• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONSELING KRISIS DENGAN PENDEKATAN KONSELING REALITAS UNTUK MENURUNKANKECEMASAN ANAK KORBAN KEKERASAN SEKSUAL.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KONSELING KRISIS DENGAN PENDEKATAN KONSELING REALITAS UNTUK MENURUNKANKECEMASAN ANAK KORBAN KEKERASAN SEKSUAL."

Copied!
281
0
0

Teks penuh

  • Penulis:
    • Amriana
  • Pengajar:
    • Prof. Dr. Cece Rakhmat, M.Pd
    • Dr. Nandang Rusmana, M.Pd
  • Sekolah: Universitas Pendidikan Indonesia
  • Mata Pelajaran: Bimbingan dan Konseling
  • Topik: Konseling Krisis dengan Pendekatan Konseling Realitas untuk Menurunkan Kecemasan Anak Korban Kekerasan Seksual
  • Tipe: tesis
  • Tahun: 2014
  • Kota: Bandung

I. PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan latar belakang, identifikasi masalah, tujuan, manfaat, dan sistematika penulisan penelitian. Penelitian ini berfokus pada meningkatnya kasus kekerasan seksual terhadap anak yang berdampak negatif pada kesehatan mental mereka, khususnya kecemasan. Peneliti bertujuan untuk mengembangkan program konseling krisis dengan pendekatan konseling realitas untuk menurunkan kecemasan anak korban kekerasan seksual.

II. KONSELING KRISIS DENGAN PENDEKATAN KONSELING REALITAS UNTUK MENURUNKAN KECEMASAN ANAK KORBAN KEKERASAN SEKSUAL

Bab ini menjelaskan konsep dasar kecemasan, teknik penanganan, serta penerapan konseling krisis dengan pendekatan konseling realitas. Kecemasan didefinisikan sebagai perasaan yang umum dialami manusia, dengan berbagai tingkat keparahan. Penanganan kecemasan sangat penting untuk anak-anak yang menjadi korban kekerasan, dan pendekatan konseling realitas berfokus pada kesadaran individu untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi.

2.1 Konsep Dasar Kecemasan

Kecemasan adalah perasaan ketakutan yang tidak memiliki objek spesifik. Terdapat berbagai teori mengenai kecemasan, termasuk teori psikoanalitik Freud yang membedakan jenis kecemasan menjadi objektif, neurotik, dan moral. Pemahaman tentang kecemasan ini penting untuk merumuskan strategi konseling yang efektif.

2.2 Teknik Penanganan Kecemasan terhadap Anak Korban Kekerasan Seksual

Teknik penanganan kecemasan meliputi pengukuran kecemasan dan penatalaksanaan yang tepat. Pengukuran dilakukan dengan alat seperti Taylor’s Manifest Anxiety Scale (TMAS) dan observasi. Penatalaksanaan berfokus pada dukungan psikologis dan strategi coping untuk membantu anak mengatasi kecemasan mereka.

2.3 Konsep Konseling Krisis dengan Pendekatan Konseling Realitas

Konseling krisis bertujuan untuk memberikan intervensi yang cepat dan efektif bagi anak-anak yang mengalami trauma. Pendekatan konseling realitas menekankan pada tanggung jawab individu dan membantu mereka merencanakan masa depan yang lebih baik. Ini sangat relevan dalam konteks anak korban kekerasan seksual.

2.4 Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa konseling krisis efektif dalam menangani masalah kecemasan pada anak korban kekerasan. Ini mendukung penggunaan pendekatan konseling realitas sebagai metode yang tepat untuk intervensi dalam situasi krisis.

2.5 Asumsi Penelitian

Asumsi penelitian ini adalah bahwa konseling krisis dengan pendekatan konseling realitas dapat menurunkan kecemasan anak korban kekerasan seksual. Ini didasarkan pada teori dan praktik yang ada dalam bidang konseling dan psikologi.

2.6 Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif dari konseling krisis dengan pendekatan konseling realitas terhadap penurunan kecemasan anak korban kekerasan seksual. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan hipotesis tersebut melalui metode yang sistematis.

2.7 Posisi Peneliti

Sebagai peneliti, penulis berusaha untuk objektif dan tidak memihak dalam penelitian ini. Peneliti memiliki tanggung jawab untuk melaksanakan penelitian dengan etika yang tinggi dan menghasilkan informasi yang bermanfaat bagi masyarakat, khususnya dalam bidang konseling.

III. METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan adalah desain penelitian single subject A-B-A. Penelitian dilakukan di Pusat Pelayanan Terpadu (PPT) Provinsi Jawa Timur dengan melibatkan tiga subyek anak berusia 13-18 tahun yang menjadi korban kekerasan seksual. Data dikumpulkan melalui angket, observasi, wawancara, dan dokumentasi.

3.1 Metode dan Desain Penelitian

Desain A-B-A digunakan untuk mengukur efektivitas konseling krisis dalam menurunkan kecemasan. A (baseline) menunjukkan kondisi sebelum intervensi, B (treatment) adalah fase intervensi, dan A (baseline) kedua untuk mengamati perubahan setelah intervensi.

3.2 Lokasi dan Subyek Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Pusat Pelayanan Terpadu (PPT) Provinsi Jawa Timur, yang merupakan lembaga yang menangani kasus kekerasan terhadap anak. Subyek penelitian terdiri dari tiga anak korban kekerasan seksual yang dipilih berdasarkan kriteria tertentu.

3.3 Definisi Operasional Variabel

Variabel dalam penelitian ini meliputi kecemasan sebagai variabel dependen dan konseling krisis dengan pendekatan konseling realitas sebagai variabel independen. Definisi operasional ini penting untuk mengukur dan menganalisis data secara akurat.

3.4 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi angket Taylor’s Manifest Anxiety Scale (TMAS) dan alat ukur lainnya yang relevan untuk menilai tingkat kecemasan anak. Pengujian instrumen dilakukan untuk memastikan validitas dan reliabilitas data.

3.5 Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Prosedur penelitian meliputi langkah-langkah pengumpulan data, pelaksanaan intervensi konseling, dan analisis data. Setiap tahap dilakukan dengan cermat untuk memastikan hasil yang valid dan dapat dipercaya.

3.6 Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan metode inspeksi visual untuk menilai perubahan kecemasan sebelum dan setelah intervensi. Data yang diperoleh akan diinterpretasikan untuk memberikan gambaran yang jelas tentang efektivitas konseling.

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan adanya penurunan kecemasan pada anak setelah intervensi konseling krisis. Data menunjukkan perubahan positif yang signifikan pada subyek yang terlibat. Pembahasan akan membahas temuan ini dalam konteks teori yang relevan.

4.1 Hasil Penelitian

Hasil menunjukkan bahwa semua subyek mengalami penurunan kecemasan setelah mengikuti program konseling. Pengukuran dilakukan secara berkala untuk memastikan efektivitas intervensi.

4.2 Deskripsi Pelaksanaan Konseling Krisis

Pelaksanaan konseling dilakukan dalam beberapa sesi yang dirancang untuk memberikan dukungan psikologis dan strategi coping yang efektif bagi anak-anak. Setiap sesi difokuskan pada kebutuhan spesifik dari subyek.

4.3 Pengaruh Konseling Krisis terhadap Kecemasan

Analisis data menunjukkan bahwa konseling krisis dengan pendekatan realitas berhasil menurunkan tingkat kecemasan anak. Temuan ini mendukung hipotesis bahwa intervensi yang tepat dapat membantu anak korban kekerasan.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa konseling krisis dengan pendekatan konseling realitas efektif dalam menurunkan kecemasan anak korban kekerasan seksual. Penelitian ini merekomendasikan penerapan metode ini di berbagai konteks untuk membantu anak-anak yang mengalami trauma.

5.1 Kesimpulan

Konseling krisis terbukti efektif dalam menurunkan kecemasan pada anak-anak korban kekerasan seksual. Pendekatan ini memberikan hasil yang positif dan dapat diterapkan dalam situasi serupa.

5.2 Rekomendasi

Peneliti merekomendasikan agar konselor dan pendidik menerapkan pendekatan ini dalam praktik mereka. Selain itu, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengeksplorasi efektivitas metode ini dalam konteks yang lebih luas.

Referensi Dokumen

  • WDEP ( Glasser )
  • Taylor’s Manfest Anxiety Scale

Gambar

Tabel 2. 2 Respon dari Kecemasan Sedang
Tabel 2. 3 Respon dari Kecemasan Berat
Tabel 2. 4 Respon dari Panik
Grafik Desain A-B-A
+7

Referensi

Dokumen terkait

Ada 3 permasalahan pokok, yaitu: (1) Pola pelaku kekerasan seksual; (2) Aspek perlindungan hukum; (3) Upaya-upaya yang dilakukan dalam pencegahan agar anak-anak

Dalam memberikan perlindungan pada anak yang menjadi korban kekerasan seksual, kepolisian melakukan upaya-upaya sebagai berikut:a. Memberikan akses pada lembaga dan/atau

dengan metode sharing sebagai bentuk dari penanganan kepada anak korban kekerasan seksual. Upaya-upaya yang telah dilakukan pemerintah diantaranya yakni dengan upaya preventif

“Katakanlah: Sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat -kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat.. Tuhanku, meskipun

penelitian ini adalah “ Konseling krisis dengan pendekatan konseling realitas berpengaruh dalam menurunkankecemasan anak korban kekerasan seksual di Pusat Pelayanan Te

KONSELING KRISIS DENGAN PENDEKATAN KONSELING REALITAS UNTUK MENURUNKANKECEMASAN ANAK KORBAN KEKERASAN SEKSUAL.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

KONSELING KRISIS DENGAN PENDEKATAN KONSELING REALITAS UNTUK MENURUNKANKECEMASAN ANAK KORBAN KEKERASAN SEKSUAL.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Dampak kekerasan Seksual Terhadap Perkembangan Anak dalam Studi Kasus Anak korban Kekerasan Seksual di Yayasan Pusaka