• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN "

Copied!
156
0
0

Teks penuh

(1)

TESIS

OLEH

FADLIA ROHMAH NIM 22011021950

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

1444 H./2023 M.

(2)

TESIS

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan (M.Pd.)

OLEH:

FADLIA ROHMAH NIM 22011021950

JURUSAN MAGISTER PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

1444 H/2023 M

(3)

ii

(4)
(5)

iv

(6)

v

Sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT. Taburan cinta dan kasih sayang-Mu telah memberikanku kekuatan, membekaliku dengan ilmu serta memperkenalkanku dengan cinta.

Atas karunia serta kemudahan yang Engkau berikan akhirnya Tesis yang sederhana ini dapat terselesaikan. Shalawat dan salam selalu terlimpahkan keharibaan Rasulullah Muhammad

SAW.

Kupersembahkan karya sederhana ini kepada orang yang sangat kukasihi dan kusayangi.

Ayah dan Mami tercinta

Sebagai tanda bakti, hormat dan terimakasi yang tiada terhingga kupersembahkan karya kecil ini kepada ayah (Drs. H. S.K. Hasby) dan mami (Hj. Yusnimar) yang telah memberikan dukungan, cinta dan kasih sayang yang tiada mungkin dapat kubalaskan. Untuk

ayah dan mami yang selalu membuatku termotivasi dan selalu menyirami kasih sayang, selalu mendoakan ku, selalu menasehatiku serta selalu meridhoiku melakukan hal yang lebih baik.

Dalam sholat di lima waktu mulai fajar hingga terbit hingga terbenam.. seraya tanganku menadah…”4yaAllah ya Rahman ya Rahim… Terimakasih telah engkau tempatkan aku diantara kedua malaikatmu yang setiap waktu ikhlas menjagaku…

mendidikku…membimbingku dengan baik… ya Allah berikanlah balasan setimpal Syurga Firdaus untuk mereka dan jauhkanlah mereka nanti dari panasnya sengat hawa api

nerakamu…

Untukmu Ayah (Drs. S.K. Hasby)…Mami (Yusnimar) Terimakasih…

We always loving you dari anakmu (Fadlia Rohmah, M.Pd)

Dalam setiap langkahku aku berusaha mewujudkan harapan-harapan yang kalian impikan didiriku. Insya Allah atas dukungan dan do’a restu semua mimpi itu kan terjawab di

masa penuh kehangatan nanti. Untuk itu kupersembahkan ungkapan terimakasih kepada:

Kakak-Kakakku Tersayang Kurniaty Nadhrah, Dina Zaky, dan Hasni Mahiro, untuk adikku Lazuardi, Keponakanku M. Zhafran Khairy dan Asyilatifa Khaira. Dan untuk abang iparku Gilang Lenardo Terimakasih yang tidak terhingga atas do’a, semangat,

canda, tawa, dan segala macam bantuan terkait penyelesaian Tesis ini. I Love you all.

Untuk ribuan tujuan yang harus dicapai, untuk jutaan impian

yang akan dikejar, untuk sebuah pengharapan, agar hidup jauh lebih bermakna, hidup tanpa mimpi ibarat arus sungai. Mengalir tanpa tujuan.

Teruslah belajar, berusaha, dan berdo’a untuk menggapainya. Jatuh berdiri lagi.

Kalah mencoba lagi. Gagal bangkit lagi.

Never Give Up!

Sampai Allah SWT berkata “waktunya pulang”

(7)

vi Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillahirobbil’alamin, Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan tesis ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan tanggungjawab ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan tesis dengan judul “Pengembangan Media Pembelajaran IPA Berbasis Telegram Bot Terintegrasi Nilai-nilai Islam pada Siswa Kelas IV SDN”. Tesis ini ditulis untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelas Magister Pendidikan (M.Pd) pada Program Studi Magister Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

Tesis ini dapat diselesaikan berkat ridho Allah SWT dan terimakasih kepada kedua orang tua Ayahanda Drs. H. S.K. Hasby (Almarhum) dan Ibunda Hj.

Yusnimar yang selalu mendoakan, memberikan semangat, motivasi dan kasih sayang yang tidak terhingga untuk menjadikan ananda menjadi orang yang berguna serta dapat mewujudkan cita-cita yang diimpikan. Bantuan moril dan nonmoril keluarga penulis, serta bimbingan dari berbagai pihak baik moral maupun material. Selain itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan dengan penuh hormat ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Rektor Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Bapak Prof. Dr.

Hairunas., M.Ag.

(8)

vii

3. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Bapak Dr. H. Kadar, M.Ag., Wakil Dekan I Bapak Dr.

Zarkasih, M.Ag., Wakil Dekan II Ibu Dr. Zubaidah Amir MZ, M.Pd., Wakil Dekan III Ibu Dr. Amirah Diniaty, M.Pd, Kons.

4. Ketua Program Studi Magister Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah Ibu Dr. Hj.

Nurhasnawati, M.Pd., dan Sekretaris Program Studi Magister Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah Bapak Dr. Zuhairansyah Arifin, M.Ag.

5. Ibu Dr. Hj. Zulhidah, M.Pd., selaku Penasehat Akademis yang senantiasa meluangkan waktu, tenaga dan pemikirannya untuk memberikan arahan dan bimbingan dalam masa perkuliahan.

6. Bapak Dr. H. Abu Anwar, M.Ag dan Bapak Dr. Mhmd. Habibi, M.Pd., selaku pembimbing I dan II yang telah memberikan bimbingan, bantuan, arahan dengan penuh kesabaran serta memberikan masukan yang membangun kepada peneliti, sehingga peneliti dapat menyelesaikan tesis ini.

7. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Magister Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah yang telah mendidik penulis selama menjalani pendidikan di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

8. Kepala sekolah dan Majelis Guru SDN 188 Pekanbaru, SDN 066 Pekanbaru dan SDN 114 Pekanbaru yang telah membantu peneliti dalam pelaksanaan penelitian ini.

9. Terkhusus buat keluarga tercinta, kakak-kakakku Kurniaty Nadhrah, Dina Zaky, dan Hasni Mahiro, untuk adikku Lazuardi, Abangku Gilang Lenardo dan Irdas Bakri serta keponakan tersayangku M. Zhafran Khairy dan Asyilatifa Khaira. Terimakasih yang tidak terhingga atas do’a, semangat, canda, tawa, dan segala macam bantuan terkait penyelesaian tesis ini.

(9)

viii

11. Sahabat-sahabat penulis dari SD-Kuliah yang ikut dalam proses perjuangan ini, yang tiada henti-hentinya memberikan dukungan, nasehat, kasih sayang, keceriaan, kebersamaan, cinta, dan semua hal yang penulis anggap sebagai kado paling berharga selama penulis hidup. Spesial untuk sahabatku Mutiara Jaiz yang sama-sama berjuang melewati masa-masa sulit dari awal kuliah S1 hingga dititik yang kita capai sekarang ini.

12. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam menyusun tesis ini.

akhirnya, semoga setiap bantuan yang penulis terima dari berbagai pihak akan mendapatkan balasan berlipat ganda dari Allah SWT. Aamiin yarobbal’alamin.

Sebagai makhluk Allah yang tidak dapat dikatakan sempurna, penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari kata sempurna baik dari segi penyusunan maupun dari segi isi. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk perbaikan kemudian hari. Mudah-mudahan tesis ini bermanfaat bagi kita semua dalam upaya peningkatan mutu pendidikan di Pekanbaru khususnya di Provinsi Riau pada umumnya.

Wassalamualaikum Wr.Wb.

Pekanbaru, September 2022 Penulis,

Fadlia Rohmah NIM 22011021950

(10)

ix

Telegram Bot Terintegrasi Nilai-Nilai Islam pada Siswa Kelas IV SDN

Penelitian ini bertujuan untuk (1) menghasilkan produk media pembelajaran dengan mendeskripsikan proses pengembangan media, (2) mendeskripsikan tingkat kepraktisan media Telegram Bot dan (3) mendeskripsikan efektivitas media pembelajaran IPA berbasis Telegram Bot terintegrasi nilai-nilai Islam pada siswa kelas IV SDN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian pengembangan dengan menggunakan model pengembangan ADDIE. Instrumen pengumpulan data berupa angket lembar validasi ahli yang terdiri dari ahli materi dan media, lembar uji kepraktisan guru kelas IV Sekolah Dasar Negeri dan tes siswa untuk uji efektivitas. Analisis data menggunakan Skala Likert untuk uji validitas ahli dan uji kepraktisan, serta SPSS 26.00 for windows digunakan untuk uji efektivitas.

Bersadarkan uji validitas oleh ahli memperoleh nilai rata-rata aspek materi diperoleh sebesar 82,2% dengan kategori sangat valid dan nilai rata-rata aspek media diperoleh sebesar 91% dengan kategori sangat valid. Hasil uji tingkat kepraktisan oleh guru diperoleh sebesar 93,7% dengan kategori sangat praktis.

Hasil uji efektivitas diperoleh skor N-Gain dari 3 sekolah yang di uji yaitu SDN 188 Pekanbaru sebesar 0,64 dengan kategori efektif, skor SDN 066 Pekanbaru sebasar 0,61 dengan kategori efektif dan skor SDN 114 Pekanbaru sebesar 0,63 dengan kategori efektif. Skor N-Gain > 0,3 yang artinya terdapat peningkatan hasil belajar siswa dan media dapat dikategorikan efektif. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran IPA berbasis Telegram Bot terintegrasi nilai-nilai Islam yang dikembangkan valid, praktis, dan efektif serta dapat digunakan sebagai media pembelajaran yang bermanfaat.

Kata Kunci: Media Pembelajaran, Telegram Bot, Terintegrasi Nilai-nilai Islam

(11)

x

Telegram Bot Integrated Islamic Values for Fourth Grade Students of State Elementary Schools

This research aimed at (1) developing a learning media product by describing the process of developing media, (2) describing the practicality of Telegram Bot media, and (3) describing the effectiveness of science learning media based on Telegram Bot integrated islamic values for the Fourth-Grade Students of State Elementary School. It was Research and Development (R&D) with ADDIE development model. The instruments of collecting the data were expert validation sheet questionnaire for the experts of material and media, practicality test sheet by the teachers for the fourth grade of State Elementary School, and student test for effectiveness test. Analyzing the data was done by using Likert scale to test expert validation and practicality, and SPSS 26.00 for windows was used to test the effectiveness. Based on validity test by the expert, the mean score of material aspect was 82,2% with very valid category and the mean score of media aspect was 91% with very valid category. The results of the practicality level test by the teacher were obtained by 93,7% with very practical category. The results of the effectiveness test obtained a score of N-Gain of the 3 schools tested, namely: SDN 188 Pekanbaru is 0,64 with effective category, score at SDN 066 Pekanbaru is 0,61 with effective category and score at SDN 114 Pekanbaru is 0,63 with effective category. Score N-Gain > 0,3 which means that there is an increase in student learning outcomes and the media can be categorized as effective. Based on these findings , it could be concluded that science learning media based on Telegram Bot integrated islamic values developed was valid, practical, effective, and able to be used as useful learning media.

Keywords: Learning Media, Telegram Bot, Integrated Islamic Values

(12)

xi

ل ةيملاسلإا ذيملات

عبارلا فصلا ةيموكحلا ةيئادتبلاا ةسردملا يف

ي ( لىإ ثحبلا اذى فده 1

طئاسو جتنم جاتنإ ) لا

( ،طئاسولا ريوطت ةيلمع فصو للاخ نم ميلعت 2

)

و و مارجيليت توب طئاسول يلمعلا قيبطتلا فص

، ( 3 ) و طئاسو ةيلاعف فصو مولعلا ملعت

ةيعيبطلا ساسأ ىلع توب

لماكتلدا مارجيليت ب

ل ةيملاسلإا ميقلا ذيملات

عبارلا فصلا ةيموكلحا ةيئادتبلاا ةسردلدا في

وى ثحبلا نم عونلا اذى .

ثبح ريوطتو ريوطت جذونم مادختساب

ADDIE

لكش في تانايبلا عجم ةادأ . ةحصلا نم ققحتلا قاروأ

لخ ب ءا

ي نوكت نو ملعلد يلمعلا قيبطتلا رابتخا قاروأو ،ملاعلإاو داولدا في ءابخ نم عبارلا فصلا

في سردلدا ة ةيئادتبلاا

،ةيموكلحا ءابلخا ةيحلاص رابتخلا تركيل سايقم تانايبلا ليلتح مدختسا .ةيلاعفلا رابتخلا ذيملاتلا تارابتخاو

،يلمعلا قيبطتلا رابتخاو و

لعلل ةيئاصحلإا ةمزلحا جمانرب ةيعامتجلاا مو

22 تم زودنيول دختسا

ام و .ةيلاعفلا رابتخلا

طسوتم ىلع لوصلحا تم ،ءابلخا هارجأ يذلا ةيحلاصلا رابتخا ىلع ءانب ةميق

بناج داولدا ةبسنب 22.2

٪ ةئفب

ةلحاص

،ادج طسوتمو ةميق بناج طئاسولا ةبسنب 11

٪ ةئفب ةلحاص ادج . تم لوصلحا ىلع جئاتن رابتخا ىوتسلدا

يلمعلا م ةبسنب ملعلدا لبق ن 13.9

تاجرد ىلع ةيلاعفلا رابتخا جئاتن تلصح .ةياغلل ةيلمع ةئف في ٪

N-Gain

نم 3 يىو ،اىرابتخا تم سرادم ةيموكلحا ةيئادتبلاا ةسردلدا

122 ةبسنب ورابنكب 4.24

و ،ةلاعف ةئف في ةسردلدا

ةيموكلحا ةيئادتبلاا 422

ورابنكب ةجردب 4.21 ةلاعف ةئف عم

، و ةيموكلحا ةيئادتبلاا ةسردلدا 114

ورابنكب ب ةجرد

4.23 ةجرد .ةلاعف ةئف عم

N-Gain

>

4.3 فينصت نكيمو ذيملاتلا ملعت جئاتن في ةدايز كانى نأ نيعي امم

مولعلا ملعت طئاسو نأ جاتنتسلاا نكيم ،جئاتنلا هذى نم .ةلاعف انهأ ىلع طئاسولا ةيعيبطلا

ىلع ساسأ توب

لماكتلدا مارجيليت ب

سوك اهمادختسا نكيمو ةلاعفو ةيلمعو ةحيحص اىريوطت تم تيلا ةيملاسلإا ميقلا طئا

لا ميلعت

لدا .ةديف تاملكلا ةيساسلأا

طئاسو : لا لماكتملا ،مارجيليت توب ،ميلعت ب

ةيملاسلإا ميقلا

(13)

xii

HALAMAN SAMPUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... iv

PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ... ix

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR BAGAN ... xviii

DAFTAR GRAFIK ... xix

DAFTAR LAMPIRAN ... xx

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Pembatasan Masalah ... 7

D. Rumusan Masalah ... 7

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan ... 7

G. Manfaat Pengembangan ... 8

H. Asumsi Pengembangan ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori ... 10

1. Teori Pengembangan Model ... 10

2. Media Pembelajaran ... 16

(14)

xiii

d. Prinsip Pemilihan Media Pembelajaran ... 25

e. Karakteristik Media Pembelajaran ... 31

3. Telegram Bot ... 34

a. Pengertian Telegram Bot ... 34

b. Keunggulan Aplikasi Telegram ... 37

c. Kegunaan Telegram Sebagai Media Pembelajaran ... 38

4. Teori-Teori Pembelajaran ... 38

5. Ilmu Pengetahuan Alam ... 40

6. Terintegrasi Nilai-nilai Islam ... 41

a. Terintegrasi ... 41

b. Nilai-nilai Islam ... 42

7. Media Pembelajaran Telegram Bot ... 45

8. Karakteristik Siswa Kelas IV SD ... 47

B. Kajian Penelitian yang Relevan ... 49

C. Kerangka Berfikir ... 51

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Model Pengembangan ... 53

B. Prosedur Pengembangan ... 53

C. Desain Uji Coba Produk ... 56

1. Desain Uji Coba ... 56

2. Subjek Uji Coba ... 56

3. Teknik dan Instrumen ... 56

4. Teknik Analisis Data ... 62

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN A. Proses Pengembangan Produk Awal ... 66

1. Analysis ... 67

2. Design ... 70

(15)

xiv

B. Hasil Uji Coba Produk ... 76

1. Analisis Validasi Media Pembelajaran ... 76

2. Analisis Validasi Soal Posttest... 86

3. Analisis Kepraktisan Media Pembelajaran Telegram Bot . 86

4. Analisis Uji Coba Kelompok ... 88

5. Analisis Keefektivan Media Pembelajaran Telegram Bot . 89

C. Revisi Produk ... 95

1. Revisi dari Ahli Materi... 95

2. Revisi dari Ahli Media ... 97

3. Revisi Soal Pretest dan Posttest ... 101

D. Kajian Produk Akhir ... 102

1. Kajian Produk... 102

E. Pembahasan Hasil Penelitian ... 109

1. Pengembangan Media Pembelajaran Telegram Bot ... 110

2. Kepraktisan Media Pembelajaran ... 114

3. Keefektivan Media Pembelajaran ... 117

F. Keterbatasan Penelitian ... 120

BAB V PENUTUP A. Simpulan Tentang Produk ... 121

B. Saran Pemanfaatan Produk ... 122

C. Diseminasi dan Pengembangan Produk Lebih Lanjut ... 122

DAFTAR PUSTAKA ... 123

LAMPIRAN LAMPIRAN ... 131 RIWAYAT HIDUP ...

(16)

xv

Tabel 1.1 Nilai Pretest Siswa ... 5

Tabel 3.1 Kisi-kisi Lembar Validasi Aspek Materi ... 58

Tabel 3.2 Kisi-kisi Lembar Validasi Aspek Bahasa ... 58

Tabel 3.3 Kisi-kisi Lembar Validasi Aspek Media ... 59

Tabel 3.4 Kisi-kisi Angket Prediksi Kepraktisan oleh Guru... 60

Tabel 3.5 Kisi-Kisi Angket Respon Siswa ... 61

Tabel 3.6 Kisi-kisi Instrumen Soal Tes ... 61

Tabel 3.7 Kriteria Hasil Kevalidan Produk ... 62

Tabel 3.8 Kriteria Hasil Uji Praktikalitas ... 63

Tabel 3.9 Kriteria N-Gain ... 64

Tabel 3.10 Interval Standar Nilai Hasil Belajar ... 65

Tabel 4.1 Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar ... 68

Tabel 4.2 Hasil Validasi Ahli Materi ... 76

Tabel 4.3 Ringkasan Hasil Validasi Materi Setiap Aspek ... 78

Tabel 4.4 Hasil Validasi Ahli Bahasa ... 79

Tabel 4.5 Ringkasan Hasil Validasi Bahasa Setiap Aspek ... 81

Tabel 4.6 Hasil Validasi Ahli Media... 83

Tabel 4.7 Ringkasan Hasil Validasi Media Setiap Aspek... 84

Tabel 4.8 Hasil Validasi Soal Posttest ... 86

Tabel 4.9 Hasil Kepraktisan oleh Guru ... 87

Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Kepraktisan oleh Siswa ... 87

Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Uji Coba Perorangan ... 88

Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Uji Coba Kelompok Kecil ... 89

Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Pretest dan Posttest Siswa SDN 188 PKU ... 90

Tabel 4.14 Deskriptif Statistik Skor Pretest dan Posttest SDN 188 PKU ... 90

Tabel 4.15 Distribusi Frekuensi Pretest dan Posttest Siswa SDN 066 PKU ... 91

Tabel 4.16 Deskriptif Statistik Skor Pretest dan Posttest SDN 066 PKU ... 91

Tabel 4.17 Distribusi Frekuensi Pretest dan Posttest Siswa SDN 114 PKU ... 92

Tabel 4.18 Deskriptif Statistik Skor Pretest dan Posttest SDN 114 PKU ... 93

(17)

xvi

Tabel 4.22 Hasil Uji N-Gain di SDN 066 Pekanbaru ... 94

Tabel 4.23 Hasil Uji N-Gain di SDN 114 Pekanbaru ... 94

Tabel 4.24 Hasil Analisis Kevalidan Media Pembelajaran ... 112

Tabel 4.25 Ringkasan Hasil Uji N-Gain ... 117

(18)

xvii

Gambar 4.1 Tampilan Home Aplikasi Telegram ... 71

Gambar 4.2 Pencarian BotFather ... 71

Gambar 4.3 Memulai Pembuatan Bot Baru ... 72

Gambar 4.4 Mendapatkan Token ... 72

Gambar 4.5 Webhook Is Already Set... 73

Gambar 4.6 Upload File ... 73

Gambar 4.7 Script Pemograman ... 74

Gambar 4.8 Pembuatan Bot Selesai ... 74

Gambar 4.9 Subtema 1 Sebelum Revisi ... 95

Gambar 4.10 Subtema 1 Setelah Revisi ... 96

Gambar 4.11 Contoh Gambar Sebelum Revisi ... 96

Gambar 4.12 Contoh Gambar Setelah Revisi ... 97

Gambar 4.13 Tampilan Sebelum Revisi ... 98

Gambar 4.14 Tampilan Setelah Revisi... 98

Gambar 4.15 Nama Al-Qur’an Sebelum Revisi ... 99

Gambar 4.16 Nama Al-Qur’an Setelah Revisi ... 100

Gambar 4.17 Asal Sekolah dan Nama Lengkap Setelah Revisi ... 100

Gambar 4.18 Tampilan Awal ... 103

Gambar 4.19 Tampilan Setelah Masuk ... 104

Gambar 4.20 Tampilan Menu KD & Indikator ... 105

Gambar 4.21 Dalil dan Materi Subtema 1,2 dan 3 ... 106

Gambar 4.22 Tampilan Proses Latihan ... 107

Gambar 4.23 Tampilan Nilai dan Koreksi Jawaban ... 108

Gambar 4.24 Tampilan Menu Bantuan ... 109

(19)

xviii

Bagan 2.1 Model Borg and Gall ... 11

Bagan 2.2 Model ADDIE ... 13

Bagan 2.3 Model 4D ... 15

Bagan 2.4 Kerangka Berfikir ... 52

(20)

xix

Grafik 4.1 Hasil Validasi Materi Masing-masing Validator ... 77

Grafik 4.2 Hasil Validasi Materi untuk Setiap Aspek... 78

Grafik 4.3 Hasil Validasi Bahasa Masing-masing Validator ... 80

Grafik 4.4 Hasil Validasi Bahasa untuk Setiap Aspek ... 83

Grafik 4.5 Hasil Validasi Masing-masing Validator... 84

Grafik 4.6 Hasil Validasi Media untuk Setiap Aspek ... 85

(21)

1 A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dewasa ini telah membawa perubahan pesat dalam aspek kehidupan manusia, perkembangan tersebut telah mengubah paradigma manusia dalam mencari dan mendapatkan informasi semakin mudah. Pekerjaan yang semula dilakukan manusia secara manual kini dapat digantikan dengan mesin. Hal ini menuntut manusia untuk berpikir lebih maju dalam segala hal agar tidak dianggap tertinggal. Salah satu bidang yang mendapatkan dampak cukup berarti dalam perkembangan IPTEK adalah bidang pendidikan, di mana pada dasarnya pendidikan merupakan suatu proses komunikasi dan informasi antara guru kepada siswa yang berisi informasi-informasi pendidikan, yang memiliki unsur-unsur pendidik sebagai sumber informasi, media sebagai sarana penyajian ide, gagasan dan materi pendidikan serta siswa itu sendiri.

Dalam proses pembelajaran abad 21, teknologi informasi dan komunikasi merupakan alat bantu dalam upaya mencapai proses pembelajaran yang mengutamakan kemampuan keterampilan kecakapan abad 21 yang harus dimiliki oleh siswa. Banyak perangkat teknologi atau aplikasi-aplikasi berbasis teknologi informasi yang menunjang aktivitas siswa dalam proses pembelajaran untuk mencapai kemampuan kecakapan abad 21 seperti kecakapan kreativitas, inovasi, komunikasi, kolaborasi, literasi informasi dan media, dan sebagainya.

Dewasa ini penggunaan teknologi telah menjalar sampai kepada pendidikan, salah satu contohnya adalah penggunaan media pembelajaran berbasis teknologi. Hal tersebut karena perkembangan teknologi sudah semakin pesat, bahkan dikehidupan sehari-hari manusia tak luput menggunakan alat-alat teknologi karena dengan alat tersebut pekerjaan menjadi lebih mudah, contohnya telepon genggam, komputer, laptop, dan

(22)

sebagainya. Penggunaan teknologi dalam bidang pendidikan juga dibuktikan dari hasil PISA 2018 yang menunjukkan bahwa penggunaan teknologi menjadi salah satu upaya dari pemerintah dalam mengatasi permasalahan di sekolah, dengan melakukan “pengoptimalan pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk pembelajaran yang lebih efektif” (Tohir, 2019).

Penyesuaian pendidikan dengan kemajuan pengetahuan dan teknologi memerlukan tenaga pendidik yang kreatif dan inovatif, jangan sampai siswa merasa bosan dengan menggunakan metode atau model yang sama setiap pembelajaran tanpa menggunakan bahan ajar dan media pembelajaran. Proses pembelajaran IPA yang diharapkan adalah yang dapat mengembangkan keterampilan proses, pemahaman konsep, aplikasi konsep, sikap ilmiah siswa, serta mendasarkan kegiatan IPA pada isu-isu yang berkembang di masyarakat.

Pada pembelajaran IPA di SD kegiatan proses belajar mengajar yang berlangsung perlu adanya pembaharuan dalam cara menyampaikan materi ataupun cara menarik perhatian siswa sehingga dapat menjadikan siswa lebih memahami konsep IPA. Jika siswa salah mengartikan suatu konsep maka akibatnya akan sangat fatal, karena konsep tersebut saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya. Dengan demikian, pembelajaran IPA khususnya di sekolah dasar lebih menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung dalam kehidupan sehari-hari, agar siswa dapat menemukan fakta-fakta, membangun konsep, teori dan sikap ilmiah yang dapat berpengaruh positif terhadap kualitas pendidikan maupun produk pendidikan.

Media pembelajaran adalah alat bantu guru yang digunakan untuk mengajar serta dipergunakan untuk sarana menyampaikan pesan dari sumber belajar terhadap penerima pesan belajar (Suryani et al., 2018). Media pembelajaran adalah salah satu faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar siswa. Hal ini sesuai dengan pernyataan Jelantik bahwa ada dua faktor yang mempengaruhi kegiatan pembelajaran, yaitu faktor materi dan suasana.

Faktor suasana erat kaitannya dengan metode, bahan ajar, media, dan hal lainnya yang berkaitan dengan pembelajaran (Jelantik, 2019). Sehingga dalam pelaksanaannya guru sering kali menggunakan media untuk mencapai tujuan

(23)

pembelajaran yang harus dicapai siswa. Media memiliki peranan penting dalam proses pembelajaran agar materi yang disampaikan oleh guru cepat sampai dan mudah diterima secara maksimal oleh siswa (Wicaksono, 2016).

Media pembelajaran merupakan media informasi kegiatan belajar mengajar sehingga mampu memberikan efektifitas dan interaktivitas dalam pembelajaran (Wibowo, 2013).

Beberapa materi pembelajaran membutuhkan waktu yang lama untuk dipelajari, sementara alokasi waktunya terbatas. Akan tetapi, dengan digunakannya media pembelajaran yang tepat, materi tersebut sangat mungkin untuk dipelajari sesuai dengan alokasi waktu yang ditetapkan. Hal tersebut serupa dengan pernyataan ahli bahwa media dapat mempersingkat waktu dalam pembelajaran (Supriyono, 2018). Penggunaan media pembelajaran dapat menjadi pendukung keberhasilan dalam terlaksananya pembelajaran (Srimaya, 2017). Selanjutnya media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dan merangsang terjadinya proses belajar pada pembelajaran (Aqib, 2013). Media pembelajaran merupakan perantara atau pengantar pesan dari guru kepada siswa agar mempermudah penyerapan materi pembelajaran yang diajarkan (Kuatandi et al., 2013).

Penggunaan media pembelajaran sangat penting terutama dalam mengajar siswa Sekolah Dasar yang rata-rata berusia 7-12 tahun. Pada usia tersebut manusia memasuki tahap operasional konkret, yaitu telah memiliki kemampuan berpikir logis akan tetapi dengan dibantu benda-benda yang bersifat konkret atau nyata, artinya dalam kegiatan pembelajaran siswa memerlukan benda nyata yang dapat memudahkan ia berpikir. Benda nyata dalam kegiatan pembelajaran berupa media pembelajaran yang dapat membantu guru dalam menyampaikan materi sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal. Kemampuan guru dalam merancang dan menerapkan media pembelajaran merupakan kunci dari keberhasilan proses pembelajaran.

Pemilihan media pembelajaran harus disesuaikan dengan tujuan dan materi pembelajaran, karakteristik siswa, jenis rangsangan yang diinginkan,

(24)

lingkungan, kondisi setempat, jangkauan dari media itu sendiri (Sadiman dalam Amri & Rohman, 2013). Oleh sebab itu, dipilihkan media pembelajaran yang mudah diakses oleh siswa. Penggunaan media pembelajaran dengan basis teknologi memberikan dampak yang positif bagi kemampuan dan kemauan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran.

Salah satu media pembelajaran yang sesuai untuk kegiatan pembelajaran IPA ini adalah media pembelajaran dengan memanfaatkan Telegram Bot. Aplikasi Telegram tidak banyak menghabiskan bandwidth internet, Aplikasi Telegram sejenis dengan WhatsApp, hanya saja pada Telegram terdapat fitur Bot. Bot adalah akun yang dijalankan oleh aplikasi (bukan orang). Bot memiliki fitur dan dapat melakukan apa saja seperti:

mengajar, bermain game, melakukan pencarian, melakukan penyiaran, mengingatkan, menghubungkan, integrasi dengan layanan lain. Dengan penggunaan Telegram diharapkan kegiatan pembelajaran bisa berjalan sebagaimana mestinya (Nova, 2018).

Berdasarkan pra penelitian dalam bentuk wawancara yang dilakukan dengan guru pada kelas IV di 3 (tiga) SDN di Pekanbaru, yaitu SDN 188 Pekanbaru, SDN 066 Pekanbaru, dan SDN 114 Pekanbaru diperoleh data bahwa hasil belajar siswa di kelas IV khususnya pada pembelajaran IPA belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan.

Setelah peneliti melakukan observasi lebih lanjut peneliti melihat bahwa media pembelajaran di sekolah kurang memadai, guru masih menerangkan dengan menggunakan buku ajar dan LKPD dan papan tulis sebagai media pembelajaran, karena keterbatasan media sehingga menyebabkan banyaknya siswa yang hasil berlajarnya masih rendah. Akibat yang timbul dari kurangnya pemanfaatan media pembelajaran yang mendukung saat pembelajaran berlangsung dan kurang tersedianya sarana dan prasarana teknologi dalam mengembangkan pengetahuan teknologi informasi yang memadai dalam sebuah pembelajaran adalah siswa tidak antusias ketika pelajaran IPA sedang berlangsung, mereka sering mengantuk di dalam kelas, berbicara atau bahkan bermain dengan teman sebangkunya. Media yang digunakan juga belum terdapat nilai-nilai Islam di dalam pembelajaran IPA.

(25)

Selain pra penelitian dalam bentuk wawancara juga dilakukan tes hasil belajar untuk mengetahui kemampuan siswa. Data hasil tes terangkum dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 1.1 Nilai Pretest Siswa

No Nama Sekolah Jumlah

Siswa

Kategori Hasil Belajar

SR R S T

1 SDN 188 Pekanbaru 21 3 10 5 3

2 SDN 066 Pekanbaru 26 6 12 4 4

3 SDN 114 Pekanbaru 22 6 9 4 3

Jumlah 69 15 31 13 10

Persentase (%) 21,7 44,9 18,8 14,5

Tabel 1.1 menginformasikan bahwa nilai prestest 3 (tiga) sekolah, SDN 188 Pekanbaru, SDN 066 Pekanbaru, dan SDN 114 Pekanbaru dengan jumlah siswa kelas IV berjumlah 69 siswa. Berdasarkan kategori hasil belajar, siswa yang memperoleh nilai sangat rendah sebanyak 15 siswa dengan persentase 21,7%, siswa yang memperoleh nilai rendah sebanyak 31 siswa dengan persentase 44,9%, siswa yang memperoleh nilai sedang sebanyak 13 dengan persentase 18,8%, sedangkan siswa yang memperoleh nilai tinggi sebanyak 10 siswa dengan persentase 14,5%.

Menyusun media pembelajaran berwawasan Islam berusaha memadukan ilmu pengetahuan dengan Islam agar dapat meningkatkan religiusitas keimanan dan ketaqwaan siswa dalam pembelajaran. Dilandaskan bahwa dalam proses pembelajaran harus diselipkan nilai-nilai agama, yang agama inilah yang akan membimbingnya untuk senantiasa berada dalam jalan kebaikan. Hal ini sejalan dengan kurikulum 2013 yang menekankan tentang kepribadian akhlak khususnya sebagai orang muslim bahwa pedoman hidupnya adalah Al-Qur’an, maka akan lebih baik media di dalamnya terdapat berbagai macam ayat Al-Qur’an yang berhubungan dengan materi yang akan diajarkan, serta terkandung cerita-cerita kebudayaan Islam yang sesuai dengan materi SD.

Mengintegrasi nilai-nilai Islam dalam pembelajaran memungkinkan siswa dapat mengkaji, mengkonseptualisasikan, memperbaiki, serta

(26)

mengasimilasi ide-ide dalam memecahkan masalah, terutama dalam bingkai moralitas dan spiritual Islam. Adanya hubungan atau kaitan antara gagasan di dalam pembelajaran siswa mempunyai gambaran yang lebih komprehensif dari beberapa aspek tertentu mereka pelajari secara lebih mendalam (Kadir &

Nasution, 2014).

Integrasi nilai-nilai Islam dapat diterapkan dalam pembelajaran di SD.

Dengan adanya integrasi nilai-nilai Islam dalam pembelajaran akan menumbuhkembangkan karakter-karakter pada siswa. Karakter yang ingin dicapai yaitu menjadikan siswa berbudi pekerti yang luhur atau akhlakul karimah. Siswa yang berakhlakul karimah dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya secara baik dan tidak akan menyimpang dari kaidah Agama Islam. Dengan itu perlu adanya pengkaitan nilai-nilai Islam dalam setiap pembelajaran. Ini akan dijadikan siswa dapat menjalankan kehidupannya dengan sebaik mungkin sesuai nilai-nilai yang terkandung dalam Islam.

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka peneliti ingin membuat suatu tulisan sebagai tawaran solusi dalam sebuah tesis yang berjudul

“Pengembangan Media Pembelajaran IPA Berbasis Telegram Bot Terintegrasi Nilai-nilai Islam pada Siswa Kelas IV SDN”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, terdapat beberapa masalah yang dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Guru merasa kesulitan dalam menyampaikan materi akibat keterbatasan media sehingga siswa menjadi bosan dan kurang bersemangat ketika belajar. Guru masih menerangkan dengan menggunakan Buku ajar, LKPD dan papan tulis sebagai media pembelajaran.

2. Kurang tersedianya sarana dan prasarana teknologi dalam mengembangkan pengetahuan teknologi informasi yang memadai, sehingga menyebabkan banyaknya siswa yang hasil belajarnya masih rendah.

3. Media yang digunakan belum terintegrasi nilai-nilai Islam.

(27)

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, terlihat bahwa permasalahan yang muncul dalam pembelajaran IPA cukup luas. Oleh karena itu, penelitian dibatasi pada pengembangan media pembelajaran dengan menggunakan model ADDIE. Media pembelajaran dibuat dengan menggunakan aplikasi Telegram Bot pada tema “Daerah Tempat Tinggalku” mata pelajaran IPA kelas IV SD Pekanbaru. Penelitian dilakukan sampai uji coba praktis serta mengukur efektivitas media pembelajaran berbasis Telegram Bot.

D. Rumusan Masalah

Dalam melakukan pengembangan media pembelajaran, diajukan rumusan masalah penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana mengembangkan media pembelajaran IPA berbasis Telegram Bot terintegrasi nilai-nilai Islam pada siswa kelas IV SDN?

2. Bagaimana tingkat kepraktisan media pembelajaran IPA berbasis Telegram Bot terintegrasi nilai-nilai Islam pada siswa kelas IV SDN?

3. Bagaimana efektivitas media pembelajaran IPA berbasis Telegram Bot terintegrasi nilai-nilai Islam pada siswa kelas IV SDN?

E. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah, tujuan dari penelitian, sebagai berikut:

1. Untuk mendeskripsikan media pembelajaran IPA berbasis Telegram Bot terintegrasi nilai-nilai Islam pada siswa kelas IV SDN;

2. Untuk mendeskripsikan kepraktisan media pembelajaran IPA berbasis Telegram Bot terintegrasi nilai-nilai Islam pada siswa kelas IV SDN;

3. Untuk mendeskripsikan efektivitas media pembelajaran IPA berbasis Telegram Bot terintegrasi nilai-nilai Islam pada siswa kelas IV SDN.

F. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan

Penelitian ini menghasilkan suatu produk pengembangan media pembelajaran yang memiliki karakteristik sebagai berikut:

1. Produk yang dihasilkan berbentuk media pembelajaran IPA berbasis Telegram Bot terintegrasi nilai-nilai Islam pada siswa kelas IV SDN;

(28)

2. Produk dibuat dengan menggunakan aplikasi Telegram Bot berbentuk media pembelajaran yang interaktif;

3. Kapasitas penyimpanan maksimum 1,5 GB per file yang terdapat didalamnya doc, zip, pdf, dan mp3;

4. Tampilan media pembelajaran dengan desain penyajiannya yang menarik;

5. Pengoperasian menu media pembelajaran yang jelas dan mudah dipahami;

6. Media pembelajaran Telegram Bot bisa menggunakan laptop dan android.

Digunakan siswa saat belajar secara mandiri;

7. Isi program memuat menu utama, bantuan, kemudian beberapa kompetensi, sub tema, materi, dan latihan.

G. Manfaat Pengembangan

Penelitian dan pengembangan ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Pengembangan wawasan keilmuan, serta teknologi dan informasi yang berkaitan dalam penelitian ini.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Sekolah

Dengan adanya pengembangan media pembelajaran Telegram Bot dapat meningkatkan mutu pendidikan pada pihak sekolah.

b. Bagi Guru

Menjadi pedoman dan inspirasi bagi guru terkait penelitian pengembangan. Guru juga memperoleh wawasan keilmuan tentang alternatif media pembelajaran yang bermanfaat untuk mendukung proses pembelajaran. Menambah semangat bagi guru dalam pemanfaatan media pembelajaran yang bernilai untuk mendukung proses pembelajaran.

c. Bagi Siswa

Memudahkan siswa dalam memahami tema daerah tempat tinggalku mata pelajaran IPA. Melatih siswa untuk lebih semangat belajar dan lebih aktif dalam proses pembelajaran dengan

(29)

menggunakan media pembelajaran Telegram Bot dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

d. Bagi Kampus

Program Studi Magister PGMI memperoleh bacaan tambahan terkait dengan penelitian pengembangan dan produk media pembelajaran Telegram Bot.

e. Bagi Peneliti

Untuk memenuhi salah satu persyaratan penyelesaian studi Magister Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

f. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini diharapkan mampu menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya dan bisa dikembangkan menjadi lebih sempurna.

H. Asumsi Pengembangan

Asumsi pengembangan media pembelajaran berbasis Telegram Bot adalah sebagai berikut:

1. Media pembelajaran yang dikembanggkan merupakan alternatif media pembelajaran yang dapat digunakan siswa baik di dalam maupun di luar kelas;

2. Penggunaan media pembelajaran Telegram Bot diharapkan dapat membantu siswa untuk meningkatkan hasil belajar siswa;

3. Teknik uji coba produk dilakukan pada saat kompetensi dasar ini disampaikan di sekolah, tujuannya agar mendapatkan hasil yang tepat mengenai pengembangan media pembelajaran ini;

4. Validator mempunyai pandangan yang sama mengenai kriteria/kelayakan media pembelajaran Telegram Bot yang baik. Validator dalam penelitian ini adalah dosen IPA, dosen media, dan guru IPA kelas IV SD.

(30)

10 A. Kajian Teori

1. Teori Pengembangan Model

Pada Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengembangan secara etimologi berasal dari kata “kembang” yang berarti menjadi tambah sempurna (tentang pribadi, fikiran, pengetahuan dan sebagainya).

Pengembangan berarti proses, cara, dan perbuatan. Secara istilah, pengembangan merupakan suatu proses yang dipakai untuk mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan baik berupa proses, produk, dan rancangan (Setyosari, 2013). Selanjutnya pengembangan adalah suatu proses mendesain pembelajaran secara logis, dan sistematis dalam rangka untuk menetapkan segala sesuatu yang akan dilaksanakan dalam proses kegiatan belajar dengan memperhatikan potensi dan kompetensi siswa (Majid, 2015). Lebih lanjut pengembangan tidak hanya fokus pada analisis kebutuhan, tetapi dia juga melihat isu-isu besar analisis awal-akhir, seperti analisis kontekstual, ketika pengembangan ingin membuat produk berdasarkan apa yang mereka temukan dalam uji lapangan (Tessmer & Richey, 1997).

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa pengembangan suatu proses atau langkah-langkah untuk membuat suatu produk atau menyempurnakan produk yang telah ada menjadi produk yang dapat dipertanggungjawabkan.

Penelitian pengembangan bentuk upaya pendidikan baik formal maupun non formal yang dilaksanakan secara sadar, berencana, terarah, teratur, dan bertanggung jawab dalam rangka memperkenalkan, menumbuhkan, membimbing, mengambangkan suatu dasar kepribadian yang seimbang, utuh, selaras, pengetahuan, keterampilan sesuai bakat, keinginan serta kemampuan-kemampuan sebagai bekal atas prakarsa sendiri untuk menambah, meningkatkan, mengembangkan diri ke arah

(31)

tercapainya martabat, mutu, dan kemampuan manusiawi yang optimal dan pribadi mandiri (Afrilianasari, 2014).

Ada banyak model pengembangan yang bisa digunakan dalam penelitian pengembangan, di antaranya:

a. Model Borg and Gall

Terdapat sepuluh langkah dalam penelitian dan pengembangan (Borg dan Gall dalam Sukmadinata, 2013), yang diamati pada bagan berikut:

Bagan 2.1 Model Borg and Gall

Berdasarkan bagan di atas langkah-langkah perkembangan model diuraikan sebagai berikut:

1) Melakukan penelitian pendahuluan untuk mengumpulkan informasi (kajian pustaka, pengamatan kelas), identifikasi permasalahan yang dijumpai dalam pembelajaran, dan merangkum permasalahan.

2) Melakukan perencanaan (identifikasi dan definisi keterampilan, perumusan tujuan, penentuan urutan pembelajaran, dan uji ahli atau uji coba pada skala kecil).

(32)

3) Mengembangkan jenis produk awal yang meliputi: penyiapan materi pembelajaran, penyusunan buku pegangan, dan perangkat evaluasi.

4) Melakukan uji coba lapangan tahap awal. Uji coba di lapangan pada 1 sampai 3 sekolah dengan 5-12 subjek uji coba (guru).

Pengumpulan informasi dengan menggunakan observasi, wawancara dan kuesioner dan dilanjutkan analisis data.

5) Melakukan revisi terhadap produk berdasarkan masukan dan saran-saran dari hasil uji lapangan awal.

6) Melakukan uji coba lapangan. Uji coba di lapangan yang lebih luas pada 5 sampai 15 sekolah dengan 30-100 subjek uji coba.

7) Melakukan revisi terhadap produk berdasarkan masukan dan saran-saran hasil uji lapangan.

8) Melakukan uji lapangan yang lebih luas pada 10 sampai 30 sekolah dengan melibatkan 40-200 subjek. Data dikumpulkan melalui wawancara, observasi dan kuesioner. Pengujian dilakukan dengan menggunakan angket, wawancara, observasi dan analisis hasilnya.

9) Melakukan revisi terhadap produk akhir, berdasarkan saran dalam uji coba lapangan.

10) Mengimplementasikan produk dan melaporkan serta menyebarluaskan produk melalui pertemuan dan jurnal ilmiah, bekerjasama dengan penerbit untuk sosialisasi produk untuk komersial, dan memantau distribusi dan kontrol kualitas.

Kelebihan dari model pengembangan Borg dan Gall yaitu mampu mengatasi kebutuhan nyata dan mendesak, mendorong proses inovasi produk/model yang tiada henti sehingga diharapkan akan selalu ditemukan produk/model yang selalu aktual dengan tuntutan kekinian dan mampu menghasilkan suatu produk/model yang memiliki nilai validasi tinggi, karena melalui serangkaian uji coba lapangan dan divalidasi oleh ahli. Kemudian kekurangan dari model

(33)

ini yaitu pada prinsipnya memerlukan waktu yang relatif panjang, karena prosedur yang harus ditempuh relatif kompleks, tidak bisa digeneralisasikan secara utuh, dan memerlukan sumber dana dan sumber daya yang cukup besar.

b. Model ADDIE

ADDIE merupakan singkatan dari Analysis, Design, Development, Implementation and Evaluations (Mulyatiningsih, 2014), yang diamati pada bagan berikut:

Bagan 2.2 Model ADDIE

Berdasarkan bagan di atas langkah-langkah perkembangan model diuraikan sebagai berikut:

a. Analysis

Pada tahap ini, kegiatan utama adalah menganalisis perlunya pengembangan model/metode pembelajaran baru dan menganalisis kelayakan dan syarat-syarat pengembangan model/metode pembelajaran baru.

b. Design

Tahap desain memiliki kemiripan dengan merancang kegiatan belajar mengajar. Kegiatan ini merupakan proses sistematik yang dimulai dari menetapkan tujuan belajar, merancang skenario atau kegiatan belajar mengajar, merancang perangkat pembelajaran, merancang materi pembelajaran dan alat evaluasi hasil belajar.

(34)

c. Development

Dalam tahap desain, telah disusun kerangka konseptual penerapan model/metode pembelajaran baru. Dalam tahap pengembangan, kerangka yang masih konseptual tersebut direalisasikan menjadi produk yang siap diimplementasikan.

d. Implementation

Pada tahap ini diimplementasikan rancangan dan metode yang telah dikembangkan pada situasi yang nyata yaitu di kelas.

e. Evaluation

Tahap ini merupakan langkah terakhir dari model desain sistem pembelajaran ADDIE. Evaluasi adalah sebuah proses yang dilakukan untuk memberikan nilai terhadap pengembangan dalam pembelajaran.

Kelebihan model ADDIE ini adalah mudah dipelajari dan sederhana serta sistematis, model ini yang kita ketahui memiliki 5 (lima) komponen yang saling berkaitan dan sistematis yang artinya model ini harus digunakan secara sistematik dan tak bisa diacak urutannya dalam penerapannya, karena model ini bersifat sederhana dan terstruktur secara sistematis maka lebih mudah dipahami oleh pendidik. Kekurangan model ini adalah ditahap analisis model ini bisa dibilang memerlukan waktu yang lama dalam pengerjaannya, pendidik harus menganalisis siswa terlebih dahulu untuk membagi menjadi 2 (dua) bagian yaitu analisis kebutuhan dan analisis kinerja, karena dalam tahapan ini sangat menentukan berjalannya proses tahapan desain pembelajaran selanjutnya.

c. Model 4D Thiagaraja

Adapun tahapan model pengembangan 4D meliputi tahap Define, Design, Development dan Dissemination (Thiagarajan et al., 1974), yang diamati pada bagan berikut:

(35)

Bagan 2.3 Model 4D

Berdasarkan bagan di atas langkah-langkah perkembangan model diuraikan sebagai berikut:

1) Define (Pendefinisian)

Berisi kegiatan untuk menetapkan produk/kebijakan apa yang akan dikembangkan, beserta spesifikasinya. Tahap ini merupakan kegiatan analisis kebutuhan, yang dilakukan melalui penelitian dan studi literatur.

2) Design (Perancangan)

Berisi kegiatan untuk membuat rancangan terhadap produk/kebijakan yang telah ditetapkan.

3) Development (Pengembangan)

Berisi kegiatan membuat rancangan menjadi produk dan menguji validitas produk secara berulang-ulang sampai dihasilkan produk/kebijakan sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan.

4) Dissemination (Diseminasi)

Berisi kegiatan menyebarluaskan produk yang telah teruji untuk dimanfaatkan orang lain.

Kelebihan model 4D yaitu memudahkan peneliti untuk melakukan langkah selanjutnya, pada tahap III peneliti dapat melakukan uji coba hingga mencapai hasil maksimal dan analisis kurikulum dapat dilakukan pada langkah analisis ujung-depan.

Kelemahan model 4D yaitu tidak ditentukan analisis mana yang didahulukan.

(36)

Berdasarkan beberapa model pengembangan yang telah diuraikan di atas dan berdasarkan hasil analisis dari kelebihan dan kekurangannya, maka dalam penelitian ini menggunakan model ADDIE. Model ADDIE yang memiliki 5 (lima) tahap. 5 (lima) tahap tersebut meliputi: 1) Tahap analisis (analysis); 2) Tahap perancangan (design); 3) Tahap Pengembangan (development); 4) Tahap implementasi (implementation);

5) Tahap evaluasi (Evaluation) (Sugiyono, 2017). Model ADDIE terdiri dari lima tahapan yang saling berkaitan dan terstruktur secara sistematis yang artinya dari tahapan pertama sampai tahapan kelima dalam pengaplikasiannya harus secara sistematis dan tidak bisa diurutkan secara acak.

Alasan memilih model ini adalah karena model ini dikembangkan secara sederhana dan sistematis. Sehingga sangat sesuai untuk tema

“Daerah Tempat Tinggalku” yang dikembangkan dalam media pembelajaran berbasis aplikasi Telegram Bot yang fungsinya adalah untuk menampilkan materi pembelajaran.

2. Media Pembelajaran

a. Pengertian Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa Latin yaitu “medius” yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar. Dalam bahasa Arab media disebut “wasa’il” (ﻞءﺎﺳﻮ), yang berarti perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Media adalah perantara ataupun pengantar pesan pengirim ke penerima pesan (Arief S. Sadiman, 2012). Secara lebih khusus pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis atau elektronis untuk menangkap, memproses dan menyusun kembali informasi visual atau verbal (Arsyad, 1997).

Media sebagai alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan guna mencapai tujuan pembelajaran (Djamarah dan Aswan dalam Muhson, 2013). Dalam konteks media sebagai sumber belajar, maka secara

(37)

luas media dapat diartikan dengan manusia, benda, ataupun peristiwa yang memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan. Media pembelajaran merupakan suatu perantara yang digunakan oleh guru untuk menyampaikan pesan tertentu kepada siswa dalam proses belajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal (Dewi et al., 2018).

National Education Association (NEA) mendefinisikan media sebagai benda yang dapat dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrumen yang dapat dipergunakan dengan baik dalam kegiatan belajar mengajar, dapat mempengaruhi efektifitas program instruksional (Usman & Asnawir, 2012). Media Pembelajaran merupakan segala sesuatu baik berupa fisik maupun teknis yang terdapat dalam proses pembelajaran guna membantu pendidik dalam menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa agar memudahkan pencapaian suatu pembelajaran yang telah dirumuskan (Martono & Nurhayati, 2014).

Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dan merangsang terjadinya proses belajar pada pembelajaran (Aqib, 2013). Selanjutnya, media pembelajaran merupakan perantara atau pengantar pesan dari guru kepada siswa agar mempermudah penyerapan materi pembelajaran yang diajarkan (Kustandi & Sutjipto, 2013). Selain itu, media pembelajaran juga dapat membuat suasana pembelajaran menjadi lebih menarik dan menyenangkan (Tafonao, 2018). Adapun salah satu media yang sedang berkembang saat ini yaitu media audio- visual.

Berdasarkan pengertian dari beberapa ahli di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa media pembelajaran merupakan sebuah alat bantu perantara yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi kepada siswa yang bertujuan untuk mempermudah proses

(38)

pembelajaran dengan desain yang menarik untuk mengefektifkan suatu pembelajaran demi tercapainya tujuan pembelajaran di sekolah.

b. Fungsi Media Pembelajaran

Fungsi media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi kondisi dan lingkungan yang ditata serta diciptakan oleh guru (Suryani et al., 2018). Terdapat tiga fungsi media (Gerlach & Ely, 1971) pertama, kemampuan fiksatif artinya dapat menangkap, menyimpan dan menampilkan kembali suatu objek atau kejadian. Kedua, kemampuan manipulatif artinya media dapat menampilkan kembali objek atau kejadian dengan berbagai macam perubahan sesuai keperluan. Ketiga, kemampuan distributif artinya media mampu menjangkau audiens yang besar jumlahnya dalam satu kali penyajian secara serempak, misalnya TV, video, atau radio .

Fungsi dari media pembelajaran (Kemp dan Dayton dalam Arsyad, 2013), sebagai berikut:

1) Penyampaian pelajaran menjadi lebih baku, hal ini mengakibatkan berkurangnya ragam penafsiran terhadap materi yang disampaikan;

2) Pembelajaran bisa menjadi lebih menarik, media dapat diasosiasikan sebagai penarik perhatian dan siswa dapat terus terjaga dan fokus;

3) Pembelajaran menjadi lebih interaktif, dengan demikian akan menyebabkan siswa lebih aktif di kelas (siswa menjadi lebih partisipatif);

4) Lama waktu pembelajaran dapat dipersingkat;

5) Kualitas hasil pembelajran dapat ditingkatkan apabila terjadi sinergis dan adanya integrasi antara materi dan media yang akan disampaikan;

6) Pembelajaran dapat diberikan kapanpun dan dimanapun, terutama jika media yang dirancang dapat digunakan secara individu;

(39)

7) Sikap positif siswa terhadap apa yang mereka pelajari dan terhadap proses pembelajaran dapat ditingkatkan;

8) Peran guru dapat berubah kearah yang lebih positif, beban guru dapat sedikit dikurangi dan mengurangi kemungkinan mengulangi penjelasan yang berulang-ulang.

Dengan bantuan media pembelajaran siswa diharapkan menggunakan sebanyak mungkin alat inderanya untuk mengamati, mendengar, merasakan, meresapi, menghayati dan pada akhirnya memiliki sejumlah pengetahuan, sikap dan keterampilan sebagai hasil belajar. Beberapa fungsi media (Umar, 2014) diantaranya sebagai berikut: 1) meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berfikir dan mengurangi verbalisme; 2) menarik perhatian siswa; 3) meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar; 4) memberikan pengalaman nyata dan menumbuhkan kegiatan mandiri pada siswa; 5) menumbuhkan pemikiran yang teratur dan berkelanjutan terutama yang terkait dengan kehidupan sehari-hari; 6) membantu perkembangan bahasa siswa; dan 7) menambah variasi dalam kegiatan pembelajaran.

Dewasa ini dengan perkembangan teknologi serta pengetahuan (Sadiman, 2012), maka media pembelajaran berfungsi sebagai berikut:

1) Membantu memudahkan belajar bagi siswa dan juga memudahkan pengajaran bagi guru;

2) Memberikan pengalaman lebih nyata (abstrak menjadi konkret);

3) Menarik perhatian siswa lebih besar (jalannya tidak membosankan);

4) Semua indera murid dapat diaktifkan;

5) Lebih menarik perhatian dan minat murid dalam belajar;

6) Dapat membangkitkan dunia teori dengan realitanya.

Selain itu, terdapat juga beberapa fungsi media dalam pembelajaran antara lain: 1) penyampaian materi pelajaran dapat

(40)

disergamkan; 2) proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menari;

3) proses pembelajaran menjadi lebih interaktif; 4) efisiensi dalam waktu dan tenaga; 5) meningkatkan kualitas hasil belajar siswa; 6) media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja; 7) media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses belajar; dan 8) merubah peran guru kearah yang lebih positif dan produktif (Sanjaya, 2012).

Selanjutnya fungsi media diantaranya yaitu: 1) media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh para siswa; 2) media pembelajaran dapat melampaui batasan ruang kelas; 3) media pembelajaran memungkinkan adanya interaksi langsung antara siswa denga lingkungan; 4) media menghasilkan keseragaman pengamatan; 5) media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, kongkrit, dan realistik; 6) media membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar; dan 7) media memberikan pengalaman yang integral/menyeluruh dari yang kongkrit sampai dengan abstrak (Kisworo, 2017).

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan fungsi media pembelajaran adalah: 1) sebagai alat bantu mengajar; 2) sebagai sumber belajar yang harus dimanfaatkan semaksimal mungkin; dan 3) dapat menciptakan suasana belajar yang kondusif, efektif, efisien dan menyenangkan. Sehingga peran guru dalam inovasi dan pengembangan media pengajaran sangat diperlukan mengingat guru dapat dikatan sebagai pemain yang sangat berperan dalam proses pembelajaran di kelas, yang hendaknya dapat mengolah kemampuannya untuk membuat media pembelajaran lebih efektif dan efisien.

(41)

c. Jenis-jenis Media Pembelajaran

Terdapat beberapa jenis media yang bisa dipergunakan atau dimanfaatkan sebagai pendukung dalam proses kegiatan belajar mengajar. Para pakar pendidikan mengklasifikasikan media pembelajaran berdasarkan tujuan dan juga karakteristiknya, dan media juga teknik yang sesuai dengan pembelajaran (Nispi Syahbani, 2013), diantaranya:

1) Media berbasis manusia, yang bertujuan mengubah sikap dan secara langsung ikut terlibat dengan pemantauan pembelajaran siswa sehingga mampu mempengaruhi proses belajarnya.

Contohnya seperti pengalaman langsung dari praktik thaharah, sholat, haji, dan lainnya;

2) Media berbasis cetakan, yang lebih kita kenal seperti buku, majalah, koran, jurnal, yang biasanya dikolaborasikan dengan warna, huruf dan kotak pada tulisan sehingga terlihat menarik;

3) Media berbasis visual, media ini biasanya bisa memperlancar pemahaman, memperkuat ingatan, menumbuhkan minat siswa, yang juga menghubungkan antara isi dengan dunia nyata.

Contohnya seperti foto, gambar atau lukisan karena media ini penyerapannya melalui pandangan;

4) Media berbasis audio-visual, media ini diaplikasikan sebagai produk dan penggunaan materi yang penyerapannya melalui penglihatan dan sekaligus melalui pendengaran, contohnya seperti film, video, rekaman tape recorder dan lainnya;

5) Media berbasis komputer, media ini hanya bisa dianalisis langsung oleh penggunanya karena media ini penyajian materinya tidak berupa bentuk cetak dan visual namun berupa digital.

Media dikelompokkan (Bahri & Zain, 2012) sebagai berikut:

1) Media Auditif, media yang menekankan pada kemampuan suara seperti radio dan kaset yang dimana media ini tidak cocok untuk orang yang memiliki kekurangan dalam sistem pendengarannya;

(42)

2) Media Visual, adalah media yang menekankan pada penglihatan yang menampilkan gambar-gambar seperti foto dan lukisan;

3) Media Audio Visual, media yang menekankan pada unsur penglihatan dan pendengaran.

Lebih lanjut jenis media (Sudjana, 2012) sebagai berikut: 1) media grafis (dua dimensi), seperti gambar, foto, grafik, bagan atau diagram, poster, kartun, komik dan lainnya; 2) media tiga dimensi, yaitu dalam bentuk model padat, misalnya model penampang, model susun, model kerja dan sebagainya; 3) media proyeksi, seperti slide, film, penggunaan OHP (Over Head Projektor) dan lainnya; dan 4) penggunaan lingkungan sebagai media pembelajaran.

Media pembelajaran dikasifikasikan menjadi beberapa bagian tergantung dari sudut mana melihatnya (Thanyaphongphat, 2019), diantaranya:

1) Dilihat dari sifatnya, media dapat dibagi ke dalam:

a) Media auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar saja atau media yang hanya memiliki unsur suara, seperti radio dan rekaman suara;

b) Media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, tidak mengandung unsur suara. Media ini adalah film slide, foto, transparansi, lukisan, gambar, dan berbagai bentuk bahan yang dicetak seperti media grafis;

c) Media audio visual, yaitu jenis media yang selain mengandung unsur suara juga mengandung unsur gambar yang dapat dilihat, seperti rekaman video, berbagai ukuran film, slide suara, dan lain sebagainya. Kemampuan media ini dianggap lebih baik dan lebih menarik, sebab mengandung kedua unsur jenis media yang pertama dan kedua.

2) Dilihat dari kemampuan jangkauannya, media dibagi kedalam:

a) Media yang memiliki daya liput yang luas dan serentak seperti radio dan televisi, siswa mempelajari hal-hal yang aktual secara serentak tanpa harus menggunakan ruangan khusus;

(43)

b) Media yang mempunyai daya liput yang terbatas oleh ruang dan waktu, seperti film slide, film, video, dan lain sebagainya.

3) Dilihat dari cara atau teknik pemakaiannya, media dibagi kedalam:

a) Media yang diproyeksikan, seperti film, slide, film strip, transparansi. Jenis media ini memerlukan alat proyeksi khusus, seperti film projector untuk memproyeksikan film, slide projector untuk memproyeksikan transparansi. Tanpa dukungan alat proyeksi semacam ini, maka media semacam ini tidak akan berfungsi apa-apa;

b) Media yang diproyeksikan, seperti gambar, foto, lukisan, radio dan lain sebagainya.

Media pembelajaran dalam empat kelompok (Seels dan Richey dalam Arsyad, 2013) yaitu:

1) Media hasil teknologi cetak

Media hasil teknologi cetak adalah cara untuk menghasilkan atau menyampaikan materi melalui proses pencetakan mekanis atau fotografis. Kelompok media hasil teknologi cetak meliputi teks, grafik, foto, dan representasi fotografis. Materi cetak dan visual merupakan pengembangan dan penggunaan kebanyakan materi pembelajaran lainnya. Teknologi ini menghasilkan materi dalam bentuk salinan tercetak, contohnya buku teks, modul, majalah, hand-out, dan lain-lain.

2) Media hasil teknologi audio-visual

Media hasil teknologi audio-visual menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin mekanis dan elektrinik untuk menyajikan pesan-pesan audio dan visual. Contohnya proyektor film, televisi, video dan sebagainya.

3) Media hasil teknologi berbasis komputer

Media hasil teknologi berbasis komputer merupakan cara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan

(44)

sumber-sumber yang berbasis mikro-prosesor. Berbagai jenis aplikasi teknologi berbasis komputer dalam pembelajaran umumnya dikenal sebagai computer-assistedinstruction (pembelajaran dengan bantuan komputer).

4) Media hasil teknologi gabungan

Media hasil teknologi gabungan adalah cara untuk menghasilkan atau menyampaikan materi yang menggabungkan beberapa bentuk media yang dikendalikan oleh komputer.

Perpaduan beberapa teknologi ini dianggap teknik yang paling canggih. Contohnya: teleconference.

Media dikelompokkan ke dalam delapan jenis Kemp &

Dayton dalam (Arsyad, 2013), yaitu: 1) media cetakan; 2) media pajang; 3) overhead transparacies; 4) rekaman audiotape; 5) seri slide, dan filmstrips; 6) penyajian multi-image; 7) rekaman video dan film hidup; dan 8) komputer.

Guru harus dapat memilih jenis media pembelajran yang tepat untuk digunakan dalam pembelajaran sesuai dengan kebutuhan belajar siswa (Susanti & Zulfiana, 2018). Jenis-jenis media diantaranya:

1) Media Visual

Media visual adalah suatu alat atau sumber belajar yang di dalamnya berisikan pesan, informasi khususnya materi pembelajaran yang disajikan secara menarik dan kreatif dan diterapkan dengan menggunakan indera penglihatan. Jadi media visual ini tidak dapat digunakan untuk umum lebih tepatnya media ini hanya dapat digunakan dengan indera penglihatan saja. Macam-macam media visual diantaranya gambar atau foto, sketsa, poster, peta dan lain-lain.

2) Media Audio

Media audio atau media dengar adalah jenis media pembelajaran atau sumber belajar yang berisikan pesan atau

(45)

materi pembelajaran yang disajikan secara menarik dan kreatif dan diterapkan dengan menggunakan indera pendengaran saja, karena media ini hanya berupa suara. Contoh media audio adalah radio, piringan hitam, alat perekam pita magnetik, laboratorium bahasa.

3) Media Audio Visual

Media audio visual adalah jenis media pembelajaran atau sumber belajar yang berisikan pesan atau materi pembelajaran yang dibuat secara menarik dan kreatif dengan menggunakan indera pendengaran dan penglihatan. Media ini berupa suara dan gambar. Media audio visual diam dan gerak. Salah satu contoh dari media audio visual diam ialah TV diam, buku bersuara, dan halaman bersuara. Sementara untuk contoh media audio visual gerak ialah film TV, gambar bersuara, dan lain sebagainya.

4) Media

Media merupakan suatu sarana atau media melalui penggunaan komputer dalam menggabungkan dan menyajikan suara, teks, animasi, audio dan video dengan alat bantu dan koneksi sehingga pengguna dapat bernavigasi, berintegrasi, berkarya, dan berkomunikasi.

5) Media Realita

Media nyata yang ada di lingkungan alam, baik digunakan dalam keadaan hidup maupun sudah diawetkan, seperti binatang, spesimen, herbarium dan lain-lain.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, jenis-jenis media pembelajaran bisa dikelompok berdasarkan kondisi, kemampuan, dan bahan. Media pembelajaran berdasarkan kondisi seperti media audio, media visual dan media audio visual. Media pembelajaran berdasarkan kemampuan seperti media luas, media terbatas, dan media yang hanya untuk individu. Media berdasarkan bahan seperti media elektronik dan non-elektronic.

Referensi

Dokumen terkait

HIZBUL WATHON HASIL EVALUASI KUALIFIKASI HASIL PEMBUKTIAN KUALIFIKASI KETERANGAN 2 PEMBUKAAN DOKUMEN PELELANGAN HARGA PENAWARAN TERKOREKSI (Rp) HASIL EVALUASI ADMINISTRASI

Pada hari ini, selasa tanggal tujuh bulan pebruari tahun dua ribu duabelas, bertempat di kantor Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, melalui musyawarah program studi yang

Pada subjek perempuan didapatkan adanya hubungan yang bermakna dengan korelasi berkekuatan sedang antara variabel lingkar abdomen dengan tekanan darah sistolik dengan

Penggunaan material baja ringan sebagai rangka atap suatu bangunan rumah tinggal dua lantai tidak hanya berbeda pada tampilan nyata di lapangan, namun pada tampilan gambar kerja

Recife Jepara merupakan usaha industri lanjutan dengan bahan baku dari kayu olahan sehingga tidak diwajibkan untuk membuat dokumen RPBBI.. Recife sedang melakukan

Tepung cacing tanah (Lumbricus rubellus Hoffmeister) memiliki aktivitas meningkatkan daya ingat mencit jantan (Mus musculus) pada konsentrasi 325mg/kg BB yang

Tujuan dari penelitian ini (1) mengkaji adanya perubahan perilaku komunikasi, dalam arti tingkat penggunaan media massa oleh para peternak dalam memanfaatkan pesan penyuluhan

rewrited by: Ig. Dodiet Aditya Setyawan, SKM, MPH. Data tersebut akan diangap sebagai input dan kembali diproses lewat suatu model dan seterusnya membentuk