• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS METODE INDEX CARD MATCH DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA JEPANG SISWA SMA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEKTIVITAS METODE INDEX CARD MATCH DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA JEPANG SISWA SMA."

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIVITAS METODE INDEX CARD MATCH DALAM

MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA

JEPANG SISWA SMA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang

Oleh:

NURI NURBANIYAH

0906186

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JEPANG

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

EFEKTIVITAS METODE INDEX CARD MATCH DALAM

MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA

JEPANG SISWA SMA

Oleh

Nuri Nurbaniyah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memeenuhi salah satu syarat memperoleh

gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

© Nuri Nurbaniyah 2013

Universitas Pendidikan Indonesia

September 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,dengan dicetak

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

NURI NURBANIYAH

EFEKTIVITAS METODE INDEX CARD MATCH DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA JEPANG

SISWA SMA

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I

Drs. H. Sudjianto, M. Hum.

NIP. 195906051985031004

Pembimbing II

Novia Hayati, S.Pd.,M.Ed.

NIP. 197911062005012002

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang

Dra. Neneng Sutjiati , M.Hum.

(4)

ABSTRAK

EFEKTIVITAS METODE INDEX CARD MATCH DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA JEPANG SISWA SMA

Nuri Nurbaniyah

0906186

Mempelajari suatu bahasa tidak terlepas dari mempelajari kosakata. Kosakata merupakan salah satu unsur yang penting dalam pembelajaran bahasa, begitupun dalam bahasa jepang. Namun, seringkali siswa mengalami kesulitan karena kosakata dalam bahasa itu sangat banyak. Untuk mengatasi hal tersebut, diperlukan sebuah metode pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan materi yang akan diajarkan agar siswa lebih mudah memahami materi yang diajarkan dan siswa lebih termotivasi, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Sesuai dengan pernyataan di atas, dalam penelitian ini penulis mengujicobakan metode Index Card Match untuk pembelajaran bahasa Jepang khususnya pembelajaran kosakata. Uji coba metode ini penulis laksanakan untuk mengetahui keefektifan pengajaran kosakata menggunakan metode Index Card Match.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen semu, dengan tujuan untuk mengetahui efektivitas metode Index Card Match dalam meningkatkan penguasaan kosakata. Desain penelitian yang digunakan adalah one group pre-test – post-test dengan

jumlah sampel sebanyak 30 orang siswa kelas X 2 SMA PGRI 1 Bandung.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes dan angket. Hasil dari analisis data, diperoleh nilai mean pre-test adalah 4,22 dan nilai mean dari post-test adalah 8,03. Dengan demikian terdapat peningkatan setelah diberikan perlakuan (treatment) yaitu sebesar 3,82. Dan didapatkan nilai dari nilai pre-test dan post-test sebesar 16,54. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan nilai 16,54 > 2,04 untuk 5% dan 16,54 > 2,76 untuk 1%, berarti metode Index Card Match efektif untuk meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Jepang. Hal tersebut diperkuat dengan hasil angket yang menyatakan bahwa hampir seluruh siswa berpendapat metode Index Card Match efektif digunakan untuk meningkatkan penguasaan kosakata.

(5)

ABSTRACT

INDEX CARD MATCH METHOD OF IMPROVING STUDENT MASTERY VOCABULARY JAPANESE HIGH SCHOOL

Nuri Nurbaniyah

0906186

Learning a language can not be separated from learning vocabulary. Vocabulary is one of the essential elements in language learning, as well as in Japanese language. However, students often have difficulty because the vocabulary in that language very much. To

overcome this, you need an appropriate learning methods and in accordance with the material that will be taught so that students more easily understand the material being taught and students are more motivated, so that objectives can be achieved.

In accordance with the above statement, in this study the authors tested the Index Card Match method for learning Japanese vocabulary learning in particular. This test method the authors carried out to determine the effectiveness of teaching vocabulary using the Index Card Match.

The method used in this study is a quasi-experiment, in order to determine the effectiveness of the method Index Card Match in improving vocabulary mastery. The study design used was one group pre-test - post-test with a sample size of 30 students of class X 2 SMA PGRI 1 Bandung.

The instrument used in this study were tests and questionnaires. The results of the data analysis, the mean values obtained pre-test was 4.22 and the mean value of the post-test is 8.03. Thus there is increasing after a given treatment (treatment) that is equal to 3.82. T_hitungdari values and values obtained pre-test and post-test of 16.54. It can be concluded that t_hitung> t_tabel with 16.54 value> 2.04 for 5% and 16.54> 2.76 to 1%, Index Card Match means effective method to increase Japanese vocabulary. This is reinforced by the focus groups stated that almost all students argue Index Card Match effective method used to enhance vocabulary mastery.

(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan dan Batasan Masalah ... 3

1.2.1 Rumusan Masalah ... 3

1.2.2 Batasan Masalah ... 4

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 4

1.3.1 Tujuan Penelitian ... 4

1.3.2 Manfaat Penelitian ... 4

1.4 Definisi Operasional... 5

1.5 Anggapan dasar dan Hipotesis ... 6

1.5.1 Anggapan Dasar ... 6

1.5.2 Hipotesis Penelitian ... 7

(7)

1.7 Populasi dan Sampel Penelitian ... 9

1.7.1 Populasi ... 9

1.7.2 Sampel ... 9

1.8 Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ... 9

1.8.1 Teknik Pengumpulan Data ... 9

1.8.2 Instrumen Penelitian... 10

1.8.3 Uji Kelayakan Instrumen ... 11

1.9 Sistematika Penulisan ... 11

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Metode Pembelajaran Bahasa Jepang ... 12

2.1.1 Pengertian Metode Pembelajaran Bahasa Jepang ... 12

2.1.2 Macam-Macam Metode Pembelajaran Bahasa Jepang ... 13

2.2 Metode Index Card Match ... 21

2.2.1 Pengertian Metode Index Card Match ... 21

2.2.2 Kelebihan dan Kelemahan Metode Index Card Match ... 22

2.2.3 Langkah-langkah Pembelajaran Kosakata dengan Metode Index Card Match ... 24

2.3 Kosakata (Goi) ... 26

2.3.1 Pengertian Kosakata ... 26

2.3.2 Pembagian kosakata dalam Bahasa Jepang... 27

2.3.3 Manfaat pembelajaran Kosakata ... 30

(8)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian... 33

3.2 Desain Penelitian ... 34

3.3 Populasi dan Sampel ... 35

3.3.1 Populasi ... 35

3.3.2 Sampel ... 36

3.4 Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen ... 36

3.4.1 Teknik Pengumpulan Data ... 36

3.4.2 Instrumen Penelitian... 37

3.4.3 Uji Kelayakan Instrumen ... 41

3.5 Teknik Pengolahan Data ... 42

3.6 Prosedur Penelitian... 46

3.6.1 Persiapan Penelitian ... 46

3.6.2 Pengumpulan Data ... 47

3.6.3 Proses Pembelajaran... 47

3.6.4 Pengolahan Data... 51

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Data ... 52

4.1.1 Analisis Data Tes ... 52

4.1.2 Pengolahan Data Angket ... 56

4.2 Pembahasan ... 68

(9)

5.1 Kesimpulan ... 70

5.2 Rekomendasi ... 71

DAFTAR PUSTAKA ... 73

LAMPIRAN-LAMPIRAN

A. Lampiran Surat

B. Lampiran Instrumen Penelitian

C. Lampiran Dokumentasi

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk

mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata

dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa metode

pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi

pembelajaran, diantaranya: (1) ceramah; (2) demonstrasi; (3) diskusi; (4) simulasi;

(5) laboratorium; (6) pengalaman lapangan; (7) brainstorming; (8) debat, (9)

simposium, dan sebagainya.

Menurut M. Sobri Sutikno (2009: 88) menyatakan, “Metode pembelajaran adalah cara-cara menyajikan materi pelajaran yang

dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses pembelajaran pada diri siswa dalam upaya untuk mencapai tujuan”.

Pada saat ini metode pembelajaran yang paling banyak digunakan oleh

para guru adalah metode ceramah atau menerangkan apa yang ada di dalam buku

teks. Metode ini banyak digunakan sekitar 80% di setiap sekolah dan sisanya

menggunakan metode pembelajaran yang berbeda-beda seperti diskusi, debat, dll.

Metode pembelajaran yang baik adalah bagaimana seorang guru dapat

menyampaikan materi pelajaran dengan mengikut sertakan siswa dalam

pembelajaran tersebut agar siswa lebih dapat memahami materi yang diajarkan.

Berdasarkan uraian tersebut, bahwa untuk dapat melaksanakan tugasnya secara

profesional, seorang guru dituntut dapat memahami dan memiliki keterampilan

yang memadai dalam mengembangkan berbagai model pembelajaran yang efektif,

kreatif dan menyenangkan, sebagaimana diisyaratkan dalam Kurikulum Tingkat

(11)

Menjadi seorang guru professional dan menyenangkan tidaklah mudah seperti

yang kita bayangkan, realitanya sekarang banyak sekali seorang guru yang kurang

memiliki kemampuan dalam memilih dan menyesuaikan suatu metode

pembelajaran. Sehingga dalam pembelajaranpun kurang menarik dan prestasi

belajarpun kurang maksimal. Semua ini disebabkan latar belakang guru yang

kurang kesadarannya dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan. Begitu pula

siswa, ada beberapa faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar siswa

diantaranya latar belakang pendidikan, kesiapan siswa dalam menerima pelajaran,

metode pelajaran yang monoton, hal-hal tersebut juga mempengaruhi kualitas

pengajaran dan kegiatan belajar siswa.

Menurut E.Mulyasa “Menjadi guru kreatif dan menyenangkan dituntut untuk memiliki kemampuan mengembangkan pendekatan

dan memilih metode pembelajaran yang efektif hal ini penting

terutama menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif dan

menyenangkan. Cara guru melakukan kegiatan pembelajaran

mungkin memerlukan pendekatan dan metode yang berbeda dengan pembelajaran yang lainnya”.

Inilah tuntutan bahwa seorang guru harus benar-benar siap dalam setiap

kondisi sehingga dapat menghidupkan kreatifitas dan menggugah motivasi siswa

sehingga proses pembelajaran lebih bermakna dan menggairahkan.

Dalam mempelajari bahasa tentunya tidak akan terlepas dari mempelajari kosakatanya. “Dari semua aspek bahasa yang harus dikuasai oleh pelajar dalam proses belajar, aspek kosakata dianggap yang paling penting.” (Sartinah Hardjono,1988:71). Namun karena dalam sebuah bahasa jumlah kosakatanya

banyak, maka dalam proses belajar kosakata tersebut tidak jarang mengalami

kesulitan, demikian pula dengan bahasa Jepang. Untuk mengatasi hal tersebut

para praktisi pendidikan terus mencari solusinya, seperti memperbaiki metode

pembelajaran, media pembelajaran, juga bahan pengajarannya. Hal tersebut

diharapkan dapat membantu guru dalam mengajar juga membantu siswa agar

(12)

sehingga akan tercapai hasil belajar yang lebih baik. Adapun metode yang dapat

digunakan dalam pembelajaran bahasa jepang khususnya dalam penguasaan

kosakata adalah metode index card match.

Metode merupakan salah satu unsur dalam proses pembelajaran yang tidak

bisa dipisahkan dalam proses pembelajaran. Penggunaan metode pembelajaran

yang tepat dan sesuai dengan gaya belajar siswa akan membantu guru dan juga

anak didik untuk mendapatkan hasil yang memuaskan dalam proses pembelajaran.

Penerapan metode index card match akan membantu peserta didik lebih mudah

dan terfokus dalam memahami suatu materi pokok dan untuk melatih peserta

didik agar lebih cermat dan lebih kuat pemahamannya, selain itu juga siswa pun

turut ikut berperan aktif dalam melaksanakan pembelajaran, karena di dalam

metode index card match terdapat beberapa strategi yang bervariasi dan teknik

yang dapat menciptakan suasana belajar menjadi lebih efektif, efisien dan

menyenangkan.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis tertarik untuk

mengadakan suatu penelitian tentang penggunaan metode index card match dalam

meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Jepang siswa SMA, yang kemudian

disusun dalam skripsi yang berjudul “Efektivitas metode index card match dalam

meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Jepang siswa SMA”.

1.2 Rumusan dan Batasan Masalah

1.2.1 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis merumuskan

masalah yang diteliti sebagai berikut:

a. Bagaimana penerapan metode index card match dalam proses

mengajar kosakata bahasa Jepang siswa SMA?

b. Bagaimana tingkat penguasaan kosakata bahasa Jepang siswa

(13)

c. Bagaimana efektivitas penggunaan metode index card match dalam

meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Jepang siswa?

1.2.2 Batasan Masalah

Masalah tentang efektivitas metode index card match dalam

penelitian ini jika dikaji secara mendalam dan mendetail maka akan sangat

luas, sehingga karna keterbatasan waktu, jarak, serta kemampuan yang ada

maka penulis hanya membatasi permasalahan yaitu tentang penerapan

metode index card match dalam proses mengajar kosakata bahasa Jepang

siswa SMA.

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini yaitu untuk menjawab seluruh pertanyaan

yang telah dirumuskan. Berdasarkan hal itu, maka tujuan penelitian ini

dirumuskan sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui penerapan metode index card match dalam

proses mengajar kosakata bahasa Jepang siswa SMA.

b. Untuk mengetahui tingkat penguasaan kosakata bahasa Jepang

siswa sebelum dan sesudah menggunakan metode index card

match.

c. Untuk mengetahui efektivitas penggunaan metode index card

match dalam meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Jepang siswa SMA.

(14)

Bagi penulis, berharap dari penelitian ini akan mampu menambah

pengetahuan, pengalaman dan wawasan serta bahan dalam

penerapan ilmu metode penelitian yakni metode index card match.

Serta dapat dijadikan bahan perbandingan untuk penelitian

selanjutnya.

b. Manfaat Praktis

1) Bagi Almamater, penelitian ini dapat menambah referensi yang

ada dan dapat digunakan oleh semua pihak yang membutuhkan.

Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan sumbangan

pemikiran terutama dalam penerapan metode index card match.

2) Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan memberikan

sumbangan kepustakaan yang merupakan informasi tambahan

yang berguna bagi pembaca dan dapat memberikan sumbangan

pemikiran bagi pihak-pihak yang mempunyai permasalahan

yang sama atau ingin mengadakan penelitian lebih lanjut.

3) Bagi pengajar, penelitian ini diharapkan dapat menjadi

alternatif metode pengajaran dalam meningkatkan penguasaan

kosakata Bahasa Jepang siswa.

1.4 Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahan dalam menginterpretasikan makna kata-kata

atau istilah yang digunakan dalam penelitian ini penulis mencoba mendefinisikan

istilah sebagai berikut :

1. Efektivitas adalah ada efeknya (pengaruhnya, akibatnya, kesannya). (WJS

Poerwadarminta, 1984 : 266). Efektivitas dalam bahasa Jepangnya adalah

kooka, kooka to wa yoi dekibae dearu. Mata wa kikime (shoogaku kanji shinjiten, 1991 : 163) (gakushuu kokugo shinjiten : 252). Artinya

efektivitas adalah cara pelaksanaan yang baik, yang dimaksud efektivitas

dalam penelitian ini adalah efektivitas penggunaan metode index card

(15)

2. Ditinjau dari segi etimologis (bahasa), metode berasal dari bahasa yunani

yaitu methodos. Kata ini berasal dari dua suku kata yaitu metha yang

berarti melewati atau melalui dan hodos yang berarti jalan atau cara.

Maka metode memiliki arti suatu jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan.

Dalam bahasa inggris dikenal dengan term method dan way yang

mempunyai arti metode dan cara dan dalam bahasa arab, kata metode

diungkapkan dalam berbagai kata seperti kata thariqoh (jalan),

al-manhaj (sistem), dan al-wasilah (mediator atau perantara). Dengan demikian kata arab yang berarti dekat dengan arti metode adalah

al-thariqoh.

3. Index card match adalah menjodohkan kartu yang berisi pertanyaan dengan yang berisi jawaban.

4. Kosakata adalah himpunan kata yang diketahui oleh seseorang atau entitas

lain, atau merupakan bagian dari suatu bahasa tertentu. Kosakata dalam

bahasa Jepang disebut goi, kosakata seseorang didefinisikan sebagai

himpunan semua kata-kata yang dimengerti oleh orang tersebut atau

semua kata-kata yang kemungkinan akan digunakan oleh orang tersebut

untuk menyusun kalimat baru.

Dengan demikian penulis menyimpulkan bahwa, judul yang dimaksud

adalah penerapan suatu metode pembelajaran yang ada dalam model-model

metode pembelajaran aktif yaitu metode index card match, sehingga mampu

meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Jepang siswa.

1.5 Anggapan Dasar dan Hipotesis Penelitian

1.5.1 Anggapan Dasar

“Anggapan dasar adalah asumsi atau postulat yang menjadi tumpuan segala pandangan dan kegiatan terhadap masalah yang dihadapi.

(16)

keragu-raguan penyelidik.” (Winarno Surakhmad, 1982: 32). Sebagai landasan penelitian ini, penulis menggunakan anggapan dasar sebagai berikut:

1. Peranan sebuah metode dalam proses pembelajaran dapat

membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan penguasaan

kosakata bahasa Jepang.

2. Kosakata merupakan aspek kebahasaan yang harus dikuasai

untuk menunjang kelancaran dalam berbahasa.

1.5.2 Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap

permasalahan penelitian sampai terbukti data yang terkumpul (Arikunto,

2002:64). Surakhmad (1985:39) mengatakan Hipotesis merupakan

perumusan jawaban sementara terhadap suatu masalah yang dimaksud

dalam penelitian.

Hipotesis dari penelitian ini adalah:

Hk : Penggunaan metode index card match memberikan pengaruh

yang baik terhadap peningkatan penguasaan kosakata bahasa Jepang

siswa SMA.

H0 : Penggunaan metode index card match tidak memberikan

pengaruh yang baik terhadap peningkatan penguasaan kosakata bahasa

Jepang siswa SMA.

1.6 Metodologi Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas suatu metode dalam

meningkatkan kemampuan kosakata bahasa Jepang. Dalam penelitian ini

penulis menggunakan metode eksperimen. Metode eksperimen merupakan

metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan

(treatment) tertentu (Sugiyono, 2008:11). Bentuk desain eksperimen yang

(17)

Experimental Design. Quasi Experiment Design atau eksperimen semu yaitu penelitian yang dilaksanakan tanpa adanya kelas pembanding atau kelas

kontrol (Arikunto, 2002). Desain eksperimen yang digunakan adalah one group

pre test-post test. Desain penelitian pre-test-pos-test group design ini diukur dengan menggunakan pre-test yang dilakukan sebelum diberi perlakuan dan

post-test yang dilakukan setelah diberi perlakuan.

X

Keterangan :

: Pre-test

X : Perlakuan (treatment)

: Post-test

(Arikunto, 2006:85)

Berikut ini adalah desain pelaksanaan pembelajaran kosakata bahasa

Jepang menggunakan metode index card match yang dilaksanakan dalam

penelitian ini.

a. Pra belajar

Pelaksanaan pre-test, siswa terlebih dulu diberi tes untuk

mengetahui kemampuan siswa dalam penguasaan kosakata bahasa

Jepang sebelum diberikan perlakuan (treatment).

b. Penerapan metode index card match (treatment)

Pelaksanaan perlakuan (treatment), setelah siswa diberi pre-test,

kemudian diberikan perlakuan (treatment) agar siswa dapat

menerapkan metode belajar. Perlakuan (treatment) yang dilakukan

sebanyak empat kali dalam memberikan pengajaran mengenai

penguasaan kosakata bahasa Jepang melalui metode index card

match.

(18)

Setelah diberi perlakuan (treatment), siwa diberikan post-test dan

angket. Tujuannya adalah untuk mengukur sejauh mana

kemampuan siswa terhadap hasil belajar kosakata bahasa Jepang

melalui metode index card match.

1.7 Populasi dan Sampel Penelitian

Sumber data penelitian adalah subjek dalam penelitian ini. Sumber data

penelitian ini terdiri atas populasi dan sampel sebagai berikut :

1.7.1 Populasi

Berdasarkan pertimbangan kesesuaian materi yang akan diteliti

dengan kurikulum 2009, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini

adalah siswa kelas X. Penulis menggunakan populasi siswa kelas X-2 di

SMA PGRI 1 Bandung.

1.7.2 Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas X-2 di SMA PGRI

1 Bandung yang diperoleh dengan tekhnik random. Hal ini dilakukan agar

penelitian berlangsung seobjektif mungkin.

1.8 Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian

1.8.1 Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data dari responden, diperlukan adanya teknik

pengumpulan data yang sesuai dengan kebutuhan penelitian. Teknik

pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini yaitu :

a. Studi Literatur

Studi literatur merupakan teknik pengumpulan informasi

melalui beberapa sumber referensi baik berupa buku maupun

website yang ada hubungannya dengan masalah penelitian yang

akan mendukung proses penelitian.

(19)

Tes adalah suatu alat yang sudah distandardisasi untuk

mengukur salah satu sifat, kecakapan, atau tingkah laku dengan cara

mengukur sasuai dengan sifat, kecakapan atau tingkah laku (Siti

Rahayu Haditono, 1987:56 dalam Klinik Edukasi). Untuk manusia,

instrumen yang berupa tes ini dapat digunakan untuk mengukur

kemampuan dasar dan pencapaian atau presttasi (Arikunto,

2009:266).

Tes yang diberikan biasanya digunakan untuk mengukur tingkat

kognitif siswa atau penguasaan materi pembelajaran. Hasil tes

biasanya diolah secara kuantitatif.

Dalam penelitian ini tes yang diberikan yaitu tes awal dan tes

akhir pada kelas eksperimen. Tes yang diberikan adalah tes tertulis

sebanyak 40 soal.

c. Rancangan Pembelajaran

Rancangan pembelajaran disususun untuk mengetahui

bagaimana strategi penggunaan atau alur kegiatan suatu metode

pengajaran.

1.8.2 Instrumen Penelitian

1. Tes

Tes merupakan alat ukur yang biasa digunakan untuk

mengukur hasil belajar siswa setelah satu satuan program

pengajaran tertentu (Sutedi, 2009:157). Tes digunakan untuk

memperoleh data hasil belajar pembelajar.

Tes dibagi menjadi dua yaitu :

a. Pre-test adalah tes yang dilakukan untuk mengukur kemampuan awal siswa terhadap kosakata sebelum

diberikan perlakuan (treatment) dengan menggunakan

(20)

b. Post-test adalah tes yang dilakukan untuk mengetahui kemampuan hasil akhir siswa setelah diberi perlakuan

(treatment) dengan menggunakan metode index card match.

2. Angket

Angket dilakukan untuk mengetahui persepsi siswa terhadap

metode index card match dalam meningkatkan peguasaan

kosakata.

1.8.3 Uji Kelayakan Instrumen

Sebelum instrument penelitian digunakan, maka harus diuji

kelayakannya terlebih dahulu. Uji kelayakan instrument dilakukan untuk

mengetahui soal-soal yang baik sesuai dengan kriteria yang ditetapkan.

Adapun instrument tes yang digunakan dalam penelitian ini diukur

kevalidannya dan realibilitasnya langsung dengan Expert Judgement yang

dinilai ahli untuk menilai kelayakan instrument yang dibuat oleh penulis.

1.9 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan dari laporan penelitian ini adalah Bab I ini

membahas mengenai pendahuluan yang mencakup beberapa sub bab, yaitu latar

belakang masalah, rumusan dan batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,

definisi operasional, anggapan dasar dan hipotesis peneliian, metodologi

penelitian dan sistematika pembahasan. Dalam Bab II akan dibahas lebih dalam

tentang tinjauan pustaka atau definisi operasional yang menyangkut teori yang

berkaitan dengan penelitian ini dan pandangan umum. Kemudian pada Bab III

menjelaskan lebih jauh tentang metode penelitian secara sistematis, populasi dan

sampel penelitian, instrument penelitian, tahap penelitian dan rancangan

eksperimen yang akan diberikan kepada objek yang diteliti. Pada Bab IV

membahas tentang laporan hasil eksperimen dan analisis data yang berupa hasil

tes dan angket. Kemudian Bab V merupakan kesimpulan mengenai gambaran

(21)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan prosedur dan langkah kerja yang digunakan

dalam kegiatan penelitian secara teratur dan sistematis, mulai dari tahap

perencanaan, pengumpulan data, pengolahan data sampai pada tahap pengambilan

kesimpulannya (Sutedi, 2009:53).

Dalam penelitian ini, penulis akan membuktikan bahwa metode index card

match merupakan metode yang efektif digunakan dalam pembelajaran kosakata bahasa Jepang. Oleh karena itu, agar hasil penelitian dapat dibuktikan, penulis

menggunakan metode eksperimen kuasi atau Quasi Experimental Design. Quasi

Experiment Design atau eksperimen semu yaitu penelitian yang dilaksanakan tanpa adanya kelas pembanding atau kelas kontrol (Arikunto:2002). Desain

eksperimen yang digunakan adalah one group pre test-post test. Desain penelitian

one group pre test-post test ini diukur dengan menggunakan pre-test yang dilakukan sebelum diberi perlakuan dan post-test yang dilakukan setelah diberi

perlakuan.

Untuk melaksanakan metode ini, penelitian dilakukan terhadap satu kelas

dan dengan adanya pre-test dan post-test dapat memperlihatkan perbedaan

sebelum dan sesudah perlakuan (treatment) diberikan. Tujuan penulis

menggunakan metode penelitian ini dalam pembelajaran kosakata baha Jepang

melalui metode index card match adalah untuk mengetahui sejauh mana tingkat

keberhasilan penerapan metode index card match terhadap penguasaan kosakata

bahasa Jepang. Penelitian ini melibatkan 30 orang siswa kelas X-2 SMA PGRI 1

(22)

3.2 Desain Penelitian

Menurut Sugiyono (2011:108-109), terdapat beberapa bentuk desain

eksperimen yang dapat digunakan dalam penelitian, yaitu: pre-experimental

design, true experimental design, factorial design, dan quasi experimental design. Hal ini dapat digambarkan seperti Gambar 3.1 berikut:

Gambar 3.1

Macam-macam Desain Eksperimen

(Sugiyono, 2011:109)

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah one-group

pre-test-post test design. Pada penelitian inisiswa sebagai subjek diberkan satu kali pengukuran tes awal (pre-test) dengan tujuan untuk mengetahui tingkat

penguasaan kosakata bahasa Jepang siswa sebelum adanya perlakuan (treatment),

setelah diberikan perlakuan (treatment), siswa diberikan pengukuran lanjutan

(23)

Jepang siswa setelah mendapatkan perlakuan (treatment). Adapun desain

penelitiannya sebagai berikut :

X

Keterangan :

: Pre-test

X : Perlakuan (treatment)

: Post-test

(Arikunto, 2006:85)

Adapun peneliti menggunakan metode eksperimen semu karena pada

kenyataannya sulit mendapatkan kelompok kontrol yang digunakan untuk

penelitian, dan juga penelitian ini bertujuan hanya untuk mengetahui

keefektivitasan pembelajaran menggunakan metode index card match dalam

meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Jepang. Penelitian ini dilakukan

terhadap satu kelas saja dan melihat perbedaan hasil tes siswa sebelum dan

sesudah melakukan pembelajaran dengan menggunakan metode index card match.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas :

objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya (Sugiyono, 2008:117). Sutedi (200:179) mengemukakan

bahwa populasi penelitian memiliki pengertian yaitu manusia yang

(24)

dan yang menjadi populasi penelitian ini adalah siswa SMA PGRI 1

Bandung.

3.3.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut. Sutedi (2009:179) mengartikan sampel sebagai

bagian dari populasi yang dianggap mewakili untuk dijadikan sumber data.

Jenis sampel yang digunakan yaitu simple random sampling, yaitu teknik

penentuan sampel sedemikian rupa sehingga setiap unit dasar memiliki

kesempatan yang sama untuk diambil sebagai sampel. Sampel dalam

penelitian ini adalah siswa kelas X-2 SMA PGRI 1 Bandung, dengan

sampel sebanyak 30 orang siswa.

3.4 Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen

3.4.1 Teknik Pengumpulan Data

a. Studi Literatur

Studi literatur merupakan teknik pengumpulan informasi

melalui beberapa sumber referensi baik berupa buku maupun

website yang ada hubungannya dengan masalah penelitian yang

akan mendukung proses penelitian.

b. Tes

Tes adalah suatu alat yang sudah distandardisasi untuk

mengukur salah satu sifat, kecakapan, atau tingkah laku dengan cara

mengukur sasuai dengan sifat, kecakapan atau tingkah laku

(Haditono, 1987:56 dalam Klinik Edukasi). Untuk manusia,

instrumen yang berupa tes ini dapat digunakan untuk mengukur

kemampuan dasar dan pencapaian atau presttasi (Arikunto,

2009:266). Tes yang diberikan biasanya digunakan untuk

(25)

pembelajaran. Hasil tes biasanya diolah secara kuantitatif. Dalam

penelitian ini tes yang diberikan yaitu tes awal dan tes akhir pada

kelas eksperimen. Tes yang diberikan adalah tes tertulis soal pilihan

ganda sebanyak 25 soal dan essay 15 soal.

c. Rancangan Pembelajaran

Rancangan pembelajaran disususun untuk mengetahui

bagaimana strategi penggunaan atau alur kegiatan metode index

card match dalam pembelajaran kosakata. Penelitian dilakukan empat kali pertemuan dengan empat Rancangan Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP), dengan alokasi waktu 1 x 45 menit. RPP

disusun secara bertahap dari penggunaan metode index card match

secara sederhana. Ini dimaksudkan agar reaksi/respon dari siswa

sebagai sumber data terhadap penggunaan metode index card match

dapat diamati dengan baik oleh peneliti.

3.4.2 Instrumen Penelitian

Menurut Sutedi (2009:155) instrumen penelitian adalah alat yang

digunakan untuk mengumpulkan atau menyediakan berbagai data yang

diperlukan dalam kegiatan penelitian.

Instrumen penelitian merupakan alat bantu pengumpulan dan

pengolahan data tentang variable-variabel yang diteliti, karena pada

prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat

ukur yang baik untuk mengukur nilai variable yang diteliti tersebut.

Adapun instrumen yang digunakan dalam dalam penelitian ini adalah :

1. Soal Tes

Tes merupakan alat ukur yang biasanya digunakan untuk

mengukur hasil belajar siswa setelah selesai satu satuan program

pengajaran tertentu (Sutedi, 2009:157). Sedangkan menurut

(26)

untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan

cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan.

Pada penelitian ini tes diberikan sebanyak dua kali, yaitu

pre-test dan post-pre-test. Pre-pre-test dilakukan untuk mengukur kemampuan awal siswa terhadap kosakata sebelum diberikan perlakuan

(treatment) dengan menggunakan metode index card match.

Sedangkan post-test dilakukan untuk mengetahui kemampuan hasil

akhir siswa setelah diberi perlakuan (treatment) dengan

menggunakan metode index card match. Soal tes sebanyak soal.

Kisi-kisi tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

Aspek Bentuk dan Nomor Soal Nomina Verba Adjektiva

1 Mengetahui kosakata

(27)

penggunaan kosakata

pada wacana

2. Anget

Angket merupakan salah satu instrumen pengumpul data

penelitian yang diberikan kepada responden. Menurut Sutedi yang

dikutip dari faisal (2009:164), tekhnik angket dilakukan dengan

cara pengumpulan datanya melalui daftar pertanyaan tertulis yang

disusun dan disebarkan untuk mendapatkan informasi atau

keterangan dari responden.

Tipe dan bentuk pertanyaan pada angket yang digunakan dalam

penelitian ini adalah tertutup. Angket tertutup yaitu merupakan

angket yang menyediakan alternatif jawaban atas pertanyaan atau

pernyataan yang diberikan, sehingga responden tidak mempunyai

kebebasan untuk menjawab pertanyaan atau pernyataan di luar

alternatif jawaban yang disediakan dalam angket tersebut.

Angket ini diberikan setelah siswa mendapatkan pengajaran

kosakata menggunakan metode index card match. Angket ini

diberikan kepada siswa untuk mengetahui tanggapan siswa kelas

eksperimen mengenai metode index card match untuk

meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Jepang. Masing-masing

angket berisikan 15 pertanyaan.

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Angket

No. Indikator Angket Nomor Soal Jumlah Soal

1 Mengetahui minat siswa

terhadap pelajaran bahasa

Jepang

1 1

(28)

terhadap pelajaran bahasa

terhadap pengajaran guru

di kelas

6 1

7 Mengetahui kesan siswa

terhadappengajaran guru di

kelas

7 1

8 Mengetahui pendapat siswa

terhadap metode

pembelajaran baru

8 1

9 Mengetahui pendapat siswa

terhadap metode

bahasa Jepang dengan

menggunakan metode

(29)

index card match

JUMLAH 15

Pengolahan data angket dilakukan dengan melihat persentasi

jumlah jawaban dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menjumlahkan setiap jawaban angket

2. Menyusun frekuensi jawaban

3. Membuat table frekuensi

4. Menghitung persentasi setiap jawaban

3.4.3 Uji Kelayakan Instrumen

Sebelum instrumen penelitian digunakan, maka harus diuji

kelayakannya terlebih dahulu. Uji kelayakan instrumen dilakukan untuk

mengetahui soal-soal yang baik sesuai dengan kriteria yang ditetapkan.

Menurut Sutedi (2009), instrumen yang baik yaitu instrumen yang

memiliki validitas dan realibitas. Valid artinya dapat mengukur apa yang

hendak diukur dengan baik, sedang reliabel yaitu ajeg. Jika kevalidan

suatu alat ukur berkenaan dengan ketepatannya dalam mengukur apa yang

hendak diukurnya, maka realibitas memiliki keajegan atau kepercayaan

dalam artian kapanpun dan dimanapun digunakan, instrumen tersebut akan

menunjukan hasil yang relatif sama, kalaupun ada perbedaan atau

perubahan tidak menunjukan perbedaan yang signifikan. Artinya, sebuah

instrumen penelitian yang baik adalah instrumen yang memiliki kevalidan

dan relibilitas yang baik juga.

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengukur apakah

instrumen yang digunakan mempunyai validitas dan realibilitas yang baik,

yaitu dengan cara meminta judgement pada dosen atau orang yang

dianggap ahli, selain dosen pembimbing. Selain itu dapat juga dengan

perhitungan dengan menggunakan rumus statistik atau dari hasil

mengkorelasikannya dengan tes lain yang dianggap sudah memenuhi

(30)

Adapun instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini diukur

kevalidannya dan realibilitasnya langsung dengan Expert Judgement yang

dinilai ahli untuk menilai kelayakan instrumen yang dibuat oleh penulis.

Instrumen tes dalam penelitian ini tidak dikorelasikan dengan tes lainnya

karena tak ada yang setara baik dari segi materi ataupun kesamaan

kemampuan pembelajarnya. Hal ini dikarenakan materi yang diajarkan

pada penelitian ini lebih cepat diajarkan kepada sampel dibandingkan

kelas regular lainnya. Oleh karena itu, tes kelayakan instrumen penelitian

ini dilakukan penulis dengan meminta judgement langsung dari pakar

bahasa Jepang yang terpercaya.

3.5 Teknik Pengolahan Data

1. Tes

Untuk menganalisis data yang diperoleh dari hasil tes, dilakukan

tahap-tahap sebagai berikut :

a) Membuat tabel persiapan untuk menilai

Tabel 3.3

Persiapan untuk Menghitung Nilai

N X Y d

M

Keterangan:

N : Sampel

X : Hasil atau nilai pre-test

(31)

d : Nilai Gain (Y-X)

: Kuadrat deviasi

∑ : Jumlah dari setiap kolom

M : nilai rata-rata

b) Mencari nilai rata-rata (mean) kedua variable dengan rumus:

Mx =

dan My =

Keterangan:

Mx : Mean hasil pre-test

My : Mean hasil post-test

∑x : Jumlah seluruh nilai pre-test

∑y : Jumlah seluruh nilai post-test

N : Jumlah sampel

c) Mencari gain (d) antara pre-test dan post-test

d = post-test

pre-test

d) Mencari mean gain (d) antara pre-test dan post-test

Md =

Keterangan:

(32)

∑d : Jumlah gain secara keseluruhan

N : Jumlah sampel

e) Menghitung nilai kuadrat deviasi

d = ∑

-

Keterangan:

∑ d : Jumlah kuadrat deviasi

∑ : Jumlah gain setelah dikuadratkan

∑d : Jumlah garis

N : Jumlah sampel

f) Mencari nilai

=

Keterangan:

Md : Mean gain atau selisih antara post-test dan pre-test

∑ d : Jumlah kuadrat deviasi

N : Jumlah sampel

g) Mencari nilai derajat kebebasan

db = n

1

Keterangan :

(33)

n : Jumlah siswa

h) Membandingkan nilai dengan nilai

Jika t-tabel ˃ t-hitung maka tidak ada perbedaan yang signifikan

antara dua data yang bersangkutan.

Jika t-tabel ≤ t-hitung, maka terdapat perbedaan yang signifikan

antar dua data.

2. Angket

Untuk menganalisis dan menafsirkan data angket, penulis

melakukan pentabulasian data dengan menggunakan perhitungan

Persentase. Data yang diperoleh dengan lagkah-langkah sebagai berikut :

a) Menjumlahkan setiap jawaban angket

b) Menghitung Persentase dan frekuensi dari setiap jawaban dengan

rumus berikut ini :

P =

x 100 %

Keterangan :

P : Persentase

F : Frekuesi jawaban

N : Jumlah Responden

% : Persentase frekuensi

c) Membuat table persentase frekuensi

d) Menafsirkan hasil perhitungan data angket berdasarkan tabel

(34)

Tabel 3.4

Klasifikasi Angket

Persentase Keterangan

0 % Tidak ada yang menjawab

1-25% Sebagian kecil menjawab

26-49% Hampir setengahnya menjawab

50% Setengahnya yang menjawab

51-75% Lebih dari setengahnya yang menjawab

76-99% Hampir semuanya menjawab

100% Semuanya menjawab

(Sugiyono, 2008)

3.6 Prosedur Penelitian

3.6.1 Persiapan Penelitian

a. Studi Pendahuluan

Studi pendahuluan dilakukan untuk memperoleh gambaran

tentang kondisi subjek penelitian di lapangan. Penulis

mengidentifikasikan kosakata bahasa Jepang yang telah dipelajari

oleh siswa kelas X SMA PGRI 1 Bandung melalui buku teks yang

dipakai yaitu buku Sakura I.

b. Pembuatan Instrumen Penelitian

 Pembuatan RPP

Pembuatan soal pre-test

(35)

 Pembuatan angket c. Surat Izin Penelitian

Meminta izin penelitian dari pihak sekolah khususnya

kepada kepala sekolah SMA PGRI 1 Bandung agar penelitian

berjalan lancar dan legal.

3.6.2 Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilaksanakan pada tanggal 24 April 2013

dengan tahapan sebagai berikut :

a. Memberikan pre-test

Pre-test diberikan untuk mengetahui kemampuan sampel sebelum diberikan perlakuan (treatment). Pelaksanaan pre-test

dilakukan pada tanggal 1 April 2013

b. Memberikan perlakuan (treatment)

Perlakuan (treatment) diberikan sebanyak empat kali dalam

empat pertemuan yaitu pada tanggal 2 April 2013, 9 April 2013, 16

April 2013 dan 23 April 2013.

c. Memberikan post-test

Post-test diberikan untuk mengetahui perkembangan kemampuan sampel setelah diberi perlakuan (treatment). Post-test

dilakukan pada tanggal 24 April 2013.

d. Memberikan angket

Angket diberikan kepada siswa untuk mengetahui pendapat

atau pernyataan atas diberikannya pembelajaran kosakata bahasa

Jepang melalui metode index card match angket dilakukan pada

tanggal 30 April 2013.

(36)

Proses pembelajaran dilakukan pada saat jam pelajaran agar sesuai

dengan materi yang diajarkan.

Perlakuan (treatment) pertama dilakukan pada tanggal 2 April

2013 pukul 07.40-08.20, adapun materi pengajaran mengenai (Nan-ji desu

ka) dengan kosakata yang diberikan yaitu sebagai berikut :

Tabel 3.5

pukul 07.40-08.20, adapun materi pengajaran mengenai (Nihon-go no

Jugyou wa Dou Desu ka) dengan kosakata yang diberikan yaitu sebagai

(37)

Tabel 3.6

Perlakuan (treatment) ketiga dilakukan pada tanggal 16 April 2013

pukul 07.40-08.20, adapun materi pengajaran mengenai (Toshoshitsu de

Hon o Yomimasu) dengan kosakata yang diberikan yaitu sebagai berikut :

(38)

di sekolah 7. Toshoshitsu

Perlakuan (treatment) keempat dilakukan pada tanggal 23 April

2013 pukul 07.40-08.20, adapun materi pengajaran mengenai (Watashi no

Kazoku) dengan kosakata yang diberikan yaitu sebagai berikut :

Tabel 3.8

Pada seluruh pertemuan ini dilaksanakan proses pembelajaran

dengan menggunakan metode index card match. Kegiatan awal pada

kegiatan pembelajaran pada umumnya. Guru memberikan apersepsi dan

(39)

Selanjutnya guru menjelaskan mengenai metode yang akan

diterapkan, yaitu metode index card match. adapun langkah-langkah

dalam pembelajaran dengan cara guru membuat kartu terpisah yaitu

kartu yang berisi pertanyaan dan kartu yang berisi kunci jawaban.

Masing-masing siswa diberikan satu kartu (siswa ada yang mendapat

pertanyaan dan ada yang mendapat kunci jawaban). Siswa yang

mendapatkan kunci jawaban mencari pasangan pertanyaan yang cocok,

sedangkan siswa yang mendapat pertanyaan tetap duduk di bangkunya

dan memikirkan kunci jawaban yang bagaimana yang sesuai dengan soal

yang dimilikinya. Setelah pasangan pertanyaan dan kunci jawaban yang

cocok bertemu, diminta kepada mereka untuk meyakinkan bahwa apa itu

benar-benar cocok. Bagi siswa yang dapat mencocokkan kartunya

sebelum batas waktu yang ditentukan akan diberi poin. Setelah semua

pasangan duduk maka diminta kepada masing-masing pasangan secara

bergiliran untuk memaparkan pertanyaan yang ada pada kartu mereka

kepada pasangan yang lain.

Seluruh siswa harus siap untuk tampil karena dipilih secara acak

oleh guru. Secara tidak langsung mereka akan berusaha untuk mengingat

dengan baik materi yang telah diajarkan oleh guru. Hal ini akan

mengakibatkan siswa akan belajar dengan aktif dan efektif. Apabila

siswa yang menyelesaikan pertanyaan tidak dapat menyelesaikannya,

maka pasangan yang melempar pertanyaan bertanggung jawab untuk

menyelesaikannya. Pada akhir kegiatan, guru menyimpulkan materi dan

memberikan kesempatan untuk bertanya tentang kosakata baru yang

didapat oleh murid selama penerapan metode index card match

berlangsung. Seluruh kegiatan pengambilan data bertempat di kampus

SMA PGRI 1 Bandung.

(40)

1. Mengumpulkan data hasil penelitian berupa tes dan angket

2. Analisis data statistik

3. Menguji hipotesis

(41)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data, analisis dan pembahasan sebagaimana

telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

a. Penerapan metode index card match dalam meningkatkan penguasaan

kosakata bahasa Jepang di SMA PGRI 1 Bandung kelas X-2, dilakukan

dengan tiga tahapan yaitu perencanaan dengan menggunakan RPP,

menyiapkan kartu dan media gambar, setelah rencana disiapkan kemudian

guru menerangkan materi yang juga diperjelas dengan media gambar.

Setelah selesai memberikan materi, guru mulai memberikan perlakuan

(treatment) kemudian menyuruh siswa memilih kartu yang ada di depan

kelas dan mencari pasangan kartu yang cocok dan selanjutnya

mempertanggungjawabkannya di depan kelas, tahap terakhir guru

merefleksi kegiatan dengan menyimpulkan materi dan memberikan

kesempatan siswa untuk bertanya.

b. Berdasarkan nilai pre-test yang dilaksanakan sebelum diberikan perlakuan

(treatment), nilai rata-rata kelas adalah 4,22, ini menunjukan bahwa

kemampuan awal siswa SMA PGRI 1 Bandung kelas X-2 dalam

kemampuan penguasaan kosakata bahasa Jepang masih rendah.

Berdasarkan hasil post-test yang dilakukan setelah diberikan perlakuan

(treatment), nilai rata-rata kelas adalah 8,03. Sehingga diperoleh nilai gain

(selisih nilai pre-test dan post-test) adalah 3,82.

c. Dilihat dari nilai gain (3,82) dapat disimpulkan bahwa metode index card

match efektif dalam upaya meningkatkan kemampuan kosakata bahasa Jepang di SMA PGRI 1 Bandung kelas X-2. Dan setelah dianalisis

(42)

dibandingkan dengan 2,76 dengan taraf signifikansi 1% untuk

sampel 30 orang. Hasil > . Dengan demikian, hipotesis kerja

(Hk) dalam penelitian ini dapat diterima. Karena terdapat perbedaan yang

signifikan antara tingkat penguasaan kosakata bahasa Jepang siswa

sebelum dan sesudah mendapatkan perlakuan (treatment) dengan

menggunakan metode index card match. Hal ini diperkuat dengan hasil

data angket yang diberikan pada siswa, sehingga dapat disimpulkan bahwa

metode index card match efektif membantu siswa SMA PGRI 1 Bandung

kelas X-2 dalam meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Jepang.

5.2 Rekomendasi

Rekomendasi yang dapat disampaikan dari hasil penelitian ini adalah

sebagai berikut:

a. Bagi Almamater, penelitian ini dapat menambah referensi yang ada dan

dapat digunakan oleh semua pihak yang membutuhkan. Penelitian ini juga

diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran terutama dalam

penerapan metode index card match.

b. Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan

kepustakaan yang merupakan informasi tambahan yang berguna bagi

pembaca dan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi pihak-pihak

yang mempunyai permasalahan yang sama atau ingin mengadakan

penelitian lebih lanjut.

c. Bagi pengajar, penelitian ini diharapkan dapat menjadi alternatif metode

pengajaran dalam meningkatkan penguasaan kosakata Bahasa Jepang

(43)

d. Bagi peneliti selanjutnya :

-Penelitian ini dapat diteruskan dengan meneliti lebih lanjut kesimpulan

yang dihasilkan dari penelitian ini.

-Perlu diadakan penelitian ulang pada waktu mendatang, sehingga

mendapatkan hasil yang signifikan.

-Beberapa permasalan masih harus dipecahkan, seperti teknik yang

diterapkan dalam penggunaan metode ini harus bisa lebih bervariasi agar

(44)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:

Rineka Cipta.

Arsyad, A. 2010. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Press.

Badudu. J. 1981. Pelak-Pelik Bahasa Indonesia. Bandung: Pustaka Prima.

Burhan, Jazir. 1971. Problema Bahasa dan Pengadjaran Bahasa Indonesia.

Ganaco N.V

Danasasmita, Wawan. 2009. Metodologi Pembelajaran Bahasa Jepang. Bandung:

Rizki Press.

Djamaludin, Darwis. 2000. Strategi Belajar Mengajar. Semarang: Pustaka Pelajar.

Hamalik, O. 2009. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Hardjono, Sartinah. 1988. Prinsip-Prinsip Pengajaran Bahasa dan Sastra.Jakarta:

Dirjen Dikti PPLPTK Depdikbud.

Munadi, Y. 2008. Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan. Jakarta: Gaung

Persada Press.

Mulyasa, E. 2011. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif

dan Menyenangkan. Bandung: Rosda.

Poerwadarminta, W.J.S. 2003. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai

Pustaka.

Pollio. dalam Silberman, Melvin L. 1996. Active Learning: 101 Stategies to

Teach Any Subject. Terjemahan Muttaqien, Raisul. 2006. Active

Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung: Nusamedia.

Pranowo. 1996. Analisis Pengajaran Bahasa.Yogyakarta: Gajah Mada University

(45)

Sudjianto dan Dahidi. 2007. Pengantar Linguistik Bahasa Jepang. Jakarta:

Kesaint Blanc.

Sugiyono. 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sutedi, Dedi. 2009. Pengantar Penelitian Pendidikan Bahasa Jepang. Bandung.

Sutikno, Sobri. 2009. Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep

Umum dan Islami. Bandung: PT Refika Aditama.

Tarigan, H.G. 1985. Pengajaran Kosa kata. Bandung: Angkasa.

Tarigan, H.G. 1986. Pengajaran Pragmatik. Bandung: Angkasa.

Zaini, H. Munthe, B. dan Ayu Aryani, S. (2008). Strategi Pembelajaran Aktif.

Gambar

Gambar 3.1 Macam-macam Desain Eksperimen
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Penulisan Soal
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Angket
Persiapan untuk Menghitung Nilai  Tabel 3.3
+5

Referensi

Dokumen terkait

Primabuani, Dara Aditha. “Efektivitas Media Buchstabenquiz untuk Meningkatkan Penguasaan Kosakata Bahasa Jerman Siswa”. Skripsi Departemen Pendidikan Bahasa Jerman,

Penelitian ini menyimpulkan bahwa metode Index Card Match dalam pembelajaran IPA dapat meningkatkan aktivitas siswa sehingga berdampak pada hasil belajar. Kata Kunci :

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan strategi Index Card Match kolaborasi Peta Konsep dapat meningkatkan penguasaan konsep

Efektivitas Penggunaan Media Kartu (Flash Card) Dalam Meningkatkan Penguasaan Kosakata Bahasa Arab Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu.. راكذتسإا

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran kooperatif tipe make a match dapat meningkatkan penguasaan kosakata bahasa

Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah ”Apakah melalui penerapan metode Index Card Match dapat meningkatkan penguasaan kosa kata bahasa arab peserta

Berdasarkan analisis data dan hasil temuan, dapat peneliti tarik kesimpulan antara lain, sebagai pembelajaran metode index card match dapat meningkatkan prestasi

Berdasarkan analisis data dan hasil temuan, dapat peneliti tarik kesimpulan antara lain, sebagai pembelajaran metode index card match dapat meningkatkan prestasi