• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI E-LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN MEMPERBAIKI SIKAP BELAJAR MAHASISW PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IMPLEMENTASI E-LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN MEMPERBAIKI SIKAP BELAJAR MAHASISW PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN."

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

Halaman

BAB II PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP PENCEMARAN LINGKUNGAN DAN PERBAIKAN SIKAP BELAJAR MAHASISWA MELALUI E-LEARNING A. Implementasi e-learning dalam Pembelajaran ... 10

1. Definisi e-learning ... 10

2. Fungsi dan Manfaat e-learning ... 15

3. Komponen dan Elemen e-learning ... 19

4. Metode Penyampaian e-learning ... 22

5. Bentuk Pengembangan e-learning ... 23

B. Sikap dalam Proses Pembelajaran ... 24

C. Materi Pencemaran Lingkungan ... 26

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 36

B. Definisi Operasional... 37

▸ Baca selengkapnya: bagaimanakah sikap belajar yang memuliakan tuhan

(2)

ii

E. Instrumen Penelitian ...43

F. Tehnik Pengumpulan Data...46

G. Teknik Analisa Data... 47

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 51

1. Peningkatan Penguasaan Konsep ... 51

2. Perbaikan Sikap Belajar Mahasiswa ... 58

3. Tanggapan Mahasiswa dan Dosen ... 61

B. Pembahasan 1. Peningkatan Penguasaan Konsep ... 63

2. Perbaikan Sikap Belajar Mahasiswa ... 68

3. Tanggapan Mahasiswa dan Dosen ... 70

4. Keunggulan dan Kelemahan e-learning... 73

5. Karakteristik e-learning ... 75

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 82

B. Rekomendasi ... 83

(3)

iii Halaman

Tabel 3.1. Desain Penelitian... 36

Tabel 3.2. Kriteria Koefisien Korelasi ... 44

Tabel 3.3. Klasifikasi Tingkat Kesukaran Soal ... 45

Tabel 3.4. Kriteria Daya Pembeda Soal ... 46

Tabel 3.5. Ringkasan Teknik Pengumpulan Data ... 46

Tabel 3.6. Klasifikasi N-Gain ... 48

Tabel 4.1. Ringkasan Rata-Rata Skor Netral dan Skor Respon Sikap Kelas Blended e-learning ... 59

Tabel 4.2. Ringkasan Rata-Rata Skor Netral dan Skor Respon Sikap Kelas Full e-learning ... 59

(4)

iv DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Lima Masalah Umum Lingkungan ... 31

Gambar 3.1. Alur Penelitian ... 42

Gambar 4.1. Perbandingan Rata-rata Pretes dan Postes Kelas Kontrol dan Kelas Blended e-learning ... 52

Gambar 4.2. Perbandingan Rata-rata N-Gain Kelas Kontrol dan Kelas Blended e-learning ... 53

Gambar 4.3. Perbandingan Rata-rata Pretes dan Postes Kelas Kontrol dan Kelas Full e-learning... 54

Gambar 4.4. Perbandingan Rata-rata N-Gain Kelas Kontrol dan Kelas Full e-learning... 55

Gambar 4.5. Perbandingan Rata-rata Pretes dan Postes Kelas Blended dan Kelas Full e-learning... 56

Gambar 4.6. Perbandingan Rata-rata N-Gain Kelas Blended E-learning dan Kelas Full e-learning... 58

Gambar 4.7. Perbandingan Rata-rata N-Gain Sikap Belajar... 60

Gambar 4.8. Halaman Bagian Depan Situs e-learning ... 76

Gambar 4.9. Halaman Bagian Dalam Situs e-learning ... 76

Gambar 4.10. Halaman Deskripsi Mata Kuliah Situs e-learning ... 77

Gambar 4.11. Contoh Halaman Source dan Aktivitas Situs e-learning ... 78

Gambar 4.12. Contoh Aktivitas Pemberian Tugas e-learning ... 79

(5)

v DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Satuan Acara Perkuliahan (SAP) ... 89

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 93

Lampiran 3. Kisi-kisi dan Soal Penguasaan Konsep ... 101

Lampiran 4. Kisi-kisi dan Skala Sikap Mahasiswa ... 107

Lampiran 5. Kisi-kisi dan Pedoman Wawancara Dosen ... 112

Lampiran 6. Angket Tanggapan Mahasiswa ... 114

Lampiran 7. Data dan Pengolahan Data Penelitian ... 117

Lampiran 8. Administrasi Penelitian ... 160

(6)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan Teknologi Informasi (TI) yang semakin pesat, kebutuhan akan suatu konsep dan mekanisme belajar mengajar berbasis TI menjadi tidak terelakan lagi. Perkembangan itu dalam dasawarsa terakhir telah memunculkan sistem teknologi informasi-komunikasi nirkabel yang terpadu dengan perangkat pengolah informasi berbasis jaringan global sehingga dimensi ruang dan waktu kini tidak lagi membatasi dua pihak atau lebih untuk saling berinteraksi. Perkembangan ini telah menawarkan paradigma dan strategi baru dalam pembelajaran di perguruan tinggi, yaitu e-learning. E-learning telah menjadi salah satu kebutuhan bagi sivitas akademika, mengingat baik dosen, mahasiswa maupun institusi pendidikan telah memanfaatkan teknologi komputer dalam kegiatan belajar mengajar.

(7)

Interaksi “pedagogis” ini melibatkan berbagai komponen, yaitu pendidik sebagai sumber atau penyampai informasi, media sebagai sarana penyajian ide, gagasan dan materi pendidikan sebagai bahan ajar, serta peserta didik itu sendiri.

Potensi penerapan e-learning ini telah menarik perhatian banyak pihak, dan percaya bahwa konsep e-learning ini akan menjadi salah satu sistem pembelajaran terbuka, modern, dan feasible untuk dilaksanakan saat ini. Selain dunia pendidikan, konsep e-learning ini belakangan diadopsi oleh perusahaan-perusahaan komersial untuk memberikan pelatihan kepada karyawan mereka secara online - jarak jauh (distance training). Departemen perdagangan dan departemen pendidikan Amerika Serikat bahkan telah secara bersama-sama mencanangkan visi 2020 berhubungan dengan konsep pendidikan berbasis e-learning (Wahono, 2003).

(8)

pembelajaran, yang pada gilirannya akan meningkatkan kualitas pendidikan sebagai infrastruktur pengembangan sumber daya manusia secara keseluruhan.

Ada beberapa keunggulan pengembangan program pembelajaran melalui e-learning ini. Menurut Soekartawi (2003) keunggulan itu adalah: 1) tersedianya

fasilitas e-moderating dimana dosen/guru dan siswa/mahasiswa dapat berkomunikasi secara mudah melalui fasilitas internet secara regular atau kapan saja kegiatan berkomunikasi itu dilakukan dengan tanpa dibatasi oleh jarak, tempat dan waktu; 2) dosen/guru dan mahasiswa/siswa dapat menggunakan bahan ajar atau petunjuk belajar yang terstruktur dan terjadwal melalui internet, sehingga keduanya bisa saling menilai sampai berapa jauh bahan ajar dipelajari; 3) mahasiswa/siswa dapat belajar atau me-review bahan ajar setiap saat dan di mana saja kalau diperlukan mengingat bahan ajar tersimpan di komputer; 4) bila mahasiswa/siswa memerlukan tambahan informasi yang berkaitan dengan bahan yang dipelajarinya, ia dapat melakukan akses di internet secara lebih mudah; 5) dosen/guru maupun mahasiswa/siswa dapat melakukan diskusi melalui internet yang dapat diikuti dengan jumlah peserta yang banyak, sehingga menambah ilmu pengetahuan dan wawasan yang lebih luas; 6) berubahnya peran mahasiswa/siswa dari yang biasanya pasif menjadi aktif; 7) dari sisi biaya relatif lebih efisien.

(9)

Untuk jenjang SD sampai SLTA pemerintah menggagas program pengembangan jaringan internet dengan nama JARDIKNAS, dan untuk jenjang perguruan tinggi meskipun pada jumlah yang masih sangat terbatas, pemerintah melalui departemen pendidikan nasional (DIKTI) juga telah diluncurkan program yang disebut dengan INHERENT (Darmawan, 2007). Infrastruktur jaringan internet yang telah tersedia tersebut harus dapat kita manfaatkan sebaik-baiknya, dengan mulai mengembangkan situs-situs internet dan mengisinya dengan konten pembelajaran yang bisa diakses dan dimanfaatkan oleh masyarakat secara luas, khususnya pelajar dan mahasiswa untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang sedang mereka tempuh.

Karena itu kehadiran e-learning sebagai sebuah bentuk atau model belajar yang relatif baru di Indonesia, kiranya dapat disambut dengan apresiasi yang positif. Terlebih LPTK sebagai lembaga yang memiliki peran melahirkan tenaga kependidikan professional, diharapkan menjadi pihak yang paling proaktif menanggapi perubahan paradigma pembelajaran tersebut, dan mulai mengakomodasi kecenderungan pengembangan penerapan teknologi informasi dalam pembelajaran dalam rangka meningkatkan efektifitas pembelajaran secara khusus dan meningkatkan kualitas pendidikan secara umum.

(10)

Oleh karena itu, dalam upaya mengakomodasi kebutuhan untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran, maka peneliti memandang perlu untuk melakukan penelitian mengenai implementasi e-learning ini dalam praktek pembelajaran di perguruan tinggi, yaitu untuk melihat seberapa efektif model e-learning ini dilaksanakan dalam pembelajaran di perguruan tinggi.

Kemudian, sejalan dengan perkembangan e-learning itu sendiri, kini telah banyak dirilis perangkat lunak aplikasi e-learning yang mudah digunakan (useable), sehingga memungkinkan untuk digunakan oleh perguruan tinggi yang ingin menggunakannnya. Aplikasi ini disebut dengan learning management system (LMS), yang berguna untuk mengintegrasikan banyak fungsi yang mendukung proses pembelajaran, seperti memfasilitasi berbagai macam bentuk materi instruksional (teks, audio, video), email, chat room, diskusi online, forum ataupun evaluasi belajar (kuis).

Beberapa contoh dari aplikasi learning management system (LMS) ini misalnya: WebCT, Moodle, Classfronter. Aplikasi Moodle menurut sebuah

laporan telah digunakan lebih dari 30.000 situs e-learning di 195 negara di seluruh dunia (Cole and Foster, 2007). Sedangkan WebCT telah digunakan

lebih dari 2.200 perguruan tinggi di seluruh dunia (Pituch & Lee, 2004).

(11)

Kegiatan intruksional dilaksanakan dengan mengkombinasikan fitur-fitur yang tersedia, baik itu fitur resource (text online, web page, link file & web, content package, directory) maupun fitur activity (assignments, forum, chating, quiz, glossary, choise) kedalam bentuk paket pembelajaran yang terintegrasi.

Upaya implementasi e-learning ini dilandasai oleh semangat untuk secara kreatif mengupayakan sebuah desain pembelajaran yang diharapkan dapat mengatasi persoalan yang ada pada pembelajaran konvensional, yaitu pembelajaran yang cenderung berpusat pada pengajar (teacher-centered), cenderung mengabaikan perbedaan gaya belajar, karakteristik, dan kebutuhan warga belajar yang berbeda-beda; dengan pola belajar yang homogen. Diharapkan kelemahan itu dapat dikurangi dengan model e-learning yang berpotensi lebih dapat mengakomodasi kebutuhan pembelajaran individual (individual learning) sesuai semangat student-centered.

Terkait dengan implementasi e-learning di perguruan tinggi khususnya LPTK, dari studi pendahuluan ditemukan bahwa walaupun diketahui pembelajaran e-learing memiliki banyak sekali kelebihan yang bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, ternyata tidak serta merta perguruan tinggi menerapkan model pembelajaran ini, meski perguruan tinggi tersebut telah memiliki fasilitas yang cukup memadai untuk melaksanakan model pembelajaran ini.

(12)

pembelajaran dengan menggunakan e-learning di perguruan tinggi terutama yang berada di daerah.

Penelitian ini dilaksanakan di salah satu LPTK swasta di Provinsi Lampung. LPTK ini dipilih atas dasar hasil observasi awal yaitu pertimbangan ketersediaan infrastruktur teknologi informasi yang telah memadai seperti sarana laboratorium komputer yang telah terkoneksi dengan jaringan internet, area hostpot (wireless network connection), lingkungan sekitar kampus yang telah

banyak tersedia warnet (warung internet), sehingga memudahkan mahasiswa nantinya ketika akan mengakses situs e-learning di internet dalam mengikuti pembelajaran.

Materi yang dipilih dalam penelitian ini adalah pencemaran lingkungan. Pencemaran lingkungan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya kini telah menjadi salah satu masalah global, yang meliputi hubungan antar negara, bahkan antar benua di seluruh belahan bumi. Karenanya maka penggunaan internet dalam pembelajaran pencemaran lingkungan ini menjadi suatu keniscayaan, sebab dengan internet mahasiswa dapat secara mudah mengeksplorasi masalah-masalah dan mengikuti perkembangan kajian mengenai pencemaran lingkungan terkini dari seluruh belahan dunia yang tidak mungkin dilakukan apabila melalui pengamatan langsung atau melalui teks bahan ajar lainnya.

B. Rumusan Masalah

(13)

Rumusan masalah tersebut dapat dijabarkan ke dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimanakah penguasaan konsep mahasiswa pada materi pencemaran lingkungan setelah mendapatkan pembelajaran full e-learning (seluruhnya e-learning) ?

2. Bagaimanakah penguasaan konsep mahasiswa pada materi pencemaran lingkungan setelah mendapatkan pembelajaran blended e-learning (kombinasi e-learning dengan tatap muka)?

3. Bagaimanakah sikap belajar mahasiswa setelah mendapatkan pembelajaran dengan e-learning ?

4. Bagaimanakah tanggapan mahasiswa dan dosen terhadap implementasi e-learning dalam pembelajaran?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peranan e-learning dalam meningkatkan penguasaaan konsep dan memperbaiki sikap belajar mahasiswa pada materi pencemaran lingkungan pada mahasiswa calon guru biologi.

Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk :

1. Menganalisis bagaimana tingkat penguasaan konsep dan bagaimana sikap belajar mahasiswa setelah mendapatkan pembelajaran dengan e-learning. 2. Mengeksplorasi dan menganalisis tanggapan mahasiswa setelah

(14)

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak, diantaranya :

1. Hasil peneltitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam bentuk pembelajaran e-learning dengan menggunakan aplikasi learning management system (LMS) Moodle, diharapkan aplikasi ini dapat

digunakan untuk pembelajaran materi ajar yang lain.

2. Memberikan wawasan baru tentang penggunaan e-learning dalam pembelajaran, sehingga lebih memperkaya khasanah inovasi pembelajaran yang dapat dimanfaatkan oleh guru atau dosen dalam pembelajaran di kelas.

3. Manfaat praktis dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dalam rangka meningkatkan penguasaan konsep, dan perbaikan sikap belajar mahasiswa melalui pembelajaran e-learning. 4. Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan oleh perguruan tinggi lainya,

(15)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen dengan desain The

Randomized Control-Group Pretest-Posttest. Desain penelitian ini digunakan karena

dalam pemilihan sampel, dilakukan secara acak dari kelas yang ada dari populasi

penelitian ini. (Isaac & Michael, 1982).

Tabel 3.1.

Desain Penelitian The Nonrandomized Pretest-Posttest

Control Group Design

Kelas Tes Awal Perlakuan Tes Akhir

Eksperimen 1 Ox X1 Oy

Eksperimen 2 Ox X2 Oy

Kontrol Ox X3 Oy

Keterangan:

Ox : Kemampuan awal sebelum pembelajaran (diukur dengan pretes)

Oy: Kemampuan akhir setelah pembelajaran (diukur dengan postes)

X1 : Perlakuan pembelajaran dengan full e-learning

X2 : Perlakuan pembelajaran dengan blended e-learning

(16)

B. Definisi Operasional

1. E-learning

Pembelajaran e-learning dalam penelitian ini adalah merupakan kegiatan

pembelajaran yang penyampaian bahan ajarnya dan proses pembelajarannya

dilakukan dengan menggunakan jaringan internet dalam bentuk situs online

dengan menggunakan perangkat browser internet (Munir, 2008; Wahono, 2008;

Anderson, T., 2008)

2. Learning Management System (LMS)

Learning Management System (LMS) adalah aplikasi web yang mendukung

proses pembelajaran (web based instruction), yaitu sebuah aplikasi web untuk

mengintegrasikan banyak fungsi dalam mendukung proses pembelajaran, seperti

memfasilitasi berbagai macam bentuk materi intruksional (teks, audio, video),

e-mail, chat, diskusi online, forum, kuis (evaluasi belajar), dan penugasan,

aplikasi LMS yang digunakan dalam penelitian ini adalah pada platform Moodle

(Cole, & Foster, 2007).

3. Penguasaaan Konsep

Penguasaan konsep yang diukur dalam penelitian ini ditekankan pada dimensi

pengetahuan konseptual dan faktual, sedang untuk proses kognitif yaitu jenjang

pemahaman, analisis dan evaluasi, merujuk pada taksonomi kognitif Bloom

(17)

4. Sikap Belajar

Sikap belajar yang dinilai dalam penelitian ini adalah sikap menurut taksonomi

domain affektif David R. Krathwohl, et.al (Isaac & Michael, 1982). Sikap belajar

yang diteliti adalah sikap belajar terhadap e-learning yaitu sikap mau menerima,

sikap mau memberi tanggapan, sikap mau menghargai, sikap mau melibatkan

diri, sikap mau menginternalisasi konsep/nilai kedalam pribadinya. Penilaian

sikap belajar mahasiswa ini dilakukan dengan menggunakan instrument skala

sikap Likert.

5. Kelas Full E-learning

Kelas full e-learning adalah kelas yang proses pembelajarannya dilakukan

seluruhnya dengan menggunakan fasilitas e-learning melalui web online

di internet.

6. Kelas Blended E-learning

Kelas blended e-learning adalah kelas yang proses pembelajarannya dilakukan

dengan mengkobinasikan antara pertemuan tatap muka di kelas dan juga

menggunakan fasilitas e-learning melalui web secara online di internet.

7. Kelas Konvensional (tradisional)

Kelas konvensioanl adalah kelas yang pendekatan pembelajarannya lebih

menekankan pada pengajar sebagai pusat informasi (teacher centered) dan

peserta didik sebagai penerima informasi, cenderung menggunakan metode

(18)

C. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi penelitian ini adalah mahasiswa program studi pendidikan biologi

semester II (genap) di salah satu LPTK swasta di Provinsi Lampung yang sedang

mengikuti perkuliahan Pengetahuan Lingkungan tahun akademik 2008/2009. Alasan

pemilihan LPTK ini adalah karena LPTK ini telah memiliki laboratorium komputer,

fasilitas jaringan internet yang memadai untuk penelitian ini.

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 35 mahasiswa untuk kelas

full e-learning, 35 mahasiswa untuk kelas blended e-learning, dan 36 mahasiswa

untuk kelas konvensional (kontrol).

D. Tahapan Penelitian

Tahapan-tahapan yang ditempuh dalam penelitian ini meliputi: studi

pendahuluan, persiapan, implementasi, dan diakhiri dengan analisis hasil dan

penyusunan laporan.

1. Studi pendahuluan

Studi pendahuluan dilakukan untuk memperolah gambaran tentang

kegiatan pembelajaran biologi di salah satu LPTK swasta di Propinsi Lampung,

dan bagaimana pemanfaatan teknologi informasi untuk mendukung proses

pembelajaran, serta meninjau ketersediaan infrastuktur komputer berbasis

jaringan untuk menjajaki kemungkinan dilaksanakannya pembelajaran e-learning

di LPTK tersebut. Selanjutnya mempelajari teori penerapan e-learning dan

(19)

mengetahui posisi penelitian ini. Temuan studi pendahuluan ini digunakan

sebagai dasar pijakan untuk mengembangkan e-learning sebagai salah satu pola

yang potensial dan feasible untuk dilaksanakan saat ini.

2. Tahap persiapan dan perancangan e-learning

Pada tahap ini dimulai dengan menetapkan disain penelitian yang akan

dilaksanakan, meliputi metode penelitian, teknik analisa data, dan instrumen

penelitiannya. Langkah terakhir pada tahap ini adalah membuat rancangan model

pembelajaran yang akan dilaksanakan dalam bentuk web online, meliputi:

penyiapan konten bahan ajar, aplikasi LMS yang digunakan, dan proses untuk

mempublikasikan web online yang telah dirancang tersebut, mulai dari

pendaftaran domain, penyewaan hosting ke perusahaan penyedia jasa server

hosting. Pada bagian instrumen, konten bahan ajar dan pengembangan bentuk

web online sebelumnya di-judgement terlebih dahulu oleh ahli yang pakar

di bidang tersebut.

3. Uji coba instrumen penelitian

Tahap berikutnya adalah uji coba instrumen penelitian, yaitu mengetahui

validitas, reabilitas, tingkat kemudahan, dan daya pembeda. Dari hasil uji coba,

butir soal yang tidak memenuhi syarat dapat diperbaiki atau direvisi. Hasil

perbaikan (revisi) butir soal yang tidak memenuhi syarat, tidak dilakukan uji

coba lagi atau langsung digunakan untuk mengambil data tes awal (pretes) dan

(20)

4. Tahap implementasi

Pembelajaran e-learning yang telah dirancang dan dipublikasikan secara

online, kemudian diimplementasikan pada materi pencemaran lingkungan pada

mahasiswa studi biologi semester II program studi pendidikan biologi di salah

satu LPTK swasta di Propinsi Lampung. Setelah implementasi ini selesai,

dilakukan pengisian angket untuk mengetahui sikap mahasiswa terhadap

pembelajaran e-learning yang dilaksanakan, dan untuk mengetahui tingkat

penguasaan konsepnya dilakukan evaluasi belajar melalui post tes. Butir soal

yang digunakan dalam uji coba ini adalah butir soal mengenai penguasaan

konsep pencemaran lingkungan dan skala sikap mahasiswa.

5. Tahap analisis data dan penyusunan laporan

Setelah implementasi e-learning dilakukan, dan semua data penelitian

telah terkumpul selanjutnya dilakukan analisis data dan kemudian dilakukan

penyusunan laporan.

Langkah-langkah dalam penelitian ini tergambar pada bagan alur sebagaimana

(21)

!

"

#

$ "

$

"

% &'('

) )

" * "

(22)

E. Instrumen Penelitian

1. Jenis Instrumen

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:

a) Web online pembelajaran yang dibangun dengan menggunakan aplikasi learning

managemen system (LMS) Moodle.

b) Instrumen tes penguasaan konsep dalam bentuk essay.

c) Instrumen skala sikap mahasiswa terhadap e-learning.

d) Instrumen angket tanggapan mahasiswa dan dosen terhadap pembelajaran

e-learning.

e) Instrumen pedoman wawancara dosen untuk menjaring tanggapan dosen

terhadap pembelajaran e-learning.

2. Pengujian Instrumen

Sebelum digunakan, instrument tes diujicoba dan dianalisis kelayakannya

melalui uji validitas, uji reliabilitas, tingkat kesukaran dan indeks daya beda soal.

a) Uji Validitas

Validitas merupakan ukuran kesahihan suatu instrumen sehingga mampu

mengukur apa yang harus atau hendak diukur. Uji validitas instrumen yang

digunakan adalah uji validitas isi (content validity) dan uji validitas kriteria

(23)

Uji validitas isi dilakukan melalui validasi oleh seorang ahli/dosen yang

memiliki keahlian dibidang materi pencemaran lingkungan, untuk melihat

kesesuaian standar isi materi yang ada di dalam instrumen tes. Sedangkan uji

validitas kriteria dilakukan melalui uji korelasi Product-moment (Arikunto, 2005),

(

)( )

dengan kriteria penerimaan nilai r valid bila rxy>0,304.

b) Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas tes bertujuan untuk menguji tingkat keajegan soal yang

digunakan. Uji reliabilitas instrumen ini menggunakan uji Kuder-Richardson

(KR)-21 (Arikunto, 2005).

r11 : reliabilitas instrumen

k : banyaknya butir soal M : skor rata-rata

V1 : varians total

Kriteria koefisien korelasi (r) yang digunakan adalah:

(24)

c) Uji Tingkat Kesukaran Soal

Uji tingkat kesukaran soal dilakukan untuk mengetahui apakah butir soal

tergolong sukar, sedang atau mudah, yang dihitung melalui persamaan (Zainul &

Nasoetion, 2001):

B : banyaknya siswa yang menjawab butir soal dengan betul Js : banyaknya testi.

Kriteria indeks kesukaran butir soal diklasifikasikan seperti pada Tabel 3.3

berikut.

Tabel 3.3. Klasifikasi tingkat kesukaran soal

P Kriteria

Uji daya pembeda soal dilakukan untuk mengetahui sejauh mana tiap butir

soal mampu membedakan (kemampuan) antara mahasiswa kelompok atas dengan

mahasiswa kelompok bawah, yang dihitung melalui persamaan (Zainul &

(25)

Ba : jumlah kelompok atas yang menjawab benar

Bb : jumlah kelompok bawah yang menjawab benar

JA : jumlah testi kelompok atas

JB : jumlah testi kelompok bawah

= = proporsi peserta kelompok atas menjawab benar (P: indeks kesukaran)

= = proporsi kelompok bawah yang menjawab benar.

Kriteria daya pembeda butir soal diklasifikasikan seperti pada Tabel 3.4

berikut:

Tabel 3.4. Kriteria daya pembeda soal

ID Klasifikasi

Teknik pengumpulan data penelitian tersaji dalam Tabel 3.5 berikut.

Tabel 3.5. Ringkasan teknik pengumpulan data penelitian

Data Sumber Teknik Instrumen

Penguasaan konsep,

Mahasiswa Tes awal (pretes)

dan tes akhir (postes)

Butir soal essay penguasaan konsep

Sikap belajar Mahasiswa Pengisian skala

(26)

G. Teknik Analisa Data

1. Analisis data penguasan konsep.

Analisis data penelitian dilakukan dengan analisis kuantitatif dan kualitatif.

Analisis kuantitatif dilakukan untuk menguji perbedaan penguasaan konsep, dari hasil

postes pada ketiga kelompok penelitian. Analisis kuantitatif ini dilakukan dengan

bantuan program SPSS for window ver.16. Analisis data penguasan konsep diawali

dengan analisis perbedaan rata-rata pretes penguasan konsep ketiga kelompok

penelitian guna mengetahui bagaimana kemampuan awal mahasiswa kelompok

kontrol dan eksperimen, melalui uji beda rata-rata pretes. Hasil uji beda ini menjadi

dasar bagi pemilihan uji analisis berikutnya untuk mengukur peningkatan penguasaan

konsep mahasiswa; apakah menggunakan rata-rata postes atau menggunakan rata-rata

Gain.

Sebelum dilakukan uji beda rata-rata, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat

statistik melalui uji normalitas dan homogenitas. Uji normalitas pretes menggunakan

uji Chi-square (χ2), sedangkan uji homogenitas dilakukan dengan uji F (Lavene test).

Karena syarat normalitas distribusi data terpenuhi, maka selanjutnya dilakukan uji

beda rata-rata pretes menggunakan uji parametrik yaitu uji t.

Berdasarkan hasil uji beda rata-rata pretes yang menunjukkan bahwa

kemampuan awal mahasiswa ketiga kelompok penelitian tidak berbeda, maka analisis

peningkatan penguasaan konsep dilakukan dengan uji beda rata-rata postes. Seperti

sebelumnya, uji ini diawali dengan uji prasyarat statistik yang sama yaitu uji

(27)

terpenuhi, maka uji beda rata-rata postes dilakukan dengan uji non-parametrik yaitu

Mann-Whitney U test.

Selain uji beda rata-rata postes, peningkatan penguasaan konsep untuk setiap

kelompok penelitian dianalisis juga melalui perhitungan skor gain (gain-score)

ternormalisasi. Skor gain ini dihitung dengan rumus yang dikembangkan oleh Hake

(Meltzer, 2002) sebagai berikut:

2. Analisis data sikap belajar mahasiswa.

Analisis sikap belajar mahasiswa dilakukan dengan menggunakan analisis

deskriptif melalui skala likert. Skala likert ini terdiri dari seperangkat pernyataan

yang responnya mencerminkan sikap subyek terhadap suatu objek. Pernyataan

tersebut ada yang positif atau menyenangkan (favorable) dan ada yang negative atau

tidak menyenangkan (unfavorable). Pernyataan yang diajukan dalam butir angket

mencakup indikator sikap dan dijawab oleh mahasiswa dengan pilihan 4 (empat)

(28)

tidak setuju). Pilihan jawaban R (netral/ragu-ragu) tidak digunakan untuk

menghindari sikap ragu-ragu dari mahasiswa.

Untuk pernyataan positif skor diberikan nilai 4 untuk penilaian sikap sangat

setuju (SS), skor 3 untuk penilaian sikap setuju (S), skor 2 untuk penilaian tidak

setuju (TS), dan skor 1 untuk penilaian sangat tidak setuju (STS). Sedangkan untuk

pernyataan negatif skor diberikan 1 untuk penilaiaan sangat setuju (SS), skor 2

untuk penilaian setuju (S), skor 3 untuk penilaian tidak setuju (TS), dan skor 4 untuk

penilaian sangat tidak setuju (STS).

Selanjutnya dilakukan perhitungan uji beda rata-rata dan analisis N-Gain skor

sikap awal (sebelum pembelajaran) dibandingkan dengan rata-rata N-Gain skor sikap

akhir (setelah pembelajaran berlangsung). Untuk mendukung data tersebut juga

dilakukan analisis frekuensi jawaban skor netral dibandingkan dengan skor respon

untuk melihat bagaimana kecenderungan perubahan sikap itu terjadi kearah sikap

positif atau sikap negatif.

Analisis uji coba instrument sikap belajar mahasiswa dilakukan melalui

langkah-langkah sebagai berikut:

a) Menentukan bobot setiap skor, penskoran tiap pernyataan dinyatakan secara

tidak seragam, yaitu dengan berdasarkan sebaran respons mahasiswa pada suatu

butir pernyataan. Dalam menentukan bobot skor setiap pernyataan dilakukan

melalui tahapan: menentukan bobot frekuensi untuk setiap alternatif jawaban,

menghitung proporsi (p), menghitung proporsi kumulatif (cp=cumulative

(29)

proportion), menentukan nilai Z berdasarkan mcp dengan menggunakan tabel

deviasi normal, menghitung nilai Z+nilai mutlak dimana nilai mutlak merupakan

nilai yang besar nilainya, langkah terakhir membulatkan nilai Z+ nilai mutlak

(Edward, 1975 dalam Indriani, 2004).

b) Menentukan validitas dan daya pembeda setiap butir pernyataan yang dilakukan

melalui langkah-langkah: menyusun skor skala sikap dari yang nilainya tinggi

hingga nilai yang terendah, memilih mahasiswa yang termasuk kelompok atas

dan kelompok bawah masing-masing 27% dari jumlah sampel yang digunakan,

selanjutnya terakhir menentukan nilai t hitung untuk melihat validitas pernyataan

sikap tersebut.

3. Analisis data tanggapan mahasiswa dan dosen terhadap e-learning.

Analisis kualitatif dilakukan untuk mendiskripsikan tanggapan mahasiswa dan

dosen terhadap model pembelajaran yang dijaring melalui angket dan disajikan dalam

bentuk persentase (%), dari besaran persentase masing-masing item angket akan

diketahui kecenderungan tanggapan mahasiswa dan dosen terhadap pembelajaran

(30)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen baik full e-learning dan blended e-learning dibandingkan dengan kelas kontrol, dengan

demikian pembelajaran pencemaran lingkungan dengan e-learning secara signifikan dapat meningkatkan penguasaan konsep mahasiswa dibandingkan dengan kelas konvensional. Sementara itu untuk kelas eksperimen tidak terdapat

perbedaan yang signifikan dalam hal penguasaan konsep antara kelas full e-learnig dengan blended e-learning.

Sikap belajar mahasiswa setelah mengikuti pembelajaran pencemaran lingkungan dengan e-learning adalah positif. Kelas full e-learning mengalami

perbaikan sikap belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelas blended e-learning. Dengan demikian pembelajaran dengan e-learning terbukti mampu

memperbaiki sikap belajar mahasiswa ke arah yang lebih positif.

(31)

B. Rekomendasi

1. Meskipun dalam penelitian ini mahasiswa diberikan tugas membuat artikel ilmiah mengenai pencemaran lingkungan, penelitian ini belum mengungkap secara khusus dan rinci hasil portofolio laporan mahasiswa tersebut, sehingga belum tampak pengaruh pembelajaran e-learning terhadap kemampuan mahasiswa dalam merumuskan gagasan mereka dalam bentuk tulisan ilmiah, untuk penelitian selanjutnya hendaknya diungkap juga assessmen portofolio ini.

2. Potensi pengembangan e-learning sebagai model pembelajaran yang relatif baru di Indonesia masih sangat terbuka, jika kapasitas bandwidth internet dimasa yang akan datang sudah lebih memadai, akan sangat baik jika source seperti teleconference dan bahan ajar yang berbasis multimedia lainnya lebih banyak lagi ditampilkan di e-learning sehingga tampilan bahan ajar yang disajikan lebih menarik, dan variatif.

(32)

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, T. (2008). The Theory and Practice of Online Learning. Second Edition. AU Press Canada. Athabasca University.

Akpan, J.P. (2002). "Which Comes First: Computer Simulation of Dissection or a Traditional Laboratory Practical Method of Dissection". Electronic Journal of Science Education. 6, (4).

Ally, M. (2008). “Foundation of educational Theory for Online Learning”, in The Theory and Practice of Online Learning. Secon Edition By Terry Aderson, AU Press Canada. Athabasca University.

Arikunto, S. (2005). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Reneka Cipta.

Arsyad, A. (2002). Media Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Ahmadi, A. (1991). Psikologi Sosial. Jakarta : PT. Reneka Cipta.

Basori. (2005). “Mengapresiasi e-Learning Berbasis MOODLE “. Fakultas Keguruan dan Ilmu Kependidikan UNS. Makalah tidak diterbitkan.

Boediono, & Koster, W. (2004). Teori dan Aplikasi Statistika dan Probabilitas. Bandung : Penerbit Remaja Rosdakarya.

Cole, J., Foster, H. (2007). Using Moodle. Second Edition. O’Reilly Media Inc. USA.

Campbell, N.A., Reece, J.B., and Mitchell, L.G. (2004). Biologi. Terjemahan Edisi 5, Jilid III. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Chaeruman, U.A. (2004). Integrasi Teknologi Komunikasi dan Informasi ke dalam Pembelajaran. Makalah Seminar Nasional Teknologi Pembelajaran. Jakarta. Universitas Terbuka.

Chanon, R. (2000). Guide to Support the Implementation of the Learning and Theaching Plan Year 2000, ACUE, The University of Adelaide.

Chapman, R. Audrey, et. al., (2007). Bumi Yang Terdesak. Bandung : Kerjasama penerbit Mizan dengan Center of Religious and Cross Cultural Studies UGM Yogyakarta.

Crech, D., Crutchfield, S. Richard., Ballachey, L. Agerton. (1982). Individual in Society. Berkeley : Mc-Graw-Hill Kogakusha, Ltd.

(33)

Darsono, M. et al. (2001). Belajar dan Pembelajaran. Semarang: Universitas Negeri Semarang (Unnes) Press.

Dayakisni, T. & Hudaniyah. (2006). Psikologi Sosial. Malang: UMM Press. Ellis A. L, Wagner E.D & Longmire. W.R. (1999). Managing Web Based

Training : How to Keep Your Program on Track and Make it Succesfull. USA : American Society for Training and Development.

Fuady, A. (2008). Paradigma Baru dalam Pendidikan dan Pembelajaran Learning is Fun. Bandung: P4TK-BMTI.

Govidasamy, T. (2002). Succesfull Implementation of E-learning Pedagogical Consideration Internet and Higher Education.

Hake, R. R. (1999). Analyzing Change/Gain Scores. [Online]. Tersedia: http://lists.asu.edu/cgi-bin/wa?A2=ind9903&L=aera&P=R6855

[14Oktober2008].

Hamalik, O. (1986). Media Pendidikan. Bandung : Penerbit Alumni.

Hasbullah. (2006). Implementasi E-learning dalam Pengembangan Pembelajaran di Perguruan Tinggi. Proceeding-SNPTE 2006. Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta.

Hegarty, Mary. (2004). “Dynamic Visualizations and Learning: Getting To The Difficult Questions”. Journal of Learning and Instruction, 14, 343-351. Hendrawan C. & Yudhoatmojo S. B. (2001). Web Based Virtual Learning

Inviroment : A Research Framework and Preliminary Assesment in Basic IT Skill. Training MIS Quarterly ( CD-ROM).

Hutagalung, H., (2007). Pemanfaatan Multimedia untuk Meningkatkan Pemahaman konsep dan Keterampilan Generik Sains pada Konsep Keragaman Tingkat organisasi Kehidupan. Tesis Program Pasca Sarjana UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Isaac, S. & Michael, W. B. (1982). Handbook in Research and Evaluation for Education and The Behavioral Science (second ed.) California: Edits Publisher.

Indriani. (2004). Perbadingan Hasil Belajar dan Sikap Siswa SMP antara yang Menggunakan Media Gambar Hewan Vertebrata Bernbentuk Kartu dengan Metode Karya Wisata pada Konsep Keanekaragaman Vertebrata. Tesis PPS UPI: tidak diterbitkan.

Jamaludin, A. (2007). Internet Menuju Sekolah: Jardiknas. [Online]. Tersedia: ade_smkams@yahoo.co.id [25 Juni 2008].

(34)

Kamarga, H. (2002). Belajar Sejarah Melalui E-learning : Alternatif Mengakses Informasi Kesejarahan. Bandung : Pustaka Nusantara.

Keraf, S. (2002). Etika Lingkungan. Jakarta : Penerbit Kompas.

Koran. C. J. K. (2002). Aplikasi E-learning dalam Pengajaran dan Pembelajaran di Sekolah-sekolah Malaysia . Cadangan Pelaksanaan pada Senario Masa Kini. Pasukan Proyek Rintis Sekolah Bestari Bahagian Teknologi Pendidikan, Kementrian Pendidikan Malaysia. Tersedia (online) di

www.moe.edu.my/smartshool/neweb/seminar/kkerja8.htm tanggal 10

Januari 2009.

Lee, Nicoll, & Brooks. (2002). A Comparison of Inquiry and Worked Example Web-Based Instruction Using Physlets. Dalam Computers & Education [Online], Vol 10 (5), 7 halaman. Tersedia: www.elsevier.com/locate/ compedu [12 Februari 2009].

Miller G.Y.(1996). Living in the Environment, Principles, Connection & Solution 9th edition.California: Wadsworth Publishing Company.

Mayer, Richard. E. (2005). The Cambridge Handbook of Multimedia Learning. New York: Cambridge University Press.

Millan, J.H.Mc., & Schumacher, S. (2001). Research in Education; a Conceptual introduction. Fifth edition. Addison Wesley Logman : United States.

Motschig, P. & Holzinger, A. (2002). Student-Centered Teaching Meets New

Munir. (2008). Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung : Penerbit Alfabeta.

Meltzer, D. E. (2002). “The Relationship Between Mathematics Preparation and Conceptual Learning Gains in Physic: A Possible ‘Hidden variable’ in Diagnostic Pretest Score”. American Journal of Physics. 70 (12). 1259-1268.

Ngadiyo. (2007). Pembelajaran E-learning dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan. Makalah disampaikan pada Palatihan JARDIKNAS 2007. Natawidjaya, R. (1986). Penyusunan Instrumen Penelitian. IKIP Bandung: tidak

(35)

Pannen, P. (2005). Pengembangan E-learning : Antara Mitos dan Kenyataan. Makalah pada Seminar Nasional Teknologi Pembelajaran. Jakarta 5 s/6 Desember 2005.

Pituch, K. A. and Lee, Y. K. (2004). The Influence of System Characterictics on E- learning Use Computer and Education.

Purbo, W. Ono. (2002). E-learning Berbasis PHP dan MySQL. Jakarta : Penerbit Elexmedia Komputindo.

Putri, S. U., (2007). Pembelajaran Konsep Bakteriologi dan Virologi Berbasis Teknologi Informasi untuk meningkatkan Keterampilan Generik mahasiswa. Tesis Program Pasca Sarjana UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Renga. (1993). “Affect : A Critical Component of Mathematics Learning in Early Chilhood”. Research Ideas for The Classroom Early Chilhood Mathematics. New York : Macmillan Publishing Company.

Ruseffendi. (1998). Statistika Dasar Untuk Penelitian Pendidikan. Bandung: IKIP Bandung Press.

Smaldino, S.E., et al. (2005). Instructional Technology and Media for Learning (eighth ed.). Ohio: Merril Prantice Hall.

Soekartawi . (2003). Prinsip Dasar E-learning : Teori dan Aplikasinya di Indonesia. Jurnal Teknodik. Edisi No. 12 / VII/Oktober/ 2003.

_________. (2002). Prospek Penbelajaran Melalui Internet. Makalah Seminar Teknologi Kependidikan. Universitas Terbuka, Pustekkom dan IPTPI, Jakarta.

Sudarman. (2007). ”Problem Based Learning: Suatu Model Pembelajaran untuk Mengembangkan dan Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Masalah”. Jurnal Pendidikan Inovatif. 2, (2), 68-73.

Sudjana. (1996). Metoda Statistika. Bandung : Tarsito.

Sugiyono. (2008). Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.

Sumantri, M. (2004). “Implementasi E-Learning di Teknik Elektro FT Undip”. Jurnal Transmisi. 8, (2), 28-30.

Surjono, D. Herman. (1999). Pemanfaatan Internet Untuk Memperbaharui Model Pengajaran di Perguruan Tinggi. Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta. Jurnal Cakrawala Pendidikan No. 4 (XVII) tahun 1999.

(36)

Jauh dalam Rangka Meningkatkan Mutu Pembelajaran. Pustekkom Depdiknas, Jakarta : 12 Desember 2006.

Sutinah, A. (2006). Pembelajaran Interaktif Berbasis Multimedia di Sekolah Dasar. [Online]. Tersedia: www.google.com/pembelajaran/interaktif/sutinah [5 Mei 2009].

Sodiq, Mahfudz. (2000). Pembelajaran Kimia pada Sub Bahan Kajian Pencemaran Lingkungan yang Terintegrasi dengan Nilai-Nilai Keagamaan. Tesis SPS UPI : tidak diterbitkan.

Sari, Fitriani (2009). Upaya Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Konsep Pencemaran Melalui Pemberian Tugas Terstruktur. Tesis PPS UPI : tidak diterbitkan.

Tafiardi. (2005). Meningkatkan Mutu Pendidikan Melalui E-learning. Jurnal Pendidikan Penabur No. 04/th IV/Juli/2005.

Thompson, et. al. (2002). Perspective in Quality Online Education. (Online). Tersedia di http://sloan-c.org/publications/view/v2rn7/pdf.

Wahid, F. (2007). Teknologi Informasi dan Pendidikan. Yogyakarta : Penerbit UII & Ardana Media

Wahono, R. Satrio. (2008). Fungsi dan Komponen E-learning. Tersedia Online di www.romisatriowahono.com, diakses tanggal 13 Nopember 2008.

_______________. (2008). Pengantar E-learning dan Pengembangannya. Tersedia online di www.ilmukomputer.com, diakses tanggal 12 Nopember 2008.

Womble, M. D., (1999). Anatomy and Computer: a New Twist to Teaching the Oldest Medical Course. Bioscene: Volume 25(2) August 1999.

Yaniawati, R. Poppy. (2006). Implementasi E-learning Matematika dan Pengaruhnya Terhadap Sikap Mahasiswa Calon Guru. Jurnal Ilmiah Kependidikan Metalogika FKIP Universitas Pasundan Volume: 9 No. 02 Juli 2006.

Gambar

Tabel 3.1.  Desain Penelitian.................................................................................
Tabel 3.1.  The Nonrandomized
Tabel 3.2. Kriteria Koefisien Korelasi
Tabel 3.3. Klasifikasi tingkat kesukaran soal
+3

Referensi

Dokumen terkait

Nilai rerata SOD plasma tertinggi pada derajat keparahan AV ringan, diikuti dengan AV berat dan AV sedang namun tidak ada perbedaan yang bermakna kadar SOD plasma

Pembayaran uang kuliah dilakukan di bank BRI / BTN / Mandiri dengan menggunakan Lembar Informasi Pembayaran Registrasi (LIPR).. Mahasiswa memperoleh LIPR setelah melakukan

Serta memenuhi persyaratan akurasi dan presisi, sehingga dapat disimpulkan bahwa metode spektrofotometri dengan panjang gelombang berganda dapat digunakan untuk melakukan

Implementasi Gaya Mengajar Inklusi dalam Pembelajaran Aktivitas Permainan Bola Tangan, Studi PTK di kelas VII-D SMPN 26 Bandung. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Hubungan antara Karakteristik Keluarga dengan Usia Penyapihan, Praktek Pemberian Makanan Pendamping ASI dan Status Gizi Balita di Kelurahan Susia Batu, Bantar

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Pemerintah Kota Balikpapan disusun dengan tujuan memberikan gambaran konkrit mengenai keseluruhan pelaksanaan program

Studenten oder Doktoranden, die Interesse daran haben, die Universität zu Köln zu repräsentieren sowie Teil einer qualitativ hochwertigen Veranstaltung zu sein und

Akibat hukum ketiadaan regulasi guru asing terhadap sistem pendidikan nasional terkait dengan keberadaan Masyarakat Ekonomi ASEAN. Jenis penelitian yang digunakan