• Tidak ada hasil yang ditemukan

ARTIKEL HARDANTI M0111040

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ARTIKEL HARDANTI M0111040"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

PEMODELAN BANYAKNYA PENDERITA DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KOTA SURAKARTA DENGAN MIXED

GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (MGWR)

Hardanti Nur Astuti, Yuliana Susanti dan Dewi Retno Sari Saputro Program Studi Matematika FMIPA UNS

ABSTRAK. Model mixed geographically weighted regression (MGWR) merupakan pengembangan dari model geographically weighted regression (GWR) yang digunakan untuk memodelkan data spasial dengan mempertimbangkan parameter lokal dan parameter global. Keterkaitan antar lokasi dinyatakan dalam suatu pembobot tertentu. Salah satu pembobotnya adalah pembobot bi-square. Data banyaknya pemderita demam berdarah dengue (DBD) merupakan salah satu data yang mempunyai keterkaitan antar lokasi sehingga dapat dimodelkan dengan model MGWR. Pada penelitian ini dimodelkan banyaknya penderita DBD menggunakan

MGWR di Kota Surakarta dengan pembobot bi-square. Berdasarkan hasil

penelitian, diperoleh variabel independen yang signifikan adalah house index sebagai variabel global, luas wilayah sebagai variabel lokal dan didapatkan model MGWR untuk setiap lokasinya.

Kata Kunci : parameter lokal, parameter global, MGWR, DBD.

1.

P

ENDAHULUAN

Data spasial merupakan suatu data yang dipengaruhi oleh ruang atau lokasi

(Anselin [1]). Salah satu model spasial adalah model geographically weighted

regression (GWR). Pada model GWR, parameter yang dihasilkan hanya signifikan

untuk lokasi tertentu. Dalam beberapa kasus, parameter yang dihasilkan signifikan

untuk setiap lokasi tertentu dan signifikan untuk semua lokasi. Brunsdon et al.[2],

memperkenalkan model MGWR yang merupakan pengembangan dari model

GWR.

Model MGWR baik digunakan untuk data yang dipengaruhi oleh variabel

lokal dan variabel global. Perbedaan antara model GWR dan model MGWR

terletak pada variabilitas spasialnya. Pada model GWR, semua faktor-faktor yang

berpengaruh mempunyai variabilitas spasial sehingga menghasilkan parameter

lokal hanya berpengaruh untuk lokasi tertentu. Sedangkan pada model MGWR,

faktor-faktor yang berpengaruh ada yang mempunyai variabilitas spasial dan ada

yang tidak mempunyai variabilitas spasial. Faktor yang tidak mempunyai

variabilitas spasial akan menghasilkan parameter global, parameter yang

(2)

commit to user

akan menghasilkan parameter lokal. Untuk menyatakan pengaruh lokasi

digunakan pembobot. Pembobot yang digunakan adalah pembobot bi-square.

Pembobot tersebut ditentukan berdasarkan jarak antar lokasi. Menurut Saefuddin

et al.[6] penerapan model MGWR dengan pembobot bi-square pada persentase

kemiskinan memberikan nilai kecocokan model yang cukup tinggi. Selanjutnya,

Rifada et al. [5] menerapkan model MGWR pada persentase gizi buruk balita di

Surabaya, hasil penelitiannya menunjukkan model MGWR dengan pembobot

bi-square memiliki nilai kecocokan model sebesar 0.82.

Demam berdarah dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit menular

yang sering ditemukan di Indonesia. Data banyaknya penderita DBD dapat

dimodelkan dengan model MGWR. Hal ini sejalan dengan penelitian yang telah

dilakukan oleh Saefuddin et al. [6] dan Rifada et al. [5]. Dalam penelitian ini

dilakukan pemodelan banyaknya penderita DBD di Kota Surakarta menggunakan

model MGWR dengan pembobot bi-square.

2. MODEL MIXED GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION

2.1 Model GWR. Menurut Brundson et al. [3], model GWR dipengaruhi oleh

aspek lokasi dalam hal ini koordinat dari titik lokasi sehingga model GWR akan

menghasilkan estimasi untuk setiap titik lokasi. Model GWR dinyatakan sebagai

dengan , adalah variabel dependen data ke-i. ,

adalah koefisien regresi untuk lokasi ke-i dan variabel ke-k, adalah nilai ke-i

dari dan adalah residu model GWR yang berdistribusi normal independen.

2.2 Model MGWR. Model MGWR merupakan pengembangan model GWR,

dimana selain memperhatikan variabel lokal juga memperhatikan variabel global.

Model MGWR dapat dituliskan sebagai

dengan adalah parameter global dan adalah parameter lokal. Variabel

adalah variabel independen yang berkaitan dengan parameter global, adalah

variabel independen yang berkaitan dengan parameter lokal dan adalah residu

(3)

commit to user

heterogenitas. Uji heterogenitas dilakukan dengan uji breusch-pagan (BP) dengan

statistik uji adalah

dengan adalah matriks berukuran 51×1, , dan adalah

matriks berukuran 51×4. Pengambilan keputusan ditolak apabila nilai

dengan daerah kritis DK = .

2.3 Pendugaan Parameter Model MGWR. Menurut Brundson et al. [2], dalam

model MGWR terdapat parameter lokal dan parameter global sehingga dalam

pendugaan parameter dilakukan untuk parameter lokal dan global. Pendugaan

parameter untuk parameter global dalam model MGWR menggunakan ordinary

least square (OLS) dengan meminimumkan jumlah kuadrat sesatan. Pendugaan

parameter untuk parameter lokal menggunakan weighted least square (WLS)

dengan meminimumkan jumlah kuadrat sesatan yang dikalikan dengan pembobot.

Berikut diuraikan pendugaan parameternya.

Dalam bentuk matriks model model (1) dapat ditulis sebagai

dengan adalah vektor variabel dependen, adalah matriks variabel global, a

adalah vektor parameter global, adalah matriks variabel lokal, b adalah vektor

parameter lokal, adalah vektor residu. Selanjutnya model (3) dapat dinyatakan

sebagai

Berdasarkan model (4) dilakukan pendugaan parameter menggunakan OLS dan

diperoleh parameter global

. Berdasarkan model (3) dilakukan pendugaan parameter menggunakan WLS

dan dihasilkan parameter lokal dengan W

adalah matriks pembobot. Pembobot yang digunakan dalam penelitian ini adalah

(4)

commit to user

dengan adalah jarak euclid dari lokasi ke lokasi dan adalah

bandwidth.

3. METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian terapan yaitu memodelkan banyaknya

penderita DBD di Kota Surakarta menggunakan model MGWR dengan pembobot

bi-square. Data yang digunakan adalah data banyaknya penderita DBD (Y) tahun

2014 dijadikan sebagai variabel dependen (Y) yang bersumber dari Dinas

Kesehatan Kota Surakarta. Faktor-faktor yang digunakan dalam penelitian ini

adalah jumlah penduduk ( ), jumlah rumah ( ), House Index ( ), jumlah

tempat-tempat umum ( ), jumlah rumah sehat ( ), jumlah posyandu ( ), luas

wilayah ( ), tingkat kepadatan penduduk ( ), tingkat kesejahteraan keluarga

( ) dan tinggi wilayah ( ) dijadikan sebagai variabel independen

bersumber dari puskesmas di Kota Surakarta.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah memeriksa

heterogenitas data banyaknya penderita DBD dengan uji BP sesuai dengan

persamaan (2) dan selanjutnya menghitung pembobot dengan rumusan bi-square

pada setiap lokasi sesuai dengan persamaan (5). Kemudian menentukan variabel

independen ( ) yang signifikan yang dilanjutkan dengan penentuan model GWR

untuk setiap lokasinya. Pada langkah tersebut dapat ditentukan variabel global dan

variabel lokal untuk model MGWR. Selanjutnya dilakukan pendugaan parameter

pada model MGWR dan diperoleh model MGWR sesuai dengan model (1) untuk

(5)

commit to user

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil dan pembahasan meliputi uji heterogenitas, pembobot bi-square, model

GWR, dan model MGWR. Berikut masing-masing uraiannya.

4.1 Uji Heterogenitas. Berdasarkan uji BP dengan hipotesis bahwa

terdapat heterogenitas dalam data atau semua lokasi mempunyai karateristik yang

berbeda. Hasil perhitungan menunjukkan nilai BP 12,40682 dan nilai tabel

7,815 sehingga ditolak. Hal ini berarti data banyaknya penderita DBD

di Kota Surakarta heterogen atau mempunyai karateristik yang berbeda-beda.

4.2 Pembobot bi-square. Perhitungan pembobot dilakukan untuk setiap lokasi

sehingga nilai pembobot berbeda untuk setiap lokasinya. Untuk contoh digunakan

Kelurahan Pasar Kliwon sebagai pusat.

Tabel 4.1 Jarak euclid dan pembobot berdasarkan kelurahan pasar kliwon sebagai pusat

Kelurahan Pembobot Kelurahan Pembobot

Pajang 0,053933 0,999995251 Semanggi 0,005012 0,999999959 Karang Asem 1,293993 0,997268126 Kepatihan Kulon 0,016671 0,999999546 Sondakan 0,046209 0,999996514 Tegal Harjo 0,020071 0,999999342

Bumi 0,034495 0,999998057 Jebres 0,029650 0,999998565

Sriwedari 0,022023 0,999999208 Mojosongo 0,036018 0,999997882 Panularan 0,026753 0,999998831 Pucang Sawit 0,024350 0,999999032 Purwosari 0,022023 0,999999208 Sewu 0,010586 0,999999817 Jajar 0,052368 0,999995523 Jagalan 0,017328 0,999999510 Kemalayan 0,015652 0,999999600 Nusukan 0,032242 0,999998303 Jayengan 0,014616 0,999999651 Manahan 0,037618 0,999997690 Tipes 0,021536 0,999999243 Mangkubumen 0,026679 0,999998838 Serengan 0,019668 0,999999368 Gilingan 0,027824 0,999998736 Danukusuman 0,012795 0,999999733 Punggawan 0,023964 0,999999062 Joyontakan 0,019647 0,999999370 Kestalan 0,024102 0,999999052 Joyosuran 0,012628 0,999999740 Banyuanyar 0,047896 0,999996255 Pasar Kliwon 0,000000 1,000000000 Sumber 0,039800 0,999997414 Baluwarti 0,006392 0,999999933 Kadipiro 0,047822 0,999996266

Sangkrah 0,006956 0,999999921

4.3 Model GWR. Matriks pembobot yang telah diperoleh digunakan untuk

memodelkan banyaknya penderita DBD menggunakan model GWR. Salah satu

model GWR adalah model GWR untuk Kelurahan Pasar Kliwon yaitu

(6)

commit to user

4.4 Model MGWR. Model MGWR diperoleh berdasarkan variabel global dan

lokal dari variabel independen yang signifikan dalam model GWR. Dalam

penelitian ini, berdasarkan model GWR yang diperoleh didapatkan variabel

independen signifikan yang ditunjukkan pada Tabel 2.

Tabel 2. Pengelompokkan kelurahan berdasarkan variabel yang signifikan

Kelompok Kelurahan Variabel

Signifikan

Jumlah

1

Pajang, Karang Asem, Sondakan, Bumi, Sriwedari, Panularan, Purwosari, Jajar, Kemlayan, Jayengan, Tipes, Serengan, Baluwarti, Kepatihan Kulon, Jebres, Mojosongo, Nusukan, Manahan, Mangkubumen, Gilingan, Punggawan, Kestalan, Banyuanyar, Sumber, Kadipiro

25

2 Jagalan, Pucang sawit, Tegal Harjo, 3

3 Pasar Kliwon, Sangkrah, Semanggi, Sewu 4

4

Laweyan, Penumping, Kerten, Kratonan, Gajahan, Kedung Lumbu, Purwodiningratan, Gandekan, Sudiroprajan, Kepatihan Wetan, Setabelan, Keprabon, Ketelan, Timuran, Danukusuman, Joyontakan, Joyosuran

Tidak ada yang signifikan

19

Dari model GWR, variabel lokal untuk model MGWR yaitu house index dan

variabel global untuk model MGWR yaitu luas wilayah . Pemetaan hasil

Tabel 2. dapat ditunjukkan pada Gambar 1.

Gambar 1. Pengelompokkan kelurahan berdasarkan variabel signifikan

Berdasarkan Gambar 1, nampak bahwa sebagian besar kelurahan di Surakarta

dipengaruhi oleh luas wilayah . Luas wilayah dan tingkat kepadatan penduduk berpengaruh dalam banyaknyak penderita DBD di 3 kelurahan di

Surakarta, 4 kelurahan yang berbatasan dengan Kabupaten Sukoharjo dipengaruhi

(7)

commit to user

19 kelurahan tidak dipengaruhi oleh variabel apapun. Selanjutnya dilakukan

pendugaan parameter untuk model MGWR yang menghasilkan nilai parameter

global sebesar dan nilai parameter lokal dan ditunjukkan pada

Tabel 3.

Tabel 3. Pendugaan Parameter Lokal dan untuk Model MGWR

Kelurahan Kelurahan

Pajang (Pj) 4.623182 6.113438 Semanggi (Sg) 2.854548 2.061119 Karang Asem (Ka) -1.453233 6.939781 Kepatihan Kulon (Kk) 4.000043 4.989248 Sondakan (Sd) 4.706330 5.853682 Tegal Harjo (Th) 4.082130 5.026652 Bumi (Bm) 4.892310 5.631906 Jebres (Jb) 4.452185 5.519406 Sriwedari (Swd) 5.142577 6.289033 Mojosongo (Mj) 4.566869 5.623465 Panularan (Pl) 5.602855 7.522728 Pucang Sawit (Ps) 4.224830 4.850534 Purwosari (Pw) 5.963288 8.430034 Sewu (Sw) 3.737819 4.122789 Jajar (Jj) 4.727492 7.029067 Jagalan (Jg) 4.084987 4.792464 Kemalayan (Kl) 4.917064 6.461976 Nusukan (Nk) 5.035089 6.757727 Jayengan (Jy) 4.115936 4.661073 Manahan (Mn) 5.144070 7.242493 Tipes (Tp) 5.453027 7.316295 Mangkubumen (Mk) 5.895532 8.188743 Serengan (Sr) 3.967844 3.950396 Gilingan (Gl) 5.197211 6.854538 Danukusuman (Dk) 3.105637 2.394201 Punggawan (Pg) 5.995717 8.560503 Joyontakan (Jt) 3.052659 2.027406 Kestalan (Kt) 5.127339 6.643229 Joyosuran (Js) 2.876249 1.936980 Banyuanyar (Ba) 4.808867 7.536075 Pasar Kliwon (Pk) 2.901746 2.365120 Sumber (Sb) 5.118055 7.534162 Baluwarti (Bw) 2.968493 2.538652 Kadipiro (Kp) 4.741464 7.066268 Sangkrah (Sk) 3.233090 2.969117

Berdasarkan Tabel 3. model MGWR untuk masing-masing lokasi dapat dibentuk

dan diperoleh 51 model. Bentuk umum model MGWR untuk banyaknya penderita

DBD dengan nilai sebesar 0,78 dapat ditulis sebagai

meningkatkan 12 penderita DBD. Apabila tidak terdapat kenaikan ataupun

penurunan terdapat 29 penderita DBD. Model ini mempunyai nilai kecocokan

model lokal sebesar 0,347 yang berarti sebesar 34,7% model dapat diterangkan

(8)

commit to user 5. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan diperoleh dua kesimpulan berikut.

1. Variabel prediktor yang berpengaruh secara global adalah house index , sedangkan luas wilayah berpengaruh secara lokal. Variabel signifikan di Kelurahan Pasar Kliwon, Kelurahan Sangkrah, Kelurahan

Semanggi dan Kelurahan Sewu. Variabel signifikan di kelurahan yang sama

dengan variabel dan di Kelurahan Jagalan, Kelurahan Pucang Sawit dan Kelurahan Tegal Harjo. Model MGWR mempunyai nilai kecocokan model

sebesar 0,78.

2. Bentuk umum model MGWR untuk banyaknya penderita DBD di Kota

Surakarta dengan pembobot bi-square dinyatakan sebagai

DAFTAR PUSTAKA

[1] Anselin, L., Spatial econometrics : methods and models, Kluwer Academic Publishers, Dordrecht, 1998.

[2] Brunsdon, C., S. A. Fotheringham, and M. Charlton, Geographically weighted regression : a method for exploring spatial nonstationary,

Geographical Analysis Vol. 28 No. 4 281-298, 1996.

[3] Brunsdon C., S. A. Fotheringham, and M. Charlton, Some notes on parametric significance tests for geographically weighted regression,

Journal of Regional Science 39 497-524, 1999.

[4] Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, Semarang, 2013.

[5] Rifada, M., N. Chamidah, dan T. Saifudin, Pemodelan Kejadian Gizi Buruk pada Balita di Surabaya Berdasarkan Pendekatan Regresi Spasial Semiparametrik, Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika FMIPA UNY, Yogyakarta, 2013.

Gambar

Tabel 4.1 Jarak euclid dan pembobot berdasarkan kelurahan pasar kliwon sebagai pusat
Tabel 2. dapat ditunjukkan pada Gambar 1.
Tabel 3. Pendugaan Parameter Lokal     dan     untuk Model MGWR

Referensi

Dokumen terkait

Ia pun menambahkan bahwa rotasi adalah hal biasa dalam organsasi dengan tujuan untuk penyegaran, memberikan semangat baru menggali potensi yang ada. “Dengan ide dan cara yang

Hal ini berarti ada perbedaan hasil belajar matematika yang signifikan antara siswa yang memperoleh pembelajaran menggunakan model Numbered Head Together dan model

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsumsi energi, protein dan seng serta riwayat penyakit infeksi terhadap kejadian stunting pada anak balita umur 24-59 bulan

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengumpulkan data, mengolah, menganalisis dan menyimpulkan tentang pengaruh struktur modal terhadap EPS, selain itu penelitian ini

Peserta didik diberikan stimulus berupa pemberian materi oleh guru (selain itu misalkan dalam bentuk lembar kerja, tugas mencari materi dari buku paket atau

Lingkungan penyelenggaraan pelayanan terpadu satu pintu di Kabupaten Malang kurang efektif karena kurangnya tenaga ahli bidang pelayanan perizinan terpadu satu

Dan banyak lagi dampak buruk yang dihasilkan dari pertambangan batubara ini seperti pada sungai yang ada disekitar tambang batubara maupun lingkungan – lingkungan lain

Anemia pernisiosa adalah salah satu penyakit kronis berupa berkurangnya produksi sel darah merah akibat defisiensi vitamin B12 dan asam folat, Salah satu fungsi