• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR AKIDAH AKHLAK PADA MATERI ADAB BERTAMU DAN BERTEMAN MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH DI KELAS IV MI MIFTAHUL HUDA 1 PALANGKA RAYA TAHUN AJARAN 2022/2023

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR AKIDAH AKHLAK PADA MATERI ADAB BERTAMU DAN BERTEMAN MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH DI KELAS IV MI MIFTAHUL HUDA 1 PALANGKA RAYA TAHUN AJARAN 2022/2023"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

1084

PENINGKATAN HASIL BELAJAR AKIDAH AKHLAK PADA MATERI ADAB BERTAMU DAN BERTEMAN MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH DI KELAS IV MI

MIFTAHUL HUDA 1 PALANGKA RAYA TAHUN AJARAN 2022/2023

Mujizah Taqia

Prodi Pendidikan Profesi Guru, IAIN Palangka Raya Email mujizahtaqia91@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini untuk melihat peningkatan Hasil Belajar Aqidah Akhlak Materi Adab Bertamu dan Berteman Melalui Model Kooperatif Tipe Make a Match Pada Siswa Kelas IV MI Miftahul Huda 1 Palangka Raya Tahun Ajaran 2022/2023.

Permasalahan yang ingin dikaji dalam penelitian ini adalah : “Apakah penerapan model Kooperatif Tipe Make a Match dapat meningkatkan hasil belajar Aqidah Akhlak materi adab bertamu dan berteman pada siswa kelas IV Miftahul Huda 1 Palangka Raya tahun 2022 ? ”. Tujuan penelitian yang hendak diperoleh adalah : ”Untuk mengetahui meningkat atau tidaknya hasil belajar Aqidah Akhlak materi adab bertamu dan berteman pada siswa kelas IV Miftahul Huda 1 Palangka Raya tahun 2022 melalui penggunaan model Kooperatif Tipe Make a Match”. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menerapkan siklus penelitian. Rinciannya yaitu siklus I, siklus II. Setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu: perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV Miftahul Huda 1 Palangka Raya Tahun 2022/2023 sebanyak 22 siswa. Data yang diperoleh berupa hasil tes formatif dan lembar robservasi kegiatan pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan prestasi belajar Aqidah Akhlak materi adab bertamu dan berteman dari siklus I sampai siklus II yaitu siklus I nilai rata-rata 65,72 siklus II nilai rata-rata 93,45. Selain itu dalam observasi (pengamatan) yang dilakukan peneliti dan dibantu oleh wali kelas IV, pada perhatian siswa mengalami peningkatan dari siklus I, II :pada siklus I jumlah siswa yang memperhatikan proses pembelajaran sebanyak 12 anak (66,7%), pada siklus II sebanyak 14 anak (77,8%). Dan pada keaktifan siswa mengalami peningkatan dari siklus I, II pada siklus I rata-rata keaktifan siswa mencapai 61% dari keselurahan siswa, pada siklus II mencapai 76,4%.

(2)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

1085

Kata Kunci : Hasil Belajar, Adab Bertamu dan Berteman dan Model Kooperatif Tipe Make a match.

PENDAHULUAN

Dalam proses pembelajaran, guru menempati kedudukan yang paling sentral sebab keberadaannya sangat menentukan. Ia harus mampu menterjemahkan dan menjabarkan kurikulum dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, kemudian mentransfer nilai-nilai tersebut kepada siswa melalui proses belajar-mengajar. Guru merupakan profesi yang sangat mulia karena, guru merupakan salah satu golongan orang yang sangat mulia, karena guru merupakan salah satu golongan orang yang dilebihkan ilmunya, sehingga Allah SWT akan mengangkat derajatnya.

Manusia dalam hidupnya tidak terlepas dari pendidikan dimana pendidikan itu berusaha untuk mengembangkan potensi yang dimiliki anak dan memberikan bekal agar anak dapat hidup sempurna, yang dapat berbuat, berpikir dan bertanggung jawab dalam kehidupannya. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk meuwjudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengadilan diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Dalam kegiatan belajar, guru merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar atau prestasi siswa. Ini berarti guru mempunyai peranan dalam meningkatkan hasil belajar atau prestasi siswa, terlebih guru yang memiliki kompetensi yang dapat meningkatkan hasil belajar atau prestasi siswa, dan apabila seorang guru tidak memiliki kompetensi di dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik, maka hal tersebut akan memberikan dampak yang tidak mendukung hasil belajar siswa, salah satu ciri seorang guru yang profesional dalam meningkatkan hasil belajar pendidikan di sekolah, maka seorang guru harus memahami dan mampu menggunakan bermacam-macam strategi pembelajaran. Penggunaan bermacam- macam strategi pembelajaran, dapat meningkatkan kualitas berfikir para siswa. Semakin tepat strategi yang digunakan dalam mengajar dapat berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan.

Selanjutnya, model yang tidak tepat akan mengakibatkan tidak tercapainya tujuan pendidikan yang telah di tetapkan. Pembelajaran yang mampu meningkatkan siswa untuk berfikir secara aktif dan kreatif di dalam

(3)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

1086

proses pembelajaran adalah pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe make a match. Pembelajaran dengan model kooperatif tipe make a match tidak hanya mengembangkan kemampuan intelektual atau kognitif tetapi seluruh potensi yang ada, termasuk pengembangan emosional dan pengembangan keterampilan.

Secara harfiah pembelajaran berarti proses, cara, perbuatan mempelajari dan perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Pembelajaran merupakan suatu proses atau upaya menciptakan kondisi belajar dalam mengembangkan kemampuan minat, sehingga kompetensi dan tujuan pembelajaran dapat tercapai. Di dalam pembelajaran inkuiri ini, siswa diharapkan pada sebuah masalah yang tidak sengaja dibuat oleh guru atau hasil

“rekayasa”, sehingga siswa harus mengerahkan seluruh pikiran dan keterampilannya untuk mendapatkan temuan- temuan di dalam masalah itu melalui proses penelitian. Agar siswa terangsang untuk mencari dan meneliti, serta memecahkan masalah dengan kemampuannya sendiri.

Menurut Rusman (2018, hlm. 223) Model pembelajaran make a match merupakan salah satu jenis dari model pembelajaran kooperatif, yakni bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen.

Sementara itu, menurut Komalasari (2017, hlm. 85) model pembelajaran make a match merupakan model pembelajaran yang mengajak murid mencari jawaban terhadap suatu pertanyaan konsep melalui suatu permainan kartu pasangan. Pendapat ini tentunya masih senada pendapat Rusman namun langsung mengerucut pada teknis pelaksanannya.

Kemudian mengenai mata pelajaran akidah akhlak untuk Madrasah Ibtidaiyah merupakan mata pelajaran awal untuk lanjutan ke madrasah tsanawiyah, aliyah, dan perguruan tinggi. Sesuai dengan tujuan pembelajaran akidah akhlak di jenjang Madrasah Ibtidaiyah sampai jenjang aliyah adalah untuk mempersiapkan peserta didik agar memiliki tingkah laku atau perbuatan yang baik dalam kehidupan yang ada di lingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat terlebih khusus sesuai dengan materi adab bertamu dan berteman. Setelah diadakannya proses evaluasi hasil belajar dan terapan dari aplikasi akidah akhlak itu sendiri daalam kehidupan sehari-hari. Dalam perkembangan pembelajaran akidah akhlak selama ini di madrasah atau sekolah, guru atau pendidik memiliki peranan utama dalam penyampaian materi di kelas. Guru cenderung mendominasi dalam proses pembelajaran yang ada di kelas. Guru juga dalam proses pembelajaran masih menggunakan metode

(4)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

1087

konvensional yaitu : metode ceramah, tanya jawab, dan pemberian tugas. Peserta didik hanya menerima, mendengar, dan mencantat penjelasan yang disampaikan oleh guru. Namun, dalam segi pemahaman peserta didik merasa sulit memahami materi, makna dan konsep pembelajaran akidah yang diajarkan oleh guru sebelumnya. Dalam proses pembelajaran akidah akhlak peserta didik terkadang bersifat kurang aktif atau pasif daam pembelajaran akidah akhlak tersebut sehingga tidak ada timbal balik antara peserta didik dengan peserta didik dan peserta didik dengan guru dalam proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran dengan menerapkan model kooperatif tipe make a match mata pelajaran akidah akhlak dengan materi pokok mengenai akhlak terpuji yaitu adab bertamu dan berteman.

Dalam menerapkan model kooperatif tipe make a match penulis memfokuskan pada mata pelajaran akhlak terpuji mengenai materi adab bertamu dan berteman. Akhlak terpuji sering disebut juga akhlak mahmudah (akhlak yang mulia). Untuk itu dalam kegiatan atau proses pembelajaran yang dapat mengembangkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dan dalam pembelajaran akidah akhlak peserta didik dapat mengembangkan potensinya di

dalam kelas. Dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran make a match adalah salah satu model pembelajaran kooperatif yang menuntut siswa untuk mencari pasangan kartu soal dan jawaban yang telah dibuat oleh pendidik sebelumnya, dengan batas waktu yang telah ditentukan agar tercipta kerjasama antarsiswa untuk menyelesaikannya secara kooperatif.

Tipe make a match atau mencari pasangan ini dapat menjadi salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang dapat digunakan guru dalam mengembangkan kemampuan siswa. Pembelajaran di kelas dengan menggunakan make a match ini dapat digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkat usia anak didik.

Dalam buku Proses Belajar Mengajar penerapan model kooperatif tipe make a match memiliki keunggulan dan kelemahan dalam strategi tersebut.

Kelebihan dari model pembelajaran make a match ini yaitu siswa mencari pasangan sambil belajar tentang konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan. Siswa menjadi lebih aktif, dapat digunakan di semua mata pelajaran dan di semua tingkatan pendidikan, kerjasama antar siswa lebih dinamis dalam suasana yang lebih menyenangkan. Selain itu, menurut Mulyatiningsih (2014, hlm. 224), kelebihan dari model pembelajaran make a match adalah sebagai berikut :

1. Suasana kegembiraan akan tumbuh dalam proses pembelajaran.

(5)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

1088

2. Kerjasama antar sesama siswa akan terwujud dengan dinamis.

3. Munculnya dinamika gotong royong yang merata di seluruh siswa.

Disamping memiliki keunggulan, model ini juga mempunyai kelemahan, diantaranya :

1. Diperlukan bimbingan guru untuk melakukan pembelajaran.

2. Suasana kelas menjadi gaduh sehingga dapat mengganggu kelas lain.

3. Guru perlu persiapan bahan dan alat yang memadai (Mulyatiningsih, 2014, hlm. 224)

Proses pembelajaran Akidah Akhlak di kelas IV MI Miftahul Huda 1 Palangka Raya mempunyai sifat deduktif dan objektif kajian abstrask. Berdasarkan standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan guru yaitu 70. Dari jumlah 22 siswa kelas IV MI Miftahul Huda 1 Palangka Raya, yang memperoleh nilai antara 20-69 sebanyak 15 siswa atau sebesar 68,1% dan dinyatakan belum tuntas karena nilainya di bawah KKM. Sedangkan yang memperoleh nilai antara 70-100 sebanyak 7 siswa atau sebesar 31,8% dan dinyatakan tuntas karena nilainya di atas KKM. Namun, karena siswa yang tuntas di bawah 80%, maka secara klasikal dinyatakan belum tuntas.

Berdasarkan hasil analisis, permasalahan di atas disebabkan oleh dominasi guru masih tinggi, peran guru dalam proses pembelajaran sebagai penyebar ilmu kurang berperan sebagai fasilitator, guru masih banyak tergantung pada buku, guru masih dominan menggunakan ceramah dan mencatat, guru kurang mengoptimalkan bekerja bersama- sama dan siswa dianggap lulus tes atau dapat mengerjakan tes tanpa memperhatikan aspek lain seperti kejujuran., pengendalian diri, pengahargaan kepada orang lain dan kemampuan bekerja sama.

Demikian gambaran atas situasi pembelajaran saat ini yang terjadi di lapangan.

(6)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

1089 Perencanaan I

Siklus I Pengamatan I

Pelaksanaan I

Perencanaan II Refleksi I

Siklus II Pengamatan II

Pelaksanaan II Refleksi II

Dst

METODOLOGI PENELITIAN

Dalam penelitian ini yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas.

Penelitian tindakan kelas adalah suatu pengamatan yang menerapkan tindakan di dalam kelas dengan menggunakan aturan sesuai dengan metodologi penelitian yang dialkukan dalam beberapa periode atau siklus. Penelitian tindakan kelas sebagai bentuk investigasi yang bersifat reflektif, partisipatif, kolaboratif, dan spiral, yang memiliki tujuan untuk melakukan perbaikan- perbaikan terhadap sistem, cara kerja, proses, isi, kompetensi, dan situasi (Maharani, 2014:21-22). Rancangan atau desain penelitian tindakan kelas yang digunakan adalah model penelitian tindakan kelas yang dikembangkan Kemmis dan Taggart yang dalam alur penelitiannya melipui langkah-langkah perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi (Wiriaatmaja, 2010:51). Adapun tahapan penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut (Arikunto, 2017:53).

Gambar 3.1. Skema Alur Penelitian Tindakan Kelas Kemmis dan Taggart Subjek dari penelitian ini adalah peserta didik kelas IV MI Miftahul Huda 1 Palangka Raya yang berjumlah 22 orang peserta didik. Penelitian ini dilaksanakan di MI Miftahul Huda 1 Palangka Raya. Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat penelitian ini dilangsungkan.

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai Oktober 2022.

Untuk mengumpulkan data penelitian digunakan dua teknik yaitu tes dan observasi. Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk megukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi,

(7)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

1090

kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto, 2018:150). Tes digunakan untuk mengukur hasil belajar peserta didik kelas IV MI Miftahul Huda 1 Palangka Raya yang berjumlah 22 orang peserta didik pada mata pelajaran akidah akhlak adab bertamu dan berteman. Instrumen tes diberikan kepada peserta didik saat akhir siklus. Tes yang digunakan adalah soal isian dan pilihan ganda. Hasil tes ini akan diolah untuk mengetahui tingkat keberhasilan model pembelajaraan kooperatif tipe make a match dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik.

Observasi adalah suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologi dan kronologis (Sugiyono, 2015:145). Dalam penelitian ini instrumen observasi merupakan alat bantu yang digunakan peneliti ketika mengumpulkan data melalui pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena yang diselidiki. Observasi ini dilakukan dengan menggunakan lembar observasi. Hal yang perlu diamati oleh observer di sini meliputi aktivitas peserta didik dan guru selama melaksanakan kegiatan pembelajaran.

Data yang telah dikumpulkan selanjutnya akan dianalisis. Dalam penelitian ini, peneliti menganalisis deskripsi kualitatif melalui lembar observasi dan deskripsi kuantitatif melalui tes hasil belajar. Berikut rumus yang digunakan dalam penelitian ini.

Rumus yang digunakan untuk analisis data observasi adalah sebagai berikut.

M=∑ Fx N Keterangan :

M : Skor rata-rata 1 item Fx : Jumlah skor dalam 1 item N : Banyaknya peserta didik

Interprestasi aktivitas belajar dilakukan sebagaimana yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto (2018:251) sebagai berikut.

Tabel 1. Interpretasi Aktivitas Belajar Presentase Aktivitas Belajar Kategori

0 % ≤ P < 20 % Kurang Sekali

21 % ≤ P < 40 % Kurang

41 % ≤ P < 60 % Cukup

(8)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

1091

61 % ≤ P < 80 % Baik

81 % ≤ P < 100 % Baik Sekali

Data yang dikumpulkan melalui tes dihitung skor masing-masing dan skor ditetukan nilai peserta didik menggunakan rumus sebagai berikut.

P=∑ Siswa tuntas belajar

∑ siswa ×100%

Untuk mencari rata-rata kelas menggunakan rumus sebagai berikut.

Mx=∑ x N

Keterangan : Mx : Rata-rata

∑ 𝑥 : Jumlah seluruh nilai peserta didik N : jumlah peserta didik

HASIL PENELITIAN

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus penelitian dengan empat tahap setiap setiap siklusnya sesuai dengan desain penelitian yang dipilih yaitu desain Kemmis dan Mc Taggart. Empat tahap penelitian tersebut diantaranya adalah perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.

Untuk tahap pelaksanaan dan observasi dilaksanakan secara bersamaan.

Pada tahap perencaan peneliti akan mempersiapkan seluruh instrumen yang digunakan pada penelitian. Baik pada siklus I maupun siklus II, kegiatan yang dilakukan sama. Hanya saja pada siklus II, perencanaan dilakukan berdasarkan hasil refleksi siklus I. Perencanaan dilakukan oleh peneliti agar pelaksanaan kegiatan penelitian dapat dijalankan dengan lancar. Untuk meningkatkan hasil belajar dalam mata pelajaran akidah akhlak di kelas IV diperlukan perencanaan yang terstruktur. Perencanaan dilakukan oleh peneliti sebelum dilaksanakan kegiatan pembelajaran. Instrumen yang disiapkan oleh peneliti pada tahap perencanaan diantaranya adalah rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar observasi, media card, dan lembar kerja peserta didik (LKPD).

(9)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

1092

Selanjutnya pada tahap pelaksanaan peneliti akan melakukan kegiatan pembelajaran akidah akhlak menggunakan model make a match. Pada proses pembelajaran peneliti melaksanakan langkah-langkah pembelajaran yang termuat pada RPP. Model pembelajaran yang dipilih adalah model make a match sehingga langkah-langkah pembelajarannya adalah orientasi peserta didik pada masalah, mengorganisasikan peserta didik untuk belajar, membimbing penyelidikan individu maupun kelompok, mengembangkan dan menyajikan hasil karya, dan menganalisis serta mengevaluasi proses mencocokan kartu soal dengan jawaban yang di tempel dipapan tulis.

Tahap observasi dilaksanakan oleh peneliti bersamaan dengan tahap pelaksanaan. Pada tahap ini, dilaksanakan proses observasi tehadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi terhadap pelaksanaan tindakan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan dan mengadakan penilaian untuk mengetahui kemampuan belajar peserta didik.

Kegiatan ini meliputi pengamatan tehadap perencanaan pelaksanaan pembelajaran, pelaksanaan tindakan, sikap peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran. Kegiatan guru dan peserta didik dalam poses pembelajaran.

Tahap terakhir adalah refleksi. Tahap ini merupakan tahap dimana peneliti melakukan intropeksi diri terhadap tindakan pembelajaran dan penelitian yang dilakukan. Dengan demikian refleksi dapat ditentukan sesudah adanya implementasi tindakan dan hasil observasi. Beradasarkan refleksi inilah suatu perbaikan tindakan selanjutnya ditentukan. Kegiatan dalam tahap refleksi adalah menganalisa hasil pekerjaan peserta didik, menganalisan hasil observasi, dan menganalisa hasil kerja kelompok peserta didik. Hasil refleksi akan menentukan keberlanjutan dari penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan.

Pada siklus I, indikator keberhasilan belum tercapai sehingga penelitian perlu dilanjutkan pada siklus II. Sedangkan pada siklus II menunjukkan bahwa indikator keberhasilan telah tercapai sehingga penelitian tidak dilanjutkan ke siklus selanjutnya.

Dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar guru harus dapat meningkatkan aktifitas belajar peserta didik dengan cara menciptakan lingkungan belajar yang lebih baik, mampu membelajarkan dan membantu peserta didik mencapai tujuan belajar, menyediakan sumber belajar dan media pembelajaran yang sesuai, menentukan metode/strategi dan model pembelajaran yang efektif, serta tidak mendominasi pembelajaran yang dilakukannya.

(10)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

1093

Berdasarkan temuan data yang diperoleh dari proses perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan tiap siklus terbukti menunjukkan adanya perubahan hasil belajar peserta didik yang meningkat. Upaya memaksimalkan media dalam pembelajaran didukung oleh pemilihan model yang relevan ternyata memberikan hasil yang cukup baik. Hal ini terbukti dari hasil kemajuan yang dialami oleh masing-masing peserta didik yang semakin meningkat pada tiap siklus perbaikan pembelajaran.

Temuan yang diperoleh melalui perbaikan pembelajaran pada mata pelajaran akidah akhlak, diolah dan disajikan dalam bentuk data agar memperoleh gambaran yang konkrit, jelas, dan rinci dari hasil PTK yang dilaksanakan. Data tersebut merupakan nilai peserta didik yang diambil melalui evaluasi secara individual pada saat proses pembelajaran. Perkembangan hasil belajar peserta didik dari siklus I ke siklus II dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 1. Perkembangan Hasil Belajar

No Keterangan Siklus I Siklus II

1. Jumlah 1.503 2.057

2. Rata-Rata 62,27 93,5

3. Nilai Tertinggi 90 100

4. Nilai Terendah 40 80

5. Jumlah Peserta didik Tuntas 12 22 6. Jumlah Peserta didik Belum

Tuntas 10 0

7. Ketuntasan Klasikal 54,5% 100%

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat dengan jelas bahwa penggunaan model kooperatif tipe make a match dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai rata-rata hasil belajar dan ketuntasan klasikal yang mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Nilai rata-rata yang diperoleh saat siklus I adalah 62,27 dan pada siklus II adalah 83,5. Dari siklus I ke siklus II terjadi peningkan sebanyak 21,23. Ketuntasan klasikal pada siklus I adalah 54,5% dan ketuntasan klasikal pada siklus II adalah 100%. Dari siklus I ke siklus II terjadi peningkatan ketuntasan klasikal sebanyak 45,5%.

KESIMPULAN

(11)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

1094

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa penggunaan model kooperatif tipe make a match dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas IV MI Miftahul Huda 1 Palangka Raya pada mata pelajaran akidah akhlak. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata hasil belajar dan ketuntasan klasikal yang mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Nilai rata-rata yang diperoleh saat siklus I adalah 62,27 dan pada siklus II adalah 83,5.

Dari siklus I ke siklus II terjadi peningkan sebanyak 21,23. Ketuntasan klasikal pada siklus I adalah 54,5% dan ketuntasan klasikal pada siklus II adalah 100%.

Dari siklus I ke siklus II terjadi peningkatan ketuntasan klasikal sebanyak 45,5%.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2017). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Arikunto, S. (2018). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arsyad, A. (2016). Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Budiningsih, A. (2012). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Maharani, E. (2014). Panduan Sukses Menulia Penelitian Tindakan Kelas.

Yogyakarta: Parasmu.

Munadi. (2013). Media Pembelajaran (Sebuah Pendekatan Baru). Jakarta: Referensi.

Multiyaningsih (2014). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Sadiman, A. S. (2012). Media Pendidikan. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung:

Alfabeta.

Wiriaatmaja, R. (2010). Metode Penelitian Tindakan Kelas: Untuk Meningkatkan Kinerja Guru dan Dosen. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Referensi

Dokumen terkait

dibandingkan dengan ekstrak daun mimba, daun kipahit, daun paku papila, daun sereh wangi, rimpang lengkuas merah, dan buah kelapa sawit, (3) Strategi pengendalian bempa

Varietas Slamet menghasilkan jumlah biji 218 biji /tanaman lebih banyak dari pada varietas Anjasmoro 155 biji /tanaman dan pada intensitas penyakit karat varietas Slamet

Tahapan dalam perencanaan strategis sistem informasi untuk Gereja Kristen Indonesia Masaran adalah The Open Group Architecture Framework (TOGAF) Architecture

Bukti kontrak pengalaman paling sedikit 1 (satu) pekerjaan sebagai Penyedia dalam kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir, baik di lingkungan pemerintah maupun swasta termasuk

Hasil penelitian ini menyimpulkan, bahwa Etika profesi hakim dan hukum adalah merupakan satu kesatuan yang secara inheren terdapat nilai-nilai etika Islam yang

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui mekanisme dalam manajemen pengelolaan wakaf tunai Yayasan Amal Kebangsaan Indonesia dalam mencapai keuntungan

Di bawah ini disajikan kunci jawaban dan petunjuk penyelesaian soal latihan Anda. 1) Untuk membedakan suatu bangun datar itu segibanyak atau bukan, Anda lihat apakah

Selain membuat RPP, juga menyiapkan media yang digunakan dalam pembelajaran seperti; gambar contoh perusakan hutan dan pencemaran lingkungan pada lampiran RPP