• Tidak ada hasil yang ditemukan

TRANSPARANSI PELAYANAN SANTUNAN DI KANTOR JASA RAHARJA SIDOARJO.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TRANSPARANSI PELAYANAN SANTUNAN DI KANTOR JASA RAHARJA SIDOARJO."

Copied!
156
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyar atan Memperoleh Gelar Sar jana Pada FISIP UPN “Veter an” J awa Timur

Disusun Oleh :

VAILA SHUFAH NINDIYATI NINGRUM NPM. 0841010006

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

(2)

VAILA SHUFAH NINDIYATI NINGRUM NPM. 0841010006

Telah Diper tahankan Dihadapan Dan Diter ima Oleh Tim Penguji Skripsi Pr ogram Studi Administr a si Negara Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Univer sitas Pembangunan Nasional ”Veteran” J awa Timur Pada Tanggal : 05 Apr il 2012

Pembimbing

Dr a. Sr i Wibawani, M.Si NIP : 196704061994032001

Tim Penguji : 1.

DR. Lukman Ar if, M.Si NIP. 196411021994031001 2.

Dr a. Susi Hardjati, M.AP NIP. 196902101993032001

3.

Dra. Sri Wibawani, M.Si NIP : 196704061994032001

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Univer sitas Pembangunan Nasional ”Veteran” J awa Timur

(3)

Nama Mahasiswa : Vaila Shufah Nindiyati Ningr um

NPM : 0841010006

Pr ogr am Studi : Ilmu Administrasi Negar a Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Menyatakan bahwa Skr ipsi ini telah dir evisi dan disahkan Pada Tanggal...

Mengetahui / Menyetujui

Dosen Penguji I

DR. Lukman Ar if, M. Si NIP. 196411021994031001

Dosen Penguji II

Dra. Susi Har djati, M.AP NIP. 196902101993032001

Dosen Penguji III

(4)

Disusun Oleh :

VAILA SHUFAH NINDIYATI NINGRUM NPM. 0841010006

Telah disetujui untuk mengikuti ujian skripsi Menyetujui,

Pembimbing

Dra. Sr i Wibawani, MSi NIP. 196704061994032001

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Univer sitas Pembangunan Nasional ”Veteran” J awa Timur

(5)

aku sayang dan menyeyangiku, untuk itu aku ingin mengucapkan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya buat :

1. Buat Mama ku, tercinta, tersayang dan terkasih yang selalu setia berdo’a buat Revie, memberikan bimbingan, nasehat, arahan dan kasih sayang yang tak terhingga serta telah memberikan dorongan dan dukungan tiada batas untuk tetap bersemangat dan optimis dalam menghadapi segala cobaan dan ujian, makasih atas semua jasa yang tak ternilai harganya yang telah diberikan, atas kerja keras, binaan, dan didikan selama ini , menjadi pelita semangat dalam setiap langkah Revie dan selama proses penyusunan skripsi ini. Gelar ini ku persembahkan buat Mama tercinta I LOVE YOU MOM, always and forever ...J

MAMA HARUS JADI MAMA YANG Kuaaatt Yaaa !! J

2. Buat Mas Veri dan Adik Bella, tercinta tersayang yang cantik dan cakep, tanpa senyum, canda , tawa serta semangat, aku tidak akan bisa menyelesaikan pendidikan ini , dan tetap semangat yaa jalani hidup ini, kasih yang terbaik buat Mama kita jangan kecewakan Mama yaa kita harus bisa bikin Mama Bahagia dan tetap tersenyum cuma kita harapan Mama untuk tetap kuat dan tegar menjalani Kehidupan ini J

(6)

kuliah dah dan sering memberikan Revie bantuan berupa materiil agar bisa jalan-jalan biar Revie gak galau tentunya untuk bersenang-senang J 5. Buat Mas Yudhistira tersayang dan tercinta , yang selalu sabar

mendampingi Revie dan senantiasa memberikan, cinta, kasih sayang, pengertiaan, support serta do’a dalam suka dan duka, inspirasi Revie, serta semangat dan perhatian dalam menjalani studi maupun dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini, dan tidak lupa dikala Revie lagi menghadapi kejunuhan selalu mengajak Revie buat jalan-jalan dan mengedit skripsi ini. Maaf yaa Revie sering ngrepotin, serta jadi pelampisaan saat susah dan senang pokoknya banyak deh yang sudah di lakukan buat Revie. Makasih ya dear buat semuanya yang sudah kamu berikan buat aku selama ini yang selalu ada disampingku, selalu menemaniku saat aku senang, sedih dan susah buat aku selalu teteap tersenyum yaa dalam kondisi apa pun itu J

I LOVE YOU DEAR, always and Forever J J

(7)

memberikan, bantuan, dorongan, dan inspirasi buat Revie, serta semangat dalam menjalani studi maupun dalam menyelsaikan penyusunan skripsi ini, Makasih yaa guys atas kenangan yang terlupakan selama kita bersama dan sulit terlupakan karna sudah Revie ukir indah dalam hatiku dan bahkan menjadi cerita terindahku ...J J J

I LOVE YOU ALL, always dan forever don’t Forget Me...

8. Sahabat- Sahabat angkatan 2008 dan semua pihak yang tak bisa Revie sebutkan satu-persatu. Semangat ayoooo selsaikan kuliah kita dan menempuh dunia baru yang bakal membawa kita ke masa depan yang jauh lebih baik, Makasih yaaa guys buat semuanya keep fight yeah J J J

Terima Kasih yang sebesar-besarnya buat semuanya, karena tanpa kalian aku gak akan pernah seperti sekarang. Tapi hidup berjalan dan perjuangan terrus berlanjut demi mencapai kebahagian yang diharapkan, maaf bila selama ini banyak kekurangan dan kesalahanku yang disengaja dan yang ga disengaja.

love

(8)

rahmat dan hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan proposal skripsi yang berjudul “TRANSPARANSI PELAYANAN SANTUNAN DI KANTOR PERWAKILAN J ASA RAHARJ A SIDOARJ O”. Tugas ini dibuat dalam memenuhi persyaratan kurikulum pada Program Studi Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Pembangunan Nasional “VETERAN” Jawa Timur.

Dalam tersusunnya tugas ini penulis mengucapakan terima kasih sebesar-besarnya kepada Dra. Sri Wibawani, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan kepada penulis. Disamping itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dra. Ec. Hj. Suparwati, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

2. Bapak Dr. Lukman Arif, M.Si, selaku Ketua Program Studi Ilmu Administrasi Negara.

3. Bapak/Ibu Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

4. Pimpinan dan Seluruh Staf Samsat Jasa Raharja di Sidoarjo yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan proposal skripsi ini.

(9)

persatu yang secara langsung maupun tidak langsung telah memberikan masukan dan bantuan dalam penyusunan laporan ini.

Dalam penyusunan proposal ini penulis menyadari masih ada kekurangan-kekurangan dalam penyusunannya. Oleh karena itu penulis senantiasa bersedia dan terbuka dalam menerima saran, kritik dari semua pihak yang dapat menambah kesempurnaan skripsi.

Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih serta besar harapan penulis semoga proposal ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Surabaya, November 2011

(10)

Halaman

KATA PENGANTAR ...

i

DAFTAR ISI...

vi

DAFTAR GAMBAR ...

x

DAFTAR TABEL... xi

DAFTAR GRAFIK... xvi

ABSTRAKSI... xvii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ...

1

B. Perumusan Masalah ...

14

C. Tujuan Penelitian ...

15

D. Kegunaan Penelitian...

15

BAB II KAJ IAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu ... 17

B. Landasan Teori ... 20

1. Pelayanan... ...

20

a. Pengertian Pelayanan ...

20

b. Tujuan Pelayanan Publik ...

21

c. Pelayanan Sebagai Proses... 22

d. Faktor Pendukung Pelayanan Umum... 23

(11)

d. Kelompok Pelayanan Publik...

29

e. Pengertian Kualitas Pelayanan Publik ...

30

f. Dimensi Kualitas Pelayanan Publik... 31

3. Organisasi Publik... 33

a. Pengertian Organisasi Publik... 33

b. Faktor-faktor Keberhasilan Organisasi... 34

4. Transparansi ... 35

a. Pengertian Transparansi ... 35

b. Transparansi Pelayanan Publik ... 38

c. Prinsip – prinsip Transparansi ... 40

C. Kerangka Berpikir ... 41

D. Hipotesis... 42

BAB III METODE PENELITIAN

A. Definisi Operansional dan Pengukuran Variabel...

43

B. Populasi, sampel, dan teknik penarikan sampel...

48

C. Jenis Data Dan Teknik Pengumpulan Data ... .

49

1. Jenis Data…... 49

2. Pengumpulan Data... 50

(12)

2. Kedudukan PT. Jasa Raharja (Persero) Sidoarjo... 58

3. Visi dan Misi PT. Jasa Raharja (Persero) ... 66

a. Visi PT. Jasa Raharja (Persero)... 66

b. Misi PT. Jasa Raharja (Persero) ... 66

4. Bidang Usaha Perusahan ... 66

5. Tugas Dan Pokok PT. Jasa Raharja (Persero) ... 69

6. Dasar Hukum Pelaksanaan... 69

a. Undang-undang Nomor 33 Tahun 1964 Tentang Dana

Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang ... 69

b. Undang-undang Nomor 34 Tahun 1964 Tentang Dana

Kecelakaan Lalu Lintas Jalan ... 70

c. Pengecualian... 72

d. Pengertian Ahli Waris... 74

7. Sistem Pembayaran Premi... 74

a. Jenis Premi... 74

b. Besaran Premi dan Santunan... 75

c. Teknis Pengutipan Premi... 75

d. Jenis Santunan... 76

8. Struktur Organisasi... 78

(13)

a. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 82

b. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 82

c. Karakteristik Responde Berdasarkan Pendidikan ... 83

d. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan ... 83

e. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Resiko Kecelakaan ... 84

f. Karakteristik Responden Berdasarkan Transportasi ... 84

2. Penyajian Data Tentang Komponen Penelitian ... 85

3. Penyajian Data Tentang Indikator Penelitian ... 105

4. Penyajian Data Tentang Kategori Seluruh Indikator ... 118

5. Penyajian Data Tentang Variabel Penelitian... 120

C. Analisis dan Pengujian Hipotesis ... 122

D. Pembahasan ... 124

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A.

Kesimpulan... 138

B.

Saran... 140

DAFTAR PUSTAKA...

LAMPIRAN... ....

(14)

Berdasarkan fenomena bahwa penerima dana santunan dari kantor Jasa Raharja Sidoarjo sebanyak 602 orang sangat kecil jumlahnya (41%), jika dibanding dengan pemohon pengajuan asuransi sebanyak 1.458 pemohon. Seharusnya semua masayarakat yang berhak dapat memperoleh santunan. Di sisi lain PT. Jasa Raharja merupakan salah satu BUMN yang menjadi ikon pelayanan publik di Jawa Timur yang dalam melaksanakan pelayanan yang berpedoman pada Keputusan Men.PAN No.63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Publik. Khususnya transparansi dan akuntabilitas berpedoman pada Keputusan Menteri Pendayaan Aparatur Negara Nomor : KEP/26/M.PAN/2/2004. Tujuan Penelitian ini adalah : (1)Untuk Mengetahui Kategori Tingkat Transparansi Pelayanan Santunan di Kantor Jasa Raharja Sidoarjo.(2)Untuk Menguji Perbedaan Antara Frekuensi Tingkat Transparansi Pelayanan Santunan Yang Diamati (fo) Dengan Frekuensi Tingkat Transparansi Yang Diharapkan (fh).

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan variabel mandiri dengan 10 indikator sesuai dengan Keputusan Menteri Pendayaan Aparatur Negara Nomor : KEP/26/M.PAN/2/2004 yaitu manajemen penyelenggaran pelayanan publik, prosedur pelayanan, persyaratan teknis dan persyratan administratif pelayanan, rincian biaya pelayanan, wkatu penyelesaian pelayanan, pejabat yang berwewenang dan bertanggung jawab, lokasi pelayanan, janji pelayanan, standart pelayanan dan informasi pelayanan.. Metode yang digunakan adalah deskritif kuantitatif dengan teknik pengumpulan data kuesioner dari 240 responden sebagai sampel yang mewakili populasi dalam penelitian ini adalah penerima dana santunan sejumlah 602 orang dari bulan Oktober 2010 sampai dengan bulan September 2011.

Dari hasil penelitian dan pembahasan menghasilkan kesimpulan : 1) Transparansi Pelayanan Santunan di Kantor Jasa Raharja Sidoarjo berada dalam kategori transparan dengan sebesar 43% jawaban responden, tetapi 38% menyatakan cukup transparan. 2) Indikator Manajemen dan Penyelenggaraan Pelayanan Publik merupakan Indikator yang mendapatkan penilaian paling tidak transparan (19%). 3) Indikator Standar Layanan Publik medapatan penilaian merupakan indikator yang mendapatkan penilaian sangat transparansi (20%).

(15)

A. Latar Belakang

Penyelenggaraan pelayanan publik yang dilaksanakan oleh aparatur pemerintah dalam berbagai sektor pelayanan, terutama yang menyangkut pemenuhan hak-hak sipil dan kebutuhan dasar masyarakat, kinerjanya masih belum seperti yang diharapkan.

Buruknya kinerja pelayanan publik ini antara lain dikarenakan belum dilaksanakannya transparansi dan akuntabilitas dalam penyelenggaraan pelayanan publik. Oleh karena itu, pelayanan publik harus dilaksanakan secara transparan dan akuntabel oleh setiap unit pelayanan instansi pemerintah karena kualitas kinerja birokrasi pelayanan publik memiliki implikasi yang luas dalam mencapai kesejahteraan masyarakat.

(16)

tersebut. Pelayanan yang mahal, kaku dan berbelit-belit, sikap dan tindakan aparat, pelayanan yang suka menuntut imbalan, kurang ramah, arogan, lambat dan fasilitas pelayanan yang kurang memuaskan dan sebagainya, ini merupakan fenomena-fenomena yang seringkali mewarnai proses hubungan antara pemerintah dan masyarakat berkaitan dengan proses pelayanan. (effendi dalam Widodo, 2001:156).

Kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan yang mungkin dihadapi itu tidak selalu sama, tergantung pada perkembangan yang terjadi dalam masyarakat yang bersangkutan itu sendiri. Pada kenyataannya, asuransi kecelakan sebenarnya masih merupakan suatu kenyataan yang relatif muda. Mulai pertumbuhan dan perkembangannyapun berlandaskan atas kebutuhan masyarakat akan suatu jaminan sosial. Keadaan ekonomi yang buruk, maka masyarakat merasa adanya suatu kebutuhan jaminan sosial yang lebih besar dan lebih terjamin. Selanjutnya di berbagai negara atas dasar memberikan jaminan sosial itulah, mulai pada dikembangkan pola asuransi sosial, yang pada dasarnya memberikan perlindungan kepada masyarakat luas, terhadap semua kemungkinan kerugian yang diderita di luar kemampuan orang-orang pribadi.

(17)

kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Untuk mewujudkan pelayanan yang berkualitas, transparan dan akuntabel antara lain telah ditetapkan Keputusan Mentri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Publik. Namun demikian transparansi dan akuntabilitas yang merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan secara utuh oleh setiap instansi dan unit pelayanan instansi pemerintah sesuai dengan tugas dan fungsinya belum juga dapat dilaksanakan secara menyeluruh. Sehubungan dengan hal tersebut, perlu penjabaran secara lebih rinci mengenai transparansi dan akuntabilitas pelayanan publik, karena pelaksanaan transparansi dan akuntabilitas dalam penyelenggaraan pelayanan publik akan meningkatkan kinerja pelayanan publik. Transparansi dan akuntabilitas harus dilaksanakan pada seluruh aspek manajemen pelayanan publik, meliputi kebijakan, perencanaan, pelaksanaan, pengawasan/ pengendalian, dan laporan hasil kinerjanya. Transparansi dan akuntabilitas hendaknya dimulai dari proses perencanaan pengembangan pelayanan publik karena kepastian pelayanan bagi masyarakat umum yang memerlukan dan yang berhak atas pelayanan.

(18)

Dalam era reformasi yang kini sedang dijalankan dalam aspek yang bersentuhan dengan publik, sebuah transparansi dan pelayanan prima sudah menjadi sebuah kebutuhan. Terlebih era globalisasi yang membutuhkan suatu percepatan yang berujung pada faktor ekonomis menjadi sebuah kebutuhan yang tidak bisa ditawar, paradigma birokrasi yang minta dilayani haruslah segera dibongkar.

Pejabat yang menempatkan dirinya pada posisi penguasa dan masih sangat terbatas pejabat yang menyadari perannya sebagai penyedia pelayanan publik kepada masyarakat, hal ini menjadi bagian penyebab buruknya layanan kepada masyarakat. Persoalan rantai birokrasi dalam sebuah urusan publik, telah menjadi kekesalan publik. Harapan masyrakat luas agar memberikan kualitas pelayanan publik menjadi sebuah kewajiban yang perlu direspon.

Untuk itu pemerintah Propinsi Jawa Timur telah menetapkan Peraturan Daerah Propinsi Jawa Timur Nomor 11 Tahun 2005 dan Peraturan Gubernur Nomor 14 Tahun 2006 Tentang Pelayanan Publik di Propinsi Jawa Timur. Secara substantif kedua peraturan tersebut memberikan penguatan peran kepada masyarakat dalam pengelolaan pelayanan publik, sehingga seluruh aparatur penyelenggara pelayanan publik di Jawa Timur harus segara berbenah diri dan mempersiapkan segala sesuatu, terutama dengan melalukan penyesuaian dan perubahan mindset serta pelaksanaan sistem tatalaksana pelayanan agar mampu memberikan pelayanan sesuai keinginan masyarakat.

(19)

masyarakat dapat memperoleh informasi tentang berbagai upaya yang dilakukan dalam memberikan pelayanan terbaik sebagai bukti bahawa aparatur birokrasi telah berubah.

Pemerintah melalui Undang-undang Nomor. 33 Tahun 1964 tentang Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang dan Undang-undang Nomor. 34 Tahun 1964 tentang Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan telah membentuk Perusahaan Negara yang bergerak dibidang perasuransian yaitu PT. Jasa Raharja (Persero). Tugas dan tanggungjawabnya adalah melakukan pemupukan dana melalui iuran dan sumbangan wajib untuk selanjutnya disalurkan kembali melaui santunan jasa raharja kepada korban atau ahli waris korban kecelakaan lalu lintas di jalan raya.

PT. Jasa Raharja (Persero) adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang perasuransian, pembinaannya dibawah Departemen Keuangan. Badan usaha inilah yang mengelola iuran dan sumbangan wajib, untuk selanjutnya disalurkan kepada korban/ahli-waris korban yang mengalami kecelakaan di jalan raya sebagai santunan asuransi jasa raharja. Ternyata di dalam kepengurusan santunan ansuransi jasa rahaja terdapat banyak hambatan dalam prosesnya.

(20)

Bentuk reformasi birokrasi yang dilakukan PT. Jasa Raharja adalah: a. Prinsip 5 (lima) tepat Pelayanan Santunan

Tepat informasi adalah diperolehnya informasi yang akurat tentang kecelakaan alat angkutan umum dan lalu lintas jalan sedini mungkin serta diberitahukan kepada korban atau ahli waris korban tentang haknya dengan tepat dan jelas.

Tepat jaminan adalah pemberian santunan kepada korban atau ahli waris korban dipastikan sesuai dengan ketentuan dan ruang lingkup serta nilai jaminan.

Tepat subjek adalah penerimaan santunan adalah korban/ahli waris korban yang benar-benar berhak.

Tepat waktu adalah pelayanan penyelesaian santunan mulai dari proses pengajuan sampai dengan penyerahan santunan dilakukan dalam batasan waktu yang tepat serta menepati waktu yang dijanjikan.

Tepat tempat adalah penyerahan santunan diupayakan sedekat mungkin dengan domisili resmi korban atau ahli waris korban.

b. Sikap perilaku petugas dalam memberikan pelayanan c. Menerima keluhan dari masyarakat dalam hal pelayanan d. Merespon keluhan dari masyrakat dalam hal pelayanan e. Pendekatan dengan mitra kerja terkait

f. Komunikasi melalui telpon

(21)

Kerjasama antara PT. Jasa Raharja (Persero) dengan pihak Kepolisian dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota adalah dalam rangka meningkatkan pelayanan bagi masyarakat pemilik kendaraan bermotor dan pengguna fasilitas jalan raya lainnya. Selain dari pada itu untuk menumbuh-kembangkan kesadaran pemilik kendaraan bermotor dan pungusaha angkutan umum untuk membayar iuran dan sumbangan wajib jasa raharja. Dengan tingkat kesadaran masyarakat yang baik untuk memenuhi kewajiban akan pembayaran iuran dan sumbangan wajib maka, masyarakat akan tertib berlalu lintas, tertib hukum, sehingga dalam rangka ikut serta mendukung program pembangunan perekonomian nasional dapat terwujud.

Tabel 1.1

DATA J UMLAH KORBAN KECELAKAN DI SIDORAJ O No Bulan J umlah Kor ban Kecelakaan di Sidoar jo

1. Oktober 2010 151

2. November 2010 142

3. Desember 2010 125

4. Januari 2011 153

5. Febuari 2011 136

6. Maret 2011 140

7. April 2011 93

8. Mei 2011 136

9. Juni 2011 129

10. Juli 2011 114

11. Agustus 2011 119

12. September 2011 115

J umlah 1.553 Sumber :Data Kantor Jasa Raharja Sidoarjo 2010-2011

(22)

bulannya tidak kurang lebih dari 90 kejadian kecelakaan, Pada bulan Januari 2011 merupakan angka kecelakaan yang tertinggi karena pada bulan tersebut banyak yang merayakan tahun baru sehingga banyak orang yang keluar rumah dan kurang taat pada peraturan lalu-lintas yang ada.

(23)

Tabel 1.2

DATA PENGAJ UAN SANTUNAN DI KANTOR J ASA RAHARJ A SIDOARJ O

NO BULAN J UMLAH PENGAJ UAN DANA SANTUNAN

MD Luka-luka J umlah

1. Oktober 2010 29 83 112

2. November 2010 46 91 137

3. Desember 2010 43 79 122

4. Januari 2011 38 104 142

5. Febuari 2011 31 97 128

6. Maret 2011 32 106 138

7. April 2011 29 64 93

8. Mei 2011 36 91 127

9. Juni 2011 41 88 129

10 Juli 2011 29 85 144

11. Agustus 2011 27 80 107

12. September 2011 29 80 109

J UMLAH 410 1.048 1.458 Sumber :Data Kantor Jasa Raharja Sidoarjo 2010-2011

Dari tabel diatas ini dapat dilihat bahwa proses pengajuan asuransi jasa raharja selama bulan Oktober 2010 hingga September 2011 sebanyak 1.458 kasus. Hal ini hampir sebanding dengan banyaknya kasus kecelakaan yang terjadi selama periode tersebut. Ini menandakan bahwa masyarakat telah memahami pentingnya asuransi kecelakaan sehingga proses pengajuan dana santunan asuransi berbanding lurus dengan jumlah kasus kecelakaan yang ada. Hal ini didasarkan karena semakin mahalnya biaya kesehatan dan menurunnya kondisi ekonomi masyarakat indonesia.

(24)

kenyataanya banyak masyarakat yang berharap atau / menggantungkan terhadap eksistensi PT. Jasa Raharja sebagai pemberi hak santunan terhadap masyarakata yang diambil dari pajak perorangan, misal adanya pajak Surat Tanda Nomor Kendaraan ( STNK ). Dipilihnya kantor Jasa Raharja Sidoarjo ini sebagai bahasan karena masih banyak ditemukannya masyarakat yang sulit mendapatkan haknya atas santunan jasa raharja. Belum semua korban/ahli waris korban kecelakaan di jalan raya dapat menerima haknya berupa santunan jasa raharja. Jasa Raharja sebagai pelayanan taransparansi serta penyaji persyaratan administrasi santunan jasa raharja juga masih ditemukan masyarakat yang tidak mengerti prosedur pelayanan dana santunan dan terkesan mempersulit korban atau ahli waris korban.

(25)

yang bersifat terbuka bagi masyarakat dari proses kebijakan, perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan/pengendaliannya, serta mudah diakses oleh semua pihak yang membutuhkan informasi, bila transparansi dalam pelayanan sudah dilaksanakan dengan baik maka akan kemungkin kecil akan terjadi hal-hal ketidak lancaran dalam proses pengurusan santunan, seperti kejadian tersebut di bawah ini.

Sidoarjo : Dalam pelaksanaan pemberian santunan korban kecelakaan dilapangkan tidak demikian, terkait pelayanan masih saja oknum petugas Jasa Raharja Sidoarjo mempersulit masayarakat saat pengurusan surat-surat sebagai persyaratan masayarakat mendapat santunan tersebut. Dalam pengurusannya masyarakat bisa sampai lima kali mendatangi kantor Jasa Raharja Sidoarjo tersebut bahkan ada yang sampai satu bulan. Hal ini yang dialami oleh yepi (21) warga desa tomproasri RT.08/RW.03 kecematan Jabon Kabupaten Sidoarjo. Pada saat kecelakaan dia sedang berangkat kerja, kemudian dia dilarikan ke Rumah Sakit Masyitih Bangil dan di Rawat disana.

(Sumber: Infosidoarjo.com)

Tabel 1.3

DATA PENERIMA SANTUNAN

DI KANTOR J ASA RAHARJ A SIDOARJ O

No Bulan J umlah Pener ima Dana

Santunan

1. Oktober 2010 46

2. November 2010 60

3. Desember 2010 58

4. Januari 2011 58

5. Febuari 2011 53

6. Maret 2011 43

7. April 2011 43

8. Mei 2011 61

9. Juni 2011 48

10. Juli 2011 39

11. Agustus 2011 47

12. September 2011 47

(26)

Jika dilihat dari tabel diatas penerima dana santunan dari kantor Jasa Raharja Sidoarjo sebanyak 602 orang sangat kecil jumlahnya jika dibanding dengan pemohon pengajuan asuransi sebanyak 1.458 pemohon. Dari data tersebut proses pengajuan yang disetujui untuk pencairan dana santuan hanya mencapai 41%. (Sumber :Data Kantor Jasa Raharja Sidoarjo).

Menurut Tugas pokok PT. Jasa Raharja (Persero) adalah menghimpun dan memupuk dana masyarakat melalaui iuran dan sumbangan wajib, untuk selanjutnya menyalurkannya kembali kepada masyarakat yang berwujud santunan jasa raharja, terhadap korban kecelakaan lalu lintas. PT. Jasa Raharja (Persero) dalam melaksanakan kegiatannya berdasar atas Iuran wajib yang dijamin oleh Undang-undang No. 33 Tahun 1964 tentang Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan. Peraturan Pemerintah No. 17 Tahun 1965 tentang Ketentuan-Ketentuan Pelaksanaan Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang. Sumbangan wajib yang dijamin oleh Undang-undang No. 34 Tahun 1964 tentang Dana kecelakaan Lalu Lintas Jalan. Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1965 tentang Ketentuan-Ketentuan Pelaksanaan Dana Kecelakaan Lalu Lintas. harusnya yang dapat semuanya dengan ketentunan yang sesuai dengan undang-undang yang berlaku, sedangkan kenyataannya 24% korban yang berhak atas santunan. Namun demikian jaminan tersebut belumlah cukup memberikan jaminan perlindungan bagi korban kecelakan untuk mengurangi beban penderitaan korban dan keluarganya.

(27)

kebutuhan dasar masyarakat, kinerjanya masih belum seperti yang di harapkan, hal ini dapat dilihat dari antara lain dari banyaknya pengaduan dan keluhan dari masyarakat , seperti menyangkut prosedur dan mekanisme kerja pelayanan yang , tidak transparan, kurang informatif dalam arti kurangnya penyuluhan tentang Jasa Raharja terhadap masyarakat luas terutamanya masayrakat pedalaman. Kurang akomodatif, kurang konsisten, terbatasnya fasilitas, sarana dan prasarana pelayanan, sehingga tidak menjamin kepastian hukum, waktu dan biaya, dan fenomena atau fakta yang benar terjadi saat ini adalah krisis kepercayaan terhadap PT. Jasa Raharja yang mana membuat kebanyakan masyarakat berpindah haluan lebih percaya terhadap pelayanan jasa swasta yang misalnya Asuransi Bank Mandiri, dikarenakan banyak masyarakat yang menilai pelayanan Jasa swasta lebih transparan dan profesional. Berdasarkan Keputusan Mentri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomer : Kep/26/M.PAN/2/2004 tentang petujuk teknis Transparansi dan akuntabilitas dalam penyelenggaran pelayanan publik. Dengan adanya keputusan itu maka buruknya kinerja pelayanan publik ini antara lain dikarenakan belum dilaksanakannya pelayananan transparansi dalam penyelenggaran pelayanan publik. Oleh karena itu pelayanan publik harus dilaksanakan secara transparan oleh setiap unit pelayanan publik.

(28)

Jasa Raharja telah aktif untuk melakukan jemput bola kepada klaim, persyaratan untuk mendapatkan pembayaran dana santunan bagi korban kecelakan lalu lintas cukup sederhana dan tidak berbelit.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Tr anspar ansi Pelayanan Santunan Di Kantor J asa Raharja Sidoar jo”

B.Per umusan Masalah

Berdasarkan fenomena yang diuraikan dalam latar belakang menyatakan bahwa transparansi dalam pelayanan publik adalah hal yang penting untuk dikaji, khususnya dalam fenomena masalah sosial yang terjadi pada pelayanan santunan di Kantor Jasa Raharja Sidoarjo.

Penelitian ini berusaha mengkaji transparansi pelayanan dengan pendekatan kuantitatif yaitu deskriptif kuantitatif mengukur transparansi pelayanan santuan jasa raharja, maka dapat dinyatakan perumusan masalah penelitian yaitu :

1. Bagaimana Kategor i Tingkat Tr anspar ansi Pelayanan Santunan di Kantor J asa Rahar ja Sidoar jo ?

(29)

C.Tujuan Penelitian

Untuk menjawab pertanyaan dalam perumusan masalah maka tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk Mengetahui Kategor i Tingkat Transpar ansi Pelayanan Santunan di Kantor J asa Rahar ja Sidoar jo.

2. Untuk Menguji Per bedaan Antara Fr ekuensi Tingkat Transparansi Pelayanan Santunan Yang Diamati (fo) Dengan Fr ekuensi Tingkat Tr ansparansi Yang Diharapkan (fh)

D.Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis bagi tambahan bahan kajian yang berhubungan dengan pelayanan publik dan manfaat praktis terutama sebagai bahan pertimbagan instansi tempat penelitian secara sepesifik di uraikan sebagai berikut :

1. Bagi Peneliti:

(30)

2. Bagi Kantor J asa Raharja Sidoar jo:

Sebagai bahan informasi tentang tingkat transparansi pelayanan santunan dan masukan bagi Kantor Jasa Raharja Sidoarjo, sebagai peningkatkan kualitas pelayanan santunan Jasa Raharja, selain itu bentuk hubungan antara masyarakat dengan instansi pemerintah.

(31)

A.

Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh pihak lain yang dapat

dipakai sebagai bahan masukan serta bahan pengkajian yang terkait dengan

penelitian ini, yaitu :

1.

ANDHIKA PERBAWA PUTRA Mahasiswa Program Studi Ilmu

Pemerintahan, Universitas Diponegoro Semarang dalam penelitiannya Kualitas

Pelayanan Santunan Korban Kecelakaan Lalu Lintas Jalan ( studi pada PT. Jasa

Raharja (persero ) Cabang Semarang.

Permasalahan yang ada dalam penelitian ini adalah Bagaimana cara

mendapatkan santunan kecelakaan dan besarnya jumlah santunan yang

didapatkan dalam proses pengajuan santunan klaim di PT. Jasa Raharja

(persero) Cabang semarang dan Bagaimana kualitas pelayanan di PT. Jasa

Raharja (persero)

.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan

pengambilan data melalui wawancara yang mendalam, observasi dan

dokumentasi.

Kesimpulan dari penelitian ini bertujuan untuk menjawab rumusan masalah

dimana PT. Jasa Raharja (persero) telah melakukan tanggungjawabnya dengan

baik dalam memberikan santunan dan pelayanan kepada masyarakat. Meskipun

(32)

oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab. Untuk itu, masih di perlukan

upaya peningkatan lagi ke depannya.

2.

NGADINA, mahasiswa Universitas Diponegoro Semarang, Fakultas Hukum,

dalam penelitiannya Tanggung Jawab Perusahan Asuransi Jasa Raharja

Terhadap Korban Kecelakaan Lalu Lintas di Jalan Raya.

Permasalahan yang ada dalam penelitian ini adalah bagaimanakah pelaksanaan

Undang-undang NO. 33 Tahun 1964 tentang dana Pertanggungan Wajib

Kecelakaan penumpang dan Undang – undang No. 34 Tahun 1964 tentang dana

kecelakaan Lalu Lintas oleh Perusahan PT. Jasa Raharja ( persero) dan apakah

tanggung jawab perusahaan PT. Jasa Raharja (persero) dalam menyalurkan

santunan asuransi terhadap korban ahli waris korban kecelakaan di jalan raya

sudah dilaksanakan sesuasi dengan Undang-undang No.33 Tahun 1964 tentang

dana pertanggungan wajib kecelakaan penumpang dan Undang-undang No. 34

Tahun 1964 tentang dana Kecelakaan lalu lintas atau belum. Penelitian ini

menggunakan metode kualitatif.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah Realisasi atas tanggung jawab PT Jasa

Raharja (Persero) dalam melaksanakan pemupukan iuran dan sumbangan wajib

serta penyalurkan santunan jasa raharja kepada korban/ahliwaris korban

kecelakaan di jalan raya, dilanjutkan dengan tanggung jawab PT Jasa Raharja

(Persero) dalam menyalurkan santunan asuransi jasa raharja terhadap

korban/ahli waris korban kecelakaan lalu lintas di jalan raya, telah dilaksanakan

(33)

Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang dan Undang-undang No. 34

Tahun 1964 Tentang Dana Kecelakaan Lalu lintas. Akhirnya tanggung jawab

Perusahaan PT. Jasa Raharja (Persero) bila korban mempunyai hubungan

hukum dengan asuransi lain. Selanjutnya dijelaskan tentang pembahasan

Bahwa PT Jasa Raharja (Persero) telah melaksanakan tanggung jawabnya

sesuai dengan Undang-undang No. 33 dan 34 Tahun 1964. Penyaluran santunan

asuransi jasa raharja dengan konsisten PT Jasa Raharja (Persero) berpedoman

kepada undang-undang yang mengaturnya. Bila terjadi hubungan hukum antara

korban dengan asuransi lain maka pihak PT Jasa Raharja (Persero) tetap

konsisten membayarkan santunan sesuai dengan hak dari pada korban, dan

selanjutnya memberikan legalisir guna pengurusan kepada asuransi lainnya.

Namun demikian legalisir tidak menjamin terkabulnya atas klaim santunan baik

jasa raharja taupun asuransi lainnya.

Penelitian tersebut menunjukan perbedaan yang signifikan sesuai dengan

sudut pandang peneliti ruang lingkup yang menjadi obyek penelitian serta

penggunaan menggunakan metode penelitian kualitatif sedangkan penelitian ini

mengunakan penelitiaan kuantitatif yang mengunakan variabel mandiri. Dua

penelitian terdahulu mengangkat obyek penelitian atau variabel penelitian yaitu

meneliti tentang Pelayanan dana santunan di PT. Jasa Raharja Semarang dan

Cabang Jawa Tengah, demikian penelitian ini mengunakan variabel transparansi

(34)

B. Landasan Teori

1. Pelayanan

a. Pengertian Pelayanan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dinyatakan pengertian pelayanan

bahwa “pelayanan adalah suatu usaha untuk membantu menyiapkan (mengurus)

apa yang diperlukan orang lain. Sementara istilah publik, yang berasal dari

bahasa Inggris (public), terdapat beberapa pengertian, yang memiliki variasi arti

dalam bahasa indonesia, yaitu umum, masayarakat dan negara.

Menurut Soegiarto (2002:36) pelayanan diartikan sebagai suatu

tindakan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan orang lain yang

tingkatan pemuasnya hanya dapat dirasakan oleh orang yang melayani

maupun dilayani.

Menurut Boediono (2003:60) pelayanan adalah suatu proses bantuan

kepada orang lain dengan cara-cara tertentu yang memerlukan kepekaan dan

hubungan interpersonal agar terciptanya kepuasan dan keberhasilan.

Berdasarkan pemikiran tentang pelayanan tersebut maka dapat diketahui

bahwa pelayanan merupakan kegiatan yang sifatnya untuk memenuhi

kebutuhan masyarakat. Dari pengertian diatas, ada dua pihak yang terlibat

didalamnya yaitu pelayan (servant) dan pelanggan (customer). Dalam hal ini

pelayan merupakan pihak yang menyediakan layanan bagi kebutuhan

(35)

Menurut Wasistiono (2003:43) pelayanan umum adalah pemberian

jasa baik oleh pemerintah, pihak swasta atas nama pemerintah ataupun pihak

swasta kepada masyarakat, dengan atau tanpa pembayaran guna memenuhi

kebutuhan dan atau kepentingan masyarakat.

Menurut Moenir (2001:26-27) pelayanan umum adalah kegiatan yang

dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan landasan faktor

material melalui sistem, prosedur dan metode tertentu dalam rangka

memenuhi kepentingan orang lain sesuai dengan haknya.

Dengan demikaian dapat disimpulkan bahwa pelayanan umum adalah

kegiatan yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang dalam proses

pemenuhan kebutuhan atau keperluan yang dibutuhkan orang lain sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

b. Tujuan Pelayanan

Sebagai suatu proses kegiatan, pelayanan umum memiliki sasaran

akhir yaitu kepuasan hak yang dilayani. Menurut Moenir (2001:197) untuk

mencapai kepuasan itu banyak hal yang harus diperhatikan:

1.

Tingkah laku yang sopan.

2.

Cara menyampaikan sesuatu yang berkaitan dengan apa yang

seharusnya diterima oleh orang yang bersangkutan.

3.

Waktu menyampaikan yang tepat.

(36)

Tujuan pelayanan adalah untuk mencapai tingkat kepuasan konsumen

atau masyarakat yang maksimal. Karena tingkat kepuasan konsumen dapat

mempengaruhi tingkat kepercayaan konsumen selaku pengguna barang dan

jasa yang disediakan.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tujuan pelayanan adalah

menciptakan tingkat kepuasan masyarakat yang maksimal sesuai dengan

norma dan aturan yang berlaku untuk memenuhi kebutuhan masyarakat

sebagai penerima pelayanan.

c. Pelayanan Sebagai Proses

Menurut Moenir (2001:16) untuk memenuhi kebutuhan hidupnya

manusia berusaha, baik melalui aktifitas sendiri, maupun secara tidak

langsung melalui aktivitas orang lain. Aktivitas adalah suatu proses

penggunaan akal, pikiran, panca indra dan anggota badan dengan atau alat

bantu yang dilakukan oleh seseorang untuk mendapatkan sesuatu yang

diinginkan baik dalam bentuk barang maupun jasa. Proses pemenuhan

kebutuhan melaui aktivitas orang lain yang langsung inilah dinamakan

pelayanan.

Menurut Luthans dalam Moenir (2001:17) pengertian proses terbatas

dalam kegiatan manajemen dalam rangka pencapaian tujuan organisasi.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pelayanan pada

(37)

Sebagai proses, pelayanan berlangsung secara rutin dan berkesinambungan,

meliputi seluruh kehidupan masyarakat.

d.

Faktor Pendukung Pelayanan Umum

Menurut Drs.H.A.S. Moenir (2006: 88) dalam pelayanan umum

terdapat beberapa faktor pendukung yang penting, diantaranya adalah :

Menurut Moenir H.A.S (2001:8) dalam bukunya ‘manajemen

pelayanan umum” ada enam factor dalam mewujudkan pelaksanaan pelayanan

antara lain:

1.

Faktor Kesadaran

Faktor ini menunjukan suatu keadaan pada jiwa seseorang yaitu

merupakan titik tentu dari berbagai pertimbangan sehingga diperoleh

suatu keyakinan, ketenangan, ketetapan hati, dan keseimbangan dalam

jiwa yang bersangkutan sebagai pangkal tilak untuk perbuatan yang

akan dilakukan.

2.

Faktor Aturan

Aturan adalah peranan penting dalam segala tindakan dan perbuatan

orang. Pada faktor manusia merupakan subyek aturan ditujukan pada hal

yang penting yaitu:

a.

Kewenangan

b.

Pengetahuan dan pengalaman

c.

Kemampuan berbahasa dan bertutur kata

(38)

e.

Disiplin pelaksanaan

3.

Faktor Organisasi

Adalah seluruh penerimaan seseorang sebagai imbalan atas tenaga

dan pikiran yang telah dicurahkan untuk orang lain baik dalam bentuk

uang maupun fasilitas dalam jangka tertentu.

4.

Faktor Pendapatan

Adalah seluruh penerimaan seseorang sebagai imbalan atas tenaga

dan pikiran yang telah dicurahkan untuk orang lain baik dalam bentuk

uang maupun fasilitas dalam jangka tertentu.

5.

Faktor Kemampuan dan Ketrampilan

Adalah keadaan seseorang yang dapat melaksanakan pekerjaan

atas dasar ketentuan yang ada.

6.

Faktor Sarana Pelayanan

Adalah segala jenis peralatan, perlengkapan kerja dan fasilitas lain

yang berfungsi sebagai alat utama atau pembantu dalam rangka

memenuhi pekerjaan dan fungsi social dalam rangka memenuhi

kepentingan konsumen.

Fungsi pelayanan adalah:

a.

Mempercepat proses pelaksanan pekerjaan, sehingga dapat

menghemat waktu

b.

Meningkatkan produktifitas baik barang maupun jasa

(39)

d.

Ketetapan susunan dan stabilitas ukuran terjamin

e.

Lebih mudah dalam gerak pelakunya

f.

Menimbulkan rasa nyaman bagi orang-orang

g.

Menimbulkan rasa puas pada orang-orang yang berkepentingan

2. Pelayanan Publik

a. Pengertian Pelayanan Publik

Menurut Rohman (2008:3) Pelayanan Publik adalah suatu layanan atau

pemberian terhadap masyarakat yang berupa penggunaan fasilitas-fasilitas umum,

baik jasa maupun non jasa, yang dilakukan oleh organisasi publik atau

pemerintah.

Menurut Ratminto dan Winarsih (2006:5) pelayanan publik adalah

segala bentuk jasa pelayanan, baik dalam bentuk barang publik maupun jasa

publik yang pada prinsipnya menjadi tanggung jawab dan dilaksanakan oleh

instansi pemerintah dipusat, di daerah dan lingkungan Badan Usaha Milik

Negara atau Badan Usaha Milik Daerah, dalam rangka upaya pemenuhan

kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

Kep. Menpan No. 63 tahun 2003 mendefinisikan pelayanan sebagai

segala bentuk pelayanan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah di pusat,

di daerah dan di lingkungan BUMN/ BUMD dalam bentuk barang dan atau

jasa, baik dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun

(40)

Dari beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa

pelayanan publik adalah pelayanan yang dilakukan oleh penyelenggara

pelayanan publik yaitu instansi pemerintah untuk memenuhi kebutuhan

layanan sesuai dengan hak-hak dasar setiap warga negara dan penduduk atas

suatu barang, jasa dan pelayanan administrasi yang tingkatan pemuasnya

hanya dapat dirasakan oleh orang yang melayani maupun dilayani. Sehingga

penerima mendapatkan haknya melalui sistem prosedur dan metode tertentu

sesuai dengan perundang-undangan.

b. Asas-Asas Pelayanan

Menurut Ratminto (2005:19) asas-asas pelayanan publik terdiri dari:

1.

Transparan

Bersifat terbuka, mudah dan dapat diakses oleh semua pihak yang

membutuhkan dan disediakan secara memadai serta secara mudah

dimengerti.

2.

Akuntabilitas

Dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

3.

Kondisional

Sesuai dengan kondisi dan kemampuan pemberi dan penerima

pelayanan dengan tetap berpegang pada prinsip efisiensi dan

efektifitas.

(41)

Mendorong peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan

publik dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan dan harapan

masyarakat.

5.

Kesamaan Hak

Tidak diskriminatif dalam arti tidak membedakan suku, ras, agama,

golongan, gender dan status ekonomi.

6.

Keseimbangan Hak dan Kewajiban

Pemberi dan penerima pelayan publik harus memenuhi hak dan

kewajiban masing-masing pihak.

c. Prinsip-prinsip Pelayanan

Menurut Islami (2004:4) dalam bukunya “Manajemen pelayan

publik” setiap petugas pelayanan harus memahami beberapa prinsip

pokok dalam memberikan pelayanan kepada masarakat yaitu:

1.

Prinsip Kesederhanaan

Prosedur pelayanan publik tidak berbelit-belit, mudah dipahami, dan

mudah dilaksanankan.

2.

Kejelasan

a.

Persyaratan teknis dan administratif pelayanan publik

b.

Unit kerja atau pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab

dalam memberikan pelayanan dan penyelesaian keluhan atau

persoalan atau sengketa dalam pelaksanaan pelayanan publik

(42)

3.

Kepastian Waktu

Pelaksanaan pelayanan publik dapat diselesaikan dalam kurun waktu yang

telah ditentukan.

4.

Akurasi

Produk pelayanan publik diterima dengan benar, tepat dan sah.

5.

Keamanan

Proses produk pelayanan publik memberikan rasa aman dan kepastian

hukum.

6.

Tanggung Jawab

Pimpinan penyelenggara pelayanan publik atau pejabat yang ditunjuk

bertanggung jawab atas penyelenggaraan pelayanan dan penyelesaian

keluhan atau persoalan dalam pelaksanaan pelayanan publik.

7.

Kelengkapan sarana dan prasaran

Tersedianya sarana dan prasarana kerja, peralatan kerja dan pendukung

lainya yang memadai termasuk penyedia sarana teknologi telekomunikasi

dan informatika (telematika).

8.

Kemudahan Akses

Tempat dan lokasi serta sarana pelayanan yang memadai, mudah

dijangkau oleh masyarakat dan dapat memanfaatkan teknologi,

(43)

9.

Kedisiplinan, Kesopanan, Keramahan

Pemberi pelayanan harus bersikap disiplin, sopan dan santun, ramah, serta

memberikan pelayanan dengan ikhlas.

10.

Kenyamanan

Lingkungan pelayanan harus tertib, teratur, disediakan ruang tunggu yang

nyaman, bersih, rapi, lingkungan yang indah dan sehat serta dilengkapi

dengan fasilitas pendukung pelayanan seperti parkir, toilet, tempat ibadah

dan lain-lain.

d.

Kelompok Pelayanan Publik

Menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara

Nomor 63 Tahun 2003 pelayanan publik dapat dikelompokkan menjadi 3

(tiga) antara lain:

1.

Kelompok Pelayanan Administratif yaitu pelayanan yang menghasilkan

berbagai bentuk dokumen resmi yang dibutuhkan oleh publik, misalnya

status kewarganegaraan, sertifikasi kompetensi, kepemilikan atau

penguasaan terhadap suatu barang dan sebagainya. Dokumen-dokumen

ini antara lain Kartu Tanda Penduduk (KTP), Akte Pernikahan, Akte

Kelahiran, Akte Kematian, Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB),

Surat Ijin Mengemudi (SIM), Surat Tanda Nomor Kendaraan Bermotor

(STNK), Ijin Mendirikan Bangunan (IMB), Paspor, Sertifikat

(44)

2.

Kelompok Pelayanan Barang yaitu pelayanan yang menghasilkan

berbagai bentuk atau jenis barang yang dibutuhkan atau digunakan oleh

publik misalnya jaringan telepon, penyediaan tenaga listrik, air bersih

dan sebagainya.

3.

Kelompok Pelayanan Jasa yaitu pelayanan yang menghasilakn berbagai

bentuk jasa yang dibutuhkan oleh publik misalnya pendidikan,

pemeliharaan kesehatan, penyelenggaraan transportasi, asuransi dan

sebagainya.

e. Pengertian Kualitas Pelayanan Publik

Menurut Goetch dan Davis dalam bukunya Ariani (2003:8) kualitas

adalah suatu kondisi dinamis yang berkaitan dengan produk, pelayanan,

orang, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi apa yang

diharapkan.

Feigenbaum dalam bukunya Nasution (2000:3) mengemukakan bahwa

kualitas adalah kepuasan pelanggan sepenuhnya (full customer satisfaction).

Suatu produk berkualitas apabila dapat memberikan kepuasan sepenuhnya

kepada konsumen sesuai dengan apa yang diharapkan.

Menurut Gasperz (2002:181) kualitas pelayanan sering diartikan

sebagai segala sesuatu yang memuaskan pelanggan terhadap persyaratan atau

kebutuhan.

Menurut Barata (2003:6) kualitas pelayanan dapat dipandang dari dua

(45)

organisasai atau perusahaan dengan berbagai fasilitas yang tersedia, kualitas

eksternal didasarkan pada penyedia jasa dan penyediaan barang. Poin yang

penting adalah ukuran kualitas pelayanan bukan hanya ditentukan oleh pihak

yang dilayani, karena merekalah yang menikmati layanan sehingga dapat

menggukur kualitas pelayanan berdasarkan harapan-harapan mereka dalam

memenuhi kepuasan.

Dari beberapa definisi yang telah diuraikan di atas, mak dapat

disimpulkan bahwa kualitas pelayanan adalah segala upaya yang dilakukan

organisasi dalam memenuhi keinginan atau kebutuhan pelanggan dengan

berdasarkan pada standar dan asas-asas pelayanan. Jadi kualitas pelayanan

merupakan hal yang memegang peranan penting dalam membentuk persepsi

pelanggan sehingga organisasi baik publik maupun swasta berlomba-lomba

untuk dapat menarik pelanggan dengan layanan yang dihasilkan karena

pelayanan sering kali membentuk image masyarakat terhadaporganisasi

pelayanan publik.

f.

Dimensi Kualitas Pelayanan Publik

Menurut penadapat Berry dan Parasuraman dalam Nasution (2004:5)

mengidentifikasi lima kelompok karakteristik yang digunakan oleh para

pelanggan dalam mengevaluasi kualitas jasa, yaitu:

1.

Bukti Langsung (Tangibles)

(46)

2.

Keandalan (Reliability)

Yaitu kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan segera

dan memuaskan.

3.

Daya Tanggap (Responsiveness)

Yaitu keinginan para staf untuk membantu para pelanggan dan memberi

pelayanan dengan tanggap.

4.

Jaminan (Assurance)

Mencakup kemampuan, kesopanan dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki

para staf, bebas dari bahaya, resiko atau keraguan.

5.

Empati (Emphaty)

Kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik dan

memahami kebutuhan para pelanggan.

Menurut Gasperz dalam lukman (2002:2) ada beberapa dimensi atau

atribut yang harus diperhatikan dalam perbaikan kualitas pelayanan yang

sebenarnya jika dijabarkan dalam 10 dimensi antara lain:

1.

Ketepatan waktu pelayanan : berkaitan dengan waktu tunggu dan proses.

2.

Akurasi pelayanan : berkaitan dengan reliabilitas pelayanan dan bebas dari

kesalahan-kesalahan.

3.

Kesopanan dan keramahan dalam memberikan pelayanan. Ini terutama

bagi mereka yang berinteraksi langsung dengan pelanggan eksternal yaitu:

operator telepon, satpam, pengemudi, staf administrasi, kasir, dan

(47)

4.

Tanggung Jawab : berkaitan dengan penerimaan pesanan, dan

penangganan keluhan dari pelangan eksternal.

5.

Kelengkapan : menyangkut lingkup pelayanan dan ketersediaan sarana

pendukung serta pelayanan komplementer lainnya.

6.

Kemudahan mendapatkan pelayanan : berkaitan dengan banyaknya outlet

dan banyaknya petugas yang melayani.

7.

Variasi model pelayanan : berkaitan dengan inovasi untuk memberikan

pola-pola baru dalam pelayanan, teatures (keistimewaan) dari pelayanan

dan lain-lain.

8.

Pelayanan pribadi : berkaitang dengan fleksibilitas penanganan

permintaan khusus, dan lain-lain.

9.

Kenyamanan dalam memperoleh pelayanan : berkaitan dengan lokasi,

ruang dan tempat pelayanan, kemudahan menjangkau, tempat parkir

kendaraan, petunjuk-petunjuk dan bentuk-bentuk lain.

10.

Atribut pendukung pelayanan lainnya seperti lingkungan, kebersihan,

ruang tunggu, fasilitas musik,AC dan lain-lain.

3. Organisasi Publik

a.

Pengertian Organisasi Publik

Secara konseptual menurut Moeljarto adalah oraganisasi bukanlah

sistem yang tertutup melainkan organisasi tersebut akan selalu dipaksa untuk

memberi tanggapan atas rangsangan yang berasal dari lingkunganya. Dikutip

(48)

Menurut Higgins dalam salsu (2006) adalah dua kondisi yang dapat

mempengaruhi kinerja organisasi, yaitu kapabilitas organisasi yaitu konsep

yang dipakai untuk menunjuk pada kondisi lingkungan internal yang terdiri

atas dua faktor stratejik yaitu kekuatan dan kelemahan.

Secara Konseptual menurut William Cohen adalah bahwa peluang dan

ancaman hadir pada setiap saat dan senantiasa melampaui sumber daya yang

tersedia. Artinya kekuatan yang dimiliki organisasi selalu berada dalam posisi

lebih lemah dalam menanggulangi ancaman, bahkan dalam mengejar dan

memanfaatkan peluang sekalipun. Dikutip dari Arief Muljadi (2006:64).

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa organisasi

publik adalah suatu kerjasama sekelompok manusia atau bidang tertentu untuk

mencapai suatu tujuan tertentu, dimana hubungan antara anggotanya bersifat

resmi, ditandai oleh aktifitas kerjasama, memberikan pelayanan dalam produk

tertentu dan tanggung jawab kepada hubungan dengan lingkunganya.

b.

Faktor – Faktor Keberhasilan Organisasi

Secara konseptual menurut Steer menyatakan bahwa faktor yang

mendukung keberhasilan oraganisasi dapat ditemukan dalam empat kelompok

umum yaitu :

1.

Karakteristik organisasi terdiri dari struktur dan teknologi organisasi yaitu

hubungan yang relatif tetap sifatnya seperti dijumpai dalam organisasi,

(49)

2.

Karakteristik lingkungan mencakup dua aspek yaitu pertama adalah

lingkungan ekstern, yaitu semua kekuatan yang timbul di luar batas-batas

organisasi dan mempengaruhi keputusan serta tindakan didalam organisasi.

Yang kedua , adalah lingkungan intern yang dikenal sebagai iklim

organisasi meliputi macam-macam atribut-atribut yang diukur pada tingkat

individual.

3.

Karakteristik pekerja, perhatian harus diberikan kepada perbedaan

individual antara para pekerja dalam hubungannya dengan efektifitas.

4.

Kebijakan dan praktek manajemen, peranan manajemen dalam prsetasi

organisasi, meliputi variasi gaya kebijikan dan praktek kepemimpinan

dapat memperhatikan atau merintangi pencapaian tujuan. Dikutip dari

Arief Muljadi (2006)

4. Transparansi

a. Pengertian Transparansi

Menurut Tamim (Bambang Istianto, 2009: 109) Transparansi

artinya

setiap proses pengambilan keputusan kebijakan publik dan pelaksanaan

seluruh fungsi pemerintahan harus diimplementasikan dengan mengacu

kepada prinsip keterbukaan dan keterbukaan akses terhadap informasi harus

benar, jujur, dan tidak diskriminatif yang harus dijunjung tinggi.

Menurut Tangkilisan (2005:115) transparansi adalah transparansi harus

dibangun dalam rangka kebebasan aliran informasi. Berbagai proses,

(50)

membutuhkannya dan informasi harus dapat disediakan secara memadai dan

mudah dimengerti sehingga dapat digunakan sebagai alat monitoring dan

evaluasi.

Menurut Riswandha (2003 : 59), transparansi adalah rakyat paham

akan keseluruhan proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh

pemerintah. Jadi, transparansi itu berarti bersifat terbuka, mudah, dan dapat

diakses oleh semua pihak yang membutuhkan dan disediakan secara memadai

serta mudah dimengerti. Transparansi mensyaratkan bahwa pelaksana

pelayanan publik memiliki pengetahuan tentang permasalahan dan informasi

yang relevan dengan yang kegiatan pelayanan.

Menurut Hamdi (2001 : 52-51), Transparansi penyelenggaraan

pelayanan publik adalah pelaksanaan tugas dan kegiatan yang bersifat terbuka

bagi masyarakat dari proses kebijakan, perencanaan, pelaksanaan, dan

pengawasan/pengendaliannya, serta mudah diakses oleh semua pihak yang

membutuh kan informasi. Transparansi dibangun dalam suasana adanya aliran

informasi yang bebas. Dalam suasana ini, proses, institusi, dan informasi

dapat secara langsung di akses oleh mereka yang berkepentingan.

Menurut Ratminto Winarsih (2005 : 19). Transparansi dalam konteks

penyelenggaraan pelayanan publik adalah terbuka, mudah, dan dapat diakses

oleh semua pihak yang membutuhkan serta disediakan secara memadai dan

(51)

Transparansi atau keterbukaan pelayanan publik adalah merupakan

salah

satu

hal

yang

harus

segera

diwujudkan

demi

untuk

meningkatkankeberhasilan pelaksanaan otonomi daerah dan memenangkan

persaingan di era globalisasi sekarang ini.

(

http://fisip.untagjakarta.ac.id/wpcontent/uploads/2010/07transparansi

penyelenggaranpelayanpublikindonesia.rtf_pdf

)

Transparansi adalah prinsip yang menjamin akses atau kebebasan bagi

setiap orang untuk memperoleh informasi tentang penyelenggaraan

pemerintahan, yakni informasi tentang kebijakan, proses pembuatan dan

pelaksanaannya, serta hasil-hasil yang dicapai

(

http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cahce:5VK1dtAOf

Hcj:yimg.com/kq/group/22999204/2824076050/name/ppt

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa transparansi adalah

prinsip yang menjamin akses atau kebebasan bagi setiap orang untuk

memperoleh informasi tentang penyelenggaraan pemerintahan khususnya

kegiatan pelayananan dan pada kegiatan lainnya, sesuai amanat Keputusan

Mentri Pendayagunan Aparatur Negara yakni informasi tentang kebijakan,

proses pembuatan dan pelaksanaan serta hasil-hasil yang dicapai.

Transparansi merupakan upaya menciptakan kepercayaan timbal balik antara

pemerintah dan masyarakat melalui penyediaan informasi dan menjamin

(52)

b.

Transparansi Pelayanan Publik

Berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara

Nomor: KEP/26/M.PAN/2/2004 Tentang ”Petunjuk Teknis Transparansi dan

Akuntabilitas

Dalam

Penyelenggaraan

Pelayanan

Publik

Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara”. Transparansi penyelenggaraan pelayanan

publik merupakan pelaksanaan tugas dan kegiatan yang bersifat terbuka bagi

masyarakat dari proses kebijakan, perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan

atau pengendalianya, serta mudah diakses oleh semua pihak yang

membutuhkan informasi.

Transparansi dalam penyelenggaraan pelayanan publik utamanya

meliputi:

1.

Manajemen dan Penyelenggaraan Pelayanan Publik

Transparansi terhadap manajemen dan penyelenggaraan pelayanan publik

meliputi kebijakan, perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan atau

pengendalian masyarakat.

2.

Prosedur Pelayanan

Prosedur pelayanan adalah rangkaian proses atau tata kerja yang berkaitan

satu sama lain, sehingga menunjukan adanya tahapan secara jelas dan

pasti serta cara-cara yang harus ditempuh dalam rangka penyelesaian

suatu pelayanan

.
(53)

Untuk memperoleh pelayanan, masyarakat harus memenuhi persyaratan

yang telah ditetapkan oleh pemberi pelayanan, baik berupa persyaratan

teknis dan atau persyaratan administratif sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

4.

Rincian Biaya Pelayanan

Biaya pelayanan adalah segala biaya dan rincianya dengan nama atau

sebutan apapun sebagai imbalan atas pemberian pelayanan umum yang

besaran dan tata cara pembayaranya ditetapkan oleh pejabat yang

berwenang sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

5.

Waktu Penyelesaiaan Pelayanan

Waktu penyelesaian pelayanan adalah jangka waktu penyelesaian suatu

pelayanan publik mulai dari dilengkapinya atau dipenuhinya persyaratan

teknis dan atau persyaratan administratif sampai dengan selesainya suatu

proses pelayanan.

6.

Pejabat yang Berwenang dan Bertanggung Jawab

Pejabat atau petugas yang berwenang dan bertanggung jawab memberikan

pelayanan dan menyelesaikan keluhan, persoalan atau sengketa,

diwajibkan memakai tanda pengenal dan papan nama dimeja atau tempat

kerja petugas.

7.

Lokasi Pelayanan

Tempat dan lokasi pelayanan diusahakan harus tetap dan tidak

(54)

sarana dan prasarana yang cukup memadai termasuk penyedia sarana

telekomunikasi dan informatika (telematika).

8.

Janji Pelayanan

Akta/janji pelayanan merupakan komitmen tertulis unit kerja pelayanan

instansi pemerintah dalam menyediakan pelayanan kepada masyarakat.

9.

Standar Pelayanan Publik

Setiap unit pelayanan instansi pemerintah wajib menyusun Standar

Pelayanan ssesuai dengan tugas dan kewenangannya, dan dipublikasikan

kepada masyarakat sebagai jaminan kepastian bagi penerima pelayanan.

10.

Informasi Pelayanan

Untuk memenuhi kebutuhan informasi pelayanan kepada masyarakat,

setiap unit pelayanan instansi pemerintah, wajib mempublikasikan

mengenai prosedur, persyaratan, biaya, waktu, standar, akta atau janji,

motto pelayanan, lokasi serta pejabat atau yang berwenang dan

bertanggung jawab.

c.

Prinsip Transparansi

Prinsip transparasi dapat diukur melalui sejumlah indikator seperti :

a.

mekanisme yang menjamin sistem keterbukaan dan standarisasi dari semua

proses-proses pelayanan publik.

b.

mekanisme yang memfasilitasi pertanyaan-pertanyaan publik tentang

berbagai kebijakan dan pelayanan publik, maupun proses-proses didalam

(55)

c.

mekanisme yang memfasilitasi pelaporan maupun penyebaran informasi

maupun penyimpangan tindakan aparat publik didalam kegiatan melayani.

C. Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir dari penelitian ini dapat disusun secara sistematis ke

dalam gambar dibawah ini :

Gambar 2.1

Sumber : Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor

26/M.PAN/2/2004 tentang Transparansi dan akuntabiltas pelayanan

Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara

Nomer: 63/Kep/M.PAN/7/2003

tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik

Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara

Nomer: kep/26/M.PAN/2/2004

Tentang petunjuk teknis transparansi dan akuntabilitas dalam

penyelenggaraan pelayanan publik

Kantor Jasa Raharja Sidoarjo

Tidak Ada Perbedaan Frekuensi Tingkat Transparansi

Yang Diamati (fo) Dengan Frekuensi Harapan (fh)

Transparansi Pelayanan Santunan

Ada Perbedaan

Frekuensi Tingkat Transparansi Yang Diamati (fo) Dengan

Frekuensi Harapan (fh)

(56)

D.

Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah dan tujuan penelitian yang pertama

maka akan ditemukan frekuensi masing-masing kategori variabel penelitian

sehingga dapat ditemukan jumlah frekuensi yang paling banyak. Untuk

selanjutnya menjawab perumusan masalah dan tujuan penelitian yang kedua dan

sesuai kerangka berpikir penelitian tersebut diatas, maka dapat dirumuskan

hipotesis penelitian sebagai berikut:

“Diduga Terdapat Perbedaan Antara Frekuensi Tingkat Transparansi Pelayanan

Santunan Yang Diamati (fo) Dengan Frekuensi Tingkat Transparansi Yang

(57)

A.

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Penelitian ini adalah Penelitian Deskriptif Kuantitatif yaitu permasalahan

yang berkenaan dengan pertanyaan terhadap keberadaan variabel mandiri, baik

hanya pada satu variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri ).

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat dari orang, obyek, atau

kegitan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan untuk dipelajari atau

ditarik kesimpulnya (Sugiyono, 2005: 39).

Penelitian ini mengoperasionalkan variable mandiri yaitu transparansi

pelayanan santunan di Kantor Jasa Raharja Sidoarjo.

Untuk mengukur sebuah variabel diperlukan Indikator dan Instrumen

pengukuran. Adapun indikator yang digunakan untuk mengukur transparansi

santunan di Kantor Jasa Raharja Sidoarjo sebagaimana telah ditetapkan dalam

Keputusan Menteri Pendayaan Aparatur Negara Nomor : KEP/26/M.PAN/2/2004,

tentang transparansi pelayanan diantaranya adalah Transparansi penyelenggaran

pelayanan publik merupakan pelaksanaan tugas dan kegiatan yang bersifat terbuka

bagi masyarakat dari proses kebijakan, perencanaan, pelaksanaan dan

pengawasan/pengendaliannya, serta mudah diakses oleh semua pihak yang

(58)

Transparansi dalam penyelenggaraan pelayanan publik utamanya meliputi:

a.

Manajemen dan Penyelenggaraan Pelayanan Publik

Transparansi terhadap manajemen dan penyelenggaraan pelayanan publik

meliputi kebijakan, perencanan, pelaksanaan dan pengawasan oleh

masyarakat. Kegitan tersebut harus dapat diinformasikan dan mudah

diakses oleh masyarakat.

b.

Prosedur Pelayanan

Prosedur pelayanan adalah rangkaian proses atau tata kerja yang berkaitan

satu sama lain, sehingga menujukan adanya tahapan secara jelas dan pasti

serta cara-cara yang harus ditempuh dalam rangka penyelsaian sesuatu

pelayanan.

c.

Persyaratan teknis dan administratif pelayanan

Untuk memperoleh pelayanan

Gambar

 Gambar 2.1 Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
Gambar 4.2 Ruang Jasa Raharja Sidoarjo
Gambar 4.3 Ruang Tunggu Pelayanan
Gambar 4.5 Loket Pelayanan Santunan Jasa Raharja Sidoarjo
+7

Referensi

Dokumen terkait

Namun masih ada beberapa indikator yang kurang positif yaitu pada indikator seperti prosedur pelayanan santunan yang ada menyulitkan para pemohon dan pada

Penerapan transparansi pelayanan izin mendirikan bangunan (IMB) di Kantor BPPT Kabupaten Mamuju, indikator yang digunakan untuk mengukur transparansi pelayanan

Jasa Raharja juga ditemukan juga beberapa faktor penghambat seperti informasi yang kurang dipahami oleh peserta pengguna jasa asuransi, berkas atau data

Dalam memberikan santunan kepada korban atau ahli warisnya terdapat kendala yang dihadapinya yaitu sering ditemui dalam rangka pemberian dana jasa raharja di dalam praktek di

external causes KLL di PT Jasa Raharja (Persero) Kantor Cabang DIY dengan cara petugas Ajun Arsiparis dan PA Pelayanan Klaim menggunakan data tersebut untuk

Penelitian Ini Bertujuan Untuk Mengetahui Pengaruh Kepercayaan Peserta Pengajuan Klaim Terhadap Keputusan Klaim Dana Santunan Pt Jasa Raharja (Persero) Perwakilan TK 1

Hasil penelitian dan pembahasan menunjukkan bahwa peranan dan tanggungjawab PT Jasa Raharja dalam memberikan biaya dan santunan kepada korban kecelakaan lalu-lintas

Adanya pendirian bagi perusahaan asuransi atas kerugian jasa raharja agar, tujuan yang didirikan terhadap perusahaan jasa raharja adalah agar membangun perekonomian nasional untuk