• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PhET pH Scale DALAM MEMBANGUN KONSEP LARUTAN ASAM BASA DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS PhET pH Scale DALAM MEMBANGUN KONSEP LARUTAN ASAM BASA DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMA."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PhET pH SCALE DALAM MEMBANGUN KONSEP

PADA MATERI LARUTAN ASAM BASA

DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan Program Studi Pendidikan Kimia

Oleh

FERA SILFIANI ALMIFTIAN

0800361

JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

ANALISIS PhET pH SCALE DALAM MEMBANGUN KONSEP

PADA MATERI LARUTAN ASAM BASA

DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMA

Oleh

Fera Silfiani Almiftian

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Fera Silfiani 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Maret 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

FERA SILFIANI ALMIFTIAN

ANALISIS PhET pH SCALE DALAM MEMBANGUN KONSEP PADA MATERI LARUTAN ASAM BASA

DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMA

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I

Drs. Rahmat Setiadi, M.Sc. NIP.196004111984031002

Pembimbing II

Dr. Ijang Rohman, M.Si. NIP.196310291987031001

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI

(4)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Analisis PhET pH Scale dalam Membangun Konsep

Larutan Asam Basa dan Keterampilan Proses Sains Siswa SMA”. Tujuan dari

penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi mengenai peluang penggunaan

PhET pHS dalam membangun konsep dan keterampilan proses sains (KPS) pada

materi larutan asam basa dalam pembelajaran kimia di SMA. Metode penelitian

yang digunakan adalah metode deskriptif dengan objek penelitian PhET pH Scale

(PhET pHS) versi 1.03 yang dirilis pada tanggal 25 April 2011. Pengumpulan data

dilakukan dengan mengidentifikasi fasilitas pada PhET pHS, analisis kesesuaian

konsep dengan SK dan KD kimia SMA, analisis konsep dan indikator KPS yang

berpeluang dapat dibangun, serta dengan menyebar instrumen dalam bentuk

angket kepada guru-guru kimia di SMA untuk mendapatkan tanggapan terhadap

hasil analisis. Hasil penelitian ini menunjukkan PhET pHS memiliki fasilitas

untuk membantu membangun beberapa konsep pada materi larutan asam basa;

PhET pHS sesuai dengan SK dan KD dalam KTSP Kimia SMA di Kelas XI IPA

semester genap; PhET pHS memiliki peluang dalam membangun konsep pH

larutan, pH netral, pH asam, pH basa, sifat intensif, sifat ekstensif, konsentrasi,

mol serta pengaruh pengenceran terhadap pH. PhET pHS juga memiliki peluang

dalam membangun 7 indikator KPS dengan 15 sub indikator KPS siswa SMA.

Kata kunci: PhET pHS, membangun konsep, KPS, pH larutan.

ABSTRACT

The title of the study is “Analisys of PhET pH Scale in order to Build Acid Base

Solution Concept and Science Skill Process of Senior High School”. The purpose

of the study is to get information about the opportunity of using PhET pHS in

order to build concept and science skill process (SSP) of acid base solution

concept in chemistry learning and process. The method used in the study is

descriptive and the object study is PhET pH Scale (PhET pHS) version 1.03

released on April 25th, 2011. Data collection was done by identifying facilities in

(5)

analyzing concept and science skill process indicators which can be build, and

spreading questionnaires to chemistry teachers. The result of study show PhET

pHS has facilities to build some concept in acid and base concept; PhET pHS is

appropriate with SK and KD in KTSP; PhET pHS has a opportunity to build pH

concept, neutral pH, acid pH, base pH, intensive properties, extensive properties,

concentration, mol and dilution influence to pH. PhET pHS has a opportunity in

building 7 indicators of science skill process and 15 sub-indicators students

science skill process.

(6)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Pembatasan Masalah ... 3

D. Tujuan Penelitian ... 4

E. Manfaat Penelitian ... 4

F. Penjelasan Istilah ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pemanfaat Teknologi Informasi dan Komunikasi ... 6

B. Media Pembelajaran ... 6

C. Virtual Laboratory PhET pH Scale ... 7

D. Konsep dan Analisis Konsep ... 11

1. Konsep ... 11

2. Analisis Konsep ... 12

E. Keterampilan Proses Sains (KPS) ... 15

F. Materi Larutan Asam Basa ... 18

(7)

B. Objek Penelitian ... 21

C. Tahap Penelitian ... 22

1. Tahap Awal ... 23

2. Tahap Pelaksanaan ... 23

a. Identifikasi Fasilitas pada PhET pHS ... 23

b. Analisis Kesesuaian Konsep dengan SKKD dalam KTSP Kimia SMA ... 23

c. Analisis Konsep-Konsep yang Berpeluang dapat Dibangun dari PhET pHS ... 24

d. Analisis Keterampilan Proses Sains yang Berpeluang dapat Dibangun ... 24

e. Penyusunan Instrumen, Validasi dan Revisi ... 24

f. Pengumpulan Data ... 25

3. Tahap Akhir ... 25

a. Analisis data ... 25

b. Kesimpulan ... 25

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Identifikasi Fasilitas pada PhET pH Scale ... 26

1. Fasilitas dalam PhET pHS ... 26

2. Simulasi yang dapat Dilakukan pada PhET pHS ... 30

B. Analisis Kesesuaian PhET pHS dengan SK dan KD KTSP Kimia SMA . 32 C. Analisis Konsep-Konsep yang Berpeluang dapat Dibangun dari PhET pHS ... 33

1. Hasil Analisis Konsep-Konsep yang Berpelung dapat Dibangun dari PhET pHS ... 33

2. Tanggapan Guru Terhadap Hasil Analisis Konsep-Konsep yang Berpeluang dapat Dibangun dari PhET pHS ... 46

(8)

1. Hasil Analisis Keterampilan Proses Sains yang Berpeluang dapat

Dibangun dari PhET pHS ... 47

2. Tanggapan Guru Terhadap Hasil Analisis Keterampilan Proses Sains yang Berpeluang dapat Dibangun dari PhET pHS... 51

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 54

B. Saran ... 55

DAFTAR PUSTAKA ... 56

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel

2.1 Third-party softwareyang dibutuhkan untuk menjalankan PhET pHS ... 9

2.2 Indikator dan Sub Indikator Keterampilan Proses Sains ... 17

4.1 Perbandingan konsep-konsep pada SK dan KD dengan PhET pHS ... 33

4.2 Hasil Analisis Konsep-Konsep yang Berpeluang dapat Dibangun Melalui PhET

pHS ... 44

4.3 Indikator dan sub indikator KPS yang berpeluang dapat dibangun dari PhET

(10)
(11)

4.15 Grafik pengaruh pengenceran terhadap pH larutan Spit ... 40

4.16 Grafik pengaruh pengenceran terhadap pH larutan Milk ... 41

4.17 Grafik pengaruh pengenceran terhadap pH larutan Coffee ... 41

4.18 Grafik pengaruh pengenceran terhadap pH larutan Beer ... 41

4.19 Grafik pengaruh pengenceran terhadap pH larutan Soda Pop ... 42

4.20 Grafik pengaruh pengenceran terhadap pH larutan Battery Aced ... 42

4.21 Saran salah satu responden secara tertulis ... 46

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran A. Analisis Kesesuaian Konsep yang Berpeluang Dapat Dibangun Melalui PhET pHS dengan SKKD Kimia SMA ... 58

B1. Analisis Mengenai Konsep yang Berpeluang Dapat Dibangun Melalui PhET pHS ... 59

B2. Angket Mengenai Konsep yang Berpeluang Dapat Dibangun Melalui PhET pHS ... 63

B3. Hasil Angket Mengenai Konsep-Konsep yang Berpeluang Dapat Dibangun Melalui PhET pHS ... 67

C1. Analisis Indikator dan Sub Indikator KPS yang Berpeluang Dapat Dibangun dari PhET pHS ... 68

C2. Angket Mengenai Indikator dan Sub Indikator KPS yang Berpeluang Dapat Dikembangkan Melalui PhET pHS ... 81

C3. Hasil Angket Mengenai Indikator dan Sub Indikator KPS yang Berpeluang Dapat Dibangun Melalui PhET pHS... 99

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu kimia pada hakikatnya dapat di pandang sebagai proses dan produk.

Kimia sebagai produk meliputi sekumpulan pengetahuan yang terdiri atas

fakta-fakta, konsep-konsep, dan prinsip-prinsip kimia. Kimia sebagai proses meliputi

keterampilan-keterampilan dan sikap-sikap yang dimiliki oleh para ilmuan untuk

memperoleh dan mengembangkan pengetahuan kimia atau produk kimia.

Dalam dunia pendidikan pembelajaran kimia harus memberikan

pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan

keterampilan proses dan sikap ilmiah (BSNP, 2006: 178). Oleh karena itu,

pembelajaran kimia tidak boleh mengesampingkan proses ditemukannya

konsep-konsep kimia. Sehingga keterampilan proses sains (KPS) sangat penting dimiliki

siswa dalam rangka membangun konsep-konsep kimia.

Untuk membangun konsep-konsep dan pengembangan KPS, diperlukan

suatu metode pembelajaran yang tepat, diantaranya adalah praktikum. Metode

praktikum dianggap tepat dalam membangun konsep siswa karena dengan

praktikum, siswa akan lebih mudah memahami konsep dengan cara membangun

sendiri konsep-konsep tersebut.

Menurut Dahar (1996: 103), metode praktikum dapat digunakan sebagai

belajar penemuan. Dengan belajar penemuan akan menghasilkan beberapa

dampak yang positif, diantaranya pengetahuan dapat bertahan lama, lebih mudah

diingat, lebih mudah diterapkan pada situasi-situasi baru, dan secara keseluruhan

akan meningkatkan penalaran siswa. Sebagai contoh, hasil penelitian yang telah

dilakukan oleh Wati (2007: 36), menunjukkan bahwa penerapan metode

praktikum dalam pembelajaran dapat menghasilkan penguasaan konsep yang baik.

Selain dapat menunjang dalam membangun konsep, metode praktikum juga

dapat digunakan untuk mengembangkan KPS karena dalam praktikum terdapat

kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan KPS. Misalnya, kegiatan mengamati,

(13)

2

konsep, merencanakan penelitian, mengkomunikasikan hasil penelitian dan

mengajukan pertanyaan. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Lestari

(2007), Nurhati (2008), Wardani (2008), Tarigan (2009), dan Kurnia (2010)

membuktikan bahwa penerapan metode praktikum dalam pembelajaran dapat

menghasilkan pengembangan KPS yang baik (Rahmah, 2012: 2). Namun

demikian menurut Brotosiswoyo dalam Muflika (2011: 2) metode praktikum

jarang dilakukan dalam pembelajaran kimia di sekolah-sekolah. Hal ini terjadi

karena berbagai kendala, seperti tidak tersedianya fasilitas, biaya yang relatif

mahal, terbatasnya alokasi waktu pembelajaran, dan kesukaran melakukan

persiapan sebelum praktikum. Pendapat tersebut diperkuat berdasarkan hasil

penelitian oleh Setyaningtyas dalam Mumtazah (2009: 3) bahwa hanya 30% yang

menyelenggarakan praktikum dan sisanya tidak.

Untuk menanggulangi kendala-kendala dalam pelaksanaan praktikum dapat

diatasi dengan pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK),

khususnya yang menggunakan komputer. Dengan bantuan media berupa

komputer siswa dapat melakukan pembelajaran kimia dalam bentuk eksperimen

semu (virtual lab) .

Virtual Lab sudah banyak dikembangkan, salah satunya adalah PhET yang

dikembangkan oleh University of Colorado. PhET dapat diakses secara bebas di

http://phet.colorado.edu/in/. Awalnya PhET dikembangkan dan digunakan dalam

pembelajaran fisika, tetapi PhET kini sudah banyak digunakan dalam

pembelajaran-pembelajaran biologi dan kimia. Virtual lab PhET berisi 48

percobaan kimia pada jenjang sekolah menengah atas (High School) dan

Universitas (University). PhET banyak digunakan kemungkinan karena dapat

diunduh secara tidak berbayar (free download), dan dapat digunakan tanpa

terkoneksi dengan internet sehingga memudahkan siswa dan guru untuk

menggunakannya.

Salah satu simulasi yang ada dalam virtual lab PhET yaitu simulasi PhET

pH Scale (PhET pHS). Simulasi ini berkaitan dengan materi larutan asam basa.

(14)

3

terapannya” dengan Kompetensi Dasar yakni “Mendeskripsikan teori-teori asam

basa dengan menentukan sifat larutan dan mengukur pH larutan”.

PhET pHS dirancang dengan tujuan untuk membantu dalam menentukan

suatu larutan bersifat asam atau basa, membantu menjelaskan secara kualitatif dan

kuantitatif hubungan antara pH dengan konsentrasi ion hidronium dan ion

hidroksida, serta memprediksikan pengaruh pengenceran terhadap pH suatu

larutan (Langdon dan Loeblein, 2008: 1). Simulasi PhET pHS belum diketahui

apakah dapat membantu membangun KPS atau tidak. Oleh karena itu sebelum

simulasi PhET pHS ini digunakan dalam pembelajaran perlu diadakan suatu

analisis apakah simulasi PhET pHS dapat digunakan dalam membangun konsep

dan keterampilan proses sains. Analisis ini hanya sebatas pada konten saja tidak

dalam bentuk evaluasi software secara global.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan latar belakang yang telah disampaikan sebelumnya

rumusan masalah dari penelitian yang akan dilakukan yaitu: “Bagaimana hasil

analisis PhET pH Scale dalam membangun konsep larutan asam basa dan

keterampilan proses sains siswa SMA?”.

Agar penelitian lebih fokus mengenai masalah yang akan diteliti, maka

masalah diperinci ke dalam pertanyaan berikut:

1) Fasilitas dan simulasi apa saja yang dimiliki oleh PhET pHS sehingga dapat

digunakan dalam pembelajaran kimia di SMA?

2) Bagaimana kesesuaian PhET pHS dengan SK dan KD kimia di SMA?

3) Konsep apa saja yang dapat dibangun melalui penggunaan PhET pHS?

4) Indikator keterampilan proses sains apa saja yang dapat dikembangkan

melalui penggunaan simulasi PhET pHS?

C. Pembatasan Masalah

Agar penelitian lebih terarah, maka ruang lingkup penelitian dibatasi oleh:

(15)

4

2) Konsep yang di analisis pada PhET pHS mengacu pada standar kompetensi

dan kompetensi dasar di SMA kelas XI

3) Indikator keterampilan proses sains (KPS) yang dianalisis mengacu pada

indikator KPS yang dikembangkan oleh Sri Anitah (2007: 7.16).

D. Tujuan Penelitian

Untuk mendapatkan informasi mengenai peluang penggunaan PhET pHS

dalam membangun konsep dan keterampilan proses sains pada materi larutan

asam basa dalam pembelajaran kimia di SMA kelas XI.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian yang dilakukan diharapkan mempunyai manfaat sebagai

berikut:

1) Bagi siswa

a) Dapat memberikan pengalaman baru menggunakan PhET pHS sebagai

produk inovasi TIK dalam pembelajaran kimia.

b) Meningkatkan keterampilan proses sains.

2) Bagi guru

a) Membantu dalam menjelaskan materi larutan asam basa.

b) Memberikan salah satu alternatif pembelajaran.

c) Memberikan gambaran mengenai penggunaan virtual lab di kelas.

3) Bagi sekolah

a) Memberikan masukan dalam menentukan alternatif pembelajaran di

sekolah untuk meningkatkan mutu pendidikan.

b) Dapat dijadikan sebagai salah satu media pembelajaran disekolah.

4) Bagi Peneliti lain,

a) Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dan masukan dalam

penelitian sejenis dengan materi yang berbeda.

b) Sebagai rujukan untuk pengembangan media pembelajaran berbasis

(16)

5

F. Penjelasan Istilah

Agar tidak terjadi kesalahan penafsiran terhadap istilah-istilah yang

digunakan dalam penelitian ini, maka perlu diberikan penjelasan tentang

istilah-istilah tersebut, yaitu sebagai berikut:

1) PhET merupakan singkatan dari Physics Education Technology yang

dipelopori oleh Carl E. Wieman dibawah Lembaga Tinggi Pendidikan yaitu

Universitas Colorado. PhET ini lebih menekankan pada kegiatan simulasi

yang terdiri dari animasi, interaksi dan permainan seperti keadaan

sesungguhnya sehingga user bisa belajar melalui eksplorasinya sendiri

(Perkins et al., 2006: 18). PhET yang digunakan pada penelitian ini adalah

PhET pH Scale (PhET pHS) versi 1.03 yang dirilis pada tanggal 25 April

2011.

2) Virtual laboratory atau virtual labadalah serangkaian alat-alat laboratorium

yang berbentuk perangkat lunak (software) komputer berbasis multimedia

interaktif, yang dioperasikan dengan komputer dan dapat mensimulasikan

kegiatan di laboratorium seakan-akan pengguna berada pada laboratorium

sebenarnya (Imron, 2012: frame 1).

3) Keterampilan proses sains merupakan keterampilan-keterampilan yang

dimiliki oleh para ilmuwan untuk memperoleh dan mengembangkan

(17)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Penelitian deskriptif

adalah penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan fenomena-fenomena

yang ada, yang berlangsung pada saat ini atau saat yang lampau (Sukmadinata,

2005: 54). Menurut Arikunto (2010: 3), penelitian deskriptif adalah penelitian

yang dimaksudkan untuk meneliti keadaan, kondisi atau hal lain-lain yang sudah

disebutkan, yang hasilnya dipaparkan untuk bentuk laporan penelitian. Jadi, dalam

penelitian ini tidak mengadakan manipulasi atau pengubahan pada

variabel-variabel bebas, tetapi menggambarkan kondisi apa adanya.

Pada penelitian ini, peneliti hanya melakukan analisis terhadap media

pembelajaran virtual lab PhET pH Scale terkait fasilitas-fasilitas yang tersedia

pada PhET pHS, simulasi yang dapat dilakukan, kesesuaian dengan SK dan KD

kimia SMA, serta konsep-konsep dan keterampilan proses sains yang berpeluang

dapat dibangun melalui PhET pHS untuk kemudian di deskripsikan.

B. Objek penelitian

Objek penelitian pada penelitian ini adalah PhET pH Scale versi 1.03 yang

(18)

22

C. Tahap Penelitian

Agar penelitian yang dilakukan berlangsung secara terarah, sistematis dan

sesuai tujuan, maka dirancang alur penelitian seperti ditunjukan pada Gambar 3.1

berikut.

Gambar 3.1 Bagan Alur Penelitian

Identifikasi fasilitas pada PhET BA

Analisis KPS yang dapat dibangun

Tahap Pelaksanaan

Tahap Akhir

Analisis Data

Kesimpulan Pengumpulan data Penyusunan Instrumen

Validasi

Revisi Identifikasi fasilitas pada PhET pHS

Analisis kesesuaian PhET pHS dengan

SK dan KD Analisis konsep yang

dapat dibangun

(19)

23

Berdasarkan Gambar 3.1, alur penelitian dibagi menjadi tiga tahap yaitu

tahap awal, tahap pelaksanaan, dan tahap akhir.

1. Tahap Awal

Langkah pertama yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pemilihan

simulasi PhET sebagai objek yang akan diteliti. Proses pemilihan PhET ini

dilakukan secara subjektif. Pada website PhET terdapat 48 buah simulasi yang

berhubungan dengan pelajaran kimia. Namun berdasarkan studi pendahuluan yang

dilakukan peneliti, dipilih PhET pH Scale (PhET pHS) sebagai objek penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan

Dalam tahap pelaksanaan dilakukan beberapa kegiatan yaitu identifikasi

fasilitas-fasilitas PhET pHS, analisis kesesuaian PhET pHS dengan SK dan KD

dalam KTSP Kimia SMA, analisis konsep-konsep yang berpeluang dapat

dibangun dari PhET pHS, analisis keterampilan proses sains yang berpeluang

dapat dibangun dari PhET pHS, penyusunan instrumen, validasi instrumen dan

pengumpulan data.

a. Identifikasi Fasilitas pada PhET pHS

Identifikasi fasilitas pada PhET pHS bertujuan untuk mengetahui

karakteristik dari PhET pHS. Identifikasi dilakukan dengan menjalankan PhET

pHS, kemudian mempelajari berbagai fasilitas yang terdapat dalam simulasi PhET

pHS. Pada tahap ini didapatkan gambaran umum mengenai konsep-konsep dan

indikator keterampilan proses sains yang berpeluang dapat dibangun. Selain itu

dari hasil identifikasi fasilitas pada PhET pHS, peneliti dapat mengetahui

kelemahan dan kelebihan dari PhET pHS.

b. Analisis Kesesuaian PhET pHS dengan SK dan KD dalam KTSP Kimia

SMA

Tujuan dilakukannya analisis kesesuain PhET pHS dengan SK dan KD

kimia SMA adalah untuk mengetahui kesesuaian konsep-konsep pada PhET pHS

dengan SK dan KD dalam KTSP Kimia SMA. Untuk mengetahui kesesuain

(20)

24

pada PhET pHS kemudian membandingkan konsep-konsep yang didapatkan

terhadap SK dan KD kimia SMA sehingga dapat diketahui konsep yang terdapat

pada PhET pHS masuk di kelas dan semester berapa di SMA.

c. Analisis Konsep-Konsep yang Berpeluang dapat Dibangun dari PhET

pHS

Analisis konsep ini dilakukan dengan cara menjalankan simulasi-simulasi

pada PhET pHS. Kemudian melihat konsep-konsep yang berpeluang dapat

dibangun melalui simulasi-simulasi yang ada. Selanjutnya konsep-konsep tersebut

disajikan dalam tabel analisis konsep. Setelah itu simulasi-simulasi dalam PhET

pHS yang dapat membantu membangun konsep tertentu diubah kedalam bentuk

pernyataan. Pernyataan tersebut selanjutnya menjadi pernyataan dalam angket.

d. Analisis Keterampilan Proses Sains yang Berpeluang dapat Dibangun

Dalam menganalisis keterampilan proses sains yang berpeluang dapat

dibangun dari PhET pHS, peneliti melakukan simulasi-simulasi. Kemudian dari

simulasi-simulasi tersebut dipetakan terhadap indikator dan sub indikator KPS,

sehingga dapat diidentifikasi KPS apa saja yang berpeluang dapat dibangun.

Selanjutnya, hasil pemetaan indikator dan sub indikator KPS yang berpeluang

dapat dibangun tersebut dituangkan dalam bentuk tabel dan dilengkapi dengan

bentuk-bentuk tindakan untuk mencapai indikator dan sub indikator KPS.

e. Penyusunan Instrumen, Validasi dan Revisi

Penyusunan instrumen bertujuan untuk memperoleh alat pengumpul data

pendukung hasil analisis PhET pHS yang dilakukan oleh peneliti. Penyusunan

instrument dilakukan dengan mendiskusikan hasil analisis konsep-konsep dan

keterampilan proses sains terlebih dahulu dengan pembimbing. Kemudian

membuat draft instrumen, menentukan format, serta penghalusan kalimat dan

bentuk instrument. Instrumen yang telah dibuat oleh peneliti di validasi oleh

dosen pembimbing. Kemudian atas saran-saran dari pembimbing, maka peneliti

melakukan revisi. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket

atau kuesioner. Angket berisi sejumlah pernyataan yang harus dijawab atau

(21)

25

f. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan dua tahap. Tahap

pertama merupakan tahap uji coba, dengan cara mencoba seluruh fasilitas yang

tersedia dalam PhET pHS. Tahap uji coba dilakukan untuk memperoleh informasi

mengenai karakteristik PhET pHS, data kesesuaian dengan SK dan KD dalam

KTSP kimia SMA, data konsep-konsep dan data hasil analisis keterampilan proses

sains yang berpeluang dapat dibangun melalui penggunaan PhET pHS.

Tahap kedua merupakan tahap pengumpulan data berupa tanggapan guru

terhadap hasil analisis konsep-konsep dan KPS yang berpeluang dapat dibangun

dari PhET pHS. Angket disebar kepada guru kimia SMA secara sampling

insidental artinya sampel dipilih berdasarkan kebetulan, siapa saja yang secara

kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila

dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data (Sugiyono,

2010: 124).

3. Tahap Akhir

Tahap akhir terdiri dari analisis data dan membuat kesimpulan sebagai

jawaban atas masalah penelitian.

a. Analisis data

Analisis data bertujuan untuk mengolah data hasil penyebaran angket yang

telah dilakukan dan mengolah hasil analisis pada tahap pelaksanaan yaitu:

identifikasi fasilitas, analisis kesesuaian dengan SK dan KD dalam KTSP kimia

SMA, analisis konsep-konsep, analisis indikator dan sub indikator KPS yang

berpeluang dapat dibangun melalui PhET pHS. Analisis data dilakukan dengan

cara mendeskripsikan hasil analisis dan hasil angket yang diperoleh.

b. Kesimpulan

Kesimpulan didapat dengan merangkum hasil analisis data yang telah

diuraikan secara deskriptif dalam pembahasan hasil penelitian mengenai

karakteristik PhET pHS, kesesuaian konsep pada PhET pHS dengan SK dan KD

kimia SMA, serta mengenai konsep-konsep dan indikator KPS yang berpeluang

(22)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bagian ini akan diuraikan jawaban berupa kesimpulan terhadap

masalah-masalah yang telah dirumuskan dalam bab I. Berdasarkan temuan yang diperoleh,

maka terdapat saran-saran untuk perbaikan dalam pembelajaran dan penggunaan

simulasi PhET pHS.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan terhadap PhET pHS diperoleh

kesimpulan sebagai berikut:

1. PhET pHS memiliki fasilitas untuk memilih larutan, melihat pH, melihat

komponen larutan, mengubah volume larutan, analogi perbandingan jumlah

partikel sehingga memungkinkan user melakukan simulasi untuk melihat

kuantitas dari spesi H3O+ dan OH- baik satuan konsentrasi, jumlah mol dan

jumlah partikel dari sampel yang ada; memungkinkan user melihat analogi

perbandingan banyaknya spesi H3O+ dan OH- dari suatu larutan; dan

memungkinkan user memprediksikan dan melihat pengaruh pengenceran

terhadap pH suatu larutan, sehingga dapat digunakan dalam pembelajaran di

SMA.

2. PhET pHS sesuai dengan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar

(KD) dalam KTSP Kimia SMA pada kelas XI semester 2, yaitu: SK nomor 4

dan KD nomor 4.1.

3. Konsep-konsep yang berpeluang dapat dibangun melalui penggunaan PhET

pHS, yaitu: pH larutan, pH netral, pH asam, pH basa, pengenceran dan

pengaruh pengenceran terhadap pH larutan, sifat intensif, sifat ekstensif ,

konsentrasi dan mol.

4. Indikator dan sub indikator KPS yang berpeluang dapat dibangun melalui

(23)

55

menafsirkan pengamatan dengan 4 sub indikator , (c) meramalkan dengan 1

sub indikator, (d) menerapkan konsep dengan 1 sub indikator, (e)

merencanakan penelitian dengan 3 sub indikator, (f) mengkomunikasikan hasil

penelitian dengan 3 sub indikator, (g) mengajukan pertanyaan dengan 2 sub

indikator.

B. Saran

Saran-saran berikut diperuntukkan bagi pengembang PhET pHS dan praktisi

pendidikan.

1. Bagi pengembang PhET pHS disarankan sebagai berikut:

a) Sampel yang ada sebaiknya tidak disertai dengan nilai pH, karena telah ada

fasilitas pH Meter untuk mengukur pH.

b) Custum liquid sebaiknya dihilangkan saja karena membingungkan

penggunaannya. Terkecuali pada Custum liquid juga dapat diberikan

perlakuan pengenceran.

c) pH meter dibuat bisa bergerak sehingga betul-betul dapat terlihat

pengukuran pH.

d) Perlu menambahkan penuntun pengunaan PhET yang lebih jelas .

2. Bagi praktisi pendidikan disarankan sebagai berikut:

a) Siswa melakukan simulasi sendiri baik secara individu maupun

berkelompok.

b) Diberikan arahan baik secara lisan ataupun tulisan untuk membimbing

siswa dalam menemukan konsep maupun dalam membangun KPS.

(24)

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, H. (1993). Penuntun Dasar-Dasar Praktikum Kimia. Departemen Pendidikan dan Kebudaayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek pembinaan Tenaga Kependidikan Pendidikan Tinggi.

Adams, W.K. (2010). Student Engagement and Learning with PhET Interactive simulations. Department of Physics University of Colorado - Boulder, CO 80309, US [Online].Tersedia:http://phet.colorado.edu/research/index.php [Juni 2012]

Anitah Sri, dkk. (2007). Strategi Pembelajaran Kimia Edisi 1. Jakarta : Unipersitas Terbuka.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Arsyad, A. (2010). Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

BSNP. (2006). Standar Kompetensi dan Kompetensi dasar SMA/MA. Jakarta : Badan Standar Nasional Pendidikan.

Chang, R. (2003). Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Edisi ketiga Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

_______. (2003). Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Edisi ketiga Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Dahar, R. W. (1996). Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Daintith, J. (1990). Kamus Lengkap Kimia OXFORD. Jakarta: Erlangga

Farida, I. (2010). Peranan Analisis Konsep Dalam Pengembangan Pembelajaran. [Online].

(25)

57 PendidikanKimia FPMIPA UPI. Tidak diterbitkan.

Mumtazah, S.U. (2009). Pemproduksian Video Demonstrasi Pada Materi Pokok Sifat Koligatif Larutan. Skripsi Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI. Tidak diterbitkan.

Munir. (2009). Pembelajaran Jarak Jauh berbasi Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung : Alfabeta

Perkins et al. (2006). PhET: Interactive Simulations for Teaching and Learning Physics. 44, 18-23.

Rahmah, N. (2012). Peranan PhET RR Dalam Membangun Konsep dan Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas XI IPA Di Salah Satu SMA Kota

Bandung. Skripsi Jurusan Pendiidkan Kimia FPMIPA UPI. Tidak

diterbitkan.

Rustaman, dkk. (2003). Strategi Belajar Mengajar Biologi Edisi Revisi. Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pendidikan Indonesia.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta

Sukmadinata. (2005). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Rosdakarya

Supriatna, D. (2009). Pengenalan Media Pembelajaran. Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Taman

Kanak-Kanak dan Pendidikan Luar Biasa. [Online].

Tersedia:

http://www.tkplb.org/documents/etraining-media%20pembelajaran/2.Pengenalan_Media_Pembelajaran.pdf [Januari 2013]

Wati. (2007). Pengaruh Pendekatan Kontekstual Menggunakan Metode Praktikum pada Pembelajaran Perubahan Materi terhadap peningkatan

Kemampuan Kognitif Siswa SMP. Skripsi Jurusan Pendiidkan Kimia

FPMIPA UPI. Tidak diterbitkan.

Gambar

Tabel
Gambar 2.1
Grafik pengaruh pengenceran terhadap pH larutan Spit .............................       40
Gambar 3.1 Bagan Alur Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Inetraksi antara spesialisasi auditor dengan komite audit tidak dapat memperkuat pengaruh positif terhadap kualitas audit. Kata Kunci : workload, audit tenure , spesialisasi

menghasilkan output yang benar untuk suatu data input, misal untuk regresi, klasifikasian, regresi ordinal, ranking, dll.. •

6.0, Skripsi, Banda Aceh: Program Studi Teknik Informatika Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer U’Budiyah Indonesia Banda Aceh. I., 2013, P engolahan

terhadap sikap kewirausahaan siswa SMK se-Kota Bandung. Untuk melakukan pengujian hipotesis ini dilakukan langkah-langkah.

Peraturan Pemerintah Nomor  2 Tahun 2012 tentang Hibah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012

Contoh beberapa tipe pemborosan dalam proses jasa adalah kesalahan- kesalahan dalam melakukan suatu aktivitas, melakukan aktivitas yang tidak perlu, menunggu untuk proses

[r]

dokumen yang sesuai dengan daftar isian dokumen kualifikasi perusahaan saudara pada. aplikasi SPSE, yang akan dilaksanakan