EFEKTIVITAS KOORDINASI KEPALA PERPUSTAKAAN
DALAM PELAKSANAAN PROGRAM BIMBINGAN
PEMUSTAKA PADA SMA PASUNDAN 3 BANDUNG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi
Oleh
Bella Muhammad Anugrah 1001874
PROGRAM STUDI PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI
JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2014
Efektivitas Koordinasi Kepala
Perpustakaan Dalam Pelaksanaan
Program Bimbingan Pemustaka
Pada SMA Pasundan 3 Bandung
Oleh
Bella Muhammad Anugrah
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Bella Muhammad Anugrah 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
LEMBAR PENGESAHAN
BELLA MUHAMMAD ANUGRAH 1001874
EFEKTIVITAS KOORDINASI KEPALA PERPUSTAKAAN DALAM PELAKSANAAN PROGRAM BIMBINGAN PEMUSTAKA
PADA SMA PASUNDAN 3 BANDUNG
Disetujui dan disahkan oleh:
Pembimbing I
Dr. Hj. Yooke Tjuparmah S K, M.Pd NIP. 19500417198003 2001
Pembimbing II
Hana Silvana, M,Si NIP. 197303242010122001
Mengetahui,
Ketua Jurusan Ketua
Program Studi
Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Perpustakaan dan
Dr. Toto Ruhimat, M.Pd. Dr. Laksmi Dewi, M.Pd
NIP.195911211985031001 NIP.
vii Gian Favian Giovani, 2014
Pengaruh Penggunaan Multimedia Animasi terhadap Keterampilan Pemecahan Masalah MAteri Diagram Fasa dalam Pembelajaran Mata Kuliah Material Teknik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN ………....
A. Media Pembelajaran ……… 1. Definisi Media Pembelajaran……….
2. Ciri-ciri Media Pendidikan……….
a. Ciri Fiksatif (Fixative Property)……….
b. Ciri Manipulatif (Manipulative Property)………
c. Ciri Distributif………..
3. Jenis-jenis Media Pembelajaran……….
a. Media hasil teknologi cetak……….
b. Media hasil teknologi audio-visual……….. c. Media hasil teknologi yang berdasarkan komputer…….. d. Media hasil gabungan teknologi cetak dan komputer…..
4. Fungsi Media Pembelajaran………....
viii Gian Favian Giovani, 2014
Pengaruh Penggunaan Multimedia Animasi terhadap Keterampilan Pemecahan Masalah MAteri Diagram Fasa dalam Pembelajaran Mata Kuliah Material Teknik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Aspek Rekayasa Perangkat Lunak………
E. Deskripsi Mata Kuliah Material Teknik…….………. F. Penelitian Yang Relevan……….. C. Metode Penelitian Yang Digunakan……… D. Definisi Operasional………
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………...
A. Deskripsi Hasil Penelitian………...
ix Gian Favian Giovani, 2014
Pengaruh Penggunaan Multimedia Animasi terhadap Keterampilan Pemecahan Masalah MAteri Diagram Fasa dalam Pembelajaran Mata Kuliah Material Teknik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V SIMPULAN DAN SARAN……….
A. Simpulan………
B. Saran………...
DAFTAR PUSTAKA………. LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
72 72 72
Gian Favian Giovani, 2014
Pengaruh Penggunaan Multimedia Animasi terhadap Keterampilan Pemecahan Masalah MAteri Diagram Fasa dalam Pembelajaran Mata Kuliah Material Teknik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENGARUH PENGGUNAAN MULTIMEDIA ANIMASI TERHADAP KETERAMPILAN PEMECAHAN MASALAH MATERI DIAGRAM FASA
DALAM PEMBELAJARAN MATA KULIAH MATERIAL TEKNIK
1
Gian Favian Giovani, 2Mumu Komaro, 3Ariyano Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FPTK UPI,
Jl. Dr. Setiabudhi No.207 Bandung 40154 Email: giovanifgian30@yahoo.com
Abstrak
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kesulitan yang dihadapi mahasiswa dalam proses pembelajaran pokok-pokok bahasan mata kuliah Material Teknik khususnya diagram fasa. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui perbedaan peningkatan keterampilan pemecahan masalah mahasiswa yang diberi pembelajaran menggunakan diktat dan menggunakan multimedia animasi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian eksperimen semu (quasi experiment). Desain penelitian eksperimen semu yang digunakan adalah dengan desain penelitian Nonequivalent Control Group Design. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah mahasiswa kelas A JPTM angkatan 2013 sebagai kelas kontrol dan mahasiswa kelas B JPTM angkatan 2013 sebagai kelas eksperimen. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan keterampilan pemecahan masalah mahasiswa yang diberi pembelajaran menggunakan multimedia animasi lebih tinggi dari pada peningkatan keterampilan pemecahan masalah mahasiswa yang diberi pembelajaran menggunakan diktat.
Kata kunci: Multimedia, Animasi, Keterampilan Pemecahan Masalah, Diagram Fasa, Material Teknik.
Abstract
The study was backed by the difficulties faced by students in the learning process of the fine points of discussion Material Engineering courses especially phase diagrams. The purpose of this research is to know the difference improved problem solving skills of students who are learning using multimedia animation and using the diktat. The method of research used quasi experimental research method. Quasi experimental research design used was design with Nonequivalent Control Group Research Design. Samples used in this research is a student of class A JPTM 2013 as a control class and student of class B JPTM 2013 as a experiment class. The results showed an increase in problem solving skills of students who are learning using multimedia animation is higher than on improving problem solving skills of students who are learning using diktat
1 Gian Favian Giovani, 2014
Pengaruh Penggunaan Multimedia Animasi terhadap Keterampilan Pemecahan Masalah MAteri Diagram Fasa dalam Pembelajaran Mata Kuliah Material Teknik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sudah menjadi kenyataan bahwa kehidupan manusia ini dikelilingi oleh
material. Semua yang ada di sekitar manusia dihasilkan dari material. Sejak
zaman prasejarah, revolusi material ini sudah ada, dimulai dari zaman batu, era
perunggu, dan era besi seperti sekarang ini. Tembaga, perunggu, besi, dan
komposit merupakan bukti pentingnya material bagi kelangsungan hidup manusia.
Kemajuan pengembangan material adalah kunci pertumbuhan teknologi. Untuk
pengembangan material tersebut dibutuhkan pengetahuan dan keterampilan yang
memadai tentang material, dan disiplin ilmu yang dapat mengembangkan
pengetahuan dan keterampilan tentang material itu sendiri yaitu Material Teknik.
Material teknik adalah ilmu yang mempelajari sifat bahan dan aplikasinya
terhadap berbagai bidang ilmu dan teknik. Ilmu ini mempelajari hubungan antara
struktur bahan dan sifatnya. Material teknik merupakan komponen yang tidak
terpisahkan dari semua bidang teknik. Pada bidang teknik mesin berhubungan
dengan material logam, pada bidang teknik sipil berhubungan dengan material
pasir, batu, kayu, beton, dan lain-lain. Pada bidang teknik listrik berhubungan
dengan material keramik semi konduktor. Pada bidang teknik mesin secara umum
berhubungan dengan logam.
Mata kuliah Material Teknik dalam kurikulum jurusan Pendidikan Teknik
Mesin, merupakan mata kuliah dasar yang termasuk pada kelompok mata kuliah
keahlian program studi. Mata kuliah ini diberikan pada semester 1 dengan jumlah
kredit 2 SKS, dan diberikan pada tiga konsestrasi yang ada, yakni; Otomotif,
Produksi dan Perancangan, dan Refrigerasi Tata Udara. Mata kuliah material
teknik sangat diperlukan untuk menunjang pembelajaran pada mata kuliah-mata
kuliah keahlian program studi lanjutan, diantaranya; Fabrikasi Logam, Teknik
2
Gian Favian Giovani, 2014
Pengaruh Penggunaan Multimedia Animasi terhadap Keterampilan Pemecahan Masalah MAteri Diagram Fasa dalam Pembelajaran Mata Kuliah Material Teknik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Teknik Pembentukan, Chasis Otomotif, Body Otomotif, Elemen Mesin I, dan
Elemen Mesin II.
Meninjau betapa pentingnya mata kuliah Material Teknik ini untuk
menunjang pembelajaran pada mata kuliah-mata kuliah keahlian program studi
lanjutan di atas, maka pada proses pembelajaran mata kuliah Material Teknik ini
harus benar-benar tersampaikan dengan jelas sehingga mahasiswa dapat
menerima lalu mencerna materi-materi yang telah disampaikan oleh dosen dengan
baik. Penelitian awal dilakukan terhadap 32 mahasiswa Jurusan Pendidikan
Teknik Mesin FPTK UPI yang disiapkan sebagai calon guru SMK. Hasil yang
didapat menunjukan bahwa tingkat kesulitan yang dihadapi mahasiswa dalam
proses pembelajaran pokok-pokok bahasan mata kuliah material teknik ini
bervariasi, seperti terlihat pada tabel 1.1.
Tabel 1.1. Data tingkat kesulitan yang dihadapi Mahasiswa JPTM dalam proses pembelajaran mata kuliah Material Teknik
No. Pokok Bahasan
Mata Kuliah Material Teknik Prosentase [%]
1 Diagram fasa 68.8
2 Pergeseran atau pergerakan atom, dan struktur kristal:
Berdasarkan tabel di atas, ada beberapa pokok bahasan yang dipelajari pada
mata kuliah Material Teknik, antara lain; diagram fasa, pergeseran atau
pergerakan atom, struktur kristal, dan pokok bahasan lain. Terlihat bahwa
kesulitan yang paling banyak dihadapi mahasiswa dalam proses pembelajaran
pokok-pokok bahasan mata kuliah material teknik ini yaitu terdapat pada pokok
bahasan diagram fasa yakni sebesar 68,8%. Pada pokok bahasan diagram fasa ini
dipelajari jenis-jenis serta gambar diagram fasa, perubahan fasa, jenis fasa yang
terjadi, prosentase fasa, dan gambar fasa masing-masing dari paduan pada tiap
perubahan temperatur dari temperatur cair sampai ke temperatur kamar atau
3
Gian Favian Giovani, 2014
Pengaruh Penggunaan Multimedia Animasi terhadap Keterampilan Pemecahan Masalah MAteri Diagram Fasa dalam Pembelajaran Mata Kuliah Material Teknik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pokok bahasan pergeseran atau pergerakan atom, dan struktur kristal (18,8%
mengalami kesulitan pada bidang geser, yaitu; bidang tempat bergesernya
atom-atom untuk setiap sel satuan yang berbeda, begitu pula aplikasinya pada
kehidupan nyata, dan 6,2% mengalami kesulitan pada struktur kristal, yakni; jenis
sel satuan berikut karakteristiknya), sedangkan sisanya 6,2% mengalami kesulitan
pada pokok bahasan lainnya.
Faktor penghambat yang dihadapi mahasiswa dalam pembelajaran material
teknik diantaranya yaitu kesulitan memahami konsep yang abstrak, komplek dan
dinamis. Data terakhir menunjukan bahwa prosentasi mahasiswa yang mampu
menyelesaikan permasalahan yang berhubungan dengan struktur atom, perubahan
struktur atom, dan interaksi atom yang menyebabkan perubahan-perubahan sifat
logam, rata-rata 41,6% sebagaimana terlihat pada tabel 1.2.
Tabel 1.2. Data Mahasiswa JPTM yang menguasai materi esensial pada kuliah Material Teknik
No. Waktu Ujian
Prosentase mahasiswa yang menguasai materi esensial pada kuliah Material Teknik
2008 2009 2010 2011 2012
1 UTS 52 57 63 44 50
2 UAS 24 25 24 42 35
Rata-rata 38 41 43,5 43,0 42,5
(Sumber: Komaro, 2013)
Data lain yang didapat dari hasil studi pendahuluan di atas yaitu terlihat
dengan jelas bahwa kesulitan yang paling banyak dihadapi mahasiswa dalam
proses pembelajaran pokok-pokok bahasan mata kuliah material teknik ini yaitu
terdapat pada pokok bahasan diagram fasa yakni sebesar 68,8%. Pada pokok
bahasan diagram fasa, mahasiswa mengalami kesulitan paling banyak pada
perhitungan fasa-fasa yang terjadi, yakni 59,4%. Dalam hal ini masalah
mahasiswa terjadi akibat; tidak suka rumus atau hitungan, dan susah menghapal
rumus atau rumus sering tertukar, sedangkan yang lainnya mengalami kesulitan
pada gambar diagram fasa sebesar 21,9%, dan 18,8% mengalami kesulitan dalam
4
Gian Favian Giovani, 2014
Pengaruh Penggunaan Multimedia Animasi terhadap Keterampilan Pemecahan Masalah MAteri Diagram Fasa dalam Pembelajaran Mata Kuliah Material Teknik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan hasil studi pendahuluan tersebut di atas, bisa diketahui bahwa
faktor yang menyebabkan mahasiswa mengalami kesulitan dalam pembelajaran
mata kuliah Material Teknik ini yaitu karena kesulitan memahami konsep yang
abstrak, komplek dan dinamis. Hal tersebut disebabkan karena pada mata kuliah
Material Teknik banyak membahas hal-hal yang bersifat kasat mata (invisible)
atau mikroskopis yang menyebabkan mahasiswa kesulitan berimajinasi atau
mengilustrasikan bentuk nyatanya, sehingga kemungkinan tidak terjangkau
(inacceessible) oleh mahasiswa.
Berdasarkan permasalahan-permasalahan di atas, maka perlu dilakukan
usaha untuk memecahkannya. Diantara usaha untuk memecahkan permasalahan
diatas, yaitu diperlukan media pembelajaran yang tidak hanya dalam tataran
teoritis, tetapi sebuah media praktis, ekonomis, dan mudah dijangkau (accessible).
Upaya memenuhi kriteria accessible akan ditempuh dengan manipulasi model
teoritis (gambar) menjadi model realistis agar lebih menarik perhatian mahasiswa
sehingga mudah diajarkan (teachable) dalam bentuk multimedia. Hasil penelitian
awal, 81% mahasiswa memiliki laptop atau komputer. Hal ini menjadi peluang
untuk mengembangkan perangkat pembelajaran dengan memanfaatkan komputer
sebagai alat bantu untuk mengulang-ulang materi pembelajaran yang dilakukan
secara mandiri oleh mahasiswa kapanpun dan dimanapun. Arsyad (2003, hlm. 54)
mengemukakan beberapa kekuatan komputer yang digunakan untuk tujuan-tujuan
pendidikan sebagai berikut:
1. Komputer dapat mengakomodasi siswa yang lamban menerima pelajaran, karena ia dapat memberikan iklim yang lebih bersifat afektif dengan cara yang lebih individual, tidak pernah lupa, tidak pernah bosan, sangat sabar dalam menjalankan intsruksi, seperti yang diinginkan program yang digunakan.
2. Komputer dapat merangsang siswa untuk mengerjakan latihan, melakukan kegiatan laboratorium atau simulasi karena tersedianya animasi grafik, warna, dan musik yang dapat menambah realisme. 3. Kendali berada di tangan siswa sehingga tingkat kecepatan belajar siswa
dapat disesuaikan dengan tingkat penguasaannya.
Berdasarkan hasil penelitan (Purnawan, 2006), penyebab diakibatkan model
5
Gian Favian Giovani, 2014
Pengaruh Penggunaan Multimedia Animasi terhadap Keterampilan Pemecahan Masalah MAteri Diagram Fasa dalam Pembelajaran Mata Kuliah Material Teknik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tersedia, tidak cukup representatif untuk dapat menjelaskan konsep suatu sistem
secara realistis, sehingga kemungkinan tidak terjangkau (inaccessible) oleh
peserta didik yang efeknya kurang menimbulkan pengalaman belajar.
Media pembelajaran berbasis multimedia animasi sebetulnya pernah dibuat
oleh Callister yakni berupa CD multimedia interaktif. Namun animasinya masih
terbatas pada struktur kristal, bidang serta arah kristal, dan pergerakan atom pada
dislokasi, dan belum memuat animasi pada bahasan perhitungan diagram fasa.
Selain itu bahasa pengantar yang digunakannya adalah bahasa Inggris. Atas dasar
kendala tersebut maka penulis lebih menfokuskan kajian ini pada diagram fasa
serta perhitungan fasa-fasanya, dan bahasa pengantarnya bahasa Indonesia.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan pada uraian latar belakang di atas dapat diidentifikasi beberapa
permasalahan yang terjadi pada proses pembelajaran mata kuliah Material Teknik
ini antara lain sebagai berikut:
1. Kesulitan menyerap materi disebabkan kesulitan memahami konsep yang
abstrak, komplek dan dinamis.
2. Pada pokok bahasan diagram fasa, mahasiswa mengalami kesulitan pada
perhitungan fasa-fasa, kesulitan pada gambar diagram fasa, dan kesulitan
dalam hal urutan pengerjaan serta kesulitan lainnya.
3. Media pembelajaran yang digunakan dosen untuk menyampaikan materi pada
perkuliahan Material Teknik ini masih banyak menggunakan buku atau
diktat/handout, dan itu dirasa kurang realistis, kurang menarik, sehingga
kemungkinan tidak terjangkau (inaccessible) oleh mahasiswa yang efeknya
kurang menimbulkan pengalaman belajar yang pada akhirnya membuat
banyak mahasiswa kurang mampu menangkap materi pelajaran dengan
maksimal.
C. Rumusan Masalah
Kemudian penulis memandang perlu untuk merumuskan masalah penelitian
6
Gian Favian Giovani, 2014
Pengaruh Penggunaan Multimedia Animasi terhadap Keterampilan Pemecahan Masalah MAteri Diagram Fasa dalam Pembelajaran Mata Kuliah Material Teknik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
akan diteliti, yaitu “Apakah pembelajaran menggunakan multimedia animasi akan
memberikan peningkatan keterampilan pemecahan masalah mahasiswa yang lebih
baik daripada pembelajaran dengan menggunakan diktat?”.
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang diajukan, tujuan pada penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui peningkatan keterampilan pemecahan masalah mahasiswa yang
diberi pembelajaran dengan menggunakan diktat dalam pembelajaran materi
diagram fasa pada mata kuliah Material Teknik.
2. Mengetahui peningkatan keterampilan pemecahan masalah mahasiswa yang
diberi pembelajaran dengan menggunakan multimedia animasi dalam
pembelajaran diagram fasa pada mata kuliah Material Teknik.
3. Mengetahui perbedaan peningkatan keterampilan pemecahan masalah antara
mahasiswa yang diberi pembelajaran dengan menggunakan diktat dan dengan
menggunakan multimedia animasi dalam pembelajaran materi diagram fasa
pada mata kuliah Material Teknik.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan menghasilkan suatu bahan dan sekaligus media
pembelajaran pada mata kuliah Material Teknik khususnya pada materi diagram
fasa bagi mahasiswa JPTM yang dapat meningkatkan hasil belajarnya. Oleh
karena itu, penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat baik secara teoritis
maupun praktis.
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah
kajian tentang pembelajaran, multimedia animasi baik sebagai sumber belajar
maupun sebagai media belajar, secara khusus yang dapat meningkatkan hasil
belajar.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis bagi
7
Gian Favian Giovani, 2014
Pengaruh Penggunaan Multimedia Animasi terhadap Keterampilan Pemecahan Masalah MAteri Diagram Fasa dalam Pembelajaran Mata Kuliah Material Teknik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Bagi mahasiswa diharapkan menjadi sumber, dan media belajar bagi yang
mudah digunakan dan dicerna untuk belajar mandiri dengan hasil belajar
yang lebih baik.
b. Bagi Dosen diharapkan menjadi sumber, dan media mengajar yang mudah
digunakan dan diajarkan dengan hasil belajar yang lebih baik.
c. Bagi UPI diharapakan menjadi tambahan pengembangan pembelajaran,
khususnya pada pengembangan sumber, dan media belajar.
F. Strukur Organisasi Skripsi
BAB I Pendahuluan, meliputi Latar Belakang Penelitian, Identifikasi,
Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, dan Stuktur Organisasi
Skripsi.
BAB II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran, dan Hipotesis Penelitian.
Kajian Pustaka berisi
konsep-konsep/teori-teori/dalil-dalil/hukum-hukum/model-model/rumus-rumus utama dan turunannya dalam bidang yang dikaji, penelitian
terdahulu yang relevan. Kerangka Pemikiran merupakan tahapan yang harus
ditempuh untuk merumuskan hipotesis dengan mengkaji hubungan teoritis antar
variabel penelitian. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah
yang dirumuskan dalam penelitian.
BAB III Metode Penelitian, berisi Lokasi dan subjek populasi/sampel
penelitian, Desain Penelitian, Metode Penelitian, Definisi Operasional, Instrumen
Penelitian, Proses Pengembangan Instrumen, Teknik Pengumpulan Data, dan
Analisis Data
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, membahas mengenai pengolahan
atau analisa data untuk menghasilkan temuan berkaitan dengan masalah
penelitian, pertanyaan penelitian, hipotesis, tujuan penelitian, dan pembahasan
atau analisis temuan.
BAB V Simpulan dan Saran, berisi penafsiran dan pemaknaan peneliti
47
Gian Favian Giovani, 2014
Pengaruh Penggunaan Multimedia Animasi terhadap Keterampilan Pemecahan Masalah MAteri Diagram Fasa dalam Pembelajaran Mata Kuliah Material Teknik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Penelitian
Lokasi penelitian berada di Provinsi Jawa Barat di Kota Bandung, yaitu di
Universitas Pendidikan Indonesia. Subjek utama pada penelitian pengaruh
penggunaan multimedia animasi terhadap keterampilan pemecahan masalah ini
adalah mahasiswa JPTM FPTK UPI Bandung. Sampel yang digunakan pada
penelitian ini adalah mahasiswa kelas A JPTM angkatan 2013 sebagai kelas
kontrol dan mahasiswa kelas B JPTM angkatan 2013 sebagai kelas eksperimen.
Sampel tersebut di atas dipilih karena sampel tersebut diasumsikan
memiliki kemampuan yang setaraf atau homogen karena melalui proses seleksi
yang sama. Menurut Ruseffendi (2010, hlm. 45), “karakteristik pertama dari
penelitian eksperimen dapat dilakukan dengan cara pemilihan sampel, salah satu
cara pemilihan sampel adalah subjek secara acak atau menggunakan kelompok
yang homogen”.
B. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah nonequivalent
control group design. Dalam desain penelitian ini, terdapat dua kelompok yakni
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang tidak dipilih secara random.
Pada penelitian ini kelompok eksperimen yaitu kelompok yang diberi perlakuan
berupa pembelajaran dengan menggunakan multimedia animasi, sedangkan
kelompok kontrol yaitu kelompok yang diberikan perlakuan berupa pembelajaran
menggunakan diktat. Kedua kelompok tersebut diberi pre-test untuk mengetahui
keadaan awal. Sugiyono (2013, hlm. 113) mengemukakan bahwa, “hasil pre-test
dikatakan baik bila nilai antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak
berbeda secara signifikan”. Selanjutnya kedua kelompok tersebut diberikan
treatment yang berbeda, lalu kedua kelompok tersebut diberikan post-test untuk
48
Gian Favian Giovani, 2014
Pengaruh Penggunaan Multimedia Animasi terhadap Keterampilan Pemecahan Masalah MAteri Diagram Fasa dalam Pembelajaran Mata Kuliah Material Teknik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pola desain pada penelitian ini
dapat dilihat pada gambar 3.1.
Gambar 3.1. Nonequivalent Control Group Design
Keterangan:
X = treatment berupa pembelajaran menggunakan multimedia
animasi.
Y = treatment berupa pembelajaran menggunakan diktat.
O1 & O3 = hasil/keadaan awal kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol sebelum diberikan treatment yang berbeda. Kedua
kelompok tersebut diobservasi dengan pre-test untuk
mengetahui hasil awal.
O2 = hasil kelas eksperimen setelah diberikan treatment X.
O4 = hasil kelompok kontrol diberikan treatment Y.
C. Metode Penelitian Yang Digunakan
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah
pembelajaran menggunakan multimedia animasi lebih baik dibandingkan dengan
pembelajaran menggunakan diktat dalam upaya meningkatkan keterampilan
pemecahan masalah materi diagram fasa dalam pembelajaran mata kuliah material
teknik. Peningkatan keterampilan pemecahan masalah tersebut dapat diketahui
dengan hasil pre-test dan post-test antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Menurut tujuan penelitian yang telah dijelaskan tersebut diatas maka metode
penelitian yang digunakan adalah metode penelitian eksperimen semu (quasi
experiment). Desain penelitian eksperimen semu yang digunakan adalah dengan
desain penelitian Nonequivalent Control Group Design.
Pemilihan metode penelitian ini didasarkan pada ketepatan tujuan penelitian
49
Gian Favian Giovani, 2014
Pengaruh Penggunaan Multimedia Animasi terhadap Keterampilan Pemecahan Masalah MAteri Diagram Fasa dalam Pembelajaran Mata Kuliah Material Teknik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
“metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam
kondisi yang terkendalikan”.
D. Definisi Operasional
Menghindari kesimpangsiuran dan salah pengertian terhadap istilah yang
terdapat dalam judul, maka terlebih dahulu peneliti akan mencoba menjelaskan
maksud yang terdapat dalam judul tersebut. Hal ini diharapkan terdapat
keseragaman landasan berfikir atau pemahaman antara peneliti dan pembaca.
Sesuai dengan judul yang diteliti, maka pengertian dari masing-masing bagian
adalah sebagai berikut.
1. Multimedia animasi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2014), istilah multimedia
memiliki arti “berbagai jenis sarana”, sedangkan animasi dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia (2014) memiliki arti “rangkaian lukisan atau gambar yang
digerakkan secara mekanik elektronis sehingga tampak dilayar menjadi bergerak”.
Multimedia animasi dalam penelitian ini didefinisikan sebagai kombinasi dari
media grafik, gambar statis dan dinamis, suara, dan teks yang dioperasikan
melalui media komputer yang menampilkan materi-materi pemecahan masalah
pokok bahasan diagram fasa pada mata kuliah material teknik yang akan
digunakan dalam proses pembelajaran pada kelas eksperimen dan diukur tingkat
kelayakan oleh ahli media
Dalam konteks penelitian ini multimedia animasi digunakan untuk melihat
peningkatan keterampilan pemecahan masalah materi diagram fasa pada mata
kuliah material teknik. Data kelayakan multimedia animasi yang akan digunakan
sebagai media pembelajaran didapatkan dengan melakukan teknik penilaian ahli
(expert judgement) melalui angket, kemudian diolah untuk menghasilkan
deskripsi hasil penilaian kelayakannya.
2. Pemecahan Masalah
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2014), istilah pemecahan memiliki
50
Gian Favian Giovani, 2014
Pengaruh Penggunaan Multimedia Animasi terhadap Keterampilan Pemecahan Masalah MAteri Diagram Fasa dalam Pembelajaran Mata Kuliah Material Teknik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2014) memiliki arti “sesuatu yang harus diselesaikan atau dipecahkan”. Pemecahan masalah pada penelitian ini didefinisikan sebagai proses dimana mahasiswa menemukan kombinasi dari
kaidah-kaidah yang telah dipelajari sebelumnya yang dapat digunakan untuk
memecahkan masalah materi diagram fasa pada mata kuliah material teknik.
Data hasil pemecahan masalah didapatkan melalui proses tes yang dilakukan
dalam dua tahapan yakni tes awal (pre-test) dan tes akhir (post-test). Data hasil
pre-test dan post-test tersebut akan digunakan untuk menganalisis peningkatan
keterampilan pemecahan masalah antara mahasiswa yang diberikan pembelajaran
dengan menggunakan multimedia animasi dengan mahasiswa yang diberikan
pembelajaran menggunakan diktat dalam pembelajaran pokok bahasan materi
diagram fasa.
3. Diagram fasa
Istilah diagram menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2014) memiliki
arti “gambaran (buram, sketsa) untuk memperlihatkan atau menerangkan sesuatu, sedangkan fasa (phase) menurut Oxford Dictionaries (2014) didefinisikan: “a distinct and homogeneus form of matter”, dalam bahasa Indonesia berarti “bentuk
yang berbeda dan homogen dari suatu materi”. Diagram fasa pada penelitian ini
didefinisikan sebagai suatu grafik yang merupakan representasi tentang fasa-fasa
yang ada dalam suatu material pada variasi temperatur, tekanan dan komposisi
tertentu.
E. Instrumen Penelitian
Sugiyono (2013, hlm. 149) menyatakan bahwa “Jumlah instrumen penelitian
tergantung pada jumlah variabel penelitian yang telah ditetapkan untuk diteliti”. Penelitian yang akan meneliti “Pengaruh Penggunaan Multimedia Animasi Terhadap Keterampilan Pemecahan Masalah Materi Diagram Fasa Dalam
Pembelajaran Mata Kuliah Material Teknik”. Jadi dapat terlihat bahwa dalam hal
ini ada dua buah instrumen yang perlu dibuat yaitu:
1. Instrumen untuk mengukur kelayakan multimedia animasi.
51
Gian Favian Giovani, 2014
Pengaruh Penggunaan Multimedia Animasi terhadap Keterampilan Pemecahan Masalah MAteri Diagram Fasa dalam Pembelajaran Mata Kuliah Material Teknik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1. Kuisioner Multimedia
Instrumen ini digunakan untuk mengukur kelayakan multimedia animasi.
Pada instrumen ini akan dilakukan dua tahap evaluasi yang menggunakan lembar
evaluasi yaitu lembar evaluasi materi yang berfungsi untuk mengevaluasi media
pembelajaran dari sisi materinya dan akan dievaluasi oleh salah satu dosen mata
kuliah material teknik Jurusan Pendidikan Teknik Mesin. Lembar evaluasi yang
kedua yaitu lembar evaluasi media pembelajaran dari sisi medianya dan
evaluasinya akan dilakukan oleh dosen ahli media.
Proses pengujian instrumen multimedia animasi ini yaitu berupa kuisioner
yang diberikan kepada evaluator untuk mengevaluasi multimedia animasi dari
sisi media dan dari sisi materinya. Proses evaluasi multimedia pembelajaran ini
dengan penggunaan kuisioner dimaksudkan untuk mengetahui
kekurangan-kekurangan yang terdapat pada multimedia ini melalui indikator-indikator serta
pertanyaan yang diberikan, kemudian diadakan perbaikan lagi setelah evaluasi
dilakukan sampai menemukan hasil evaluasi yang dinyatakan minimal layak.
Kemudian peneliti memilih menggunakan skala rating scale karena menurut
Sugiyono (2013, hlm. 141) bahwa:
Penggunaan skala rating scale ini akan lebih fleksibel karena tidak terbatas untuk pengukuran sikap saja tetapi untuk mengukur persepsi atau responden terhadap fenomena lainnya, seperti skala untuk mengukur status sosial ekonomi, kelembagaan, pengetahuan, kemampuan, proses kegiatan dan lain-lain.
Cara menjawab skala rating scale ini adalah para responden hanya memberi
tanda, yaitu tanda ceklis pada skala yang dipilihnya sesuai dengan pertanyaan
atau indikator, selanjutnya angket yang telah diisi responden perlu dilakukan
penilaian. Pemberian skor pada skala rating scale masing-masing jawaban diberi
bobot nilai yang berbeda. Berikut ini adalah uraian bobot nilainya.
4 : Sangat Setuju.
3 : Setuju.
2 : Ragu-ragu.
1 : Tidak Setuju.
52
Gian Favian Giovani, 2014
Pengaruh Penggunaan Multimedia Animasi terhadap Keterampilan Pemecahan Masalah MAteri Diagram Fasa dalam Pembelajaran Mata Kuliah Material Teknik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Soal Tes
Instrumen ini digunakan untuk mengukur peningkatan keterampilan
pemecahan masalah mahasiswa. Instrumen ini berupa soal yang digunakan untuk
melakukan pre-test dan post-test. Data hasil pre-test dan post-test tersebut akan
digunakan untuk menganalisis peningkatan keterampilan pemecahan masalah.
Instrumen ini digunakan setelah dikonsultasikan dan judgement oleh dosen mata
kuliah Material Teknik.
F. Proses Pengembangan Instrumen
Proses pengujian instrumen soal untuk mengukur atau mengetahui apakah
soal yang akan digunakan telah layak atau belum diberikan kepada mahasiswa.
Pengujian instrumen yang akan diterapkan pada penelitian ini yaitu dengan
menggunakan expert judgement.
Pengujian expert judgement adalah pengujian instrumen yang diuji oleh ahli
dibidang bersangkutan. Pada penelitian ini, expert judgement dilakukan oleh ahli
dibidang material teknik.
G. Teknik Pengumpulan Data
Instrumen yang digunakan untuk mendapatkan data yang tepat dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Instrumen non-tes
Instrumen non-tes yang digunakan untuk mengumpulkan data pada
penelitian ini diantaranya lembar judgement media, judgement soal, dan
judgement materi ajar.
2. Instrumen tes
Instrumen tes ini berupa soal yang diberikan kepada mahasiswa baik kepada
mahasiswa kelas kontrol maupun kelas eksperimen. Soal pre-test diberikan
53
Gian Favian Giovani, 2014
Pengaruh Penggunaan Multimedia Animasi terhadap Keterampilan Pemecahan Masalah MAteri Diagram Fasa dalam Pembelajaran Mata Kuliah Material Teknik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu H. Analisis Data
Teknik analisis data yang dilakukan adalah pengujian homogenitas pada
hasil pre-test, pengujian normalitas pada data pre-test, post-test dan N-Gain,
pengujian hipotesis pada data N-Gain. Untuk lebih jelasnya dijelaskan sebagai
berikut.
1. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk menetukan sampel dari populasi dua kelas
yang homogen. Apabila data menunjukan kelompok data homogen, maka data
yang berasal dari populasi yang sama layak untuk digunakan. Rumus uji
homogenitas yang digunakan menurut Siregar (2004, hlm. 50) adalah sebagai
berikut.
�= S1
2
S12………(Siregar, 2004, hlm. 167)
Keterangan:
�12 = Varian terbesar. �22 = Varian terkecil. 2. Uji Normalitas
Uji normalitas data ini bertujuan untuk menguji apakah data yang diuji itu
berdistribusi normal atau tidak. Teknik pengujian normalitas data dilakukan
dengan menggunakan Chi Kuadrat (χ2). Pengujian normalitas data dengan (χ2 )
dilakukan dengan cara membandingkan kurva normal yang terbentuk dari data
yang terkumpul dengan kurva normal baku/standar.
Pada uji normalitas ini menggunakan aturan Sturgess dengan
memperlihatkan tabel berikut.
Tabel 3.1 Persiapan Uji Normalitas
No. Kelas Interval F �� � � �� � �2
(Siregar, 2004, hlm. 87)
Adapun langkah-langkah pengujian normalitas data adalah sebagai berikut.
a. Menentukan rentang (R)
54
Gian Favian Giovani, 2014
Pengaruh Penggunaan Multimedia Animasi terhadap Keterampilan Pemecahan Masalah MAteri Diagram Fasa dalam Pembelajaran Mata Kuliah Material Teknik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Keterangan:
� = Data besar.
� = Data kecil.
b. Menentukan banyak kelas interval (i)
i = 1 + 3,3 log n ………...(Siregar, 2004, hlm. 84)
Keterangan:
n = Jumlah sampel.
c. Menghitung jumlah kelas interval (P)
� =R
i……….(Siregar, 2004, hlm. 25)
Keterangan:
R = Rentang.
i = Banyak kelas.
Berdasarkan data tersebut, kemudian dimasukan ke tabel distribusi frekuensi.
d. Menghitung rata-rata (x)
x =
∑fi.xi∑fi ………(Siregar, 2004, hlm. 26)
Keterangan:
fi = frekuensi absolute data ditiap kelas interval
xi = nilai tengah kelas interval
e. Menghitung standar deviasi (S)
�= ∑ �.��− (∑ �.��)2
( −1) ……….(Siregar, 2004, hlm. 26)
f. Menentukan batas bawah kelas interval (�� )
�� = Bb– 0,5 kali desimal yang digunakan interval kelas Keterangan:
Bb = Batas bawah interval.
g. Menentukan nilai Zi setiap batas bawah kelas interval
Zi= Xin −X
55
Gian Favian Giovani, 2014
Pengaruh Penggunaan Multimedia Animasi terhadap Keterampilan Pemecahan Masalah MAteri Diagram Fasa dalam Pembelajaran Mata Kuliah Material Teknik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
h. Melihat nilai peluang Zi pada tabel statistik, isikan pada kolom Lo, harga xi
dan xn selalu diambil nilai peluang 0,5000.
i. Hitung nilai setiap kelas interval, isikan pada kolom Li, contoh Li = Lo1– Lo2
(Siregar, 2004, hlm. 87)
j. Menghitung frekuensi harapan (ei)
ei = Li . ∑fi………(Siregar, 2004, hlm. 87)
k. Menghitung nilai Chi kuadrat (χ2) untuk menghitung P-value.
l. Mengambil kesimpulan, kelompok berdistribusi normal jika P-value > α =
0,05.
3. Nilai N-Gain
Uji N-Gain dipergunakan untuk mengukur peningkatan hasil belajar siswa.
Rumus yang digunakan untuk Uji N-Gain menurut Hake (2002, hlm. 4) adalah
sebagai berikut.
N-Gain = Skor � −Skor �
Skor Ideal−Skor �
………
(Hake, 2002, hlm. 4)Tabel 3.2 Kriteria N-Gain
Batasan Kategori
G > 0,7 Tinggi
0,3 ≤ G ≤ 0,7 Sedang
G < 0,3 Rendah
(Hake, 2002, hlm. 4)
4. Uji Hipotesis
Sugiyono (2013, hlm. 96) mengemukakan bahwa “Hipotesis merupakan
jawaban sementara terhadap rumusan masalah, dimana rumusan masalah
penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan”. Uji t-test dilakukan dengan syarat data harus homogen dan normal, apabila data tidak berdistribusi
normal dan tidak homogen maka hipotesis diuji dengan pengujian statistika
nonparametris. Sebagaimana diungkapkan oleh Sugiyono (2013, hlm. 211) bahwa
56
Gian Favian Giovani, 2014
Pengaruh Penggunaan Multimedia Animasi terhadap Keterampilan Pemecahan Masalah MAteri Diagram Fasa dalam Pembelajaran Mata Kuliah Material Teknik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yang akan dianalisis tidak harus berdistribusi normal”. Pengujian t-test yang
dilakukan menurut Sugiyono (2013, hlm. 273) adalah sebagai berikut.
t =
� −1 � 2�12 1 +
�22 2
……… (Sugiyono, 2013, hlm. 273)
Keterangan :
�1
= Nilai rata-rata kelas eksperimen. �2
= Nilai rata-rata kelas kontrol. �12= Varians kelas eksperimen.
�1 2= Varians kelas kontrol.
1 = Jumlah siswa kelas eksperimen.
2= Jumlah siswa kelas kontrol.
Ho: µ1≤ µ2:
“Peningkatan keterampilan pemecahan masalah mahasiswa yang menggunakan multimedia animasi tidak lebih baik dibandingkan keterampilan pemecahan
masalah mahasiswa yang menggunakan diktat”.
Ha: µ1 > µ2:
“Peningkatan keterampilan pemecahan masalah mahasiswa yang menggunakan multimedia animasi lebih baik dibandingkan keterampilan pemecahan masalah
mahasiswa yang menggunakan diktat”.
Kriteria pengujian t-test:
Tolak Ho jika: thitung > ttabel pada ∝ = 0,05 dan dk = 50
72
Gian Favian Giovani, 2014
Pengaruh Penggunaan Multimedia Animasi terhadap Keterampilan Pemecahan Masalah MAteri Diagram Fasa dalam Pembelajaran Mata Kuliah Material Teknik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan penelitian, dapat ditarik simpulan
sebagai berikut:
1. Peningkatan keterampilan pemecahan masalah mahasiswa yang diberikan
pembelajaran menggunakan diktat dalam pembelajaran materi diagram fasa
pada mata kuliah Material Teknik peningkatannya termasuk dalam kategori
sedang.
2. Peningkatan keterampilan pemecahan masalah mahasiswa yang diberikan
pembelajaran menggunakan multimedia animasi dalam pembelajaran materi
diagram fasa pada mata kuliah Material Teknik peningkatannya termasuk
dalam kategori tinggi.
3. Peningkatan keterampilan pemecahan masalah mahasiswa yang diberikan
pembelajaran menggunakan multimedia animasi lebih baik dibandingkan
dengan peningkatan keterampilan pemecahan masalah mahasiswa yang
diberikan pembelajaran menggunakan diktat.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan, penulis memberikan saran-saran
yang diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi pihak yang terkait.
Saran-saran tersebut adalah sebagai berikut:
1. Bagi peneliti berikutnya, multimedia animasi diagram fasa ini lebih
dikembangkan dan disesuaikan kembali dengan karakteristik pokok bahasan
diagram fasa agar mendapatkan hasil yang lebih baik, atau.
2. Dicari media pembelajaran jenis lain selain multimedia animasi yang
karakteristiknya lebih cocok dengan karakteristik pokok bahasan diagram
73
Gian Favian Giovani, 2014
Pengaruh Penggunaan Multimedia Animasi terhadap Keterampilan Pemecahan Masalah MAteri Diagram Fasa dalam Pembelajaran Mata Kuliah Material Teknik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Anitah, S. (2009) Media pembelajaran. Kadipiro Surakarta: Yuma Pustaka bekerja sama dengan FKIP UNS.
Arsyad, A. (2013) Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Bustaman, Burmansyah. (2001) Web design dengan macromedia flash mx 2004. Yogyakarta: Andi Offset.
Callister, W. D. Jr. (2002) Material Science and Engineering an Introduction. Canada: John Wiley & Sons, Inc.
Djamarah, S. B. dan Zain, A. (2006) Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Hake, R.R. (2002) Relationship of Individual Student Normalized Learning Gains in Mechanis with Gender, High School Mathematics and Spatial Visualization.
[Online]. Tersedia: http://www.phscsIndiana.e-du/hake [10 September 2013]
Hamalik, O. (2004) Metode Belajar dan Kesulitan-kesulitan Belajar. Bandung: Tarsito
Komaro, M., dkk. (2013) E-Book Berbasis Multimedia Animasi untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Diagram Fasa. Proposal Penelitian Hibah Inovasi Pembelajaran UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Purnawan. (2006) Desain Model Komponen Pneumatik untuk Media Pembelajaran Mekanisme Komponen Pneumatik, Jurnal INVOTEC Volume III, No. 9, Agustus 2006, hlm. 116 – 124.
Ruseffendi, E.T. (2010) Dasar-Dasar Penelitian Pendidikan dan Bidang Non-Eksakta Lainnya. Bandung: Tarsito.
Rusman, dkk. (2012) Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi Mengembangkan Profesionalitas Guru. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Siregar, S. (2004) Statistik Terapan. Jakarta: Grasindo.
Slameto. (2010) Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, Jakarta: Rineka
74
Gian Favian Giovani, 2014
Pengaruh Penggunaan Multimedia Animasi terhadap Keterampilan Pemecahan Masalah MAteri Diagram Fasa dalam Pembelajaran Mata Kuliah Material Teknik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sudjana, N. dan Rivai, A. (1989) Teknologi Pengajaran. Bandung: Sinar Baru. Sugiyono. (2012) Metode Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2013) Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Suherman, A. (2010) Pengembangan Model Desain Pembelajaran Mata Pelajaran Produktif Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis kompetensi SMK Teknologi dan Rekayasa. Disertasi. Sekolah Pascasarjana UPI, tidak diterbitkan.
Wahono, W. (2010) Pengembangan Model Pembelajaran “Mikir” pada Perkuliahan Fisika Dasar untuk Meningkatkan Keterampilan Generik Sains dan Pemecahan Masalah Calon Guru SMK Program Keahlian Tata Boga, Disertasi Sekolah Pascasarjana UPI: tidak diterbitkan.
Warsita, Bambang. (2008) Teknologi Pembelajaran. Landasan & Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Wena, M. (2009) Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan Konseptual Operasional. Jakarta: Bumi Aksara.
Kuswana, W.S. (2011) Taksonomi Berfikir. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.