SOAL UJIAN
SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2016
TINGKAT KABUPATEN / KOTA
Waktu : 3 jam
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH
DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS
TAHUN 2016
FISIKA
Hak Cipta
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH
DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS
Tes Seleksi OSN 2016 Bidang FISIKA
TINGKAT KABUPATEN/KOTA
Waktu: 3 Jam
1- (8 poin) Tinjau fenomena osilasi bebas yang dialami suatu tetes cairan yang berhasil direkam
oleh beberapa astronot pada saat mereka sedang mengorbit di ruang angkasa bebas gravitasi. Fenomena ini mereka temukan pada saat mereka sedang berusaha menangkap satu tetes air yang besar dan kemudian merekamnya dalam bentuk video. Para astronot berhasil mengamati dengan jelas kalau ukuran/jari-jari tetes air tersebut benar-benar
berosilasi (lihat gambar samping).
Fenomena ini belum diketahui banyak orang karena mereka bermukim di permukaan Bumi yang gravitasinya mengakibatkan tetes cairan mengalami jatuh bebas lebih cepat sehingga tidak sempat mengalami osilasi. Fenomena populer ini pertama kali diselesaikan oleh Lord Rayleigh yang hasilnya telah dipublikasi dalam majalah ilmiah Nature volume 95, halaman 66, tahun 1915.
(a) (4 poin) Dengan mengabaikan pengaruh percepatan gravitasi bumi, tentukan besar
frekuensi osilasi tetes di atas yang dianggap bergantung pada massa jenis cairan (), jari-jari tetes cairan (r), dan tegangan muka cairan ().
(b) (2 poin) Untuk ukuran tetes cairan yang sama, hitunglah nilai perbandingan (rasio) antara
frekuensi osilasi tetes cairan A dengan frekuensi osilasi tetes cairan B dengan menggunakan hasil (a) di atas, dan
(c) (2 poin) Jelaskan kesimpulan Anda tentang pengaruh massa jenis cairan terhadap frekuensi
osilasinya. Diketahui:
massa jenis: 1 g/cm3 (cairan A) dan 12,1 g/cm3 (cairan B) tegangan muka: 0,0405 N/m (cairan A) dan 0,5 N/m (cairan B)
Solusi:
(a) Frekuensi osilasi (f) tetes dapat dituliskan dalam bentuk formula umum:
r k
f (1 poin)
dengan k,α,β, dan adalah konstanta dan pangkat-pangkat tak berdimensi.
Dalam sistem satuan SI, dimensi masing-masing besaran dalam persamaan di atas adalah : [f ] = [T] 1 , [r] = [L], [] = [gaya] [L]1 = [M][T]2 , dan [] = [M][L]3. Akibatnya, persamaan di atas dapat dituliskan sebagai :
( 2) ( 3)
1
kL MT ML
T (1 poin)
Dengan demikian diperoleh 3(tiga) persamaan simultan untuk ketiga pangkat α, β, dan yaitu:
M : 0
L : 03
T : 12
sehingga diperoleh nilai-nilai: 1/2, 1/2, 3/2. (1 poin)
Dengan demikian
3 2
/ 1 2 / 1 2 / 3
r k Kr
f
(1 poin)
(b) Selanjutnya akan dihitung nilai rasio untuk kedua frekuensi:
B A
f f R .
Untuk ukuran tetes yang sama maka diperoleh nilai
99 , 0 1, 1 9 , 0 21 ,1 81 , 0
1, 12 081 , 0 1
5 , 0
1, 12 0405 , 0
A B
B A
R
(2 poin)
(c) Dari nilai rasio R di atas dapat disimpulkan bahwa kedua nilai frekuensi tersebut hampir sama, ternyata nilai massa jenis tidak dominan mempengaruhi frekuensi osilasi kedua cairan karena terkompensasi oleh perbedaan nilai tegangan muka kedua jenis cairan
2- (12 poin) Sebuah peluru ditembakkan dari titik A ke titik B dimana titik A dan B merupakan
titik-titik sudut alas suatu segitiga ABC (lihat gambar). Segitiga ABC sebidang dengan lintasan peluru. Lintasan peluru diketahui berjarak H dari titik C (titik puncak segitiga). Jika diketahui sudut CAB, sudut CBA dan jarak AB adalah L, tentukan:
A B
C
L
H
a. (10 poin) sudut elevasi ketika peluru ditembakkan,
b. (2 poin) laju awal peluru ketika ditembakkan jika .
Nyatakan semua jawaban dalam H, L, , dan .
Solusi:
a. Tinjau gerak partikel dalam koordinat seperti pada gambar berikut:
A B
C
L
H
x
y
D
E
Pada segitiga ABC, tinggi dari segitiga (CE) adalah
sin sin sin
L
CE
(1) (0,5 poin)
dan
cos sin sin
L
AE
(2) (0,5 poin)
Persamaan gerak partikel,
0 0 2 0 0 cos 1 sin 2x t x v t
y t y v t gt
(3) (2 x 0,5 poin)
dimana adalah sudut elevasi partikel dan v0adalah laju awal partikel. Eliminasi faktor t
pada persamaan diatas, kita dapatkan persamaan lintasan yang berupa persamaan parabola
0
20 0 2 2
0
tan
2 cos
g x x
y x y x x
v
(4) (1 poin)
Dengan menggunakan koordinat yang dipilih seperti pada gambar, kita mengetahui 3 titik yang dilalui oleh partikel,
1. titik A dengan koordinat
0,0 2. titik B dengan koordinat
L,0 3. titik D dengan koordinat
cos sin , sin sin
sin sin
L L H
(1 poin)
Dari koordinat titik A, kita dapatkan
x y0, 0
0,0 . Dari titik B didapatkan2 2 0 0 tan 2 cos gL L v
(5) (1 poin)
atau
0 sin 2gL
v
(6) (1 poin)
Dari titik D kita dapatkan
2 2
2
sin sin tan cos sin cos sin
sin sin sin
L H L L
(7) (2 poin)
Selesaikan persamaan diatas, kita dapatkan
2
sin 4 sin
tan
cos cos sin 2 sin 2
2 1 cot tan 1 cot tan
H L
H H H
L L L
(8) (2 poin)
b. Dari identitas trigonometri sin 2 2tan2 1 tan
, (1 poin) substitusi ke persamaan
(6), untuk didapatkan,
1/2
0 2 tan 8 1
4tan
H
v gL H
L L
3- (13 poin) Sebuah mobil roda empat membelok pada suatu tikungan berbentuk lingkaran.
Lintasan tengah poros roda belakang membentuk lingkaran terhadap pusat tikungan tersebut dengan jari-jari R. Panjang poros atau jarak antara kedua roda belakang adalah H. Massa masing-masing roda belakang adalah m. Roda belakang dapat diasumsikan sebagai suatu cakram dengan jari-jari b. Ambil nilai R = 10 meter, H = 2 meter dan b = 0,5 meter. Jika perbandingan energi kinetik total antara roda belakang luar dengan roda belakang dalam adalah
k, tentukan nilai k.
Solusi:
Roda (cakram) dengan massa m dan jari-jari b, jika diputar mengitari sumbu simetrinya memiliki momen inersia sebesar
2 1 2
Z
I mb . (1 poin)
Untuk kasus roda yang berputar terhadap tikungan yang berarti mengitari sumbu vertikal, maka menurut teorema sumbu sejajar momen inersianya terhadap pusat tikungan adalah momen inersia terhadap sumbu vertikal ditambah dengan massa kali jarak pusat massa ke pusat tikungan.
Momen inersia roda terhadap sumbu vertikal (IX atau IY ) memenuhi persamaan
X Y Z
I I I . Karena
X I = IY
maka
2
1 1
2 4
X Z
I I mb . (1 poin)
Untuk roda luar yang berjarak 1 2
R H dari pusat tikungan O, maka momen inersia roda yang diputar terhadap sumbu vertikal pusat tikungan adalah
2 2
1 1
luar O ( 2 ) 4
I m R H mb . (1 poin)
Misalnya gerakan roda luar memutari tikungan dilakukan dengan kecepatan sudut , maka energi kinetik roda luar melingkari pusat tikungan O adalah
2 2 2 2
1 1 1 1
luar O 2 luar O 2 ( 2 ) 4
EK I m R H b (1 poin)
Selain itu, masih ada energi kinetik roda luar ketika menggelinding murni saat bergerak tersebut dimana roda luar berputar pada sumbunya dengan kecepatan sudut luar. Syarat gerak
roda luar menggelinding murni di jalan adalah
b H
R luar
12 sehingga
b H R
luar
2
1
Energi kinetik roda luar ketika berputar pada sumbunya saat menggelinding murni adalah
2 2 2 2 2 2 2
1 1 1 1 1 1
luar putar 2 Z 2 2( ) ( 2 ) / 4 ( 2 )
EK I mb R H b m R H . (1 poin)
Jadi total energi kinetik roda luar adalah
2 2 2 2 2 2 2 2
1 1 1 1 1 1 1
luar 2 ( 2 ) 4 4 ( 2 ) 8 6( 2 )
EK m R H b m R H m R H b .
(2 poin)
Dengan cara yang sama, total energi kinetik roda dalam adalah
2 2 2
1 1
8 6( 2 )
dalam
EK m R H b . (2 poin)
Perbandingan antara total energi kinetik roda belakang luar dengan roda belakang dalam adalah
2 2
1 2
2 2
1 2
6( )
6( )
R H b
k
R H b
. (1 poin)
Jika dimasukkan nilainya, diperoleh
2905 1,49 1945
4- (10 poin) Sebuah batang homogen dengan massa m dan panjang L diikat dengan menggunakan
2 tali yang masing-masing panjangnya l. Terdapat dua beban yang digantung pada ujung batang B dan C dengan berat masing-masing 2W dan W (lihat gambar). Tentukan besar sudut ketika sistem dalam keadaan setimbang. Nyatakan jawaban Anda dalam W, m, l, dan L.
Solusi:
Diketahui:
m = massa batang
L = panjang batang
l = panjang tali 2W = berat beban B
W = berat beban C
Ditanyakan:
Φ = …?
Jawab:
l l
L
W
2W
Φ T2
T1
B
C α
α
mg
T2sin(α-Φ)
T2cos(α-Φ)
T1cos(α+Φ)
T1sin(α+Φ)
m, L
l l
W
2W B
C
Untuk Gambar
l L l l L 2 4 sin 2
cos 2 2 (1 poin)
0
B
90
sin
90
sin
180
0 sin2 0 0 2 0
mgL WL T L
0 sin cos cos 2 1 2
mg W T
sin cos 2 1 sin cos cos 2 1 2
mg W mg W
T (2 poin)
0
C
90
2 sin
90
sin
180
0 sin2 0 WL 0 T1L 0
L mg 0 sin cos 2 cos 2 1 1
W T
mg sin cos 2 2 1 sin cos 2 cos 2 1 1 W mg W mg
T (2 poin)
0
Fx
cos
0cos 2
1 T
T
cos
0sin cos 2 1 cos sin cos 2 2 1
mg W
W mg
cos
02 1 cos
2 2
1
mg W mg W
0 sin sin 2 1 cos cos 2 1 sin sin 2 2 1 cos cos 2 2 1 W mg W mg W mg W mg 0 sin sin 2 1 2 2 1 cos cos 2 1 2 2 1 W mg W mg W mg W mg
3
sin sin 0cos
cos Wmg
3 cos sin
tan
mg W
W
l L l mg W
l L W
2 4
3
2 tan
2 2
Jadi,
3
4 2 2tan
L l mg W
WL
(1 poin)
atau,
2 2
4 3
arctan
L l mg W
WL
5- (16 poin) Pada suatu daerah, seseorang membuat sebuah meja billiard yang berbentuk
lingkaran. Pada tepi A meja billiard tersebut, sebuah bola (asumsikan sebagai partikel) dipukul dengan laju awal v0 yang cukup besar dan membentuk sudut θ terhadap garis radius (lihat
gambar). Diketahui gesekan dengan meja selama bola bergerak diabaikan dan koefisien restitusi tumbukan antara bola dengan dinding pinggiran meja adalah e <1. Tentukan sudut θ
(dinyatakan dalam e), agar:
θ
0
v
A O
Tampak Atas
a. (3 poin) bola menumbuk dinding hanya satu kali sebelum kembali ke titik A (tempat
semula),
b. (6 poin) bola menumbuk dinding dua kali sebelum kembali ke titik A (tempat semula),
c. (7 poin) bola menumbuk dinding tiga kali sebelum kembali ke titik A (tempat semula).
Solusi:
a. Karena bola hanya menumbuk satu kali sebelum kembali ke titik A, maka lintasan bola haruslah berupa garis lurus. (1 poin)
Jadi bola haruslah ditembakkan sepanjang garis diameter dan melalui titik O (titik pusat
lingkaran), (1 poin)
sehingga θ = 0. (1 poin)
b. Karena bola hanya menumbuk dua kali sebelum kembali ke titik A, maka lintasan bola haruslah membentuk segitiga (lihat gambar dibawah). (1 poin)
Dari gambar diketahui bahwa
1 2
2 rad (1) (0,5 poin)
Saat tumbukan di dinding B, kekekalan momentum arah tangensial memberikan persamaan
0sin 1sin 1
dan Hukum Newton untuk tumbukan pada arah radial,
0cos 1cos 1
ev v (3) (0,5 poin)
θ
0
v
A O
θ θ1
θ1
θ2
θ2
1
v
2
v
B
C
(Gambar 1,5 poin)
Dari persamaan (2) dan (3) didapatkan hubungan
1 1
tan tan
e
(4) (0,5 poin)
Dengan cara yang sama pada dinding C, didapatkan hubungan,
2 1 2
1 1
tan tan tan
e e
(5) (0,5 poin)
Dari persamaan (1), kita dapatkan
1 2
1 2
1 2
tan tan
2
tan tan
1
tan 1 tan tan
(6)
Dengan menggunakan persamaan (4) dan (5), kita dapatkan
3 2
2
tan 1
e e e
(7) (1 poin)
θ
0
v
A O
θ θ1
θ1
θ2
θ2
1
v
2
v
B
C
θ3 v3 θ3
D (Gambar 2 poin)
Dari gambar diketahui bahwa
1 2 3
2 rad (8) (1 poin)
Hubungan sudut saat tumbukan di B dan C diberikan oleh persamaan (4) dan (5). Tumbukan di titik D memberikan hubungan,
3 2 2 1 3
1 1 1
tan tan tan tan
e e e
(9) (1 poin)
Dari persamaan (8), kita dapatkan
1
2 3
2 3
1
1 2 3
tan tan
tan tan tan tan
1 tan tan 1 tan tan
(10) (1 poin)
Dengan menggunakan persamaan (4), (5), dan (9) kita dapatkan,
2 3
6- (11 poin) Sebuah cincin bermassa dan jari-jari
bergerak menggelinding murni di atas lantai
permukaan kasar dengan kelajuan pusat cincin dan kecepatan sudut rotasi 0 seperti gambar di samping.
Di tengah lantai pada jalur cincin, terdapat permen karet kecil bermassa sehingga akan terjadi tumbukan dimana permen tersebut lalu akan
menempel pada cincin. Abaikan efek gundukan antar cincin-permen sehingga penempelan tersebut terjadi secara spontan dan cincin tidak slip sesaat setelah tumbukan. Diketahui percepatan gravitasi adalah g. Tentukan:
a. (3 poin) Laju pusat cincin sesaat setelah peristiwa tumbukan itu terjadi.
b. (8 poin) Laju pusat cincin maksimum, v0maks , agar cincin tidak slip.
Solusi:
a) Sebelum tumbukan, Cincin: I mR2
pm
R
v0 0 (1 poin)
Setelah tumbukan,
Terhadap pusat cincin: I'ImR2 2mR2
R
v (1 poin)
Tumbukan yang terjadi adalah tumbukan tidak elastik. Kekekalan momentum sudut (terhadap pusat cincin):
Maka didapat:
20
v
v (2) (1 poin)
b) Sesaat setelah tumbukan:
2 2
2
2 1 2
1mR mv
EKcincinrotasi
2
2 1mv EKcincintranslasi
0
permen
EK
2
mv
Cincin slip apabila tidak ada kontak antara cincin dan lantai. Kontak tersebut dapat hilang karena adanya gaya dorongan sentrifugal akibat permen karet. Gaya dorongan ini maksimum terjadi saat permen karet berada di puncak cincin seperti gambar diagram gaya di samping.
Ketika permen di puncak cincin:
mgR mv
Etotal 3 '22 (1 poin)
Atau dari kekekalan energi saat permen karet di bawah dan di puncak:
mgR mv
mv2 3 '22 Sehingga
gR v
v2 3 '22 (4) (1 poin)
Saat permen karet di puncak, persamaan gaya permen karet arah vertikal:
(1 poin)
dan persamaan gaya cincin arah vertikal:
(1 poin)
maka:
(1 poin)
Laju maksimum terjadi pada saat , maka:
(1 poin)
Didapat laju pusat cincin maksimum:
(1 poin)
7- (15 poin) Ban berjalan (conveyer belt) sedang bergerak mendatar dengan kelajuan konstan v0
(lihat gambar). Sebuah silinder homogen (dengan massa M dan jari-jari R ) yang sedang berotasi dengan kecepatan sudut 0 secara perlahan dijatuhkan ke atas ban berjalan tersebut. Diketahui kadalah koefisien gesek kinetik antara silinder dengan ban berjalan. Tentukan jarak relatif yang dijalani silinder saat masih tergelincir di atas ban berjalan sebelum ia mulai berotasi tanpa tergelincir (tanpa slip).
Solusi:
Persamaan-persamaan gerak silinder relatif terhadap ban berjalan adalah
RF I
F
Ma dan (2 poin)
dengan F adalah gaya gesek dan I = MR2/2.
Gaya gesek F diperoleh dari gaya normal N = Mg, yaitu F = k N = k Mg.
Oleh sebab itu, percepatan linear dan percepatan sudut diberikan oleh
g R
g
ak dan 2k (2 x 2 poin)
sehingga
vv0kgt dan RR0 2kgt (2 x 2 poin)
Silinder berotasi tanpa slip saat berlaku kondisi v = R, sehingga
g R v t
k
3 0
0
(2 poin)
dan jarak relatif yang dijalani silinder di atas ban berjalan sebelum ia mulai berotasi tanpa tergelincir adalah
g R v x
k
18 ) ( 0 0 2
(3 poin)
V0
0 ban berjalan
8- (15 poin) Dua balok terhubung dengan sebuah batang tegar tak bermassa dan ditempatkan
pada bidang miring dengan sudut kemiringan seperti ditunjukkan dalam gambar di bawah. Balok bermassa m1 dan m2 masing-masing memiliki koefisien gesek kinetik (terhadap bidang)
1
k
dan k2.
a. (9 poin) Carilah persamaan percepatan sistem tersebut!
b. (5 poin) Carilah persamaan gaya pada batang penghubung yang bekerja pada tiap balok!
c. (1 poin) Tunjukkan bahwa gaya pada bagian soal b adalah nol ketika k1k2!
Solusi:
Diagram benda bebas untuk kedua balok adalah:
Dalam sistem koordinat seperti pada diagram bebas di atas, gaya-gaya yang bekerja pada balok 1 dapat ditulis sebagai berikut:
; ˆ
1 1 N y
N FG1 m1gsin xˆm1gcos y;ˆ
;ˆ
batang1 T x
F fk1 k1N1xˆ
(1) (1 poin)
Gaya-gaya yang bekerja pada mass 2 dapat ditulis sebagai berikut:
; ˆ
2 2 N y
N FG2 m2gsin xˆm2gcos y;ˆ
;ˆ
batang2 T x
F fk2 k2N2xˆ
(2) (1 poin)
Gaya yang bekerja pada batang sama besar dan berlawanan arah. Penerapan hukum Newton ke dua dalam arah sumbu ypada massa 1 memberikan:
0 cos
cos
0 1 1 1 1
1 1
, ma N mg N mg
Ftotaly y (3)
(1 poin)
Dengan cara yang sama Hukum Newton ke dua diterapkan dalam arah sumbu ypada massa 2 memberikan:
0 cos
cos
0 2 2 2 2
2 2
, m a N m g N m g
Ftotaly y (4)
(1 poin)
Penerapan hukum ke dua Newton dalam arah sumbu xpada massa 1 memberikan:
x
k N mg ma
T1 1 1 sin 1 1 (5)
(1 poin)
1
m
2
m
1
k
f
1
m Fbatang1
1
G
F
1
N
x y
2
k
f
2
m
2 tang ba
F
2
G
F
2
N
x y
Penerapan hukum ke dua Newton dalam arah sumbu xpada massa 2 memberikan:
x
k N m g ma
T 2 2 2 sin 2 1
(6)
(1 poin)
a. Kedua balok memiliki percepatan sama besar. Gunakan pers. (3 dan 4) dalam pers. (5 dan 6) dan kemudian penjumlahan pers. (5) dan (6) memberikan:
k1m1 k2m2
gcos
m1m2
gsin
m1m2
a1x (7)
(1 poin)
Penyelesaian untuk komponen percepatan memberikan:
2 1
2 1 2
2 1 1
1 m m mgcosm m m gsin
a k k
x
(8)
(1 poin)
b. Bagi pers. (5) dengan m1dan pers. (6) dengan m2 dan kemudian ambil selisih keduanya
akan menghasilkan:
cos 01 1
2 1 2
1
g
m m
T k k (2 poin)
Penyederhanaan memberikan:
2 1
2 1 2
1 gcos mmmm
T k k
(9)
(3 poin)