• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN GERAK DASAR FOREHAND LOB DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS MELALUI MODIFIKASI ALAT (PenelitianTindakan Kelas Pada Siswa Kelas V SDN 1 Kejiwan Kecamatan Susukan Kabupaten Cirebon).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENINGKATKAN GERAK DASAR FOREHAND LOB DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS MELALUI MODIFIKASI ALAT (PenelitianTindakan Kelas Pada Siswa Kelas V SDN 1 Kejiwan Kecamatan Susukan Kabupaten Cirebon)."

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATKAN GERAK DASAR FOREHAND LOB DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS MELALUI MODIFIKASI ALAT (PenelitianTindakan Kelas Pada Siswa Kelas V SDN 1 Kejiwan Kecamatan

Susukan Kabupaten Cirebon)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Hilman Mulyawan 0903236

PROGRAM STUDI PGSD PENDIDIKAN JASMANI KAMPUS SUMEDANG

(2)

MENINGKATKAN GERAK DASAR FOREHAND LOB DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS MELALUI MODIFIKASI ALAT PADA

SISWA KELAS V SDN 1 KEJIWAN KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN CIREBON

Oleh

Hilman Mulyawan

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Hilman Mulyawan 2013

Universitas Pendidikan Indonesia

Kampus Sumedang

Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

MENINGKATKAN GERAK DASAR FOREHAND LOB DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS MELALUI MODIFIKASI ALAT PADA

SISWA KELAS V SDN 1 KEJIWAN KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN CIREBON

Hilman Mulyawan NIM: 0903236

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING

Pembimbing I,

Drs. H. Anin Rukmana, M.Pd NIP. 196002061986031001

Pembimbing II,

Drs. Entan Saptani, M.Pd NIP. 196204131987031001

Mengetahui,

Ketua Program Studi S-1 PGSD Penjas

Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Sumedang

(4)

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... ..v

DAFTAR TABEL ... .x

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR DIAGRAM ... x

DAFTAR LAMPIRAN ………...xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan dan Pemecahan Masalah ... 10

1. Perumusan Masalah ... 10

2. Pemecahan Masalah ... 10

C. Tujuan Penelitian ... 11

D. Manfaat Penelitian ... 12

E. Batasan Istilah ... 13

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori ... 15

1. Hakikat Pendidikan Jasmani ... 15

a. Pengertian Penjas Jasmani ... 15

b. Tujuan Pendidikan Jasmani ... 16

c. Manfaat pendidikan jasmani ... 17

d. Ruang Lingkup Pendidikan Jasmani ... 18

2. Pengertian Belajar dan Pembelajaran ... 19

a. Peengertian Belajar ... 19

b. Peengertian Pembelajaran ... 20

3. Permainan Bulutangkis ... 21

a. Sejarah Bulutangkis ... 21

b. Teknik Dasar Bulutangkis ... 23

c. Peraturan permainan bulutangkis ... 29

d. Pembelajaran bulutangkis di SD ... 30

4. Pengertian Gerak Dasar Forehand Lob dalam Bulutangkis ... 31

5. Modifikasi Alat Permainan Bulutangkis ... 32

6. Pembelajaran Gerak Dasar Forehand Lob Melalui Modifikasi Alat....34

B. Kajian Praktis ... 35

C. Hipotesis Tindakan ... 39

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 40

1. Lokasi Penelitian ... 40

a. Keadaan Siswa ... 41

(5)

2. Desain Penelitian ... 44

D. Prosedur Penelitian ... 47

1. Perencanaan Tindakan ... 48

2. Pelaksanaan Tindakan ... 48

3. Observasi ... 49

4. Tahapan Refleksi ... 50

E. Instrumen Penelitian ... 51

1. Observasi ... 51

a. Format IPKG I ... 51

b. Format IPKG 2 ... 51

c. Format Aktivitas Siswa ... 52

d. Format Penilaian Tes Hasil Belajar Siswa ... 52

2. Wawancara ... 53

3. Catatan Lapangan ... 53

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 54

1. Teknik Pengolahan Data ... 54

a. Teknik pengolahan Data Proses ... 54

b.Teknik Pengolahan Data Hasil ………...55

2. Teknik Analisis Data ... 55

G. Validasi Data ... 56

1. Member Chek ... 56

2. Triangulasi . ... 57

3. Expert Opinion ... 57

4. Audit Trai l……….57

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Paparan Data Awal ... 58

1. Paparan Data Awal Perencanaan Pembelajaran ... 58

2. Paparan Data Awal Pelaksanaan Kinerja Guru ... 58

3. Paparan Data Awal Pelaksanaan Aktivitas Siswa ... 59

4. Paparan Data Awal Hasil Belajar Siswa ... 59

5. Analisis dan Refleksi ... 61

a. Analisis dan Refleksi Perencanaan Data Awal ... 61

b. Analisis dan Refleksi Pelaksanaan Kinerja Guru Data Awal ... 62

c. Analisis dan Refleksi Pelaksanaan Aktivitas Siswa Data Awal ... 63

d. Analisis dan Refleksi Hasil Belajar siswa Data Awal ... 63

B. Paparan Data Tindakan ... 64

1. Paparan Data Siklus I ... 64

a. Paparan Data Perencanaan ... 64

b. Paparan Data Pelaksanaan Kinerja Guru ... 68

c. Paparan Data Pelaksanaan Aktivitas Siswa ... 72

(6)

4). Analisis dan Refleksi Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 82

2. Paparan Data Siklus II ... 83

a. Paparan Data Perencanaan ... 83

b. Paparan Data Pelaksanaan Kinerja Guru ... 87

c. Paparan Data Pelaksanaan Aktivitas Siswa ... 90

d. Paparan Data Hasil Belajar Siswa ... 92

e. Analisis dan Refleksi ... 94

1). Analisis dan Refleksi Perencanaan Siklus II ... 94

2). Analisis dan Refleksi Pelaksanaan Kinerja Guru Siklus II ... 97

3). Analisis dan Refleksi Pelaksanaan Aktivitas Siswa Siklus II ... 99

4). Analisis dan Refleksi Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 101

3. Paparan Data Siklus III ... 102

a. Paparan Data Perencanaan ... 102

b. Paparan Data Pelaksanaan Kinerja Guru ... 106

c. Paparan Data Pelaksanaan Aktivitas Siswa ... 109

d. Paparan Data Hasil Belajar Siswa ... 111

e. Analisis dan Refleksi ... 113

1). Analisis dan Refleksi Perencanaan Siklus III ... 113

2). Analisis dan Refleksi Pelaksanaan Kinerja Guru Siklus III ... 115

3). Analisis dan Refleksi Pelaksanaan Aktivitas Siswa Siklus III .. 116

4). Analisis dan Refleksi Hasil Belajar Siswa Siklus III ... 117

C. Pembahasan ... 118

1. Pembahasan Perencanaan ... 119

2. Pembahasan Pelaksanaan Kinerja Guru ... 121

3. Pembahasan Pelaksanaan Aktivitas Siswa ... 124

4. Pembahasan Hasil Belajar Siswa ... 128

5. Temuan Hasil Refleksi ... 132

6. Pembuktian Hipotesis ... 134

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 137

B. Saran ... 138

DAFTAR PUSTAKA ... 139

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 141

(7)

3.1 Keadaan Siswa SDN 1 Kejiwan ... 41

3.2 Keadaan Guru SDN 1 Kejiwan ... 41

3.3 Jadwal Pelaksanaan Penelitian ... 42

4.1 Data Awal Tes Hasil Belajar Siswa ... 60

4.2 Data Hasil Penelitian Perencanaan Pembelajaran Siklus I ... 67

4.3 Data Hasil Penelitian Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ... 71

4.4 Data Hasil Penelitian Aktivitas Siswa Siklus I ... 73

4.5 Daftar Nilai Hasil Tes Siklus I ... 75

4.6 Rekapitulasi Hasil Perolehan Presentase Perencanaan Siklus I ... 77

4.7 Rekapitulasi Hasil Perolehan Presentase Pelaksanaan Siklus I ... 79

4.8 Rekapitulasi Hasil Penilaian Aktivitas Siswa Siklus I ... 80

4.9 Rekapitulasi Data Peningkatan Hasil Belajar Siswa Siklus I... 81

4.10 Data Hasil Penelitian Perencanaan Pembelajaran Siklus II ... 86

4.11 Data Hasil Penelitian Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II... 89

4.12 Data Hasil penelitian Aktivitas Siswa Siklus II ... 91

4.13 Daftar Nilai Hasil Tes Siklus II ... 93

4.14 Rekapitulasi Hasil Perolehan Presentase Perencanaan Siklus II... 96

4.15 Rekapitulasi Hasil Perolehan Presentase Pelaksanaan Siklus II ... 98

4.16 Rekapitulasi Hasil Penilaian Aktivitas Siswa Siklus II ... 100

4.17 Rekapitulasi Data Peningkatan Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 101

4.18 Data Hasil Penelitian Perencanaan Pembelajaran Siklus III ... 105

4.19 Data Hasil Penelitian Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III ... 108

4.20 Data Hasil penelitian Aktivitas Siswa Siklus III ... 110

4.21 Daftar Nilai Hasil Tes Siklus III ... 112

4.22 Rekapitulasi Hasil Perolehan Presentase Perencanaan Siklus III ... 114

4.23 Rekapitulasi Hasil Perolehan Presentase Pelaksanaan Siklus III ... 115

4.24 Rekapitulasi Hasil Penilaian Aktivitas Siswa Siklus III ... 116

(8)

4.2 Perbandingan Perencanaan Siklus II ... 96

4.3 Perbandingan Pelaksanaan Kinerja Guru Siklus II ... 98

4.4 Perbandingan Aktivitas Siswa Siklus II ... 100

4.6 Perbandingan Perencanaan Siklus III... 101

4.7 Perbandingan Pelaksanaan Kinerja Guru Siklus III ... 116

4.8 Perbandingan Aktivitas Siswa Siklus III... 117

4.9 Perbandingan Hasil Belajar Siswa Siklus III ... 118

4.10 Hasil Presentase Peningkatan Perencanaan ... 121

4.11 Hasil Presentase Peningkatan Pelaksanaan Kinerja Guru ... 124

4.12 Hasil Presentase Peningkatan Aktivitas Siswa ... 127

(9)

2.2 Sikap Berdiri Saat Menerima Servis ... 23

2.3 Cara Memegang Forehand ... 24

2.4 Cara Memegang Backhand ... 25

2.5 Gerakan Pukulan Smash ... 27

2.6 Gerakan Memeukul Netting ... 29

2.7 Gerakan Forehand Overhead Clear/lob ... 31

2.8 Modifikasi Raket Kayu Permainan Bulutangkis ... 33

3.1 Dena Lokasi Sekolah... 40

(10)

2. Format Observasi KinerjaGuruTahap Pelaksanaan ... 149

3. Format Observasi Aktifitas Siswa ... 153

4. Format Tes Gerak Dasar Forehand Lob Bulutangkis ... 155

5. Format Catatan Lapangan ... 158

6. Format Wawancara Guru ... 159

7. Format Wawancara Siswa ... 160

8. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ... 161

9. Hasil Observasi Perencanaan IPKG 1 ... 168

10. Hasil Observasi Pelaksanaan IPKG 2 ... 170

11.Hasil Observasi Aktifitas ... 172

12.Hasil Tes Gerak Dasar Forehand Lob Bulutangkis ... 173

13.Hasil Catatan Lapangan ... 174

14.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 174

15.Hasil Observasi Perencanaan IPKG 1 ... 182

16.Hasil Observasi Pelaksanaan IPKG 2 ... 184

17.Hasil Observasi Aktifitas ... 186

18.Hasil Tes Gerak Dasar Forehand Lob Bulutangkis ... 187

19.Hasil Catatan Lapangan ... 188

20.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III ... 189

21.Hasil Observasi Perencanaan IPKG 1 ... 196

22.Hasil Observasi Pelaksanaan IPKG 2 ... 198

23.Hasil Observasi Aktifitas ... 200

24.Hasil Tes Gerak Dasar Forehand Lob Bulutangkis ... 201

25.Hasil Catatan Lapangan ... 202

26.Hasil Wawancara Guru ... 203

27.Hasil Wawancara Siswa ... 204

28.Surat Izin Penelitian ... 205

29.Surat Keputusan Pengangkatan Pembimbing ... 206

30.Surat Keterangan Melakukan Penelitian dari Pihak Sekolah .. ... 207

31.Monitoring Bimbingan Skripsi ... 208

(11)
(12)

1 BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral dari

pendidikan secara umum yang bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran

jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berpikir kritis, keterampilan sosial,

penalaran stabilitas emosional, tindakan moral aspek pola hidup sehat, pengenalan

lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan yang

direncanakan mencapai tujuan pendidikan nasional.

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan yang diajarkan di sekolah

memegang peranan yang sangat penting, yaitu memberikan kesempatan kepada

peserta didik untuk terlibat langsung dalam berbagai pengalaman belajar melalui

aktivitas jasmani olahraga dan kesehatan yang dilakukan secara sistematis,

pendidikan jasmani merupakan peroses belajar untuk bergerak. Pendidikan

jasmani pada dasarnya merupakan pendidikan melalui aktivitas jasmani yang

dijadikan media untuk mencapai perkembangan individu secara menyeluruh.

Sebagaimana ditetapkan dalam Undang-Undang R.I Nomor II Tahun 1989

tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa tujuan pendidikan termasuk

pendidikan jasmani di Indonesia adalah pengembangan manusia Indonesia

seutuhnya.

Cholik dan Lutan (1997: 1) yang dimaksud dengan manusia Indonesia

seutuhnya ialah :

Manusia yang beriman dan bertakwa terhadap tuhan yang maha esa dan berbudi luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri sera rasa tanggungjawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Syarifudin dan Muhadi (1993: 4) menjelaskan bahwa:

(13)

Shaman (Nadisah,1992: 15) mengemukakan bahwa “Pendidikan jasmani

adalah bagian dari pendidikan (secara umum) yang berlangsung melalui aktivitas

yang melibatkan mekanisme gerak tubuh manusia dan menghasilkan pola prilaku

pada individu yang bersangkutan.” Di samping itu, Hetherrington (Nadisah,1922:

16) menjelaskan sebagai berikut :

Pendidikan jasmani berkenaan dengan aktifitas yang menggunakan kelompok otot-otot besar dan hasil yang diperoleh merupakan sumbangan bagi kesehatan dan pertumbuhan anak-anak didik sehingga menyadari benar bahwa dari proses pendidikan tersebut tidak akan cacat.

Dengan demikian, Pendidikan jasmani merupakan suatu proses

pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan dengan

kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik dan perilaku hidup

sehat dan aktif pengetahuan sikap sportif, kecerdasan emosi.

Lebih lanjut Bucher (Nadisah, 1992: 16) mengemukakan bahwa:

Pendidikan jasmani merupakan bagian terpadu dari peroses pendidikan secara keseluruhan, yang menuju pada keserasihan antara segi–segi jasmani, mental, emosional, dan sosial, melalui aktifitas jasmani yang terpilih dengan maksud untuk merealisasi hasil–hasil pendidikan tersebut.

Oleh karena itu, lingkungan belajar diatur secara seksama untuk

meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan seluruh ranah jasmani,

psikomotor, kognitif, dan afektif setiap siswa. Pengalaman belajar yang disajikan

akan membantu siswa untuk memahami mengapa manusia bergerak dan

bagaimana cara melakukan gerakan secara aman, efisien, dan efektif. Selain itu,

pengalaman tersebut dilaksanakan secara terencana, bertahap, dan berkelanjutan

agar dapat meningkatkan sikap positif bagi diri sendiri sebagai pelaku, dan

menghargai manfaat aktivitas jasmani bagi peningkatan kualitas hidup seseorang,

sehingga akan terbentuk jiwa sportif dan gaya hidup aktif.

Permainan merupakan cabang olahraga yang kita gunakan sebagai alat

proses pembelajaran pendidikan jasmani. Setiap kali kita gunakan alat pasti kita

mengharapkan kegunaan alat itu dalam usaha kita untuk mencapai tujuan. Orang

biasanya mengatakan bermain adalah bergerak sambil bersenang-senang. Dalam

(14)

gerakan. Bukan hanya gerakan jasmani saja, tetapi gerakan jiwa juga. Permainan menurut Schaller dan Lazarus (Sukintaka, 1992: 4) adalah “Permainan itu merupakan kegiatan manusia yang berlawanan dengan kerja dan kesungguhan

hidup, tetapi permainan itu merupakan imbangan antara kerja dengan istirahat.” Sedangkan menurut Kusmaedi (2009: 4) “Permainan adalah kegiatan yang di dalamnya terdapat aturan-aturan yang merupakan kesepakatan dari komunitas

tertentu. Dalam permainan unsur-unsur kesenangan dan kepuasan tetap ada.”

Bermaian adalah dunia anak. Sambil bermain mereka belajar. Dalam hal

belajar anak-anak lebih senang bermaian. Segala macam dipelajarinya dari

menggerakan anggota tubuhnya hingga mengenali berbagai benda di lingkungan

sekitarnya. Belajar dan keceriaan merupakan dua hal penting dalam masa

kanak-kanak. Hal ini termasuk upaya mempelajari tubuh dan berbagai kemungkinan

gerakannya.

Cabang olahraga dalam pembelajaran penjas Sekolah Dasar (SD) yang

tercantum dalam kurikulum sangat banyak salah satunya adalah bulutangkis.

Subardjah (2000: 13) menjelaskan bahwa:

Permainan bulutangkis merupakan permainan yang bersifat individual yang dapat dilakukan dengan cara satu orang melawan satu orang atau dua orang melawan dua orang. permainan ini menggunakan raket sebagai atat pemukul dank ok sebagai objek pukul, lapangan permainan berbentuk segi empat dan dibatasi oleh tiang net untuk memisahkan antara daerah permainan sendiri dan daerah permainan lawan.

Sedangkan menurut Somantri dan Sujana (2009: 71) ” Olahraga bulutangkis

atau badminton berasal dari permainan yang bernama battledore dan shutlecock,

dimana dua pemaina berusaha mempertahankan kok di udara selama mungkindengan raket kecil.”

Olahraga bulutangkis bertujuan memukul bola ("kok" atau "shuttlecock")

melewati jaring agar jatuh di bidang permainan lawan yang sudah ditentukan dan

berusaha mencegah lawan melakukan hal yang sama.

Menurut Subardjah (2000: 13) “Tujuan permainan bulutangkis adalah

(15)

Jadi dapat disimpulkan bahwa olahraga bulutangkis merupakan cabang

olahraga yang termasuk dalam kelompok olahraga permainan. Bulutangkis suatu

permainan yang menggunakan raket dan kok yang dipukul melewati sebuah tiang

net. Permainan ini dapat dilakukan oleh satu orang melawan satu orang (single),

dan dua orang melawan dua orang (double).Tujuan permainan bulutangkis adalah

berusaha menjatuhkan kok ke daerah permainan lawan.

Setiap cabang olahraga memiliki gerak dasar yang harus dikuasai terlebih

dahulu oleh para atlet atau pemainnya. Dilihat dari rumpun gerak dan jenis

keterampilannya, gerakan yang ada dalam bulutangkis bersumber dari tiga

keterampilan dasar, gerak lokomotor, non-lokomotor dan manipulatif.

Subardjah (2000: 14) Menjelaskan bahwa:

Dalam rumpun lokomotor misalnya, gerakan menggeser, melangkah, berlari, memutar badan dan melompat. Rumpun gerak non-lokomotor misalnya terlihat dari sikap berdiri (stance) saat servis atau menerima servis, gerak melenting atau menjangkau, merubah berbagai posisi badan. Dan rumpun gerak manipulatif terwakili oleh adanya gerakan memukul bulu (shuttle cock) dengan raket dari berbagai posisi.

Pola gerak yang telah diuraikan di atas, pada umumnya di sebut Pola Gerak

Dominan (PGD). Menurut Subardjah (2000: 14 ) “PGD merupakan syarat dari terbentuknya keterampilan khas dari suatu cabang olahraga”. Setiap cabang olah raga pasti memiliki PGD-nya masing- masing. PGD inilah yang biasanya

membedakan antara cabang olahraga satu dengan olahraga lainya. Jadi

berdasarkan uraian di atas, pola gerak yang dominan di kembangkan dalam

bulutangkis adalah pola gerak melangkah, melompat dan berlari dengan arah

depan-belakang, serong kiri dan serong kanan, kemudian gerakan memukul di

atas kepala dari samping dan dari bawah, serta gerakan memukul bola (shuttle

cock) dengan raket dari berbagai posisi.

Dalam olahraga bulutangkis, seorang pemain dituntut untuk menguasai

salah satu komponen dasar yaitu teknik dasar untuk mencapai prestasi. berbagai

gerak dasar, diantaranya teknik service, smash, lob, drop, dangerak kaki. Menurut

(16)

yang harus dipahami dan dikuasai tiap pemain dalam melakukan kegiatan bermain

bulutangkis.”

Bagi seorang pemain setelah menguasai gerak dasar maka diharuskan dapat

menguasai teknik pukulan.Teknik pukulan menurut Tohar (1992: 40) adalah “Cara-cara melakukan pukulan pada permainan bulutangkis dengan tujuan menerbangkan shuttle cock ke bidang lapangan lawan”.

Di antara semua teknik di atas, dalam penelitian ini, peneliti menentukan

salah satu jenis gerak dasar sebagai kajian utama penelitian salah satunya gerak

dasar forehand lob.

Syarifudin dan Muhadi (1993: 222), menjelaskan :

Pukulan Forhand adalah pukulan yang dilakukan dengan kedaan lengan menghadap ke depan, baik dari kanan (oleh pemain yang menggunakan tangan kanan) maupun dari kiri ( oleh pemain yang menggunakan tangan kiri ), sedangkan Lob adalah pukulan bola melambung tinggi jauh ke belakang lapangan lawan, dengan maksud agar bola jatuh di atas akhir atau dekat pada garis akhir.

Somantri dan Sujana (2009: 81), menjelaskan :

Pukulan overhead lob bola yang dipukul dari atas kepala, posisinya dari belakang lapangan dan diarahkan di atas pada bagian belakang lapangan. Lob atau overhead ada dua macam, yaitu deep lob dimana bolanya atau kok tinggi ke belakang, serta attacking lob atau lob yang bolanya atau koknya tidak terlalu tinggi.

Teori mengenai modifikasi diperkuat oleh Bahagia dan Suherman (2000: 1) “Modifikasi adalah menganalisa sekaligus mengembangakan materi pelajaran dengan cara meruntunkanya dalam bentuk aktivitas belajar yang potensial dapat

memperlancar siswa dalam belajarnya.” Sedangkan teori mengenai alat

bulutangkis menurut Subardjah (2000: 32)“Alat atau perlengkapan dalam

permainan bulutangkis adalah pemukul atau raket yang dibuat dari bahan metal,

berbentuk lingkaran dan dijaring degan senar.” Lebih lanjut mengenai modifikasi alat menurut Subardjah (2011: 78) “Modifikasi alat dapat dibuat dari papan tipis atau tripleks atau bahkan apabila anda mau mengeluarkan sedikit uang dan

(17)

dalam permainan bulutangkis yaitu bisa berupa papan dari kayu atau bahan

triplek yang tipis.

Dalam upaya memperbaiki proses belajar mengajar peneliti akan mencoba

mengatasi permasalahan yang timbul dalam satu kelas ketika belajar gerak dasar

forehand lob bulutangkis, dengan terlebih dahulu peneliti melakukan obeservasi

yang bertujuan untuk mendapatkan data dan dokumentasi melalui analisis dan

wawancara dengan guru dan siswa. Pada penelitian ini, peneliti bukan hanya

sebagai observer saja melainkan sebagai praktisi, karena peneliti memiliki visi

untuk memecahkan permasalahan dalam kegiatan belajar mengajar yang dialami

oleh guru dan siswa.

Pada saat peneltian berlangsung, siswa terlihat kurang serius dalam

mengikuti pembelajaran permainan bulutangkis. Tetapi pada proses KBM, siswa

diharuskan untuk bisa melakukan gerak dasar forehan lob agar siswa mencapai

hasil belajar yang optimal sesuai dengan KKM yang telah di tentukan yaitu 66.

Bukti empiric yang peneliti cantumkan dalam penelitian hanya sebagai acuan

bukan verifikasi dan hasilnya tidak harus seperti kemampuan seorang atlit, karena

pada dasarnya kamampuan manusia berbeda satu sama lain, apalagi siswa sekolah

dasar yang masih perlu diperbaiki,

Berdasarkan hasli observasi di SDN 1 Kejiwan, terbukti bahwa proses

kegiatan pembelajaran gerak dasar forehand lob bulutangkis, terdapat beberapa

masalah urgen yang dianalisis langsung oleh peneliti di saat mengobservasi,

diantaranya :

1. Perencanaan

Pada saat peneliti melaksanakan observasi terhadap Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) guru kelas V SDN 1 Kejiawan dengan materi pembelajaran

gerak dasar forehand lob, ternyata masih perlu diperbaiki dan ditingkatkan.

Permasalahan pada IPKG 1 yaitu perumusan indikator dan tujuan pembelajaran

permainan bulutangkis hanya terfokus pada teknik dasar saja tanpa adanya

(18)

2. Kinerja Guru

Pada saat peneliti melaksanakan observasi terhadap kinerja guru dalam

proses kegiatan pembelajaran gerak dasar forehand lob ternyata masih perlu

diperbaiki dan ditingkatkan. Permasalahan pada IPKG 2 yaitu kinerja guru

sebagian besar tidak berorientasi pada perencanaan pembelajaran yang telah

dibuat, kemudian mendemontrasikan gerak dasar forehand lob tidak didukung

dengan alat pembelajaran, alur pembelajaran tidak sistematis dari awal hingga

akhir pembelajaran.

3. Aktivitas siswa

Pada saat peneliti melaksanakan observasi terhadap aktivitas siswa dalam

proses kegiatan pembelajaran gerak dasar forehand lob bulutangkis ternyata masih

perlu diperbaiki dan ditingkatkan. Permasalahan pada aktivitas siswa yaitu kurang

disiplin, smangat dan kerjasama diantara siswa pada penerapan gerak dasar

forehand lob bulutangkis.

4. Hasil tes

Pada saat peneliti melaksanakan observasi terhadap pelaksanaan tes gerak

dasar forehand lob permainan bulutangkis, hasilnya dari 26 orang siswa kelas V

sebagian besar belum mampu melakuakan gerak dasar tersebut. Beberapa

penyebab yang muncul di pada saat siswa melakukan gerak dasar forehand lob

bulutangkis diantaranya :

a. Terdapat siswa yang kurang mengenal gerakan-gerakan pada geak dasar

bulutangkis.

b. Terdapat siswa yang kurang proaktif dalam pembelajaran permainan

bulutangkis.

c. Pembelajaran kurang inofatif, terlihat pembelajaran berpusat pada guru, yang

terjadi siswa kurang teermotifasi dalam mengikuti pembelajaran, hal itu di

karenakan guru hanya menyampaikan materi melalui metode ceramah dan

komando tanpa adanya praktek langsung yang mempu mengkonkritkan tentang

gerak dasar forehand lob bulutangkis.

d. Alat pembelajaran yang kurang mendukung siswa untuk memaksimalkan

(19)

Tabel 1.1

Data Awal Tes Hasil Belajar Siswa

No Nama Siswa

Aspek yang dinilai

Skor (∑) Nilai Akhir (NA) KKM Sikap

Awal Gerakan

Sikap

Akhir T BT 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Abi Ramdani √ √ √ 4 33 √

2. Adnan Zaenudin K √ √ √ 5 41 √

3. Agung Adi Pratam √ √ 9 75 √ 4. David √ √ √ 9 75 √

5. Dede Sunjaya √ √ √ 4 33 √

6. Doni Haris √ √ √ 8 66 √

7. Elta √ √ √ 3 25 √ 8. Faiyah √ √ √ 3 25 √ 9. Farhan Maulana √ √ √ 11 91 √

10. Indriyani √ √ √ 4 33 √ 11. Ismon √ √ √ 8 66 √

12. Iswanto √ √ √ 4 33 √ 13. Kumirih √ √ √ 5 41 √ 14. M. Bimo Maulana √ √ √ 3 25 √ 15. Novitasari √ √ √ 5 41 √ 16. Nurul Saefudin √ √ √ 5 41 √ 17. Rahayu √ √ √ 5 41 √ 18. Ramimi √ √ √ 8 66 √

19. Rio Akbar Maulana √ √ √ 5 41 √ 20. Riyan Priyatna √ √ √ 5 41 √ 21. Roqi √ √ √ 9 75 √

22. Sugandi √ √ √ 4 33 √ 23. Taryana √ √ √ 8 66 √

24. Tias Agisti √ √ √ 5 41 √ 25. Tomi √ √ √ 4 33 √ 26. Zulfi Zulkifli √ √ √ 5 41 √ Jumlah 1222 8 18

Presentase (%) 30.77 %

69.23 % Rata –rata 41,02

Jumlah Skor Maksimal (Skor Ideal) = 12

Keterangan : T = Tuntas

BT = Belum Tuntas Skor Ideal = 12

Skor yang diperoleh

Nilai= X 100%

Skor Ideal Nilai KKM = 66

(20)

Berdasarkan dari tabel 1.1 di atas, tentang hasil tes awal gerak dasar

forehand lob dalam permainan bulutangkis diperoleh 30,77% yang artinya dari 26

siswa kelas V, ternyata hanya 8 siswa yang tuntas dalam melakukan gerak dasar

forehand lob dalam permainan bulutangkis. Sedangkan 69.23 % atau 18 siswa

yang belum tuntas melakuakan gerak dasar forehand lob dalam permainan

bulutangkis. Dengan demikian, perlu adanya tindakan atau pemecahan masalah

untuk mengatasi kesulitan-kesulitan siswa dalam melakukan gerak dasar tersebut.

Salah satu tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar gerak

dasar forehand lob yaitu melalui modifikasi alat permainan bulutangkis yang

dapat membantu siswa dalam melakukan pembelajaran permainan bulutangkis.

Pelaksanaan penggunaan modifikasi alat yang diterapkan oleh guru dan siswa

pada proses pembelajaran bulutangkis yaitu :

1. Siswa melakukan gerakan forehand lob dengan menggunakan raket modifikasi

dalam permainan bulutangkis.

2. Sedangkan guru mendemontrasikan cara-cara mengunakan modifikasi alat

bulutangkis tersebut.

Tindakan di atas akan memberikan dampak yang positif bagi siswa dalam

kelancaran proses pembelajaran gerak dasar forehand lob dalam permainan

bulutangkis. Mencermati kutipan di atas, peneliti mempunyai perencanaan dan

pelaksanaan tindakan yang kompleks untuk mengatasi masalah guru dan siswa di

kelas V dalam proses pembelajaran gerak dasar forehand lob dalam permainan

bulutangkis.

Dari uraian tersebut maka peneliti tertarik untuk mengembangkan ke

dalam metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sebagai upaya perbaikan

perencanaan, pelaksanaan (kinerja guru), aktifitas siswa dan hasil tes belajar

dalam praktik permainan bulutangkis dengan mengambil judul penelitian yaitu “Meningkatkan Gerak Dasar Forehand Lob Dalam Permainan Bulutangkis Melalui Modifikasi Alat Pada Siswa Kelas V SDN 1 Kejiwan Kecamatan

Susukan Kabupaten Cirebon.”

(21)

1. Rumusan Masalah

Berdasar pada latar belakang permasalahan di atas, mengacu pada judul

penelitian penulis merumuskan masalah umum penelitian sebagai berikut :

a. Bagaimana perencanaan pembelajaran untuk meningkatkan gerak dasar

forehand lob dalam permainan bulutangkis melalui modifikasi alat pada siswa

kelas V SDN 1 Kejiwan Kecamatan Susukan Kabupaten Cirebon?

b. Bagaimana kinerja guru pada pembelajaran meningkatkan gerak dasar

forehand lob dalam permainan bulutangkis melalui modifikasi alat pada siswa

kelas V SDN 1 Kejiwan Kecamatan Susukan Kabupaten Cirebon?

c. Bagaimana aktivitas siswa pada pembelajaran meningkatkan gerak dasar

forehand lob dalam permainan bulutangkis melalui modifikasi alat pada siswa

kelas V SDN 1 Kejiwan Kecamatan Susukan Kabupaten Cirebon?

d. Bagaimana hasil belajar siswa pada pembelajaran meningkatkan gerak dasar

forehand lob dalam permainan bulutangkis melalui modifikasi alat pada siswa

kelas V SDN 1 Kejiwan Kecamatan Susukan Kabupaten Cirebon?

2. Pemecahan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang muncul, maka pemecahan masalah yang

harus dilakukan untuk meningkatkan gerak dasar forehand lob dalam permainan

bulutangkis melalui modifikasi alat pada siswa kelas V SDN 1 Kejiwan

Kecamatan Susukan Kabupaten Cirebon adalah sebagai berikut :

a. Tahap perencanaan, dalam tahapan ini guru merencanakan serta

mempersiapkan segala macam media dan alat yang diperlukan dalam proses

pembelajaran yang akan dilaksanakan. Kemudian guru dapat menjelaskan

kepada siswa tentang materi yang akan disampaikan, tujuan, pokok kegiatan,

dan hasil belajar yang diharapkan. Serta guru dapat menjelaskan tentang

langkah-langkah kegiatan yang dapat meningkatkan gerak dasar forehand lob

b. Tahap pelaksanaan kinerja guru, pada tahapan ini guru memberikan bimbingan

kepada siswa dalam hal cara melakukan gerak dasar forehand lob. Serta

memberikan motivasi kepada siswa agar siswa lebih aktif melakukan

(22)

c. Tahap pelaksanaan aktivitas siswa, pada tahapan ini guru dapat melihat

aktivitas siswa dalam melakukan gerak dasar forehand lob melalui modifikasi

alat yang sedang dilakukan, baik dari disiplin, keberanian, dan tanggung jawab.

d. Tahap upaya peningkatan kemampuan bagi hasil belajar siswa, pada tahapan

ini guru dapat mengevaluasi siswa dengan cara memberikan tes, sehingga guru

dapat melihat peningkatan kemampuan gerak dasar forehand lob dalam

permainan bulutangkis.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yaitu meningkatkan proses hasil pembelajaran pendidikan

jasmani di SD khususnya tentang gerak dasar forehand lobdalam permainan

bulutangkis pada siswa kelas V SDN 1 Kejiwan Kecamatan Susukan Kabupaten

Cirebon. Berdasarkan rumusan masalah yang telah ada, maka tujuan dari

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui bagaimana perencanaan pembelajaran meningkatkan gerak

dasar forehand lob dalam permainan bulutangkis melalui modifikasi alat pada

siswa kelas V SDN 1 Kejiwan Kecamatan Susukan Kabupaten Cirebon?

2. Untuk mengetahui bagaimana kinerja guru pada pembelajaran meningkatkan

gerak dasar forehand lob dalam permainan bulutangkis melalui modifikasi alat

pada siswa kelas V SDN 1 Kejiwan Kecamatan Susukan Kabupaten Cirebon.

3. Untuk mengetahiu bagaimana aktivitas siswa pada pembelajaran meningkatkan

gerak dasar forehand lob dalam permainan bulutangkis melalui modifikasi alat

pada siswa kelas V SDN 1 Kejiwan Kecamatan Susukan Kabupaten Cirebon.

4. Untuk mengetahui bagaimana hasil belajar siswa pada pembelajaran

meningkatkan gerak dasar forehand lob dalam permainan bulutangkis melalui

modifikasi alat pada siswa kelas V SDN 1 Kejiwan Kecamatan Susukan

(23)

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan gambaran umum di atas, dapat di peroleh informasi berkenaan

dengan upaya meningkatkan gerak dasar forehand lob dalam permainan

bulutangkis melalui modifikasi alat pada siswa kelas V SDN 1 Kejiwan

Kecamatan Susukan Kabupaten Cirebon. Hasil penelitian ini diharapkan dapat

dijadikan bahan masukan bagi berbagai pihak yang berkepentingan dengan

pembinaan dan pengembangan pendidikan jasmani di SDN 1 Kejiwan Kecamatan

Susukan Kabupaten Cirebon.

Adapun manfaat yang diambil dari penelitian tersebut adalah sebagai

berikut :

1. Manfaat Bagi Siswa SD

a. Dapat memotivasi minat siswa agar lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran

pendidikan jasmani di sekolah.

b. Dapat meningkatkan kemampuan gerak dasar forhand lob dalam permainan

bulutangkis.

2. Bagi Guru

a. Meningkatkan dan memperbaiki peroses pembelajaran gerak dasar forehand

lob dengan menciptakan modifikasi alat pada permainan bulutangkis.

b. Mengembangkan profesionalisme guru pendidikan jasmani dalam melakukan

pembelajaran di sekolah.

3. Bagi Lembaga Sekolah

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam rangka

menunjang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP )

b. Sebagai masukan dalam rangka efektivitas dan efesiensi pembinaan,

pengolahan sumber belajar dalam pelaksanaan pendidikan jasmani.

4. Bagi Peneliti

a. Untuk dapat memahami Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sebagai upaya

pengembangan profesionalisme atau kemampuan peneliti.

b. Untuk meningkatkan pengalaman dan pemahaman peneliti, ketika di Sekolah

(24)

5. Bagi Lembaga UPI Kampus Sumedang

Dapat memberi masukan untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi

dalam pembelejaran kebugaran jasmani, dapat memberikan citra positif kepada

masyarakat tentang pendidikan jasmani, serta untuk menambah referensi bahan

perkuliahan yang akan menjadi bahan kajian mahasiswa.

E. Batasan Istilah

Untuk mempermudah dan menghindari salah tafsir terhadap istilah yang

digunakan dalam penelitian ini, maka peneliti perlu memberikan definisi dalam

judul penelitian sebagai berikiut :

Gerak dasar adalah proses dimana seseorang memperoleh gerakan awal

yang senantiasa berkembang berdasarkan perkembangan syaraf dan otot, dan

pengalaman gerak. (Sugiyanto dan Sudjarwo,1993:218).

Forehand adalah pukulan yang dilakukan dengan kedaan lengan menghadap

ke depan, baik dari kanan (oleh pemain yang menggunakan tangan kanan)

maupun dari kiri ( oleh pemain yang menggunakan tangan kiri ). Syarifudin dan

Muhadi (1992/1993 : 222)

Lob adalah pukulan bola melambung tinggi jauh ke belakang lapangan

lawan, dengan maksud agar bola jatuh di atas akhir atau dekat pada garis akhir.

Syarifudin dan Muhadi (1992/1993 : 221)

Permainan menurut schaller dan lazarus (Sukintaka, 1992: 4) adalah

permainan itu merupakan kegiatan manusia yang berlawanan dengan kerja dan

kesungguhan hidup, tetapi permainan itu merupakan imbangan antara kerja

dengan istirahat.

Bulutangkis merupakan permainan yang bersifat individual yang dapat

dilakukan dengan cara satu orang melawan satu orang atau dua orang melawan

dua orang. (Subardjah, 2000: 4)

Modifikasi adalah menganalisa sekaligus mengembangakan materi pelajaran

dengan cara meruntunkanya dalam bentuk aktivitas belajar yang potensial dapat

(25)

Modifikasi alat dapat dibuat dari papan tipis atau tripleks atau bahkan

apabila anda mau mengeluarkan sedikit uang dan berprakarya anda dapat

(26)

40 BAB III

METODE PENELITIAN A.Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Kejiwan

Kecamatan Susukan Kabupaten Cirebon. Alasan penelitian di SD tersebut, karena

sekolah tersebut dekat dengan rumah peneliti, sehingga memudahkan peneliti

untuk datang ke sekolah guna mengambil data tentang kondisi dan permasalahan

yang terjadi di sekolah tersebut. Penentuan lokasi ini diharapkan memberi

kemudahan khususnya menyangkut pengenalan lingkungan yang berhubungan

dengan anak didik sebagai subyek penelitian atau menyangkut personal yang akan

membantu dalam kelancaran kegiatan ini.

Dalam penelitian ini penulis dibantu oleh pendamping sebagai mitra

peneliti. Pendamping atau mitra penelitian dalam penelitian ini adalah kepala

sekolah, guru kelas V, serta pembimbing. Dari mitra peneliti ini diharapkan bisa

memberikan masukan mulai dari perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.

Kondisi sekolah yang menjadi lokasi penelitian dapat dilihat dari aspek

berikut :

Gambar 3.1

Dena Lokasi Sekolah SDN 1 Kejiwan

Ruang kelas I

Ruang Guru & Kepsek

Ruang kelas IV

Ruang Kelas V

Ruang kelas III

Ruang kelas

Ruang kelas VI Lapangan Bulutangkis

(27)

a. Keadaan Siswa

Tabel 3.1

Keadaan Siswa SD Negeri 1 Kejiwan Tahun Pelajaran 2012/2013

Kelas

Jenis Kelamin

Jumlah Laki-Laki Perempuan

I 5 7 12

II 9 12 21

III 12 12 24

IV 17 11 28

V 19 6 25

VI 16 13 29

Jumlah 78 61 139

b. Keadaan Guru

Tabel 3.2

Keadaan Guru SD Negeri 1 Kejiwan Tahun Pelajaran 2012/2013

No Nama Pegawai / Guru Golongan /Ruang Jabatan

1 Amad Rugianto S.Pd Sd Pembina IV A Kepala Sekolah

2 Yati Hadiyati, S.Pd Pembina IV A Guru VI

3 Saroni, S.Ag Pembina IV A PAI

4 Hj. Faozah, S.Pd. Sd. Pembina IV A Guru III

5 Musliha, A.Ma.Pd. Pembina IV A IV

6 Harsono, S.Pd. SD. Pembina IV A Guru V

7 Suaebah, S. Ag - Guru I-II

(28)

2. Waktu Penelitian

Waktu Peneliatian terhadap peningkatan gerak dasar forehand lob dalam

permainan bulutangkis melalui modifikasi alat pada siswa kelas V SDN 1

Kejiwan dilakukan saat pembelajaran penjas berlangsung yaitu pada hari sabtu,

kegiatan dipraktekan di lapangan khususnya dalam pelaksanaan.

Penelitian tindakan kelas ini dimulai dari tahpan persiapan dan

pembekalan, perencanaan, pelaksanaan siklus I, pelaksanaan siklus II,

pelaksanaan siklus III, pengolahan data dan penyusunan laporan. Secara lebih

lengkap dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 3.3

Jadwal Pelaksanaan Penelitian

No URAIAN KEGIATAN

WAKTU PELAKSANAAN

JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Persiapan dan pembekalan

2. Perencanaan

3. Pelaksanaan siklus 1

4. Pelaksanaan siklus 2

5. Pelaksanaan siklus 3

6. Pengolahan data

7. Penyusunan laporan

(29)

B. Subyek Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SDN 1 Kejiwan Kecamatan Susukan

Kabupaten Cirebon yaitu pada kelas V dengan jumlah siswa 25 orang, terdiri dari

19 orang siswa laki–laki dan 6 orang siswa perempuan. Secara umum, bila

ditinjau dari aspek sosial dan ekonomi masyarakat peserta didik masih tergolong

kurang terhadap perhatian pendidkan dan ini terakumulasi dari kualitas

pendidikan di SDN 1 Kejiwan, walaupun hal tersebut bukan salah satu faktor

yang menetukan kualitas pendidikan, masih banyak faktor lain seperti sarana dan

prasarana, sumber daya manusia, pelaksanaan kurikulum serta penerapanya dalam

proses pembelajaran. Alasan subyek peneliti adalah bahwa berdasarkan hasil

observasi awal dalam pembelajaran Bulutangkis masih sangat rendah, dimana

masih banyak ditemukan sejumlah siswa yang kurang mampu dalam

pembelajaran gerak dasar bulutangkis khususnya forehand lob. Oleh karena itu

peneliti berupaya untuk meningkatkan proses pembelajaran Bulutangkis tersebut.

C. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (Class

Room Action Research). Karena permasalahan dalam peneliatian ini bertujuan

bagaiman mengatasi kesulitan anak dalam pembelajaran Bulutangkis.

Penelitian ini berangkat dari permasalahan factual dalam praktek

pembelajaran yang dihadapi guru. Berbekal dari keinginan memperbaiki

pembelajaran penjas pada pemahaman bermain Bulutangkis, peneliti

mempersiapkan diri tentang apa itu penelitian tindakan kelas, latar belakang,

karakter dan prosedur yang harus ditempuh. Berdasarkan pendapat Suherman

(2012: 59) di jelaskan bahwa penelitian tindakan kelas adalah :

(30)

Sedangkan menurut Kemmis (Wiriaatmaja2005: 12)mengemukakan bahwa penelitian tindakan kelas adalah:

Sebuah inkuiri yang dilakukan secara kemitraan mengenai situasi tertentu (termasuk pendidikan) untuk meningkatkan rasionalitas dak keadilan dari: a) kegiatan praktek sosial atau pendidikan mereka, b) pemahaman mereka mengenai kegiatan-kegiatan praktek pendidikan, c) situasi yang memungkinkan terlaksananya kegiatan praktek ini.

Metode penelitian tindakan kelas diperlukan pendekatan tertentu yang

bisa memberikan kemudahan dalam pemecahanya. Berdasarkan masalah yang

akan dibahas dan jenis data yang diinginkan maka peneliti menggunakan

penelitian kualitatif. Bodgan (Moleong, 2004: 3) Mendefinisikan “ Metode

kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa

kata–kata tertulis atau lisan dari oran –orang dan berprilaku yang dapat diamati”

Metode kualitatif yang digunakan dalam pembahasan penelitian

bertujuan untuk mencari data secara utuh dan menyeluruh tentang pembahasan

dalam pembelajaran pemahaman siswa pada gerak dasar Forehand Lob

Bulutangkis. Cresswell ( Wiraatmadja, 2005 : 8 ) Menjabarkan “ Penelitian

kualitatif adalah sebuah proses inkuiri yang menyelidiki masalah–masalah sosial

dan kemanusiaan dengan tradisi metodologi yang berbeda.“ penelitian

membangun sebuah gambaran yang kompleks dan holistik, menganalisis

kata-kata, melaporkan pandangan atau opini para informan, dan keseluruhan bidang

study berlangsung dalam latar situasi yang alamiah/wajar (natural setting).

2. Desain penelitian

Desain penelitian menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas

(Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas merupakan bentuk

penelitian yang dilakukan dalam proses pembelajaran berlangsung yang bersifat

reflektif dengan menggunakan tindakan yang tepat, dengan subyek yang diteliti

adalah siswa. Penelitian dilakukan dengan tujuan terjadinya perubahan, perbaikan,

peningkatan, kualitas belajar mengajar di kelas.

Desain yang digunakan berbentuk siklus yang mengacu pada model spiral

(31)

observasi (observe), dan refleksi (reflect), kemudian mengadakan perencanaan

kembali untuk siklus selanjutnya.

Dalam penelitianini, peneliti menggunakan model spiral Kemmis dan Mc.

Taggart (Wiraatmadja, 2005: 66 ), yaitu” model siklus yang dilakukan secara

[image:31.595.118.495.267.651.2]

berulang–ulang, berkelanjutan, artinya semakin lama semakin meningkat perubahan atau pencapaian hasilnya”. Merujuk pada model tersebut gambaran atau prosedur penelitian ini tampak pada gambara berikut :

Gambar 3.2

Model Spiral Kemmis dan Mc. Taggart (Wiraatmadja, 2005: 66)

Gambar di atas terlihat jelas alur aktivitas dalam penelitian tindakan kelas

(32)

1) Perencanaan (planning)

Rancangan awal dari penelitian tindakan kelas berisi rencana tindakan

yang akan dilakukan untuk memecahkan masalah yang telah ditetapkan. Menurut

Hasan (Kasbolah, 1999: 81) adalah :

1. penentuan bukti yang akan dijadikan indikator untuk mengukur pencapaian pemecahan masalah sebagai akibat dilakukannya tindakan 2. penetapan tindakan yang diharapkan akan menghasilkan dampak kearah

perbaikan program

3. pemilihan metode dan alat yang akan digunakan untuk mengamati dan merekam atau mendokumentasikan semua informasi tentang pelaksanaan tindakan

4. perencanaan metode dan teknik pengolahan data sesuai dengan sifat data dan tujuan penelitian

Kegiatan planning kemudian melakukan proses identifikasi masalah yang

akan diteliti. selanjutnya menguji kelayakan masalah yang akan diteliti

selanjutnya direncanakan tindakan untuk memperbaiki masalah yang terjadi.

Tindakan perbaikan harus direncanakan secara benar dan menyeluruh meliputi :

metode atau model pembelajaran yang dipilih, media yang digunakan, sarana dan

prasarana pembelajaran yang akan digunakan, suasana kelas dan juga jenis

evaluasi yang dipilih.

2)Pelaksanaan (action)

Pada tahap ini peneliti melakukan tindakan-tindakan yang berupa

interverensi terhadap pelaksanaan kegiatan atau program, tindakan ini dirancang

dengan sistematis untuk menghasilkan adanya peningkatan atau perbaikan dalam

proses pembelajaran. Menurut Sudarsono (Kasbolah 1999: 88-89)

langkah-langkah dalam tahap perencanaan adalah

1. Memberikan informasi kepada guru/peneliti mengenai cara melakukan tindakan atau melatih guru melakukan tindakan sesuai dengan rencana 2. Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan di

kelas, seperti jenis media dan peralatan yang dibutuhkan akan sangat ditentukan oleh tujuan pembelajaran yang hendak dicapai

3. Menyiapkan contoh-contoh perintah atau suruhan melakukan tindakan secara jelas

(33)

5. Menyusun skenario mengenai segala hal yang akan dilakukan oleh guru, peneliti dan apa yang akan dikerjakan oleh siswa dalam pelaksanaan tindakan yang sudah direncanakan.

3)Pengamatan (observing)

Pengamatan atau Observing adalah kegiatan pengamatan selama

berlangsungnya pelaksanaan tindakan (acting) untuk melihat sejauh mana

efektivitas pelaksanaan tindakan kelas yang dilakukan, juga untuk mengamati

aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Selama pengamatan, peneliti juga

mengumpulkan jenis-jenis data lain di luar observasi. Menurut Kasbolah (1999:

74) berkaitan dengan tahap observasi ini adalah sebagai berikut.

Kegiatan observasi atau pengamatan dalam penelitian tindakan kelas dapat disejajarkan kedudukannya dengan pengumpulan data dalam penelitian formal. Istilah observasi lebih sering dipergunakan dalam penelitian tindakan kelas, karena data atau informasi yang dikumpulkan adalah data tentang proses perubahan kinerja pembelajaran, walaupun data tentang hasil kegiatan pembelajaran juga diperlukan. Observasi dikatakan sebagai teknik yang paling tepat pada penelitian tindaklan kelas, karena observasi mengumpulkan data tentang kegiatan. Penelitian tindakan kelas lebih cenderung disebut penelitian kualitatif sehingga datanya pun cenderung kualitatif

4) Refleksi (reflecting)

Refleksi adalah kegiatan mengulas secara kritis dan menyeluruh, seluruh

data yang ada. Pada tahap ini, guru dan peneliti berusaha menghasilkan perubahan

yang diharapkan secara signifikan atau tidak. Kasbolah (1998: 75) menyatakan “Refleksi merupakan bagian yang amat penting, untuk memahami dan

memberikan makna terhadap proses dan hasil (perubahan) yang dilakukan”.

Berdasarkan hasil refleksi, guru dan peneliti menyimpulkan apakah tindakan yang

dilakukan sudah dapat mencapai keberhasilan dari seluruh indikator yang

ditentukan tercapai atau belum.

D.Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini berupa siklus.

setiap siklus disesuaikan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai. Diharapkan

(34)

gerak dasar forehand lob dalam permainan bulutangkis melalui modifikasi alat

pada siswa kelas V SDN 1 Kejiwan Kecamatan Susukan Kabupaten Cirebon.

Adapun pelaksanaan setiap siklus pada peningkatan gerak dasar forehand

lob dalam permainan bulutangkis melalui modifikasi alat adalah sebagai berikut:

1. Perencanaan tindakan (planing )

Tindakan dalam penelitian kelas ini disusun berdasarkan masalah yang

hendak dipecahkan. Adapun langkah- langkah kegiatan yang dilakukan dalam

tahap perencanaan tindakan adalah sebagai berikut :

a. Membuat sekenario pembelajaran

b. Membuat alat evaluasi belajar, untuk melihat peningkatan kemampuan siswa

dalam gerak dasar forehand lob dalam permainan bulutangkis melalui

modifikasi alat.

c. Membuat lembar observasi maupun catatan lapangan.

d. Menyiapkan media dan alat yang diperlukan dalam pembelajaran.

2. Pelaksanaan tindakan (action) a. Kegiatan awal pembelajaran

1)Guru melakukan apersepsi mengenai olahraga Bulutangkis sebelum kegiatan

pembelajaran.

2)Guru menginformasi tujuan pembelajaran.

3)Mengkondisikan siswa ke arah pembelajaran yang kondusif memuaskan

perhatian siswa terhadap pembelajaran melalui modifikasi alat Bulutangkis.

b. Kegiatan inti

1) Guru memperlihatkan modifikasi alat Bulutangkis.

2) Guru mendemontrasikan gerak dasar forehand lob dengan benar.

3) Siswa melakukan gerak dasar forehand lob Bulutangkis

4) Seluruh siswa diminta untuk melakukan gerak dasar tersebut secara

(35)

c. Kegiatan akhir

1) Guru mengevaluasi pembelajaran yang telah dilaksanakan pada kegiatan inti

2) guru mengoreksi kesalahan–kesalahan yang dilakukan oleh siswa saat

melakukan gerak dasar forehand lob bulutangkis.

3. Observasi (observe)

Observasi atau pengamatan dalam tindakan kelas ini bertujuan untuk

mendapatkan informasi atau keterangan mengenai proses pembelajaran.

Pengamatan tersebut mengacu pada pedoman observasi kinerja guru dan aktifitas

siswa yang telah disediakan. Informasi hasil pengamatan yang telah terkumpul

adalah data mengenai pelaksanaan tindakan dan hal–hal yang perlu dioptimalkan.

Berdasarkan data dan informasi tersebut dapat dijadikan sebagai acuan untuk

pelaksanaan tindakan selanjutnya sehingga tercapai peningkatan hasil belajar

siswa pada pembelajaran gerak dasar forehand lob dalam permainan bulutangkis.

Dalam tahap ini diharapkan tindakan yang dilakukan mengarah kepada

terjadinya perubahan positif dalam proses pembelajaran sesuai yang diharapkan.

Kegiatan observasi dilaksanakan setiap proses kegiatan belajar mengajar

berlangsung. dengan membuat catatan lapangan secara lengkap mengenai hal-hal

yang terjadi selama proses pembelajaran.

Adapun sasaran yang akan dituju menurut Kasbolah (1999: 93) dalam

melaksanakan observasi ini adalah sebagai berikut.

a. Seberapa jauh pelaksanaan tindakan telah sesuai dengan rencana tindakan yang telah ditentukan sebelumnya.

b. Seberapa banyak pelaksanaan tindakan telah menunjukkan tanda-tanda akan tercapainya tujuan tindakan. Kalau sudah ada bukti bahwa pelaksanaan tindakan menunjukkan tanda-tanda berhasil, tentu pelaksanaan tindakan diteruskan sesuai rencana. Konsep dasar penelitian tindakan kelas memberikan bimbingan bahwa hal-hal yang sudah baik perlu dicarikan cara-cara untuk menbuatnya lebih baik lagi. Sebaliknya , bila tidak ada tanda-tanda keberhasilan, berarti dibutuhkan peninjauan kembali, perbaikan atau penyempurnaan tindakan.

(36)

d. Apakah ditemukan dampak negatif sehingga merugikan atau cenderung mengganggu kegiatan lainnya. Temuan dampak negatif, dan yang merugikan perlu ditindaklanjuti dengan upaya mengurangi atau meniadakan sama sekali.

4. Refleksi (Reflection)

langkah ini merupakan kegiatan analisis–sintesis, interpretasi, dan

eksplanasi (penjelasan) terhadap semuah informasi yang diperoleh dari

pelaksanaan tindakan. Setiap informasi yang didapatkan akan dikaji dan dipahami

bersama oleh praktisi dan peneliti. Informasi yang terkumpul perlu diuraikan,

dicari kaitanya antara yang satu dengan yang lainya, dibandingkan dengan

pengalaman sebelumnya, dikaitkan dengan teori tertentu serta hasil penelitian

yang relevan. Melalui proses refleksi yang mendalam dapat ditarik kesimpulan

yang mantap dan tajam untuk menentukan tindakan berikutnya atau sisklus ke

dua. Kegiatan refleksi terhadap penelitianini meliputi hal–hal yang tercantum

dibawah ini.

a. Mengecek dari data yang terkumpul, dari pengamatan hasil observasi yakni

berdasarkan hasil format observasi kinerja guru dan kemampuan siswa pada

pembelajaran gerak dasar forehand lob Bulutangkis. Data yang terkumpul

kemudian ditindaklanjuti dengan melakukan analisis dan diinterpretasi,

sehingga akan diketahui akan hasil dari pelaksanaan tindakan yang dilakukan.

Hasil analisis dan interpretasi tersebut sebagai dasar unutuk melakukan

evaluasi sehingga dapat diketahui akan berhasil tidaknya terhadap tindakan

yang telah dilaksanakan dengan tujuan yang diharapkan, sekaligus

memperoleh gambaran terhadap sisklus pertama.

b. Mendiskusikan langkah selanjutnya dari hasil data yang diperoleh.

c. Menyusun kembali rencana pelaksanaan pembelajaran dengan mengacu pada

(37)

E. Instrumen Penelitian 1. Observasi

Nasution (Sugiyono, 2006: 64) menyatakan bahwa „observasi adalah dasar

semua ilmu pengetahuan. Para ilmuan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu

fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi‟. Marshall

(Sugiyono, 2006: 64) menyatakan bahwa „melalui observasi, peneliti belajar

tentang perilaku, dan makna dari perilaku tersebut‟.

Dengan demikian observasi yaitu suatu teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara pengamatan secara langsung oleh penulis terhadap

objek-objek masalah untuk mendapatkan data-data yang diperoleh dalam rangka

menyelesaikan suatu masalah. Kegiatan ini dilakukan agar peneliti dapat

memperoleh data yang lengkap dan mengetahui sampai mana setiap aspek yang

diamati mengenai kinerja guru dan aktivitas siswa. Adapun aspek yang diamati

dari kinerja guru dan aktivitas siswa adalah sebagai berikut.

a. Format Observasi Perencanaan Pembelajaran Dalam Instrumen Penilaian

Kinerja Guru (IPKG 1)

Peneliti menggunakan format ini bertujuan untuk mengukur perencanaan

tindakan dalam hal ini kinerja guru dalam upaya merencanakan pembelajaran

gerak dasar forehand lob dalam permainan Bulutangkis melalui modifikasi alat.

Dalam hal ini kemampuan kinerja guru dalam merencanakan pembelajran dapat

dilihat pada saat proses belajar mengajar berlangsung.

b. Format Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Dalam Instrumen Penilaian

Kinerja Guru (IPKG 2)

Peneliti menggunakan format ini bertujuan untuk mengukur perencanaan

tindakan dalam hal ini kinerja guru dalam upaya merencanakan pembelajaran

gerak dasar forehand lob dalam permainan Bulutangkis melalui modifikasi alat.

Dalam hal ini kemampuan kinerja guru dalam merencanakan pembelajran dapat

(38)

c. Format Observasi Aktifitas Siswa

Peneliti menggunakan format ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas

siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Hal ini berkaitan dengan aspek

nilai-nilai kepenjasan siswa yaitu aspek afektif dalam implementasi nilai

semangat, disiplin dan kerjasama pada saat pembelajaran gerak dasar forehand lob

dalam permainan bulutangkis.

d. Format Penilaian Tes Hasil Belajar Siswa

Menurut Iskandar (2009: 233) “ Tes adalah alat ukur yang berbentuk pertanyaan atau latihan, dipergunakan untuk mengukur keterampilan,

pengetahuan, kecerdasan, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh seseorang

atau kelompok.” Dengan menggunakan tes, akan diketahui perubahan-perubahan

pemahaman yang terjadi pada diri siswa sesuai dengan tujuan yang telah

ditetapkan. Apakah sudah mencapai kriteria yang telah ditetapkan atau belum.

Data hasil tes dapat dijadikan sebagai pertimbangan untuk menentukan tingkat

kelulusan atau ketuntasan siswa. Dalam kaitan tersebut tes sebagai evaluasi hasil

belajar mempunyai dua fungsi yaitu menurut Iskandar (2009:234) bahwa fungi tes

adalah sebagai berikut

1. Untuk mengukur tingkat penguasaan terhadap seperangkat mater atau tingkat pencapaian terhadap seperangkat tujuan tertentu 2. Untuk menetukan kedudukan atau perangkat siswa dalam

kelompok, tentang penguasaan materi atau pencapaian tujuan pembelajaran tertentu.

Tes praktek ini digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar dalam

pembelajaran, khususnya mengenai penguasaan terhadap gerak dasar forehand lob

dalam bulutangkis. Tes yang dilakukan sesudah pembelajaran untuk mengetahui

peningkatan hasil belajar siswa (pos tes) dalam gerak dasar forehand lob

bulutangkis.

2. Wawancara

(39)

Selanjutnya, Susan Stainback (Sugiyono, 2006: 72) mengemukakan

„dengan wawancara, peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih mendalam

tentang partisipan dalam menginterprsetasikan situasi dan fenomena yang terjadi, di mana hal ini tidak bisa ditemukan melalui observasi‟.

Dengan demikian wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara tanya jawab dengan pihak yang terkait yaitu guru dan

siswa untuk memperoleh data yang lebih akurat. Wawancara ini dilakukan dengan

guru dan siswa kelas V SD Negeri 1 Kejiwan Kecamatan Susukan Kabupaten

Cirebon. Adapun alat pengumpul data ini berupa pedoman wawancara. Dalam

melakukan wawancara, selain harus membawa instrumen sebagai pedoman untuk

wawancara, maka pengumpul data. Wawancara dilakukan kepada siswa dan guru

mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran khususnya

permainan bulutangkis mengenai penggunaan modifikasi alat. Materi wawancara

yang diberikan kepada guru yaitus kesulitan yang dirasakan pada saat penggunaan

modifikasi alat, dan respon siswa serta pengaruhnya terhadap kemampuan belajar

siswa dalam permaianan bulutangkis. wawancara yang dilakukan terhadap siswa

berkaitan dengan tanggapan siswa dalam pelaksanaan pembelajaran meningkatkan

gerak dasar forehand lob dalam permainan bulutangkis melalui modifikasi alat.

3. Catatan Lapangan

Catatan lapangan ini berisi rekaman perkembangan guru dalam

melaksanakan proses pembelajaran yang digunakan untuk menjaring data yang

dilihat, didengar dan diamati untuk menentukan hasil analisis. Kegiatan yang

dilakukan dengan menggunakan catatan lapangan adalah mencatat segala sesuatu

dari berbagai aspek pembelajaran di kelas, seperti suasana kelas, pengelolaan

kelas, interaksi guru dan siswa, interaksi siswa dan siswa yang terjadi dalam

proses pembelajaran dari awal sampai akhir pembelajaran. Format catatan

lapangan terlampir. Sesuai dengan pendapat Wiraatmadja (2005: 125 )

menyatakan bahwa:

(40)

bentuk interaksi sosial, dan nuansa-nuansa lainnya merupakan kekuatan kualitatif secara mendasar dan merupakan internal validity dari penelitian.

F.Teknik Pengolahan Data Dan Analisis Data 1. Teknik pengolahan data

Teknik pengolahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

pengolahan data kualitatif. Pengolahan pengumpulan data dari berbagai instrumen

penelitian dengan jenis dan sumberny. Pengolahan data ini dilakukan setelah data

terkimpul yang diperoleh dan seluruh instrumen penelitian hasil observasi,

wawancara, catatan lapangan, tes praktek, dan data hasil dibaca, dipelajari, dan

ditelaah. Pengolahan data ini dibagi menjadi dua bagian yaitu pengolahan data

proses dan pengolahan data proses.

a. Teknik Pengolahan Data Proses

Pengolahan data dimulai setelah data terkumpul dari alat pengumpul data

seperti observasi, tes hasil belajar, wawancara, catatan lapangan yang kemudian

diolah dan dianalisis serta dimaknai dan disimpulkan.

Dalam pengolahan data proses (kegiatan guru dan aktivitas siswa) dengan

mengolah data yang terkumpul dan instrumen (lembar observasi) kemudian

disesuaikan dengan indikator atau aspek yang diamati dan menginterprestasikan

dengan rentang skala yang ditentukan. Aspek yang dinilai ada tiga aspek yaitu

semangat, disiplin dan kerjasama. Sedangkan untuk guru meliputi aspek

perencanaan, pelaksanaan, dengan masing-masing aspek memiliki nilai tertinggi

4, dan data proses dapat diperoleh saat pelaksanaan tindakan berlangsung. Setelah

itu baru dianalisis dan menyimpulkan data proses (kegiatan guru dan aktivitas

siswa) sehingga dapat melakukan refleksi terhadap tindakan yang akan

direncanakan pada pertemuan atau siklus selanjutnya.

Teknik yang digunakan untuk pengolahan data proses yaitu dengan

memberikan penilaian terhadap aspek yang terdapat pada lembar observasi kinerja

guru dan aktivitas siswa. Untuk kinerja guru mempunyai skor 4-3-2-1 dengan

descriptor penilaian yaitu 4 jika apabila semua deskriptor tercapai, 3 apabila tiga

(41)

deskriptor tercapai. Sedangkan untuk penilaian aktivitas siswa masing-masing

mempunyai sekala skor 3-2-1 dengan deskriptor penilaian yaitu siswa yang

mendapat skor 3 apabila tiga deskriptor dilaksanakan, skor 2 apabila dua

deskriptor dilaksanakan, dan skor 1 apabila hanya 1 deskriptor dilaksanakan.

b. Tenik Pengolahan Data Hasil

Teknik pengolahandata hasil belajar siswa digunakan pasing grade (batas

lulus). Peneliti menyiapkan format penilaian hasil, deskriptor keberhasilan

indikator, menentukan batas lulus, dan persentase keberhasilan setiap aspek yang

dinilai. Adapun aspek yang dinilai terdiri dari empat aspek yaitu aspek posisi kaki,

posisi badan, tangan dan pandangan. Skor maksimal masing-masing aspek adalah

4, jadi skor idealnya adalah 12. Langkah selanjutnya menghitung dan menentukan

batas lulus atau tidaknya siswa dalam evaluasi pembelajaran gerak dasar

Forehand Lob bulutangkis melalui modofikasi alat.

Kriteria kelulusan mata pelajaran penjaskes materi pembelajaran gerak

dasar Forehand Lob permainan bulutangkis di kelas V SDN 1 Kejiwan

menggunakan standar lulus dengan nilai minimal 66 yang dibuat oleh guru

penjaskes.

2. Teknik Analisis Data

Menurut Sugiyono (2006: 88) analisis data adalah:

Proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain sehingga dapat lebih mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkannya ke dalam unit-unit untuk melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain.

Dengan demikian proses analisis data dalam penelitian ini dimulai dengan

melihat dan mempelajari seluruh data yang terkumpul dari hasil observasi,

wawancara, catatan lapangan dan tes hasil belajar. Kemudian data tersebut

direduksi dengan membuat pokok-pokok yang penting dalam rangkuman,

(42)

tersebut dikumpulkan dan disusun sesuai dengan kategorinya serta disajikan,

sehingga akan semakin dipahami dan diakhiri dengan ditarik kesimpulan.

G. Validasi Data

Kegiatan validasi data yaitu menetapkan keabsahan data dengan teknik

pemeriksaan untuk menghasilkan data yang valid (tepat) sehingga data yang

dilaporkan peneliti sesuai dengan data yang sesungguhnya dan yang terjadi di

lapangan. Validitas diperlukan dalam suatu penelitian, penelitian ini merupakan

penelitian tindakan kelas, sehingga pengukuran validitas dan reabilitas tidak

menggunakan perhitungan tatistik.

Selanjutnya pengecekan validitas data dalam penelitian kualitatif menurut moleong (2004: 175) dapat menggunakan beberapa teknik yaitu, “Perpanjangan keikutsertaan, ketekunan pengamatan, triangulasi, pengecekan sejawat melalui diskusi, kecukupan refensial kajian kasus negatif, dan pengecekan anggota”.

Sedangkan validasi data dalam penelitian ini merujuk pendapat Hopkins

(Wiriaatmadja, 2005: 168-171) yaitu:

1. Member Chek

Member Chek diperlukan dalam penelitian agar informasi tentang seluruh

pelaksanaan tingakan yang diperoleh peneliti dan mitra peneliti dikonfirmasikan

kebenaranya kepada guru kelas V SDN 1 Kejiwan. Menurut Wiriaatmadja (2005:

168) yaitu:

Member Chek yaitui dengan memeriksa kembali keterangan-keterangan atau informasi data yang diperoleh selama observasi atau wawancara dengan cara mengonfirmasinya dengan narasumber seperti guru dan siswa melalui kegiatan reflektif dan kolaborasi pada setiap akhir pembelajaran. kegiatan tersebut dimaksudkan untuk mengetahui apakah keterangan, informasi atau penjelasan itu tetap sifatnya atau tidak berubah sehingga dapat dipastikan keajegannya dan data itu terperiksa kebenaranya.

Member Chek dilakukan dengan mengecek kembali data pada siswa dan guru

pada waktu keguatan belajar selesai. Dalam kegiatan member chek ini peneliti

mengemukakan hasil temuan sementara untuk memperoleh tanggapan, sanggahan

atau informasi baik dari guru maupun siswa, sehingga didapat data yang benar

(43)

2. Triangulasi

Triangulasi digunakan untuk melakukan pengecekan terhadap validasi

data yang diperoleh dengan cara mengkonfirmasikan data atau informasi dengan

memanfaatkan sumber data, pendekatan pengumpulan data,mengetahui

penyelidikan lain, dan teori lain yang menunjang. Menurut Moleoong (2004:

330) “Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan

sesuatu yang lain data itu “. Sedangkan Menurut Wiriaatmadja (2005: 168) yaitu:

Triangulasi dapat diartikan sebagai teknik validasi data yang dilakukan dengan memeriksa kebenaran hipotesis, konstruk atau hasil analisis dibandingan dengan hasil orang lain sebagai mitra dalam penelitian yang turut menyaksikan situasi yang sama.

Kegiatan triangulasi dalam penelitian ini dilakukan pada setap kegiatan

pembelajaran selesai dilakukan dengan melibatkan kembali guru dan siswa

sebagai mitra peneliti. Data yang diperoleh di cek kembali untuk mendapatkan

data yang benar-benar valid. Kegiatan ini dilakukan dengan reflektif kolaboratisi

(reflectif coolaboratif) antara guru, peneliti dan siswa.tujuan dari triangulasi ini

untuk memperoleh derajat kepercayaan data yang maksimal.

3. Expert Opinion

Yaitu pengecekan terakhir terhadap kesahihan temuan peneliti kepada

pakar professiona

Gambar

Gambar                                                                                                        Halaman  2.1 Bentuk Lapangan Bulutangkis ........................................................................
Tabel 1.1 Data Awal Tes Hasil Belajar Siswa
Gambar 3.1 Dena Lokasi Sekolah SDN 1 Kejiwan
Tabel 3.2 Keadaan Guru SD Negeri 1 Kejiwan
+3

Referensi

Dokumen terkait

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul “ Upaya Meningkatkan Pembelajaran Gerak Dasar Menendang Bola Dalam Sepakbola Dengan Modifikasi Alat Pada Siswa Kelas V SDN 3 Sukoharo

Skripsi dengan judul ” UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR LOMPAT TINGGI GAYA GUNTING MENGGUNAKAN MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS V DI SDN 2 LUGUSARI PRINGSEWU” adalah

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajaran gerak dasar menyundul bola dalam sepakbola dengan metode pembelajarn modifikasi alat bantu pada siswa kelas V SDN

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Upaya Meningkatkan Gerak Dasar Lompat Tinggi Gaya Stradale Menggunakan Modifikasi Alat pada Siswa Kelas V SDN 6 Bagelan

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul “ Upaya Meningkatkan Pembelajaran Gerak Dasar Menendang Bola Dalam Sepakbola Dengan Modifikasi Alat Pada Siswa Kelas V SDN 1

Untuk mengumpulkan data penelitian, diperlukan langkah-langkah pembelajaran gerak dasar tolak peluru dalam sebuah permainan merobohkan tonggak pada peningkatan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuiTingkat Kemampuan Dasar Memukul Lob dalam Permainan Bulutangkis Siswa Peserta Ekstrakurikuler di SD Negeri Surojoyo

Penerapan Model Pembelajaran Taktikal Pada Gerak Dasar Forehand Overhead Lob Dalam Permainan Bulutangkis.. Meningkatkan Gerak Dasar Short Service Backhand Melalui