UPAYA MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN BERPIKIR KREATIF
SISWA MELALUI MEDIA E-LEARNING PADA KONSEP
SISTEM TRANSPORTASI MANUSIA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Biologi
Oleh:
MOCH IKHSAN PAHLAWAN
0808530
JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
UPAYA MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN BERFIKIR KREATIF
SISWA MLALUI MEDIA E-LEARNING PADA KONSEP SISTEM
TRANSPORTASI MANUSIA
oleh
Moch Ikhsan Pahlawan
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
© Moch Ikhsan Pahlawan 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
LEMBAR PENGESAHAN
UPAYA MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN BERPIKIR KREATIF SISWA MELALUI MEDIA E-LEARNING PADA KONSEP SISTEM
TRANSPORTASI MANUSIA
Oleh
Moch Ikhsan Pahlawan 0808530
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:
Pembimbing I
Drs. H. Dadang Machmudin, M. Si NIP. 196205051987031007
Pembimbing II
dr. Hj. Rita Shintawati, M. Kes NIP. 196812012001122002
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI
Effort to Improve the Mastery of Concepts and Creative Thinking of
Students Through the Medium of e-learning on The Concepts of
Human Circulatory System
ABSTRACT
The action research effort to improve the mastery of concepts and creative thinking of students through the medium of e-learning on the concepts of human circulatory system is intended to determine the increase mastery of concepts, creative thinking, and the student's response after learning using e-learning media. The problems underlying this study is the low student learning outcomes and learning completeness which has not reached the standards specified in the Education Unit Level Curriculum (KTSP) as well as the problems related to learning time in school. Action research was conducted at SMAN 4 Bandung in XI Science 2 class. The research method used in Classroom Action Research (CAR) in the form of simultaneous synergistic or collaborative. In this method, teachers and researchers collaborate in the research. The results showed in every cycle there is an increase in the results of concept mastery. The average results of the pretest concept mastery is 58.08 , increased to 78.73 in cycle 1, and 87.85 in cycle 2. Creative thinking ability also increased, the average results of fluency thinking skills and thought elaboration at 56.97 on cycle 1 and cycle 2 for 74.09. Original thinking skills (Originality) also increased, results in cycle 1 at 45.29 to 60.00 in cycle 2. Student responses also showed a positive response to the learning outcomes by using the medium of e-learning. Overall, learning by using the medium of e-learning can improve mastery of concepts and creative thinking of students, as well as getting good response from the students. Learning by using the medium of e-learning as an effort to improve the mastery of concepts and creative thinking of students can be achieved.
Upaya Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Berpikir Kreatif Siswa
Melalui Media E-Learning Pada Konsep Sistem Transportasi Manusia
ABSTRAK
Penelitian tindakan mengenai upaya meningkatkan penguasaan konsep dan berpikir kreatif siswa melalui media e-learning pada konsep sistem peredaran darah manusia ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan penguasaan konsep, berpikir kreatif, dan respon siswa setelah pembelajaran dengan menggunakan media e-learning. Permasalahan yang melatarbelakangi penelitian ini yaitu hasil belajar siswa yang rendah serta ketuntasan belajar yang belum mencapai standar yang ditentukan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) serta adanya permasalahan yang berkaitan dengan waktu pembelajaran di sekolah. Penelitian tindakan ini dilaksanakan di SMA Negeri 4 Bandung pada kelas XI IPA 2. Metode penelitian yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) berbentuk simultan sinergis atau kolaboratif. Pada metode ini guru bersama peneliti bekerja sama dalam melaksanakan penelitian. Hasil penelitian menunjukan pada setiap siklusnya terdapat peningkatan pada hasil penguasaan konsep. Rata-rata hasil penguasaan konsep pretes dengan nilai 58,08, meningkat menjadi 78,73 pada siklus 1, dan 87,85 pada siklus 2. Kemampuan berpikir kreatif pun mengalami peningkatan, rata-rata hasil kemampuan berpikir lancar (Fluency) dan berpikir merinci (Elaboration) pada siklus 1 sebesar 56,97 dan pada siklus 2 sebesar 74,09. Kemampuan berpikir asli (Originality) pun mengalami peningkatan, hasil pada siklus 1 sebesar 45,29 menjadi 60,00 pada siklus 2. Respon siswa juga menunjukan hasil respon positif terhadap pembelajaran dengan menggunakan media e-learning. Secara keseluruhan, pembelajaran dengan menggunakan media e-learning dapat meningkatkan penguasaan konsep dan berpikir kreatif siswa, serta mendapatkan respon yang baik dari siswa. Pembelajaran dengan menggunakan media e-learning sebagai upaya meningkatkan penguasaan konsep dan berpikir kreatif siswa dapat tercapai.
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Rumusan Masalah... 9
C. Batasan Masalah... 9
D. Tujuan Penelitian... 10
E. Manfaat Penelitian... 10
BAB II PENGGUNAAN MEDIA E-LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PNGUASAAN KONSEP DAN BERFIKIR KREATIF PADA MATERI SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA A. Pengertian Media Pembelajaran... 12
B. Internet dalam Pembelajaran... 12
1. Internet Sebagai Media Pembelajaran……… 2. Pembelajaran Jarak jauh………. C. Media E-Learning dalam Pembelajaran... 12 14 16 1. Peran E-Learning dalam Pembelajaran………. 2. E-Learning dalam Pembelajaran……… 3. Pengembangan E-Learning……….. D. Hasil Belajar………... 16 18 25 26 E. Penguasaan Konsep………... 28
F. Kemampuan Berfikir Kreatif... 30
BAB III METODE PENELITIAN
A. Subjek Penelitian…... 41
B. Metode Penelitian…………... 41
C. Desain Penelitian... 42
D. Definisi Operasional... 43
E. Instrumen Penelitian... 44
1. Instrumen Pembelajaran... 44
2. Instrumen Pengumpulan Data... 44
F. Uji Instrumen Penelitian... 46
1. Reliabilitas... 46
2. Validitas Tes... 47
3. Daya Pembeda... 49
4. Tingkat Kesukaran... 50
5. Kualitas Pengecoh... 50
G. Teknik Pengumpulan Data... 51
H. Prosedur Penelitian……... 51
I. Teknik Pengolahan Data... 54
1. Data Kuantitatif... 54
2. Data Kualitatif... 56
J. Analisis Pengolahan Data... 57
K. Alur Penelitian……….. 57
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian... 58
1. Proses Tindakan Guru... 58
2. Penguasaan Konsep... 62
3. Kemampuan Berfikir Kreatif... 65
4. Respon Siswa………... 71
B. Pembahasan... 75
1. Proses Tindakan Guru... 75
2. Penguasaan konsep... 78
3. Kemampuan Berfikir Kreatif... 83
4. Respon Siswa………... 87
5. Aktivitas Siswa... 88
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 90
B. Saran... 91
DAFTAR PUSTAKA... 92
LAMPIRAN... 95
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1 Data Hasil Belajar Siswa SMA Negeri 4 Bandung Materi
SistemTransportasi Tahun Ajaran 2010/2011 dan
2011/2012……….. 4
1.2 Data Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPA 1 Tahun Ajaran 2012/2013……….. 5
2.1 Karakteristik Berpikir Kreatif... 32
2.2 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Materi Sistem Peredaran Darah... 35
2.3 Karakteristik Materi Sistem Peredaran Darah... 36
3.1 Tahap Pelaksanaan Penelitian... 45
3.2 Kisi-kisi Angket Respon Siswa... 47
3.3 Teknik Pengumpulan Data Penelitian... 48
3.4 Penyekoran Angket... 50
3.5 Kriteria Koefisien Reliabilitas... 53
3.6 Kriteria Validitas Butir Soal... 54
3.7 Klasifikasi Acuan Daya Pembeda... 55
3.8 Kriteria Tingkat Kesukaran... 56
4.1 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa... 64
4.2 Sebaran Hasil Penguasaan Konsep Siswa... 65
4.3 Rekapitulasi Kemampuan Berfikir Lancar (Fluency) dan Berpikir Merinci (Elaboration) Siswa... 67 4.4 Sebaran Hasil Kemampuan Berpikir Lancar (Fluency) dan Berpikir Merinci (Elaboration) Siswa... 68
4.5 Rekapitulasi Hasil Berfikir Asli (Originality)... 71
4.6 Sebaran Hasil Kemampuan Berfikir Asli (Originality)... 71
4.7 Rekapitulasi Respon Siswa Siklus 1 dan Siklus 2………... 74
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Kerucut Pengalaman Edgar Dale... 27
2.2 Sel Darah………... 36
2.3 Proses Pembekuan Darah... 37
2.4 Golongan Darah…………... 37
2.5 Bagan Transfusi Darah………... 38
2.6 Jantung………... 38
2.7 Pembuluh Darah... 39
2.8 Sistem Peredaran Darah... 39
2.9 Kelainan pada Sistem Peredran Darah... 40
3.1 Pengembangan Desain Penelitian Penelitian Tindakan Model Spiral Kemmis & Taggart………. 43
3.2 Alur Penelitian………... 57
4.1 Grafik Sebaran Hasil Penguasaan Konsep... 66
4.2 Grafik Sebaran Hasil Berfikir Lancar (Fluency) dan Berfikir Merinci (Elaboration)……… 70 4.3 Grafik Sebaran Hasil Berfikir Asli (Originality)………. 72
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
A HASIL STUDI PENDAHULUAN... 95
A.1 Hasil Observasi Angket Awal... 96
B RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)... 97
B.1 Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus 1 Pertemuan I... 98
B.2 Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus 1 Pertemuan II... 105
B.3 Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus 2 Pertemuan I... 110
B.4 Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus 2 Pertemuan II... 115
C LEMBAR KERJA SISWA (LKS)………....……... 120
C.1 Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus 1 Pertemuan I... 121
C.2 Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus 1 Pertemuan II.. 124
C.3 Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus 2 Pertemuan I... 127
C.4 Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus 2 Pertemuan II.. 130
D INSTRUMEN PENELITIAN………... 134
D.1 Soal Instrumen Tes Penguasaaan Konsep... 135
D.2 Soal Berpikir Kreatif... 152
D.3 Lembar Observasi Pembelajaran... 160
D.4 Lembar Observasi Aktivitas Siswa... 168
D.5 Angket Respon Siswa... 169
D.6 Panduan dan Rubrik Mind Map... 172
D.7 Lembar Wawancara Siswa... 176
E ANALISIS DATA PENELITIAN... 183
E.1 Data Hasil Kesesuaian RPP... 184
E.2 Data Hasil Penguasaan Konsep Siklus 1 dan Siklus 2... 196
E.3 Data Hasil Berpikir Kreatif Siklus 1 dan Siklus 2... 198
F PETUNJUK PENGGUNAAN BLOG... 200
G ADMINISTRASI PENELITIAN... 209
G.1 Surat Pelaksanaan Penelitian... 210
H DOKUMENTASI PENELITIAN... 211
H.1 Dokumentasi Tugas Mind Map... 212
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Setiap perbuatan dan pengalaman yang dialami oleh manusia merupakan
pembelajaran bagi diri manusia itu sendiri. Proses belajar dalam kehidupan
manusia sangat erat kaitannya dengan perubahan dalam diri manusia tersebut.
Menurut Gagne, belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu
organisme berubah perilakunya sebagai akibat dari pengalaman (Dahar,
1996: 11).
Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang menjadi wadah bagi para
siswa untuk menuntut ilmu melalui proses pembelajaran. Proses pembelajaran
yang terjadi di sekolah tentunya tidak bisa dilepaskan dari sosok guru, karena
ilmu yang diperoleh siswa sangat erat kaitannya dengan peran guru tersebut.
Sudjana (2004: 6) mengemukakan bahwa keberhasilan dari proses
pembelajaran dapat terlihat dari hasil yang dapat dicapai siswa, diharapkan
semua hasil yang dicapai dapat membangun sistem nilai yang akan
membentuk kepribadian siswa serta dapat memberikan warna dan arah dalam
setiap perbuatannya.
Dengan kemajuan teknologi, perkembangan pendidikan di sekolah
semakin lama semakin mengalami perubahan. Pendidikan di sekolah-sekolah
kita telah menunjukkan perkembangan pesat pada bidang kurikulum,
metodologi, peralatan, dan penilaian (Hamalik 1989: 2). Namun pada
kenyataannya proses pembelajaran yang terjadi di sekolah-sekolah masih
dilakukan secara konvensional yang didominasi dengan metode ceramah dan
menuntut siswa untuk menghafal. Hal ini tentunya membuat siswa merasa
bosan dan jenuh terhadap pembelajaran sehingga siswa kurang memiliki
pengalaman dalam penerimaan informasi, sehingga pembelajaran yang
berlangsung tidak efektif dan efisien. Sebagaimana yang telah dikemukakan
oleh Stine (2002: 6), bahwa cara belajar yang banyak diterapkan pada sistem
2
hanya menghafalkan materi tanpa memahaminya. Proses pembelajaran ini
haruslah berubah dari konvensional ke arah yang lebih modern.
Bagi dunia pendidikan internet merupakan solusi dan potensi bagi
pengembangan kegiatan pembelajaran. Salah satu bentuk pemanfaatan internet
dalam dunia pendidikan adalah e-Learning atau electronic learning. Menurut
Purwadi (Sanaky, 2004:209) perangkat elektronik yang dimaksud dalam hal
ini adalah perangkat elektronik yang ada kaitannya dengan teknologi
informasi dan komunikasi (TIK) dan multimedia berupa CDROM,Video
Tape, Televisi, dan Radio. Maka e-Learning adalah proses pembelajaran yang
difasilitasi dan didukung melalui pemanfaatan teknologi informasi dan
internet. E-Learning tidak lagi hanya terbatas pada pembelajaran yang sifatnya
statis dan satu arah, tetapi telah meluas menjadi proses pembelajaran yang
sifatnya dinamis, kolaboratif, dan multimedia.
Perkembangan teknologi pada saat ini sebenarnya menguntungkan bagi
manusia dalam berbagai aspek kehidupan, namun semua itu tergantung pula
pada kesiapan manusia tersebut untuk menghadapinya. Pelajar saat ini sudah
seharusnya mengikuti perkembangan teknologi, karena kehidupan mereka di
masa depan akan sangat bergantung kepada teknologi dan bisa menjadi
tantangan di masa depan. Oleh karena itu pelajaran di sekolah yang bersifat
formal saja dirasa masih belum cukup untuk mengahadapi tantangan tersebut,
untuk dapat menghadapi tantangan tersebut para siswa harus dapat berfikir
kreatif dalam menghadapi berbagai masalah yang dihadapinya. Proses berfikir
kreatif ini juga dapat menggali potensi pada diri siswa, sehingga siswa
memiliki soft skill untuk menghadapi tantangan di era globalisasi ini. Karena
kehidupan di masa mendatang yang akan dijalani para siswa saat ini akan
didominasi oleh penggunaan teknologi terutama internet dan komputer, maka
siswa sudah seharusnya kreatif dalam memanfaatkan teknologi tersebut.
Pembelajaran dengan e-learning sendiri dirasa cukup tepat untuk menggali
potensi tersebut. Karena dalam pembelajaran ini siswa dituntut untuk mandiri
dalam belajar, sehingga siswa tersebut harus kreatif untuk menyelesaikan
3
seberapa pentingnya peran kemampuan berfikir kreatif siswa terhadap diri
siswa itu sendiri. Dari hasil obervasi awal yang dilakukan, ternyata upaya
yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan berfikir kreatif siswa ini
masih rendah. Hal tersebut didukung pula dengan hasil pretest berfikir kreatif
siswa yang mayoritas nilainya masih rendah. Berdasarkan hal inilah peneliti
berusaha meningkatkan kemampuan berfikir kreatif siswa dengan
menggunakan e-learning.
Biologi merupakan salah satu disiplin ilmu yang mencakup banyak konsep
dan proses suatu peristiwa yang abstrak, sehingga dalam mempelajarinya
diperlukan keaktifan dari siswa, namun keaktifan dari siswa saja belum cukup
dan harus ditunjang dengan fasilitas yang bisa mengontrol proses belajar siswa
tersebut. E-Learning sebagai media pembelajaran sangatlah berperan dalam
hal ini, keunggulan e-Learning, yaitu dapat menciptakan interaktivitas
pembelajaran menjadi lebih meningkat, tidak ada batasan waktu dan tempat
dan siswa menjadi lebih bertanggung jawab terhadap kesuksesannya dalam
belajar.
Kapabilitas e-learning sebagai media pembelajaran memiliki fleksibilitas
yang sangat tinggi. Artinya peserta didik dapat mengakses bahan-bahan
pelajaran setiap saat dan berulang-ulang dalam mengakses informasi secara
meluas kapan saja dan dimanapun. Adapun salah satu kendala bagi
pembelajaran dengan menggunakan madia e-learning adalah masalah biaya,
dikarenakan tidak semua rumah memiliki jaringan internet dan tidak semua
orang memiliki handphone yang bisa mengakses internet.
Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan pada bulan November
2011 dan bulan Oktober 2012 di SMA Negeri 4 Bandung kelas XI IPA,
peneliti melihat beberapa masalah yang terdapat pada sekolah tersebut,
diantaranya yang berkaitan dengan hasil belajar siswa yang rendah terutama
dalam pembelajaran biologi. Hal ini dapat terlihat dari hasil perolehan belajar
materi sistem transportasi pada tahun 2010/2011 dengan nilai rata-rata yaitu
70,00 dan pada tahun 2011/2012 dengan nilai rata-rata 73,00. Nilai tersebut
4
yang menjadi masalah adalah presentase ketuntasan belajar yang ditetapkan
sekolah belum dapat tercapai.
Tabel 1.1 Data Hasil Belajar Siswa SMA Negeri 4 Bandung Materi
SistemTransportasi Tahun Ajaran 2010/2011 dan 2011/2012
Tahun Ajaran
Keterangan 2010/2011 2011/2012
N 166 174 -
̅ 70,00 73,00 -
SD 3 4,8 -
Max 79 87 -
Min 66 67 -
KKM 70,00 70,00 -
> KKM
[n(%)] 101 (60,84%) 107 (61,49%)
Ketuntasan belajar siswa yang ditetapkan sekolah > 75% < KKM
[n(%)] 65 (39,16%) 67 (38,5%) -
Berdasarkan Tabel 1.1 dapat kita lihat bahwa pada tahun pelajaran
2010/2011 nilai rata-rata siswa kelas XI IPA sebesar 70,00, nilai tersebut tepat
dengan KKM yang ditentukan yaitu 70,00. Namun jika dilihat dari tingkat
ketuntasan rata-rata kelas XI IPA yaitu 60,84% dari seluruh siswa kelas XI
IPA hal tersebut masih belum mencapai angka yang ditetapkan sekolah yaitu
sebesar 75% dari seluruh siswa XI IPA. Pada tahun pelajaran 2011/2012
dengan materi yang sama dan KKM yang sama diperoleh nilai rata-rata
sebesar 73, memang terjadi kenaikan pada nilai rata-rata namun tingkat
ketuntasan rata-rata kelas XI IPA pada tahun tersebut yaitu 61,49% masih
belum memenuhi ketuntasan belajar siswa yang ditetapkan oleh sekolah. Hasil
belajar siswa SMA Negeri 4 Bandung tahun 2010/2011 dan tahun 2011/2012
masih belum sesuai dengan standar ketuntasan belajar ideal siswa dalam
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yaitu sebesar 75%
(BSNP,2006:12)
Pada tahun ajaran 2012/2013 nilai KKM mata pelajaran biologi meningkat
menjadi 75. Hasil belajar mata pelajaran biologi pada tahun 2012/2013 pada
kelas XI IPA 2 merupakan hasil belajar siswa terendah dibandingkan dengan
5
dijadikan penelitian, dikarenakan hasil belajar siswa kelas XI IPA 2 yang
dikategorikan masih kurang dari standar KKM
Tabel 1.2 Data Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPA 1 Tahun Ajaran 2012/2013
Materi
Keterangan Sel
Jaringan Tumbuhan dan Hewan
Sistem Gerak
N 40 40 40 -
̅ 69,1 63,13 68,27 -
SD 17,68 10,45 19,73 -
Max 94 85 100 -
Min 0 34 25 -
KKM 70,00 70,00 70,00 -
> KKM [n(%)] 21 (52,5%) 10 (25%) 26 (65%) Ketuntasan belajar siswa yang ditetapkan sekolah > 75%
< KKM [n(%)] 19 (47,5%) 30 (75%) 14 (35%) -
Berdasarkan Tabel 1.2 dapat terlihat hasil belajar siswa kelas XI IPA 2
pada beberapa bab sebelum materi peredaran darah, seperti materi sel,
jaringan tumbuhan dan hewan serta materi sistem gerak. Pada materi sel hasil
rata-rata belajar siswa kelas XI IPA 2 yaitu 69,1 dengan tingkat ketuntasan
belajar sebesar 52,5%. Pada materi jaringan tumbuhan dan hewan nilai
rata-rata siswa 63,13 dengan tingkat ketuntasan 25%, sedangkan pada materi
sistem gerak nilai rata-rat yaitu 68,27 dengan tingkat ketuntasan 65%. Dari
tiga materi yang dilaksanakan sebelum materi sistem peredaran darah terlihat
bahwa nilai rata-rata siswa masih belum mencapai KKM dan tingkat
ketuntasan belajarnya pun masih di bawah standar kurikulum.
Selain itu permasalahan lain yang didapatkan dari hasil observasi awal
adalah adanya pengurangan waktu kegiatan belajar mengajar di sekolah, hal
ini berkaitan dengan adanya renovasi bangunan sekolah dan penerimaan siswa
baru yang melebihi kuota tampung bangunan yang ada di sekolah tersebut.
Hal tersebut mendorong pihak sekolah untuk mengurangi jam belajar siswa di
6
tersebut bisa menjadi masalah yang baru bagi kegiatan pembelajaran yang
secara tidak langsung akan berimbas pada hasil belajar siswa.
Berdasarkan hasil observasi lain melalui angket dan wawancara informal
di SMA tersebut pada siswa kelas XI IPA 2, sebagian besar siswa XI IPA 2
senang mempelajari mata pelajaran biologi, namun banyak siswa yang masih
sering mengalami kesulitan dalam pembelajaran biologi karena beberapa
alasan, antara lain :
1. Materi pelajaran biologi seringkali didominasi teks hafalan
2. Pembelajaran yang terjadi kelas biologi biasanya hanya berupa
pembelajaran dengan metode ceramah
3. Kesulitan dalam istilah ilmiah yang menggunakan bahasa Latin dalam
materi biologi
4. Berkurangnya waktu belajar di kelas karena adanya renovasi dan
terkadang ada guru mata pelajaran lain yang korupsi waktu sehingga
mengurangi waktu pembelajaran biologi dan seringkali pembelajaran
menjadi tidak kondusif
Beberapa kesulitan yang dialami siswa ini mengarah selain pada aspek
pelajaran biologi itu sendiri juga mengarah pada lingkungan pembelajaran
siswa di sekolah. Kesulitan yang mengarah pada materi biologi yaitu
materinya yang seringkali berupa konsep abstrak bagi siswa, hal inilah yang
membuat siswa kurang memahami materi tersebut karena tidak dapat
memvisualisasikan secara keseluruhan pada proses maupun konsep abstrak
dengan baik. Kesulitan yang mengarah pada faktor lingkungan juga tidak bisa
dipandang sebelah mata, karena permasalahan yang terjadi sangat berpengaruh
pada kenyamanan siswa saat menerima pelajaran yang tentunya akan
berpengaruh pada hasil belajar siswa tersebut. Proses pembelajaran yang
terjadi di kelas biasanya didominasi dengan metode ceramah, selain itu
penggunaan media pembelajaran sangat jarang digunakan padahal fasilitas
yang ada di sekolah cukup memadai, selain tersedianya ruang multimedia,
laboratorium biologi, sekolah ini juga telah memiliki LCD Proyektor hampir
7
Berdasarkan hasil observasi juga diketahui bahwa seluruh siswa di kelas
tersebut mahir menggunakan komputer, bahkan beberapa siswa terbiasa
membawa personal notebook (Laptop) ataupun personal computer (PC)
seperti tablet. Selain itu hasil observasi juga menunjukkan bahwa seluruh
siswa yang ada di kelas tersebut bisa menggunakan internet dan hampir
seluruh siswa memiliki akun facebook dan twitter serta ada pula beberapa
siswa yang aktif menulis blog. Siswa biasanya menggunakan laptop atau PC
yang dibawanya untuk mengerjakan tugas, namun ada juga yang
menggunakannya untuk sekedar menonton film dan bermain game, sedangkan
untuk akun media sosial yang mereka miliki biasanya digunakan untuk
berbagi informasi dan terkadang ada siswa yang menggunakannya untuk
curhat.
Keberadaan e-learning di sekolah ini sedang dalam proses pembangunan,
hal tersebut dapat terlihat dari fasilitas yang disediakan oleh sekolah. Untuk di
kelas yang diteliti sendiri, keberadaan e-learning mungkin sudah tidak begitu
asing keberadaanya bagi para siswa hal ini dapat terlihat dari hasil perolehan
observasi awal pada Lampiran A.1, dari hasil angket tersebut menyatakan
hanya 17,5% siswa di kelas tersebut yang belum pernah belajar menggunakan
e-learning, selain itu dapat terlihat juga dari data tersebut bahwa penggunaan
e-learning dalam proses pembelajaran dapat membuat pembelajaran menjadi
lebih menarik, mempermudah dalam memahami konsep, terutama konsep
yang abstrak. Namun dari data tersebut pula dapat terlihat bahwa para siswa
masih merasa kesulitan dalam menggunakan fasilitas e-learning tersebut,
apalagi jika tanpa bimbingan guru sebagai fasilitator.
Pada saat siswa diberikan pertanyaan mengenai materi biologi kelas XI
semester ganjil yang dianggap sulit dipahami oleh para siswa, mereka
menjawab seluruh materinya sulit terutama materi sel dan sistem transportasi,
hal tersebut dikarenakan materi tersebut memiliki konsep yang rumit dan
banyak konsep yang tidak bisa dilihat secara langsung. Selain itu materi
8
siswa perlu banyak mencari sumber dan kasus-kasus yang terjadi dalam
kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan konsep sistem transportasi.
Penelitian yang digunakan oleh peneliti untuk permasalah tersebut yaitu
penelitian tindakan kelas kolaboratif. Penelitian tindakan ini berkolaborasi
dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari yang dilakukan di kelas oleh guru
seperti yang dinyatakan Basrowi (2008:23) bahwa dalam penelitian tindakan
kelas, guru dapat melakukan kolaborasi dengan pihak perguruan tinggi
keguruan terdekat, dengan harapan pihak perguruan tinggi tersebut dapat
menjadi refleksi gagasan bagi guru yang sedang menghadapi masalah dalam
melaksanakan tugas mengajarnya. Penelitian tindakan secara kolaboratif juga
merupakan suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan
tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan meningkatkan praktek
pembelajaran di kelas menjadi lebih baik. Penelitian tindakan kelas kolaboratif
ini diharapkan peneliti yang berasal dari perguruan tinggi keguruan dapat
memberikan suatu gagasan ataupun solusi dalam memecahkan masalah yang
terjadi pada proses pembelajaran ataupun masalah yang dirasakan oleh guru
dalam pelaksanaan tugas mengajarnya.
Berdasarkan hal-hal tersebut, maka dilakukan Penelitian Tindakan Kelas: “Upaya Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Berpikir Kreatif Siswa Melalui Media E-Learning pada Konsep Sistem Transportasi Manusia”.
Melalui penelitian ini diharapkan kualitas pembelajaran khususnya pada
konsep Sistem Peredaran Darah Manusia dapat diperbaiki menuju arah yang
lebih baik, sehingga penelitian tindakan kelas yang dilakukan secara
kolaborasi dengan peneliti ini mampu membantu guru maupun siswa dalam
mengatasi masalah pembelajaran di kelas. Penelitian ini diharapkan dapat
meningkatkan penguasaan konsep dan berpikir kreatif siswa melalui
9
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: “Bagaimana penguasaan konsep dan berpikir kreatif siswa setelah dilakukan upaya peningkatan melalui media e-learning pada konsep sistem
peredaran darah manusia?”
Untuk memudahkan menjawab permasalahan tersebut, maka rumusan
masalah di atas diuraikan menjadi beberapa pertanyaan penelitian sebagai
berikut:
1. Bagaimana perolehan hasil penguasaan konsep siswa setelah
pembelajaran dengan menggunakan media e-learning pada setiap
siklusnya?
2. Bagaimana kemampuan berpikir kreatif siswa setelah pembelajaran
dengan menggunakan media e-learning pada setiap siklusnya?
3. Bagaimana respon para siswa setelah dilakukan upaya peningkatan
pada pembelajaran konsep sistem peredaran darah dengan
menggunakan media e-learning?
C. Batasan Masalah
Agar penelitian ini lebih terarah pada tujuan yang telah ditetapkan, maka
dibuatlah batasan masalah seperti dibawah ini :
1. Penguasaan konsep yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
kemampuan kognitif siswa yang diperoleh dari hasil tes secara tertulis
yang berupa soal pilihan ganda. Jenjang kognitif yang diukur meliputi
kemampuan mengingat (C1) kemampuan memahami (C2), dan
kemampuan mengaplikasikan (C3)
2. Kemampuan berfikir kreatif yang dimaksud dalam penelitian ini
terbatas pada 3 aspek yang meliputi kemampuan berfikir lancar
(fluency), kemampuan berfikir merinci (elaboration), dan kemampuan
berfikir orisinil (originality).
3. Konsep sistem peredaran darah yang disampaikan hanya terbatas pada
10
4. Media e-learning yang digunakan dalam penelitian ini berupa blog
yang didalamnya mencakup materi sistem peredaran darah pada
manusia yang berupa uraian materi, gambar, dan video animasi materi
sistem peredaran darah pada manusia.
5. Penelitian tindakan kelas dilaksanakan secara kolaboratif, bermitra
dengan pihak lain seperti guru biologi yang mengajar di sekolah
tersebut dengan dua siklus.
D. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah yang telah ditentukan sebelumnya,
adapun tujuan dari penelitian ini antara lain:
1. Untuk mengetahui perolehan hasil penguasaan konsep siswa setelah
dilakukan upaya peningkatkan pada konsep sistem peredaran darah
dengan menggunakan media e-learning.
2. Untuk mengetahui kemampuan berpikir kreatif siswa setelah dilakukan
upaya peningkatkan pada konsep sistem peredaran darah dengan
menggunakan media e-leraning.
3. Untuk mengetahui respon siswa setelah dilakukan upaya peningkatan
pada konsep sistem peredaran darah dengan menggunakan media
e-learning.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap
perkembangan dan peningkatan kualitas pembelajaran di dalam kelas maupun
di luar kelas, khususnya dalam kegiatan pembelajaran biologi.
Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi referensi bagi guru dalam hal
penggunaan media e-learning sebagai media pembelajaran, sehingga dapat
membantu guru dalam menyelesaikan permasalahan dalam pembelajaran
biologi.
Sesuai dengan misi sekolah yaitu meningkatkan profesionalisme dan
11
pengalaman, sikap, dan nilai dengan berbasis information and communication
technology (ICT), melalui penelitian ini diharapkan dapat membantu guru
dalam memberikan penagalaman belajar yang menyenangkan serta dapat
memanfaatkan fasilitas dan sarana yang telah tersedia di sekolah pada
pembelajaran biologi dalam upaya memberikan pembelajaran yang bermakna
kepada para siswa. Selain itu manfaat bagi siswa adalah, siswa mendapatkan
pengalaman belajar yang menyenangkan dan siswa diberikan kesempatan
lebih banyak dan bebas dalam mengungkapkan rasa ingin tahu yang ada pada
diri siswa melalui media e-learning. Diharapkan hal tersebut dapat
meningkatkan penguasaan konsep dan kemampuan berfikir kreatif siswa
41
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Subjek Penelitian
Subjek penelitian yaitu siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 4 Bandung
semester 1 (ganjil) tahun ajaran 2012/2013 sebanyak 40 orang. Siswa kelas XI
IPA 2 dijadikan subjek penelitian selama 2 siklus dengan setiap satu siklusnya
terdapat dua kali pertemuan. Penentuan kelas yang digunakan sebagai subjek
penelitian ini berdasarkan hasil observasi awal mencakup hasil belajar pada
pembelajaran biologi serta rekomendasi dari guru pengajar.
B. Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
yang berbentuk Penelitian Tindakan Kelas Simultan Terintegrasi. Model yang
digunakan dalam PTK ini yaitu model spiral Kemmis dan Mc Taggart yang
merupakan pengembangan dari model Lewin. Dalam penelitian tindakan simultan
terintegrasi guru dilibatkan dalam proses penelitian kelasnya, terutama pada
proses pembelajaran (tindakan) dan refleksi terhadap proses pembelajaran di
kelas. Persoalan pembelajaran yang diteliti muncul dan diidentifikasi oleh peneliti
dari luar, berdasarkan hasil observasi awal (Basrowi, 2008:74). Adapun desain
42
C. Desain Penelitian
Gambar 3.1 Pengembangan Desain Penelitian Penelitian Tindakan Model Spiral
Kemmis & Taggart (Basrowi, 2008:68) Studi Pustaka
Observasi Awal
Mengidentifikasi masalah berdasarkan hasil belajar sebelumnya, pendapat siswa mengenai proses pembelajaran, informasi dari guru biologi kelas XI
Rencana Tindakan Siklus 1 Menyiapkan RPP 1, E-Learning 1,
instrumen 1
Pelaksanaan Tindakan Siklus 1 Melaksanakan RPP 1, melakukan evaluasi untuk memperoleh data
Observasi Siklus 1 Melaksanakan observasi kegiatan pembelajaran guru dan siswa, serta
respon siswa Refleksi Siklus 1
Pengolahan data dan analisis hasil evaluasi dan observasi
Rencana Tindakan Siklus 2 Menyiapkan RPP 2, E-Learning
2, instrumen 2
Observasi Siklus 2 Melaksanakan observasi kegiatan pembelajaran guru dan siswa, serta
respon siswa
Pelaksanaan Tindakan Siklus 2 Melaksanakan RPP 2, melakukan evaluasi 2 untuk memperoleh data
Refleksi Siklus 2 Pengolahan data dan analisis
hasil evaluasi dan observasi
43
D. Definisi Operasional
Terdapat beberapa definisi operasional dalam Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) ini. Berikut ini merupakan penjabarannya:
1. Penguasaan konsep merupakan salah satu hasil belajar kognitif yang
diperoleh seteah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan media
e-learning. Penguasaan konsep ini dijaring melalui tes objektif pilihan
ganda yang mencakup kemampuan kognitif C1 (Mengingat), C2
(Memahami), C3 (Mengaplikasikan ) dan C4 (Menganalisis).
2. Berfikir kreatif merupakan proses berfikir yang digunakan oleh siswa
untuk mencari jawaban, memunculkan gagasan baru untuk menyelesaikan
suatu permasalahan. Kemampuan berikir kreatif dilihat dari beberapa
indikator yaitu indikator berfikir lancar (fluency), indikator berfikir
merinci (elaboration), dan indikator berfikir asli (originality).
Kemampuan berfikir kreatif ini dijaring melalui tes tertulis berbentuk
uraian yang mencakup indikator berfikir lancar (fluency) dan indikator
berfikir merinci (elaboration) serta tugas membuat mindmap yang
mencakup indikator berfikir lancar (fluency), indikator berfikir merinci
(elaboration) dan indikator berfikir asli (originality).
3. Pembelajaran e-learning yang dimaksud daam penelitian ini merupakan
kegiatan belajar yang memungkinkan terjadinya proses pembelajaran
antara guru dan siswa dengan menggunakan media internet berupa blog.
Di dalam blog ini terdapat materi pembelajaran berupa teks, gambar,
animasi, video dan latihan soal dalam bentuk LKS (Lembar Kerja Siswa)
44
4. Blog berasal dari kata web log. Web artinya internet, dan log artinya
catatan. Secara harfiah, blog bisa didefinisikan sebagai catatan harian yang
ditulis dan dipublikasikan di internet (Anwas, 2003). Dalam penelitian ini
blog digunakan sebagai catatan yang dibuat oleh guru yang di dalamnya
berisi materi pelajaran, gambar, animasi, video dan latihan soal yang
berkaitan dengan konsep sistem peredaran darah pada manusia yang
ditulis dan dipublikasikan di internet oleh guru.
5. Materi sistem peredaran darah yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
materi sistem peredaran darah pada manusia yang mencakup materi
tentang darah, transfusi darah, alat-alat peredaran darah, sistem peredaran
darah, dan kelainan penyakit yang dapat terjadi pada sistem perdaran
darah manusia.
E. Instrumen Penelitian
1. Instrumen Pembelajaran
a. Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mengenai materi sistem
peredran darah pada manusia.
b. Lembar Kerja Siswa (LKS) dengan materi berupa soal-soal latihan
mengenai materi sistem peredaran darah pada manusia.
c. Media pembelajaran berupa e-learning yang disajikan dalam bentuk blog
dengan materi sistem peredaran darah pada manusia.
2. Instrumen Pengumpulan Data
a. Instrumen Penguasaan Konsep
Instrumen yang digunakan untuk mengukur penguasaan konsep siswa
digunakan tes objektif pilihan ganda. Tes objektif pilihan ganda tersebut
meliputi pretes pada pertemuan pertama siklus 1 dan postes pada pada
setiap pertemuan dalam siklus penelitian tindakan, serta Lembak Kerja
45
b. Instrumen Berfikir Kreatif
Instrumen untuk mengukur kemampuan berfikir kreatif siswa
menggunakan tes tertulis dalam bentuk uraian dan tugas siswa berupa
mind map.
c. Instrumen Respon Siswa
Untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran dengan
menggunakan media e-learning dapat dijaring menggunakan angket
respon siswa yang dibagikan pada tiap siklus. Adapun kisi-kisi dari angket
respon siswa dapat dilihat rinciannya sebagai berikut.
Tabel 3.2. Kisi-kisi Angket Respon Siswa
No Kisi-Kisi Nomor
Soal
Jumlah Soal 1 Ketertarikan belajar biologi dan pembelajaran lewat web 1,2,3 3
2 Keuntungan pembelajaran melalui internet 4,5 2
3 Kekurangan pembelajaran melalui internet 6,7 2
4 Kemudahan akses 8 1
5 Sajian Blog 9,10 2
6 Sajian materi 11,12,13, 14 4
7 Tampilan Blog 15 1
8 Struktur Blog 16 1
9 Interaksi Pada Blog 17 1
10 LKS (Lembar Kerja Siswa) 18 1
11 Tugas Berfikir Kreatif (Quiz) 19, 20 2
Total 20
d. Instrumen Catatan Lapangan
Instrumen catatan lapangan digunakan pada saat kegiatan pembelajaran
untuk mempermudah observer monitor kegatan pembelajara yang sedang
berlangsung. Catatan lapangn ini berupa lembar observasi guru dan siswa
46
F. Uji Instrumen Penelitian
Sebelum penelitian dilaksanakan terlebih dahulu dilakukan uji instrument. Uji
coba instrument dilaksanakan di SMAN 1 Cisarua kelas XII IPA yang sudah
mempelajari materi sistem eksresi saat kelas XI. Berikut merupakan uji
instrument tes tertulis berbentuk pilihan ganda dan uraian antara lain :
1. Reliabilitas
Reliabilitas tes merupakan suatu ukuran yang menyatakan keajegan tes
terhadap berbagai subjek penelitian. Suatu tes memiliki tingkat kepercayaan
yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap (Arikunto,
2007: 86). Untuk menghitung reliabilitas pilihan ganda maka digunakan rumus
berikut:
( ) ( )
Keterangan :
r11 = reliabilitas tes secara keseluruhan
p = proporsi subjek yang menjawab soal dengan benar
(proporsi subjek yang mendapatkan skor 1)
q = proporsi subjek yang mendapatkan skor 0 (q = 1-p)
pq = jumlah hasil perkalian antara p dan q
k = banyaknya butir pertanyaan
Vt = Varians total
(Arikunto, 2007: 100)
Sedangkan rumus reliabilitas untuk soal uraian, yaitu:
47
Keterangan :
r11 = reliabilitas tes secara keseluruhan
k = banyaknya butir pertanyaan Ʃ = jumlah varians butir
= varians total
(Arikunto, 2007: 109)
[image:30.612.118.529.167.632.2]Adapun acuan kriteria reliabilitas terdapat pada Tabel 3.5
Tabel 3.5. Kriteria Koefisien Reliabilitas
Nilai Makna
< 0,20 Sangat Rendah
0,20 – 0,39 Rendah
0,4 – 0,59 Cukup
0,60 – 0,79 Tinggi
0,80 – 1,00 Sangat Tinggi
(Arikunto, 2007:75)
2. Validitas Tes
Validitas merupakan suatu pengukuran yang menunjukan tingkat
kesahihan atau kevalidan dari suatu instrumen. Suatu instrumen dikatakan
valid jika mampu mengukur apa yang diinginkan dan juga dapat
mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat (Arikunto,
2007:65). Untuk mengukur validitas butir soal pilihan ganda dapat
menggunakan rumus berikut ini:
̅ √ ̅
Keterangan :
rpbi = koefisien korelasi biseral
48
̅t = rata-rata skor siswa total
SD = simpangan baku skor total, dengan rumus SD
p = proporsi siswa yang menjawab benar (p =
)
q = proporsi siswa yang menjawab salah (q = 1-p)
(Arikunto, 2007: 78)
Nilai validitas untuk soal uraian dapat ditentukan dengan menentukan
koefisien product moment dengan rumus sebagai berikut:
√ Keterangan:
rxy = validitas butir soal
N = banyaknya subjek/jumlah peserta tes
X = nilai suatu butir soal
Y = nilai total
(Arikunto, 2007:72)
Kriteria validitas suatu instrumen tercantum dalam Tabel 3.6 sebagai
[image:31.612.119.529.138.658.2]berikut:
Tabel 3.6 Kriteria Validitas Butir Soal
Nilai Makna
0,00 – 0,19 Sangat Rendah
0,20 – 0,39 Rendah
0,40 – 0,59 Cukup
0,60 – 0,79 Tinggi
0,80 – 1,00 Sangat Tinggi
49
3. Daya Pembeda
Daya pembeda soal merupakan kemampuan soal untuk membedakan
siswa yang pandai dengan siswa yang kurang pandai (Arikunto, 2007:211).
Daya pembeda untuk soal bentuk pilihan ganda dan uraian dapat dihitung
dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
D = daya pembeda
BA = jumlah peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar
BB = jumlah peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar
JA = jumlah seluruh peserta kelompok atas
JB = jumlah seluruh peserta kelompok bawah
(Arikunto, 2007: 213)
Adapun kriteria acuan daya pembeda terdapat pada Tabel 3.7 sebagai
[image:32.612.125.527.203.608.2]berikut:
Tabel 3.7 Klasifikasi Acuan Daya Pembeda
Nilai Makna
0,00 – 0,19 Jelek
0,20 – 0,39 Cukup
0,40 – 0,69 Baik
0,70 – 1,00 Sangat Baik
50
4. Tingkat Kesukaran
Soal yang baik merupakan soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu
sukar. Indeks kesukaran ini dapat dihitung dan akan menghasilkan nilai yang
nantinya akan dikategorikan ke dalam kriteria tingkat kesukaran. Rumus
untuk mencari indeks kesukaran adalah sebagi berikut:
Keterangan:
P = Indeks Kesukaran
B = Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar
JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes
[image:33.612.118.527.212.611.2](Arikunto, 2007: 208)
Tabel 3.8 Kriteria Tingkat Kesukaran
Indeks Kesukaran Karakteristik
0,00 – 0,30 Sukar
0,31 – 0,70 Sedang
0,71 – 1,00 Mudah
Soal yang baik merupakan soal yang termasuk dalam kriteria soal sedang,
namun jika diperlukan karena tujuan tertentu soal sukar dan mudah dapat juga
digunakan (Arikunto, 2007:210).
5. Kualitas Pengecoh
Pengecoh berfungsi dengan baik apabila menarik perhatian siswa yang
kurang menguasai bahan pelajaran yang sedang diujikan, dan sebaliknya jika
51
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) ini meliputi sumber data, jenis data, teknik pengumpulan dan instrumen
yang digunakan. Sumber data yaitu guru dan siswa. Adapun teknik pengumpulan
[image:34.612.116.534.211.598.2]data dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.3. Teknik Pengumpulan Data
No. Sumber
Data Jenis Data
Teknik
Pengumpulan Instrumen
1. Siswa
Jumlah siswa yang dapat menjawab benar soal pretes dan
postes
Tes tertulis berbentuk pilihan
ganda
Soal tes objektif pilihan ganda
2. Guru Langkah-langkah pembelajaran Observasi Lembar Observasi Pembelajaran
3. Siswa Aktivitas siswa selama
pembelajaran Observasi
Lembar Observasi Pembelajaran dan Lembar Aktivitas
Siswa
4. Siswa
Kemampuan berpikir kreatif dengan indikator berpikir merinci (Elaboration) dan berpikir lancar
(Fluency)
Tes tertulis
berbentuk uraian Soal tes uraian (Quiz)
5. Siswa
Kemampuan berpikir kreatif dengan indikator berpikir merinci
(Elaboration), berpikir asli (Originality) dan berpikir lancar
(Fluency)
Penugasan Mind map
Panduan pembuatan Mind map serta rubrik penilaiannya
6. Siswa
Jumlah siswa yang dapat menjawab soal dengan benar pada
LKS materi
Pengerjaan LKS materi
LKS materi untuk siswa
7. Siswa Respon siswa terhadap media
pembelajaran yang digunakan Penyebaran angket Angket respon siswa
H. Prosedur Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dapat dilakukan melalui beberapa tahapan,
52
1. Observasi Awal
Penelitian ini dimulai melalui beberapa tahapan studi pra penelitian yang
berfungsi untuk menentukan fokus permasalahan yang nantinya akan
dijadikan dasar dari penelitian ini. Dalam menentukan fokus permasalahan
dalam penelitian ini terdapat beberapa langkah sebagai berikut :
a. Sebelum fokus permasalahan ditentukan terlebih dahulu dilakukan
observasi awal dengan melakukan peninjauan hasil belajar siswa
melalui rekapitulasi hasil belajar siswa kelas XI IPA 2 semester 1
sebelum memasuki materi sistem trasportasi, penggunaan media dalam
proses pembelajaran biologi, meninjau fasilitas kelas dan sekolah, seta
menyebarkan angket observasi awal kepada siswa kelas XI IPA 2
tersebut.
b. Setelah mendapatkan data hasil observasi awal, selanjutnya data
tersebut dianalisis untuk mengetahui permasalahan yang muncul
dalam proses pembelajaran biologi di kelas tersebut dan mencari
penyebab munculnya permasalahan tersebut.
c. Setelah mengetahui permasalahan yang muncul dan penyebab
permasalahan tersebut, peneliti menentukan fokus permasalahan,
fokus permasalahan ditentukan dengan mengamati masalah yang
paling berpengaruh pada proses pembelajaran
d. Setelah fokus permasalahan ditentukan peneliti melakukan studi
pustaka dari berbagai sumber, misalnya seperti buku, jurnal
pendidikan, artikel maupun pencarian informasi dari internet yang
berkaitan dengan permasalahan dan solusinya. Setelah itu peneliti
merencanakan tindakan yang akan dilaksanakan pada pembelajaran
53
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
Adapun rincian kegiatan dalam tahap pelaksanaan penelitian tindakan ini
[image:36.612.119.533.212.634.2]dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1. Tahap Pelaksanaan Penelitian Tindakan
S
IKL
US 1
Perencanaan
Tahap perencanaan siklus 1 ini merencanakan Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), instrumen pembelajaran seperti tes objektif, tes uraian berpikir kreatif, format observasi pembelajaran, format angket siswa, lembar aktivitas siswa, serta media pembelajaran berupa media e-learning.
Pelaksanaan
Pelaksanaan penelitian (siklus 1) dimulai pada tanggal 15 Desember 2012. Penelitian dilakukan dalam dua siklus pada materi sistem peredaran darah manusia. Dalam siklus 1 terdapat dua kali pertemuan dengan alokasi waktu setiap pertemuan 2x45 menit. Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media e-learning sesuai dengan prosedur yang telah direncanakan. Pada pertemuan pertama dan kedua di siklus 1 dilakukan pengumpulan data dengan menggunakan instrumen pembelajaran yang telah disiapkan pada tahap perencanaan. Pada pertemuan pertama terdapat perbedaan yaitu tidak dilaksanakan postes melainkan pretes. Pada pertemuan kedua siklus 1 dilakukan penyebaran angket respon kepada para siswa mengenai pembelajaran dengan penggunaan media e-learning selama pembelajaran yang telah berlangsung serta penugasan mind map.
Observasi
Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, peneliti dan beberapa rekan peneliti melakukan observasi terhadap kegiatan pembelajaran. Setiap observer diberikan lembar observasi untuk membantu dalam kegiatan observasi pembelajaran dan lembar aktivitas siswa.
Refleksi
54
S
IKL
US 2
Perencanaan
Pada kegiatan perencanaan di siklus 2 ini terdapat beberapa perbaikan terhadap kegiatan pembelajaran di kelas. Media pembelajaran pada siklus 2 masih menggunakan media e-learning. Beberapa perbaikan pada kegiatan pembelajaran merupakan hasil dari refleksi pembelajaran yang telah dilaksanakan pada siklus 1.
Pelaksanaan
Pelaksanaan penelitian (siklus 2) dimulai pada tanggal 25 Desember 2012. Dalam siklus 2 terdapat dua kali pertemuan dengan alokasi waktu setiap pertemuan 2x45 menit. Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media e-learning sesuai dengan prosedur yang telah direncanakan berdasarkan hasil refleksi siklus 1. Pada pertemuan pertama dan kedua di siklus 2 dilakukan pengumpulan data dengan menggunakan instrumen pembelajaran yang telah disiapkan pada tahap perencanaan. Penyebaran angket respon mengenai pembelajaran dengan penggunaan media e-learning kepada para siswa dilaksanakan pada pertemuan kedua siklus 2.
Observasi
Seperti pada kegiatan observasi pada siklus 1, kegiatan observasi siklus 2 dilaksanakan oleh peneliti bersama observer yang sama dengan siklus 1. Untuk membantu observasi kegiatan pembelajaran setiap observer diberikan lembar observasi dan lembar aktivitas siswa.
Refleksi
Pada tahap refleksi siklus 2, peneliti dan guru pengajar menganalisis kekurangan yang terjadi selama kegiatan pembelajaran. Peneliti menganalisis hasil belajar siswa pada siklus 2, kemudian membandingkannya dengan hasil belajar yang diperoleh dari siklus 1. Selain hasil belajar peneliti pun menganalisis hasil angket siswa mengenai pembelajaran menggunakan media animasi pada siklus 1 dan siklus 2 serta hasil observasi pembelajaran.
I. Teknik Pengolahan Data
Terdapat dua jenis data yaitu data kuantitatif dan kualitatif berikut ini rinciannya :
1. Data Kuantitatif
a. Penguasaan Konsep
Untuk mengukur peningkatan penguasaan konsep siswa digunakan tes
tertulis berbentuk pilihan ganda yang terdiri dari 20 soal pada setiap tes
dan hasil dari penilaian LKS yang diberikan pada setiap pertemuan.
Untuk melihat peningkatan yang terjadi dari penguasaan konsep tersebut,
digunakan perhitungan nilai rata-rata, standar deviasi, nilai maksimum,
dan nilai minimum. Skala penilaian evaluasi dinilai dengan menggunakan
55
Nilai = X 100
Nilai rata-rata =
Ketuntasan belajar = X 100%
b. Kemampuan Berfikir Kreatif
Kemampuan berfikir kreatif diukur dengan kuis dalam bentuk soal uraian
dan tugas siswa berupa produk mind map. Untuk melihat peningkatan
yang terjadi dari kemampuan berfikir kreatif, digunakan perhitungan nilai
rata-rata, standar deviasi, nilai maksimum dan nilai minimum. Untuk
penilaian quiz digunakan rubrik penilaian dengan indikator berfikir kreatif
meliputi berfikir lancar (Fluency) dan berfikir merinci (Elaboration).
Tugas produk mindmap menggunakan rubric penilaian yang meliputi
indikator berfikir lancar (Fluency), berfikir merinci (Elaboration), dan
berfikir asli (Originaity).
c. Respon Siswa
Respon siswa terhadap pembelajaran e-learning dapat dijaring
menggunakan angket respon siswa, angket yang digunakan merupakan
angket terstruktur, yaitu angket yang menyediakan kemungkinan jawaban
dengan bentuk jawaban tertutup diamana pada setiap pertanyaan telah
tersedia alternatif jawaban. Alternatif jawaban yang dibuat berdasarkan
skala Linkert, yang terdiri dari Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Netral (N),
Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Skala Linkert ini
digunakan untuk mengatur sikap pendapat dan persepsi seseorang atau
sekelompok orang mengenai sesuatu (Sugiyono, 2009:93) Teknik yang
56
Tabel 3.4. Penyekoran Angket
Pernyataan Respon Kriteria Sangat Setuju (SS) Setuju (S) Netral (N) Tidak Setuju (TS) Sangat Tidak Setuju (STS) Positif
(Favorable) 5 4 3 2 1
Negatif
(Unfavorable) 1 2 3 4 5
Skala penyekoran angket dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Ʃ
(Berdasarkan Sugiyono, 2009:94-95)
Keterangan:
n = nomor item pernyataan angket
Sn = skor angket salah satu nomor item angket
, , , , = poin kriteria pilihan jawaban angket
, , , , = jumlah siswa yang memilih pilihan jawaban
= skor maksimal salah satu nomor item angket
2. Data Kualitatif
Penelitian ini juga menghasikan data kualitatif yang serupa catatan lapangan.
Data kualitatif ini perlu diolah dengan menjabarkan data-data yang diperoeh
57
data kualitatif ini nantinya dapat dijadikan sebagai bahan refleksi pada setiap
siklus setelah dianalisis terlebih dahulu.
J. Analisis Pengolahan Data
Hasil pengoahan data baik kuantitatif maupun kualitatif nantinya akan
dianalisis dengan melakukan perbandingan nilai pada pretes dan nilai-nilai pada
siklus 1, baik dalam tes penguasaan konsep, berfikir kreatif, maupun angket
respon siswa. Hasil analisis tersebut akan diajadikan sebagai bahan refleksi untuk
menentukan tindakan pada siklus selanjutnya. Proses analisis ini dilakukan pada
setiap siklus.
K. Alur Penelitian
Kegiatan Penelitian dilakukan sesuai dengan alur penelitian sebagai berikut:
Studi Perizinan
Observasi Awal
Seminar proposal
Revisi proposal
Pelaksanaan penelitian
Pengumpulan data
Pengolahan dan analisis
Perizinan penelitian
Perizinan penelitian ke
Penentuan sampel Pembuatan instrumen
Judgement instrumen
Uji coba instrumen
Revisi instrumen
58
90
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai upaya meningkatkan hasil belajar dan
kemampuan berfikir kreatif siswa dengan menggunakan media e-learning pada
konsep sistem peredaran darah pada manusia pada siswa kelas XI IPA 2 di SMA
Negeri 4 Bandung, dapat disimpulkan bahwa hasil penguasaan konsep siswa
meningkat. Hal tersebut dapat terlihat dari peningkatan rata-rata nilai kelas. Pada
pretes, nilai rata-rata siswa sebesar 58,09, siklus 1 sebesar 78,73 dan siklus 2
sebesar 87,85. Selain itu ketuntasan belajar pun sudah tercapai. Pada pretes
ketuntasan hanya sebesar 11,76%, pada siklus 1 meningkat menjadi 79,41%, dan
pada siklus 2 meningkat kembali menjadi 100%.
Kemampuan berfikir kreatif siswa pun mengalami peningkatan. Peningkatan
tersebut dapat terlihat dari nilai tes dan tugas berfikir kreatif yang meningkat pada
setiap siklusnya. Pada pretes, nilai rata sebesar 52,06, pada siklus 1 nilai
rata-rata siswa meningkat menjadi 56,97, dan pada siklus 2 diperoleh nilai rata-rata-rata-rata
siswa sebesar 74,09.
Selain hasil penguasaan konsep dan kemampuan berfikir kreatif yang
meningkat, siswa juga menunjukan respon positif terhadap pembelajaran dengan
menggunakan e-learning. Hal ini dapat terlihat dari hasil angket respon siswa
yang menunjukan nilai yang terletak dekat dengan area setuju yang merupakan
pernyataan positif. Selain angket respon siswa hasil wawancara pada siswa juga
menunjukan bahwa mereka menyukai pembelajaran dengan menggunakan
e-learning. Menurut mereka pembelajaran menggunakan e-learning membuat
mereka lebih terbiasa belajar mandiri sehingga pengetahuan yang didapatkannya
91
B. Saran
Berdasarkan penelitian tindakan yang telah dilakukan dan kesimpulan yang
telah dipaparkan, terdapat beberapa saran antara lain :
1. Media e-learning dapat digunakan sebagai referensi dalam memilih media
pembelajaran dalam keadaan keterbatasan tempat dan waktu selain itu juga
membiasakan siswa untuk belajar mandiri.
2. Pembelajaran dengan menggunakan e-learning dibutuhkan kontribusi guru
sebagai pengawas, karena dikhawatirkan ada siswa yang motivasi belajaranya
rendah sehingga tidak mengikuti pembelajaran di luar jam.
3. Dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk meningkatkan hasil penelitian yang
telah tercapai, terutama mengenai kemampuan berfikir kreatif siswa
4. Jika akan mengambil fokus penelitian ini sebaiknya dipersiapkan lebih
matang terutama dalam proses pembuatan instrument. Sebaiknya rencana
penelitian dikomunikasikan dengan jelas dan rinci kepada guru yang
bersangkutan agar tidak terjadi kekeliruan antara perencanaan dengan
92
DAFTAR PUSTAKA
---(2007).Keunggulan E-Learning Dibandingkan Pembelajaran Konvensional
[online]. Tersedia:http://elearning.unej.ac.id [14oktober 2012]
Anwas. (2003). Model Inovasi E-Learning Dalam Meningkatkan Mutu
Pendidikan, Jurnal Teknodik, Edisi No.12/VII/Oktober/2003.
Arikunto, S. (2007). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Akasara
Arnyana, I. B. P. (2006). Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Inovatif
Pada Pelajaran Biologi Terhadap Kemampuan Berfikir Kreatif Siswa
SMA. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja. Edisi
No.3/XXIX/Juli/2006
Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006). Panduan Penyusunan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan dasar dan Menengah.
Jakarta: DEPDIKNAS
Basorwi, H.M., Suwandi. (2008). Prosedur Penelitian Tindakan Kelas. Bogor:
Ghalia Indonesia
Dahar, R.W. (1996). Teori-teori Belajar. Bandung: Erlangga
Efendi, R., Megasari. (2005). E-Learning : Kesiapan Sistem Dalam Mendukung
Program “Bengkulu Kota Pelajar”. Yogyakarta : Seminar Nasional
Aplikasi Teknologi Informasi 2005
Evans, J.R. (1991). Creative Thinking In the Decision and Management Sciences.
Ohio: Thomson Information
Gintings, A. (2008). Esensi Praktis Belajar dan Pembelajaran. Bandung:
Humaniora.
93
Munandar, U. (2009). Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: PT
Rineka Cipta
Munir. (2008). Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi.
Bandung : Alfabeta
Nurwulan, M. (2011). Upaya Peningkatan Hasil Belajar dan Motivasi Siswa
dengan Menggunakan E-Learning dalam konsep Sistem Saraf. Skripsi
Sarjana Pendidikan Biologi pada FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Purwanto. (2008). Kreativitas Berpikir Menurut Guilford. Jurnal Pendidikan dan
Kebudayaan, No. 074, Tahun ke-14, 856-867
Rustaman, N., Dirjosoemarto, S., Yudianto, S. A., Achmad, Y., Subekti, R.,
Rochintaniawati, D., dan Kusumastuti, M. N. (2005). Strategi Belajar
Mengajar Biologi. Malang: UM Press
Sanaky, H. A. (2011). Media Pembelajaran. Yogyakarta : Kaukaba
Siahaan, S. (2002). (Pembelajaran Elektronik) Sebagai Salah Satu Alternativ
Kegiatan Pembelajaran. [Online]. Tersedia: http//depdiknas.go.id [2 januari
2011]
Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT
Rineka Cipta
Stine, J.M. (2002). Double Your Brain Power Meningkatkan Daya Ingat Anda
dengan Menggunakan Seluruh Otak Anda. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama
Sudjana, N. (2004). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
94
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta
Suyanto, A. H. (2005). Mengenal E-Learning. [online]. Tersedia :
http//www.asephs.web.ugm.ac.id. [04 Januari 2013]
Trisnawaty, R. (2006). Pengaruh E-learning Terhadap Penguasaan Konsep dan
Keterampilan Proses Sains Siswa Pada Konsep Sistem. Skripsi Sarjana
Pendidikan Biologi pada FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Tim Penyusun Kamus. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai