• Tidak ada hasil yang ditemukan

3. METODE PENELITIAN. 22 Universitas Kristen Petra

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "3. METODE PENELITIAN. 22 Universitas Kristen Petra"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

3. METODE PENELITIAN

3.1. Gambaran dari Objek Penelitian dan Jenis Penelitian 3.1.1. Gambaran dari Objek Penelitian.

Penelitian ini dilakukan di harian Suara Merdeka yang berada di Jalan Pandanaran 30 Semarang untuk bagian Sirkulasi, yang mana perusahaan tersebut ingin mengetahui bagaimana peranan pengendali wilayah pemasaran dan karakteristik wilayah pemasaran terhadap kenaikan tiras koran Suara Merdeka di Jawa Tengah, apakah mengalami perubahan atau tidak dikarenakan banyaknya pesaing-pesaing koran lokal maupun nasional yang masuk ke dalam lingkup Jawa Tengah.

Koran Suara Merdeka mempunyai lingkup pasar daerah Jawa Tengah, segmen pembaca harian Suara Merdeka sendiri berada di daerah Jawa Tengah dengan cara penyajian berita dan gaya bahasanya yang di buat sedemikian rupa, sehingga bisa di terima oleh seluruh lapisan masyarakat, baik itu tukang becak maupun kelas atas (bisnis), misalnya dengan kata-kata yang terdapat dalam tulisan atau artikel mudah dipahami dan untuk target pasar Suara Merdeka berusaha memenuhi keinginan pembacanya dari anak-anak sampai dewasa dengan membuka rubrik atau halaman khusus.

3.1.2. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan peneliti adalah jenis penelitian konklusif yang terdiri dari deskriptif dan kausal. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang memberi gambaran kepada pembaca dan mengungkapkan suatu masalah dan penelitian kasual merupakan tipe penelitian dengan karakteristik masalah berupa hubungan sebab akibat antara dua variabel atau lebih. (Singgih Santoso dan Fandy Tjiptono 2001:44).

Penelitian dilakukan untuk mengetahui program-program yang dilakukan oleh pengendali wilayah pemasaran, peranan pengendali wilayah pemasaran, serta kenaikan tiras perbulan selama 6 bulan dan untuk mengidentifikasi karakteristik wilayah pemasaran.

(2)

Obyek bagi peneliti adalah untuk mengetahui program-program yang dilakukan oleh pengendali wilayah pemasaran, peranan pengendali wilayah pemasaran, kenaikan tiras perbulan selama 6 bulan dan untuk mengidentifikasi karakteristik wilayah pemasaran.

3.1. Teknik Pengumpulan Data 3.2.1. Jenis Data

Data yang digunakan untuk melakukan penelitian adalah data kuantitatif.

Data kuantitatif menekankan pada pengujian teori-teori melalui pengukuran variabel-variabel penelitian dengan angka dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik (Indriantoro dan Supomo, 1999:146). Data yang dipakai berupa data penjualan koran Suara Merdeka.

3.2.2. Sumber Data

Sumber data yang diperoleh berasal dari sumber internal perusahaan berupa data primer maupun data sekunder. Data internal merupakan data yang diperoleh dari badan usaha tempat penelitian dilakukan.

a. Data Primer

Data primer diperoleh peneliti melalui wawancara langsung kepada beberapa pihak yang terlibat dengan bidang yang diteliti untuk memperoleh data dan informasi yang berkaitan dengan penelitian. Dalam hal ini wawancara dilakukan dengan pihak pengendali wilayah untuk mengetahui program- program yang dilakukan oleh pengendali wilayah perkabupaten. Data primer ini digunakan apabila data sekunder tidak bisa didapatkan, data primer dilakukan dengan cara wawancara melalui wawancara dan telepon.

b. Data Sekunder

Data sekunder pada penelitian ini didapatkan Suara Merdeka dan dari BPS (Badan Pusat Statistik).

Data Pengendali Wilayah yang diperoleh dari Suara Merdeka adalah :

ƒ Data mengenai wilayah pemasaran koran Suara Merdeka.

ƒ Data tiras pejualan per bulan selama enam bulan terakhir.

ƒ Data kenaikan tiras perbulan selama enam bulan terakhir.

(3)

ƒ Data program pemasaran dari masing-masing pengendali wilayah pemasaran Suara Merdeka.

ƒ Data latar belakang pengendali wilayah pemasaran Suara Merdeka.

ƒ Data persaingan koran Suara Merdeka Data yang diperoleh dari BPS adalah :

ƒ Data kepadatan penduduk perkabupaten dan kota di Jawa Tengah yang digunakan untuk mengetahui padat atau tidaknya suatu kota dan kabupaten di Jawa Tengah.

ƒ Data mengenai kelulusan pendidikan pada masing-masing kabupaten dan kota di Jawa Tengah, untuk mengetahui seberapa tingkat tingkat pendidikan.

ƒ Data mengenai lapangan usaha pada masing-masing kabupaten dan kota di Jawa Tengah,untuk mengetahui lapangan usaha suatu kabupaten.

ƒ Data PDRB perkabupaten dan kota,untuk mengetahui besar kecilnya pendapatan masing-masing kabupaten dan kota di Jawa Tengah.

ƒ Data sektor-sektor perdagangan, industri, dan pertanian, untuk mengetahui karakteristik wilayah perkabupaten dan kota di Jawa Tengah.

3.2.3. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut : a. Studi Pendahuluan

Dilakukan untuk memperoleh gambaran umum mengenai keberadaan dan aktivitas badan usaha pada bagian divisi sirkulasi.

b. Studi Lapangan

Melakukan pengamatan langsung pada badan usaha yang meliputi obyek penelitian. Beberapa cara yang dilakukan peneliti dalam studi lapangan untuk mengumpulkan data adalah melalui :

ƒ Wawancara

Peneliti melakukan tanya jawab langsung kepada beberapa pihak yang terlibat dengan bidang yang di teliti untuk memperoleh data dan informasi yang berkaitan dengan penelitian.

(4)

Wawancara yang dilakukan adalah untuk mengetahui program-program pemasaran apa saja yang dilakukan oleh pengendali wilayah pemasaran perkabupaten dan kota.

ƒ Dokumentasi

Peneliti mengumpulkan data berupa dokumen atau informasi terekam, seperti program wilayah pemasaran, peranan pengendali wilayah pemasaran, kenaikan tiras perbulan selama 6 bulan dan untuk mengidentifikasi karakteristik wilayah pemasaran.

3.3. Teknik Analisa Data 3.3.1. Definisi Operasional

a. Pengendali wilayah pemasaran dikatakan aktif bila pengendali wilayah yang melakukan atau menjalankan seluruh tugas-tugas rutinitasnya.

b. Pengendali wilayah pemasaran dikatakan tidak aktif bila pengendali wilayah jarang melakukan atau tidak menjalankan seluruh tugas-tugas rutinitasnya . c. Pengendali wilayah pemasaran dikatakan kreatif bila pengendali wilayah

mempunyai banyak program aktivitas pemasaran diluar rutinitas.

d. Pengendali wilayah pemasaran dikatakan tidak kreatif bila pengendali wilayah hanya menjalankan rutinitasnya.

e. Pengendali wilayah pemasaran dikatakan inovatif bila pengendali wilayah menjalankan program yang belum pernah ada sebelumnya.

f. Pengendali wilayah pemasaran dikatakan tidak inovatif bila pengendali wilayah hanya mempunyai program standar yang telah ditentukan oleh pusat.

h. Karakteristik wilayah pemasaran berdasarkan struktur penduduk (kepadatan penduduk), dikelompokkan dalam padat dan tidak padat.

ƒ Padat, bila angka kepadatan berada diatas rata-rata kepadatan penduduk per kabupaten dan kota.

ƒ Tidak padat, bila angka kepadatan berada dibawah rata-rata kepadatan penduduk per kabupaten dan kota.

i. Karakteristik wilayah pemasaran berdasarkan struktur sosial (lulusan siswa), dikelompokkan dalam kelulusan Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah.

(5)

ƒ Penduduk suatu wilayah dapat dikatakan sebagai wilayah yang pendidikannya tinggi bila wilayah tersebut banyak terdapat lulusan siswa j. Karakteristik wilayah pemasaran berdasarkan struktur sosial (lapangan kerja),

dikelompokan dalam wiraswasta dan pegawai atau buruh.

ƒ Lapangan kerja dilihat dari kontribusi terbesar dari para pekerja yang ada di sektor tersebut.

k. Karakteristik wilayah pemasaran berdasarkan struktur ekonomi (nilai PDRB), dikategorikan menurut besar dan kecil.

ƒ Besar, bila angka PDRB berada diatas rata-rata angka PDRB per kabupaten dan kota.

ƒ Kecil, bila angka PDRB berada dibawah rata-rata angka PDRB per kabupaten dan kota.

l. Karakteristik wilayah pemasaran berdasarkan struktur ekonomi (kontribusi sektor terhadap PDRB), dikelompokan dalam tiga sektor yaitu perdagangan, industri, dan pertanian.

ƒ Pembagian sektor ini dilihat berdasarkan rasio antara kontribusi sektor terhadap PDRB.

m. Struktur persaingan koran (posisi relatif).

n. Tiras koran dikatakan tinggi, bila angka tiras berada diatas rata-rata kenaikan tiras selama enam bulan di setiap kabupaten dan kota.

o. Tiras koran dikatakan rendah, bila angka tiras berada dibawah rata-rata kenaikan tiras selama enam bulan di setiap kabupaten dan kota.

3.3.2. Analisa Deskriptif

a. Deskripsi program pemasaran yang dilakukan pengendali wilayah pemasaran berupa modus.

ƒ Deskripsi ini mengenai program pemasaran (aktivitas, kreativitas, dan inovasi).

b. Deskripsi karakteristik wilayah berupa mean, modus, nilai maximum, nilai minimum dan standardeviasi.

ƒ Deskripsi ini mengenai struktur penduduk (kepadatan penduduk), struktur sosial (lulusan siswa), struktur sosial (lapangan kerja), struktur ekonomi

(6)

(nilai PDRB), struktur ekonomi (kontribusi sektor terhadap PDRB), dan struktur persaingan (posisi relatif).

c. Deskripsi tiras koran berupa mean, modus, dan nilai maximum, nilai minimum dan standardeviasi.

ƒ Deskripsi ini mengenai tiras koran per bulan selama 6 bulan di setiap kabupaten dan kota, dan kenaikan tiras per bulan selama 6 bulan di setiap kabupaten dan kota.

3.3.3. Analisa Crosstabulasi

Menurut Malhotra (2004: 438) analisa crosstabulasi adalah analisa yang menyajikan data dalam bentuk tabulasi, yang meliputi baris dan kolom. Data tabulasi antara peranan pengendali wilayah dan karakteristik wilayah terhadap kenaikan tiras Suara Merdeka adalah :

a. Program aktivitas pemasaran dengan kenaikan tiras perkabupaten dan kota perbulan selama 6 bulan berdasarkan peranan pengendali wilayah pemasaran.

Kategori Program Aktivitas

Tidak Aktif Aktif

Rendah

Kategori Kenaikan tiras perkabupaten dan kota

per bulan selama 6 bulan Tinggi

b. Program kreativitas pemasaran dengan kenaikan tiras perkabupaten dan kota perbulan selama 6 bulan berdasarkan peranan pengendali wilayah pemasaran.

Kategori Program Kreativitas

Tidak Kreatif Kreatif

Rendah

Kategori Kenaikan tiras perkabupaten dan kota per bulan

selama 6 bulan Tinggi

c. Program inovasi pemasaran dengan kenaikan tiras per kabupaten dan kota perbulan selama 6 bulan berdasarkan peranan pengendali wilayah pemasaran.

(7)

d. Struktur penduduk (kepadatan penduduk) dengan kenaikan tiras perkabupaten dan kota perbulan selama 6 bulan berdasarkan karakteristik wilayah pemasaran.

Kategori Kepadatan Penduduk

Padat Tidak Padat

Rendah

Kategori Kenaikan tiras perkabupaten dan kota per

bulan selama 6 bulan Tinggi

e. Struktur sosial (lulusan siswa) dengan kenaikan tiras perkabupaten dan kota perbulan selama 6 bulan berdasarkan karakteristik wilayah pemasaran.

Kategori Lulusan Siswa Sekolah

Dasar

Sekolah Menengah Rendah

Kategori Kenaikan tiras perkabupaten dan kota per

bulan selama 6 bulan Tinggi

f. Struktur sosial (lapangan kerja) dengan kenaikan tiras perkabupaten dan kota perbulan selama 6 bulan berdasarkan karakteristik wilayah pemasaran.

Kategori Lapangan Kerja

Wiraswasta Pegawai/Buruh

Rendah

Kategori Kenaikan tiras perkabupaten dan kota per

bulan selama 6 bulan Tinggi

g. Struktur ekonomi (nilai PDRB) dengan kenaikan tiras perkabupaten dan kota perbulan selama 6 bulan berdasarkan karakteristik wilayah pemasaran.

Kategori Program Inovasi

Tidak Inovatif Inovatif

Rendah

Kategori Kenaikan tiras perkabupaten dan

kota per bulan selama 6 bulan

Tinggi

(8)

Kategori Nilai PDRB

Besar Kecil

Rendah

Kategori Kenaikan tiras perkabupaten dan kota per

bulan selama 6 bulan Tinggi

g. Struktur ekonomi (kontribusi sektor terhadap PDRB) dengan kenaikan iras perkabupaten dan kota perbulan selama 6 bulan berdasarkan karakteristik wilayah pemasaran.

Kategori Kontribusi sektor terhadap PDRB

Pertanian Perdagangan dan

Industri Rendah

Kategori Kenaikan tiras perkabupaten

dan kota per bulan selama 6

bulan Tinggi

h. Struktur persaingan (posisi relatif) dengan kenaikan tiras perkabupaten dan kota perbulan selama 6 bulan berdasarkan karakteristik wilayah pemasaran.

Kategori Persaingan Posisi Relatif Suara

Merdeka

Jawa

Pos Kompas Koran Lain Rendah

Kategori Kenaikan tiras perkabupaten dan kota per bulan

selama 6 bulan Tinggi

Variabel-variabel kategori berikut ini :

a. Kategori aktivitas dengan kategori kenaikan tiras per bulan selama 6 bulan.

b. Kategori kreativitas dengan kategori kenaikan tiras per bulan selama 6 bulan.

c. Kategori inovasi dengan kategori kenaikan tiras per bulan selama 6 bulan.

d. Kategori kepadatan penduduk dengan kategori kenaikan tiras per bulan selama 6 bulan.

(9)

e. Kategori lulusan siswa dengan kategori kenaikan tiras per bulan selama 6 bulan.

f. Kategori lapangan kerja dengan kategori kenaikan tiras per bulan selama 6 bulan.

g. Kategori nilai PDRB dengan kategori kenaikan tiras per bulan selama 6 bulan.

h. Kategori kontribusi sektor terhadap PDRB dengan kategori kenaikan tiras per bulan selama 6 bulan.

i. Kategori persaingan posisi relatif dengan kategori kenaikan tiras per bulan selama 6 bulan.

Kategori-kategori diatas memiliki peran terhadap kenaikan tiras bila hubungan antara variabel kategorial tersebut terhadap variabel kenaikan tiras memiliki nilai Χ² yang signifikan dan contingency coeficient atau phi coeficient yang kuat.

3.3.4. Analisa Chi-Square

Menurut Malhotra (2004:444) analisa chi-square adalah nilai statistik yang bertujuan untuk melihat keterikatan atau kaitan antara dua variabel yang telah ditabulasikan.

Rumus Uji Chi – Square :

ĸ (Oij – Eij)² Χ² = ∑ ————

i=1 Eij (3.1)

Dimana:

nio.noj Eij = ————

n (3.2)

Keterangan :

nio = jumlah baris ke - i

(10)

noj = jumlah kolom ke – i n = jumlah sample

oi = frekuensi observasi dalam baris i dan kolom j Eij = frekuensi harapan dari baris i dan kolom j k = banyaknya kategori

Menurut Malhotra (2004:445) phi coefficient adalah untuk mengukur kekuatan asosiasi dispesial kasus dari sebuah tabel 2x2.

Rumus Phi Coefficient :

x² φ = ———— , -1 ≤ φ ≤ 1

n (3.3)

φ = kekuatan hubungan antara baris dan kolom.

n = sample size

Syarat phi coeficient

Bila φ=0 atau mendekati 0, maka hubungan antara kedua variabel sangat lemah atau tidak terdapat hubungan sama sekali.

Bila φ=1 atau memdekati 1, maka hubungan antara kedua variabel sangat kuat sekali dan positif.

Bila φ= -1 atau memdekati -1, maka hubungan antara kedua variabel sangat kuat sekali dan negatif.

Menurut Malhotra (2004:446) contingency coefficient adalah sebuah pengukuran tentang kekuatan asosiasi pada sebuah tabel segala ukuran.

(11)

Rumus Contingency Coefficient :

x² C = ———— , 0 ≤ C ≤ 1

n + x² (3.4)

C= kekuatan hubungan antara baris dan kolom.

n = sample size

Syarat contingency coeficient

Bila C=0 atau mendekati 0, maka hubungan antara kedua variabel sangat lemah atau tidak terdapat hubungan sama sekali.

Bila C=1 atau memdekati 1, maka hubungan antara kedua variabel sangat kuat sekali dan positif.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam analisis regresi data panel terdapat pendekatan untuk mengestimasi model regresi data panel yang tepat, yaitu pooled least square, fixed effects model, dan

Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari konstruk, dikatakan reliable jika jawaban dari responden terhadap pernyataan

Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui apakah profitability, growth opportunities, solvability, asset utilization, kurs, tingkat inflasi dan suku bunga deposito

Metode penelitian kuantitatif menggunakan data penelitian berupa angka-angka dan dianalisis menggunakan statistik (Sugiyono 2018, p. Sesuai dengan metode tersebut, dalam

Data primer adalah data yang diperoleh penulis secara langsung dari sumber penelitian melaui melalui kuesioner dan wawancara sesuai dengan yang dibutuhkan

Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti dalam meneliti isi tentang trend report dalam majalah Elle Indonesia edisi selama setahun adalah dengan menggunakan

Behavioral intentions adalah sikap atau perilaku yang akan ditunjukan pelanggan setelah melakukan menerima layanan dari Amaris Hotel. a) Word of mouth, yaitu suatu

Dalam penelitian ini, analisa regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh antara variabel bebas yaitu lingkungan fisik, kualitas layanan, kualitas