• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI PENINGKATAN EKONOMI MASYARAKAT NELAYAN DI KECAMATAN MARISO TERHADAP PEMBANGUNAN CENTER POINT OF INDONESIA DI KOTA MAKASSAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "STRATEGI PENINGKATAN EKONOMI MASYARAKAT NELAYAN DI KECAMATAN MARISO TERHADAP PEMBANGUNAN CENTER POINT OF INDONESIA DI KOTA MAKASSAR"

Copied!
113
0
0

Teks penuh

(1)

iv

STRATEGI PENINGKATAN EKONOMI MASYARAKAT NELAYAN DI KECAMATAN MARISO TERHADAP PEMBANGUNAN CENTER POINT OF INDONESIA

DI KOTA MAKASSAR

SKRIPSI

Oleh

NUR AINSYAH PAKAYA NIM 45 16 042 039

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BOSOWA MAKASSAR

2021

(2)

v STRATEGI PENINGKATAN EKONOMI MASYARAKAT

NELAYAN DI KECAMATAN MARISO TERHADAP PEMBANGUNAN CENTER POINT OF INDONESIA

DI KOTA MAKASSAR

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salahsatu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik (S.T)

OLEH

NUR AINSYAH PAKAYA NIM 45 16 042 039

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BOSOWA MAKASSAR 2021

(3)

vi

(4)

vii

(5)

viii PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Nur Ainsyah Pakaya

NIM : 45 16 042 039

Jurusan : Perencanaan Wilayah Dan Kota

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilan alihan tulisan atau pemikiran orang lain. Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa sebagian atau keseluruhan skripsi ini hasil karya orang lain, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Makassar, Desember 2020

Yang Menyatakan

Nur Ainsyah Pakaya

(6)

ix ABSTRAK

Nur Ainsyah Pakaya, 2020 “Strategi Peningkatan Ekonomi Masyarakat Nelayan Di Kecamatan Mariso Terhadap Pembangunan Center Point of Indonesia (CPI) Di Kota Makassar”. Dibimbing oleh Rudi Latief dan Rusneni Ruslan.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor yang menyebabkan penurunan pendapatan masyarakat nelayan Di Kecamatan Mariso dan untuk mengidentifikasi strategi peningkatan ekonomi masyarakat nelayan Di Kecamatan Mariso terhadap pembangunan CPI Kota Makassar. Penelitian ini berlokasi di Kecamatan Mariso dengan fokus lokasi di Kelurahan Panambungan yang merupakan kelurahan paling terdampak dari pembangunan CPI.

Variabel yang digunakan terdiri dari empat variabel yakni : 1. Jumlah Populasi Nelayan, 2. Kesehatan Masyarakat, 3. Jarak Penangkapan, 4.

Tingkat Pendidikan Adapun metode pengambilan sampel penelitian ini menggunakan slovin dengan sampel penelitian masyarakat nelayan di Kelurahan Panambungan yang terkena dampak pembangunan CPI.

Metode analisis yang digunakan berupa analisis regresi regresi berganda, uji f, uji t digunakan untuk mengetahui faktor menyebabkan penurunan pendapatan dan analisis SWOT digunakan untuk mengetahui strategi peningkatan ekonomi.

Berdasarkan Analisis regresi berganda, ujif dan uji t yang dilakukan maka kesimpulan dalam penelitian ini yakni faktor yang menyebabkan sehingga terjadinya penurunan pendapatan masyarakat nelayan di Kecamatan Mariso terhadap pembangunan CPI Kota Makassar adalah jarak tangkap dan berdasarkan Analisis SWOT strategi yang dapat digunakan Memanfaatkan jumlah populasi nelayan yang ada dengan membentuk lembaga pemberdayaan masyarakat nelayan guna merealisasikan perda kota makassar no.41 tahun 2001 tentang pembentukan pemberdayaan masyarakat nelayan. Memanfaatkan tingkat pendidikan masyarakat nelayan dengan mensosialisasikan tentang pengaturan dan pengelolaan kegiatan penangkapan yang menggunakan alat penangkapan ikan guna merealisasikan Permen Kelautan dan perikanan no 71/permen-KP/2016 tentang jalur penangkapan dan penempatan alat tangkap ikan.

Memanfaatkan tingkat kesehatan nelayan dengan meningkatkan kualitas keamaan kapal nelayan guna merealisasikan Perda Kota Makassar no.16 tahun 2002 tentang pengaturan dan retribusi pengujian kapal perikanan.

Memanfaatkan jumlah pendapatan masyarakat nelayan dengan melakukan pengembangan mata pencaharian alternatif melalui budidaya dan teknologi tepat guna untuk meningkatkan hasil pendapatan.

Kata Kunci : Dampak, Faktor, Pendapatan, Strategi

(7)

i KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Rabbil’alamin. Segala puji syukur tak terhingga penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan yang maha Tunggal, Pencipta Alam semesta beserta isinya dan tempat berlindung bagi umat- Nya. Shalawat serta salah kami limpahkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabat hingga akhir zaman.

Atas limpah rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini yang berjudul “Strategi Peningkatan Ekonomi Masyarakat Nelayan Di Kecamatan Mariso Terhadap Pembangunan CPI Di Kota Makassar” penelitian ini berisikan tentang faktor-faktor yang menyebabkan penurunan pendapatan masyarakat nelayan di Kecamatan Mariso dan strategi peningkatan ekonomi masyarakat nelayan di Kecamatan Mariso terhadap pembangunan CPI Kota Makassar.

Penghargaan dan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada Ibunda tercinta Yanti K Abdullah, SE dan Ayahanda Busra Pakaya yang telah mencurahkan segenap cinta dan kasih sayangnya serta perhatian moril dan materilnya. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat, kesehatan, karunia dan keberkahan di dunia dan akhirat atas segala didikan serta budi baik dan pengorbanan yang diberikan kepada penulis.

Skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Olehnya dengan segala kerendahan hati dan ketulusan penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

(8)

ii 1. Bapak Prof. Dr. Ir. M. Saleh Pallu, M.Eng selaku Rektor Universitas

Bosowa Makassar

2. Bapak Dr. Ridwan, ST., M.Si selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Bosowa Makassar

3. Bapak Dr. Ir. Rudi Latief, M.Si Selaku Ketua Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Bosowa dan pembimbing pertama yang telah bersedia membimbing dan mengarahkan penulis demi kesempurnaan dan penyelesaian skripsi.

4. Ibu Rusneni Ruslan, ST., M.Si selaku pembimbing kedua yang telah bersedia membimbing dan mengarahkan penulis demi kesempurnaan dan penyelesaian skripsi ini.

5. Bapak Jufriadi, ST., MSP selaku Penasihat Akademik yang setiap semester selalu memberikan arahan akademik kepada penulis.

6. Bapak Tata selaku ketua kelompok nelayan yang bersedia untuk diwawancarai serta memberikan data dan pengetahuan tentang lokasi penelitian.

7. Saudara tercinta dr. Anisa Puteri Pakaya, Elsyafira Trisuci Hilimi, Oma tercinta (Almh) Esna Mohammad, Serta keluarga terima kasih atas do’a, dukungan, dan motivasinya yang membuat saya selalu semangat sampai saat ini.

8. Sahabat-sahabatku Fadilla Hasan, S.Si dan Sri Meylan Haras, S.Kep terima kasih untuk selalu ada saat penulis meminta bantuan dan selalu memberikan motivasi dalam penyelesaian penelitian ini.

9. Saudara/i Farah Alivia Yunita Laoh, Mutya Alizia Putri, Siska, Ayu Afrianti, Andi Ike Nurhikmah, Fachmi Anugroh Yahya, Ariadi Abil, Satriadi Lomban yang selalu bersama menemani penulis, bersedia diskusi dan membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini serta berjuang bersama-sama dari awal sampai akhir.

(9)

iii 10. Partner Diskusi Valentino S. Batara, Gyulaliz, Ari, Yudistira Taufiq Hidayat, Fikri Haikal yang telah bersedia diskusi dan selalu memberikan motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

11. Seluruh sahabat dan saudara-saudariku seperjuangan PWK 2016 (SPACE) yang selalu memberikan semangat, kritik dan dukungan serta telah mengukir cerita dalam kehidupan penulis. Terima kasih atas segala bantuan, dukungan dan doa.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini tentunya masih jauh dari kesempurnaan, baik dari segi sistematika penulisan dan isinya. Oleh karena itu, dengan indra dan hati yang terbuka penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif demi penyempurnaan skripsi ini kedepannya.

Besar harapan penulis penelitian ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Aamiin.

Wassalamu’Alaikum Wr. Wb.

Makassar, November 2020 Penulis

NUR AINSYAH PAKAYA

(10)

iv DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PENERIMAAN HALAMAN PERNYATAAN HALAMAN ABSTRAK

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Kegunaan Penelitian ... 6

E. Sistematika Penulisan ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

A. Ekosistem Pantai dan Pengelolaannya ... 8

B. Reklamasi ... 11

C. Dampak Reklamasi ... 13

D. Masyarakat Nelayan ... 16

1. Pengertian Masyarakat Nelayan ... 13

2. Aspek Perekonomian Masyarakat Pesisir ... 17

3. Pemberdayaan Masyarakat Pesisir... 20

4. Tingkat Kesejahteraan Nelayan ... 18

E. Landasan Teori ... 21

1. Faktor Yang Mempengaruhi Pendapat Nelayan ... 22

2. Pembangunan Ekonomi ... 22

F. Roadmap Penelitian... 24

G. Kerangka Berpikir ... 29

BAB III METODE PENELITIAN ... 30

(11)

v

A. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 30

B. Populasi dan Sampel ... 32

1. Populasi ... 32

2. Sampel ... 32

C. Metode Pengambilan Sampel ... 32

D. Jenis dan Sumber Data... 33

1. Jenis Data ... 33

2. Sumber Data ... 33

E. Teknik Pengumpulan Data ... 34

F. Variabel Penelitian ... 34

G. Uji Instrument Penelitian ... 35

H. Teknik Menganalisis Data ... 37

1. Analisis Regresi, Uji T, Uji F... 38

a. Regresi Linear Berganda ... 38

b. Uji T ... 39

c. Uji F ... 40

2. Analisis SWOT... 41

a. Membuat Strategi SO, WO, ST, dan WT ... 43

b. Model Analisis SWOT ... 44

I. Definisi Operasional ... 49

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 52

A. Hasil... 52

1. Gambaran Umum Kecamatan Mariso ... 52

2. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 53

3. Kondisi Lokasi Penelitian ... 56

4. Karakteristik Responden ... 57

5. Hasil Kuesioner ... 60

B. Pembahasan... 63

(12)

vi 1. Faktor yang menyebabkan sehingga terjadinya penurunan pendapatan masyarakat nelayan di Kecamatan Mariso

terhadap pembangunan CPI Kota Makassar ... 63

2. Strategi peningkatan ekonomi masyarakat nelayan di Kecamatan Mariso terhadap pembangunan CPI di Kota Makassar ... 74

BAB V PENUTUP ... 82

A. Kesimpulan ... 82

B. Saran ... 83 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

(13)

vii DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Pelaksanaan Kegiatan Penelitian ... 30

Tabel 3.2 Variabel Penelitian ... 35

Tabel 3.3 Model Penentuan Indikator Komponen SWOT ... 42

Tabel 3.4 Internal Strategy Factor Analysis ... 45

Tabel 3.5 Nilai Skor IFAS... 45

Tabel 3.6 Nilai Skor Internal Strategi Factor Analysis ... 46

Tabel 3.7 Nilai Skor EFAS ... 46

Tabel 3.8 Matriks Strategi Swot ... 48

Tabel 4.1 Luas Wilayah Kelurahan di Kecamatan Mariso ... 54

Tabel 4.2 Klasifikasi Responden berdasarkan Tingkat Umur ... 59

Tabel 4.3 Klarifikasi Responden berdasarkan Pendidikan ... 60

Tabel 4.4 Klasifikasi Responden berdasarkan Jenis Kelamin ... 60

Tabel 4.5 Tanggapan Responden mengenai dampak pembangunan CPI terhadap tingkat pendapatan (y) ... 61

Tabel 4.6 Tanggapan Responden mengenai dampak pembangunan CPI terhadap jumlah populasi nelayan (x1) ... 61

Tabel 4.7 Tanggapan Responden mengenai dampak pembangunan CPI terhadap kesehatan masyarakat (x2) ... 62

Tabel 4.8 Tanggapan Responden mengenai dampak pembangunan CPI terhadap jarak tangkapan (x3) ... 62

Tabel 4.9 Tanggapan Responden mengenai tingkat pendidikan (x4) 63 Tabel 4.10 Hasil Uji Regresi Linear Berganda ... 66

Tabel 4.11 Hasil Uji T (Parsial) ... 67

Tabel 4.12 Hasil Uji F ... 70

Tabel 4.13 Hasil Koefisien Determinasi ... 71

Tabel 4.14 Strategi Internal ... 76

Tabel 4.15 Nilai Skor IFAS ... 76

Tabel 4.16 Strategi Eksternal ... 77

(14)

viii Tabel 4.17 Nilai Skor EFAS ... 78 Tabel 4.18 Matriks SWOT ... 79

(15)

ix DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Lokasi Penelitian ... 31

Gambar 3.2 Kuadran SWOT ... 47

Gambar 4.1 Peta Administrasi Kecamatan ... 53

Gambar 4.2 Peta Administrasi Lokasi Penelitian ... 56

Gambar 4.3 Pembangunan CPI Dalam 5 Tahun Terakhir ... 57

Gambar 4.4 Dermaga & Tempat Pelelangan Ikan ... 57

Gambar 4.5 Diagram Model Regresi ... 72

Gambar 4.6 Diagram Model Regresi ... 72

(16)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Wilayah pesisir merupakan bagian terpenting benua karena dari wilayah inilah lahirnya peradaban-peradaban terawal didunia, utamanya pada negara-negara di Asia. Transisi antara daratan dan lautan di wilayah pesisir telah membentuk ekosistem yang beragam dan sangat produktif serta memberikan nilai ekonomi yang luar biasa terhadap manusia. Wilayah pesisir mempunyai peran penting bagi kesejahteraan masyarakat, khususnya masyarakat pesisir. Bagian dari wilayah tersebut menghubungkan ekosistem terestial dan laut menjadi wilayah bagi penyediaan barang dan jasa untuk kebutuhan masyarakat dan merupakan komponen yang esensial dalam “human survival”.

Potensi besar yang dimiliki wilayah pesisir menjadi sangat penting sebagai modal awal pembangunan. Pembangunan kemudian diarahkan pada peningkatan kesejahteraan masyarakat dan keadilan sosial. Disisi lain pembangunan juga harus tetap menjaga keberlanjutan pembangunan baik dari segi ekonomi, social-budaya dan lingkungan.

Upaya pemenuhan kebutuhan dan penciptaan ekonomi yang maju disatu sisi sangat penting, mengingat kemajuan ekonomi secara makro

1

(17)

2 diharapkan dapat mendorong terciptanya masyarakat yang sejahtera dan akhirnya terwujud negara yang sejahtera.

Kegiatan pemanfaatan lahan berupa reklamasi yang dilakukan di berbagai tempat di Indonesia telah berlangsung secara dinamis, baik adanya penolakan maupun dukungan akan aktivitas tersebut. Masalah reklamasi tidak hanya selalu masalah perubahan kondisi lingkungan dan ekologis tetapi manyangkut berbagai manfaat yang diperoleh atas kegiatan tersebut. Rusaknya ekosistem seperti mangrove, perubahan fungsi ekosistem, peninggian daratan dan masalah ekologis lainnya, diiringi juga oleh berbagai manfaat ekonomis yang menyertainya.

Tersedianya lahan pemukiman baru, aktivitas produksi tambak, area wisata, pendidikan, pelabuhan, industri dan sebagainya. Semua manfaat baru hasil reklamasi juga memberikan dampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Selain manfaat ekosistem yang terlihat dan langsung dimanfaatkan oleh masyarakat, juga terdapat manfaat lain yang tidak langsung dimanfaatkan. Begitu juga dengan manfaat lahan hasil reklamasi yang telah dilakukan.

Kegiatan reklamasi tidak hanya di lakukan di Indonesia, akan tetapi juga telah dilakukan di beberapa negara. Dubai adalah salah satu negara yang sukses dengan reklamasi. Mereka membangun Palm Island dan World Island dengan menguruk lahan di pantai. Jepang juga berhasil membangun Bandara Haneda di atas lahan reklamasi. Singapura juga

(18)

3 berhasil menambah luas lahannya dengan reklamasi. Bahkan mereka akan kembali mereklamasi pantai timur negara pulau itu. Reklamasi seluas 1.500 hektar ini disebut sebagai reklamasi terbesar dalam sejarah Singapura. Rencananya, lahan itu akan digunakan sebagai tempat tinggal buat 200 ribu penduduk.

Dalam kegiatan reklamasi yang memanfaatkan sumberdaya yang besar telah diatur dalam perencanaan tata ruang kawasan reklamasi pantai agar akibat dari aktifitas tersebut tidak menimbulkan masalah baru baik dari segi keberlanjutan lingkungan hidup seperti menurunnya potensi sumber daya hayati pesisir terutama beberapa biota laut atau pun konflik sosial akibat hilangnya mata pencarian masyarakat pesisir sebagai nelayan. Oleh karena itu, perlu suatu perencanaan pembangunan yang terpadu, yang tidak hanya berorientasi pada aspek lingkungan saja tetapi juga aspek sosial ekonomi masyarakat, sehingga dampak sosial ekonomi masyarakat juga dapat diprediksi dan diantisipasi oleh pemerintah selaku pengampu kebijakan (Mustaqim, 2015).

Kota Makassar yang merupakan ibukota Provinsi Sulawesi Selatan juga disebut sebagai Pintu Gerbang Indonesia Timur menjadikan kota ini tumbuh pesat diawali pada wilayah pesisirnya memiliki visi menjadi kota dunia telah melalukan pembangunan sarana dan prasarana pendukung untuk melayani berbagai aktifitas penduduk. Laju

(19)

4 pertumbuhan penduduk Kota Makassar yang mencapai angka 1,3% per tahun, saat ini telah mencapai ± 1,4 juta jiwa dan meningkat setiap tahunnya, menyebabkan kebutuhan lahan yang terbatas semakin urgent didaerah perkotaan. Kota Makassar dalam kurun waktu 15 tahun terakhir mengalami pembangunan fisik yang cukup masif. Kebijakan pembangunan hadir seiring dengan visi para pengambil kebijakan mewujudkan kota yang terbesar di kawasan Indonesia bagian timur ini menjadi kota dunia. Salah satu proyek paling menonjol di area reklamasi pantai adalah kehadiran mega proyek Centre Point of Indonesia (CPI).

Berbagai proyek pembangunan memang telah dan sedang digalakkan pemerintah dengan menggandeng para investor, kini dengan mudahnya kita menjumpai pusat perbelanjaan, gedung pertemuan, rumah sakit bertaraf internasional, hotel berbintang, serta beberapa kawasan lainnya yang kini sedang dibangun di atas tanah reklamasi.

Namun di balik proyek-proyek pembangunan dan pengembangan perkotaan itu, ratusan penduduk yang sebagian besar menggantungkan hidup sebagai nelayan seakan tidak berdaya dengan kehidupan yang makin terjepit karena tingginya cost pengeluaran yang dibutuhkan untuk tinggal didaerah perkotaan. Akses mendapatkan sumber penghidupan selama bertahun-tahun secara otomatis terbatas karena massifnya produksi ruang di pesisir Kota Makassar berwujud reklamasi pantai.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Rahman

(20)

5 Rilwanu tentang dampak dari reklamasi CPI menjelaskan terjadinya penurunan pendapatan dimana sebelum reklamasi total pendapatan rata-rata sebesar Rp.41.265.717,- per tahun dan sesudah adanya reklamasi menjadi sebesar Rp.32.643.717,- per tahun, begitu pula total biaya (pengeluaran) semakin meningkat dan hasil tangkapan (penerimaan) mengalami penurunan, sehingga total pendapatan masyarakat nelayan di Kecamatan Mariso Kota Makassar mengalami penurunan yaitu ± Rp.8.622.000,- atau sekitar 20,89 % dari adanya kegiatan reklamasi Kota Makassar. Untuk itu berdasarkan dari latar belakang diatas, penulis merasa perlu melakukan penelitian dalam meningkatkan taraf hidup ekonomi sosial masyarakat pesisir.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka dapat dirumuskan suatu masalah dalam penelitian ini, yaitu :

1. Faktor apa yang menyebabkan Sehingga terjadinya penurunan pendapatan masyarakat Nelayan di Kecamatan Mariso terhadap pembangunan CPI Kota Makassar?

2. Bagaimana Strategi peningkatan ekonomi masyarakat nelayan di Kecamatan Mariso terhadap pembangunan CPI di Kota Makassar?

(21)

6 C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengidentifikasi penurunan pendapatan masyarakat Nelayan di Kecamatan Mariso terhadap pembanguan CPI Kota Makassar 2. Untuk mengidentifikasi strategi peningkatan ekonomi masyarakat

Nelayan di Kecamatan Mariso terhadap pembangunan CPI Kota Makassar.

D. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dilakukan penelitian ini, yaitu :

1. Untuk mengetahui penurunan pendapatan masyarakat Nelayan di Kecamatan Mariso terhadap pembanguan CPI Kota Makassar.

2. Untuk mengetahui strategi peningkatan ekonomi masyarakat Nelayan di Kecamatan Mariso terhadap pembangunan CPI Kota Makassar.

E. Sistematika Penulisan

BAB 1 PENDAHULUAN menguraikan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika pembahasan.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA berisi tentang tinjauan terhadap literatur dan landasan teori yang berkaitan dengan tujuan penelitian yang

(22)

7 digunakan sebagai dasar pemahaman penulis guna mencapai tujuan penelitian.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN ini menguraikan tentang metode dalam melakukan penelitian berupa waktu dan lokasi penelitian, jenis penelitian, populasi dan sampel, metode pengambilan sampel, jenis dan sumber data, variable penelitian, teknik pengumpulan data, teknik dalam menganalisis data.

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN memuat gambaran umum wilayah studi dan hasil Pembahasan

BAB 5 PENUTUP memuat tentang kesimpulan dan saran

(23)

8 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Ekosistem Pantai dan Pengelolaannya

Perairan wilayah pantai merupakan salah satu ekosistem yang sangat produktif di perairan laut. Ekosistem ini dikenal sebagai ekosistem yang dinamik dan unik, karena pada mintakat ini terjadi pertemuan tiga kekuatan yaitu yang berasal daratan, perairan laut dan udara. Kekuatan dari darat dapat berwujud air dan sedimen yang terangkut sungai dan masuk ke perairan pesisir, dan kekuatan dari batuan pembentuk tebing pantainya. Kekuatan dari darat ini sangat beraneka. Sedang kekuatan yang berasal dari perairan dapat berwujud tenaga gelombang, pasang surut dan arus, sedangkan yang berasal dari udara berupa angin yang mengakibatkan gelombang dan arus sepanjang pantai, suhu udara dan curah hujan (Vatria, 2010).

Wilayah Pesisir memiliki sumberdaya alam yang unik, dinamis, dan produktivitas yang tinggi, terdiri dari sumberdaya yang dapat pulih, sumberdaya yang tidak dapat pulih, serta jasa–jasa lingkungan.

Beberapa ekosistem utama yang terdapat di wilayah pesisir adalah estuaria, hutan mangrove, padang lamun, terumbu karang, pantai (berbatu, berpasir, dan berlumpur), dan pulau kecil (Bengen, 2002 dalam Effendy, 2009). Wilayah pesisir menyediakan sumberdaya alam yang

8

(24)

9 produktif baik sebagai sumber pangan, tambang mineral dan energi maupun kawasan rekreasi atau pariwisata. Selain itu, wilayah ini juga memiliki aksesibilitas yang sangat baik untuk berbagai kegiatan ekonomi, seperti transportasi dan kepelabuhanan, industri dan permukiman.

Namun demikian, seiring dengan peningkatan jumlah penduduk dan intensitas pembangunan, daya dukung ekosistem pesisir dalam menyediakan segenap sumberdaya alam dan jasa-jasa lingkungan terancam rusak. (Manan & Indarmawan, 2011).

Pengalaman membangun sumberdaya pesisir masa lalu, selain telah menghasilkan berbagai keberhasilan, juga telah menimbulkan berbagai permasalahan ekologis dan sosial ekonomis yang justru dapat mengancam kesinambungan pembangunan nasional. Secara ekologis, banyak kawasan pesisir, terutama di Pesisir Timur Sumatera, Pantai Utara Jawa, Bali dan Makassar, yang telah terancam kapasitas keberlanjutannya akibat adanya pencemaran, degradasi fisik habitat, over-eksploitasi sumberdaya alam, dan konflik penggunaan lahan (ruang) pembangunan. Secara sosial-ekonomi, sebagian besar penduduk pesisir masih merupakan kelompok sosial termiskin di tanah air, dan kesenjangan pembangunan antar wilayah masih sangat besar (Amiluddin & Si, 2013).

Berbagai permasalahan yang muncul di kawasan pesisir sebagaimana dikemukakan di atas ternyata banyak diakibatkan oleh

(25)

10 faktor eksternal yang terjadi di luar kawasan pesisir itu sendiri (baik dari daratan maupun lautan), sehingga berbagai aktivitas yang dilakukan di kedua kawasan tersebut baik langsung maupun tidak langsung akan memberikan dampak terhadap kawasan pesisir. Untuk mengatasi dampak yang ditimbulkan, misalnya akibat adanya bahan pencemar atau sedimen yang masuk ke pesisir atau adanya abrasi pantai, sangat diperlukan pengelolaan secara terpadu dengan memperhatikan keterkaitan kawasan, bagi keberlanjutan pembangunan wilayah pesisir (Bengen, 2004 dalam Tuhumury, 2012).

Secara konseptual pembangunan merupakan suatu proses perubahan untuk meningkatkan taraf hidup manusia tidak terlepas dari aktivitas pemanfaatan sumberdaya alam. Dalam skala tertentu setiap pembangunan atau pemanfaatan sumberdaya alam di wilayah pesisir dan lautan dapat menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan pada ekosistem pesisir dan lautan itu sendiri. Perubahan perubahan itu tentunya akan memberikan pengaruh pada mutu lingkungan hidup.

Makin tinggi laju pembangunan di wilayah pesisir dan lautan, makin tinggi pula tingkat pemanfaatan sumberdaya alamnya. (Efendy, 2009).

Pemanfaatan dengan tidak mernpertimbangkan prinsip-prinsip ekologi dapat menurunkan mutu lingkungan hidup dan berlanjut dengan terjadinya kerusakan ekosistem wilayah pesisir (Dahuri et al, 2001 dalam Effendy, 2009).

(26)

11 B. Reklamasi

Reklamasi Pantai, yaitu kegiatan menimbun atau memasukkan material tertentu di kawasan Pantai dengan maksud untuk memperoleh lahan kering (Nurmandi, 1999). Berdasarkan UU No.27 Tahun 2007 reklamasi adalah kegiatan yang dilakukan oleh orang dalam rangka meningkatkan manfaat sumber daya lahan ditinjau dari sudut lingkungan dan sosial ekonomi dengan cara pengurugan, pengeringan lahan atau drainase. Berdasarkan Permen PU No.40 Tahun 2007 Kawasan reklamasi pantai adalah kawasan hasil perluasan daerah pesisir pantai melalui rekayasa teknis untuk pengembangan kawasan baru.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dampak merupakan benturan, pengaruh kuat yang mendatangkan akibat (baik negatif maupun positif). Dampak juga dapat diartikan sebagai benturan yang cukup hebat antara dua benda sehingga menyebabkan perubahan yang berarti dalam momentum sistem yang mengalami benturan itu.

Dilihat dari sisi ekonomi, dampak berarti bahwa pengaruh suatu penyelenggaraan kegiatan terhadap perekonomian (KBBI Online, 2014).

(Srianti, 2018)

Reklamasi adalah suatu proses membuat daratan baru pada suatu daerah perairan/pesisir pantai atau daerah rawa. Hal ini umumya dilatarbelakangi oleh semakin tingginya tingkat populasi manusia,

(27)

12 khususnya di kawasan pesisir, yang menyebabkan lahan untuk pembangunan semakin sempit. Pertumbuhan penduduk dengan segala aktivitasnya tidak bisa dilepaskan dengan masalah kebutuhan lahan.

Pembangunan yang ditujukan untuk menyejahterakan rakyat yang lapar lahan telah mengantar pada perluasan wilayah yang tak terbantahkan.

Hal ini menyebabkan manusia memikirkan untuk mencari lahan baru, terutama daerah strategis dimana terjadi aktifitas perekonomian yang padat seperti pelabuhan, bandar udara atau kawasan komersial lainnya, dimana lahan yang terbatas luasan dan kondisinya harus dijadikan dan diubah menjadi lahan yang produktif untuk jasa dan kegiatan perkotaan. Namun dalam hal ini bukan hanya masyarakat yang melakukan penimbunan akan tetepi reklamasi menjadi salah satu program pemerintah dalam membangun daerah terutama diarea pesisir.

(Srianti, 2018)

Pada dasarnya kegiatan reklamasi pantai tidak dianjurkan namun dapat dilakukan dengan memerhatikan ketentuan berikut:

1. Merupakan kebutuhan pengembangan kawasan budi daya yang telah ada di sisi daratan;

2. Merupakan bagian wilayah dari kawasan perkotaan yang cukup padat dan membutuhkan pengembangan wilayah daratan untuk mengakomodasikan kebutuhan yang ada; Berada di luar kawasan

(28)

13 hutan bakau yang merupakan bagian dari kawasan lindung atau taman nasional, cagar alam, dan suaka margasatwa;

3. Bukan merupakan kawasan yang berbatasan atau dijadikan acuan batas wilayah dengan daerah/negara lain.

Reklamasi bertujuan untuk menambah luasan daratan untuk suatu aktivitas yang sesuai di wilayah tersebut. Pemanfaatan lahan hasil reklamasi adalah untuk keperluan industri, terminal peti kemas, kawasan pariwisata dan kawasan pemukiman. Selain untuk tujuan di atas, kegiatan reklamasi ini juga dapat dimanfaatkan untuk keperluan konservasi wilayah pantai. Kegiatan ini dilakukan bilamana suatu wilayah sudah tererosi atau terabrasi cukup parah sehingga perlu dikembalikan seperti kondisi semula, karena lahan tersebut mempunyai arti penting bagi Negara. (Putro, n.d.)

C. Dampak Reklamasi

Dampak adalah suatu perubahan yang terjadi akibat dari suatu aktifitas bisa menguntungkan atau tidak menguntungkan, tergantung ada tujuan dari suatu aktivitas.dampak lingkungan misalnya lebih berkonotasi pada aktivitas yang tidk menguntungkan/merugikan sebagai akibat dari suatu perlakuan terhadap sumber alam.selanjutnya “ dampak pendidikan” lebih bermakna positif atau menguntungkan sebab dengan adanya perlakuan pendidikan terhadap masyarakat akan mendorong

(29)

14 peningkatan kualitas masyarakat itu sendiri. (Soemarwoto 1999 dalam (Srianti, 2018)).

Reklamasi lahan adalah proses pembentukan lahan baru di pesisir atau bantaran sungai. Sesuai dengan definisinya, tujuan utama reklamasi adalah menjadikan kawasan berair yang rusak atau tak berguna menjadi lebih baik dan bermanfaat. Kawasan baru tersebut biasanya dimanfaatkan untuk kawasan permukiman, perindustrian, bisnis dan pertokoan, pelabuhan udara, perkotaan, pertanian, serta objek wisata (Susanti & Afrizal, 2018)

Sebagai proses perubahan yang terencana, jelas bahwa masalah sosial yang timbul bukan merupakan hal yang ikut direncanakan. Oleh sebab itu, maka lebih tepat disebut sebagai efek samping atau dampak dari proses pembangunan masyarakat. Mengingat bahwa gejala sosial merupakan fenomena yang saling terkait, maka tidak mengherankan jika perubahan yang terjadi pada salah satu atau beberapa aspek, yang dikehendaki atau tidak dikehendaki, dapat menghasilkan terjadinya perubahan pada aspek yang lain. Terjadinya dampak yang tidak dikehendaki itulah yang kemudian dikategorikan sebagai masalah sosial (Soetomo, 1995 dalam Mustaqim, 2015). (Sudirman, 2018).

Perubahan pantai dan dampak akibat adanya reklamasi tidak hanya bersifat lokal, tetapi meluas. Reklamasi memiliki dampak positif maupun negatif bagi masyarakat dan ekosistem pesisir dan laut.

(30)

15 Dampak ini pun mempunyai sifat jangka pendek dan jangka panjang yang dipengaruhi oleh kondisi ekosistem dan masyarakat disekitar (Djakapermana, 2013 dalam Mustaqim, 2015).

Secara umum dampak positif dari kegiatan reklamasi sesuai dengan tujuan diadakannya reklamasi, seperti menghidupkan kembali transportasi air, membuka peluang pembangunan wilayah pesisir, meningkatkan pariwisata bahari, serta meningkatkan pendapatan daerah. Namun perlu diingat pula, reklamasi merupakan hasil campur tangan manusia terhadap alam, sehingga memungkinkan semua kegiatan ini juga membawa dampak buruk. Diantara dampak negatif reklamasi pantai pada lingkungan meliputi dampak fisik seperti perubahan hidro-oseanografi, erosi pantai, sedimentasi, peningkatan kekeruhan, pencemaran laut, perubahan rejim air tanah, peningkatan potensi banjir dan penggenangan di wilayah pesisir. (IPSI & ALATAS, n.d.)

Dampak fisik terjadi karena adanya perubahan lingkungan.

Berdirinya bangunan konstruksi di daerah pantai yang direklamasi, membawa perubahan arus laut yang berakibat menjauhnya ikan yang tadinya berdiam dan mencari makanan di kawasan reklamasi. Akibat lebih jauh, komunitas nelayan tradisional yang biasanya mencari dan menangkap ikan di kawasan tersebut harus bertolak lebih jauh dalam usaha mencari dan menangkap ikan (Wagiu, 2011) .

(31)

16 Disamping itu, reklamasi pantai juga berdampak pada aspek sosial ekonomi masyarakat, kegiatan masyarakat di wilayah pantai sebagian besar petani tambak, nelayan dan buruh, sehingga adanya reklamasi akan mempengaruhi hasil tangkapan dan berimbas pada penurunan pendapatan mereka (Mustaqim, 2015). Reklamasi juga akan berdampak pada perubahan sosial ekonomi seperti kesulitan akses publik ke pantai, berkurangnya mata pencaharian (Huda, 2013).

Dampak sosial ekonomi dapat dilihat dari sisi positif dan negative sehingga dapat lebih berimbang dalam memberikan penilaian. Beberapa hal yang bersifat positif yaitu meningkatnya kelayakan dan kenyamanan usaha,terbukanya kesempatan kerja, perubahan status menjadi pedagang legal.Dampak negatif yaitu menurunnya pendapatan, meningkatnya biaya operasional,melemahnya jaringan sosial, dan menurunnya kesempatan pedagang untuk ikut dalam kelompok- kelompok sosial non formal(Sinaga, 2004:134).

D. Masyarakat Nelayan

1. Pengertian Masyarakat Nelayan

Nelayan menurut Kusnadi (2007, dalam Hassanudin et. al, 2013), nelayan merupakan kelompok yang sangat bergantung pada kondisi laut. Nelayan merupakan bagian dari masyarakat pesisir.

Masyarakat pesisir didefinisikan sebagai kelompok orang yang

(32)

17 mendiami di suatu wilayah pesisir dan sumber kehidupan perekonomiannya bergantung pada pemanfaatan sumberdaya laut dan pesisir (Nikijuluw, 2001). Maka, nelayan merupakan sekelompok masyarakat yang bermukim di pesisir dan sangat bergantung pada pemanfaatan sumberdaya kelautan dan pesisir untuk kehidupannya.

Sumberdaya tersebut meliputi hewan, tumbuhan serta lahan yang dapat digunakan langsung maupun dilakukan upaya budidaya atasnya. (Mussadun & Nurpratiwi, 2016)

2. Aspek Perekonomian Masyarakat Pesisir

Pendapatan nelayan sulit dipastikan karena pekerjaan nelayan merupakan pekerjaan yang mendatangkan hasil yang dapat langsung dinikmati hasil tangkapannya. Apabila bekerja hari ini, maka hasilnya akan dinikmati pada hari ini pula. Komunitas nelayan tetap tegar menghadapi kenyataan tersebut karena mereka sudah menyatu dan terbiasa dengan aspek alam yang ada di sekitarnya serta hidup apa adanya sesuai dengan kemampuan dan hasilnya didapatkannya.

Sedangkan menurut Monintja dan Yusfiandasyani (2001) dalam proses pemenuhan kebutuhan hidupnya, nelayan dan masyarakat pesisir selalu di perhadapkan pada keadaan alam yang keras sehingga di butuhkan fisik yang cukup kuat. Nelayan yang sudah relatif tua dan aspek fisiknya sudah mulai menurun secara berangsur-

(33)

18 angsur akan mengurangi frekuensi melautnya dan menekuni pekerjaan lain yang tidak memerlukan fisik kuat. (Achsanuddin, 2018) Dampak adalah suatu perubahan yang terjadi sebagai akibat suatu aktivitas.Aktivitas tersebut dapat bersifat alamiah,baik kimia ,fisik maupun biologi (Soemarwoto,2001). Dampak sosial adalah konsekuensi sosial yang timbul akibat adanya suatu kegiatan pembangunan maupun penerapan suatu kebijaksanaan dan program dan merupakan perubahan yang terjadi pada manusia dan masyarakat yang diakibatkan oleh aktivitas pembangunan (Sudharto P. Hadi, 1995).

3. Tingkat Kesejahteraan Nelayan

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial menjelaskan bahwa yang dimaksud kesejahteraan sosial (masyarakat) adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosial.

Konsep kesejahteraan menurut Nasikun dapat dirumuskan sebagai padanan makna dari konsep martabat manusia yang dapat dilihat dari empat indikator yaitu: rasa aman, kesejahteraan, kebebasan, dan jati diri. Biro Pusat Statistik Indonesia16 menerangkan bahwa guna melihat tingkat kesejahteraan rumah tangga suatu wilayah ada beberapa indikator yang dapat dijadikan ukuruan, antara lain adalah:

(34)

19 a. Tingkat pendapatan keluarga;

b. Komposisi pengeluaran rumah tangga dengan membandingkan pengeluaran untuk pangan dengan non-pangan;

c. Tingkat pendidikan keluarga;

d. Tingkat kesehatan keluarga, dan;

e. Kondisi perumahan serta fasilitas yang dimiliki dalam rumah tangga Kesejahteraan manusia memang pada dasarnya memiliki suatu kaitan yang erat akan kebutuhan manusia. Suatu kebutuhan yang dianggap penting oleh suatu kelompok manusia belum tentu dianggap penting bagi kelompok lain. Oleh sebab itu dibutuhkan suatu standar yang bersifat universal untuk mengetahui kebutuhan manusia.(Putro, n.d.)

Tingkat kesejahteraan nelayan sangat ditentukan oleh hasil tangkapannya atau yang biasa di sebut dengan produksi hasil tangkapan. Banyaknya tangkapan secara langsung juga berpengaruh terhadap besarnya pendapatan yang diterima hingga nelayan mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka. Hal ini dapat diartikan bahwa kebutuhan-kebutuhan hidupnya tersedia dan mudah dijangkau setiap penduduk sehingga pada gilirannya penduduk yang miskin semakin sedikit jumlahnya.(Nurhaeda, Dangnga, & Nurhapsah, 2019)

(35)

20 4. Pemberdayaan Masyarakat Pesisir

Berdasarkan konsep pembanguanan masyarakat yang menekankan pada pemberdayaan maka diformulasikan sasaran pemberdayaan masyarakat pesisir, khususnya nelayan dan petani ikan yang tinggal di kawasan pesisir pulau kecil dan besar, yang adalah sebagai berikut (Nikijuluw, 2001):

a. Tersedianya dan terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yang terdiri dari sandang, pangan, papan, kesehatan, dan pendidikan.

b. Tersedianya prasarana dan sarana produksi secara lokal yang memungkinkan masyarakat dapat memperolehnya dengan harga murah dan kualitas yang baik.

c. Meningkatnya peran kelembagaan masyarakat sebagai wadah aksi kolektif (collective action) untuk mencapai tujuan-tujuan individu.

d. Terciptanya kegiatan-kegiatan ekonomi produktif di daerah yang memiliki ciri-ciri berbasis sumberdaya lokal (resource-based), memiliki pasar yang jelas (market-based), dilakukan secara berkelanjutan dengan memperhatikan kapasitas sumberdaya (environmental-based), dimiliki dan dilaksanakan serta berdampak bagi masyarakat lokal (local society-based), dan dengan menggunakan teknologi maju tepat guna yang berasal dari proses pengkajian dan penelitian (scientific-based).

(36)

21 e. Terciptanya hubungan transportasi dan komunikasi sebagai basis atau dasar hubungan ekonomi antar kawasan pesisir serta antara pesisir dan pedalaman.

f. Terwujudnya struktur ekonomi Indonesia yang berbasis pada kegiatan ekonomi di wilayah pesisir dan laut sebagai wujud pemanfaatan dan pendayagunaan sumberdaya alam laut.

Adapun terdapat 5 pendekatan pemberdayaan masyarakat pesisir yakni : penciptaan lapangan kerja alternatif sebagai sumber pendapatan lain bagi keluarga, mendekatkan masyarakat dengan sumber modal dengan penekanan pada penciptaan mekanisme mendanai diri sendiri (self financing mechanism), mendekatkan masyarakat dengan sumber teknologi baru yang lebih berhasil dan berdaya guna, mendekatkan masyarakat dengan pasar, serta membangun solidaritas serta aksi kolektif ditengah masyarakat.

Kelima pendekatan ini dilaksanakan dengan memperhatikan secara sungguhsungguh aspirasi, keinginan, kebutuhan, pendapatan, dan potensi sumberdaya yang dimiliki masyarakat.(Nikijuluw, 2001)

E. Landasan Teori

1. Faktor yang mempengaruhi pendapat nelayan

Beberapa hasil studi menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi pendapat nelayan yakni :

(37)

22 a. Menurut Heryansyah et al. (2013) yakni jarak penangkapan

b. Menurut (Prakoso,2013 dalam Indiradewi & Marhaeni, 2016) yakni :

- Pertumbuhan jumlah penduduk, - Rendahnya tingkat pendidikan, dan - Rendahnya tingkat kesehatan 2. Pembangunan Ekonomi

Budiharsono (2006) menyatakan bahwa pembangunan berkelanjutan pada dasarnya mencakup tiga dimensi penting yakni ekonomi, sosial (budaya), dan lingkungan. Dimensi ekonomi antara lain berkaitan upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi, memerangi kemiskinan, serta mengubah pola konsumsi kearah yang seimbang. Dimensi sosial merupakan upaya pemecahan masalah kependudukan, perbaikan pelayanan masyarakat, peningkatan kualitas pendidikan, adapun dimensi lingkungan adalah upaya pengurangan dan pencegahan terhadap pencemaran serta konservasi sumberdaya alam Perkembangan ekonomi sangatlah menjadi impian untuk dapat meningkatkan tingkat kesejahteraan suatu masyarakat. Pembangunan ekonomi yaitu usaha-usaha dalam meningkatkan taraf hidup suatu bangsa selain itu tujuan dari pembangunan ekonomi juga untuk meningkatkan produktivitas.

Produktivitas merupakan perbandingan antara input dan output yang

(38)

23 dapat dihasilkan, dimana salah satu ukurannya adalah dengan dapat mengatur dan memanfaatkan sumber daya yang telah ada sebaik mungkin agar dapat mencapai hasil yang optimal. Dengan adanya pembangunan ekonomi tentu akan meningkatkan besaran output atau kekayaan suatu perekonomian maupun kelompok, dengan demikian secara tidak langsung dapat meningkatkan pendapatan tiap kelompok. Untuk itu perlu adanya pengaturan dan pemanfaatan sumber daya yang telah ada dengan sistim dan peraturan yang sesuai demi mendapatkan hasil yang optimal. (Aprilia, 2017)

(39)

24 F. Roadmap Penelitian

Tabel 2.1 Roadmap Penelitian

No.

Judul (Nama, Sumber &

Tahun)

Rumusan

Masalah Tujuan

Metodologi Penelitian

Hasil Wilayah

Variabel Penelitian

Metode Analisis 1 Ibnu Mustaqim,

Dampak

reklamasi pantai utara jakarta terhadap perubahan sosial ekonomi masyarakat:

tinjauan sosiologis masyarakat di sekitaran pelabuhan Muara Angke, Kelurahan Pluit, Jakarta Utara., 2015

Bagaimanakah dampak

pembangunan pelabuhan Muara Angke terhadap perubahan sosial-ekonomi masyarakat perkampungan nelayan Muara Angke ?

Mengetahui dan menganalisis perubahan sosial-ekonomi masyarakat perkampungan nelayan Muara Angke akibat pembangunan pelabuhan Muara Angke.

Penelitian ini dilakukan di pemukiman nelayan Muara Angke,

Kelurahan Pluit, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara

1. Tingkat pendidikan 2. Jumlah

anggota keluarga 3. Mata

pencaharian 4. Kondisi dan

fasilitas perumahan 5. Pendapatan

dan

pengeluaran rumah tangga.

Data-data yang bersifat kualitatif dianalisis

dengan cara dideskripsikan dengan narasi yang logis.

Sedangkan data-data yang bersifat

kuantitatif, kemudian dianalisis menggunakan penghitungan Microsoft Excel.

Perubahan dalam hal pendapatan rumah tangga, rata-rata responden mengalami penurunan yaitu pada kelompok pedagang dan pengolah kerang serta non perikanan, penurunan sebesar lebih dari 3 kali lipat (360%) dialami oleh nelayan dari pendapatan awal sebelum pembangunan pelabuhan. Kenaikan hanya terjadi pada kelompok pedagang dan pengolah ikan, yaitu sebesar 10% atau senilai Rp 1.166.667,00.

Sedangkan, perubahan pengeluaran rumah tangga, kelompok pedagang dan pengolah ikan dan nelayan

(40)

25

mengalami kenaikan, terutama pada kelompok nelayan dengan kenaikan sebesar 53%, penurunan dialami oleh kelompok pedagang dan pengolah kerang dan non perikanan dengan persentase penurunan masing-masing sebesar 6%.

2 Nurhaeda, N., Dangnga, M. S.,

& Nurhapsah, N., Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Pendapatan Nelayan (Studi Kasus Di Kelurahan Takkalasi Kecamatan Balusu Kabupaten Barru). 2019,

Apa saja faktor- faktor

mempengaruhi pendapatan nelayan di Kelurahan Takkalasi Kecamatan Balusu Kabupaten Barru

Menganalisis faktor-faktor yang

mempengaruhi pendapatan nelayan di Kelurahan Takkalasi Kecamatan Balusu

Kabupaten Barru

Penelitian ini dilakukan di sekitar pesisisr pantai Kelurahan Takkalasi

Kecamatan Balusu

Kabupaten Barru

1. Modal Kerja 2. Tenaga Kerja 3. Pengalaman 4. Lama Melaut

Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda.

Modal, Tenaga Kerja, Pengalaman, Lama Melaut dan cuaca secara bersama-

sama (simultan)

mempengaruhi pendapatan nelayan; dan secara parsial variabel Modal, Pengalaman, Cuaca berpengaruh signifikan terhadap pendapatan nelayan.

Adapun variabel tenaga kerjadengan tingkat signifikan sebesar 0,686dan lama melaut dengan tingkat signifikan 0,718 ˃ 0,05tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap pendapatan nelayan di

(41)

26

Kelurahan Takkalasi

Kecamatan Balusu

Kabupaten Barru 3 Asmayati

Sudirman, Pengaruh Reklamsi Pantai terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Kota Lasusua., 2018

Seberapa jauh pengaruh sosial ekonomi

masyarakat Lasusuadan Desa

Ponggihayang di timbulkan dengan adanya reklamasi pantai ini ?

Menganalisis pengaruhreklam asi terhadap sosial ekonomi pada masyarakat Kecamatan Lasusua dan Desa Ponggiha

Penelitian ini di lakukan di Kelurahan Lasusua dan Desa Ponggiha khususnya kawasan perkotaan Lasusua yang merupakan wilayah pesisir dari Kecamatan Lasusua dan Desa Pongiha

1. Tingkat pendidikan 2. Tingkat

pendapatan 3. Sarana dan

Prasarana 4. Kelembagaan 5. Kesempatan

Kerja

Metode analisis yang digunakan yakni analisis korelasi

Pengaruh adanya reklamasi pantai mengakibatkan berubahnya struktur sosial ekonomi masyarakat, dalalm hal ini masyarakat di Kelurahan Lasusua dan Desa Ponggiha, mulai dari tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, sarana ekonomi, kelembagaan, dan kesempatan kerja.

4 Adil M. Firdaus, Julham Ms.

Pelupessy, Dan Jimmi

Tampubolon, Strategi Penyelesaian Masalah Sosial Ekonomi Masyarakat

Bagaimana strategi penyelesaian masalah sosial ekonomi masyarakat pesisir di Kepulauan Banda Neira,

Untuk mengetahui permasalahan sosial ekonomi yang terjadi, sehingga dapat disusun strategi penyelesaian masalah yang tepat dan sesuai

Lokasi penelitian berdasarkan potensi sumberdaya pesisir dan laut, dan kekayaan yang dimiliki Kepulauan Banda Neira, serta kondisi

1. Mata

Pencaharian 2. Pendapatan

Masyarakat 3. Sarana

Prasarana 4. Pendapat

Masyarakat

Adapun metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif, analisis SWOT dan analisis hierarki

Penyusunan strategi penyelesaian masalah dilakukan dengan menilai kepentingan permasalahan dalam jangka pendek dan jangka panjang. Peningkatan modal sosial ekonomi sangat

diperlukan dalam

penyelesaian masalah di Banda Neira. Modal sosial

(42)

27 Pesisir Di

Kepulauan Banda Neira, Kabupaten Maluku Tengah, 2016

Kabupaten Maluku Tengah

dengan kondisi sebenarnya.

sosial ekonomi masyarakat Banda Neira.

ekonomi tersebut antara lain penguatan kelembagaan dan kearifan lokal, kelestarian lingkungan dan budaya, dan pemberdayaan masyarakat.

5 John Raimand Pattiasina, Mulyono S Baskoro, Budhi H.Iskandar., Strategi

Pemberdayaan Masyarakat Nelayan Di Desa Kusu Lovra Kecamatan Kao Kabupaten Halmahera Utara

Apa saja faktor yang

mempengaruhi kondisi sosial ekonomi masyarakat nelayan di Desa Kusu Lovra dan bagaimana strategi

pemberdayaan masyarakat nelayan Desa Kusu Lovra

Tujuan dari penelitian ini adalah

1. Menentukan faktor-faktor yang

menghambat program pemberdayaa n masyarakat nelayan Desa Kusu

Lovra,dan 2. Menyusun

strategi pemberdayaa n masyarakat nelayan Desa Kusu Lovra, serta

menentukan prioritas program

Penelitian ini dilakukan diDesa Kusu

Lovra,Kecamatan Kao Kabupaten Halmahera Utara,Provinsi Maluku Utara

1. Perubahan Ekonomi 2. Perubahan

Sosial 3. Perubahan

Budaya

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1. Analisis Deskriptif 2. Analisis

SWOT

3. Analisis Hirarki Proses

Faktor internal yang dominan sebagai penghambat program pemberdayaan masyarakat Desa Kusu Lovra antara lain

keterampilan dan

penguasaan teknologi masih kurang. Faktor eksternal yang dominan sebagai penghambat program pemberdayaan adalah kerusakan ekosistem laut akibat penangkapan destruktif.4)Strategi

pemberdayaan masyarakat nelayan Desa Kusu Lovra diprioritaskan pada(1) peningkatan produktivitas nelayan; (2) peningkatan peran kelembagaan lokaldan

(43)

28 pengembanga

n masyarakat.

(3) konservasi sumberdaya ikan

6 Aldy Rafzanjani Thamrin., Implikasi Pembangunan Centre Point of Indonesia Terhadap Sosial Ekonomi

Masyarakat Nelayan (Studi Kasus

Kelurahan Panambungan Kecamatan Mariso), 2020

Apa sajakah implikasi pembangunan Centre Point of Indonesia (CPI) terhadap sosial ekonomi masyarakat nelayan di Kelurahan Panambungan Kecamatan Mariso ?

Untuk

mengidentifikasi perubahan dari implikasi pembangunan Centre Point of Indonesia terhadap sosial ekonomi masyarakat nelayan di Kelurahan Panambungan

Lokasi penilitian terletak di Kelurahan Panambungan Kecamatan Mariso di

Kawasan Centre Point Of

Indonesia

1. Daerah Tangkapan Ikan

2. Relasi Sosial 3. Sumber Mata

Pencaharian 4. Tingkat

Pendidikan 5. Tingkat

Kesehatan 6. Tingkat

Konsumsi 7. Perumahan 8. Lingkungan Masyarakat 9. Pemberdayaa

n Masyarakat

Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif

Diketahui beberapa variabel mengalami perubahan seperti daerah tangkapan ikan, sumber mata pencaharian, tingkat kesehatan, dan lingkungan masyarakat akibat pembangunan CPI

(44)

29 G. Kerangka Berpikir

(45)

30 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kawasan Pesisir Kota Makassar yang wilayah administratifnya terfokus di Kecamatan Mariso pada Kelurahan Panambungan yang merupakan salah satu kelurahan yang paling merasakan dampak pembangungan CPI. Adapun waktu yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah terhitung dari bulan maret tahun 2020 sampai bulan agustus 2020. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel jadwal penelitian dibawah ini :

Tabel 3.1 Pelaksanaan Kegiatan Penelitian

No. Kegiatan

Waktu

Maret April Mei Juni Juli Agustus

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Persiapan

Sinopsis 2 Penyusunan

Bab I, II dan III 3 Asistensi 4

Survey dan Pengambilan

Data 5

Penyusunan Bab IV dan

V 6 Asistensi

30

(46)

31 Gambar 3.1

Lokasi Penelitian

(47)

32 B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti atas semua kasus individu dan gejala yang ada di daerah penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat nelayan yang berada di Kecamatan Mariso.

2. Sampel

Sampel merupakan contoh atau himpunan bagian (subset) dari suatu populasi yang dianggap mewakili populasi tersebut sehingga informasi apa pun yang dihasilkan oleh sampel ini bisa dianggap mewakili keseluruhan populasi. Dalam penelitian ini sampel yang diambil merupakan masyarakat nelayan di Kelurahan Panambungan yang terkena dampak pembangunan CPI.

C. Metode Pengambilan Sampel

Adapun metode pengambilan sampel penelitian ini menggunakan rumus Slovin karena dalam penarikan sampel, jumlahnya harus representative agar hasil penelitian dapat digeneralisasikan dan perhitungannya pun tidak memerlukan tabel jumlah sampel,namun dapat dilakukan dengan rumus dan perhitungan sederhana.

𝑛 = 𝑁

1 + 𝑁(𝑒)2

Rumus Slovin untuk menentukan sampel adalah sebagai berikut :

(48)

33 Keterangan:

𝑛 = Ukuran sampel/jumlah responden N = Ukuran populasi

E = Presentase kelonggaran ketelitian kesalahan pengambilan sampel yang masih bisa ditolerir; e=0,1

Rentang sampel yang dapat diambil dari teknik Solvin adalah antara 10- 20 % dari populasi penelitian.

Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 62 nelayan, sehingga presentase kelonggaran yang digunakan adalah 10% dan hasil perhitungan dapat dibulatkan untuk mencapai kesesuaian. Maka untuk mengetahui sampel penelitian, dengan perhitungan sebgai berikut:

𝑛 = 62

1 + 62(0.1)2

𝑛 =

62

1.62

= 38.2

; disesuaikan oleh penelti menjadi 38 responden

D. Jenis dan Sumber Data 1. Jenis Data

Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau bilangan. Data kuantitatif berfungsi untuk mengetahui jumlah atau besaran dari sebuah objekyang akan diteliti Data yang dikumpulkan

(49)

34 yakni : data jumlah populasi nelayan, kesehatan masyarakat, jarang penangkapan dan tingkat pendidikan.

2. Sumber Data

Berdasarkan tujuan penelitian, maka data yang dikumpulkan dalam penelitian ini yakni data Primer yang merupakan data yang diperoleh dengan cara langsung dari sumbernya. Sumber data primer yakni data jumlah populasi nelayan, kesehatan masyarakat, jarak penangkapan dan tingkat pendidikan diperoleh dari lokasi pesisir, masyarakat nelayan yang bersangkutan maupun yang menyangkut dengan rumusan masalah.

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk dapat memperoleh data yang diharapkan agar dapat menunjang kegiatan penelitian yang dilakukan, maka metode atau teknik pengumpulan data primer yakni dengan melakukan survey lapangan, wawancara dan pengisian kuesioner secara langsung dengan responden.

F. Variabel Penelitian

Variabel adalah sesuatu yang berbentuk yang ditetapkan oleh peneliti dipelajari dengan seksama sehingga diperoleh informasi berupa data dan diolah dengan statistik sehingga dapat ditarik kesimpulan

(50)

35 (Sujarweni dan Endrayanto, 2012:23).Berikut dibawah ini merupakan variabel penelitian :

Tabel 3.2 Variabel Penelitian

Tinjauan Penelitian Variabel Indikator 1. Menurut Heryansyah et al.

(2013) dalam

penelitiannya

menyebutkan bahwa jarak penangkapan sangat mempengaruhi

pendapatan nelayan.

Y = Sosial Ekonomi Masyarakat

(Pendapatan)

a. Berpengaruh

Terhadap Pendapatan b. Tidak Berpengaruh

Terhadap Pendapatan X3 = Jarak

Penangkapan

a. Berubah Tidak Berubah 2. Penyebab menurunnya

pendapatan nelayan yaitu faktor sosial seperti pertumbuhan jumlah penduduk yang tinggi, rendahnya tingkat pendidikan, dan rendahnya tingkat kesehatan serta alasan lain seperti sarana dan prasarana umum di wilayah pesisir (Prakoso,2013).

X1 = Jumlah Populasi Nelayan

a. Populasi Nelayan Menurun

b. Tidak Mengalami Perubahan

X2 = Kesehatan Mayarakat

a. Berpengaruh b. Tidak Berpengaruh X4 = Tingkat

Pendidikan

a. Sekolah b. Tidak Sekolah

G. Uji Instrumen Penelitian

Untuk menentukan keshahihan dan keandalan instrumen penelitian, maka peneliti akan melakukan uji validitas dan reliabilitas. akan diuraikan sebagai berikut :

(51)

36 1. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah tingkat kestabilan suatu alat pengukur dalam mengukur suatu gejala/kejadian. Semakin tinggi reliabilitas suatu alat pengukur, semakin stabil pula alat pengukur tersebut

2. Uji Validitas

Uji Validitas Valid berarti insrumen yang digunakan dapat mengukur apa yang hendak diukur (Ferdinand, 2006).

3. Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan analisis regresi linear berganda untuk uji hipotesis penelitian maka ada asumsi atau persyaratan yang harus terpenuhi dalam model regresi. Persyaratannya melalui serangkaian uji asumsi klasik mencakup :

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat, variabel bebas atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau penyebaran data statistik pada sumbu diagonal dari grafik distribusi normal (Ghozali,2001).

b. Uji Linearitas

Uji linearitas bertujuan untuk menguji hubungan yang terbentuk antara variabel independent dengan variabel dependent secara parsial adalah linear.

(52)

37 c. Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel-variabel bebas ( Ghozali, 2001).

d. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali,2001).

H. Teknik Menganalisis Data

Pendekatan analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan kuantiatif. Menurut Sugiyono, metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu. Dalam penelitian ini menggunakan dua alat analisis data yaitu : 1. Untuk menjawab rumusan masalah pertama digunakan Metode Analisis Regresi Linear Berganda, Uji F dan Uji T. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya penurunan pendapatan masyarakat nelayan di Kecamatan Mariso terhadap pembangunan CPI.

(53)

38 a. Regresi Linear Berganda

Analisis regresi pada dasarnya adalah studi mengenai ketergantungan variabel dependen (terikat) dengan satu atau lebih variabel independen (variabel penjelas/bebas), dengan tujuan untuk mengestimasi dan/atau memprediksi rata-rata populasi atau nilainilai variabel dependen berdasarkan nilai variabel independen yang diketahui (Ghozali, 2005). Untuk regresi yang variabel independennya terdiri atas dua atau lebih, regresinya disebut juga regresi berganda. Oleh karena variabel independen diatas mempunyai variabel yang lebih dari dua, maka regresi dalam penelitian ini disebut regresi berganda. Persamaan regresi berganda yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

Y = a + b1X1+ b2X2+ b3X3+ b4X4

Dimana :

Y = subyek dalam variabel dependen yang diprediksikan a = harga Y bila X = 0 (harga konstan)

b = angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel independen.

X = subyek pada variabel Independen yang mempunyai nilai tertentu. Secara teknis harga b merupakan tangen dari (perbandingan) antara

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Banyak perempuan tertarik bekerja ke luar negeri (Siti Nurjannah 2008)dengan persepsi sebagai berikut: 1) Memberikan harapan untuk mendapatkan pekerjaan dengan upah

Berdasarkan asumsi peneliti bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka semakin banyak pula pengetahuan yang dimiliki seseorang, informasi yang dari luar

Mintalah maaf apabila telah berbuat salah, misalnya, “Maaf ya, tadi ayah berbicara dengan nada ting- gi,” atau, “Maaf ya, tadi Ibu tidak sengaja menumpahkan air hingga bajumu

Sasaran strategis yang ditetapkan adalah turunan dari sasaran strategis LAPAN, dengan tujuan membangun kemampuan dalam pengembangan teknologi propulsi, aerostruktur,

Dalam hasil pengujian penglihatan citra tanpa bantuan transformasi warna terdapat 2 responden yang mengalami kondisi tidak dapat atau sulit melihat angka pada citra

Jenis tumbuhan yang mendominasi di Kebun Raya Balikpapan berupa tumbuhan perintis (pioner), diantaranya Melicope glabra, Macaranga gigantea dan Vernonia

Dalam kegiatan edukasi sekolah umroh Multazam Prima Utama selalu menggunakan komunikasi yang baik, sehingga materi yang disampaikan dapat difahami oleh para peserta

shop, window, watch, thief, film, camera, mistake, surprised, bar>'e, angry,. approach, notice, break, steal, chase, catch,