• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TINJAUAN TEORI"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

6 BAB II

TINJAUAN TEORI 2.1 Kekurangan Energi kronis (KEK)

2.1.1 Pengertian

Kekurangan energi kronik (KEK) yaitu keadaan ibu hamil yang menderita kekurangan makanan yang berlangsung lama (kronik) dengan berbagai timbulnya gangguan kesehatan (Sayogo, 2007). KEK salah satu keadaan malnutrisi ataunkeadaan patologis akibat kekurangan secara relative atau absolut satu atau lebih zat gizi (supariasa, 2013). Kekurangan energi kronik (KEK) merupakan kondisi yang disebabkan karena adanya ketidakseimbangan asupan gizi antara energi dan protein, sehingga zat gizi yang dibutuhkan tubuh tidak tercukupi(Depkes, 2013).

2.1.2 Manifestasi klinis

KEK memberikan tanda dan gejala yang dapat di lihat dan di ukur, tanda dan gejala KEK yaitu Lingkar legan atas (LILA) kurang dari 23,5cm (Supriasa, 2013).

Kekurangan energi kronis adalah manifestasi penting dari kurang gizi buruk dan juga masalah gizi kedua di negara berkembang (Renstra 2013).

Ibu KEK adalah ibu yang ukuran LILAnya < 23,5 cm dan dengan salah satu atau beberapa kriteria seperti, Berat badan ibu sebelum hamil <

42 kg, Tinggi badan ibu < 145 cm, Berat badan ibu pada kehamilan trimester III < 45 kg, Indeks masa tubuh (IMT) sebelum hamil < 17,00, Ibu menderita anemia (Hb < 11 gr %) (Weni, 2010).

2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi Kekurangan Energi Kronik (KEK) Menurut (Djamaliah, 2008) antara lain : jumlah asupan energi, umur, beban kerja ibu hamil, penyakit/infeksi, pengetahuan ibu tentang gizi dan pendapatan keluarga. Adapun penjelasannya :

(2)

7 1) Jumlah asupan makanan

Kebutuhan makanan bagi ibu hamil lebih banyak dari pada kebutuhan wanita yang tidak hamil. Upaya mencapai gizi masyarakat yang baik atau optimal dimulai dengan penyedian pangan yang cukup.

Penyediaan pangan dalam negeri yaitu : upaya pertanian dalam menghasilkan bahan makanan pokok, lauk pauk, sayuran dan buah- buahan. Pengukuran konsumsi makanan sangat penting untuk mengetahui kenyataan apa yang dimakan oleh masyarakat dan hal ini dapat berguna untuk mengukur gizi dan menemukan faktor diet yang menyebabkan malnutrisi.

2) Usia ibu hamil

Semakin muda dan semakin tua umur seseorang ibu yang sedang hamil akan berpengaruh terhadap kebutuhan gizi yang diperlukan. Umur muda perlu tambahan gizi yang banyak karena selain digunakan pertumbuhan dan perkembangan dirinya sendiri, juga harus berbagi dengan janin yang sedang dikandung. Sedangkan untuk umur tua perlu energi yang besar juga karena fungsi organ yang melemah dan diharuskan untuk bekerja maksimal, maka memerlukan tambahan energi yang cukup guna mendukung kehamilan yang sedang berlangsung. Sehingga usia yang paling baik adalah lebih dari 20 tahun dan kurang dari 35 tahun, dengan diharapkan gizi ibu hamil akan lebih baik.

3) Beban kerja/Aktifitas

Aktifitas dan gerakan seseorang berbeda-beda, seorang dengan gerak yang otomatis memerlukan energi yang lebih besar dari pada mereka yang hanya duduk diam saja. Setiap aktifitas memerlukan energi, maka apabila semakin banyak aktifitas yang dilakukan, energi yang dibutuhkan juga semakin banyak. Namun pada seorang ibu hamil kebutuhan zat gizi berbeda karena zat-zat gizi yang dikonsumsi selain untuk aktifitas/ kerja zat-zat gizi juga digunakan untuk perkembangan

(3)

8 janin yang ada dikandungan ibu hamil tersebut. Kebutuhan energi rata- rata pada saat hamil dapat ditentukan sebesar 203 sampai 263 kkal/hari, yang mengasumsikan pertambahan berat badan 10-12 kg dan tidak ada perubahan tingkat kegiatan.

4) Penyakit /infeksi

Malnutrisi dapat mempermudah tubuh terkena penyakit infeksi dan juga infeksi akan mempermudah status gizi dan mempercepat malnutrisi, mekanismenya yaitu :

a. Penurunan asupan gizi akibat kurang nafsu makan, menurunnya absorbsi dan kebiasaan mengurangi makanan pada waktu sakit.

b. Peningkatan kehilangan cairan atau zat gizi akibat diare, mual, muntah dan perdarahan yang terus menerus.

c. Meningkatnya kebutuhan, baik dari peningkatan kebutuhan akibat sakit atau parasit yang terdapat pada tubuh.

5) Pengetahuan ibu tentang Gizi

Pemilihan makanan dan kebiasaan diet dipengaruhi oleh pengetahuan, sikap terhadap makanan dan praktek/ perilaku pengetahuan tentang nutrisi melandasi pemilihan makanan. Pendidikan formal dari ibu rumah tangga sering kali mempunyai asosiasi yang positif dengan pengembangan pola-pola konsumsi makanan dalam keluarga. Beberapa studi menunjukkan bahwa jika tingkat pendidikan dari ibu meningkat maka pengetahuan nutrisi dan praktek nutrisi bartambah baik. Usaha-usaha untuk memilih makanan yang bernilai nutrisi semakin meningkat, ibu-ibu rumah tangga yang mempunyai pengetahuan nutrisi akan memilih makanan yang lebih bergizi dari pada yang kurang bergizi.

6) Pendapatan keluarga

Pendapatan merupakan faktor yang menentukan kualitas dan kuantitas makanan. Pada rumah tangga berpendapatan rendah, sebanyak 60 persen hingga 80 persen dari pendapatan riilnya dibelanjakan untuk membeli makanan. Artinya pendapatan tersebut 70-80 persen energi

(4)

9 dipenuhi oleh karbohidrat (beras dan penggantinya) dan hanya 20 persen dipenuhi oleh sumber energy lainnya seperti lemak dan protein.

Pendapatan yang meningkat akan menyebabkan semakin besarnya total pengeluaran termasuk besarnya pengeluaran untuk pangan

2.1.5 Pemeriksaan Penunjang

a. Pemeriksaan Antropometri antara lain: pengukuran LILA(Lingkar Lengan Atas) < 23,5 cm, IMT < 18,5, kenaikan berat badan ibu kurang dari 1 kg pada trimester pertama, kurang dari 3 kg pada trimester kedua, dan kurang dari 6 kg pada trimester ketiga

b. Pemeriksaan Klinis yaitu tampak lemah dan pucat, conjungtiva pucat, nadi lemah atau lambat, keringat dingin

c. Pemeriksaan Laboratorium yaitu serum albumin (gr/100ml) wanita hamil

<3,0 (kurang), 3,0-3,4 (criteria margin), 3,5+(cukup) dan serum protein (gr/100ml) wanita hamil 5,5 (kurang), 5,5-5,9(criteria margin), 6,0+

(cukup).

d. Pemeriksaan Dietetik digunakan food recall 24 jam. Metode ini dapat memberikan gambaran asupan zat gizi yang lebih optimal dan memberikan variasi yang lebih besar tentang intake ibu hamil (individu).

Hasil dibandingkan dengan AKG yakni 1900 kkal ditambah 180 kkal pada trimester I, 300 pada trimester II dan III.

2.1.6 Dampak Kurang Energi Kronis Pada Ibu Hamil

Ibu hamil yang menderita KEK mempunyai resiko kematian ibu mendadak pada masa perinatal atau resiko melahirkan bayi dengan berat bayi lahir rendah (BBLR). Berdasarkan data Departemen Kesehatan RI tahun 2013, sekitar 146.000 bayi usia 0 – 1 tahun dan 86.000 bayi baru lahir (0 – 28 hari) meninggal setiap tahun di Indonesia. Angka kematian bayi adalah 32 per 1000 Kelahiran Hidup, lima puluh empat persen penyebab kematian bayi adalah latar belakang gizi (Depkes, 2013)

Ibu hamil yang menderita kurang energi kronis mempunyai resiko kematian ibu mendadak pada masa perinatal atau resiko melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah. Pada keadaan ini banyak ibu yang meninggal karena perdarahan, sehingga akan meningkatkan angka kematian ibu dan bayi (Chinue, 2009).

(5)

10 2.1.7 Komplikasi

Menurut waryono (2010), komplikasi KEK dibagi 3 yaitu : a. Terhadap ibu

Hal ini dapat menyebabkan risiko dan komplikasi antara lain : anemia, pendarahan, berat badan tidak bertambah secara normal dan terkena penyakit infeksi.

b. Terhadap persalinan

Pada persalinan akan mengakibatkan persalinan sulit dan lama, persalinan sebelum waktunya (premature), dan pendarahan

c. Terhadap janin

Hal ini akan mengakibatkan keguguran atau abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR).

2.1.8 Penatalaksanaan KEK

Penatalaksaan ibu hamil dengan kekurangan energi kronis adalah:

1. Tambahan Makanan

a. Makanan pada ibu hamil sangat penting , karena makanan merupakan sumber gizi yang dibutuhkan ibu hamil untuk perkembangan janin dan tubuhnya sendiri ( notoadmojo,2008).

b. Keadaan gizi pada waktu konsepsi harus dalam keadaan baik, dan selama hamilharus mendapat tambahan protein ,mineral,dan energi (chinue,2009).

c. Istirahat lebih banyak

Ibu hamil sebaiknya menghemat tenaga dengan cara mengurangi kegiatan yang melelahkan . siang 4 jam / hari, malam 8 jam/hari(wiryo, 2002)

(6)

11 2. Pemberian Makanan Tambahan (PMT)

PMT yaitu pemberian tambahan makanan disamping makanan yang di makan sehari-hari untuk mencegah kekurangan energi kronis, Pemberian PMT untuk memenuhi kalori dan protein, serta variasi menu dalam bentuk makanan. Pemenuhan kalori yang harus diberikan dalam program PMT untuk ibu hamil dengan Kekurangan Energi Kronis sebesar 600-700 kalori dan protein 15-20 mg (Chinue, 2009).

a. Contoh makanan tambahan antara lain : susu untuk ibu hamil.Makanan yang berprotein (hewani dan nabati), susu, roti, dan biji-bijian, buah dan sayuran yang kaya vit C, sayuran berwarna hijau tua, buah dan sayuran lain (Nanin Jaja, 2007)

b. Cara mengolah makanan menurut Proverawati (2009) Sebaiknya makanan jangan terlalu lama disimpan. Untuk jenis sayuran segera dihabiskan setelah diolah, susu sebaiknya jangan terlalu lama terkena cahaya karena akan menyebabkan hilangnya vitamin B, jangan digarami daging atau ikan sebelum dimasak dan apabila makanan yang mengandung protein lebih baik dimasak jangan terlalu panas.

c. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk menentukan gizi yang seimbang bagi ibu hamil, yaitu:

kebutuhan aktual selama hamil berbeda-beda untuk setiap individu dan dipengaruhi oleh status nutrisi sebelumnya dan riwayat kesehatan, kebutuhan terhadap satu nutrisi dapat diganggu oleh asupan yang lain, dan kebutuhan akan nutrisi tidak konsisten selama kehamilan.

(7)

12 2.2 Kehamilan

2.2.1 Pengertian

Kehamilan didefinisikan secara berbeda-beda oleh beberapa ahli, namun pada prinsipnya memiliki inti yang sama, Wiknjosastro mendefinisikan kehamilan sebagai suatu proses yang terjadi antara perpaduan sel sperma dan ovum sehingga terjadi konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya hamil normal adalah 280 hari atau 40 minggu dihitung dari haid pertama haid terakhir (HPHT) (Wiknjosastro, 2009).

Kehamilan adalah suatu mata rantai yang berkesinambungan yang terdiri dari ovulasi (pematangan sel) lalu pertemuan ovum (sel telur) dan spermatozoa (sperma) terjadilah pembuahan dan pertumbuhan zigot kemudian bernidasi (penanaman) pada uterus dan pembentukan plasenta dan tahap akhir adalah tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm) (Manuaba, dkk., 2012). Kehamilan adalah kondisi dimana seorang wanita memiliki janin yang sedang tumbuh di dalam tubuhnya. Kehamilan biasanya berkisar 40 minggu atau 9 bulan, dihitung dari awal periode menstruasi sampai melahirkan(Sarwono,2012).

2.2.2 Klasifikasi

Kehamilan menurut Prawirohardjo (2011) diklasifikasikan dalam 3 trimester, yaitu:

a. Trimester kesatu, dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan (0-12 minggu).

b. Trimester kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan (13-27 minggu).

c. Trimester ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan (28-40 minggu).

(8)

13 2.2.3 Tanda-tanda kehamilan

Menurut Siswosudarmo (2009), secara klinis tanda-tanda kehamilan dapat dibagi menjadi dua kategori besar, yaitu sebagai berikut:

1. Tanda kehamilan yang tidak pasti (probable signs)

a. Amenorea, yaitu wanita yang terlambat mengalami haid dalam masa wanita tersebut masih mampu hamil.

b. Mual dan Muntah (morning sickness), sering muncul pada pagi hari dan diperberat oleh makanan yang baunya menusuk.

c. Mastodinia, yaitu rasa kencang dan sakit pada payudara yang disebabkan payudara membesar. Vaskularisasi bertambah, asinus dan duktus berproliferasi karena pengaruh progesterone dan estrogen.

d. Quickening, yaitu persepsi gerakan janin pertama yang bisanya disadari oleh wanita pada kehamilan 18-20 minggu.

e. Keluhan kencing (BAK), frekuensi kencing bertambah dan sering kencing malam disebabkan karena desakan uterus yang membesar dan tarikan oleh uterus ke kranial.

f. Konstipasi, terjadi karena reflek relaksasi progesterone atau dapat juga karena perubahan pola makan.

g. Perubahan berat badan, yang terjadi pada kehamilan 2-3 bulan sering terjadi penurunan berat badan karena nafsu makan menurun dan muntah-muntah.

h. Perubahan temperature, kenaikan temperature basal lebih dari 3 minggu biasanya merupakan tanda-tanda terjadinya kehamilan.

i. Perubahan warna kulit, yaitu warna kulit kehitam-hitaman pada dahi, punggung hidung, dan kulit daerah tulang pipi.

(9)

14 j. Perubahan payudara, akibat stimulasi prolaktin, payudara mensekresi kolostrum bisanya setelah kehamilan enam minggu.

k. Pembesaran perut, menjadi nyata setelah minggu ke-16 karena pada saat ini uterus telah keluar dari rongga pelvis dan menjadi organ rongga perut.

l. Kontraksi uterus, tanda ini muncul belakangan dan pasien mengeluh perutnya kencang, tetapi tidak disertai rasa sakit.

m. Balotemen, yaitu tanda adanya benda terapung melayang dalam cairan.

2. Tanda Pasti Kehamilan. Siswosudarmo (2009) menyebutkan tanda pasti kehamilan adalah sebagai berikut:

a. Denyut jantung janin (DJJ), dapat didengarkan dengan stetoskop laenec atau dengan stetoskop ultrasonic (dopller).

b. Palpasi, terlihat dan teraba gerakan janin, teraba bagian- bagian janin.

c. Rontgenografi, sehingga dapat terlihat gambaran tulang- tulang janin.

d. Ultrasonografi (USG).

e. Test laboratorium, yaitu test inhibisi koagulasi yang bertujuan untuk mendeteksi adanya HCG dalam urin.

3. Manuaba (2010) menyebutkan bahwa tanda-tanda kehamilan dibagi menjadi tiga, yaitu :

a. tanda dugaan hamil b. tanda kemungkinan hamil c. tanda pasti kehamilan.

2.2.4 Pemeriksaan Kehamilan Ante Natal Care (ANC)

Setiap wanita hamil menghadapi risiko kompikasi yang bisa mengancam keselamatan baik ibu maupun janinnya. Oleh karena

(10)

15 itu setiap wanita hamil memerlukan sedikitnya empat kali kunjungan (Saifuddin dkk, 2011: N-2), yaitu :

a. Satu kali kunjungan selama trisemester pertama (sebelum 14 minggu)

b. Satu kali kunjungan selama trisemester kedua (antara minggu 14-28)

c. Dua kali kunjungan selama trisemester ketiga (antara 28-36 dan sesudah minggu ke-36)

2.2.5 Standart Pelayanan Ante Natal Care (ANC)

Dalam melaksanakan Ante Natal Care, ada sepuluh standart pelayanan yang harus dilakukan oleh bidan atau tenaga kesehatan yang dikenal dengan 10 T. Pelayanan atau asuhan standart minimal 10 T adalah sebagai berikut ( Sulistyawati, 2011) :

1. Timbang berat badan 2. Tekanan darah

3. Nilai status gizi ( ukur lingkar lengan atas ) 4. Tinggi fundus uterus

5. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ) 6. Skrining status imunisasi Tetanus dan berikan imunisasi

Tetanus Toksoid (TT)

7. Pemberian Tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan 8. Tes laboratorium (rutin dan khusus)

9. Tatalaksanaan kasus

10. Temu wicara (konseling), termasuk Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) serta KB pasca persalinan.

2.3 Proses terjadinya hiperemesis gravidarum saat kehamilan sehingga bisa menjadi penyebab KEK pada ibu

2.3.1 pengertian

Hiperemesis gravidarum adalah keluhan mual dan muntah hebat lebih dari 10 kali sehari dalam masa kehamilan yang dapat menyebabkan

(11)

16 kekurangan cairan, penurunan berat badan, atau gangguan elektrolit, sehingga menganggu aktivitas sehari-hari dan membahayakan janin dalam kandungan. Mual dan muntah berlebihan yang terjadi pada wanita hamil sehingga menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan kadar elektrolit, penurunan berat badan (lebih dari 5% berat badan awal), dehidrasi, ketosis, dan kekurangan nutrisi. Hal tersebut mulai terjadi pada minggu keempat sampai kesepuluh kehamilan dan selanjutnya akan membaik pada usia kehamilan 20 minggu, namun pada beberapa kasus dapat terus berlanjut sampai pada kehamilan tahap berikutnya (Runiari, 2010 hal 65).

Hampir 50% wanita hamil mengalami mual dan biasanya mual ini mulai dialami sejak awal kehamilan. Mual muntah saat hamil muda sering disebut morning sickness tetapi kenyataannya mual muntah ini dapat terjadi setiap saat. Pada beberapa kasus dapat berlanjut sampai kehamilan trimester kedua dan ketiga, tapi ini jarang terjadi (Ratna, 2010 hal 45).

2.3.2 Patofisiologi hiperemesis gravidarum

Patofisiologi hiperemesis gravidarum dapat disebabkan karena peningkatan Hormone Chorionic Gonodhotropin (HCG) dapat menjadi faktor mual dan muntah. Peningkatan kadar hormon progesteron menyebabkan otot polos pada sistem gastrointestinal mengalami relaksasi sehingga motilitas menurun dan lambung menjadi kosong. Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi ibu hamil muda bila terjadi terus menerus dapat mengakibatkan dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit, serta dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. (Winkjosastro, 2007 hal 185) Pada beberapa kasus berat, perubahan yang terjadi berhubungan dengan malnutrisi dan dehidrasi yang menyebabkan terdapatnya non protein nitrogen, asam urat, dan penurunan klorida dalam darah, kekurangan vitamin B1, B6, B12, dapat mengakibatkan terjadinya anemia (Mitayani, 2009 hal 56)

2.3.3 Pencegahan

Prinsip pencegahan menurut fauziyah (2012) yaitu dengan cara memberikan edukasi tentang diet dan gaya hidup untuk mengurngi gejala

(12)

17 dan meningkatkan kualitas ibu hamil. Diet ibu hamil yaitu makan porsi sedikit tapi sering, kaya akan karbohidrat dan rendah lemak, memberikan makanan seingan seperti snack, kacang, biscuit, menghindari makanan yang bermiyak dan berbau. Makanan sebaiknya di sajikan dalam keadaan panas atau sangat dingin. Edukasi gaya hidup bisa dengan istirahat dan dukungan emosional.

2.3.4 Penatalaksanaan hiperemesis gravidarum

Menurut Manuaba (2010) penatalaksanaan yang dilakukan pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum adalah:

1. Memberikan penjelasan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang fisiologis.

2. Memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah merupakan gejala fisiologis pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan.

3. makan sehari-hari dengan makanan dalam jumlah kecil tetapi sering.

4. pada waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, terlebih dahulu makan roti kering atau biscuit dengan teh hangat.

5. Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaikya dihindari karena dapat memicu muntah.

6. Konsultasi ke dokter.

7. Defekasi yang teratur.

8. Menghindari kekurangan karbohidrat merupakan faktor yang penting, dianjurkan makanan yang banyak mengandung gula.

9. Istirahat yang cukup 10. vitamin

Referensi

Dokumen terkait

Di Dusun Tempayak, Desa Sukakarya, Kecamatan Marau, gedung Gereja pertama dibangun pada tahun 1971, dengan bentuk yang masih sangat sederhana. Kemudian, pada tahun

Atau jika anggota jemaat hanya mau berpartisipasi di komisi, namun tidak mau jika menjadi majelis, pertanyaan pun muncul, “Ada apa dengan majelis Gereja?” Asumsinya,

Berdasarkan data sejak tahun 2007, penggunaan teknologi DSL untuk layanan komunikasi data pelanggan perusahaan berjalan dengan baik, permintaan pasang baru dapat

Penguatan Modal Sosial untuk Pemberdayaan Masyarakat Pedesaan Dalam Pengelolaan Agroekosistem Lahan Kering Studi Kasus di Desa-desa (Hulu DAS) Ex Proyek Bangun

Para produsen Indonesia mungkin memiliki produk yang kualitasnya memadai untuk memenuhi standar atau memperoleh sertifikasi, tetapi di kawasan ASEAN, tempat bagi kebanyakan

Adapun kegunaan ilmiah dari penelitian ini diharapkan mampu memberikan tambahan pengetahuan mengenai daya antibakteri ekstrak etanol daun kelor ( Moringa oleifera )

Penyusunan gagasan proyek perubahan oleh peserta diklat selama masa taking ownership dilaksanakan mulai dengan melakukan diagnosa situasi problematik dan tantangan yang

Hasil penelitian membuktikan bahwa meka- nisme corporate governance yang terdiri dari kepe- milikan manajerial, komisaris independen serta komite audit, belum dapat mengurangi