur kedalam persamaan.

Setelah teori / model dikembangkan dan digambarkan dalam sebuah diagram

alur, spesifikasi model dikonversikan kedalam rangkaian persamaan.

d. Memilih Matriks Input dan Estimasi Model.

Perbedaan SEM dengan teknik multivariat lainnya adalah dalam input data

yang akan digunakan dalam pemodelan dan estimasinya. SEM hanya

menggunakan matriks varians kovarians atau matriks korelasi sebagai data

input untuk keseluruhan estimasi yang dilakukannya.

e. Menilai Problem Identifikasi.

Problem identifikasi prinsipnya adalah problem mengenai ketidakmampuan

dari model yang dikembangkan untuk menghasilkan estimasi yang unik.

Problem identifikasi dapat muncul melalui gejala-gejala berikut ini :

1. Standard error untuk satu atau beberapa koefisien sangat besar.

2. Program tidak mampu menghasilkan matrik informasi yang disajikan.

(49)

36

4. Muncul korelasi yang sangat tinggi antar korelasi estimasi yang didapat

(misalnya lebih dari 0,9).

f. Evaluasi Model.

Pada langkah ini kesesuaian model dievaluasi, melalui telaah terhadap bebagai

kriteria goodness-of-fit. Kriteria-kriteria tersebut adalah :

1. Ukuran sampel yang digunakan adalah minimal berjumlah 100 dan dengan

perbandingan 5 observasi untuk setiap astimated parameter.

2. Normalitas dan Linieritas.

3. Outliers.

4. Multicolinierity and Singularity.

3.4.5. Uji Hipotesis

Dalam analisis SEM umumnya berbagai jenis fit index yang digunakan

untuk mengukur derajad kesesuaian antara model yang dihipotesakan dengan data

yang disajikan. Berikut ini adalah index kesesuaian dan cut-off valuenya untuk

digunakan dalam menguji apakah sebuah model dapat diterima atau ditolak.

a. χ2

Alat uji yang paling fundamental untuk mengukur overall fit adalah likehood

ratio Chi-Square Statistic. Model yang diuji akan dipandang baik atau

memuaskan apabila nilai chi-squarenya rendah. Semakin kecil nilai χ

(Chi Square Statistic).

2

semakin baik model itu dan diterima berdasarkan probabilitas dengan cut-off

(50)

b. RMSEA (The Root Mean Square Error of Approximation)

RMSEA adalah sebuah indeks yang dapat digunakan untuk mengkompensasi

chi-squre statistic dalam yang besar. Nilai RMSEA menunjukkan

goodness-of-fit yang dapat diharapkan bila model diestimasi dalam populasi. Nilai

RMSEA yang lebih kecil atau sama dengan 0,08 merupakan index untuk dapat

diterimanya model yang menunjukkan sebuah close fit dari model itu

berdasarkan degree of freedom.

c. GFI (Goodness of Fit Index).

Indeks keseusaian (fit index) ini akan menghitung proporsi tertimbang dari

varians dalam matriks kovarians sampel yang dijelaskan oleh matriks populasi

yang terestimasikan. GFI adalah sebuah ukuran non-statistikal yang

mempunyai rentang nilai antara 0 (poor fit) sampai dengan 1.0 (perfect fit).

Nilai yang tinggi dalam indeks ini menunjukkan sebuah better fit.

d. AGFI (Adjusted Goodness-of-Fit Index).

GFI adalah analog dari R2

e. CMIN/DF.

dalam regresi linier berganda yaitu suatu koefisien

yang mengukur ketepatan sebuah model yang digunakan. Tingkat penerimaan

yang direkomendasikan adalah bila AGFI mempunyai nilai sama dengan atau

lebih besar dari 0,90. GFI maupun AGFI adalah kriteria yang

memperhitungkan proporsi tertimbang dari varians dalam sebuah matriks

kovarians sampel.

The Minimum Sample Discrepancy Function (CMIN) dibagi dengan degree of

(51)

38

oleh para peneliti sebagai salah satu indikator untuk mengukur tingkat fitnya

sebuah model. Nilai χ2

f. TLI (Tucker Lewis Indeks)

relatif kurang dari 2.0 atau bahkan kadang kurang dari

3.0 adalah indikasi dari acceptable fit antara model dan data.

TLI adalah sebuah alternatif incremental fit index yang membandingkan

sebuah model yang diuji terhadap sebuah baseline model. Nilai yang

direkomendasikan sebagai acuan untuk diterimanya sebuah model adalah

penerimaan > 0.95 dan nilai yang sangat mendekati 1 menunjukkan a very

good fit.

g. CFI (Comparative Fit Index).

Merupakan besaran indeks ini adalah pada rentang nilai sebesar 0 – 1, dimana

semakin mendekati 1, mengidentifikasikan tingkat fit yang paling tinggi (a

(52)

39 4.1. Deskripsi Hasil Penelitian

4.1.1. Deskripsi Karakteristik Responden

Tanggapan responden tentang pengaruh kualitas layanan (X) terhadap

kepuasan pelanggan (Y) dalam menggunakan jasa penerbangan ”Mandala” di

Surabaya, dimana kuisioner disebarkan pada 110 orang. Untuk jawaban kuisioner

dinyatakan dengan memberi skor yang berada dalam rentang nilai 1 sampai 7

pada masing-masing skala, dimana nilai 1 menunjukkan nilai terendah dan nilai 7

menunjukkan nilai tertinggi.

Karakteristik responden yang digunakan dalam penelitian ini dilihat dari

jenis kelamin dan usia responden. Berikut karakteristik responden yang disajikan

dalam tabel frekuensi berikut :

1. Berdasarkan Jenis Kelamin

Dari 110 responden yang menjawab kuesioner yang telah diberikan dapat

diketahui jenis kelamin dari responden yakni pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.1.

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah Prosentase (%)

1 Pria 63 57,27

2 Wanita 47 42,73

Total 110 100,00

(53)

40

Dari tabel 4.1 dapat diketahui bahwa responden pria sebanyak 63 orang

(57,27 %) dan responden wanita sebanyak 47 orang (42,73 %).

2. Berdasarkan Usia

Dari 110 responden yang menjawab kuesioner yang telah diberikan dapat

diketahui usia para responden yakni pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.2.

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

No Usia Jumlah Prosentase (%)

1 17-30 tahun 39 35,45

2 31-45 tahun 48 43,64

4 ≥ 45 tahun 23 20,91

Total 110 100,00

Sumber : Data diolah

Dari tabel 4.2 diketahui responden berusia 17-30 tahun sebanyak 39 orang

(35,45 %), usia 31-45 tahun sebanyak 41 orang (43,64 %), usia dan usia 45 tahun

lebih sebanyak 23 orang (20,91%).

3. Berdasarkan pernah/tidaknya menggunakan jasa penerbangan “Mandala” di Surabaya

Dari 110 responden yang menjawab kuesioner yang telah diberikan dapat

(54)

Tabel 4.3.

Karakteristik Responden Berdasarkan Pernah/Tidaknya Menggunakan Jasa Penerbangan “Mandala” Di Surabaya

No Pernah / Tidak Jumlah Prosentase (%)

1 Pernah 110 100,00

2 Tidak Pernah 0 0,00

Total 110 100,00

Sumber : Data diolah

Dari tabel 4.3 diketahui bahwa semua responden pernah menggunakan

jasa penerbangan “Mandala” Di Surabaya

4.1.2. Deskripsi Kualitas layanan (X)

Kualitas layanan (X) adalah persepsi pelanggan terhadap keunggulan suatu

layanan. Kualitas layanan (X) dibentuk oleh 5 dimensi antara lain: Berwujud (X1),

Keandalan (X2), Daya tanggap (X3), Jaminan (X4) dan Empati (X5

Penjelasan masing-masing dimensi pembentuk kualitas layanan (X) adalah

sebagai berikut :

).

4.1.2.1. Berwujud / Tangible (X1

Tangible (X

)

1) yaitu penampilan dan kemampuan sarana dan prasarana

fisik yang diberikan oleh pemberi jasa yang berupa berupa penampilan fisik,

peralatan, dan sebagai materi komunikasi. Hasil tanggapan responden terhadap

(55)

42

Tabel 4.4.

Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai

Tangible (X1

No

)

Pertanyaan Skor Jawaban Mean

Skor

1 2 3 4 5 6 7

1

Jasa penerbangan “Mandala” di Surabaya memiliki kantor yang besar dan bagus

0 3 6 30 37 21 13 4,96

2

Kondisi pesawat “Mandala” yang akan diterbangkan cukup baik dan sudah memenuhi standar yang telah ditentukan

0 4 8 23 20 27 28 5,29

3

Media komunikasi yang disediakan oleh pihak jasa penerbangan “Mandala” untuk menjalin komunikasi dengan pelanggan cukup lengkap

0 0 6 23 42 33 6 5,09

Mean Skor Keseluruhan 5,12

Sumber : Data diolah

Berdasarkan tabel 4.4, diketahui bahwa pernyataan “Kondisi pesawat

“Mandala” yang akan diterbangkan cukup baik dan sudah memenuhi standar yang

telah ditentukan” memiliki nilai rata-rata tertinggi sebesar 5,29, yang berarti

responden setuju bahwa kondisi pesawat “Mandala” yang akan diterbangkan

cukup baik dan sudah memenuhi standar yang telah ditentukan. Sedangkan secara

keseluruhan rata-rata tanggapan responden terhadap variabel tangible (X1)

sebesar 5,12, yang berarti responden setuju bahwa penampilan fisik pesawat

“Mandala” masih cukup bagus dengan kualitas mesin yang bagus juga.

4.1.2.2. Keandalan / Reability (X2

Reability (X

)

2) yaitu kemampuan perusahaan dalam memberikan jasa

(56)

rasa percaya atas kekuatan informasi apa yang disampaikan kepada pelanggan.

Hasil tanggapan responden terhadap realibility (X2

Tabel 4.5.

) dapat dilihat pada tabel

berikut ini:

Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai

Realibility (X2

No

)

Pertanyaan Skor Jawaban Mean

Skor

1 2 3 4 5 6 7

1

Kemampuan karyawan pada jasa penerbangan “Mandala” di Surabaya dalam memberikan layanan kepada pelanggan cukup baik

0 10 1 13 19 52 15 5,34

2

Layanan yang diberikan oleh karyawan pada jasa penerbangan “Mandala” di Surabaya kepada cukup sesuai dengan janji yang diberikan

0 1 6 22 53 17 11 5,02

3

Tingkat konsistensi pada layanan yang diberikan oleh jasa

penerbangan “Mandala” di Surabaya cukup tinggi

0 1 5 20 35 37 12 5,25

4

Karyawan jasa penerbangan “Mandala” di Surabaya dalam memberikan layanan cukup tepat dan cermat

0 1 7 25 37 28 12 5,09

Mean Skor Keseluruhan 5,18

Sumber : Data diolah

Berdasarkan tabel 4.5, diketahui bahwa pernyataan “Kemampuan

karyawan pada jasa penerbangan “Mandala” di Surabaya dalam memberikan

layanan kepada pelanggan cukup baik” memiliki nilai rata-rata tertinggi sebesar

5,34, yang berarti responden setuju bahwa kemampuan karyawan pada jasa

penerbangan “Mandala” di Surabaya dalam memberikan layanan kepada

(57)

44

responden terhadap variabel realibility (X2) sebesar 5,18, yang berarti responden

setuju bahwa perusahaan mampu memberikan jasa pelayanan yang sesuai dengan

apa yang dijanjikan sehingga mampu memberikan rasa percaya atas kekuatan

informasi apa yang disampaikan kepada pelanggan

4.1.2.3. Daya Tanggap / Responsiveness (X3

Responsiveness (X

)

3) yaitu kemauan karyawan memahami memberikan

layanan yang cepat dan tepat. Menanggapi dan mengatasi keluhan yang diajukan

para pelanggan. Hasil tanggapan responden terhadap responsiveness (X3

Tabel 4.6.

) dapat

dilihat pada tabel berikut ini:

Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai

Responsiveness (X3

No

)

Pertanyaan Skor Jawaban Mean

Skor

1 2 3 4 5 6 7

1

Kemauan karyawan jasa penerbangan “Mandala” di Surabaya untuk membantu pelanggan cukup tinggi

0 6 7 20 40 34 3 4,89

2

Karyawan jasa penerbangan “Mandala” di Surabaya selalu cepat dan tanggap dalam

mengatasi masalah yang dihadapi pelanggan

0 6 7 22 42 25 8 4,88

3

Karyawan jasa penerbangan “Mandala” di Surabaya sanggup untuk menyelesaikan keluhan dari pelanggan

0 2 6 28 39 30 5 4,95

Mean Skor Keseluruhan 4,91

Sumber : Data diolah

Berdasarkan tabel 4.6, diketahui bahwa pernyataan “Karyawan jasa

(58)

pelanggan” memiliki nilai rata-rata tertinggi sebesar 4,95, yang berarti responden

setuju bahwa karyawan jasa penerbangan “Mandala” di Surabaya sanggup untuk

menyelesaikan keluhan dari pelanggan. Sedangkan secara keseluruhan rata-rata

tanggapan responden terhadap variabel responsiveness (X3) sebesar 4,91, yang

berarti responden setuju bahwa karyawan dapat memberikan pelayanan yang

cepat dan tepat serta menanggapi dan mengatasi keluhan yang diajukan para

pelanggan dengan baik.

4.1.2.4. Jaminan / Assurance (X4

Assurance (X

)

4) yaitu kemampuan karyawan untuk menimbulkan

keyakinan dan kepercayaan terhadap janji yang telah dikemukakan oleh

pelanggan. Hasil tanggapan responden terhadap assurance (X4

Tabel 4.7.

) dapat dilihat pada

tabel berikut ini:

Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Assurance (X4

No

)

Pertanyaan Skor Jawaban Mean

Skor

1 2 3 4 5 6 7

1

Karyawan jasa penerbangan “Mandala” di Surabaya memiliki kemampuan yang baik dalam menyakinkan pelanggan

0 2 3 19 27 34 25 5,48

2

Pengetahuan dan kecakapan karyawan jasa penerbangan “Mandala” di Surabaya dalam memberikan layanan kepada pelanggan cukup baik.

0 6 3 20 25 35 21 5,30

3

Karyawan jasa penerbangan “Mandala” di Surabaya mampu berkomunikasi secara efektif dengan pelanggan

0 1 14 8 29 39 19 5,35

Mean Skor Keseluruhan 5,38

(59)

46

Berdasarkan tabel 4.7, diketahui bahwa pernyataan “Karyawan jasa

penerbangan “Mandala” di Surabaya memiliki kemampuan yang baik dalam

menyakinkan pelanggan” memiliki nilai rata-rata tertinggi sebesar 5,48, yang

berarti responden setuju bahwa karyawan jasa penerbangan “Mandala” di

Surabaya memiliki kemampuan yang baik dalam menyakinkan pelanggan.

Sedangkan secara keseluruhan rata-rata tanggapan responden terhadap variabel

assurance (X4) sebesar 5,38, yang berarti responden setuju bahwa kemampuan

karyawan untuk menimbulkan keyakinan dan kepercayaan terhadap janji yang

telah dikemukakan oleh pelanggan cukup bagus.

4.1.2.5. Empati / Empathy (X5

Empathy (X

)

5) yaitu kesediaan karyawan dan pengusaha untuk lebih peduli

dalam memberikan perhatian pribadi kepada pelanggan. Hasil tanggapan

responden terhadap empathy (X5

Tabel 4.8.

) dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Empathy (X5

No

)

Pertanyaan Skor Jawaban Mean

Skor

1 2 3 4 5 6 7

1

Karyawan “Mandala” di Surabaya selalu peduli dengan kebutuhan pelanggan yang berhubungan dengan jasa penerbangan.

1 5 5 18 27 35 19 5,24

2

Karyawan jasa penerbangan “Mandala” di Surabaya memberikan perhatian kepada semua pelanggan tanpa ada pembedaan.

1 4 7 13 26 34 25 5,37

3

Karyawan jasa penerbangan “Mandala” di Surabaya selalu perhatian terhadap keluhan yang disampaikan pelanggan.

0 4 7 12 21 37 29 5,52

Mean Skor Keseluruhan 5,38

Gambar

Tabel 1.1
Tabel 1.2
Gambar 2.1.
Tabel 4.2.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Makalah ini membahas tentang dampak pengalihan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kawasan Kota Tua Jakarta di seberang Stasiun Kota yang tadinya Taman Stasiun

Motivasi belajar siswa merupakan hal esensial dalam menentukan berhasil atau gagalnya pembelajaran. Tetapi banyak siswa yang tidak memiliki motivasi tersebut, seringkali

3) Untuk mengahadapi permasalahan dalam penataan kebijakan minimarket diperlukan adanya model dalam penerapannya. Dengan model tersebut diharapkan dapat

Dari hasil penelitian ini, para psikolog dan konselor di Indonesia diharapkan mendapat insight terkait alternatif lain yang dapat diterapkan dalam upaya membantu

lanjut yang lebih mendalam dari berbagai aspek kebahasaannya, aspek kebudayaan, dan pendidikan H.J.Rumkabu, (2011) dalam Buku Muatan Lokal Bahasa Daerah Biak. Perencanaan

Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri mampu digunakan untuk mengembangkan sikap ilmiah dan meningkatkan aktivitas mahasiswa sehingga mahasiswa dapat menemukan konsep

Apabila evaluasinya bersifat positif dan menjawab kebutuhan maka konsumen akan menunjukkan lima sikap (Brandt, 2000) yaitu, berkeinginan untuk membeli lagi produk yang

Pada penelitian ini rasio yang digunakan untuk mengukur risiko kredit adalah Non.