• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATEMATIS PADA MATERI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT DENGAN MENGGUNAKAN GARIS BILANGAN DI SEKOLAH DASAR.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATEMATIS PADA MATERI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT DENGAN MENGGUNAKAN GARIS BILANGAN DI SEKOLAH DASAR."

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION

UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATEMATIS PADA MATERI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT

DENGAN MENGGUNAKAN GARIS BILANGAN DI SEKOLAH DASAR

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 6 Cibogo Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

Siti Nurdianti Solihat 1003500

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

2014

(2)

PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION

UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATEMATIS PADA MATERI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT

DENGAN MENGGUNAKAN GARIS BILANGAN DI SEKOLAH DASAR

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 6 Cibogo Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat

Oleh

Siti Nurdianti Solihat

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Siti Nurdianti Solihat 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)
(4)

v

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ...i

ABSTRAK ...ii

KATA PENGANTAR ...iii

UCAPAN TERIMA KASIH ...iv

DAFTAR ISI ...v

DAFTAR TABEL ...viii

DAFTAR GRAFIK...x

DAFTAR GAMBAR ...xi

DAFTAR LAMPIRAN ...xii

BAB I PENDAHULUAN ...1

A.Latar Belakang Masalah ...1

B.Rumusan Masalah ...5

C.Tujuan Penelitian ...6

D.Manfaat Penelitian...6

E.Hipotesis Penelitian ...7

F. Penjelasan Istilah ...7

BAB II MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATEMATIS PADA MATERI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT DENGAN MENGGUNAKAN GARIS BILANGAN DI SEKOLAH DASAR ...9

A.Hakikat Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar...9

1. Karakteristik Matematika ...9

2. Proses Pembelajaran Matematika ...10

3. Tujuan Pembelajaran Matematika Di Sekolah Dasar ...11

B.Model Direct Instruction ...12

C.Bilangan Bulat...19

(5)

vi

2. Penjumlahan Pada Bilangan Bulat ...20

a. Prinsip Penggunaan Garis Bilangan Pada Penjumlahan ...20

b. Operasi Hitung Penjumlahan Bilangan Bulat ...21

c. Sifat-Sifat Operasi Penjumlahan Bilangan Bulat ...21

3. Pengurangan Pada Bilangan Bulat ...23

a. Prinsip Penggunaan Garis Bilangan Pada Pengurangan ...23

b. Operasi Hitung Pengurangan Bilangan Bulat ...24

c. Sifat-Sifat Operasi Pengurangan Bilangan Bulat ...25

D. Pemahaman Matematis ...25

E. Temuan Hasil Penelitian Yang Relevan ...28

F. Kerangka Berpikir ...28

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...30

A.Metode Penelitian ...30

B.Desain Penelitian ...30

C.Lokasi Penelitian ...32

D.Subjek Penelitian ...32

E.Prosedur Penelitian ...32

F. Instrumen Penelitian ...35

G.Analisis Data dan Interpretasi Data ...36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...39

A.Deskripsi Data Awal Penelitian ...39

B.Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Siklus ...40

1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Siklus I ...40

a. Perencanaan Pembelajaran Siklus I ...40

b. Pelaksanaan Tindakan Pembelajaran Siklus I ...40

c. Observasi Siklus I ...42

1) Perencanaan Pembelajaran ...42

(6)

vii

3) Hasil Pembelajaran ...45

d. Refleksi Siklus I...47

2. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Siklus II ...49

a. Perencanaan Pembelajaran Siklus II ...49

b. Pelaksanaan Tindakan Pembelajaran Siklus II ...49

c. Observasi Siklus II ...51

1) Perencanaan Pembelajaran ...51

2) Pelaksanaan Pembelajaran ...51

3) Hasil Pembelajaran ...54

d. Refleksi Siklus II ...60

3. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Siklus III ...61

a. Perencanaan Pembelajaran Siklus III ...61

b. Pelaksanaan Tindakan Pembelajaran Siklus III ...62

c. Observasi Siklus III ...64

1) Perencanaan Pembelajaran ...64

2) Pelaksanaan Pembelajaran ...64

3) Hasil Pembelajaran ...67

d. Refleksi Siklus III ...73

C.Rekap Hasil Keseluruhan Siklus ...75

D.Pembahasan Hasil Penelitian ...79

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ...90

A.Simpulan ...90

B.Rekomendasi ...91

DAFTAR PUSTAKA ...92

(7)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Sintaks Model Direct Instruction ...18

Tabel 2.2 Kriteria Penilaian Pemahaman Matematis ...27

Tabel 3.1 Interpretasi Skor Gain Ternomalisasi ...37

Tabel 3.2 Kriteria Penentuan Tingkat Kemampuan Siswa ...38

Tabel 4.1 Hasil Angket Siswa Siklus 1 ...44

Tabel 4.2 Nilai Rata-rata Siswa Siklus I ...45

Tabel 4.3 Peningkatan Kemampuan Pemahaman Matematis Siklus I ...46

Tabel 4.4 Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I ...46

Tabel 4.5 Refleksi Siklus I ...48

Tabel 4.6 Hasil Angket Siswa Siklus II ...53

Tabel 4.7 Nilai Rata-rata Siklus II ...55

Tabel 4.8 Peningkatan Kemampuan Pemahaman Matematis Siklus II ...55

Tabel 4.9 Peningkatan Kemampuan Pemahaman Matematis dari Siklus I ke Siklus II ...56

Tabel 4.10 Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II ...57

Tabel 4.11 Ketuntasan Belajar Siklus I dan Siklus II ...58

Tabel 4.12 Rata-rata Gain Ternormalisasi Siklus I ke Siklus II ...59

Tabel 4.13 Refleksi Siklus II ...61

Tabel 4.14 Hasil Angket Siswa Siklus III ...66

Tabel 4.15 Nilai Rata-rata Siswa Siklus III...68

Tabel 4.16 Peningkatan Kemampuan Pemahaman Matematis Siklus III ...68

Tabel 4.17 Peningkatan Kemampuan Pemahaman Matematis dari Siklus II ke Siklus III ...69

Tabel 4.18 Ketuntasan Belajar Siswa Siklus III ...70

(8)

ix

Tabel 4.20 Rata-rata Gain Ternormalisasi Siklus II ke Siklus III ...72 Tabel 4.21 Refleksi Siklus III ...74 Tabel 4.22 Ketuntasan Belajar siswa dari siklus I – siklus III ...76

Tabel 4.23 Peningkatan kemampuan pemahaman matematis dari siklus I sampai siklus III ...77

(9)

x

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I ...47

Grafik 4.2 Peningkatan Kemampuan Pemahaman Matematis dari Siklus I ke Siklus III ...57

Grafik 4.3 Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II ...58

Grafik 4.4 Ketuntasan Belajar Siklus I dan Siklus II ...59

Grafik 4.5 Peningkatan Kemampuan Pemahaman Matematis dari Siklus I ke Siklus III ...70

Grafik 4.6 Ketuntasan Belajar Siswa Siklus III ...71

Grafik 4.7 Ketuntasan Belajar Siklus II dan Siklus III ...72

Grafik 4.8 Penilaian RPP Siklus I – Siklus III ...75

Grafik 4.9 Persentase aktivitas guru siklus I – siklus III ...75

Grafik 4.10 Persentase aktivitas siswa siklus I – siklus III ...76

Grafik 4.11 Ketuntasan belajar siswa dari siklus I – siklus III ...77

Grafik 4.12 Peningkatan kemampuan pemahaman matematis dari siklus I sampai siklus III ...78

Grafik 4.13 Persentase aktivitas guru siklus I – siklus III...83

Grafik 4.14 Persentase aktivitas siswa siklus I – siklus III ...84

Grafik 4.15 Ketuntasan Belajar siswa dari siklus I – siklus III ...86

(10)

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Himpunan Bilangan Bulat ...19

Gambar 2.2 Kerangka Berpikir ...29

(11)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A ...95

- Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ...96

- Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ...106

- Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III...116

Lampiran B ...126

- Lembar Penilaian RPP Siklus I ...127

- Lembar Penilaian RPP Siklus II ...128

- Lembar Penilaian RPP Siklus III...129

- Contoh Format Lembar Observasi Guru Siklus I ...130

- Format Lembar Observasi Guru Siklus I ...131

- Contoh Format Lembar Observasi Guru Siklus II ...135

- Format Lembar Observasi Guru Siklus II ...136

- Contoh Format Lembar Observasi Guru Siklus III ...140

- Format Lembar Observasi Guru Siklus III ...141

- Contoh Format Lembar Observasi Siswa Siklus I ...145

- Format Lembar Observasi Siswa Siklus I ...146

- Contoh Format Lembar Observasi Siswa Siklus II ...150

- Format Lembar Observasi Siswa Siklus II ...151

- Contoh Format Lembar Observasi Siswa Siklus III ...155

- Format Lembar Observasi Siswa Siklus III ...156

- Contoh Format Angket Tanggapan Siswa Siklus I ...160

- Contoh Format Angket Tanggapan Siswa Siklus II ...161

(12)

xiii

Lampiran C ...163

- Daftar Nilai Awal Siswa ...164

- Daftar Nilai Siswa Siklus I...165

- Daftar Nilai Siswa Siklus II ...166

- Daftar Nilai Siswa Siklus III ...167

- Gain Siklus I ke Siklus II ...168

- Gain Siklus II ke Siklus III ...169

- Peningkatan Pemahaman Matematis Berdasarkan Gain Ternormalisasi ...170

- Lembar Soal Tes Siswa Siklus I ...171

- Lembar Soal Tes Siswa Siklus II ...177

- Lembar Soal Tes Siswa Siklus III ...183

- Angket Tanggapan Siswa Siklus I ...189

- Angket Tanggapan Siswa Siklus II ...192

- Angket Tanggapan Siswa Siklus III ...195

Lampiran D ...198

Dokumentasi Siklus I ...199

Dokumentasi Siklus II ...200

Dokumentasi Siklus III ...201

Lampiran E ...202 -Surat Izin Penelitian dari UPI

-Surat Keputusan Dosen Pembimbing

(13)

ABSTRAK

PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION

UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATEMATIS PADA MATERI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT DENGAN MENGGUNAKAN GARIS BILANGAN DI SEKOLAH DASAR

Oleh

Siti Nurdianti Solihat 1003500

Penelitian ini berkenaan dengan penerapkan model direct instruction dengan menggunakan garis bilangan untuk menanggulangi rendahnya kemampuan pemahaman matematis siswa kelas IV pada materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Penelitian ini dilaksanakan di SDN 6 Cibogo Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Subjek penelitian ini adalah 33 orang siswa

kelas IV SDN 6 Cibogo. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah, (1) mengungkapkan perencanaan pembelajaran dengan menerapkan model

pembelajaran direct instruction pada materi penjumlahan dan pengurangan pada bilangan bulat dengan menggunakan garis bilangan, (2) mengungkapkan pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran direct

instruction pada materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dengan

menggunakan garis bilangan, dan (3) mengungkapkan peningkatan pemahaman matematis setelah menerapkan model pembelajaran direct instruction pada materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dengan menggunakan garis bilangan. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang mengadaptasi model Kemmis dan Taggart dengan tiga siklus. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui tes, observasi dan angket. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh tingkat pemahaman matematis siswa dengan gain ternormalisasi peningkatan siklus I ke siklus II sebesar 0,28 dengan kriteria peningkatan rendah dan peningkatan pemahaman matematis siswa siklus II ke siklus III sebesar 0,43 dengan kriteria peningkatan sedang. Hal in menunjukkan pemahaman matematis siswa mengalami peningkatan setelah menerapkan model direct instruction. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, ada saran yang hendak disampaikan yaitu guru dapat menerapkan model direct

instruction pada materi bilangan bulat dan pada materi pelajaran lain. Namun guru

harus mempelajari terlebih dahulu teori tentang model direct instruction sebelum menerapkannya.

(14)

ABSTRACT

APPLICATION OF THE DIRECT INSTRUCTION MODEL TO IMPROVE MATHEMATICAL UNDERSTANDING IN MATERIALS INTEGER

ADDITION AND REDUCTION BY USING LINE NUMBERS IN ELEMENTARY SCHOOL

by

Siti Nurdianti Solihat 1003500

This study with regard to apply the model of direct instruction by using the number line to cope with the low ability of fourth grade students' mathematical understanding of the material addition and subtraction of integers. This study was conducted in 6 Cibogo SDN District Lembang, West Bandung regency. The subjects were 33 fourth grade students of SDN 6 Cibogo. Goals to be achieved in this study were, (1) expresses the learning plan to implement the direct instruction model of learning the material addition and subtraction of integers using a number line, (2) disclose the implementation of learning by applying a learning model of direct instruction on the material and the summation reduction integers using the number line, and (3) reveal an increase in the understanding of mathematical learning model after applying direct instruction on the matter of addition and subtraction of integers using a number line. The method used in this research is a classroom action research (CAR), which adapted the model of Kemmis and Taggart with three cycles. Data was collected through testing, observation and questionnaires. Based on the results obtained by the students 'level of mathematical understanding normalized gain an increase in cycle I to cycle II of 0.28 with a low improvement criteria and increase students' understanding of mathematical cycle II to cycle III of 0.43 with improvement criteria are. It shows in the mathematical understanding of students has increased after applying the model of direct instruction. Based on these results, there is a suggestion that would be submitted that teachers can apply the model of direct instruction on material integers and the other subject matter. However, the teacher must first learn the theory of direct instruction models before applying them.

(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di antara jenjang pendidikan, pendidikan di sekolah dasar merupakan

jenjang yang mempunyai peranan yang sangat penting dalam upaya

meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Pada jenjang pendidikan

inilah kemampuan dan keterampilan dasar dikembangkan pada peserta didik,

baik sebagai bekal untuk pendidikan lanjutan maupun untuk terjun ke

masyarakat. Perkembangan anak SD merupakan tahapan perkembangan yang

sangat penting , baik bagi perkembangan pendidikan maupun perkembangan

pribadi.

Dalam pembelajarannya di sekolah, terdapat beberapa macam mata

pelajaran, salah satunya adalah matematika. Gagne mengemukakan bahwa

dalam belajar matematika ada dua yang dapat diperoleh siswa, yaitu objek konsep dan aturan (principle), sedangkan objek tidak langsung antara lain adalah kemampuan menyelidiki dan memecahkan masalah, belajar mandiri, bersikap positif terhadap matematika dan tahu bagaimana semestinya belajar. Fakta adalah objek matematika yang tinggal menerimanya, contohnya angka/lambang bilangan, sudut, ruas garis, simbul dan notasi-notasi matematika lainnya. Keterampilan adalah kemampuan memberikan jawaban yang benar dan tepat, contohnya melakukan pembagian bilangan. Konsep adalah ide abstrak yang memungkinkan kita mengelompokkan benda-benda (objek) ke dalam contoh dan non contoh. Aturan (principle) adalah objek yang paling abstrak, aturan ini dapat berupa sifat, dalil, teorema.

Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan

teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan

memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi

informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan

matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang dan

matematika diskrit. Untuk menguasai dan mencipta teknologi di masa depan

(16)

2

Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik

mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan

berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan

bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat

memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi

untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan

kompetitif.

Matematika merupakan pelajaran yang penting. Sekolah dasar pun, siswa pada tahapan awal kelas 1 dituntut untuk menguasai “Calistung” atau membaca, menulis dan berhitung. Melalui pelajaran matematika inilah siswa

belajar untuk berhitung. Keberhasilan siswa dalam belajar sangat ditentukan

oleh strategi pembelajaran yang dilakukan guru. Guru dituntut untuk

memahami komponen-komponen dasar dalam melaksanakan kegiatan

pembelajaran di dalam kelas. Pengaturan metode, model, strategi, media dan

kelengkapan dalam pengajaran haruslah disiapkan dan dipikirkan dengan

sebaik mungkin.

Dalam buku Manajemen Kurikulum (2008) guru merupakan factor

penentu yang sangat dominan dalam pendidikan pada umumnya, karena guru

memegang peranan dalam proses pembelajaran, dimana proses pembelajaran

merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan.

Guru perlu menguasai dan dapat menerapkan berbagai strategi

pembelajaran. Untuk membelajarkan siswa sesuai dengan cara-gaya belajar

mereka sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan optimal. Tak

dapat dipungkiri bahwa terkadang matematika dipandang sebagai pelajaran

yang sulit. Tidak heran apabila banyak anak atau peserta didik yang tidak

menyukai pelajaran matematika. Guru harus mampu mengemas pelajaran

dengan menyenangkan sehingga dapat membuat siswa ikut menyenangi juga

pelajaran matematika. Selain itu pentingnya penggunaan media atau alat

peraga yang dapat menunjang pembelajaran. Dengan adanya alat peraga, dapat

membantu dan memudahkan siswa dalam pembelajaran. Terlebih lagi pada

(17)

3

mahir untuk berpikir abstrak. Dengan adanya alat peraga yang kongkret dapat

memudahkan siswa dalam mengikuti pelajaran.

Ada berbagai macam model pembelajaran. Perlu diingat bahwa tidak ada

model pembelajaran yang paling efektif untuk semua mata pelajaran atau

untuk semua materi. Dalam memilih model pembelajaran yang tepat haruslah

memperhatikan kondisi siswa, sifat materi bahan ajar, fasilitas media yang

tersedia, alokasi waktu yang tersedia dan kondisi guru itu sendiri.

Sekolah Dasar Negeri 6 Cibogo merupakan sekolah dasar yang terletak di

Kecamatan Lembang, pembelajaran di sekolah tersebut berpedoman kepada

KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) yaitu kurikulum yang

dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan yang diberlandaskan pada

UU No. 20 Tahun 2003 dan PP No. 19 Tahun 2005.

Standar kompetensi dan kompetensi dasar matematika dalam kurikulum

tingkat satuan pendidikan disusun sebagai landasan pembelajaran untuk

mengembangkan kemampuan tersebut di atas. Selain itu dimaksudkan pula

untuk mengembangkan kemampuan menggunakan matematika dalam

pemecahan masalah dan mengkomunikasikan ide atau gagasan dengan

menggunakan simbol, tabel, diagram, dan media lain.

Salah satu standar kompetensi dan kompetensi dasar alam pelajaran

matematika adalah Bilangan bulat. Di Sekolah Dasar pun anak sudah

dikenalkan dengan bilangan bulat. Bilangan bulat mulai diajarkan pada kelas

IV.

Berdasarkan hasil pengalaman mengajar di kelas IV SDN 6 Cibogo mata

pelajaran matematika, diketahui bahwa masih banyak siswa yang belum

memenuhi nilai KKM pada materi bilangan bulat. Hampir semua siswa belum

menguasai materi tentang bilangan bulat. Nilai-nilai yang diperoleh siswapun

masih kurang dari KKM. Diketahui hanya beberapa siswa saja yang sudah

memenuhi nilai KKM. Mungkin hanya sekitar 25 % saja siswa yang

memperoleh nilai sesuai dengan KKM. Sedangkan sisanya masih banyak

(18)

4

Dalam pembelajaran di kelas terkadang ada beberapa siswa yang sudah

bisa mengerjakan soal penjumlahan bilangan bulat secara langsung, namun

banyak juga yang masih merasa kebingungan untuk mengerjakan soal

tersebut. Apalagi jika dalam soal tersebut diminta untuk menjumlahkan antara

bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif, siswa masih merasa

kebingungan untuk mengerjakannya. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa

hal misalnya saja kurangnya minat dan perhatian siswa ketika belajar, metode

atau model yang kurang tepat, media yang kurang.

Untuk mengatasi keadaan diatas perlunya penggunaan media atau alat

peraga yang dapat menunjang pembelajaran agar dapat memudahkan siswa

dalam mengerjakan soal dan memahami juga konsep operasi hitung

penjumlahan dan pengurangan pada bilangan bulat. Misalnya guru dapat

mengajarkan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat

dengan menggunakan media berupa garis bilangan.. selain dengan media guru

juga dapat menerapkan model pembelajaran. Model pembelajaran diartikan

sebagai prosedur tis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk

mencapai tujuan belajar. Ada banyak model pembelajaran yang dapat

diterapkan dalam pembelajaran.

Dalam penelitian ini, peneliti menerapkan model direct instruction.

Model Pembelajaran direct instruction atau pengajaran langsung khusus

dirancang untuk mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan

prosedural dan pengetahuan deklaratif yang dapat diajarkan dengan pola

selangkah demi selangkah. Model direct instruction merupakan suatu

pendekatan mengajar yang dapat membantu siswa dalam mempelajari

keterampilan dasar dan memperoleh informasi yang dapat diajarkan selangkah

demi selangkah. Dalam pemnbelajarannya tidak hanya ceramah saja, namun

terdapat juga demonstrasi, latihan, mengecek pemahaman dan memberikan

(19)

5

Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul, “Penerapan Model Direct Instruction untuk Meningkatkan

Pemahaman Matematis Pada Materi Penjumlahan Dan Pengurangan Bilangan

Bulat dengan Menggunakan Garis Bilangan di Sekolah Dasar.”

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 6 Cibogo

Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat).

B. Rumusan Masalah

Secara umum, permasalahan yang akan dipecahkan melalui penelitian

tindakan kelas ini dapat dirumuskan sebagai berikut, “Bagaimanakah

penerapan model direct instruction untuk meningkatkan pemahaman

matematis pada materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dengan

menggunakan garis bilangan.di kelas IV SDN 6 Cibogo Kecamatan Lembang

Kabupaten Bandung Barat) ?

Permasalahan diatas secara rinci dijabarkan ke dalam pertanyaan berikut

ini :

1. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran dengan menerapkan model

pembelajaran direct instruction pada materi penjumlahan dan pengurangan

pada bilangan bulat dengan menggunakan garis bilangan untuk

meningkatkan pemahaman matematis siswa kelas IV SDN 6 Cibogo?

2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model

pembelajaran direct instruction pada materi penjumlahan dan pengurangan

pada bilangan bulat dengan menggunakan garis bilangan untuk

meningkatkan pemahaman matematis siswa kelas IV SDN 6 Cibogo?

3. Bagaimanakah peningkatan pemahaman matematis siswa setelah

menerapkan model pembelajaran direct instruction pada materi

penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dengan menggunakan garis

(20)

6

C. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini

bertujuan untuk mendeskripsikan mengenai :

1. Perencanaan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran direct

instruction pada materi penjumlahan dan pengurangan pada bilangan bulat

dengan menggunakan garis bilangan untuk meningkatkan pemahaman

matematis siswa kelas IV SDN 6 Cibogo

2. Pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran direct

instruction pada materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat

dengan menggunakan garis bilangan untuk meningkatkan pemahaman

matematis di kelas IV SDN 6 Cibogo.

3. Peningkatan pemahaman matematis setelah menerapkan model

pembelajaran direct instruction materi penjumlahan dan pengurangan pada

bilangan bulat dengan garis bilangan di kelas IV SDN 6 Cibogo.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memberikan manfaat

diantaranya:

1. Secara teoritis

Penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan

wawasan mengenai penerapan model direct instruction pada materi

penjumlahan dan pengurangan pada bilangan bulat dengan menggunakan

garis bilangan.

2. Secara Praktis

 Bagi siswa

Hasil penelitian tindakan kelas ini akan bermanfaat untuk

meningkatkan pemahaman matematis dan menanggulangi kesulitan

belajar siswa dalam penjumlahan dan pengurangan pada bilangan bulat

(21)

7

 Bagi guru

Hasil penelitian tindakan kelas ini akan bermanfaat untuk dapat

memperbaiki proses pembelajaran di kelas dengan menerapkan model

pembelajaran yang tepat dan menggunakan media yang dapat

menunjang pembelajaran.

 Bagi sekolah

Hasil penelitian tindakan kelas ini untuk lebih meningkatkan kualitas

pendidikan disekolah dengan menerapkan berbagai model

pembelajaran dan penggunaan media yang memandai untuk

kelancaran pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai

dan sekolah dapat menghasilkan siswa siswi yang berprestasi.

E. Hipotesis Penelitian

Hipotesis tindakan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: “Apabila penerapan model pembelajaran direct instruction dilaksanakan dengan baik dan penggunaan garis bilangan dalam materi penjumlahan dan

pengurangan pada bilangan bulat mata pelajaran matematika, maka pemahaman matematis siswa diharapkan dapat meningkat”.

F. Penjelasan Istilah

1) Model Direct Instruction

Model pembelajaran ini dirancang untuk menyampaikan materi

dan mengembangkan cara belajar peserta didik tentang materi

pengetahuan dan konsep dasar yang diajarkan dengan pola bertahap

selangkah demi selangkah. Adapun sintaks model direct instruction

adalah : (1) Menyampaikan tujuan pembelajaran dan memperssiapkan

siswa; (2) mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan; (3)

membimbing latihan; (4) mengecek pemahaman dan memberikan umpan

balik; (5) memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan

(22)

8

2) Bilangan bulat

Bilangan bulat adalah gabungan dari bilangan asli dan lawannya serta bilangan nol misalnya {…, -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, … }.

3) Pemahaman Matematis

Pemahaman matematis adalah kemampuan pemahaman peserta

didik mengenai fakta, konsep – konsep dasar dalam matematika. Dalam

penelitian ini, peneliti mengambil pemahaman relasional. Pemahaman

relasional adalah suatu skema yang dapat digunakan pada penyelesaian

masalah yang lebih luas dan dapat mengaitkan suatu konsep dengan

konsep lainnya. Adapun indikator pemahaman matematis yang peneliti

gunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Kemampuan menyatakan ulang konsep yang telah dipelajari;

b. Kemampuan menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi

matematika;

c. Kemampuan mengaitkan konsep dengan konsep lainnya.

(23)

30

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini akan membahas mengenai metodologi penelitian. Adapun yang akan

dibahas pada bab ini diantaranya adalah metode penelitian, desain penelitian,

lokasi penelitian, subjek penelitian, prosedur penelitian, instrumen pengumpulan

data dan analisis dan interpretasi data.

A. Metode Penelitian

Jenis metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

tindakan (action research). Penelitian tindakan adalah suatu proses yang dilalui

oleh perorangan atau kelompok yang menghendaki perubahan dalam situasi

tertentu untuk menguji prosedur yang diperkirakan akan menghasilkan perubahan

tersebut dan kemudian, setelah sampai pada tahap kesimpulan yang dapat

dipertanggungjawabkan, melaksanakan prosedur tersebut. Tujuan utama

penelitian tindakan adalah untuk mengubah situasi, perilaku, organisasi, dan

termasuk struktur mekanisme kerja, iklim kerja, sarana dan prasarana, dan

lingkungan sekitarnya.

Dalam penelitian ini, penelitian tindakan yang dimaksud adalah penelitian

tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah penelitian tindakan yang

dilakukan dengan tujuan memeperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelas.

B. Desain Penelitian

Pada PTK terdapat beberapa model yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam

bertindak diantaranya yaitu model Kurt Lewin, model Kemmis dan Mc Taggart,

Model John Elliot, Model Hopkins, dan Model Cohen dkk. Dalam penelitian ini

akan menggunakan model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart.

Model ini mencakup empat komponen, yaitu: rencana (planning), tindakan

(action), observasi (observation) dan refleksi (reflection). Berdasarkan model

Kemmis dan Taggart maka penelitian ini dilaksanakan yang diawali dengan

refleksi awal, perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi yang disebut dengan

siklus I, selanjutnya siklus II ditentukan oleh hasil refleksi siklus I dengan

memperbaiki perencanaan awal dan pemecahan masalah berdasarkan masalah

(24)

31

kemampuan belajar yang dapat dilihat dari peningkatan hasil belajar yang

tercermin pada penilaian hasil belajar. Dalam penelitian ini rencana siklus yang

akan dilakukan sebanyak tiga buah siklus.

Adapun desain penelitiannya sebagai berikut

Gambar 3.1

Alur Penelitian Tindakan Kelas Adaptasi Model Kemmis dan Taggart

Perencanaan

Observasi Pelaksanaan

Refleksi

Perencanaan

Observasi Pelaksanaan

Refleksi

Perencanaan

Pelaksanaan Observasi

Refleksi

(25)

32

C. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di kelas IV di SDN 6 Cibogo Kecamatan

Lembang Kabupaten Bandung Barat.

D. Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN 6 Cibogo Kecamatan

Lembang Kabupaten Bandung Barat dengan jumlah siswa 33 orang, terdiri dari

laki-laki 14 orang dan perempuan 19 orang dengan kemampuan yang heterogen,

yang memungkinkan untuk dijadikan sebagai subjek penelitian tindakan kelas ini.

E. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang dilaksanakan dalam penelitian tindakan kelas ini

adalah penelitian ini sesuai dengan model yang dikembangkan oleh Kemmis dan

Taggart. dalam bentuk pengkajian siklus yang terdiri dari empat tahap, yaitu

perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Adapun tahapan-tahapannya

adalah sebagai berikut:

 Siklus I :

1) Perencanaan (Planning)

Pada tahap perencanaan di siklus I ini peneliti terlebih dahulu membuat RPP

dengan menerapkan model direct instruction. Selain membuat RPP, peneliti

membuat lembar soal dan menyiapkan media yang akan digunakan, dan juga

menyiapkan lembar observasi aktivitas siswa dan aktivitas guru. Selain itu pun

peneliti membuat angket tentang tanggapan siswa mengenai pembelajaran dengan

menerapkan model direct instruction.

2) Pelaksanaan (action)

Pada tahap pelaksanaan peneliti melakukan kegiatan sesuai dengan apa yang

telah direncanakan sebelumnya. peneliti mencoba menerapkan model

pembelajaran direct instruction dan menggunakan garis bilangan dalam

pembelajaran penjumlahan bilangan bulat.

3) Pengamatan (observation)

Pengamatan dilaksanakan pada saat proses belajar mengajar di kelas. Ada

beberapa hal yang dapat diamati, misalnya : aktivitas guru dan aktivitas siswa

(26)

33

4) Refleksi (Reflecting)

Pada tahap refleksi ini, dilakukan untuk mengevaluasi tahapan pelakasanaan

yang telah dilakukan oleh peneliti. Pada tahap refleksi ini dilihat dan disimpulkan

apa saja hal-hal yang dirasa masih kurang dan harus diperbaiki atau ditambahkan

pada siklus II.

Siklus I dirasa berhasil apabila siswa langsung dapat memahami tentang

penjumlahan bilangan bulat dan siswa dapat mengikuti pelajaran dengan baik dan

tertib.

 Siklus II :

1) Perencanaan (Planning)

Pada tahap perencanaan di siklus II ini adalah dilihat dari hasil refleksi di

siklus I. peneliti membuat RPP siklus II dengan menerapkan model direct

instruction dan menggunakan garis bilangan pada materi pengurangan bilangan

bulat.

2) Pelaksanaan (action)

Pada tahap pelaksanaan di siklus II ini, setelah peneliti mencoba menerapkan

model pembelajaran direct instruction dalam pembelajaran pengurangan pada

bilangan bulat. Pada tahap ini pun guru mulai mengajarkan dengan garis bilangan.

Penerapan model pembelajaran dan media ini dimaksudkan agar pembelajaran

dapat berlangsung dengan lebih baik dan siswa dapat lebih meningkatkan

pemahaman matematis.

3) Pengamatan (observation)

Pada tahap pengamatan di siklus II ini, Pengamatan dilaksanakan pada saat

proses belajar mengajar di kelas. Ada beberapa hal yang dapat diamati, misalnya :

aktivitas guru dan aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung.

4) Refleksi (Reflecting)

Pada tahap refleksi ini masih sama dengan siklus I yaitu diskusi mengenai

kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan sebelumnya. Tetap membahas apa

(27)

34

Siklus II dirasa berhasil apabila setelah dicoba menerapkan model

pembelajaran direct instruction pemahaman siswa dalam pelajaran matematika

materi pengurangan pada bilangan bulat meningkat.

 Siklus III :

1) Perencanaan (Planning)

Pada tahap perencanaan di siklus III ini adalah dilihat dari hasil refleksi di

siklus II. Peneliti membuat RPP siklus III dengan menerapkan model direct

instruction dan menggunakan garis bilangan pada materi operasi hitung campuran

bilangan bulat.

2) Pelaksanaan (action)

Pada tahap pelaksanaan di siklus III ini, setelah peneliti mencoba menerapkan

model pembelajaran direct instruction dalam pembelajaran operasi hitung

campuran pada bilangan bulat selanjutnya juga menggunakan media pembelajaran

garis bilangan yang lebih nyata yang dibuat oleh guru agar lebih memudahkan

siswa dan dengan adanya media pembelajaran diharapkan pembelajaran dapat

berlangsung dengan lebih baik dan siswa kemampuan pemahaman matematis

siswa lebih meningkat.

3) Pengamatan (observation)

Pada tahap pengamatan di siklus III ini, Pengamatan dilaksanakan pada saat

proses belajar mengajar di kelas. Ada beberapa hal yang dapat diamati, misalnya :

aktivitas guru dan aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung.

4) Refleksi (Reflecting)

Pada tahap refleksi di siklus ke III ini, peneliti membuat kesimpulan dari

ketiga siklus yang telah dilaksanakan. Kesimpulan mengenai penerapan model

pembelajaran direct instruction dan penggunaan garis bilangan pada materi

(28)

35

F. Instrumen Pengumpulan Data

a. Tes

Dalam penelitian ini instrument pengumpulan data menggunakan tes. Tes itu

sendiri adalah seperangkat tugas yang dikerjakan atau sejumlah pertanyaan yang

hares dijawab oleh peserta didik untuk mengukur tingkat pemahaman dan

penguasaan terhadap cakupan materi yang dipersyaratkan dan sesuai dengan

tujuan pengajaran tertentu. Merujuk pada model pembelajaran direct instruction

tes itu sendiri diberikan setelah guru menyampaikan tujuan dan menyampaikan

pengetahuan dan keterampilan kemudian guru memberikan tes awal sebagai

bentuk untuk mengecek apakah siswa sudah mulai memahami konsep materi

penjumlahan dan pengurangan pada bilangan bulat. Setelah memberikan tes guru

memberikan refleksi dan umpan balik terlebih dahulu. Diakhir setiap

pembelajaran guru pun kembali memberikan tes untuk mengecek pemahaman

siswa.

b. Angket

Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain bersedia

memberikan respons (responden) sesuai dengan permintaan pengguna. Angket

diberikan setiap akhir siklus.

c. Lembar Observasi

Lembar observasi ini digunakan ketika melakukan pengamatan dalam

pembelajaran di kelas. Setiap melakukan pembelajaran peneliti melakukan

pengamatan di kelas mengenai hal-hal apa saja yang terjadi di kelas. Mulai dari

proses kegiatan belajar mengajar, situasi kelas, kondisi siswa, tingkat pemahaman

siswa dalam pelajaran matematika materi penjumlahan dan pengurangan pada

bilangan bulat dengan menerapkan model pembelajaran direct instruction dan

menggunakan garis bilangan. Hasil dari pengamatan dituliskan di lembar

(29)

36

G. Analisis dan Interpretasi Data

Data yang telah diperoleh kemudian dianalisis sesegera mungkin berdasarkan

kriteria yang telah ditentukan. Setelah dianalisis kemudian direfleksi untuk

mengevaluasi, mengoreksi dan memperbaiki ide/gagasan untuk siklus selanjutnya

Analisis data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Data yang bersifat

kualitatif diperoleh dari data yang berupa informasi berbentuk kalimat. Analisis

data kualitatif dilakukan dengan cara mengkaji seluruh data hasil observasi dan

pengisian angket. Analisis data dilakukan setelah semua terkumpul secara

menyeluruh dan biasanya dilakukan saat penelitian ataupun setelah selesai

penelitian.

Untuk mengolah data kuantitatif, peneliti menggunakan perhitungan yang

sederhana sebagai berikut

1. Menghitung Nilai Rata-rata Kelas

Menurut Arikunto (dalam Tejawati, 2011, hlm. 30) untuk menghitung nilai

rata-rata kelas dapat menggunakan rumus menurut

= ∑ n Dengan :

= Nilai rata-rata

∑ = Total nilai yang diperoleh siswa n = Jumlah siswa

2. Menghitung Ketuntasan Belajar Siswa

Persentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal menggunakan rumus

(30)

37

3. Menghitung skor gain ternomalisasi

Menurut Prabawanto (dalam Fitriani, 2013, hlm. 45) untuk menghitung nilai

gain ternormalisasi dapat menggunakan rumus berikut

<

> =

-

SMI -

<

> =

-

SMI -

Keterangan :

< > = indeks gain peningkatan siklus I ke siklus II

< > = indeks gain peningkatan siklus II ke siklus III

SMI = skor maksimal ideal yaitu 100

= skor siklus I = skor siklus II

= skor siklus III

Adapun Interpretasi Skor Gain Ternomalisasi dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut

Tabel 3.1

Tabel Interpretasi Skor Gain Ternomalisasi

Skor Gain Ternormalisasi Interpretasi

(<g>) > 0.7 Tinggi

0.3 ≤ (<g>) ≤ 0.7 Sedang

(31)

38

4. Tingkat kemampuan siswa

Menurut Prabawanto ( dalam Suprianto, 2011, hlm. 31),

untuk mengetahui peningkatan kemampuan siswa dari setiap siklus yang dilakukan dengan mengukur tingkat keberhasilan siswa berdasarkan skor yang diperoleh dengan rumus berikut ini:

Persentase kemampuan

Untuk mengklasifikasi kualitas pemahaman siswa, data hasil tes (skor) dikelompokkan dengan menggunakan skala lima. Untuk melihat kategori kemampuan siswa dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut

Tabel 3.2

Kriteria Penentuan Tingkat Kemampuan Siswa

Persentase Skor Total Siswa Kategori Kemampuan Siswa

90% < A ≤ 100% A (Sangat Baik)

75% < B ≤ 90% B (Baik)

55% < C ≤ 75% C (Cukup)

40% < D ≤ 55% D (Kurang)

(32)

90

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

Berdasarkan hasil penelitian, analisis, refleksi, dan pembahasan mengenai penerapan model direct instruction untuk meningkatkan pemahaman matematis pada materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dengan menggunakan garis bilangan di sekolah dasar, maka dapat dikemukakan simpulan dan rekomendasi yang terkait dengan penelitian ini.

A. Simpulan

Secara umum penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemahaman

matematis siswa pada materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat kelas

IV SD Negeri 6 Cibogo dapat meningkat dengan menerapkan model direct

instruction. Berdasarkan hasi penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa

simpulan yang diperoleh sebagai berikut:

1. Perencanaan pembelajaran matematika materi bilangan bulat dengan menerapan model direct instruction di kelas IV SDN 6 Cibogo sudah disusun

dengan baik dan disusun berdasarkan Standar Kompetensi, Kompetensi dasar,

Indikator, Tujuan Pembelajaran, materi Pokok, Model Pembelajaran,

Kegiatan Pembelajaran, Media dan Sumber Belajar, serta Penilaian dn

dsesuaikan dengan kurikulum yang digunakan sekolah itu, yaitu KTSP

(Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). Pada setiap siklus pada dasarnya

perencanaan tetap sama dengan menerapkan model direct instruction dan

menggunakan garis bilangan. Namun, ada sedikit perbedaan dalam RPP

setiap siklusnya. Perbedaan itu terdapat pada materi pelajaran dan juga pada

kegiatan inti dalam setiap siklusnya. Adapun perbedaan pada setiap siklus

tergantung dari hasil observasi serta refleksi dari siklus sebelumnya. Sehingga

perencanan pembelajaran pada siklus selanjutnya dapat lebih baik lagi.

2. Secara umum pelaksanaan pembelajaran pada materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dengan menggunakan model direct instruction

berjalan dengan baik, walaupun masih ada beberapa kendala yang dihadapi.

Hal ini bisa dilihat dari aktivitas guru dan akivitas siswa meningkat tiap

(33)

91

aktif dalam mengkuti pelajaran. Siswa pun juga sudah mulai terbiasa untuk

mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang tidak mereka mengerti. Hal ini terjadi karena pada pembelajarannya siswa aktif diarahkan dan guru pun aktif mengarahkan. Karena pada dasarnya karakter siswa kelas IV di SDN 6 Cibogo kurang aktif dan harus diarahkan oleh gurunya. Begitupun dengan aktivitas guru, guru menyajikan materi dengan jelas dan memberikan arahan

yang jelas.

3. Pemahaman matematis siswa mengalami peningkatan setelah mendapatkan pembelajaran dengan menerapkan model direct instruction dengan

menggunakan garis bilangan pada materi penjumlahan dan pengurangan

bilangan bulat. Hal ini dapat terlihat dari nilai rata-rata nilai siswa pada setiap

siklus terus meningkat. Selain dilihat dari rata-rata kelas, banyaknya anak

yang tuntas belajarnya pun setiap siklusnya meningkat. Jika dilihat dari

rata-rata indeks gain terjadi peningkatan pemahaman matematis dengan kriteria

sedang.

B. Rekomendasi

Berdasarkan simpulan di atas, maka beberapa saran yang diberikan sebagai

berikut:

1. Bagi guru, penerapan model direct instruction dapat dijadikan cara dalam

mengajarkan materi pelajaran di sekolah. Dengan menerapkan model direct

isntruction dapat meningkatkan pemahaman matematis siswa pada materi

penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Namun sebelum guru

menerapkan model direct instruction ini, guru perlu mempelajari terlebih

dahulu teorinya. Selain itu, guru harus menyertakan media tambahan apabila

menerapkan model ini.

2. Bagi peneliti selanjutnya, dapat menggunakan model direct instruction dalam

penelitiannya. Namun peneliti harus menambahkan media yang dapat

(34)

92

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, I.H. (2013) Peningkatan Kemampuan Pemahaman Matematis dan Representasi Matematis Siswa SMP melalui Pembelajaran Konstektual Berbasis Soft Skills. Disertasi, Universitas Pendidikan Indonesia.

Amam, A. (2013) Pengaruh Pembelajaran Matematika Berbasis ICT Terhadap Kemampuan Pemahaman dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP. Tesis, Universitas Pendidikan Indonesia.

Arikunto, S., Suharjono., dan Supardi. (2009) Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Auliya, R.N. (2013) Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CRH (Course, Review, Horay) Terhadap Kemampuan Pemahaman Matematis dan Kecemasan Matematika Siswa SMP. Tesis, Universitas Pendidikan Indonesia.

Departemen Pendidikan Nasional (2007) Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SD/MI. Jakarta: Depdiknas.

Fitriani, R. (2013) Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Pendekatan Matematika Realistik Pada Pokok Bahasan Perbandingan dan Skala. Skripsi, Universitas Pendidikan Indonesia.

Heristiyaningsih, H. (2010) Penggunaan Alat Peraga Garis Bilangan Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Sekolah Dasar Terhadap Konsep Operasi Penjumlahan Bilangan Bulat. Skripsi, Universitas Pendidikan Indonesia.

Herman, T., Karlimah. dan Komariah. Pendidikan Matematika I. Bandung: UPI PRESS.

Karso. dkk. (2008) Pendidikan Matematika I. Jakarta: Universitas Terbuka.

Muijs, D. dan David Reynolds. (2008) Effective Teaching. terjemahan Helly Prajitno Soetjipto dan Sri Mulyanti Soetjipto. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Prabawanto, S. dan Puji Rahayu. (2006) Bilangan. Bandung : UPI PRESS.

Puerwanti, E., dkk. (2008) Asesmen Pembelajaran SD. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Riduwan. dkk. (2011) Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta.

(35)

93

Rusman. (2008) Manajemen Kurikulum. Bandung: PT. Rajagrafindo Persada.

Suprianto, H. (2011) Meningkatkan Pemahaman Konsep Perkalian Bilangan Cacah Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together. Skripsi, Universitas Pendidikan Indonesia.

Tejawati, I. Y. (2011) Upaya Meningkatkan Pemahaman Matematik Siswa Melalui Penerapan Pendekatan Matematika Realistik. Skripsi, Universitas Pendidikan Indonesia.

Trianto. (2009) Model Pengajaran Langsung ( Direct Instruction). Dalam Mendesain Model Pembelajaran Invatif-Progresif Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta; Kencana Prenada Media Group, hlm 41-52.

Wiriatnaja, R. (2008) Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Gambar

 Gambar 3.1      Alur Penelitian Tindakan Kelas
Tabel 3.2

Referensi

Dokumen terkait

Judul yang diambil dalam penelitian ini adalah Dampak Alih fungsi lahan Pertanian terhadap Munculnya Masalah Sosial yang terjadi di Wilayah Kabupaten Bandung

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan. © Rakhmat

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pembelajaran bola kecil terhadap peningkatan keterampilan gerak dasar dan hasil belajar siswa.. Penelitian ini menggunakan

Analisis Pelatihan Terhadap Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Serta Dampaknya Terhadap Prestasi Belajar Siswa: Studi Pada Guru Matematika Smp Di Kota Makassar..

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE BERMAIN PERAN MAKRO TERHADAP PERKEMBANGAN BAHASA ANAK DI TK AISYIYAH BUSTANUL ARHFAL 2 USIA 5-6 TAHUN.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Pada saat rangkaian terhubung ke sumber tegangan, salah satu led yang mewakili operator aritmatika menyala, kemudian saat tombol Push-On pada S1 ditekan, timer akan terpicu

lateral pada mahasiswa Deutro Melayu FKG USU usia 20-25 Tahun.. Medan: Universitas Sumatera

Papan kunci sebagai penghubung antara pengguna dengan sistem mempunyai fungsi sebagai pengendali sistem dalam proses peng-aktif-an maupun pe-non aktif-an serta sebagai