Mochamad Iman Setiawahyu, 2014
PENGARUH GAYA MENGAJAR DAN KEMAMPUAN AWAL TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SEPAKBOLA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENGARUH GAYA MENGAJAR DAN KEMAMPUAN AWAL TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SEPAKBOLA
( Studi Eksperimen Pada Siswa Putra di SMP Negeri 9 Bandung )
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Olahraga
Oleh:
MOCHAMAD IMAN SETIAWAHYU 1101569
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN OLAHRAGA
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
Mochamad Iman Setiawahyu, 2014
PENGARUH GAYA MENGAJAR DAN KEMAMPUAN AWAL TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SEPAKBOLA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Jurusan Pendidikan Olahraga
© Mochamad Iman Setiawahyu 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Juli 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
Mochamad Iman Setiawahyu, 2014
PENGARUH GAYA MENGAJAR DAN KEMAMPUAN AWAL TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SEPAKBOLA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SIDANG
Disetujui dan disahkan oleh Tim Pembimbing
PEMBIMBING I
Dr. Herman Subarjah, M.Si. NIP : 196009181986031003
PEMBIMBING II
Agus Rusdiana M.Sc.PhD NIP : 197608122001121001
Mengetahui
Ketua Program Studi Pendidikan Olah Raga Sekolah Pascasarjana UPI
Mochamad Iman Setiawahyu, 2014
PENGARUH GAYA MENGAJAR DAN KEMAMPUAN AWAL TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SEPAKBOLA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.ed ABSTRAK
Mochamad Iman Setiawahyu, 2014
PENGARUH GAYA MENGAJAR DAN KEMAMPUAN AWAL TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SEPAKBOLA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.ed ABSTRACT
Mochamad Iman Setiawahyu, 2014
PENGARUH GAYA MENGAJAR DAN KEMAMPUAN AWAL TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SEPAKBOLA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian ... 51
B. Variabel Penelitian ... 52
C. Populasi dan Sample Penelitian ... 52
D. Instumen Penelitian ... 55
E. Uji Coba Instrumen ... 60
Mochamad Iman Setiawahyu, 2014
PENGARUH GAYA MENGAJAR DAN KEMAMPUAN AWAL TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SEPAKBOLA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
G. Pelaksanaan Kegiatan Penelitian ... 62
H. Pengolahan dan Analisis Data ... 69
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 71
1. Deskripsi Data ... 71
2. Uji Normalitas ... 72
3. Uji Homogenitas ... 72
4. Hasil Pengujian Hipotesis ... 73
B. Pembahasan Penelitian ... 77
C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penelitian ... 80
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan ... 81
B. Implikasi ... 81
C. Saran ... 83
DAFTAR PUSTAKA ... 84
Mochamad Iman Setiawahyu, 2014
PENGARUH GAYA MENGAJAR DAN KEMAMPUAN AWAL TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SEPAKBOLA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1Tipe Kurva Performa Belajar ... 18
2.2Menendang Dengan Kaki Bagian Dalam ... 24
2.3Menendang Dengan Kaki Bagian Luar ... 25
2.4Menendang Dengan Punggung Kaki ... 25
2.5Menendang Dengan Punggung Kaki Bagian Dalam ... 26
2.6Menghentikan Bola Dengan Kaki Bagian Dalam ... 27
2.7Menghentikan Bola Dengan Kaki Bagian Luar ... 28
2.8 Menghentikan Bola Dengan Punggung Kaki ... 28
2.9 Menghentikan Bola Dengan Telapak Kaki ... 29
2.10 Menggiring Bola Dengan Kaki Bagian Dalam ... 31
2.11 Menyundul Bola Sambil Berdiri ... 32
3.1 Diagram Lapang Tes Sepak Tahan Bola ... 57
3.2 Diagram Tes Memainkan Bola Dengan Dahi (Kepala) ... 58
3.3 Diagram Tes Menggiring Bola ... 60
3.4 Diagram Lapang Tes Menembak Bola ke-Sasaran ... 61
3.5 Langkah-langkah Penelitian ... 62
4.1 Interaksi Antara Gaya Mengajar dan Kemampuan Awal Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Sepakbola ... 75
Mochamad Iman Setiawahyu, 2014
PENGARUH GAYA MENGAJAR DAN KEMAMPUAN AWAL TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SEPAKBOLA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Perbedaan Gaya Mengajar Komando dan Resiprokal ... 37
3.1 Desain Penelitian ... 51
3.2 Pembagian Kelompok Penelitian ... 55
3.3 Jadwal dan Waktu Penelitian ... 63
3.4 Program Pembelajaran Sepakbola Dengan Gaya Menggajar Komando dan Resiprokal ... 64
3.5 Perbedaan Oprasional Pembelajaran Antara Gaya Menggajar Komando dan Resiprokal ... 64
4.1 Deskripsi Data Penelitian ... 71
4.2 Perhitungan Uji Normalitas ... 72
4.3 Perhitungan Uji Homogenitas ... 72
4.4 Perhitungan Anova Dua Jalur ... 73
Mochamad Iman Setiawahyu, 2014
PENGARUH GAYA MENGAJAR DAN KEMAMPUAN AWAL TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SEPAKBOLA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1 Artikel ... 87
2 Model Menggajar Komando ... 106
3 Model Menggajar Resiprokal ... 110
4 Instrumen Tes Keterampilan Sepakbola ... 114
5 Uji Coba Tes Keterampilan Sepakbola ... 115
6 Data Validitas dan Relibilitas... 119
7 Data Hasil Tes Awal Gaya Mengajar Resiprokal dan Komando Keterampilan Sepakbola ... 123
8 Nilai Rata-rata Gaya mengajar dan Kemampuan Awal Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Sepakbola ... 124
9 Rekap Data Uji Normalitas dan Homogenitas ... 125
Mochamad Iman Setiawahyu, 2014
PENGARUH GAYA MENGAJAR DAN KEMAMPUAN AWAL TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SEPAKBOLA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pada saat ini permainan sepakbola tidak hanya menjadi olahraga prestasi,
melainkan pengisi waktu luang dan kegiatan extra di sekolah berorentasi kepada
tujuan, dimulai dengan tujuan rekreatif, kesehatan, pendidikan dan prestasi. Seperti
yang di kemukakan Lutan (1988: 9) bahwa “ Olahraga tumbuh dan berkembang
dalam berbagai bentuk dengan cara pelaksanaan wilayah kegiatan olahraga dibagi
menjadi empat bagian, yaitu olahraga kompetitif, olahraga profesional, olahraga
rekreatif, dan olahraga pendidikan.
Sepakbola merupakan olahragaketerampilan yang kompek meskipun begitu,
menurut Harsono (1998: 100)“ada empat aspek latihan yang perlu diperhatikan dan
dilatih secara seksama oleh atlet , yaitu latihan fisik, latihan teknik, latihan taktik dan mental”. Dalam hal ini penulis akan menekankan pada aspek teknik dasar keterampilan sepakbola.
Berkembangnya olahraga sepakbola di sekolah melalui kegiatan
extrakulikuler, berdasarkan hasil pengamatan penulis dalam kegiatan extra di SMP
Negeri 9 Bandung di temukan permasalahan yang dihadapi yaitu dalam
meningkatan keterampilan bermain sepakbola, selain itu kendala yang paling utama
adalah kurangnya tingkat pengetahuan siswa mengenai kemampuan teknik dasar,
oleh karena itu perlunya upaya pembinaan dan pendidikan bertujuan untuk
mengembangkan potensi, bakat dan kemampuan siswa secara optimal. Menurut
pendapat Utami Munandar (Abuy, 2002: 4) yaitu:
Setiap orang mempunyai potensi yang berbeda-beda dan oleh karenanya membutuhkan layanan pendidikan yang berbeda pula. Pendidikan bertanggung jawab untuk memandu (artinya mengidentifikasi dan membina) dan memupuk (artinya mengembangkan dan meningkatkan) potensi-potensi tersebut secara utuh.
Dari beberapa pendapat diatas yang menentukan keberhasilan keterampilan
siswa, yaitu kemampuan seorang guru dalam mengelola, menggontrol, membina
Mochamad Iman Setiawahyu, 2014
PENGARUH GAYA MENGAJAR DAN KEMAMPUAN AWAL TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SEPAKBOLA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
media pembelajaran. Dari beberapa faktor tersebut, kemampuan seorang guru
merupakan salah satu aspek yang sangat menentukan keberhasilan dari satu proses
pembelajaran. Seperti yang dikemukakan oleh Abin (1996: 108) Bahwa, “Ditangan
gurulah terletak kemungkinan berhasil tidaknya tujuan pembelajaran, serta
ditangan mereka pulalah bergantungnya masa depan karier siswa”.
Demi mencapai suatu tujuan pembelajaran yang baik, seorang guru atau
pembina harus memperhatikan aspek-aspek pedagogi dalam membimbing kegiatan
belajar siswa. Aspek pedagogis tersebut terwujud pada kemampuan dan kecakapan
guru dalam menciptakan situasi pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat
belajar dengan baik. Dalam hal ini Lutan (1988: 390) mengemukakan bahwa, “Efektifitas guru dalam menghasilkan perubahan prilaku atas hasil belajar tergantung pada kemampuannya untuk menjabarkan waktu kelas ke dalam waktu
yang termanfatkan untuk berlatih dan waktu untuk menyampaikan informasi
kepada siswa”. Lebih lanjut Suherman (1996: 2) menjelaskan bahwa,
“Merencanakan, menjelaskan, ceramah, bertanya, mengelola kelas dan
memberikan umpan balik merupakan beberapa keterampilan yang harus dimiliki seorang guru untuk mencapai tujuan mengajarnya”.
Dari kedua pendapat di atas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa
keberhasilan atau tercapai tidaknya suatu tujuan pembelajaran keterampilan sangat
ditentukan oleh kemampuan guru dalam pembuatan perencanaan, penentuan gaya
mengajar, penggunaan alat bantu pengelolaan kelas dan pemberian umpan balik.
Dalam hal ini penulis akan berkonsentrasi pada aspek gaya mengajar merupakan
suatu strategi pembelajaran yang akan mencerminkan tentang terjadinya interaksi
antara siswa dan guru. Gaya mengajar tersebut dalam pelaksananya dapat berupa
yang berpusat pada guru, yaitu siswa dijadikan sebagai subjek pembelajaran, dan
yang terpusat pada siswa, yaitu siswa dituntut untuk balajar mandiri sedangkan guru
berperan sebagai pembimbing.
Gaya mengajar pendidikan jasmani menurut Mosston dan Ashworth (1994:
11) yaitu, "a) Command Style, b) Practice Style, c) Reciprocal Style, d) Self-Check
Mochamad Iman Setiawahyu, 2014
PENGARUH GAYA MENGAJAR DAN KEMAMPUAN AWAL TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SEPAKBOLA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Individual Program-Leamer's Design". Untuk lebih jelasnya uraian gaya mengajar
tersebut adalah sebagai berikut :
a) Command Style atau pengajaran dengan gaya komando menurut Mosston dan
Ashworth (1994: 14) guru yang paling dominan dalam membuat seluruh
keputusan kegiatan belajar mengajar. Peran siswa mentaati semua perintah dan
petunjuk yang diberikan oleh gurunya. Setiap gerakan yang dilakukan oleh siswa
selalu mengikuti contoh-contoh yang diberikan oleh guru dengan kata lain gaya
komando merupakan gaya mengajar yang paling bergantung pada guru, yaitu
ditandai dengan penjelasan tentang teknik, demonstrasi, latihan, dan kemudian
siswa mencontohkan gerakan yang dilakukan oleh gurunya.
b) Reciprocal Style atau gaya timbal balik Mosston dan Ashworth (1994: 65); dalam
pelaksanaan pembelajarannya dilakukan secara berpasangan, siswa mempunyai
peranan masing-masing, yaitu seorang berperan sebagai pelaku dan lainnya
berperan sebagai pengamat, yang membenarkan umpan balik berdasarkan kiteria
yang telah ditetapkan gurunya. Dengan kata lain pembelajaran yang dalam
pendekatan mengajarnya memberikan suatu tugas kepada siswa untuk
berpasangan dalam belajar, secara bergantian bertukar peran sebagai pengamat
dalam memberikan penilaian formatif atau feedback pasangannya, mengacu
kepada tujuan instruksional yang telah ditetapkan oleh guru. Dalam sepakbola
guru memberikan instruksi diawal sebelum kegiatan belajar mengajar
berlangsung, lalu dalam perakteknya siswa mengajar satu sama lain dengan
saling bertukar peran antara pelakau dan pengamat tentang gerakan yang telah
diinstruksikan gurunya, dan kemudian diakhir pelajaran siswa saling
memberikan umpanbalik tentang teknik yang telah dipelajari.
c) Practice Style atau pengajaran dengan gaya mempergunakan latihan. Dalam
penggunaannya terdapat proses pendelegasian wewenang kepada siswa untuk
mengambil beberapa keputusan, seperti, penentuan waktu untuk memulai
latihan, kecepatan dan irama dalam melakukan gerakan, penentuan waktu untuk
mengakhiri gerakan, dan dalam menentukan interval atau jarak waktunya Peran
guru setelah siswa selesai melakukan latihan adalah memberikan umpan balik
Mochamad Iman Setiawahyu, 2014
PENGARUH GAYA MENGAJAR DAN KEMAMPUAN AWAL TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SEPAKBOLA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
d) Self—Check Style atau gaya periksa diri sendiri setiap siswa melakukan tugas
masing- masing dan pada akhir pertemuan mereka membuat keputusan untuk
dirinya sendiri. Guru berperan dalam membuat bahan pelajaran sebelum
pelajaran dimulai.
e) Inclucion Style atau gaya mengajar inklusi; setiap siswa mencoba melakukan
gerakan untuk setiap tingkat kesulitan. Siswa dapat memilih gerakan yang
mereka anggap mampu dan dapat melanjutkannya pada tingkat yang lebih sukar.
Peranan guru adalah mempersiapkan tugas gerak yang akan dilakukan siswa dan
menentukan tingkat kesukaran di dalam tugas tersebut. Guru harus
mempersiapkan kriteria untuk masing-masing tingkatan tugas.
f) Guided-Discovery Style atau gaya mengajar penemuan terbimbing; setiap siswa
memperhatikan paparan yang diuraikan oleh guru, mencari dan menemukan
jawaban yang tepat berdasarkan konsep gerak yang benar. Guru menyediakan
kunci—kunci atau petunjuk pemecahan masalah gerak dengan konsep gerak
yang tepat.
g) Divergent Style atau gaya berdasarkan perbedaan; mencerminkan proses
pemikiran yang berlainan, sehingga siswa dapat menemukan ide yang
berbeda-beda dalam ruang lingkup tertentu atau menemukan berbagai jawaban terhadap
satu jenis pertanyaan, contoh guru menyuruh siswa melempar bola ke temannya,
sementara di depannya ada musuh yang menghalanginya. Guru berperan
membuat keputusan yang tepat mengenai jawaban yang diberikan siswa.
h) Individual Program-Leamer's Design atau gaya program individual; terdapat
proses yang dapat menyebabkan perbedaan hasil kerja dari masing-masing siswa
yang menggambarkan kemandirian dalam menemukan alternatif dari gerakan—
gerakan yang akan dilakukannya.
Dari berbagai gaya mengajar tersebut penulis dalam penelitian ini memilih
gaya resiprokal dan komando untuk diteliti. karena penggunaan dalam pelaksanaan
proses belajar mengajar-nya terdapat perbedaan, sehingga diduga akan memberikan
pengaruh yang berbeda pula terhadap hasil penguasaan keterampilan siswa dalam
Mochamad Iman Setiawahyu, 2014
PENGARUH GAYA MENGAJAR DAN KEMAMPUAN AWAL TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SEPAKBOLA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Penulis tertarik menggunakan dan membandingkan dari dua gaya mengajar
yang berbeda yaitu gaya mengajar resiprokal dan komando dan kemampuan awal
terhadap hasil belajar keterampilan sepakbola, karena kedua gaya ini hampir mirip
dalam pemberian stimulus atau respon kepada learner, bahwa suatu gaya mengajar
tujuan pembelajarannya antara lain membuat siswa aktif melakukan tugas-tugas
belajar yang ditetapkan gurunya, sering terjadi pengelolaan kelas yang kurang baik
dan penerapan teknik mengajar yang kurang tepat, menyebabkan siswa merasa
tidak senang pada gurunya sehingga mereka tidak menyukai aktivitas belajar yang
dipimpin gurunya. Seperti yang dikemukakan Tinning (1987: 32) dalam buku
karangan Hyland (1950: 51) bahwa,”The essence of good teaching is that kids
should enjoy the experience and choose to participate in activity when school is
over”. Jadi maksudnya bahwa esensi dari penggajaran yang baik yaitu siswa harus dapat menikmati pengalaman menyenangkan dan memilih untuk melanjutkan
keterlibatan dalam aktivitas tersebut hingga jam pelajaran berakhir. Sedangkan
gaya mengajar komando merupakan gaya mengajar yang paling umum yang
diterapkan oleh guru secara monoton kepada siswanya, sehingga siswa merasa
bosan dan tidak senang, oleh karena itu seorang guru harus mengetahui situasi
sebelum proses belajar mengajar (PBM), dalam buku karangan Metzler (2000: 23)
mengemukakan “The context of the teaching situation affects how teachers
develop, what skills they acquire, how they think about those skills, and what they
think the goals are for their (physical education) programs”. Maksudnya, bahwa konteks situasi pengajaran berpengaruh terhadap bagaimana guru-guru
berkembang, keterampilan-keterampilan apa yang diperoleh, bagaimana guru
berfikir tentang keterampilan tersebut dan tujuan-tujuan apa yang dipikirkan untuk
program pengajarannya. Namun pembelajaran yang bersifat komando seringkali
gagal karena tidak seiring dengan perkembangan jaman.
Gaya mengajar merupakan kerangka instruksional tentang bagaimana
menyampaikan isi pelajaran kepada siswa, karna itu haruslah dirancang sedemikian
rupa agar setiap indifidu memperoleh kesempatan maksimal untuk belajar. Waktu
belajar yang tersedia dapat di habiskan oleh siswa untuk aktif belajar sehingga tidak
Mochamad Iman Setiawahyu, 2014
PENGARUH GAYA MENGAJAR DAN KEMAMPUAN AWAL TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SEPAKBOLA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menjelaskan, mengganggu temannya, dan tidak peduli dengan penjelasan yang
diberikan gurunya. Hal ini sering terlihat didalam lapangan. Agar kejadian tersebut
tidak terjadi setiap gugu dituntuk kreativitasnya dalam dalam menyusun suatu
program pengajaran yang disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai.
Kemampuan awal adalah kemampuan atau keterampilan yang dimiliki siswa
pada saat memasuki suatu aktivitas pembelajaran. Salah satu faktor kemampuan
awal adalah latar belakang siswa. Latar belakang siswa merupakan dasar bagi
kegiatan belajar siswa. Setiap siswa memiliki situasi belajar, dan memiliki latar
belakang yang berbeda pula dari siswa lain. Perbedaan latar belakang siswa ini
mengakibatkan perbedaan keterampilan individu antara yang satu dengan yang
lainnya. Tentang perbedaan ini Schmidt (1991: 255) berpendapat bahwa
“individual differences; the stable, enduring tendency for individuals to be different from each other in performance.” Artinya, perbedaan individu merupakan kecendrungan yang stabil atau permanen bagi setiap individu dalam penampilannya
yang berbeda satu sama lain.
Dari pendapat di atas disimpulkan bahwa perolehan informasi tentang
kemampuan awal yang dimiliki individu merupakan suatu informasi berharga bagi
pengelolaan program pengajaran, dengan adanya informasi tentang tingkat
kemampuan awal, guru dapat mengidentifikasi taraf penguasaan bahan ajar, siswa
mana yang sudah menguasai dan siswa yang belum menguasai sehingga guru dapat
menyesuaikan materi pelajaran dimulai pada level yang lebih rendah, sebaliknya
untuk siswa yang sudah memiliki keterampilan tinggi, dapat diberikan materi
pelajaran pada level yang tinggi. Dengan demikian kemajuan belajar siswa sesuai
dengan kecepatan belajarnya masing-masing.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan, fungsi dari mengidentifikasi tingkat
kemampuan awal yang dimiliki siswa adalah untuk; (1) mengelompokan siswa ke
dalam kelompok-kelompok yang homogen, (2) merencaanakan program, metode,
dan penggunaan strategi pembelajaran yang sesuai sebelum melakukan aktivitas
pembelajaran.
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk meneliti gaya mengajar dan
Mochamad Iman Setiawahyu, 2014
PENGARUH GAYA MENGAJAR DAN KEMAMPUAN AWAL TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SEPAKBOLA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sepakbola merupakan permainan beregu yang masing-masing regu terdiri dari
sebelas pemain dan salahsatunya penjaga gawang. Pemain sepakbola hampir
seluruhnya dimainkan dengan menggunakan tungkai dan kepala, kecuali penjaga
gawang yang diperbolehkan menggunakan tangan di daerah garis hukuman penjaga
gawang. Tujuan permainan sepakbola adalah pemain memasukan bola
sebanyak-banyaknya ke gawang lawan dan berusaha menjaga gawangnya sendiri agar tidak
kemasukan. Adapun tujuan atau Sasaran menurut pendapat Midgley, (2000: 193)
adalah meletakan bola di dalam gawang lawan, dan pemenangnya adalah pemasuk
gol terbanyak.
Untuk dapat bermain sepakbola dengan baik setiap pemain dituntut untuk
menguasai teknik dasar sepakbola seperti yang kemukakan oleh Sucipto, dkk
(2000: 17-30) menjelaskan bahwa teknik dasar dalam permainan sepakbola yaitu:
1) Teknik menendang (kicking), 2) Teknik menghentikan bola (stopping), 3) Teknik
menggiring bola (dribbling), 4) Teknik menyundul bola (heading), 5) Teknik
merampas bola (tackling), 6) Teknik melempar bola kedalam (throw-in), 7) Teknik
menjaga gawang (goal keeping).
Sesuai dengan tujuan permainan sepakbola. Maka setiap pemain dituntut
mampu memindahkan bola dari satu tempat ke tempat lain untuk mencapai gawang.
Salah satu cara memindahkan bola ke daerah gawang tersebut adalah dengan
menggunakan tungkai atau menendang. Selain untuk memindahkan bola fungsi
menendang bola adalah untuk menciptakan goal. Luxbacher (1997:105) menjelaskan bahwa: “Keberhasilan menciptakan goal tergantung beberapa faktor, kemampuan untuk melakukan tembakan dengan kuat dan akurat menggunakan
kedua kaki adalah faktor yang sangat penting”.
Pada kegiatan pembelajaran sepakbola selama ini masih menerapkan gaya
mengajar komando. Pada gaya mengajar ini umpan balik dari guru diberikan pada
siswa setelah proses belajar berakhir, sehingga pemahaman tentang latihan,
kegiatan dan tindakan belajar yang dilakukan menjadi terlambat dan tidak merata
pada seluruh siswa. Atas pernyataan tersebut, penulis mencoba meneliti gaya
mengajar yang lainya sebagai komparasi (pembanding), yaitu gaya mengajar
Mochamad Iman Setiawahyu, 2014
PENGARUH GAYA MENGAJAR DAN KEMAMPUAN AWAL TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SEPAKBOLA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
meningkatkan kemampuan siswa untuk memecahkan masalah selama kegiatan
berlangsung. Siswa diberi tugas berpasangan dalam belajar/berlatih, diberikan
kesempatan untuk mengatur kecepatan dan mengatur banyaknya pengulangan
(Repetisi), dan dalam memberikan penilaian formatif sebagai umpan balik
pasangan masing-masing dengan mengacu pada tujuan instruksional yang
ditetapkan oleh gurunya. Hal demikian tentu berpengaruh pada peningkatan
pemahaman atas materi pembelajaran, yang diharapkan dapat mempercepat
penguasaan keterampilan gerak yang dipelajari siswa.
Didalamnya akan meninjau pada aspek kemampuan awal siswa dikaitkan
dengan pendekatan gaya mengajar resiprokal dan komando terhadap hasil belajar
keterampilan teknik dasar sepakbola. Karna menurut asusmsi penelitian bahwa
kemampuan motorik saja belum cukup untuk menunjang secara maksimal terhadap
hasil belajar keterampilan teknik dasar sepakbola. Artinya siswa yang memiliki
kemampuan motorik tinggi belum tentu tingkat kemampua awalnya tinggi.
Sehingga peneliti berfikiran bahwa siswa yang memiliki kemampuan motorik dan
kemampuan awal tinggi hasilnya akan lebih optimal.
Berdasarkan uraian diatas, penelitian tertarik untuk membandingkan
efektifitas pendekatan pembelajaran dengan gaya mengajar resiprokal dan
komando terhadap hasil belajar keterampilan teknik dasar sepakbola dikaitkan
dengan tingkat kemampuan awal tinggi dan rendah yang dimiliki saat siswa ketika
memulai proses penelitian atau pembelajaran, selanjutnya penulis merumuskannya
dalam sebuah judul penelitian”Pengaruh Gaya Mengajar dan Kemampuan
Awal Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Sepakbola di SMP Negeri 9
Bandung”.
B. Identifikasi Masalah Penelitian
Agar penelitian ini tidak menyimpang dari konteks permasalahan yang
peneliti ajukan, maka peneliti memberikan identifikasi masalah sebagai berikut,
ruang lingkup penelitian terbatas pada gaya mengajar Resiprokal dan Komando
Mochamad Iman Setiawahyu, 2014
PENGARUH GAYA MENGAJAR DAN KEMAMPUAN AWAL TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SEPAKBOLA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dalam permainan sepakbola terdapat beberapa keterampilan dasar,
diantaranya Passing, Dribbling, Heading dan Shooting. Mengenai pentingnya
penguasaan teknik dasar sepakbola, Mazzei (1998: 1 ) mengemukakan yaitu,“Your
ability to control the soccer ball gives you the ability to control the game”. Maksud
dari kutipan menurut Mazzei yaitu penguasaan teknik bermain oleh setiap pemain
sangat lah penting. Berkaitan dengan hal tersebut, keterampilan teknik dasar atau
kemampuan awal tinggi dan rendah yang akan diteliti dalam penelitian ini yaitu,
teknik dasar Passing, Dribbling, Heading dan Shooting
C. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut penulis merumusan masalah
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar keterampilan sepakbola antara
kelompok siswa yang diajar melalui gaya mengajar resiprokal dan komamdo?
2. Apakah terdapat interaksi antara gaya mengajar dan kemampuan awal terhadap
hasil belajar keterampilan sepakbola?
3. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar keterampilan sepakbola antara siswa
yang diajar melalui gaya mengajar resiprokal dan gaya mengajar komando pada
siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi?
4. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar keterampilan sepakbola antara siswa yang diajar melalui gaya mengajar resiprokal dan gaya mengajar komando pada siswa yang memiliki kemampuan awal rendah?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas, maka dapat dirumuskan tujuan
penelitian sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan antara gaya mengajar resiprokal
dan gaya mengajar komando terhadap hasil belajar keterampilan sepakbola
2. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan interaksi antara gaya mengajar
Mochamad Iman Setiawahyu, 2014
PENGARUH GAYA MENGAJAR DAN KEMAMPUAN AWAL TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SEPAKBOLA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Untuk mengetahui perbedaan antara gaya mengajar resiprokal dan gaya
mengajar komando terhadap hasil belajar keterampilan sepakbola pada siswa
yang memiliki kemampuan awal tinggi
4. Untuk mengetahui perbedaan antara gaya mengajar resiprokal dan gaya
mengajar komando terhadap hasil belajar keterampilan sepakbola pada siswa
yang memiliki kemampuan awal rendah
E. Manfaat Penelitian 1. Secara Teoritis
Hasil penelitian ini bermanfat sebagai bahan kajian dalam:
a. Diharapkan dapat menjadi bahan informasi dan sumbangan bahan pemikiran
untuk kajian pendidikan jasmani maupun pelatihan mengenai pentingnya
penggunaan metode gaya mengajar pendidikan jasmani dan pemilihan gaya
mengajar yang cocok dalam menunjang peningkatan hasil belajar keterampilan
sepakbola.
b. Diharapkan dapat menjadi bahan rujukan untuk penelitian lebih lanjut bagi
pengembangan belajar mengajar.
2. Secara Praktis
a. Sebagai masukan kepada guru atau, pengajar untuk menggunakan gaya
mengajar yang paling efektif dan efisien dalam upaya meningkatkan hasil
belajar keterampilan siswa.
b. Sebagai masukan juga kepada para pembina ekstrakurikuler dalam menerapkan
suatu gaya mengajar jika dihadapkan pada siswa yang heterogen dalam upaya
meningkatkan kemampuan serta prestasi anak didiknya .
F. Batasan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan diatas, ruang lingkup
penelitian dibatasi pada pengaruh gaya mengajar dan kemampuan awal terhadap
hasil belajar keterampilan sepakbola.
Gaya mengajar yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah gaya
Mochamad Iman Setiawahyu, 2014
PENGARUH GAYA MENGAJAR DAN KEMAMPUAN AWAL TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SEPAKBOLA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
siswa diberikan kemungkinan untuk mengatur banyaknya ulangan dan kecepatan
dalam melakukan gerakan guru berperan sebagai pembimbing. Sedangkan gaya
mengajar komando mempunyai ciri yaitu guru sangat dominan, siswa dijadikan
sebagai objek pembelajaran. Materi pembelajaran yang diberikan yaitu teknik dasar
: (1) teknik menahan dan menendang bola, (2) teknik menggiring bola. (3) teknik
menyundul bola, (4) teknik menendang bola ke dalam gawang.
Tes keterampilan awal diukur dengan bentuk tes atau instrumen yang
digunakan untuk mengukur keterampilan sepakbola mengacu pada buku tes
pengukuran Nurhasan, (2007: 208) dan Vernon yang telah diteliti oleh (jam jam
2007: 46-47). Instrumen dimodifikasi jarak dan ukuranya di sesuaikan dengan
kemampuan sampel, tes ini menggukur kecakapan dan keretampilan bermain
sepakbola dan dapat digunakan untuk pengkelompokan pemain, juga dapat di
pergunakan sebagai dasar pemberian nilai pendidikan olahraga tersebut.
1. Tes Sepak Bola (Passing dan stopping).
2. Tes menggiring bola (Dribbling).
3. Tes memainkan bola dengan kepala (Heading).
4. Tes menembak/menendang ke sasaran (Shooting).
Secara oprasional penelitian ini melingkupi tiga variabel, yaitu (1) variabel
bebas aktif gaya mengajar resiprokal dan gaya mengajar komando. (2) variabel
terikat hasil belajar keterampilan sepakbola. (3) variabel bebas atribut, berupa
tingkat kemampuan awal siswa yang tinggi dan rendah.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan desain faktorial 2 x
2. varibel-variabel dalam penelitian ini terdiri atas dua variable bebas, yaitu gaya
mengajar dan kemampuan awal. Gaya mengajar adalah variabel aktif dan dibagi
menjadi dua klasifikasi, yaitu gaya mengajar resiprokal dan komando. Sedangkan
kemampuan awal termasuk ke dalam variabel bebas atribut dan dibagi menjadi dua
klasifikasi, yaitu tingkat kemampuan awal tinggi dan rendah. adapun variabel
terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar keterampilan sepakbola.
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah siswa putra kelas VII di
SMP Negeri 9 Bandung berjumlah 60 orang. Teknik pengambilan sampel dalam
Mochamad Iman Setiawahyu, 2014
PENGARUH GAYA MENGAJAR DAN KEMAMPUAN AWAL TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SEPAKBOLA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sebanyak 40 orang yang dijadikan sampel, sebagai kebutuhan dalam penelitian ini.
Kemudian penulis membagi ke 40 orang tersebut berdasarkan pendapat Verducci
(1980: 176), yaitu 50 % kelompok tinggi dan 50 % kelompok rendah. Dengan
demikian dalam setiap kelompok gaya mengajar terdapat 20 orang siswa yang
kemampuan awalnya tinggi dan rendah.
G. Penjelasan Istilah
Agar tidak terjadi penafsiran yang keliru, maka penulis paparkan secara lebih
oprasional menyangkut hal-hal sebagai berikut:
1. Gaya mengajar, Menurut Lutan (1999: 29) gaya mengajar (teaching style) sama
dengan strategi mengajar (teaching strategy), yakni siasat untuk menggiatkan
partisipasi siswa dalam melaksanakan tugas-tugas ajar”.
2. Kemampuan awal, Menurut Schmidt (1991: 255) berpendapat bahwa
“individual differences; the stable, enduring tendency for individuals to be different from each other in performance.” Artinya, perbedaan individu merupakan kecendrungan yang stabil atau permanen bagi setiap individu dalam
penampilannya yang berbeda satu sama lain.
3. Hasil belajar. Menurut Lutan (1988), yaitu “perubahan prilaku yang terjadi
sebagai akibat kegiatan belajar, dari kegiatan yang tidak terbiasa atau yang sifatnya baru bagi seseorang atau sekelompok subjek”.
4. Keterampilan. Menurut Lutan (1992: 95) yaitu “ sebagai indikator dari tingkat
kemahiran atau penguasaan suatu hal yang memerlukan gerak tubuh, juga dapat
dinyatakan untuk menggambarkan tingkat kemahiran seseorang dalam melakukan tugas”.
5. Teknik dasar, Menurut wiguna (2002: 2) yaitu “teknik dasar adalah kemampuan
untuk melakukan gerkan-gerakan atau melakukan suatu gerakan yang tidak
terlepas sama sekali dari satu olahraga permainan.
6. Sepakbola, Menurut Luxbacher, Joseph A. (2004: 89) dapat jelaskan sebagai
berikut:
Mochamad Iman Setiawahyu, 2014
PENGARUH GAYA MENGAJAR DAN KEMAMPUAN AWAL TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SEPAKBOLA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu b. Melompat dan meloncat.
c. Gerak tipu tanpa bola yaitu gerak tipu dengan badan. d. Gerakan-gerakan khusus untuk penjaga gawang.
2. Teknik dengan bola, yaitu semua gerakan-gerakan dengan bola, terdiri dari : a. Mengenal bola.
b. Menendang bola (shooting).
c. Menerima bola : menghentikan bola dan mengontrol bola. d. Menggiring bola (dribbling).
e. Menyundul bola (heading). f. Melempar bola (throwing). g. Gerak tipu dengan bola. h. Merampas atau merebut bola.
Mochamad Iman Setiawahyu, 2014
PENGARUH GAYA MENGAJAR DAN KEMAMPUAN AWAL TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SEPAKBOLA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian
a. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metoda experimen. Penggunaan metode
experimen ini disesuaikan dengan tujuan penelitian, yaitu ingin mengetahui hasil
yang akan diujicobakan, sehingga hubungan sebab akibat antara kelompok yang
satu dengan kelompok yang lainnya akan menjawab masalah penelitian yang
diajukan. Seperti yang diajukan Arikunto (2002: 3) sebagai berikut:
Eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminir atau mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang bisa mengganggu. Eksperimen selalu dilakukan dengan maksud untuk melihat akibat dari suatu perlakuan.
b. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan desain faktorial 2
x 2. Digunakan desain faktorial tersebut karena eksperimen dalam penelitian ini
melibatkan dua variabel independen (Metode gaya mengajar, dan kemampuan
awal) yang masing-masing terdiri dari dua taraf. Metode gaya mengajar (resiprokal
dan komando) dan kemampuan awal (tinggi dan rendah). Penentuan desain
faktorial 2 x 2 ini merujuk pada Kerlinger (1990: 390 - 420) seperti pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Desain Penelitian (Kerlinger, 1990: 390 - 420)
Gaya Mengajar (A)
Kemampuan awal (B)
Resiprokal
(Al)
Komando
(A2)
Tinggi (Bl) A1B1 A2B1
Rendah (B2) A1B2 A2B2
Mochamad Iman Setiawahyu, 2014
PENGARUH GAYA MENGAJAR DAN KEMAMPUAN AWAL TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SEPAKBOLA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Keterangan :
A = Gaya pembelajaran dibagi menjadi dua klasifikasi Al = Gaya mengajar Resiprokal
A2 = Gaya mcngajar Komando
B = Tingkat kemampuan awal dibagi menjadi dua klasifikasi Bl = Tingkat kemampuan awal tinggi
B2 = Tingkat kemampuan awal rendah
�A1Bl = Kelompok siswa yang memiliki tingkat kemampuan awal tinggi yang diajar dengan gaya mengajar resiprokal.
�A2B1 = Kelompok siswa yang memiliki tingkat kemampuan awal tinggi yang diajar dengan gaya mengajar komando.
�A1B2 = Kelompok siswa yang memiliki tingkat kemampuan awal rendah yang diajar dengan gaya mengajar resiprokal.
�A2B2 = Kelompok siswa yang memiliki tingkat kemampuan awal rendah yang diajar dengan gaya mengajar kemando.
B. Variabel Penelitian
Penelitian ini secara operasional terdiri dari variabel bebas (independen),
variabel atribut, dan variabel terikat (dependen). Variabel bebas adalah variabel
yang diberi perlakuan, yaitu gaya mengajar, yang terdiri; (a) gaya mengajar
resiprokal, dan (b) gaya mengajar komando. Variabel atribut (variabel bebas
sekunder yang tidak dimanipulasi) adalah kemampuan awal siswa, yang terdiri dari;
(a) kemampuan awal tinggi, dan (b) kemampuan awal rendah. Sedangkan variabel
terikatnya adalah hasil belajar keterampilan sepakbola.
C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi
Populasi merupakan individu atau objek yang memiliki sifat-sifat umum.
Dari populasi dapat diambil sejumlah data yang diperlukan untuk memecahkan
suatu masalah yang diteliti. Untuk lebih jelasnya Sujana (1996: 9) mengemukakan sebagai berikut: “ Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin baik hasil menghitung, maupun pengukuran, kuantitatif dan kualitatif, dari pada karakteristik
tertentu mengenai sekumpulan objek yang lengkap dan jelas”. Selanjutnya
Mochamad Iman Setiawahyu, 2014
PENGARUH GAYA MENGAJAR DAN KEMAMPUAN AWAL TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SEPAKBOLA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
penelitian”. Dari uraian tersebut, maka untuk kebutuhan dalam penelitian ini, penulis menentukan populasi adalah siswa kelas VII di SMP Negeri 9 Bandung
yang menggikuti extrakuliluler sepakbola yang berjumlah 60 siswa.
2. Sampel
Menurut Sugiyono (2010: 81), “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena
keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel
yang diambil dari populasi itu. Adapun pernyataan yang diungkapkan Arikunto
(2006:134), tentang penentuan sampel penelitian dikatakan bahwa:
Kebanyakan peneliti beranggapan bahwa semakin banyak sampel, atau semakin besar persentase sampel dari populasi, hasil penelitian akan semakin baik. Anggapan ini benar, tetapi tidak selalu demikian. Hal ini tergantung dari sifat-sifat atau ciri-ciri yang dikandung oleh subyek penelitian dalam populasi. Selanjutnya sifat-sifat atau ciri-ciri tersebut bertalian erat dengan homogenitas subyek dalam populasi.
Dari penjelasan tersebut, dapat digambarkan bahwa banyaknya sampel yang
digunakan dalam penelitian tidak selalu menghasilkan penelitian yang baik karena
hal tersebut tergantung dari sifat-sifat dan ciri-ciri yang terdapat pada subyek
penelitian yang akan dilakukan. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah
siswa kelas VII di sekolah SMP Negeri 9 Bandung yang menggikuti extrakuliluler
sepakbola yang berjumlah 60 siswa. Teknik pengambilan Sampel yang digunakan
dalam penelitian ini ditentukan dengan cara rendom assignment.
Berdasarkan penjelasan tersebut, penulis menentukan sampel dengan cara
mencari informasi mengenai karakteristik populasi yang sesuai dengan kebutuhan
dalam penelitian dan subjek yang diambil sebagai sampel benar-benar merupakan
subjek yang dibutuhkan peneliti dan dianggap mewakili populasi.
Selanjutnya untuk penggumpulan data penelitian melakukan
Mochamad Iman Setiawahyu, 2014
PENGARUH GAYA MENGAJAR DAN KEMAMPUAN AWAL TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SEPAKBOLA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Secara rendom ditetapkan 40 orang sempel dengan menggunakan teknik
rendom assignment.
2. Teknik pengambilan sampel yaitu teknik rendom assignment, ditetapkan 40
orang dari 60 siswa diambil sebagai sampel sesuai dengan ciri-ciri, sifat-sifat
atau karakteristik, yaitu siswa yang mengetahui teknik dasar passing, dribbling,
heading dan shooting.
3. Selanjutnya terhadap 40 orang siswa tersebut dilakukan tes awal, yaitu untuk
memper oleh tingkat keterampilan awal tinggi dan rendah terhadap
masing-masing siswa.
4. Setelah mendapatkan data tersebut, peneliti membuat daftar ranking dari
pertama hingga akhir dan mendata dari yang tertinggi dan terrendah.
5. Kemudian penulis membagi ke 40 orang tersebut berdasarkan pendapat
Verducci (1980: 176), yaitu 50% kelompok tinggi dan 50% kelompok rendah.
Dengan demikian dalam setiap kelompok gaya mengajar terdapat 20 orang
siswa yang mempunyai kemampuan awal tinggi dan rendah. Selanjutnya dibagi
kelompok ditentukan perlakuan yang menggunakan gaya mengajar resiprokal
10 orang, yaitu dua kelompok (tinggi dan rendah), dan untuk gaya mengajar
komando 10 orang, yaitu dua kelompok (tinggi dan rendah). mengdistribusikan
siswa-siswanya dengan cara dari hasil rengking yang bernomor ganjil diajar
dengan gaya resiprokal dan yang bernomor genap diajar dengan gaya komando.
Berikut pembagian sampel ke dalam dua kelompok penelitian dapat dilihat pada
Tabel 3.2.
Tabel 3.2
Pembagian Kelompok Penelitian
Gaya Mengajar (A)
Kemampuan Awal (B)
Resiprokal
A1
Komando
A2 Jumlah
TINGGI B1 10 10 20
RENDAH B2 10 10 20
Mochamad Iman Setiawahyu, 2014
PENGARUH GAYA MENGAJAR DAN KEMAMPUAN AWAL TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SEPAKBOLA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengukur kemampuan awal dan
hasil belajar keterampilan sepakbola mengacu pada buku tes pengukuran Nurhasan,
(2007: 208) dan buku Vernon (2007: 46-47). Tes ini menggukur kecakapan dan
keretampilan bermain sepakbola. Dari kedua buku tersebut peneliti memodifikasi
instrumen, karena tes penggukur yang di buat Nurhasan dan Vernon. ditujukan
untuk mahasiswa (dewasa) maka untuk kepentingan penelitian penulis diadakan
modivikasi tes penggukuran agar sesuai dengan sampel eksperimennya yaitu (siswa
SMP 12-13 th), dengan mengubah jarak sasaran, media alat sasaran dan keteria
testi, untuk mengukur kemampuan awal siswa terhadap hasil belajar keterampilan
sepakbola.
1. Tes Sepak Bola (Passing dan stopping)
Tujuan : “menggukur keterampilan dan gerak kaki dalam menyepak dan menahan bola”.
Alat yang digunakan :
1. Bola 2 buah.
2. Stop Watch.
3. Bangku Swedia atau meja sekolah 1 buah.
4. Kapur atau cat untuk garis tanda.
Petunjuk Pelaksanaan :
1. Testee berdiri di belakang garis tembak yang berjarak 1,5 meter dari
sasaran/papan, boleh dengan posisi kaki kanan siap menembak ataupun
sebaliknya.
2. Pada aba-aba “Ya” testee mulai menyepak bola ke papan/sasaran dan
menahanya kembali dengan kaki kanan maupun sebaliknya di belakang garis
tembak yang akan menyepak bola berikutnya.
Mochamad Iman Setiawahyu, 2014
PENGARUH GAYA MENGAJAR DAN KEMAMPUAN AWAL TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SEPAKBOLA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4. Apabila bola keluar dari daerah sepakan, maka testee menggunakan bola
cadanggan yang telah di sediakan.
Gerakan tersebut dinyatakan gagal apabila :
1. Bola ditahan di depan garis sepak yang akan menyepak bola.
2. Tidak menahan bola dan menyepak bola terus menerus.
Cara Menskor :
1. Jumlah menyepak dan menahan bola yang sah, selama 30 detik.
2. Hitung 1, diperoleh dari satu kali kegiatan menendang bola yang sah.
Agar lebih jelas lihat Gambar 3.1.
Gambar 3. 1
Diagram Lapangan Tes Sepak Tahan Bola (Vernon, 2007: 46-47)
2. Tes memainkan bola dengan kepala (Heading)
Tujuan: Mengukur keterampilan dan gerak kepala serta keseimbangan anggota
badan dalam memainkan bola.
Alat yang digunakan :
1. Bola.
2. Stop Watch.
Petunjuk pelaksanaan :
1. Pada aba-aba “ya” testee berdiri bebas dengan bola berada dalam penguasaan
tangannya.
Papan pantul
pap
an p
antu
l
Daerah Tendangga
n 1,5 M
Mochamad Iman Setiawahyu, 2014
PENGARUH GAYA MENGAJAR DAN KEMAMPUAN AWAL TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SEPAKBOLA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Pada aba-aba “ya” testee melempar bola ke atas kepalanya dan kemudian
memainkan bola tersebut dengan dahi.
3. Lakukan kegiatan ini ditempat selama 30 detik.
4. Apabila bola jatuh, maka testee mengambil bola itu dan memainkanya kembali
di tempat bola tersebut diambil.
Gerakan tersebut dinyatakan gagal bila :
1. Testee memainkan bola tidak dengan dahi.
2. Dalam memainkan bola, testee berpindah-pindah tempat.
Cara menskor :
1. Skor adalah jumlah bola yang dimainkan dengan dahi yang sah (benar), selama
30 detik. Agar lebih jelas lihat Gambar 3.2.
Gambar 3. 2
Diagram Tes Memainkan Bola Dengan Dahi (Kepala) (Nurhasan, 2007: 210)
3. Tes menggiring bola (Dribbling)
Tujuan : Menggukur keterampilan, kelincahan, dan kecepatan kaki
dalam memainkan bola.
Alat yang digunakan :
1. Bola.
2. Stop Watch.
3. 6 buah rintangan ( tongkat/Corong).
4. Tiang bendera.
5. Kapur.
Mochamad Iman Setiawahyu, 2014
PENGARUH GAYA MENGAJAR DAN KEMAMPUAN AWAL TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SEPAKBOLA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Sebelum melakukan tes, testee berdiri dengan bola di belakang garis start.
Setelah aba-aba “ya”, testee menggiring bola mulai ke arah kiri melewati
rintangan pertama dan berikutnya menuju rintangan berikutnya sesuai
dengan arah panah yang telah ditetapkan sampai ia melewati garis finish.
2. Salah arah dalam menggiring bola, ia harus mrmperbaikinya tanpa
menggunakan anggota badan selain kaki dimana melakukan kesalahan dan
selama itu pula stop watch tetap jalan.
3. Menggiring bola dilakukan oleh kaki kanan dan kaki kiri bergantian, atau
minimal salah satu kaki pernah menyentuh bola satu kali sentuhan.
4. Testee diberikan kesempatan dua kali.
Gerakan tersebut dinyatakan gagal apabila :
1. Testee menggiring bola hanya dengan menggunakan satu kaki saja
2. Testee menggiring bola tidak sesuai dengan arahan panah atau tidak
melewati rintangan.
3. Testee menggunakan anggota badan selain kaki pada saat menggiring bola.
Cara mensekor :
1. Waktu yang ditempuh oleh testee dari aba-aba “ya” sampai melewati garis
finish. Waktu dicatat yang terbaik dari dua kali percobaan tersebut merupakan
perolehan skor testee. Agar lebih jelas lihat gambar 3.3 dihalaman berikut.
3 M
Mochamad Iman Setiawahyu, 2014
PENGARUH GAYA MENGAJAR DAN KEMAMPUAN AWAL TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SEPAKBOLA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3. 3
Diagram Tes Menggiring Bola (Nurhasan, 2007: 212)
4. Tes menembak/menendang ke sasaran (Shooting)
Tujuan : Menggukur keterampilan, ketepatan dan kecepatan gerak kaki dalam
menyepak bola ke sasaran.
Alat yang digunakan :
1. Bola.
2. Stop Watch.
3. Gawang.
4. Nomor-nomor.
5. Tali.
Petunjuk Pelaksanaan :
1. Testee berdiri di belakang bola yang diletakan pada sebuah titik berjarak 11 m
di depan gawang/sasaran (penalti).
2. Tidak ada aba-aba dari testee.
3. Pada saat kaki testee mulai mendorong bola, maka stop watch dijalankan dan
berhenti saat bola mengenai/kena sasaran.
4. Testee diberi 3 (tiga) kali kesempatan.
Gerakan tersebut dinyatakan gagal apabila :
1. Bola keluar dari daerah sasaran.
Menempatkan bola tidak pada jarak 11 dari sasaran.
Cara Menskor :
1. Jumlah sekor dan waktu yang ditempuh bola pada sasaran dalam tiga kali
kesempatan.Bila bola hasil tendangan mengenai tali pemisah skor pada sasaran,
maka diambil skor terbesar dari kedua sasaran tersebut. Agar lebih jelasnya lihat
Mochamad Iman Setiawahyu, 2014
PENGARUH GAYA MENGAJAR DAN KEMAMPUAN AWAL TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SEPAKBOLA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
11 M
Gambar 3. 4
Diagram Lapangan Tes Menembak Bola ke Sasaran (Nurhasan, 2007: 214)
E. Uji Coba Instrumen
Agar diperoleh hasil penelitian yang akurat dibutuhkan instrumen yang
memenuhi syarat, yaitu validitas dan reliabilitas tes.
1.Validitas instrumen
Validitas instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas
konstruk. Menurut Maksum (2012; 112) pada dasarnya validitas konstruk “sejauh
mana suatu alat ukur memiliki kejelasan dimensi, konsep atau dasar teoretis. Untuk
dapat melakukan validitas konstruk, suatu tes perlu diujicobakan di lapangan.
Untuk mengetahui apakah instrumen dan substansi yang akan dikur telah
mewakili muatan yang akan diukur, maka perlu dilakukan validasi yaitu melakukan
penghitungan validitas instrumen menggunakan teknik signifikasi daya pembeda
pada taraf kepereayaan ∝ = 0,05.
Hasil validitas instrumen keterampilan sepakbola yaitu:
1. Tes Sepak Bola (Passing dan stopping)
Tes passing dan stoping menggunakan media dua papan pantul, memiliki
validitas tes 0,69.
2. Tes memainkan bola dengan kepala (Heading)
Mochamad Iman Setiawahyu, 2014
PENGARUH GAYA MENGAJAR DAN KEMAMPUAN AWAL TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SEPAKBOLA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Tes menggiring bola (Dribbling)
Tes Dribbling, memiliki validitas tes 0,89.
4. Tes menembak/menendang ke sasaran (Shooting)
Tes Shooting, memiliki validitas tes 0,52.
2. Reliabilitas instrumen
Menurut pendapat Safrit (1986: 130) bahwa " reliabilitas instrumen menunjukkan konsistensi suatu alat ukur dalam mengukur gejala yang sama”. Artinya, suatu tes dikatakan reliabel jika setiap pengukurarmya yang dilakukan
akan memberikan hasil yang konsisten atau stabil. Upaya yang dilakukan untuk
melihat reliabilitas tes, yaitu mengadakan penghitungan korelasi antara tes pertama
dengan pengulangarmya (test re-test).
Hasil relibilitas instrumen keterampilan sepakbola yaitu:
1. Tes Sepak Bola (Passing dan stopping)
Tes passing dan stoping menggunakan media dua papan pantul, memiliki
relibilitas tes 0,81.
2. Tes memainkan bola dengan kepala (Heading)
Tes Heading, memiliki relibilitas tes 0,68.
3. Tes menggiring bola (Dribbling)
Tes Dribbling, memiliki relibilitas tes 0,22.
4. Tes menembak/menendang ke sasaran (Shooting)
Tes Shooting, memiliki dan relibilitas tes 0,68.
F. Langkah-langkah Penelitian
1. Populasi penelitian, yaitu siswa SMP Negeri 9 bandung klas VII yang
menggikuti extrakulikuler sepakbola 60 orang.
2. Secara rendom assignment menetapkan sempel berjumlah 40 orang.
3. Mengadakan tes kemampuan awal, untuk menggetahui kemampuan awal tinggi
dan rendah.
4. Pembagian kelompok menggunakan pendapat Verducci (1980: 176), yaitu 50%
Mochamad Iman Setiawahyu, 2014
PENGARUH GAYA MENGAJAR DAN KEMAMPUAN AWAL TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SEPAKBOLA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5. Mengadakan perlakuan, yaitu menggunakan gaya mengajar resiprokal dan
komando selama 16 pertemuan atau 2 bulan.
6. Setelah perlakuan diberikan, diadakan tes akhir untuk melihat pengaruh
penggunaan gaya mengajar dan kemampuan awal terhadap hasil keterampilan
sepakbola.
7. Dari data yang diperoleh, kemudian diolah dan dianalisis.
8. Membuat laporan akhir hasil penelitian.
Agar lebih jelas, Langkah-langkah penelitian yang penulis tempuh dapat
dilihat pada Gambar 3.5.
Gambar 3.5
Langkah-langkah penelitian
G. Pelaksanaan Kegiatan Penelitian
Penelitian dilakukan terhadap siswa kelas VII SMP Negeri 9 Bandung.
Penelitian dilaksanakan di lapang pamoyanan YPI dan lapang lokomotif. Waktu
penelitian dilakukan dua bulan jumlah pertemuan perlakuannya adalah 16 kali, lalu POPULASI
Tes Awal
Kelompok A Gaya Mengajar
Resiprokal
Sampel
Kelompok B Gaya Mengajar
Komando
Tes akhir
Mochamad Iman Setiawahyu, 2014
PENGARUH GAYA MENGAJAR DAN KEMAMPUAN AWAL TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SEPAKBOLA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tes awal dan, tes akhir dalam setiap pertemuan perlakuan waktunya adalah 2 x 45
menit (90 menit).
Lamanya perlakuan pada penelitian ini adalah 6 minggu, pada bulan September
s/d November 2013. Perlakuan dilaksanakan pada kegiatan ekstrakurikuler dengan
masing-masing kelompok sebanyak 16 kali frekuensi perlakuan 3 kali dalam satu
minggu yaitu hari senin, selasa, dan sabtu.
Sedangkan data diambil 3 kali pertemuan untuk pengambilan tes awal (pre-test)
dan tes akhir (pos-ttest) 3 kali pertemuan, jumlah pertermuan untuk perlakuan
(treatment) adalah 16 kali pertemuan. Mengenai jumlah perlakuan ini penulis
mengacu pada pendapat Yudiana (2010: 128) yang mengemukakan bahwa “proses
pemberian perlakuan pada pelaksanaan penelitian secara intensif sejumlah 16
pertemuan pembelajaran.” Dengan demikian jumlah pertemuan untuk perlakuan
pembelajaran sebanyak 16 kali penulis rasa bisa dilakukan dalam penelitian ini.
Agar lebih terarah dalam memberikan perlakuan selama pelaksanaan penelitian,
dalam hal ini penulis membuat rancangan yaitu: 1) Rancangan jadwal pelaksanaan
penelitian yang akan dilakukan pada Tabel 3.3, 2) Program pembelajaran sepakbola
dengan gaya menggajar komando dan resiprokal pada Tabel 3.4. 3) Perbedaan
oprasional pembelajaran antara gaya menggajar komando dan resiprokal pada
Tabel 3.5. 4) Agar lebih terarah penulis membuat Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) perlakuan atau eksperimen pada sampel secara lebih rinci.
Mochamad Iman Setiawahyu, 2014
PENGARUH GAYA MENGAJAR DAN KEMAMPUAN AWAL TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SEPAKBOLA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.4.
Program pembelajaran sepakbola dengan gaya menggajar Komando dan Resiprokal
Gaya Menggajar Komando Gaya Menggajar Resiprokal Perte dengan temannya di tempat 5 menit, dengan aba-aba dan pengawasan pembina/guru. - Melakukan pembelajaran
sepakbola dengan jarak sekitar 2 meter. Dan Siswa saling berhadapan. dengan pola 4 - 1.1 dan diawasi oleh pembina/guru.
- Melakukan pembelajaran sepakbola dengan pola persegi empat, dan pola yang di arahkan oleh pembina/guru
- Tes Akhir ( keterampilan sepakbola ) sekitar 2 meter. Dan Siswa saling berhadapan. dengan persegi empat, dan pola yang di arahkan oleh pembina dan pengamat secara bergantian saling mengkoreksi. - Melakukan pembelajaran
sepakbola dengan pola dan di amati oleh pengamat secara bergantian.
- Tes Akhir ( keterampilan sepakbola )
Tabel 3.5
Perbedaan oprasional pembelajaran antara gaya menggajar Komando dan Resiprokal
1. Memimpin berdo’a dan cek siswa.
Guru
Mochamad Iman Setiawahyu, 2014
PENGARUH GAYA MENGAJAR DAN KEMAMPUAN AWAL TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SEPAKBOLA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Pendahuluan
2. Mengarahkan Pemanasan. 3. Menyampaikan tujuan
pembelajaran.
4. Menjelaskan dan memberikan tugas gerak dan polanya ( dimana mempelajarinya, dengan siapa ).
5. Cek pemahaman teknik dasar sepakbola yang harus gerak dan pola yang harus dilakukan selama PBM. tugas gerak dan polanya ( dimana mempelajarinya, dengan siapa ).
5. Cek pemahaman teknik dasar sepakbola yang harus gerak dan pola yang harus dilakukan selama PBM.
1. Melakukan seluruh tugas yang telah dijelaskan sebelumnya. 2. Jika memiliki kesulitan,
tanyakan kepada pasangan yang berperan sebagai pengamat.
Mochamad Iman Setiawahyu, 2014
PENGARUH GAYA MENGAJAR DAN KEMAMPUAN AWAL TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SEPAKBOLA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Jika tidak dapat menjawab /
memecahkan tentang
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )
Sekolah : SMP Negeri 9 Bandung. Mata Pelajaran : Sepakbola
Kelas : VII ( Tujuh ) Semester : 1 ( Satu )
Standar Kompetensi :Memperaktekan gerak dasar Passin dan stopping, dribbling, heading, shooting dalam bentuk sederhana dalam permainan sepakbola.
Kompetensi Dasar :Mempraktikkan keterampilan bermain Passin dan stopping, dribbling, heading, shooting dalam permainan sepakbola.
Indikator : 1. Siswa melakukan teknik dasar Passing dan stopping, dribbling, heading, shooting berpasangan dan
berkelompok dengan menggunakan kaki
bagian dalam, kaki bagian luar dan punggung kaki dengan koordinasi yang baik.
2. Melakukan variasi dan kombinasi teknik dasar Passing dan stopping, dribbling, heading, shooting berpasangan dan berkelompok menggunakan kaki bagian dalam, kaki bagian luar dan punggung kaki dengan koordinasi yang baik
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit. ( 3 Pertemuan )
A. Tujuan Pembelajaran :
1. Siswa dapat melakukan teknik dasar Passing dan stopping, dribbling, heading, shooting berpasangan dan berkelompok dengan menggunakan kaki bagian dalam, kaki bagian luar dan punggung kaki dengan koordinasi yang baik.
Mochamad Iman Setiawahyu, 2014
PENGARUH GAYA MENGAJAR DAN KEMAMPUAN AWAL TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SEPAKBOLA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
berkelompok menggunakan kaki bagian dalam, kaki bagian luar dan punggung kaki dengan koordinasi yang baik.
B. Materi Pembelajaran :
Passing dan stopping, dribbling, heading, shooting dalam permainan sepakbola.
C. Metode Pembelajaran :
Command Teaching Style (Gaya Mengajar Komando) dan Reciprokal Teaching Style (Gaya Mengajar Resiprokal)
Drill Passing dan stopping, dribbling, heading, shooting secara dinamis dan statis
D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Pertemuan ke 1 sampai 3
1.Kegiatan Pendahuluan (15 menit)
Berbaris, berdoa, apersepsi, motivasi dan penjelasan tujuan pembelajaran.
Pemanasan secara umum
Berlari mengelilingi lapangan sepakbola
Pemanasan khusus sepakbola dalam bentuk permainan
2.Kegiatan Inti (80 menit) Gaya Mengajar Komando *Guru Sebagai Pembimbing dan Mengkoreksi Siswa*
Penjelasan cara melakukan latihan teknik dasar Passing dan stopping, dribbling, heading, shooting berpasangan dan berkelompok dengan menggunakan kaki bagian dalam, kaki bagian luar dan punggung kaki dengan koordinasi yang baik.
Melakukan latihan teknik dasar Passing dan stopping, dribbling, heading, shooting berpasangan dan berkelompok dengan menggunakan kaki bagian dalam, kaki bagian luar dan punggung kaki dengan koordinasi yang baik.
Penjelasan cara melakukan latihan variasi dan kombinasi teknik dasar Passing dan stopping, dribbling, heading, shooting berpasangan dan berkelompok menggunakan kaki bagian dalam, kaki bagian luar dan punggung kaki dengan koordinasi yang baik. Melakukan latihan variasi dan kombinasi teknik dasar Passing dan
Mochamad Iman Setiawahyu, 2014
PENGARUH GAYA MENGAJAR DAN KEMAMPUAN AWAL TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SEPAKBOLA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Kegiatan Inti (80 menit) Gaya Mengajar Resiprokal
*Guru Sebagai Pembimbing Siswa*
1. SISWA ( PELAKAU )
Melakukan latihan teknik dasar Passing dan stopping, dribbling, heading, shooting berpasangan dan berkelompok dengan menggunakan kaki bagian dalam, kaki bagian luar dan punggung kaki yang telah dijelaskan sebelumnya
Melakukan latihan variasi dan kombinasi teknik dasar Passing dan stopping, dribbling, heading, shooting berpasangan dan berkelompok menggunakan kaki bagian dalam, kaki bagian luar dan punggung kaki yang telah dijelaskan sebelumnya
Jika mengalami kesulitan, tanyakan kepada pasangan yang berperan sebagai pengamat.
Menerima umpan balik yang diberikan oleh pengamat.
2. SISWA ( PENGAMAT )
Memperhatikan tugas gerak yang dilakukan pelaku dan membandingkan dengan kriteria, gambar, dan contoh yang diperagakan guru pada awal pertemuan.
Memberikan umpan balik, koreksi, dan menunjukan kesalahan apabila pelaku melakukannya.
Jika tidak dapat memecahkan tentang kesalahan pelaku, konsultasikan langsung kepada pembimbing/guru.
Setelah pelaku selesai melakukan latihan, lalu berganti peran. 4. Kegiatan Penutup (10 menit)
Pendinginan (colling down)
Evaluasi, diskusi dan tanya-jawab proses pembelajaran yang telah dipelajari
Berbaris dan berdoa 5. Sumber Belajar
Dini Rosdiani,M.Pd (2013) Perencanaan Dalam Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Bandung : Alfabeta,CV
Mochamad Iman Setiawahyu, 2014
PENGARUH GAYA MENGAJAR DAN KEMAMPUAN AWAL TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SEPAKBOLA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu H. Pengolahan dan Analisis Data
Dalam melakukan pengolahan dan analisis data penelitian, dilakukan langkah – langkah sebagai berikut:
1. Uji Coba instrumen
Sebelum melakukan pengolahan dan analisis data, terlebih dahulu
mengadakan uji coba instrumen yang akan digunakan sebagai alat ukur, yaitu
mengadakan penghitungan validitas dan relibilitas tes.
a. Penghitungan validitas. Menggunakan pendekatan signifikansi daya pembeda
uji “t” dengan batas kritis nilai
t
tabel pada taraf signifikan α = 0,05 dengan dk =(
n
1 +n
2 -2 ), jika :t
hitung ≥ ttabel maka perbedaan tersebut signifikan, artinya valid, atau.t
hitung ˂ dari ttabel maka perbedaan tersebut tidak signifikan, artinya tidak valid.b. Penghitungan reliabilitas. Menggunakan pendekatan korelasional, yaitu
mengkorelasikan hasil tes pertama dengan pengulangannya (test re-test).
2. Menganalisis data.
Setelah data keterampilan sepakbola terkumpul, langkah selanjumya adalah
mengolah dan menganalisis data tersebut menggunakan pendekatan statistika.
Langkah-langkah pengolahan dan analisis data adalah sebagai berikut:
1. Data tes hasil belajar keterampilan sepakbola yang telah terkumpul diolah dan
dianalisis dengan statistik, antara lain dilakukan penghitungan nilai rata-rata,
standar deviasi dan pengujian persyaratan normalitas dari distribusi skor dengan
menggunakan Uji Liliefors.
2. Melakukan pengujian homogenitas beberapa varians dengan menggunakan uji
Bartlett. Tujuan uji homogenitas data ini adalah untuk mengetahui bahwa data
yang diperoleh berasal dari sampel yang homogen atau tidak.
3. Melakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan teknik analisis varians