PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION
UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATEMATIS PADA MATERI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT
DENGAN MENGGUNAKAN GARIS BILANGAN DI SEKOLAH DASAR
(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 6 Cibogo Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh
Siti Nurdianti Solihat 1003500
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN PEDAGOGIK
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2014
PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION
UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATEMATIS PADA MATERI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT
DENGAN MENGGUNAKAN GARIS BILANGAN DI SEKOLAH DASAR
(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 6 Cibogo Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat
Oleh
Siti Nurdianti Solihat
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Siti Nurdianti Solihat 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Juli 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
v
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ...i
ABSTRAK ...ii
KATA PENGANTAR ...iii
UCAPAN TERIMA KASIH ...iv
DAFTAR ISI ...v
DAFTAR TABEL ...viii
DAFTAR GRAFIK...x
DAFTAR GAMBAR ...xi
DAFTAR LAMPIRAN ...xii
BAB I PENDAHULUAN ...1
A.Latar Belakang Masalah ...1
B.Rumusan Masalah ...5
C.Tujuan Penelitian ...6
D.Manfaat Penelitian...6
E.Hipotesis Penelitian ...7
F. Penjelasan Istilah ...7
BAB II MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATEMATIS PADA MATERI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT DENGAN MENGGUNAKAN GARIS BILANGAN DI SEKOLAH DASAR ...9
A.Hakikat Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar...9
1. Karakteristik Matematika ...9
2. Proses Pembelajaran Matematika ...10
3. Tujuan Pembelajaran Matematika Di Sekolah Dasar ...11
B.Model Direct Instruction ...12
C.Bilangan Bulat...19
vi
2. Penjumlahan Pada Bilangan Bulat ...20
a. Prinsip Penggunaan Garis Bilangan Pada Penjumlahan ...20
b. Operasi Hitung Penjumlahan Bilangan Bulat ...21
c. Sifat-Sifat Operasi Penjumlahan Bilangan Bulat ...21
3. Pengurangan Pada Bilangan Bulat ...23
a. Prinsip Penggunaan Garis Bilangan Pada Pengurangan ...23
b. Operasi Hitung Pengurangan Bilangan Bulat ...24
c. Sifat-Sifat Operasi Pengurangan Bilangan Bulat ...25
D. Pemahaman Matematis ...25
E. Temuan Hasil Penelitian Yang Relevan ...28
F. Kerangka Berpikir ...28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...30
A.Metode Penelitian ...30
B.Desain Penelitian ...30
C.Lokasi Penelitian ...32
D.Subjek Penelitian ...32
E.Prosedur Penelitian ...32
F. Instrumen Penelitian ...35
G.Analisis Data dan Interpretasi Data ...36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...39
A.Deskripsi Data Awal Penelitian ...39
B.Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Siklus ...40
1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Siklus I ...40
a. Perencanaan Pembelajaran Siklus I ...40
b. Pelaksanaan Tindakan Pembelajaran Siklus I ...40
c. Observasi Siklus I ...42
1) Perencanaan Pembelajaran ...42
vii
3) Hasil Pembelajaran ...45
d. Refleksi Siklus I...47
2. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Siklus II ...49
a. Perencanaan Pembelajaran Siklus II ...49
b. Pelaksanaan Tindakan Pembelajaran Siklus II ...49
c. Observasi Siklus II ...51
1) Perencanaan Pembelajaran ...51
2) Pelaksanaan Pembelajaran ...51
3) Hasil Pembelajaran ...54
d. Refleksi Siklus II ...60
3. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Siklus III ...61
a. Perencanaan Pembelajaran Siklus III ...61
b. Pelaksanaan Tindakan Pembelajaran Siklus III ...62
c. Observasi Siklus III ...64
1) Perencanaan Pembelajaran ...64
2) Pelaksanaan Pembelajaran ...64
3) Hasil Pembelajaran ...67
d. Refleksi Siklus III ...73
C.Rekap Hasil Keseluruhan Siklus ...75
D.Pembahasan Hasil Penelitian ...79
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ...90
A.Simpulan ...90
B.Rekomendasi ...91
DAFTAR PUSTAKA ...92
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Sintaks Model Direct Instruction ...18
Tabel 2.2 Kriteria Penilaian Pemahaman Matematis ...27
Tabel 3.1 Interpretasi Skor Gain Ternomalisasi ...37
Tabel 3.2 Kriteria Penentuan Tingkat Kemampuan Siswa ...38
Tabel 4.1 Hasil Angket Siswa Siklus 1 ...44
Tabel 4.2 Nilai Rata-rata Siswa Siklus I ...45
Tabel 4.3 Peningkatan Kemampuan Pemahaman Matematis Siklus I ...46
Tabel 4.4 Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I ...46
Tabel 4.5 Refleksi Siklus I ...48
Tabel 4.6 Hasil Angket Siswa Siklus II ...53
Tabel 4.7 Nilai Rata-rata Siklus II ...55
Tabel 4.8 Peningkatan Kemampuan Pemahaman Matematis Siklus II ...55
Tabel 4.9 Peningkatan Kemampuan Pemahaman Matematis dari Siklus I ke Siklus II ...56
Tabel 4.10 Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II ...57
Tabel 4.11 Ketuntasan Belajar Siklus I dan Siklus II ...58
Tabel 4.12 Rata-rata Gain Ternormalisasi Siklus I ke Siklus II ...59
Tabel 4.13 Refleksi Siklus II ...61
Tabel 4.14 Hasil Angket Siswa Siklus III ...66
Tabel 4.15 Nilai Rata-rata Siswa Siklus III...68
Tabel 4.16 Peningkatan Kemampuan Pemahaman Matematis Siklus III ...68
Tabel 4.17 Peningkatan Kemampuan Pemahaman Matematis dari Siklus II ke Siklus III ...69
Tabel 4.18 Ketuntasan Belajar Siswa Siklus III ...70
ix
Tabel 4.20 Rata-rata Gain Ternormalisasi Siklus II ke Siklus III ...72 Tabel 4.21 Refleksi Siklus III ...74 Tabel 4.22 Ketuntasan Belajar siswa dari siklus I – siklus III ...76
Tabel 4.23 Peningkatan kemampuan pemahaman matematis dari siklus I sampai siklus III ...77
x
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I ...47
Grafik 4.2 Peningkatan Kemampuan Pemahaman Matematis dari Siklus I ke Siklus III ...57
Grafik 4.3 Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II ...58
Grafik 4.4 Ketuntasan Belajar Siklus I dan Siklus II ...59
Grafik 4.5 Peningkatan Kemampuan Pemahaman Matematis dari Siklus I ke Siklus III ...70
Grafik 4.6 Ketuntasan Belajar Siswa Siklus III ...71
Grafik 4.7 Ketuntasan Belajar Siklus II dan Siklus III ...72
Grafik 4.8 Penilaian RPP Siklus I – Siklus III ...75
Grafik 4.9 Persentase aktivitas guru siklus I – siklus III ...75
Grafik 4.10 Persentase aktivitas siswa siklus I – siklus III ...76
Grafik 4.11 Ketuntasan belajar siswa dari siklus I – siklus III ...77
Grafik 4.12 Peningkatan kemampuan pemahaman matematis dari siklus I sampai siklus III ...78
Grafik 4.13 Persentase aktivitas guru siklus I – siklus III...83
Grafik 4.14 Persentase aktivitas siswa siklus I – siklus III ...84
Grafik 4.15 Ketuntasan Belajar siswa dari siklus I – siklus III ...86
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Himpunan Bilangan Bulat ...19
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir ...29
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A ...95
- Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ...96
- Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ...106
- Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III...116
Lampiran B ...126
- Lembar Penilaian RPP Siklus I ...127
- Lembar Penilaian RPP Siklus II ...128
- Lembar Penilaian RPP Siklus III...129
- Contoh Format Lembar Observasi Guru Siklus I ...130
- Format Lembar Observasi Guru Siklus I ...131
- Contoh Format Lembar Observasi Guru Siklus II ...135
- Format Lembar Observasi Guru Siklus II ...136
- Contoh Format Lembar Observasi Guru Siklus III ...140
- Format Lembar Observasi Guru Siklus III ...141
- Contoh Format Lembar Observasi Siswa Siklus I ...145
- Format Lembar Observasi Siswa Siklus I ...146
- Contoh Format Lembar Observasi Siswa Siklus II ...150
- Format Lembar Observasi Siswa Siklus II ...151
- Contoh Format Lembar Observasi Siswa Siklus III ...155
- Format Lembar Observasi Siswa Siklus III ...156
- Contoh Format Angket Tanggapan Siswa Siklus I ...160
- Contoh Format Angket Tanggapan Siswa Siklus II ...161
xiii
Lampiran C ...163
- Daftar Nilai Awal Siswa ...164
- Daftar Nilai Siswa Siklus I...165
- Daftar Nilai Siswa Siklus II ...166
- Daftar Nilai Siswa Siklus III ...167
- Gain Siklus I ke Siklus II ...168
- Gain Siklus II ke Siklus III ...169
- Peningkatan Pemahaman Matematis Berdasarkan Gain Ternormalisasi ...170
- Lembar Soal Tes Siswa Siklus I ...171
- Lembar Soal Tes Siswa Siklus II ...177
- Lembar Soal Tes Siswa Siklus III ...183
- Angket Tanggapan Siswa Siklus I ...189
- Angket Tanggapan Siswa Siklus II ...192
- Angket Tanggapan Siswa Siklus III ...195
Lampiran D ...198
Dokumentasi Siklus I ...199
Dokumentasi Siklus II ...200
Dokumentasi Siklus III ...201
Lampiran E ...202 -Surat Izin Penelitian dari UPI
-Surat Keputusan Dosen Pembimbing
ABSTRAK
PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION
UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATEMATIS PADA MATERI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT DENGAN MENGGUNAKAN GARIS BILANGAN DI SEKOLAH DASAR
Oleh
Siti Nurdianti Solihat 1003500
Penelitian ini berkenaan dengan penerapkan model direct instruction dengan menggunakan garis bilangan untuk menanggulangi rendahnya kemampuan pemahaman matematis siswa kelas IV pada materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Penelitian ini dilaksanakan di SDN 6 Cibogo Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Subjek penelitian ini adalah 33 orang siswa
kelas IV SDN 6 Cibogo. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah, (1) mengungkapkan perencanaan pembelajaran dengan menerapkan model
pembelajaran direct instruction pada materi penjumlahan dan pengurangan pada bilangan bulat dengan menggunakan garis bilangan, (2) mengungkapkan pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran direct
instruction pada materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dengan
menggunakan garis bilangan, dan (3) mengungkapkan peningkatan pemahaman matematis setelah menerapkan model pembelajaran direct instruction pada materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dengan menggunakan garis bilangan. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang mengadaptasi model Kemmis dan Taggart dengan tiga siklus. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui tes, observasi dan angket. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh tingkat pemahaman matematis siswa dengan gain ternormalisasi peningkatan siklus I ke siklus II sebesar 0,28 dengan kriteria peningkatan rendah dan peningkatan pemahaman matematis siswa siklus II ke siklus III sebesar 0,43 dengan kriteria peningkatan sedang. Hal in menunjukkan pemahaman matematis siswa mengalami peningkatan setelah menerapkan model direct instruction. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, ada saran yang hendak disampaikan yaitu guru dapat menerapkan model direct
instruction pada materi bilangan bulat dan pada materi pelajaran lain. Namun guru
harus mempelajari terlebih dahulu teori tentang model direct instruction sebelum menerapkannya.
ABSTRACT
APPLICATION OF THE DIRECT INSTRUCTION MODEL TO IMPROVE MATHEMATICAL UNDERSTANDING IN MATERIALS INTEGER
ADDITION AND REDUCTION BY USING LINE NUMBERS IN ELEMENTARY SCHOOL
by
Siti Nurdianti Solihat 1003500
This study with regard to apply the model of direct instruction by using the number line to cope with the low ability of fourth grade students' mathematical understanding of the material addition and subtraction of integers. This study was conducted in 6 Cibogo SDN District Lembang, West Bandung regency. The subjects were 33 fourth grade students of SDN 6 Cibogo. Goals to be achieved in this study were, (1) expresses the learning plan to implement the direct instruction model of learning the material addition and subtraction of integers using a number line, (2) disclose the implementation of learning by applying a learning model of direct instruction on the material and the summation reduction integers using the number line, and (3) reveal an increase in the understanding of mathematical learning model after applying direct instruction on the matter of addition and subtraction of integers using a number line. The method used in this research is a classroom action research (CAR), which adapted the model of Kemmis and Taggart with three cycles. Data was collected through testing, observation and questionnaires. Based on the results obtained by the students 'level of mathematical understanding normalized gain an increase in cycle I to cycle II of 0.28 with a low improvement criteria and increase students' understanding of mathematical cycle II to cycle III of 0.43 with improvement criteria are. It shows in the mathematical understanding of students has increased after applying the model of direct instruction. Based on these results, there is a suggestion that would be submitted that teachers can apply the model of direct instruction on material integers and the other subject matter. However, the teacher must first learn the theory of direct instruction models before applying them.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Di antara jenjang pendidikan, pendidikan di sekolah dasar merupakan
jenjang yang mempunyai peranan yang sangat penting dalam upaya
meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Pada jenjang pendidikan
inilah kemampuan dan keterampilan dasar dikembangkan pada peserta didik,
baik sebagai bekal untuk pendidikan lanjutan maupun untuk terjun ke
masyarakat. Perkembangan anak SD merupakan tahapan perkembangan yang
sangat penting , baik bagi perkembangan pendidikan maupun perkembangan
pribadi.
Dalam pembelajarannya di sekolah, terdapat beberapa macam mata
pelajaran, salah satunya adalah matematika. Gagne mengemukakan bahwa
dalam belajar matematika ada dua yang dapat diperoleh siswa, yaitu objek konsep dan aturan (principle), sedangkan objek tidak langsung antara lain adalah kemampuan menyelidiki dan memecahkan masalah, belajar mandiri, bersikap positif terhadap matematika dan tahu bagaimana semestinya belajar. Fakta adalah objek matematika yang tinggal menerimanya, contohnya angka/lambang bilangan, sudut, ruas garis, simbul dan notasi-notasi matematika lainnya. Keterampilan adalah kemampuan memberikan jawaban yang benar dan tepat, contohnya melakukan pembagian bilangan. Konsep adalah ide abstrak yang memungkinkan kita mengelompokkan benda-benda (objek) ke dalam contoh dan non contoh. Aturan (principle) adalah objek yang paling abstrak, aturan ini dapat berupa sifat, dalil, teorema.
Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan
teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan
memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi
informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan
matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang dan
matematika diskrit. Untuk menguasai dan mencipta teknologi di masa depan
2
Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik
mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan
berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan
bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat
memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi
untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan
kompetitif.
Matematika merupakan pelajaran yang penting. Sekolah dasar pun, siswa pada tahapan awal kelas 1 dituntut untuk menguasai “Calistung” atau membaca, menulis dan berhitung. Melalui pelajaran matematika inilah siswa
belajar untuk berhitung. Keberhasilan siswa dalam belajar sangat ditentukan
oleh strategi pembelajaran yang dilakukan guru. Guru dituntut untuk
memahami komponen-komponen dasar dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran di dalam kelas. Pengaturan metode, model, strategi, media dan
kelengkapan dalam pengajaran haruslah disiapkan dan dipikirkan dengan
sebaik mungkin.
Dalam buku Manajemen Kurikulum (2008) guru merupakan factor
penentu yang sangat dominan dalam pendidikan pada umumnya, karena guru
memegang peranan dalam proses pembelajaran, dimana proses pembelajaran
merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan.
Guru perlu menguasai dan dapat menerapkan berbagai strategi
pembelajaran. Untuk membelajarkan siswa sesuai dengan cara-gaya belajar
mereka sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan optimal. Tak
dapat dipungkiri bahwa terkadang matematika dipandang sebagai pelajaran
yang sulit. Tidak heran apabila banyak anak atau peserta didik yang tidak
menyukai pelajaran matematika. Guru harus mampu mengemas pelajaran
dengan menyenangkan sehingga dapat membuat siswa ikut menyenangi juga
pelajaran matematika. Selain itu pentingnya penggunaan media atau alat
peraga yang dapat menunjang pembelajaran. Dengan adanya alat peraga, dapat
membantu dan memudahkan siswa dalam pembelajaran. Terlebih lagi pada
3
mahir untuk berpikir abstrak. Dengan adanya alat peraga yang kongkret dapat
memudahkan siswa dalam mengikuti pelajaran.
Ada berbagai macam model pembelajaran. Perlu diingat bahwa tidak ada
model pembelajaran yang paling efektif untuk semua mata pelajaran atau
untuk semua materi. Dalam memilih model pembelajaran yang tepat haruslah
memperhatikan kondisi siswa, sifat materi bahan ajar, fasilitas media yang
tersedia, alokasi waktu yang tersedia dan kondisi guru itu sendiri.
Sekolah Dasar Negeri 6 Cibogo merupakan sekolah dasar yang terletak di
Kecamatan Lembang, pembelajaran di sekolah tersebut berpedoman kepada
KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) yaitu kurikulum yang
dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan yang diberlandaskan pada
UU No. 20 Tahun 2003 dan PP No. 19 Tahun 2005.
Standar kompetensi dan kompetensi dasar matematika dalam kurikulum
tingkat satuan pendidikan disusun sebagai landasan pembelajaran untuk
mengembangkan kemampuan tersebut di atas. Selain itu dimaksudkan pula
untuk mengembangkan kemampuan menggunakan matematika dalam
pemecahan masalah dan mengkomunikasikan ide atau gagasan dengan
menggunakan simbol, tabel, diagram, dan media lain.
Salah satu standar kompetensi dan kompetensi dasar alam pelajaran
matematika adalah Bilangan bulat. Di Sekolah Dasar pun anak sudah
dikenalkan dengan bilangan bulat. Bilangan bulat mulai diajarkan pada kelas
IV.
Berdasarkan hasil pengalaman mengajar di kelas IV SDN 6 Cibogo mata
pelajaran matematika, diketahui bahwa masih banyak siswa yang belum
memenuhi nilai KKM pada materi bilangan bulat. Hampir semua siswa belum
menguasai materi tentang bilangan bulat. Nilai-nilai yang diperoleh siswapun
masih kurang dari KKM. Diketahui hanya beberapa siswa saja yang sudah
memenuhi nilai KKM. Mungkin hanya sekitar 25 % saja siswa yang
memperoleh nilai sesuai dengan KKM. Sedangkan sisanya masih banyak
4
Dalam pembelajaran di kelas terkadang ada beberapa siswa yang sudah
bisa mengerjakan soal penjumlahan bilangan bulat secara langsung, namun
banyak juga yang masih merasa kebingungan untuk mengerjakan soal
tersebut. Apalagi jika dalam soal tersebut diminta untuk menjumlahkan antara
bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif, siswa masih merasa
kebingungan untuk mengerjakannya. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa
hal misalnya saja kurangnya minat dan perhatian siswa ketika belajar, metode
atau model yang kurang tepat, media yang kurang.
Untuk mengatasi keadaan diatas perlunya penggunaan media atau alat
peraga yang dapat menunjang pembelajaran agar dapat memudahkan siswa
dalam mengerjakan soal dan memahami juga konsep operasi hitung
penjumlahan dan pengurangan pada bilangan bulat. Misalnya guru dapat
mengajarkan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat
dengan menggunakan media berupa garis bilangan.. selain dengan media guru
juga dapat menerapkan model pembelajaran. Model pembelajaran diartikan
sebagai prosedur tis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk
mencapai tujuan belajar. Ada banyak model pembelajaran yang dapat
diterapkan dalam pembelajaran.
Dalam penelitian ini, peneliti menerapkan model direct instruction.
Model Pembelajaran direct instruction atau pengajaran langsung khusus
dirancang untuk mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan
prosedural dan pengetahuan deklaratif yang dapat diajarkan dengan pola
selangkah demi selangkah. Model direct instruction merupakan suatu
pendekatan mengajar yang dapat membantu siswa dalam mempelajari
keterampilan dasar dan memperoleh informasi yang dapat diajarkan selangkah
demi selangkah. Dalam pemnbelajarannya tidak hanya ceramah saja, namun
terdapat juga demonstrasi, latihan, mengecek pemahaman dan memberikan
5
Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul, “Penerapan Model Direct Instruction untuk Meningkatkan
Pemahaman Matematis Pada Materi Penjumlahan Dan Pengurangan Bilangan
Bulat dengan Menggunakan Garis Bilangan di Sekolah Dasar.”
(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 6 Cibogo
Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat).
B. Rumusan Masalah
Secara umum, permasalahan yang akan dipecahkan melalui penelitian
tindakan kelas ini dapat dirumuskan sebagai berikut, “Bagaimanakah
penerapan model direct instruction untuk meningkatkan pemahaman
matematis pada materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dengan
menggunakan garis bilangan.di kelas IV SDN 6 Cibogo Kecamatan Lembang
Kabupaten Bandung Barat) ?
Permasalahan diatas secara rinci dijabarkan ke dalam pertanyaan berikut
ini :
1. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran dengan menerapkan model
pembelajaran direct instruction pada materi penjumlahan dan pengurangan
pada bilangan bulat dengan menggunakan garis bilangan untuk
meningkatkan pemahaman matematis siswa kelas IV SDN 6 Cibogo?
2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model
pembelajaran direct instruction pada materi penjumlahan dan pengurangan
pada bilangan bulat dengan menggunakan garis bilangan untuk
meningkatkan pemahaman matematis siswa kelas IV SDN 6 Cibogo?
3. Bagaimanakah peningkatan pemahaman matematis siswa setelah
menerapkan model pembelajaran direct instruction pada materi
penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dengan menggunakan garis
6
C. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini
bertujuan untuk mendeskripsikan mengenai :
1. Perencanaan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran direct
instruction pada materi penjumlahan dan pengurangan pada bilangan bulat
dengan menggunakan garis bilangan untuk meningkatkan pemahaman
matematis siswa kelas IV SDN 6 Cibogo
2. Pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran direct
instruction pada materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat
dengan menggunakan garis bilangan untuk meningkatkan pemahaman
matematis di kelas IV SDN 6 Cibogo.
3. Peningkatan pemahaman matematis setelah menerapkan model
pembelajaran direct instruction materi penjumlahan dan pengurangan pada
bilangan bulat dengan garis bilangan di kelas IV SDN 6 Cibogo.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memberikan manfaat
diantaranya:
1. Secara teoritis
Penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan
wawasan mengenai penerapan model direct instruction pada materi
penjumlahan dan pengurangan pada bilangan bulat dengan menggunakan
garis bilangan.
2. Secara Praktis
Bagi siswa
Hasil penelitian tindakan kelas ini akan bermanfaat untuk
meningkatkan pemahaman matematis dan menanggulangi kesulitan
belajar siswa dalam penjumlahan dan pengurangan pada bilangan bulat
7
Bagi guru
Hasil penelitian tindakan kelas ini akan bermanfaat untuk dapat
memperbaiki proses pembelajaran di kelas dengan menerapkan model
pembelajaran yang tepat dan menggunakan media yang dapat
menunjang pembelajaran.
Bagi sekolah
Hasil penelitian tindakan kelas ini untuk lebih meningkatkan kualitas
pendidikan disekolah dengan menerapkan berbagai model
pembelajaran dan penggunaan media yang memandai untuk
kelancaran pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai
dan sekolah dapat menghasilkan siswa siswi yang berprestasi.
E. Hipotesis Penelitian
Hipotesis tindakan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: “Apabila penerapan model pembelajaran direct instruction dilaksanakan dengan baik dan penggunaan garis bilangan dalam materi penjumlahan dan
pengurangan pada bilangan bulat mata pelajaran matematika, maka pemahaman matematis siswa diharapkan dapat meningkat”.
F. Penjelasan Istilah
1) Model Direct Instruction
Model pembelajaran ini dirancang untuk menyampaikan materi
dan mengembangkan cara belajar peserta didik tentang materi
pengetahuan dan konsep dasar yang diajarkan dengan pola bertahap
selangkah demi selangkah. Adapun sintaks model direct instruction
adalah : (1) Menyampaikan tujuan pembelajaran dan memperssiapkan
siswa; (2) mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan; (3)
membimbing latihan; (4) mengecek pemahaman dan memberikan umpan
balik; (5) memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan
8
2) Bilangan bulat
Bilangan bulat adalah gabungan dari bilangan asli dan lawannya serta bilangan nol misalnya {…, -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, … }.
3) Pemahaman Matematis
Pemahaman matematis adalah kemampuan pemahaman peserta
didik mengenai fakta, konsep – konsep dasar dalam matematika. Dalam
penelitian ini, peneliti mengambil pemahaman relasional. Pemahaman
relasional adalah suatu skema yang dapat digunakan pada penyelesaian
masalah yang lebih luas dan dapat mengaitkan suatu konsep dengan
konsep lainnya. Adapun indikator pemahaman matematis yang peneliti
gunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Kemampuan menyatakan ulang konsep yang telah dipelajari;
b. Kemampuan menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi
matematika;
c. Kemampuan mengaitkan konsep dengan konsep lainnya.
30
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini akan membahas mengenai metodologi penelitian. Adapun yang akan
dibahas pada bab ini diantaranya adalah metode penelitian, desain penelitian,
lokasi penelitian, subjek penelitian, prosedur penelitian, instrumen pengumpulan
data dan analisis dan interpretasi data.
A. Metode Penelitian
Jenis metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
tindakan (action research). Penelitian tindakan adalah suatu proses yang dilalui
oleh perorangan atau kelompok yang menghendaki perubahan dalam situasi
tertentu untuk menguji prosedur yang diperkirakan akan menghasilkan perubahan
tersebut dan kemudian, setelah sampai pada tahap kesimpulan yang dapat
dipertanggungjawabkan, melaksanakan prosedur tersebut. Tujuan utama
penelitian tindakan adalah untuk mengubah situasi, perilaku, organisasi, dan
termasuk struktur mekanisme kerja, iklim kerja, sarana dan prasarana, dan
lingkungan sekitarnya.
Dalam penelitian ini, penelitian tindakan yang dimaksud adalah penelitian
tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah penelitian tindakan yang
dilakukan dengan tujuan memeperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelas.
B. Desain Penelitian
Pada PTK terdapat beberapa model yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam
bertindak diantaranya yaitu model Kurt Lewin, model Kemmis dan Mc Taggart,
Model John Elliot, Model Hopkins, dan Model Cohen dkk. Dalam penelitian ini
akan menggunakan model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart.
Model ini mencakup empat komponen, yaitu: rencana (planning), tindakan
(action), observasi (observation) dan refleksi (reflection). Berdasarkan model
Kemmis dan Taggart maka penelitian ini dilaksanakan yang diawali dengan
refleksi awal, perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi yang disebut dengan
siklus I, selanjutnya siklus II ditentukan oleh hasil refleksi siklus I dengan
memperbaiki perencanaan awal dan pemecahan masalah berdasarkan masalah
31
kemampuan belajar yang dapat dilihat dari peningkatan hasil belajar yang
tercermin pada penilaian hasil belajar. Dalam penelitian ini rencana siklus yang
akan dilakukan sebanyak tiga buah siklus.
Adapun desain penelitiannya sebagai berikut
Gambar 3.1
Alur Penelitian Tindakan Kelas Adaptasi Model Kemmis dan Taggart
Perencanaan
Observasi Pelaksanaan
Refleksi
Perencanaan
Observasi Pelaksanaan
Refleksi
Perencanaan
Pelaksanaan Observasi
Refleksi
32
C. Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di kelas IV di SDN 6 Cibogo Kecamatan
Lembang Kabupaten Bandung Barat.
D. Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN 6 Cibogo Kecamatan
Lembang Kabupaten Bandung Barat dengan jumlah siswa 33 orang, terdiri dari
laki-laki 14 orang dan perempuan 19 orang dengan kemampuan yang heterogen,
yang memungkinkan untuk dijadikan sebagai subjek penelitian tindakan kelas ini.
E. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang dilaksanakan dalam penelitian tindakan kelas ini
adalah penelitian ini sesuai dengan model yang dikembangkan oleh Kemmis dan
Taggart. dalam bentuk pengkajian siklus yang terdiri dari empat tahap, yaitu
perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Adapun tahapan-tahapannya
adalah sebagai berikut:
Siklus I :
1) Perencanaan (Planning)
Pada tahap perencanaan di siklus I ini peneliti terlebih dahulu membuat RPP
dengan menerapkan model direct instruction. Selain membuat RPP, peneliti
membuat lembar soal dan menyiapkan media yang akan digunakan, dan juga
menyiapkan lembar observasi aktivitas siswa dan aktivitas guru. Selain itu pun
peneliti membuat angket tentang tanggapan siswa mengenai pembelajaran dengan
menerapkan model direct instruction.
2) Pelaksanaan (action)
Pada tahap pelaksanaan peneliti melakukan kegiatan sesuai dengan apa yang
telah direncanakan sebelumnya. peneliti mencoba menerapkan model
pembelajaran direct instruction dan menggunakan garis bilangan dalam
pembelajaran penjumlahan bilangan bulat.
3) Pengamatan (observation)
Pengamatan dilaksanakan pada saat proses belajar mengajar di kelas. Ada
beberapa hal yang dapat diamati, misalnya : aktivitas guru dan aktivitas siswa
33
4) Refleksi (Reflecting)
Pada tahap refleksi ini, dilakukan untuk mengevaluasi tahapan pelakasanaan
yang telah dilakukan oleh peneliti. Pada tahap refleksi ini dilihat dan disimpulkan
apa saja hal-hal yang dirasa masih kurang dan harus diperbaiki atau ditambahkan
pada siklus II.
Siklus I dirasa berhasil apabila siswa langsung dapat memahami tentang
penjumlahan bilangan bulat dan siswa dapat mengikuti pelajaran dengan baik dan
tertib.
Siklus II :
1) Perencanaan (Planning)
Pada tahap perencanaan di siklus II ini adalah dilihat dari hasil refleksi di
siklus I. peneliti membuat RPP siklus II dengan menerapkan model direct
instruction dan menggunakan garis bilangan pada materi pengurangan bilangan
bulat.
2) Pelaksanaan (action)
Pada tahap pelaksanaan di siklus II ini, setelah peneliti mencoba menerapkan
model pembelajaran direct instruction dalam pembelajaran pengurangan pada
bilangan bulat. Pada tahap ini pun guru mulai mengajarkan dengan garis bilangan.
Penerapan model pembelajaran dan media ini dimaksudkan agar pembelajaran
dapat berlangsung dengan lebih baik dan siswa dapat lebih meningkatkan
pemahaman matematis.
3) Pengamatan (observation)
Pada tahap pengamatan di siklus II ini, Pengamatan dilaksanakan pada saat
proses belajar mengajar di kelas. Ada beberapa hal yang dapat diamati, misalnya :
aktivitas guru dan aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung.
4) Refleksi (Reflecting)
Pada tahap refleksi ini masih sama dengan siklus I yaitu diskusi mengenai
kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan sebelumnya. Tetap membahas apa
34
Siklus II dirasa berhasil apabila setelah dicoba menerapkan model
pembelajaran direct instruction pemahaman siswa dalam pelajaran matematika
materi pengurangan pada bilangan bulat meningkat.
Siklus III :
1) Perencanaan (Planning)
Pada tahap perencanaan di siklus III ini adalah dilihat dari hasil refleksi di
siklus II. Peneliti membuat RPP siklus III dengan menerapkan model direct
instruction dan menggunakan garis bilangan pada materi operasi hitung campuran
bilangan bulat.
2) Pelaksanaan (action)
Pada tahap pelaksanaan di siklus III ini, setelah peneliti mencoba menerapkan
model pembelajaran direct instruction dalam pembelajaran operasi hitung
campuran pada bilangan bulat selanjutnya juga menggunakan media pembelajaran
garis bilangan yang lebih nyata yang dibuat oleh guru agar lebih memudahkan
siswa dan dengan adanya media pembelajaran diharapkan pembelajaran dapat
berlangsung dengan lebih baik dan siswa kemampuan pemahaman matematis
siswa lebih meningkat.
3) Pengamatan (observation)
Pada tahap pengamatan di siklus III ini, Pengamatan dilaksanakan pada saat
proses belajar mengajar di kelas. Ada beberapa hal yang dapat diamati, misalnya :
aktivitas guru dan aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung.
4) Refleksi (Reflecting)
Pada tahap refleksi di siklus ke III ini, peneliti membuat kesimpulan dari
ketiga siklus yang telah dilaksanakan. Kesimpulan mengenai penerapan model
pembelajaran direct instruction dan penggunaan garis bilangan pada materi
35
F. Instrumen Pengumpulan Data
a. Tes
Dalam penelitian ini instrument pengumpulan data menggunakan tes. Tes itu
sendiri adalah seperangkat tugas yang dikerjakan atau sejumlah pertanyaan yang
hares dijawab oleh peserta didik untuk mengukur tingkat pemahaman dan
penguasaan terhadap cakupan materi yang dipersyaratkan dan sesuai dengan
tujuan pengajaran tertentu. Merujuk pada model pembelajaran direct instruction
tes itu sendiri diberikan setelah guru menyampaikan tujuan dan menyampaikan
pengetahuan dan keterampilan kemudian guru memberikan tes awal sebagai
bentuk untuk mengecek apakah siswa sudah mulai memahami konsep materi
penjumlahan dan pengurangan pada bilangan bulat. Setelah memberikan tes guru
memberikan refleksi dan umpan balik terlebih dahulu. Diakhir setiap
pembelajaran guru pun kembali memberikan tes untuk mengecek pemahaman
siswa.
b. Angket
Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain bersedia
memberikan respons (responden) sesuai dengan permintaan pengguna. Angket
diberikan setiap akhir siklus.
c. Lembar Observasi
Lembar observasi ini digunakan ketika melakukan pengamatan dalam
pembelajaran di kelas. Setiap melakukan pembelajaran peneliti melakukan
pengamatan di kelas mengenai hal-hal apa saja yang terjadi di kelas. Mulai dari
proses kegiatan belajar mengajar, situasi kelas, kondisi siswa, tingkat pemahaman
siswa dalam pelajaran matematika materi penjumlahan dan pengurangan pada
bilangan bulat dengan menerapkan model pembelajaran direct instruction dan
menggunakan garis bilangan. Hasil dari pengamatan dituliskan di lembar
36
G. Analisis dan Interpretasi Data
Data yang telah diperoleh kemudian dianalisis sesegera mungkin berdasarkan
kriteria yang telah ditentukan. Setelah dianalisis kemudian direfleksi untuk
mengevaluasi, mengoreksi dan memperbaiki ide/gagasan untuk siklus selanjutnya
Analisis data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Data yang bersifat
kualitatif diperoleh dari data yang berupa informasi berbentuk kalimat. Analisis
data kualitatif dilakukan dengan cara mengkaji seluruh data hasil observasi dan
pengisian angket. Analisis data dilakukan setelah semua terkumpul secara
menyeluruh dan biasanya dilakukan saat penelitian ataupun setelah selesai
penelitian.
Untuk mengolah data kuantitatif, peneliti menggunakan perhitungan yang
sederhana sebagai berikut
1. Menghitung Nilai Rata-rata Kelas
Menurut Arikunto (dalam Tejawati, 2011, hlm. 30) untuk menghitung nilai
rata-rata kelas dapat menggunakan rumus menurut
= ∑ n Dengan :
= Nilai rata-rata
∑ = Total nilai yang diperoleh siswa n = Jumlah siswa
2. Menghitung Ketuntasan Belajar Siswa
Persentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal menggunakan rumus
37
3. Menghitung skor gain ternomalisasi
Menurut Prabawanto (dalam Fitriani, 2013, hlm. 45) untuk menghitung nilai
gain ternormalisasi dapat menggunakan rumus berikut
<
> =
-
SMI -
<
> =
-
SMI -
Keterangan :
< > = indeks gain peningkatan siklus I ke siklus II
< > = indeks gain peningkatan siklus II ke siklus III
SMI = skor maksimal ideal yaitu 100
= skor siklus I = skor siklus II
= skor siklus III
Adapun Interpretasi Skor Gain Ternomalisasi dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut
Tabel 3.1
Tabel Interpretasi Skor Gain Ternomalisasi
Skor Gain Ternormalisasi Interpretasi
(<g>) > 0.7 Tinggi
0.3 ≤ (<g>) ≤ 0.7 Sedang
38
4. Tingkat kemampuan siswa
Menurut Prabawanto ( dalam Suprianto, 2011, hlm. 31),
untuk mengetahui peningkatan kemampuan siswa dari setiap siklus yang dilakukan dengan mengukur tingkat keberhasilan siswa berdasarkan skor yang diperoleh dengan rumus berikut ini:
Persentase kemampuan
Untuk mengklasifikasi kualitas pemahaman siswa, data hasil tes (skor) dikelompokkan dengan menggunakan skala lima. Untuk melihat kategori kemampuan siswa dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut
Tabel 3.2
Kriteria Penentuan Tingkat Kemampuan Siswa
Persentase Skor Total Siswa Kategori Kemampuan Siswa
90% < A ≤ 100% A (Sangat Baik)
75% < B ≤ 90% B (Baik)
55% < C ≤ 75% C (Cukup)
40% < D ≤ 55% D (Kurang)
90
BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
Berdasarkan hasil penelitian, analisis, refleksi, dan pembahasan mengenai penerapan model direct instruction untuk meningkatkan pemahaman matematis pada materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dengan menggunakan garis bilangan di sekolah dasar, maka dapat dikemukakan simpulan dan rekomendasi yang terkait dengan penelitian ini.
A. Simpulan
Secara umum penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemahaman
matematis siswa pada materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat kelas
IV SD Negeri 6 Cibogo dapat meningkat dengan menerapkan model direct
instruction. Berdasarkan hasi penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa
simpulan yang diperoleh sebagai berikut:
1. Perencanaan pembelajaran matematika materi bilangan bulat dengan menerapan model direct instruction di kelas IV SDN 6 Cibogo sudah disusun
dengan baik dan disusun berdasarkan Standar Kompetensi, Kompetensi dasar,
Indikator, Tujuan Pembelajaran, materi Pokok, Model Pembelajaran,
Kegiatan Pembelajaran, Media dan Sumber Belajar, serta Penilaian dn
dsesuaikan dengan kurikulum yang digunakan sekolah itu, yaitu KTSP
(Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). Pada setiap siklus pada dasarnya
perencanaan tetap sama dengan menerapkan model direct instruction dan
menggunakan garis bilangan. Namun, ada sedikit perbedaan dalam RPP
setiap siklusnya. Perbedaan itu terdapat pada materi pelajaran dan juga pada
kegiatan inti dalam setiap siklusnya. Adapun perbedaan pada setiap siklus
tergantung dari hasil observasi serta refleksi dari siklus sebelumnya. Sehingga
perencanan pembelajaran pada siklus selanjutnya dapat lebih baik lagi.
2. Secara umum pelaksanaan pembelajaran pada materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dengan menggunakan model direct instruction
berjalan dengan baik, walaupun masih ada beberapa kendala yang dihadapi.
Hal ini bisa dilihat dari aktivitas guru dan akivitas siswa meningkat tiap
91
aktif dalam mengkuti pelajaran. Siswa pun juga sudah mulai terbiasa untuk
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang tidak mereka mengerti. Hal ini terjadi karena pada pembelajarannya siswa aktif diarahkan dan guru pun aktif mengarahkan. Karena pada dasarnya karakter siswa kelas IV di SDN 6 Cibogo kurang aktif dan harus diarahkan oleh gurunya. Begitupun dengan aktivitas guru, guru menyajikan materi dengan jelas dan memberikan arahan
yang jelas.
3. Pemahaman matematis siswa mengalami peningkatan setelah mendapatkan pembelajaran dengan menerapkan model direct instruction dengan
menggunakan garis bilangan pada materi penjumlahan dan pengurangan
bilangan bulat. Hal ini dapat terlihat dari nilai rata-rata nilai siswa pada setiap
siklus terus meningkat. Selain dilihat dari rata-rata kelas, banyaknya anak
yang tuntas belajarnya pun setiap siklusnya meningkat. Jika dilihat dari
rata-rata indeks gain terjadi peningkatan pemahaman matematis dengan kriteria
sedang.
B. Rekomendasi
Berdasarkan simpulan di atas, maka beberapa saran yang diberikan sebagai
berikut:
1. Bagi guru, penerapan model direct instruction dapat dijadikan cara dalam
mengajarkan materi pelajaran di sekolah. Dengan menerapkan model direct
isntruction dapat meningkatkan pemahaman matematis siswa pada materi
penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Namun sebelum guru
menerapkan model direct instruction ini, guru perlu mempelajari terlebih
dahulu teorinya. Selain itu, guru harus menyertakan media tambahan apabila
menerapkan model ini.
2. Bagi peneliti selanjutnya, dapat menggunakan model direct instruction dalam
penelitiannya. Namun peneliti harus menambahkan media yang dapat
92
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, I.H. (2013) Peningkatan Kemampuan Pemahaman Matematis dan Representasi Matematis Siswa SMP melalui Pembelajaran Konstektual Berbasis Soft Skills. Disertasi, Universitas Pendidikan Indonesia.
Amam, A. (2013) Pengaruh Pembelajaran Matematika Berbasis ICT Terhadap Kemampuan Pemahaman dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP. Tesis, Universitas Pendidikan Indonesia.
Arikunto, S., Suharjono., dan Supardi. (2009) Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Auliya, R.N. (2013) Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CRH (Course, Review, Horay) Terhadap Kemampuan Pemahaman Matematis dan Kecemasan Matematika Siswa SMP. Tesis, Universitas Pendidikan Indonesia.
Departemen Pendidikan Nasional (2007) Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SD/MI. Jakarta: Depdiknas.
Fitriani, R. (2013) Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Pendekatan Matematika Realistik Pada Pokok Bahasan Perbandingan dan Skala. Skripsi, Universitas Pendidikan Indonesia.
Heristiyaningsih, H. (2010) Penggunaan Alat Peraga Garis Bilangan Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Sekolah Dasar Terhadap Konsep Operasi Penjumlahan Bilangan Bulat. Skripsi, Universitas Pendidikan Indonesia.
Herman, T., Karlimah. dan Komariah. Pendidikan Matematika I. Bandung: UPI PRESS.
Karso. dkk. (2008) Pendidikan Matematika I. Jakarta: Universitas Terbuka.
Muijs, D. dan David Reynolds. (2008) Effective Teaching. terjemahan Helly Prajitno Soetjipto dan Sri Mulyanti Soetjipto. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Prabawanto, S. dan Puji Rahayu. (2006) Bilangan. Bandung : UPI PRESS.
Puerwanti, E., dkk. (2008) Asesmen Pembelajaran SD. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Riduwan. dkk. (2011) Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta.
93
Rusman. (2008) Manajemen Kurikulum. Bandung: PT. Rajagrafindo Persada.
Suprianto, H. (2011) Meningkatkan Pemahaman Konsep Perkalian Bilangan Cacah Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together. Skripsi, Universitas Pendidikan Indonesia.
Tejawati, I. Y. (2011) Upaya Meningkatkan Pemahaman Matematik Siswa Melalui Penerapan Pendekatan Matematika Realistik. Skripsi, Universitas Pendidikan Indonesia.
Trianto. (2009) Model Pengajaran Langsung ( Direct Instruction). Dalam Mendesain Model Pembelajaran Invatif-Progresif Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta; Kencana Prenada Media Group, hlm 41-52.
Wiriatnaja, R. (2008) Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.