Halaman
BAB II PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP PENCEMARAN LINGKUNGAN DAN PERBAIKAN SIKAP BELAJAR MAHASISWA MELALUI E-LEARNING A. Implementasi e-learning dalam Pembelajaran ... 10
1. Definisi e-learning ... 10
2. Fungsi dan Manfaat e-learning ... 15
3. Komponen dan Elemen e-learning ... 19
4. Metode Penyampaian e-learning ... 22
5. Bentuk Pengembangan e-learning ... 23
B. Sikap dalam Proses Pembelajaran ... 24
C. Materi Pencemaran Lingkungan ... 26
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 36
B. Definisi Operasional... 37
▸ Baca selengkapnya: bagaimanakah sikap belajar yang memuliakan tuhan
(2)ii
E. Instrumen Penelitian ...43
F. Tehnik Pengumpulan Data...46
G. Teknik Analisa Data... 47
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 51
1. Peningkatan Penguasaan Konsep ... 51
2. Perbaikan Sikap Belajar Mahasiswa ... 58
3. Tanggapan Mahasiswa dan Dosen ... 61
B. Pembahasan 1. Peningkatan Penguasaan Konsep ... 63
2. Perbaikan Sikap Belajar Mahasiswa ... 68
3. Tanggapan Mahasiswa dan Dosen ... 70
4. Keunggulan dan Kelemahan e-learning... 73
5. Karakteristik e-learning ... 75
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 82
B. Rekomendasi ... 83
iii Halaman
Tabel 3.1. Desain Penelitian... 36
Tabel 3.2. Kriteria Koefisien Korelasi ... 44
Tabel 3.3. Klasifikasi Tingkat Kesukaran Soal ... 45
Tabel 3.4. Kriteria Daya Pembeda Soal ... 46
Tabel 3.5. Ringkasan Teknik Pengumpulan Data ... 46
Tabel 3.6. Klasifikasi N-Gain ... 48
Tabel 4.1. Ringkasan Rata-Rata Skor Netral dan Skor Respon Sikap Kelas Blended e-learning ... 59
Tabel 4.2. Ringkasan Rata-Rata Skor Netral dan Skor Respon Sikap Kelas Full e-learning ... 59
iv DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Lima Masalah Umum Lingkungan ... 31
Gambar 3.1. Alur Penelitian ... 42
Gambar 4.1. Perbandingan Rata-rata Pretes dan Postes Kelas Kontrol dan Kelas Blended e-learning ... 52
Gambar 4.2. Perbandingan Rata-rata N-Gain Kelas Kontrol dan Kelas Blended e-learning ... 53
Gambar 4.3. Perbandingan Rata-rata Pretes dan Postes Kelas Kontrol dan Kelas Full e-learning... 54
Gambar 4.4. Perbandingan Rata-rata N-Gain Kelas Kontrol dan Kelas Full e-learning... 55
Gambar 4.5. Perbandingan Rata-rata Pretes dan Postes Kelas Blended dan Kelas Full e-learning... 56
Gambar 4.6. Perbandingan Rata-rata N-Gain Kelas Blended E-learning dan Kelas Full e-learning... 58
Gambar 4.7. Perbandingan Rata-rata N-Gain Sikap Belajar... 60
Gambar 4.8. Halaman Bagian Depan Situs e-learning ... 76
Gambar 4.9. Halaman Bagian Dalam Situs e-learning ... 76
Gambar 4.10. Halaman Deskripsi Mata Kuliah Situs e-learning ... 77
Gambar 4.11. Contoh Halaman Source dan Aktivitas Situs e-learning ... 78
Gambar 4.12. Contoh Aktivitas Pemberian Tugas e-learning ... 79
v DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Satuan Acara Perkuliahan (SAP) ... 89
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 93
Lampiran 3. Kisi-kisi dan Soal Penguasaan Konsep ... 101
Lampiran 4. Kisi-kisi dan Skala Sikap Mahasiswa ... 107
Lampiran 5. Kisi-kisi dan Pedoman Wawancara Dosen ... 112
Lampiran 6. Angket Tanggapan Mahasiswa ... 114
Lampiran 7. Data dan Pengolahan Data Penelitian ... 117
Lampiran 8. Administrasi Penelitian ... 160
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan Teknologi Informasi (TI) yang semakin pesat, kebutuhan akan suatu konsep dan mekanisme belajar mengajar berbasis TI menjadi tidak terelakan lagi. Perkembangan itu dalam dasawarsa terakhir telah memunculkan sistem teknologi informasi-komunikasi nirkabel yang terpadu dengan perangkat pengolah informasi berbasis jaringan global sehingga dimensi ruang dan waktu kini tidak lagi membatasi dua pihak atau lebih untuk saling berinteraksi. Perkembangan ini telah menawarkan paradigma dan strategi baru dalam pembelajaran di perguruan tinggi, yaitu e-learning. E-learning telah menjadi salah satu kebutuhan bagi sivitas akademika, mengingat baik dosen, mahasiswa maupun institusi pendidikan telah memanfaatkan teknologi komputer dalam kegiatan belajar mengajar.
Interaksi “pedagogis” ini melibatkan berbagai komponen, yaitu pendidik sebagai sumber atau penyampai informasi, media sebagai sarana penyajian ide, gagasan dan materi pendidikan sebagai bahan ajar, serta peserta didik itu sendiri.
Potensi penerapan e-learning ini telah menarik perhatian banyak pihak, dan percaya bahwa konsep e-learning ini akan menjadi salah satu sistem pembelajaran terbuka, modern, dan feasible untuk dilaksanakan saat ini. Selain dunia pendidikan, konsep e-learning ini belakangan diadopsi oleh perusahaan-perusahaan komersial untuk memberikan pelatihan kepada karyawan mereka secara online - jarak jauh (distance training). Departemen perdagangan dan departemen pendidikan Amerika Serikat bahkan telah secara bersama-sama mencanangkan visi 2020 berhubungan dengan konsep pendidikan berbasis e-learning (Wahono, 2003).
pembelajaran, yang pada gilirannya akan meningkatkan kualitas pendidikan sebagai infrastruktur pengembangan sumber daya manusia secara keseluruhan.
Ada beberapa keunggulan pengembangan program pembelajaran melalui e-learning ini. Menurut Soekartawi (2003) keunggulan itu adalah: 1) tersedianya
fasilitas e-moderating dimana dosen/guru dan siswa/mahasiswa dapat berkomunikasi secara mudah melalui fasilitas internet secara regular atau kapan saja kegiatan berkomunikasi itu dilakukan dengan tanpa dibatasi oleh jarak, tempat dan waktu; 2) dosen/guru dan mahasiswa/siswa dapat menggunakan bahan ajar atau petunjuk belajar yang terstruktur dan terjadwal melalui internet, sehingga keduanya bisa saling menilai sampai berapa jauh bahan ajar dipelajari; 3) mahasiswa/siswa dapat belajar atau me-review bahan ajar setiap saat dan di mana saja kalau diperlukan mengingat bahan ajar tersimpan di komputer; 4) bila mahasiswa/siswa memerlukan tambahan informasi yang berkaitan dengan bahan yang dipelajarinya, ia dapat melakukan akses di internet secara lebih mudah; 5) dosen/guru maupun mahasiswa/siswa dapat melakukan diskusi melalui internet yang dapat diikuti dengan jumlah peserta yang banyak, sehingga menambah ilmu pengetahuan dan wawasan yang lebih luas; 6) berubahnya peran mahasiswa/siswa dari yang biasanya pasif menjadi aktif; 7) dari sisi biaya relatif lebih efisien.
Untuk jenjang SD sampai SLTA pemerintah menggagas program pengembangan jaringan internet dengan nama JARDIKNAS, dan untuk jenjang perguruan tinggi meskipun pada jumlah yang masih sangat terbatas, pemerintah melalui departemen pendidikan nasional (DIKTI) juga telah diluncurkan program yang disebut dengan INHERENT (Darmawan, 2007). Infrastruktur jaringan internet yang telah tersedia tersebut harus dapat kita manfaatkan sebaik-baiknya, dengan mulai mengembangkan situs-situs internet dan mengisinya dengan konten pembelajaran yang bisa diakses dan dimanfaatkan oleh masyarakat secara luas, khususnya pelajar dan mahasiswa untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang sedang mereka tempuh.
Karena itu kehadiran e-learning sebagai sebuah bentuk atau model belajar yang relatif baru di Indonesia, kiranya dapat disambut dengan apresiasi yang positif. Terlebih LPTK sebagai lembaga yang memiliki peran melahirkan tenaga kependidikan professional, diharapkan menjadi pihak yang paling proaktif menanggapi perubahan paradigma pembelajaran tersebut, dan mulai mengakomodasi kecenderungan pengembangan penerapan teknologi informasi dalam pembelajaran dalam rangka meningkatkan efektifitas pembelajaran secara khusus dan meningkatkan kualitas pendidikan secara umum.
Oleh karena itu, dalam upaya mengakomodasi kebutuhan untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran, maka peneliti memandang perlu untuk melakukan penelitian mengenai implementasi e-learning ini dalam praktek pembelajaran di perguruan tinggi, yaitu untuk melihat seberapa efektif model e-learning ini dilaksanakan dalam pembelajaran di perguruan tinggi.
Kemudian, sejalan dengan perkembangan e-learning itu sendiri, kini telah banyak dirilis perangkat lunak aplikasi e-learning yang mudah digunakan (useable), sehingga memungkinkan untuk digunakan oleh perguruan tinggi yang ingin menggunakannnya. Aplikasi ini disebut dengan learning management system (LMS), yang berguna untuk mengintegrasikan banyak fungsi yang mendukung proses pembelajaran, seperti memfasilitasi berbagai macam bentuk materi instruksional (teks, audio, video), email, chat room, diskusi online, forum ataupun evaluasi belajar (kuis).
Beberapa contoh dari aplikasi learning management system (LMS) ini misalnya: WebCT, Moodle, Classfronter. Aplikasi Moodle menurut sebuah
laporan telah digunakan lebih dari 30.000 situs e-learning di 195 negara di seluruh dunia (Cole and Foster, 2007). Sedangkan WebCT telah digunakan
lebih dari 2.200 perguruan tinggi di seluruh dunia (Pituch & Lee, 2004).
Kegiatan intruksional dilaksanakan dengan mengkombinasikan fitur-fitur yang tersedia, baik itu fitur resource (text online, web page, link file & web, content package, directory) maupun fitur activity (assignments, forum, chating, quiz, glossary, choise) kedalam bentuk paket pembelajaran yang terintegrasi.
Upaya implementasi e-learning ini dilandasai oleh semangat untuk secara kreatif mengupayakan sebuah desain pembelajaran yang diharapkan dapat mengatasi persoalan yang ada pada pembelajaran konvensional, yaitu pembelajaran yang cenderung berpusat pada pengajar (teacher-centered), cenderung mengabaikan perbedaan gaya belajar, karakteristik, dan kebutuhan warga belajar yang berbeda-beda; dengan pola belajar yang homogen. Diharapkan kelemahan itu dapat dikurangi dengan model e-learning yang berpotensi lebih dapat mengakomodasi kebutuhan pembelajaran individual (individual learning) sesuai semangat student-centered.
Terkait dengan implementasi e-learning di perguruan tinggi khususnya LPTK, dari studi pendahuluan ditemukan bahwa walaupun diketahui pembelajaran e-learing memiliki banyak sekali kelebihan yang bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, ternyata tidak serta merta perguruan tinggi menerapkan model pembelajaran ini, meski perguruan tinggi tersebut telah memiliki fasilitas yang cukup memadai untuk melaksanakan model pembelajaran ini.
pembelajaran dengan menggunakan e-learning di perguruan tinggi terutama yang berada di daerah.
Penelitian ini dilaksanakan di salah satu LPTK swasta di Provinsi Lampung. LPTK ini dipilih atas dasar hasil observasi awal yaitu pertimbangan ketersediaan infrastruktur teknologi informasi yang telah memadai seperti sarana laboratorium komputer yang telah terkoneksi dengan jaringan internet, area hostpot (wireless network connection), lingkungan sekitar kampus yang telah
banyak tersedia warnet (warung internet), sehingga memudahkan mahasiswa nantinya ketika akan mengakses situs e-learning di internet dalam mengikuti pembelajaran.
Materi yang dipilih dalam penelitian ini adalah pencemaran lingkungan. Pencemaran lingkungan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya kini telah menjadi salah satu masalah global, yang meliputi hubungan antar negara, bahkan antar benua di seluruh belahan bumi. Karenanya maka penggunaan internet dalam pembelajaran pencemaran lingkungan ini menjadi suatu keniscayaan, sebab dengan internet mahasiswa dapat secara mudah mengeksplorasi masalah-masalah dan mengikuti perkembangan kajian mengenai pencemaran lingkungan terkini dari seluruh belahan dunia yang tidak mungkin dilakukan apabila melalui pengamatan langsung atau melalui teks bahan ajar lainnya.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah tersebut dapat dijabarkan ke dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimanakah penguasaan konsep mahasiswa pada materi pencemaran lingkungan setelah mendapatkan pembelajaran full e-learning (seluruhnya e-learning) ?
2. Bagaimanakah penguasaan konsep mahasiswa pada materi pencemaran lingkungan setelah mendapatkan pembelajaran blended e-learning (kombinasi e-learning dengan tatap muka)?
3. Bagaimanakah sikap belajar mahasiswa setelah mendapatkan pembelajaran dengan e-learning ?
4. Bagaimanakah tanggapan mahasiswa dan dosen terhadap implementasi e-learning dalam pembelajaran?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peranan e-learning dalam meningkatkan penguasaaan konsep dan memperbaiki sikap belajar mahasiswa pada materi pencemaran lingkungan pada mahasiswa calon guru biologi.
Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk :
1. Menganalisis bagaimana tingkat penguasaan konsep dan bagaimana sikap belajar mahasiswa setelah mendapatkan pembelajaran dengan e-learning. 2. Mengeksplorasi dan menganalisis tanggapan mahasiswa setelah
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak, diantaranya :
1. Hasil peneltitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam bentuk pembelajaran e-learning dengan menggunakan aplikasi learning management system (LMS) Moodle, diharapkan aplikasi ini dapat
digunakan untuk pembelajaran materi ajar yang lain.
2. Memberikan wawasan baru tentang penggunaan e-learning dalam pembelajaran, sehingga lebih memperkaya khasanah inovasi pembelajaran yang dapat dimanfaatkan oleh guru atau dosen dalam pembelajaran di kelas.
3. Manfaat praktis dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dalam rangka meningkatkan penguasaan konsep, dan perbaikan sikap belajar mahasiswa melalui pembelajaran e-learning. 4. Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan oleh perguruan tinggi lainya,
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen dengan desain The
Randomized Control-Group Pretest-Posttest. Desain penelitian ini digunakan karena
dalam pemilihan sampel, dilakukan secara acak dari kelas yang ada dari populasi
penelitian ini. (Isaac & Michael, 1982).
Tabel 3.1.
Desain Penelitian The Nonrandomized Pretest-Posttest
Control Group Design
Kelas Tes Awal Perlakuan Tes Akhir
Eksperimen 1 Ox X1 Oy
Eksperimen 2 Ox X2 Oy
Kontrol Ox X3 Oy
Keterangan:
Ox : Kemampuan awal sebelum pembelajaran (diukur dengan pretes)
Oy: Kemampuan akhir setelah pembelajaran (diukur dengan postes)
X1 : Perlakuan pembelajaran dengan full e-learning
X2 : Perlakuan pembelajaran dengan blended e-learning
B. Definisi Operasional
1. E-learning
Pembelajaran e-learning dalam penelitian ini adalah merupakan kegiatan
pembelajaran yang penyampaian bahan ajarnya dan proses pembelajarannya
dilakukan dengan menggunakan jaringan internet dalam bentuk situs online
dengan menggunakan perangkat browser internet (Munir, 2008; Wahono, 2008;
Anderson, T., 2008)
2. Learning Management System (LMS)
Learning Management System (LMS) adalah aplikasi web yang mendukung
proses pembelajaran (web based instruction), yaitu sebuah aplikasi web untuk
mengintegrasikan banyak fungsi dalam mendukung proses pembelajaran, seperti
memfasilitasi berbagai macam bentuk materi intruksional (teks, audio, video),
e-mail, chat, diskusi online, forum, kuis (evaluasi belajar), dan penugasan,
aplikasi LMS yang digunakan dalam penelitian ini adalah pada platform Moodle
(Cole, & Foster, 2007).
3. Penguasaaan Konsep
Penguasaan konsep yang diukur dalam penelitian ini ditekankan pada dimensi
pengetahuan konseptual dan faktual, sedang untuk proses kognitif yaitu jenjang
pemahaman, analisis dan evaluasi, merujuk pada taksonomi kognitif Bloom
4. Sikap Belajar
Sikap belajar yang dinilai dalam penelitian ini adalah sikap menurut taksonomi
domain affektif David R. Krathwohl, et.al (Isaac & Michael, 1982). Sikap belajar
yang diteliti adalah sikap belajar terhadap e-learning yaitu sikap mau menerima,
sikap mau memberi tanggapan, sikap mau menghargai, sikap mau melibatkan
diri, sikap mau menginternalisasi konsep/nilai kedalam pribadinya. Penilaian
sikap belajar mahasiswa ini dilakukan dengan menggunakan instrument skala
sikap Likert.
5. Kelas Full E-learning
Kelas full e-learning adalah kelas yang proses pembelajarannya dilakukan
seluruhnya dengan menggunakan fasilitas e-learning melalui web online
di internet.
6. Kelas Blended E-learning
Kelas blended e-learning adalah kelas yang proses pembelajarannya dilakukan
dengan mengkobinasikan antara pertemuan tatap muka di kelas dan juga
menggunakan fasilitas e-learning melalui web secara online di internet.
7. Kelas Konvensional (tradisional)
Kelas konvensioanl adalah kelas yang pendekatan pembelajarannya lebih
menekankan pada pengajar sebagai pusat informasi (teacher centered) dan
peserta didik sebagai penerima informasi, cenderung menggunakan metode
C. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi penelitian ini adalah mahasiswa program studi pendidikan biologi
semester II (genap) di salah satu LPTK swasta di Provinsi Lampung yang sedang
mengikuti perkuliahan Pengetahuan Lingkungan tahun akademik 2008/2009. Alasan
pemilihan LPTK ini adalah karena LPTK ini telah memiliki laboratorium komputer,
fasilitas jaringan internet yang memadai untuk penelitian ini.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 35 mahasiswa untuk kelas
full e-learning, 35 mahasiswa untuk kelas blended e-learning, dan 36 mahasiswa
untuk kelas konvensional (kontrol).
D. Tahapan Penelitian
Tahapan-tahapan yang ditempuh dalam penelitian ini meliputi: studi
pendahuluan, persiapan, implementasi, dan diakhiri dengan analisis hasil dan
penyusunan laporan.
1. Studi pendahuluan
Studi pendahuluan dilakukan untuk memperolah gambaran tentang
kegiatan pembelajaran biologi di salah satu LPTK swasta di Propinsi Lampung,
dan bagaimana pemanfaatan teknologi informasi untuk mendukung proses
pembelajaran, serta meninjau ketersediaan infrastuktur komputer berbasis
jaringan untuk menjajaki kemungkinan dilaksanakannya pembelajaran e-learning
di LPTK tersebut. Selanjutnya mempelajari teori penerapan e-learning dan
mengetahui posisi penelitian ini. Temuan studi pendahuluan ini digunakan
sebagai dasar pijakan untuk mengembangkan e-learning sebagai salah satu pola
yang potensial dan feasible untuk dilaksanakan saat ini.
2. Tahap persiapan dan perancangan e-learning
Pada tahap ini dimulai dengan menetapkan disain penelitian yang akan
dilaksanakan, meliputi metode penelitian, teknik analisa data, dan instrumen
penelitiannya. Langkah terakhir pada tahap ini adalah membuat rancangan model
pembelajaran yang akan dilaksanakan dalam bentuk web online, meliputi:
penyiapan konten bahan ajar, aplikasi LMS yang digunakan, dan proses untuk
mempublikasikan web online yang telah dirancang tersebut, mulai dari
pendaftaran domain, penyewaan hosting ke perusahaan penyedia jasa server
hosting. Pada bagian instrumen, konten bahan ajar dan pengembangan bentuk
web online sebelumnya di-judgement terlebih dahulu oleh ahli yang pakar
di bidang tersebut.
3. Uji coba instrumen penelitian
Tahap berikutnya adalah uji coba instrumen penelitian, yaitu mengetahui
validitas, reabilitas, tingkat kemudahan, dan daya pembeda. Dari hasil uji coba,
butir soal yang tidak memenuhi syarat dapat diperbaiki atau direvisi. Hasil
perbaikan (revisi) butir soal yang tidak memenuhi syarat, tidak dilakukan uji
coba lagi atau langsung digunakan untuk mengambil data tes awal (pretes) dan
4. Tahap implementasi
Pembelajaran e-learning yang telah dirancang dan dipublikasikan secara
online, kemudian diimplementasikan pada materi pencemaran lingkungan pada
mahasiswa studi biologi semester II program studi pendidikan biologi di salah
satu LPTK swasta di Propinsi Lampung. Setelah implementasi ini selesai,
dilakukan pengisian angket untuk mengetahui sikap mahasiswa terhadap
pembelajaran e-learning yang dilaksanakan, dan untuk mengetahui tingkat
penguasaan konsepnya dilakukan evaluasi belajar melalui post tes. Butir soal
yang digunakan dalam uji coba ini adalah butir soal mengenai penguasaan
konsep pencemaran lingkungan dan skala sikap mahasiswa.
5. Tahap analisis data dan penyusunan laporan
Setelah implementasi e-learning dilakukan, dan semua data penelitian
telah terkumpul selanjutnya dilakukan analisis data dan kemudian dilakukan
penyusunan laporan.
Langkah-langkah dalam penelitian ini tergambar pada bagan alur sebagaimana
!
"
#
$ "
$
"
% &'('
) )
" * "
E. Instrumen Penelitian
1. Jenis Instrumen
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:
a) Web online pembelajaran yang dibangun dengan menggunakan aplikasi learning
managemen system (LMS) Moodle.
b) Instrumen tes penguasaan konsep dalam bentuk essay.
c) Instrumen skala sikap mahasiswa terhadap e-learning.
d) Instrumen angket tanggapan mahasiswa dan dosen terhadap pembelajaran
e-learning.
e) Instrumen pedoman wawancara dosen untuk menjaring tanggapan dosen
terhadap pembelajaran e-learning.
2. Pengujian Instrumen
Sebelum digunakan, instrument tes diujicoba dan dianalisis kelayakannya
melalui uji validitas, uji reliabilitas, tingkat kesukaran dan indeks daya beda soal.
a) Uji Validitas
Validitas merupakan ukuran kesahihan suatu instrumen sehingga mampu
mengukur apa yang harus atau hendak diukur. Uji validitas instrumen yang
digunakan adalah uji validitas isi (content validity) dan uji validitas kriteria
Uji validitas isi dilakukan melalui validasi oleh seorang ahli/dosen yang
memiliki keahlian dibidang materi pencemaran lingkungan, untuk melihat
kesesuaian standar isi materi yang ada di dalam instrumen tes. Sedangkan uji
validitas kriteria dilakukan melalui uji korelasi Product-moment (Arikunto, 2005),
(
)( )
dengan kriteria penerimaan nilai r valid bila rxy>0,304.
b) Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas tes bertujuan untuk menguji tingkat keajegan soal yang
digunakan. Uji reliabilitas instrumen ini menggunakan uji Kuder-Richardson
(KR)-21 (Arikunto, 2005).
r11 : reliabilitas instrumen
k : banyaknya butir soal M : skor rata-rata
V1 : varians total
Kriteria koefisien korelasi (r) yang digunakan adalah:
c) Uji Tingkat Kesukaran Soal
Uji tingkat kesukaran soal dilakukan untuk mengetahui apakah butir soal
tergolong sukar, sedang atau mudah, yang dihitung melalui persamaan (Zainul &
Nasoetion, 2001):
B : banyaknya siswa yang menjawab butir soal dengan betul Js : banyaknya testi.
Kriteria indeks kesukaran butir soal diklasifikasikan seperti pada Tabel 3.3
berikut.
Tabel 3.3. Klasifikasi tingkat kesukaran soal
P Kriteria
Uji daya pembeda soal dilakukan untuk mengetahui sejauh mana tiap butir
soal mampu membedakan (kemampuan) antara mahasiswa kelompok atas dengan
mahasiswa kelompok bawah, yang dihitung melalui persamaan (Zainul &
Ba : jumlah kelompok atas yang menjawab benar
Bb : jumlah kelompok bawah yang menjawab benar
JA : jumlah testi kelompok atas
JB : jumlah testi kelompok bawah
= = proporsi peserta kelompok atas menjawab benar (P: indeks kesukaran)
= = proporsi kelompok bawah yang menjawab benar.
Kriteria daya pembeda butir soal diklasifikasikan seperti pada Tabel 3.4
berikut:
Tabel 3.4. Kriteria daya pembeda soal
ID Klasifikasi
Teknik pengumpulan data penelitian tersaji dalam Tabel 3.5 berikut.
Tabel 3.5. Ringkasan teknik pengumpulan data penelitian
Data Sumber Teknik Instrumen
Penguasaan konsep,
Mahasiswa Tes awal (pretes)
dan tes akhir (postes)
Butir soal essay penguasaan konsep
Sikap belajar Mahasiswa Pengisian skala
G. Teknik Analisa Data
1. Analisis data penguasan konsep.
Analisis data penelitian dilakukan dengan analisis kuantitatif dan kualitatif.
Analisis kuantitatif dilakukan untuk menguji perbedaan penguasaan konsep, dari hasil
postes pada ketiga kelompok penelitian. Analisis kuantitatif ini dilakukan dengan
bantuan program SPSS for window ver.16. Analisis data penguasan konsep diawali
dengan analisis perbedaan rata-rata pretes penguasan konsep ketiga kelompok
penelitian guna mengetahui bagaimana kemampuan awal mahasiswa kelompok
kontrol dan eksperimen, melalui uji beda rata-rata pretes. Hasil uji beda ini menjadi
dasar bagi pemilihan uji analisis berikutnya untuk mengukur peningkatan penguasaan
konsep mahasiswa; apakah menggunakan rata-rata postes atau menggunakan rata-rata
Gain.
Sebelum dilakukan uji beda rata-rata, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat
statistik melalui uji normalitas dan homogenitas. Uji normalitas pretes menggunakan
uji Chi-square (χ2), sedangkan uji homogenitas dilakukan dengan uji F (Lavene test).
Karena syarat normalitas distribusi data terpenuhi, maka selanjutnya dilakukan uji
beda rata-rata pretes menggunakan uji parametrik yaitu uji t.
Berdasarkan hasil uji beda rata-rata pretes yang menunjukkan bahwa
kemampuan awal mahasiswa ketiga kelompok penelitian tidak berbeda, maka analisis
peningkatan penguasaan konsep dilakukan dengan uji beda rata-rata postes. Seperti
sebelumnya, uji ini diawali dengan uji prasyarat statistik yang sama yaitu uji
terpenuhi, maka uji beda rata-rata postes dilakukan dengan uji non-parametrik yaitu
Mann-Whitney U test.
Selain uji beda rata-rata postes, peningkatan penguasaan konsep untuk setiap
kelompok penelitian dianalisis juga melalui perhitungan skor gain (gain-score)
ternormalisasi. Skor gain ini dihitung dengan rumus yang dikembangkan oleh Hake
(Meltzer, 2002) sebagai berikut:
2. Analisis data sikap belajar mahasiswa.
Analisis sikap belajar mahasiswa dilakukan dengan menggunakan analisis
deskriptif melalui skala likert. Skala likert ini terdiri dari seperangkat pernyataan
yang responnya mencerminkan sikap subyek terhadap suatu objek. Pernyataan
tersebut ada yang positif atau menyenangkan (favorable) dan ada yang negative atau
tidak menyenangkan (unfavorable). Pernyataan yang diajukan dalam butir angket
mencakup indikator sikap dan dijawab oleh mahasiswa dengan pilihan 4 (empat)
tidak setuju). Pilihan jawaban R (netral/ragu-ragu) tidak digunakan untuk
menghindari sikap ragu-ragu dari mahasiswa.
Untuk pernyataan positif skor diberikan nilai 4 untuk penilaian sikap sangat
setuju (SS), skor 3 untuk penilaian sikap setuju (S), skor 2 untuk penilaian tidak
setuju (TS), dan skor 1 untuk penilaian sangat tidak setuju (STS). Sedangkan untuk
pernyataan negatif skor diberikan 1 untuk penilaiaan sangat setuju (SS), skor 2
untuk penilaian setuju (S), skor 3 untuk penilaian tidak setuju (TS), dan skor 4 untuk
penilaian sangat tidak setuju (STS).
Selanjutnya dilakukan perhitungan uji beda rata-rata dan analisis N-Gain skor
sikap awal (sebelum pembelajaran) dibandingkan dengan rata-rata N-Gain skor sikap
akhir (setelah pembelajaran berlangsung). Untuk mendukung data tersebut juga
dilakukan analisis frekuensi jawaban skor netral dibandingkan dengan skor respon
untuk melihat bagaimana kecenderungan perubahan sikap itu terjadi kearah sikap
positif atau sikap negatif.
Analisis uji coba instrument sikap belajar mahasiswa dilakukan melalui
langkah-langkah sebagai berikut:
a) Menentukan bobot setiap skor, penskoran tiap pernyataan dinyatakan secara
tidak seragam, yaitu dengan berdasarkan sebaran respons mahasiswa pada suatu
butir pernyataan. Dalam menentukan bobot skor setiap pernyataan dilakukan
melalui tahapan: menentukan bobot frekuensi untuk setiap alternatif jawaban,
menghitung proporsi (p), menghitung proporsi kumulatif (cp=cumulative
proportion), menentukan nilai Z berdasarkan mcp dengan menggunakan tabel
deviasi normal, menghitung nilai Z+nilai mutlak dimana nilai mutlak merupakan
nilai yang besar nilainya, langkah terakhir membulatkan nilai Z+ nilai mutlak
(Edward, 1975 dalam Indriani, 2004).
b) Menentukan validitas dan daya pembeda setiap butir pernyataan yang dilakukan
melalui langkah-langkah: menyusun skor skala sikap dari yang nilainya tinggi
hingga nilai yang terendah, memilih mahasiswa yang termasuk kelompok atas
dan kelompok bawah masing-masing 27% dari jumlah sampel yang digunakan,
selanjutnya terakhir menentukan nilai t hitung untuk melihat validitas pernyataan
sikap tersebut.
3. Analisis data tanggapan mahasiswa dan dosen terhadap e-learning.
Analisis kualitatif dilakukan untuk mendiskripsikan tanggapan mahasiswa dan
dosen terhadap model pembelajaran yang dijaring melalui angket dan disajikan dalam
bentuk persentase (%), dari besaran persentase masing-masing item angket akan
diketahui kecenderungan tanggapan mahasiswa dan dosen terhadap pembelajaran
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen baik full e-learning dan blended e-learning dibandingkan dengan kelas kontrol, dengan
demikian pembelajaran pencemaran lingkungan dengan e-learning secara signifikan dapat meningkatkan penguasaan konsep mahasiswa dibandingkan dengan kelas konvensional. Sementara itu untuk kelas eksperimen tidak terdapat
perbedaan yang signifikan dalam hal penguasaan konsep antara kelas full e-learnig dengan blended e-learning.
Sikap belajar mahasiswa setelah mengikuti pembelajaran pencemaran lingkungan dengan e-learning adalah positif. Kelas full e-learning mengalami
perbaikan sikap belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelas blended e-learning. Dengan demikian pembelajaran dengan e-learning terbukti mampu
memperbaiki sikap belajar mahasiswa ke arah yang lebih positif.
B. Rekomendasi
1. Meskipun dalam penelitian ini mahasiswa diberikan tugas membuat artikel ilmiah mengenai pencemaran lingkungan, penelitian ini belum mengungkap secara khusus dan rinci hasil portofolio laporan mahasiswa tersebut, sehingga belum tampak pengaruh pembelajaran e-learning terhadap kemampuan mahasiswa dalam merumuskan gagasan mereka dalam bentuk tulisan ilmiah, untuk penelitian selanjutnya hendaknya diungkap juga assessmen portofolio ini.
2. Potensi pengembangan e-learning sebagai model pembelajaran yang relatif baru di Indonesia masih sangat terbuka, jika kapasitas bandwidth internet dimasa yang akan datang sudah lebih memadai, akan sangat baik jika source seperti teleconference dan bahan ajar yang berbasis multimedia lainnya lebih banyak lagi ditampilkan di e-learning sehingga tampilan bahan ajar yang disajikan lebih menarik, dan variatif.
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, T. (2008). The Theory and Practice of Online Learning. Second Edition. AU Press Canada. Athabasca University.
Akpan, J.P. (2002). "Which Comes First: Computer Simulation of Dissection or a Traditional Laboratory Practical Method of Dissection". Electronic Journal of Science Education. 6, (4).
Ally, M. (2008). “Foundation of educational Theory for Online Learning”, in The Theory and Practice of Online Learning. Secon Edition By Terry Aderson, AU Press Canada. Athabasca University.
Arikunto, S. (2005). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Reneka Cipta.
Arsyad, A. (2002). Media Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Ahmadi, A. (1991). Psikologi Sosial. Jakarta : PT. Reneka Cipta.
Basori. (2005). “Mengapresiasi e-Learning Berbasis MOODLE “. Fakultas Keguruan dan Ilmu Kependidikan UNS. Makalah tidak diterbitkan.
Boediono, & Koster, W. (2004). Teori dan Aplikasi Statistika dan Probabilitas. Bandung : Penerbit Remaja Rosdakarya.
Cole, J., Foster, H. (2007). Using Moodle. Second Edition. O’Reilly Media Inc. USA.
Campbell, N.A., Reece, J.B., and Mitchell, L.G. (2004). Biologi. Terjemahan Edisi 5, Jilid III. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Chaeruman, U.A. (2004). Integrasi Teknologi Komunikasi dan Informasi ke dalam Pembelajaran. Makalah Seminar Nasional Teknologi Pembelajaran. Jakarta. Universitas Terbuka.
Chanon, R. (2000). Guide to Support the Implementation of the Learning and Theaching Plan Year 2000, ACUE, The University of Adelaide.
Chapman, R. Audrey, et. al., (2007). Bumi Yang Terdesak. Bandung : Kerjasama penerbit Mizan dengan Center of Religious and Cross Cultural Studies UGM Yogyakarta.
Crech, D., Crutchfield, S. Richard., Ballachey, L. Agerton. (1982). Individual in Society. Berkeley : Mc-Graw-Hill Kogakusha, Ltd.
Darsono, M. et al. (2001). Belajar dan Pembelajaran. Semarang: Universitas Negeri Semarang (Unnes) Press.
Dayakisni, T. & Hudaniyah. (2006). Psikologi Sosial. Malang: UMM Press. Ellis A. L, Wagner E.D & Longmire. W.R. (1999). Managing Web Based
Training : How to Keep Your Program on Track and Make it Succesfull. USA : American Society for Training and Development.
Fuady, A. (2008). Paradigma Baru dalam Pendidikan dan Pembelajaran Learning is Fun. Bandung: P4TK-BMTI.
Govidasamy, T. (2002). Succesfull Implementation of E-learning Pedagogical Consideration Internet and Higher Education.
Hake, R. R. (1999). Analyzing Change/Gain Scores. [Online]. Tersedia: http://lists.asu.edu/cgi-bin/wa?A2=ind9903&L=aera&P=R6855
[14Oktober2008].
Hamalik, O. (1986). Media Pendidikan. Bandung : Penerbit Alumni.
Hasbullah. (2006). Implementasi E-learning dalam Pengembangan Pembelajaran di Perguruan Tinggi. Proceeding-SNPTE 2006. Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta.
Hegarty, Mary. (2004). “Dynamic Visualizations and Learning: Getting To The Difficult Questions”. Journal of Learning and Instruction, 14, 343-351. Hendrawan C. & Yudhoatmojo S. B. (2001). Web Based Virtual Learning
Inviroment : A Research Framework and Preliminary Assesment in Basic IT Skill. Training MIS Quarterly ( CD-ROM).
Hutagalung, H., (2007). Pemanfaatan Multimedia untuk Meningkatkan Pemahaman konsep dan Keterampilan Generik Sains pada Konsep Keragaman Tingkat organisasi Kehidupan. Tesis Program Pasca Sarjana UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Isaac, S. & Michael, W. B. (1982). Handbook in Research and Evaluation for Education and The Behavioral Science (second ed.) California: Edits Publisher.
Indriani. (2004). Perbadingan Hasil Belajar dan Sikap Siswa SMP antara yang Menggunakan Media Gambar Hewan Vertebrata Bernbentuk Kartu dengan Metode Karya Wisata pada Konsep Keanekaragaman Vertebrata. Tesis PPS UPI: tidak diterbitkan.
Jamaludin, A. (2007). Internet Menuju Sekolah: Jardiknas. [Online]. Tersedia: ade_smkams@yahoo.co.id [25 Juni 2008].
Kamarga, H. (2002). Belajar Sejarah Melalui E-learning : Alternatif Mengakses Informasi Kesejarahan. Bandung : Pustaka Nusantara.
Keraf, S. (2002). Etika Lingkungan. Jakarta : Penerbit Kompas.
Koran. C. J. K. (2002). Aplikasi E-learning dalam Pengajaran dan Pembelajaran di Sekolah-sekolah Malaysia . Cadangan Pelaksanaan pada Senario Masa Kini. Pasukan Proyek Rintis Sekolah Bestari Bahagian Teknologi Pendidikan, Kementrian Pendidikan Malaysia. Tersedia (online) di
www.moe.edu.my/smartshool/neweb/seminar/kkerja8.htm tanggal 10
Januari 2009.
Lee, Nicoll, & Brooks. (2002). A Comparison of Inquiry and Worked Example Web-Based Instruction Using Physlets. Dalam Computers & Education [Online], Vol 10 (5), 7 halaman. Tersedia: www.elsevier.com/locate/ compedu [12 Februari 2009].
Miller G.Y.(1996). Living in the Environment, Principles, Connection & Solution 9th edition.California: Wadsworth Publishing Company.
Mayer, Richard. E. (2005). The Cambridge Handbook of Multimedia Learning. New York: Cambridge University Press.
Millan, J.H.Mc., & Schumacher, S. (2001). Research in Education; a Conceptual introduction. Fifth edition. Addison Wesley Logman : United States.
Motschig, P. & Holzinger, A. (2002). Student-Centered Teaching Meets New
Munir. (2008). Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung : Penerbit Alfabeta.
Meltzer, D. E. (2002). “The Relationship Between Mathematics Preparation and Conceptual Learning Gains in Physic: A Possible ‘Hidden variable’ in Diagnostic Pretest Score”. American Journal of Physics. 70 (12). 1259-1268.
Ngadiyo. (2007). Pembelajaran E-learning dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan. Makalah disampaikan pada Palatihan JARDIKNAS 2007. Natawidjaya, R. (1986). Penyusunan Instrumen Penelitian. IKIP Bandung: tidak
Pannen, P. (2005). Pengembangan E-learning : Antara Mitos dan Kenyataan. Makalah pada Seminar Nasional Teknologi Pembelajaran. Jakarta 5 s/6 Desember 2005.
Pituch, K. A. and Lee, Y. K. (2004). The Influence of System Characterictics on E- learning Use Computer and Education.
Purbo, W. Ono. (2002). E-learning Berbasis PHP dan MySQL. Jakarta : Penerbit Elexmedia Komputindo.
Putri, S. U., (2007). Pembelajaran Konsep Bakteriologi dan Virologi Berbasis Teknologi Informasi untuk meningkatkan Keterampilan Generik mahasiswa. Tesis Program Pasca Sarjana UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Renga. (1993). “Affect : A Critical Component of Mathematics Learning in Early Chilhood”. Research Ideas for The Classroom Early Chilhood Mathematics. New York : Macmillan Publishing Company.
Ruseffendi. (1998). Statistika Dasar Untuk Penelitian Pendidikan. Bandung: IKIP Bandung Press.
Smaldino, S.E., et al. (2005). Instructional Technology and Media for Learning (eighth ed.). Ohio: Merril Prantice Hall.
Soekartawi . (2003). Prinsip Dasar E-learning : Teori dan Aplikasinya di Indonesia. Jurnal Teknodik. Edisi No. 12 / VII/Oktober/ 2003.
_________. (2002). Prospek Penbelajaran Melalui Internet. Makalah Seminar Teknologi Kependidikan. Universitas Terbuka, Pustekkom dan IPTPI, Jakarta.
Sudarman. (2007). ”Problem Based Learning: Suatu Model Pembelajaran untuk Mengembangkan dan Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Masalah”. Jurnal Pendidikan Inovatif. 2, (2), 68-73.
Sudjana. (1996). Metoda Statistika. Bandung : Tarsito.
Sugiyono. (2008). Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.
Sumantri, M. (2004). “Implementasi E-Learning di Teknik Elektro FT Undip”. Jurnal Transmisi. 8, (2), 28-30.
Surjono, D. Herman. (1999). Pemanfaatan Internet Untuk Memperbaharui Model Pengajaran di Perguruan Tinggi. Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta. Jurnal Cakrawala Pendidikan No. 4 (XVII) tahun 1999.
Jauh dalam Rangka Meningkatkan Mutu Pembelajaran. Pustekkom Depdiknas, Jakarta : 12 Desember 2006.
Sutinah, A. (2006). Pembelajaran Interaktif Berbasis Multimedia di Sekolah Dasar. [Online]. Tersedia: www.google.com/pembelajaran/interaktif/sutinah [5 Mei 2009].
Sodiq, Mahfudz. (2000). Pembelajaran Kimia pada Sub Bahan Kajian Pencemaran Lingkungan yang Terintegrasi dengan Nilai-Nilai Keagamaan. Tesis SPS UPI : tidak diterbitkan.
Sari, Fitriani (2009). Upaya Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Konsep Pencemaran Melalui Pemberian Tugas Terstruktur. Tesis PPS UPI : tidak diterbitkan.
Tafiardi. (2005). Meningkatkan Mutu Pendidikan Melalui E-learning. Jurnal Pendidikan Penabur No. 04/th IV/Juli/2005.
Thompson, et. al. (2002). Perspective in Quality Online Education. (Online). Tersedia di http://sloan-c.org/publications/view/v2rn7/pdf.
Wahid, F. (2007). Teknologi Informasi dan Pendidikan. Yogyakarta : Penerbit UII & Ardana Media
Wahono, R. Satrio. (2008). Fungsi dan Komponen E-learning. Tersedia Online di www.romisatriowahono.com, diakses tanggal 13 Nopember 2008.
_______________. (2008). Pengantar E-learning dan Pengembangannya. Tersedia online di www.ilmukomputer.com, diakses tanggal 12 Nopember 2008.
Womble, M. D., (1999). Anatomy and Computer: a New Twist to Teaching the Oldest Medical Course. Bioscene: Volume 25(2) August 1999.
Yaniawati, R. Poppy. (2006). Implementasi E-learning Matematika dan Pengaruhnya Terhadap Sikap Mahasiswa Calon Guru. Jurnal Ilmiah Kependidikan Metalogika FKIP Universitas Pasundan Volume: 9 No. 02 Juli 2006.