• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Relevansi Indikator Keuangan Berdasarkan Historical Cost dengan General Price Level Accounting (GPLA) (Studi Empiris pada PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. dan PT. Kalbe Farma Tbk. Perioda 2000-2003).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Relevansi Indikator Keuangan Berdasarkan Historical Cost dengan General Price Level Accounting (GPLA) (Studi Empiris pada PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. dan PT. Kalbe Farma Tbk. Perioda 2000-2003)."

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

vii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

In conventional accounting, financial statements are based on the historical cost principle that assumes that prices (monetary unit) are stable. Conventional accounting recognizes neither changes in the general price level nor changes in the specific price level. Consequently, if there are any changes in purchasing power such as in inflation period, the historical financial statement are not economically relevant and also income is usually overstated, and the fixed assets are usually understated. General Price Level Accounting will do restatement the components of financial statement to be a rupiah on a similar level of purchasing power, but without changes in accounting principles which using on conventional accounting. In practice, the controversy concerning the relevance of general price level accounting has been continuing. Pros and cons general price level accounting will be presented on this thesis. In this research did to PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. dan PT Kalbe Farma Tbk. are one of industrial sector it is not free of influence inflation condition. Also the result researches concerning the influence of applied general price level accounting on the financial statement will be compared as considerations whether the general price level adjustment is necessary needed. The hypothesis test did with based on t-test pair sample (wilcoxon). The result of research on ∝= 5% showed that fifteen indicator tested there are twelve indicator showed significant different between financial report Historical Cost with financial report adjusted with General Price Level Accounting.

(2)

viii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Dalam akuntansi konvensional, laporan keuangan disajikan berdasarkan nilai historis yang mengasumsikan bahwa harga-harga (unit moneter) adalah stabil. Akuntansi konvensional tidak mengakui adanya perubahan tingkat harga umum maupun perubahan tingkat harga khusus. Sebagai konsekuensinya, jika terjadi perubahan daya beli seperti pada perioda inflasi, maka laporan keuangan historis secara ekonomis tidaklah relevan. Pada perioda ini pendapatan umumnya dinilai lebih tinggi sedangkan aktiva tetap dinilai lebih rendah. Akuntansi tingkat harga umum akan mengadakan penyajian kembali komponen-komponen laporan keuangan ke dalam rupiah pada tingkat daya beli yang sama, namun sama sekali tidak mengubah prinsip-prinsip akuntansi yang digunakan dalam akuntansi berdasarkan nilai historis. Pada praktiknya, kontroversi yang menyangkut relevansi penggunaan akuntansi tingkat harga umum masih berlanjut hingga saat ini. Beberapa argumentasi yang mendukung maupun menolak penerapan akuntansi tingkat harga umum akan disajikan dalam skripsi ini. Penelitian ini dilakukan terhadap PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. dan PT Kalbe Farma Tbk. yang merupakan salah satu sektor industri yang tidak luput dari pengaruh kondisi inflasi. Penelitian ini menjelaskan mengenai pengaruh penerapan akuntansi tingkat harga umum terhadap laporan keuangan yang akan diperbandingkan guna melihat apakah penyesuaian berdasarkan akuntansi tingkat harga umum memang diperlukan. Pengujian hipotesis dilakukan dengan berdasarkan pada uji t untuk dua sampel (wilcoxon). Hasil penelitian pada ∝= 5% menunjukkan bahwa dari lima belas indikator yang diteliti terdapat dua belas indikator yang menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara laporan keuangan Akuntansi Historis dengan laporan keuangan Akuntansi Tingkat Harga Umum.

(3)

ix Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL………. i

HALAMAN PENGESAHAN……….. ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI………. iii

KATA PENGANTAR……… iv

ABSTRACT………. vii

ABSTRAK……… viii

DAFTAR ISI……….. ix

DAFTAR TABEL….……… xiv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... .1

1.2 Identifikasi Masalah ... .7

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... .7

1.4 Kegunaan Penelitian ... .7

1.5 Kontribusi Penelitian ... .8

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Rerangka Teoritis ... 10

2.2 Teori Paritas Daya Beli (Purchasing Power Parity Theory)... ..11

(4)

x Universitas Kristen Maranatha

2.3.1 Pengertian Laporan Keuangan ... 13

2.3.2 Tujuan Laporan Keuangan ... 14

2.3.3 Sifat dan Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan ... 16

2.3.4 Pengguna Laporan Keuangan ... 18

2.3.5 Asumsi Dasar Laporan Keuangan ... 20

2.3.6 Komponen dan Unsur Laporan Keuangan ... 22

2.3.6.1 Neraca (Balance Sheet) ... ..22

2.3.6.2 Laporan Laba Rugi (Income Statement) ... ..25

2.3.6.3 Laporan Perubahan Ekuitas (Statement of Changes in Owners’ Equity) ... ..28

2.3.6.4 Laporan Arus Kas (Statement of Cash Flow) ... ..28

2.3.6.5 Catatan Atas Laporan Keuangan (Notes to Financial Statement) ... ..29

2.3.7 Informasi dan Pelaporan Keuangan... 30

2.4 Perubahan Harga ... ..32

2.4.1 Jenis-Jenis Perubahan Harga ... 32

2.4.2 Inflasi ... 34

2.4.2.1 Definisi Inflasi ... ..34

2.4.2.2 Jenis-Jenis Inflasi... ..34

2.4.4.2.1 Jenis-Jenis Inflasi Berdasarkan Penyebabnya ... ..34

2.4.4.2.2 Jenis-Jenis Inflasi Berdasarkan Sifatnya ... ..36

2.4.3 Akuntansi Perubahan Harga ... . 37

2.5 Analisis Laporan Keuangan ... ..38

(5)

xi Universitas Kristen Maranatha

2.5.2 Tujuan Analisis Laporan Keuangan ... 40

2.5.3 Indikator Keuangan ... 40

2.5.3.1 Rasio sebagai Alat Analisis ... ..40

2.5.3.2 Jenis-Jenis Rasio Keuangan ... ..41

2.6 Akuntansi Nilai Historis dan Akuntansi Tingkat Harga Umum ... ..43

2.6.1 Laporan Keuangan Berdasarkan Historical Cost ... 43

2.6.2 Laporan Keuangan berdasarkan General Price Level Accounting... 46

2.6.3 Perbandingan Akuntansi Nilai Historis dan Akuntansi Tingkat Harga Umum ... 48

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian ... ..54

3.2 Sumber Data ... ..54

3.3 Teknik Pengumpulan Data ... ..55

3.4 Identifikasi dan Pengukuran Variabel ... ..56

3.5 Model Analisis dan Pengujian Hipotesis ... ..62

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... ..64

4.1.1 Analisis terhadap Rasio Likuiditas ... ..69

4.1.2 Analisis terhadap Rasio Aktivitas ... ..70

4.1.3 Analisis terhadap Rasio Solvabilitas ... ..70

4.1.4 Analisis terhadap Rasio Profitabilitas ... ..71

(6)

xii Universitas Kristen Maranatha

4.2.1 Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio) ... ..72

4.2.1.1 Current Ratio ... ..72

4.2.1.2 Quick (Acid-test) Ratio... ..73

4.2.2 Rasio Aktivitas (Activity Ratio) ... ..75

4.2.2.1 Inventory Turnover ... ..75

4.2.2.2 Receivables Turnover ... ..76

4.2.2.3 Average Collection Period ... ...77

4.2.2.4 Average Payment Period ... ...78

4.2.2.5 Fixed Assets Turnover ... ...79

4.2.2.6 Total Asset Turnover ... ...80

4.2.3 Rasio Utang (Solvability Ratio) ... ..80

4.2.3.1 Total Debt to Total Assets Ratio ... ...80

4.2.3.2 Total Debt to Total Equity Ratio ... ...81

4.2.4 Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio) ... ..82

4.2.4.1 Gross Profit Margin ... ..82

4.2.4.2 Operating Profit Margin ... ..83

4.2.4.3 Net Profit Margin ... ..84

4.2.4.4 Rate Return on Assets Ratio ... ...85

4.2.4.5 Rate Return on Equity Ratio ... ...86

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... .89

5.2 Keterbatasan ... ..90

(7)

xiii Universitas Kristen Maranatha

(8)

xiv Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel I Uji Wilcoxon (Current Ratio)……….... 72

Tabel II Uji Wilcoxon (Quick (Acid-test) Ratio)………. 73

Tabel III Uji Wilcoxon Descriptive Statistics (Quick (Acid-test) Ratio)……….. 74

Tabel IV Uji Wilcoxon (Inventory Turnover)………..………. 75

Tabel V Uji Wilcoxon (Receivables Turnover)….……….. 76

Tabel VI Uji Wilcoxon (Average Collection Period)……… 77

Tabel VII Uji Wilcoxon (Average Payment Period)...………... 78

Tabel VIII Uji Wilcoxon (Fixed Assets Turnover)……….. 79

Tabel IX Uji Wilcoxon (Total Asset Turnover)……… 80

Tabel X Uji Wilcoxon (Total Debt to Total Assets Ratio)………... 80

Tabel XI Uji Wilcoxon (Total Debt to Total Equity Ratio)……….. 81

Tabel XII Uji Wilcoxon (Gross Profit Margin)………. 82

Tabel XIII Uji Wilcoxon (Operating Profit Margin)……….. 83

Tabel XIV Uji Wilcoxon (Net Profit Margin)………. 84

Tabel XV Uji Wilcoxon (Rate Return on Assets Ratio)………. 85

Tabel XVI Uji Wilcoxon (Rate Return on Equity Ratio)………. 86

(9)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Krisis ekonomi yang terjadi sejak pertengahan tahun 1997 telah menimbulkan dampak ekonomi bagi sendi-sendi perekonomian Indonesia. Hal ini ditandai dengan melemahnya nilai tukar kurs Rupiah terhadap Dollar Amerika (USD), kenaikan harga barang dan jasa, penurunan tingkat likuiditas perusahaan, dan sistem pengetatan kredit yang memperlemah kegiatan ekonomi. Salah satu dampak dari krisis yang nyata dirasakan adalah meningkatnya harga barang dan jasa pada hampir seluruh produk sektor industri. Kenaikan harga barang dan jasa mempengaruhi jumlah barang dan jasa yang akan dikonsumsi oleh masyarakat. Daya beli uang (purchasing power of money) berkurang seiring dengan meningkatnya harga barang dan jasa. Dengan kata lain, perubahan daya beli pada masa inflasi inilah yang mengakibatkan nilai uang menjadi tidak stabil.

Menurut Hendriksen dan Breda (2000), istilah daya beli mengacu pada kemampuan untuk membeli barang dan jasa dengan sejumlah uang tertentu (misalnya, satu dolar) dibanding dengan apa yang telah dibeli dengan sejumlah uang yang sama pada waktu yang lalu. Daya beli umum mengacu pada kemampuan untuk membeli semua jenis barang dan jasa yang tersedia dalam perekonomian. Dengan cara yang sama, perusahaan bisnis dapat mengukur daya beli untuk membeli barang dan jasa yang dapat digunakan sebagai sumber daya asset perusahaan.

(10)

BAB I Pendahuluan 2

Universitas Kristen Maranatha

keputusan-keputusan yang tepat dan akurat. Dalam proses pengambilan keputusan ekonomi, manajer membutuhkan informasi yang relevan, bebas dari kesalahan (reliable), dapat diandalkan (akurat), complete, tersedia saat diperlukan (timeliness dan up to date), understandable, verifiable, dan accesible (Romney dan Steinbart, 2009) baik informasi finansial maupun nonfinansial, yang berasal dari internal maupun dari lingkungan eksternal perusahaan.

Akuntansi mengkomunikasikan informasi perusahaan ini kepada pihak-pihak yang berkepentingan, baik internal maupun eksternal users melalui laporan keuangan. Secara umum pada akuntansi konvensional, laporan keuangan disusun berdasarkan nilai historis (Historical Cost Accounting). Dalam prinsip ini, penyusunan laporan keuangan menggunakan harga-harga yang timbul dari transaksi dengan alat pengukur atau pertukarannya berupa satuan unit moneter. Laporan keuangan disajikan berdasarkan nilai historis yang mengasumsikan bahwa harga-harga (unit moneter) adalah stabil. Namun kondisi inflasi menyebabkan satuan unit moneter menjadi tidak stabil. Akibatnya penyusunan laporan keuangan berdasarkan nilai historis tidak mencerminkan adanya perubahan daya beli. Selain itu, akuntansi konvensional tidak mengakui adanya perubahan tingkat harga umum maupun perubahan tingkat harga khusus. Sebagai konsekuensinya, jika terjadi perubahan daya beli seperti pada perioda inflasi, maka laporan keuangan historis secara ekonomis tidaklah relevan.

(11)

BAB I Pendahuluan 3

Universitas Kristen Maranatha

sehingga akuntansi konvensional perlu dilengkapi data daya beli dengan cara yang layak. Berkaitan dengan hal tersebut di atas, penelitian ini dalam rangka untuk membandingkan apakah laporan keuangan yang disusun dengan menggunakan metoda General Price Level Accounting lebih interpretatif dan relevan daripada laporan keuangan yang disusun dengan menggunakan metoda Historical Cost Accounting bila diterapkan pada masa perioda inflasi.

Soetjipto (2000) melakukan penelitian tentang analisis pengaruh akuntansi tingkat harga umum terhadap laporan keuangan. Soetjipto menyatakan bahwa penggunaan tingkat akuntansi secara umum cukup signifikan terhadap laporan laba rugi dan laba ditahan. Jika dianalisis dari sudut angka absolut meskipun antara nilai historis dibandingkan dengan nilai berdasarkan tingkat harga umum terdapat perbedaan, namun untuk rasio lancar, rasio cepat, rasio kas, perputaran piutang, rasio sediaan, rasio total aset, dan rasio utang terhadap ekuitas (debt equity ratio) sendiri ternyata tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Sebaliknya, untuk marjin laba sebelum pajak (pretax profit margin), marjin laba kotor (gross profit margin), marjin laba operasi (operating profit margin), dan marjin laba bersih (net profit margin) ternyata terdapat perbedaan-perbedaan yang signifikan. Penelitian tersebut dilakukan terbatas pada satu perusahaan dalam kurun waktu 3 tahun, oleh karena itu kurang menjamin bahwa hasil penelitian tersebut dapat diterapkan pada semua perusahaan.

(12)

BAB I Pendahuluan 4

Universitas Kristen Maranatha

tingkat harga umum terhadap laporan keuangan PT X dengan pengujian hipotesis dua rata-rata berpasangan (paired sample T-test) atas rasio-rasio keuangan perusahaan dalam kurun waktu 3 tahun. Dari sembilan rasio keuangan yang diuji, ternyata terdapat tujuh rasio keuangan yang hipotesisnya ditolak (Ho diterima), artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rasio atas dasar nilai historis dengan nilai berdasarkan tingkat harga umum.

Susanto dan Putri (2002) menguji relevansi data laporan keuangan dengan mengadakan penelitian terhadap laporan keuangan perusahaan-perusahaan go publik yang bergerak dalam bidang tekstil dan terdaftar pada BEI. Jumlah populasi penelitian sebanyak 21 perusahaan dengan metoda pengujian hipotesis beda dua rata-rata berpasangan (paired sample T-test) selama kurun waktu 3 tahun dari tahun 1997-1999. Susanto dan Moniaga menyimpulkan bahwa berdasarkan perhitungan rasio keuangan terdapat perbedaan antara rasio-rasio atas dasar nilai historis yang dikonversikan dengan nilai berdasarkan tingkat harga umum. Dari empat kelompok rasio keuangan yang diuji, perbedaan yang terjadi pada rasio likuiditas (1997-1998), rasio leverage, rasio efektifitas, ROA, ROE, marjin laba kotor (1997-1998), marjin laba operasi (1997-1998), dan marjin laba bersih tidak signifikan. Simpulan untuk rasio likuiditas (1999), rasio kas (1998), marjin kaba kotor (1999) tidak terdapat perbedaan antara nilai historis dengan nilai berdasarkan tingkat harga umum.

(13)

BAB I Pendahuluan 5

Universitas Kristen Maranatha

namun untuk kepentingan pihak ketiga perlu dipikirkan manfaatnya guna perbaikan penilaian kinerja manajemen. Sebagaimana yang dianjurkan oleh SFAC No. 82 ataupun Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia. Apabila terjadi inflasi tingkat tinggi, dimana tingkat inflasi lebih besar dibandingkan dengan tingkat pengembalian modal bersih, jumlah aktiva tetap cukup besar, serta perputaran modal kerja rendah, maka penyesuaian laporan keuangan berdasarkan tingkat harga umum perlu untuk dilakukan.

Kodrat (2006) menguji relevansi daya beli pada data laporan keuangan dari Bursa Efek Indonesia dan Indonesian Capital Market Directory selama kurun waktu 2005-2006 yang dihitung dengan menggunakan metoda General Price Level Accounting. Kodrat dalam penelitiannya menyatakan bahwa kelemahan yang mendasar dari konsep Historical Cost Accounting adalah asumsi bahwa nilai uang stabil atau dengan kata lain perubahan nilai dalam unit moneter tidak material. Adanya kenyataan bahwa harga-harga selalu berubah, mendorong para ahli mencari model yang sudah memperhitungkan perubahan tingkat harga. Akuntansi inflasi dalam tingkat harga umum merupakan suatu proses data akuntansi untuk menghasilkan informasi yang telah memperhitungkan perubahan tingkat harga, sehingga informasi yang dihasilkan menunjukkan ukuran satuan mata uang dengan tingkat harga yang berlaku.

(14)

BAB I Pendahuluan 6

Universitas Kristen Maranatha

Historical Cost, tetapi hanya sebagai informasi penambah (supplement report) untuk digunakan sebagai informasi tambahan dalam pengambilan keputusan bagi pihak-pihak yang membutuhkan informasi laporan keuangan. Hal ini didasari oleh pernyataan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia bahwa informasi tambahan antara lain mengenai pengungkapan pengaruh perubahan harga bersifat tidak mengikat.

Pentingnya penelitian yang mempertimbangkan pengaruh perubahan tingkat harga umum dalam penyajian informasi keuangan sebagai pelengkap Historical Cost Accounting didasari oleh beberapa alasan. Pertama, masih kurangnya penelitian yang menguji relevansi indikator keuangan berdasarkan tingkat harga umum (General Price Level Accounting). Kedua, perlu adanya analisa penggunaan metoda General Price Level Accounting pada perioda inflasi dengan cara membandingkannya dengan metoda Historical Cost Accounting sehingga dapat meningkatkan daya banding (comparability) suatu laporan keuangan.

Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai penggunaan metoda General Price Level Accounting yang lebih relevan dibandingkan dengan Historical Cost dalam perioda inflasi, khususnya pada PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. dan PT Kalbe Farma Tbk. yang listed di BEI, dengan judul “Analisis Relevansi Indikator Keuangan berdasarkan Historical

(15)

BAB I Pendahuluan 7

Universitas Kristen Maranatha

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka terdapat masalah yang dapat dipecahkan dari topik ini dan peneliti bermaksud untuk mendapatkan bukti secara empiris mengenai: Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara indikator keuangan berdasarkan laporan keuangan Historical Cost dengan indikator keuangan berdasarkan General Price Level Accounting pada perioda inflasi.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dan tujuan dari penelitian ini dilakukan adalah untuk menguji dan memberikan bukti empiris mengenai adanya perbedaan yang signifikan antara indikator keuangan berdasarkan laporan keuangan Historical Cost dengan indikator keuangan berdasarkan General Price Level Accounting pada perioda inflasi.

1.4 Kegunaan Penelitian

Penelitian yang dilakukan oleh penulis diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Bagi PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. dan PT Kalbe Farma Tbk. yang menjadi obyek penelitian, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pandangan dan saran positif bagi perkembangan dan kemajuan perusahaan sehingga perusahaan mempunyai gambaran mengenai pentingnya melakukan penyesuaian pada laporan keuangan historis berdasarkan tingkat harga umum ketika terjadi inflasi sehingga dapat mengambil keputusan secara tepat.

(16)

BAB I Pendahuluan 8

Universitas Kristen Maranatha

pembanding dalam membahas laporan keuangan berdasarkan General Price Level Accounting dan penyesuaiannya pada perioda inflasi.

3. Bagi pihak-pihak yang berkepentingan atas laporan keuangan perusahaan, para pengguna laporan keuangan diharapkan dapat mengetahui bahwa di dalam menganalisis laporan keuangan, data yang relevan adalah laporan keuangan setelah memperhitungkan tingkat inflasi sehingga pengguna laporan keuangan dapat mengambil keputusan secara tepat.

4. Bagi penulis sendiri, penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mengenai penyusunan laporan keuangan dengan metoda Historical Accounting dan cara penyesuaian informasi akuntansi yang terdapat di dalamnya menjadi laporan keuangan yang berdasarkan General Price Level Accounting, serta memahami perbedaan yang terjadi pada laporan keuangan dan rasio keuangan akibat penggunaan kedua metoda tersebut.

1.5 Kontribusi Penelitian

(17)

BAB I Pendahuluan 9

Universitas Kristen Maranatha

(18)

89 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan dari hasil pengujian hipotesis yang dilakukan dengan menggunakan bantuan dari program SPSS 17.0 for windows, yaitu dengan metoda wilcoxon serta pembahasan dari hasil penelitian yang telah dijelaskan di bab sebelumnya, maka dapat diambil beberapa simpulan untuk menjawab identifikasi masalah dari penelitian ini. Perbedaan yang signifikan antara indikator keuangan berdasarkan laporan keuangan Historical Cost dengan indikator keuangan berdasarkan General Price Level Accounting pada perioda inflasi:

1. Perbedaan yang signifikan secara statistik pada rasio likuiditas (liquidity ratio) yaitu pada pengujian Current Ratio, sedangkan pada pengujian Quick (Acid-test) Ratio tidak terdapat perbedaan yang signifikan secara statistik. 2. Perbedaan yang signifikan secara statistik pada rasio aktivitas (activity ratio)

yaitu pada pengujian Inventory Turnover, Receivables Turnover, Average Collection Period, Average Payment Period, Fixed Asset Turnover, dan Total Asset Turnover.

3. Perbedaan yang signifikan secara statistik pada rasio utang (solvability ratio) yaitu pada pengujian Total Debt to Total Assets Ratio dan Total Debt to Total Equity Ratio.

(19)

Bab V Simpulan dan Saran 90

Universitas Kristen Maranatha

Profit Margin, dan Rate Return on Equity Ratio sedangkan pada pengujian Net Profit Margin dan Rate Return on Assets Ratio tidak terdapat perbedaan yang signifikan secara statistik.

Jadi, setelah dilakukan pengujian pada lima belas rasio keuangan, ternyata menghasilkan dua belas rasio yang signifikan. Hal ini membuktikan bahwa secara keseluruhan terdapat perbedaan yang signifikan antara indikator keuangan Historical Cost dengan indikator keuangan General Price Level Accounting. Keadaan ini menyebabkan laporan keuangan Historical Cost menjadi kurang relevan untuk dianalisis sehingga perlu dibuat laporan keuangan berdasarkan General Price Level Accounting. Khususnya bagi users yang membuat keputusan berdasarkan rasio-rasio tersebut, karena adanya perbedaan signifikan pada rasio-rasio keuangan dapat menyebabkan pengambilan keputusan yang berbeda. Perlunya penggunaan laporan keuangan berdasarkan General Price Level Accounting sebagai informasi penambah (supplement report) untuk digunakan sebagai informasi tambahan dalam pengambilan keputusan bagi pihak-pihak yang membutuhkan informasi laporan keuangan. Penggunaan metoda General Price Level Accounting juga digunakan sebagai alat untuk meningkatkan daya banding (comparability) suatu laporan keuangan.

5.2 Keterbatasan

Dari penelitian yang telah dilakukan, penulis menemukan beberapa keterbatasan yaitu sebagai berikut:

(20)

Bab V Simpulan dan Saran 91

Universitas Kristen Maranatha

2. Peningkatan indeks harga umum pada tingkat inflasi perioda tahun 2000 sampai dengan tahun 2003 telah mengubah beberapa nilai elemen laporan keuangan historis secara signifikan sehingga nilai beberapa elemen laporan keuangan historis tersebut menjadi tidak relevan lagi karena memiliki daya beli yang berbeda dengan akhir perioda yang diteliti.

3. Pada kondisi perekonomian dengan tingkat inflasi yang tinggi, uang kas (monetary assets) kehilangan nilainya dengan sangat cepat.

5.3 Saran

Dari penelitian yang telah dilakukan, penulis mencoba untuk memberikan beberapa saran yaitu sebagai berikut:

1. Sebaiknya perusahaan tidak mengabaikan pengaruh perubahan harga secara umum terutama dalam perioda inflasi dengan menyesuaikan laporan keuangan historisnya dengan menggunakan metoda General Price Level Accounting, sehingga informasi yang dihasilkan dapat lebih relevan untuk pengambilan keputusan bagi internal users maupun eksternal users, terutama yang berkaitan dengan laba perusahaan. Informasi mengenai laba perusahaan berdasarkan laporan keuangan historis dapat menyesatkan karena tidak memperhitungkan perubahan daya beli uang akibat adanya inflasi. Selain itu, penggunaan metoda General Price Level Accounting diharapkan dapat digunakan sebagai alat untuk meningkatkan daya banding suatu laporan keuangan.

(21)

Bab V Simpulan dan Saran 92

Universitas Kristen Maranatha

(22)

93 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Abdul, Y. 2002. Analisis Relevansi Laporan Keuangan Berdasarkan Biaya Historis pada Kondisi Inflasi. Tesis. Universitas Diponegoro.

Baridwan, Z. 2000. Intermediate Accounting. Edisi Ketujuh. BPFE, Yogyakarta. Chandra, E., dan Wibowo. 2008. Penerapan General Price Level Accounting (GPLA)

pada Masa Inflasi sebagai Supplement Report pada Laporan Keuangan Historical Cost . Working Paper. Universitas Airlangga.

Djarwanto, P. 2004. Pokok-Pokok Analisis Laporan Keuangan. Edisi Kedua. Salemba Empat, Jakarta.

Financial Accounting Standards Board. 1978. Statement of Financial Accounting Concepts. Fourth Edition. Cincinnati, Ohio: South-Western College.

Gunawan, B.I. 2005. Perbandingan Indikator Keuangan Berdasarkan Historical Cost dan General Price Level Accounting pada PT HG Tbk. Skripsi. Universitas Katolik Parahyangan.

Haryanto, B. 2001. Perbandingan Indikator Keuangan Berdasarkan Historical Cost dan General Price Level Accounting pada PT KI Tbk. Skripsi. Universitas Katolik Parahyangan.

Hendriksen, E.S., dan M.F. Breda. 2000. Teori Akuntansi. Edisi Kelima. Interaksara, Batam.

Hilman, A. 2005. Perbandingan Indikator Keuangan Berdasarkan Historical Cost dan General Price Level Accounting pada PT Hero Supermarket Tbk. Skripsi. Universitas Katolik Parahyangan.

International Accounting Standards Committee. 2003. International Accounting Standards. The Financial Times, London.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat, Jakarta.

Indriantoro, N., dan B. Supomo. 2002. Metode Penelitian Bisnis: Untuk Akuntansi dan Manajemen. Edisi Pertama. BPFE, Yogyakarta.

Iqbal, M.Z., T.U. Melcher., dan A.A. Elmallah. 2002. International Accounting: A Global Perspective. First Edition. South-Western Pub.

(23)

Daftar Pustaka 94

Universitas Kristen Maranatha

Kodrat, D.S. 2006. Studi Banding Penyusunan Laporan Keuangan dengan Metoda Historical Cost Accounting dan General Price Level Accounting pada Masa Inflasi. Jurnal Ekonomi Akuntansi, Vol. 8, No. 2. pp. 78-91.

Leng, P. 2004. Analisis Terhadap Perlunya Penyesuaian Laporan Keuangan Historis (Conventional Accounting) Menjadi Berdasarkan Tingkat Harga Umum (General Price Level Accounting). Jurnal Ekonomi Akuntansi, Vol. 4, No. 2. pp. 141-155.

Mardalis. 2003. Metode Penelitian: Suatu Pendekatan Proposal. Cetakan Keenam. Bumi Aksara, Jakarta.

Prastowo, D., dan J. Rifka. 2008. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Kedua. UPP STIM YKPN, Yogyakarta.

Romney, M.B., dan P.J. Steinbart. 2009. Sistem Informasi Akuntansi. Jilid Dua. Edisi Sembilan. Salemba Empat, Jakarta.

Salvatore, D. 1997. Teori Mikroekonomi. Edisi Ketiga. Erlangga, Jakarta.

Samuelson, N. 2004. Ilmu Makroekonomi. Edisi Tujuhbelas. PT. Media Global Edukasi, Jakarta.

Sari, D.I. 2006. Akuntansi Inflasi dalam Menilai Relevansi Laporan Keuangan Suatu Perusahaan. Jurnal Akuntansi, Vol. 8, No. 2. pp. 1-13.

Sekaran, U. 2006. Metodologi Penelitian untuk Bisnis. Edisi Keempat. Salemba Empat, Jakarta.

Soetjipto, K. 2000. Analisis Pengaruh Akuntansi Tingkat Harga Umum Terhadap Neraca, Laporan Laba Rugi, Laba Ditahan, dan Rasio Keuangan. Working Paper. Universitas Tarumanegara.

Sucipto. 2002. Analisis Rasio Keuangan sebagai Pengambilan Keputusan pada PT. Intraco Petra. Jurnal Akuntansi, Tahun 2002, No. 46. pp. 13-24.

Sugiyono. 2000. Metoda Penelitian Bisnis. Edisi Pertama. Alfabeta, CV., Bandung. Sundjaja, R., dan I. Barlian. 2003. Manajemen Keuangan. Edisi Kelima. PT Intan

Sejati, Klaten.

(24)

Daftar Pustaka 95

Universitas Kristen Maranatha

Suwardjono. 2008. Teori Akuntansi: Perekayasaan Laporan Keuangan. Edisi Ketiga. BPFE, Yogyakarta.

Warren, C.S., J.M. Reeve., dan P.E. Fess. 2008. Pengantar Akuntansi. Edisi Dua Puluh Satu. Salemba Empat, Jakarta.

Weston, F.J., dan T.E. Copeland. 1995. Manajemen Keuangan. Edisi Kesembilan. BPFE, Yogyakarta.

Wild, J.J., K.R. Subramanyam., dan R.F. Halsey. 2005. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Kedelapan. Diterjemahkan oleh: Yanivi S. Bachtiar dan S. Nurwahyu Harahap. Salemba Empat, Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa dari ke empat bank BUMN yang paling baik kinerjanya adalah Bank BRI dan yang paling buruk kinerjanya adalah Bank BTN baik dilihat

dukungan perjalanan Presiden, dan/atau Istri/Suami Presiden di dalam dan ke luar negeri, serta dukungan kegiatan Tamu Negara pendamping - Berkas acara peresmian, pembukaan,

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini yang

“Ada pengaruh positif yang sangat signifikan antara Motivasi Ayah Untuk Menyekolahkan Anak terhadap Prestasi Belajar Sosiologi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1

(1) Industri Kosmetika sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) dan ayat (2) yang mengajukan permohonan penerbitan Sertifikat CPKB atau Sertifikat Pemenuhan Aspek

1 Tahun 2016 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan tidak mengatur akibat hukum yang ditimbulkan dalam hal tidak dibuat Formulir Penjelasan Mediasi, namun akibat secara umum

Berikut ini adalah soal – soal logika matematika yang saya ambil dari soal Ujian Nasional tahun 2000 s.db. Jika hari panas, maka Ani

Berdasarkan parameter aktivitas dan kapasitas fagositosis, ekstrak daun kemangi (Ocimum basilicum. L) memiliki efek sebagai imonomodulator dengan dosis optimum 800 mg/kg