Agiana Mahera, 2014
Dampak persepsi siswa tentang pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan terhadap motivasi belajar
DAMPAK PERSEPSI SISWA TENTANG PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN
TERHADAP MOTIVASI BELAJAR
(Studi Deskriptif pada Siswa Kelas XI IPA SMAN 1 Kawali)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Oleh
Agiana Mahera 0901656
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Agiana Mahera, 2014
Dampak persepsi siswa tentang pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan terhadap motivasi belajar
2014
DAMPAK PERSEPSI SISWA TENTANG PENDIDIKAN
JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN
TERHADAP MOTIVASI BELAJAR
Oleh
Agiana Mahera
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
© Agiana Mahera 2014
Universitas Pendidikan Indonesia
Januari 2014
Agiana Mahera, 2014
Dampak persepsi siswa tentang pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan terhadap motivasi belajar
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
AGIANA MAHERA
0901656
DAMPAK PERSEPSI SISWA TENTANG PENDIDIKAN
JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN
TERHADAP MOTIVASI BELAJAR
(Studi Deskriptif pada Siswa Kelas XI IPA SMAN 1 Kawali)
Disetujui dan disahkan oleh pembimbing:
Pembimbing I
Prof. Dr. BeltasarTarigan, MS. AIFO NIP. 195603031983031005
Pembimbing II
SufyarMudjianto, M. Pd NIP. 197503222008011005
Agiana Mahera, 2014
Dampak persepsi siswa tentang pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan terhadap motivasi belajar
Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Agiana Mahera, 2014
Agiana Mahera, 2014
Dampak persepsi siswa tentang pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan terhadap motivasi belajar
yang Mempengaruhi Motivasi Belajar ... 21 4... Fungsi
aitan Persepsi dengan Motivasi Belajar ... 28
BAB III METODE PENELITIAN ... 34 dan Langkah-lengkah Penelitian... 35 1... Desain
Agiana Mahera, 2014
Dampak persepsi siswa tentang pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan terhadap motivasi belajar
Agiana Mahera, 2014
Dampak persepsi siswa tentang pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan terhadap motivasi belajar
Agiana Mahera, 2014
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Harus kita sadari betapa pentingnya pendidikan, pendidikan merupakan
langkah awal untuk meningkatan sumber daya manusia. Betapa penting peranan
pendidikan didalam kehidupan kita. Pendidikan jasmani merupakan pendidikan
formal yang ada di sekolah. Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan
merupakan suatu bagian yang tidak terpisahkan dari pendidikan umum yang
melibatkan interaksi antara guru dengan siswa, serta siswa dengan siswa. Perlu
kita ketahui pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan pendidikan
yang mencakup aspek afektif (sikap), kognitif (pengetahuan) dan psikomotor
(gerak). Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan pendidikan sangat
lengkap sekali karena mencakup berbagai aspek baik gerak, sikap, maupun
pengetahuan, semuanya terdapat dalam pembelajaran pendidikan jasmani.
“Pendidikan jasmani adalah proses pendidikan melalui aktivitas jasmani, permainan atau olahraga yang terpilih untuk mencapai tujuan pendidikan”
(Mahendra, 2009:21). Berdasarkan kutipan tersebut, pendidikan jasmani tak lain
merupakan suatu proses belajar untuk bergerak, dan belajar melalui gerak.
Pendidikan Jasmani tidak hanya ditujukan untuk pembangunan fisik tetapi juga
mencakup pengembangan individu secara menyeluruh.
Betapa pentingnya pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan dalam
memelihara dan meningkatkan kesehatan serta kebugaran jasmani, sebagai proses
pembelajaran melalui kegiatan fisik yang dirancang untuk meningkatkan
kebugaran fisik, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan, perilaku
hidup sehat, sportif, dan kecerdasan emosional.
Salah satu mata pelajaran yang ada di sekolah adalah pendidikan jasmani
dimana pendidikan jasmani merupakan mata pelajaran yang wajib diikuti oleh
merubah tingkah laku siswa di sekolah. Karena pendidikan itu adalah proses
merubah individu dari tadinya tidak bisa menjadi bisa perubahan sikap menjadi
lebih baik.
Tujuan dari pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan
diantaranya harus mencakup 3 aspek, diantaranya yaitu: Aspek kognitif
(pengetahuan intelektual), aspek afektif (sikap sosial), dan psikomotor
(keterampilan gerak). Ketiga bagian tersebut menjadi kegiatan belajar mengajar
pendidikan jasmani di sekolah. Menurut Tarigan (2012:32) dalam buku
Optimalisasi Pendidikan Jasmani dan Olahraga Berlandaskan Ilmu Faal Olahraga
menyatakan :
Pendidikan jasmani yaitu mengembangkan pribadi manusia secara utuh baik manusia sebagai mahluk individu, sosial, religius dan secara oprasional bertujuan meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan siswa secara maksimal yang meliputi perkembangan pengetahuan, kerjasama, penalaran, emosional, sikap sportif, menghargai perbedaan, keterampilan, kesehatan, kebugaran jasmani bahkan meningkatkan perkembangan inteligensia.
Berdasarkan kutipan di atas bahwa pendidikan jasmani mempunyai manfaat
yang sangat besar pada diri individu siswa, bukan hanya mengembangkan
kemampuan fisik saja tetapi juga mengembangkan kemampuan inteligensia,
karena itulah pendidikan jasmani kesehatan dan olahraga di sekolah sangat
penting, sehingga siswa harus mempunyai kesadaran sendiri akan pentingnya
pendidikan jasmani di sekolah.
Keberadaan pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di sekolah bukan
hanya membentuk, aspek afektif, kognitif dan psikomotor saja, akan tetapi lewat
pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan beban mental siswa-siswi di sekolah
dapat berkurang. Pendidikan jasmani memang merupakan pendidikan sesuai
dengan kebutuhan siswa siswi di sekolah, dimana materi pembelajaran
disesuaikan dengan tingkat pertumbuhan siswa siswi di sekolah. Di dalamnya
siswa dapat belajar sambil bergembira melalui penyaluran hasratnya untuk
pertumbuhannya, makin besar bagi kualitas pertumbuhan itu sendiri. Menurut
(Bonhauser dkk, 2005; DSR, 2006; Chatzisarantis, 2007) dalam buku optimalisasi
pendidikan jasmani dan olahraga berlandaskan ilmu faal olahraga yang di kutip
Tarigan (2012:76) menyatakan bahwa, “ sumbangan pendidikan jasmani terhadap
sistem pendidikan disekolah dapat meningkatkan kemampuan konsentrasi dan
memacu perkembangan kemampuan akademik dan perkembangan kognitif
siswa.”
Karena pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan pendidikan
melalui aktivitas gerak, semakin terpenuhi kebutuhan akan gerak dalam
masa-masa pertumbuhannya, semakin besar kualitas pertumbuhanya. Lewat gerak siswa
dapat meluapkan ekspresi, kegembiraan, baik terhadap diri sendiri maupun orang
lain. Tentunya para siswa di sekolah sudah tidak asing dengan keberadaan
pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan karena sudah diajarkan mulai dari
jenjang SD, SMP dan SMA. Berdasarkan pengalaman pendidikan jasmani
olahraga dan kesehatan siswa-siswi di sekolah, tentunya siswa-siswi tersebut akan
memperoleh berbagai ungkapan yang erat kaitanya dengan kesan pribadi, kesan
pribadi ini dapat menimbulkan bermacam persepsi dan motivasi dalam mengikuti
pembelajaran pendidikan jasmani kesehatan dan olahraga di sekolah. Tergantung
dari pengalaman masing-masing individu di sekolah.
Sehingga yang peneliti rasakan berdasarkan pengalaman ketika PPL
(Program Pengalaman Lapangan) pembelajaran pendidikan jasmani kesehatan dan
olahraga, pada kenyataanya mengalami hambatan pada waktu mengajar, misalnya
ketika pembelajaran atau materi pembelajaran yang kurang diminati siswa di
sekolah, beberapa orang dari mereka selalu ada yang pura-pura sakit, tidak hadir
tanpa adanya keterangan yang jelas, atau tidak membawa baju olahraga tidak
mengikuti pembelajaran sebagaimana mestinya, karena berbagai alasan yang tidak
jelas, diantaranya ketakutan siswa dalam melakukan pembelajaran, takut terhadap
bola atau bahkan takut terhadap guru mata pelajaran tersebut sehingga di temukan
kesulitan dalam meningkatkan persepsi dan motivasi siswa dalam pembelajaran
Berdasarkan hasil wawancara terhadap guru mata pelajaran pendidikan
jasmani olaharaga dan kesehatan di SMA Negeri 1 Kawali menyatakan bahwa
disetiap kelas pasti selalu ada siswa yang beralasan tidak mengikuti pembelajaran
pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di sekolah karena alasan yang tidak
jelas seperti pura-pura sakit, bahkan mereka selalu berasumsi karena penjas bukan
mata pelajaran eksak di sekolah, jadi terkadang mereka menomorduakan
pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan. Berdasarkan hasil
wawancara mengenai pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di
sekolah SMA Negeri 1 Kawali peneliti menemukan kendala persepsi dan motivasi
mereka terhadap pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan.
Padahal harusnya mereka mengetahui bahwa pendidikan jasmani itu memberikan
banyak manfaat sebagaimana yang dijelaskan Mahendra (2009:7) bahwa
“Pendidikan jasmani pada hakekatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktifitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam
kualitas individu baik dalam hal fisik, mental, serta emosional.”
Pada materi-materi pelajaran olahraga tertentu, motivasi siswa kurang untuk
mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani kesehatan dan olahraga. Karena
pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan sebagai mata pelajaran yang
diwajibkan di sekolah, takutnya siswa melakukan pembelajaran pendidikan
jasmani olahraga dan kesehatan hanya mengikuti pembelajaran, bukan karena
adanya pemahaman dan kemauan sendiri akan pentingnya pembelajaran
pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan. Hal seperti ini jika terus dibiarkan
dapat menjadi dampak yang negatif terhadap pembelajaran pendidikan jasmani
olahraga dan kesehatan. Bahkan hal ini dapat menjadi bumerang bahwa
berolahraga itu bukan hal penting. Karena pemahaman pendidikan jasmani
olahraga dan kesehatan dimulai dari pemahaman di sekolah sejak usia dini.
Karena itulah pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan ada di
sekolah. Pemahaman serta pengalaman terhadap pendidikan jasmani olahraga dan
kesehatan menghasilkan persepsi. Menurut Chaplin (2004:358) mengemukakan
(1) Proses mengetahui atau mengenali objek dan kejadian objektif dengan bantuan indera, (2) Kesadaran dari proses-proses organis, (3) (Titchener) satu kelompok penginderaan dengan penambahan arti-arti yang berasal dari pengalaman di masa lalu, (4) variabel yang menghalangi atau ikut campur tangan, berasal dari kemampuan organisasi untuk melakukan pembedaan diantara perangsang-perangsang, (5) kesadaran intuitif mengenai kebenaran langsung atau keyakinan yang serta merta mengenai sesuatu.
Proses mengetahui atau mengenali objek dengan bantuan indera ini
dirasakan ketika siswa terjun langsung dalam pembelajaran pendidikan jasmani
olahraga dan kesehatan. Lewat pengalaman mereka dapat merasakan sendiri
bagaimana pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di sekolah.
Guru adalah penentu keberhasilan suatu pendidikan di sekolah. Namun
pada kenyataanya mata pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan
masih belum sesuai dengan apa yang diharapkan. Baik tidaknya, berhasil tidaknya
pendidikan jasmani olahraga kesehatan di sekolah, faktor yang mempengaruhi
siswa mengikuti pembelajaran adalah guru. Bahkan persepsi siswa terhadap
pembelajaran pendidikan jasmani olaharaga dan kesehatan ditentukan oleh guru,
karena guru adalah pemegang kendali dalam proses belajar mengajar di sekolah.
Pendidikan jasmani di sekolah harusnya dapat menarik siswa untuk melakukan
aktivitas jasmani, sehingga siswa termotivasi untuk melakukan aktivitas jasmani.
Kurangnya motivasi seseorang dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani
olahraga dan kesehatan dapat mempengaruhi motivasi kepada siswa yang lain,
sehingga mempengaruhi kepada mata pelajaran itu sendiri.
Motivasi mempunyai peranan penting dalam proses belajar mengajar baik
bagi guru maupun siswa. Bagi guru mengetahui motivasi belajar dari siswa sangat
diperlukan guna memelihara dan meningkatkan semangat belajar siswa. Bagi
siswa motivasi belajar dapat menumbuhkan semangat belajar sehingga siswa
terdorong untuk melakukan kegiatan belajar.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk mengambil
Olahraga dan Kesehatan terhadap Motivasi Belajar studi kasus di SMAN 1
Kawali.
B.Identifikasi Masalah
Sesuai dengan uraian yang telah dibahas dalam latar belakang masalah
diatas maka dapat diidentifikasi beberapa masalah yang sesuai dengan apa yang
penulis lihat dari lapangan. Adapun masalah yang ditemui peneliti saat dilapangan
yaitu :
1. Kurangnya pemahaman siswa tentang pendidikan jasmani olahraga dan
kesehatan disekolah.
2. Pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan kurang diminati oleh
sebagian siswa karena malas berolahraga.
3. Pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan, sering ditinggalkan
oleh sebagian siswa, tidak mengikuti pembelajaran dengan alasan yang tidak
jelas, diantaranya pura-pura sakit, tidak membawa baju olahraga.
4. Sebagian siswa menomorduakan pembelajaran pendidikan jasmani olahraga
dan kesehatan, berasumsi bahwa pembelajaran eksak lebih penting.
5. Pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan ditakuti oleh
sebagian siswa di sekolah.
Berdasarkan hal tersebut, dari kelima permasalah diatas, persepsi dan
motivasi siswa dalam pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan
menjadi persoalan pokok dalam pembelajaran disekolah khususnya pembelajaran
pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di SMA Negeri 1 Kawali.
C.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah :
Seberapa besar dampak persepsi siswa tentang pembelajaran pendidikan jasmani
D.Tujuan Penelitian
Dalam segala bentuk kegiatan, tujuan merupakan dasar pemikiran yang
paling utama, tanpa adanya tujuan suatu kegiatan tidak akan berjalan lancar.
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Untuk mengetahui seberapa besar dampak persepsi siswa terhadap motivasi
belajar.
E.Manfaat Penelitian
Penulis berharap hasil penelitian bermanfaat sebagai berikut:
a. Secara teoritis
Dapat digunakan sebagai masukan (bahan pemikiran) keilmuan dan informasi
bagi lembaga pendidikan yang dalam hal ini adalah sekolah maupun bagi
perorangan, seperti guru pendidikan jasmani, mahasiswa, para pembaca dan
pemerhati olahraga maupun pendidikan mengenai dampak persepsi siswa
dalam pembelajaran pendidikan jasmani kesehatan dan olahraga terhadap
motivasi belajar pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan.
b. Secara praktis
Dapat dijadikan acuan dan pedoman bagi guru pendidikan jasmani dalam
upaya mengembangkan persepsi yang baik terhadap pembelajaran pendidikan
jasmani olahraga dan kesehatan bagi siswa siswi di sekolah.
F. Batasan Penelitian
1. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, yaitu suatu bentuk penelitian
yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada.
2. Variabel Independen atau variable bebas. menurut Sugiyono (2012:61)
”Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi
sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).” Dalam
penelitian ini yang dimaksudkan variable bebas adalah persepsi siswa dalam
3. Variabel dependen atau variable terikat. Sugiyono (2012:61) menjelaskan
bahwa ”variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.” Variabel terikat Dalam
penelitian ini adalah motivasi belajar
4. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI di SMA negeri 1 Kawali.
5. Lokasi penelitian dilakukan di Jl. Poronggol Raya, Kecamatan Kawali,
Kabupaten Ciamis
6. Dalam mengumpulkan data dari suatu sampel penelitian diperlukan alat yang
disebut instrumen. Instrumen penelitian yang digunakan berupa angket.
7. Aspek yang ingin di ketahui dalam penelitian ini adalah persepsi siswa
terhadap motivasi belajar pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan pada
siswa kelas XI di SMA Negeri 1 Kawali dalam mengikuti pembelajaran
pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan.
G.Definisi Istilah
Untuk menghindari adanya kesalahan dalam penafsiran khususnya
istilah-istilah yang ada dalam penelitian ini, maka penulis akan menguraikan beberapa
istilah tersebut, antara lain sebagai berikut :
1. Persepsi dalam pengertian psikologi menurut Sarwono (2009:94) adalah
proses pencarian informasi untuk dipahami. Alat untuk memperoleh
informasi tersebut adalah penginderaan (penglihatan, pendengaran, peraba
dan sebagainya). Sebaliknya, alat untuk memahaminya adalah kesadaran atau
kognisi.
2. Sardiman (2010:75) yang mengatakan bahwa motivasi adalah motivasi dapat
dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang
menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan
belajar dan yang memberi arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang
3. Mahendra (2009:21) pendidikan jasmani adalah proses pendidikan tentang dan melalui aktivitas jasmani, permaianan, dan olahraga yang dipilih untuk
Agiana Mahera, 2014
BAB III
METODE PENELITIAN
A.Lokasi dan Subjek Populasi / Sampel Penelitian 1. Tempat dan Waktu Penelitian
a. Tempat penelitian
Dalam penelitian ini lokasi penelitian bertempat di Kabupaten Ciamis, Kecamatan Kawali (46253), Jalan Polonggoraya Nomor 9, SMA Negeri 1 Kawali.
b. Waktu penelitian
Waktu pemberian instrumen ini di laksanakan pada bulan januari pada siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Kawali.
2. Populasi
Untuk meneliti suatu masalah penelitian diperlukan sumber data dan pada
umumnya sumber data itu disebut populasi dan sampel penelitian. Ketelitian
menentukan populasi dan sampel yang akan menentukan derajat keberhasilan
yang akan dilaksanakan atau dilakukan. Populasi memegang peranan penting
dalam suatu penelitian, karena populasi merupakan keseluruhan sumber data atau
objek yang diteliti. Menurut Sugiyono (2012:117) “populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas : obyek / subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulanya”. Berdasarkan gambaran tersebut populasi merupakan suatu
keseluruhan objek penelitian berupa gejala-gejala pristiwa-pristiwa baik benda,
ataupun mahluk hidup / manusia yang memiliki karakteristik tertentu di dalam
suatu penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Negeri
1 Kawali. Dalam hal pengambilan populasi peneliti mengambil kelas XI IPA di
SMA Negeri 1 Kawali, yang terdiri dari 4 kelas, terdiri dari XI IPA 1 sampai
dengan XI IPA 4. Berikut ini jumlah populasi yang digambarkan dalam tabel 3.1
Table 3.1
Populasi Siswa Kelas XI IPA
SMA Negeri 1 Kawali
NO SISWA KELAS XI JUMLAH SISWA
1. XI IPA 1 39
2. XI IPA 2 40
3. XI IPA 3 40
4. XI IPA 4 39
JUMLAH 158
3. Sampel
Menurut Sugiyono (2012:118) “sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Berdasarkan hal tersebut sampel berarti bagian dari jumlah populasi serta dapat mewakili populasi tersebut.
Oleh karena itu dalam pengambilan sampel harus benar-benar representatif.
Sejalan dengan hal tersebut sedangkan pengertian sampel menurut Sukmadinata
(2012:252) “sampel merupakan suatu proses pemilihan dan penentuan jenis sample dan perhitungan besarnya sampel yang akan menjadi objek atau subjek
penelitian”.
Dalam pengambil sampel diperlukan rumus-rumus dan terdapat berbagai
rumus untuk menentukan besarnya sampel yang diperlukan. Berdasarkan populasi
diatas dari jumlah populasi 158 orang dengan tingkat kesalahan 5% maka jumlah
sampel sekitar 110 orang, pengambilan sampel dengan random sampling.
B.Desain dan Langkah-langkah Penelitian 1. Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan rancangan tentang cara menyimpulkan dan
menganalisis data agar dapat dilaksanakan secara ekonomis dan sesuai dengan
tujuan penelitian. Desain penelitian akan sangat membantu peneliti supaya
penelitian menjelaskan mengenai hubungan antara suatau variabel dengan
variabel lainnya, peneliti harus cermat dalam menentukan secara jelas yang mana
variabel bebas (Independent variable) dan yang mana variable terikat (divendent
variable). Dalam suatu penelitian deskriftif pengambilan data yang digunakan
harus dipilih dasar yang tepat dan susunan dengan variabel-variabel yang
tergantung dalam penelitian. Pada penelitian ini langkah-langkah yang disusun
adalah sebagai berikut:
a. Menetapkan populasi dan sampel penelitian.
b. Pengambilan dan pengukuran data melalui tes dan pengukuran.
c. Analisis data.
d. Menetapkan kesimpulan
Adapun paradigma penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut :
Gambar 3.2
Paradigma Penelitian
(Sugiyono 2012:66)
Keterangan:
Variable X = Persepsi siswa tentang penjasorkes
Variable Y = Motivasi belajar
= Dampak
2. Langkah-langkah Penelitian
Untuk memberikan gambaran mengenai langkah penelitian yang dilakukan
maka diperlukan langkah penelitian sebagai rencana kerja. Dengan adanya
gambaran langkah penelitian maka akan mempermudah kita untuk memulai
langkah dari sebuah penelitian. Adapun mengenai langkah-langkah penelitian
penulis jelaskan sebagai berikut:
1. Langkah pertama menentukan populasi yaitu siswa-siswi kelas XI SMA
Negeri 1 Kawali, dari populasi tersebut kemudian diambil sampel berdasarkan
ketentuan tingkat kesalahan 5%.
2. Kemudian melakukan tes pengukuran dengan menggunakan angket mengenai
persepsi siswa dan motivasi belajar.
3. Setelah mendapatkan hasil pengetesan dari kedua variabel, langkah
selanjutnya adalah melakukan pengolahan dan menganalisa data.
4. Langkah terakhir menentukan kesimpulan yang didasarkan dari hasil
pengolahan dan analisis data tersebut.
Pada umumnya sumber data dalam penelitian disebut populasi dan sampel
penelitian. Populasi dan sampel merupakan bagian yang sangat penting dalam
melaksanakan penelitian sebab populasi dan sampel merupakan sumber untuk
memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian. Tanpa populasi, maka sumber
data tidak akan diperoleh.
Dalam hal ini menurut Sugiyono (2012: 297) :
populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/ subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik sebuah kesimpulanya sedangkan sampel menurut adalah sebagian dari populasi itu sendiri.
Berdasarkan pendapat para ahli dapat digambarkan bahwa yang dimaksud
dengan populasi adalah totalitas sumber data secara keseluruhan subjek penelitian,
oleh krena itu perlu ditetapkan secara akurat sebab data yang terkumpul akan
diolah dan dianalisis.
Populasi dalam suatu penelitian merupakan kumpulan individu atau objek
Populasi
Sampel
Pengolahan dan analisis data dampak persepsi
terhadap motivasi
Kesimpulan
Angket Motivasi belajar penjasorkes Angket Persepsi Siswa
tentang penjasorkes
(2006:116) menjelaskan, bahwa “ Populasi adalah seluruh data dalam penelitian
sedangkan sampel bagian dari populasi”.
Adapun langkah-langkah penelitian yang akan dilakukan sebagai berikut :
Gambar 3.3
Langkah-langkah Penelitian
C. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah suatu cara yang ditempuh untuk memperoleh
dalam melaksanakan hasil penelitian adalah hal yang sangat penting, sebab dalam
menggunakan metode penelitian yang tepat diharapkan dapat mencapai tujuan
yang diinginkan. Disamping itu penggunaan metode tergantung kepada
permasalahan yang akan dibahas, dengan kata lain penggunaan suatu metode
dilihat darai efektifitas, efisien, dan relevansinya metode tersebut.
Metode penelitian ini tidak pernah lepas dalam setiap penelitian, hal tersebut
dikarenakan metode penelitian mempunyai kedudukan yang penting dalam
pelaksanaan pengumpulan dan analisis data. Tujuan penelitian ini adalah
mengungkapkan, menggambarkan, dan mengumpulkan hasil dari pemecahan
masalah melalui cara-cara tertentu sesuai dengan prosedur penelitian masalah
yang akan diteliti serta tujuan yang ingin dicapai dalam suatu penelitian akan
menentukan penggunaan metode penelitian.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian deskriptif
untuk mendeskripsikan fenomena yang ada di SMAN 1 Kawali. Alasan peneliti
menggunakan metode ini didasarkan pada bentuk penelitian itu sendiri yang
bertujuan untuk meneliti suatu pristiwa atau suatu gejala dan kemudian melihat
apa penyebab atau gejala itu bisa muncul.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian deskriptif,
karena penelitian ini ingin mengetahui dampak persepsi siswa tentang pendidikan
jasmani olaharaga dan kesehatan terhadap motivasi belajar siswa SMA Negeri 1
Kawali.
Mengenai metode penelitian deskriptif Sukmadinata (2012:72) “penelitian
deskriptif adalah bentuk penelitian yang paling dasar, diajukan untuk
mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada”.
Berdasarkan hal tersebut peneliti ingin mengetahui gambaran yang ada khususnya
pada siswa kelas XI IPA di SMAN 1 Kawali.
Pendapat tersebut memberikan makna bahwa penelitian deskriptif adalah
yang nampak pada suatu situasi. Lebih jelas lagi tentang metode deskriptif
dijelakan oleh Sukmadinata (2012:73) terutama ciri-ciri sebagai berikut:
1. Merupakan penggambaran apa adanya hal yang alamiah dan sesuai dengan kenyataan kehidupan.
2. Penelitian deskriptif mempunyai makna yang lebih luas, mencakup deskriftif kuantitatif dan deskriftif kualitatif. Kajian metodenya lebih lengkap dari metode survei karena mencakup penelitian melalui pengamatan (observasi) dan studi dokumenter, sedangkan survai terbatas pada wawancara dan angket
3. Penelitian deskriftif merupakan penelitian yang paling dasar dari penelitian-penelitian noneksperimental. Metode ini banyak digunakan sebagai studi pendahuluan bagi peneliti noneksperimental lebih lanjut, seperti penelitian korelasional, komparatif, pengembangan dll.
4. Bagi para pemula lebih cocok memulai pengembangan kemampuan penelitian ya dengan penelitian deskriftif, seperti penelitian sederhana para siswa SMA, penulis tugas akhir program D3, penelitian skripsi mahasiswa S1, dll.
Dari gambaran diatas dapat disimpulkan bahwa metode penelitian deskriptif
adalah suatu metode pemecahan masalah melalui proses pengukuran dan
pengambilan data yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi tentang suatu
pristiwa menurut apa adanya, tanpa harus mengontrol suatu perlakuan (latihan).
Sehingga dalam penelitian ini penulis tidak memberikan perlakuan terhadap
responden hanya mengambil data saja dari responden tersebut dengan
menggunakan angket.
Metode deskriptif adalah suatu metode yang berusaha menggambarkan,
menjelaskan dan melukiskan situasi berupa gejala, kejadian yang ada pada masa
sekarang. Langkah penelitian ini tidak terbatas pada suatu pengumpulan data,
akan tetapi meliputi juga analisis dan interprestasi dari data, agar masalah ini
dapat diungkapkan jawabanya sehingga tujuan dari penelitian ini dapat tercapai
hal ini untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai dampak persepsi siswa
tentang pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan terhadap motivasi belajar.
Pengertian variabel menurut Sugiyono (2012:60) “variabel adalah segala
sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
sehingga diperoleh tentang informasi hal tersebut, kemudian ditarik
kesimpulanya”. Variabel dalam penelitian melibatkan dua variabel yang terdiri atas variabel bebas (Independent variable) yaitu (X) dan variable terikat
(divendent variable) yaitu (Y).
Menurut Sugiyono (2012:61)
Variable Indevenden atau variabel bebas adalah variable yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variable divenden (terikat). Sedangkan variable divenden merupakan variable yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variable bebas.
Variabel bebas adalah faktor stimulus atau input yaitu faktor yang dipilih
oleh peneliti untuk melihat hubungan terhadap gejala yang diamati. Variabel
terikat adalah faktor yang diamati dan diukur untuk mengetahui efek variabel
bebas.
Berdasarkan rumusan masalah dalam penelitian ini, penulis melibatkan dua
variabel yaitu terdiri dari :
1. Variabel bebas (Independent variable) yang dilambangkan dengan X yaitu
persepsi siswa tentang pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan. Persepsi
siswa tentang pendidikan jasmani olahraga dan ksehatan adalah bagaimana
pandangan siswa mengenai pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan
berdasarkan pengalaman yang dialami siswa tersebut.
2. Variabel terikat (divendent variable) yang dilambangkan dengan Y yaitu
motivasi belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani
olahraga dan kesehatan. Motivasi belajar siswa tentang pendidikan jasmani
olahraga dan kesehatan adalah dorongan siswa berupa kebutuhan untuk
E. Instrumen Penelitian
Penelitian pada prinsipnya adalah melakukan pengukuran terhadap
fenomena sosial maupun alam. Dalam pengambilan data variabel penelitian maka
diperlukan sebuah instrumen penelitian. Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan angket sebagai salah satu pengumpulan data. Instrumen penelitian
merupakan suatu alat yang dinilai akurat untuk mengumpulkan dan memperoleh
data variabel penelitian sejumlah populasi dan sampel penelitian yang telah
ditentukan. Menurut Sugiyono (2012:148) “meneliti adalah melakukan
pengukuran terhadap fenomena sosial maupun alam”. Oleh karena itu pada
prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur
yang baik, alat ukur dalam penelitian dinamakan instrumen penelitian.
Agar lebih jelas mengenai langkah langkah penyusunan instrumen
penelitian dimulai dari penyusunan definisi konseptal, definisi oprasional,
kemudian menyususn kisi-kisi instrumen penelitian. Keberhasilan penelitian
sangat ditentukan oleh instrumen penelitian. Menurut Zuriah (2006:168) “kualitas
instrumen akan menentukan kualitas data yang terkumpul.” Instrument penelitian
merupakan alat bantu bagi peneliti dalam mengumpulkan data. Sehingga lewat
instrumen ini diharapkan dapat menjawab permasalahan yang diteliti oleh peneliti.
Langkah-langkah penyusunan instrument dijelaskan oleh Arikunto
(Zuriah, 2006:169) Secara umum penyusunan instrument pengumpulan data
dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Mengadakan identifikasi terhadapat variabel-variabel yang ada didalam rumusan judul penelitian atau yang tertera dalam problematika penelitian b. Menjabarkan variabel menjadi sub ataupun bagian variabel.
c. Mencari indikator setiap sub atau bagian varibel d. Menderetkan deskriptor dari setiap indikator
e. Merumuskan setiap deskripstor menjadi butiran-butiran instrument
f. Melengkapi instrument dengan pedoman atau instruksi dan kata pengantar
Tabel 3.4
Menurut Arikunto (Zuriah, 2006:170)
Berdasarkan gambaran diatas penulis melakukan penjabaran mengenai
persepsi siswa terhadap pendidikan jasmani olaharaga dan kesehatan serta
motivasi belajar siswa mengenai pendidikan jasmani olaharaga dan kesehatan
berdasarkan prosedur diatas.
1. Angket (Kuesioner)
Dalam penelitian ini baik persepsi siswa dan motivasi belajar menggunakan
angket. Angket siswa dibuat untuk mengetahui dampak persepsi siswa terhadap
motivasi belajar di SMA Negeri 1 Kawali. Ada beberapa alasan penulis
menggunakan angket sebagai alat pengumpul data yaitu sebagai berikut:
a. Angket merupakan alat pengukur data lebih efisien ditinjau dari segi waktu penelitian.
b. Informasi ataupun data yang terkumpul lebih mudah.
c. Responden dapat menjawab lebih leluasa dalam pengisian angket tanpa dipengaruhi oleh sesuatu yang mengikat, sehingga jawabanya sesuai dengan apa yang diharapkan.
d. Angket dapat digunakan dari jumlah responden yang besar.
Jenis kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis kuesioner
tertutup. Maksudnya jenis kuesioner tersebut telah tersusun atas pertanyaan atau
pernyataan yang tegas, teratur, konkrir, lengkap dan tidak menuntut jawaban.
Artinya angket tertutup merupakan angket yang berdasarkan yang dikatakan
Margono (Zuriah, 2005:182) ‘kuesioner tertutup berisi pertanyaan pertanyaan
yang disertai sejumlah alternatif jawaban yang disediakan. Responden dalam
menjawab terikat pada sejumlah kemungkinan jawaban yang sudah disediakan.’
Berdasarkan hal tersebut dalam penelitian ini penulis menggunakan angket
tertutup untuk mengumpulkan informasi dengan cara menyampaikan sejumlah
pernyataan tertulis untuk dijawab secara tertulis oleh responden. Variable Subvariable Indikator
Deskriptor
Maksudnya adalah angket yang disusun dalam bentuk pernyataan atau
pertanyaan terbatas tegas, lengkap. Sehingga responden hanya diminta untuk
mengisi jawaban pada halaman yang telah disediakan dengan demikian yang
diperoleh dari responden tidak berupa uraian yang lebih rinci tetapi hanya
membutuhkan jawaban yang sudah disediakan. Adapun kisi-kisi angket tersebut
dapat dilihat pada tabel 3.5 :
a. Persepsi Siswa 1) Definisi konseptual
Persepsi siswa dalam pendidikan jasmani adalah gambaran fakta yang dialami
siswa ketika proses kegiatan belajar pendidikan jasmani olahraga dan
kesehatan, berdasarkan hasil pengetahuan, pengalaman dan kesan yang
dialami, sehingga menghasilkan pandangan positif maupun negatif terhadap
mata pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan disekolah.
2) Definisi Oprasional
Persepsi siswa adalah skor yang diperoleh siswa setelah menjawab angket
persepsi siswa tentang pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan. Persepsi
siswa berbentuk sekala dengan skor antara 1 hingga 5.
Tabel 3.5
Kisi-kisi Angket Persepsi Siswa
Variable Sub Variable Indikator No Soal
Positif Negatif Persepsi
Siswa
1. Pengalaman a. Manfaat yang dialami siswa mengenai penjas
3, 34, 62 4, 13, 67
b. Pengalaman diri terhadap penjas 11, 50,
17,51, 21
10, 29, 32,52,53 c. Keikutsertaan dalam pembelajaran penjas 1, 24, 25,
61, 68
6, 8, 38, 39, 46,
2. Pengetahuan a. Pemahaman siswa mengenai penjas 59, 15, 30, 45,
2, 33, 40, 43
b. Mengetahui nilai-nilai pendidikan jasmani 65, 28 63,64
c. Mengetahui manfaat pelajaran pendidikan jasmani
7, 54 20, 42
d. Kegunaan penjas di sekolah 23, 55, 56, 22
3. Kesan a. Partisifasi mengikuti pembelajaran penjas 26, 41 14, 27,
b. Pentingnya pembelajaran penjas 36, 48 35, 18
c. Respon siswa mengikuti pembelajaran
penjas
9 16
d. Penilaian mengenai penjas 5, 19, 44 31, 66,
47
e. Kepuasan mengikuti pembelajaran penjas 37, 60
b. Motivasi Belajar 1) Definisi konseptual
Motivasi belajar adalah dorongan siswa untuk melakukan sesuatu berdasarkan
tujuanya. Motivasi belajar siswa adalah proses siswa untuk melakukan aktifitas
belajar, motivasi ini timbul dari dalam dirinya (faktor intrinsik), dari luar
dirinya (faktor ekstrinsik). Sehingga dapat diketahui siswa dalam mengikuti
pembelajaran penjasorkes, motivasinya rendah atau tinggi.
2) Definisi Oprasional
Motivasi belajar siswa adalah skor yang diperoleh siswa setelah menjawab
angket motivasi belajar siswa tentang pendidikan jasmani olahraga dan
kesehatan. Persepsi siswa berbentuk skala dengan skor antara 1 hingga 5.
Tabel 3.6
a. Kehadiran siswa mengikuti pembelajaran
pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan
1, 4, 39 2, 55, 56 b. Mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani
olahraga dan kesehatan bersungguh-sungguh
3, 7, 33 8, 18, 57
c. Mendapatkan rasa bangga dalam pembelajaran
pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan
d. Bekerja keras untuk maju dalam pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan
11, 15, 17,
58, 47, 59
e. Percaya diri mengikuti pembelajaran
pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan
13, 68 12,67
f. Merasa nyaman mengikuti pembelajaran
pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di sekolah
31, 37 16, 35
g. Semangat mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan
a. Keinginan menjadi yang terbaik diantara teman
dalam pembelajaran pendidikan jasmani
olahraga dan kesehatan b. Gaya kepemimpinan guru mengajar
pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan
51 30
c. Dukungan dari guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan f. Interaksi harmonis dengan teman 54, 63,
64, 65, 66
24, 36, 32, 40, 38 g. Mendapat Pujian dari guru pendidikan
jasmani olahraga dan kesehatan.
53 48
Setelah kisi-kisi dibuat dan indikator tersebut dirumuskan selanjutnya
penulis menyusun item tes dalam angket sesuai dengan spesifikasi data. Item
tersebut dibuat dalam bentuk pernyataan dengan disediakan alternatif jawaban
yang tersedia agar responden dapat menjawab maka pernyataan berpedoman pada
penjelas Arikunto (Zuriah, 2005:183) ada beberapa pedoman yang harus
diperhatikan oleh peneliti dalam membuat angket (instrumen) adalah sebagai
berikut :
a. Bahasa harus jelas dan dipahami. Ketidak-jelasan instruksi akan menyebabkan kesalahan pengisian.
b. Rumusan harus singkat agar responden tidak kehabisan waktu dalam membaca instruksi. Untuk mempersingkat rumusan instruksi tersebut sebaiknya selalu diingat aturan kebahasaan, yaitu menggunakan kalimat-kalimat tunggal.
Berdasarkan gambaran diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa dalam
penyusunan pernyataan harus bersifat jelas, ringkas dan relevan.
2. Penyususnan Angket
a. Skala Penelitian
Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan
untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur,
sehingga alat ukur tersebut digunakan akan menghasilkan data. Skala penelitian
sangat berbeda dengan tes karena pengukuran instrumennya, mengukur mengenai
derajat atau tingkat perhatian yang dimiliki seseorang terhadap suatu objek.
Menurut Abduljabar dan Kusumah (2010:98) “skala pengukuran untuk
mengklasifikasikan variabel yang akan diukur supaya tidak terjadi kesalahan
dalam menentukan analisis data dan langkah-langkah penelitian”. Maksud dari
pernyataan diatas adalah dalam sebuah penelitian terutama penelitian deskriftif
menggunakan skala likert untuk mengetahui sejauhmana instrumen penelitian
dapat dipercaya. Menurut Sugiyono (2012:134) skala dibagi menjadi beberapa
macam diantarnya:
a. Skala Likert b. Skala Guttman c. Rating Scale
d. Semantic Deferential
Dari beberapa macam skala diatas maka penulis mengambil salah satu skala
yang berhubungan dengan penelitian yatu skala likert sekala tersebut untuk
menentukan sikap dan perilaku seseorang. Hal tersebut seperti yang diungkapkan
oleh Sugiyono (2012:134) “Skala likert digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial,
dalam skala likert variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator
variabel, kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk
Berdasarkan pernyataan diatas karena penulis ingin mengetahui dampak
persepsi siswa tentang pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan terhadap
motivasi belajar maka penulis dalam penelitian ini menggunakan skala likert.
Seperti yang diungkapkan oleh Abduljabar dan Kusumah (2010:99) :
Dengan menggunakan skala likert maka variable yang diukur dijabarkan menjadi dimensi, dimensi menjadi subvariable kemudian sub variable dijabarkan menjadi indikator-indikator yang dapat diukur. Akhirnya indikator tersebut dapat dijadikan titik tolak untuk membuat item instrumen yang berupa pertanyaan atau pernyataan yang perlu dijawab oleh responden.
Dalam pemberian nilai jawaban dari responden skor positif sangat setuju
diberikan nilai 5-1, sedangkan pemberian skor negatif sangat setuju diberikan
nilai 1-5.
Tabel 3.7
Katagori Pemberian Skor Alternatif Jawaban
Alternatif Jawaban
Skor Alternatif Jawaban
Positif Negatif
Sangat Setuju 5 1
Setuju 4 2
Ragu-ragu 3 3
Tidak Setuju 2 4
Sangat Tidak Setuju 1 5
Pernyataan-pernyataan yang diberikan penulis kepada responden adalah
untuk mengetahui dampak persepsi siswa terhadap motivasi belajar. Bobot skor
yang dijawab responden dalam bentuk pernyataan menggunakan skor alternatif
F. Proses Pengembangan Instrumen
1. Uji Validitas
Uji validitas instrumen berkenaan dengan ketepatan yang hendak diukur
sesuai dengan fungsinya. Menurut Sukmadinata (2012:228) “suatu instrumen
dikatakan valid atau memiliki validitas bila instrumen tersebut benar-benar
mengukur aspek atau segi yang akan diukur”.
Sebelum instrumen disebarkan kepada responden maka harus diadakan uji
validitas terlebih dahulu, untuk mengetahui apakan pertanyaan atau pernyataan
yang dibuat layak atau tidak sehingga dapat diketahui apa yang benar-benar
diukur. Semakin baik validitasnya maka semakin baik pula apa yang ditelitinya,
artinya apa yang diteliti atau diukur tersebut mengenai pada apa yang dituju, atau
semakin menunjukan apa yang diukur. Langkah-langkah yang penulis tempuh
untuk menunjukan validitas instrumen ini adalah sebagai berikut :
a. Menyebarkan angket kepada responden berbeda (artinya bukan sampel yang
akan diuji, tapi berbeda sampel sekitar 40 orang)
b. Memberikan skor terhadap pernyataan sesuai dengan jawaban responden.
c. Menghitung korelasi setiap item pernyataan dengan menggunakan rumus
product moment menurut Sugiyono (2012:255) dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan :
r xy = korelasi antara variabel X dan Y (kriteria)
X = jumlah skor variabel X Y = jumlah skor variabel Y
Xy = jumlah skor X kali Y n XY – (X) (Y)
n = jumlah responden
Untuk memudahkan peneliti dalam menguji validitas, maka peneliti
menggunakan alat bantu aplikasi pembantu statistik yaitu Microsoft Office Excel.
Setelah mendapat hasil dari total nilai korelasi dari tiap butirnya, maka hasil tadi
dibandingkan dengan nilai r-tabel pada taraf signifikan 5 % dan jumlah responden
sebanyak 40. Untuk menentukan apakah item dari soal tersebut valid atau tidak,
peneliti berpedoman pada acuan jika rxy (r-hitung > r kritis (r-tabel) berarti item
soal tersebut dinyatakan valid. Juga sebaliknya apabila jika rxy < r kritis maka
item soal tersebut dinyatakan tidak valid. Bila ada item soal yang tidak memenuhi
standar validitas, maka akan dibuang, dan jumlah item yang dinyatakan valid,
maka sejumlah item soal itulah yang akan digunakan sebagai instrumen dalam
penelitian.
Langkah langkah yang dilakukan penulis dalam perhitungan data uji
validitas menggunakan Microsoft Office Excel. Berikut ini hasil uji validitas
mengenai angket dampak persepsi siswa tentang pendidikan jasmani olahraga dan
kesehatan terhadap motivasi belajar.
Tabel 3.8
Data Hasil Uji Validitas Angket Persepsi Siswa
No. Butir
Instrumen
t Hitung t Tabel Keterangan
1 0,8748 2,0244 Tidak Valid
2 0,4305 2,0244 Tidak Valid
3 1,8482 2,0244 Tidak Valid
4 1,6911 2,0244 Tidak Valid
5 2,5923 2,0244 Valid
6 1,9396 2,0244 Tidak Valid
8 0,7857 2,0244 Tidak Valid
9 2,6353 2,0244 Valid
10 3,0073 2,0244 Valid
11 4,228 2,0244 Valid
12 3,2836 2,0244 Valid
13 2,9827 2,0244 Valid
14 3,4602 2,0244 Valid
15 2,6788 2,0244 Valid
16 3,568 2,0244 Valid
17 0,5775 2,0244 Tidak Valid
18 2,5961 2,0244 Valid
19 0,2587 2,0244 Tidak Valid
20 1,7807 2,0244 Tidak Valid
21 -1,569 2,0244 Tidak Valid
22 0,3709 2,0244 Tidak Valid
23 2,419 2,0244 Valid
24 2,22 2,0244 Valid
25 2,3231 2,0244 Valid
26 2,2877 2,0244 Valid
27 2,6798 2,0244 Valid
28 2,3019 2,0244 Valid
29 1,4948 2,0244 Tidak Valid
30 3,1174 2,0244 Valid
31 0,5625 2,0244 Tidak Valid
32 0,4686 2,0244 Tidak Valid
33 2,1298 2,0244 Valid
34 2,1957 2,0244 Valid
35 3,951 2,0244 Valid
36 4,0098 2,0244 Valid
38 2,4827 2,0244 Valid
39 2,3175 2,0244 Valid
40 1,4039 2,0244 Tidak Valid
41 4,0582 2,0244 Valid
42 2,8112 2,0244 Valid
43 1,2929 2,0244 Tidak Valid
44 2,422 2,0244 Valid
45 0,112 2,0244 Tidak Valid
46 3,4155 2,0244 Valid
47 3,3388 2,0244 Valid
48 3,3327 2,0244 Valid
49 2,0562 2,0244 Valid
50 2,6 2,0244 Valid
51 2,5079 2,0244 Valid
52 3,4194 2,0244 Valid
53 3,3059 2,0244 Valid
54 2,5914 2,0244 Valid
55 2,4589 2,0244 Valid
56 4,7253 2,0244 Valid
57 3,6786 2,0244 Valid
58 2,0567 2,0244 Valid
59 0,7058 2,0244 Tidak Valid
60 4,478 2,0244 Valid
61 1,4954 2,0244 Tidak Valid
62 -0,826 2,0244 Tidak Valid
63 1,1265 2,0244 Tidak Valid
64 3,9971 2,0244 Valid
65 2,5816 2,0244 Valid
66 2,6809 2,0244 Valid
68 1,3327 2,0244 Tidak Valid
Berdasarkan uji validitas diatas persepsi siswa jumlah pernyataan yang valid
44 pernyataan sedangkan yang tidak valid 22 dari jumlah keseluruhan 68
pernyataan.
Tabel 3.9
Data Hasil Uji Validitas Angket Motivasi Belajar Siswa
No. Butir
Instrumen
t Hitung t Tabel Keterangan
1 1,099955 2,0244 Tidak Valid
2 2,524667 2,0244 Valid
3 1,81075 2,0244 Tidak Valid
4 1,36335 2,0244 Tidak Valid
5 3,355164 2,0244 Valid
6 2,676765 2,0244 Valid
7 3,691855 2,0244 Valid
8 3,410999 2,0244 Valid
9 2,380833 2,0244 Valid
10 2,339033 2,0244 Valid
11 0,145707 2,0244 Tidak Valid
12 2,375183 2,0244 Valid
13 2,179379 2,0244 Valid
14 -0,23205 2,0244 Tidak Valid
15 4,871937 2,0244 Valid
16 1,312089 2,0244 Tidak Valid
17 1,758613 2,0244 Tidak Valid
19 2,297606 2,0244 Valid
20 2,08175 2,0244 Valid
21 3,421423 2,0244 Valid
22 2,192067 2,0244 Valid
23 0,856067 2,0244 Tidak Valid
24 1,47708 2,0244 Tidak Valid
25 1,844088 2,0244 Tidak Valid
26 1,281772 2,0244 Tidak Valid
27 2,599656 2,0244 Valid
28 2,006588 2,0244 Tidak Valid
29 1,839012 2,0244 Tidak Valid
30 3,328791 2,0244 Valid
31 2,351996 2,0244 Valid
32 2,534717 2,0244 Valid
33 3,13808 2,0244 Valid
34 -2,60885 2,0244 Tidak Valid
35 2,276735 2,0244 Valid
36 3,070994 2,0244 Valid
37 2,599295 2,0244 Valid
38 0,883998 2,0244 Tidak Valid
39 4,018284 2,0244 Valid
40 3,507316 2,0244 Valid
41 1,159054 2,0244 Tidak Valid
42 1,164561 2,0244 Tidak Valid
43 5,668726 2,0244 Valid
44 6,223187 2,0244 Valid
45 -1,15596 2,0244 Tidak Valid
46 4,993691 2,0244 Valid
47 3,569825 2,0244 Valid
49 2,959409 2,0244 Valid
50 1,849102 2,0244 Tidak Valid
51 2,197835 2,0244 Valid
52 1,589174 2,0244 Tidak Valid
53 2,304647 2,0244 Valid
54 1,21297 2,0244 Tidak Valid
55 5,810369 2,0244 Valid
56 3,850117 2,0244 Valid
57 2,122584 2,0244 Valid
58 4,372432 2,0244 Valid
59 4,894164 2,0244 Valid
60 2,833872 2,0244 Valid
61 0,907977 2,0244 Tidak Valid
62 2,733141 2,0244 Valid
63 -0,74972 2,0244 Tidak Valid
64 3,561798 2,0244 Valid
65 0,779185 2,0244 Tidak Valid
66 1,868673 2,0244 Tidak Valid
67 4,019868 2,0244 Valid
68 3,196735 2,0244 Valid
69 2,419661 2,0244 Valid
70 3,32204 2,0244 Valid
Untuk motivasi belajar jumlah pernyataan yang valid 45 pernyataan
sedangkan yang tidak valid 25 pernyataan dari jumlah keseluruhan 70 pernyataan.
2. Uji Reliabilitas
Pengujian reliabilitas adalah pengujian sesuai dengan apa adanya, artinya
bila suatu data dikatakan baik maka akan sesuai dengan data yang apa adanya.
hasil yang sama bila dilakukan secara berulang. Menurut Sukmadinata (2012:229)
“Suatu instrumen memiliki tingkat reliabilitas yang memadai, bila instrumen
tersebut digunakan mengukur aspek yang diukur beberapa kali hasilnya sama atau
relatif sama”. Cara menghitung reliabilitas dapat menggunakan sebagai rumus Spearman Brown sebagai berikut:
rii =
Keterangan:
rii : koefisien yang dicari
2. r : dua kali koefisien korelasi
1 + r : satu tambah koefisien korelasi
Untuk memudahkan peneliti, maka digunakan alat bantu yaitu SPSS.
Kriteria untuk mengetahui tingkat reliabilitas, digunakan klasifikasi yang
dikemukakan oleh Abduljabar dan Kusumah (2010: 230) yang dijelaskan dalam
tabel 3.10.
Tabel 3.10
Kriteria Reliabilitas Instrumen
0.80 – 1.000 Sangat Kuat
0.60 – 0.799 Kuat
0.40 – 0.599 Cukup Kuat
0.20 – 0.399 Rendah
0.00 – 0.199 Sangat rendah
Untuk menentukan apakah item dari soal tersebut reliabel, dan sejauh mana
tingkat reliabilitasnya, setelah mendapat hasil dari nilai reliabilitas dari seluruh
tiap butir soal, maka hasil tadi dibandingkan dengan nilai r-tabel pada taraf
signifikan 5 % dan jumlah responden sebanyak 40. Lalu setelah itu bandingkan
juga dengan tabel kriteria reliabilitas instrument (tabel 3.10), sejauh mana tingkat
reliabilitasnya. Cara menggunakan SPSS21 :
1. Kopikan data ke Data View
2. Klik Analyze-Scale-Reliability Analysis.
3. Masukan variabel, kecuali variabel skor total ke kotak items, dan pada model
pilih Alpha
4. Klik Ok
Berikut ini hasil perhitungan reliabilitas menggunakan SPSS :
Persepsi
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,867 68
Dengan nilai alpha cronbach’s 0,867 maka dapat dilihat pada tabel
Motivasi
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,871 70
Dengan nilai alpha cronbach’s 0,871 maka dapat dilihat pada tabel
interpretasi kolerasi nilai r, maka dapat dinyatakan dengan keterangan sangat kuat.
G. Prosedur Pengolahan dan Analisis Data
Setelah pengujian validitas dan relibilitas selesai dengan menggunakan
angket dalam bentuk pernyataan maka dalam menguji angket kepada responden
maka dalam pengolahan dan analisis data, diperlukan perhitungan untuk membuat
kesimpulan data yang sudah terkumpul. Pengumpulan, pengolahan, dan
penganalisisan data dimaksudkan untuk mengetahui dampak persepsi siswa
terhadap motivasi belajar penjasorkes. Adapun langkah-langkah pengolahan dan
analisis data tersebut adalah sebagai berikut :
1. Menghitung Rata-Rata Dan Simpangan Baku
a. Mencari nilai rata-rata (X) dari setiap data dengan rumus:
n
X
X
iKeterangan:
X : Nilai rata-rata yang dicari
Xi : Jumlah skor yang didapatb. Menghitung simpangan baku dari setiap kelompok data dengan
Uji normalitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah data yang didapat
dari hasil pengamatan berdistribusi normal atau tidak dan juga untuk menentukan
jenis statistik yang akan digunakan selanjutnya. Uji normalitas yang digunakan
pada penelitian ini adalah uji Lilifort. Prosedur yang digunakan adalah sebagai
(X dan S masing-masing merupakan rata-rata dan simpangan baku dari
sampel).
b. Untuk bilangan baku ini digunakan daftar distribusi normal baku, kemudian
dihitung peluang F(Z1) = P(Z Z1).
c. Selanjutnya dihitung proporsi Z1, Z2, … Zn Zi. Jika proporsi ini dinyatakan
S(Zi), maka:
Banyaknya Z1, Z2, ... , Zn Zi
S (Zi) =
n
d. Menghitung selisih F (Zi) - S (Zi) kemudian tentukan harga mutlaknya.
e. Menginterpretasikan hasil dari penghitungan normalitas pada keputusan
normalitas Liliefors (Shapiro-Wilk) sebagai berikut:
1. Jika L hitung > L tabel, maka instrument berdistribusi normal
2. Jika L hitung < L tabel, maka instrument tidak berdistribusi normal
3. Uji signinifikansi
Uji signifikansi digunakan untuk menguji apakah hubungan yang terjadi itu
berlaku untuk populasi (dapat digeneralisasikan). Signifikansi 5% (0,05).
Jika p < 0,05 dinyatkan signifikan
Jika p > 0,05 dinyatakan tidak signifikan
4. Koefisien Determinasi
Untuk mengetahui tingkat keterkaitan kedua variabel antara persepsi siswa dan
motivasi belajar maka nilai dari hasil perhitungan koefisien korelasi berdasarkan
patokan besarnya nilai r seperti yang tercantum pada tabel berikut ini:
Sumbangan (kontribusi) variabel X terhadap Y
Tabel 3.11
Interprestasi Nilai Korelasi
(Arikunto, 2010:319)
Besarnya Nilai r Interprestasi
0,800 sampai dengan 1,00 0,600 sampai dengan 0,800 0,400 sampai dengan 0,600 0,200 sampai dengan 0,400 0,00 sampai dengan 0,200
Tinggi Cukup Tinggi Agak Rendah
Rendah
Agiana Mahera, 2014
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis statistik dan pembahasan mengenai dampak
persepsi siswa tentang pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan terhadap
motivasi belajar, maka penulis dapat memberikan kesimpulan bahwa :
Persepsi siswa tentang pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan
berdampak terhadap motivasi belajar di SMA Negeri 1 Kawali sebesar 51,98%.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian mengenai dampak persepsi siswa tentang
pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan terhadap motivasi belajar siswa di
SMAN 1 Kawali, peneliti akan mengemukakan saran sebagai berikut:
1. Pentingnya pemahaman maupun pandangan siswa tentang pendidikan jasmani
olahraga dan kesehatan di sekolah, sehingga siswa dapat mengetahui manfaat
melakukan aktivitas pendidikan jasmani di sekolah, sebagai kegiatan yang
berguna untuk dirinya sendiri.
2. Kepada guru khususnya guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan
hendaknya memberikan pengalaman pendidikan jasmani olahraga dan
kesehatan yang menyenangkan dan mengembirakan, dan membuat pemahaman
yang baik tentang pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan, tidak membuat
suasana tegang dan menakutkan, sehingga pandangan siswa terhadap
pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan itu menjadi positif.
3. Kepada para orang tua hendaknya lebih memotivasi anak-anak dalam kegiatan
berolahraga, dan mengenalkan kepada anak-anak sejak dini bahwa berolahraga
itu penting, pemahaman yang baik diterapkan sejak dini, sehingga persepsi
Agiana Mahera, 2014
DAFTAR PUSTAKA
Abduljabar, B. (2011). Pedagogi Olahraga. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia, Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Jurusan Pendidikan Olaharaga Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi.
Abduljabar, B., dan Kusumah, J.D. (2010) Statistika dalam Penjas. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia, Jurusan Pendidikan Olahraga, Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi.
Arikunto, S. (2010). Metode Penelitian. Jakarta: PT. Rineke Cipta.
B. Uno, H. (2008). Teori Motivasi dan Pengukuran. Jakarta : PT Bumi Aksara.
Chapline, J. P. (2004) Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Djmarah, S. B. (2008). Psikologi Belajar. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Fitri, A., dan Anggaraeni, D. (2005). Hubungan Tentang Kompetensi Profesional Guru Matematika dengan Motivasi Belajar Matematika. Fakultas Kedokteran Universeitas Sumatra Utara. Psikologi : Tidak diterbitkan
Hidayat, Y. (2008). Psikologi olahraga. Bandung : Cv Bintang Warli Artika.
Mahendra, A. (2009). Falsafah Pendidikan Jasmani. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Mursidi, dan Merliany. (2010). Psikologi Umum. Bandung : Pustaka Setia.
Purwanto, N. (2007). Psikologi Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Sardiman. (2010). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Ed 1-18-Jakarta: Rajawali Pers.
Sarwono, W. S. (2009). Pengantar Psikologi Umum. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Soemanto, W. (2006). Psikologi Pendidikan. Jakarta : PT Rineka Cipta, PT Asdi Mahasatya.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian (Pendekatan Kuantitatif, Kualitataif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sumardi, D. (2012). Faktor yang Mempengaruhi Persepsi Menurut Ahli, Tersedia: http://dannysumardi.com [ Diakses 25 Agustus 2013 ]
Suryana, U. (2008). Hubungan Persepsi Siswa dengan Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa SMP Negeri 2 Rajapolah. FPOK Bandung: Tidak diterbitkan.
Tarigan, B. (2012). Optimalisasi Pendidikan Jasmani dan Olahraga Berlandaskan Ilmu Faal Olahraga. Bandung: Eidos.
Universitas Pendidikan Indonesia. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.
Bandung: UPI
Walgito, B. (2004). Faktor yang Mempengaruhi Persepsi. Tersedia di: http://otnamharfira.wordpress.com/2010/02/18/persepsi/. [Diakses 25 Agustus 2013]