PENERAPAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH
MATEMATIKA SISWA PADA MATERI SPLDV KELAS VIII SMP NEGERI 1 RANTAU
SELATAN TA 2013/2014
Oleh : Khairul Anwar NIM 071244110063
Program Studi Pendidikan Matematika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah S.W.T. atas segala Rahmat dan hidayah yang di berikan oleh- nya penulis telah menyelesaikan penelitian dan sekaligus penulisan skripsi yang berjudul “ Penerapan Pendekatan pembelajaran Realistik untuk meningkatkan kemampuan Pemecahan masalah Matematika siswa pada materi SPLDV kelas VIII SMP Negeri 1 Rantau Selatan TA 2013/2014” Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Matematiaka FMIPA UNIMED.
Banyak pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini, Penulis sadar bahwa tanpa Kehadiran mereka penulis pasti tidak akan dapat menyelesaikan skripsi ini, Dengan selesainya Skripsi ini perkenankanlah penulis mengucapakan terima kasih kepada bapak Prof Dr. Hasratuddin M.Pd sebagai Dosen pembimbing Skripsi atas bimbingan dan sarannya. Ucapan teriam kasih juga penulis ucapkan kepada Ketua Jurusan Matematika bapak Drs Syafari M. Pd. Ucapan terimaksih penulis ucapkan kepada dosen penguji ibu Dr Izwita Dewi M.Pd , Drs Togi M.Pd dan juga Drs. H. Banjarnahor M.Pd atas segala kritiakn dan saran yang diberikan.
Ucapan terima kasih khususnya kepada ibunda tercinta Latifah Hanum M.Pd serta kakak saya Devi Maulida S.Pd, Ani Afrida S. Pd, Dan Nurmeisyah S. Pd. Yang telah memberikan semangat moral dan moril kepada penulis. Dan juga ucapan penulis Ucapkan kepada orang yang terkasih Rizki Purnama Sari yang telah memberikan dorongan semangat moral bagi penulis,. Dan kepada semua yang telah memabantu penulisan Skripsi ini saya ucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya
Semoga hasil penelitian ini bermamfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuju perkembangan dunia pendidikan yang lebih baik lagi.
Medan, Agustus 2014
v
1.2 Identifikasi masalah 7
1.3. Batasan Masalah 8
BAB III METODE PENELITIAN 40
3.1 Lokasi dan waktu penelitian 40
3.2. Subjek dan objek penelitian 40
3.3. Jenis penelitian 41
3.4 Definisi operasional 42
3.5. Alat dan pengumpulan data 46
3.6 .Prosedur penelitian
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 54
4.1 Deskripsi hasil penelitian 57
4.2 Pembahasan hasil penelitian 75
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 78
5.1 Kesimpulan 78
5.2 Saran 78
vii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Sintak pembelajaran dengan pendekatan Realistik 18
Tabel 2.2.Alternatif pertama pemberian skors pemecahan masalah 11
Tabel 2.3 .Alternatif kedua pemberian skors pemecahan masalah 28
Tabel 4.1 Tingkat kemampuan siswa memahami masalah pada test
Kemampuan pemecahan masalah 1 58
Tabel 4.2 Tingkat kemampuan siswa merencanakan
penyelesaian pada test Kemampuan pemecahan masalah 1 58
Tabel 4.3 Tingkat kemampuan siswa melaksanakn pada test
Kemampuan pemecahan masalah 1 59
Tabel 4.4 Tingkat kemampuan siswa memeriksa kembali pada test
Kemampuan pemecahan masalah 1 59
Tabel 4.5 Deskrpsi tingkat kemampuan siswa memecahkan masalah
Pada test kemampuan pemecahan masalah I 61
Tabel 4.6 Deskripsi hasil Observasi guru melakukan pembelajran
Pada siklus 1 62
Tabel 4. 7 Deskripsi hasil Observasi siswa melakukan pembelajran
Pada siklus 1 63
Tabel 4.8 Tingkat kemampuan siswa memahami masalah pada test
Kemampuan pemecahan masalah II 68
Tabel 4.9 Tingkat kemampuan siswa merencanakan
penyelesaian pada test Kemampuan pemecahan masalah II 69 Tabel 4.10 Tingkat kemampuan siswa melaksanakn pada test
viii
Tabel 4.11 Tingkat kemampuan siswa memeriksa kembali pada test
Kemampuan pemecahan masalah 1 70
Tabel 4.12 Deskripsi hasil Observasi guru melakukan pembelajran
Pada siklus II 72
Tabel 4. 13 Deskripsi hasil Observasi siswa melakukan pembelajran
vi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1.Siswa tidak mampu memahami Soal 3
Gambar 2.2.Rencana penyelesaian masalah 4
ix
DAFTAR LAMPIRAN
HalamanLampiran 1 RPP Siklus I pertemuan pertama 82
Lampiran 2 RPP Siklus I Pertemuan kedua 87
Lampiran 3 RPP Siklus II pertemuan pertama 92
Lampiran 4 RPP Siklus II Pertemuan kedua 97
Lampiran 5 Tes diagnosis 101
Lampiran 6 LAS I 104
Lampiran 7 LAS II 108
Lampiran 8 LAS III 114
Lampiran 9 LAS IV 118
Lampiran 10 kisi – kisi test kemampuan pemecahan masalh 121
Lampiran 11 Lembar Validasi I 122
Lampiran 12 Soal Test kemampuan pemecahan masalah I 123
Lampiran 13 Alternatif penyelesaian test I 125
Lampiran 14 Lembar Validasi II 130
Lampiran 15 Soal Test kemampuan pemecahan masalah II 131
Lampiran 16 Alternatif penyelesaian test I I 133
Lampiran 17 Teknik penskoran 138
Lampiran 18 Lembar observasi guru 139
Lampiran 19 Lembar observasi siswa 141
Lampiran 20 Skors kemampuan pemecahan masalah 143
Lampiran 21 Evalusi siklus I 144
Lampiran 21 Evalusi siklus I 144
1
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah
Matematika dipelajari oleh semua siswa dari tingkatan SD hingga SMA dan bahkan sampai Perguruan Tinggi. Ada banyak alasan perlunya siswa belajar matematika menurut Cornelius (Abdurrahman, 2009 : 253) karena matematika merupakan: (1) sarana berpikir yang jelas dan logis, (2) sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari, (3) sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman, (4) sarana untuk mengembangkan kreativitas, dan (5) sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya.
Pendidikan matematika berperan penting bagi setiap individu karena dengan matematika setiap individu dapat meningkatkan kemampuan bernalar, berpikir kritis, logis, sistematis dan kreatif. Namun pada kenyataannya sedikit sekali orang yang menyukai matematika. Banyak orang beranggapan bahwa matematika adalah mata pelajaran yang sangat sulit dan menakutkan dibandingkan dengan mata pelajaran lain.
Iwan (Hadi, 2005:1) mengatakan bahwa :
“Penyebab siswa takut matematika diantaranya mencakup penekanan yang berlebihan pada penghafalan semata, penekanan pada kecepatan berhitung, pengajaran otoriter, kurangnya variasi pada proses belajar mengajar matematika, serta penekanan berlebihan pada prestasi individu. Karena itu untuk mengatasi masalah ini, peranan guru sangatlah penting. Sebab kesulitan dan ketakutan siswa dalam belajar matematika akan menyebabkan rendahnya hasil belajar matematika siswa”.
Sehingga, belajar matematika tidak sama dengan belajar sejarah, metode menghafal tidak cukup karena matematika bukanlah ilmu hafalan. Jika ingin berhasil mengerjakan soal-soal matematika maka harus banyak berlatih dan memahami rumus-rumusnya. Dalam prakteknya di sekolah, keaktifan siswa dalam mengerjakan soal-soal latihan pada proses pembelajaran masih kurang, seperti siswa tidak berani untuk mengerjakan soal di depan kelas dan siswa jarang
mengajukan pertanyaan. Kebanyakan siswa cenderung hanya sekedar menghapal konsep yang ada dan meniru langkah-langkah penyelesaian yang diberikan oleh guru, ketika mereka ditanya apakah mereka mengerti dengan konsep yang dimaksud, maka jawaban mereka adalah tidak, mereka mengakui bahwa hanya hapal saja. Walaupun demikian ada siswa mampu memiliki tingkat hafalan yang baik terhadap materi yang diterimanya, namun kenyataannya mereka sering kurang memahami dan mengerti secara mendalam pengetahuan tersebut.
Seperti yang dikemukakan Masykur dan Fathani (Fathani,2008:54) :
“Jika rumus-rumus matematika yang digunakan itu tidak disertai dengan pemahaman yang cukup dan mendalam tentang hakekat dan konsep matematika maka matematika hanya akan menjadi hafalan saja. Padahal, menghafal merupakan proses yang mekanistik, kendati diakui bahwa dalam belajar matematika juga perlu menghafal (dalam persentase kecil) namun yang lebih penting, menghafal dalam belajar matematika harus dilandasi dengan pemahaman konsep yang matang terlebih dahulu, tidak ada satupun dalam konsep matematika yang wajib dihapal tanpa dipahami konsepnya terlebih dahulu”.
Sejalan dengan paparan diatas, bahwa pengetahuan yang diperoleh oleh siswa yang hanya diperoleh secara instan tidak melekat lama pada siswa. Pembelajaran akan dianggap sia-sia jika siswa tidak memiliki pemahaman konsep. Saat siswa mendapatkan permasalahan, siswa bergantung pada rumus-rumus yang mereka peroleh dari guru tanpa ada proses penyelesaian masalah yang relevan.
3
dari materi sistem persamaan linear. SPLDV memiliki keterkaitan langsung dengan kehidupan sehari-hari yaitu pada masalah aritmatika sosial.
Pada kenyataannya, berdasarkan informasi dari guru mata pelajaran kelas VIII bahwa, Berdasarkan portopolio penilaian siswa khususnya evaluasi topik persamaan linear dua variable, hanya 6 dari 42 siswa yang mampu mencapai nilai KKM (nilai 65). Sebagian besar siswa menanyakan manakah yang merupakan variable x atau y, dan yang manakah konstanta. Hal ini membuktikan siswa sulit menafsirkan soal cerita ke bentuk matematika berupa persamaan linear dua variable. Selain itu, siswa tidak dapat menentukan titik hasil (titik potong) dengan menggambarkan grafik, jika soal diminta untuk diselesaikan dengan metode grafik. Siswa kebanyakan menerka-nerka angka yang mungkin sesuai untuk mengganti variable atau melakukan metode eliminasi.
Sejalan dengan keterangan guru mapel, berdasarkan diagnosis awal yang dilakukan kepada siswa kelas VIII-3 SMP Negeri 1 Rantau Selatan TA 2013/2014 bahwa banyak siswa yang tidak mampu menyusun langkah penyelesaian masalah matematika.
Berdasarkan gambar lembar jawaban siswa, terlihat bahwa siswa tidak memahami informasi yang diberikan soal. Sehingga, rencana kerja dan pelaksanaan solusi pun mengalami kesalahan.
Pada kasus lain, siswa memahami soal yang diberikan dan mampu merangkum informasi yang terdapat pada soal namun tidak mampu menyusun rencana penyelesaian masalah.
Gambar 1.2 : Rencana Penyelesaian Masalah
Berdasarkan keterangan siswa, mereka bingung cara apa yang digunakan antara eliminasi atau subtitusi. Hal ini menunjukkan bahwa guru mengkotak-kotakkan pelajaran yang diberikan. Guru cenderung hanya memberikan solusi tanpa memberikan penjelasan penerapan solusi pada setiap masalah sehingga siswa tidak mampu memilih alternatif yang terbaik dalam penyelesaian suatu masalah.
Berbeda dengan sebagian siswa lain yang tidak tahu cara menyelesaikan masalah padahal mengetahui cara/ metode apa yang digunakan dalam penyelesaiaannyaHal ini menunjukkan bahwa pelajaran yang diberikan kepada siswa cepat terlupakaan atau tidak menerapkan sistem pembelajaran bermakna.
5
tidak dapat menyelesaikannya atau mengkaitkannya kepada SPLDV yang sudah diajarkan.
Gambar 1.4 : Soal SPLDV bukan hal Jual-Beli
para siswa akan belajar berkomunikasi. Hasil yang didapat selama proses pembelajaran akan lebih bertahan lama karena ide matematikanya ditemukan siswa sendiri dengan bantuan guru. Pada akhirnya, para siswa akan memiliki sikap menghargai matematika karena dengan masalah realistik yang berkaitan dengan kehidupan nyata sehari-hari proses pembelajaran matematika tidak menjadi kering dan tidak langsung ke bentuk abstrak sehingga siswa termotivasi untuk belajar matematika dan mampu mengembangkan ide dan gagasan mereka dalam menyelesaikan permasalahan dalam matematika.Dengan menggunakan pendekatan matematika realistik yang pembelajarannya bertitik tolak dari masalah realistik diharapkan siswa akan mampu membangun pemahamannya sendiri dan membuat pembelajaran akan lebih bermakna sehingga pemahaman siswa terhadap
materi lebih mendalam yang akan bermanfaat untuk meningkatkan
kemampuannya dalam pemecahan masalah.
Menurut Polya (Sumarmo, 2009) strategi dalam pemecahan masalah terdiri dari empat langkah yaitu; 1) Memahami dan merepresentasikan masalah, 2) Memilih dan merencanakan solusi, 3) Melaksanakan rencana, 4) Mengevaluasi hasil. Tidak setiap soal bisa dikatakan masalah, menurut Notoatmojo (2005: 39) “ Suatu masalah biasanya memuat situasi yang dapat mendorong seseorang untuk menyelesaikannya, akan tetapi tidak tahu secara langsung apa yang harus dikerjakan untuk menyelesaikannya”. Jika suatu soal diberikan kepada siswa dan dia langsung dapat menyelesaikan soal tersebut dengan benar, maka soal tersebut tidak dapat dikatakan masalah.
7
Pendekatan matematika realistikadalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, dengan mengaitkan komponen-komponen utama pembelajaran efektif, yaitu : kontruktivisme (contructivism), menemukan (inquiry), bertanya (questioning), masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modeling), refleksi (reflection), dan penilaian yang sebenarnya (authentic assesment) (Jauhari dalam Haji, 2005: 5)
Pembelajaran dengan model yang kontekstual menuntut perubahan-perubahan dalam mengorganisasikan kelas, penggunaan metode mengajar, meningkatkan keaktifan dan kemampuan pemahaman siswa, mengembangkan materi pelajaran matematika dengan baik, sehingga penguasaan konsep dan pengetahuannya akan lebih luas dan siswa dapat mengorganisir dirinya untuk dapat memecahkan masalah.
Berdasarkan uraian diatas, terlihat adanya kesenjangan antara harapan dengan kenyataan disatu sisi diharapkan prestasi belajar siswa tentang pemahaman konsep matematika agar kemampuan penyesaian masalah matematika siswa lebih baik. Sementara disisi lain prestasi belajar siswa belum sesuai dengan harapan. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melaksanakan penelitian dengan judul: “PENERAPAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH
MATEMATIKA SISWA PADA MATERI SPLDV KELAS VIII SMP NEGERI 1 RANTAU SELATAN TAHUN AJARAN 2013/2014”.
1.2Identifikasi Masalah
1. Penyampaian materi matematika yang dilakukan guru masih
didominasi oleh guru.
2. Rendahnya kemampuan pemecahn masalah siswa terhadap konsep
3. Peserta didik hanya dapat membayangkan penerapan matematika tanpa mengetahui dalam kehidupan sehari-hari sehingga materi cepat terlupakan.
4. Peserta didik tidak menyenangi pelajaran matematika dan cenderung membosankan
5. Peserta didik tidak tahu menerapkan konsep matematika sehingga pembelajaran dirasakan tidak bermakna
6. Pembelajaran dengan pendekatan matematika realistik belum
diterapkan dan tidak adanya variasi pembelajaran yang digunakan dalam membelajarkan.
1.3Batasan Masalah
Mengingat keterbatasan peneliti dan luasnya cakupan identifikasi masalah, maka masalah yang teridentifikasi pada penelitian ini yaitu pada rendahnya kemampuan pemecahan masalah siswa terhadap konsep-konsep dalam khususnya pada materi SPLDV serta upaya yang dilakukan untuk meningkatkannya.
1.4Rumusan Masalah
1. Bagaimana meningkatan kemampuan penyelesaian masalah
Matematika siswa dengan menerapkan Pendekatan Matematika Realistik pada pokok bahasan System Persamaan Linear Dua Variabel di kelas VIII SMP Negeri 1 Rantau Selatan Tahun ajaran 2013/2014?
2. Bagaimana hasil ketuntasan belajar Matematika siswa terhadap
kemampuan pemecahan masalah siswa?
3. Bagaimana respon siswa terhadap pembelajaran dengan pendekatan
9
1.5 Tujuan Penelitian
Menurut Suyanto (Arikunto,2008:54), penelitian ini bertujuan sesuai dengan PTK, yaitu;
1. Meningkatkan dan/atau memperbaiki praktik pembelajaran di sekolah, khususnya pada penyelesaian masalah matematika pada pokok bahasan system persamaan linear dua variabel di kelas VIII SMP Negeri 1 Rantau Selatan Tahun ajaran 2013/2014
2. Meningkatkan relevansi pendidikan khususnya pada pembelajaran
matematika
3. Meningkatkan mutu pendidikan, dan efisiensi pengelolaan pendidikan pada pembelajaran matematika
1.6Manfaat Penelitian
1. Manfaat Praktis
1. Bagi siswa, memperoleh pengalaman langsung dengan adanya kebebasan dalam belajar secara aktif.
2. Bagi guru, sebagai bahan masukan bahwa pembelajaran kontekstual dapat digunakan sebagai alternatif dalam upaya meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa serta sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
3. Bagi peneliti, sebagai bahan pembanding bagi mahasiswa atau peneliti lainnya yang ingin meneliti topik atau permasalahan yang sama tentang pemahaman konsep siswa pada pokok bahasan SPLV.
2. Manfaat Teoritis
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 1.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil penelitian ini adalah :
1. Berdasarkan Test Kemampuan Pemecahan Masalah, diperoleh bahwa penerapan
pembelajaran realistik dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah pada pokok bahasan SPLDV, dimana peningkatan diperoleh setelah siklus II
dilakukan. Kemampuan memahami masalah (Kategori I) meningkat 24,85 poin,
Merencanakan Penyelesaian Masalah (Kategori II) meningkat 33,1 poin, Menyelesaikan Pemecahan Masalah (Kategori III) meningkat 37,55, dan Memeriksa Jawaban Kembali (Kategori IV) meningkat 34,5.
2. Berdasarkan dari hasil penelitian terjadi peningkatan hasil siswa yang lulus KKM dengan nilai di atas 65 sebanyak 16 0rang atau sekitar 53, 33% diamana pada siklus pertama hanya 11 orang atau sekitar 36,67% yang lulus KKM dan pada siklus kedua terjadi peningkatan sekitar 27 orang yang lulus KKM atau sekitar 90 % dari total 30 siswa
disarankan memperhatikan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dan melibatkan siswa dalam proses belajar mengajar, dan menggunakan pembelajaran realistik sebagai salah satu altenatif pendekatan pebelajaran.
2. Kepada siswa SMP Negeri 1 Rantau Selatan disarankan lebih berani dalam
menyampaikan pendapat atau ide-ide, dapat mempergunakan seluruh potensi yang dimiliki dalam pelajaran matematika.
3. Kepada Kepala SMP Negeri 1 Rantau Selatan, agar dapat mengkoordinasikan guru-guru
untuk menerapkan pendekatan yang relevan dan inovatif untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa. Sehingga pendekatan pembelajaran realistik sebagai salah satunya.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, M. 2009. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Adinawan, M. Cholik dan Sugijono. 2004. SeribuPena Matematika SMP. Jakarta: Erlangga.
Arikunto. S. 2007. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. _________ ., dan Suhardjono,Supardi., (2008), Penelitian Tindakan Kelas,
Bumi Aksara, Jakarta
Djaali dan Pudji Mulyono. 2008. Pengukuran Dalam Bidang Pendidikan. Jakarta: Grasindo.
Djamarah, S. B. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Fathani, Abdul Halim.,(2008), Pembelajaran Realistik, Atasi Fobia Matematika,
http://koranpendidikan.com/artikel/595/pembelajaran-realistik-atasi-fobia-matematika.html).
Fauzi, M. Amin., (2002), Pembelajaran Matematika Realistik Pada Pokok Bahasan Pembagian di SD, Tesis Pendidikan Matematika Universitas Negeri Surabaya.
FMIPA, (2009), Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Penelitian Program Studi Pendidikan, FMIPA UNIMED, Medan.
Gunawan, A. W. 2006. Genius Learning Strategy. Jakarta: Ikrar Mandiri abadi.
Hadi, Sutarto., (2005), PMRI, Benih Pembelajaran Matematika yang Bermutu. http://www.depdiknas.go.id/Jurnal/38/Matematika%20Realistik.htm[9.
____,
As’ar Musrimin., (2008) Efektivitas Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik Dalam Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematika Siswa Kelas VII SMP Negeri 8 Kendari .http://www.strukturaljabar.co.cc/2008 /10/ proposal-matematika-realistik.htmlHaji, Saleh., (2005), Pengaruh Pendekatan Matematika Realistik Terhadap Hasil Belajar Matematika di Sekolah Dasar, http://sps.upi.edu/v4/disertasi/.
Lembaga Penelitian. 2006. Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan. Medan: UNIMED.
Lie, A. 2004. Cooperatif Learning, Jakarta: Gramedia Widia Sarana Indonesia
Meier, D. 2003. The Accelerated Learning. Jakarta: Mizan Pustaka.
Muslich, Masnur. 2008. KTSP pemebelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta : Bumi Aksara.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Sudijono, A. 2009. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo Persada
Sukino, dan Simangunsong, W. 2006. Matematika untuk SMP Kelas VII. Jakarta: Erlangga
Sukmadinata, N.S. 2005. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Rosda
Syah, M. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Tim MKKBN. 2007. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. JICA Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.
Tim Redaksi. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka
Tompomas, H.2003. Matematika Plus 1A untuk kelas 1 SMP. Jakarta: Yudhistira.
Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontukvisme. Jakarta: Presatsi Pustaka.
Soedjadi.2007. Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia; konstatasi keadaan masa kini menuju harapan masa depan. Jakarta: Depdiknas