• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN GERAK DASAR LOB SERVICE FOREHAND MELALUI MODIFIKASI ALAT PEMUKUL PADA PERMAINAN BULUTANGKIS.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENINGKATKAN GERAK DASAR LOB SERVICE FOREHAND MELALUI MODIFIKASI ALAT PEMUKUL PADA PERMAINAN BULUTANGKIS."

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

PERMAINAN BULUTANGKIS

(PTK Pada Siswa Kelas V SDN 2 Gegesik Kulon Kecamatan Gegesik Kabupaten Cirebon)

Oleh :

MISTA

0905387

PROGRAM S1 PGSD PENDIDIKAN JASMANI

KAMPUS SUMEDANG

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

MENINGKATKAN GERAK DASAR LOB SERVICE FOREHAND

MELALUI MODIFIKASI ALAT PEMUKUL PADA

PERMAINAN BULUTANGKIS

Oleh

MISTA 0905387

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:

Pembimbing I,

Drs. Respaty Mulyanto, M.Pd. NIP. 19590520 198803 1 002

Pembimbing II

Indra Safari, M.Pd. NIP. 19770902 200801 1 016

Mengetahui,

Ketua Program Studi S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar Penjas Universitas Pendidikan Indonesia

Kampus Sumedang

(3)

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul Meningkatkan

Gerak Dasar Lob Service Forehand Melalui Modifikasi Alat Pemukul Pada

Permainan Bulutangkis” kelas V SDN 2 Gegesik Kulon Kecamatan Gegesik Kabupaten Cirebon,

ini beserta isinya adalah benar-benar karya sendiri, saya tidak melakukan penjiplakan

dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam

masyarakat keilmuan.

Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko /sanksi yang dijatuhkan

kepada saya apabila ditemukan adanya pelangaran terhadap etika keilmuan dalam

karya saya ini atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Cirebon, Mei 2013

Mista

(4)

ix

BAB II KAJIAN TEORITIS A. Kajian Pustaka ... 12

1. Hakekat Pendidikan Jasmani ... 12

a. Pengertian Pendidikan Jasmani ... 12

b. Tujuan Pendidikan Jasmani ……….. ... 15

3. Pembelajaran Pendidikan Jasmani... 27

4. Modivikasi ... 30

5. Pembelajaran Lob service forehand Melalui Modifikasi Alat pemukul pada Permainan Bulutangkis ... 30

B. Hasil Penelitian yang Relevan ... 33

(5)

x

F. Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data ... 52

1. Teknik Pengumpulan Data ... 52

2. Analisis Data ... 53

G. Validasi Data ... . 54

(6)

xi BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan ... 111 B.Saran ... 114 DAFTAR PUSTAKA

(7)

xii

Tabel 4.12 Hasil Persentase Peningkatan Hasil Belajar Siklus I ... 73

Tabel 4.13 Refleksi Siklus I ... 74

Tabel 4.21 Hasil Persentase Peningkatan Hasil Belajar Siklus II ... 87

(8)

xiii

Tabel 4.30 Hasil Persentase Peningkatan Hasil Belajar Siklus III... 101

Tabel 4.31 Data Hasil Pengamatan Perencanaan Guru ... 106

Tabel 4.32 Data Hasil Pengamatan Pelaksanaan Guru ... 107

Tabel 4.33 Data Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa ... 108

(9)

xiv

Diagram 4.1 Peningkatan Perencanaan Kinerja Guru... 106

Diagram 4.2 Peningkatan Pelaksanaan Kinerja Guru ... 107

Diagram 4.3 Peningkatan Aktivitas Siswa ... 108

Diagram 4.4 Peningkatan Kelulusan Siswa ... 109

(10)
(11)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Raket Bulu Tangkis ... 21

Gambar 2.2 Cara Memegang Raket Forehand ... 23

Gambar 3.1 Denah sekolah ... 37

(12)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I ... 117

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II ... 123

Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus III ... 129

Lampiran 4 Lembar Hasil Perencanaan Siklus I ... 135

Lampiran 5 Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus I ... 136

Lampiran 6 Lembar Observasi Aktifitas Siswa Siklus I ... 137

Lampiran 7 Rekapitulasi Nilai Tes Hasil belajar Siswa Siklus I ... 138

Lampiran 8 Lembar Hasil Perencanaan Siklus II ... 139

Lampiran 9 Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus II ... 140

Lampiran 10 Lembar Observasi Aktifitas Siswa Siklus II ... 141

Lampiran 11 Rekapitulasi Nilai Tes Hasil belajar Siswa Siklus II ... 142

Lampiran 12 Lembar Hasil Perencanaan Siklus III ... 143

Lampiran 13 Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus III ... 144

Lampiran 14 Lembar Observasi Aktifitas Siswa Siklus III ... 145

Lampiran 15 Rekapitulasi Nilai Tes Hasil belajar Siswa Siklus III ... 146

Lampiran 16 Hasil Wawancara dengan Guru ... 147

Lampiran 17 Hasil Wawancara dengan Siswa ... 149

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang

memanfaatkan aktifitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas

individu baik dalam hal fisik, mental, serta emosional. Titik perhatian dalam

pembelajaran pendidikan jasmani adalah peningkatan gerak manusia. Dalam

mengikuti pendidikan jasmani bukan hanya suatu konsep yang didapatkan, tetapi juga

gerak tubuh dan pikiran. Hal ini berarti mengikuti pembelajaran jasmani akan

mempengaruhi ketiga ranah pendidikan yakni psikomotor, kognitif, dan afektif.

Menurut Depdiknas (26 : 12). Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran (KTSP)

Pendidikan Jasmani Sekolah Dasar tahun 2006 tentang standar untuk satuan

Pendidikan Dasar dijelaskan bahwa :

Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan media untuk mendorong perkembangan keterampilan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai (sikap, mental, emosional, spiritual, sosial), serta pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan yang seimbang.

Semua itu mengandung arti bahwa pendidikan jasmani (Penjas) adalah salah

satu mata pelajaran yang berkepentingan dalam proses menumbuh kembangkan

seluruh aspek dan potensi yang dimiliki peserta didik melalui proses pembelajarannya

dalam usulan penelitian ini adalah cabang olahraga bulutangkis. Pembelajaran

bulutangkis merupakan suatu kegiatan yang memerlukan biaya lebih mahal

dibandingkan dengan pembelajaran yang lain seperti sepak bola, bola voli dan

lain-lain.

Sistem pendidikan yang diselenggarakan secara semesta, menyeluruh dan

terpadu, diharapkan mampu melahirkan generasi bangsa yang berkualitas dan

(14)

2

bangsa secara global. Lembaga pendidikan mempunyai fungsi untuk meletakan dasar

pengembangan aspek-aspek afektif dan psikomotor, di samping aspek kognitif

sebagai unsur yang menuju kepada pembinaan akan menjadi pribadi-pribadi yang

utuh, sehat dan segar baik jasmani, rohani, dan sosialnya.

Tujuan pengajaran adalah merupakan perubahan tingkah laku siswa yang

mencakup domain kognitif, afektif maupun psikomotor yang terjadi setelah proses

pembelajaran berlangsung.

Guru yang mengemban tugas mengajar wajib berusaha membimbing aktivitas

siswa ke arah perubahan tingkah laku yang diharapkan. Dalam pembelajaran yang

perlu diperhatikan adalah yang belajar yaitu siswa, jadi siswalah yang harus aktif

melakukan kegiatan yang diajarkan. Mengajar merupakan satu usaha yang sengaja

dan terencana, guna menata lingkungan sehingga terjadi proses dalam mendidik

siswa. Mengajar dianggap berhasil bila siswa secara sukarela ingin belajar. Guru

sebagai pengelola lingkungan belajar siswa, harus bisa berperan sebagai pemberi

kemudahan bagi siswa dalam mengembang potensi–potensi perilakunya ke arah

tujuan pendidikan.

Dengan demikian, pendidikan jasmani memiliki kedudukan, peran dan fungsi

yang sama dengan mata pelajaran lainnya dalam memanfaatkan potensi subyek didik.

Hal ini sejalan dengan pendapat Cholik Muthohir yang dikutif Hairi (2002:21)

bahwa:

Pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidian yang dilakukan secara sadar dan sistematis melalui berbagai kegiatan jasmani untuk memperoleh pertumbuhan jasmani, kesehatan, kesegaran jasmani, kemampuan keterampilan, kecerdasan dan perkembangan watak serta kepribadian yang harmonis dalam rangka membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan Pancasila.

Mencermati kutipan di atas, penulis memilih alternatif lain supaya siswa mau

membuat alat bantu pembelajaran sederhana melalui modifikasi alat pemukul, dan

(15)

bantu yang dibuatnya sebagai sarana untuk bermain bulutangkis atau mensiasati

proses belajar yang salah satunya menggunakan media atau alat bantu pelajaran yang

digunakan sebagai sarana bermain. Bukti empiris di lapangan ternyata jauh dengan

harapan yang ada, sebab sebagian besar mata pecaharian orangtua siswa adalah buruh

tani dan buruh bangunan, karena secara geografis berada di daerah pegunungan yang

sulit dari jangkauan kendaraan, walaupun berada di catatan daerah Kabupaten

Cirebon. Dilihat dari perekonomian masyarakat yang sebagian besar kaum buruh,

perhatian terhadap pendidikan pun kurang, indikatornya adalah :

1). Banyak anak-anak yang belum punya pakaian olahraga.

2). Seragam merah putih pun yang dipakai anak-anak sebagian sudah lusuh.

3). Apabila ada kegiatan-kegiatan yang memerlukan pembiayaan, anak-anak kurang

berminat.

4). Bila mengadakan les dan menggunakan uang pribadi siswa untuk mempotocopy

tugas/buku, membeli alat peraga keperluan pribadi siswa oleh guru kelas

anak-anak tidak semuanya yang mengikuti kegiatan tersebut.

Inilah kendala-kendala yang dihadapi dalam peningkatan hasil pembelajaran

di SDN 2 Gegesik Kulon. Dengan kondisi pembelajaran seperti itu, dapat

disimpulkan bahwa daya simak siswa terhadap contoh yang diberikan guru sangat

kurang. Mungkin untuk siswa yang berada di depan, akan mudah menyimak langsung

contoh yang diberikan gurunya, namun sebaliknya untuk siswa yang berada di

belakang akan sulit menyimak contoh yang telah dipraktekan gurunya. Pada

akhirnya, tujuan utama pembelajaran tidak tercapai dan tidak sesuai dengan

(16)

4

Tabel 1.1 Data Awal Hasil Belajar Siswa

No. Nama Siswa

Aspek yang Dinilai

Jml.

Skor Nilai

KKM = 65 Sikap Tangan Sikap Perkenaan Sikap Lanjutan

T TT atas dada dengan posisi badan tegak disertai kedua kaki kaku

2= Tangan pemegang raket berada di bawah pinggang, Tangan pemegang kok di atas dada dengan posisi badan miring disertai kedua kaki kaku

(17)

Sikap Perkenaan

1= Tangan raket memukul kok, kok melewati net tetapi tidak sampai daerah servis lawan

2= Tangan raket memukul kok, kok melewati net sampai di daerah servis lawan, tetapi tidak melambung.

3= Ayunan raket dari bawah menuju kok yang dilepas dari tangan pemegang kok, kok melambung ke atas melewati net.

Sikap Lanjutan

1= Tangan pemegang raket mengayun ke samping

2= Tangan pemegang raket mengayun dari atas ke bawah terus ke atas lagi. 3= Tangan pemegang raket mengayun ke atas depan lurus, dengan kok

melambung ke atas depan menuju daerah servis lawan

Melihat kondisi lapangan, pembelajaran pendidikan jasmani khususnya dalam

pembelajaran mengenai lob service forehand bulutangkis, hal yang terjadi adalah

sebagian besar guru membiarkan siswa bermain sendiri tanpa pengawasan dari

gurunya. Atau terkadang juga terjadi proses yang monoton, pada saat pembelajaran

lob service forehand bulutangkis guru meminta siswa untuk berbaris satu banjar,

setelah itu guru mencontohkan dan siswa diberi kesempatan untuk menirukan secara

individu. Dengan kondisi pembelajaran seperti itu, dapat disimpulkan bahwa daya

simak siswa terhadap contoh yang diberikan guru sangat kurang. Mungkin untuk

siswa yang berada di depan, akan mudah menyimak langsung contoh yang diberikan

gurunya, namun sebaliknya untuk siswa yang berada di belakang akan sulit

menyimak contoh yang telah dipraktekan gurunya. Pada akhirnya, tujuan utama

pembelajaran tidak tercapai dan tidak sesuai dengan hakikatnya. Melihat kondisi

tersebut peneliti akhirnya terinspirasi untuk menghadirkan media pembelajaran yang

dimodifikasi untuk tetap dapat melangsungkan proses kegiatan belajar mengajar,

khususnya dalam materi permainan bulutangkis yang diberikan di kelas V. Meskipun

idealnya alat atau media merupakan prasyarat penting, namun bukan berarti materi

gerak menjadi mutlak untuk tidak dapat dilakukan bila terdapat keterbatasan sarana

(18)

6

modern tetapi dapat menggunakan alat-alat bantu pembelajaran sederhana yang dapat

dengan mudah ditemui di sekitar kita.

Pemberdayaan lingkungan sekolah, dan alat bantu pembelajaran yang

sederhana, relevan untuk disajikan dalam penjas sehingga siswa mendapat pendidikan

gerak yang lebih banyak dalam bentuk permainan. Dengan pemodifikasian

diharapkan materi gerak dapat dilakukan oleh penyaji gerak agar pembelajaran

mencerminkan perubahan, kemampuan anak dan dapat membantu mendorong

perubahan ketingkat perkembangan anak didik ke arah yang lebih dengan selalu

memperhatikan perbedaan karakteristik setiap anak didik yang erat hubungannya

dengan karakteristik alat yang digunakan agar teknik dasar dalam permainan

bulutangkis tetap nampak.

Perkembangan prestasi olahraga di Indonesia kini makin pesat, salah satunya

cabang olahraga bulutangkis. Saat ini bulutangkis sangat popular di masyarakat. Perlu

ada generasi baru agar prestasi olahraga ini tetap dapat dipertahankan dan

ditingkatkan. Maka dari itu bulutangkis harus tetap disosialisasikan agar muncul

peminat baru yang akhirnya menciptakan atlet berprestasi yang baru. Di Indonesia

bulutangkis telah masuk pada kurikulum sekolah, mulai dari SD, SMP dan SMA.

Oleh karena itu, ini merupakan salah satu jalan dan kesempatan untuk mengenalkan

bulutangkis pada masyarakat khususnya anak SD.

Dikemukakan oleh Subardjah (2000 : 13):

Permainan bulutangkis merupakan permainan yang bersifat individual yang dapat dilakukan dengan cara satu orang melawan satu orang atau dua orang melawan dua orang. Permainan ini menggunakan raket sebagai alat pemukul dank ok sebagai objek pukul, lapangan permainan berbentuk segi empat dibatasi oleh net untuk memisahkan antara daerah permainan sendiri dengan permainan lawan.

Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (1994 :222):

(19)

bulu ayam, itik, angsa berkepala karet, dan jala dipasang di dua tiang, nama asalnya badminton.

Untuk dapat bermain bulutangkis dengan baik, setiap pemain harus dapat

menguasai berbagai teknik dasar dengan baik. Secara umum teknik dasar permainan

bulutangkis meliputi: teknik pegangan raket, teknik melangkahkan kaki, teknik

memukul shuttlecock dan pemusatan pikiran (konsentrasi). Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh Tohar (1991 :60) bahwa, “Penguasaan teknik dasar ini mencakup cara memegang raket, gerakan pergelangan tangan, gerakan melangkahkan kaki, pemusatan pikiran atau konsentrasi.” Selanjutnya Djide (1993 :21) mengemukakan tentang teknik dasar permainan bulutangkis sebagai berikut:

Untuk menjadi pemain yang handal, setiap pemain harus dapat menguasai berbagai teknik dasar yang akan mendukung penampilannya dalam suatu pertandingan. Teknik yang paling mendasar adalah teknik memukul shuttlecock dengan berbagai bentuk dan variasinya, yang berujuan untuk mematikan lawan. Adapun teknik dasar pokok terdiri dari: 1.Pukulan servis: a.servis pendek, b.servis panjang. 2.Pukulan lob: a.forehand lob, b.underhand lob. 3.Pukulan

dropshoot, dan 4.Pukulan smash: a.smash tanpa loncatan, b.smash dengan

loncatan (jumping smash).

Melalui memodifikasi alat pemukul sebagian alat bantu pembelajaran permainan

bulutangkis tentu saja penyaji materi gerak harus tetap memperhatikan hal-hal

sebagai berikut :

a). Karakteristik anak didik.

b). Tujuan yang hendak dicapai.

c). Jumlah peserta didik.

d). Alokasi waktu.

e). Karakteristik alat yang sebenarnya.

f). Ruang dan tempat.

Di samping harus memperhatikan beberapa karakteristik media di atas,

peneliti mempunyai tujuan dari pemodifikasian alat pembelajaran tersebut yaitu untuk

(20)

8

yang terdapat dalam permainan bulutangkis tersebut, sehingga harapan untuk dapat

meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam permainan bulutangkis akan

meningkat serta ada perubahan. Dengan demikian untuk menerapkan bagaimana

konsep pembelajaran bulutangkis tetap berlangsung serta mendorong dan

memotiviasi siswa untuk memahami konsep bermain bulutangkis, peneliti merasa

tertarik untuk mengembangkan lebih lanjut dan menuangkannya dalam judul penelitian: “Meningkatkan Gerak Dasar Lob service forehand Melalui Modifikasi

Alat pemukul pada Permainan Bulutangkis”.

B. Rumusan Masalah

1. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang penulis paparkan, maka yang

menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1). Bagaimana merencanakan Gerak Dasar lob service forehand pada permainan

bulutangkis dengan modifikasi alat pemukul ?

2). Bagaimana kinerja guru dalam pembelajaran Gerak Dasar lob service forehand

melalui modifikasi alat pemukul?

3). Bagaimana aktivitas siswa dalam pembelajaran Gerak Dasar lob service forehand

melalui modifikasi alat pemukul ?

4). Bagaimana peningkatkan Gerak Dasar lob service forehand dalam bermain

bulutangkis melalui modifikasi alat pemukul ?

2. Pemecahan Masalah

Berdasarkan pada permasalahan yang muncul, maka penulis mengajukan

pemecahan masalah, penulis memilih alternatif lain supaya siswa mau membuat alat

bantu pembelajaran sederhana dengan serpihan kayu menyerupai alat pemukul, dan

mampu melakukan lob service forehand dengan baik yaitu dengan cara memakai alat

(21)

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan atas masalah yang dipaparkan di atas, maka tujuan penelitian

tindakan kelas ini sebagai berikut :

1). Untuk mengetahui bagaimana merencanakan pembelajaran gerak dasar lob

service forehand dalam bermain bulutangkis melalui modifikasi alat pemukul

untuk meningkatkan keterampilan bermain bulutangkis.

2). Untuk mengetahui bagaimana kinerja guru dalam pembelajaran gerak dasar lob

service forehand melalui modifiksai alat pemukul untuk meningkatkan

keterampilan bermain bulutangkis.

3). Untuk mengetahui bagaimana aktivitas siswa dalam pembelajaran gerak dasar

lob service forehand melalui modifiksai alat pemukul untuk meningkatkan

keterampilan bermain bulutangkis.

4). Untuk mengetahui bagaimana hasil pembelajaran gerak dasar lob service

forehand melalui modifikasi alat pemukul untuk meningkatkan keterampilan

bermain bulutangkis.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang dapat diambil adalah sebagai berikut :

1. Manfaat bagi siswa

a). Dapat memotivasi minat siswa agar lebih aktif dalam mengikuti

pembelajaran gerak dasar lob service forehand melalui modifikasi alat

pemukul dalam permainan bulutangkis.

b). Dapat meningkatkan gerak dasar lob service forehand melalui modifikasi

alat pemukul.

2. Manfaat bagi guru

a). Meningkatkan dan memperbaiki proses pembelajaran gerak dasar lob

service forehand dengan menciptakan model pembelajaran modifikasi alat

pemukul untuk meningkatkan gerak dasar lob service forehand pada

(22)

10

b). Dapat mengembangkan profesionalisme guru dalam melaksanakan

pembelajaran di sekolah dasar.

c). Bagi sekolah-sekolah yang kurang lengkap sarana dan prasaran

olahraganya, model pembelajaran ini lebih tepat, sebab perlengkapan yang

digunakan dalam proses pembelajaran lebih mudah didapat dan tidak

memerlukan biaya besar, akan tetapi hasil yang dicapai lebih maksimal.

d). Memudahkan untuk menyampaikan materi pembelajaran.

e). Menambah wawasan tentang berbagai media pembelajaran.

3. Bagi lembaga

a). Hasil–hasil yang didapat dari penelitian ini juga sangat bermanfaat dalam

rangka perbaikan pembelajaran, khususnya bagi program studi penjas

sebagai lembaga yang memproduksi guru.

b). Sebagai bahan bacaan bagi pembaca yang menyelidiki hal-hal yang

relevan dengan masalah penelitian.

c). Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi dalam rangka

menunjang KTSP.

d). Bagi kepala sekolah manfaatnya sebagai masukan dalam rangka

mengefektifkan pembinaan, pengelolaan dan pemanfaatan sumber belajar

dalam pelaksanaan pendidikan.

e). Dapat bermanfaat bagi pengembangan guru pendidikan jasmani di SD se

Kecamatan Gegesik Kabupaten Cirebon.

E. Batasan Istilah

Untuk mempermudah dan menghindari salah tafsir terhadap istilah yang

digunakan dalam penelitian ini, maka penulis perlu memberikan definisi dalam judul

penelitian adalah sebagai berikut :

a. Pembelajaran mengandung arti bagaimana mengajarkan sesuatu kepada anak

didik, tetapi ada juga suatu pengertian bagaimana anak didik mempelajarinya

(23)

b. Keterampilan, menurut Poerwadarminta (1984:1088) “Kemampuan melakukan sesuatu dengan baik dan cermat”.

c. Service, menurut Sumarno (1999 : 510).

Pukulan service merupakan pukulan yang mengawali atau sajian bola pertama

sebagai permulaan permainan. Service merupakan pukulan yang sangat

menentukan dalam awal perolehan nilai, karena hanya pemain yang melakukan

service yang dapat memperoleh nilai.

d. Bulutangkis, menurut Grice (1999 : 1) ialah “Olahraga yang dimainkan dengan

menggunakan net, alat pemukul dan bola dengan teknik pemukulan yang

bervariasi dari yang relatif lambat hingga yang sangat cepat disertai dengan gerakan tipuan”.

e. Modifikasi adalah menganalisa sekaligus mengembangkan materi pelajaran

dengan cara meruntunkan dalam bentuk aktivitas belajar yang potensial dapat

memperlancar siswa dalam belajarnya (Yoyo Bahagia dan Adang Suherman,

1999/2000 : 1).

f. Modifikasi adalah suatu perubahan bentuk dari yang telah ada sebelumnya

(Badudu Zaib, 1994 : 904). Dalam penelitian yang dimaksud adalah perubahan

atau penyederhanaan dalam memudahkan proses pembelajaran utuk mencapai

(24)

37

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi Penelitian Tindakan Kelas ini, dilaksanakan di SD Negeri 2 Gegesik

Kulon Kecamatan Gegesik Kabupaten Cirebon.

Gambar 3.1

Denah SD Negeri 2 Gegesik Kulon R. Kelas R. Kelas R.Kepsek R.Guru

Mushola

R. Gugus

R. Kelas

R. Kelas

R. Kelas R. Kelas R. Kelas

GOR PGRI Kecamatan Dukupuntang

wc

wc

(25)

Pemilihan lokasi penelitian didasarkan kepada pertimbangan sebagai berikut :

Pertama, peneliti merupakan salah satu guru SDN 2 Gegesik Kulon sehingga

peneliti telah memahami keadaan sekolah, karakter siswa termasuk proses

pembelajaran yang berlangsung dibandingkan dengan melakukan penelitian di

sekolah dasar yang lain.

Kedua, meskipun penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dengan intensif

selama penelitian, tetapi relatif tidak mengganggu tugas utama peneliti sebagai guru,

karena penelitian ini dilaksanakan dalam proses kegiatan belajar mengajar. Hal ini sesuai dengan salah satu prinsip penelitian tindakan kelas, yaitu bahwa “Penelitian tindakan kelas apapun tidak boleh mengganggu tugas mengajar”. (Kasbolah,1997:26).

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan sesuai dengan jadwal pelajaran penjas berlangsung yaitu

setiap hari rabu mulai pukul 7.00 sampai dengan selesai. Penelitian ini berlangsung

selama empat bulan yang dimulai pada bulan September 2012 sampai dengan bulan

Desember 2012. Penelitian ini dimulai dengan observasi awal sampai berakhirnya

tindakan sehingga diperoleh hasil dari penelitian tersebut.

B. Subyek Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SD Negeri 2 Gegesik Kulon Kecamatan Gegesik

Kabupaten Cirebon pada kelas V dengan jumlah 20 siswa, terdiri dari 10 siswa

laki-laki dan 10 siswa perempuan. Secara umum bila ditinjau dari sosial budaya dan

ekonomi masyarakat peserta didik masih tergolong kurang perhatian terhadap

pendidikan dan ini berakibat terhadap kualitas pendidikan di SDN 2 Gegesik Kulon,

walaupun hal tersebut bukan salah satu faktor yang menentukan kualitas pendidikan,

karena masih banyak faktor lainnya seperti sarana yang meliputi : alat-alat olahraga,

gambar-gambar penunjang, buku dan sumber belajar,dan prasarana yang meliputi :

ruang kelas, ruang kantor, ruang perpustakaan, tempat olahraga, tempat ibadah, kantin

(26)

39

perpustakaan, penjaga sekolah, dan pelaksanaan kurikulum adalah guru dalam

melaksanakan kegiatan belajar mengajar.

C. Metode dan Desain Penelitian

1. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

penelitian kualitatif dengan rancangan penelitian tindakan kelas (Classroom Action

Research). Karena permasalahan dalam penelitian ini bertujuan bagaimana mengatasi

kesulitan anak dalam belajar gerak dasar pukulan lob service forehand bulutangkis

melalui modifikasi alat pemukul. Penelitian ini berangkat dari permasalahan yang

faktual dalam praktek pembelajaran yang dihadapi guru. Beberapa keinginan untuk

memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran penjas pada pokok bahasan lob

service forehand bulutangkis, penulis mempersiapkan diri tentang apa itu penelitian

tindakan kelas, latar belakang, karakter, dan prosedur yang harus ditempuh.

Menurut Arikunto, (2008:2-3) adalah sebagai berikut :

a. Penelitian ialah suatu kegiatan mencermati suatu obyek dengan menggunakan cara dan aturan tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.

b. Tindakan ialah menunjukan pada suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa.

c. Kelas ialah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.

Dengan menggabungkan batasan pengertian tiga kata inti di atas, dapat

disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas adalah suatu pencermatan terhadap

kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam

sebuah kelas secara bersama. Dan berusaha untuk mencari jalan keluar untuk

memecahkan kesulitan-kesulitan belajar yang dihadapi anak didik dalam kegiatan

belajar mengajar.

(27)

Penelitian tindakan kelas merupakan upaya kolaboratif antara guru dan siswa-siswinya, yaitu satu kesatuan kerja sama dengan perspektif berbeda. Misalnya bagi guru demi mutu profesionalnya dan bagi siswa meningkatkan prestasi belajarnya.

Kaitanya dengan pembelajaran gerak dasar pukulan lob service forehand

bulutangkis, metode PTK ini sangat tepat digunakan karena dilaksanakan dalam

lingkungan pembelajaran secara langsung dengan tetap memprioritaskan peran guru

dalam kaitannya dengan refleksi diri terhadap kinerja dan aktivitas mengajarnya.

Dalam hal ini guru memiliki wewenang yang luas (otonom) dalam melaksanakan

kegiatanya selama proses pembelajaran.

2. Desain Penelitian

Menurut Moleong (2004:236) “Rancangan pada dasarnya merencanakan suatu

kegiatan sebelum dilaksanakan”. Rancangan ini adalah rancangan penelitian peneliian

tindakan kelas (Classroom Action Research). Sebelum peneliti melakukan observasi

tindakan lanjut, terlebih dahulu peneliti melakukan observasi tindakan kelas yang

hasilnya dituangkan dalan rancangan penelitian.

Dalam perencanaan penelitian menggunakan model spiral Kemmis dan

Taggart (Wiriatmaja, 2005:66). Dengan sistem model spiral refleksi yang dimulai

dengan rencana, tindakan, pengamatan, refleksi, perencanaan kembali, merupakan

dasar untuk suatu rancangan pemecahan masalah.

Pada dasarnya desain penelitian terdiri dari empat komponen yaitu perencana

(plan), tindakan (action), pengamatan / observasi dan refleksi (reflection).

(28)

41

Desain Penelitian Tindakan Kelas Kemmis dan Mc Taggart Wiraatmaja (2006)

D. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari beberapa siklus. Tiap siklus

dilaksanakan dengan perubahan yang ingin di capai, seperti yang sudah didesain.

Untuk melihat kemampuan awal pukulan lob service forehand bulutangkis, siswa

diberikan tes tanpa petunjuk teknis dari guru, hal tersebut sebagai bahan evaluasi.

Sedangkan observasi awal dilakukan untuk mengetahui tindakan yang akan di berikan

dalam rangka meningkatkan kemampuan maksimal siswa dalam melakukan gerak

dasar pukulan lob service forehand bulutangkis.

Dari evaluasi dan observasi awal, maka dalam refleksi ditetapkan bahwa

tindakan yang dipergunakan untuk meningkatkan kemampuan maksimal gerak dasar

pukulan lob service forehand adalah melalui latihan modifikasi alat pemukul terlebih

dahulu. Dari refleksi awal yang digunakan sebagai tolak ukur, maka dilaksanakanlah

PTK (Penelitian Tindakan Kelas). Adapun penelitian ini adalah berbentuk siklus yang

akan dilaksanakan dalam dua tau tiga siklus (tergantung keberhasilan).

1. Tahap Perencanaan Tindakan (planning)

Perencanaan tindakan ini menjelaskan tentang apa,mengapa, kapan, dimana,

oles siapa dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Perencanaan tindakan

(29)

membicarakan tentang pokok bahasan atau sub pokok bahasan yang akan

disampaikan.

perencanaan tindakan merupakan kegiatan yang disusun sebelum

melaksanakan tindakan. Adapun perencanaan tindakan ini meliputi :

a. Mengajukan permohonan izin kepada kepala sekolah SDN 2 Gegesik Kulon

Kecamatan Gegesik Kabupaten Cirebon.

b. Melakukan penelitian awal (observasi dan wawancara) untuk mengetahui

permasalahan yang akan dicarikan pemecahannya.

c. Membuat rencana pelaksanaaan pembelajaran (RPP) dengan menerapkan

media pembelajaran.

d. Menyusun rancangan tindakan.

e. Mempersiapan alat peraga dan bahan untuk melakukan pembelajaran.

f. Membuat lembaran pengamatan bagi guru dan siswa dalam melakukan

pembelajaran (kinerja guru dan aktifitas siswa).

g. Menyusun alat penilaian berupa tes penilaian bagi siswa untuk melihat

perubahan peningkatan hasil belajar.

2. Tahap Pelaksanaaan Tindakan (Action)

Pelaksanaan tindakan merupakan implementasi atau penerapan rancangan

yang kemudian akan diikuti dengan kegiatan observasi dan refleksi. Dalam penelitian

ini dilakukan dua siklus dimana bila siklus sebelumnya dirasakan belum berhasil.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap ini adalah sebagai berikut :

a. Kegiatan Awal :

1. Apersepsi dengan memberikan penjelasan singkat mengenai materi yang akan

disampaikan dalam proses pembelajaran.

2. Siswa melakukan pemanasan dengan lari keliling lapangan dan senam

pemanasan.

b. Kegiatan Inti :

(30)

43

2. Guru menjelaskan dan memberikan contoh cara melakukan pukulan lob service

forehand bulutangkis melalui modifikasi alat pemukul.

3. Siswa melakukan gerakan pukulan lob service forehand bulutangkis sesuai

dengan pentunjuk guru.

4. Guru memberikan koreksi tentang kesalahan tugas gerak yang dilakukan siswa

secara individu maupun klasikal.

5. Melaksanakan tes pukulan lob service forehand bulutangkis.

c. Kegiatan Akhir :

1. Siswa melakukan penenangan dengan cara duduk-duduk santai sambil

mendengarkan guru mengenai kesimpulan materi pembelajaran.

2. Guru memberikan koreksi secara klasikal tentang kesalahan-kesalahan gerak

yang dilakukan siswa.

3. Guru menyuruh siswa untuk berlatih di rumah sebagai tindak lanjut.

3. Tahap Observasi

Observasi dilakukan pada saat proses dilaksanakannya tindakan, yaitu saat

tindakan berlangsung. Observasi ini dilakukan untuk mengumpulkan dan memperoleh

data baik kinerja guru maupun aktivitas siswa selama proses pembelajaran

berlangsung. Observasi dapat dilakukan dengan menggunakan lembar instrumen

penilaian kinerja guru dalam perencanaan pembelajaran, lembar instrumen kinerja

guru dalam pelaksanaan pembelajaran, lembar observasi aktivitas siswa, catatan

lapangan, wawancara siswa dengan guru yang kesemuanya dapat memberikan

masukan tentang tindakan yang akan dilakukan di lapangan. Selama melaksanakan

tindakan pembelajaran, guru peneliti dibantu mitra peneliti bertindak sebagai

observer, mencatat segala temuan dalam pelaksanaan pembelajaran.

4. Tahap Analisis dan Refleksi (Reflection)

Guru sebagai peneliti melakukan analisis dan Reflekasi hasil tindakan

pembelajaran. Untuk keperluan analisis, dilakukan dengan memeriksa

lembaran-lembaran pengamatan tentang catatan data temuan di lapangan tentang pukulan lob

service forehand bulutangkis, mengkaji satuan pembelajaran dan mengkaji hasil

(31)

perencanaan siklus selanjutnya bila hasil dari kegiatan siklus yang yang telah

dilakukan kurang memuaskan.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan oleh penulis untuk mengumpulkan data dalam

penelitian ini adalah :

1. Format Observasi

Observasi adalah pengumpulan data dengan melakukan pengamatan terhadap

suatu kegiatan baik langsung maupun tidak langsung. Observasi ini bertujuan untuk

mengamati seluruh aktivitas yang dilakukan oleh siswa juga kinerja guru pada saat

pembelajaran gerak dasar pukulan lob service forehand bulutangkis berlangsung.

Observasi yang dilakukan oleh peneliti adalah untuk mengetahui segala hal

yang berhubungan dengan pelaksanaan pembelajaran gerak dasar lob service

forehand bulutangkis di kelas V SD Negeri 2 Gegesik Kulon. Alat yang digunakan

adalah lembaran observasi tentang aktivitas siswa. Kegiatan observasi dilaksanakan

pada saat kegiatan pembelajaran, untuk memperoleh data tentang pelaksanaan

pembelajaran lob service forehand bulutangkis melalui modifikasi alat pemukul serta

evaluasi hasil pembelajaran. Alat untuk mengumpulkan data yaitu berupa pedoman

observasi yang terdiri dari :

(32)

45

Tabel 3.1

Format Instrumen Perencanaan Kinerja Guru (IPKG 1)

No Komponen Rencana Pembelajaran Aspek Yang di Amati Tefsiran

1 2 3 4 K C B

A PERUMUSAN TUJUAN PEMBELAJARAN

Rumusan tujuan pembelajaran

Kejelasan Rumusan

Kejelasan Cukupan Rumusan

Kesesuaian dengan kompetensi dasar

Persentase

B MENGAMBANGKAN DAN MENGORGANISASIKAN

MATERI MEDIA SUMBER BELAJAR DAN METODE PEMBELAJARAN

Mengembangakan dan mengorganisasikan materi pembelajaran Menentukan dan mengembangkan alat bantu pambelajaran Memilih sumber belajar

Memilih metode pembelajaran

Persentase

C MERENCANAKAN SKENARIO KEGIATAN

PEMBELAJARAN

Menentukan jenis kegiatan penbelajaran

Menyusun langkah-langkah kegiatan penbelajaran

Menentukan alokasi waktu pembelajaran

Kesesuaian media pembelajaran dengan tujuan pembelajaran

Kesesuaian metode, materi, dan peserta didik Persentase

D MERENCANAKAN PROSEDUR, JENIS DAN MENYIAPKAN

ALAT PENILAIAN

Menentukan proses dan jenis penilaian

Membuat alat penilaian

Menentukan kriteria penilaian

Persentase

E TAMPILAN DOKUMEN RENCANA PEMBELAJARAN

Kebersihan dan kerapian Penggunaan bahasa tulis

Persentase Persentase total Keterangan :

(33)

b. Format Observasi Kinerja Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran

Tabel 3.2

Format Instrumen Pelaksanaan Kinerja Guru (IPKG 2)

No Aspek Yang di Amati Penilaian Tafsiran

1 2 3 4 K C B

A PRA PEMBELAJARAN

1. Kesiapan ruang, alat, dan media pambelajaran

2. Memeriksa kesiapan siswa

Persentase

B MEMBUKA PEMBELAJARAN

1. Melakukan kegiatan apersepsi dan pemanasan

2. Menyiapkan komponen (tujuan) yang akan di capai

dan rencana kegiatan Persentase

C MENGELOLA INTI PEMBELAJARAN

1. Memberikan petunjuk dan contoh gerakan pukulan

lob service forehand

2. Mengenal respon dan pertanyaan siswa

3. Melakukan komunikasi lisan, isyarat, dan gerakan

badan

4. Memicu dan memelihara ketertiban siswa

5. Memantapkan penguasaan keterampilan gerak siswa

dalam pembelajaran lob service forehand bulutangkis Persentase

D MENDEMONSTRASIKAN KEMAMPUAN KHUSUS

DALAM PEMBELAJARAN PENJAS

1. Merangkai gerakan

2. Memberikan kesempatan secara leluasa kepada siswa

melakukan aktifitas gerak

3. Membimbing siswa melakukan gerakan dan

melakukan aktifitas gerak

4. Memberikan pertolongan kepada siswa yang

mengalami kesulitan

5. Penggunaan media dan alat pembelajaran

Persentase

E MELAKSANAKAN EVALUASI PROSES DAN HASIL

BELAJAR

1. Melaksanakan penilaian selama proses dan akhir

pembelajaran

2. Melaksanakan penilaian pada akhir pembelajaran

Prosentase

F KESAN UMUM KINERJA GURU

1. Keefektifan proses pembelajaran

2. Penampilan guru dalam pembelajaran

Persentase Persentase total

Keterangan :

(34)

47

c. Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Tabel 3.3 Motivasi Disiplin Sportivitas

1 2 3 1 2 3 1 2 3 B C K

(35)

d. Lembar Observasi Hasil Belajar

Tabel 3.4

Format Instrumen Hasil Belajar

NO

(36)

49

2. Pedoman Wawancara

Wawancara disusun berdasarkan pertanyaan-pertanyaan mengenai pendapat

siswa selama pelaksanaan pembelajaran, dengan tujuan untuk memperoleh gambaran

tentang faktor-foktor kesulitan dan ketertarikan siswa tentang pembelajaran lob

service forehand bulutangkis melalui modifikasi alat pemukul.

Menurut Esterberg dalam Sugiyono (2005:72) bahwa, “ Wawancara adalah merupakan pertemuan dua siswa untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya

jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu”.

Lembar wawancara ditunjukan kepada guru sebagai observer dan kepada

siswa tertentu saja. Untuk lebih jelasnya mengenai lembar wawancara guru dan siswa

adalah melalui tabel dibawah ini :

Tabel 3.5

Pedoman Wawancara Guru

No Pertanyaan Deskripsi/Jawaban

1 Bagaimana pendapat bapak apabila pembelajaran gerak dasar pukulan lob service forehand bulutangkis dilakukan dengan modifikasi alat pemukul ?

2 Kesulitan apa yang ditemui jika melaksanakan

pembelajaran gerak dasar pukulan lob service forehand bulutangkis dilakukan dengan modifikasi alat pemukul?

3 Kemudahan apa yang didapat jika melaksanakan

pembelajaran gerak dasar pukulan lob service forehand bulutangkis dilakukan dengan modifikasi alat pemukul?

4 Menurut pendapat bapak, apakah penggunaan modifikasi alat pemukul dapat mengatasi kesulitan siswa dalam pembelajaran gerak dasar pukulan lob service forehand ?

5 Menurut pemdapat bapak, hal-hal apa saja yang harus diperbaiki dalam pembelajaran gerak dasar pukulan lob

service forehand bulutangkis dilakukan dengan modifikasi

(37)

Tabel 3.6

Pedoman Wawancara Siswa

No Pertanyaan Jawaban

1.

2.

3.

4.

5.

Bagaimana Perasaanmu pada saat pembelajaran gerak dasar pukulan lob service forehand tadi ?

Apa yang diajarkan pada pelajaran tadi ?

Apakah kamu menemukan kesulitan pada saat pembelajaran tadi ?

Jika ada kesulitan, pada bagian mana ?

Bagaimana cara kamu untuk mengatasi kesulitan tadi ?

3. Catatan Lapangan

Catatan Lapangan merupakan alat penting, karena akan membahas dan

berguna sebagai alat perantara, yaitu apa yang dilihat, didengar dan dialami

dengan catatan sebelumnya. Proses pelaksanaan dilakukan setiap selesai

(38)

51

Tabel 3.7 Catatan Lapangan

No Kegiatan Temuan dilapangan

1 Pra Pembelajaran. a. Kesiapan sarana b. Kesiapan media

c. Memeriksa kesiapan siswa 2 Kegiatan awal

a. Melaksanakan tahan persiapan belajar, seperti : berbaris, berdoa dan mengabsen sisiwa untuk belajar pendidikan jasmani dan kesehatan. b. Melakukan kegiatan pemanasan berupa senam

dan lari kecil keliling lapangan. c. Melakukan apersepsi.

3 Kegiatan Inti

a. Guru menjelaskan materi keterampilan gerak dasar pukulan lob service forehand

bulutangkis.

b. Guru menjelaskan keterampilan gerak dasar pukulan lob service forehand bulutangkis dengan modifikasi alat pemukul.

c. Guru Memberi tugas kepada siswa untuk berlatih gerak dasar pukulan lob service

forehand bulutangkis dengan memodifikasi

alat pemukul yang diawali dengan gerakan kaki gerakan tangan dan koordinasi gerakan yang diakhiri guru mengontrol kegiatan siswa dalam latihan.

4 Kegiatan Akhir

a. Guru menyimpulkan materi pelajaran. b. Guru memberi tes kepada siswa. c. Guru menutup pembelajaran

5 Dll.

4. Tes Hasil Belajar Gerak Dasar Lob service forehand Bulutangkis

Anak diberi 3 kali kesempatan untuk melakukan tes lob service forehand

dengan raket yang dimodifikasi, bila semua kesempatan dapat dilakukan dengan hasil

yang baik itu merupakan salah satu acuan upaya peningkatan keberhasilan

pembelajaran gerak dasar lob service forehand dengan menggunakan modifikasi alat

(39)

Tabel 3.8

Lembar Penilaian Hasil Belajar Lob service forehand

No Nama

Aspek yang dinilai

Jml

Skor Nilai

Ket

Gerak kaki Gerak tangan koordinasi

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 T TT

Keterangan selengkapnya format ini ada pada lampiran 3

F. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data

1. Pengolahan Data

a. Data dan cara pengambilannya

1) Sumber Data : yang menjadi data dalam penelitian ini adalah siswa dan guru.

2) Jenis data : jenis data yang didapat adalah data kualitatif yang terdiri dari :

a) Rencana pembelajaran

b) Pelaksanaan pembelajaran

c) Data hasi aktivitas siswa

d) Data hasil belajar siswa

(40)

53

1) Data hasil belajar diambil dengan memberikan tes kepada siswa.

2) Data tentang situasi pembelajaran pada saat dilaksanakan tindakan diambil

dengan menggunakan lembaran observasi.

3) Data tentang refleksi diri serta perubahan-perubahan yang terjadi di kelas,

diambil dari observasi, angket, hasil tes dan RPP yang dibuat guru.

4) Data tentang keterkaitan antara perencanaan didapat dari rencana pembelajaran

dan lembar observasi.

2. Analisis Data

Dalam penelitian tindakan kelas analisis data dilakukan sejak awal penelitian,

pada saat setiap aspek kegiatan penelitian berlangsung. Penelitian dapat langsung

menganalisa apa yang dicermati, situasi dan suasana kelas/lapangan, hubungan guru

dengan anak didik dengan teman yang lainnya. Analisis menurut Nasution dalam

Sugiyono (2005:88) menyatakan bahwa

melakukan analisis adalah pekerjaan yang sulit, memerlukan kerja keras, analisis memerlukan daya kreatif serta kemampuan intelektual yang tinggi. Tidak ada cara tertentu yang dapat diikuti untuk mengadakan analisis, sehingga setiap penelitian harus mencari sendiri metode yang dirasakan cocok dengan sifat penelitiannya. Bahan yang sama bisa diklasifikasikan lain oleh peneliti yang berbeda.

Dalam penelitian ini pengecekan keabsahan data menggunakan ketentuan

pengamatan. Data yang terjaring lewat observasi kepada guru dan siswa ini dilakukan

setelah selesai pembelajaran. Hal ini selaras dengan pernyataan Moleong (2005:175) yang menyatakan , “Pengecekan data dalam penelitian kualitaif dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa teknik, misalnya ketentuan pengamatan perpanjangan

keikutsertaan, triangulasi dan pengecekan teman sejawat”.

Analisis data dilakukan melalui tiga tahap yaitu reduksi data, paparan data dan

penyimpulan. Reduksi data adalah proses penyederhanaan yang dilakukan melalui

seleksi, pemfokusan dan pengabstraksian menjadi informasi yang bermakna. Paparan

data adalah proses penampilan data secara lebih sederhana dalam bentuk paparan

(41)

pengambilan intisari dari sajian data yang telah diorganisasikan dalam bentuk

penyetaraan kalimat atau formula yang singkat dan padat tetapi mengandung arti luas.

G. Validasi Data

Teknik validasi data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Triangulasi,

chek, audit trail, dan expert option.

Triangulasi dilakukan dengan mengecek keabsahan data dengan sumber lain.

Tujuannya untuk memperoleh derajat kepercayaan data maksimal. Kegiatan

triangulasi dalam penelitian ini dilakukan melalui sumber yang ditunjuk kepala

sekolah, rekan sejawat dan siswa. Triangulasi dilakukan ketika peneliti telah

mengambil data dan menganalisisnya

Cheklis dilakukan untuk memberikan kebenaran antara pelaksanaan dan

rencana tindakan sehingga dengan demikian diperoleh informasi tentang seluruh

tindakan yang telah dilaksanakan beserta temuan-temuan selama dalam pelaksanaan

tindakan. Hal ini dilakukan ketika peneliti sedang melakukan pengambilan data

berupa pengamatan langsung di lapangan.

Audit trail yaitu memeriksa hasil penelitian beserta prosedur dan metoda

pengumpulan alatnya dengan mengkonfirmasikan bukti-bukti temuan yang telah

diperiksa dalam tahap checklist dengan sumber-sumber data dan para guru di SD

Negeri 2 Gegesik Kulon.

Expert option yaitu pengecekan terakhir terhadap kesulitan temuan-temuan

peneliti kepada pakar professional dalam bidang ini. Dalam hal ini penulis

mengkonsultasikan temuan penelitian kepada pembimbing 1 dan Pembimbing 2 yaitu

Bapak Drs. Respaty Mulyanto, M.Pd dan Bapak Indra Safari, M.Pd untuk

memperoleh tanggapan dan arahan serta masukan sehingga validasi temuan penelitian

dapat dipertanggung jawabkan. Dalam hal ini peneliti selalu mengkonsultasikan

permasalahan-permasalahan bukan hanya pada bidang pembelajaran teknik

bulutangkis, tetapi segala hal yang berhubungan dengan penelitianpun selalu

(42)
(43)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil pembahasan penelitian yang telah dilakukan mengenai penggunaan

modifikasi raket sebagai upaya untuk meningkatkan latihan gerak dasar pukulan lob

service forehand bulutangkis pada siswa kelas V SDN 2 Gegesik Kulon Kecamatan

Gegesik Kabupaten Cirebon, peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Perencanaan Pembelajaran

Dalam perencanaan pembelajaran, penulis akan menyimpulkan tahap

perencanaan. Yang pertama penulis mempersiapkan materi yang akan disampaikan

dalam pembelajaran gerak dasar lob service forehand, menentukan tujuan

pembelajaran, dampak pengiring, metode pembelajaran, dan penerapan modifikasi

alat pemukul untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan gerak dasar

lob service forehand. Kemudian menentukan langkah-langkah pembelajaran, dan

menentukan teknik pengolahan data yang akan digunakan untuk mengetahui hasil

belajar dengan modifikasi alat pemukul.

Perencanaan pembelajaran pada Siklus III dapat dikatakan sangat baik, hal ini

dapat dibuktikan dengan persentase pencapaian dalam data awal mencapai 50%,

sehingga diperlukan perbaikan. Setelah melakukan perencanaan untuk perbaikan

maka diperoleh data perencaanaan pada Siklus I 72,75%, Siklus II sebesar 77,5 %,

sedangkan Siklus III 100%. Dengan demikian peningkatan persentase dari data awal

sampai dengan siklus III sebesar 50%.

2. Kinerja Guru

Pada tahap pelaksanaan pembelajaran, guru menyampaikan tujuan penerapan

modifikasi alat pemukul untuk meningkatkan gerak dasar siswa dalam melakukan

gerak dasar lob service forehand. Penilaian pada akhir pembelajaran dengan

menggunakan tes akhir dan penilaian selama proses pembelajaran. Penilaian proses

pembelajaran dilakukan dengan observasi, wawancara, dan aktivitas siswa yang

meliputi aspek motivasi, disiplin dan sportivitas. Sedangkan penilaian hasil belajar

(44)

112

Berdasarkan hasil pengamatan observasi pelaksanaan pembelajaran dengan

menggunakan format observasi kinerja guru didapat hasil pada kinerja guru dalam

pelaksanaan pembelajaran sangat baik, hal ini dapat dilihat kinerja guru terus

mengalami peningkatan setiap tindakan yang dilakukan oleh guru. Pada data awal

persentasinya hanya mencapai 50%, hal ini disebabkan pada saat pembelajaran

dilaksanakan guru terlihat kurang siap untuk mengajar, guru hanya membuat RPP dan

instrumen penilaian siswa saja. Guru kurang mengkondisikan siswa terlebih dahulu

pada awal pembelajaran, tujuan pembelajaran pun hanya disampaikan secara sekilas

sehingga siswa kurang memahami apa yang disampaikan guru. Oleh karena itu

diperlukan perbaikan untuk meningkatkan kinerja guru. Hasil yang dicapai setelah

dilakukan perbaikan pada Siklus I persentasinya mencapai 67,71%, pada siklus II

mencapai 77,5%, sebagai hasil tindakan yang dilakukan oleh guru dengan

memberikan penjelasan yang menarik dan tentang manfaat modifikasi alat pemukul

dan tahapan lambungan bola agar siswa lebih tertarik lagi dalam pembelajaran,

mengaitkan pembelajaran dengan pengalaman siswa agar pembelajaran mudah

dipahami. Hasilnya pada siklus III mengalami peningkatan menjadi 100%. Dengan

demikian peningkatan kinerja guru dari data awal hingga siklus III mencapai 50%.

3. Aktivitas Siswa

Aktivitas siswa terus mengalami peningkatan pada setiap pembelajaran yang

dilaksanakan. Observasi Aktivitas siswa dalam pembelajaran gerak dasar lob service

forehand dengan menggunakan modifikasi alat pemukul yang meliputi, motivasi,

disiplin dan sportivitas. Pada aspek motivasi Siklus I, guru memberikan dorongan

dalam mengikuti pembelajaran dengan memperhatikan kerja keras, keberanian serta

kreativitas. Pada aspek disiplin siklus I, guru memberikan teguran agar siswa dapat

mentaati peraturan, menjaga ketertiban dan bersikap sopan selama pembelajaran. Pada

aspek sportivitas siklus I, adalah dengan mendorong siswa agar mampu menerima

kelebihan orang lain sebagai suatu tantangan agar dapat menjadi lebih baik lagi. Pada

siklus II, ketiga aspek tersebut tampak adanya perubahan yang menujukkan

peningkatan dikarenakan pada proses pembelajaran siklus II dan III, Guru aktif dalam

(45)

memberikan kesempatan bagi siswa untuk dapat bekerja sama, sehingga semua

aktivitas siswa dapat meningkat, misalnya dengan memberi pengertian tentang

bergurau akan menyebabkan celaka pada teman. Berdasarkan analisis selama proses

pembelajaran dapat dilihat hampir seluruh siswa menunjukkan aktivitas yang baik.

Pencapaian aktivitas siswa secara keseluruhan terus meningkat, hal ini

dibuktikan dengan persentase yang terus mengalami peningkatan pada setiap kegiatan

tindakan pembelajaran. Pada siklus I, aktivitas siswa hanya mencapai 30%, sehingga

diperlukan perbaikan untuk meningkatkan aktivitas siswa. Hasil perbaikan tindakan

pada siklus III menunjukkan aktivitas siswa yang mencapai 95%. Target penulis

untuk pencapaian aktivitas siswa sebesar 80,00% sudah dapat tercapai, dengan

demikian dapat dikatakan aktivitas siswa dalam pembelajaran gerak dasar lob service

forehand melalui modifikasi alat pemukul dapat dikatakan sangat baik.

4. Peningkatan Hasil Belajar

Pembelajaran gerak dasar yang digunakan dalam pembelajaran lob service

forehand yang dilakukan pada tiap siklus ada empat aspek yaitu sikap awal, gerakan

perkenaan dan sikap akhir. Pada siklus I tampak kelemahan siswa pada aspek sikap

awal dengan ciri posisi pemukul kurang ke atas dan gerakan yang kaku. Oleh karena

itu dalam langkah pembelajaran siklus II, guru memaksimalkan pemanasan yang

berorientasi pada gerakan inti melalui lari keliling lapangan dan peregangan. Pada

siklus II nampak kelemahan pada sikap perkenaan. Oleh karena itu pada siklus III,

guru melakukan perbaikan dengan melalui modivikasi alat pemukul yang bertujuan

meningkatkan kualitas gerakan lob service forehand.

Berdasarkan hasil analisis hasil belajar siswa dalam pelaksanaan pembelajaran,

setiap siklusnya terjadi peningkatan yang baik, setiap aspek yang diamati mengalami

peningkatan setiap siklusnya mulai dari rata-rata nilai siswa, maupun pada persentase

ketuntasan. Pada data awal siswa yang tuntas hanya 25%, pada Siklus I siswa yang

tuntas hanya 60%, dan pada siklus II baru mencapai 70%, namun setelah diadakan

(46)

114

Dengan hasil ini maka pembelajaran gerak dasar lob service forehand melalui

modifikasi alat pemukul dapat meningkatkan hasil belajar siswa, dengan demikian

maka hipotesis tindakan terbukti atau dapat diterima.

B. Saran

Berdasarkan hasil temuan yang diperoleh penulis selama penelitian ini

diajukan saran-saran sebagai berikut :

1. Bagi Siswa Sekolah Dasar

a. Setiap pembelajaran yang disampaikan oleh guru, khusunya pembelajaran

pendidikan jasmani semua siswa harus mengikutinya dengan motivasi belajar

yang tinggi, disiplin yang baik dan sportif terhadap apa yang menjadi

kewajibannya sebagai seorang pelajar dalam menuntut ilmu, dalam hal

pembelajaran gerak dasar pukulan lob service forehand bulutangkis apabila

semua ini dilakukan maka penguasaan keterampilan gerak apapun dalam

pembelajaran bulutangkis dan pendidikan jasmani akan mudah dicapai.

b. Biasakan banyak melakukan latihan, manfaatkan waktu senggang dengan

aktivitas jasmani sehingga bisa merangsang pertumbuhan dan perkembangan

ke arah yang lebih baik sehingga suatu saat prestasi akan mudah diraih.

2. Bagi Guru

a. Guru disarankan untuk selalu menambah wawasan dengan belajar membaca

dan melakukan penelitian tindaka kelas (PTK) apabila menemui masalah

pembelajaran di kelasnya.

b. Disarankan para guru pendidikan jasmani mencoba berbagai macam metoda

pendekatan yang sesuai dengan karakter materi ajar, agar wawasan metodologi

pembelajaran pendidikan jasmani menjadi berkembang, salah satunya adalah

pembelajaran pukulan lob service forehand bulutangkis melalui modifikasi

alat pemukul.

3. Bagi Sekolah

(47)

b. Dapat menerapkan modifikasi raket dalam pembelajaran gerak dasar pukulan

lob service forehand .

c. Untuk menunjang pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani, maka pihak

sekolah diharapkan berupaya untuk memberikan kontribusi yang maksimal

agar pembelajaran ini berlangsung sesuai dengan tuntutan kurikulum. Hal

tersebut dapat dilakukan dengan sarana dan prasarana penunjang pembelajaran

yang baik untuk siswa maupun guru.

d. Pembinaan dan latihan yang intensif terhadap para guru juga perlu diadakan

oleh pihak sekolah, ini dimaksudkan agar dapat meningkatkan kemampuan

mengajar dalam rangka meningkatkan inovasi pembelajaran pendidikan

jasmani.

4. Bagi Peneliti lain

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bandingan sekaligus landasan

penelitian lanjutan yang berhubungan dengan penerapan permainan

bulutangkis dalam pembelajaran.

b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi bagi peneliti lain yang

akan melakukan penelitian khususnya dengan menerapkan permainan

dalam pembelajaran sebagai tindakan.

c. Bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian tindakan kelas hendaknya

menggunakan sumber yang lebih banyak lagi, sehingga temuan-temuan

dalam pelaksanaan pembelajaran gerak dasar pukulan lob service forehand

(48)
(49)

116

Abin Syamsudin (2003). Pskologi Pendidikan, Bandung:

PT. Remaja Rosda Karya.

Agus Mahendra. (2003). Pembelajaran Pendidikan Jasmani. Jakarta : Depdiknas Dirjen Disdakmen bekerja sama dengan Dirjen Olahraga.

Arikunto. (2008: 3). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung :

PT. Remaja Rosda Karya.

Ateng, Abdulkadir. (1992). Asas dan landasan pendidikan jasmani. Jakarta :

Depdikbud : Dirjen Dikti Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Bahagia, (2010). Penerapan modifikasi raket. Anisatum Mulia. Universitas Pendidikan Indonesia. Repository.upi.edu.

Cholik M, Toho dan Rusli Lutan, (1996/1997), Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Jakarta : Depdiknas Dirjen Dikti Bagian Proyek pengembangan Pendidikan Guru sekolah Dasar

Depdiknas. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Untuk Sekolah Dasar. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani. Jakarta : Ditjen Dikdasmen.

Kasbolah, Kasihani. (1999). Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Jakarta : Depdikbud.

Lutan. (2001). Mengajar Pendidikan Jasmani. Departemen Pendidikan Nasional Dirjen Pendas dan Menengah Direktorat Jendral Olahraga.

Moleong, lexy, J. (2005). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Sarumpet, dkk. (1992). Permainan Bola Kecil. Depdikbud : Dirjen Dikti Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Sugiyono, (2005). Memahami penelitian kualitatif. Bandung. CV. Alfabeta.

Sukintaka. (2004: 55). Tujuan Pendidikan Jasmani, Jakarta : Depdikbud.

Supandi. (1990) Teori Belajar Gerak. Bandung, FPOK IKIP

Tatang Muhtar,dkk. (2009). Mata Kuliah Pilihan Bulutangkis, Jakarta : Depdikbud.

Tohar. (1992). Olahraga Pilihan Bulutangkis. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Olahraga.

Wahyudin. (1998). Landasan Evaluasi Pendidikan Jasmani. Jakarta : Raja Grafindo.

Gambar

Tabel 4.30    Hasil Persentase Peningkatan Hasil Belajar Siklus III..............  101 Tabel 4.31    Data Hasil Pengamatan Perencanaan Guru ..............................
Gambar 2.2 Cara Memegang Raket Forehand .............................................
Tabel 1.1  Data Awal Hasil Belajar Siswa
Gambar  3.1  Denah SD Negeri 2 Gegesik Kulon
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: dengan menggunakan alat modifikasi berupa : raket modifikasi, shuttlecock modifikasi, dan lapangan modifikasi, maka ada peningkatan

PENGARUH PENGGUNAAN MODIFIKASI MEDIA BELAJAR DENGAN RAKET MINI TERHADAP HASIL BELAJAR SERVIS PANJANG, LOB DAN SMASH BULUTANGKIS PADA EKSTRAKURIKULER BULUTANGKIS SMP N

Upaya meningkatkan hasil belajar service panjang forehand bulutangkis melalui gaya mengajar resiprokal pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Sosopan T.A 2015 - 2016.. Pembimbing :

Berdasarkan hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa tingkat keterampilan memukul lob pada peserta ekstrakurikuler Bulutangkis SD Negeri 2 Karangpucung, Kecamatan

Pengaruh Alat Bantu Media Gambar dan Audio Visual Terhadap Penguasaan Keterampilan Dasar Lob Bertahan Dalam Permainan Bulutangkis. Oleh

Dari data yang diperoleh bahwa pembelajaran servis pendek pukulan backhand melalui media dinding dapat meningkatkan.. kemampuan siswa dalam menguasai gerak dasar servis pendek

Latar belakang penelitian ini adalah kemampuan forehand overhead lob pemain bulutangkis pemula putra klub SYP Purworejo yang masih lemah. Permasalahan dalam

tindakan olahraga yang berjudul “Upaya Meningkatkan Keterampilan Pukulan Forehand Smash Bulutangkis Dengan Menggunakan Model Variasi Latihan Untuk Atlet Usia 12-16 Tahun Di PB..